RS. BETHESDA
Disusun Oleh :
Kelompok 12
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan
kasih karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah
yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Pasien HERNIA NUKLEUS PULPOSUS.”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah
I Prodi DIII Keperawatan Semester III. Selain itu, makalah ini disusun untuk menjelaskan
tentang Asuhan Keperawatan pada pasien HNP . Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Ns. Nimsi Melati, S.Kep. ,MAN selaku dosen pengampu mata kuliah Keperwatan
Medikal Bedah I
2. Teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah
3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, Oleh
karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun selalu penulis harapkan
untuk dilakukan perbaikan dalam penulisan makalah selanjutnya. Akhir kata, penulis ucapkan
terimakasih.
Kelompok 12
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Pengertian
Hernia Nucleus Pulposus (HNP) adalah keadaan nukleus pulposus keluar menonjol
untuk kemudian menekan ke arah kanalis spinalis melalui anulus fibrosis yang robek.
HNP merupakan suatu nyeri yang disebabkan oleh proses patologis di kolumna vertebralis
pada diskus intervertebralis atau diskogenik. (Muttaqin, 2011)
Herniasi adalah suatu proses bertahap yang ditandai dengan serangan – serangan
penekanan akar saraf yang menimbulkan berbagai gejala dan periode penyesuaian
anatomik. (Price, 2005)
Hernia Nucleus Pulposus (HNP) adalah banyak terjadi di daerah L5 – S1,
menyebabkan nyeri punggung, kebanyakan nyeri punggung bagian bawah disertai
gangguan sensori dan motorik. Nyeri diperberat oleh kegiatan yang meningkatkan tekanan
cairan intraspinal (membungkuk, mengangkat , mengejan, seperti bersin dan batuk) dan
biasanya berkurang dengan tirah baring. (Bruner & Suddart, 2001)
B. Anatomi Fisiologi
C. Etiologi
HNP disebabkan oleh trauma seperti jatuh, viperfleksia pada vertebra, dan juga akibat
stress fisik, seperti mengangkat beban terlalu berat, mengangkat beban berat dengan posisi
yang salah. Bahkan bisa mengakibatkan Komplikasi, yaitu: 1. Kelumpuhan pada
ekstremitas bawah
2. Cidera medula spinalis
3. kerusakan Mobilisitas fisik
4. Disfungsi seksual
(Muttaqin, 2011
D. Patofisiologi
E. Manifestasi Klinis
Menurut Arif Muttaqin (2011), tanda gejala yang sering muncul yaitu :
1. Nyeri punggung bawah yang intermiten (dalam beberapa minggu sampai dengan
beberapa tahun). Nyeri menjalar sesuai dengan distribusi saraf skiatik.
2. Sifat nyeri khas dari posisi berbaring ke duduk, nyeri mulai dari pantat menjalar ke
bagian belakang lutut kemudian ke tungkai bawah.
3. Nyeri bertambah hebat karena pencetus seperti gerakan – gerakan pinggang saat batuk
atau mengejan, berdiri maupun duduk, untuk jangka waktu yang lama dan nyeri
berkurang saat istirahat berbaring.
4. Sering mengeluh kesemutan (parastesia) atau baal, bahkan kekuatan otot menurun
sesuai dengan distribusi persyarafan yang terlibat.
5. Nyeri bertambah bila L5 – S1 (garis antara dua krista iliaka) ditekan.
Menurut Brunner & Suddart (2001) , tanda dan gejalanya disertai dengan nyeri pada
bagian spinal maupun servikal, torakal (jarang) atau lumbal, dan ini bergantung pada
lokasi, kecepatan perkembangan (akut atau kronik) dan pengaruh struktur sekitarnya.
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Rontgen foto lumbosakral
a. Menentukan kemungkinan nyeri karena spondilitis, norplasma atau infeksi progen
b. Didapatkan artrosis, menunjang tanda – tanda deformitas vertebra
c. Penyempitan diskus intervertebralis
2. EMG (Elektomiografi)
Terlihat potensi kecil (fibrolasi) didaerah radiks yang terganggu dan kecepatan
konduksi menurun
3. Iskografi
Pemeriksaan diskus dilakukan dengan kontras untuk melihat beberapa besar daerah
diskus yang keluar pada kanalis vertebralis
4. Elektroneuromiografi (ENMG)
Mengetahui radiks yang terkena atau melihat adanya polineuropati.
5. Tomografi scan
Melihat gambaran vertebra ddari jaringan disekitarnya termasuk diskus intervertebralis
6. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Melokalisasi protusi diskus kecil. Apabila secara klinis tidak didapatkan pada MRI
maka pemeriksaan CT Scan dan mielogram dengan kontras dapat dilakukan untuk
melihat derajat gangguan pada diskus vertebralis.
7. Melografi
Pemeriksaan dengan bahan kontras melalui tindakan lumbal pungsi pada pemotretan
dengan sinar tembus. Dilakukan apabila diketahui adanya penyumbatan hambatan
kanalis spinalis yang mungkin disebabkan HNP.
8. Pemeriksaan Laboratorium
Dilakukan secara rutin untuk menilai komplikasi cidera tulang belakang terhadap
organ lain.
G. Penatalaksanaan Medis
1. Terapi konservatif
a. Tirah baring
Penderita harus tetap berbaring ditempat tidur selama beberapa hari dengan sikap
yang baik. Tempat tidur tidak boleh memakai pegas atau per tempat tidur harus
dari papan yang lurus dan ditutup dengan lembar busa tipis. Tirah baring
bergantung pada berat ringannya gangguan yang dirasakan penderita dan
melakukannya butuh waktu yang lama. Setelah itu, dilakukan latihan atau dipasang
korset untuk mencegah terjadinya kontraktur dan mengembalikan lagi fungsi –
fungsi otot.
b. Medika mentosa
1) Simptomatik
a) Analgesik (salisilat, Paracetamol)
b) Kortikosteroid (prednison, Prednisolone)
c) Anti inflamasi, non steroid (AINS) seperti pirosikan
d) Antidepresan trisiklik (amitriptilin)
e) Obat penenang minor (diazepam, klordiasepoksid)
2) Kausal : Kolagenase
c. Fisioterapi
Biasanya dalam bentuk diatermi (pemanasan dengan jangkauan permukaan yang
lebih dalam) untuk relaksasi otot dan mengurangi lordosis
2. Terapi operatif
Bila dengan terapi konservatif tidak memberikan hasil yang nyata, kambuh berulang,
atau terjadi defisit neurologis.
3. Rehabilitasi
a. Mengupayakan supaya penderita bekerja seperti semula.
b. Agar tidak menggantungkan diri pada orang lain dalam melakukan kegiatan sehari
– hari (ADL).
c. Supaya tidak mengalami komplikasi pneumonia, infeksi saluran kemih.
H. Diagnosa Keperawatan
Menurut Muttaqin (2011) diagnosa keperawatan yang mungkin muncul adalah:
1. Nyeri berhubungan dengan penjepitan saraf pada diskus intervertebralis, tekanan
didaerah distribusi ujung saraf.
2. Risiko trauma berhubungan dengan hambatan mobilitas fisik, kesulitan atau hambatan
dalam melakukan pergerakan punggung, pelvis dan tungkai.
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan neuromuskuler, menurunnya
kekuatan dan kesadaran, kehilangan kontrol/koordinasi otot.
I. Perencanaan Keperawatan
6. Tingkatkan 6. Pengetahuan
pengetahuan akan diraskan
tentang membantu
penyebab nyeri mengurangi
dan nyerinya dan
menghubungkan dapat
beberapa lama membantu
nyeri akan mengembangk
berlangsung. an kepatuhan
klien terhadap
rencana
terapeutik.
7.Observasi 7. Pengkajian
tingkat nyeri dan yang optimal
respon motorik akan
pasien 30 menit memberiakn
setelah data yang
pemberian obat obyektif untuk
analgetik untuk mencegah
mengkaji kemungkinan
efektifitasnya komplikasi
setiap 1-2 jam dan
setelah tindakan melakukan
keperawatan intervensi
selama 1-2 hari. yang tepat.
8. Kolaborasi 8. Analgetik
dengan dokter memblok
mengenai lintasan nyeri
pemberian sehingga nyeri
analgetik akan
berkurang.
J. Asuhan Keperawatan
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. IDENTITAS
a. Pasien
Nama : Bp. Z
Tempat/tgl lahir (umur) : Yogyakarta, 21 – 10 – 1978 (36 tahun)
Agama : Kristen
Status perkawinan : Nikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Montir
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Tgl. Masuk RS : 21 – 10 – 2017
No. RM : 02013xxx
Ruang :D
Diagnosis Medis : Hernia Nukleus Pulposus (HNP)
Alamat : Jl. Brigjend Katamso
b. Keluarga/ penanggungjawab
Nama : Ny. Q
Hubungan : Istri
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jl. Brigjend Katamso
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Kesehatan pasien
1) Keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri, menejemen nyeri yaitu :
O = Nyeri mulai terjadi suah 1 minggu sejak sebelum di rawat di RS., nyeri
hilang timbul.
P = Nyei timbul karena adanya syarat yang terjepit pada punggung bagian
bawah, jika untuk gerak, nyeri semakin berat. Nyeri berkurang saat pasien
beristirahat.
Q = Nyeri ketika sedang bergerak saja
R = Nyeri di punggung bagian bawah menyebar ke arah perut terasa seperti kram
S = Pasien mengatakan nyerinya tidak terlalu mengganggu aktifitasnya
T = Pasien diberikan analgetik, nyeri berkurang, tidak ada efek samping.
U = Pasien kurang paham kenapa terjadi nyeri
V = Pasien ingin nyeri segera hilang.
2) Keluhan tambahan
Pasien mengatakan tidak/belum bisa buang air besar sejak dirawat di RS
3) Alasan utama masuk Rumah Sakit
Pasien masuk RS dikarenakan pasien tidak bisa berjalan ketika sedang
beraktifitas
4) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan nyeri punggung sudah sekitar 1 minggu yang lalu. Pasien
mengatakan nyeri hebat pada punggung ketika selesai bung air besar. Pasien
mengatakan susah untuk berjalan dan hanya tiduran saja. Pada tanggal 21 – 10 –
2017 pasien dibawa ke RS Bethesda Yogyakarta dan di terima di IGD. Di IGD
dilakukan pemeriksaan Laboratorium diantaranya PDL, ureum, creatinin, asam
urat serta dilakukan pemeriksaan radiologi yaitu Rontgen lumbal. Di IGD pasien
terpasang infus RL 20 tetes/menit seta diberikan terapi ketorolac 1x30 mg secara
intravena. Lalu pasien dibawa ke ruang D untuk melakukan perawatan.
5) Riwayat Penyakit yang lain
Pasien tidak menderita penyakit lain
6) Alergi
Pasien tidak ada alergi obat maupun makanan
b. Kesehatan Keluarga
Genogram
Keterangan :
: Perempuan
: Laki-laki
: Pasien
Eliminasi
Mobilisasi di tempat
tidur
Pindah
Ambulasi
Merapikan rumah
Ket. 0 = mandiri
1 = dibantu sebagian
4 = tergantung total
b) Kebutuhan tidur
Jumlah tidur dalam sehari
- Tidur siang : 1 jam kadang-kadang
- Tidur malam : 6-8 jam
c) Kebutuhan istirahat
- Kapan : istirahat ketika ada waktu luang atau pulang kerja
- Berapa lama : tidak tentu + 2-3 jam
- Kegiatan untuk mengisi waktu luang : menonton televisi
2) Selama sakit
a) Keadaan Aktifitas
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilitas di TT
Berpindah
Ambulasi/ROM
Ket. 0 = mandiri
1 = alat bantu
4 = tergantung total
b. Kebutuhan Tidur
- Jumlah tidur dalam sehari
Tidur siang : 1-2 jam
Tidur malam : pasien mengatakan semalam susah tidur karena
lingkungan sekitar (terganggu pasien lain)
c. Kebutuhan Istirahat
- Pasien mengatakan capek berbaring terus
- Pasien mengatakan terganggu oleh pasien disampingnya
d. Pola Kebersihan Diri (sebelum sakit)
1) Kebersihan kulit
Kebiasaan mandi 2 x sehari menggunakan sabun
2) Kebersihan rambut
Mencuci rambut 2 hari sekali menggunakan shampoo
3) Kebersihan telinga
Membersihkan telinga ketika mandi, tidak menggunakan alat bantu dengar
4) Kebersihan mata
Membersihkan mata ketika bangun tidur dan ketika mandi
5) Kebersihan mulut
Menggosok gigi 2xsehari menggunakan pasta gigi
6) Kebersihan kuku
Memotong kuku ketika panjang
7. PROGRAM TINDAKAN
MRI menunggu panggilan
8. RENCANA PULANG
Pasien ingin pulang dengan istrinya dan tinggal di rumah bersama keluarganya.
PENGKAJIAN FOKUS
Hari ke = 1
ANALISA DATA
Tgl : 21 – 10 – 2017
Jam : 08.15 WIB
1. DS : Nyeri Akut Penyempitan
-Pasien mengatakna nyeri pada diskus
punggung bagian bawah, skala intervertebralis
5, nyeri timbul jika banyak
bergerak
DO :
-Pasien terkadang terlihat
menahan nyeri ketika bergerak.
Menejemen nyeri :
O = Nyeri mulai terjadi suah 1
minggu sejak sebelum di rawat
di RS., nyeri hilang timbul.
P = Nyei timbul karena adanya
syarat yang terjepit pada
punggung bagian bawah, jika
untuk gerak, nyeri semakin
berat. Nyeri berkurang saat
pasien beristirahat.
Q = Nyeri ketika sedang
bergerak saja
R = Nyeri di punggung bagian
bawah menyebar ke arah perut
terasa seperti kram
S = Pasien mengatakan
nyerinya tidak terlalu
mengganggu aktifitasnya
T = Pasien diberikan analgetik,
nyeri berkurang, tidak ada efek
samping.
U = Pasien kurang paham
kenapa terjadi nyeri
V = Pasien ingin nyeri segera
hilang.
- Pemeriksaan Ro. Lumbal :
Instabilitas lumbal sacral
- MRI Lumbal : HNP lumbal
2. DS: Kurang mandiri Imobilisasi
- Pasien mengatakan tidak bisa dalam merawat
beraktifitas diri.
DO:
-ADL pasien dibantu
-Pasien tirah baring
-Pasien imobilisasi
3. DS: - Risiko cedera Faktor risiko
DO: internal gangguan
-Pasien bedrest, mobilitas
-ADL dibantu
DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
21/10/2017
Jam
08.20 WIB
1. Nyeri akut b.d penyempitan diskus intervertebralis ditandai dengan :
DS :
-Pasien mengatakna nyeri pada punggung bagian bawah, skala 5,
nyeri timbul jika banyak bergerak
DO :
-Pasien terkadang terlihat menahan nyeri ketika bergerak.
Menejemen nyeri :
O = Nyeri mulai terjadi suah 1 minggu sejak sebelum di rawat di
RS., nyeri hilang timbul.
P = Nyei timbul karena adanya syarat yang terjepit pada punggung
bagian bawah, jika untuk gerak, nyeri semakin berat. Nyeri
berkurang saat pasien beristirahat.
Q = Nyeri ketika sedang bergerak saja
R = Nyeri di punggung bagian bawah menyebar ke arah perut terasa
seperti kram
S = Pasien mengatakan nyerinya tidak terlalu mengganggu
aktifitasnya
T = Pasien diberikan analgetik, nyeri berkurang, tidak ada efek
samping.
U = Pasien kurang paham kenapa terjadi nyeri
V = Pasien ingin nyeri segera hilang.
- Pemeriksaan Ro. Lumbal :
Instabilitas lumbal sacral
- MRI Lumbal : HNP lumbal
2. Kurang mandiri dalam merawat diri b.d imobilisasi ditandai dengan :
DS:
- Pasien mengatakan tidak bisa beraktifitas
DO:
-ADL pasien dibantu
-Pasien tirah baring
-Pasien imobilisasi
3. Risiko cidera b.d faktor risiko internal gangguan mobilitas ditandai
dengan :
DS: -
DO:
-Pasien bedrest,
-ADL dibantu
Tanda Tangan
RENCANA KEPERAWATAN
Nama pasien : Bp. Z
Ruangan :D
Tanggal : 21-10-2017
Nama mahasiswa :Tim Kelompok 12
Ruangan :D
TANGAN
DO:
-Sesekali pasien istirahat, menyeringai ketika
bergerak atau beraktifitas
O = Nyeri mulai terjadi suah 1 minggu sejak
2. sebelum di rawat di RS., nyeri hilang timbul.
P = Nyei timbul karena adanya syarat yang
14.00 E=
DS:
15.00 -Pasien mengatakan masih sakit punggungnya
DO:
-ADL dibantu sebagian
E=
S = Pasien mengatakan sakit punggung
berkurang
O = Pasien tampak tenang
A = Masalah teratasi , pasien boleh pulang
P = Hentikan intervensi
I=
Membantu pasien untuk buang air kecil
Melepas infus
E=
S = pasien mengatakan sudah bisa duduk
O = pasien sudah beberapa kali duduk
A = masalah teratasi
P = hentikan intervensi
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dalam memberikan asuhan keperawatan berdasarkan
pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi, evaluasi sampai dokumentasi.
Pengkajian dilakukan oleh penulis selama 2 x 24 jam pada pasien Bp. Z dengan
diagnosa medis HNP sejak tanggal 21 Oktober 2017, Kesadaran Compos mentis, keadaan
umum klien tampak sakit sedang, teerpasang infus RL 500ml 20 tetes/menit, pasien
bedrest, tampak lemah. ADL dibantu sebagian oleh perawat.
Masalah yang ditemukan kemudian dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan yang
meliputi :
1. Nyeri akut b.d penjepitan diskus intervertebralis
2. Kurang mandiri dalam merawat diri b.d imobilisasi
3. Risiko cidera dengan faktor risiko internal gangguan mobilitas
Dari 3 masalah yang ditemukan pada Bp. Z setelah dilakukan tindakna keperwatan
selama 2x24jam, diagnosa keperawatan yang teratasi yaitu :
1. Nyeri akut b.d penjepitan diskus intervertebralis
2. Kurang mandiri dalam merawat diri b.d imobilisasi
3. Risiko cidera dengan faktor risiko internal gangguan mobilitas
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif, 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan klien dengan Gangguan Sistem
Persyarafan. Jakarta : Salemba Medika
Syaifuddin, 2011. Anatomi Fisiologi : Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk
Keperawatan dan Kebidanan. Ed. 4. Jakarta :EGC
Long Barbara C, 1996. Perawatan Medikal Bedah. Bandung : Yayasan Alumni
Pendidikan Keperawatan Pajajaran
Price, Sylvia Anderson, 2003. Psikologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Jakarta : EGC
Nursalam, 2001. Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Infomedika
Smeltzer, Suzane C, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed.8. Jakarta : EGC