Anda di halaman 1dari 37

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RKS

BABI
SYARAT - SYARAT UMUM DAN TEKNIS

Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini Berlokasi Gg. Pabrik Kulit Selatan RT 01 RW 08 Kel. Kopo Kec.
Bojongloa Kaler Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor / Pemborong
meliputi bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta Buku
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ini.
Sedangkan Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor/Pemborong adalah
pembuatan drainase meliputi antara lain:
1.1. Pekerjaan Persiapan
1.2. Pekerjaan Drainase
1.3. Pekerjaan Lain-lain

Pasal 2
MEMULAI KERIA

Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal penunjukan dan perintah


kerja pelaksanaan pekerjaan (SPK), pihak Kontraktor/Pemborong harus sudah
memulai melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan.
Apabila setelah 1 (satu) minggu Kontraktor / Pemborong yang ditetapkan belum
melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan, maka akan
diberlakukan ketentuan yang telah dibuat oleh Panitia I Owner.

Pasal 3
MOBILISASI

Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut:


3.1. Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat
konstruksi yang diajukan bersama penawaran, dari tempat
pembongkarannya ke tokasi dimana alat itu akan digunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan ini.
3.2. Dengan selalu disertal ijin Konsuttan Pengawas, Kontraktor / Pemborong
dapat membuat berbagal perubahan, pengurangan dan atau penambahan
terhariap atat-alat konstruksi dan instatasinya.
3.3. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulal kerja,
Kontraktor/Pemborong harus menyerahkan program mobilisasi kepada
Konsultan Pengawas untuk disetujui.

Pasal 4
PAPAN NAMA PROYEK

Kontraktor / Pemborong harus memasang Papan Nama Proyek sesuai


dengan ketentuan yang berlaku atas biaya Kontraktor / Pemborong.

Pasal 5
PT. NADIPUTRA PRATAMA Halaman - 1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RKS

KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

5.1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor / Pemborong wajib menunjuk seorang


Kuasa Kontraktor atau biasa disebut 'Site Manajer' yang cakap dan ahli untuk
memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh
dari Kontraktor/ Pemborong.
5.2. Dengan adanya 'Pelaksana' tidak berarti bahwa Kontraktor / Pemborong
lepas tanggung jawab sebagian maupun keseluruhari terhariap
kewajibannya.
5.3. Kontraktor / Pemborong wajib memberitahu secara tertulis kepada
Pemimpin/Ketua Proyek dan Konsultan Pengawas, nama dan jabatan
'Pelaksana' untuk mendapat persetujuan.
5.4. Bila dikemudian hari menurut pendapat Pemimpin / Ketua Proyek dan
Konsultan Pengawas bahwa 'Pelaksana' dianggap kurang mampu atau tidak
cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada
Kontraktor / Pemborong secara tertulis untuk mengganti 'Pelaksana'.
5.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan,
Kontraktor/Pemborong harus sudah menunjuk 'Pelaksana' yang baru atau
Kontraktor/Pemborong sendiri (Penanggung Jawab / Direktur Perusahaan)
yang akan memimpin pelaksanaan pekerjaan.

Pasal 6
RENCANA KERJA

6.1 Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor / Pemborong


wajib membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan
berupa bar chart dan S-curve bahan dan tenaga.
6.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 8 (delapan) hari
kalender setelah Surat Keputusan Penunjukan (SPK) diterima oleh
Kontraktor/ Pemborong. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas akan disahkan oleh Pemberi Tugas/Pemimpin/Ketua Proyek.
6.3. Kontraktor / Pemborong wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 2
(dua) kepada Konsultan Pengawas untuk diberikan kepada Peimilik Proyek
dan Perencana. 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding
bangsal Kontraktor/Pemborong di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik
kemajuan/prestasi kerja.
6.4. Kontraktor / Pemborong harus selalu dalam pelaksanaan pembangunan
pekerjaan sesuai dengan Rencana Kerja tersebut.
6.5. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor/Pemborong
berdasarkan Rencana Kerja tersebut.

Pasal 7
KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA

7.1. Selama masa pekerjaan, Kontraktor / Pemborong harus senantiasa


memelihara kebersihari lokasi pekerjaan, setiap saat sampah-sampah
pekerjaan selalu diangkut dan dikumpulkan di suatu tempat yang telah
ditentukan.
7.2. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih,
PT. NADIPUTRA PRATAMA Halaman - 2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RKS

sehat dan cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja dan personil yang
terlibat dalam proyek.
73. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan kotak PPK di tempat
pekerjaan.
7.4. Dan permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa
pemeliharaan, Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan
dan keamanan pekerja, bahan dan peralatan teknis serta konstruksi yang
diserahkan Pemberi Tugas. Dalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan, maka
Kontraktor/Pemborong harus bertanggung jawab untuk memperbaikinya.
7.5. Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor / Pemborong selekas mungkin
memberitahukan kepada Konsultan Pengawas dan mengambil tindakan yang
perlu untuk keselamatan korban kecelakaan itu.

Pasal 8
TENAGA DAN SARANA KERJA

Kontraktor / Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan,


peralatan berikut alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan
serta mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhariap bahan-
bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan
berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna sampai dengan
diserah-terimakannya pekerjaan tersebut kepada Pemberi Tugas.
8.1. TENAGA KERJA / TENAGA AHLI
Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan
jenis dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.
8.2. PERALATAN BEKERJA
Menyediakan alat-alat bantu yang benar-benar diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini.
8.3. BAHAN-BAHAN MATERIAL
Menyediakan bahan-bahan Material dalam juiniah yang cukup untuk setiap
jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.
8.4. PENYEDIAAN AIR
8.4.1. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor.
8.4.2. Air harus bersih, bebas dari : bau, lumpur, minyak dan bahan kimia
lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk
dan persetujuan dan Konsultan Pengawas/Direksi.
8.4.3. Kontraktor / Pemborong harus membuat bak penampung air untuk
bekerja yang senantiasa terisi penuh

Pasal 9
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN

9.1. PERSYARATAN PELAKSANMN.


Untuk menghindari klaim dan 'User' / Proyek dikemudian hari, maka
Kontraktor/Pemborong harus betul-betul memperhatikan pelaksanaan
pekerjaan dengan memperhitungkan "ukuran jadi (finished)" sesuai
persyaratan ukuran pada gambar kerja dan penjelasan RKS. Kontraktor /
Pemborong wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti
petunjuk dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan
bangunan yang dipergunakan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-
PT. NADIPUTRA PRATAMA Halaman - 3
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RKS

Syarat Teknis dan atau petunjuk yang diberikan oleh Konsultan Pengawas.
Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan, pemborong harus
menyediakan:
1. Penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli dibidangnya selama
pelaksanaan pekerjaan dan selama masa pemeliharaan guna memenuhi
kewajiban menurut kontrak.
2. Buku komunikasi untuk kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya
dengan proyek.
3. Buku Tamu untuk kunjungan tamu-tamu yang tidak ada hubungannya
dengan proyek.
4. Mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail dan
pekerjaan.
5. Menyediakan peralatan kerja yang dibutuhkan selama pekerjaan
belangsung.

Pasal 10
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN

10.1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harlan mengenai
segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan /
pekerjaan, balk bersifat teknis maupun adininistratif.
10.2. Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor / Pemborong harus
memberikan data-data yang diperlukan menurut data dan keadaan
sebenamya.
10.3. Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan secara rutin dibuat oleh Pengawas
Lapangan dan Konsultan Pengawas.
10.4. Laporan-laporan tersebut di atas setiap minggu dan bulannya, harus
diserahkan kepada Pemimpin Proyek untuk bahan monitoring.

Pasal 11
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

11.1. Bila gambar yang menyangkut spesifikasi teknis tidak sesuai dengan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat / berlaku
adalah RKS.
11.2. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignemen, lokasi seksi (bagian)
dan detail gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan
kerja. Kontraktor / Pemborong harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
maksud gambar dan spesifikasinya, dan tidak boleh mencari keuntungan dan
kesalahan atau kelalaian dalam gambar atau dan ketidak-sesuaian antara
gambar dan spesifikasinya. Setiap deviasi dari karakter yang tidak dijelaskan
dalam gambar dan spesifikasi atau gambar kerja yang mungkin diperlukan
oleh keadaan darurat konstruksi atau lain lainnya, akan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis

11.3. Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan


penafsiran yang semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan
spesifikasinya. Permukaan-permukaan pekerjaan yang sudah selesai harus
sesuai dengan garis, lapisan bagian dan ukuran yang tercantum dalam
gambar, kecuali bila ada ketentuan lain dari Konsultan Pengawas.
PT. NADIPUTRA PRATAMA Halaman - 4
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RKS

11.4. PERBEDAAN GAMBAR.


11.4.1. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu
disiplin kerja, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar
yang mengikat (berlaku).
11.4.2. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan
Sipil/Struktur, maka Kontraktor / Pemborong wajib melaporkannya
kepada Konsultan Pengawas yang akan memutuskannya setelah
berkonsultasi dengan Konsultan Perencana.
11.4.3. Mengingat setiap kesalahan maupun ke tidak-telitian di dalam
pelaksanaan satu bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi
bagian pekerjaan lainnya, maka didalam hal terdapat ketidak-
jelasan, kesimpang-siuran, perbedaan-perbedaan dan ataupun
ketidak-sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja,
Kontraktor / Pemborong diwajibkan melaporkan kepada Konsultan
Pengawas secara tertulis dan selanjutnya diadakan pertemuan
dengan Konsultan Pengawas / Direksi dan Konsultan Perencana,
untuk mendapat keputusan gambar mana yang akan dijadikan
pegangan.
11.4.4. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh
Kontraktor/Pemborong untuk memperpanjang/meng-"klaim" biaya
maupun waktu pelaksanaan.
11.5. SHOP DRAWING.
11.5.1. Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan
yang harus dibuat oleh Kontraktor / Pemborong berdasarkan
gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan
lapangan.
11.5.2. Kontraktor / Pemborong wajib membuat shop drawing untuk detail
khusus yang belum tercakup lengkap dalam Gambar Kerja /
Dokumen Kontrak maupun yang diminta oleh Konsultan Pengawas.
11.5.3. Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan
semua data yang diperlukan termasuk pengajuan contoh dan
semua bahan, keterangan produk, cara pemasangan dan atau
spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik
yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Kerja /
Dokumen Kontrak maupun di dalam Buku ini.
11.5.4. Kontraktor/Pemborong wajib mengajukan shop drawing tersebut
kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan tertulis
dan Konsultan Pengawas/Direksi.
11.5.5. Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor / Pemborong dan
diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk diminta persetujuannya
harus sesuain dengan format standar dan proyek dan harus
digambar pada kertas kalkir yang dapat direproduksi.
11.6. PERUBAHAN, PENAMBAHAN, PENGURANGAN PEKERJAAN DAN PEMBUATAN
"AS BUILT DRAWING.
11.6.1. Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan
pengurangan pekerjaan disesuaikan dengan Dokurnen Kontrak.
11.6.2. Setelah pekerjaan selesai dan di serah-terimakan, Kontraktor /
Pemborong berkewajiban membuat gambar-gambar yang memuat
seluruh perubahan, dan sesuai dengan kenyataan yang telah
dikerjakan / dibangun oleh Kontraktor / Pemborong (As Built
Drawing). Biaya untuk penggambaran “As Built Drawing",
sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong.
PT. NADIPUTRA PRATAMA Halaman - 5
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RKS

Pasal 12
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR / PEMBORONG

12.1. Kontraktor / Pemborong harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas


pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar
Kerja.
12.2. Kehardiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat,
mengawasi, menegur atau memberi nasehat tidak mengurangi tanggung
jawab penuh tersebut di atas.
12.3. Kontraktor / Pemborong bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan
yang timbul akibat pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor / Pemborong
berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut dengan biaya Kontraktor /
Pemborong sendiri.
12.4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan
pekerjaan, maka Kontraktor / Pemborong berkewajiban memberikan saran-
saran perbaikan kepada Pemberi Tugas melalui Konsultan Pengawas.
Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab
atas segala kerusakan yang timbul.
12.5. Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan tenagá Kerja
yang dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
12.6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor / Pemborong dalam
melaksanakan pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor / Pemborong.
12.7. Selama pembangunan belangsung, Kontraktor / Pemborong harus menjaga
keamanan bahan / material, barang milik proyek, milik Konsultan Pengawas
dan milik Pihak Ketiga yang ada di lapangan, maupun bangunan yang
dilaksanakannya sampai tahap serah terima. Bila terjadi kehilangan bahan-
bahan bangunan yang telah disetujui, balk yang telah dipasang maupun
yang belum, adalah tanggung jawab Kontraktor / Pemborong dan tidak akan
diperhitungkan dalam biaya Pekerjaan Tambah.
12.8. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas
akibatnya, balk yang berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa.
12.9. Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor / Pemborong harus segera
mengangkut bahan bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah
tidak dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan. Segala pembiayaannya
menjadi tanggung jawab Kontraktor / Pemborong.

Pasal 13
KETENTUAN DAN SYARAT BAHAN – BAHAN (QUALITY CONTROL)

13.1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) ini maupun dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan
yang akan dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus
memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam A.V. 1941 dan Persyaratan
Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI Tahun 1982). Standar Industri
Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan-ketentuan dan
syarat bahan-bahan lainnya yang berlaku di Indonesia. Seluruh barang
material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti material,
peralatan dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas
terbaik untuk tujuan yang dimaksudkan.
PT. NADIPUTRA PRATAMA Halaman - 6
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RKS

13.2. MERK PEMBUATAN BAHAN / MATERIAL & KOMPONEN JADL


13.2.1. Kecuali bila ditentukan lain dalam Dokumen Kontrak, semua merk
pembuatan atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat-
syarat Teknis ini dimaksudkan sebagal dasar perbandingan kualitas/
setara dan tidak diartikan sebagai sesuatu yang mengikat. Setiap
keterangan mengenai peralatan, material barang atau proses,
dalam bentuk nama dagang, buatan atau nomor katalog harus
dianggap sebagai penentu standar atau kualitas dan tidak boleh
ditafsirkan sebagal upaya membatasi persaingan, dan Kontraktor /
Pemborong harus dengan sendirinya menggunakan peralatan,
material, barang atau proses, yang atas penilaian Konsultan
Pengawas dan Konsultan Perencana, sesuai dengan keterangan itu.
Seluruh material paten itu harus dipergunakan sesuai dengan
instruksi pabrik yang membuatnya.
13.2.2. Bahan / material dan komponen jadi yang dipasang / dipakai, harus
sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja dan RKS,
memenuhi standar spesiflkasi bahan tersebut, mengikuti peraturan
persyaratan bahan bangunan yang berlaku.
13.2.3. Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak untuk
menunjuk tenaga ahli yang diajukan / ditunjuk oleh pabrik dan atau
supplier yang bersangkutan tersebut sebagai Pelaksana. Dalam hal
ini, Kontraktor / Pemborong tidak berhak mengajukan klaim sebagai
pekerjaan tambah.
13.2.4. Disyaratkan dalam satu merk pembuatan atau merk dagang hanya
diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam
pekerjaan ini.
13.2.5. Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang
dipersyaratkan harus disertai test dari Laboratorium lokal / dalam
negeri baik kualitas, ketahanan serta kekuatannya dan harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas secara tertulis dan diketahui oleh
Konsultan Perencana. Apabila diperlukan biaya untuk test
laboratorium, maka biaya tersebut harus ditanggung oleh
Kontraktor / Pemborong tanpa dapat mengajukan sebagai biaya
pekerjaan tambah.
13.3. Kontraktor / Pemborong terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh
semua bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada
Konsultan Pengawas / Direksi dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan
persetujuan secara tertulis sebelum semua bahan-bahan tersebut
didatangkan / dipakai. Contoh bahan tersebut yang harus diserahkan kepada
Konsultan Pengawas / Direksi dan Konsultan Perencana adalah sebanyak 4
(empat) buah dari satu bahan yang ditentukan untuk menetapkan "standard
of appearance" dan disimpan di ruang Direksi. Paling lambat waktu
penyerahan contoh bahan adalah 2 (dua) minggu sebelum jadwal
pelaksanaan.

13.4. Keputusan bahan, jenis, warna, tekU-Ditchr dan produk yang dipilih, akan
diinformasikan kepada Kontraktor / Pemborong selama tidak lebih dan 7
(tujuh) hari kalender setelah penyerahari contoli bahan tersebut.
13.5. PENYIMPANAN MATERIAL
Penyimpanan dan pemeliharaan harus sesuai persyaratan pabrik yang
bersangkutan dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.
13.5.1. Penempatan bahan-bahan material diatur dengan pertimbangan
PT. NADIPUTRA PRATAMA Halaman - 7
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RKS

yang matang agar tidak mengganggu kelancaran pekerjaan serta


sirkulasi / akses pekerja. Bahan material disusun dengan metoda
yang balk dengan cara FIFO (first in first out), sehingga tidak ada
bahan material yang tersimpan terlalu lama dalam gudang / stock
material.
13.5.2. Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas
dan kesesuaian untuk pekerjaan. Material harus diletakkan di atas
permukaan yang bersih, keras dan bila diminta harus ditutupi.
Material harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan
pemeriksaan. Benda-benda milik pribadi tidak boleh dipergunakan
untuk penyimpanan tanpa ijin tertulis dari pemiliknya.
13.5.3. Tempat penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing) dan
diratakan (levelling) menurut petunjuk Konsultan Pengawas.
13.5.4. Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan
miring kesamping sesuai dengan ketentuan, sehingga memberikan
drainase / pemasukan dan kandungan air / cairan yang berlebihan.
Material harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak
menyebabkan pemisahan bahan (segregation), agar timbunan tidak
berbentuk kerucut, dan menjaga gradasi serta mengatur kadar air.
Penyimpanan agregat kasar harus di timbun dan diangkat /
dibongkar lapis demi lapis dengan tebal lapisan tidak lebih dan 1
(satu) meter. Tinggi tempat penyimpanan tidak lebih dan 5 (lima)
meter.

Pasal 14
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN (QUALITY CONTROL)

14.1. Bahan-bahan yang didatangkan / dipakai harus sesuai dengan contoh-


contoh yang telah disetujui Konsultan Pengawas seperti yang diatur dalam
Pasal 14 di atas.
14.2. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang
dinyatakan afkir / ditolak oleh Konsultan Pengawas, harus segera
dikeluarkan dan lokasi bangunan / proyek selambat-lambatnya dalam tempo
3 x 24 jam dan tidak boleh dipergunakan.
14.3. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Konsultan
Pengawas / Konsultan Perencana dan ternyata masih dipergunakan oleh
Pelaksana, maka Konsultan Pengawas / Konsultan Perencana berhak
memerintahkan pembongkaran kembali kepada Kontraktor / Pemborong,
yang mana segala kerugian yang diakibatkan oleh pembongkaran tersebut
menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong sepenuhnya. Disamping itu
pihak Kontraktor / Pemborong tetap dikenakan denda sebesar 1 o/oo (satu
per mil) dan harga borongan.

14.4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas


dan bahan-bahan tersebut, maka Kontraktor / Pemborong harus menguji
dan memeriksakannya ke laboratorium Balai Penelitian Bahan pemerintah
untuk diuji dan hasi pengujian tersebut disampaikan secara tertulis kepada
Konsultan Pengawas / Direksi / Konsultan Perencana. Segala biaya
pemeriksaan ditanggung oleh Kontraktor / Pemborong.
14.5. Sebelum ada kepastian dan laboratorium di atas tentang baik atau tidaknya
kualitas dan bahan-bahan tersebut, Pelaksana tidak diperkenankan
PT. NADIPUTRA PRATAMA Halaman - 8
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RKS

melanjutkan pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut


di atas.
14.6. Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong harus
memberikan penjelasan lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya
material dan tempat pekerjaan yang akan dilaksanakan.

Pasal 15
PEMBERSIHARI TEMPAT KERJA

15.1. Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan


tanah permukaan, dan pembuangan serta pembersihan tumbuh-tumbuhan
dan puing-puing didalam daerah kerja, kecuali benda-benda yang telah
ditentukan harus tetap di tempatnya atau yang harus dipindahkan sesuai
dengan ketentuan Pasal-pasal yang lain dari spesifikasi ini. Pekerjaan ini
mencakup pula perlindungan/penjagaan tumbuhan dan benda-benda yang
ditentukan harus tetap berada di tempatnya dari kerusakan atau cacat.
15.2. Konsultan Pengawas akan menetapkan batas-batas pekerjaan, dan
menentukan semua pohon, semak, tumbuhan dan benda-benda lain yang
harus tetap berada di tempatnya. Kontraktor / Pemborong harus menjaga
semua jenis benda yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya.
15.3. Segala obyek yang ada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu
lapuk, tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan-
rintangan lainnya yang muncul, yang tidak diperuntukan berada disana;
harus dibersihkan dan atau dibongkar serta dibuang bila perlu. Pada daerah
galian, segala tunggul dan ak ar harus dibuang dart daerah galian sampai
kedalaman sekurangkurangnya 50 cm. di bawah elevasi lubang galian sesuai
Gambar Kerja. Lubang-lubang akibat pembongkaran harus diurug dengan
material yang memadai dan dipadatkan sampal 90 % dari kepadatan kering
maksimum sesuai AASHTO T99.

Pasal 16
PENGUKURAN KONDISI TAPAK & PENENTUAN PER 0+000

16.1. PEKERJAAN PENGUKURAN KONDISI TAPAK.


16.1.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan melakukan
pengukuran kondisi "existing" tapak terhadap posisi rencana
bangunan. Hasil pengukuran harus diserahkan kepada Direksi /
Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.

16.1.2. Ketidak-cocokan yang terjadi antara Gambar Kerja dan keadaan


yang sebenarnya di lapangan, harus segera dilaporkan kepada
Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
16.1.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudutnya dilakukan dengan
alat-alat waterpass & theodolit.
16.1.4. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas
segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil
yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana.
16.1.5. Sebagai keharusan dari Kontrak ini dan tanpa biaya tambahan,
PT. NADIPUTRA PRATAMA Halaman - 9
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RKS

Kontraktor / Pemborong harus menyediakan khusus untuk


digunakan oleh Konsultan Pengawas segala peralatan, instrumen,
personil dan tenaga survey, dan lain-lain material yang mungkin
dibutuhkan dalam memeriksa pemasangan / pematokan setting out)
atau untuk pekerjaan-pekerjaan lain yang terkait.
• Patok-patok survey dan macam-macam alat yang diperlukan
dalam survey. Semua peralatan pengukuran harus disediakan
lengkap. Atas tanggungan biaya sendiri, Kontraktor /
Pemborong harus mengadakan survey dan pengukuran
tambahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.
Kontraktor / Pemborong harus bertanggung jawab atas
ketepatan pengukuran dan survey yang dikerjakan oleh
karyawannya. Setiap tanda yang dibuat oleh Konsultan
Pengawas ataupun oleh Kontraktor harus dijaga baik-baik. Bila
terganggu atau rusak, harus segera diperbaiki oleh Kontraktor
atas tanggungan biaya sendiri. Setiap jenis pekerjaan dan
bagian apapun, tidak boleh dikerjakan sebelum persiapannya
(setting out) disetujui oleh Konsultan Pengawas.

Pasal 17
PEMASANGAN PATOK UKUR DAN PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)

17.1. PATOK UKUR.


17.1.1. Kontraktor / Pemborong harus membuat patok-patok untuk
membentuk garis-garis sesuai dengan gambar, dan harus
memperoleh persetujuan Konsultan Pengawas sebelum memulai
pekerjaan. Bila dianggap perlu, Konsultan Pengawas dapat merevisi
garis-garis / kemiringan dan meminta Kontraktor / Pemborong
untuk membetulkan patok-patok itu. Kontraktor / Pemborong harus
mengajukan pemberitahuan mengenai rencana pematokan atau
penentuan permukaan (level) dan bagian pekerjaan tertentu, tidak
kurang dan 48 (empat puluh delapan) jam, agar susunan patok itu
dapat diperiksa. Kontraktor / Pemborong harus membuat
pengukuran atas pekerjaan pematokan dan Kónsultan Pengawas
akan memeriksa pengukuran itu.
17.1.2. Patok ukur dibuat dari kayu secukupnya, berpenampang 5 x 7 cm.
tertancap kuat ke dalam tanah sedalam 100 cm. dengan bagian
yang muncul diatas muka tanah cukup untuk memberikan indikasi
peil + 0,00 sesuai Gambar Kerja, dan diatasnya ditambahkan pipa
besi untuk mencantumkan patokan ketinggian diatas peil + 0,00.
17.1.3. Indikasi selanjutnya selain tersebut di atas agar dicantumkan pada
patok ukur sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
17.1.4. Pada dasamya, patok ukur ini dibutuhkan sesuai patokan ketinggian
atau peil permukaan yang ada dan tercantum dalam Gambar Kerja.
17.1.5. Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Kontraktorm 2 (dua)
buah, dan lokasi penanamannya sesuai petunjuk dan persetujuan
Konsultan Pengawas sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
atau terganggu selama pelaksanaan pembangunan berlangsung.
17.1.6. Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda
yang jelas, dan dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan
pembangunan selesai dan ada instruksi dari Konsultan Pengawas
PT. NADIPUTRA PRATAMA Halaman - 10
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RKS

untuk dibongkar.
17.2. PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK).
17.2.1. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu Borneo dengan
ukuran tebal 3 cm. dan lebar 15 cm., lurus dan diserut rata pada
sisi sebelah atasnya.
17.2.2. Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 dengan jarak satu
sama lain adalah 1,50 m tertancap ditanah sehingga tidak dapat
digerak gerakan atau di ubah.
17.2.3. Papan bangunan dipasang sejarak 2,00 m. dari as pondasi terluar
atau sesuai dengan keadaan setempat.
17.2.4. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan antara satu
dengan lainnya atau rata waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh
Konsultan Pengawas.
17.2.5. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor /
Pemborong harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
17.2.6. Kontraktor / Pemborong harus menjaga dan memelihara keutuhan
dan ketepatan letak papan bangunan ini sampai tidak diperlukan
lagi.

Pasal 18
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN

18.1. IJIN MEMASUKI TEMPAT KERJA.


18.1.1. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan
Kontraktor / Pemborong, tetapi karena bahan / material ataupun
komponen jadi maupun mutu pekerjaannya sendiri ditolak oleh
Konsultan Pengawas / Direksi, harus segera dihentikan dan selanjut
nya dibongkar atas biaya Kontraktor / Pemborong dalam waktu
yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas / Direksi.
18.2.2. Tidak ada pekerjaan yang boleb ditutupi atau menjadi tidak terlihat
sebelum mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas, dan
Kontraktor / Pemborong harus memberikan kesempatan
sepenuhnya kepada Petugas / Ahli dari Konsultan Pengawas untuk
memeriksa dan mengukur pekerjaan yang akan ditutup dan tidak
terlihat.
18.2.3. Kontraktor / Pemborong harus melaporkan kepada Konsultan
Pengawas kapan setiap pekerjaan sudah slap atau diperkirakan
akan siap dipenksa dan Konsultan Pengawas tidak boleh menunda
waktu pemeriksaan, kecuali apabila Konsultan Pengawas
membenkan petunjuk tertulis kepada Kontraktor / Pemborong apa
yang harus dilakukan.
18.2.4. Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24
jam (dihitung dan waktu diterimanya Surat Permohonan
Pemeriksaan, tidak terhitung hari libur / hari raya) tidak dipenuhi /
ditanggapi oleh Konsultan Pengawas, maka Kontraktor / Pemborong
dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya
diperiksa dianggap telah disetujul oleh Konsultan Pengawas /
Direksi.

PT. NADIPUTRA PRATAMA Halaman - 11


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RKS

18.2.5. Bila Kontraktor / Pemborong melalaikan perintah, Konsultan


Pengawas / Direksi berhak menyuruh membongkar bagian
pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki.
18.2.6. Biaya pembongkaran dan pemasangan / perbaikan kembali menjadi
tanggungan Kontraktor / Pemborong, lidak dapat di-klaim sebagai
biaya pekerjaan tambah maupun alasan untuk perpanjangan waktu
pelaksanaan.
18.3. KEMAJUAN PEKERJMN
18.3.1. Seluruh bahan peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus
disediakan oleh Kontraktor / Pemborong demikian pula metode /
cara pelaksanaan pekerjaan harus diselenggarakan sedemikian
rupa, sehingga diterima oleh Konsultan Pengawas.
18.3.2. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu
waktu menurut penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat,
untuk menjamin penyelesaian pada waktu yang telah ditentukan
atau pada waktu yang diperpanjang, maka Konsultan Pengawas
harus membenkan petunjuk secara tertulis langkah-langkah yang
perlu diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan
dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.
18.4. PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN.
Bila Kontraktor / Pemborong atau petugas lapangannya tidak berada di
tempat kerja dimana Konsultan Pengawas bermaksud untuk memberikan
petunjuk atau perintah, maka petunjuk atau perintah itu harus dipatuhi dan
dilaksanakan oleh semua petugas pelaksana atau petugas yang ditunjuk
oleh Kontraktor / Pemborong untuk menangani pekerjaan itu.
18.5. TOLERANSI
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam Kontrak ini harus dikerjakan
sesuai dengan toleransi yang diberikan dalam spesifikasi dan toleransi
lainnya yang ditetapkan pada bagian lainnya.

BAB II
SYARAT SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN PEMBONGKARAN DAN PEKERJAAN TANAH

Pasal 1
UMUM

1.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan,
peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan ini, yaitu dan tidak terbatas pada:
 Pekerjaan pembongkaran bangunan existing dan pembersihan
sebelum pelaksanaan.
 Pekerjaan perlindungan instalasi "existing".
 Pekerjaan galian, pengurugan, pemadatan dan perataan tanah.
 Pekerjaan perbaikan / urugan kembali
1.2. PERSIAPAN PELAKSANAAN
Sebelum pelaksanaan pekerjaari ini, Kontraktor / Pemborong harus
mempelajari dengan seksama Gambar Kerja. Kontraktor / Pemborong harus
PT. NADIPUTRA PRATAMA Halaman - 12
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RKS

sudah memperhitungkan segala kondisi di lapangan yang meliputi dan tidak


terbatas pada bangunan existing, trench, saluran drainase, pipa-pipa,
instalasi existing lainnya, tiang listrik dan penangkal petir. Kontraktor /
Pemborong harus mengamankan / melindungi hasil paket pekerjaan
sebelumnya maupun yang sedang berjalan, bahan / komponen / instalasi
existing yang dipertahankan agar tidak rusak atau cacat. Rencana
pengamanan, baik berupa penyangga, penopang atau konstruksi khusus
sebagal penahan atau pelindung bagian yang tidak dibongkar, harus
dilaporkan kepada Konsultan Pengawas terlebih dahulu untuk mendapatkan
persetujuan.

Pasal 2
PEMBONGKARAN DAN PEMBERSIHAN

2.1. Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan mencakup pembongkaran /


pembersihn/pemindahan konstruksi keluar dati dalam tapak / site terhadap
semua hal yang dinyatakan oleh Konsultan Pengawas / Perencana dan
Direksi tidak akan digunakan lagi, maupun yang dapat mengganggu
kelancaran pelaksanaan diantaranya:
• Pembongkaran dan pembersihari bangunan existing.
• Pembersihari material yang ada di lokasi.
2.2. Setiap pembongkaran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga siap untuk
dapat dilaksanakan pemasangan baru sesuai dengan Gambar Kerja.
2.3. Barang hasil bongkaran dan pembersihan harus dikeluarkan dan tapak / site
konstruksi dan dikumpulkan di tempat / lokasi tertentu yang ditunjukkan
oleh Konsultan Pengawas. Pada dasamya, barang-barang bongkaran
tersebut tidak dapat dipakai lagi dalam pekerjaan, kecuali apabila dinyatakan
lain oleh Konsultan Pengawas.

Pasal 3
PEKERJAAN TANAH

Pekerjaan tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang / galian di tanah dan


termasuk pengurugan / pemadatan tanah kembali yang diperlukan untuk:
• Pondasi Bored Pile, Poer dan Sloof
• Perataan (cut / fill)
• Galian lain seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan atau Konsultan
Pengawas.
3.1. MACAM GALIAN.
Penggalian dibagi dalam macam-macam jenis, yaitu:

3.1.1. Galian tanah biasa.


Galian tanah biasa mencakup semua galian yang bukan galian batu,
galian konstruksi atau galian material dan bahan baku lainnya.
3.1.2. Galian batu.
Galian batu terdiri dari pekerjaan menggali / membongkar batu-
batuan pada daerah galian yang menurut pendapat Konsultan
Pengawas harus dilakukan pembongkaran.
3.1.3. Galian konstruksi / obstacle.

PT. NADIPUTRA PRATAMA Halaman - 13


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RKS

Galian konstruksi / obstacle adalah semua galian selain dari galian


tanah dan galian batu dalam batas pekerjaan yang disebut dalam
spesifikasi ini atau tercantum dalam Gambar Rencana. Semua galian
yang disebut sebagai galian konstruksi terdiri dari galian lantai
bangunan, galian pondasi bangunan existing, galian perkerasan jalan
/ halaman, galian pipa / kabel listrik / pipa gas, saluran-saluran serta
konstruksi-konstruksi lainnya, selain yang disebutkan pada spesifikasi
ini. Semua pekerjaan galian harus dikerjakan sesuai dengan
spesifikasi untuk ketiga macam galian tersebut di atas. Syarat-syarat
kerja yang menyangkut bidang lain, mengikuti ketentuan-ketentuan
letak, peil dan dimensi seperti yang dicantumkan dalam Gambar
Rencana atau petunjuk Konsultan Pengawas.
3.2. Pekerjaan galian ini baru boleh dilaksanakan setelah papan Patok Ukur
terpasang lengkap dengan penandaan sumbu, ketinggian dan bentuk telah
diperiksa serta disetujui Konsultan Pengawas.
3.3. Galian untuk konstruksi harus sesuai dengan Gambar Kerja dan bersih dari
tanah urug bekas serta sisa bahan bangunan.
3.4. Urutan penggalian harus diatur sedemikian rupa dengan mengikuti petunjuk-
petunjuk Konsultan Pengawas sehingga tidak menimbulkan gangguan pada
lingkungan tapak / site atau menyebabkan timbulnya genangan air untuk
waktu lebih dan 24 jam.
3.5. Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang tidak
padat atau longgar, maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya,
kemudian lubang yang tejadi harus ditutup urugan pasir yang dipadatkan
dan disirami air setiap ketebalan 5 cm. lapis demi lapis sampai penuh
sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan. Biaya pekerjaan ini menjadi
tanggungan Kontraktor / Pemborong dan tidak dapat di-klaim sebagai
pekerjaan tambah.
3.6. Bila pada galian terdapat instalasi existing, Kontraktor / Pemborong harus
mengikuti prosedur seperti terurai dalam butir 3.1. s/d. 3.3.

3.7. Bila Kontraktor / Pemborong meakukan penggalian yang melebihi kedalaman


yang ditentukan dalam Gambar Kerja, maka Kontraktor / Pemborong wajib
untuk menutupi kelebihari galian tersebut dengan urugan pasir yang
dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5 cm. lapis deini lapis sampai
penuh sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan. Biaya pekerjaan ini
menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong dan tidak dapat di-klaim
sebagai pekerjaan tambah.
3.8. Dasar galian harus dikeijakan dengan teliti, datar / rata sesuai dengan
Gambar Kerja dan harus dibersihkan dan segala macam kotoran.
3.9. Galian pondasi harus dilakukan sesuai dengan lebar lantai kerja pondasi atau
seperti tercantum dalam Gambar Kerja, dengan penampang lereng galian
kiri dan kanan dimiringkan 10 o kearah luar pondasi dari As, ketinggian serta
bentuk selesai sesuai Gambar Kerja, diperiksa serta disetujui Konsultan
Pengawas.
3.10. Kelebihan tanah galian harus dibuang keluar dari dalarn tapak / site
konstruksi. Area antara papan Patok Ukur dengan galian harus bebas dari
timbunan tanah
3.11. Untuk menjaga lereng-lereng lubang galian agar tidak longsor / runtuh,
maka apabila dianggap penlu oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor /
Pemborong harus memasang konstruksi penahari (casing) sementara dari

PT. NADIPUTRA PRATAMA Halaman - 14


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RKS

bahan seng gelombang BJLS 50 atau setara, atau dan papan-papan tebal 3
cm. diperkuat dengan kayukayu dolken minimal diameter 8 cm. sehingga
konstruksi tersebut dapat menjainin kestabilan lereng galian.
3.12. Apabila dan atau karena permukaan air tanah tinggi, Kontraktor /
Pemborong harus menyediakan pompa air secukupnya untuk menyedot air
yang menggenangi galian. Disyaratkan bahwa seluruh permukaan galian
terutama lantai galian, harus kering untuk pekerjaan-pekerjaan selanjutnya,
khususnya untuk pekerjaan:
• Pondasi Batu Kali.
• Pasangan Bata
• Pengurugan dan pemadatan.
3.13. Biaya untuk lingkup yang terurai pada butir 4.11. dan 4.12. di atas
ditanggung oleh Kontraktor / Pemborong, serta ticiak dapat di-klaim sebagal
pekerjaan tambah.

Pasal 4
URUGAN DAN PEMADATAN

4.1. PEKERJAAN URUGAN.


Pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah ini untuk:
• Semua galian sampai permukaan yang ditentukan dengan kepadatan
CBR 2% atau sesuai Gambar Kerja.
• Semua tanah lantai bangunan sampai permukaan yang ditentukan
dengan kepadatan CBR 3% atau sesuai Gambar Keija.
• Terkecuali untuk tempat tertentu / khusus, kepadatan tanahnya seperti
tercantum dalam Gambar Kerja atau petunjuk Kon sultan Pengawas /
Konsultan Perencana.
4.2. BAHAN URUGAN.
Bahan urugan yang dipakai adalah bekas galian yang memenuhi persyaratan
sebagai bahan urugan dan mendapat persetujuan dan Korisultan Pengawas.
Sumber bahan urugan mu harus mempunyal juiniah yang cukup untuk
menjammn penyediaan bahan urugan yang bisa mencukupi kebutuhari
seluruh proyek. Semua bahan urugan harus mendapat persetujuan dan
Konsultan Pengawas, baik mengenai kualitas bahan maupun sumber bahan
itu sendiii.
43. PENGURUGAN.
4.3.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan mm, seluruh area pembangunan
harus sudah bersih dan humus, akar tanaman, benda-benda organis,
sisa-sisa bongkaran dan bahan lain yang dapat mengurangi kualitas
pekerjaan ini.
4.3.2. Urugan harus bebas dan segala macam bahan yang dapat
membusuk, sisa bongkaran, dan atau yang dapat mempengaruhi
kepadatan urugan. Tanah urugan dapat diambil dan bekas gahari
atau tanah yang didatangkan clad luar yang tidak mengandung
bahan-bahan seperti tersebut di atas dan atau telah disetujui
Konsultan Pengawas. 6.3.3. Penghamparari tanah urugan dilakukan
lapis deini lapis dan langsung dipadatkan sampai mencapal
permukaan I peil yang diinginkan. Ketebalan periapis setelah
dipadatkan tidak boleh melebihi 20 cm. Setiap kali penghamparan
harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas yang

PT. NADIPUTRA PRATAMA Halaman - 15


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RKS

menyatakan bahwa lapisan di bawahnya telah memenuhi kepadatan


yang disyaratkan, dan seluruh prosedur pemadatan ini harus ditulis
dalam Benita Acara yang disetujui Konsultan Pengawas.
a. Lapisan tanah lunak (lumpur) yang ada harus dihilangkan dengan
dikeruk, sebelum pekerjaan pengurugan dimulal. Pada saat
pengerukan dan pengurugan, daerah ini harus dikenngkan.
b. Pemampatan dan pemadatan harus dilakukan sesuai dengan
artikel yang bersangkutan di bawah ini dalam bab ini.
c. Tidak boleh dilakukan pengurugan atau pemadatan selama hujan
deras. Jika permukaan lapisan yang sudah dipadatkan tergenang
oleh air, Kontraktor / Pemborong harus membuat alur-alur pada
bagman teratas untuk mengeningkannya sampai mencapal kadar
air yang benar dan dipadatkan kembali.
d. Ketinggian pengurugan setelah dipadatkan harus mencapal
elevasisesuai yang tercantum dalam Gambar Kerja.
4.3.4. Pengurugan untuk halaman yang tidak dibangun, jalan dan
perkerasan, tidak perlu dipadatkan dengan inin pemadat, cukup
ditimbris dengan tangan.
4.4. PEMADATAN.
4.4.1. Sebelum pelaksanaan pemadatan, seluruh area pembangunan harus
dikeringkan terlebih dahulu.
4.4.2. Kontraktor / Pemborong harus bertanggung jawab atas ketepatan
penempatan dan pemadatan bahan-bahan urugan dan juqa
memperbaiki kekurangan-kekurangan akibat pemadatan yang tidak
cukup.
4.4.3. Kontraktor / Pemborong harus menentukan jenis ukuran dan berat
dan alat yang paling sesuai untuk pemadatan bahan urugan yang
ada. Alat-alat pemadatan ini harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.
4.4.4. Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan
tiap lapisan maksimum 30 cm. dan dipadatkan sampai mencapai
paling sedikit 90% (modified proctor) dart kepadatan kering
maksimum seperti yang ditentukan diam AASHTO T 99.
4.4.5. Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik. Apabila
hari hujan, pemadatan harus dihentikan. Selama pekerjaan ini, kadar
air harus dijaga agar tidak lebih besar dan 2 % kadar air optimum.
4.4.6. Kontraktor / Pemborong diwajibkan melakukan tes kepadatan tanah
apabila diininta oleh Direksi / Konsultan Pengawas, sebanyak titik
yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas, yang harus disaksikan
oleh Konsultan Pengawas dan dibuatkan laporan tertulis untuk tiap
titik meliputi area 150 m2.
4.5. PEKER)AAN PERATAAN TANAH.
Bila terdapat bagian-bagian yang lebih tinggi dari permukaan tanah yang
direncanakan, perataan pada bagian ini harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga kelebihari tanah tersebut dapat diangkut ke tempat lain yang
ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

BAB III
SYARAT - SYARAT TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR

PT. NADIPUTRA PRATAMA Halaman - 16


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RKS

Pasal 1
PEKERJAAN STRUKTUR BETON

1.1. PERSYARATAN MUTU


1.1.1. Mutu Beton.
Baton yang dipergunakan dalam pekerjaan ini adalah mutu beton
campuran 1PC : 2PSR : 3KRL
Adukan beton yang dipergunakan untuk pekerjaan ini menggunakan
Ready Mix atau menggunakan beton konvensional yang sebelumnya
sudah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
1.1.2. Mutu Baja Tulangan.
Mutu baja tulangan yang dipergunakan untuk seluruh pekerjaan ini
adalah BJTP 240 (U-24 ) atau disesuaikan dengan Gambar Kerja.
Atau bila dalam gambar disyaratkan menggunakan wiremesh, maka
digunakan wiremesh U-50, dengan ukuran / tipe sesuai dengan
Gambar Kerja.
1.2. PERSYARATAN BAHAN BETON.
1.2.1. Semen.
a. Semua semen harus Semen Portland yang disesuaikan dengan
persyaratan dalam Peraturan Portland Cement Indonesia NI-8
atau ASTM C-150 Type 1 atau standar Inggns BS 12.
b. Mutu semen yang rnemenuhi syarat dan dapat dipakai adalah
TIGA RODA serta memenuhi persyaratan NI-8. Peinilihari salah
satu merk semen adalah mengikat dan dipakai untuk seluruh
pekerjaan.
c. Pemeriksaan
Konsultan Pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan
dalam gudang pada setiap waktu sebelum dipergunakan.
Kontraktor harus bersedia untuk memberi bantuan yang
dibutuhkan oleti Konsultan Pengawas untuk pengambilan
contoh-contoh tersebut. Semen yang tidak dapat diteilma sesuai
pemeriksaan oleh Konsultan Pengawas, harus tidak
dipergunakan atau diafkir. Jika semen yang dinyatakan tidak
memuaskan tersebut telah dipergunakan untuk beton, maka
Konsultan Pengawas dapat memenntahkan untuk membongkar
beton tersebut dan diganti dengan memakal semen yang telah
disetujul atas beban Kontraktor. Kontraktor harus menyediakan
semua semen-semen dan beton yang dibutuhkan untuk
pemenksaan atas biaya Kontraktor.
d. Tempat Penyimpanan
• Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang
sesuai untuk semen, dan setiap saat harus terhndung
dengan cermat
• terhadap kelembaban udara. Tempat penyimpanan tersebut
juga harus sedemikian rupa agar memudahkan waktu
pengambilan.
• Gudang penyimpanan harus berlantai kuat dibuat dengan
jarak minimal 30 cm. dan tanah, harus cukup besar untuk
dapat memuat semen dalam juiniah cukup besar sehingga
kelambatan atau kemacetan dalam pekerjaan dapat dicegah
dan harus mempunyai wang lantai yang cukup untuk

PT. NADIPUTRA PRATAMA Halaman - 17


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RKS

menyimpan tiap muatan truk semen secara terpisah-pisah


dan menyediakan jalan yang mudah untuk mengambil
contoh, menghitung zak-zak dan memindahkannya. Semen
dalam zak tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dan 2 meter.
• Untuk mencegah semen didalam zak disimpan terlalu lama
sesudah penerimaan, Kontraktor hendaknya
mempergunakan semen menurut urutan kronologis yang
diterima di tempat pekerjaan. Tiap kiriman semen harus
disimpan sedemikian rupa sehingga mudah dibedakan dari
kiriman lainnya. Semua zak kosong harus disimpan dengan
rapih dan diberi tanda yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
• Timbangan-timbangan yang balk dan teliti harus diadakan
oleh Kontraktor untuk menimbang semen didalam gudang
dan di lokasi serta harus dilengkapi segala timbangan untuk
untuk keperluan penyelidikan.
• Kontraktor harus menyediakan penjaga yang cakap, untuk
mengawasi gudang-gudang semen dan mengadakan
catatan-catatan yang cocok dan penamaan dan pemakaian
semen seluruhnya.
• Tembusan dart catatan-catatan harus disediakan untuk
Konsultan Pengawas bila dikehendakinya, jumlah dari semen
yang digunakan selama hari itu ditiap bagian pekerjaan.
1.2.2. Pasir dan kerikil
a. Kontraktor harus mengangkut, membongkar, mengerjakan dan
menimbun semua pasir dan kerikil. Segala cara yang
dilaksanakan oleh Kontraktor untuk pembongkaran, pemuatan,
pengerjaan dan penimbunan pasir dan kenkil harus
mendapatkan persetujuan dart Konsultan Pengawas.
b. Tempat dan pengaturan dari semua daerah penimbunan harus
mendapat persetujuan dart Konsultan Pengawas. Kontraktor
harus membersihkan bahkan memperbaiki saluran buangan
disemua ternpat penimbunan dan harus mengatur semua
pekerjaan penimbunan pasir dan kerikil sedemikian wpa
sehingga timbulnya pemisahan dan pencampuran antara pasir
dan kerikil akan dapat dihindari dan bahan yang ditimbun tidak
akan tercampur tanah atau bahan lain pada waktu ada banjir
atau air rembesan. Kontraktor diminta untuk menanggung
sendiri segala biaya untuk pengolahan kembali pasir dan kerikil
yang kotor karena timbunan yang tidak sempuma dan lalai
dalam pencegahan yang cukup. Pasir dan kerikil tidak boleh
dipindah-pindah dari timbunan, kecuali bila diperlukan untuk
meratakan pengiriman berikutnya.
c. Pasir
• Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini
adalah pasir alam yaitu pasir yang dihasilkan dan sungal
atau pasir alam lain yang didapat dengan persetujuan
Konsultan Pengawas.
• Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak
dimaksudkan sebagai persetujuan dasar ( pokok ) untuk
semua bahan yang diambil dan sumber tersebut. Kontrakt or

PT. NADIPUTRA PRATAMA Halaman - 18


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RKS

hat-us bertanggung jawab atas kuatitas tiap jenis dart


semua bahan yang dipakai dalam pekerjaan. Kontraktor
harus menyerahkan pa da Konsultan Pengawas sebagai
bahan pemeriksaan pendahuluan dan persetujuan, contoli
yang cukup, seberat 15 kg. dan pasir alam yang diusulkan
untuk dipakai, sedikitnya 14 hat-i sebelum diperlukan.
• Timbunan pasir alam harus dibersihkan dari semua tumbuh-
tumbuhan dan dari bahan-bahan lain yang tidak
dikehendaki. Segala macam tanah pasir dan kerikil yang
tidak dapat dipakai, hat-us disingkirkan. Timbunan harus
diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak
merugikan kegunaan dan timbunan.
• Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan
kecil dan tunak dan tanah liat, jiika dan hal-hal yang
merugikan dan substansi yang merusak, jumlah prosentase
dari segala macam substansi yang merugikan, beratnya
tidak boleh lebih clad 5% berat pasir.
• Pasir harus mempunyai "modulus kehalusan butir" antara 2
sampai 32, atau jika diselidiki dengan saringan standar harus
sesuai dengan standar Indonesia untuk beton
d. Agregat Kasar ( Kerikil)
• Agregat kasar harus didapat dat-i sumber yang telah
disetujui. ini dapat berupa kenikil sebagai basil disintegrasi
alaini dan batubatuan atau berupa batu pecah yang
diperoleh dan pemecahari batu.
• Kebersihari dan mutu
Agregat kasar hat-us bet-sib dan bebas dat-i bagian-bagian
yang halus, mudah pecah, tipis atau yang berukuran
panjang, bersih dan alkali, bahan-bahan organis atau dan
substansi yang merusak dalam jumlah yang merugikan.
Besamya persentase dari semua substansi yang merusak
tidak boleh mencapai 3 (tiga) persen dari beratnya. Agregat
kasar harus berbentuk, keras, padat, kekal dan tidak
berpori. Apabila kadar lumpur melampaul 1%, maka agregat
kasar harus dicuci.
• Gradasi
Agregat kasar harus bergradasi balk dengan ukuran butir
berada antara 5 mm. sampal dengan 25 mm. dan harus
memenuhi syaratsyarat sebagai benkut:
- Sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 6 % berat.
- Sisa di atas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90% dan
98% berat.
- Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang
berurutan, adalah maksimum 60% dan ininimum 10%
berat serta harus menyesuaikan dengan semua
ketentuan-ketentuan yang terdapat di NI-2 PBI-1971.
Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan
jika diperiksa oleh Konsultan Pengawas temyata tidak
sesuai dengan ketentuan gradasi, maka Kontraktor harus
menyaring kembali atau mengolah kembali bahannya
atas bebannya sendmn, untuk menghasilkan agregat

PT. NADIPUTRA PRATAMA Halaman - 19


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RKS

yang dapat disetujui Konsultan Pengawas.


1.2.3. Air
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi / mortar dan
spesi injeksi harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik
basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang
dapat merusak. Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian
yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk menetapkan sesuai
tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971
untuk bahan campuran beton.
1.2.4. Baja Tulangan
a. Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai
dengan standar Indonesia untuk beton NI-2, PBI-1971, atau
ASTM Designation A-15, dan harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Konsultan Pengawas berhak meminta kepada
Kontraktor, surat keterangan tentang pengujian oleb pabnk dan
semua baja tulangan beton yang disediakan, untuk persetujuan
Konsultan Pengawas sesuai dengan persyaratan mutu untuk
setiap bagian konstruksi seperti tercantum di dalam gambar
rencana.
b. Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-
serpih, karat, minyak, gemuk dan zat kiinia lainnya yang dapat
rnerusak atau mengurangi daya lekat antara baja tulangan
dengan beton.
1.2.5. Cetakan (bekisting)
Bekisting untuk seluruh struktur bangunan ini Papan Albasiah atau
dan bahan lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas / Konsultan
Perencana.
1.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON
1.3.1. Komposisi campuran Beton
a. Beton harus dibentuk dan campuran bahan-bahan semen
portland, pasir, kerikil dan air seperti yang ditentukan
sebelumnya. Bahan beton dicampur dalam perbandingan yang
tertentu / serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai pada
kekentalan yang balk / tepat.
b. Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang
ditentukan dalam spesifukasi ini, harus dipakai "campuran yang
direncanakan (design mix)". Campuran yang direncanakan ini
dihasilkan dan percobaan-percobaan campuran yang memenuhi
kekuatan karakteristik yang disyaratkan dan dilakukan oleh
laboratorium dan instansi pemerintah atau Badan yang sudah
terbukti akreditasinya.
c. Ukuran maksimal dan agregat kasar dalam beton untuk bagian-
bagian dan pekerjaan tidak boleh melampaui ukuran yang
ditetapkan dalam persyaratan bahan beton, ukuran mana
ditetapkan sepraktis mungkin sehingga tercapal pengecoran
yang tepat dan memuaskan.
d. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang
dipakai untuk berbagai mutu, harus ditetapkan dan waktu ke
waktu selama berjalannya pekerjaan, demikian juga
pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang dihasilkan.
e. Perbandingan campuran dan fäktor air semen yang tepat akan

PT. NADIPUTRA PRATAMA Halaman - 20


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RKS

ditetapkan atas dasar beton yang dihasilkan yang mempunyai


kepadatan yang tepat, kekedapan, keawetan dan kekuatan yang
dikehendaki.
f. Kekentalan (konsistensi) adukan beton untuk bagian-bagian
konstruksi beton harus disesuaikan dengan jenis konstruksi yang
bersangkutan, cara pengangkutan adukan beton dan cara
pemadatannya. Kekentalan adukan beton antara lain ditentukan
oleli faktor air semen.
1.3.2. Pengujian Konsistensi Beton dan Benda-Benda Uji Beton
Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut
keperluan untuk menjainin beton dengan konsistensi yang balk dan
untuk menyesuaikan variasi kandungan lembab atau gradasi
(perbutiran) dan agregat waktu masuk dalam mesin pengaduk
(mixer). Penambahan air untuk mencairkan kembali beton padat
hasil pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi kering
sebelum dipasang adalah sama sekali tidak diperkenankan.
Keseragaman konsistensi beton untuk setiap kali pengadukan
sangat perlu.Nilai slump dan beton (pengujian kerucut slump), tidak
boleh kurang dan 8 cm. dan tidak melampaui 12 cm. untuk segala
beton yang dipergunakan. Semua pengujian harus sesuai dengan
NI-2 PBI-1971. Konsultan Pengawas berhak untuk menuntut nilai
slump yang lebih kecil bila hal tersebut dapat dilaksanakan dan
akan menghasilkan beton berkualitas lebih tinggi atau alasan
penghematan.
1.3.3. Pekerjaan Baja Tulangan
a. Baja tulangan beton harus dibengkokkan / dibentuk dengan
teliti sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera
pada gambargambar koristruksi. Baja tulangan beton tidak
boleh diluruskan atau dibengkokkan kembali dengan cara yang
dapat merusak bahannya. Batang dengan bengkokan yang tidak
ditunjukan dalam gambar tidak boleh dipakai. Semua batang
harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, pemanasan dan besi
beton hariya dapat diperkenankan bila seluruh cara
pengerjaannya disetujui oleh Konsultan Pengawas atau
Perencana.
b. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar
rencana. Untuk menempatkan tulangan-tulangan tetap tepat
ditempatnya, maka tulangan harus diikat kuat dengan kawat
beton ( bendraat ) dan memakai bantalan blok-blok beton cetak
( beton decking ) dan atau kursi-kursi besi / cakar ayam
perenggang. Dalam segala hal untuk besi beton yang horizontal
harus digunakan penunjang yang tepat, sehingga tidak akan
ada batang yang turun.
c. Jarak bersih terkecil antara batang yang paralel apabila tidak
ditentukan dalam gambar rencana, minimal harus 1,2 kali
ukuran terbesar dan agregat kasar dan harus memberikan
kesempatan masuknya alat penggetar beton.
d. Pada dasamya jumiah luas tulangan harus sesuai dengan
gambar dan perhitungan. Apabila dipakai dimensi tulangan yang
berbeda dengan gambar, maka yang menentukan adalah luas
tulangan. Dalam hat ini Kontraktor diwajibkan meminta

PT. NADIPUTRA PRATAMA Halaman - 21


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RKS

persetujuan terlebih dahulu dan Konsultan Pengawas.


1.3.4. Pekerjaan Selimut Beton
Penempatan besi beton didalam cetakan tidak boteh menyinggung
dinding atau dasar cetakan sesuai butir 1.3.4.b. tersebut di atas,
serta harus mempunyai jarak tetap dan tertentu untuk setiap
bagian-bagian konstruksl sesuai dengan gambar rencana.
1.3.5. Pekerjaan Sambungan Baja Tulangan
Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat
lain dart yang ditunjukkan pada gambar-gambar, bentuk dari
sambungan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Overlap pada
sambungansambungan tulangan harus minimal 40 kali diameter
batang, kecuali jika telah ditetapkan secara pasti di dalam gambar
rencana dan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
1.3.6. Pekerjaan Mengaduk
a. Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan
yang mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan
mengawasi juiniah dan masing-masing bahan beton.
Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya
selalu harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
b. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk
dalam mesin pengaduk beton ( "batch mixer/beton molleri" ).
Konsultan Pengawas berwenang untuk menambah waktu
pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal
untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan
dan wama yang merata / seragam dalam komposisi atau
konsistensi. Air harus dituang lebih dahulu selama pekerjaan
penyempurnaan.
c. Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang
berlebihari (lamanya) yang membutuhkan penambahan air
untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki. Mesin
pengaduk yang memproduksi hasil yang tidak memuaskan harus
diperbalki dan atau diganti. Mesin pengaduk yang disentralisir
( batching inixing plant ) harus diatur sedemikian rupa, sehingga
pekerjaan mengaduk dapat diawasi dengan mudah dari stasiun
operator. Mesin pengaduk tidak boleh dipakai melebihi dart
kapasitas yang telah ditentukan. Setiap mesin pengaduk harus
diperlengkapi dengan alat mekanis untuk mengatur waktu dan
menghitung jumlah adukan.
1.3.9. Pekerjaan Rencana Cetakan
Cetakan (bekisting) harus sesuai dengan bentuk dan ukuran yang
ditentukan dalam gambar rencana. Bahan yang dipakai untuk
cetakan harus mendapatkan persetujuan dart Konsultan Pengawas
sebelum pembuatan cetakan dimulai, tetapi persetujuan yang
deinikian tidak akan mengurangi tanggung jawab Kontraktor
terhariap ke serasian bentuk maupun terhariap perlunya perbaikan
kerusakan-kerusakan yang mungkin dapat timbul pada waktu
pemakaian. Sewaktu-waktu Konsultan Pengawas dapat mengafkir
sesuatu bagian dari bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi
apapun dan Kontraktor harus dengan segera menanggulangi bentuk
yang diafkir tesebut dan menggantinya atas bebannya sendiri.

PT. NADIPUTRA PRATAMA Halaman - 22


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RKS

1.3.10. Pekerjaan Konstruksi Cetakan


a. Semua cetakan harus betul-betul teliti, kuat dan aman pada
kedudukannya sehingga dapat dicegah pengembangan atau lain
gerakan selama dan sesudah pengecoran beton.
b. Semua cetakan beton harus kokoh.
Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan-cetakan
(bekisting) harus dilaburi / diminyaki dengan minyak bekisting
yang blasa diperdagangkan untuk maksud itu yang dapat
mencegah secara efektif melekatnya beton pada cetakan, dan
akan memudahkan rnelepas bekisting / cetakan beton. Minyak
bekisting tersebut dapat dipakai hariya setelah disetujul oleh
Konsultan Pengawas. Penggunaan minyak bekisting ini harus
hati-hati untuk mencegah kontak dengan besi beton dan
mengakibatkan kurangnya daya lekat.
c. Alat-alat dan usaha-usaha yang sesuai dan cocok untuk
membuka cetakan-cetakan tanpa merusak perniukaan dari
beton yang telah selesai, harus tersedia.
d. Penyangga cetakan ( steiger ) ha rus bertumpu pada pondasi
yang balk dan kuat sehingga tidak akan ada kemungkinan
penurunan cetakan selama pelaksanaan.
1.3.11. Pekerjaan Pengangkutan Beton
Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton
harus sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan
kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan,
tanpa adanya pem,sahari dan kehilangan bahan yang menyebabkan
perubahan nilai slump.
1.3.12. Pekerjaan Pengecoran
a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan,
ukuran dan letak baja tulangan beton sesuai dengan gambar
pelaksanaan, pemasangan sparing-sparing instalasi, penyokong,
pengikatan dan lain-lainnya telah selesai dikenjakan. Sebelum
pengecoran dimulai, permukaan-penmukaan yang berhubungan
dengan pengecoran harus sudah disetujul oleh Konsultan
Pengawas.
b. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada
tempat pengecoran beton ( cetakan / bekisting ) harus bersih
dari air yang tergenang, reruntuhan atau bahan lepas.
Permukaan bekisting dengan bahan-bahan yang menyerap pada
tempat-tempat yang akan dicor, harus dibasahi dengan merata
sehingga kelembaban / air dari beton yang baru dicor - tidak
akan diserap.
c. Permukaan-permukaan beton yang telah dicer lebih dahulu
dimana akan dicor beton baru, harus bersih dan lembab / basah
ketika dicor dengan beton baru. Pembersihari harus berupa
pembuangan semua kotoran, pembuangan beton-beton yang
mengeiupas atau rusak, atau bahan-bahan asing yang
menutupinya. Semua genangan air harus dibuang dan
permukaan beton lama tersebut sebelum beton baru dicor. Pada
sambungan pengecoran ini harus dipakai bahan perekat beton
yang disetujul oleh Konsultan Pengawas.
d. Perlu diperhatikan letak / jarak / sudut untuk setiap penghentian

PT. NADIPUTRA PRATAMA Halaman - 23


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RKS

pengecoran yang masih akan berlanjut, terhariap sistem


struktur / penulangan yang ada.
e. Beton boleh dicor hariya ketika Konsultan Pengawas atau
wakilnya yang ditunjuk serta Staf Kontraktor yang setaraf ada
ditempat / lokasi pekerjaan, dan persiapannya betul-betut telah
memadai.
f. Dalam semua hal beton yang akan dicor harus diusahakan agar
pengangkutan ke tempat posisi terakhir sependek mungkin,
sehingga pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan
pemisahari antara kerikil dan spesinya. Pemisahan yang
berlebihari dan agregat kasar dalam beton yang disebabkan
jatuh bebas dan tempat yang cukup tinggi, atau sudut yang
terlalu besar, atau bertumpuk dengan baja-baja tulangan, tidak
diijinkan. Kalau diperkirakan pemisahan yang deinikiari itu
mungkin akan terjadi, Kontraktor harus mempersiapkan treinie
atau alat lain yang cocok untuk mengontrol jatuhnya beton.
g. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2
meter, semua penuangan beton harus selalu lapis - perlapis
horizontal dan tebalnya tidak lebih dan 50 cm. Konsultan
Pengawas mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut
apabila pengecoran dengan tebal lapisan 5) cm. tidak dapat
memenuhi spesifikasi ini.
h. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama terjadi hujan
deras atau turun hujan yang lama, sedemikian rupa sehingga
spesi / mortar terpisah dari agregat kasar. Selama hujan, air
semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada construction
joint, dan air semen atau spesi yang hariyut tertiampar harus
dibuang sebelum pekerjaan dilanjutkan.
i. Ember-ember / gerobak dorong beton yang dipakai harus
sanggup menuang dengan tepat dalam slump yang rendah dan
memenuhi syarat-syarat campuran.
j. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin,
sehingga bebas dari kantong-kantong kerikil, dan menutup
rapat-rapat semua permukaan dari cetakan dan material yang
diletakan. Dalam pemadatan setiap lapisan dan beton, kepala
alat penggetar (vibrator) harus dapat menembus dan
menggetarkan kembali beton pada bagian atas dan lapisan yang
terletak di bawah. Lamanya penggetaran tidak boleh
menyebabkan terpisahnya bahan beton dengan airnya.
1.3.13. Waktu dan Cara-Cara Pembukaan Cetakan
a. Waktu dan cara pembukaan dan peinindahari cetakan harus
mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas. Pekerjaan ini harus
dikerjakan dengan hati-hati untuk menghindarkan kerusakan
pada beton. Beton yang masih muda / tunak tidak diijinkan
untuk dibebani. Segera sesudah cetakan-cetakan dibuka,
permukaan beton harus dipeniksa dengan teliti dan permuk aan-
permukaan yang tidak beraturan harus segera diperbaiki sampal
disetujul Konsultan pengawas
b. Umumnya diperlukan waktu minimum sebelum cetakan beton
boleh dibuka, yaitu minimum 3 hari untuk cetakan - cetakan
samping.

PT. NADIPUTRA PRATAMA Halaman - 24


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RKS

1.3.14. Perawatan (Curing)


a. Semua beton harus dirawat (cured ) dengan air seperti
ditentukan di bawah ini atau disemprot dengan Curing Agent
CONCUREP yang berupa bahan cair / liquid material dimana
setelah mengering berbentuk membrane dear dan berfungsi
sebagai pelindung (curing compound) untuk menahan /
mencegah penguapan air dari dalam beton, dengan takaran
pemakaian untuk 1 liter adalah 5 - 6 m2. Konsultan Pengawas
berhak menentukan cara perawatan bagaimana yang harus
digunakan pada bagian-bagian pekerjaan.
b. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar
matahari yang langsung minimal selama 3 hari sesudah
pengecoran. Perlindungan semacam itu dilakukan dengan
menutupi permukaan beton dengan deklit atau karung bekas
yang dibasahi dan harus dilaksanakan segera setelah
pengecoran dilaksanakan.
c. Perawatan beton setelah 3 hari, adalah dengan melakukan
penggenangan dengan air pada permukaan beton paling sedikit
selama 14 hari terus menerus. Perawatan semacam ini bi sa
dilakukan dengan penyiraman secara mekanis atau dengan pipa
yang berlubanglubang atau dengan cara lain yang disetujul
Konsultan Pengawas sehingga selama masa tersebut permukaan
beton selalu dalam keadaan basah. Air yang digunakan dalam
perawatan (curing ) harus memenuhi persyaratan spesifikasi air
untuk campuran beton.
1.3.15. Pekerjaan Perlindungan (Protection).
Kontraktor harus melindungi semua beton terhariap kerusakan-
kerusakan sebelum penerimaan terakhir oleh Konsultan Pengawas.
1.3.17. Pekerjaan Perbaikan Permukaan Beton
a. Jika sesudah pembukaan cetakan, ada permukaan beton yang
tidak sesuai dengan yang direncanakan, atau tidak tercetak
menurut gambar atau diluar garis permukaan, atau temyata ada
permukaan yang cacat/rusak, semua hal itu dianggap sebagal
tidak sesuai dengan spesifikasi ini dan harus dibuang dan
diganti oleh Kontraktor atas bebannya sendiri. Kecuali bila
Konsultan Pengawas memberikan ijinnya untuk
memperbaiki/menambal tempat yang rusak, dalam hal mana
perbaikan harus dikerjakan seperti yang telah tercantum dalam
pasal-pasal berikut.
b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan
ialah yang terdiri dari sarang kerikil, kerusakan-kerusakan
karena cetakancetakan, lubang-lubang karena keropos, ke tidak-
rataan dan bengkak harus dibuang dengan pemahatan atau
dengan batu gerinda. Sedang kerikil dan beton lainnya harus
dipahat, lubang-lubang pahatan harus diberi pinggiran yang
tajam dan dicor sedemikian sehingga pengisian akan terikat
( terkund ) di tempatnya. Semua lubang harus terus menerus
dibasahi selama 24 jam sebelum dicor, dan seterusnya
disempurnakan.
c. Jika menurut pendapat Konsultan Pengawas hal-hal tidak
sempuma pada bagian bangunan yang akan terlihat jika dengan

PT. NADIPUTRA PRATAMA Halaman - 25


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RKS

penambalan saja akan menghasilkan sebidang dinding yang


tidak memuaskan kelihatannya, KontraKtor diwajibkan untuk
menutupi seluruh dinding (dengan spesi plesteran 1pc: 3ps )
dengan ketebalan yang tidak melebihi 1 cm, deinikian juga pada
dinding yang berbatasan (yang bersambungan) sesuai dengan
instruksi dari Konsultan Pengawas. Perlu diperhatikan untuk
permuk aan yang datar, batas toleransi kelurusan (pencekungan
atau Pencembungan ) bidang tidak boleh melebihi dan L I 1000
untuk semua komponen.

BAB IV
SYARAT - SYARAT TEKNIS PEKERJAAN

Pasal 1
PEKERJAAN ADUKAN DAN CAMPURAN

1.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meilputi:
a. Pekerjaan adukan pasangan batu kali
b. Pekerjaan adukan pasangan batu bata
c. Pekerjaan adukan lain seperti tercantum dalam gambar kerja.
1.2. PERSYARATAN BAHAN.
1.2.1. Semen.
Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Buku Rencana
Kerja dan Syarat-syarat Teknis Struktur.
1.2.2. Pasir.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir
yang tajam, bersih dan tanah dan lumpur dan tidak mengandung
bahan-bahan organis.
1.2.3. Air.
Air yang dipakai harus bebas dan lumpur, minyak, asam, basa,
garam, bahan organik dan kotoran lainnya dalam juiniah yang dapat
merusak.
1.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
1.3.1. Campuran adukan yang dimaksud adalah campuran dalam volume.
Cara pembuatannya menggunakan inixer setama 3 (tiga) menit.
1.3.2. Jenis adukan.
a. Adukan biasa adalah campuran lpc: 4ps dan lpc: Sps.
Adukan ini untuk pasangan batu bata dan batu tempel serta
untuk menutup semua permukaan dinding pasangan bagian
dalam bangunan, yang dinyatakan tidak kedap air seperti
tertantum dalam Gambar Kerja.
b. Adukan kedap air adalah campuran lpc : 3ps. Aduk plesteran ini
untuk:
• Menutup semua permukaan dinding pasangan pada bagian
luar / tepi luar bangunan.
• Semua bagian dan keseluruhari permukaan dincling pasangan
yang disyaratkan harus kedap air seperti tercantum dalam

PT. NADIPUTRA PRATAMA Halaman - 26


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RKS

Gambar Kerja hingga ketinggian 150 cm. dan permukaan


lantal.
• Semua pasangan bata di bawah permukaan tanah hingga
ketinggian sampal 20 cm. dari permukaan lantai, kecuali
ditentukan lain dalam Gambar Kerja
1.3.3. Semua jenis adukan tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam kedan masih segar dan belum mengering pada
waktu pelaksanaan pemasangan.
1.3.4. Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu
pencampuran adukan dengan pernasangan tidak melebihi 30 menit,
terutama untuk adukan kedap air.

Pasal 2
PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI

2.1. LINGKUP PEKER)AAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
a. Pekerjaan pondasi pasangan batu kali.
b. Pekerjaan pasangan batu kali Iainnya seperti tercantum dalam Gambar
Keija.
2.2. PERSYARATAN BAHAN.
2.2.1. Batu kali.
Batu kali yang digunakan harus batu pecah dan jenis yang keras,
bersudut runcing dan tidak porous.
2.2.2. Semen.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.1.
2.23. Pasir.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.2.
2.2.4. Air.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.3.
2.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
2.3.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi , harus dibuat profil / bentuk
pondasi dan bambuatau kayu pada setiap ujung yang bentuk dan
ukurannya sesuai dengan Gambar Kerja dan telah mend apat
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
2.3.2. Galian pondasi harus telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan
Pengawas, kemudian dasar galian harus diurug dengan pasir urug
tebal 10 cm. disiram sampai jenuh, diratakan dan dipadatkan sampai
benarbenar padat. Di atas lapisan pasir tersebut diberi pasangan batu
kali kosong yang dipasang sesuai dengan Gambar Kerja.
2.3.3. Pasangan batu kali untuk pondasi menggunakan adukan dengan
campuran 1pc : 4ps, terkecuali disyaratkan kedap air seperti
tercantum dalam Gambar Kerja. Untuk kepala pondasi digunakan
adukan kedap air 1pc: 3ps.
2.3.4. Adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa sehingga tidak
ada bagian dan pondasi yang berongga atau tidak padat khususnya
pada bagian tengah.
2.3.5. Setiap jarak 50 cm. As-as harus ditanam stek 0 10 mm. untuk sloof
dan dinding pasangan yang tercantum dalam Gambar Kerja. Pada
perletakan kolom beton atau kolom praktis beton harus ditanamkan
PT. NADIPUTRA PRATAMA Halaman - 27
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RKS

stek-stek tulangan kolom dengan diameter dan juiniah besi yang


sama dengan tulangan pokok pada kolom beton atau kolom praktis
tersebut. Stek-stek harus tertanam dengan balk dalam pondasi
sedalam ininimum 40-d atau sesuai dengan ukuran dalam Gambar
Kerja. Jarak antara stek-stek ini adalah tiap 100 cm. dan atau seperti
yang tercantum dalam Gambar

Pasa 13
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA

3.1. UNGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
a. Pembuatan dinding
b. Pekerjaan pasangan batu bata lainnya sepertu tercantum dalam Gambar
Kerja.
3.2. PERSYARATAN BAHAN.
3.2.1. Bata merah.
Bata merah yang dipakai adalah dan mutu yang terbaik, dengan
ukuran 11cm x 22cm x 5cm. Sebelum pengadaan bahan ini,
Kontraktor diwajibkan mengajukan contoh disertai data teknis dan
batu bata yang akan dipakai kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
3.2.2. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.
3.2.3. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.
3.2.4. Air.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
3.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
3.3.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan
detail bentuk profil, sambungan dan hubungan dengan material lain
dan melaksanakannya sesuai dengan yang tercantum dalam
Gambar Kerja.
3.3.2. Sebelum pemasangan, batu bata harus direndam dalam air bersih
dulu sehingga jenuh. Pada saat diletakkan, tidak boleh ada
genangan air di atas permukaan batu bata tersebut.
3.3.3. Aduk perekat / spesi.
a. Aduk perekat / spesi untuk pasangan bata adalah campuran lpc:
4ps untuk:
b. Untuk semua pasangan dipakai aduk perekat / spesi campuran
lpc: 4ps terkecuali yang disyaratkan kedap air seperti tercantum
dalam Gambar Keija.
c. Persyaratan pembuatan adukan harus sesuai dengan Pasal 1
dalam Bab ini.
3.3.4. Pemasangan harus sedemikian rupa sehingga ketebalan aduk
perekat / spesi harus sarna setebal 1 cm. Semua pertemuan
horizontal dan vertikal harus tensi dengan balk dan penuh.
3.3.5. Pemasangan dinding pasangan bata clulakukan bertahap, setiap
tahap terdiri maksimum 5 lapis setiap harinya.
3.3.6. Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus,
tegak dan pola ikatan harus terjaga baik di seluruh pekerjaan.
PT. NADIPUTRA PRATAMA Halaman - 28
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RKS

Pertemuan sudut antara dua dinding ha rus rapi dan siku seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.
3.3.7. Semua pasangan bata yang tertanam dalam tanah harus dilapis
aduk kasar sampai setinggi permukaan tanah.
3.3.8. Sebelum diplester, permukaan pasangan bata harus dibasahi
dengan air terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok dan
dibersihkan.
3.3.9. Pembuatan lubang pada dinding pasangan bata untuk perancah
sama sekali tidak diperkenankan.
3.3.10. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua
melebihi dan 5%. Batu bata yang patah lebih dan 2 (dua) bagian
tidak boteh digunakan.
3.3.11. Ketebalan jadi (setelah di-finish dengan plester aci) harus:
• Dinding bata ½ batu, harus setebal 15 cm.
• Dinding bata 1 batu, harus setebal 30 cm.
3.3.12. Pemeliharaan:
Selama pasangan dinding bata belum di-finish, Kontraktor wajib
untuk memelihara dan menjaga atas kerusakan atau pengotoran
oleh bahan lain. Apabila pada saat di-finish terdapat kerusakan,
berlubang dan lain sebagainya, Kontraktor harus memperbaiki
sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas. Biaya
ini ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat di-klaim sebagai
pekerjaan tambah.

Pasal 4
PEKERJAAN PLESTERAN

4.1. UNGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
• Plesteran aci halus untuk dinding pasangan.
• Pekerjaan plesteran lainnya seperti terurai dalam Gambar Kerja.
4.2. PERSYARATAN BAHAN.
4.2.1. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1. 4.2.2. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2. 4.2.3. Air.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
4.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
4.3.1. Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam
volume. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana
pekerjaan dinding pasangan bata atau bidang beton telah disetujui
secara tertulis oleh Konsultan Pengawas.
4.3.2. Jenis plesteran.
Plesteran kasar adalah plesteran dengan permukaan tidak
dihaluskan. Campuan plesteran kasar adalah campuran aduk kedap
air, yaitu 1pc 3ps.
a. Plesteran kedap air adalah campuran 1pc: 3ps.
Aduk plesteran ini untuk:
• Menutup semua permukaan dinding pasangan pada semua
bagian yang ditentukan dalam gambar.

PT. NADIPUTRA PRATAMA Halaman - 29


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RKS

• Semua pasangan bata di bawah permukaan tanah hingga


ketinggian sampai 20 cm. dan permukaan lantai, kecuali
ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
b. Plesteran halus / aci halus adalah campuran PC dengan air
yang dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh campuran
yang homogen. Plesteran halus ini merupakan pekerjaan
penyelesaian akhir dari dinding pasangan. Pekerjaan plesteran
halus ini dilaksanakan sesudah aduk plesteran sebagai lapisan
dasar telah berumur 8 (delapan) hari, atau sudah kenng benar.
4.3.3. Pelaksanaan.
a. Adukan semua jenis plesteran tersebut di atas harus disiapkan
sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan masih segar
dan belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.
b. Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara
waktu pencampuran aduk plesteran dengan waktu pemasangan
tidak melebihi 30 menit, terutama untuk plesteran kedap air.
c. Kontraktor harus menyediakan Pekerja / Tukang yang ahli untuk
pelaksanaan pekerjaan plesteran ini, khususnya untuk plesteran
aci halus.
d. Terkecuali untuk plesteran kasar, permukaan semua aduk
plesteran harus diratakan. Permukaan plesteran tersebut
khususnya plesteran halus / aci harus rata, tidak bergelombang,
penuh dan padat, tidak berongga dan berlubang, tidak
mengandung kerikil ataupun benda-benda lain yang membuat
cacat.
e. Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus
dibasahi terlebih dahulu dan siar-siamya dikerok sedalam kurang
lebih 1 cm. Sedang untuk permukaan beton yang akan diplester,
permukaannya harus dibersihkan dan sisa-sisa bekisting,
kemudian dikasarkan ("scratched"). Semua lubang - lubang
bekas pengikat bekisting atau form tie harus tertutup aduk
plesteran.
f. Untuk semua bidang dinding yang akan dilapis dengan cat /
wallpaper dipakai plesteran aci halus di atas permukaan
plesterannya. Untuk bidang dinding pasangan yang
menggunakan bahan / material akhir lain, permukaan
plesterannya harus diberi alur-alur gans horizontal untuk
memberikan ikatan yang lebih balk terhariap bahan / material
yang akan digunakan tersebut.
g. Untuk setiap pertemuan bahan / material yang berbeda jenisnya
pada satu bidang datar, harus diberi naat / celah dengan ukuran
lebar 7 mm. dan dalam 5 mm.
h. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan
atau pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk
setiap jarak 2 m.
i. Ketebalan plesteran harus mencapal ketebalan permukaan
dinding / kolom seperti yang dinyatakan dan dicantumkan dalam
Gambar Kerja. Tebal plesteran adalah minimal 1,5 cm. dan
maksimal 2,5 cm. Jika ketebalan melebihi 2,5 cm, maka
diharuskan menggunakan kawat ayam yang diikatkan /
dipakukan ke permukaan dinding pasangan yang bersangkutan,

PT. NADIPUTRA PRATAMA Halaman - 30


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RKS

untuk memperkuat daya lekat plesteran.


j. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah
selesal pemasangan instalasi pipa listrik, pipa plumbing, untuk
seluruh bangunan.
4.3.4. Pemeliharaan.
a. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan
berlangsung dengan wajar. Hal ini dilakukan dengan membasahi
permukaan plesteran setiap kali tertihat kering dan
melindunginya dan sinar matahari langsung dengan bahan
penutup yang dapat mencegah penguapan secara cepat.
Pembasahari tersebut adalah selama 7 (tujuh) hari setelah
pengadian selesal, Kontraktor harus sela lu
b. menyiram dengan air sekurang-kurangnya 2 (dua) kali sehari
sampai jenuh.
c. Selama permukaan plesteran belum dilapis dengan bahan /
material akhir, Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya
terhariap kerusakan-kerusakan dan pengotoran dengan biaya
ditanggung oleh Kontraktor, dan tidak dapat di-klaim sebagai
pekerjaan tambah.
d. Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian dengan bahan /
material akhir di atas permukaan plesteran dilakukan sebelum
plesteran berumur lebih dan 2 (dua) minggu, cukup kenng,
bersih dan retak, noda dan cacat lain seperti yang disyaratkan
tersebut di atas.
e. Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan
oleh Konsultan Pengawas, maka Kontraktor harus membongkar
dan memperbaiki sampal disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Biaya untuk perbaikan tersebut ditanggung oleh Kontraktor dan
tidak dapat dijadikan sebagai pekerjaan tambah.

Pasal 16
PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN DAN
PENGAMANAN SETELAH PEMBANGUNAN

Pembersitian tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasük dalam
lingkup pekerjaan seperti tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam Buku ini dan
semua barang atau bahan bangunan lamnnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi
setelah pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Kontraktor bersangkutan selesai.
Semua bekas bongkaran bangunan existing dan sebagamnya harus dikeluarkan dari
tapak konstruksi. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga
keamanan bahan / material, barang maupun bangunan yang dilaksanakannya
sampai tahap Serah Tenima Kedua.
Pasal 17
PEKERJAAN SALURAN DRAINASE

Syarat-syarat teknis pekerjaan saluran drainase yang diuraikan disini adalah


persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan maupun
pengadaan material dan peralatan. Dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis
Pekerjaan Struktur dan Arsitektur adalah bagian dari Syarat-syarat Teknis ini.
17.1. UNGKUP PEKERJAAN.

PT. NADIPUTRA PRATAMA Halaman - 31


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RKS

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :


Adalah pengertian bekerjanya sistim saluran drainase (pembuangan air)
secara keseluruhan maupun bagian-bagiannya seperti yang tertera pada
gambargambar maupun yang dispesifikasikan. Termasuk dalam pekerjaan
ini adalah pengadaan barang-barang / material, penyediaan tenaga kerja,
pembuatan saluran drainase dan pengujiannya. Keterangan-keterangan
yang tidak diterangkan dalam spesifikasi maupun gambar tetapi perlu
untuk pelaksanaan dan pekerjaan saluran drainase secara keseluruhari
harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini. Secara ganis besar,
pekerjaan ini meliputi:
• Pembuatan saluran gorong-gorong, saluran tertutup plat deker dan plat
besi dengan dilpasang engsel supaya bisa ditutup buka sesuai dengan
gambar rencana dan spesifikasi teknis.
• Pembuatan konstruksi pelengkap lainnya, antara lain grill baja penutup
saluran, plat beton penutup gorong-gorong, bak kontrol atau konstruksi
Iainnya sesuai dengan gambar rencana. Segala sesuatu mengenal
lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, Kontraktor dapat
menanyakan lebih
• lanjut kepada Konsultan Pengawas, Perencana atau pihak lain yang
ditunjuk untuk ini. Apabila sampat terjadi kelalalan dan kekurangan,
Kontraktor harus bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang
mungkin terjadi.

17.2. PERSYARATAN BAHAN.


Semua ketentuan material yang harus disedi akan oleh Kontraktor
didasarkan atas Standar Normalisasi Indonesia (SNI) dan Pemeliharaan
Umum Bahan-Bahan (PUBB). Kontraktor atas biaya sendiri wajib
mengrimkan contoh-contoh material yang akan digunakan untuk
pembuatan saluran drainase kepada Konsultan Pengawas. Untuk pekerjaan
pemipaan dan peralatan lain yang termasuk didalam lingkup pekerjaan ini,
Kontraktor wajib menyerahkan brosur pipa / peralatan lain yang akan
digunakan. Apabila temyata terdapat material yang dinyatakan tidak bisa
diterima / digunakan, maka Kontraktor wajib untuk mengeluarkannya dan
Proyek dalam waktu tidak tebih dari 1 (satu) hari.
17.2.1. Peraturan-Peraturan / Persyaratan.
Tata cara pelaksanaan dan petunjuk lainnya yang berhubungan
dengan peraturan-peraturan pembangunan yang sah berlaku di
Indonesia selama pelaksanaan pekerjaan ini harus betul-betul
ditaati, kecuali bila dibatalkan oleh uratan dan syarat-syarat ini.
Peraturan-peraturan yang termaksud antara lain:
17.2.2. Semen Portland.
Sesuai dengan Bab III.
17.2.3. Pasir / Agregat.
Sesuai dengan Bab III.
17.2.4. A i r.
Sesuai dengan Bab III.
17.2.5. Baja Tulangan.
Sesuai dengan Bab III.
17.2.6. Batu Bata.
Sesuai dengan Bab III.
17.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

PT. NADIPUTRA PRATAMA Halaman - 32


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RKS

Profil saluran terbuka dan saluran tertutup yang akan dibuat harus benar-
benar sesuai dengan yang tertantum dalam gambar kerja, baik ukuran
maupun konstruksinya. Selama tidak ditentukan lain, persyaratan-
persyaratan yang menyangkut kelancaran mengalimya buangan air hujan
harus benar-benar diperhatikan, baik menyangkut pengaturan elevasi dasar
saluran, kedalaman saluran, kemiringan-kemiringan, maupun menyangkut
pembelokan saluran dan penempatan bak kontrol, harus mengikuti
ketentuan yang tercantum dalam gambar kerja. Persyaratan kemiringan
untuk saluran drainase minimum 0,5%.
17.3.1. Ukuran.
Semua ukuran yang tertunjuk pada gambar saluran drainase
merupakan ukuran jadi / penyelesaian / finishing, kecuali jika
terdapat ketentuan-ketentuan lain, maka ukuran pada gambar
tersebut harus tambah 1. cm.
17.3.2. Ukuran-Ukuran Pokok.
Ukuran-ukuran pokok dan pembagian-pembagiannya seluruhnya
telah ditunjukkan didalam gambar perencanaan. Tinggi pelt pada
setiap unit pekerjaan yang memerlukan bouwplank ditentukan
terhadap tinggi peil setempat atas persetujuan Konsultan
Pengawas.
17.3.3. Pembersihari Tempat Pekerjaan.
Sebelum memulai setiap pekerjaan, Kontraktor harus
membersihkan tempat pekerjaan dari segala macam benda dan
rintangan yang ada sehingga slap untuk melakukan penggalian.
17.3.4. Pekerjaan Tanah.
a. Pekerjaan Galian Tanah.
Pekerjaan galian tanah diperlukan untuk menanam pondasi
dan menanam bagian-bagian dan konstruksi saluran drainase
yang berada di bawah permukaan. Semua gahari harus
dilaksanakan menurut persyaratan mengenal panjang, dalam,
serongan, belokan galian, sesuai dengan gambar rencana.
b. Pekerjaan Urugan.
Pengurugan lubang bekas galian dilakukan setelah semua yang
diperlukan selesai terpasang. Bahan urugan yang boleh dipakai
adalah bahan urugan yang didatangkan dan luar proyek.
Tanah bekas galian pada lokasi setempat boleh digunakan
kembali sepanjang memenuhi persyaratan bahan urugan.
Urugan yang boleh digunakan adalah tanah lempung (clay)
berwama merah / coklat atau pasir bercampur kerikil yang
bersih. Bahan urugan tidak boleh bercampur dengan sampah,
rumput, akar pohon dan bahan-bahan organis lainnya.
17.3.5. Genangan Air.
Kontraktor harus menjaga agar seluruh galian tidak digenangi air
yang timbul akibat hujan dan lain-lain sebab, dengan jalan
memompa, menimba, menyalurkan ke pant-pant atau lainnya
dengan biaya yang dianggap sudah termasuk di dalam kontrak.
17.3.6. Perataan Akhir.
Daerah yang diurug atau digali yang tercantum dalam gambar
harus diratakan kembali sehingga sama halusnya seperti kondisi
semula, sesuai dengan gambar rencana.
17.3.7. Plat Beton Penutup.
Plat beton penutup (plat deker) dibuat dengan konstruksi beton
PT. NADIPUTRA PRATAMA Halaman - 33
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RKS

dengan tulangan dua arah berjarak 15 cm, diameter 8 mm, tebal


keseluruhan plat beton disesuaikan dengan gambar kerja.
17.3.8. Variasi Kedalaman Badan Saluran.
Variasi (perubahan) kedalaman atau ketebalan badan saluran
dapat diterima, atau dipenntahkan oleh Konsultan Pengawas jika
ternyata keadaan pada suatu lokasi pekerjaan berbeda dengan
keadaan yang diharapkan semula. Perubahan kedalaman atau
ketebalan badan saluran tidak akan diijinkan tanpa ijin tertuhs dan
Konsultan Pengawas.
17.3.9. Pekerjaan tutup besi.
Pekerjann pembuatan tutup besi dilaksanakan sesuai dengan
gambar rencana
17.3.10. Pengujian.
Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas. Pengujian
diakukan dengan cara melakukan penggelontoran air.

PT. NADIPUTRA PRATAMA Halaman - 34


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RKS

Pasal 18
PEKERJAAN SALURAN PRECAST U-DITCH

Untuk produk berupa U-DITCH, pemuatan dilakukan dengan cara meletakkan U-


DITCH secara melintang terhadap panjang bak truck dan posisi U-DITCH adalah
telungkup.

U-DITCH dapat disusun dalam 2 baris (kiri&kanan) ; dan juga dapat ditumpuk
dalam beberapa lapis / sab.

Antara U-DITCH yang di atas dan yang di bawah diikat dengan menggunakan
tambang plastik/manila yang dikaitkan dengan angkur yang tersedia pada bak
truck. Untuk baris paling belakang pengikatan dibuat rangkap 4 / 5 sedangkan
didepannya dibuat rangkap 2/3. Untuk menghindari putusnya tali karena gesekan
beton maka diberi alas kardus.

PEMASANGAN SALURAN DRAINASE TERBUKA

I. Pekerjaan Persiapan

a. Survey Lapangan

Untuk menentukan peil dan pematokan dilapangan sebagai pedoman dalam


pemasangan. Hal ini dilakukan bersama untuk diketahui pengawas lapangan agar
tidak terjadi kesalahan penentuan as saluran.

Kelengkapan yang diperlukan :

- Ketentuan jarak sebagai referensi (Pedoman lapangan).

- Radius tikungan.

- Patok-patok penandaan.

b. Pembersihan Lahan

Dilaksanakan sepanjang jalur pemasangan & lokasi yang sekiranya akan dijadikan
lokasi penumpukan sementara dari produk precast yang dikirim kelapangan.

II. Pekerjaan Tanah

Penggalian tanah dilakukan secara bertahap, dan disesuaikan dengan kemampuan


panjang pemasangan saluran perhari. Hal ini penting guna menghindari kerusakan
tanah dasar galian apabila turun hujan.

Kedalaman galian dan lebar galian disesuaikan dengan kebutuhan (Dalamnya galian
= dasar saluran + tebal saluran + tebal dinding)

Catatan:

PT. NADIPUTRA PRATAMA Halaman - 35


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RKS

Apabila galian terlalu dalam, penimbunan kembali boleh dilakukan hingga


kedalaman yang diinginkan dengan ketentuan dipadatkan secara bertahap lapis
demi lapis (15 Cm).

Tanah dasar galian dipadatkan dengan stamper hingga mencapai kestabilan yang
cukup.

Sisa tanah galian akan diratakan diatas kavling ( Tanpa pemadatan).

Dengan ketebalan tertentu (min. 10 Cm), Bedding berupa granular material


diratakan diatas dasar galian dan dipadatkan.

III. Pekerjaan Pemasangan

Pemasanga Bowplank pada galian untuk pengecekan kelurusan maupun elevasi


dengan jarak maksimum 20 m untuk menghindari lendutan benang acuan.
Sebaiknya dengan 2 benang dimana yang satu pada as saluran sedang lainnya pada
sisi luar precast untuk kelurusan pamasangan saluran.

Pemasangan saluran precast segera dilaksanakan apabila seluruh proses diatas


telah dikerjakan. Dengan bantuan peralatan (untuk mengangkat dan penyetelkan
dapat digunakan Crane atau Excavator dengan tetap mengacu prosedur Handling),
satu persatu precast saluran dipasang mengikuti jalur galian yang dibuat dan
sebaiknya dari arah hilir ke hulu.

Pengurugan kembali lapis demi lapis ( 15 s/d 20 Cm perlapis ) dengan pemadatan


dapat dikerjakan dengan Stamper atau lainnya dengan material yang sesuai
persyaratannya hingga ke finishing surface.

Pasal 19
PEKERJAAN INFILTRATION TANK
(SUMUR RESAPAN)

Sumur resapan atau infiltration tank terbuat dari Beton Campuran 1:2:3 dan
pasangan pondasi batu belah untuk pondasi dan lantai Resapan di isi dengan
pasangan batu kosong, (ukuran Sesuai dengan Gambar) dengan diisi media batu
kosong, ijuk, dan kerikil. Dalam pekerjaan sumur resapan (infiltration tank)
dipasang pipa 4 inchi dibor kedalam tanah dengan kedalaman 2 m. Syarat-syarat
teknis pekerjaan sumur resapan (infiltration tank) sama halnya dengan bab dan
pasat sebelumnya.

Pasal 20
PENUTUP

Apabila dalam rencana kerja dan syarat - Syarat ( RKS) ini untuk uraian bahan-
bahan, pekerjaan-pekerjaan, yang tidak disebut perkataan atau kalimat
"diselenggarakan oleh Penyedia Barang / Jasa" maka hal ini harus dianggap seperti
disebutkan.
Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagiaan-bagian yang nyata
PT. NADIPUTRA PRATAMA Halaman - 36
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RKS

termasuk didalam pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebut kata demi
kata dalam RKS ini, haruslah diselenggarakan oleh Penyedia Barang / Jasa dan
diterima sebagai "hal" yang disebutkan
Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini, akan ditentukan lebih lanjut oleh
Pengguna Jasa, bilamana perlu diadakan pet-balkan dalam RKS ini.
Meskipun telah ada pengawas dari beberapa unsur, semua penyimpangan dari
ketentuan RKS dan gambar menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa, untuk
itu Penyedia Barang/Jasa hat-us menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin

PT. NADIPUTRA PRATAMA Halaman - 37

Anda mungkin juga menyukai