Anda di halaman 1dari 33

A.

Pendahuluan

Pertumbuhan ekonomi yang progresif tentu harus didukung dengan sinergi dari setiap sektor, salah
satu dari sektor tersebut adalah lembaga keuangan bank dan non-bank yang dapat menyentuh secara
langsung kalangan masyarakat lapisan menengah ke bawah. Sarana lembaga keuangan non-bank
yang dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat menengah ke bawah salah satunya adalah jasa
asuransi. Pada satu dekade terakhir, jasa asuransi merupakan jasa yang cukup diminati masyarakat
sehingga memacu pelaku usaha untuk membuka usaha asuransi tersebut. Hal ini bisa dibuktikan
dengan keberadaan jasa-jasa asuransi yang membuka layanan untuk berbagai kalangan, dimulai
dari perorangan, kelompok, usaha kecil, sampai perusahaan besar.

Berdasarkan UU No. 2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian menyebutkan bahwa


perusahaan asuransi kerugian adalah perusahaan yang memberikan jasa dalam penanggulangan
risiko atas kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggungjawab hukum kepada pihak ketiga, yang
timbul dari peristiwa yang tidak pasti. Sedangkan menurut pengertian secara umum asuransi dapat
dikatakan sebagai pertanggungan (perjanjian antara dua pihak, pihak yang satu berkewajiban
membayar iuran dan pihak yang lain berkewajiban memberikan jaminan sepenuhnya kepada
pembayar iuran apabila terjadi sesuatu yang menimpa pihak pertama atau barang miliknya sesuai
dengan perjanjian yang dibuat). Untuk asuransi jiwa, objek yang akan dilindungi adalah nyawa
manusia, sedangkan untuk asuransi kerugian, kegiatan perlindungan dilakukan terhadap barang dan
jasa.

Berdasarkan statistik perasuransian yang dilansir oleh BPK terhitung sejak Desember 2017
total pendapatan premi industri asuransi umum mengalami pertumbuhan pesat sebesar 42%
menjadi Rp63,62 triliun dibanding periode yang sama 2016 senilai Rp44,8 triliun. Melihat
kenyataan bahwa sektor asuransi mulai bertumbuh pesat dan fungsi dari jasa asuransi adalah
memberikan perlindungan risiko masyarakat dari kerugian yang bersifat finansial, tentunya
diperlukan adanya standar akuntansi khusus yang dapat mendukung sektor jasa asuransi untuk
dapat menghasilkan laporan keuangan dengan baik sehingga dapat menjadi alat
pertanggungjawaban yang bermanfaat bagi pemakai informasi keuangan tersebut.

Maka dari itu, Dewan Standar Akuntansi Keuangan dan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-
IAI) telah mengesahkan dan menerbitkan 3 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (selanjutnya
disingkat PSAK) untuk perusahaan asuransi sebagai berikut: (1) PSAK 62: Kontrak Asuransi, yang
diadopsi dari IFRS 4 : Insurance Contract yang memiliki tujuan untuk mengatur pelaporan
keuangan kontrak asuransi oleh setiap entitas yang menerbitkan kontrak asuransi. PSAK 62
dikeluarkan bersamaan dengan (2 )PSAK 28 (revisi 2012): Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian
yang pengaturannya melengkapi PSAK 62. (3) PSAK 36 (revisi 2012): Akuntansi Kontrak
Asuransi Jiwa yang pengaturannya juga melengkapi PSAK 62.

Selain itu, belakangan ini kalangan industri asuransi semakin sering mendengar mengenai
standar akuntansi internasional terkini mengenai kontrak asuransi yaitu IFRS 17. Tanggapan
komunitas industri mengenai hal ini umumnya terkesan bahwa standar akuntansi ini adalah standar
yang kompleks, yang akan merevolusi cara pandang masyarakat akan kinerja perusahaan asuransi,
dan yang memerlukan pesiapan yang cukup lama untuk implementasinya. Namun masih banyak
yang belum mengetahui secara lebih jelas fitur yang ada pada standar baru ini sehingga pemahaman
mengenai IFRS 17 hingga saat ini umumnya masih belum utuh. Berikut ini kami coba merangkum
beberapa pertanyaan yang sering dilontarkan terkait standar baru tersebut.

Adanya perubahan standar akuntansi di Indonesia pada 2012 yaitu pada proses konvergensi
International Financial Reporting Standards (IFRS) tentunya memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap pelaporan keuangan perusahaan asuransi kerugian. Kemudian terkait dengan
pengesahan dan penerbitan 3 PSAK tersebut, isu, contoh penerapan dan IFRS 17 akan dijelaskan
pada bagian selanjutnya.

B. PSAK 28: Akuntansi Asuransi Kerugian beserta Contoh Penerapan

Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam PSAK 28:


A. Estimasi Klaim adalah estimasi jumlah kewajiban yang menjadi tanggungan
sehubungan dengan klaim yang masih dalam proses penyelesaian, termasuk klaim
yang terjadi namunbelum dilaporkan.
B. Klaim Bruto adalah klaim yang jumlahnya telah disepakati, termasuk biaya
penyelesaian klaim.
C. Klain reasuransi adalah bagian klaim yang menjadi kewajiban reasuradur
sehubungan dengan perjanjian reasuransi.
D. Kontrak asuransi jangka pendek adalah kontrak asuransi yang hanya memberikan
proteksi tanpa ada komponen deposit untuk periode sama dengan atau kurang dari
dua belas bulan dan kemungkinan asuradur untuk membatalkan kontrak atau
menyesuaikan persyaratan kontrak pada akhir setiap periode kontrak, sebagai
contoh penyesuaian jumlah premi atau penutupan yang diberikan.
E. Premi bersama adalah penutupan terhadap satu objek asuransi yang dilakukan
secara bersama oleh beberapa entitas asuransi dan dinyatakan dalam satu polis.
F. Premi bruto adalah premi yang diperoleh dari penutupan langsung dan penutupan
tidak langsung. Premi penutupan langsung termasuk premi yang diperoleh dari
penutupan polis bersama.
G. Premi reasuransi adalah bagian premi bruto yang menjadi hak reasuradur
berdasarkan perjanjian reasuransi.
H. Premi yang belum merupakan pendapatan adalah bagian dari premi yang beluk
diakui sebagai pendapatan karena masa pertanggungjawabannya masih berjalan
pada akhir periode akuntansi.

Karakteristik Usaha Akuntansi Kerugian

Beberapa karakteristik usaha asuransi kerugian antara lain :

1. Usaha asuransi kerugian merupakan suatu sistem proteksi menghadapi risiko kerugian
keuangan dan sekaligus merupakan upaya penghimpunan dana masyarakat .
2. Pertanggungjawaban keuangan kepada para tertanggung mempengaruhi penyajian laporan
keuangan.
3. Laporan keuangan sangat dipengaruhi oleh unsur estimasi, misalnya estimasi jumlah premi
yang belum merupakan pendapatan (unearned premium), estimasi jumlah klaim, termasuk
jumlah klaim yang terjadi namun belum dilaporkan (incurred but not reported claims).
Dalam menghitung tingkat premi, usaha asuransi kerugian menggunakan asumsi
tingkat risiko dan beban.
4. Pihak tertanggung (pembeli asuransi) membayar premi asuransi terlebih dulu kepada
perusahaan asuransi sebelum peristiwa yang menimbulkan kerugian yang diperjanjikan
terjadi. Pembayaran premi tersebut merupakan pendapatan (revenue) bagi perusahaan
asuransi.
5. Jumlah premi yang belum merupakan pendapatan, dan jumlah klaim, termasuk jumlah
klaim yang terjadi namun belum dilaporkan, diestimasi dengan menggunakan metode
tertentu.
6. Peraturan perundangan di bidang perasuransian mewajibkan perusahaan asuransi kerugian
memenuhi ketentuan kesehatan keuangan misalnya tingkat solvabilitas.

Ruang Lingkup dan Penerapan


1. Kontrak jangka pendek adalah kontrak yang memberikan proteksi untuk suatu periode
yang pasti dan memungkinkan asuradur untuk membatalkan kontrak atau menyesuaikan
persyaratan kontrak pada akhir setiap periode kontrak, seperti penyesuaian jumlah premi
atau penutupan (coverage) yang diberikan.
2. Premi bruto adalah premi yang diperoleh dari penutupan langsung (direct premium
written) dan penutupan tidak langsung (indirect premium written). Premi penutupan
langsung termasuk premi yang diperoleh dari penutupan polis bersama.
3. Polis bersama adalah penutupan terhadap 1 (satu) objek asuransi yang dilakukan secara
bersama oleh beberapa perusahaan asuransi dan dinyatakan dalam 1(satu) polis.
4. Premi yang belum merupakan pendapatan adalah bagian dari premi yang belum diakui
sebagai pendapatan karena masa pertanggungannya masih berjalan pada akhir periode
akuntansi.
5. Premi reasuransi adalah bagian premi bruto yang menjadi hak reasuradur berdasarkan
perjanjian reasuransi.
6. Reasuransi prospektif adalah ketentuan dalam kontrak reasuransi yang mewajibkan
reasuradur untuk membayar kepada asuradur sejumlah kerugian yang mungkin timbul
sebagai akibat dari peristiwa masa depan yang dipertanggungkan.
7. Reasuransi retroaktif adalah ketentuan dalam kontrak reasuransi yang mewajibkan
reasuradur untuk membayar kepada asuradur sejumlah kerugian yang sudah terjadi sebagai
akibat dari peristiwa masa lalu yang dipertanggungkan.
8. Klaim bruto adalah klaim yang jumlahnya telah disepakati, termasuk biaya penyelesaian
klaim.
9. Klaim reasuransi adalah bagian dari klaim bruto yang menjadi tanggungan reasuradur.
10. Estimasi klaim retensi sendiri adalah taksiran jumlah kewajiban yang menjadi
tanggungan sendiri sehubungan dengan klaim yang masih dalam proses penyelesaian,
termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan.
11. Piutang reasuransi adalah tagihan kepada reasuradur yang timbul dari transaksi
reasuransi.
12. Utang reasuransi adalah kewajiban kepada reasuradur yang timbul dari transaksi
reasuransi

Penyajian Laporan Keuangan

Neraca
Dalam penyajian neraca, aset dan kewajiban tidak dikelompokkan menurut lancar dan tidak lancar
(unclassified), tetapi mendahulukan kelompok akun investasi dan kelompok akun kewajiban
kepada tertanggung. Dengan demikian laporan keuangan menggambarkan kemapuan perusahaan
dalam memenuhi kewajibannya kepada tertanggung.

Aset disajikan dengan menempatkan akun investasi pada urutan pertama diikuti akun-akun aset
yang lain. Akun-akun aset yang lain disajikan berdasarkan urutan likuiditas.

Kewajiban disajikan dengan menempatkan akun kewajiban kepada tertanggung pada urutan
pertama dan diikuti oleh akun-akun kewajiban yang lain. Akun-akun kewajiban yang lain disajikan
berdasarkan urutan jatuh tempo.

Pinjaman sub-ordinasi disajikan setelah kewajiban lain dan sebelum ekuitas.

Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi disajikan dalam bentuk multiple step.

Pendapatan premi disajikan sedemikian rupa sehingga menunjukkan jumlah premi bruto, premi
reasuransi dan kenaikan (penurunan) premi yang belum merupakan pendapatan. Premi reasuransi
disajikan sebagai pengurang premi bruto.

Bagian reasuradur atas klaim yang telah disetujui dan atau dibayar, dan estimasi bagian reasuradur
atas klaim dalam proses penyelesaian , termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan,
disajikan sebagai pengurang beban klaim.

Komisi yang diperoleh dari transaksi reasuransi merupakan pengurang beban komisi. Dalam hal
jumlah komisi yang diperoleh lebih besar dari jumlah beban komisi, maka selisih tersebut disajikan
sebagai pendapatan dalam laporan laba rugi.

Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan meliputi pengungkapan sebagaimana ditentukan dalam prinsip
akuntansi yang berlaku umum.

Pendapatan
Pendapatan Premi

Premi yang diperoleh sehubungan dengan kontrak asuransi dan reasuransi diakui sebagai
pendapatan selama periode polis (kontrak) berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang diberikan.
Dalam hal periode polis berbeda dengan periode risiko (misalnya pada penutupan jenis
pertanggungan asuransi konstruksi), maka seluruh premi yang diperoleh tersebut diakui sebagai
pendapatan selama periode risiko.

Apabila jumlah premi masih dapat disesuaikan, misalnya premi ditentukan pada akhir kontrak atau
premi disesuaikan pada akhir kontrak berdasarkan nilai pertanggungan, maka pendapatan premi
diakui sebagai berikut :

a) apabila jumlah premi dapat diestimasi secara layak, maka pendapatan premi diakui selama
periode kontrak dan estimasi jumlah premi tersebut disesuaikan setiap periode untuk
mencerminkan jumlah premi yang sebenarnya.

b) apabila jumlah premi tidak dapat diestimasi secara layak, maka premi diperlakukan dengan
menggunakan metode uang muka (deposit method) sampai jumlah premi dapat diestimasi secara
layak.

Premi dari polis bersama diakui sebesar pangsa premi yang diterima oleh perusahaan.

Perusahaan asuransi (ceding company) dapat memperoleh ganti rugi atas klaim sehubungan
dengan kontrak asuransi yang ditutupnya, dengan melakukan kontrak reasuransi dengan asuradur
lain atau reasuradur. Selanjutnya reasuradur dapat mengadakan kontrak reasuransi dengan
reasuradur lain yang dikenal sebagai proses retrosesi. Perlakuan akuntansi terhadap transaksi
reasuransi bergantung pada apakah suatu kontrak reasuransi tersebut merupakan reasuransi
prospektif atau retroaktif.

Jumlah premi dibayar atau bagian premi atas transaksi reasuransi prospektif diakui sebagai premi
reasuransi selama sisa periode kontrak yang jumlahnya proporsional dengan proteksi yang
diberikan. Jika bagian premi reasuransi masih dapat disesuaikan dan jumlahnya dapat diestimasi
secara layak, maka jumlah premi reasuransi yang diakui selama sisa periode kontrak adalah sebesar
estimasi premi yang akan dibayar tersebut.
Pembayaran atau kewajiban atas transaksi reasuransi retroaktif diakui sebagai piutang reasuransi
sebesar jumlah kewajiban yang dicatat sehubungan dengan kontrak reasuransi yang mendasari.
Apabila kewajiban yang dicatat melebihi jumlah yang di bayar, maka piutang reasuransi harus
dinaikkan untuk mencerminkan perbedaan tersebut dan menimbulkan keuntungan ditangguhkan.
Keuntungan ditangguhkan diamortisasi selama estimasi sisa periode penyelesaian (settlement
period).

Apabila pembayaran atau kewajiban atas transaksi reasuransi retroaktif melebihi jumlah kewajiban
yang dicatat, ceding company harus menaikkan kewajiban yang bersangkutan atau mengurangi
piutang reasuransi, atau keduanya pada saat kontrak reasuransi dilakukan. Perbedaan tersebut di
bebankan pada laporan laba rugi

Perubahan dalam estimasi jumlah kewajiban sehubungan dengan kontrak reasuransi yang
mendasari diakui dalam laporan laba rugi pada periode perubahan. Piutang reasuransi harus
mencerminkan perubahan yang berhubungan dengan jumlah klaim yang dapat diperoleh dari
reasuradur dan keuntungannya ditangguhkan dan diamortisasi.

Apabila kontrak reasuransi mencakup baik reasuransi prospektif maupun reasuransi retroaktif,
maka transaksi reasuransi tersebut dipertanggungjawabkan secara terpisah.

Beban

Beban Klaim

Klaim sehubungan dengan terjadinya peristiwa kerugian terhadap objek asuransi yang
dipertanggungkan, meliputi klaim yang disetujui (settled claims), klaim dalam proses penyelesaian
(outstanding claims), klaim yang terjadi namun belum dilaporkan, dan beban penyelesaian klaim
(claim settlement expenses), diakui sebagai beban klaim pada saat timbulnya kewajiban untuk
memenuhi klaim. Hak subrogasi diakui sebagai pengurang beban klaim pada saat realisasi.

Jumlah klaim dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan,
ditentukan berdasarkan estimasi kewajiban klaim tersebut. Perubahan jumlah estimasi kewajiban
klaim , sebagai akibat proses penelaahan lebih lanjyt dan perbedaan antara jumlah estimasi klaim
dengan klaim yang dibayarkan diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya perubahan.

Aset
Perlakuan akun-akun aset mengacu pada prinsip akuntansi yang berlaku umum, kecuali dinyatakan
secara khusus dalam pernyataan ini.

Investasi

Perlakuan akuntansi untuk investasi mengacu pada PSAK No.13 (1994) tentang akuntansi untuk
investasi dan PSAK No15 tentang akuntansi untuk investasi dalam perusahaan asosiasi, kecuali
untuk surat berharga (marketable securities) yang perlakuan akuntansinya adalah sebagai berikut :

1. sekuritas utang yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturities)
dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi dengan amortisasi premi atau diskonto.
Dalam menentukan maksud tersebut, perusahaan harus mempertimbangkan pengalaman yang
mereka miliki dalam hal penjualan dan transfer sekuritas. Perusahaan tidak boleh
mengklasifikasikan suatu sekuritas utang dalam kategori ini jika perusahaan mempunyai maksud
untuk memiliki sekuritas hanya untuk periode yang tidak ditentukan. Karena itu sekuritas utang
tidak boleh dimasukkan dalam klasifikasi ini kalau perusahaan mempunyai tujuan untuk menjual
sekuritas tersebut, misalnya untuk menghadapi :

A. perubahan tingkat bunga pasar dan perubahan yang berhubungan dengan risiko sejenis.

B. kebutuhan likuiditas

C. perubahan dalam ketersediaan dan hasil investasi alternatif

D. perubahan dalam risiko mata uang asing

2. sekuritas utang dan sekuritas yang dimaksudkanuntuk segera diperdagangkan (trading


securities), dinyatakan berdasarkan harga pasar. Perdagangan dalam hal ini mencerminkan
pembelian dan penjualan yang aktif dan sering dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan atas
perbedaan harga jangka pendek. Sekuritas ekuitas yang diklasifikasi dalam kategori ini adalah
sekuritas yang bisa ditentukan nilai wajarnya, yaitu jika harga jual atau kuotasi harga beli dan jual
tersedia di bursa efek yang terdaftar di BAPEPAM. Untuk sekuritas utang yang tidak tersedia harga
pasarnya, estimasi nilai wajar bisa dibuat dengan menggunakan berbagai teknik penentuan harga
misalnya dengan analisis arus kas didiskontokan (discounted cash flow analysis), penentuan harga
matriks, dan analisis fundamental.
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi akibat kenaikan (penurunan) harga pasar (unrealized
gains and loses) dilaporkan dalam laporan laba rugi periode berjalan.

3. Sekuritas utang dan ekuitas yang tidak termasuk dalam kedua kategori diatas diklasifikasikan
sebagai “sekuritas yang tersedia untuk dijual” (available for sale securities) dan dinyatakan
berdasarkan harga pasar. Sekuritas utang yang masuk dalam kategori ini adalah yang dimiliki untuk
waktu yang tidak ditentukan karena, misalnya, dimaksudkan untuk suatu saat dijual guna
memenuhi kebutuhan likuiditas atau sebagai bagian dari program manajemen risiko perusahaan.
Keuntungan(kerugian) yang belum direalisasi akibat kenaikan(penurunan) harga tidak diakui
dalam laporan laba rugi, melainkan disajikan secara terpisah sebagai komponen ekuitas.

Piutang Reasuransi

Piutang reasuransi tidak boleh dikompensasikan dengan utang reasuransi, kecuali apabila kontrak
reasuransi menyatakan adanya kompensasi. Apabila dalam kompensasi tersebut timbul saldo
kredit, maka saldo tersebut harus disajikan pada kelompok kewajiban sebagai utang reasuransi.

Kewajiban

perlakuan akun-akun kewajiban mengacu pada prinsip akuntansi yang berlaku umum, kecuali
dinyatakan secara khusus dalam pernyataan ini.

Utang Klaim

utang klaim diakui pada saat jumlahnya disepakati untuk dibayar

Estimasi klaim retensi sendiri

estimasi klaim retensi sendiri dinyatakan sebesar jumlah taksiran berdasarkan penelaahan secara
teknis asuransi.

Premi yang belum merupakan pendapatan

Premi yang belum merupakan pendapatan ditentukan untuk masing-masing jenis pertanggungan
dengan cara sebagai berikut :
a. secara agregat tanpa memperhatikan tanggal penutupannya dan besarnya dihitung berdasarkan
persentase tertentu.

b. secara individual dari tiap pertanggungan dan besarnya premi yang belum merupakan
pendapatan ditetapkan secara proporsional dengan jumlah proteksi yang diberikan, selama periode
kontrak atau periode risiko, konsisten dengan pengakuan pendapatan premi.

Utang reasuransi

Utang reasuransi tidak boleh dikompensasikan dengan piutang reasuransi, kecuali apabila kontrak
reasuransi menyatakan adanya kompensasi. Apabila dalam kompensasi tersebut timbul saldo debit,
maka saldo tersebut harus disajikan pada kelompok aset sebagai piutang reasuransi.

Pengungkapan

Pengungkapan berikut harus disajikan dalam catatan atas laporan keuangan :

A. kebijakan akuntansi mengenai :


a. pengakuan pendapatan premi dan penentuan premi yang belum merupakan
pendapatan
b. transaksi reasuransi termasuk sifat, tujuan, dan efek transaksi reasuransi tersebut
terhadap operasi perusahaan.
c. pengakuan beban klaim dan penentuan estimasi klaim retensi sendiri
d. kebijakan akuntansi lain yang penting sebagaimana ditentukan dalam PSAK No.1
tentang penyajian laporan keuangan.
B. piutang premi dari penutupan polis bersama yang pada saat bersamaaan menimbulkan
utang premi kepada perusahaan anggota penutupan polis bersama.
C. jumlah premi jangka panjang yang belum diperhitungkan sebagai premi bruto.

C. PSAK 36 Akuntansi Asuransi Jiwa beserta Contoh Penerapan

PSAK ini mengatur perlakuan akuntansi untuk transaksi-transaksi berkaitan secara khusus
dengan industri asuransi jiwa. Hal-hal yang bersifat umum atau hal-hal yang tidak diatur dalam
pernyataan ini, diperlakukan dengan mengacu pada prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Karakteristik Usaha Akuntansi Jiwa


Beberapa karakteristik usaha asuransi jiwa antara lain :

a) Usaha asuransi jiwa merupakan suatu system proteksi menghadapi risiko keuangan atas hidup
atau meninggalnya seseorang dan sekaligus merupakan upaya penghimpunan dana masyarakat.

b) Premi merupakan pendapatan perusahaan asuransi, disamping hasil investasi yang menjadi
kegiatan tidak terpisahkan dari usaha asuransi jiwa.

c) Investasi berfungsi utama untuk memenuhi seluruh kewajiban manfaat yang akan diberikan
kepada tertanggung.

d) Kewajiban keuangan bagi usaha asuransi jiwa terkait dengan ketidakpastian terjadinga suatu
peristiwa, hal ini memengaruhi penyajian laporan keuangan.

e) Laporan keuangan sangat dipengaruhi oleh unsure estimasi, misalnya estimasi jumlah
kewajiban manfaat polis masa depan (liability for future policy benefits) yang dihitung berdasar
perhitungan aktuaria, estimasi jumlah kewajiban klaim, serta estimasi jumlah klaim terjadi namun
belum dilaporkan (incurred but not reported claims).

f) Pihak tetanggung (pembeli kontrak asuransi) membayar terlebih dahulu premi asuransi atau
titipan premi kepada perusahaan asuransi sebelum sesuatu atau peristiwa yang diasuransikan
terjadi. Pembayaran ini merupakan pendapatan (revenue) bagi perusahaan asuransi. Pada saat
kontrak asuransi disetujui, perusahaan asuransi biasanya belum mengetahui apakah ia akan
membayar manfaat asuransi,berapa besar pembayaran itu, dan kalau terjadi , kapan terjadinya. Hal
ini akan berpengaruh pada masalah pengakuan pendapatan dan pengukuran beban.

g) Perusahaan asuransi jiwa harus memenuhi kesehatan keuangan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang perasuransian, misalnya batas tingkat solvabilitas
(solvency margin).

Ruang Lingkup dan Penerapan

Usaha asuransi jiwa dilakukan dalam salah satu bentuk badan hukum perusahaan perseroan,
koperasi, perseroan terbatas, atau usaha bersama.

Pernyataan ini dimaksudkan untuk digunakan dalam penyajian laporan keuangan usaha asuransi
jiwa. Hal-hal yang tidak secara khusus diatur dalam pernyataan ini wajib mengacu kepada prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Dalam hal transaksi utama perusahaan berhubungan dengan
transaksi asuransi jiwa, maka wajib mengacu pada pernyataan ini.

Usaha asuransi jiwa banyak diperngaruhi oleh ketentuan peraturan perundang-undangan yang
dapat berbeda dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan keuangan yang disajikan
berdasarkan pernyataan ini tidak dimaksudkan untuk memenuhi ketentuan peraturan perundang-
undangan tersebut.

Kontrak asuransi jiwa diklasifikasi sebagai kontrak jangka pendek atau kontrak jangka panjang
bergantung pada apakah kontrak tersebut tetap berlaku untuk suatu jangka waktu. Factor yang harus
dipertimbangkan dalam menentukan apakah suatu kontrak diharapkan tetap berlaku untuk suatu
jangka waktu tertentu adalah :

a) kontrak jangka pendek. Dalam kontrak ini jumlah premi yang dibebankan, jumlah
pertanggungan yang diberikan atau syarat polis lain dapat disesuaikan oleh perusahaan asuransi
pada saat ulang tahun polis.

b) Kontrak jangka panjang. Kontrak biasanya tidak dapat dibatalkan, dijamin dapat
diperbaharui, dan persyaratan lain tidak dapat diubah sepihak syarat-syaratnya. Kontrak jangka
panjang meliputi juga pelayanan dan fungsi lain oleh perusahaan asuransi.

Definisi

Utang subordinasi adalah pinjaman dari pemegang saham atau pihak lain, yang bila terjadi
likuidasi, pelunasannya dilakukan setelah pelunasan kewajiban lain. Utang tersebut dimaksudkan
untuk memperbaiki batas tingkat solvabilitas.

Batas tingkat solvabilitas adalah ukuran yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan
asuransi dalam memenuhi kewajibannya kepada pemegang polis/tertanggung, yang dicerminkan
dengan suatu perbandingan antara nilai kekayaan yang diperkenankan dengan kewajiban
perusahaan yang bersangkutan.

Masa keleluasaan (grace period) adalah suatu periode dimana pemegang polis belum membayar
premi pada saat jatuh tempo, namun polis tetap berlaku.

Premi bruto adalah premi yang diperoleh dari pemegang polis.


Piutang premi adalah tagihan premi kepada pemegang polis yang telah jatuh tempo dan masih
dalam masa keleluasaan.

Premi yang belum merupakan pendapatan adalah bagian dari premi yang belum diakui sebagai
pendapatan karena masa pertanggungannya masih berjalan pada akhir periode.

Premi reasuransi adalah bagian premi bruto yang menjadi hak reasuradur berdasarkan perjanjian
reasuransi.

Piutang reasuransi adalah tagihan kepada reasuradur yang timbul dari transaksi reasuransi,
sehubungan dengan penerimaan premi reasuransi, komisi reasuransi, komisi keuntungan, dan klaim
reasuransi.

Utang reasuransi adalah kewajiban yang timbul dari transaksi reasuransi, sehubungan dengan
pembebanan premi reasuransi,komisi reasuransi, komisi keuntungan, dan klaim reasuransi.

Klaim dan manfaat asuransi adalah beban yang terdiri atas : klaim dan manfaat asuransi yang
pembayarannya didasarkan pada terjadinya peristiwa yang diasuransikan, yaitu klaim kematian,
klaim cacat, dan klaim jaminan kesehatan; klaim dan manfaat karena jatuh tempo; serta klaim dan
manfaat karena pembatalan (surrender)

Klaim reasuransi adalah bagian klaim yang menjadi kewajiban reasuradur sehubungan dengan
perjanjian reasuransi.

Kewajiban manfaat polis masa depan dalam istilah teknis asuransi disebut cadangan premi,
adalah kewajiban kepada pemegang polis atas premi-premi yang telah jatuh tempo termasuk premi
dalam masa keleluasaaan.

Estimasi kewajiban klaim adalah klaim yang belum diputuskan baik jumlahnya dan atau haknya,
termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan.

Biaya akuisisi adalah biaya yang terkait dengan kontrak asuransi baru atau pembaruannya, meliputi
komisi dan biaya lainnya (misalnya gaji karyawan underwriting).

Penyajian Laporan Keuangan


Neraca

Dalam penyajian neraca, asset dan kewajiban tidak dikelompokkan menurut lancar dan tidak lancar
(unclassified), tetapi mendahulukan kelompok akun investasi dan kelompok akun kewajiban
kepada pemegang polis. Dengan demikian laporan keuangan menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya kepada pemegang polis.

Asset disajikan dengan menempatkan akun investasi pada urutan pertama diikuti akun-akun asset
yang lain. Akun-akun yang lain disajikan berdasarkan urutan likuiditas.

Kewajiban disajikan dengan menempatkan akun kewajiban kepada pemegang polis pada urutan
pertama dan diikuti oleh akun-akun kewajiban yang lain. Akun-akun kewajiban yang lain disajikan
berdasarkan urutan jatuh tempo.

Utang subordinasi jika ada, disajikan setelah kewajiban lain sebelum ekuitas.

Ekuitas disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi disusun dalam bentuk single step.

Pendapatan premi disajikan sedemikian rupa sehingga menunjukkan jumlah premi bruto, premi
reasuransi, dan kenaikkan(penurunan) premi yang belum merupakan pendapatan. Premi reasuransi
disajikan sebagai pengurang premi bruto.

Hasil investasi disajikan setelah pendapatan investasi dikurangi dengan beban investasi terkait
langsung. Keuntungan (kerugian) penjualan investasi dan selisih kurs valuta asing yang berkaitan
dengan investasi disajikan sebagai bagian dari hasil investasi.

Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan meliputi pengungkapan seperti ditentukan oleh prinsip akuntansi
yang berlaku umum.

Pendapatan
Premi kontrak jangka pendek

Premi kontrak jangka pendek (beberapa term life insurance, seperti credit life insurance) diakui
sebagai pendapatan dalam periode kontrak sesuai dengan proporsi jumlah proteksi asuransi yang
diberikan. Jika periode risiko berbeda secara signifikan dengan periode kontrak, premi diakui
sebagai pendapatan selama periode risiko sesuai dengan proporsi jumlah proteksi asuransi yang
diberikan. Hal ini menyebabkan premi diakui sebagai pendapatan secara merata sepanjang periode
kontrak (atau periode risiko, jika berbeda), kecuali jika proteksi asuransi menurun sesuai dengan
skedul yang telah ditentukan sebelumnya.

Premi kontrak jangka panjang

Premi kontrak jangka panjang (whole life contracts dan guarranted renewable term life contract)
diakui sebagai pendapatan pada saat jatuh tempo dari pemegang polis. Kewajiban untuk biaya yang
diharapkan timbul sehubungan dengan kontrak tersebut diakui selama periode sekarang dan periode
diperbaharuinya kontrak. Nilai sekarang estimasi manfaat polis masa depan yang dibayar kepada
pemegang polis atau wakilnya dikurangi dengan nilai sekarang estimasi premi masa depan yang
akan diterima dari pemegang polis (kewajiban manfaat polis masa depan) diakui pada saat
pendapatan premi diakui. Estimasi tersebut didasarkan pada asumsi, seperti hasil investasi yang
diharapkan, mortalitas, morbiditas, terminasi, dan beban-beban, yang ditetapkan pada saat kontrak
asuransi dibuat.

Pendapatan lain

Komisi reasuransi dan komisi keuntungan reasuransi diakui sebagai pendapatan lain.

Beban

Beban klaim

Klaim meliputi klaim yang telah disetujui (settled claims), klaim dalam proses penyelesaian
(outstanding claims), dan klaim yang terjadi namun belum dilaporkan.

Jumlah klaim dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan,
ditentukan berdasarkan estimasi kewajiban klaim tersebut. Perubahan dalam jumlah estimasi
kewajiban klaim, sebagai akibat proses penelaahan lebih lanjut dan perbedaan antara jumlah
estimasi klaim dengan klaim yang dibayarkan, diakui sebagai penambah atau pengurang beban
dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya perubahan.

Klaim reasuransi diakui sebagai pengurang beban klaim pada periode yang sama dengan
pengakuan beban klaim.

Beban akuisisi

Biaya akuisisi dialokasikan berdasar perhitungan aktuaria karena kewajiban manfaat polis masa
depan menggunakan metode tingkat premi murni (Net Level Premium Method).

Aset

Perlakuan akun-akun asset mengacu pada prinsip akuntansi yang berlaku umum kecuali dinyatakan
secara khusus dalam pernyataan ini.

Perlakuan akuntansi untuk investasi mengacu pada PSAK No.13 (1994) tentang akuntansi untuk
investasi dan PSAK No.15 tentang akuntansi untuk investasi dalam perusahaan asosiasi, kecuali
untuk surat berharga (marketable securities) yang perlakuan akuntansinya adalah sebagai berikut :

a) Sekuritas utang yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturities)
dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi dengan amortisasi premi atau diskonto.
Dalam menentukan maksud tersebut perusahaan harus mempertimbangkan pengalaman yang
mereka miliki dalam hal penjualan dan transfer efek. Perusahaan tidak boleh mengklasifikasikan
suatu efek utang dalam kategori ini jika perusahaan mempunyai maksud untuk memiliki efek hanya
untuk periode yang tidak ditentukan. Oleh karena itu, efek utang tidak boleh dimasukkan dalam
klasifikasi ini kalau perusahaan mempunyai tujuan untuk menjual efek tersebut, misalnya untuk
menghadapi :

1. Perubahan tingkat bunga pasar dan perubahan yang berhubunngan dengan risiko sejenis.
2. Kebutuhan likuiditas
3. Perubahan dalam ketersediaan dan hasil investasi alternative.
4. Perubahan dalam risiko mata uang asing.

b) Sekuritas utang dan ekuitas yang dimaksudkan untuk segera diperdagangkan (trading
securities) dinyatakan berdasarkan harga pasar. Perdagangan dalam hal ini mencerminkan
pembelian dan penjualan yang aktif dan sering dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan atas
perbedaan harga jangka pendek. Efek ekuitas yang diklasifikasi dalam kategori ini adalah sekuritas
yang bisa ditentukan nilai wajarnya yaitu jika harga jual atau kuotasi harga beli dan jual tersedia di
bursa efek yang terdaftar di Bapepam. Untuk efek utang yang tidak tersedia harga pasarnya,
estimasi nilai wajar bisa dibuat dengan menggunakan berbagai teknik penentuan harga misalnya
dengan analisis arus kas didiskontokan (discounted cash flow analysis), penentuan harga matriks,
dan analisis fundamental. Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi akibat kenaikan
(penurunan) harga pasar (unrealized gains and losses) dilaporkan dalam laporan laba rugi periode
berjalan.

c) Sekuritas utang dan ekuitas yang tidak termasuk dalam kedua kategori diatas diklasifikasikan
sebagai “efek yang tersedia untuk dijual” (available for sale securities) dan dinyatakan
berdasarkan harga pasar. Sekuritas utang yang masuk dalam kategori ini adalah yang dimiliki
untuk waktu yang tidak ditentukan karena misalnya, dimaksudkan untuk suatu saat dijual guna
memenuhi kebutuhan likuiditas atau sebagai bagian dari program manajemen risiko perusahaan.
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi akibat kenaikan (penurunan) harga tidak diakui
dalam laporan laba rugi, melainkan disajikan secara terpisah sebagai komponen ekuitas.

Piutang reasuransi

Piutang reasuransi tidak boleh dikompensasikan dengan utang reasuransi , kecuali apabila kontrak
reasuransi menyatakan adanya kompensasi. Apabila dalam kompensasi tersebut timbul saldo
kredit, maka saldo tersebut harus disajikan pada kelompok kewajiban sebagai utang reasuransi.

Kewajiban

Perlakuan akun-akun kewajiban mengacu pada prinsip akuntansi yang berlaku umum, kecuali
dinyatakan secara khusus dalam pernyataan ini.

Kewajiban manfaat polis masa depan

Kewajiban manfaat polis masa depan dinyatakan pada neraca berdasarkan perhitungan aktuaria.

Estimasi kewajiban klaim


Estimasi kewajiban klaim atas kontrak jangka pendek khusus asuransi kesehatan dan kecelakaan
dinyatakan sebesar jumlah taksiran berdasarkan perhitungan teknis asuransi.

Premi yang belum merupakan pendapatan

Premi yang belum merupakan pendapatan atas kontrak jangka pendek untuk asuransi kesehatan
dan kecelakaan ditentukan dengan cara sebagai berikut :

a) Secara agregat tanpa memperhatikan tanggal penutupannya dan besarnya dihitung


berdasarkan persentase tertentu dari jumlah premi retensi sendiri untuk tiap jenis
pertanggungan/asuransi.

b) Secara individual dari tiap pertanggungan dan besarnya premi yang belum merupakan
pendapatan ditetapkan secara proporsional dengan jumlah proteksi yang diberikan, selama periode
pertanggungan atau periode risiko, konsisten dengan pengakuan pendapatan premi.

Utang reasuransi

Utang reasuransi tidak boleh dikompensasikan dengan piutang reasuransi, kecuali apabila kontrak
reasuransi menyatakan adanya kompensasi. Apabila dalam kompensasi tersebut timbul saldo debit,
maka saldo tersebut harus disajikan pada kelompok asset sebagai piutang reasuransi.

Pengungkapan

a) Kebijakan akuntansi mengenai.

1. Pengakuan pendapatan premi dan penentuan kewajiban manfaat polis masa depan serta
premi yang belum merupakan pendapatan.
2. Transaksi reasuransi termasuk sifat,tujuan, dan efek transaksi reasuransi tersebut terhadap
operasi perusahaan.
3. Pengakuan beban klaim dan penentuan estimasi klaim tanggungan sendiri.
4. Kebijakan akuntansi lain yang penting sebagaimana ditentukan dalam PSAK yang berlaku.

b) Biaya akuisisi ditangguhkan. Pengungkapan mengenai sifat,jumlah,jenis, dan metode alokasi


pembebanan biaya akuisisi ditangguhkan.
c) Kewajiban kepada pemegang polis. Perincian kewajiban kepada pemegang polis serta
penjelasan mengenai metode, asumsi, dan sitem perhitungan yang digunakan sebagai dasar
perhitungan kewajiban kepada pemegang polis tersebut.

d) Utang subordinasi. Penjelasan mengenai karakteristik perjanjian pinjaman subordinasi,


tingkat bunga, dan nilai sisa pinjaman.

e) Ekuitas asuransi jiwa bersama. Penjelasan mengenai sifat serta peraturan perundang-
undangan yang berkaitan dengan ekuitas usaha bersama. Penjelasan mengenai metode serta jumlah
pembagian keuntungan kepada pemegang polis.

f) Pendapatan premi bruto. Pengungkapan pendapatan premi tahun pertama (first year
premium) dan premi lanjutan (renewal) secara terperinci berdasarkan kelompok perorangan dan
kumpulan serta jenis asuransi.

g) Klaim dan manfaat. Pengungkapan jenis, jumlah, dan sebab kenaikan klaim dan manfaat yang
signifikan.

Penerapan PSAK 36 : Studikasus PT Asuransi Jiwasraya (Persero)

Pendapatan yang ada pada PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) cabang Manado terdiri
dari pendapatan premi dan pendapatan lain, pendapatan lain pada PT. Asuransi Jiwasraya
(Persero) cabang Manado berasal dari pegadaian polis. Dalam PSAK No. 36 menyatakan
bahwa pendapatan dalam perusahaan asuransi yaitu pendapatan dari premi kontrak asuransi
jangka pendek, premi selain kontrak asuransi jangka pendek dan pendapatan lain. Pendapatan
lain berasal dari komisi reasuransi dan komisi keuntungan. Sedangkan pendapatanlain pada PT.
Asuransi Jiwasraya (Persero) cabang Manado berasal dari pegadaian polis, ini terjadi karena
Perusahaan PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) cabang Manado tidak melakukan reasuransi, semua
itu dilakukan oleh PT. Asuransi Jiwasraya Pusat.

Proses Pengakuan beban klaim oleh PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) cabang Manado
dimulai dari adanya pengajuan klaim dari tertanggung. Selanjutnya, pihak perusahaan akan
melakukan survey terhadap klaim yang yang diajukan serta akan membandingkan dokumen-
dokumen yang ada pada saat pertama kali melakukan perjanjian (kontrak asuransi). Setelah
mendapatkan kejelasan dari hasil pengamatan maka perusahaan akan mengeluarkan nota
desisi, dan selanjutnya perusahaan melakukan pembayaran atas klaim kepada tertanggung.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 36, mengakui beban klaim pada saat timbulnya
kewajiban yang memenuhi beban klaim. Nota Desisi, mewakili apa yang telah disebutkan
didalam PSAK No. 36 karena Nota Desisi telah memuat jumlah yang pasti
untuk dibayarkan kepada tertanggung. Berdasarkan hasil pembahasan tersebut maka pengakuan
beban yang diterapkan pada PT. Asuransi Jiwasraya Cabang Manado telah sesuai dengan PSAK
No. 36 mengenai akuntansi kontrak asuransi jiwa.

Pengungkapan mengenai kontrak asuransi jiwa menurut PSAK No 36 diungkapkan


dalam laporan keuangan melalui Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) termasuk kebijakan
akuntansi mengenai pengakuan pendapatan premi dan penentuan liabilitas manfaat polis masa
depan serta premi yang belum merupakan pendapatan, transaksi reasuransi termasuk sifat,
tujuan dan dampak transaksi reasuransi tersebut terhadap operasi entitas, pengakuan beban
klaim dan penentuan estimasi klaim tanggungan sendiri, kebijakan akuntansi lain yang penting
sebagaimana ditentukan dalam SAK yang relevan. Hal lain yang diungkapkan terdiri dari
pendapatan premi bruto, serta klaim dan manfaat.

PT. Asuransi Jiwasraya (persero) Cabang Manado mengungkapkan hal-hal mengenai


kontrak asuransi jiwa dalam laporan tahunan yang menunjukkan mengenai posisi keuangan
perusahaan baik itu diungkapkan dalam neraca maupun laporan laba rugi. Sedangkan mengenai
kebijakan akuntansi diungkapkan melalui Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)PT.
Asuransi Jiwasraya (persero) Cabang Manado mengungkapkan pendapatan premi dalam
laporan laba rugi, serta mengungkapkan kebijakan akuntansinya secara jelas mengenai pengakuan
pendapatan premi dalam Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK). Kebijakan penentuan
liabilitas manfaat polis masa depan diungkapkan kebijakan akuntansinya melalui Catatan Atas
Laporan Keuangan (CALK) yang menjelaskan bahwa penentuan liabilitas ini menggunakan
metode gross premium reserve. Transaksi reasuransi termasuk sifat, tujuan dan dampak
transaksi reasuransi terhadap operasi entitas tidak diungkapkan PT. Asuransi Jiwasraya
(persero) Cabang Manado namun transaksi ini diungkapkan olehPT.Asuransi Jiwasraya
(persero) Pusat.
D. PSAK 63: Kontrak Asuransi beserta Contoh Penerapan

Tujuan PSAK ini adalah untuk pengembangan terbatas akuntansi insurer untuk kontrak
asuransi dan pengungkapan yang mengidentifikasi dan menjelaskan jumlah dalam laporan
keuangan insurer yang timbul dari kontrak asuransi.

Standar ini diterapkan untuk:

a) Kontrak Asuransi: Life dan non-life, kontrak asuransi langsung (direct insurance) dan
reasuransi

b) Instrumen keuangan yang diterbitkan dengan fitur partisipasi tidak mengikat (discretionary
participation feature)*

*Fitur partisipasi tidak mengikat (discretionary participation feature) adalah hak


kontraktual untuk menerima tambahan manfaat yang dijamin.

Terdapat pengecualian pada PSAK ini yaitu:

 jaminan produk

 aset dan liabilitas pemberi kerja dalam program imbalan kerja

 hak kontraktual atau kewajiban kontraktual yang penggunaannya di masa depan masih
kontinjen

 kontrak jaminan keuangan kecuali pihak penerbit telah menyatakan secara eksplisit bahwa
kontrak tersebut merupakan kontrak asuransi

 utang atau piutang pembayaran kontinjensi dalam kombinasi bisnis

 kontrak asuransi langsung yang dimiliki entitas

PSAK 55 mensyaratkan entitas untuk memisahkan beberapa derivatif melekat dari


kontrak utamanya, mengukur derivatif melekat tersebut menggunakan nilai wajar.
Pengecualian,

 Insurer untuk opsi pemegang polis atas penyerahan kontrak asuransi pada jumlah
tetap.

 Opsi penyerahan intrumen keuangan yang mengandung fitur partisipasi tidak


mengikat
Adapun karakteristik kontrak asuransi adalah sebagai berikut:

• Salah satu pihak (insurer) secara signifikan menerima risiko asuransi (insurance risk);

• Ketidakpastian kejadian masa depan;

• Mengandung risiko asuransi (insurance risk) dan risiko lain. Namun risiko asuransi dan
risiko lain seperti risiko keuangan (financial risk) yang timbul dalam kontrak asuransi
harus dipisahkan.

Dampak jika PSAK 62 diterapkan, maka kontrak yang mempunyai bentuk hukum sebagai
kontrak asuransi belum tentu memenuhi definisi sebagai kontrak asuransi, begitu juga
sebaliknya.

Klasifikasi Produk Asuransi digambarkan pada bagan berikut:

Pemisahan disyaratkan jika kedua kondisi berikut terpenuhi:

a) Insurer dapat mengukur komponen deposit secara terpisah


b) Kebijakaan akuntansi insurer sebaliknya tidak mensyaratkan untuk mengakui seluruh
kewajiban dan hak yang muncul dari komponen deposit

Pemisahan diijinkan, tapi tidak disyaratkan, jika insurer hanya memenuhi “kondisi a” yaitu
dapat mengukur komponen deposit secara terpisah, namun “kondisi b” tidak terpenuhi.
Pemisahan dilarang jika entitas asuransi tidak dapat mengukur komponen deposit secara terpisah.

Pernyataan yang digunakan insurer dalam pemisahan kontrak:

• PSAK 62  komponen asuransi

• PSAK 55 (revisi 2006)  komponen deposit

Implikasi penerapan PSAK 62 dapat digambarkan seperti pada bagan berikut:

Terdapat pengecualian terkait dengan PSAK lain, yaitu :

 PSAK 25 tentang kriteria yang digunakan dalam mengembangkan kebijakan akuntansi


jika tidak ada pernyataan spesifik.

 Mengecualikan insurer dalam menerapkan kebijakan akuntansi atas

 akuntansi kontrak asuransi yang diterbitkan dan

 kontrak reasuransi yang dimiliki

 Namun tidak mengecualikan dari beberapa implikasi kriteria PSAK 25

Insurer menilai kecukupan liabilitas asuransi dengan menggunakan estimasi kini atas arus kas
masa depan.

Jika nilai tercatat liabilitas asuransi tidak mencukupi dibandingkan estimasi arus kas masa
depan, maka kekurangan harus diakui dalam laporan laba rugi.
Jika terjadi penurunan aset reasuransi maka beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah :

Jika aset asuransi pemegang polis mengalami penurunan nilai  mengurangi nilai tercatat
dan mengakui rugi penurunan nilai pada laba rugi. Terdapat syarat jika aset mengalami
penurunan yaitu, ada bukti objektif dan menibulkan dampak yang dapat diukur secara andal.

Perubahan membuat laporan keuangan lebih relevan untuk pengguna dalam membuat
keputusan ekonomik, tidak mengurangi atau menjadi lebih andal serta tidak mengurangi
relevansi.

Insurer menunjukkan laporan keuangan mendekati kriteria dalam PSAK 25 apabila dilakukan
perubahan kebijakan akuntansi.

Perubahan tidak sepenuhnya patuh dengan kriteria PSAK 25. Isu spesifik :

• tingkat suku bunga kini;

• keberlanjutan praktik yang telah ada);

• kehati-hatian

• margin investasi masa depan

• shadow accounting

Insurer menungkapkan informasi yang mengidentifikasikan dan menjelaskan jumlah yang


timbul dari kontrak asuransi:

a) Kebijakan akuntansi asuransi, aset, liabilitas, pendapatan, dan beban


b) Aset, liabilitas, pendapatan, dan beban yang diakui (dan arus kas jika disusun dengan
metode langsung) yang timbul dari kontrak asuransi

Insurer menungkapan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan


mengevaluasi sifat dan luas risiko yang timbul dari kontrak asuransi:

a) Tujuan, kebijakan, dan proses pengelolaan risiko serta metode yang digunakan
b) Informasi risiko asuransi
c) Informasi risiko kredit, likuiditas, dan risiko pasar yang disyaratkan PSAK 60
d) Informasi dampak risiko pasar dari derivatif melekat jika indurer tidak disyaratkan
mengukur derivatif pada nilai wajar

Contoh Penerapan PSAK 62: Studi Kasus PT Asuransi Bina Dana Arta, Tbk
Berikut ini adalah perbandingan penyajian laporan keuangan dari PT Asuransi
Bina Dana Arta, Tbk. pada tahun 2010 dan tahun 2011 sebelum melakukan penyajian
kembali (restatement) terhadap penerapan PSAK No. 62 mengenai Kontrak Asuransi
dan PSAK No. 28 mengenai Akuntansi Asuransi Kerugian (revisi 2012) dan sampai
tahun 2012 dan tahun 2013 sesudah melakukan penyajian kembali (restatement)
terhadap penerapan PSAK No. 62 mengenai Kontrak Asuransi dan PSAK No. 28
mengenai Akuntansi Asuransi Kerugian (revisi 2012)
PT ASURANSI BINA DANA ARTA, Tbk.
PERBANDINGAN AKUN
NECARA TAHUN 2009
SAMPAI 2013

Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Aset
Aset Reasuransi - - - Rp246.191.03 Rp249.728.70
4 9
Kewajiban
Estimasi klaim retensi
sendiri Rp36.11792 Rp65.957.90 Rp93.234.0 - -
7 0 17
Premi yang belum
merupakan pendapatan Rp133.050.7 Rp184.671.4 Rp224.746.1 - -
98 05 04
Pendapatan yang
ditangguhkan 188.336.432 Rp364.568.5 Rp338.617.7 - -
76 40
Liabilitas kontrak
Asuransi - - - Rp1.060.126.4 Rp1.248.759.3
07 86
Sumber: Data Olahan, 2015

Perbedaan tersebut dapat dilihat dari adanya beberapa akun yang muncul dan
hilang dari sisi aset dan liabilitas. perusahaan asuransi mengungkapkan rekonsiliasi
perubahan dalam liabilitas asuransi. Juga mensyaratkan pengungkapan atas
perubahan dalam aset reasuransi. Aset reasuransi timbul karena dampak dari
penyajian akun premi yang belum merupakan pendapatan dan estimasi klaim retensi
sendiri dari jumlah bersih menjadi dalam jumlah kotor yang keduanya dicatat dalam
akun baru dalam sisi liabilitas yaitu liabilitas kontrak asuransi sehingga
memunculkan akun aset asuransi di sisi aset untuk mencatat perbedaan angka yang
dihasilkan dari perubahan metode tersebut. Akun estimasi klaim retensi sendiri,
premi yang belum merupakan pendapatan dan pendapatan premi ditangguhkan
sesudah penyajian dihilangkan dan dimasukkan ke dalam bagian dari perhitungan
liabilitas asuransi.

PT ASURANSI BINA DANA ARTA, Tbk.


PERBANDINGAN AKUN LABA RUGI
KOMPREHENSIF TAHUN 2009 SAMPAI 2013

Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Pendapatan
Kenaikan premi yang
belum merupakan Rp17.412.2 Rp51.620.6 Rp40.074.6 - -
pendapatan 49 07 99
Perubahan bersih liabilitas
premi - - - Rp116.188.1 Rp173.701.8
56 33
Beban
Perubahan bersih estimasi
liabilitas klaim - - - Rp46.898.49 Rp15.687.15
8 6

Kenaikan (penurunan)
estimasi klaim retensi Rp16.219.9 Rp29.839.9 Rp27.276.1 - -
sendiri 69 73 17

Dari sisi pendapatan muncul akun kenaikan premi yang belum merupakan
pendapatan Akun kenaikan premi yang belum merupakan pendapatan adalah selisih
antara premi yang belum merupakan pendapatan periode berjalan dan periode lalu,
akun ini dihilangkan dan muncul akun perubahan bersih liabilitas premi. Hal ini
disebabkan karena estimasi kerugian yang merupakan retensi sendiri dari klaim-
klaim yang belum selesai pada tanggal pelaporan termasuk yang sudah selesai tetapi
belum dilaporkan, sehingga akun ini kemudian dihilangkan dan dimunculkan dengan
akun perubahan bersih liabilitas asuransi dan pada sisi beban. Akun-akun yang
dimunculkan dan dihilangkan tersebut disebabkan karena PT Asuransi Bina Dana
Arta, Tbk. harus memisahkan nilai yang muncul dari pendapatan dan beban antara
asuransi dan reasuransi yang diterbitkan.
Dampak yang terdapat di Laporan Posisi Keuangan terjadi dari perubahan
metode yang dilakukan perusahaan dalam menerapkan standar baru ini, Dalam
pengakuan perubahan estimasi liabilitas untuk pendapatan ada 2 metode dalam
penerapan PSAK No. 62 dan PSAK No. 28 yang di lengakapi dengan PSAK No. 36
revisi 2012 yaitu, Net Level Premium Method (NLPM) dan Gross Premium Reserve
(GPR). Net Level Premium Method memberikan gambaran mengenai nilai sekarang
estimasi pembayaran manfaat masa depan yang akan dikeluarkan oleh perusahaan
dikurangi dengan nilai sekarang estimasi penerimaan premi neto masa depan.
Sementara Gross Premium Reserve (GPR) memberikan gambaran nilai sekarang
estimasi pembayaran seluruh manfaat yang diperjanjikan, termasuk seluruh opsi
yang disediakan, dan nilai sekarang estimasi seluruh biaya yang akan dikeluarkan
serta mempertimbangkan penerimaan premi di masa yang akan datang. Premi bruto
yang diberikan kepada para pemegang polis pada umumnya adalah sejumlah biaya
yang sudah diperkirakan secara objektif dan akumulatif, sehingga dapat menutupi
dalam membayar semua klaim dan manfaat yang diperjanjikan secara kontraktual.
Berikut dampak penerapan dapat dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:
PT ASURANSI BINA DANA ARTA, Tbk.
PERBANDINGAN PERSENTASE LAPORAN POSISI KEUANGAN
TAHUN 2009 SAMPAI 2013

Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Aset
Aset Reasuransi - - - Rp246.191.0 Rp249.728.7
34 09
Total Aset Rp518.267.7 Rp845.778.5 Rp1.106.154. Rp1.731.600 Rp2.153.350.
04 81 829 .170 059
% - 63,19% 30,73% 56,54% 24,36%
Kenaikan/Penurunan
Kewajiban
Estimasi klaim retensi
sendiri Rp36.117927 Rp65.957.90 Rp93.234.01 - -
0 7
Premi yang belum
merupakan pendapatan Rp133.050.7 Rp184.671.4 Rp224.746.1 - -
98 05 04
Pendapatan yang
ditangguhkan 188.336.432 Rp364.568.5 Rp338.617.7 - -
76 40
Liabilitas kontrak - - - Rp1.060.126. Rp1.248.759.
Asuransi 407 386
Total Liabilitas Rp394.265.0 Rp648.319.7 Rp701.529.1 Rp1.110.144 Rp1.338.047.
32 52 29 .162 254
% - 64,44% 8,21% 58,25% 20,53%
Kenaikan/Penurunan
Sumber: Data Olahan, 2015

Dari tabel di atas dapat dianalisis bahwa terdapat dampak dari penerapan
PSAK No. 62 mengenai kontrak asuransi dan PSAK No. 28 mengenai akuntansi
asuransi kerugian (2012). Dampak yang dapat dilihat pada laporan posisi keuangan
PT Ausransi Bina Dana Arta, Tbk. setelah melakukan perbandingan adalah pada
laporan posisi keuangan terjadi kenaikan dan penurunan pada jumlah aset dan jumlah
liabilitas.
Dampak yang terdapat di Laporan Laba Rugi Komprehensif terjadi dari
perubahan akun yang dilakukan perusahaan dalam menerapkan standar baru ini.
Akun- akun yang muncul dan hilang tersebut disebabkan karena PT Asuransi Bina
Dana Arta, Tbk. harus memisahkan nilai yang muncul dari pendapatan dan beban
antara asuransi dan reasuransi yang diterbitkan. Sehingga membuat perusahaan harus
menyesuaikan jumlah pendapatan dan beban yang harus di akui dan ditak boleh
diakui.

PT ASURANSI BINA DANA ARTA, Tbk.


PERBANDINGAN PERSENTASE LABA RUGI
KOMPREHENSIF TAHUN 2009 SAMPAI 2013

Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Pendapatan
Kenaikan premi yang belum
merupakan pendapatan Rp17.412.24 Rp51.620.60 Rp40.074.69 - -
9 7 9
Perubahan bersih liabilitas
premi - - - Rp116.188.1 Rp173.701.8
56 33
Total Pendapatan Rp425.993.1 Rp336.274.6 Rp537.425.6 Rp704.042.8 Rp873.313.7
55 73 89 09 69

% Kenaikan/Penurunan - 26,68% 26,16% 31,00% 24,04%


Beban
Perubahan bersih estimasi
liabilitas klaim - - Rp46.898.49 Rp15.687.15
8 6
Kenaikan (penurunan) Rp16.219.9
estimasi klaim retensi 69 Rp29.839.97 Rp27.276.11 - -
sendiri 3 7
Total Beban Rp266.804.5 Rp33.379.71 Rp411.100.3 Rp593.820.0 Rp696.538.8
13 1 90 70 40
% Kenaikan/Penurunan - 24.95% 54,08% 69,43% 17,30%
LABA Rp26.055.16 Rp45.296.57 Rp87.622.18 Rp99.374.11 Rp151.478.5
1 7 3 5 96
% Kenaikan/Penurunan - 73,85% 93,44% 13,41% 52,43%

Dari tabel diatas dapat dianalisis bahwa terdapat dampak dari penerapan
PSAK No. 62 mengenai kontrak asuransi dan PSAK No. 28 mengenai akuntansi
asuransi kerugian (revisi 2012) terhadap laba rugi komprehensif. Setelah melakukan
perbandingan adalah pada laporan laba rugi kmprehensif PT Ausransi Bina Dana
Arta, Tbk. terjadi kenaikan dan penurunan pada jumlah pendapatan dan jumlah
beban yang berpengaruh secara signifikan pada laba perusahaan.

E. IFRS 17

Apa itu IFRS 17

IFRS 17 adalah standar akuntansi keuangan yang dikeluarkan oleh International Financial
Reporting System (IFRS) board yangmengatur perlakuan akuntansi yang disepakati secara
internasional untuk kontrak-kontrak asuransi. IFRS 17 ini menggantikan IFRS 4 yang sudah ada
sejak tahun 2004. Namun, dapat dikatakan IFRS 17 adalah standar internasional pertama yang ada
untuk akuntansi kontrak asuransi karena IFRS 4 adalah standar interim yang masih membolehkan
variasi pencatatan akuntansi yang berbeda-beda.

Meskipun telah dikeluarkan bulan Juni 2017, namun IFRS 17 memberikan waktu sampai
3.5 tahun sebelum penerapan wajib, yaitu 1 Januari 2021. Beberapa negara telah menyatakan akan
mengadopsi standar ini secara penuh dan mengikuti tanggal penerapan ini. Indonesia sendiri sampai
saat ini belum mengeluarkan revisi standar akuntansi mengikuti IFRS 17 namun dikarenakan secara
umum standar akuntansi Indonesia berkiblat kepada IFRS maka dapat diharapkan dalam waktu
tidak terlalu lama Indonesia akan merevisi standar akuntansi yang ada saat ini untuk menerapkan
ketentuan pada IFRS 17 ini.

Menurut pandangan kami, terdapat 2 perbedaan yang mendasar antara ketentuan IFRS 17
dengan praktek saat ini di Indonesia, selain tentunya terdapat sejumlah perbedaan-perbedaan di
area lainnya yang lebih teknis.

Perbedaan mendasar pertama adalah perubahan dalam pengakuan laba. Saat ini besaran
laba ditentukan oleh metode penghitungan liabilitas/cadangan yang diterapkan. Dikarenakan
Indonesia menganut metode penghitungan liabilitas dimana seluruh arus kas keluar (kecuali marjin
laba) dan arus kas masuk (gross premi) diperhitungkan, maka proporsi terbesar ekspektasi laba/rugi
ketika suatu polis ditutup diakui di awal. Laba/rugi setelahnya adalah dari keuntungan/kerugian
dari deviasi antara ekspektasi klaim dan biaya dengan aktual realisasinya, perubahan asumsi dan
perubahan tingkat diskonto, dimana seluruhnya diakui langsung. Pada ketentuan IFRS 17,
ekspektasi laba ketika suatu polis ditutup maupun dampak perubahan asumsi dan deviasi ekspektasi
dan aktual (hanya atas komponen investasi) tidak diakui langsung melainkan diamortisasi melalui
suatu komponen liabilitas yang disebut Unrecognized Contractual Service Margin (CSM), yaitu
marjin profit yang belum diakui. Yang diakui langsung hanya keuntungan/kerugian dari deviasi
antara ekspektasi klaim asuransi dan biaya dengan aktualnya, dan dampak perubahan tingkat
diskonto, atau apabila suatu polis diharapkan akan menghasilkan marjin negative (rugi) di awal
penutupan. Khusus untuk dampak perubahan tingkat diskonto, terdapat opsi untuk mengakui
sebagian dampak ini pada item Other Comprehensive Income dan tidak seluruhnya pada laba/rugi
seperti yang terjadi pada saat ini. Oleh karenanya, dapat diharapkan setelah penerapan IFRS 17
besaran laba/rugi menjadi lebih stabil dan berkurang volatilitasnya dari tahun ke tahun karena
sebagian dampak perubahan dan deviasi diamortisasi.

ILUSTRASI PENGAKUAN LABA*

Laba di Tahun
1 2 3 4 5 Total
Standar akuntansi yang berlaku
saat ini
Metode Penghitungan Liabilitas
– Net Premium Reserve -350 250 200 150 100 350
– Gross Premium Reserve 150 200 0 0 0 350
IFRS 17 70 70 70 70 70 350

*simplifikasi perhitungan dan kondisi hanya untuk tujuan ilustrasi

Perbedaan mendasar kedua terdapat pada penyajian laporan keuangan khususnya pada
laporan pendapatan komprehensif. Jika IFRS 17 diterapkan, maka tampilan laporan pendapatan
komprehensif akan sangat berbeda dengan laporan model yang ada sekarang, tetapi justru laporan
yang baru ini akan lebih sesuai dengan bentuk laporan pada industri lain yang sejenis (misalnya
bank atau perusahaan sekuritas). Premi asuransi sudah tidak lagi muncul pada laporan pendapatan
komprehensif. Pendapatan akan dikategorikan menjadi Insurance Result, Investment Result dan
Other Comprehensive Income. Sedangkan Insurance Result sendiri akan diisi dengan item
Insurance Revenue yang adalah ekspektasi klaim dan biaya yang dialokasikan pada periode
berjalan (selain klaim dari komponen investasi), amortisasi biaya akuisisi, pelepasan marjin resiko,
dan amortisasi marjin profit (atau pengakuan marjin rugi); dan dikurangi dengan Insurance Service
Expense yang adalah aktual klaim incurred, biaya, dan amortisasi biaya akuisisi. Adapun
Investment Result akan terdiri dari aktual pendapatan investasi dikurangi dengan Insurance Finance
Expense, yaitu biaya bunga atas liabilitas dan marjin profit, termasuk gain/loss dari perubahan
tingkat diskonto.

Comprehensive Income Report (IFRS 17)

Insurance Revenue
Expected Claim & Expense 1,000
Amort. Acquisition Cost 50
(Incr) Decr Risk Adjustment 20
Amort. CSM 70
Insurance Service Expense
Claim incurred & Expense -900
Amort. Acquisition Cost -50

Insurance Service Result 190


Investment Income 500
Insurance Finance Expense
– from Best Est. Liability -400
– from CSM -35
– Gain/Loss due to change in disc rate 0

Investment Result 65
Profit/Loss 255
Other Comprehensive Income 0

Total Comprehensive Income 255


Terdapat 3 model perhitungan liabilitas pada IFRS 17 yaitu General Model – Building
Block Approach (model yang berlaku untuk kebanyakan kontrak asuransi jangka panjang yaitu
tanpa fitur partisipasi langsung), Variable Fee Model (model yang berlaku untuk kontrak asuransi
jangka panjang dengan fitur partisipasi langsung, contohnya Unit Link), dan Premium Allocation
Approach (opsi model yang dapat diterapkan untuk kontrak asuransi jangka pendek yang
profitable). Meskipun terdapat 3 model di atas, prinsipnya tetap sama yaitu bahwa liabilitas terdiri
dari 3 komponen yaitu perkiraan terbaik nilai kini arus kas (best estimate discounted cash flow atau
disingkat BEL), marjin resiko (risk adjustment), dan marjin profit (contractual service margin atau
disingkat CSM) yang belum diakui. Pada teknis pelaksanaannya terdapat perbedaan pada
perhitungan BEL dan marjin resiko sesuai ketentuan IFRS 17 dibandingkan dengan ketentuan saat
ini, namun secara prinsip sebenarnya sama, sehingga dapat diharapkan perhitungan ulang BEL +
marjin resiko sesuai IFRS 17 tidak akan berbeda jauh dengan perhitungan saat ini.

Ketentuan transisi atas penerapan awal IFRS 17 adalah berbasis retrospektif sehingga
liabilitas dan khususnya komponen marjin profit (CSM) yang belum teramortisasi perlu dihitung
ulang. Secara teori pada penerapan awal (mengambil pendekatan retrospektif) untuk kontrak
asuransi jangka panjang tanpa fitur partisipasi langsung sewajarnya terjadi kenaikan liabilitas
dikarenakan adanya komponen baru yaitu CSM yang belum teramortisasi yang saat ini tidak ada.
Namun kenaikan liabilitas ini bukan dikarenakan liabilitas “murni” melainkan lebih dikarenakan
adanya koreksi laba ditahan dikarenakan sebagian laba yang diakui di masa lalu menjadi belum
diakui dan baru akan diakui di tahun-tahun mendatang. Untuk kontrak jangka pendek seharusnya
tidak ada dampak pada liabilitas dikarenakan saat ini metode penghitungan sudah memakai
proporsional harian dan ini sudah ekuivalen dengan premium allocation approach pada IFRS 17.
Sedangkan pada kontrak dengan fitur partisipasi langsung seperti Unit Link, dikarenakan metode
yang berbeda antara IFRS 17 dan praktek saat ini, dampaknya tidak dapat langsung diketahui.

Naik atau tidaknya liabilitas dapat dilihat dari indikator perbandingan liabilitas saat ini
dengan LAT. Jika liabilitas mendekati hasil LAT, maka secara wajar dapat diharapkan akan terjadi
kenaikan Liabilitas pada saat penerapan IFRS 17 karena hal ini mengindikasikan kurangnya
komponen marjin resiko (Risk Adjustment) pada perhitungan liabilitas saat ini.

Sebagaimana yang telah disampaikan pada poin 3 di atas bahwa terdapat prinsip amortisasi
laba pada IFRS 17, sehingga dapat diharapkan setelah penerapannya laba/rugi dari kontrak asuransi
akan menjadi lebih stabil dibandingkan dengan praktek saat ini.
Sedangkan mengenai laba/rugi pada periode penerapan awal, tidak dapat dengan mudah
disimpulkan apakah besarannya akan lebih tinggi atau lebih rendah dari ketentuan sebelumnya
dikarenakan hal ini tergantung dari antara lain berapa lama perusahaan telah beroperasi dan berapa
besar CSM yang belum teramortisasi yang ditetapkan di awal penerapan.

Minimum persiapan yang dianjurkan untuk implementasi IFRS 17 adalah:

 Simulasi posisi liabilitas pada saat penerapan awal


 Gap analysis untuk menentukan perbedaan antara praktek yang ada saat ini dengan
ketentuan IFRS 17
 Persiapan sistem pengelompokan polis, penghitungan, pengadministrasian dan tata kelola
CSM
 Persiapan sistem penyimpanan historis data, historis asumsi, dan tingkat diskonto
 Persiapan perubahan pada sistem penghitungan BEL dan marjin resiko (Risk Adjustment)
 Persiapan sistem perhitungan Aktuaria untuk dapat menjabarkan pergerakan BEL, Risk
Adjustment dan CSM
 Perubahan pada sistem akuntansi
 Fungsi Aktuaria harus diperkuat karena peran yang lebih luas; yang tadinya hanya
menentukan liabilitas setelah penerapan IFRS 17 fungsi Aktuaria diperluas untuk juga
dapat menyajikan Insurance Revenue, Insurance Finance Expense, dan penghitungan
CSM

Anda mungkin juga menyukai