Anda di halaman 1dari 6

A.

Pertimbangan Pemilihan Sarana dan Teknologi Kereta Api


Kajian pemilihan teknologi sarana difokuskan pada pertimbangan obyektif terkait pilihan terhadap
sistem operasi optimal yang diusulkan untuk KA Pulau Batam. Terkait dengan hal tersebut, terdapat
beberapa faktor penting harus dipertimbangkan, yaitu:
1. Pengaturan tata guna lahan di Kota Batam yang sedemikian rupa sehingga pengembangan
jalur KA harus memanfaatkan ROW yang saat ini dan di masa yang akan datang dimanfaatkan
untuk prasarana jalan dan (kemungkinan) jalan tol. Kondisi ini berimplikasi pada kebutuhan
pengembangan jalur KA dengan alinyemen horisontal dan vertikal mengikuti ROW jalan yang
tersedia. Implikasi dari kondisi ini adalah kebutuhan terhadap sarana yang dapat beroperasi
pada lengkung dengan jari-jari minimum hingga 100 m dan kelandaian (yang secara umum)
mencapai 2%-4% bahkan lebih.
2. Karakteristik wilayah Kota Batam dengan pusat-pusat kegiatan (kantong demand) yang
terdistribusi hampIr merata di sepanjang usulan koridor jalur KA berimplikasi pada jarak antar
stasiun KA yang cukup pendek (hingga 1,5 km saja). Kondisi ini menuntut pelayanan KA
dengan karakteristik operasi dengan kemampuan akselerasi dan deselerasi yang cukup tinggi.

Berbasis pada kebutuhan tersebut, dipertimbangkan sarana jenis Light Rail Transit (LRT) atau
kereta api ringan dan RailBus merupakan sistem kereta api penumpang yang optimal dioperasikan
di Kota Batam. Beberapa keunggulan LRT diantaranya (sumber: http://en.wikipedia.org,):
1. Merupakan jenis kendaraan ringan sehingga dapat berbaur dengan lalu-lintas kota
2. Dapat berbelok dengan radius kecil atau tajam (sekitar 15 meter, sehingga dapat menyelusuri
bangunan tua pusat kota)
3. Dapat naik dengan elevasi hingga 12%, oleh sebab itu stasiun LRT sering berada di atas
jembatan layang.
4. Biaya pembangunan dan operasi lebih murah
5. Mempunyai kapasitas angkut lebih besar dibandingkan BRT yaitu 80.000 penumpang per jam

Secara umum, dari sumber yang sama, terdapat beberapa jenis atau tipe teknologi Light Rail Transit
(LRT) yang secara umum disarikan pada Gambar 7.15.
Light Rail Transit
(LRT)

Tram Monorail Light Rail Rapid Transit


(LRRT)

Straddle Suspended Hybrid Maglev Personal Rapid


Transit (PRT)

Gambar 7.1 Jenis-Jenis Light Rail Transit (LRT)


Sumber: disarikan dari http://en.wikipedia.org, 2010

Pada prinsipnya, pada studi kelayakan ini, jenis sarana yang diusulkan adalah jenis Light Rail
Transit (LRT) dan RailBus. Namun demikian, mengingat kajian teknis secara mendetail terkait
dengan teknologi LRT dan RailBus ini tidak dilakukan, selanjutnya digunakan jenis monorail straddle
dan RailBus jenis Bogie Bolsterless sebagai dasar analisis lanjut (terkait dengan kebutuhan sarana,
jumlah trip, dll).

Monorail
Monorail atau monorel adalah salah satu sistem kereta api penumpang yang beroperasi dikawasan
perkotaan diatas sebuah rel tunggal (berlainan dengan rel tradisional yang memiliki dua rel paralel),
dimana ukuran kereta lebih lebar daripada relnya. Konstruksi rel-nya dapat dibangun diatas atau
dibawah/terowongan, dan biasanya rel terbuat dari beton dan roda keretanya terbuat dari karet.

Beberapa keunggulan monorel diantaranya (sumber: www.monorail.org):


a. Kebutuhan ruang yang lebih kecil baik ruang vertikal maupun horizontal. Lebar yang diperlukan
adalah selebar kereta dan karena dibuat di atas jalan, hanya membutuhkan ruang untuk tiang
penyangga.
b. Terlihat lebih "ringan" daripada kereta konvensional dengan rel terelevasi dan hanya menutupi
sebagian kecil langit.
c. Tidak bising karena menggunakan roda karet yang berjalan di beton.
d. Kemampuan menanjak, menurun, dan berbelok lebih cepat dibanding kereta biasa.
e. Lebih aman karena dengan kereta yang memegang rel, risiko terguling jauh lebih kecil. Resiko
menabrak pejalan kaki pun sangat minim.

Sistem operasi monorel tidak dapat dinilai teknologi mana yang lebih baik dari yang lain, intinya
adalah teknologi monorel akan ditingkatkan terus-menerus, dan dapat bersaing dengan sistem
kereta api standar berat dan ringan untuk kecil dan skala besar. Pada Tabel 7.10 disampaikan
beberapa sistem operasi monorail

Tabel 7.1 Sistem Operasi LRT jenis Monorail


No Sistem Operasi Karakteristik
1 Straddle Alweg: Steel box beam: Inverted T:
(mengangkang)

2 Suspended Safege: I-beam: Double-flanged:


(menggantung)

3 Hybrid
(hibrida/cangkukan)
Cantilevered:
No Sistem Operasi Karakteristik
4 Maglev
(magnetic)
Maglev monorail:

5 Personal Rapid Transit (PRT)


(angkutan cepat individu)
PRT:

Sumber: www.monorail.org, 2010

Informasi mengenai data Light Rail Transit (LRT) jenis monorail car dapat dilihat pada
Tabel 7.11. dan gambar sarana Light Rail Transit (LRT) jenis monorail car dapat dilihat pada
Gambar 7.16.

Tabel 7.2 Spesifikasi Teknis Light Rail Transit (LRT) Jenis Monorail

Sumber: www.hitachi-rail.com, 2010


Gambar 7.2 Light Rail Transit (LRT) Jenis Monorail
Sumber: www.hitachi-rail.com, 2010

RailBus
Jenis sarana lain yang dapat digunakan adalah kereta api jenis RailBus. RailBus adalah sarana KA dengan
badan kereta ringan konstruksi bus dilengkapi propulsi diesel ditumpangkan di atas dua gandar agar bisa
jalan di atas rel. RailBus semula dikembangkan di Eropa terutama di Inggris pada tahun 1980-1990. salah
satunya yang terkenal adalah kolaborasi BREL-Leyland. Tahun 1990-2000, diperkenalkan teknologi kereta
rel diesel ringan (light DMU).

RailBus merupakan sarana KA yang murah (Low Cycle Low Cost Vehicle). Pada Gambar 7.17 disampaikan
perbandingan antara total system capacity dan total system cost posisi railbus berada pada heritage trolly
dan DMU. Selanjutnya pada Tabel 7.12. disampaikan karakteristik DMU yang mempunyai kesamaan
karakteristik dengan railbus. Sedangkan pada Gambar 7.18 dapat dilihat kereta jenis RailBus dan
karakteristiknya.
Gambar 7.3 Kategori RailBus
Sumber: PT.Inka, 2006

Tabel 7.3 Contoh Light DMU di AS

Sumber: PT.Inka,
Rail 2006
Bus Single Axle
Rail bus – Single Axle :
• Konfigurasi per set terdiri 4 unit
• Kapasitas tempat duduk 120 T.D Kelas Eksekutif or
Kelas Bisnis
• Susunan Tempat duduk 2 - 2 melintang, dengan AC
• Konstruksi kereta carbody ringan menggunakan hybrid
composite, single axle, traksi engine Cummins +
Altenator, VVVF IGBT inverter dan motor AC
Kecepatan Max. 60 km/jam
Rail bus – Bogie Bolsterless :
• Konfigurasi per set terdiri 3 unit
• Kapasitas tempat duduk 152 T.D Kelas Eksekutif or
Kelas Bisnis
• Susunan Tempat duduk 2 - 2 melintang, dengan AC
• Konstruksi kereta carbody ringan menggunakan hybrid
composite, Bogie bolsterless, traksi engine Cummins +
Altenator, VVVF IGBT inverter dan motor AC
• Kecepatan Max. 100 km/jam

Gambar 7.4 RailBus


Sumber: PT.Inka, 2006

Anda mungkin juga menyukai