Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS PENGARUH GETARAN TANAH

DENGAN WAKTU TUNDA PELEDAKAN

TERHADAP KESTABILAN LERENG DI PT BORNEO INDOBARA

TANAH BUMBU, KALIMANTAN SELATAN

Proposal Tugas Akhir

Disusun oleh :

ODALRIC

07310030

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI

UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

2014

1
ANALISIS PENGARUH GETARAN TANAH DENGAN WAKTU TUNDA

PELEDAKAN TERHADAP KESTABILAN LERENG DI PT BORNEO

INDOBARA TANAH BUMBU, KALIMATAN SELATAN

I. LATAR BELAKANG

PT Golden Energy Mines Tbk yang bergerak di bidang jasa perdagangan

hasil tambang dan jasa pertambangan. Ketika berdiri pada 13 Maret 1997

Perseroan bernama PT Bumi Kencana Eka Sakti. Perubahan nama dari PT Bumi

Kencana Eka Sakti menjadi PT Golden Energy Mines Tbk terjadi pada tanggal

16 November 2010. Perseroan merupakan induk perusahaan dari 12 Anak

Perusahaan, 10 diantaranya bergerak dalam bidang pertambangan batubara

termal bernilai kalori berkisar antara 5.200-6.100 Kkal/KG (adb). Lokasi proyek

pertambangan seluruhnya berada di wilayah Indonesia, tersebar di Sumatera

Selatan, Jambi, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah. Luas area proyek

pertambangan dari semua Anak Perusahaan seluas 47.500 hektar. Pada tahun

2006, PT Golden Energy Mines Tbk mengakuisisi perjanjian karya pengusaha

batubara (PKP2B) yang terletak di Kalimantan Selatan, yakni PT Borneo

Indobara melalui Anak Perusahaan PT Roundhill Capital Indonesia. PT Borneo

Indobara (BIB) adalah generasi kedua PKP2B dengan lisensi 30 tahun untuk

tambang dan pasar batubara sampai 2036. BIB terletak di Kalimantan Selatan,

sekitar 200 kilometer Timur ibukota Provinsi Banjarmasin, di wilayah

administrasi batubara Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu. Ujung Selatan

2
deposit terletak sekitar 5 km dari pantai, sedangkan ujung paling utara sekitar 35

km dari pantai. Medan ( area kerja) di BIB dapat digambarkan sebagai datar

berombak-ombak. BIB terdiri dari empat terpisah batubara blok, Batulaki di barat

daya; Girimulya dan Kusan di utara dan Sebamban di sebelah tenggara. Saat ini

operasi penambangan yang di Batulaki, Sebamban dan Kusan blok, dengan

operasi pertambangan di masa mendatang di Girimulya. Perseroan meningkatkan

pembangunan infrastuktur untuk mendukung kegiatan operasional pertambangan

di PT Borneo Indobara. Infrastruktur yang dibangun meliputi pembangunan jalan,

jembatan, pelabuhan Bunati, serta pembangunan mess dan kantor perwakilan di

Kalimantan Selatan. Tujuan peledakan tambang adalah untuk memecahkan dan

melepaskan batuan dari batuan induknya dengan menggunakan bahan peledak.

Energi hasil peledakan selain dapat menghancurkan batuan, juga menghasilkan

efek yang kurang menguntungkan yakni dihasilkannya getaran tanah (ground

vibration). Getaran tersebut akan mempengaruhi kemantapan maupun kualitas

lereng karena getaran tanah tersebut akan menambah gaya pendorong lereng

untuk runtuh.

Oleh karena itu, setiap melakukan proses peledakan akan selalu

menghasilkan menimbulkan rambatan seismik yang menggambarkan perjalanan

energi melalui bumi dan mengakibatkan getaran pada massa batuan atau material

di sekitarnya .Getaran tanah (ground vibration) terjadi pada daerah elastik (elastic

zone). Di daerah ini tegangan yang diterima material lebih kecil dari kekuatan

material sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume. Sesuai

dengan sifat elastis material maka bentuk dan volume akan kembali ke keadaan

3
semula setelah tak ada tegangan yang bekerja. Perambatan tegangan pada daerah

elastis akan menimbulkan gelombang getaran. Getaran tanah ini pada tingkat

tertentu bisa menyebabkan terjadinya kerusakan struktur di sekitar lokasi

peledakan. Karena itu keadaan bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh operasi

peledakan tidak bisa diabaikan. Tingkat getaran peledakan bervariasi tergantung

pada rancangan peledakan dan kondisi geologi dari batuannya. Untuk itu

penerapan metode peledakan harus benar dan sesuai dengan kondisi batuan yang

akan diledakkan. Getaran peledakan yang dihasilkan harus berada pada kondisi

aman bagi keadaan sekelilingnya. Hal ini berarti bahwa pengaruhdari getaran

peledakan yang berada di luar standar ukuran peledakan yang diijinkanakan

menimbulkan gangguan terhadap kenyamanan, kesehatan manusia, dan keamanan

bangunan-bangunan atau lubang bukaan tambang di sekitarnya.

II. PERUMUSAN MASALAH

Masalah yang sangat penting dalam peledakan di lereng adalah timbulnya

dampak getaran tanah dengan pengaruh waktu tunda yang dapat mempengaruhi

kestabilan lereng di PT Borneo Indobara.

III. MAKSUD DAN TUJUAN

4
Maksud dan Tujuan dengan dilakukannya tugas akhir ini adalah:

1. Merupakan salah satu syarat untuk menjadi sarjana teknik pertambangan pada

Program Studi Teknik Pertambangan di Fakultas Kebumian dan Energi.

2. Mengetahui pengaruh getaran tanah dengan waktu tunda peledakan.

3. Mengukur getaran tanah ( Ground Vibration ) dan ledakan udara ( Air Blast )

yang terjadi selama proses peledakan.

4. Membandingkan pengaruh getaran tanah dengan waktu tunda peledakan

terhadap kestabilan lereng.

5. Memberikan pemahaman yang lebih kepada mahasiswa dalam melihat alur

perancangan peledakan di lereng dan ikut serta dalam kegiatan itu di industri

pertambangan sehingga pola pikir mahasiswa menjadi lebih meningkat dan

mempunyai gambaran nyata tentang kondisi di lokasi penambangan.

6. Mendapatkan pengalaman kerja yang berkaitan dengan pertambangan secara

langsung di lokasi penambangan dengan menerapkan ilmu yang telah

dipelajari di universitas.

7. Meningkatkan kemampuan mahasiswa terhadap kondisi nyata perusahaan

sehingga diharapkan dapat menyadari realitas yang ada antara teori yang

diberikan di bangku kuliah dengan tugas yang akan dihadapi di lapangan.

IV. MANFAAT PENELITIAN

5
Tugas akhir memberikan manfaat terutama bagi mahasiswa, bagi pihak

Perguruan Tinggi juga perusahaan yang bersangkutan:

1. Bagi Mahasiswa

Dapat meningkatkan wawasan mahasiswa terhadap kondisi nyata

perusahaan, dan dapat menambah kemampuan, serta keyakinan akan teori

yang diperoleh dari perkuliahan.

2. Bagi Perguruan Tinggi

Tercipta hubungan yang baik dengan perusahaan tempat mahasiswa

melaksanakan Tugas Akhir mengenai berbagai persoalan yang muncul

untuk kemudian di cari solusi bersama yang lebih baik.

3. Bagi Perusahaan

Adanya masukan bermanfaat yang dapat digunakan untuk meningkatkan

produktivitas perusahaan sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan

mahasiswa selama melaksanakan Tugas Akhir

V. METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Metode Penelitian Kualitatif

6
Metode yang didasarkan pada data kualitatif. Data kualitatif adalah data

yang tidak berbentuk angka atau bilangan, sehingga hanya berbentuk kata,

kalimat, pernyataan, skema atau gambar. Data ini diperoleh dari hasil

penelitian langsung di lapangan.

2. Metode Penelitian Kuantitatif

Metode penelitian yang didasarkan pada data kuantitatif yaitu data yang

berbentuk angka (bilangan) atau data kualitatif yang diangkakan (diberi

skor) terdapat dalam skala pengukuran. Data ini diperoleh dari hasil

penelitian langsung di lapangan berupa angka dimana akan digunakan dalam

perhitungan penelitian ini.

3. Metode Penelitian Asosiatif

Metode penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua

variabel atau lebih dengan menghubungkan dua atau lebih variabel.

Dibawah ini merupakan diagram alir dari penelitian yang akan dilakukan, sebagai

berikut:

7
Gambar 5.1

Diagram Alir Kegiatan

VI. TAHAPAN PENELITIAN

Tahapan dalam penelitian Tugas Akhir ini adalah studi pustaka,

identifikasi masalah, pengumpulan data dan informasi, pengolahan data, analisa

8
dan pembahasan, serta kesimpulan dan saran. Adapun urutan pekerjaan penelitian

adalah sebagai berikut:

1. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk mengumpulkan dan mempelajari bahan

– bahan pustaka yang bersumber dari media internet dan data – data

dari perusahaan yang berhubungan dengan permasalahan yang akan

dibahas untuk penyelesaian penelitian ini. Data tersebut adalah :

 Lokasi dan kesampaian daerah

 Keadaan geologi dan karakteristik massa batuan

 Teori geometri peledakan

2. Identifikasi Masalah

Menemukan masalah yang timbul sehingga dapat dilakukan penelitian

untuk mencari solusi dari akar permasalahan yang sedang dihadapi.

3. Pengumpulan Data dan Informasi

Data – data yang diperoleh untuk dibahas dalam penelitian ini adalah

data primer dan data sekunder.

 Data Primer

Data primer adalah data – data hasil pengamatan langsung di

lapangan. Data yang diambil yaitu: data getaran tanah dan ledakan

udara yang dihasilkan selama proses peledakan, data panjang

kolom isian bahan peledak, data stemming, data burden, data

spacing.

 Data Sekunder

9
Data – data yang diperoleh dari pihak perusahaan yang dibutuhkan

sebagai data penunjang. Data yang diambil yaitu: data geometri

pemboran dan peledakan, data density batuan,data geoteknik,

4. Pengolahan Data

Data merupakan suatu dasar dalam melakukan suatu analisa.

Pengolahan data merupakan suatu pekerjaan yang harus dilakukan

dalam proses pencapaian data dengan perhitungan secara teoritis.

5. Analisis dan Pembahasan

Analisa dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari studi pustaka,

data lapangan, pengujian di laboratorium untuk dilakukan pembahasan

sehingga diperoleh suatu penyelesaian masalah.

6. Rekomendasi

Dikemukakan dalam bagian kesimpulan dan saran yang dapat

membantu dalam penyelesaian masalah yang sedang dihadapi.

VII. LOKASI PENELITIAN

Tempat kegiatan ini adalah PT Borneo Indobara , perusahaan

pertambangan batubara di Pulau Kalimantan, Propinsi Kalimantan Selatan.

10
VIII. WAKTU PENELITIAN

Waktu pelaksanaan dari Tugas Akhir ini adalah tanggal 12 februari 2013

sampai 12 april 2013, ( waktu disesuaikan dengan kebijaksanaan Perusahaan)

dengan jadwal sebagai berikut;

Desember Februari Maret April


No Jenis Kampus Lapangan ( Perusahaan)
Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Pembuatan
Proposal
2 Konfirmasi
Kegiatan
3 Orientasi
Lapangan
4 Pengambilan
Data
5 Analisis
Data
6 Penyusunan
Laporan
7 Presentasi
Tugas Akhir

IX. TINJAUAN PUSTAKA

Metode pemboran dan peledakan bertujuan untuk menghancurkan,

melepas ataupun membongkar batuan dari batuan induknya, untuk memenuhi

11
target produksi dan memindahkan batuan yang telah hancur menjadi

tumpukan material (muckpile) yang siap untuk dimuat ke dalam alat angkut.

Peledakan adalah merupakan kegiatan pemecahan suatu material (batuan) dengan

menggunakan bahan peledak atau proses terjadinya ledakan.

Proses mekanisme pecahnya batuan dibagi berdasarkan tiga tahap, yaitu :

1. Proses Pemecahan Tahap Pertama

Pada saat bahan peledak meledak, tekanan tinggi yang dihasilkan bahan

peledak akan menghancurkan batuan didaerah sekitar lubang tembak.Gelombang

kejut (shock wave) yang merambat meninggalkan lubang tembak (tekanan positif)

akan mengakibatkan tekanan tangensial (tangensial stress)yang menimbulkan

rekahan radial (radial crack ) yang menjalar dari daerah lubang tembak.

2. Proses Pemecahan Tahap Kedua

Gelombang kejut yang mencapai bidang bebas akan dipantulkan.

Bersamaan dengan itu tekanannya akan turun dengan cepat dan akan berubah

menjadi negatif serta menimbulkan gelombang tarik (tension wave) yang

merambat kembali di dalam batuan. Oleh karena itu kuat tarik batuan lebih kecil

daripada kuat tekan, maka akan terbentuk rekahan-rekahan ( primary failure

cracks) karena tegangan tarik (tension stress) yang cukup kuat sehingga

menyebabkan terjadinya slabbing atau spalling pada bidang bebas. Efek

gelombang kejut ( shock wave) pada tahap pertama dan kedua adalahmembuat

sejumlah rekahan-rekahan kecil pada batuan. Kurang dari 15% darienergi total

bahan peledak yang dihasilkan oleh energi gelombang kejut. Jadigelombang kejut

12
tidak secara langsung memecahkan batuan, tetapi mempersiapkan kondisi batuan

untuk proses pemecahan tahap akhir.

3. Proses Pemecahan Tahap Ketiga

Dibawah Pengaruh tekanan yang sangat tinggi dari gas-gas hasil

peledakan ,rekahan radial utama (tahap kedua) akan diperlebar secara cepat oleh

efek dari kombinasi tegangan tarik yang disebabkan kompresi radial (radial

compression) dan pembajian ( pneumatic wedging ). Jika massa batuan di depan

lubang tembak gagal mempertahankan posisinya dan bergerak ke depan maka

tegangan tekan (compression stress) tinggi yang berada dalam batuan akan

dilepaskan (unloaded), sebagai akibatnya akan timbul tegangan tarik yang besar

didalam massa batuan. Tegangan tarik inilah yang melengkapi proses pemecahan

batuan yang telah pada tahap kedua.

13
Dibawah ini merupakan gambaran dari mekanisme pecahnya suatu batuan pada

proses peledakan, sebagai berikut:

Gambar 9.1

Proses pecahnya batuan

Getaran Tanah (Ground Vibration) adalah gerakan bumi yang terjadi

akibat perambatan gelombang seismik di bawah tanah. Kegiatan peledakan selalu

menghasilkan gelombang seismik. Tujuan peledakan umumnya untuk

memecahkan batuan. Kegiatan ini membutuhkan sejumlah energi yang cukup

sehingga melebihi atau melampaui kekuatan batuan atau melampaui batas elastis

batuan. Apabila hal tersebut terjadi maka batuan akan menjadi pecah.Proses

pemecahan batuan akan terus berlangsung , sampai energi yang di hasilkan bahan

peledak makin lama makin berkurang,dan menjadi lebih kecil dari kekuatan

14
batuan. Sehingga proses pemecahan batuan terhenti,dan energi yang tersisa akan

menjalar melalui batuan, karena masih dalam batas elastisitasnya. Hal ini akan

menghasilkan gelombang seismik.

Tingkat getaran dipengaruhi oleh 2 faktor utama yaitu : Jumlah bahan

peledak / waktu tunda (charge weight per delay), Jarak Pengukuran. Semakin

banyak bahan peledak maka semakin tinggi nilai kecepatan partikel puncak,dan

semakin jauh jarak pengukuran peledakan maka semakin rendah nilai partikel

puncak.

Dengan menggunakan uji berbagai scale distance disuatu daerah maka

akan diperoleh persamaan yang akan digunakan untuk memperkirakan tingkat

getaran yang akan terjadi.

Dalam teori getaran ada tiga macam gelombang yaitu:

1. Gelombang tekan (compressive wave) adalah gelombang yang

menghasilkan pemadatan dan pemuaian pada daerah yang sama dengan

arah perambatan gelombang.

2. Gelombang geser (shear wave) adalah gelombang yang melintang

(transversal) yang bergerak tegak lurus pada arah perambatan gelombang.

3. Gelombang permukaan ( surface wave ) adalah gelombang yang merambat

diatas permukaan batuan tetapi tidak menembus batuan. Ketiga jenis

gelombang getar tersebut dapat dikelompokkan dalam gelombang badan

dan gelombang permukaan. Gelombang badan merambat melalui tubuh

dari batuan atau tanah. Salah satu jenis gelombang badan adalah P-Waves

yang menyebabkan tekanan/pemuaian pada arah perambatan gelombang.

15
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat getaran tanah yaitu:

1. Jumlah muatan bahan peledak atau waktu tunda → semakin banyak bahan

peledak maka tingkat getaran akan bertambah.

2. Jarak antara titik ledakan dan titik pengamatan → semakin jarak dari

tempat peledakan bertambah besar, maka getaran akibat peledakan

semakin kecil (nilai partikel puncak kecil).

Waktu Tunda (Delay Time)

Waktu tunda merupakan penundaan waktu peledakan antara baris depan

dengan baris dibelakangnya atau antar lubang ledak dengan menggunakan delay

detonator .Pemakaian waktu tunda yang optimum pada suatu rancangan peledakan

tergantung pada beberapa faktor, yaitu :

a) Sifat massa batuan (rock mass properties)

b) Geometri peledakan

c) Karakteristik bahan peledak

d) Sistem penyalaan

e) Efek peledakan yang diijinkan

f) Hasil peledakan yang diinginkan

Keuntungan melakukan peledakan dengan waktu tunda ialah :

a. Fragmentasi batuan hasil peledakan akan lebih seragam dan baik.

b. Mengurangi timbulnya getaran tanah, flyrock dan airblast.

c. Menyediakan bidang bebas baru untuk peledakan berikutnya.

d. Arah lemparan dapat diatur.

e. Batuan hasil peledakan (muckpile) tidak menumpuk terlalu tinggi.

16
Tujuan penyalaan dengan waktu tunda adalah untuk mengurangi jumlah

muatan yang meledak dalam waktu bersamaan dan memberikan tenggang waktu

pada material yang dekat dengan bidang bebas untuk dapat meledak secara

sempurna, serta untuk menyediakan ruang atau bidang bebas baru bagi baris

lubang ledak berikutnya.

Bila waktu tunda antar baris terlalu pendek maka beban muatan dalam

baris depan akan menghalangi pergeseran dari baris berikutnya, sehingga

kemungkinan material pada baris kedua akan tersembur ke arah vertikal

membentuk tumpukan. Akibatnya tumpukan material hasil peledakan (muckpile)

menjadi sangat tinggi dan akan menyulitkan kegiatan pemuatan.Tetapi bila waktu

tundanya terlalu lama, maka produk hasil bongkaran akan terlempar jauh ke depan

serta kemungkinan besar akan terjadi flyrock. Hal ini disebabkan karena tidak ada

dinding batuan yang berfungsi sebagai penahan lemparan batuan di

depannya.Waktu tunda yang diterapkan dapat berupa surface delay (waktu tunda

pada satu baris dan waktu tunda antar baris) dan in hole delay.

a. Waktu tunda pada satu baris (inter row delay)

Dalam pelaksanaannya hal ini dilakukan untuk mendapatkan tingkat

fragmentasi, pemindahan (displacement), mengurangi overbreak dan tingkat

getaran yang diinginkan. Inter row delay untuk memperoleh hasil peledakan yang

optimum biasanya antara 2 sampai 5 ms/m spasi.

b. Waktu tunda antar baris (inter row delay)

17
Penerapan waktu tunda ini sama penting dengan inter row delay dalam

usaha mengontrol hasil peledakan secara keseluruhan. Rancangan peledakan yang

menerapkan banyak baris menggunakan waktu tunda antar baris karena burden

pada tiap lubang ledak membutuhkan waktu untuk bergerak sesudah detonasi

untuk membuat bidang bebas baru sedangkan penerapan waktu tunda yang tidak

cukup akan mengurangi unjuk kerja peledakan (blast performance ), flyrock dan

overbreak.

c. Waktu tunda dalam lubang ledak (In hole delay)

Penerapan in hole delay yang tepat dapat meminimalkan terjadinya cut off

selama peledakan dan mengijinkan pemakaian inter-row delay yang panjang yang

akhirnya akan diperoleh unjuk kerja peledakan yang optimal. Pemakaian in hole

delay yang optimal adalah tiga sampai lima kali waktu tunda di permukaan yang

terlama.

Penentuan waktu tunda yang dibutuhkan untuk pergerakan batuan hasil peledakan

dapat digunakan rumusan sebagai berikut:

T =kxB

keterangan :

T = waktu tunda antar baris (ms)

k = konstanta waktu antar baris, antara 6,5 ms/m – 11,5 ms/m burden

18
Dibawah ini merupakan gambaran pengaruh waktu tunda pada proses peledakan,

sebagai berikut:

Gambar 9.2

Pengaruh Waktu Tunda

Perhitungan Umum Scaled Distance

D
SD 
W

Dimana :

D = jarak dari tempat peledakan ke bangunan

W = muatan maksimum bahan peledak per waktu tunda

19
SD > 50 → kondisi getaran aman atau kerusakan yang akan terjadi kecil

SD = 50 → batas peledakan yang aman untuk getaran

Rumus empiris yang di untuk Ground Vibration dimana intensitas merupakan

fungsi dari jarak, berat bahan peledak maksimum per delay dan kondisi lokal,

adalah :

n
 D 
PPV  k  1 / 2 
W 

Dimana:

PPV = peak particle velocity, mm/s

D/W1/2 = Scaled Distance (SD)

k,n = konstanta yang harganya tergantung dari kondisi lokal dan kondisi

peledakan (site constants)

X. PENUTUP

20
Demikian Proposal Tugas Akhir ini saya susun dengan judul “ Analisis

Pengaruh Getaran Tanah dengan Waktu Tunda Peledakan Terhadap Kestabilan

Lereng di PT Borneo Indobara Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan“, mohon agar

menjadi bahan penjelasan dan pertimbangan bagi semua pihak. Oleh karena itu,

saya berharap bantuan dari semua pihak agar dapat diberikan kesempatan untuk

melaksanakan Tugas Akhir ini. Atas perhatian dan bantuannya, saya ucapkan

banyak terima kasih.

Jakarta, 20 Januari 2014

Odalric

(073.10.030)

081388401027

odalrich@rocketmail.com

DAFTAR PUSTAKA

21
1. Koesnaryo.S. (2001), Rancangan Peledakan Batuan, Jurusan Teknik

Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, UPN “Veteran” Yogyakarta.

2. http:// www.reposity.upnyk.ac.id/1273/1/skripsi.pdf (diunduh tanggal 7

desember 2013).

3. Jimeno. C. L. and Jimeno. E.L, (1995), Drilling and Blasting of Rocks,

Balkema/Rotterdam/ Brookfield.

4. http://www.dahana.com/business-line/drilling-blasting-services/ground-

vibration-check/ (diunduh tanggal 7 desember 2013).

5. Saptono, Singgih., 2006, Teknik Peledakan , Diktat Kuliah Jurusan

Teknik Pertambangan, Yogyakarta.

22

Anda mungkin juga menyukai