Anda di halaman 1dari 20

DAFTAR ISI

I. IDENTITAS PASIEN ........................................................................................................... 2

II. RIWAYAT PSIKIATRIK ..................................................................................................... 2

A. Keluhan Utama ................................................................................................................. 3

B. Riwayat Gangguan sekarang ............................................................................................. 3

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya ....................................................................................... 5

D. Riwayat Kehidupan Pribadi .............................................................................................. 5

E. Riwayat Kehidupan Keluarga............................................................................................ 6

F. Situasi Sekarang................................................................................................................. 7

G. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya ............................................................. 7

II. STATUS MENTAL .............................................................................................................. 7

III. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT......................................................... 10

IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA.......................................................................... 11

V. EVALUASI MULTIAKSIAL ............................................................................................ 12

VI. DAFTAR PROBLEM ....................................................................................................... 14

VII. RENCANA TERAPI ........................................................................................................ 14

VIII. PROGNOSIS .................................................................................................................. 15

IX. FOLLOW UP..................................................................................................................... 15

X. DISKUSI ............................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 18

LAMPIRAN ............................................................................................................................. 19
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. M

Jenis kelamin : Laki-laki

Tanggal lahir : Binuang, 1 Juli 1967 (52 tahun)

Status perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Suku : Bugis

Warga Negara : Indonesia

Pekerjaan / sekolah : Petani

No Status / No. Reg : 572338

Pasien datang ke UGD RS Wahidin Sudirohusodo pada tanggal 05 Februari 2019 untuk

yang pertama kalinya diantar oleh Istri dan keluarga pasien dan di Rawat Inap di Perawatan

Pakis 06 Februari 2019.

II. RIWAYAT PSIKIATRIK

Diperoleh dari catatan medis, autoanamnesis, dan alloanamnesis dari :

Nama : Ny S

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : SD

Pekerjaan : Petani

Alamat : Binuang, Bone

2
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Hubungan dengan pasien : Istri

A. Keluhan Utama

Gelisah kerana sulit menelan

B. Riwayat Gangguan sekarang

1. Keluhan dan Gejala

Seorang pasien laki-laki usia 52 tahun diantar oleh keluarganya masuk ke

RSWS. Pasien mengaku sulit menelan sejak 3 hari yang lalu, memberat 1 hari yang

terakhir. Pasien makan timun 3 hari yang lalu, kemudian ada bagian kecil yang

tersangkut di tenggorokan dan berhasil dikeluarkan tetapi pasien tetap merasa tidak

enak pada kerongkongannya, sampai tadi malam pasien merasa tidak tahan, merasa

cemas dan ketakutan sekali dan merasa mau mati sehingga minta dirawat. Pasien

dibawa ke UGD RSWS setelah diperiksa dan observasi selama 3 jam (7-10 malam)

pasien dibolehkan pulang. Pasien pulang ke Sudiang tidak lama di rumah, sekitar

setengah jam pasien merasa tidak enak dan mau mati, merasa hidupnya tidak sampai

pagi. Pasien dibawa lagi ke UGD RSWS, diberikan terapi infus, tidak sampai 1 botol,

infusnya minta dicabut.

Pasien diperiksakan ke bagian THT tetapi tidak ditemukan kelainan, selain luka

lecet kerana goresan kuku. Dari bagian THT pasien diperbolehkan pulang. Pasien

merasa tidak sanggup untuk pulang, merasa lemas pada kedua tungkai kaki dan merasa

stres, tertekan banyak masalah di rumah., terutama masalah pekerjaan rumah yang

semua dikerjakan pasien, isteri tidak membantu kerna sakit. Isteri juga sering marah-

marah ke pasien. Tiga hari terakhir pasien makannnya hanya sedikit sekali sehingga

pasien mengeluhkan nyeri uluhati saat ini. Aktivitas sehari-hari pasien terganggu

3
selama 1 hari terakhir. Tidur malam terganggu 1 hari terakhir, tidur tidak nyenyak selalu

terbangun.

Menurut pengakuan isteri (Ny Hj Suriani) pasien pernah mengalami kejadian

yang sama sekitar 25 tahun yang lalu. Pasien merasa perutnya membatu secara tiba-tiba

sehingga pasien kaget, dan pingsan tetapi kedua-dua tangan bergerak-gerak

menggelepak. Pasien sempat dibawa berobat ke puskesmas dan didiagnosis sakit maah,

kondisi pasien membaik. Menurut isteri, pasien merupakan pribadi yang pendiam dan

sering memendam perasaannya, tidak pernah bercerita masalahnya ke isteri atau ke

anak-anaknya. Pasien selalu memikirkan masa depan anak-anaknya.

2. Hendaya/disfungsi

Hendaya sosial (-)

Hendaya pekerjaan (+)

Hendaya waktu senggang (+)

3. Faktor Stressor Psikososial

Ditemukan stressor psikososial yaitu istri sering memarahi pasien dan sering

ada pertengkaran dan pasien merasa istri tidak membantu dalam melakukan pekerjaan

rumah.

4. Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat fisik sebelumnya

Trauma (-)

Infeksi (-)

Kejang (-) kejang demam sewaktu kecil dan tidak pernah kejang lagi

Merokok (-)

Alkohol (-)

NAPZA (-)

4
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat penyakit fisik: maag

2. Riwayat penggunaan NAPZA: tidak ada

3. Riwayat gangguan psikiatri sebelumnya: tidak ada

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat Prenatal dan Perinatal

Pasien lahir pada tanggal 1 Juli 1967 di rumah dengan persalinan

normal, dibantu oleh dukun, pasien mendapat ASI. Berat badan lahir tidak

diketahui. Selama hamil ibu pasien dalam keadaan sehat dan tidak

mengkonsumsi obat-obatan. Pada saat bayi pasien pernah kejang demam tapi

membaik. Tumbuh kembangnya juga baik.

2. Riwayat Masa Kanak Awal (Usia 1-3 tahun)

Perkembangan masa kanak-kanak awal pasien seperti berjalan,

berbicara baik, perkembangan bahasa dan perkembangan motorik berlangsung

baik. Pasien sering bermain dengan teman seusianya. Kebiasaan makan pasien

baik. Pola tidur baik. Hubungan antar saudara baik.

3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (Usia 4-11 tahun)

Pasien tinggal bersama orang tuanya.

4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (Usia 12-18 tahun)

Pasien tamat SMA. Hubungan antar keluarga baik.

5. Riwayat Masa Dewasa

5
- Riwayat Pekerjaan: petani

- Riwayat Pernikahan: Pasien telah menikah dan memiliki 3 orang anak.

- Riwayat Agama: Pasien beragama islam

- Aktivitas Sosial: tidak berorganisasi maupun kegiatan sosial lainnya

E. Riwayat Kehidupan Keluarga

- Pasien merupakan anak pertama dari 3 bersaudara (♂,♂,♀)

- Hubungan dengan anggota keluarga baik

- Pasien telah menikah dan memiliki 6 orang anak (♀,♂,♀,♂,♂,♀)

- pasien bekerja sebagai petani

- Pasien tinggal bersama isteri dan anaknya

- tidak

terdapat riwayat yang sama dalam kelurga.

Keterangan :

Anggota keluarga laki – laki

Anggota keluarga perempuan

6
Pasien

Anggota keluarga yang sudah meninggal

Anggota keluarga yang tinggal serumah

F. Situasi Sekarang

Pasien tinggal bersama keluarganya dan isterinya sakit. Hanya anak pertama yang

sudah bekerja, yang lainnya, masih ditanggung oleh pasien. Pasien tidak mampu melakukan

pekerjaan seperti sebelum sakit. Hubungan dengan isteri diakui kurang baik. Isteri sering

marah-marah ke pasien sejak memiliki anak pertama.

G. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya

Pasien merasa sakit dan mau diobati. Pasien merasa lingkungan keluarga kurang baik

terhadap dirinnya. Pasien khawatir terhadap keluhan yang dialaminya.

II. STATUS MENTAL

A. Deskripsi Umum

1. Penampilan

Seorang laki laki, wajah tampak sesuai umur (52 tahun), kulit coklat, berkumis dan

berjenggot serta rambut beruban acak-acakan, mengenakan baju kaos berkerah

abu-abu, memakai peci dan sarung. perawakan kurus, pasien nampak cukup rapi.

2. Kesadaran

Baik, secara kualitas maupun kuantitas

7
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor

Saat wawancara, pasien nampak cemas, tidak ada gerakan stereotipik, gerakan

abnormal, gerakan involunter maupun gerakan tidak bertujuan.

4. Pembicaraan

Spontan, lancar, intonasi biasa.

5. Sikap terhadap pemeriksa

Kooperatif

B. Keadaan Afektif (Mood), Perasaan, Empati dan Perhatian

Mood : cemas

Afek : Sesuai

Keserasian : Serasi

Empati : dapat dirabarasakn

C. Fungsi Intelektual (Kognitif)

1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan: Sesuai dengan tingkat

pendidikan.

2. Daya konsentrasi : Baik

3. Orientasi

- Waktu : Baik

- Tempat: Baik

- Orang : Baik

4. Daya ingat:

- Jangka Panjang : Baik

- Jangka Pendek : Baik

- Jangka Segera : Baik

8
5. Pikiran abstrak : Tidak terganggu

6. Bakat kreatif : Tidak ada (Cuma ahli bertani karena memang kerjanya)

7. Kemampuan menolong diri sendiri: Baik

D. Gangguan Persepsi

1. Halusinasi : Tidak ada

2. Ilusi : Tidak ada

3. Depersonalisasi : Tidak ada

4. Derealisasi : Tidak ada

E. Proses Berpikir

1. Arus pikiran

a. Produktivitas : Cukup

b. Kontinuitas : Relevan, Koheren

c. Hendaya berbahasa : Tidak ada

2. Isi pikiran

a. Pre-okupasi : Masalah kesehatan (tenggorokan)

b. Gangguan isi pikiran : tidak ada

F. Pengendalian Impuls

Tidak terganggu

9
G. Daya Nilai

- Norma sosial : Tidak terganggu

- Uji daya nilai : Tidak terganggu

- Penilaian realitas : Tidak terganggu

H. Tilikan (Insight)

Derajat 6: pasien mengatakan dirinya sakit dan mau sembuh

I. Taraf Dapat Dipercaya

Dapat dipercaya

III. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT

1. Status Internus :

Kesadaran kompos mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 80x/menit, Pernapasan

22x/menit, suhu 36,5 oC. Kesadaran kompos mentis. Konjungtiva tidak anemis, skelera

tidak ikterus, jantung paru abdomen dalam batas normal, ekstremitas atas dan bawah

tidak ada kelainan.

2. Status Neurologis

GCS: E4M6V5, Gejala rangsang selaput otak: tidak dilakukan, pupil bulat isokor 2,5

mm / 2,5 mm, refleks cahaya (+/+), fungsi motorik dan sensorik keempat ekstremitas

dalam batas normal. Tidak ditemukan refleks patologis. Tanda ekstrapiramidal: tremor

tangan tidak ada, cara berjalan normal, keseimbangan baik. Sistem saraf sensorik dan

motorik dalam batas normal. Kesan: normal.

10
IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Seorang pasien laki-laki berusia 52 tahun diantar oleh keluarganya masuk

RSWS. Pasien mengaku sulit menelan sejak 3 hari yang lalu, memberat 1 hari terakhir.

Pasien makan timun 3 hari yang lalu, ada bagian kecil yang tersangkut dan berhasil

dikeluarkan tapi pasien tetap merasa tidak enak pada kerongkongannya, sampai tadi

malam pasien merasa tidak tahan, merasa cemas dan ketakutan sekali dan merasa mau

mati sehingga minta dirawat. Pasien dibawa ke UGD RSWS setelah diperiksa dan

observasi selama 3 jam (7-10malam) pasien dibolehkan pulang. Pasien pulang ke

Sudiang tidak lama di rumah, sekitar setengah jam pasien merasa tidak enak dan mau

mati, merasa hidupnya tidak sampai pagi. Pasien dibawa kembali ke UGD RSWS,

diberikan terapi infus tidak sampai 1 botol, infusnya minta dicabut. Pasien diperiksakan

ke bagian THT tapi tidak ditemukan kelainan, selain luka lecet karena goresan kuku.

Dari bagian THT diperbolehkan pulang. Tapi pasien merasa tidak sanggup untuk

pulang merasa lemas pada kedua tungkai dan merasa stres

Pasien tertekan banyak masalah di rumah. Terutama masalah pekerjaan rumah

yang semua dikerjakan pasien, isteri tidak membantu karena sakit. Isterinya juga sering

marah-marah ke pasien. Tiga hari terakhir pasien makan hanya sedikit sekali sehingga

psaien mengeluhkan nyer ulu hati saat ini. Aktivitas sehari-hari pasien terganggu

selama 1 hari terakhir. Tidur malam terganggu 1 hari terakhir, tidur tidak nyenyak selalu

terbangun.

Dari pemeriksaan status mental tampak seorang laki-laki memakai baju warna

hitam, memakai kain sarung dan memakai kopiah, wajah sesuai umur, dan perawakan

baik. Kesadaran baik dan aktivitas motorik baik. Pembicaraan spontan, lancar, intonasi

biasa dan sikap terhadap pemeriksa kooperatif. Mood cemas, afek sesuai, empati dapat

dirabarasakan. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan sesuai dengan

11
tingkat pendidikan. Daya konsentrasi, orientasi, daya ingat, pikiran abstrak baik serta

kemampuan menolong diri baik. Arus pikiran produktivitas cukup, kontinuitas relevan

dan koheren, hendaya berbahasa tidak ada. Isi pikiran pre-okupasi masalah kesehatan,

ganggun isi pikir tidak ada. pengendalian impuls tidak terganggu. Norma sosial, uji

daya nilai, penilaian realitas tidak terganggu. Tilikan derajat 6, pasien merasa dirinya

sakit dan butuh pengobatan.

V. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I

Berdasarkan autoanamnesa dan pemeriksaan status mental didapatkan gejala klinis

bermakna yaitu nyeri dada,jantung berdebar-debar, keringat dingin, rasa tidak nyaman

diperut, rasa panas diseluruh tubuh, yang menyertai perasaan-perasaan cemas, dimana

keadaan ini menimbulkan penderitaan (distress) maupun hendaya (disability) dalam fungsi

sosial, pekerjaan dan penggunaan waktu senggang pasien, sehingga dapat disimpulkan

pasien menderita Gangguan Jiwa.

Pada pemeriksaan status mental tidak ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai

realita pada pasien, sehingga dapat ditegakkan suatu Gangguan Jiwa Non-Psikotik.

Dari autoanamnesis dan pemeriksaan status mental, ditemukan adanya gejala-gejala cemas

berupa nyeri dada, jantung berdebar-debar, keringat dingin, rasa tidak nyaman diperut,mood

disforik dan afek cemas, dimana gejala-gejala tersebut tidak spesifik untuk gangguan cemas

tertentu sehingga berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa

(PPDGJ III) diagnosis diarahkan ke Gangguan Anxietas YTT (F41.9) atau Unspecified

Anxiety Disorder (300.00) menurut DSM V.

Differensial Diagnosis

12
Pada pasien ini didapatkan adanya hiperaktivitas otonomik seperti nyeri dada,jantung

berdebar-debar, keringat dingin, nyeri ulu hati dan rasa panas diperut berlangsung kurang

lebih setengah jam. Hal ini menunjukkan adanya serangan panik yang dialami oleh pasien

tetapi karena hampir selalu terjadi pada saat ada masalah atau ada yang sedang dipikirkan

sehingga belum cukup untuk mengarahkan ke suatu diagnosis gangguan panik.

Pada pasien ini juga terdapat keluhan gejala-gejala fisik yang banyak, bervariasi, dan

menetap yang tidak dapat dijelaskan adanya dasar kelainan fisik yang memadai, kadang-

kadang berpikir kemungkinan adanya penyakit fisik yang diderita, tetapi setelah dilakukan

pemeriksaan dan dijelaskan oleh dokter pasien akan menerimanya. Sehingga kriteria

diagnosis gangguan somatoform belum bisa terpenuhi untuk saat ini.

Keseluruhan diferensial diagnosis tersebut untuk saat ini akan diobservasi ke depan

bilamana gejala-gejala yang ada cukup untuk kemudian menegakkan suatu diagnosis

tersendiri.

Axis II

Dari informasi didapatkan pasien merupakan orang yang baik sebelumnya. Kepribadian

pasien belum dapat digolongkan dalam kepribadian khas pada PPDGJ III.

Axis III

Tidak ada

Axis IV

Stressor didapat dari istri yang sering marah-marah

Axis V

GAF Scale 80-71 (Ada gejala dan sementara dapat diatasi, disabilitas ringan dalam
pekerjaan).

13
VI. DAFTAR PROBLEM

A. Organobiologik

Tidak ditemukan adanya kelainan fisik yang bermakna, tapi terdapat

ketidakseimbangan neurotransmitter, maka pasien memerlukan farmakoterapi.

B. Psikologik

Ditemukan adanya masalah psikologi sehingga memerlukan psikoterapi.

C. Sosial

Tidak ditemukan adanya hendaya berat dalam bidang sosial, pekerjaan dan penggunaan

waktu senggang.

VII. RENCANA TERAPI

A. Psikofarmakoterapi :

R/ Sertaline 50mg 1 tab/24 jam/oral /malam

R/ Alprazolam 0,5 mg ½ tab siang/ 1 tab malam

R/ Ringer Laktat 24 tetes/menit IV

B. Psikoterapi Supportif :

 Sosioterapi: memberikan penjelasan kepada pasien, keluarga pasien dan orang-

orang disekitarnya sehingga mereka dapat memberikan dukungan moral dan

menciptakan lingkungan yang kondusif agar dapat membantu proses

penyembuhan.

 Cognitive Based Therapy: membentuk kembali pola perilaku dan pikiran yang

irasional dan menggantinya dengan yang lebih rasional. CBT melibatkan

14
berbagai jenis komponen antara lain Psikoedukasi, Self-monitoring,

restrukturisasi kognitif, pelatihan paparan stimulus, modifikasi kebiasaan yang

menyebabkan gangguan panik, dan pencegahan relaps.

C. Jamin intake adekuat

VIII. PROGNOSIS

Dubia ad Bonam

Pendukung : Tidak ada kelainan organic, sudah menikah (punya keluarga terdekat)

Penghambat : tidak ada

IX. FOLLOW UP

Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya, menilai efektivitas

terapi serta kemungkinan terjadinya efek samping yang tidak diinginkan.

X. DISKUSI

Pengalaman kecemasan memiliki dua komponen: kesadaran sensasi fisiologis (mis.,

jantung berdebar dan berkeringat) dan kesadaran menjadi gugup atau takut. Perasaan malu

dapat meningkatkan kecemasan- "Orang lain akan menyadari bahwa saya takut." Banyak orang

heran mengetahui bahwa orang lain tidak sadar akan kecemasan mereka atau, jika mereka,

tidak menghargai intensitasnya. Selain efek motorik dan visceral, kecemasan mempengaruhi

berpikir, persepsi, dan belajar. Itu cenderung menghasilkan kebingungan dan distorsi persepsi,

tidak hanya waktu dan ruang tetapi juga dari orang-orang dan makna peristiwa. Distorsi ini

15
dapat mengganggu pembelajaran dengan menurunkan konsentrasi, mengurangi ingat, dan

merusak kemampuan untuk menghubungkan satu item ke item lain yang adalah, untuk

membuat asosiasi. Aspek penting dari emosi adalah efeknya pada selektivitas perhatian. Orang

yang cemas cenderung memilih hal-hal tertentu di lingkungan mereka dan mengabaikan orang

lain dalam upaya mereka untuk membuktikan bahwa mereka dibenarkan dalam

mempertimbangkan situasi yang menakutkan. Jika mereka dengan salah membenarkan

ketakutan mereka, mereka menambah kecemasan mereka dengan respon selektif dan mengatur

lingkaran setan kegelisahan, terdistorsi persepsi, dan peningkatan kecemasan. Jika, sebagai

alternatif, mereka salah yakinkan diri mereka dengan pemikiran selektif, kecemasan yang tepat

dapat dikurangi, dan mereka mungkin gagal untuk mengambil tindakan pencegahan yang

diperlukan.1

Anxietas YTT (F41.9).

Menurut PPDGJ III pedoman diagnostik gangguan cemas adalah

a. Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung

hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak

terbatas atau hanya menonjol masa keadaan khusus sahaja (sifatnya “free floating”

atau mengambang)

b. Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut

 Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti diujung tanduk, sulit

konsentrasi, dsb)

 Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepal, gemetaran tidak dapat santai)

 Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung

berdebar-debar, sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering,

dsb)

16
c. Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan

(reassurance) serta keluhan-keluhan somatik berulang yang menonjol

d. Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara ( untuk berbeapa hari),

khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama Gangguan Anxietas

Menyeluruh, selama hal tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode

depresif (F32) gangguan anxietas fobik (F40.-) gangguan panik (F41.0) atau

gangguan obsesif kompulsif (F42.-)2

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan H. I, Saddock B.J, Grabb J.A. 1997. Sinopsis Psikiatri. Edisi Tujuh. Jilid 2.

Penerbit Binarupa Aksara. Jakarta.

2. American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and statistical manual of

mental disorders, DSM-V(5th ed., text revision). Washington, DC: American

Psychiantric Association

3. Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ III,

Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya. Jakarta. 2001

18
LAMPIRAN

WAWANCARA

Rabu 08/02/2019

D : Selamat pagi pak, siapa namata ?


M : Mustamin, dok
D : Tanggal lahirta berapa pak? Dan apa pekerjaan ta?
M : 01 Juli 1967, petani dok
D : Ada yang bisa saya bantu pak? Kenapa bapak bisa sampai masuk di sini?
M : Ini dok, susah ka menelan, kayak masih ada yang tersangkut dileherku
D : Sejak kapan dialami pak?
M : Sejak 4 hari lalu dok
D : Kenapa ki susah menelan pak? Apa yang dibuat sebelumnya?
M : Sudahka makan timun dok terus tersangkut tapi berhasilji dikasi keluar tapi masih kayak
kurasa adaki didalam makanya tidak enak kurasa terus dan kayak kurasa mauma mati
karena dokter-dokter sebelumnya disuruhjaka pulang dan dibilang tidak ada masalah
D : Jadi susahki makan di?
M : Iya dok
D : Ada keluhan lain ta?
M : Lemas kurasa kaki ku dua-duanya dan banyak kepikiran tentang ini dok
D : Apa lagi yang dirasakan kalau lagi muncul keluhan ta? Ada bisikan kita dengar atau ada
kita liat sampai muncul keluhan ta itu?
M : Tidak ada ji dok
D : Tabe di pak, boleh tanya berapa kali ki mandi sehari?
M : Tergantung ji dok, dua kali atau biasa satu kali
D : Kalau suasana hati ta bagaimana sekarang pak?
M : Cemas dok, karena dokter-dokter bilang tidak adaji kelainan
D : Tabe pak mauka tanya, waktu Ibu ta kandungki sampai dilahirkanki tidak adaji masalah
toh bu?
M : Iya tidak adaji setauku
D : Tabe pak dimanaki dilahirkan dan siapa tolong Ibu ta lahirkanki?
M : Di kampungji dok, di rumah di Bone. Masih dukun ji yang tolongki kalau dikampungki
lahir
D : Tabe pak minumki ASI pas kecil kalau masih diingat?
M : Iya dok, sukaki dikasi minum sama Ibu ku
D : Berapa lama kira-kiraki minum ASI?
M : Tidak kutau mi itu dok pastinya
D : Bapak waktu masih kecil tidak adaji gangguan perilaku ta yang kasi susah orang sekitar
misalnya terlalu bergantung sama orang atau sukaki kasi rusak barang-barang atau
mungkin jarangki bicara?
M : Tidakji dok
D : Bapak apa pendidikan terakhirnya?

19
M : SMA ji dok
D : Dari data RM nya bapak, apa betul tidak pernahjiki minum minum alcohol, merokok dan
konsumsi obat-obat terlarang?
M : Iya betul dok

D : Tabe pak, kalau disampingta siapa?


M : Istri dok
D : Siapa nama ta bu dan boleh tau nomor HP ta?
S : Hj. Suriani, 085396082061
D : Tabe bu, apa pekerjaan ta?
S : Ibu Rumah Tangga dok
D : Tabe bu, boleh tanya-tanya mengenai bapak ?
S : Iya dok, boleh
D : Mau tanya bu, sudah berapa lamaki menikah dan kalau ada anakta bisa sebutkan jenis
kelaminnya?
S : 20 tahun kurang lebih dok tidak tau persisnya. 6 mi anakku, P, L, P, L, L dan P
D : Tabe bu, bagaimana kehidupan keluarga ta?
S : Suka kumarah-marahi iya suamiku dok dan jadinya bertengkar teruski sama kalau ada
apa pekerjaan rumah dia tonji buat
D : Tabe pak, sekarang tinggal sama siapaki dirumah?
M : Sama istri sama semua anak-anak
D : Ada hobi ta mungkin? Atau bakat khusus ta?
M : Tidak ada dok
D : Kalau di keluarga ta ada yang pernah alami kayak kita pak?
M : Kayaknya tidak ada ji dok
D : Tabe pak boleh tau mengenai penyakit ta sebelumnya? Pernah ki sakit tifus, demam
tinggi, atau kecelakaan dan terbentur kepala?
M : Tidak pernah ji dok, ituji pernah mirip-mirip ki sekitar 25 tahun yang lalu perutku kayak
membatu tiba-tiba sampai pingsan ka. Terus dibawaka ke puskesmas dikasika obat maag
baik-baikmi langsung kurasa
D : Oh iya pak, terima kasih banyak atas kerjasamanya pak. Bapak coba mulai
jangan terlalu dipikir ya itumi bikin cemas dirasa, coba perlahan-lahan mulai
lupakan penyakitnya. Semoga lekas sembuh pak.
M : Iya dok terimakasih banyak

20

Anda mungkin juga menyukai