Materi Pengaruh E-Comers
Materi Pengaruh E-Comers
TERHADAP PENJUALAN
Jakarta, 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Pengasih atas berkat dan
bimbingannya selama menyusun laporan penelitian ini sehingga dapat diselesaikan dengan
baik.
Sehubungan dengan disusunnya laporan ini, penulis ingin berterima kasih kepada Ibu
Heruna Tanty yang telah membimbing penulis dalam proses pembuatan laporan ini sehingga
laporan ini dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan ini merupakan penyempurnaan dari berbagai sumber yang mendukung tema
laporan ini, namun dengan segala kerendahan hati, penulis menerima segala saran dan kritik
yang relevan dari semua pihak yang membaca laporan ini dengan suatu harapan semoga
pembuatan laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I...........................................................................................................................................5
PERMASALAHAN........................................................................................................................5
B. Identifikasi Masalah........................................................................................................6
C. Batasan Masalah.............................................................................................................6
D. Rumusan Masalah...........................................................................................................7
BAB II..........................................................................................................................................8
A. Deskripsi Teori.................................................................................................................8
B. Kerangka Berpikir..........................................................................................................13
C. Hipotesis Penelitian.......................................................................................................15
BAB III.......................................................................................................................................16
PROSEDUR PENELITIAN............................................................................................................16
A. Populasi sample.............................................................................................................16
B. Instrumen Penelitian.....................................................................................................16
BAB IV.......................................................................................................................................19
BAB V........................................................................................................................................23
A. Kesimpulan....................................................................................................................23
B. Saran..............................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................24
LAMPIRAN................................................................................................................................25
A. Kuesioner.......................................................................................................................25
Persaingan bisnis yang ketat dan kepuasan para konsumen yang semakin meningkat
inilah yang membuat kami selaku peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh e-
commerce terhadap penjualan khususnya pada toko-toko yang telah menggunakan e-
commerce di daerah Jakarta. Untuk mengetahui tingkat penjualan, dampak e-commerce
dan tingkat efektivitas penggunaan e-commerce, maka kami menyebarkan kuesioner
pada toko-toko yang telah menggunakan e-commerce agar mendapatkan data untuk
kami olah. Identifikasi masalah kami gunakan dalam penelitian ini, yaitu :
a. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai peran e-commerce terhadap
peningkatan penjualan barang-barang di toko ?
b. Bagaimana informasi yang disediakan e-commece mengenai barang-barang yang di
jual ?
c. Bagaimana kemudahan untuk mengakses database penjualan melalui e-commerce ?
d. Bagaimana kecepatan transaksi Anda dengan Customer melalui e-commerce ?
e. Berapa rata-rata kenaikan omset setelah menggunakan e-commerce ?
f. Seberapa besar kenaikan jumlah pelanggan setelah menggunakan e-commerce ?
g. Menurut Anda seberapa besar tingkat keamanan dalam melakukan transaksi melalui
e-commerce ?
h. Berapa persen customer Anda yang bertransaksi melalui e-commerce ?
C. Batasan Masalah
Supaya dapat lebih fokus pada permasalahan, maka penelitian ini dibatasi sebagai
berikut :
a. Penelitian dilakukan di daerah ITC mangga dua, Harco Mas, Roxy, Harco dan Glodok.
b. Kuesioner disebarkan pada toko-toko yang sudah menggunakan e-commerce.
c. Pengambilan data digunakan dalam penelitian ini dilakukan pada bulan November
2008-Januari 2009.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis membuat suatu rumusan masalah
yaitu :
a. Seberapa besar peningkatan omset penjualan dengan menggunakan e-commerce ?
b. Manakah lebih menguntungkan penjualan lewat e-commerce atau cara lain.
Perkembangan teknologi informasi yang sangat dramatis dalam beberapa tahun terakhir
telah membawa dampak transformational pada berbegai aspek kehidupan, termasuk di
dalamnya dunia bisnis. Setelah berlalunya era ‘total quality’ dan ‘reengineering’, kini
saatnya ‘era elektronik’ yang ditandai dengan menjamurnya istilah-istilah e-business, e-
economy, e-university, e-government, e-entertainment, e-service, dan masih banyak lagi
istilah sejenis. Salah satu konsep yang dinilai merupakan paradigma bisnis baru adalah e-
business atau dikenal pula dengan istilah e-commerce sebagai bidang kajian yang relatif
masih baru dan akan terus berkembang, e-business berdampak besar pada praktek
bisnis, setidaknya dalam hal penyempurnaan direct marketing, transformasi organisasi,
dan redefinisi organisasi.
Model e-business menekankan pada pertukaran informasi dan transaksi bisnis yang
bersifat paperless, melalui Electronic Data Interchange (EDI), E-mail, electronic bulletin
boards, electronic fund transfer, dan teknologi lainnya yang juga berbasis jaringan.
Popularitas e-business di penghujung abad 20 dan di awal milenium baru ini ditunjang
oleh tiga faktor pemicu utama, yaitu (1) faktor pasar dan ekonomi, diantaranya kompetisi
yang semakin intensif, perekonomian global, kesepakatan dagang regional, dan tingkat
kepuasaan konsumen yang semakin bertambah besar, (2) faktor sosial dan lingkungan,
seperti perubahan karakteristik angkatan kerja, deregulasi pemerintah, kesadaran dan
tuntutan akan praktis etis, kesadaran akan tanggung jawab sosial perusahaan, dan
perubahan politik, dan (3) faktor teknologi, meliputi singkatnya usia siklus hidup produk
dan teknologi, inovasi yang muncul hampir setiap waktu, information overload, dan
berkurangnya rasio biaya teknologi terhadap kinerja.
Internet
Internet muncul dari jaringan jarak jauh yang dikembangkan oleh ARPAnet (US
Government’s Advanced Research Projects Agency Network) di akhir tahun 1960-an.
Sambungan telepon cepat bervolume tinggi ternyata dapat diandalkan, sehingga
jaringan ini kemudian diperluas selama 10 tahun berikutnya untuk menghubungkan
antar jaringan (internetworking) ternyata praktis dan sangat bermanfaat. Beberapa
universitas di Amerika Serikat kemudian mengikutinya dengan membangun sistem
mereka sendiri. Dalam pertengahan tahun 1980-an, mereka bergabung dengan bagian
riset dari ARPAnet sehingga terbentuk internet. Hal yang penting untuk dicatat adalah
bahwa internet tidaklah dibangun untuk usaha komersial. Sehingga masih ada ketentuan
Appropiate Use (penggunaan yang semestinya), yang membatasi pemanfaatan internet
untuk kepentingan mencari untung.
Karena internet juga dipakai untuk memasarkan produk dan jasa, maka definisi dari
pemasaran menurut Kotler dan Amstrong yaitu : Pemasaran adalah suatu proses sosial
dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan serta inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dengan
nilai orang lain. Merupakan suatu fungsi bisnis yang bertugas mengenali kebutuhan dan
keinginan konsumen, menentukan sasaran pasar mana yang dapat dilayani dengan
sebaik-baiknya oleh perusahaan, serta merancang produk, jasa, dan program yang
tepat untuk melayani pasar tersebut. Kotler dan Amstrong (1997:6)
E-Commerce
1. Pengertian E-commerce
Pengertian e-commerce oleh Derek Slater 1999 sebagai berikut ini: Electronic
commerce or e-commerce is a very broad term. E-commerce conducted between
businesses differs from that carried out between a business and it consumers. For
business to consumer e-commerce, the web has become the dominant pipeline. Think
Amazon..com The company offers a lot of books for sale on it website. Consumer find
what they like, type in their credit card number and unpack the books a few days
later. Conducting individual stock trades, moving money from checking to saving or
tracking an overnight package delivery via intenet.
(Derek,Slater,1999,http://www.cio.com/archieve/enterprise/161599_curve.html)
2. Jenis-jenis E-commerce
Adapun jenis-jenis e-commerce adalah business to business (B2B) dan Business to
consumer (B2C,retail). Selain kedua jenis tersebut ada juga jenis baru yang disebut
Consumer to Consumer (C2C) seperti transaksi lelang yang dilakukan di eBay.
Karakteristik Business to Business
Trading Partners yang sudah diketahui dan umumnya memiliki hubungan yang cukup
lama. Informasi yang dipertukarkan dengan partner tersebut dikarenakan sudah
mengenal lawan komunikasi, maka jenis informasi yang dikirimkan, data disusun
sesuai dengan kebutuhan dan kepercayaan. Pertukaran data berlangsung berulang-
ulang dan secara berkala, misalnya setiap hari dengan format data yang sudah
disepakati bersama. Dengan kata lain, servis yang digunakan sudah tertentu. Hal ini
memudahkan pertukaran data untuk dua entiti yang menggunakan standar yang
sama. Salah satu pelaku dapat melakukan inisiatif untuk mengirimkan data, tidak
harus menunggu partnernya. Model yang umum digunakan adalah peer-to-peer,
dimana processing intelligence dapat didistribusikan pada kedua pelaku bisnis.
Presentasi produk
Sistem e-commerce harus menyediakan cara bagi konsumen, baik itu konsumen
perorangan maupun bisnis untuk mengenali produk yang akan mereka beli. Produk
perlu untuk dipromosikan secara elektronik untuk menarik perhatian konsumen.
Situs web juga seharusnya memberi informasi yang mudah untuk diakses mengenai
fitur dan karakteristik produk perusahaan. Situs web juga seharusnya memberi
informasi mengenai harga kepada konsumen. Banyak situs web e-commerce memiliki
katalog elektronik, yaitu daftar yang berisi deskripsi produk, gambar-gambar, beserta
harganya.
Entry Pesanan
Setelah konsumen memilih produk yang dinginkan, konsumen harus memasukkan
pesanan produk kedalam sistem e-commerce. Setelah selesai memilih produk yang
diperlukan, konsumen memberikan informasi mengenai nama dan alamat, sama
halnya dengan informasi mengenai pembayaran yang akan dibahas poin berikutnya.
Setelah langkah-langkah tersebut lengkap, pesanan tersebut akan diproses oleh
sistem e-commerce.
Pembayaran
Agar konsumen membayar produk-produk yang dibelinya, sebuah sistem e-
commerce harus memiliki fasilitas pembayaran secara elektronik. Ada banyak
pendekatan yang bisa digunakan. Bagi konsumen perorangan, cara pembayaran yang
paling banyak digunakan adalah melalui kartu kredit atau kartu debit. Sedangkan
untuk konsumen bisnis, perusahaan bisa mengirim tagihan ke konsumen, jika angka
kreditnya bank, atau konsumen bisa melakukan transfer pembayaran melalui
banknya kerekening perusahaan.
Distribusi produk
Distribusi produk dalam sistem e-commerce bergantung pada jenis produk yang
dijual. Jika produk berupa barang fisik seperti spare part atau pakaian, maka sistem
e-commerce harus bisa memastikan pusat distribusinya, yaitu kemana barang harus
dikirim atau dikapalkan. Banyak produk yang telah dijual melalui internet,
bagaimanapun juga didistribusikan secara elektronik.
Pelayanan Konsumen
Pada saat sebelum, selama atau setelah pembelian produk, konsumen mungkin
membutuhkan pelayanan khusus. Sebagai contoh, konsumen mungkin memilliki
pertanyaan mengenai sebuah produk sebelum membelinya. Selama proses
pemesanan, konsumen mungkin mengalami kesulitan dalam menggunakan sistem e-
commerce. Setelah menerima pesanannya, konsumen mungkin ingin menukar atau
mengembalikan produk yang telah dibelinya. Situasi-situasi tersebut dapat diatasi
dengan memberikan informasi detil dan jawaban pertanyaan secara elektronik.
Sebuah sistem e-commerce yang dirancang dengan baik harus menyediakan fasilitas
pelayanan konsumen. Sistem juga harus memberikan nomor telepon atau alamat e-
mail yang bisa dihubungi konsumen.
Dukungan Produk
Setelah konsumen membayar produk yang dibelinya, mungkin saja konsumen masih
membutuhkan dukungan bisnis. Dukungan terhadap produk bisa disediakan oleh
sistem e-commerce dengan mengikutsertakan informasi detil mengenai produk
dalam situs web. Sistem e-commerce juga bisa menyediakan system e-mail sehingga
konsumen dapat mengirim pertanyaan dan menerima jawabannya melalui e-mail,
yang biasanya beberapa hari kemudian. Atau mungkin disediakan sebuah sistem chat
bagi konsumen untuk dapat berinteraksi dengan representative costumer service.
B. Kerangka Berpikir
Istilah e-business berkaitan erat dengan e-commerce. Bagi sebagian kalangan, istilah e-
commerce diartikan secara sempit sebagai transaksi jual beli produk, jasa dan informasi
antar mitra bisnis lewat jaringan komputer, termasuk internet. Sedangkan e-business
mengacu pada lingkup yang lebih luas dan mencakup pula layanan konsumen, kolaborasi
dengan mitra bisnis, dan transaksi elektronik internal dalam sebuah organisasi. Meskipun
demikian, istilah e-commerce sebenarnya dapat di definisikan berdasar 5 perspektif
(Phan, 1998; lihat Tabel 2): (1) on-line purchasing perspective; (2) digital communications
perspective; (3) service perspective; (4) business process perspective; dan (5) market of-
one perspective. Dengan demikian, pada hakikatnya dalam lingkup yang luas e-
commerce bisa dikatakan ekuivalen atau sama dengan ebusiness (Turban, et al., 2000).
3. Service Perspective
Sistem yang memungkinkan upaya menekan biaya, menyempurnakan kualitas
produk dan informasi instan terkini, dan meningkatkan kecepatan penyampaian jasa.
Fokus : Efisiensi dan layanan konsumen
4. Business Process Perspective
Sistem yang memungkinkan otomatisasi transaksi bisnis dan aliran kerja. Fokus :
Otomatisasi proses bisnis
5. Market-of-one Perspective
Sistem yang memungkinkan proses ‘Customization’ produk dan jasa untuk
diadapatasikan pada kebutuhan dan keinginan setiap konsumen secara efisien. Fokus
: Process customization
Sumber: diolah dari Phan (1998), one.indoskripsi.com dan scribd.com
C. Hipotesis Penelitian
Karena hipotesis merupakan suatu anggapan sementara yang masih harus dibuktikan
kebenarannya, dimana anggapan sementaranya adalah tingkat kenaikan omset melalui
e-commerce dibawah 40%.
Maka berdasarkan penjelasan di atas, dapat ditentukan hipotesis seperti di bawah ini :
Hipotesis Nol (Ho) : tingkat kenaikan omset penjualan dengan menggunakan e-
commerce maksimal 40 %
Hipotesis Alternatif (Ha) : tingkat kenaikan omset penjualan dengan menggunakan e-
commerce minimal 40%
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Populasi sample
Dari sekian banyak populasi toko-toko yang menggunakan e-commerce, kami mengambil
sampel sebanyak 30 toko di Jakarta yang telah menggunakan e-commerce.
Proses pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik
random sampling. Teknik ini digunakan apabila pengambilan sampel anggota populasi
dilakukan secara acak/random.
B. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk memperoleh data yang
diperlukan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen penelitian yang
berbentuk kuesioner (daftar pertanyaan dalam bentuk pernyataan) yang disampaikan
kepada responden, dimana format jawaban dari kuesioner disusun dengan
menggunakan Rating Scale, dengan empat jawaban, salah satunya sebagai berikut :
1. Sangat Bagus, nilai = 4
2. Bagus, nilai = 3
3. Tidak Bagus, nilai = 2
4. Sangat Tidak Bagus, nilai = 1
Karena tingkat pengukuran yang diberikan oleh instrumen adalah interval pada data
deskriptif, maka pengujian hipotesis menggunakan t-test.
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan melalui beberapa teknik, sebagai
berikut:
1. Studi kepustakaan, mengumpulkan bahan-bahan dan informasi mengenai teori dan
konsep guna menjelaskan fenomena yang berhubungan dengan variabel penelitian,
melalui dokumen tertulis berupa buku dan bahan tertulis lainnya.
2. Kuesioner, yaitu merupakan teknik pengumpulan data melalui penyebaran
seperangkat pertanyaan (kuesioner) atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab dan penulis mendampingi responden pada saat menjawab guna memberikan
penjelasan atas pertanyaan yang kurang dipahami.
Berikut keterangan kuesioner yang telah kami sebarkan, kuesioner telah kami lampirkan
di belakang.
Jumlah skor kriterium (bila setiap butir mendapat skor tertinggi) = 4 x 8 x 30 = 980.
Untuk skor tertinggi tiap pertanyaan = 4, jumlah pertanyaan = 8 , dan jumlah responden
= 30. Sedangkan jumlah skor hasil pengumpulan data = 640.
Dengan demikian peranan e-commerce terhadap peningkatan penjualan menurut
persepsi 30 responden itu adalah sebesar 640 : 980 = 65,3%
|245_________________|490________ | 640__|735_________________|980
Nilai 640 termasuk dalam kategori interval ” Tidak bagus dan Bagus”, tetapi lebih
mendekati bagus. Dari hasil kuesioner yang kami bagikan ke toko-toko yang
menggunakan e-commerce, kami mendapatkan kesimpulan:
Akan tetapi menurut persepsi sebagian besar responden e-commerce masih kurang
efektif dalam meningkatkan penjualan, hal ini bisa dilihat dari persepsi sebagian besar
responden yang mengatakan rata-rata kenaikan omser penjualan mereka hanya 26-50%
saja (dari pertanyaan #5, rata-rata point = 1,76 dan 53 :120 = 44,2%), kenaikan jumlah
pelanggan melalui e-commerce tidak terlalu besar (dari pertanyaan #6, rata-rata point =
2,5 dan 75 : 120 = 62,5%), dan konsumen yang bertransaksi melalui e-commerce
tergolong kecil hanya berkisar 26-50% ( dari pertanyaan #8, rata-rata point = 1,7 dan 51:
120 = 42,5%)
BAB IV
HASIL PENELITIAN, PENGUJIAN HIPOTESIS
DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Dari data hasil penelitian kita bisa mendapatkan besarnya kenaikan omset dengan
adanya pengaruh e-commerce dan seberapa besar pengaruhnya dalam persen.
Dari data diatas kita mendapatkan jumlah skor kriterium (bila setiap butir mendapat skor
tertinggi) = 4 x 8 x 30 = 980. Dengan demikian peranan e-commerce terhadap
peningkatan penjualan menurut persepsi 30 responden itu adalah sebesar 640 : 980 =
65,3%, berikut hasil pengujian hipotesisnya :
1. H0 : tingkat kenaikan omset penjualan dengan menggunakan e-commerce maksimal 40%
0.40X 4 = 1.6
2. H1 : tingkat kenaikan omset penjualan dengan menggunakan e-commerce minimal 40%
0.40 X 4 = 1.6
3. α = 5% → 0.05
4. Statistic uji :
X
t 0
s
n
1.767 1.6 0.167
t 1.347
0.6789 0.124
30
5. t table untuk α = 0.05 → 2.042
6. t hitung < dari t table sehingga jatuh di daerah penerimaan H0, dengan demikian H1
ditolak pada taraf 5% dan H0 diterima. Yang berarti tingkat kenaikan omset melalui e-
commerce dibawah 40%
Dari hasil pengujian hipotesis t-test secara keseluruhan, menghasilkan penelitian bahwa
tingkat kenaikan omset melalui e-commerce dibawah 40%.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat kita ambil kesimpulan sebagai berikut:
1. E-commerce sekarang ini belum berdampak besar terhadap peningkatan penjualan
dan omset.
2. E-Commerce merupakan salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan penjualan
dan omset tetapi e-commerce bukan cara yang terbaik.
B. Saran
Saran yang dapat kita ambil dari pembahasan diatas adalah :
1. Hendaknya tetap terjalin hubungan baik antara konsumen dan responden, dalam hal
ini responden adalah pemilik toko yang menggunakan jasa e-commerce.
2. Adanya peningkatan keamanan dalam e-commerce sehingga responden dan
konsumen jadi semakin aman dalam bertransaksi tanpa merasa cemas.
3. Dalam rangka kepuasan pelanggan hendaknya penjual juga meningkatkan pelayanan
atau dengan kata lain mempercantik tampilan atau menambahkan fungsi-fungsi baru
pada e-commerce.
4. Ada baiknya bila penelitian tentang e-commerce ini dilakukan dalam skala yang lebih
besar dan akurat, karena hasil dari penelitian semacam ini dapat menjadi referensi
yang bagus untuk perkembangan Indonesia dalam memasuki pasar bebas dunia.
DAFTAR PUSTAKA