Anda di halaman 1dari 39

Analisis C4

Pada Analisis ini siswa diminta untuk perbedaan menganalisis suatu hubungan atau situasi yang
kompleks atas konsep- konsep dasar.

1. Percobaan yang mendukung pernyataan bahwa sifat cahaya adalah mempunyai panjang
gelombang tertentu yaitu
berkas cahaya dapat diuraikan menjadi sejumlah warna cahaya tertentu melalui pembiasan
oleh kaca prisma

Pembahasan:

Jawaban dapat diperoleh melalui analisis sifat- sifat cahaya yang didukung oleh suatu
percobaan.

SINTESIS (C5)

Apabila penyusunan soal tes bermaksud meminta siswa melakukan sintesis maka
pertanyaan- pertanyaan disusun sedemikian rupa sehingga meminta siswa untuk menggabungkan
atau menyusun kembali (reorganize) hal- hal yang spesifik agar dapat mengembangkan suatu
struktur baru. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa dengan soal sintesis ini siswa diminta untuk
melakukan generalisasi.

Contoh:

1. Seorang pelajar yang bermassa 50 kg bergantung pada ujung sebuah pegas sehingga pegas
bertambah panjang 10 cm. Dengan demikian, tetapan pegas bernilai....
A. 5 N/m C. 50 N/m E. 5000 N/m
B. 20 N/m D. 500 N/m
Pembahasan:

Gaya yang berkerja pada pegas adalah gaya berat W = m.g , sehingga:

F = k Δx
m.g = k Δx

k = m.g/ Δx

k = 50 x 10 / 10 x 10-2

k = 5000 N/m

Jawaban: B

 Pada gerak B ke D berlaku hukum kekekalan


energi mekanik karena tidak ada lagi gaya
yang bekerja pada benda
EPD + EKD = EPB + EKB

0 + EKD = mghB + ½ mvB2

EKD = (2)(10)(5) + ½ (2)(52)

= 125 J

Jawaban: B

EVALUASI (C6)

Apabila penyusun soal bermaksud untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu
menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki untuk menilai sesuatu kasus yang
diajukan oleh penyusun soal.

Contoh soal evaluasi:

Petunjuk:
A → jika pernyataan dan alasan benar dan mengandung seba akibat

B → jika pernyataan dan alasan benar namun tidak mengandung sebab akibat

C → jika pernyataan benar dan alasan salah

D → jika pernyataan salah dan alasan benar

E → jika pernyataan dan alasan salah

1. Bila sebuah bola dilemparkan vertikal ke atas, maka pada titik tertingginya bola itu berhenti
sesaat.
SEBAB

Pada saat berhenti, bola tidak mengalami percepatan.

Pembahasan:

Pernyataan benar

Alasan salah: percepatan/ perlambatan gerak vertikal = g.

Jawaban: C

2. Tinggi maksimum akan dicapai peluru jika peluru ditembak dengan sudut elevasi 90o.
SEBAB

Arah kecepatan peluru yang ditembakkan dengan sudut elevasi θ bergantung pada waktu
dan posisinya.

Pembahasan:

 Tinggi maksimum peluru yang dilemparkan


dengan kecepatan awal v0 dan sudut elevasi
θ dapat dicari dengan persamaan
h = v02 sin2 θ / 2g

Tinggi h akan maksimum bila sin θ = 1 atau θ = 90o


Pernyataan: benar

 Arah kecepatan peluru dapat ditentukan


dengan persamaan
vy = v0y – gt (vy bergantung pada waktu)

atau

vy2 = v02 – 2 gy (vy bergantung pada posisi)

Dari kedua persamaan di atas diperoleh bahwa arah kecepatan peluru bergantung pada
waktu atau posisi bukan pada waktu dan posisi. Sebab, ketika variabel waktu muncul
variabel posisi (y) tidak muncul dan sebaliknya.

Alasan: salah

Jawaban: C

3. Sebuah benda yang bergerak melingkar beraturan ada dalam keadaan setimbang.
SEBAB

Sebuah benda diam atau bergerak dengan kecepatan tetap ada dalam keadaan setimbang.

Pembahasan:

 Pernyataan salah
Pada benda yang bergerak melingkar ada gaya yang menuju ke pusat lingkaran,
dengan kata lain ∑F ≠ 0. Jadi, tidak dalam keadaan setimbang.

 Alasan benar
Jawaban: D

4. Gaya gesekan pada benda yang bergerak di atas permukaan benda lain dapat dikurangi
dengan mengurangi luas permukaan kontak antara kedua benda.
SEBAB

Pengurangan luas akan mengurangi tekanan suatu benda pada benda lain.

Pembahasan:
 Pernyataan salah
Gaya gesekan tidak berpengaruh pada luas bidang, tetapi bergantung pada koefisien
gesekan dan gaya normal (f = μN).

 Alasan benar
Pengurangan luas akan memperbesar tekanan jika gaya tetap (ingat P = F / A).

Jawaban: D

5. Usaha yang dilakukan oleh gaya konservatif sepanjang lintasan tertutup bernilai nol.
SEBAB

Usaha oleh gaya konservatif menaikkan energi potensial.

Pembahasan:

 Pernyataan benar.
Lintasan tertutup perpindahannya nol (s = 0), usaha: W = Fs = 0.

 Alasan salah.
Usaha oleh gaya konservatif (misalnya gaya berat) akan menaikkan energi kinetik
bukan energi potensial.

Jawaban: C

REFERENSI:

 Foster, Bob. 2006. 1001 Plus: Soal dan Pembahasan FISIKA. Jakarta: Penerbit Erlangga
 Sulistyo. 2006. Intisari Fisika. Bandung: Penerbit Pustaka Setia
 Sunardi. 2006. FISIKA Bilingual. Bandung: CV. YRAMA MEDIA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan dunia pendidikan tentunya memunculkan banyak solusi dalam
mewujudkan pendidikan yang terbaik. Model-model pembelajaran juga mengalami
perkembangan walaupun ada beberapa yang sebenarnya sudah ada sejak dulu namun diolah
kembali untuk diterapkan pada pembelajaran saat ini. Model-model tersebut merupakan
sebuah prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar. Menurut Bloom tujuan pembelajaran meliputi tiga kawasan belajar (learning
domain) yaitu kognitif (kemampuan atau pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor
(ketrampilan). Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya guru boleh memilih
model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.

Tentunya dalam menerapkan model-model pembelajaran perlu adanya desain dalam


mengimplementasikan model-model tersebut. Desain diperlukan sebagai penyampai atau
pengorganisasian model-model tersebut yang tentunya sesuai dengan latar belakang model
yang akan diterapkan. Model desain pembelajaran mengandung aspek bagaimana sebaiknya
pembelajaran diselenggarakan atau diciptakan melalui serangkaian prosedur serta penciptaan
lingkungan belajar. Selain itu desain pembelajaran terdiri dari kegiatan-kegiatan yang perlu
dilaksanakan untuk suatu proses belajar. Perlu diingat bahwa apapun modelnya, tujuan dari
suatu model desain pembelajaran adalah mengupayakan agar proses pembelajaran berjalan
optimal (to bring people learn).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dari model pembelajaran ASSURE?
2. Bagaimana penjabaran dari komponen-komponen model pembelajaran ASSURE?
3. Bagaimana penerapan dari model pembelajaran ASSURE?
4. Apa manfaat penerapan dari model pembelajaran ASSURE?

C. Tujuan
1. Mengetahui konsep dari model pembelajaran ASSURE.
2. Mampu menjabarkan dari konsep model pembelajaran ASSURE.
3. Mampu menerapkan model pembelajaran ASSURE.
4. Mengetahui manfaat penerapan dari model pembelajaran ASSURE.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Model Pembelajaran ASSURE

Model pembelajaran ASSURE merupakan desain pembelajaran yang sederhana yang


dapat digunakan untuk menciptakan sebuah pembelajaran sukses, efektif, efisien, dan
menarik. Model pembelajaran ini bersifat praktis dan mudah untuk digunakan. Model
pembelajaran ASSURE merupakan singkatan dari komponen-komponen atau langkah-
langkah penting yang terdapat dalam konsep didalamnya, yaitu :
 Analyzer learner characteristic (menganalisis karakteristik siswa)
 State standard and performance objectives (menetapkan standar dan tujuan
pembelajaran)
 Select methods, media, and materials (memilih metode, media dan materi
pelajaran)
 Utilize media and materials (menggunakan teknologi, media, dan materi)
 Requires learner participation (mengaktifan keterlibatan siswa)
 Evaluation and revision (evaluasi dan revisi)

Model pembelajaran ASSURE dicetuskan oleh Heinich, dkk. Sejak tahun 1980-an,
dan terus dikembangkan oleh Smaldino, dkk. Sampai dengan sekarang. Model pembelajaran
ASSURE tidak diberi nama berdasarkan pencetusnya, namun berdasarkan huruf awal
komponen-komponen atau langkah-langkah model desain pembelajarannya. Model
pembelajaran ASSURE merupakan rujukan bagi pendidik dalam membelajarkan peserta
didik dalam pembelajaran yang direncanakan dan disusun secara sistematis dengan
mengintegrasikan teknologi dan media sehingga pembelajaran menjadi efektif dan bermakna
bagi peserta didik.

Model pembelajaran ASSURE lebih berorientasi kepada pemanfaatan media dan teknologi
dalam menciptakan proses dan aktivitas pembelajaran yang diinginkan. Pemanfaatan model
desain pembelajaran ini perlu dilakukan tahap demi tahap (sistematik) dan menyeluruh
(holistik) agar dapat memberikan hasil yang optimal yaitu terciptanya pembelajaran sukses.
Model desain pembelajaran ini berorientasi pada kegiatan belajar mengajar (KBM), hal ini
dapat memandu pengajar dalam mengelola, menciptakan interaksi belajar mengajar bahkan
memotivasi peserta didik dengan tepat. Kreativitas pengajar, kerjasama pengajar dan peserta
didik serta pihak lain yang terlibat dapat dikembangkan dengan baik dalam model desain
pembelajaBAB I

PENDAHULUAN

D. Latar Belakang

Perkembangan dunia pendidikan tentunya memunculkan banyak solusi dalam


mewujudkan pendidikan yang terbaik. Model-model pembelajaran juga mengalami
perkembangan walaupun ada beberapa yang sebenarnya sudah ada sejak dulu namun diolah
kembali untuk diterapkan pada pembelajaran saat ini. Model-model tersebut merupakan
sebuah prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar. Menurut Bloom tujuan pembelajaran meliputi tiga kawasan belajar (learning
domain) yaitu kognitif (kemampuan atau pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor
(ketrampilan). Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya guru boleh memilih
model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.

Tentunya dalam menerapkan model-model pembelajaran perlu adanya desain dalam


mengimplementasikan model-model tersebut. Desain diperlukan sebagai penyampai atau
pengorganisasian model-model tersebut yang tentunya sesuai dengan latar belakang model
yang akan diterapkan. Model desain pembelajaran mengandung aspek bagaimana sebaiknya
pembelajaran diselenggarakan atau diciptakan melalui serangkaian prosedur serta penciptaan
lingkungan belajar. Selain itu desain pembelajaran terdiri dari kegiatan-kegiatan yang perlu
dilaksanakan untuk suatu proses belajar. Perlu diingat bahwa apapun modelnya, tujuan dari
suatu model desain pembelajaran adalah mengupayakan agar proses pembelajaran berjalan
optimal (to bring people learn).

E. Rumusan Masalah
5. Bagaimana konsep dari model pembelajaran ASSURE?
6. Bagaimana penjabaran dari komponen-komponen model pembelajaran ASSURE?
7. Bagaimana penerapan dari model pembelajaran ASSURE?
8. Apa manfaat penerapan dari model pembelajaran ASSURE?

F. Tujuan
5. Mengetahui konsep dari model pembelajaran ASSURE.
6. Mampu menjabarkan dari konsep model pembelajaran ASSURE.
7. Mampu menerapkan model pembelajaran ASSURE.
8. Mengetahui manfaat penerapan dari model pembelajaran ASSURE.
BAB II

PEMBAHASAN

B. Konsep Model Pembelajaran ASSURE

Model pembelajaran ASSURE merupakan desain pembelajaran yang sederhana yang


dapat digunakan untuk menciptakan sebuah pembelajaran sukses, efektif, efisien, dan
menarik. Model pembelajaran ini bersifat praktis dan mudah untuk digunakan. Model
pembelajaran ASSURE merupakan singkatan dari komponen-komponen atau langkah-
langkah penting yang terdapat dalam konsep didalamnya, yaitu :

 Analyzer learner characteristic (menganalisis karakteristik siswa)


 State standard and performance objectives (menetapkan standar dan tujuan
pembelajaran)
 Select methods, media, and materials (memilih metode, media dan materi
pelajaran)
 Utilize media and materials (menggunakan teknologi, media, dan materi)
 Requires learner participation (mengaktifan keterlibatan siswa)
 Evaluation and revision (evaluasi dan revisi)
Model pembelajaran ASSURE dicetuskan oleh Heinich, dkk. Sejak tahun 1980-an,
dan terus dikembangkan oleh Smaldino, dkk. Sampai dengan sekarang. Model pembelajaran
ASSURE tidak diberi nama berdasarkan pencetusnya, namun berdasarkan huruf awal
komponen-komponen atau langkah-langkah model desain pembelajarannya. Model
pembelajaran ASSURE merupakan rujukan bagi pendidik dalam membelajarkan peserta
didik dalam pembelajaran yang direncanakan dan disusun secara sistematis dengan
mengintegrasikan teknologi dan media sehingga pembelajaran menjadi efektif dan bermakna
bagi peserta didik.

Model pembelajaran ASSURE lebih berorientasi kepada pemanfaatan media dan


teknologi dalam menciptakan proses dan aktivitas pembelajaran yang diinginkan.
Pemanfaatan model desain pembelajaran ini perlu dilakukan tahap demi tahap (sistematik)
dan menyeluruh (holistik) agar dapat memberikan hasil yang optimal yaitu terciptanya
pembelajaran sukses. Model desain pembelajaran ini berorientasi pada kegiatan belajar
mengajar (KBM), hal ini dapat memandu pengajar dalam mengelola, menciptakan interaksi
belajar mengajar bahkan memotivasi peserta didik dengan tepat. Kreativitas pengajar,
kerjasama pengajar dan peserta didik serta pihak lain yang terlibat dapat dikembangkan
dengan baik dalam model desain pembelajaran yang berorientasi KBM ini.

Penelitian telah menunjkan bahwa mata pelajaran yang di rancang baik diawali
dengan timbulnya minat siswa dan kemudian dilanjut dengan materi baru, melibatkan para
siswa dalam praktik dan umpan balik, menilai pemahaman mereka, dan memberikan tindakan
lanjut yang relevan. Model pembelajaran ASSURE menggabungkan semua kegiatan
instruksional itu. Perlu dicermati dari model desain pembelajaran ASSURE yang walaupun
berorientasi pada KBM namun model ini tidak menyebutkan strategi pembelajaran secara
eksplisit.

C. Komponen-Komponen Model Pembelajaran ASSURE

1. Analyzer Learner Characteristic (Menganalisis Karakteristik Siswa)

Langkah awal yang dilakukan dalam menerapkan model ini adalah mengidentifikasi
karakteristik siswa yang akan melakukan aktivitas pembealajaran. Model ini memberikan
pendekatan sistematis untuk menganalisis karakteristik para siswa yang mempengaruhi
kemampuan mereka untuk belajar. Analisis pembelajar tersebut meliputi tiga faktor kunci
dari diri pembelajar yang meliputi :

a. General Characteristics (Karakteristik Umum)

Karakteristik umum siswa dapat ditemukan melalui variable yang konstan, seperti
jenis kelamin, umur, tingkat perkembangan, budaya dan faktor sosial ekonomi serta etnik.
Siswa dengan latar budaya tertentu mungkin akan lebih tertarik dengan metode dan media
tertentu sehubungan dengan latar belakang budayanya. Siswa yang tidak tertarik dengan
konten tertentu mungkin akan dapat terstimulasi dengan penggunaan metode dan media
belajar yang dapat menarik perhatiannya seperti media video, simulasi permainan, aktifitas
berbasis teknologi, dll. Semua variabel konstan tersebut, dapat dijadikan sebagai patokan
dalam merumuskan strategi dan media yang tepat dalam menyampaikan bahan pelajaran.

b. Specific Entry Competencies ( Mendiagnosis kemampuan awal pembelajar)

Penelitian yang terbaru menunjukkan bahwa pengetahuan awal siswa merupakan


sebuah subyek patokan yang berpengaruh dalam bagaimana dan apa yang dapat mereka
pelajari lebih banyak sesuai dengan perkembangan psikologi siswa (Smaldino dari
Dick,carey& carey,2001). Hal ini akan memudahkan dalam merancang suatu
pembelajaran agar penyamapain materi pelajaran dapat diserap dengan optimal oleh peserta
didik sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

Kemampuan awal siswa menunjuk pada pengetahuan dan keterampilan yang telah
dan belum dimiliki siswa. Pengajar harus menuju atau memeriksa anggapan
tentang kemampuan awal siswa dengan dua cara. Yang pertama informal dengan
cara wawancara di luar kelas dan yang kedua formal dengan cara tes yang telah
terstandar atau tes buatan pengajar sendiri.
Entry test atau Ujian masuk baik formal maupun informal merupakan cara untuk
mengetahui apakah siswa telah memiliki kemampuan prasyarat (prerequesities).
Prsyarat merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa untuk mengikuti
proses pembelajaran yang akan dilakukan. Prasyarat harus dijabarkan dalam
tujuan. Jika siswa telah menguasai apa yang akan diajarkan, maka akan sangat
membuang waktu jika kita mengajarkan kembali. Maka pre-test berfungsi untuk
menghindari hal tersebut. Dengan menganalisa apa yang telah diketahui oleh
siswa, maka kita akan dapat memilih metode dan media yang sesuai.
c. Learning Style (Gaya Belajar)

Gaya belajar yang dimiliki setiap pembelajar berbeda-beda dan mengantarkan peserta
didik dalam pemaknaan pengetahuan termasuk di dalamnya interaksi dengan dan merespon
dengan emosi ketertarikan terhadap pembelajaran. Terdapat empat macam gaya belajar yang
dimiliki peserta didik, yaitu:

i. Kekuatan persepsi
Pendukung pentingnya variabel ini mengatakan bahwa sebagian besar pebelajar tidak
mempunyai kekuatan yang cukup untuk menangkap pelajaran melalui pendengaran dan
menyaksikan keluasan penggunaan metode guru. Pebelajar yang agak lambat belajar
cenderung menyukai pengalaman taktik atau kinestetik , duduk dan mendengarkan sukar
baginya.

ii. Kebiasaan memproses informasi

Variabel ini berkaitan dengan bagaimana kecenderungan pebelajar memproses


informasi. Model Gregore tentang ‘gaya belajar’ yaitu 4 kategori utama pada gaya berfikir :

 Pebelajar kategori berurutan kongkrit, lebih suka pengalaman langsung dan


penyampaian dengan urutan yang logis . Golongan ini lebih cocok belajar dengan
buku kerja , demonstrasi, pembelajaran terprogram , dll.
 Pebelajar katagori acak konkrit, lebih senang pendekatan coba-coba (trial & error),
membuat kesimpulan cepat dari pengalaman yang terjadi. Golongan ini lebih suka
metode-metode seperti permainan , simulasi , discovery, dll.
 Pebelajar kategori berurutan abstrak. Kelompok ini terampil menyandi pesan verbal
dan simbolik khususnya bila disajikan dalam urutan yang logis. Golongan ini lebih
suka membaca dan menyimak.
 Pebelajar kelompok acak abstrak, menunjukan kemampuannya untuk menangkap
makna dan presentasi yang disajikan , merespon nada dan gaya pembicara sebaik
menangkap pesannya . Golongan ini baik untuk belajar dalam diskusi kelompok,
kuliah dengan tanya jawab, videotape, dan televisi.

iii. Faktor-Faktor motivasional

Berbagai faktor emosional sangat berpengaruh pada perhatian terhadap sesuatu ,


berapa lama memperhatikan, seberapa jauh usaha memahami pelajaran , dan bagaimana
perasaan ikut ambil bagian dalam kegiatan belajar. Cara yang membedakan aspek penting
motivas yaitu :

 Atensi , berkenaan dengan apakah pebelajar merasa bahwa pembelajaran menarik dan
berguna untuk dipertimbangkan.
 Relevan, berkaitan dengan apakah pebelajar merasa bahwa pembelajaran berkaitan
dengan tujuannya.
 Confidence, berkenaan dengan apakah pebelajar mengharapkan kesuksesan
berdasarkan pada usahanya sendiri.
 Satisfaction, berkaitan dengan penghargaan yang diterima pebelajar dari pembelajaran
itu.
2. State Standard and Performance Objectives (Menetapkan Standar dan Tujuan
Pembelajaran)

Langkah kedua dalam model ASSURE yaitu menyatakan standar dan tujuan belajar
untuk mata pelajaran. Penting untuk diperhatikan bahwa tujuan belajar merupakan
pernyataan dari apa yang akan dicapai, bukan bagaimana mata pelajaran diajarkan.
Pentingnya standar dan tujuan antara lain yaitu menjadikan dasar dalam pemilihan strategi,
teknologi, dan media; menjadikan dasar penilaian; dan menjadikan dasar ekspektasi belajar
siswa. Dengan demikian diharapkan peserta didik dapat memperoleh suatu kemampuan dan
kompetensi tertentu dari pembelajaran. Dalam merumuskan tujuan dan standar pembelajaran
perlu memperhatikan dasar dari strategi, media dan pemilihan media yang tepat. Ada 3
konsentrasi dalam menetapkan tujuan pembelajaran yaitu :

a. Pentingnya Merumuskan Tujuan dan Standar dalam Pembelajaran

Dasar dalam penilaian pembelajaran ini menujukkan pengetahuan dan kompetensi


seperti apa yang nantinya akan dikuasai oleh peserta didik. Selain itu juga menjadi dasar
dalam pembelajaran siswa yang lebih bermakna. Sehingga sebelumnya peserta didik dapat
mempersiapkan diri dalam partisipasi dan keaktifannya dalam pembelajaran. Ada beberapa
alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam merancang suatu program pembelajaran,
seperti berikut:

 Rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi efektifitas


keberhasilan proses pembelajaran.
 Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar
siswa.
 Tujuan pembelajaran dapat membantu dalam mendesain sistem pembelajaran.
 Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai kontrol dalam menentukan batas-batas
dan kualitas pembelajaran.

b. Tujuan Pembelajaran yang Berbasis ABCD

Menurut Smaldino,dkk.,setiap rumusan tujuan pembelajaran ini haruslah lengkap.


Kejelasan dan kelengkapan ini sangat membantu dalam menentukan model belajar,
pemanfaatan media dan sumber belajar berikut asesmen dalam KBM. Rumusan baku ABCD
tadi dijabarkan sebagai berikut:

 A = audience
Pebelajar atau peserta didik dengan segala karakterisktiknya. Siapa pun peserta didik,
apa pun latar belakangnya, jenjang belajarnya, serta kemampuan prasyaratnya sebaiknya jelas
dan rinci.

 B = behavior

Perilaku belajar yang dikembangkan dalam pembelajaran. Perlaku belajar mewakili


kompetensi, tercermin dalam penggunaan kata kerja. Kata kerja yang digunakan biasanya
kata kerja yang terukur dan dapat diamati.

 C = conditions

Situasi kondisi atau lingkungan yang memungkinkan bagi pebelajar dapat belajar
dengan baik. Penggunaan media dan metode serta sumber belajar menjadi bagian dari kondisi
belajar ini. Kondisi ini sebenarnya menunjuk pada istilah strategi pembelajaran tertentu yang
diterapkan selama proses belajar mengajar berlangsung.

 D = degree

Persyaratan khusus atau kriteria yang dirumuskan sebagai dibaku sebagai bukti bahwa
pencapaian tujuan pembelajaran dan proses belajar berhasil. Kriteria ini dapat dinyatakan
dalam presentase benar (%), menggunakan kata-kata seperti tepat/benar, waktu yang harus
dipenuhi, kelengkapan persyaratan yang dianggap dapat mengukur pencapaian kompetensi.

c. Tujuan Pembelajaran dan Perbedaan Individu

Berkaitan dengan kemampuan individu dalam menuntaskan atau memahami sebuah


materi yang diberikan. Individu yang tidak memiliki kesulitan belajar dengan yang memiliki
kesulitan belajar pasti memiliki waktu ketuntasan terhadap materi yang berbeda. Untuk
mengatasi hal tersebut, maka timbullah mastery learning (kecepatan dalam menuntaskan
materi tergantung dengan kemampuan yang dimiliki tiap individu.

3. Select Methods, Media, and Materials (Memilih Metode, Media dan Materi
Pelajaran)

Langkah selanjutnya dalam membuat pembelajaran yang efektif adalah mendukung


pembelajaran dengan menggunakan teknologi dan media dalam sistematika pemilihan
strategi, teknologi dan media dan bahan ajar.

a. Memilih Strategi Pembelajaran

Pemilihan strategi pembelajaran disesuaikan dengan standar dan tujuan pembelajaran.


Selain itu juga memperhatikan gaya belajar dan motivasi siswa yang nantinya dapat
mendukung pembelajaran. Strategi pembelajaran dapat mengandung ARCS model (Smaldino
dari Keller,1987). ARCS model dapat membantu strategi mana yang dapat membangun
Attention (perhatian) siswa, pembelajaran berhubungan yang Relevant dengan keutuhan dan
tujuan, Confidence , desain pembelajaran dapat membantu pemaknaan pengetahuan oleh
siswa dan Satisfaction dari usaha belajar siswa. Strategi pembelajaran dapat terlebih dahulu
menentukan metode yang tepat. Beberapa metode yang dianjurkan untuk digunakan ialah:

 Belajar Berbasis Masalah (problem-based learning)

Metode belajar berbasis masalah melatih ketajaman pola pikir metakognitif, yakni
kemampuan stratregis dalam memecahkan masalah.

 Belajar Proyek (project-based learning)

Belajar proyek adalah metode yang melatih kemampuan pebelajar untuk


melaksanakan suatu kegiatan di lapangan. Proyek yang dikembangkan dapat pekerjaan atau
kegiatan sebenarnya atau berupa simulasi kegiatan.

 Belajar Kolaboratif

Metode belajar kolaboratif ditekankan agar pebelajar mampu berlatih menjadi


pimpinan dan membina koordinasi antar teman sekelasnya.

b. Memilih Teknologi dan Media yang sesuai dengan Bahan Ajar

Kata Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium
yang secara harfiah dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar. Menurut Lesle
J.Brigges, media adalah alat untuk perangsang bagi peserta didik dalam proses pembelajaran.
Selanjutnya Rossi dan Breidle mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat
dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran,
majalah dan sebagainya. Sedangkan menurut Gerlach, media bukan hanya berupa alat atau
bahan saja, tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan.
Media itu meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang
memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Bentuk media adalah bentuk fisik dimana sebuah pesan digabungkan dan ditampilkan.
Bentuk media meliputi, sebagai contoh, diagram (gambar diam dan teks) slide ( gambar diam
lewat proyektor) video (gambar bergerak dalam TV), dan multimedia komputer (grafik, teks,
dan barang bergerak dalam TV) Setiap media itu mempunyai kekuatan dan batasan dalam
bentuk tipe dari pesan yang bisa direkam dan ditampilkan. Memilih sebuah bentuk media bisa
menjadi sebuah tugas yang kompleks-merujuk kepada cakupan yang luas dari media yang
tersedia, keanekaragaman siswa dan banyak tujuan yang akan dicapai.

c. Memilih , Mengubah, dan Merancang Materi


Langkah selanjutnya adalah memilih materi yang diperlukan untuk mendukung
pelaksanaan mata pelajaran. Biasanya melibatkan banyak pilihan yaitu : memilih materi yang
tersedia, melibatkan spesialis teknologi atau media, menyurvei panduan referensi sumber dan
media, mengubah materi yang ada, serta merancang materi baru.

4. Utilize Media and Materials (Menggunakan Teknologi, Media, dan Materi)

Sebelum memanfaatkan media dan bahan yang ada, sebaiknya mengikuti langkah-
langkah seperti dibawah ini yang bisa disebut “5P” yaitu:

 (Preview the materials) pratinjau teknologi, media, dan materi.

Seorang pengajar tidak pernah menggunakan teknologi, media dan materi tanpa
melakukan pengkajian awal dahulu . Selama proses pemilihan, harus menentukan apakah
teknologi, media dan materi itu sesuai untuk pebelajar dan tujuan yang telah ditetapkan.

 (Prepare the materials) menyiapkan teknologi, media, dan materi.

Pengajar perlu menyiapkan teknologi, media dan materi untuk mendukung kegiatan
pembelajaran yang telah direncanakan. Langkag pertama adalah menyiapkan seluruh materi
dan peralatan yang dibutuhkan oleh pebelajar , dan menentukan urutan apakah yang akan
digunakan untuk memanfaatkan teknologi, media dan materi tersebut . Apakah yang akan
dilakukan pebelajar? Guru membuat daftar urutan materi dan perlengkapan yang diperlukan
untuk tiap pelajaran dan urutan presentasi kegiatan.

 (Prepare environment) menyiapkan lingkungan.

Dimanapun kegiatan pembelajaran dilakukan , fasilitas harus ditata terlebih dahulu


sebelum pebelajar mengunakan media dan materi pembelajaran. Faktor-faktor yang sering
dianggap perlu dalam situasi pembelajaran tertentu , seperti tempat duduk yang nyaman,
ventilasi yang baik misal suhu udara , pencahayaan dll.

 (Prepare the learners) menyiapkan pebelajar.

Banyak hasil riset menunjukkan bahwa belajar dari suatu kegiatan tergantung pada
bagaimana pebelajar disiapkan untuk kegiatan pembelajaran . Beberapa fungsi seperti,
mengarahkan perhatian , meningkatkan motivasi, menjelaskan secara rasional dalam
mempelajari suatu materi , merupakan kegiatan untuk menyiapkan pebelajar, naik kelas yang
teacher-centered maupun student-centered.

 (Provide the learning experience) menyediakan pengalaman belajar.

Jika materi itu berpusat pada guru , maka guru harus menyajikan sebagai seorang
professional. Jika pengalaman yang akan diberikan kepada pebelajar student-centered, guru
harus berperan sebagai fasilitator atau pembimbing , yang membantu pebelajar menggali
topik dari internet, mendiskusikan isi, menyiapkan materi portofolio, atau menyajikan
informasi kepada teman sekelas.

5. Requires Learner Participation (Mengaktifan Keterlibatan Siswa)

Pendidik yang merealisasikan partisipasi aktif dalam pembelajaran, maka akan


meningkatkan kegiatan belajar . Menurut John Dewey pada tahun 1990-an , telah
menemukakan pertisipasi tersebut. Perkembangan selanjutnya muncul teori belajar kognitif
yang menekankan pada proses mental, juga mendukung partisipasi aktif tersebut. Kaum
behavioris menyarankan bahwa individu harus melakukan sesuatu, jadi belajar merupakan
suatu proses untuk mencoba berbagai perilaku dengan hasil yang menyenangkan. Dengan
pendekatan ini berarti perancang pembelajaran harus mencari cara agar pembelajar
melakukan sesuatu.

Dari sudut pandang psikologi kognitif disarankan bahwa pebelajar membangun


skematamental ketika otaknya secara aktif mengingat atau mengaplikasikan beberapa konsep
atau prinsip. Kaum konstruktivis seperti juga behavioris memandang belajar sebagai proses
aktif . Tetapi penekanannya berbeda. Aliran konstruktifistik lebih menekankan pada proses
mental, bukan pada kegiatan fisik. Peran pebelajar adalah hal terpenting dalam KBM. Gagne
berpendapat bahwa belajar efektif dapat terjadi jika pebelajar dilibatkan dan memiliki peran
serta didalamnya.

6. Evaluation and Revision (Evaluasi dan Revisi)

Komponen terakhir dari model ASSURE adalah mengevaluasi dan merevisi.


Evaluasai dan revisi sangat pentng bagi pengembangan pengajaran yang berkualitas, tetapi
komponen dari perancangan ini seringkali diabaikan.

 Menilai hasil pebelajar

Pernyataan tentang hasil tujuan akan membantu untuk mengembangkan kriteria guna
mengevaluasi unjuk kerja pebelajar baik individual maupun kelompok. Cara menilai
pencapaian hasil belajar tergantung pada hakekat tujuan ini. Ada tujuan yang menuntut
keterampilan kognitif , misalnya mengingat hukum OHM, membedakan kata sifat dengan
kata keterangan, menyimpulkan sesuatu .

 Menilai motode dan media

Evaluasi juga menilai metode dan media pembelajaran . Apakah materi pembelajarn
efektif ? Dapatkah meningkatkan pembelajaran ? apakah penyajian membutuhkan waktu
yang lebih banyak daripada apa yang seharusnya? Analisis reaksi pebelajar pada metode
pembelajaran dapat membantu untuk memperoleh data dengan cara yang halus. Misalnya :
diskusi guru dengan pebelajar mengindikasikan bahwa pebelajar lebih suka belajar mandiri
pada waktu presentasi kelompok . Percakapan dengan spesialis media akan memutuskan
perhatian pada nilai khusus media dalam suatu unit pembelajaran, yang diperlukan untuk
meningkatkan pembelajaran dimasa mendatang.

 Revisi

Langkah terakhir adalah melihat kembali hasil data evaluasi yang dikumpilkan.
Adakah kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi. Apakah pebelajar
mencapai suatu tujuan? Bagaiman pebelajar mereaksi materi dan media yang disajikan?
Apakah pengajar puas dengan niali materi yang dipilih? Pengajar seharusnya melekukan
refleksi pelajaran dan tiap komponen di dalamnya. Buat catatan segera sebelum
mengimplementasikan pelajaran lagi. Bila dari hasil data evaluasi menunjukkan ada
kelemahan pada komponen tertentu, kembalilah pada bagan itu dengan merencanakan dan
merevisinya.

D. Penerapan Model Pembelajaran ASSURE


Model Pembelajaran ASSURE dapat diterapkan dalam pembuatan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran. Sebagai contoh:

No. Komponen Uraian


1. A ( Analyze Karakteristik Umum:
Learners )  Siswa kelas VII Semester 2 SMP 2 Cinta Kasih
 Siswa berasal dan berdomisili di daerah Balai Selasa dan
merupakan penduduk asli sehingga memiliki kebudayaan
yang sama.
 Siswa dominan berasal dari keluarga ekonomi menengah
ke bawah.
Kemampuan Awal :
 Siswa sudah memahami prosedur menghidupkan
komputer
 Siswa sudah memahami prosedur mematikan komputer
 Siswa sudah memahami mengelola file dan folder
 Siswa sudah memhami komponen perangkat keras
komputer (Hardware)
 Siswa sudah memahami program aplikasi perangkat
lunak pada komputer
Gaya Belajar :
 Audio, Visual dan Kinestetik

2. S ( States Kompetensi Dasar:


Standard and  Mempraktikan salah satu program aplikasi(Ms.Word)
Objectives )
Standar:
 Mengidentifikasi menu-menu yang terdapat pada
program aplikasi softwareMs.Word
 Mengidentifikasi fungsi dari menu-menu yang terdapat
pada softwareMs.Word
 Mempraktikkan program aplikasi softwareMs.Word
Tujuan Pembelajaran:
 Siswa memahami menu-menu yang terdapat pada
program aplikasi softwareMs.Word.
 Siswa memahami fungsi menu-menu yang terdapat pada
program aplikasi softwareMs.Word.
 Siswa mampu Mempraktikkan program aplikasi
softwareMs.Word

3. S ( Select Strategi:
Methodes,  Strategi teacher centered and student centered.
Media, and Teknologi dan Media:
Material )  Teknologi ( Komputer dan LCD ), Media ( power point )
Bahan Ajar:
 cetak (handout panduan praktik dan buku paket mata
pelajaran TIK kelas VII)

4. U ( Utilize a. Mengecek teknologi, media dan bahan ajar: (layak atau tidak
Media and
Materials )
layak dimanfaatkan).
b. Menyiapkan teknologi, media dan bahan ajar:
- komputer, LCD
- Handout panduan kegiatan praktik yang dilengkapi
dengan kriteria penilaian untuk refleksi pemahaman
siswa
- Buku paket mata pelajaran TIK kelas VII yang relevan
c. Mempersiapkan lingkungan belajar:
- Ruang laboratorium komputer
- Penataan unit-unit komputer secara teratur
- Pengaturan posisi tempat duduk siswa pada saat
melakukan praktik di laboratorium
d. Mempersiapkan siswa :
- Guru memperkenalkan konten pelajaran
- Guru menjelaskan tujuan dari pelajaran
- Guru membuat handuot sebagai panduan siswa dalam
pembelajaran
e. Menyediakan pengalaman belajar:
- Guru memantau hasil pekerjaan praktik siswa
- Guru meninjau pemahaman siswa tentang materi
pelajaran yang telah dipelajari melalui proses tanya jawab
dan diskusi.
5. R (Requires  Memberikan stimulus kepada siswa tentang materi
Learner
pelajaran kemudian siswa dibimbing memberikan
Participation)
respon dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
tentang menu-menu dan fungsi program aplikasi
software Ms.Word
 Memberikan kesempatan kepada siswa menanggapi
pertanyaan siswa yang lainnya melalui diskusi.
 Memfasilitasi siswa untuk berkolaborasi dengan siswa
lain dalam melakukan praktik dilaboratorium tentang
mempraktikkan program aplikasi software Ms.Word
 Siswa menyimpulkan materi pelajaran.
6. E (Evaluation Penilaian Belajar
and Revision)
Bentuk : Observasi dan Unjuk kerja
Bentuk Instrumen penilaian: lembar observasi dan Uji prosedur
Soal/Instrumen:
a. Observasi
1. Tunjukkanlah menu-menu yang terdapat pada program
aplikasi software Ms. Office.
2. Jelaskanlah fungsi-fungsi menu-menu pada program
aplikasi software Ms. Office.
b. Uji prosedur
1. Bukalah program aplikasi software Ms. Office yang telah
terinstal di komputer sesuai dengan prosedur yang benar!
2. Buatlah sebuah karya tulis sederhana menggunakan menu-
menu yang terdapat program aplikasi software Ms. Office
Lembar observasi
Instrumen Skala Nilai 1
kuantitaif
[(jumlah/8)*10]

4 3 2 1

1 Menjukkan menu-
menu yang terdapat
pada program aplikasi
software Ms. Office.

2 Menjelaskan fungsi-
fungsi menu-menu
pada program aplikasi
software Ms. Office

Jumlah

Rubrik Uji prosedur


Instrumen Skala Nilai 1
kuantitaif
[(jumlah/8)*10]

4 3 2 1

1 Membuka program
aplikasi software Ms.
Office yang telah
terinstal di komputer
sesuai dengan prosedur
yang benar.

2 Membuat sebuah karya


tulis sederhana
menggunakan menu-
menu yang terdapat
pada program aplikasi
software Ms. Office

Jumlah

Keterangan : Penilaian Nilai KD = (Nilai 1 + Nilai 2)/2

E. Manfaat dari Model Pembelajaran ASSURE

Model pembelajaran ASSURE sangat membantu dalam merancang program dengan


menggunakan berbagai jenis media. Model ini menggunakan beberapa langkah, yaitu
Analyze Learners, State Objectives, Select Methods, Media and Materials, Utilize Media and
Materials, Require Learner Participation, dan Evaluate and Revise. Kesemua langkah itu
berfokus untuk menekankan pengajaran kepada peserta didik dengan berbagai gaya belajar,
dan konstruktivis belajar dimana peserta didik diwajibkan untuk berinteraksi dengan
lingkungan mereka dan tidak secara pasif menerima informasi. Secara sederhana manfaat dari
model ASSURE yaitu : sederhana, relatif mudah untuk diterapkan, dan komponen KBM
(Kegiatan Belajar Mengajar) lengkap.
BAB III

PENUTUP

Model desain ASSURE merupakan singkatan dari komponen-komponen atau


langkah-langkah penting yang terdapat di dalamnya, yaitu: Analyzer learner characteristic
(menganalisis karakteristik siswa); State standard and performance objectives (menetapkan
standar dan tujuan pembelajaran); Select methods, media, and materials (memilih metode,
media dan materi pelajaran); Utilize media and materials (menggunakan teknologi, media,
dan materi); Requires learner participation (mengaktifan keterlibatan siswa); Evaluation and
revision (evaluasi dan revisi).

Pembelajaran yang efektif dan efisien dapat diwujudkan dengan memanfaatkan


berbagai teknologi dan media yang mendukung pembelajaran. Pemanfaatan media dan
teknologi ini akan membantu guru dan siswa lebih mempermudah komunikasi terutama
dalam menyampaikan dan menangkap pesan pembelajaran. Media dan teknologi memegang
peranan penting dalam mendukung proses pembelajaran. Untuk dapat mewujudkan suatu
proses pembelajaran yang menggunakan teknologi dan media, guru dapat memilih model
ASSURE. Model ini merupakan suatu pendekatan sistematis untuk mewujudkan
pembelajaran yang efektif dengan langkah: menganalisis karakteristik siswa, menetapkan
standar dan tujuan pembelajaran, memilih metode, media dan materi pelajaran, menggunakan
teknologi, media, dan materi, mengaktifan keterlibatan siswa, evaluasi dan revisi.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi Salma Prawiradilaga. 2008. Prinsip Disain Pembelajaran. Jakarta: KENCANA

Smaldino, Sharon E, dkk. 2014. Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar
(terjemahan). Jakarta: KENCANA

Yusufhadi Miarso. 2013. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: KENCANA

ran yang berorientasi KBM ini.

Penelitian telah menunjkan bahwa mata pelajaran yang di rancang baik diawali
dengan timbulnya minat siswa dan kemudian dilanjut dengan materi baru, melibatkan para
siswa dalam praktik dan umpan balik, menilai pemahaman mereka, dan memberikan tindakan
lanjut yang relevan. Model pembelajaran ASSURE menggabungkan semua kegiatan
instruksional itu. Perlu dicermati dari model desain pembelajaran ASSURE yang walaupun
berorientasi pada KBM namun model ini tidak menyebutkan strategi pembelajaran secara
eksplisit.

F. Komponen-Komponen Model Pembelajaran ASSURE

7. Analyzer Learner Characteristic (Menganalisis Karakteristik Siswa)

Langkah awal yang dilakukan dalam menerapkan model ini adalah mengidentifikasi
karakteristik siswa yang akan melakukan aktivitas pembealajaran. Model ini memberikan
pendekatan sistematis untuk menganalisis karakteristik para siswa yang mempengaruhi
kemampuan mereka untuk belajar. Analisis pembelajar tersebut meliputi tiga faktor kunci
dari diri pembelajar yang meliputi :

d. General Characteristics (Karakteristik Umum)

Karakteristik umum siswa dapat ditemukan melalui variable yang konstan, seperti
jenis kelamin, umur, tingkat perkembangan, budaya dan faktor sosial ekonomi serta etnik.
Siswa dengan latar budaya tertentu mungkin akan lebih tertarik dengan metode dan media
tertentu sehubungan dengan latar belakang budayanya. Siswa yang tidak tertarik dengan
konten tertentu mungkin akan dapat terstimulasi dengan penggunaan metode dan media
belajar yang dapat menarik perhatiannya seperti media video, simulasi permainan, aktifitas
berbasis teknologi, dll. Semua variabel konstan tersebut, dapat dijadikan sebagai patokan
dalam merumuskan strategi dan media yang tepat dalam menyampaikan bahan pelajaran.

e. Specific Entry Competencies ( Mendiagnosis kemampuan awal pembelajar)

Penelitian yang terbaru menunjukkan bahwa pengetahuan awal siswa merupakan


sebuah subyek patokan yang berpengaruh dalam bagaimana dan apa yang dapat mereka
pelajari lebih banyak sesuai dengan perkembangan psikologi siswa (Smaldino dari
Dick,carey& carey,2001). Hal ini akan memudahkan dalam merancang suatu
pembelajaran agar penyamapain materi pelajaran dapat diserap dengan optimal oleh peserta
didik sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

Kemampuan awal siswa menunjuk pada pengetahuan dan keterampilan yang telah
dan belum dimiliki siswa. Pengajar harus menuju atau memeriksa anggapan
tentang kemampuan awal siswa dengan dua cara. Yang pertama informal dengan
cara wawancara di luar kelas dan yang kedua formal dengan cara tes yang telah
terstandar atau tes buatan pengajar sendiri.
Entry test atau Ujian masuk baik formal maupun informal merupakan cara untuk
mengetahui apakah siswa telah memiliki kemampuan prasyarat (prerequesities).
Prsyarat merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa untuk mengikuti
proses pembelajaran yang akan dilakukan. Prasyarat harus dijabarkan dalam
tujuan. Jika siswa telah menguasai apa yang akan diajarkan, maka akan sangat
membuang waktu jika kita mengajarkan kembali. Maka pre-test berfungsi untuk
menghindari hal tersebut. Dengan menganalisa apa yang telah diketahui oleh
siswa, maka kita akan dapat memilih metode dan media yang sesuai.
f. Learning Style (Gaya Belajar)

Gaya belajar yang dimiliki setiap pembelajar berbeda-beda dan mengantarkan peserta
didik dalam pemaknaan pengetahuan termasuk di dalamnya interaksi dengan dan merespon
dengan emosi ketertarikan terhadap pembelajaran. Terdapat empat macam gaya belajar yang
dimiliki peserta didik, yaitu:

iv. Kekuatan persepsi

Pendukung pentingnya variabel ini mengatakan bahwa sebagian besar pebelajar tidak
mempunyai kekuatan yang cukup untuk menangkap pelajaran melalui pendengaran dan
menyaksikan keluasan penggunaan metode guru. Pebelajar yang agak lambat belajar
cenderung menyukai pengalaman taktik atau kinestetik , duduk dan mendengarkan sukar
baginya.
v. Kebiasaan memproses informasi

Variabel ini berkaitan dengan bagaimana kecenderungan pebelajar memproses


informasi. Model Gregore tentang ‘gaya belajar’ yaitu 4 kategori utama pada gaya berfikir :

 Pebelajar kategori berurutan kongkrit, lebih suka pengalaman langsung dan


penyampaian dengan urutan yang logis . Golongan ini lebih cocok belajar dengan
buku kerja , demonstrasi, pembelajaran terprogram , dll.
 Pebelajar katagori acak konkrit, lebih senang pendekatan coba-coba (trial & error),
membuat kesimpulan cepat dari pengalaman yang terjadi. Golongan ini lebih suka
metode-metode seperti permainan , simulasi , discovery, dll.
 Pebelajar kategori berurutan abstrak. Kelompok ini terampil menyandi pesan verbal
dan simbolik khususnya bila disajikan dalam urutan yang logis. Golongan ini lebih
suka membaca dan menyimak.
 Pebelajar kelompok acak abstrak, menunjukan kemampuannya untuk menangkap
makna dan presentasi yang disajikan , merespon nada dan gaya pembicara sebaik
menangkap pesannya . Golongan ini baik untuk belajar dalam diskusi kelompok,
kuliah dengan tanya jawab, videotape, dan televisi.

vi. Faktor-Faktor motivasional

Berbagai faktor emosional sangat berpengaruh pada perhatian terhadap sesuatu ,


berapa lama memperhatikan, seberapa jauh usaha memahami pelajaran , dan bagaimana
perasaan ikut ambil bagian dalam kegiatan belajar. Cara yang membedakan aspek penting
motivas yaitu :

 Atensi , berkenaan dengan apakah pebelajar merasa bahwa pembelajaran menarik dan
berguna untuk dipertimbangkan.
 Relevan, berkaitan dengan apakah pebelajar merasa bahwa pembelajaran berkaitan
dengan tujuannya.
 Confidence, berkenaan dengan apakah pebelajar mengharapkan kesuksesan
berdasarkan pada usahanya sendiri.
 Satisfaction, berkaitan dengan penghargaan yang diterima pebelajar dari pembelajaran
itu.

8. State Standard and Performance Objectives (Menetapkan Standar dan Tujuan


Pembelajaran)

Langkah kedua dalam model ASSURE yaitu menyatakan standar dan tujuan belajar
untuk mata pelajaran. Penting untuk diperhatikan bahwa tujuan belajar merupakan
pernyataan dari apa yang akan dicapai, bukan bagaimana mata pelajaran diajarkan.
Pentingnya standar dan tujuan antara lain yaitu menjadikan dasar dalam pemilihan strategi,
teknologi, dan media; menjadikan dasar penilaian; dan menjadikan dasar ekspektasi belajar
siswa. Dengan demikian diharapkan peserta didik dapat memperoleh suatu kemampuan dan
kompetensi tertentu dari pembelajaran. Dalam merumuskan tujuan dan standar pembelajaran
perlu memperhatikan dasar dari strategi, media dan pemilihan media yang tepat. Ada 3
konsentrasi dalam menetapkan tujuan pembelajaran yaitu :

d. Pentingnya Merumuskan Tujuan dan Standar dalam Pembelajaran

Dasar dalam penilaian pembelajaran ini menujukkan pengetahuan dan kompetensi


seperti apa yang nantinya akan dikuasai oleh peserta didik. Selain itu juga menjadi dasar
dalam pembelajaran siswa yang lebih bermakna. Sehingga sebelumnya peserta didik dapat
mempersiapkan diri dalam partisipasi dan keaktifannya dalam pembelajaran. Ada beberapa
alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam merancang suatu program pembelajaran,
seperti berikut:

 Rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi efektifitas


keberhasilan proses pembelajaran.
 Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar
siswa.
 Tujuan pembelajaran dapat membantu dalam mendesain sistem pembelajaran.
 Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai kontrol dalam menentukan batas-batas
dan kualitas pembelajaran.

e. Tujuan Pembelajaran yang Berbasis ABCD

Menurut Smaldino,dkk.,setiap rumusan tujuan pembelajaran ini haruslah lengkap.


Kejelasan dan kelengkapan ini sangat membantu dalam menentukan model belajar,
pemanfaatan media dan sumber belajar berikut asesmen dalam KBM. Rumusan baku ABCD
tadi dijabarkan sebagai berikut:

 A = audience

Pebelajar atau peserta didik dengan segala karakterisktiknya. Siapa pun peserta didik,
apa pun latar belakangnya, jenjang belajarnya, serta kemampuan prasyaratnya sebaiknya jelas
dan rinci.

 B = behavior
Perilaku belajar yang dikembangkan dalam pembelajaran. Perlaku belajar mewakili
kompetensi, tercermin dalam penggunaan kata kerja. Kata kerja yang digunakan biasanya
kata kerja yang terukur dan dapat diamati.

 C = conditions

Situasi kondisi atau lingkungan yang memungkinkan bagi pebelajar dapat belajar
dengan baik. Penggunaan media dan metode serta sumber belajar menjadi bagian dari kondisi
belajar ini. Kondisi ini sebenarnya menunjuk pada istilah strategi pembelajaran tertentu yang
diterapkan selama proses belajar mengajar berlangsung.

 D = degree

Persyaratan khusus atau kriteria yang dirumuskan sebagai dibaku sebagai bukti bahwa
pencapaian tujuan pembelajaran dan proses belajar berhasil. Kriteria ini dapat dinyatakan
dalam presentase benar (%), menggunakan kata-kata seperti tepat/benar, waktu yang harus
dipenuhi, kelengkapan persyaratan yang dianggap dapat mengukur pencapaian kompetensi.

f. Tujuan Pembelajaran dan Perbedaan Individu

Berkaitan dengan kemampuan individu dalam menuntaskan atau memahami sebuah


materi yang diberikan. Individu yang tidak memiliki kesulitan belajar dengan yang memiliki
kesulitan belajar pasti memiliki waktu ketuntasan terhadap materi yang berbeda. Untuk
mengatasi hal tersebut, maka timbullah mastery learning (kecepatan dalam menuntaskan
materi tergantung dengan kemampuan yang dimiliki tiap individu.

9. Select Methods, Media, and Materials (Memilih Metode, Media dan Materi
Pelajaran)

Langkah selanjutnya dalam membuat pembelajaran yang efektif adalah mendukung


pembelajaran dengan menggunakan teknologi dan media dalam sistematika pemilihan
strategi, teknologi dan media dan bahan ajar.

d. Memilih Strategi Pembelajaran

Pemilihan strategi pembelajaran disesuaikan dengan standar dan tujuan pembelajaran.


Selain itu juga memperhatikan gaya belajar dan motivasi siswa yang nantinya dapat
mendukung pembelajaran. Strategi pembelajaran dapat mengandung ARCS model (Smaldino
dari Keller,1987). ARCS model dapat membantu strategi mana yang dapat membangun
Attention (perhatian) siswa, pembelajaran berhubungan yang Relevant dengan keutuhan dan
tujuan, Confidence , desain pembelajaran dapat membantu pemaknaan pengetahuan oleh
siswa dan Satisfaction dari usaha belajar siswa. Strategi pembelajaran dapat terlebih dahulu
menentukan metode yang tepat. Beberapa metode yang dianjurkan untuk digunakan ialah:
 Belajar Berbasis Masalah (problem-based learning)

Metode belajar berbasis masalah melatih ketajaman pola pikir metakognitif, yakni
kemampuan stratregis dalam memecahkan masalah.

 Belajar Proyek (project-based learning)

Belajar proyek adalah metode yang melatih kemampuan pebelajar untuk


melaksanakan suatu kegiatan di lapangan. Proyek yang dikembangkan dapat pekerjaan atau
kegiatan sebenarnya atau berupa simulasi kegiatan.

 Belajar Kolaboratif

Metode belajar kolaboratif ditekankan agar pebelajar mampu berlatih menjadi


pimpinan dan membina koordinasi antar teman sekelasnya.

e. Memilih Teknologi dan Media yang sesuai dengan Bahan Ajar

Kata Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium
yang secara harfiah dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar. Menurut Lesle
J.Brigges, media adalah alat untuk perangsang bagi peserta didik dalam proses pembelajaran.
Selanjutnya Rossi dan Breidle mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat
dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran,
majalah dan sebagainya. Sedangkan menurut Gerlach, media bukan hanya berupa alat atau
bahan saja, tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan.
Media itu meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang
memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Bentuk media adalah bentuk fisik dimana sebuah pesan digabungkan dan ditampilkan.
Bentuk media meliputi, sebagai contoh, diagram (gambar diam dan teks) slide ( gambar diam
lewat proyektor) video (gambar bergerak dalam TV), dan multimedia komputer (grafik, teks,
dan barang bergerak dalam TV) Setiap media itu mempunyai kekuatan dan batasan dalam
bentuk tipe dari pesan yang bisa direkam dan ditampilkan. Memilih sebuah bentuk media bisa
menjadi sebuah tugas yang kompleks-merujuk kepada cakupan yang luas dari media yang
tersedia, keanekaragaman siswa dan banyak tujuan yang akan dicapai.

f. Memilih , Mengubah, dan Merancang Materi

Langkah selanjutnya adalah memilih materi yang diperlukan untuk mendukung


pelaksanaan mata pelajaran. Biasanya melibatkan banyak pilihan yaitu : memilih materi yang
tersedia, melibatkan spesialis teknologi atau media, menyurvei panduan referensi sumber dan
media, mengubah materi yang ada, serta merancang materi baru.
10. Utilize Media and Materials (Menggunakan Teknologi, Media, dan Materi)

Sebelum memanfaatkan media dan bahan yang ada, sebaiknya mengikuti langkah-
langkah seperti dibawah ini yang bisa disebut “5P” yaitu:

 (Preview the materials) pratinjau teknologi, media, dan materi.

Seorang pengajar tidak pernah menggunakan teknologi, media dan materi tanpa
melakukan pengkajian awal dahulu . Selama proses pemilihan, harus menentukan apakah
teknologi, media dan materi itu sesuai untuk pebelajar dan tujuan yang telah ditetapkan.

 (Prepare the materials) menyiapkan teknologi, media, dan materi.

Pengajar perlu menyiapkan teknologi, media dan materi untuk mendukung kegiatan
pembelajaran yang telah direncanakan. Langkag pertama adalah menyiapkan seluruh materi
dan peralatan yang dibutuhkan oleh pebelajar , dan menentukan urutan apakah yang akan
digunakan untuk memanfaatkan teknologi, media dan materi tersebut . Apakah yang akan
dilakukan pebelajar? Guru membuat daftar urutan materi dan perlengkapan yang diperlukan
untuk tiap pelajaran dan urutan presentasi kegiatan.

 (Prepare environment) menyiapkan lingkungan.

Dimanapun kegiatan pembelajaran dilakukan , fasilitas harus ditata terlebih dahulu


sebelum pebelajar mengunakan media dan materi pembelajaran. Faktor-faktor yang sering
dianggap perlu dalam situasi pembelajaran tertentu , seperti tempat duduk yang nyaman,
ventilasi yang baik misal suhu udara , pencahayaan dll.

 (Prepare the learners) menyiapkan pebelajar.

Banyak hasil riset menunjukkan bahwa belajar dari suatu kegiatan tergantung pada
bagaimana pebelajar disiapkan untuk kegiatan pembelajaran . Beberapa fungsi seperti,
mengarahkan perhatian , meningkatkan motivasi, menjelaskan secara rasional dalam
mempelajari suatu materi , merupakan kegiatan untuk menyiapkan pebelajar, naik kelas yang
teacher-centered maupun student-centered.

 (Provide the learning experience) menyediakan pengalaman belajar.

Jika materi itu berpusat pada guru , maka guru harus menyajikan sebagai seorang
professional. Jika pengalaman yang akan diberikan kepada pebelajar student-centered, guru
harus berperan sebagai fasilitator atau pembimbing , yang membantu pebelajar menggali
topik dari internet, mendiskusikan isi, menyiapkan materi portofolio, atau menyajikan
informasi kepada teman sekelas.

11. Requires Learner Participation (Mengaktifan Keterlibatan Siswa)


Pendidik yang merealisasikan partisipasi aktif dalam pembelajaran, maka akan
meningkatkan kegiatan belajar . Menurut John Dewey pada tahun 1990-an , telah
menemukakan pertisipasi tersebut. Perkembangan selanjutnya muncul teori belajar kognitif
yang menekankan pada proses mental, juga mendukung partisipasi aktif tersebut. Kaum
behavioris menyarankan bahwa individu harus melakukan sesuatu, jadi belajar merupakan
suatu proses untuk mencoba berbagai perilaku dengan hasil yang menyenangkan. Dengan
pendekatan ini berarti perancang pembelajaran harus mencari cara agar pembelajar
melakukan sesuatu.

Dari sudut pandang psikologi kognitif disarankan bahwa pebelajar membangun


skematamental ketika otaknya secara aktif mengingat atau mengaplikasikan beberapa konsep
atau prinsip. Kaum konstruktivis seperti juga behavioris memandang belajar sebagai proses
aktif . Tetapi penekanannya berbeda. Aliran konstruktifistik lebih menekankan pada proses
mental, bukan pada kegiatan fisik. Peran pebelajar adalah hal terpenting dalam KBM. Gagne
berpendapat bahwa belajar efektif dapat terjadi jika pebelajar dilibatkan dan memiliki peran
serta didalamnya.

12. Evaluation and Revision (Evaluasi dan Revisi)

Komponen terakhir dari model ASSURE adalah mengevaluasi dan merevisi.


Evaluasai dan revisi sangat pentng bagi pengembangan pengajaran yang berkualitas, tetapi
komponen dari perancangan ini seringkali diabaikan.

 Menilai hasil pebelajar

Pernyataan tentang hasil tujuan akan membantu untuk mengembangkan kriteria guna
mengevaluasi unjuk kerja pebelajar baik individual maupun kelompok. Cara menilai
pencapaian hasil belajar tergantung pada hakekat tujuan ini. Ada tujuan yang menuntut
keterampilan kognitif , misalnya mengingat hukum OHM, membedakan kata sifat dengan
kata keterangan, menyimpulkan sesuatu .

 Menilai motode dan media

Evaluasi juga menilai metode dan media pembelajaran . Apakah materi pembelajarn
efektif ? Dapatkah meningkatkan pembelajaran ? apakah penyajian membutuhkan waktu
yang lebih banyak daripada apa yang seharusnya? Analisis reaksi pebelajar pada metode
pembelajaran dapat membantu untuk memperoleh data dengan cara yang halus. Misalnya :
diskusi guru dengan pebelajar mengindikasikan bahwa pebelajar lebih suka belajar mandiri
pada waktu presentasi kelompok . Percakapan dengan spesialis media akan memutuskan
perhatian pada nilai khusus media dalam suatu unit pembelajaran, yang diperlukan untuk
meningkatkan pembelajaran dimasa mendatang.
 Revisi

Langkah terakhir adalah melihat kembali hasil data evaluasi yang dikumpilkan.
Adakah kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi. Apakah pebelajar
mencapai suatu tujuan? Bagaiman pebelajar mereaksi materi dan media yang disajikan?
Apakah pengajar puas dengan niali materi yang dipilih? Pengajar seharusnya melekukan
refleksi pelajaran dan tiap komponen di dalamnya. Buat catatan segera sebelum
mengimplementasikan pelajaran lagi. Bila dari hasil data evaluasi menunjukkan ada
kelemahan pada komponen tertentu, kembalilah pada bagan itu dengan merencanakan dan
merevisinya.

G. Penerapan Model Pembelajaran ASSURE


Model Pembelajaran ASSURE dapat diterapkan dalam pembuatan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran. Sebagai contoh:

No. Komponen Uraian


1. A ( Analyze Karakteristik Umum:
Learners )  Siswa kelas VII Semester 2 SMP 2 Cinta Kasih
 Siswa berasal dan berdomisili di daerah Balai Selasa dan
merupakan penduduk asli sehingga memiliki kebudayaan
yang sama.
 Siswa dominan berasal dari keluarga ekonomi menengah
ke bawah.
Kemampuan Awal :
 Siswa sudah memahami prosedur menghidupkan
komputer
 Siswa sudah memahami prosedur mematikan komputer
 Siswa sudah memahami mengelola file dan folder
 Siswa sudah memhami komponen perangkat keras
komputer (Hardware)
 Siswa sudah memahami program aplikasi perangkat
lunak pada komputer
Gaya Belajar :
 Audio, Visual dan Kinestetik

2. S ( States Kompetensi Dasar:


Standard and  Mempraktikan salah satu program aplikasi(Ms.Word)
Objectives )
Standar:
 Mengidentifikasi menu-menu yang terdapat pada
program aplikasi softwareMs.Word
 Mengidentifikasi fungsi dari menu-menu yang terdapat
pada softwareMs.Word
 Mempraktikkan program aplikasi softwareMs.Word
Tujuan Pembelajaran:
 Siswa memahami menu-menu yang terdapat pada
program aplikasi softwareMs.Word.
 Siswa memahami fungsi menu-menu yang terdapat pada
program aplikasi softwareMs.Word.
 Siswa mampu Mempraktikkan program aplikasi
softwareMs.Word

3. S ( Select Strategi:
Methodes,  Strategi teacher centered and student centered.
Media, and Teknologi dan Media:
Material )  Teknologi ( Komputer dan LCD ), Media ( power point )
Bahan Ajar:
 cetak (handout panduan praktik dan buku paket mata
pelajaran TIK kelas VII)

4. U ( Utilize f. Mengecek teknologi, media dan bahan ajar: (layak atau tidak
Media and
Materials ) layak dimanfaatkan).
g. Menyiapkan teknologi, media dan bahan ajar:
- komputer, LCD
- Handout panduan kegiatan praktik yang dilengkapi
dengan kriteria penilaian untuk refleksi pemahaman
siswa
- Buku paket mata pelajaran TIK kelas VII yang relevan
h. Mempersiapkan lingkungan belajar:
- Ruang laboratorium komputer
- Penataan unit-unit komputer secara teratur
- Pengaturan posisi tempat duduk siswa pada saat
melakukan praktik di laboratorium
i. Mempersiapkan siswa :
- Guru memperkenalkan konten pelajaran
- Guru menjelaskan tujuan dari pelajaran
- Guru membuat handuot sebagai panduan siswa dalam
pembelajaran
j. Menyediakan pengalaman belajar:
- Guru memantau hasil pekerjaan praktik siswa
- Guru meninjau pemahaman siswa tentang materi
pelajaran yang telah dipelajari melalui proses tanya jawab
dan diskusi.
5. R (Requires  Memberikan stimulus kepada siswa tentang materi
Learner
pelajaran kemudian siswa dibimbing memberikan
Participation)
respon dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
tentang menu-menu dan fungsi program aplikasi
software Ms.Word
 Memberikan kesempatan kepada siswa menanggapi
pertanyaan siswa yang lainnya melalui diskusi.
 Memfasilitasi siswa untuk berkolaborasi dengan siswa
lain dalam melakukan praktik dilaboratorium tentang
mempraktikkan program aplikasi software Ms.Word
 Siswa menyimpulkan materi pelajaran.
6. E (Evaluation Penilaian Belajar
and Revision)
Bentuk : Observasi dan Unjuk kerja
Bentuk Instrumen penilaian: lembar observasi dan Uji prosedur
Soal/Instrumen:
a. Observasi
1. Tunjukkanlah menu-menu yang terdapat pada program
aplikasi software Ms. Office.
2. Jelaskanlah fungsi-fungsi menu-menu pada program
aplikasi software Ms. Office.
b. Uji prosedur
1. Bukalah program aplikasi software Ms. Office yang telah
terinstal di komputer sesuai dengan prosedur yang benar!
2. Buatlah sebuah karya tulis sederhana menggunakan menu-
menu yang terdapat program aplikasi software Ms. Office
Lembar observasi
Instrumen Skala Nilai 1
kuantitaif
[(jumlah/8)*10]

4 3 2 1

1 Menjukkan menu-
menu yang terdapat
pada program aplikasi
software Ms. Office.

2 Menjelaskan fungsi-
fungsi menu-menu
pada program aplikasi
software Ms. Office

Jumlah

Rubrik Uji prosedur


Instrumen Skala Nilai 1
kuantitaif
[(jumlah/8)*10]

4 3 2 1

1 Membuka program
aplikasi software Ms.
Office yang telah
terinstal di komputer
sesuai dengan prosedur
yang benar.

2 Membuat sebuah karya


tulis sederhana
menggunakan menu-
menu yang terdapat
pada program aplikasi
software Ms. Office

Jumlah

Keterangan : Penilaian Nilai KD = (Nilai 1 + Nilai 2)/2

H. Manfaat dari Model Pembelajaran ASSURE

Model pembelajaran ASSURE sangat membantu dalam merancang program dengan


menggunakan berbagai jenis media. Model ini menggunakan beberapa langkah, yaitu
Analyze Learners, State Objectives, Select Methods, Media and Materials, Utilize Media and
Materials, Require Learner Participation, dan Evaluate and Revise. Kesemua langkah itu
berfokus untuk menekankan pengajaran kepada peserta didik dengan berbagai gaya belajar,
dan konstruktivis belajar dimana peserta didik diwajibkan untuk berinteraksi dengan
lingkungan mereka dan tidak secara pasif menerima informasi. Secara sederhana manfaat dari
model ASSURE yaitu : sederhana, relatif mudah untuk diterapkan, dan komponen KBM
(Kegiatan Belajar Mengajar) lengkap.
BAB III

PENUTUP

Model desain ASSURE merupakan singkatan dari komponen-komponen atau


langkah-langkah penting yang terdapat di dalamnya, yaitu: Analyzer learner characteristic
(menganalisis karakteristik siswa); State standard and performance objectives (menetapkan
standar dan tujuan pembelajaran); Select methods, media, and materials (memilih metode,
media dan materi pelajaran); Utilize media and materials (menggunakan teknologi, media,
dan materi); Requires learner participation (mengaktifan keterlibatan siswa); Evaluation and
revision (evaluasi dan revisi).

Pembelajaran yang efektif dan efisien dapat diwujudkan dengan memanfaatkan


berbagai teknologi dan media yang mendukung pembelajaran. Pemanfaatan media dan
teknologi ini akan membantu guru dan siswa lebih mempermudah komunikasi terutama
dalam menyampaikan dan menangkap pesan pembelajaran. Media dan teknologi memegang
peranan penting dalam mendukung proses pembelajaran. Untuk dapat mewujudkan suatu
proses pembelajaran yang menggunakan teknologi dan media, guru dapat memilih model
ASSURE. Model ini merupakan suatu pendekatan sistematis untuk mewujudkan
pembelajaran yang efektif dengan langkah: menganalisis karakteristik siswa, menetapkan
standar dan tujuan pembelajaran, memilih metode, media dan materi pelajaran, menggunakan
teknologi, media, dan materi, mengaktifan keterlibatan siswa, evaluasi dan revisi.

DAFTAR PUSTAKA
Dewi Salma Prawiradilaga. 2008. Prinsip Disain Pembelajaran. Jakarta: KENCANA

Smaldino, Sharon E, dkk. 2014. Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar
(terjemahan). Jakarta: KENCANA

Yusufhadi Miarso. 2013. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: KENCANA

Anda mungkin juga menyukai