TINJAUAN TEORI
Bayi berat lahir rendah adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat
lahir kurang dari 2500 gram pada waktu lahir (Amru, 2012).
Menurut WHO, bayi berat lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan
1. Premature murni
2. Small for date atau kecil untuk masa kehamilan adalah bayi yang berat
Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai dengan
usia kehamilan.
5. Dismaturitas
janin dengan lanjutan kehamilan atau bayi-bayi yang lahir dengan berat
tidak sesuai dengan tuanya kehamilan. Atau bayi dengan gejala intrauterine
malnutrition or wsting.
6. Large of date
Adalah bayi yang dilahirkan lebih besar dari seharusnya tua kehamilan,
2.1.2. Etiologi
1. Faktor Ibu
a. Penyakit
dan HIV/AIDS.
b. Ibu
tahun)
2. Faktor janin
c. Radiasi
e. Aplasia pancreas
3. Faktor plasenta
4. Faktor lingkungan
b. Terkena radiasi
c. Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesua menurut yang
c. Bayi small for date sama dengan bayi dengan retardasi pertumbuhan
intrauterine.
tubuhnya
2.1.4. Klasifikasi
Ismawati, 2010) :
1) Bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-2500 gram.
2) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir 1000-
1500 gram.
3) Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir kurang
dari 1000gram.
berat badanya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi atau biasa
Bayi yang lahir rendah dengan berat badan rendah mempunyai ciri-ciri :
12. Alat kelamin pada bayi laki-laki pigmentasi dan rugae pada skrotum
kurang. Testis belum turun kedalam skrotum. Untuk bayi perempuan klitoris
13. Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah.
14. Fungsi saraf yang belum atau kurang matang, mengakibatkan refleks
isap, menelan dan batuk masih lemah atau tidak efektif, dan tangisnya lemah.
15. Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan
2.1.6. Patofisiologi
Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang
hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR. kurang gizi yang kronis pada masa
yang “Stunting/Kuntet” pada masa dewasa, kondisi ini sering melahirkan bayi
BBLR.
pertumbuhan janin melalui efek buruk yang menimpa ibunya, atau mempengaruhi
bayi BBLR.
Bayi BBLR akan memiliki alat tubuh yang belum berfungsi dengan baik.
Oleh sebab itu ia akan mengalami kesulitan untuk hidup diluar uterus ibunya.
dalam tubuhnya, dengan akibat makin mudahnya terjadi komplikasi dan makin
jaringan lemak di bawah kulit, permukaan tubuh yang relatif lebih luas
dibandingkan BB, otot yang tidak aktif, produksi panas yang berkurang.
hal ini disebabkan oleh pertumbuhan dan pengembangan paru yang belum
3. Gangguan alat pencernaan dan problem nutrisi, distensi abdomen akibat dari
lambung bertambah.
4. Ginjal yang immatur baik secara anatomis maupun fisiologis, produksi urine
berkurang.
rendahnya kadar IgG gamma globulin. Bayi prematur relatif belum sanggup
menyebabkan aliran darah ke otak bertambah dan keadaan ini disebabkan oleh
karena tidak adanya otoregulasi serebral pada bayi prematur sehingga mudah
3. Enterokolitis nekrotik
5. Perdarahan intraventikular
6. Anemia
hemoragic prenatal/perinatal).
4. Bilirubin total : 6 mgdl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari, dan
kelahiran rata-rata 40-50 mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga.
awalnya.
Menurut Rukiyah, dkk (2010) perawatan pada bayi berat lahir rendah
(BBLR) adalah :
hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuh bayi harus dioertahankan dengan ketat.
bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan
5. Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain yang kering dan bersih,
selama kurun kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil
yang diduga beresiko, terutama faktor resiko yang mengarah melahirkan bayi
BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan
selama kehamilan agar mereka dapat menjaga kesehatannya dan janin yang
5. Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam
meningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat
2.2.1. Definisi
Hipotermi adalah penurunan suhu tubuh di bawah 36,5 0C. Suhu normal
bayi baru lahir berkisar 36,5 0C – 37,50C (suhu aksila). Bayi dikatakan hipotermi
sedang apabila suhu tubuh 32 0C -36,4 0C (suhu aksila), sedangkan bayi dikatakan
hipotermi berat apabila suhu tubuh <32 0C (suhu aksila). Hipotermi dapat
menyebabkan hipoksia, asidosis metabolik dan hipoglikemia, apnue serta
meningkatnya mortalitas.
2.2.2. Etiologi
b. Bayi mungkin basah atau diberi baju yang tidak sesuai dengan usia dan
ukurannya.
kehilangan panas.
g. Hilang kesadaran.
h. Pernapasannya cepat.
i. Denyut nadinya
j. Gangguan penglihatan.
b. Kesulitan bernapas.
e. Tangisan lemah.
g. Aktifitas berkurang/letargis.
b. Kesulitan bernapas.
e. Pengerasan kulit.
2.2.4. Klasifikasi
1. Hipotermi sedang
a) Anamnesis
b) Pemeriksaan
2) Gangguan nafas
4) Malas minum
5) Latergi
2. Hipotermi berat
a) Anamnesis
b) Pemeriksaan
a) Anamnesis
b) Pemeriksaan
4. Hipotermia
a) Anamnesis
b) Pemeriksaan
3) Malas minum
5) latergi
2.2.6. Mekanisme Kehilangan Panas
Kehilangan panas tubuh pada bayi baru lahir dapat melalui beberapa
mekanisme, yaitu :
1. Evaporasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas dapat
terjadi karena penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh
bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan.Kehilangan
panas juga terjadi pada bayi yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak
(Wiknjosastro, 2008)
2. Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh
bayi dengan permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur atau timbangan yang
tersebut.
(Wiknjosastro, 2008)
3. Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara
sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam
ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas
juga terjadi jika terjadi aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui
(Wiknjosastro, 2008)
4. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat
benda-benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dan suhu tubuh bayi. Bayi
bisa kehilangan panas dengan caraini karena benda-benda tersebut menyerap
(Wiknjosastro, 2008)
350C.
2.2.8. Komplikasi
Hipotermi yang terjadi pada bayi apabila tidak tertangani dengan tepat
mengedip)
Saat lahir pengaturan suhu tubuh bayi belumlah terkendali dengan baik.
Bayi bisa kehilangan suhu tubuh secara cepat dan terkena hipotermi dalam kamar
yang dingin. Bayi yang mengalami hipotermi harus dihangatkan secara bertahap.
b) Pakaikan topi dan dekaplah si kecil agar ia menjadi hangat oleh panas
tubuh anda.
selimut yang cukup banyak. Tutup kepalanya dengan topi atau pastikan
cokelat. Jangan tinggalkan anak sendirian kecuali anda yakin warna kulit
Ambulans.
berhubungan dengan keluarga klien juga orang terdekat atau masyarakat. Proses
evaluasi
2.3.1. Pengkajian
dasar utama dari proses keperawatan, pengumpulan data yang akurat dan
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, nomor register, tanggal MRS, tanggal lahir,
b. Keluhanan utama
Menangis lemah, reflek menhisap lemah, bayi kedinginan atau suhu tubuh rendah.
Adanya penyakit tertentu yang menyertai kehamilan seperti DM, TB Paru, tumor
f. Apgar Skore
bayi. Penilaian dilakukan satu menit setelah lahir dengan penilaian 7-10 (baik), 4-
6 (asfiksia ringan hingga sedang), dan 0-3 (asfiksia berat) dan diulang setiap
g. Pemeriksaan umum
2) Suhu
Pada umumnya yang diukur adalah suhu aksila. dapat pula di ukur di
rektum, lipat paha, atau bawah lidah. Pada umumnya suhu aksila 10C
lebih rendah daripada suhu rektum. Dalam keadaan normal suhu aksila
3) Denyut jantung
laju nadi, irama, kualitas nadi, dan ekualitas nadi. Pada bayi normal
frekuensi nadi 100-160 kali permenit. Pada bayi BBLR nadi seperti
d) Mata : adakah kotoran di mata, warna putih di sklera dan warna merah
muda di konjungtiva
nafas
f) Telinga : adakah serum atau cairan dan simetris atau tidak. Pada BBLR
j) Abdomen : adakah pembesaran hati dan limfa, tali pusat berdarah atau ada
tidaknya pembuluh darah seperti vena dan arteri pada tali pusat, warna tali
pusat.
k) Kulit : adakah lanugo sedikit atau berlebih, apakah kulit lembab atau
l) Genetalia : jika laki-laki apakah testis sudah turun, jika perempuan apakah
labia mayora sudah menutupi labia minora. Pada BBLR testis belum turun
i. Pemeriksaan Refleks
a) Refleks berkedip : dijumpai namun belum sempurna.
b) Tanda babinski : jari kaki mengembang dadi ibu jari kaki sedikit
dorsofleksi.
permukaan.
e) Ekstrusi : lidah ekstensi ke arah luar saat disentuh dengan spatel lidah.
sempurna.
k) Kaget (stratle) :bayi memberikan respon ekstensi dan reflek lengan yang
belum sempurna.
sempurna.
m) Tonick Neck :belum dilakukan karena refleks ini hanya terdapat pada bayi
a) Nutrisi
Pemberian nutrisi pada BBLR sekita 3 jam setelah bayi lahir dan didahului
b) Eliminasi
BBLR yang diberi makanan denga tepat, setiap harinya dapat buang air
k. Pemeriksaan Antropometri
a) Lingkar kepala : pada kasus BBLR biasanya lingkar kepala kurang dari 33
cm
b) Lingkar dada : pada kasus BBLR biasanya lingkar dada kurang dari 30 cm
c) Panjang badan : pada kasus BBLR biasanya panjang badan kurang dari 45
cm
d) Berat badan : pada kasus BBLR biasanya berat badan kurang dari 2500 gr
l. Pemeriksaan Diagnostik
lingkungan bersuhu rendah, pemakaian pakaian yang tidak adekuat, dan transper
panas.
faktor biologis.
klien mencapai tujuan yang diharapkan (Nursalam, 2014). Menurut Gaffar, LOJ,
teknikal. Intervensi harus dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang
berupa pencatatan dan pelaporan. Tujuan dari pelaksanaan dalah membantu klien
keperawatan yang telah dilaksanakan, evaluasi dapat dibagi dua yaitu evalusai
hasil atau formaitf yang dilakukan setiap selesai melakukan tindakan dan evaluasi
proses atau sumatif yang dilakukan dengan membandingkan respon klien pada
tujuan khusus dan umum yang telah ditentukan.evaluasi dapat dlakukan dengan
masalah masih tetap muncul atau ada masalah baru atau ada masalah yang