F. Situasi Sekarang................................................................................................................. 7
X. DISKUSI ............................................................................................................................. 15
LAMPIRAN ............................................................................................................................. 19
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M
Agama : Islam
Suku : Bugis
Pasien datang ke UGD RS Wahidin Sudirohusodo pada tanggal 05 Februari 2019 untuk
yang pertama kalinya diantar oleh Istri dan keluarga pasien dan di Rawat Inap di Perawatan
Nama : Ny S
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SD
Pekerjaan : Petani
2
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
A. Keluhan Utama
RSWS. Pasien mengaku sulit menelan sejak 3 hari yang lalu, memberat 1 hari yang
terakhir. Pasien makan timun 3 hari yang lalu, kemudian ada bagian kecil yang
tersangkut di tenggorokan dan berhasil dikeluarkan tetapi pasien tetap merasa tidak
enak pada kerongkongannya, sampai tadi malam pasien merasa tidak tahan, merasa
cemas dan ketakutan sekali dan merasa mau mati sehingga minta dirawat. Pasien
dibawa ke UGD RSWS setelah diperiksa dan observasi selama 3 jam (7-10 malam)
pasien dibolehkan pulang. Pasien pulang ke Sudiang tidak lama di rumah, sekitar
setengah jam pasien merasa tidak enak dan mau mati, merasa hidupnya tidak sampai
pagi. Pasien dibawa lagi ke UGD RSWS, diberikan terapi infus, tidak sampai 1 botol,
Pasien diperiksakan ke bagian THT tetapi tidak ditemukan kelainan, selain luka
lecet kerana goresan kuku. Dari bagian THT pasien diperbolehkan pulang. Pasien
merasa tidak sanggup untuk pulang, merasa lemas pada kedua tungkai kaki dan merasa
stres, tertekan banyak masalah di rumah., terutama masalah pekerjaan rumah yang
semua dikerjakan pasien, isteri tidak membantu kerna sakit. Isteri juga sering marah-
marah ke pasien. Tiga hari terakhir pasien makannnya hanya sedikit sekali sehingga
pasien mengeluhkan nyeri uluhati saat ini. Aktivitas sehari-hari pasien terganggu
3
selama 1 hari terakhir. Tidur malam terganggu 1 hari terakhir, tidur tidak nyenyak selalu
terbangun.
yang sama sekitar 25 tahun yang lalu. Pasien merasa perutnya membatu secara tiba-tiba
menggelepak. Pasien sempat dibawa berobat ke puskesmas dan didiagnosis sakit maah,
kondisi pasien membaik. Menurut isteri, pasien merupakan pribadi yang pendiam dan
2. Hendaya/disfungsi
Ditemukan stressor psikososial yaitu istri sering memarahi pasien dan sering
ada pertengkaran dan pasien merasa istri tidak membantu dalam melakukan pekerjaan
rumah.
Trauma (-)
Infeksi (-)
Kejang (-) kejang demam sewaktu kecil dan tidak pernah kejang lagi
Merokok (-)
Alkohol (-)
NAPZA (-)
4
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
normal, dibantu oleh dukun, pasien mendapat ASI. Berat badan lahir tidak
diketahui. Selama hamil ibu pasien dalam keadaan sehat dan tidak
mengkonsumsi obat-obatan. Pada saat bayi pasien pernah kejang demam tapi
baik. Pasien sering bermain dengan teman seusianya. Kebiasaan makan pasien
5
- Riwayat Pekerjaan: petani
- tidak
Keterangan :
6
Pasien
F. Situasi Sekarang
Pasien tinggal bersama keluarganya dan isterinya sakit. Hanya anak pertama yang
sudah bekerja, yang lainnya, masih ditanggung oleh pasien. Pasien tidak mampu melakukan
pekerjaan seperti sebelum sakit. Hubungan dengan isteri diakui kurang baik. Isteri sering
Pasien merasa sakit dan mau diobati. Pasien merasa lingkungan keluarga kurang baik
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Seorang laki laki, wajah tampak sesuai umur (52 tahun), kulit coklat, berkumis dan
abu-abu, memakai peci dan sarung. perawakan kurus, pasien nampak cukup rapi.
2. Kesadaran
7
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Saat wawancara, pasien nampak cemas, tidak ada gerakan stereotipik, gerakan
4. Pembicaraan
Kooperatif
Mood : cemas
Afek : Sesuai
Keserasian : Serasi
pendidikan.
3. Orientasi
- Waktu : Baik
- Tempat: Baik
- Orang : Baik
4. Daya ingat:
8
5. Pikiran abstrak : Tidak terganggu
6. Bakat kreatif : Tidak ada (Cuma ahli bertani karena memang kerjanya)
D. Gangguan Persepsi
E. Proses Berpikir
1. Arus pikiran
a. Produktivitas : Cukup
2. Isi pikiran
F. Pengendalian Impuls
Tidak terganggu
9
G. Daya Nilai
H. Tilikan (Insight)
Dapat dipercaya
1. Status Internus :
Kesadaran kompos mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 80x/menit, Pernapasan
22x/menit, suhu 36,5 oC. Kesadaran kompos mentis. Konjungtiva tidak anemis, skelera
tidak ikterus, jantung paru abdomen dalam batas normal, ekstremitas atas dan bawah
2. Status Neurologis
GCS: E4M6V5, Gejala rangsang selaput otak: tidak dilakukan, pupil bulat isokor 2,5
mm / 2,5 mm, refleks cahaya (+/+), fungsi motorik dan sensorik keempat ekstremitas
dalam batas normal. Tidak ditemukan refleks patologis. Tanda ekstrapiramidal: tremor
tangan tidak ada, cara berjalan normal, keseimbangan baik. Sistem saraf sensorik dan
10
IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
RSWS. Pasien mengaku sulit menelan sejak 3 hari yang lalu, memberat 1 hari terakhir.
Pasien makan timun 3 hari yang lalu, ada bagian kecil yang tersangkut dan berhasil
dikeluarkan tapi pasien tetap merasa tidak enak pada kerongkongannya, sampai tadi
malam pasien merasa tidak tahan, merasa cemas dan ketakutan sekali dan merasa mau
mati sehingga minta dirawat. Pasien dibawa ke UGD RSWS setelah diperiksa dan
Sudiang tidak lama di rumah, sekitar setengah jam pasien merasa tidak enak dan mau
mati, merasa hidupnya tidak sampai pagi. Pasien dibawa kembali ke UGD RSWS,
diberikan terapi infus tidak sampai 1 botol, infusnya minta dicabut. Pasien diperiksakan
ke bagian THT tapi tidak ditemukan kelainan, selain luka lecet karena goresan kuku.
Dari bagian THT diperbolehkan pulang. Tapi pasien merasa tidak sanggup untuk
yang semua dikerjakan pasien, isteri tidak membantu karena sakit. Isterinya juga sering
marah-marah ke pasien. Tiga hari terakhir pasien makan hanya sedikit sekali sehingga
psaien mengeluhkan nyer ulu hati saat ini. Aktivitas sehari-hari pasien terganggu
selama 1 hari terakhir. Tidur malam terganggu 1 hari terakhir, tidur tidak nyenyak selalu
terbangun.
Dari pemeriksaan status mental tampak seorang laki-laki memakai baju warna
hitam, memakai kain sarung dan memakai kopiah, wajah sesuai umur, dan perawakan
baik. Kesadaran baik dan aktivitas motorik baik. Pembicaraan spontan, lancar, intonasi
biasa dan sikap terhadap pemeriksa kooperatif. Mood cemas, afek sesuai, empati dapat
11
tingkat pendidikan. Daya konsentrasi, orientasi, daya ingat, pikiran abstrak baik serta
kemampuan menolong diri baik. Arus pikiran produktivitas cukup, kontinuitas relevan
dan koheren, hendaya berbahasa tidak ada. Isi pikiran pre-okupasi masalah kesehatan,
ganggun isi pikir tidak ada. pengendalian impuls tidak terganggu. Norma sosial, uji
daya nilai, penilaian realitas tidak terganggu. Tilikan derajat 6, pasien merasa dirinya
V. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
bermakna yaitu nyeri dada,jantung berdebar-debar, keringat dingin, rasa tidak nyaman
diperut, rasa panas diseluruh tubuh, yang menyertai perasaan-perasaan cemas, dimana
keadaan ini menimbulkan penderitaan (distress) maupun hendaya (disability) dalam fungsi
sosial, pekerjaan dan penggunaan waktu senggang pasien, sehingga dapat disimpulkan
Pada pemeriksaan status mental tidak ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai
realita pada pasien, sehingga dapat ditegakkan suatu Gangguan Jiwa Non-Psikotik.
Dari autoanamnesis dan pemeriksaan status mental, ditemukan adanya gejala-gejala cemas
berupa nyeri dada, jantung berdebar-debar, keringat dingin, rasa tidak nyaman diperut,mood
disforik dan afek cemas, dimana gejala-gejala tersebut tidak spesifik untuk gangguan cemas
(PPDGJ III) diagnosis diarahkan ke Gangguan Anxietas YTT (F41.9) atau Unspecified
Differensial Diagnosis
12
Pada pasien ini didapatkan adanya hiperaktivitas otonomik seperti nyeri dada,jantung
berdebar-debar, keringat dingin, nyeri ulu hati dan rasa panas diperut berlangsung kurang
lebih setengah jam. Hal ini menunjukkan adanya serangan panik yang dialami oleh pasien
tetapi karena hampir selalu terjadi pada saat ada masalah atau ada yang sedang dipikirkan
Pada pasien ini juga terdapat keluhan gejala-gejala fisik yang banyak, bervariasi, dan
menetap yang tidak dapat dijelaskan adanya dasar kelainan fisik yang memadai, kadang-
kadang berpikir kemungkinan adanya penyakit fisik yang diderita, tetapi setelah dilakukan
pemeriksaan dan dijelaskan oleh dokter pasien akan menerimanya. Sehingga kriteria
Keseluruhan diferensial diagnosis tersebut untuk saat ini akan diobservasi ke depan
bilamana gejala-gejala yang ada cukup untuk kemudian menegakkan suatu diagnosis
tersendiri.
Axis II
Dari informasi didapatkan pasien merupakan orang yang baik sebelumnya. Kepribadian
pasien belum dapat digolongkan dalam kepribadian khas pada PPDGJ III.
Axis III
Tidak ada
Axis IV
Axis V
GAF Scale 80-71 (Ada gejala dan sementara dapat diatasi, disabilitas ringan dalam
pekerjaan).
13
VI. DAFTAR PROBLEM
A. Organobiologik
B. Psikologik
C. Sosial
Tidak ditemukan adanya hendaya berat dalam bidang sosial, pekerjaan dan penggunaan
waktu senggang.
A. Psikofarmakoterapi :
B. Psikoterapi Supportif :
penyembuhan.
Cognitive Based Therapy: membentuk kembali pola perilaku dan pikiran yang
14
berbagai jenis komponen antara lain Psikoedukasi, Self-monitoring,
VIII. PROGNOSIS
Dubia ad Bonam
Pendukung : Tidak ada kelainan organic, sudah menikah (punya keluarga terdekat)
IX. FOLLOW UP
X. DISKUSI
jantung berdebar dan berkeringat) dan kesadaran menjadi gugup atau takut. Perasaan malu
dapat meningkatkan kecemasan- "Orang lain akan menyadari bahwa saya takut." Banyak orang
heran mengetahui bahwa orang lain tidak sadar akan kecemasan mereka atau, jika mereka,
tidak menghargai intensitasnya. Selain efek motorik dan visceral, kecemasan mempengaruhi
berpikir, persepsi, dan belajar. Itu cenderung menghasilkan kebingungan dan distorsi persepsi,
tidak hanya waktu dan ruang tetapi juga dari orang-orang dan makna peristiwa. Distorsi ini
15
dapat mengganggu pembelajaran dengan menurunkan konsentrasi, mengurangi ingat, dan
merusak kemampuan untuk menghubungkan satu item ke item lain yang adalah, untuk
membuat asosiasi. Aspek penting dari emosi adalah efeknya pada selektivitas perhatian. Orang
yang cemas cenderung memilih hal-hal tertentu di lingkungan mereka dan mengabaikan orang
lain dalam upaya mereka untuk membuktikan bahwa mereka dibenarkan dalam
ketakutan mereka, mereka menambah kecemasan mereka dengan respon selektif dan mengatur
lingkaran setan kegelisahan, terdistorsi persepsi, dan peningkatan kecemasan. Jika, sebagai
alternatif, mereka salah yakinkan diri mereka dengan pemikiran selektif, kecemasan yang tepat
dapat dikurangi, dan mereka mungkin gagal untuk mengambil tindakan pencegahan yang
diperlukan.1
hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak
terbatas atau hanya menonjol masa keadaan khusus sahaja (sifatnya “free floating”
atau mengambang)
Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti diujung tanduk, sulit
konsentrasi, dsb)
dsb)
16
c. Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan
Menyeluruh, selama hal tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode
depresif (F32) gangguan anxietas fobik (F40.-) gangguan panik (F41.0) atau
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan H. I, Saddock B.J, Grabb J.A. 1997. Sinopsis Psikiatri. Edisi Tujuh. Jilid 2.
Psychiantric Association
3. Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ III,
18
LAMPIRAN
WAWANCARA
Rabu 08/02/2019
19
M : SMA ji dok
D : Dari data RM nya bapak, apa betul tidak pernahjiki minum minum alcohol, merokok dan
konsumsi obat-obat terlarang?
M : Iya betul dok
20