Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai ciptaan yang sempurna tentu memiliki kehidupan yang
sangat rumit. Mereka tidak dapat hidup sendiri, oleh karena itumereka pasti memiliki
hubungan dengan segala sesuatu didalam ruang lingkup hidupnya, baik itu dengan
sang pencipta, sesama manusia, lingkungan sekitarnya dan makhluk hidup lainnya.
Setiap hubungan tersebut harus berjalan seimbang.
Manusia juga harus bersosialisasi dengan lingkungan, yang merupakan
pendidikan awal dalam suatu interaksi sosial. Hal ini menjadikan manusia harus
mempunyai ilmu pengetahuan yang berdasarkan ketuhanan.
Pendidikan sebagai hasil kebudayaan harus dipandang sebagai motivator
terwujudnya kebudayaan yang tinggi. Selain itu pendidikan haruslah memberikan
kontribusi terhadap kebudayaan, agar kebudayaan yang dihasilkan memberi nilai
manfaat bagi manusia itu sendiri khususnya maupun bagi bangsa pada umumnya.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian manusia ?
2. Jelaskan pengertian budaya dan kebudayaan ?
3. Apa yang dimaksud dengan manusia sebagai pencipta dan pengguna
kebudayaan ?
4. Apakah yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk budaya ?
5. Bagaiman apresiasi kemanusiaan dan kebudayaan ?
6. Jelaskan etika dan estetika kebudayaan ?
7. Apa saja problematika kebudayaan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengertahui pengertian manusia.
2. Untuk mengetahui pengertian budaya dan kebudayaan.
3. Untuk mengetahui manusia sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan.
4. Untuk mengetahui apresiasi kemanusiaan dan kebudayaan.
5. Untuk mengetahui manusia sebagai makhluk budaya.
6. Untuk mengetahui stika dan estetika kebudayaan.
7. Untuk mengetahui problematika kebudayaan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata ‘manu’(sansekerta), ”mens”(latin),
yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu
menguasai makhluk lain). Secara istilah, manusia diartikan sebuah konsep atau
sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang
individu. Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan organisme
hidup (living organisme).
Berikut ini adalah pengertian dan definisi manusia menurut beberapa ahli:
1) NICOLAUS D. & A. SUDIARJA
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah
manusia di jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan
rohanimerupakan satu barang.
2) ABINENO J. I
Manusia adalah "tubuh yang berjiwa" dan bukan "jiwa abadi
yangberada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana".
3) OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk
yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan,
akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhifaktor keturunan
dan lingkungan.
4) ERBE SENTANU
Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa
dibilang manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurnadibandingkan
dengan mahluk yang lain.
5) PAULA J. C & JANET W. K
Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi,
mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara kontinu serta
turut menyusun pola berhubungan dan unggulmultidimensi dengan berbagai
kemungkinan.
B. Pengertian Budaya dan Kebudayaan
Kebudayaan = cultur (bahasa belanda) = culture (bahasa inggris) = tsaqafah
(bahasa arab), berasal dari perkataan latin : “colere” yang artinya mengolah,

2
mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah atau
bertani. Dari arti ini berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan aktivitas
manusia untuk mengolah dan mengubah alam”. Ditinjau dari sudut bahasa
indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta “buddhayah” yaitu bentuk
jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
oleh sekelompok orang yang diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan dan karya seni. Sedangkan
kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sisitem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga
dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak.
Adapun pengertian kebudayaan menurut para ahli :
1) Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan
manusiaterhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang
merupakanbukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan
dankesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapaikeselamatan
dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dandamai.
2) H Lowie
Kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh individu
darimasyarakat, mencakup kepercayaan, adat istiadat, norma-norma
artistic,kebiasaan makan, keahlian yang diperoleh bukan dari
kreatifitasnyasendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang
didapatmelalui pendidikan formal atau informal.
3) Koentjaraningrat
Kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang
harusdibiasakan dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
4) Rafael Raga Manan
Kebudayaan adalah cara khas manusia beradaptasi
denganlingkungannya, yakni cara manusia membangun alam guna
memenuhikeinginan-keinginan serta tujuan hidupnya, yang dilihat sebagai
proseshumanisasi.
5) Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi

3
Kebudayaan merupakan hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Karyamasyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan
ataukebudayaan jasmaniah.
C. Manusia sebagai Pencipta dan Pengguna Kebudayaan
Tercipta adalah terwujudnya suatu kebudayaan sebagai hasil interaksi antara
manusia dengan segala isi alam raya ini. Manusia yang telah dilengkapi dengan akal
dan pikirannya menjadikan mereka khalifah di muka bumi dan diberikan kemampuan
yang disebutkan oleh supartono (dalam Rafael Ragam Maran, 1999:36) sebagai daya
manusia, manusia memiliki kemampuan daya antara lain akal, intelegensi dan intuisi
perasaan dan emosi kemauan, fantasi dan perilaku.
Dengan sumber-sumber kemampuan daya manusia tersebut, nyatalah bahwa
manusia menciptakan kebudayaan ada hubungan dialektika antara manusia dan
kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah
produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena ada manusia
penciptanya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang sebagai
pendukungnya.
Dialektika ini didasarkan pada pendapat Peter dan Beger yang menyebutkan
sebagai dialektika fundamental. Dialektika fundamental terdiri atas tiga tahap yaitu :
1) Tahap ekternalisasi adalah proses pencurahan diri manusia secara terus menerus ke
dalam dunia melalui aktivitas fisik dan mental
2) Tahap objektivasi adalah tahap aktivitas manusia menghasilkan suatu realita objektif,
yang berada di luar diri manusia.
3) Tahap internalisasi adalah tahap dimana realitas objektif hasil ciptaan manusia diserap
oleh manusia kembali, jadi adanya hubungan berkelanjutan antara realitas internal
dengan realitas eksternal.
Manusia merupakan makhluk berbudaya, melalui akalnya manusia dapat
mengembangkan kebudayaan. Begitu pula manusia hidup dan bergantung pada
kebudayaan sebagai hasil ciptaannya.
D. Manusia sebagai makhluk Budaya
Dari penjelasan diatas jelaslah bahwa manusia sebagai makhluk yang paling
sempurna bila dibanding dengan makhluk lainnya menciptakan kebudayaan mereka
sendiri dan melestarikannya secara turun-temurun. Manusia dan kebudayaan
merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Budaya
tercipta dari kegiatan sehari-hari dan kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun
kebudayaan juga dapat kita nikmati dengan panca indera kita seperti lagu, tari, bahasa
dan arsitektur merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang dapat kita rasakan.

4
Berbudaya merupakan kelebihan manusia dibanding makhluk lain. Dengan
berbudaya, manusia dapat memenuhi kebutuhan dan menjawab tantangan hidupnya.
Kebudayaan merupakan perangkat yang ampuh dalam sejarah kehidupan manusia
yang dapat berkembang dan dikembangkan melalui sikap-sikap budaya yang mampu
mendukungnya.

Kebudayaan memberikan garis pemisah antara manusia dan binatang.


Manusia harus bersosialisasi dengan lingkungan, yang merupakan pendidikan awal
dalam suatu interaksi sosial. Hal ini menjadikan manusia harus mempunyai ilmu
pengetahuan yang berlandaskan ketuhanan. Pendidikan sebagai hasil kebudayaan
haruslah dipandang sebagai “motivator” terwujudnya kebudayaan yang tinggi. Selain
itu pendidikan haruslah memberikan kontribusi terhadap kebudayaan, agar
kebudayaan yang dihasilkan memberikan nilai manfaat bagi manusia itu sendiri
maupun bagi bangsa pada umumnya.

Kebudayaan yang diciptakan dan dimiliki oleh manusia mencerminkan pribadi


manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan yang paling sempurna diantara yang lainnya.
Kebudayaan yang terus berkembang di kehidupan bermasyarakat dapat menjadi tolak
ukur dalam melihat betapa berbudayanya masyarakat di dalam suatu negara.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kualitas kebudayaan dari suatu


negara tersebut, begitu pula pendidikan yang tinggi akan menghasilkan kebudayaan
yang tinggi. Karena kebudayaan adalah hasil dari pendidikan suatu bangsa.

E. Apresiasi Terhadap Kemanusiaan danKebudayaan

1. Manusia dan Kemanusiaan

Istilah kemanusiaan berasal dari kata manusia mendapat tambahan awalan


ke–dan akhiran–an sehingga menjadikan kata benda abstrak. Manusia menunjuk
pada benda konkret, sedangkan kemanusiaan merupakan kata beda abstrak.
Dengan demikian kemanusiaan disebut dengan human.

Kemanusiaan berarti hakikat dan sifat–sifat khas manusia sebagai makhluk


yang tinggi harkat matabatnya. Kemanusiaan menggambarkan ungkapan akan
hakikat dan sifat yang seharusya dimiliki oleh makhluk yang bernama manusia.
Kemanusiaan merupakan prinsip atau nilai yang berisi keharusan/tutunan untuk
berkesuaian dengan hakikat dari manusia.

5
Hakikat manusia bisa dipandang secara segmental atau dalam arti parsial.
Misalkan manusia dikatakan sebagai homo economicus, homo faber, homo socius,
homo homini lupus, zoon politicon, dan sebagainya. Namun pandangan demikian
tidak bisa menjelaskan hakikat manusia secara utuh.

Hakikat manusia Indonesia berdasarkan Pancasila sering dikenal sebagai


sebutan hakikat kodrat monopluralis. Hakikat manusia terdiri atas :

1. Monodualis susunan kodrat manusia yang terdiri dari aspek keragaan, meliputi
wujud materi argonasis benda mati, vegetatif, dan animalis, serta aspek
kejiwaan meliputi cipta, rasa dan karsa.

2. Monodualis sifat kodrat manusa terdiri atas segi individu dan segi sosial.

3. Monodualis kedudukan kodrat meliputi segi keberadaan manusia sebagai


makhluk yang berkepribadian merdeka (berdiri sendiri) sekaligus juga
menunjukkan keterbatasannya sebagai makhluk Tuhan.

Karena manusia memiliki harkat dan derajat yang tinggi maka manusia
hendaknya mempertahankan hal tersebut. Dalam upaya mempertahankan dan
meningkatkan harkat dan martabatnya tersebut, maka prinsip kemanusiaan
berbicara. Prinsip kemanusiaan mengandung arti adanya penghargaan dan
penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia yang luhur itu. Semua
manusia adalah luhur, karena itu manusia tidak harus dibedakan perlakuannya
karena perbedaan suku, ras, keyakinan status sosial ekonomi, asal–usul dan
sebagainya.

Ada ungkapan bahwa the mankind is one ( Kemanusiaan adalah satu ).


Dengan demikian, sudah sewajarnya antar sesama manusia tidak saling menindas,
tetapi saling menghargai dan saling menghormati dengan pijakan prinsip
kemanusiaan. Prinsip kemanusiaan yang ada dalam diri manusia menjadi
penggerak manusia untuk berperilaku yang seharusnya sebagai manusia.

Dalam pancasila sila kedua terdapat konsep kemanusiaan yang adil dan
beradab. Kemanusiaan yang adil dan beradab berarti sikap dan perbuatan manusia
yang sesuai dengan kodrat hakikat manusia yang sopan dan susila yang
berdasarkan atas nilai dan norma moral. Kemanusiaan yang adil dan beradab
adalah kesadaran akan sikap dan perbuatan yang didasarkan pada budi nurani

6
manusia yang dihubungkan dengan norma–norma baik terhadap diri-sendiri,
sesama manusia, maupun terhadap lingkungannya.

2. Manusia dan Kebudayaan

Kebudayaan berasal dari Bahasa Sansekerta, yaitu buddhayah yang


merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal–hal
yang berkaitan dengan budi dan akal. Ada pendapat lain mengatakan budaya
berasal dari kata budi dan daya. Budi merupakan unsur rohani, sedangkan daya
adalah unsur jasmani manusia. Dengan demikian, budaya merupakan hasil budi
dan daya dari manusia.

Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata
latin colere, yaitu mengolah dan mengerjakan. Dalam Bahsa Belanda, cultuur
berarti sama dengan culture. Culture atau cultuur bisa diartikan juga sebagi
mengolah tanah dan bertani. Dengan demikian, kata budaya ada hubungannya
dengan kemampuan manusia dalam mengelola sumber–sumber kehidupan, dalam
hal ini pertanian. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai kultur dalam
bahasa Indonesia.

Definisi kebudayaan telah banyak dikemukakan oleh para ahli. Beberapa


contoh sebagai berikut :
1. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari
suatu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai super
organik.
2. Andreas eppink menyatakan bahwa kebudayaan mengandung keseruhan
pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan, serta keseluruhan struktur–
struktur sosial, religius, dan lain–lain, ditambah lagi dengan segala intelektual
dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
3. Eward B, Taylor mengemukakan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan
yang kompleks, yang didalamnya mengandung pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan–kemampuan lain yang
didapat seseorang sebagai anggota suatu masyarakat.
4. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi mengatakan kebudayaan adalah
sarana hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.

7
5. Koentjaraningrat berpendapat bahwa kebudayaan adalah keseluruhan
gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar besirat dari
hasil budi pekerti

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai


kebudayaan sebagai sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan
yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari–hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah
benda- benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya,
berupa perilaku dan berupa benda- benda yang bersifat nyata, misalnya pola–pola
perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain–lain, yang
kesemuanyan ditujukan untuk membantu Manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakatnya.

J.J Hoeningman membagi wujud kebudayaan menjadi tiga, yaitu gagasan,


aktivitas, dan artefak.

a. Gagasan (wujud ideal)

Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan


ide, gagasan, nilai, norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak;
tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala
atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan
gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu
berada dalam karangan dan buku–buku hasil karya para penulis warga
masyarakat tersebut.

b. Aktivitas (tindakan)

Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari


manusia dalam bermasyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem
sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas–aktivitas manusia yang saling
berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut
pola–pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. sifatnya konkret, terjadi
dalam kehidupan sehari–hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.

8
c. Artefak (karya)

Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,
perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda benda atau
hal–hal yang dapat diraba, dilihat dan didokumentasikan. Sifatnya paling kongkret
diantara ketiga wujud kebudayaan,

Koentjaraningrat membagi wujud kebudayaan menjadi tiga pula, yaitu


 Suatu kompleks ide, gagasan, nilai norma dan sebagainya
 Suatu kompleks aktivitas atau tindakan berpola dari manusia dalam
bermasyarakat
 Suatu benda-benda hasil karya manusia

Sedangkan mengenai unsur kebudayaan, dikenal adanya tiga usur kebudayaan


yang bersifat universal. Ketujuh unsur tersebut dikatakan universal karena dapat
dijumpai dalam setiap kebudayaan dimanapun dan kapan pun berada.

Tujuh unsur kebudayaan tersebut yaitu :


 Sistem peralatan dan perlengkapan hidup
 Sistem mata pencaharian hidup
 Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial
 Bahasa
 Kesenian
 Sistem pengetahuan
 Sistem religi

Manusia merupakan pencipta kebudayaan karena manusia dianugerahi akal


dan budi daya. Dengan akal dan budi daya itulah manusia menciptakan dan
mengembangkan kebudayaan. Terciptanya kebudayaan adalah hasil interaksi manusia
dengan segala isi alam raya ini. Hasil interaksi binatang dengan alam sekitar tidak
membentuk kebudayaan, tetapi hanya menghasilkan pembiasaan saja. Hal ini karena
binatang tidak dibekali akal budi, tetapi hanya nafsu dan naluri tingkat rendah.

Karena manusia adalah pencipta kebudayaan maka manusia adalah makhluk


berbudaya. Kebudayaan adalah ekspresi eksistesi manusia di dunia. Dengan
kebudayaannya manusia mampu menampakkan jejak–jejaknya dalam panggung
sejarah dunia.

9
F. Etika dan Estetika Kebudayaan
1. Etika Manusia dalam Berbudaya
Kata etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos. Secara etimologis, etika adalah
ajaran tentang baik–buruk, yang diterima umum atau tentang sikap, perbuatan,
kewajiban, dan sebagainya. Etika bisa disamakan artinya dengan moral (mores dalam
bahasa latin), akhlak, atau kesusilaan. Etika berkaitan dengan masalah nilai, karena
etika pada pokoknya membicarakan masalah–masaah yang berkaitan dengan predikat
nilai susila, atau tidak susila, baik dan buruk. Dalam hal ini, etika termasuk dalam
kawasan nilai, sedangkan nilai etika itu sendiri berkaitan dengan baik–buruk
perbuatan manusia.
2. Estetika Manusia dalam Berbudaya
Estetika dapat dikatakan sebagai teori tentang keindahan atau seni. Estetika
berkaitan dengan nilai indah–jelek (tidak indah). Nilai estetika berari nilai tentang
keindahan. Keindahan dapat diberi makna secara luas, secara sempit, dan estetik
murni.
a. Secara luas keindahan mengandung ide kebaikan, bahwa segala
sesuatunya yang baik termasuk yang abstrak maupun nyata yang mengandung
ide kebaikan adalah indah. Keindahan dalam arti luas meliputi banyak hal,
seperti watak yang indah, hukum yang indah, ilmu yang indah, dan kebajikan
yang indah. Indah dalam arti luas mencakup hampir seluruh yang ada apakah
merupakan hasil seni, alam, moral, dan intelektual.
b. Secara sempit, yaitu indah yang terbatas pada lingkup persepsi penglihatan
(bentuk dan warna).
c. Secara estetik murni, menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam
hubungannya dengan segala sesuatu yang diresapinya melalui penglihatan,
pendengaran perabaan dan perasaan, yang semuanya dapat menimbulkan
persepsi (anggapan) indah.

G. Problematika Kebudayaan

Adalah sesuatu yang indah jika kebudayaan yang merupakan harta yang turun
temurun dari nenek moyang kita, dapat kita pertahankan kelestariannya. Tapi
perkembangan jaman tidak dapat dibendung, seiring dengan berjalanya waktu, maka
kelestarian kebudayaan tersebut harus dijaga karena kebudayaan hanyalah identitas

10
diri dan merupakan identitas bangsa. Bangsa yang memiliki identitas akan menjadi
bangsa yang kuat dan menjadi bangsa yang tidak mudah untuk dijajah oleh bangsa
lain. Problematika kebudayaan sangat berbahaya jika dibiarkan, karena kebudayaan
merupkan jati diri bangsa, bila itu hilang maka dengan sangat mudah bangsa itu akan
hancur dan dijajah oleh bangsa lain. Oleh sebab itu bagaimanapun juga caranya kita
harus mempertahankan identitas bangsa kita yaitu kebudayaan. Mulailah dengan
mencintai kebudayaan daerah, dan serukan dalam hati yaitu: Aku Cinta Indonesia.

Adapun problematika kebudayaan antara lain ;

1. Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem


kepercayaan.

Dalam hal ini, kebudayaan tidak dapat bergerak atau berubah karena
adanya pandangan hidup dan sistem kepercayaan yang sangat kental, karena
kuatnya kepercayaan sekelompok orang dengan kebudayaannya
mengakibatkan mereka tertutup pada dunia luar dan tidak mau menerima
pemikiran-pemikiran dari luar walaupun pemikiran yang baru ini lebih baik
daripada pemikiran mereka. Sebagai contoh dapat kita lihat bahwa orang jawa
tidak mau meninggalkan kampung halamannya atau beralih pola hidup
sebagai petani. Padahal hidup mereka umumnya miskin.

2. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi atau sudut


pandang.

Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi dan sudut


pandang ini dapat terjadi antara masyarakat dan pelaksanaan pembangunan.
Sebagai contoh dapat kita lihat banyak masyarakat yang tidak setuju dengan
program KB yang dicanangkan pemerintah yang salah satu tujuannya untuk
mengatasi kemiskinan dan kepadatan penduduk, karena masyarakat
beranggapan bahwa banyak anak banyak rezeki.

3. Hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.

Upaya untuk mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena


bencana alam sering mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena adanya

11
kekhawatiran penduduk bahwa ditempat yang baru hidup mereka akan lebih
sengsara dibandingkan dengan hidup mereka ditempat yang lama.

4. Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar.

Masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terpencil yang kurang


komunikasi dengan masyarakat luar cendrung memiliki ilmu pengetahuan
yang terbatas, mereka seolah-olah tertutup untuk menerima program-program
pembangunan.

5. Sikap tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru.

Sikap ini sangat mengagung-agungkan budaya tradisional sedemikian


rupa sehingga menganggap hal-hal baru itu akan merusak tatanan hidup
mereka yang sudah mereka miliki secara turun-temurun.

6. Sikap etnosentrisme.

Sikap etnosentris adalah sikap yang mengagungkan budaya suku


bangsa sendiri dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain. Sikap
seperti ini akan memicu timbulnya pertentangan-pertentangan suku, ras,
agama, dan antar golongan. Kebudayaan yang beraneka ragam yang
berkembang disuatu wilayah seperti Indonesia terkadang menimbulkan sikap
etnosentris yang dapat menimbulkan perpecahan.

7. Perkembangan IPTEK sebagai hasil dari kebudayaan, sering disalah gunakan


oleh manusia, sebagai contoh nuklir dan bom dibuat justru untuk
menghancurkan manusia bukan untuk melestarikan suatu generasi, dan obat-
obatan yang diciptakan untuk kesehatan tetapi dalam penggunaannya banyak
disalahgunakan yang justru mengganggu kesehatan manusia.

8. Pewarisan kebudayaan.

Dalam hal pewarisan kebudayaan bisa muncul masalah antara lain,


sesuai atau tidaknya budaya warisan tersebut dengan dinamika masyarakat

12
saat sekarang, penolakan generasi penerima terhadap warisan budaya tersebut,
dan munculnya budaya baru yang tidak lagi sesuai dengan budaya warisan.

Dalam suatu kasus, ditemukan generasi muda menolak budaya yang


hendak diwariskan oleh pendahulunya. Budaya itu dianggap tidak lagi sesuai
dengan kepentingan hidup generasi tersebut, bahkan dianggap bertolak
belakang dengan nilai-nilai budaya yang baru diterima sekarang ini.

9. Perubahan kebudayaan.

Perubahan kebudayaan yang terjadi bisa memunculkan masalah antara


lain perubahan akan merugikan manusia jika perubahan itu bersifat regress
(kemunduran) bukan progress (kemajuan), perubahan bisa berdampak buruk
atau menjadi bencana jika dilakukan melalui revolusi, berlangsung cepat, dan
diluar kendali manusia.

10. Penyebaran kebudayaan.

Penyebaran kebudayaan (difusi) bisa menimbulkan masalah,


masyarakat penerima akan kehilangan nilai-nilai budaya lokal sebagai akibat
kuatnya budaya asing yang masuk. Contoh globalisasi budaya yang
bersumber dari kebudayaan Barat pada era sekarang ini adalah masuknya
nilai-nilai budaya global yang dapat memberi dampak negatif bagi perilaku
sebagian masyarakat Indonesia. Misalnya pola hidup konsumtif, hedonisme,
pragmatis, dan induvidualistik. Akibatnya nilai-nilai asli kebudayaan bangsa
seperti rasa kebersamaan dan kekeluargaan lambat laun bisa hilang dari
masyarakat Indonesia.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin),
yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu
menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau
sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang
individu. Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang di karuniai akal, fikiran, dan
fisik harus menjadi seorang yang berbudaya yang baik yang mengamalkan segala apa
yang di perintahkan oleh Allah sehingga derajat manusia itu tinggi di mata Allah SWT
dan menjadi mulia di bandingkan makhluk ciptaan Allah yang lain yang tidak di
ciptakan mempunyai akal dan fikiran.
Kata budaya merupakan bentuk majemuk kata budi-daya yang berarti cipta,
karsa, dan rasa. Sebenarnya kata budaya hanya dipakai sebagai singkatan kata
kebudayaan, yang berasal dari Bahasa Sangsekerta budhayah yaitu bentuk jamak dari
budhi yang berarti budi atau akal. Budaya atau kebudayaan dalam Bahasa Belanda di
istilahkan dengan kata culturur. Dalam bahasa Inggris culture. Sedangkan dalam
bahasa Latin dari kata colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan,
dan mengembangkan tanah (bertani). Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti
culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah
alam.
Dengan menjadi manusia yang berbudaya maka masyarakat akan memiliki
sikap yang berakal budi, bermoral, sopan dan santun dalam menjalani kehidupan diri
sendiri ataupun berbangsa dan bernegara. Sikap Dan sifat manusia yang berbudaya itu
juga yang akan menjadikan bangsa Indonesia bangsa yang besar yang memiliki jati diri
sendiri sebagai bangsa yang beradab dan bermartabat. Manusia berbudaya yang
seutuhnya adalah makhluk yang selalu aktual, yang terus-menerus belajar dan
menempuh pendidikan untuk mengembangkan kepribadiannya, mengembangkan
konsep tujuan hidupnya, melakukan pembaharuan sesuai kemajuan zaman,
meningkatkan keterampilan dan daya nalar, semakin jelas arah hidupnya untuk apa dan
mau kemana.

14
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis ingin menyarankan kepada pembaca
diantaranya sebagai berikut :
 Jadikanlah makalah ini sebagai pedoman untuk meningkatkan motivasi belajar
yang lebih tinggi lagi.
 Khususnya bagi generasi muda adalah calon sarjana, jadi anda harus mempunyai
wawasan yang luas dan berintelektual tinggi.
 Sebaiknya pembaca lebih banyak mempelajari tentang manusia sebagai makhluk
budaya, serta manusia sebagai individu dan makhluk sosial. Lebih banyak
mempelajari maka akan lebih menguasai tentang manusia sebagai makhluk
budaya , serta manusia sebagai individu dan makhluk sosial.

DAFTAR PUSTAKA

http://rieffraff.blogspot.co.id/2015/03/makalah-isbd--manusia-sebagai-makhluk.html?m=1

http://anisafifahrn.blogspot.co.id/2016/05/makalah-isbd-manusia-sebagai-makhluk.html?m=1

15
http://aaji722.blogspot.co.id/2015/11/makalah-manusia-sebagai-makhluk-budaya.html?m=1

16

Anda mungkin juga menyukai