Tanah
Buang air besar di tanah terbuka dapat mengundang serangga seperti lalat, kecoa, kaki
seribu dsb. Kondisi tersebut dapat menyebarkan penyakit akibat tinja.
Air
Buang air besar di air seperti sungai, waduk, dapat menyebarkan bakteri Escherichia
Coli, yang dapat menyebabkan penyakit diare.
Udara
Buang air besar sembarangan dapat menimbulkan pencemaran udara (bau yang tidak
enak)
2. Dapat menimbulkan penyakit yaitu: diare, kolera, typhoid fever dan paratypoid fever,
disentri, penyakit cacing tambang, ascarisasis, hepatitis A dan E, penyakit kulit,
trachoma,schistosomiasis,cryptosporidiosis, manultrisi dan penyakit yang berhubungan
dengan malnutrisi.
3. Estetika
Buang air besar sembarangan dapat mengganggu estetika lingkungan seperti bau,
lingkungan menjadi kotor, tidak sopan dll.
Melalui 4 F yaitu :
1. Fingers (Tangan)
Tidak terbiasa cuci tangan pakai sabun (CTPS) setelah BAB/BAK, Sebelum makan,
setelah menceboki anak, setelah beraktivitas dll
2. Flies (Lalat)
4. Fluids (Air )
Skip to content
Subscribe
PENYAKIT A-Z
o PENYAKIT A-Z
Asam Urat
Kanker Serviks
Virus Zika
Vertigo
Kanker Payudara
Psoriasis
Lihat Semua
o HEALTH CENTER
Asma
Diabetes
Hipertensi (Darah Tinggi)
Kanker Payudara
Kanker Serviks
Tuberculosis (TBC)
Lihat Semua
o KESEHATAN A-Z
Tes Kesehatan A-Z
Operasi A-Z
OBAT A-Z
o OBAT A-Z
Asam Mefenamat
Dexamethasone
Omeprazole
Ciprofloxacin
Cefadroxil
Ibuprofen
Paracetamol
Cetirizine
Ambroxol
Amoxicillin
Tramadol
Simvastatin
Cefixime
Lihat Semua
o HERBAL A-Z
Minyak Jarak
Sambiloto
Daun Salam
Lidah Buaya
Bee Pollen
Lihat Semua
HIDUP SEHAT
o Tips Sehat
o Fakta Unik
o Nutrisi
o Kebugaran
o Kecantikan
o Seks & Asmara
o Gigi & Mulut
o Psikologi
o Pertolongan Pertama
o Berhenti Merokok
o Perawatan Luka
o Perawatan Kewanitaan
o Perawatan Pria
o Asuransi
o Lihat Semua
KEHAMILAN
o Kontrasepsi
o Kesuburan
o Perkembangan Janin
o Kehamilan & Kandungan
o Melahirkan
o Lihat Semua
PARENTING
o Perkembangan Bayi
o Perkembangan Balita
o Kesehatan Anak
o Kulit Bayi
o Nutrisi Anak
o Menyusui
o Tips Parenting
o Lihat Semua
CEK KESEHATAN
o Kalkulator BMI
o kalkulator Kebutuhan Kalori
o Kalkulator Masa Subur
o Cek Gejala
o Lihat Semua
Hello Sehat > Hepatitis > Semua Hal yang Harus Anda Ketahui Tentang Penyakit Hepatitis B
Jika tidak ditangani dengan baik, infeksi ini dapat meningkatkan risiko Anda untuk terkena gagal
hati, kanker hatiatau sirosis — kondisi kerusakan hati permanen. Berikut segala informasi dasar
seputar penyakit hepatitis B yang perlu Anda ketahui.
Melakukan hubungan seks tanpa kondom (termasuk oral dan seks anal) dengan orang yang
terinfeksi.
Berbagi jarum dan alat suntik narkoba yang sama dengan orang yang terinfeksi.
Menjalani perawatan gigi di rumah sakit ataupun di klinik gigi yang tidak menggunakan
peralatan steril.
Menerima suntikan di rumah sakit atau dokter dari jarum yang tidak steril.
Bikin tato atau tindik tubuh dengan peralatan yang tidak steril.
Saling meminjam barang pribadi dengan orang yang terinfeksi, seperti alat cukur, sikat gigi,
atau handuk.
Memiliki luka terbuka dan terpapar darah orang lain yang terinfeksi.
Ibu hamil yang terinfeksi HBV bisa menularkan virus ke bayinya saat persalinan. Namun dalam
hampir semua kasus, bayi yang baru lahir bisa langsung vaksin hepatitis B untuk
mencegah infeksi lebih lanjut.
Infeksi HBV akut biasanya berlangsung kurang dari enam bulan. Tubuh Anda masih mampu
untuk benar-benar sembuh sepenuhnya dari hepatitis B akut dalam beberapa bulan.
Kebanyakan orang yang tertular hepatitis B sewaktu dewasa mengalami infeksi akut, tetapi ini
bisa berlanjut menjadi infeksi kronis.
Sementara infeksi HBV kronis berlangsung selama enam bulan atau lebih. Infeksi bisa bertahan
lama jika sistem kekebalan tubuh Anda gagal bekerja melawan infeksi. Infeksi HBV
kronis berisiko tinggi menyebabkan penyakit serius, seperti sirosis dan kanker hati.
Semakin muda usia Anda saat terinfeksi HBV, semakin tinggi pula risiko infeksi Anda
berkembang jadi kronis — terutama untuk bayi baru lahir atau anak-anak balita. Gejala hepatitis
B kronis bisa tidak terdeteksi selama beberapa tahun sampai orang tersebut benar-benar jatuh
sakit akibat penyakit hati.
Hubungan seks tanpa kondom dengan bergonta-ganti pasangan atau dengan seseorang yang
terinfeksi HBV — baik hubungan seks antar pria dan wanita maupun pria dengan pria
(homoseksual).
Menggunakan jarum suntik bekas orang yang terinfeksi.
Merupakan bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi.
Memiliki pekerjaan yang membuat Anda terpapar darah orang lain, misal dokter atau perawat di
rumah sakit.
Berbagi barang pribadi seperti alat cukur dan sikat gigi bersama dengan orang yang terinfeksi.
Berpegian ke tempat dengan tingkat infeksi HBV yang tinggi, seperti Asia, Afrika, dan Eropa
Timur.
Berikut ini beberapa gejala hepatitis B yang harus Anda waspadai meliputi:
Nyeri perut
Urin berwarna gelap seperti teh
Warna feses yang pucat seperti dempul
Demam
Nyeri sendi
Hilang nafsu makan
Mual dan muntah
Kelemahan dan kelelahan
Kulit dan bagian putih mata menguning (jaundice)
Dalam banyak kasus, gejala hepatitis B tidak langsung disadari oleh penderita. Pasalnya,
beberapa orang tidak memunculkan gejala hepatitis B yang berarti. Gejala hepatitis B juga
biasanya muncul sekitar satu sampai empat bulan setelah Anda terinfeksi.
Selain itu, tanda dan gejala hepatitis B bervariasi antara satu orang dan yang lain, bisa ringan
mirip gejala flu biasa hingga berat. Nah, karena minimnya kesadaran gejala hepatitis B, maka
tingkat penularan penyakit ini pun semakin tinggi.
Oleh karena itu, segera temui dokter jika Anda mencurigai salah satu gejala hepatitis B seperti
yang sudah disebutkan di atas. Jika Anda menyadari bahwa Anda telah terpapar virus hepatitis,
segera hubungi dokter. Risiko infeksi berkembang parah bisa menurun drastis jika Anda
menerima pengobatan atau pencegahan dalam 24 jam sejak terpapar virus.
Beberapa orang dianjurkan untuk menjalani tes infeksi HBV karena virus tersebut bisa merusak
hati sebelum menimbulkan tanda-tanda dan gejala. Kelompok orang yang perlu skrining HBV
termasuk mereka yang:
Tinggal dengan orang yang terinfeksi HBV (perawat atau anggota keluarga)
Baru-baru ini berhubungan seks tanpa kondom dengan orang yang menderita HBV
Mendapatkan hasil tes fungsi hati dengan kelainan yang tidak dapat dijelaskan
Menderita HIV atau hepatitis C
Traveling ke negara dengan kasus hepatitis B yang tinggi, termasuk Asia, Kepulauan Pasifik,
Afrika, dan Eropa Timur
Menggunakan narkoba suntik
Merupakan narapidana
Merupakan pria yang berhubungan seks dengan pria lainnya
Menjalani dialisis ginjal (cuci darah)
Menggunakan obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh, seperti obat anti-penolakan
yang digunakan setelah transplantasi organ
Sedang hamil
Jika Anda didiagnosis dengan virus HBV, segera hubungi dokter. Menerima suntikan
imunoglobulin hepatitis B dalam 12 jam sejak terinfeksi virus bisa membantu melindungi Anda
dari infeksi.
Terutama jika Anda belum pernah vaksin hepatitis B atau tidak yakin apakah pernah vaksin
hepatitis B. Jika begini, Anda harus segera vaksin hepatitis B sesegera mungkin.
Untuk obat yang diberikan, tergantung pada jenis hepatitis yang dialami pasien. Berikut ini
beberapa pilihan obat hepatitis B.
Penanganan akan lebih difokuskan untuk mengurangi gejala-gejala yang Anda alami. Infeksi
hepatitis B akut masih memiliki kemungkinan untuk sembuh sendiri sehingga tidak
membutuhkan obat khusus. Namun terdapat pula kemungkinan untuk infeksi ini berkembang
menjadi infeksi kronis.
Untuk infeksi HBV akut, dokter mungkin akan menganjurkan Anda untuk:
Lebih sering beristirahat
Membagi makanan menjadi beberapa porsi kecil
Mengonsumsi lebih banyak makanan berkalori tinggi untuk mencukupi kebutuhan energi
Jika Anda kondisi Anda sudah dirasa membaik, bukan berarti Anda sudah terbebas dari
penyakit infeksi HBV. Anda dianjurkan untuk rutin menjalani pemeriksaan kesehatan guna
memantau infeksi virus HBV dalam tubuh Anda.
Jika Anda didiagnosis dengan infeksi HBV kronis, Anda bisa mengonsumsi obat hepatitis B
untuk mengurangi risiko penyakit hati dan mencegah penularan infeksi ke orang lain. Berbagai
obat hepatitis B kronis meliputi:
Obat-obatan antivirus. Infeksi HBV diobati dengan obat antivirus yang dimaksudkan untuk
membersihkan virus dari dalam tubuh, termasuk lamivudine (Epivir), adefovir (Hepsera),
telbivudine (Tyzeka) and entecavir (Baraclude).
Interferon alfa-2b (Intron A). Obat ini digunakan dengan injeksi terutama bagi anak muda untuk
melawan infeksi, yang tidak ingin menjalani pengobatan jangka panjang atau yang mungkin
ingin hamil dalam beberapa tahun. Efek samping bisa meliputi depresi, sulit bernapas dan
sesak dada.
Transplantasi hati. Jika hati Anda telah mengalami kerusakan parah, transplantasi hati bisa
menjadi pilihan. Dokter akan mengangkat hati Anda yang rusak dan menggantinya dengan hati
yang sehat.
Obat lain untuk mengobati infeksi ini masih dikembangkan.
1. Vaksin hepatitis B
Menerima vaksin hepatitis B adalah perlindungan yang terbaik. Jika Anda terpapar virus dari
orang lain, hubungi dokter. Setelah itu, dokter akan merekomendasikan obat hepatitis B khusus
yang disebut immunoglobulin untuk Anda pakai rutin dalam 2 minggu.
Vaksin hepatitis B (Recombivax HB, Comvax, dan Engerix-B), yaitu vaksin yang dibuat dari
virus yang tidak aktif dan dapat diberikan 3 atau 4 kali dalam waktu 6 bulan.
Ketika vaksin hepatitis B diberikan pada orang yang berisiko terkena infeksi ini, maka tubuh
akan dirangsang untuk membuat antibodi. Antibodi tersebutlah yang akan ‘melawan’ virus
hepatitis jika sewaktu-waktu masuk ke dalam tubuh.
Jika Anda sedang hamil dan berniat untuk vaksin hepatitis B, ada baiknya diskusikan hal ini
dengan dokter terlebih dahulu karena takut berdampak pada kesehatan janin yang Anda
kandung.
Penggunaan jarum ataupun peralatan medis yang tidak steril meningkatkan risiko Anda terkena
infeksi ini. Hal ini harus diwaspadai terutama oleh tenaga medis yang melakukan kontak
langsung dengan pasien hepatitis.
Selain itu, penggunaan jarum sembarangan seperti jarum yang digunakan untuk membuat tato
atau jarum yang digunakan bergantian ketika memakai obat-obatan terlarang, dapat menjadi
sarana yang paling mungkin dan sering menyebabkan terjadinya hepatitis.
Berbagi dengan orang lain bukanlah hal yang buruk untuk dilakukan, namun Anda dan keluarga
Anda harus mengetahui kapan waktu yang tepat untuk berbagi dan hal apa yang sebaiknya
dibagikan. Berbagi barang seperti mainan, buku, atau hal lainnya mungkin tidak bermasalah.
Hindari berbagi sikat gigi, pisau cukur, gunting kuku, dan berbagai barang pribadi
lainnya. Darah yang terinfeksi bisa menempel di alat pribadi yang Anda gunakan sehingga
meningkatkan risiko penularan penyakit ini ada orang lain.
Dalam banyak kasus, pasien yang mengalami hepatitis tidak menunjukkan gejala dan tanda
yang terlihat, sehingga pilihlah mana barang-barang yang bisa dibagi dan mana yang tidak bisa
dipakai bersama.
Penting untuk Anda mengetahui riwayat penyakit pasangan Anda sebelum melakukan
hubungan seksual. Seperti yang sudah disebutkan di atas, penyakit ini dapat ditularkan melalui
air mani, darah, dan cairan tubuh.
Itu sebabnya, selalu lakukan hubungan seksual yang aman dengan menggunakan kondom
termasuk saat Anda dan pasangan melakukan seks oral dan anal. Selain itu, beri tahu
pasangan bahwa Anda menderita HBV dan konsultasikan risiko penularan kepadanya.
Penting untuk diketahui bahwa kondom hanya mengurangi risiko penularan, tidak
mengeliminasinya.
4. Rajin cuci tangan
Meski terdengar sepele, cara ini nyatanya efektif untuk mencegah penularan penyakit ini. Oleh
sebab itu, buatlah kebiasaan di keluarga Anda untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan, setelah dari kamar mandi, serta sebelum dan setelah mengolah bahan makanan. Selain
itu, menjaga kebersihan tubuh juga penting dilakukan, sehingga risiko terkena hepatitis semakin
kecil.
Hello Health Group tidak menyediakan nasihat medis, diagnosis, maupun pengobatan.
Baca Juga:
Sumber
Daftarkan
Artikel sejenis
PELAJARI
Ciri dan Gejala Hepatitis yang Harus Anda Kenali Sebelum Terlambat
BANTU
5 Tips Aman Merawat Orang yang Sakit Hepatitis
HADAPI
Ini Bahaya Infeksi Hepatitis C Pada Tubuh Manusia
PELAJARI
Yang juga perlu Anda baca
Panduan Menjaga Kehamilan yang Sehat Apabila Anda Terinfeksi Hepatitis
PELAJARI
Apa itu Hepatitis A?
HADAPI
5 Pilihan Obat Hepatitis untuk Mengelola Gejalanya: Mana yang Paling Efektif?
PELAJARI
Apa itu Hepatitis D?
HADAPI
Cara Mencegah Penularan Hepatitis Pada Bayi Jika Ibu Terinfeksi Hepatitis Saat
Hamil
This site complies with theHONcode standard for trustworthy healthinformation: verify here.
INFORMASI
KEBIJAKAN
KEBIJAKAN EDITORIAL
INFORMASI PENTING
INFORMASI KESEHATAN
SITEMAP
HELLO SEHAT
TENTANG KAMI
LOWONGAN
KONTAK KAMI
INTERNATIONAL
MARI BERTEMAN!
HELLO BACSI
© 2019 Hello Health Group Pte. Ltd. Hak cipta dilindungi.
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, maupun pengobatan.
KESEHATAN A-Z
HEALTH CENTERS
OBAT & HERBAL
HIDUP SEHAT
KEHAMILAN
PARENTING
HELLO SEHAT
TENTANG KAMI
LOWONGAN
KONTAK KAMI