Assure
Assure
Pada Analisis ini siswa diminta untuk perbedaan menganalisis suatu hubungan atau situasi yang
kompleks atas konsep- konsep dasar.
1. Percobaan yang mendukung pernyataan bahwa sifat cahaya adalah mempunyai panjang
gelombang tertentu yaitu
berkas cahaya dapat diuraikan menjadi sejumlah warna cahaya tertentu melalui pembiasan
oleh kaca prisma
Pembahasan:
Jawaban dapat diperoleh melalui analisis sifat- sifat cahaya yang didukung oleh suatu
percobaan.
SINTESIS (C5)
Apabila penyusunan soal tes bermaksud meminta siswa melakukan sintesis maka
pertanyaan- pertanyaan disusun sedemikian rupa sehingga meminta siswa untuk menggabungkan
atau menyusun kembali (reorganize) hal- hal yang spesifik agar dapat mengembangkan suatu
struktur baru. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa dengan soal sintesis ini siswa diminta untuk
melakukan generalisasi.
Contoh:
1. Seorang pelajar yang bermassa 50 kg bergantung pada ujung sebuah pegas sehingga pegas
bertambah panjang 10 cm. Dengan demikian, tetapan pegas bernilai....
A. 5 N/m C. 50 N/m E. 5000 N/m
B. 20 N/m D. 500 N/m
Pembahasan:
Gaya yang berkerja pada pegas adalah gaya berat W = m.g , sehingga:
F = k Δx
m.g = k Δx
k = m.g/ Δx
k = 50 x 10 / 10 x 10-2
k = 5000 N/m
Jawaban: B
= 125 J
Jawaban: B
EVALUASI (C6)
Apabila penyusun soal bermaksud untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu
menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki untuk menilai sesuatu kasus yang
diajukan oleh penyusun soal.
Petunjuk:
A → jika pernyataan dan alasan benar dan mengandung seba akibat
B → jika pernyataan dan alasan benar namun tidak mengandung sebab akibat
1. Bila sebuah bola dilemparkan vertikal ke atas, maka pada titik tertingginya bola itu berhenti
sesaat.
SEBAB
Pembahasan:
Pernyataan benar
Jawaban: C
2. Tinggi maksimum akan dicapai peluru jika peluru ditembak dengan sudut elevasi 90o.
SEBAB
Arah kecepatan peluru yang ditembakkan dengan sudut elevasi θ bergantung pada waktu
dan posisinya.
Pembahasan:
atau
Dari kedua persamaan di atas diperoleh bahwa arah kecepatan peluru bergantung pada
waktu atau posisi bukan pada waktu dan posisi. Sebab, ketika variabel waktu muncul
variabel posisi (y) tidak muncul dan sebaliknya.
Alasan: salah
Jawaban: C
3. Sebuah benda yang bergerak melingkar beraturan ada dalam keadaan setimbang.
SEBAB
Sebuah benda diam atau bergerak dengan kecepatan tetap ada dalam keadaan setimbang.
Pembahasan:
Pernyataan salah
Pada benda yang bergerak melingkar ada gaya yang menuju ke pusat lingkaran,
dengan kata lain ∑F ≠ 0. Jadi, tidak dalam keadaan setimbang.
Alasan benar
Jawaban: D
4. Gaya gesekan pada benda yang bergerak di atas permukaan benda lain dapat dikurangi
dengan mengurangi luas permukaan kontak antara kedua benda.
SEBAB
Pengurangan luas akan mengurangi tekanan suatu benda pada benda lain.
Pembahasan:
Pernyataan salah
Gaya gesekan tidak berpengaruh pada luas bidang, tetapi bergantung pada koefisien
gesekan dan gaya normal (f = μN).
Alasan benar
Pengurangan luas akan memperbesar tekanan jika gaya tetap (ingat P = F / A).
Jawaban: D
5. Usaha yang dilakukan oleh gaya konservatif sepanjang lintasan tertutup bernilai nol.
SEBAB
Pembahasan:
Pernyataan benar.
Lintasan tertutup perpindahannya nol (s = 0), usaha: W = Fs = 0.
Alasan salah.
Usaha oleh gaya konservatif (misalnya gaya berat) akan menaikkan energi kinetik
bukan energi potensial.
Jawaban: C
REFERENSI:
Foster, Bob. 2006. 1001 Plus: Soal dan Pembahasan FISIKA. Jakarta: Penerbit Erlangga
Sulistyo. 2006. Intisari Fisika. Bandung: Penerbit Pustaka Setia
Sunardi. 2006. FISIKA Bilingual. Bandung: CV. YRAMA MEDIA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dunia pendidikan tentunya memunculkan banyak solusi dalam
mewujudkan pendidikan yang terbaik. Model-model pembelajaran juga mengalami
perkembangan walaupun ada beberapa yang sebenarnya sudah ada sejak dulu namun diolah
kembali untuk diterapkan pada pembelajaran saat ini. Model-model tersebut merupakan
sebuah prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar. Menurut Bloom tujuan pembelajaran meliputi tiga kawasan belajar (learning
domain) yaitu kognitif (kemampuan atau pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor
(ketrampilan). Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya guru boleh memilih
model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dari model pembelajaran ASSURE?
2. Bagaimana penjabaran dari komponen-komponen model pembelajaran ASSURE?
3. Bagaimana penerapan dari model pembelajaran ASSURE?
4. Apa manfaat penerapan dari model pembelajaran ASSURE?
C. Tujuan
1. Mengetahui konsep dari model pembelajaran ASSURE.
2. Mampu menjabarkan dari konsep model pembelajaran ASSURE.
3. Mampu menerapkan model pembelajaran ASSURE.
4. Mengetahui manfaat penerapan dari model pembelajaran ASSURE.
BAB II
PEMBAHASAN
Model pembelajaran ASSURE dicetuskan oleh Heinich, dkk. Sejak tahun 1980-an,
dan terus dikembangkan oleh Smaldino, dkk. Sampai dengan sekarang. Model pembelajaran
ASSURE tidak diberi nama berdasarkan pencetusnya, namun berdasarkan huruf awal
komponen-komponen atau langkah-langkah model desain pembelajarannya. Model
pembelajaran ASSURE merupakan rujukan bagi pendidik dalam membelajarkan peserta
didik dalam pembelajaran yang direncanakan dan disusun secara sistematis dengan
mengintegrasikan teknologi dan media sehingga pembelajaran menjadi efektif dan bermakna
bagi peserta didik.
Model pembelajaran ASSURE lebih berorientasi kepada pemanfaatan media dan teknologi
dalam menciptakan proses dan aktivitas pembelajaran yang diinginkan. Pemanfaatan model
desain pembelajaran ini perlu dilakukan tahap demi tahap (sistematik) dan menyeluruh
(holistik) agar dapat memberikan hasil yang optimal yaitu terciptanya pembelajaran sukses.
Model desain pembelajaran ini berorientasi pada kegiatan belajar mengajar (KBM), hal ini
dapat memandu pengajar dalam mengelola, menciptakan interaksi belajar mengajar bahkan
memotivasi peserta didik dengan tepat. Kreativitas pengajar, kerjasama pengajar dan peserta
didik serta pihak lain yang terlibat dapat dikembangkan dengan baik dalam model desain
pembelajaBAB I
PENDAHULUAN
D. Latar Belakang
E. Rumusan Masalah
5. Bagaimana konsep dari model pembelajaran ASSURE?
6. Bagaimana penjabaran dari komponen-komponen model pembelajaran ASSURE?
7. Bagaimana penerapan dari model pembelajaran ASSURE?
8. Apa manfaat penerapan dari model pembelajaran ASSURE?
F. Tujuan
5. Mengetahui konsep dari model pembelajaran ASSURE.
6. Mampu menjabarkan dari konsep model pembelajaran ASSURE.
7. Mampu menerapkan model pembelajaran ASSURE.
8. Mengetahui manfaat penerapan dari model pembelajaran ASSURE.
BAB II
PEMBAHASAN
Penelitian telah menunjkan bahwa mata pelajaran yang di rancang baik diawali
dengan timbulnya minat siswa dan kemudian dilanjut dengan materi baru, melibatkan para
siswa dalam praktik dan umpan balik, menilai pemahaman mereka, dan memberikan tindakan
lanjut yang relevan. Model pembelajaran ASSURE menggabungkan semua kegiatan
instruksional itu. Perlu dicermati dari model desain pembelajaran ASSURE yang walaupun
berorientasi pada KBM namun model ini tidak menyebutkan strategi pembelajaran secara
eksplisit.
Langkah awal yang dilakukan dalam menerapkan model ini adalah mengidentifikasi
karakteristik siswa yang akan melakukan aktivitas pembealajaran. Model ini memberikan
pendekatan sistematis untuk menganalisis karakteristik para siswa yang mempengaruhi
kemampuan mereka untuk belajar. Analisis pembelajar tersebut meliputi tiga faktor kunci
dari diri pembelajar yang meliputi :
Karakteristik umum siswa dapat ditemukan melalui variable yang konstan, seperti
jenis kelamin, umur, tingkat perkembangan, budaya dan faktor sosial ekonomi serta etnik.
Siswa dengan latar budaya tertentu mungkin akan lebih tertarik dengan metode dan media
tertentu sehubungan dengan latar belakang budayanya. Siswa yang tidak tertarik dengan
konten tertentu mungkin akan dapat terstimulasi dengan penggunaan metode dan media
belajar yang dapat menarik perhatiannya seperti media video, simulasi permainan, aktifitas
berbasis teknologi, dll. Semua variabel konstan tersebut, dapat dijadikan sebagai patokan
dalam merumuskan strategi dan media yang tepat dalam menyampaikan bahan pelajaran.
Kemampuan awal siswa menunjuk pada pengetahuan dan keterampilan yang telah
dan belum dimiliki siswa. Pengajar harus menuju atau memeriksa anggapan
tentang kemampuan awal siswa dengan dua cara. Yang pertama informal dengan
cara wawancara di luar kelas dan yang kedua formal dengan cara tes yang telah
terstandar atau tes buatan pengajar sendiri.
Entry test atau Ujian masuk baik formal maupun informal merupakan cara untuk
mengetahui apakah siswa telah memiliki kemampuan prasyarat (prerequesities).
Prsyarat merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa untuk mengikuti
proses pembelajaran yang akan dilakukan. Prasyarat harus dijabarkan dalam
tujuan. Jika siswa telah menguasai apa yang akan diajarkan, maka akan sangat
membuang waktu jika kita mengajarkan kembali. Maka pre-test berfungsi untuk
menghindari hal tersebut. Dengan menganalisa apa yang telah diketahui oleh
siswa, maka kita akan dapat memilih metode dan media yang sesuai.
c. Learning Style (Gaya Belajar)
Gaya belajar yang dimiliki setiap pembelajar berbeda-beda dan mengantarkan peserta
didik dalam pemaknaan pengetahuan termasuk di dalamnya interaksi dengan dan merespon
dengan emosi ketertarikan terhadap pembelajaran. Terdapat empat macam gaya belajar yang
dimiliki peserta didik, yaitu:
i. Kekuatan persepsi
Pendukung pentingnya variabel ini mengatakan bahwa sebagian besar pebelajar tidak
mempunyai kekuatan yang cukup untuk menangkap pelajaran melalui pendengaran dan
menyaksikan keluasan penggunaan metode guru. Pebelajar yang agak lambat belajar
cenderung menyukai pengalaman taktik atau kinestetik , duduk dan mendengarkan sukar
baginya.
Atensi , berkenaan dengan apakah pebelajar merasa bahwa pembelajaran menarik dan
berguna untuk dipertimbangkan.
Relevan, berkaitan dengan apakah pebelajar merasa bahwa pembelajaran berkaitan
dengan tujuannya.
Confidence, berkenaan dengan apakah pebelajar mengharapkan kesuksesan
berdasarkan pada usahanya sendiri.
Satisfaction, berkaitan dengan penghargaan yang diterima pebelajar dari pembelajaran
itu.
2. State Standard and Performance Objectives (Menetapkan Standar dan Tujuan
Pembelajaran)
Langkah kedua dalam model ASSURE yaitu menyatakan standar dan tujuan belajar
untuk mata pelajaran. Penting untuk diperhatikan bahwa tujuan belajar merupakan
pernyataan dari apa yang akan dicapai, bukan bagaimana mata pelajaran diajarkan.
Pentingnya standar dan tujuan antara lain yaitu menjadikan dasar dalam pemilihan strategi,
teknologi, dan media; menjadikan dasar penilaian; dan menjadikan dasar ekspektasi belajar
siswa. Dengan demikian diharapkan peserta didik dapat memperoleh suatu kemampuan dan
kompetensi tertentu dari pembelajaran. Dalam merumuskan tujuan dan standar pembelajaran
perlu memperhatikan dasar dari strategi, media dan pemilihan media yang tepat. Ada 3
konsentrasi dalam menetapkan tujuan pembelajaran yaitu :
A = audience
Pebelajar atau peserta didik dengan segala karakterisktiknya. Siapa pun peserta didik,
apa pun latar belakangnya, jenjang belajarnya, serta kemampuan prasyaratnya sebaiknya jelas
dan rinci.
B = behavior
C = conditions
Situasi kondisi atau lingkungan yang memungkinkan bagi pebelajar dapat belajar
dengan baik. Penggunaan media dan metode serta sumber belajar menjadi bagian dari kondisi
belajar ini. Kondisi ini sebenarnya menunjuk pada istilah strategi pembelajaran tertentu yang
diterapkan selama proses belajar mengajar berlangsung.
D = degree
Persyaratan khusus atau kriteria yang dirumuskan sebagai dibaku sebagai bukti bahwa
pencapaian tujuan pembelajaran dan proses belajar berhasil. Kriteria ini dapat dinyatakan
dalam presentase benar (%), menggunakan kata-kata seperti tepat/benar, waktu yang harus
dipenuhi, kelengkapan persyaratan yang dianggap dapat mengukur pencapaian kompetensi.
3. Select Methods, Media, and Materials (Memilih Metode, Media dan Materi
Pelajaran)
Metode belajar berbasis masalah melatih ketajaman pola pikir metakognitif, yakni
kemampuan stratregis dalam memecahkan masalah.
Belajar Kolaboratif
Kata Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium
yang secara harfiah dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar. Menurut Lesle
J.Brigges, media adalah alat untuk perangsang bagi peserta didik dalam proses pembelajaran.
Selanjutnya Rossi dan Breidle mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat
dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran,
majalah dan sebagainya. Sedangkan menurut Gerlach, media bukan hanya berupa alat atau
bahan saja, tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan.
Media itu meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang
memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Bentuk media adalah bentuk fisik dimana sebuah pesan digabungkan dan ditampilkan.
Bentuk media meliputi, sebagai contoh, diagram (gambar diam dan teks) slide ( gambar diam
lewat proyektor) video (gambar bergerak dalam TV), dan multimedia komputer (grafik, teks,
dan barang bergerak dalam TV) Setiap media itu mempunyai kekuatan dan batasan dalam
bentuk tipe dari pesan yang bisa direkam dan ditampilkan. Memilih sebuah bentuk media bisa
menjadi sebuah tugas yang kompleks-merujuk kepada cakupan yang luas dari media yang
tersedia, keanekaragaman siswa dan banyak tujuan yang akan dicapai.
Sebelum memanfaatkan media dan bahan yang ada, sebaiknya mengikuti langkah-
langkah seperti dibawah ini yang bisa disebut “5P” yaitu:
Seorang pengajar tidak pernah menggunakan teknologi, media dan materi tanpa
melakukan pengkajian awal dahulu . Selama proses pemilihan, harus menentukan apakah
teknologi, media dan materi itu sesuai untuk pebelajar dan tujuan yang telah ditetapkan.
Pengajar perlu menyiapkan teknologi, media dan materi untuk mendukung kegiatan
pembelajaran yang telah direncanakan. Langkag pertama adalah menyiapkan seluruh materi
dan peralatan yang dibutuhkan oleh pebelajar , dan menentukan urutan apakah yang akan
digunakan untuk memanfaatkan teknologi, media dan materi tersebut . Apakah yang akan
dilakukan pebelajar? Guru membuat daftar urutan materi dan perlengkapan yang diperlukan
untuk tiap pelajaran dan urutan presentasi kegiatan.
Banyak hasil riset menunjukkan bahwa belajar dari suatu kegiatan tergantung pada
bagaimana pebelajar disiapkan untuk kegiatan pembelajaran . Beberapa fungsi seperti,
mengarahkan perhatian , meningkatkan motivasi, menjelaskan secara rasional dalam
mempelajari suatu materi , merupakan kegiatan untuk menyiapkan pebelajar, naik kelas yang
teacher-centered maupun student-centered.
Jika materi itu berpusat pada guru , maka guru harus menyajikan sebagai seorang
professional. Jika pengalaman yang akan diberikan kepada pebelajar student-centered, guru
harus berperan sebagai fasilitator atau pembimbing , yang membantu pebelajar menggali
topik dari internet, mendiskusikan isi, menyiapkan materi portofolio, atau menyajikan
informasi kepada teman sekelas.
Pernyataan tentang hasil tujuan akan membantu untuk mengembangkan kriteria guna
mengevaluasi unjuk kerja pebelajar baik individual maupun kelompok. Cara menilai
pencapaian hasil belajar tergantung pada hakekat tujuan ini. Ada tujuan yang menuntut
keterampilan kognitif , misalnya mengingat hukum OHM, membedakan kata sifat dengan
kata keterangan, menyimpulkan sesuatu .
Evaluasi juga menilai metode dan media pembelajaran . Apakah materi pembelajarn
efektif ? Dapatkah meningkatkan pembelajaran ? apakah penyajian membutuhkan waktu
yang lebih banyak daripada apa yang seharusnya? Analisis reaksi pebelajar pada metode
pembelajaran dapat membantu untuk memperoleh data dengan cara yang halus. Misalnya :
diskusi guru dengan pebelajar mengindikasikan bahwa pebelajar lebih suka belajar mandiri
pada waktu presentasi kelompok . Percakapan dengan spesialis media akan memutuskan
perhatian pada nilai khusus media dalam suatu unit pembelajaran, yang diperlukan untuk
meningkatkan pembelajaran dimasa mendatang.
Revisi
Langkah terakhir adalah melihat kembali hasil data evaluasi yang dikumpilkan.
Adakah kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi. Apakah pebelajar
mencapai suatu tujuan? Bagaiman pebelajar mereaksi materi dan media yang disajikan?
Apakah pengajar puas dengan niali materi yang dipilih? Pengajar seharusnya melekukan
refleksi pelajaran dan tiap komponen di dalamnya. Buat catatan segera sebelum
mengimplementasikan pelajaran lagi. Bila dari hasil data evaluasi menunjukkan ada
kelemahan pada komponen tertentu, kembalilah pada bagan itu dengan merencanakan dan
merevisinya.
3. S ( Select Strategi:
Methodes, Strategi teacher centered and student centered.
Media, and Teknologi dan Media:
Material ) Teknologi ( Komputer dan LCD ), Media ( power point )
Bahan Ajar:
cetak (handout panduan praktik dan buku paket mata
pelajaran TIK kelas VII)
4. U ( Utilize a. Mengecek teknologi, media dan bahan ajar: (layak atau tidak
Media and
Materials )
layak dimanfaatkan).
b. Menyiapkan teknologi, media dan bahan ajar:
- komputer, LCD
- Handout panduan kegiatan praktik yang dilengkapi
dengan kriteria penilaian untuk refleksi pemahaman
siswa
- Buku paket mata pelajaran TIK kelas VII yang relevan
c. Mempersiapkan lingkungan belajar:
- Ruang laboratorium komputer
- Penataan unit-unit komputer secara teratur
- Pengaturan posisi tempat duduk siswa pada saat
melakukan praktik di laboratorium
d. Mempersiapkan siswa :
- Guru memperkenalkan konten pelajaran
- Guru menjelaskan tujuan dari pelajaran
- Guru membuat handuot sebagai panduan siswa dalam
pembelajaran
e. Menyediakan pengalaman belajar:
- Guru memantau hasil pekerjaan praktik siswa
- Guru meninjau pemahaman siswa tentang materi
pelajaran yang telah dipelajari melalui proses tanya jawab
dan diskusi.
5. R (Requires Memberikan stimulus kepada siswa tentang materi
Learner
pelajaran kemudian siswa dibimbing memberikan
Participation)
respon dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
tentang menu-menu dan fungsi program aplikasi
software Ms.Word
Memberikan kesempatan kepada siswa menanggapi
pertanyaan siswa yang lainnya melalui diskusi.
Memfasilitasi siswa untuk berkolaborasi dengan siswa
lain dalam melakukan praktik dilaboratorium tentang
mempraktikkan program aplikasi software Ms.Word
Siswa menyimpulkan materi pelajaran.
6. E (Evaluation Penilaian Belajar
and Revision)
Bentuk : Observasi dan Unjuk kerja
Bentuk Instrumen penilaian: lembar observasi dan Uji prosedur
Soal/Instrumen:
a. Observasi
1. Tunjukkanlah menu-menu yang terdapat pada program
aplikasi software Ms. Office.
2. Jelaskanlah fungsi-fungsi menu-menu pada program
aplikasi software Ms. Office.
b. Uji prosedur
1. Bukalah program aplikasi software Ms. Office yang telah
terinstal di komputer sesuai dengan prosedur yang benar!
2. Buatlah sebuah karya tulis sederhana menggunakan menu-
menu yang terdapat program aplikasi software Ms. Office
Lembar observasi
Instrumen Skala Nilai 1
kuantitaif
[(jumlah/8)*10]
4 3 2 1
1 Menjukkan menu-
menu yang terdapat
pada program aplikasi
software Ms. Office.
2 Menjelaskan fungsi-
fungsi menu-menu
pada program aplikasi
software Ms. Office
Jumlah
4 3 2 1
1 Membuka program
aplikasi software Ms.
Office yang telah
terinstal di komputer
sesuai dengan prosedur
yang benar.
Jumlah
PENUTUP
Smaldino, Sharon E, dkk. 2014. Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar
(terjemahan). Jakarta: KENCANA
Penelitian telah menunjkan bahwa mata pelajaran yang di rancang baik diawali
dengan timbulnya minat siswa dan kemudian dilanjut dengan materi baru, melibatkan para
siswa dalam praktik dan umpan balik, menilai pemahaman mereka, dan memberikan tindakan
lanjut yang relevan. Model pembelajaran ASSURE menggabungkan semua kegiatan
instruksional itu. Perlu dicermati dari model desain pembelajaran ASSURE yang walaupun
berorientasi pada KBM namun model ini tidak menyebutkan strategi pembelajaran secara
eksplisit.
Langkah awal yang dilakukan dalam menerapkan model ini adalah mengidentifikasi
karakteristik siswa yang akan melakukan aktivitas pembealajaran. Model ini memberikan
pendekatan sistematis untuk menganalisis karakteristik para siswa yang mempengaruhi
kemampuan mereka untuk belajar. Analisis pembelajar tersebut meliputi tiga faktor kunci
dari diri pembelajar yang meliputi :
Karakteristik umum siswa dapat ditemukan melalui variable yang konstan, seperti
jenis kelamin, umur, tingkat perkembangan, budaya dan faktor sosial ekonomi serta etnik.
Siswa dengan latar budaya tertentu mungkin akan lebih tertarik dengan metode dan media
tertentu sehubungan dengan latar belakang budayanya. Siswa yang tidak tertarik dengan
konten tertentu mungkin akan dapat terstimulasi dengan penggunaan metode dan media
belajar yang dapat menarik perhatiannya seperti media video, simulasi permainan, aktifitas
berbasis teknologi, dll. Semua variabel konstan tersebut, dapat dijadikan sebagai patokan
dalam merumuskan strategi dan media yang tepat dalam menyampaikan bahan pelajaran.
Kemampuan awal siswa menunjuk pada pengetahuan dan keterampilan yang telah
dan belum dimiliki siswa. Pengajar harus menuju atau memeriksa anggapan
tentang kemampuan awal siswa dengan dua cara. Yang pertama informal dengan
cara wawancara di luar kelas dan yang kedua formal dengan cara tes yang telah
terstandar atau tes buatan pengajar sendiri.
Entry test atau Ujian masuk baik formal maupun informal merupakan cara untuk
mengetahui apakah siswa telah memiliki kemampuan prasyarat (prerequesities).
Prsyarat merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa untuk mengikuti
proses pembelajaran yang akan dilakukan. Prasyarat harus dijabarkan dalam
tujuan. Jika siswa telah menguasai apa yang akan diajarkan, maka akan sangat
membuang waktu jika kita mengajarkan kembali. Maka pre-test berfungsi untuk
menghindari hal tersebut. Dengan menganalisa apa yang telah diketahui oleh
siswa, maka kita akan dapat memilih metode dan media yang sesuai.
f. Learning Style (Gaya Belajar)
Gaya belajar yang dimiliki setiap pembelajar berbeda-beda dan mengantarkan peserta
didik dalam pemaknaan pengetahuan termasuk di dalamnya interaksi dengan dan merespon
dengan emosi ketertarikan terhadap pembelajaran. Terdapat empat macam gaya belajar yang
dimiliki peserta didik, yaitu:
Pendukung pentingnya variabel ini mengatakan bahwa sebagian besar pebelajar tidak
mempunyai kekuatan yang cukup untuk menangkap pelajaran melalui pendengaran dan
menyaksikan keluasan penggunaan metode guru. Pebelajar yang agak lambat belajar
cenderung menyukai pengalaman taktik atau kinestetik , duduk dan mendengarkan sukar
baginya.
v. Kebiasaan memproses informasi
Atensi , berkenaan dengan apakah pebelajar merasa bahwa pembelajaran menarik dan
berguna untuk dipertimbangkan.
Relevan, berkaitan dengan apakah pebelajar merasa bahwa pembelajaran berkaitan
dengan tujuannya.
Confidence, berkenaan dengan apakah pebelajar mengharapkan kesuksesan
berdasarkan pada usahanya sendiri.
Satisfaction, berkaitan dengan penghargaan yang diterima pebelajar dari pembelajaran
itu.
Langkah kedua dalam model ASSURE yaitu menyatakan standar dan tujuan belajar
untuk mata pelajaran. Penting untuk diperhatikan bahwa tujuan belajar merupakan
pernyataan dari apa yang akan dicapai, bukan bagaimana mata pelajaran diajarkan.
Pentingnya standar dan tujuan antara lain yaitu menjadikan dasar dalam pemilihan strategi,
teknologi, dan media; menjadikan dasar penilaian; dan menjadikan dasar ekspektasi belajar
siswa. Dengan demikian diharapkan peserta didik dapat memperoleh suatu kemampuan dan
kompetensi tertentu dari pembelajaran. Dalam merumuskan tujuan dan standar pembelajaran
perlu memperhatikan dasar dari strategi, media dan pemilihan media yang tepat. Ada 3
konsentrasi dalam menetapkan tujuan pembelajaran yaitu :
A = audience
Pebelajar atau peserta didik dengan segala karakterisktiknya. Siapa pun peserta didik,
apa pun latar belakangnya, jenjang belajarnya, serta kemampuan prasyaratnya sebaiknya jelas
dan rinci.
B = behavior
Perilaku belajar yang dikembangkan dalam pembelajaran. Perlaku belajar mewakili
kompetensi, tercermin dalam penggunaan kata kerja. Kata kerja yang digunakan biasanya
kata kerja yang terukur dan dapat diamati.
C = conditions
Situasi kondisi atau lingkungan yang memungkinkan bagi pebelajar dapat belajar
dengan baik. Penggunaan media dan metode serta sumber belajar menjadi bagian dari kondisi
belajar ini. Kondisi ini sebenarnya menunjuk pada istilah strategi pembelajaran tertentu yang
diterapkan selama proses belajar mengajar berlangsung.
D = degree
Persyaratan khusus atau kriteria yang dirumuskan sebagai dibaku sebagai bukti bahwa
pencapaian tujuan pembelajaran dan proses belajar berhasil. Kriteria ini dapat dinyatakan
dalam presentase benar (%), menggunakan kata-kata seperti tepat/benar, waktu yang harus
dipenuhi, kelengkapan persyaratan yang dianggap dapat mengukur pencapaian kompetensi.
9. Select Methods, Media, and Materials (Memilih Metode, Media dan Materi
Pelajaran)
Metode belajar berbasis masalah melatih ketajaman pola pikir metakognitif, yakni
kemampuan stratregis dalam memecahkan masalah.
Belajar Kolaboratif
Kata Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium
yang secara harfiah dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar. Menurut Lesle
J.Brigges, media adalah alat untuk perangsang bagi peserta didik dalam proses pembelajaran.
Selanjutnya Rossi dan Breidle mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat
dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran,
majalah dan sebagainya. Sedangkan menurut Gerlach, media bukan hanya berupa alat atau
bahan saja, tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan.
Media itu meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang
memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Bentuk media adalah bentuk fisik dimana sebuah pesan digabungkan dan ditampilkan.
Bentuk media meliputi, sebagai contoh, diagram (gambar diam dan teks) slide ( gambar diam
lewat proyektor) video (gambar bergerak dalam TV), dan multimedia komputer (grafik, teks,
dan barang bergerak dalam TV) Setiap media itu mempunyai kekuatan dan batasan dalam
bentuk tipe dari pesan yang bisa direkam dan ditampilkan. Memilih sebuah bentuk media bisa
menjadi sebuah tugas yang kompleks-merujuk kepada cakupan yang luas dari media yang
tersedia, keanekaragaman siswa dan banyak tujuan yang akan dicapai.
Sebelum memanfaatkan media dan bahan yang ada, sebaiknya mengikuti langkah-
langkah seperti dibawah ini yang bisa disebut “5P” yaitu:
Seorang pengajar tidak pernah menggunakan teknologi, media dan materi tanpa
melakukan pengkajian awal dahulu . Selama proses pemilihan, harus menentukan apakah
teknologi, media dan materi itu sesuai untuk pebelajar dan tujuan yang telah ditetapkan.
Pengajar perlu menyiapkan teknologi, media dan materi untuk mendukung kegiatan
pembelajaran yang telah direncanakan. Langkag pertama adalah menyiapkan seluruh materi
dan peralatan yang dibutuhkan oleh pebelajar , dan menentukan urutan apakah yang akan
digunakan untuk memanfaatkan teknologi, media dan materi tersebut . Apakah yang akan
dilakukan pebelajar? Guru membuat daftar urutan materi dan perlengkapan yang diperlukan
untuk tiap pelajaran dan urutan presentasi kegiatan.
Banyak hasil riset menunjukkan bahwa belajar dari suatu kegiatan tergantung pada
bagaimana pebelajar disiapkan untuk kegiatan pembelajaran . Beberapa fungsi seperti,
mengarahkan perhatian , meningkatkan motivasi, menjelaskan secara rasional dalam
mempelajari suatu materi , merupakan kegiatan untuk menyiapkan pebelajar, naik kelas yang
teacher-centered maupun student-centered.
Jika materi itu berpusat pada guru , maka guru harus menyajikan sebagai seorang
professional. Jika pengalaman yang akan diberikan kepada pebelajar student-centered, guru
harus berperan sebagai fasilitator atau pembimbing , yang membantu pebelajar menggali
topik dari internet, mendiskusikan isi, menyiapkan materi portofolio, atau menyajikan
informasi kepada teman sekelas.
Pernyataan tentang hasil tujuan akan membantu untuk mengembangkan kriteria guna
mengevaluasi unjuk kerja pebelajar baik individual maupun kelompok. Cara menilai
pencapaian hasil belajar tergantung pada hakekat tujuan ini. Ada tujuan yang menuntut
keterampilan kognitif , misalnya mengingat hukum OHM, membedakan kata sifat dengan
kata keterangan, menyimpulkan sesuatu .
Evaluasi juga menilai metode dan media pembelajaran . Apakah materi pembelajarn
efektif ? Dapatkah meningkatkan pembelajaran ? apakah penyajian membutuhkan waktu
yang lebih banyak daripada apa yang seharusnya? Analisis reaksi pebelajar pada metode
pembelajaran dapat membantu untuk memperoleh data dengan cara yang halus. Misalnya :
diskusi guru dengan pebelajar mengindikasikan bahwa pebelajar lebih suka belajar mandiri
pada waktu presentasi kelompok . Percakapan dengan spesialis media akan memutuskan
perhatian pada nilai khusus media dalam suatu unit pembelajaran, yang diperlukan untuk
meningkatkan pembelajaran dimasa mendatang.
Revisi
Langkah terakhir adalah melihat kembali hasil data evaluasi yang dikumpilkan.
Adakah kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi. Apakah pebelajar
mencapai suatu tujuan? Bagaiman pebelajar mereaksi materi dan media yang disajikan?
Apakah pengajar puas dengan niali materi yang dipilih? Pengajar seharusnya melekukan
refleksi pelajaran dan tiap komponen di dalamnya. Buat catatan segera sebelum
mengimplementasikan pelajaran lagi. Bila dari hasil data evaluasi menunjukkan ada
kelemahan pada komponen tertentu, kembalilah pada bagan itu dengan merencanakan dan
merevisinya.
3. S ( Select Strategi:
Methodes, Strategi teacher centered and student centered.
Media, and Teknologi dan Media:
Material ) Teknologi ( Komputer dan LCD ), Media ( power point )
Bahan Ajar:
cetak (handout panduan praktik dan buku paket mata
pelajaran TIK kelas VII)
4. U ( Utilize f. Mengecek teknologi, media dan bahan ajar: (layak atau tidak
Media and
Materials ) layak dimanfaatkan).
g. Menyiapkan teknologi, media dan bahan ajar:
- komputer, LCD
- Handout panduan kegiatan praktik yang dilengkapi
dengan kriteria penilaian untuk refleksi pemahaman
siswa
- Buku paket mata pelajaran TIK kelas VII yang relevan
h. Mempersiapkan lingkungan belajar:
- Ruang laboratorium komputer
- Penataan unit-unit komputer secara teratur
- Pengaturan posisi tempat duduk siswa pada saat
melakukan praktik di laboratorium
i. Mempersiapkan siswa :
- Guru memperkenalkan konten pelajaran
- Guru menjelaskan tujuan dari pelajaran
- Guru membuat handuot sebagai panduan siswa dalam
pembelajaran
j. Menyediakan pengalaman belajar:
- Guru memantau hasil pekerjaan praktik siswa
- Guru meninjau pemahaman siswa tentang materi
pelajaran yang telah dipelajari melalui proses tanya jawab
dan diskusi.
5. R (Requires Memberikan stimulus kepada siswa tentang materi
Learner
pelajaran kemudian siswa dibimbing memberikan
Participation)
respon dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
tentang menu-menu dan fungsi program aplikasi
software Ms.Word
Memberikan kesempatan kepada siswa menanggapi
pertanyaan siswa yang lainnya melalui diskusi.
Memfasilitasi siswa untuk berkolaborasi dengan siswa
lain dalam melakukan praktik dilaboratorium tentang
mempraktikkan program aplikasi software Ms.Word
Siswa menyimpulkan materi pelajaran.
6. E (Evaluation Penilaian Belajar
and Revision)
Bentuk : Observasi dan Unjuk kerja
Bentuk Instrumen penilaian: lembar observasi dan Uji prosedur
Soal/Instrumen:
a. Observasi
1. Tunjukkanlah menu-menu yang terdapat pada program
aplikasi software Ms. Office.
2. Jelaskanlah fungsi-fungsi menu-menu pada program
aplikasi software Ms. Office.
b. Uji prosedur
1. Bukalah program aplikasi software Ms. Office yang telah
terinstal di komputer sesuai dengan prosedur yang benar!
2. Buatlah sebuah karya tulis sederhana menggunakan menu-
menu yang terdapat program aplikasi software Ms. Office
Lembar observasi
Instrumen Skala Nilai 1
kuantitaif
[(jumlah/8)*10]
4 3 2 1
1 Menjukkan menu-
menu yang terdapat
pada program aplikasi
software Ms. Office.
2 Menjelaskan fungsi-
fungsi menu-menu
pada program aplikasi
software Ms. Office
Jumlah
4 3 2 1
1 Membuka program
aplikasi software Ms.
Office yang telah
terinstal di komputer
sesuai dengan prosedur
yang benar.
Jumlah
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Dewi Salma Prawiradilaga. 2008. Prinsip Disain Pembelajaran. Jakarta: KENCANA
Smaldino, Sharon E, dkk. 2014. Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar
(terjemahan). Jakarta: KENCANA