PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pada tahun 1981 telah berkembang menjadi masalah kesehatan global . HIV/AIDS
isu sensitive dibidang kesehatan. HIV juga menjadi isu internasional karena HIV
telah menyerang banyak manusia di seluruh penjuru dunia. Menurut data dari
United Nations Programme on HIV/ AIDS (UNAIDS) dalam laporannya pada hari
AIDS sedunia tahun 2012, menyatakan hingga tahun 2011 diperkirakan ada
sebanyak 34 juta orang hidup dengan HIV/AIDS, sebanyak 2,5 juta kasus baru
terinfeksi HIV, dan 1,7 juta kematian disebabkan AIDS. Negara yang memiliki
penduduk yang positif HIV/ AIDS adalah region Sub Sahara, diikuti Asia pada
peringkat kedua yakni 4,8 juta kasus. Indonesia menempati posisi ke lima dari
seluruh negara di Asia setelah India, Myanmar, Nepal, dan Thailand. HIV/AIDS
isu sensitive dibidang kesehatan. HIV juga menjadi isu internasional karena HIV
Menurut data WHO 2014 total kasus infeksi HIV di akhir tahun 2012
mencapai 75 juta orang. Lebih dari 36 juta orang meninggal akibat AIDS di
seluruh dunia sejak penyakit ini ditemukan untuk pertama kalinya pada
tahun 1981. Data WHO juga menunjukkan bahwa 0,8% orang dewasa (15-49
1987. Sampai dengan September 2014, HIV/ AIDS tersebar di 386 dari 498
jumlah penderita HIV/ AIDS yang cukup signifikan dari sebelumnya tahun 2012
sebanyak 21.551 menjadi 150.296 orang dengan HIV, dan AIDS sebanyak 55.799
Sejak ditemukannya kasus HIV di Sulawesi Utara pada tahun 1997 maka
terlihat pertambahan kasus baru yang semakin membesar pada 5 tahun terakhir.
Kasus dan tercatat hingga bulan Desember 2016 penderita HIV/AIDS di Sulawesi
Utara sebanyak 2.384 kasus, yaitu untuk kasus HIV sebanyak 742 kasus dan kasus
AIDS sebanyak 1.642 kasus. Pada sepanjang tahun 2016 di temukan 83 kasus
HIV baru pada golongan umur 20 – 29 tahun dan 224 kasus AIDS pada golongan
umur 30 – 49 tahun. Kematian akibat AIDS di tahun 2016 sebanyak 1 orang pada
keterpurukan.
Penanganan HIV/ AIDS tidak hanya segi medis saja, tetapi layanan
pada individu, keluarga dan masyarakat. Individu yang menderita HIV/ AIDS,
keluarga dan masyarakat, terutama keluarga takut tertular, serta adanya stigma
juga karena rasa bosan, banyaknya jenis obat, efek samping serta komplikasi yang
mungkin dialami. Untuk mencegah resistensi obat dan tetap bertahan dengan
kepatuhan yang tinggi, memerlukan disiplin pribadi dan bantuan agar selalu
penyakit, baik fisik, psikologis maupun sosial. Dukungan keluarga terdiri dari
lebih mudah sembuh dari sakit, fungsi kognitif, fisik dan kesehatan emosi
kedekatan hubungan merupakan sumber yang paling penting, karena salah satu
pencegahan sampai merawat keluarga yang sakit (Nursalam & Kurniawati, 2007;
Padila, 2012).
januari hinggan juni 2018 berjumlah 178 orang. Menurut wawancara yang
dilakukan peneliti bahwa 3 dari 5 ODHA mengatakan bahwa merasa tidak puas
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini “Apa
kah Ada Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup Pada Penderita
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Manado.
2. Tujuan Khusus
Manado.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
b. Bagi Peneliti
ODHA.
c. Bagi Pasien
lebih luas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
darah putih sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang
pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang
jumlah ODHA yang dilaporkan jauh lebih kecil dari pada jumlah ODHA
Hal ini berarti bahwa jumlah pengidap infeksi HIV dan AIDS yang
2. Etiologi
III. Kemudian atas kesepakatan internasional pada tahun 1986 nama virus
dirubah menjadi HIV (Herawati, 2012). Virus HIV hidup dalam darah,
saliva, semen, air mata dan mudah mati diluar tubuh. HIV dapat juga
ditemukan dalam sel monosit, makrotag dan sel glia jaringan otak. Banyak
orang yang terinfeksi oleh virus AIDS dan hanya sedikit yang yang berani
2012)
Helper.
memnyebabkan leukemia.
3. Patogenesis
secret vagina, serta transmisi dari ibu ke anak. Tiga cara penularan HIV
seorang pengidap. Hal ini adalah cara yang paling umum terjadi,
jarum suntik tidak steril atau pemakaian bersama jarum suntik dan
petugas kesehatan mempunyai resiko 0,5% dan mencakup < 0,1% total
kasus sedunia.
c. Transmisi secara vertical dari ibu hamil mengidap HIV pada bayinya
respon imun humoral maupun selular. Sindrom ini akan hilang sendiri
setelah 1–3 minggu. Kadar virus yang tinggi dalam darah dapat diturunkan
upaya eliminasi oleh respon imun. Titik keseimbangan yang disebut sel
1-3 bulan setelah infeksi, tetapi pernah juga dilaporkan sampai 8 bulan.
Kemudian pasian akan memasuki masa tanpa gejala. Dalam masa ini
yang terjadi setelah replikasi persisten HIV dengan kadar RNA virus
asing (termasuk virus). Namun justru sel inilah yang di infeksi dan
kemudian dirusak oleh HIV. Karena proses infeksi dan pengambilan aliran
rata–rata masa infeksi HIV sampai menjadi AIDS adalah 8–10 tahun,
minggu sesudah itu orang yang terinfeksi sering kali menderita penyakit
ringan sehari–hari seperti flu dan diare. Selain itu penderita juga sering
merasa tidak sehat meski dari luar nampak sehat. Keadaan penderita yang
terinfeksi ini bisa disebut dengan sindrom HIV akut. Gejala ini serupa
dengan gejala infeksi virus pada umumya yaitu berupa demam, sakit
kelenjar dan rasa lemah. Pada sebagian orang, infeksi dapat berat disertai
beberapa minggu. Dalam waktu 3–6 bulan kemudian, tes serologi baru
akan positif, karena telah terbentuk anti bodi. Masa 3–6 bulan ini disebut
primer penderita akan masuk kedalam masa tanpa gejala. Pada masa ini
virus terus berkembang biak secara progresif di kelenjar limfe. Masa ini
berlangsung cukup panjang yaitu 5–10 tahun, setelah masa ini pasian akan
pada suatu kelompok masyarakat). Dari factor risiko inilah yang kemudian
suntik tidak steril pada penasun (8.4%) dan LSL (Lelaki Seks Lelaki)
suntik tidak steril pada penasun (7.8%), dari ibu positif HIV ke anak (5%),
bergantian dengan orang lain (misalnya tindik, tato, silet cukur, dan lain-
menggunakan darah serta produk darah yang bebas dari HIV untuk pasien
(Nursalam, 2009). WHO mencanangkan empat strategi untuk mencegah
penularan HIV dari ibu ke bayi dan anak, yaitu dengan mencegah jangan
supaya tidak menular pada bayi dan anaknya, namun bila ibu dan anknya
dihadapi.
meliputi :
a. Pengobatan suportif
Pengobatan ini terdiri dari pemberian gizi yang baik, obat simtomatik,
secara langsung dan resistensi HIV terhadap obat ARV. (Depkes RI,
2012)
B. Konsep Dukungan Keluarga
serta mengasihi dan akan efektif apabila terjalin hubungan saling percaya.
sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. (Alimul, 2012)
verbal, sasaran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh
emosional atau pengaruh pada tingkah laku penerimanya. Dalam hal ini
berperan dilingkingan.
c. Fungsi reproduktif
d. Fungsi ekonomis
kesehatan.
perubahannya.
tidak terjadi.
bisa menerima ODHA dengan besar hati dan tidak melakukan diskriminasi
Hal itu terjadi terutama pada ODHA yang secara kejiwaan lemah, tak bisa
Menurut House dan Kahn (1985) dalam Friedman (2012), terdapat empat
a. Dukungan Emosional
Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk bersistirahat dan
b. Dukungan Penilaian
c. Dukungan instrumental
d. Dukungan informasional
sedang dihadapi.
C. Konsep Kualitas Hidup
individu mengenai posisi individu dalam hidup dalam konteks budaya dan
kehidupan dalam konteks budaya dan system nilai tempat ia tinggal. Jadi
dalam skala yang luas meliputi berbagai sisi kehidupan seseorang baik dari
kenyamanan hidup, status mental dan rasa aman (Snoek, dalam Indahria,
2013)
individu (IDAI,2015).
berada (Nursalam,2013).
kerangka individu, kelompok dan sosial, model umum kualitas hidup dan
dalam Lopers dan Snyder, 2013) kualitas hidup memiliki enam aspek yaitu
dengan kemampuannya, baik tuntutan dari dalam diri maupun dari luar
konsentrasi.
Aspek hubungan sosial yaitu hubungan antara dua individu atau lebih
d. Aspek lingkungan
HIV/AIDS
menyerang organ tubuh yang vital yaitu sistem imun seseorang akan
yang mana perjalanan HIV menjadi AIDS secara umum bervariasi dari
senang dan puas terhadap suatu peristiwa atau kejadian yang dialami
paranoid, mania, iritabel, harga diri rendah, body image yang buruk,
hidupnya.
melibatkan suatu jaringan kerja di antara semua sumber daya yang ada
A. Kerangka Konsep
Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara
konsep yang lainya dari masalah yang ingin diteliti (Setiadi, 2013). Berdasarkan
tinjauan kepustakaan diatas maka kerangka kerja pada penelitian ini adalah :
B. Hipotesa
A. Desain Penelitian
Support Manado.
waktu pengukuran variable dependen dan independen yaitu hanya satu kali
1. Populasi
manado dari bulan januari hingga bulan juni yang berjumlah 178
orang.
2. Sampel
orang lebih baik diambil semua, selanjutnya apabila subjek besar atau
lebih dari 100 orang maka dapat di ambil antara 10%-15% atau 20%-
n= Jumlah Sampel
N= Jumlah Populasi
3. n= 25 % x N
n = 25 % x 178
1. Tempat Penelitian
support manado.
2. Waktu Penelitian
D. Kriteria Sampel
1. Kriteria inklusi
2. Kriteria eksklusi
(Nursalam, 2008).
mengikuti aturan etik dalam hal ini adalah persetujuan (Setiadi, 2007).
1.
baik dan jika < 22.5 maka dikatakan dukungan keluarga kurang baik.
Yaitu memberi kode pada lembar hasil pengisian kuesioner dan master
3. Entry
5. Tabulating
1. Analisa univariat
(Notoadtmojo, 2012)
2. Analisa bivariat
(P) lebih kecil dari α maka hasil penelitian di terima, dan jika nilai
1. Informed consent
2. Confideantility
cantumkan pada lembar kuesioner yang diteliti dan hanya diberi kode
tertentu.
3. Anonnimity
Manado
dengan di latar belakangi atas adanya keinginan dari ODHA dan OHIDHA
September 2008. Yang menjadi Visi dan Misi dari Kelompok Dukungan
yang lebih baik bagi ODHA serta kesetaraan hak dan kewajiban sebagai
adalah :
a. Pelayanan Kesehatan
ODHA
b. Pendampingan/ Buddies
Rumah Sakit
c. Dukungan
sebaya
d. Advokasi
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Frequency
Jenis Kelamin
Sampel (n) Presentase (%)
Laki-laki 18 40.0
Perempuan 27 60.0
Total 45 100.0
Sumber data primer : 2018
Frequency
Tingkat Pendidikan
Sampel (n) Presentase (%)
SMP 1 2.2
SMA 31 68.9
Perguruan Tinggi 13 28.9
Total 45 100.0
Sumber data primer : 2018
Berdasarkan table 5.3 terlihat bahwa dari 45 responden
(2.2 %).
2. Analisa Univariat
Frequency
Dukungan Keluarga
Sampel (n) Presentase (%)
Baik 33 73.3
Kurang 12 26.7
Total 45 100.0
Sumber data primer : 2018
Berdasarkan Tabel 5.4 menunjukan bahwa dari 45
Manado.
dan yang kualitas hidup buruk 1 orang (3.0%) dan ODHA dengan
(58.3%) dan kualitas hidup kurang baik 5 orang (41.7%). Selanjutnya hasil
uji fisher exact test didapatkan hasil bahwa P value = 0,003 dengan taraf
Support Manado. Selaim itu hasil analisis diperoleh pula nilai Odds Ratio
uji fisher exact test didapatkan hasil bahwa P value = 0,003 dengan
warga masyarakat kelas dua, dan harus rela diperlakukan apa pun
darinya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Nojomi (2008) yaitu
lingkungan disekitarnya.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
bahwa:
keluarganya baik.
B. Saran
penanggulangan HIV/AIDS.
b. Bagi Peneliti
pada faktor lain seperti gaya hidup, sikap, dan prilaku yang dapat