Effusi Pleura“
DISUSUN OLEH:
1. M Fikky A A A P07220117060
2. Noer Jannah P07220117062
3. Novia Puspita P07220117064
4. Nur Rachmi S P07220117066
5. Ratu Alkhar S P P07220117068
6. Riska Hidayati P07220117070
7. Selvy Lazuarti P07220117072
8. Sundari Rizky Y P07220117074
2017/2018
KATA PENGANTAR
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Maka Kami
berharap kritik dan saran dari pembaca . Semoga makalah ini memberikan
informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan kita semua.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 4
B. Tujuan .......................................................................................................................... 4
C. Sistematika Penulisan .................................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................................................. 6
A. Review Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernapasan ..................................................... 6
B. Konsep Dasar ( Definisi, Etiologi, Patofisiologi, Manifestasi Klinis, Pemeriksaan
Diagnostic ) ................................................................................................................ 18
C. Pengkajian.................................................................................................................. 22
D. Diagnosa Keperawatan .............................................................................................. 27
E. Perencanaan ............................................................................................................... 28
F. Konsep Evaluasi ........................................................................................................ 30
BAB III PENUTUP............................................................................................................. 31
Kesimpulan ...................................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 32
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Efusi Pleura adalah suatu keadaan ketika rongga pleura dipenuhi oleh
cairan (terjadi penumpukan cairan dalam rongga pleura) (Somantri, 2009).
Definisi lain dari efusi pleura merupakan suatu kelainan yang mengganggu system
pernapasan. Efusi pleura bukanlah diagnosis dari suatu penyakit, melainkan
hanya merupakan gejala atau komplikasi dari suatu penyakit (Muttaqin,2008).
Jadi efusi pleura adalah pengumpulan cairan dalam rongga pleura yang
terletak diantara permukaan visceral, perietal, adalah proses penyakit primer yang
yang jarang terjadi tetapi biasanya menurunkan penyakit sekunder terhadap
penyakit lain.
Rongga pleura dalam keadaan normal berisi sekitar 10-20 ml cairanyang berfungsi
sebagai pelumas agar paru-paru dapat bergerak dengan lancar saat bernapas.
Cairan yang melebihi normal akan menimbulkan gangguan jika tidak bisa diserap
oleh pembuluh darah dan pembuluh limfe (Syahruddin et al,2009)
B. Tujuan
TINJAUAN TEORI
Pada bagian ini udara yang masuk ke tubuh dihangatkan, disarung dan
dilembabkan
Bagian ini menghantarkan udara yang masuk dari saluran bagian atas
ke alveoli
3. Alveoli
4. Sirkulasi paru
5. Paru
Terdiri dari :
6. Rongga Pleura
Yang merupakan fungsi utama dari selaput lendir respirasi ( terdiri dari
: Psedostrafied ciliated columnar epitelium yang berfungsi
menggerakkan partikel partikel halus kearah faring sedangkan partikel
yang besar akan disaring oleh bulu hidung, sel golbet dan kelenjar
serous yang berfungsi melembabkan udara yang masuk, pembuluh
darah yang berfungsi menghangatkan udara). Ketiga hal tersebut
dibantu dengan concha. Kemudian udara akan diteruskan ke
c. Bronkhi
Alveoli
Membran alveolar :
O² Co²
Surfactant
Sirkulasi Paru
Paru
Mekanisme Pernafasan
1. Tekanan intar-pleural
2. Compliance
Sirkulasi Paru
a. Pulmonary blood flow total = 5 liter/menit
Sehingga ratio ventilasi dengan aliran darah dalam keadaan normal = 4/5 =
0,8
Transpor Oksigen
1. Hemoglobin
2. Oksigen content
Jumlah oksigen yang dibawa oleh darah dikenal sebagai oksigen content
(Ca O2 )
a. Plasma
b. Hemoglobin
Regulasi Ventilasi
Indikasi klinik:
2. Pharing
a. Naso Pharing
b. Oro Pharing
c. Laryngo Pharing
3. Larynx
Larynx terdiri dari satu seri tulang rawan. Terdapat pula Thyroid
Cartilago, Vocal Cords, Cricoid Cartilago dan Epiglotis. Pada waktu
menelan Larynx akan bergerak ke atas dan Glotis menutup jalan nafas
serta Epiglotis yang berbentuk seperti daun mempunyai gerakan seperti
pintu pada pintu masuk Larynx, sehingga makanan tidak dapat masuk
kedalam Oesophagus. Kalau ada benda asing masuk sampai luar glotis,
maka Larynx yang mempunyai fungsi batuk akan membatukkan benda
asing tersebut hingga tidak masuk kedalam saluran nafas.
5. Bronchus
6. Alveolus
8. Otot Pernafasan
Otot utama pernafasan terdiri dari Musculus Intercostalis interna dan
externa serta diafragma, sedang otot tambahan pernafasan adalah otot
perut dan otot punggung.
Hidung-->pharing-->Laring-->Trakea-->Broncus-->Bronchiolus-->alveoli
>alveolus
1. Definisi
Efusi Pleura adalah suatu keadaan ketika rongga pleura dipenuhi oleh
cairan (terjadi penumpukan cairan dalam rongga pleura) (Somantri, 2009).
2. Etiologi
a. Transudat dapat disebabkan oleh kegagalan jantung kongestif (gagal
jantung kiri), sindroma nefrotik, asites (oleh karena sirosis kepatis),
syndroma vena cava superior, tumor, sindroma meig.
b. Eksudat disebabkan oleh infeksi, TB, preumonia dan sebagainya, tumor,
ifark paru, radiasi, penyakit kolagen.
c. Effusi hemoragis dapat disebabkan oleh adanya tumor, trauma, infark
paru, tuberkulosis.
d. Berdasarkan lokasi cairan yang terbentuk, effusi dibagi menjadi unilateral
dan bilateral.
3. Patofisiologi
4. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik efusi pleura akan tergantung dari jumlah cairan yang
ada serta tingkat kompresi paru. Jika jumlah efusinya sedikit (misalnya < 250
ml), mungkin belum menimbulkan manifestasi klinik dan hanya dapat
dideteksi dengan X-ray foto thorakks. Dengan membesarnya efusi akan terjadi
restriksi ekspansi paru dan pasien mungkin mengalami :
1. Dispneu bervariasi
2. Nyeri pleuritik biasanya mendahului efusi sekunder akibat penyakit
pleura
3. Trakea bergeser menjauhi sisi yang mengalami efusi
4. Ruang interkostal menonjol (efusi yang berat)
5. Pergerakan dada berkurang dan terhambat pada bagian yang terkena
6. Perkusi meredup di atas efusi pleura
7. Egofoni di atas paru-paru yang tertekan dekat efusi
8. Suara nafas berkurang di atas efusi pleura
9. Fremitus vokal dan raba berkurang
5. Pemeriksaan Diagnostik
Rontgen dada
Rontgen dada biasanya merupakan langkah pertama yang
dilakukan untuk mendiagnosis efusi pleura, yang hasilnya
menunjukkan adanya cairan.
CT scan dada
CT scan dengan jelas menggambarkan paru-paru dan cairan
dan bisa menunjukkanadanya pneumonia, abses paru atau tumor.
USG dada
USG bisa membantu menentukan lokasi dari pengumpulan
cairan yang jumlahnya sedikit, sehingga bisa dilakukan pengeluaran
cairan.
Torakosentesis
Penyebab dan jenis dari efusi pleura biasanya dapat diketahui
dengan melakukan pemeriksaan terhadap contoh cairan yang diperoleh
melalui torakosentesis (pengambilan cairan melalui sebuah jarum yang
dimasukkan diantara sela iga ke dalam rongga dada dibawah pengaruh
pembiusan lokal).
Biopsi
Jika dengan torakosentesis tidak dapat ditentukan penyebabnya,
maka dilakukan biopsi, dimana contoh lapisan pleura sebelah luar
diambil untuk dianalisa. Pada sekitar 20% penderita, meskipun telah
dilakukan pemeriksaan menyeluruh, penyebab dari efusi pleura tetap
tidak dapat ditentukan.
Menganalisa cairan pleura dengan cara : Bronkoskopi ;
Bronkoskopi kadang dilakukan untuk membantu menemukan sumber
cairan yang terkumpul.
C. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama, umur, kuman TBC menyerang semua umur, jenis kelamin,
tempat tinggal (alamat), pekerjaan, pendidikan dan status ekonomi menengah
kebawah dan satitasi kesehatan yang kurang ditunjang dengan padatnya
penduduk dan pernah punya riwayat kontak dengan penderita TB patu yang
lain. (dr. Hendrawan Nodesul, 1996. Hal 1).
Keluhan Utama
Keluhan utama merupakan faktor utama yang mendorong pasien
mencari pertolongan atau berobat ke rumah sakit. Biasanya pada pasien
dengan effusi pleura didapatkan keluhan berupa sesak nafas, rasa berat
pada dada, nyeri pleuritik akibat iritasi pleura yang bersifat tajam dan
terlokasilir terutama pada saat batuk dan bernafas serta batuk non
produktif.
5. Riwayat psikososial
Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara
mengatasinya serta bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang
dilakukan terhadap dirinya.
Pada penderita yang status ekonominya menengah ke bawah dan sanitasi
kesehatan yang kurang ditunjang dengan padatnya penduduk dan pernah
punya riwayat kontak dengan penderita tuberkulosis paru yang lain (dr.
Hendrawan Nodesul, 1996).
6. Pola fungsi kesehatan
Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Adanya tindakan medis dan perawatan di rumah sakit
mempengaruhi perubahan persepsi tentang kesehatan, tapi kadang juga
memunculkan persepsi yang salah terhadap pemeliharaan kesehatan.
Kemungkinan adanya riwayat kebiasaan merokok, minum alkohol dan
penggunaan obat-obatan bisa menjadi faktor predisposisi timbulnya
penyakit.
Pola eliminasi
Dalam pengkajian pola eliminasi perlu ditanyakan mengenai
kebiasaan ilusi dan defekasi sebelumdan sesudah MRS. Karena keadaan
umum pasien yang lemah, pasien akan lebih banyak bed rest sehingga
akan menimbulkan konstipasi, selain akibat pencernaan pada struktur
abdomen menyebabkan penurunan peristaltik otot-otot tractus degestivus.
Pemeriksaan fisik
a. Status Kesehatan Umum
Tingkat kesadaran pasien perlu dikaji, bagaimana penampilan
pasien secara umum, ekspresi wajah pasien selama dilakukan
anamnesa, sikap dan perilaku pasien terhadap petugas, bagaimana
mood pasien untuk mengetahui tingkat kecemasan dan ketegangan
pasien. Perlu juga dilakukan pengukuran tinggi badan berat badan
pasien.
D. Diagnosa Keperawatan
F. Konsep Evaluasi
PENUTUP
Kesimpulan
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam
pleura berupa transudat atau eksudat yangdiakibatkan karena terjadinya
ketidakseimbangan antara produksi dan absorpsi di kapiler dan pleura viseralis.
Efusi pleura bukanlah suatu disease entity tapi merupakan suatu gejala
penyakit yang serius yang dapat mengancam jiwa penderita.
Etiologi terhadap efusi pleura adalah pembentukan cairan dalam rongga pleura
dapat disebabkan oleh banyak keadaan yang dapat berasal dari kelainan paru
sendiri, misalnya infeksi baik oleh bekteri atau virus.
Gejala klinis efusi pleura yaitu nyeri pada pleuritik dan batuk kering dapat terjadi,
cairan pleura yang berhubungan dengan adanya nyeri dada biasanya eksudat.
Gejala fisik tidak dirasakan bila cairan kurang dari 200 – 300 ml. Tanda – tanda
yang sesuai dengan efusi pleura yang lebih besar adalah penurunan fremitus,
redup pada perkusi dan berkurangnya suara napas.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/12512856/BAB_II_EFUSI_PLEURA
http://repository.unimus.ac.id/467/3/5.BAB%20II.pdf
https://www.scribd.com/doc/53727796/Patofisiologi-Efusi-Pleura
https://dokumen.tips/documents/bab-ii-efusi-pleura.html
http://kangsaipul.blogspot.com/2014/06/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan.html
https://fraxawant.wordpress.com/2008/07/16/anatomi-dan-fisiologi-sistem-pernapasan/
http://kasagan.blogspot.com/2014/05/efusi-pluera.html
https://rikayuhelmi116.wordpress.com/2012/12/09/asuhan-keperawatan-dengan-efusi
pleura/