Biota Laut
Biota Laut
Oleh:
Reza outari
KATA PENGANTAR
Dalam ekologi, biota adalah keseluruhan kehidupan yang ada pada satu wilayah
geografi tertentu dalam suatu waktu tertentu.
Biota Laut adalah semua makhluk hidup yang ada di laut baik hewan maupun tumbuhan
atau karang . Secara umum kita dapat mengelompokkan biota laut menjadi tiga kelompok
besar, yakni Plankton, Nekton, dan Bentos.Bahwa pembagian ini tidak ada kaitannya
dengan kalsifikasi ilmiah, ukuran,atau jenis spesies saja, tetapi berdasarkan pada kebiasaan
hidupnya secara umum masing-masing , juga berdasarkan gerak berjalan, pola hidup dan
sebaran menurut ekologi.
1. PLANKTON
Plankton biota yg hidup di zona pelagik, gerakannya sangat lemah dan tidak dapat
melawan gerakan air. Plankton terdiri atas phytoplankton dan zooplankton.
Phytoplankton adalah tumbuhan plankton sedangkan zooplankton adalah binatang
plankton.
Image: plankton
Plankton mencakup sejumlah besar biota di laut, baik dari jenisnya maupun
kepadatannya.Seluruh plankton membentuk volume biota yg luar biasa besarnya. Hidup
terbatas di permukaan laut hingga kedalaman beberapa ratus meter.
1. Berdasrkan fungsinya
1. Fitoplankton
Meskipun ukurannya sangat kecil, namun fitoplankton dapat tumbuh dengan sangat
lebat dan padat sehingga dapat menyebabkan perubahan warna pada air laut.
Fitoplankton mempunyai fungsi penting di laut, karena bersifat autotrofik, yakni
dapat menghasilkan sendiri bahan organic makanannya. Selain itu, fitoplankton juga
mampu melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan bahan organic karena
mengandung klorofil. Karena kemampuannya ini fitoplankton disebut
sebagai primer producer.
Bahan organic yang diproduksi fitoplankton menjadi sumber energi untuk menjalan
segala fungsi faalnya. Tetapi, disamping itu energi yang terkandund didalam
fitoplankton dialirkan melalui rantai makanan. Seluruh hewan laut seperti udang,
ikan, cumi – cumi sampai ikan paus yang berukuran raksasa bergantung pada
fitoplankton baik secara langsung atau tidak langsung melalui rantai makanan.
2. Zooplankton
3. Bakterioplankton
Bakterioplankton, adalah bakteri yang hidup sebagai plankton. Kini orang makin
memahami bahwa bakteri pun banyak yang hidup sebagai plankton dan berperan
penting dalam lour hara (nutrient cycle) dalam ekosistem Laut.
la mempunyai ciri yang khas, ukurannya sangat halus (umumnya < 1 µm),
tidak mempunyai inti sel, dan umumnya tidak mempunyai klorofil yang dapat
berfotosintesis. Fungsi utamanya dalam ekosistem laut adalah sebagai
pengurai (decomposes). Semua biota laut yang mati, akan diuraikan oleh bakteri
sehingga akan menghasilkan hara seperti fosfat, nitrat, silikat, dan sebagainya. Hara
ini kemudian akan didaur-ulangkan dan dimanfaatkan lagi oleh fitoplankton
dalamprows fotosintesis.
4. Virioplankton
Baru sekitar dua dekade lalu para ilmuwan banyak mengkaji virioplankton
ini dan menunjukkan bahwa virioplankton pun mempunyai fungsi
yang sangat penting dalam daur karbon (carbon cycle) di dalam
ekosistem laut.
2. NEKTON
Kelompok organisme yang termasuk nekton adalah:
a. VERTEBRATA
Vertebrata adalah salah satu divisi besar dari kerajaan hewan, yang terdiri
dari semua hewan yang memiliki tulang punggung yang terdiri dari
tulang vertebra atau tulang rawan.
Yang tergolom dalam hewan vertebrata antara lain:
-jenis ikan bertulang rawan, seperti hiu dan pari
- ikan bertulang keras, seperti kakap, tuna, dll
- penyu
- ular
- mamalia laut, seperti paus)
b. MOLLUSCA
Moluska (filum Mollusca, dari bahasa Latin: molluscus = lunak)
merupakan hewan triploblastik selomata yang bertubuh lunak. Ke dalamnya
termasuk semua hewan lunak dengan maupun tanpa cangkang, seperti
berbagai jenis siput, kiton, kerang-kerangan, serta cumi-cumi dan
kerabatnya.
Moluska merupakan filum terbesar kedua dalam kerajaan binatang setelah
filum Arthropoda. Saat ini diperkirakan ada 75 ribu jenis, ditambah 35 ribu
jenis dalam bentuk fosil. Moluska hidup di laut, air tawar, payau, dan darat.
Dari palung benua di laut sampai pegunungan yang tinggi, bahkan mudah
saja ditemukan di sekitar rumah kita.Moluska dipelajari dalam cabang
zoologi yang disebut malakologi (malacology).
3. BENTOS
Bentos merupakan sebuah organisme yang tinggal di dalam, atau di dasar laut,
dikenal sebagai zona bentik. Mereka tinggal di dekat laut atau endapan lingkungan,
dari pasang surut di sepanjang tepi kolam, dan kemudian ke bawah abisal pada
kedalaman.
Kelompok organisme yg termasuk Bentos adalah organisme yang hidup di dasar
perairan mulai garis pasut sampai dasar abisal.
a. Biota menempel (spon, teritip,tiram)
b. Biota merayap (kepiting, udang karang)
c. Biota meliang (beberapa jenis kerang & cacing).
B. TERUMBU KARANG
Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis
tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae.
Terumbu karang terdiri dari dua kata,yaitu terumbu dan karang.Terumbu karang dapat
diartikan sebagai sebuah endapan batu kapur, yaitu kalsium karbonat yang dihasilkan
oleh hewan karang dan biota –biota lain,Sementara karang dapat diartikan sebagai
sejenis hewan yang berasal dari ordoo Sceractinia yang mampu menyekresi kalsium
karbonat.Selanjutnya, hewan itu dikenal dengan sebutan karang tunggal atau
polip.Ingat kita tidak bisa mengartukannya dengan terpisah ,jika diartikan terpisah
maka artinya akan berbeda.
Tipe-Tipe Terumbu Karang Berdasarkan Bentuknya
Terumbu karang dibangun dengan proses yang sama tetapi secara geomorfologi
dibentuk berdasarkan dimana mereka tumbuh dan sejarah permukaan laut. Umumnya,
kebanyakan terumbu karang telah terbentuk kurang dari 10.000 tahun yang lalu setelah
kenaikan permukaan air laut yang disertai dengan pencairan es yang menyebabkan
banjir pada paparan benua. Ketika terumbu karang terbentuk, mereka mulai
membangun bentang terumbu keatas bersamaan dengan menaiknya permukaan air
laut. Geomorfologi dari terumbu disebabkan oleh dua faktor utama: kenaikan
permukaan air laut relatif dan bentuk substrat dasar.
Ini adalah beberapa terumbu karang yang ada di Indonesia dan klasifikasinya:
1. Acropora cervicornis
Kerajaan : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Keluarga : Acroporidae
Genus : Acropora
Ciri-cirinya:
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni dapat terhampar sampai beberapa meter, Koloni arborescens,
tersusun dari cabang-cabang yang silindris. Koralit berbentuk pipa. Aksial koralit
dapat dibedakan.
Warna : Coklat muda.
Kemiripan : A. prolifera, A. formosa.
Distribusi : Perairan Indonesia, Jamaika, dan Kep. Cayman..
Habitat : Lereng karang bagian tengah dan atas, juga perairan lagun yang
jernih.
2. Acropora acuminate
Kingdom : Animalia
hylum : Cnidaria
Class : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora acuminate
Ciri-cirnya:
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni bercabang. Ujung cabangnya lancip. Koralit mempunyai 2 ukuran.
Warna : Biru muda atau coklat.
Kemiripan : A. hoeksemai, A abrotanoides.
Distribusi : Perairan Indonesia, Solomon, Australia, Papua New Guinea dan Philipina.
Habitat : Pada bagian atas atau bawah lereng karang yang jernih atau pun keruh.
3. Acropora micropthalma
Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora micropthalma
Ciri-cinya:
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni bisa mencapai 2 meter luasnya dan hanya terdiri dari satu spesies.
Radial koralit kecil, berjumlah banyak dan ukurannya sama.
Warna : Abu-abu muda, kadang coklat muda atau krem.
Kemiripan : A. copiosa, A. Parilis, A. Horrida, A. Vaughani, dan A. exquisita.
Distribusi : Perairan Indonesia, Solomon, Australia, Papua New Guinea.
Habitat : Reef slope bagian atas, perairan keruh dan lagun berpasir.
Suhu
Secara global, sebarang terumbu karang dunia dibatasi oleh permukaan laut yang isoterm
pada suhu 20 °C, dan tidak ada terumbu karang yang berkembang di bawah suhu 18 °C.
Terumbu karang tumbuh dan berkembang optimal pada perairan bersuhu rata-rata
tahunan 23-25 °C, dan dapat menoleransi suhu sampai dengan 36-40 °C.
Salinitas
Terumbu karang hanya dapat hidup di perairan laut dengan salinitas air yang tetap di atas
30 ‰ tetapi di bawah 35 ‰ Umumnya terumbu karang tidak berkembang di perairan laut
yang mendapat limpasan air tawar teratur dari sungai besar, karena hal itu berarti
penurunan salinitas. Contohnya di delta sungai Brantas (Jawa Timur). Di sisi lain, terumbu
karang dapat berkembang di wilayah bersalinitas tinggi seperti Teluk Persia yang
salinitasnya 42 %.
Kedua faktor tersebut berperan penting untuk kelangsungan proses fotosintesis oleh
zooxantellae yang terdapat di jaringan karang. Terumbu yang dibangun karang hermatipik
dapat hidup di perairan dengan kedalaman maksimal 50-70 meter, dan umumnya
berkembang di kedalaman 25 meter atau kurang. Titik kompensasi untuk karang
hermatipik berkembang menjadi terumbu adalah pada kedalaman dengan intensitas
cahaya 15-20% dari intensitas di permukaan.
Kecerahan
Faktor ini berhubungan dengan penetrasi cahaya. Kecerahan perairan tinggi berarti
penetrasi cahaya yang tinggi dan ideal untuk memicu produktivitas perairan yang tinggi
pula.
Gelombang
Gelombang merupakan faktor pembatas karena gelombang yang terlalu besar dapat
merusak struktur terumbu karang, contohnya gelombang tsunami. Namun demikian,
umumnya terumbu karang lebih berkembang di daerah yang memiliki gelombang besar.
Aksi gelombang juga dapat memberikan pasokan air segar, oksigen, plankton, dan
membantu menghalangi terjadinya pengendapan pada koloni atau polip karang.
Arus
Faktor arus dapat berdampak baik atau buruk. Bersifat positif apabila membawa nutrien
dan bahan-bahan organik yang diperlukan oleh karang dan zooxanthellae, sedangkan
bersifat negatif apabila menyebabkan sedimentasi di perairan terumbu karang dan
menutupi permukaan karang sehingga berakibat pada kematian karang.
Sedimen
Karang umumnya tidak tahan terhadap sedimen. Karena sedimen merupakan faktor
pembatas yang potensial bagi sebaran karang di daerah dimana suhu cocok untuk hewan
ini.
D. Manfaat Ekosistem Terumbu Karang
Dari segi ekonomi ekosistem terumbu karang memiliki nilai estetika dan tingkat
keanekaragaman biota yang tinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan,
bahan obat – obatan ataupun sebagai objek wisata bahari.
Ditinjau dari fungsi ekologisnya, terumbu karang yang sangat penting dalam menjaga
keseimbangan lingkungan dan menyumbangkan stabilitas fisik, yaitu mampu menahan
hempasan gelombang yang kuat sehingga dapat melindungi pantai dari abrasi
Adapun dari sisi social ekonomi, terumbu karang adalah sumber perikanan yang
produktif sehingga dapat meningkatkan pendapatan nelayan, penduduk pesisir, dan
devisa Negara yang berasal dari devisa perikanan dan pariwisata.
Kesimpulan:
1. Biota Laut adalah semua makhluk hidup yang ada di laut baik hewan maupun
tumbuhan atau karang.
Saran:
Jagalah selalu kehidupan biota laut jangan sampai kita merusaknya karena biota laut
mempunyai keanekaragaman dan sagat indah.
DAFTAR PUSTAKA
Suharsono, 1994. Metode penelitian terumbu karang. Pelatihan metode penelitian dan
kondisi terumbu karang. Materi Pelatihan Metodologi Penelitian Penentuan Kondisi
Terumbu Karang: 115 hlm.
Dahuri, Rokhim, 1999, Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Terumbu Karang, Lokakarya
Pengelolaan dan IPTEK Terumbu Karang Indonesia, Jakarta.
http://entahsiapa15.wordpress.com/2009/01/16/pengertian-dan-penggolongan-
plankton/