Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Dosen pengampu : Akmal Riza S,E,M.Si

Disusun oleh :

Readi Radifan (170603110)

Zikri Sahadat (170603109)

Doly Affansyah Effendi (170603075)

Alfatan Fadhillah (170603095)

Andra Prayoga Louser (170603137)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


2018

1
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 3
A.LATAR BELAKANG .......................................................................................................................... 3
B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................................................................... 3
C. TUJUAN .............................................................................................................................................. 3
BAB II........................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 4
A. Standard Akuntansi Keuangan Untuk ETAP ....................................................................................... 4
B. Akuntansi keuangan ............................................................................................................................. 5
C.SAK-ETAP............................................................................................................................................ 7
BAB III ....................................................................................................................................................... 10
KESIMPULAN ........................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 11

2
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Adanya perubahan lingkungan global yang semakin menyatukan hampir seluruh negara di
dunia dalam komunitas tunggal, yang dijembatani perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi yang semakin murah, menuntut adanya transparansi di segala bidang. Standar
akuntansi keuangan yang berkualitas merupakan salah satu prasarana penting untuk mewujudkan
transparasi tersebut. Standar akuntansi keuangan dapat diibaratkan sebagai sebuah cermin, di
mana cermin yang baik akan mampu menggambarkan kondisi praktis bisnis yang sebenarnya.
Oleh karena itu, pengembangan standar akuntansi keuangan yang baik, sangat relevan dan
mutlak diperlukan pada masa sekarang ini.
Untuk dapat menghasilkan standar akuntansi keuangan yang baik, maka badan penyusunnya
terus dikembangkan dan disempurnakan sesuai dengan kebutuhan. Awalnya, cikal bakal badan
penyusun standar akuntansi adalah Panitia Penghimpunan Bahan-bahan dan Struktur dari GAAP
dan GAAS yang dibentuk pada tahun 1973. Pada tahun 1974 dibentuk Komite Prinsip Akuntansi
Indonesia (PAI) yang bertugas menyusun dan mengembangkan standar akuntansi keuangan.
Komite PAI telah bertugas selama empat periode kepengurusan IAI sejak tahun 1974 hingga
1994 dengan susunan personel yang terus diperbarui. Selanjutnya, pada periode kepengurusan
IAI tahun 1994-1998 nama Komite PAI diubah menjadi Komite Standar Akuntansi Keuangan
(Komite SAK).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu standar akuntansi keuangan (SAK)


2. Apa itu akuntamsi keuangan
3. Apa manfaat standar akuntansi keuangan
4. Apa itu sak- etap

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu SAK
2. Untuk mengetahui akuntansi keuangan
3. Untuk mengetahui manfaatnya
4. Untuk mengetahui apa itu sak-etap

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Standard Akuntansi Keuangan Untuk ETAP

Pada tanggal 19 Mei 2009, Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) mengesahkan
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).
SAK ETAP ini nampak seide dengan International Financial Reporting Standard for Small and
Medium-sized Entities (IFRS for SMEs). Meskipun memiliki judul yang berbeda, namun baik
SAK ETAP maupun IFRS for SMEs sama-sama diperuntukkan bagi entitas tanpa akuntabilitas
publik, hanya saja istilah yang digunakan sebagai judul pada IFRS adalah small and medium-
sized entities (SMEs).
Jadi, apabila kita membandingkan judul pada IFRS for SMEs dan SAK ETAP, maka istilah
entitas tanpa akuntabilitas publik sama pengertiannya dengan small and medium-sized entities. .
Apabila SAK ETAP telah disahkan pada bulan Mei 2009, IFRS for SMEs sendiri baru disahkan
pada bulan Juli 2009.

Kriteria yang menentukan apakah suatu entitas tergolong entitas tanpa akuntabilitas
publik (ETAP) yaitu:
1. Tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan; dan Suatu entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas yang signifikan jika:

a. Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran atau entitas dalam proses pengajuan
pendaftaran pada otoritas pasar modal (BAPEPAM-LK) atau regulator lain untuk tujuan
efek di pasar modal.
b. Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebaga fidusia untuk sekelompok besar
masyarakat,bank,entitas asuransi, pialang dan/atau pedagang efek, dana pensiun, reksa
dana dan bank investasi.

2. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial


statements) bagi pengguna eksternal.
Contoh :
Pengguna eksternal adalah:
a. Pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha
b. Kreditur
c. Lembaga pemeringkat kredit.

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifkan dapat menggunakan SAK ETAP
jika otoritas berwenang membuat regulasi yang mengizinkan penggunaan SAK ETAP.
Akan tetapi, bila suatu entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan menyusun
laporan keuangannya sesuai IFRS for SMEs, maka laporan keuangan yang disusun tersebut tidak
boleh menyatakan bahwa “laporan keuangan telah disusun sesuai dengan IFRS for SMEs”,
meskipun terdapat undang-undang atau regulasi yang mengizinkan penggunaan IFRS for SMEs
bagi entitas yang memiliki akuntabilitas yang signifikan.
4
Situs IAI dengan judul “Peluncuran Standar Akuntansi Syariah dan Standar Akuntansi
ETAP (Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik)” yang dipublikasikan pada tanggal 15 Juli 2009.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) akan meluncurkan standar akuntansi syariáh dalam tiga bahasa
serta standar akuntansi ETAP (SAK ETAP) di dalam acara Seminar Nasional Akuntansi “Tiga
pilar Standar Akuntansi Indonesia” yang dilaksanakan oleh Universitas Brawijaya dan Ikatan
Akuntan Indonesia di kota Malang pada tanggal 17-18 Juli 2009.
“Standar Akuntansi untuk Entitas tanpa akuntabilitas publik akan membantu perusahaan
kecil menengah dalam menyediakan pelaporan keuangan yang tetap relevan dan andal dengan
tanpa terjebak dalam kerumitan standar berbasis IFRS yang akan kita adopsi di dalam Standar
Akuntansi PSAK kita. Proses harmonisasi IFRS dan PSAK kita harapkan akan selesai pada
tahun 2012 “ demikian ungkap ketua DSAK, M. Jusuf Wibisana. “SAK ETAP ini akan khusus
digunakan untuk perusahaan tanpa akuntanbilitas publik yang signifikan. Perusahaan yang
terdaftar di dalam bursa efek dan yang memiliki akuntabilitas publik signifikan tetap harus
menggunakan PSAK kita yang umum. SAK ETAP ini akan mulai diberlakukan pada tahun 2011
namun penerapan lebih awal di 2010 diperbolehkan” Ujar ketua DPN IAI, Ahmadi Hadibroto.
Standar akuntansi syariáh akan diluncurkan dalam tiga bahasa yakni bahasa Indonesia, Inggris
dan bahasa Arab. Standar ini diharapkan dapat mendukung industri keuangan syariáh yang
semakin berkembang di Indonesia. Dengan diluncurkannya dua standar tersebut, maka standar
akuntansi di Indonesia menjadi lengkap dengan tiga pilar standar akuntansi yakni SAK (Standar
Akuntansi Keuangan yang berlaku umum), SAK ETAP dan SAK Syariáh.
Adanya perubahan lingkungan global yang semakin menyatukan hampir seluruh negara
di dunia dalam komunitas tunggal yang dijembatani perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi yang semakin murah, menuntut adanya transparansi di segala bidang. Akuntansi
adalah media komunikasi, oleh karena itu sering disebut sebagai “Bahasanya Dunia Usaha”
(Business Language). Dewasa ini peran akuntansi sebagai alat pembantu dalam pengambilan
keputusan-keputusan ekonomi dan keuangan semakin besar dalam membantu melancaarkan
tugas manajemen untuk melaksanakan fungsi perencanaan dan pengawasan. Karena
perkembangan bidang perekonomian tersebutlah yang menyebabkan peran akuntansi semakin
meningkat, dan penigkatan bidang-bidang tersebut menuntut adanya akuntansi yang
dapat memberikan informasi keuangan yang di butuhkan dalam pengambilan keputusan.

B. Akuntansi keuangan
Akuntansi keuangan adalah bagian dari akuntansi yang berkaitan dengan penyiapan
laporan keuangan untuk pihak luar, seperti pemegang saham, kreditor, pemasok, serta
pemerintah. Prinsip utama yang dipakai dalam akuntansi keuangan adalah persamaan
akuntansi (Aktiva = Kewajiban + Modal). Akuntansi keuangan berhubungan dengan masalah
pencatatan transaksi untuk suatu perusahaan atau organisasi dan penyusunan berbagai laporan
berkala dari hasil pencatatan tersebut. Laporan ini yang disusun untuk kepentingan umum dan
biasanya digunakan pemilik perusahaan untuk menilai prestasi manajer atau dipakai manajer
sebagai pertanggungjawaban keuangan terhadap para pemegang saham. Hal penting dari
akuntansi keuangan adalah adanya Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang merupakan aturan-
aturan yang harus digunakan didalam pengukuran dan penyajian laporan keuangan untuk
kepentingan eksternal. Dengan demikian, diharapkan pemakai dan penyusun laporan keuangan
dapat berkomunikasi melalui laporan keuangan ini, sebab mereka menggunakan acuan yang

5
sama yaitu SAK. SAK ini mulai diterapkan di Indonesia pada 1994, menggantikan Prinsip-prinsi
Akuntansi Indonesia tahun 1984.Standar Akuntansi terbagi menjadi dua, yaitu Konseptual Frame
Work dan Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan. Dan Perkembangan Standar Akuntansi
itu sendiri mempunyai dua sistem, yaitu IFRS ( International Financial Reporting Standart ) dan
ETAP ( Entitas Tanpa Akuntabilitas Public ).

1.Manfaat Standar Akuntansi

 Untuk keseragaman laporan keuangan


 Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada pedoman baku sehingga
meminimalkan bias dari penyusun
 Memudahkan auditor
 Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan
membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda.
 Pengguna laporan keuangan banyak pihak sehingga penyusun tidak dapat menjelaskan
kepada masing-masing pengguna
 Regulasi mengharuskan perusahaan dengan kriteria tertentu menyusun laporan keuangan
berdasarkan standar: UU PT, UU Pasar Modal.

2. Konseptual Framework

Suatu sistem yang koheren tentang tujuan dan konsep dasar yg sailing berkait, yan
g diharapkan dapatmenghasilkan standar-standar yang konsisten dan memberi pedoman
tentang jenis, fungsi, dan keterbatasan akuntansi keuangan dan pelaporan.” (sumber : FASB
1978).
Konseptual framework dalam akuntansi adalah sebuah konstitusi, suatu sistem koheren
dari tujuan dan asas yang saling berhubungan yang dapat mengarah pada standar yang konsisten
dan menentukan sifat, fungsi dan batasan dari akuntansi keuangan dan laporankeuangan.
Tujuannya adalah merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan
keuangan. Memberikan pedoman dalam penyelesaian perselisihan yang timbul selama proses
penetapan standar dengan cara mempersempit pertanyaan menjadi apakah standar spesifik
tertentu telah sesuai dengan kerangka konseptualnya IAI pada bulan September 1984
memutuskan untuk mengadopsi kerangka konseptual yang disusun oleh IASC sebagai dasar
penyusunan dan penyajian informasi keuangan di Indonesia.

3.Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan
laporan keuangan agar terjadi keseragaman dalam penyajian laporan keuangan. Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan hasil perumusan Komite Prinsipil Akuntansi Indonesia
pada tahun 1994 menggantikan Prinsip Akuntansi Indonesia tahun 1984. SAK di Indonesia
merupakan terapan dari beberapa standard akuntansi yang ada seperti, IAS,IFRS,ETAP,GAAP.
Selain itu ada juga PSAK syariah dan juga SAP.

6
Selain untuk keseragaman laporan keuangan, Standar akuntansi juga diperlukan untuk
memudahkan penyusunan laporan keuangan, memudahkan auditor serta memudahkan pembaca
laporan keuangakn untuk menginterpretasikan dan membandingkan laporan keuangan entitas
yang berbeda. Di Indonesia SAK yang diterapkan saat ini berdasarkan IFRS.

4.Karakteristik IFRS

 IFRS menggunakan “Principles Base “


 Lebih menekankan pada intepreatasi dan aplikasi atas standar sehingga harus berfokus
pada spirit penerapan prinsip tersebut.
 Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah presentasi
akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.
 Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi.
 Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif harus melakukan
penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau menggunakan jasa penilai
 Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik kuantitaif maupun
kualitatif

5.Manfaat IFRS

1. Meningkatkan daya banding laporan keuangan


2. Memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal Internasional
3. Menghilangkan hambatan arus modal Internasional dengan mengurangi perbedaan dalam
ketentuan pelaporan keuangan
4. Mengurangi biaya pelaporan keuangan perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis
keuangan bagi para analis
5. Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju best practice

C.SAK-ETAP

SAK ETAP adalah Standard akuntansi keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik. ETAP yaitu Entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan serta
menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal.ETAP menggunakan
acuan IFRS untuk Small Medium Enterprises. SAK-ETAP diterbitkan pada tahun 2009 dan
berlaku efektif 1 Januari 2011 dan mulai diterapkan pada 1 Januari 2010. SAK ini diterapkan
secara retrospektif namun jika tidak praktis dapat diterapkan secara prospektif yang berarti
mengakui semua asset dan kewajiban sesuai SAK ETAP juga tidak mengakui asset dan
kewajiban jika tidak diizinkan oleh SAK-ETAP, selain itu Mereklasifikasi pos-pos yang
sebelumnya menggunakan PSAK lama menjadi pos-pos sesuai SAK-ETAP juga menerapkan
pengukuran asset dan kewajiban yang diakui SAK ETAP.

7
1.Manfaat SAK ETAP

Dengan adanya SAK ETAP diharapkan perusahaan kecil dan menangah dapat untuk
menyusun laporan keuangannya sendiri juga dapat diaudit dan mendapatkan opini audit,
sehingga perusahaan dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana untuk
pengembangan usahanya.

Manfaat lain dari SAK ETAP antara lain :

1. Lebih mudah implementasinya dibandingkan PSAK-IFRS karena lebih sederhana


2. Walaupun sederhana namun tetap dapat memberikan informasi yang handal dalam
penyajian laporan keuangan
3. Disusun dengan mengadopsi IFRS for SME dengan modifikasi sesuai dengan kondisi di
Indonesia serta dibuat lebih ringkas
4. SAK ETAP masih memerlukan profesional judgement namun tidak sebanyak untuk
PSAK-IFRS
5. Tidak ada perubahan signifikan dibandingkan dengan PSAK lama, namun ada beberapa
hal yang diadopsi/modifikasi dari IFRS/IAS

SAK ETAP terdiri dari 30 Bab dan daftar istilah yang mempermudah untuk memahami
SAK ini.

2.Karakteristik ETAP

 ETAP adalah entitas yang:


 Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
 Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
statement) bagi pengguna eksternal.
 Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam
pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.

Dengan mengadopsi IFRS berarti laporan keuangan berbicara dengan bahasa akuntansi
yang sama, hal ini akan memudahkan perusahaan multinasional dalam berkomunikasi dengan
cabang cabang perusahaannya yang berada dalam negara yang berbeda, meningkatkan kualitas
pelaporan manajemen dan pengambilan keputusan. Dengan mengadopsi IFRS juga berarti
meningkatkan kepastian dan konsistensi dalam interpretasi akuntansi, sehingga memudahkan
proses akuisisi dan divestasi. Dengan mengadopsi IFRS kinerja perusahaan dapat
diperbandingkan dengan pesaing lainnya secara global, apalagi dengan semakin meningkatnya
persaingan global saat ini. Akan menjadi suatu kelemahan bagi suatu perusahaan jika tidak dapat
diperbandingkan secara global, yang berarti kurang mampu dalam menarik modal dan
menghasilkan keuntungan di masa depan.

Indonesia perlu mengadopsi standar akuntansi internasional untuk memudahkan


perusahaan asing yang akan menjual saham di negara ini atau sebaliknya. Namun demikian,
untuk mengadopsi standar internasional itu bukan perkara mudah karena memerlukan
pemahaman dan biaya sosialisasi yang mahal. Indonesia sudah melakukannya namun sifatnya

8
baru harmonisasi, dan selanjutnya akan dilakukan full adoption atas standar internasional
tersebut. Adopsi standar akuntansi internasional tersebut terutama untuk perusahaan publik. Hal
ini dikarenakan perusahaan publik merupakan perusahaan yang melakukan transaksi bukan
hanya nasional tetapi juga secara internasional. Jika ada perusahaan dari luar negeri ingin
menjual saham di Indonesia atau sebaliknya, tidak akan lagi dipersoalkan perbedaan standar
akuntansi yang dipergunakan dalam menyusun laporan.

Sebuah perusahaan ketika akan beralih ke IFRS terlebih dahulu akan


mempertimbangkan cost and benefit-nya. Perusahaan akan menerapkan IFRS apabila
memperoleh incremental benefit atas penerapan IFRS tersebut. Namun bagi perusahaan
multinasional, wajib menerapkan IFRS dalam laporan keuangannya dikarenakan perusahaan ini
berpatner dengan perusahaan-perusahaan lain secara global. Jika perusahana multinasional tidak
mau mengadopsi IFRS, maka ia akan ditinggalkan oleh patner usahanya yang membutuhkan
laporan keuangan yang berstandar internasional.

Selain itu keuntungan negara Indonesia mengadopsi IFRS adalah membuka peluang
kerjasama Internasional, mendukung pertumbuhan ekonomi dengan lebih banyak lagi masuknya
investor-investor asing dan semakin besarnya peluang/lapangan kerja. Menurut kami, akuntansi
adalah sumber dari segala informasi yang ada di sebuah perusahaan. Setiap Keputusan yang
diambil adalah tindak lanjut dari akhir siklus akuntansi yakni laporan keuangan. Laporan
Keuangan hendaknya dapat memberikan informasi yang pasti, tepat, dan mudah dimengerti bagi
orang yang berhak terutama para investor/pemilik saham/dewan direksi. Untuk itu, IFRS harus
diterapkan. Oleh karena itu, dengan adanya akuntansi internasional kita ambil dari sisi positifnya
ketimbang negatifnya.

9
BAB III

KESIMPULAN

Pengadopsian standar akuntansi internasional ke dalam standar akuntansi domestik


bertujuan menghasilkan laporan keuangan yang memiliki tingkat kredibilitas tinggi, persyaratan
akan item item pengungkapan akan semakin tinggi sehingga nilai perusahaan akan semakin
tinggi pula, manajemen akan memiliki tingkat akuntabilitas tinggi dalam menjalankan
perusahaan, laporan keuangan perusahaan menghasilkan informasi yang lebih relevan dan
akurat, dan laporan keuangan akan lebih dapat diperbandingkan dan menghasilkan informasi
yang valid untuk aktiva, hutang, ekuitas, pendapatan dan beban perusahaan.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://edhane.wordpress.com/2010/04/01/sejarah-sak/

http://nunung-nur.blogspot.com/2011/05/harmonisasi-akuntansi-internasional.html

https://estuputri.wordpress.com/tag/harmonisasi-akuntansi-internasional/

Belkaoui, Ahmed Riahi, 2006. Teori Akuntansi, Buku 1, Edisi kelima, Salemba Empat, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat,
Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat,
Jakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai