Anda di halaman 1dari 4

1.

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Terhadap Bakteri

a. Uji Daya Hambat

Telah dilakukan penelitian mengenai aktivitas antibakteri ekstrak

daun nangka (Arthocarpus heterophyllus) yang berasal dari Kendari,

Sulawesi Tenggara. Langkah pertama adalah mempersiapkan alat dan bahan

yang akan digunakan. Kemudian dilakukan uji daya hambat menggunakan

lima kelompok perlakuan, kontrol postif dan kontrol negatif. Lima

kelompok perlakuan terdiri dari lima konsentrasi ekstrak daun nangka

(Arthocarpus heterophyllus) yang berbeda yaitu 100%, 80%, 60%, 40%,

20%. Telah dilakukan penelitian terhadap Escherichia coli yang telah

dibiakkan dalam cawan petri berukuran 15 cm dengan menggunakan media

MHA. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun nangka

(Arthocarpus heterophyllus) yang kemudian diekstrak dan diencerkan

kedalam lima konsentrasi daun nangka (Arthocarpus heterophyllus) yang

berbeda yaitu 100%, 80%, 60%, 40%, 20%. Adapun kontrol positif yang

digunakan dalam penelitian ini adalah disc seftriakson 30 µg yang

berdiameter 6 mm. Bakteri kemudian diujikan kepada masing-masing

konsentrasi untuk melihat adakah perbedaan diameter kadar hambat

minimum pada bakteri.

Bakteri yang digunakan adalah Escherichia coli dengan cara ditanam

pada media MHA dan kemudian masing-masing konsentrsi diteteskan pada

kertas cakram setelah itu ditempatkan diatas media yang telah ditanam

bakteri
Dapat diamati setelah 24 jam untuk melihat apakah terdapat zona

bening terhadap bebebrapa konsentrasi. Uji antibakteri ini dilakukan dalam

tiga kali pengulangan. Adapun hasil uji daya hambat dapat dilihat pada

Gambar … dan …. berikut.

Data hasil pengamatan dan pengukuran zona bening yang terbentuk

disekitar kertas cakram pada medium MHA (Muller Hinton Agar). Hasil

pengukuran uji daya hambat dan interprestasi dapa dilihat pada Tabel …

berikut.

Tabel … menunjukkan bahwa uji daya hambat ekstrak etanol daun

nangka pada konsentrasi 100% memiliki rata-rata diameter zona bening dari

3 kali pengulangan sebesar ….. dengan respon hambatan ….. Untuk

konsentrasi 80% memiliki rata-rata diameter zona bening dari 3 kali

pengulangan sebesar … dengan respon hambatan …. Pada konsentrasi 60%

memiliki rata-rata diameter zona bening dari 3 kali pengulangan sebesar …

dengan respon hambatan ….. Untuk konsentrasi 40% memiliki rata-rata

diameter zona bening dari 3 kali pengulangan sebesar … dengan respon

hambatan … Untuk konsentrasi 20% memiliki rata-rata diameter zona

bening dari 3 kali pengulangan sebesar dengan respon hambatan…

Kontrol positif yang digunakan yaitu seftriakson 30 µg dengan rata-

rata diameter zona bening dari 3 kali pengulanagan sebesar …. dengan

interprestasi ……. Sedangkan kontrol negatifnya yaitu aquadest dari 3

pengulangan tidak menghasilkan zona hambat yang dikarenakan didalam

aquadest tidak terdapat senyawa yang bersifat antibakteri.


b. Kadar Hambat Minimum (KHM)

Hasil pengamatan kadar hambat minimum dari konsentrasi ekstrak

daun nangka Arthocarpus heterophyllus terhadap Escherichia coli terlihat

sesuai Gambar …. berikut.

Berdasarkan Gambar … diperoleh bahwa KHM penelitian ini berada

pada konsentrasi ….., yang merupakan konsentrasi terendah ekstrak daun

nangka Arthocarpus heterophyllus dalam menghambat pertumbuhan bakteri

Escherichia coli. Gambar diatas menunjukkan kenaikan konsentrasi dari …..

sampai ….. sejalan dengan makin besarnya zona hambat bakteri.

c. Kadar Bunuh Minimum

Hasil pengamatan kadar bunuh minimum setelah dilakukan inkubasi

3 x 24 jam dari konsentrasi ekstrak daun nangka Arthocarpus heterophyllus

terhadap Escherichia coli terlihat Gambar ….. berikut.

Berdasarkan Gambar … diperoleh bahwa KBM penelitian ini berada pada konsentrasi
….., yang merupakan konsentrasi terendah ekstrak daun nangka Arthocarpus heterophyllus
dalam membunuh pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Gambar diatas menunjukkan
kenaikan konsentrasi dari ….. sampai ….. sejalan dengan makin besarnya zona hambat
bakteri.
Pembahasan.
Respon hambatan yang terbentuk bervariasi tergantung dari konsentrasi

yang diberikan. Adanya respon hambatan oleh ekstrak daun nangka

(Arthocarpus heterophyllus) dikarenakan terdapatnya senyawa aktif sebagai

antibakteri. Pada 0,5g – 0,125g tidak memperlihatkan respon hambat yang

ditandai dengantidak terbentuknya zona bening disekitar kertas cakram yang

berdiameter 6 mm. Tidak terbentuknya zona bening dikarenakan

kemampuan antibakteri daun nangka sedikit atau bahkan tdak ada, sehingga

tidak mampu menghambat laju pertumbuhan bakteri

Anda mungkin juga menyukai