Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap sel memiliki keistimewaan, antara lain memiliki membran yang merupakan batasdari sel dan
bagian internalnya yang bervariasi. Membran sel beperan dalam menetapkan batas- batas dari sel,
sebagai tempat terjadinya fungsi- fungsi khusus, berisi protein transport yangmenyediakan dan
mengatur pergerakan substansi-subtansi yang masuk ke dan keluar dari sel dan bagian-bagiannya,
mengandung reseptor yang diperlukan untuk mendeteksi sinyal-sinyaleksternal dan melakukan suatu
mekanisme untuk komunikasi sel (Becker, dkk., 2000).Membran sel bersifat permeabel terhadap ion
dan molekul polar spesifik. Permeabilitasmerupakan kemampuan yang dimiliki oleh membran sel
dalam dalam menyaring partikel partikel yang akan melalui membran sel. Permeabilitas membran
tergantung pada fluiditas intihidrofobik membran dan aktivitas protein pengangkutnya. Oleh karena
itu, keadaan lingkunganyang dapat mengganggu keduanya akan mempengaruhi permeabilitas
membran terhadap suatusolut. Substansi hidrofilik menghindari kontak dengan bilayer lipid dengan
lewat melalui proteintranspor yang merintangi membran. Sejumlah protein transpor berfungsi karena
memiliki saluranhidrofilik yang digunakan oleh molekul tertentu sebagai saluran untuk melewati
membran.Protein transpor lain mengikat senyawa yang dibawa dan secara fisik
menggerakkannyamelintasi membran. Dengan demikian, permeabilitas selektif membran tergantung
padarintangan pembeda pada bilayer lipid maupun protein transpor spesifik yang ada di
dalammembran (Campbell, dkk., 2000). Derajat kristalinitas suatu membran juga akan mempengaruhi
permeabilitas dan permselektivitas, juga sifat mekanik membran. Jika derajat kristalinitas besar,maka
membran bersifat kurang elastis dan kekuatan tariknya kecil. Kristalinitas polimer jugaakan
mempengaruhi pembentukan pori dan ketahanan membran terhadap pengaruh perubahanfisik
seperti tekanan dan suhu. (Kesting, 1971). Permeabilitas membrane merupakan ukurankecepatan
suatu spesi menembus membran. Permeabilitas dipengaruhi oleh jumlah pori, ukuran pori, tekanan
yang dioperasikan dan ketebalan membran. Permeabilitas sering dinyatakan sebagifluks (koefisien
permeabilitas). Definisi fluks adalah jumlah volume permeat yang melewati satusatuan luas
membrane dalam waktu tertentu dengan adanya gaya dorong, dalam hal ini adalahtekanan (Mulder,
1996)Membran sel terdiri atas dua lapis molekul fosfolipid. Bagian ekor dengan asam lemak yang
bersifat hidrofobik (non polar), kedua lapis molekul tersebut saling berorientasi kedalam,sedangkan
bagian kepala bersifat hidrofilik (polar), mengarah ke lingkungan yang berair.Komponen protein
terletak pada membrane dengan posisi yang berbeda-beda. Beberapa proteinterletak periferal,
sedangkan yang lain tertanam integral dalam lapis ganda fosfolipid (Bima.2008). Terdapat sekitar 50%
lipid dari massa membran plasma sel kebanyakan hewan danhamper seluruh sisanya adalah protein.
Membran plasma memiliki peran sebagai membran yangselective permeabel. membran ini
memungkinkan beberapa substansi dapat melintasinya denganmudah daripada substansi yang lain.
Permeabilitas membrane tergantung pada fluiditas intihidrofobik membran dan aktivitas protein
pengangkutnya. Keadaan lingkungan jugamempengaruhi permeabilitas membran terhadap suatu
larutan (Bima, 2008).

1.2 Rumusan Masalah


1.Menjelaskan pengertian transpor aktif ?
2.
1.3 Tujuan Masalah

BAB ll PEMBAHASAN

2.4 Transpor aktif


Pada sel-sel akar tumbuhan terdapat penumpukan mineral. Artinya, konsentrasi mineral di dalam sel
lebih tinggi daripada di luar sel, atau potensial air di luar sel lebih tinggi dibandingkan dengan potensial
air di dalam sel. Oleh karena itu, osmosis dari luar sel ke dalam sel tetap berlangsung untuk mencegah
plasmolisis. Akan tetapi, keadaan ini menghambat pengambilan mineral dari luar ke dalam sel melalui
difusi, terutama karena membran sel memiliki permeabilitas yang sangat rendah. Untuk mengatasi
hal tersebut, diperlukan transpor aktif yang melibatkan energi dari ATP agar ion-ion dapat masuk ke
dalam sel. ATP adalah molekul pembawa energi di dalam sel (Kimball, 1999).

Transpor aktif merupakan transpor partikel-partikel melalui membran semipermeabel yang bergerak
melawan gradien konsentrasi yang memerlukan energi dalam bentuk ATP. Transpor aktif berjalan dari
larutan yang memiliki konsentrasi rendah ke larutan yang memiliki konsentrasi tinggi, sehingga dapat
tercapai keseimbangan di dalam sel. Adanya muatan listrik di dalam dan luar sel dapat mempengaruhi
proses ini, misalnya ion K+, Na+ dan CL -.

2.6 Difusi

Difusi merupakan perpindahan partikel zat dari larutan berkonsentrasi tinggi ke larutan
berkonsentrasi rendah. Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar, lambat
laun cairan teh menjadi manis.

Peristiwa difusi pada tumbuhan sangat penting untuk keseimbangan hidup tumbuhan. Karbon
dioksida (CO2) dan oksigen (O2) diambil oleh tumbuhan dari udara melalui proses difusi. Pengambilan
air dan garam mineral oleh tumbuhan dari dalam tanah, salah satunya melalui proses difusi. Difusi zat
dari dalam tanah ke dalam tubuh tumbuhan disebabkan konsentrasi garam mineral di tanah lebih
tinggi daripada di dalam sel. Demikian juga gas CO2 di udara masuk ke dalam tubuh tumbuhan karena
konsentrasi CO2 di udara lebih tinggi daripada di dalam sel tumbuhan. Sebaliknya, O2 dapat berdifusi
keluar tubuh tumbuhan jika konsentrasi O2 dalam tubuh tumbuhan lebih tinggi akibat adanya
fotosintesis dalam sel (Loveless, 1991)

Difusi merupakan peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian
berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah, sedangkan osmosis adalah perpindahan
air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat
(Kustiyah, 2007). Contoh peristiwa difusi yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar
dan contoh peristiwa osmosis adalah kentang yang dimasukkan ke dalam air garam.

Kecepatan difusi ditentukan oleh : Jumlah zat yang tersedia, kecepatan gerak kinetik dan jumlah celah
pada membran sel. Difusi sederhana ini dapat terjadi melalui dua cara:

a. Melalui celah pada lapisan lipid ganda, khususnya jika bahan berdifusi terlarut lipid

b. Melalui saluran licin pada beberapa protein transpor.

Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi
zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.

l) Mekanisme difusi
Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah. Difusi melalui membran dapat berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu difusi
sederhana (simple difusion),difusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein transmembran (simple
difusion by chanel formed), dan difusi difasilitasi(fasiliated difusion). Difusi sederhana melalui
membrane berlangsung karena molekul-molekul yang berpindah atau bergerak melalui membran
bersifat larut dalam lemak (lipid) sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran secara
langsung. Membran sel permeabel terhadap molekul larut lemak seperti hormon steroid, vitamin A,
D, E, dan K serta bahan-bahan organik yang larut dalam lemak, Selain itu, memmbran sel juga sangat
permeabel terhadap molekul anorganik seperti O,CO2, HO, dan H2O.

Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat menembus membran
melalui saluran atau chanel. Saluran ini terbentuk dari protein transmembran, semacam pori dengan
diameter tertentu yang memungkinkan molekul dengan diameter lebih kecil dari diameter pori
tersebut dapat melaluinya. Sementara itu, molekul – molekul berukuran besar seperti asam amino,
glukosa, dan beberapa garam – garam mineral, tidak dapat menembus membrane secara langsung,
tetapi memerlukan protein pembawa atau transporter untuk dapat menembus membran. Proses
masuknya molekul besar yang melibatkan transporter dinamakan difusi difasilitasi.

2) Mekanisme Difusi dan Difasilitasi

Difusi difasilitasi (facilitated diffusion) adalah pelaluan zat melalui rnembran plasrna yang melibatkan
protein pembawa atau protein transporter. Protein transporter tergolong protein transmembran yang
memliki tempat perlekatan terhadap ion atau molekul vang akan ditransfer ke dalam sel. Setiap
molekul atau ion memiliki protein transforter yang khusus, misalnya untuk pelaluan suatu molekul
glukosa diperlukan protein transforter yang khusus untuk mentransfer glukosa ke dalam sel. Protein
transporter untuk grukosa banyak ditemukan pada sel-sel rangka, otot jantung, sel-sel lemak dan sel-
sel hati, karena sel – sel tersebut selalu membutuhkan glukosa untuk diubah menjadi energi.

Faktor yang mempengaruhi difusi :

1. Suhu, makin tinggi difusi makin cepat

2. BM makin besar difusi makin lambat

3. Kelarutan dalam medium, makin besar difusi makin cepat

4. Perbedaan Konsentrasi, makin besar perbedaan konsentrasi antara dua bagian, makin besar proses
difusi yang terjadi.

5. Jarak tempat berlangsungnya difusi, makin dekat jarak tempat terjadinya difusi, makin cepat
proses difusi yang terjadi.

6. Area Tempat berlangsungnya Difusi, makin luas area difusi, makin cepat proses difusi.

2.7 Osmosis

Pada gambar diatas, air akan berpindah dari B (larutan yang konsentrasi airnya tinggi) menuju A
(larutan yang konsentrasi airnya rendah) melalui membran semi permeabel sehingga diperoleh hasil
larutan isotonis, yaitu konsentrasi air sama untuk dua larutan antara A dan B, walaupun hasil akhirnya
nanti volume antara A dan B berbeda.

Keadaan di atas terjadi juga pada peristiwa osmosis pada penyerapan air tanah ke dalam sel akar. Jika
terdapat dua larutan yang tidak sama konsentrasinya, maka molekul air melewati membran sampai
kedua larutan seimbang. Jika sel dimasukkan ke dalam larutan isotonis, bentuk sel tetap karena
keadaan seimbang. Akan tetapi, jika sel tumbuhan berada dalam larutan hipertonis (konsentrasi
larutan lebih tinggi daripada cairan sel), air dalam plasma sel akan berosmosis keluar sehingga sel
mengerut/menyusut. Protoplasma yang kekurangan air menenyusut volumenya mengakibatkan
membran sel terlepas dari dinding sel, sehingga terjadi plasmolisis.

Sebaliknya, jika sel berada dalam larutan hipotonis (konsentrasi larutan lebih rendah daripada cairan
sel), air dari luar akan masuk ke dalam sel sehingga sel membengkak. Pada larutan hipertonik,
sebagian besar molekul air terikat (tertarik) ke molekul gula (terlarut), sehingga hanya sedikit molekul
air yang bebas dan bisa melewati membran. Sedangkan pada larutan hipotonik, memiliki lebih banyak
molekul air yang bebas (tidak terikat oleh molekul terlarut), sehingga lebih banyak molekul air yang
melewati membran (Kustiyah, 2007)

Osmosis merupakan difusi air dari daerah yang memiliki potensial air lebih tinggi ke daerah yang
potensial airnya lebih rendah, melalui suatu membran semi permeabel. Potensial osmotik suatu
larutan selalu negatif yang ekivalen dengan nilai tekanan osmotiknya yang sebenarnya. Plasmolisis
adalah peritiwa melepasnya plasmalemma atau mebran plasma dari dinding sel karena dehidrasi
(hilangnya air sel) bila sel berada di lingkungan larutan yang hipertonis.

Untuk memenuhi kebutuhan materi dan mempertahankan keseimbangan fisiologi didalam tubuhnya,
tumbuhan melakukan beberapa aktivitas, di antaranya adalah absorbsi (penyerapan), transportasi
(pengangkutan) atau translokasi (pemindahan) dan transpirasi (pelepasan air melalui stomata).
Beberapa prinsip yang berhubungan dengan proses penyerapan pada akar :

1. Penyerapan air tanah oleh akar dapat terjadi melalui meknisme imbibisi, difusi, osmosis dan
transpor aktif.

2. Pada tumbuhan darat, penyerapan gas-gas (O2 dan CO2) lebih banyak melalui sedangkan ion-ion
dalam larutan tanah melalui akar. Pada tumbuhan air hampir seluruh permukaan tubuhnya dapat
melakukan penyerapan air beserta gas-gas dan ion-ion yang terlarut di dalamnya.

Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut, dari larutan yang
konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang konsentrasi zat pelarutya rendah melalui
selaput atau membran selektif permeabel atau semi permeabel. Jika di dalam suatu bejana yang
dipisahkan oleh selaput semipermiabel, jika dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput
semipermiabel ditempatkan dua larutan glukosa yang terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa
sebagai zat terlarut dengan konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif permeabel,
maka air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan bergerak atau berpindah menuju larutan
glukosa yang konsentrainya tinggi melalui selaput permeabel.

Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang
mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami,
tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi
pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang
dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke
larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor (Keenan, et al,. 1984).

Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini dapat menjelaskan
mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel. Pada hewan, untuk bisa bertahan dalam
lingkungan yang hipotonik atau hipertonik, maka diperlukan pengaturan keseimbangan air, yaitu
dalam proses osmoregulasi.

Faktor–faktor yang mempengaruhi terjadinya osmosis pada sel hidup :

Ukuran zat terlarut: semakin banyak zat terlarut maka peristiwa terjadinya osmosis akan semakin
cepat. Karena zat terlarut memiliki tekanan osmotik yang berfungsi untuk memecah zat pelarut
bergerak melalui membrane semipermeable.

Tebal membran: semakin tebal suatu membrane akan memperhambat terjadinya osmosis. Karena
dapat menyebabkan semakin sulitnya zat terlarut menembus membrane tersebut.

Luas permukaan

Jarak zat pelarut dan zat terlarut

Suhu

2.8 Difusi Terfasilitasi

Transport dengan cara difusi fasilitas mempunyai perbedaan dengan difusi sederhana yaitu difusi
fasilitas terjadi melalui carrier spesifik dan difusi ini mempunyai kecepatan transport maksimum
(Vmax). Suatu bahan yang akan ditransport lewat cara ini akan terikat lebih dahulu dengan carrier
protein yang spesifik, dan ikatan ini akan membuka channel tertentu untuk membawa ikatan ini ke
dalam sel. Jika konsentrasi bahan ini terus ditingkatkan, maka jumlah carrier akan habis berikatan
dengan bahan tersebut sehingga pada saat itu kecepatan difusi menjadi maksimal (Vmax). Pada difusi
sederhana hal ini tidak terjadi, makin banyak bahan kecepatan transport bahan maakin meningkat
tanpa batas.

Difusi terfasilitasi adalah sejenis transpor pasif yang molekul solutnya bergerak menuruni gradien
konsentrasi dengan bantuan protein pembawa pada membran. Suatu protein pembawa mengambil
sebuah molekul, kemudian protein tersebut berubah ke bentuk alternatifnya untuk menyimpan
molekul ke sisi lain membran. Dalam hal ini tidak diperlukan masukan energi(Bresnick:2003)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Difusi dan osmosis merupakan transpor pasif zat. Selain difusi dan osmosis juga ada difusi
terfasilitasi yang juga merupakan transpor pasif.

-Difusi adalah pergerakan zatdari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah tanpa memerlukan
energi.
-Osmosis adalah pergerakan zat melalui membran dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
tanpa memerlukan energi.

-Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi adalah temperatur, ukuran molekul, berat molekul,
gradien konsentrasi, luas permukaan membran, kelarutan, dan jarak tempat berlangsungnya difusi.

-Faktor-faktor yang mempengaruhi osmosis adalah temperatur, zat terlarut, luas permukaan, jarak
zat terlarut dan pelarut, ukuran molekul, dan tebal membran.

3.2 Saran

Daftar Pustaka

Alkatiri, S. 1996. Kajian Ringkas Biologi. Airlangga University Press: Surabaya.

Annur, H dan H.H, Santosa, 2008, Analisa Temperatur Pada Proses Difusi Obat Dalam Membran
Dengan Metode Diferensial Parabolik Untuk Mendeteksi Sinyal Fotoakustik, Jurnal Ilmiah GIGA, Vol.
11, No.3, Hal: 45-56.

Bresnick, S. 2003. Intisari Biologi. Hipokrates: Jakarta.

Keenan, Donald, dan Jesse. 1984. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Erlangga: Jakarta.

Kimball, J.W. 1999. Biologi Edisi Pertama. Erlangga: Jakarta.

Kustiyah, 2007, Miskonsepsi Difusi dan Osmosis Pada Siswa MAN Model Palangkaraya, Jurnal Ilmiah
Guru Kanderang Tingang, Vol. 1, No. 1, Hal: 24-37.

Loveless, A.R. 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik I. Gramedia Pustaka
Utama: Jakarta.

Parjatmo,W. 1987. Biologi Umum I. Angkasa Bandung: Bandung.

Santoso, B. 2005. Biologi dan Kecakapan Hidup. Ganeca Exact : Jakarta.

Yusuf, E., T.A. Rachmanto dan R. Laksmono, 2008, Pengolahan Air Payau Menjadi Air Bersih Dengan
Menggunakan Membran Reverse Osmosis, Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan, Vol. 1, No. 1, Hal : 6-15.

Anda mungkin juga menyukai