Anda di halaman 1dari 14

GIZI DAN DIET

NUTRISI PADA DEWASA DAN LANSIA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 TK IA :


1. Anisa Rahmawati
2. Hanifah Murtasiah
3. Puteri Bunga Esta
4. Shean Aghata Manullang
5. Syaiful Bahri

AKPER HERMINA MANGGALA HUSADA

JAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang maha kuasa, atas limpahan
nikmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Nutrisi pada
Dewasa dan Lansia”. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Gizi dan
Diet.

Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ns. Suryani Hartati,M.Kep.Sp.Kep.Mat, selaku Direktur Akademi Keperawatan


Hermina Manggala Husada.
2. Ns. Rosa Melati.,Sp. Kep.An, selaku Koordinator mata kuliah Farmakologi.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik
dari segi penyusunan, bahasa, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik yang membangun, khususnya dari koordinator dan dosen mata
kuliah Gizi dan Diet guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman kami untuk lebih
baik di masa yang akan datang.

Jakarta, 9 April 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………. i


DAFTAR ISI ………………………………………………………………………... ii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………….. 1
BAB II PEMBAHASAN ……...…………………………………………………….. 2
2.1 Kebutuhan Nutrisi Pada Dewasa dan Lansia ……………………………………. 2
2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi Pada
Dewasa dan Lansia ………………………………………………………………. 5
BAB III PENUTUP …………………………………………………………….……. 10
3.2 Kesimpulan ………………………………………………………………….…… 10
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan
kehidupannya, karena didalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh
tubuh untuk melakukan kegiatan metabolisme. Dalam keadaan normal tubuh
mengatur keseimbangan antara energi yang diperoleh dari makanan dengan energi
yang diperlukan oleh tubuh, guna mempertahankan kelangsungan fungsi tubuh.
Pada orang dewasa, dimana pertumbuhan tidak lagi terjadi kebutuhan zat zat
gizi lebih tergantung pada aktifitas fisiknya. Umumnya laki – laki lebih memerlukan
energi ini disebabkan karena secara fisik laki laki lebih banyak bergerak tetapi pada
aktivitasnya juga memerlukan energi banya. Semakin tinggi dan semakin berat
badan seseorang maka kebutuhan energinya juga perlu ditambahkan.
Makanan fastfood umumnya mengandung kalori tinggi, kadar lemak,gula, dan
sodium (Na) juga tinggi, tetapi rendah serat, vitamin A, asam askorbat, kalsium dan
folat.kandungan gizi yang tidak seimbang ini bila terlanjur menjadi pola makan,
akan berdampak negative pada keadaan gizi pada dewasa. Inventasi medis yang
paling canggih, telah mengeluarkan dimensi lain dari interaksi antara gizi dan
mortalitas
Sedangkan bagi lansia pemenuhan kebutuhan nutrisi yang diberikan dengan
baik dapat membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan
perubahan perubahan yang dialaminya selain itu dapat menjaiga kelangsungan
pergantian sel sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia. Kebutuhan kalori pada
lansia berkurang karena berkurangnya kalori dasar idari kebutuhan fisik. Kalori
dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tubuh dalam
keadaan istirahat, misalnya : untuk jantung, usus, pernafasan dan ginjal.

1.2 Rumusan Masalah

1. Kebutuhan nutrisi pada dewasa dan lansia


2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada dewasa dan
lansia

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kebutuhan Nutrisi Pada Dewasa dan Lansia


Kebutuhan nutrisi pada orang dewasa 1700-2250 Kalori. Untuk mencegah
terjadinya penyakit gangguan metabolism perlu menyeimbangkan masukan energy
sesuai dengan kebutuhan tubuh, agar tidak terjadi penimbunan energy dalam bentuk
cadangan lemak dalam tubuh. Kebutuhan energi ada penurunan 5% setiap 10 tahun.
1. Karbohidrat
Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan adalah aktivitas fisik angka
kecukupan gizi energi untuk dewasa 2000-2200 kkal ( untuk perempuan ) dan
untuk laki-laki antara 2400-2800 kkal setiap hari. Energi ini dianjurkan sekitar
60% berasal dari sumber karbohidrat. Kebutuhan Karbohidrat sebagai sumber
energi utama pada usia dewasa kurang lebih 46 % dari total masukan energi. Gula
murni memberikan sekitar 20% dan masukan energi setiap harinya. Gula ini
menghasilkan energy tanpa memberikan jenis-jenis nutrisi lainnya seperti vitamin
dan mineral. Gula murni dapat mengakibatkan karies dentis dan berhubungan pula
dengan penyakit jantung koroner. Gula dan makanan manis yang mengandung
gula harus digantikan dengan makanan pati bukan hasil penyulingan seperti roti ,
kentang, buah-buahan, dan sayuran. Jenis makanan ini kaya akan berbagai macam
nutrisi. Makanan sumber karbohidrat adalah : a. Beras b. Terigu c. Umbi-umbian
d. Jagung e. Gula
2. Protein
Pada akhir remaja kebutuhan protein laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan
karena perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan protein dewasa adalah 48-62
gr/hari untuk perempuan dan pada laki-laki8 55-66 gr/hari. Kebutuhan protein
pada usia dewasa adalah 50-60 g per hari atau berkisar 11% dari total masukan
energy. Angka kecukupan protein ( AKP ) orang dewasa menurut hasil-hasil
penelitian keseimbangan nitrogen adalah 0,75 g/Kg berat badan, berupa protein
patokan tinggi yaitu protein telur ( mutu cerna dan daya manfaat telur adalah 100
). Angka ini dinamakan safe level of intake atau taraf suapan terjamin. Angka
kecukupan protein dipengaruhi oleh mutu protein hidangan yang dinyatakan

2
dalam skor asam amino ( SAA ), daya cerna protein, dan berat badan seseorang.
Dalam proses pencernaan, protein akan dipecah menjadi satuan-satuan dasar
kimia, kemudian diserap dan dibawa oleh aliran darah keseluruh tubuh, dimana
sel-sel jaringan mempunyai kemauan untuk mengambil asam amino yang
diperlukan untuk kebutuhan membangun dan memelihara kesehatan jantung.
Protein terbentuk dari unsur-unsur organik yang hampir sama dengan karbohodrat
dan lemak yaitu terdiri dari unsur karbon , hidrogen dan oksigen akan tetapi
ditambah dengan lain yaitu nitrogen. Berbagai sumber protein : a. Daging merah
b. Susu c. Tempe, Kacang-kacang, dll
3. Lemak
Kebutuhan lemak pada orang dewasa tidak boleh melebihi 630 kkal atau sekitar
30 % dari total kalori. Lemak merupakan bentuk energy yang paling dekat dalam
makanan, sehingga pengurangan konsumsi lemak akan mengurangi pula
kandungan enegi dalam makanan dan dengan demikian pada beberapa kasus akan
mencegah terjadinya obesitas.Konsumsi lemak yang tinggi dari makanan
kemungkinan akan menaikkan kadar lipid darah yang disertai peningkatan risiko
terserang penyakit jantung koroner.
4. Vitamin
Kebutuhan juga meningkat selama dewasa muda karena pertumbuhan dan
perkembangan cepat terjadi, karena energi yang meningkat, maka pertumbuhan
kebutuhan beberapa vitamin pun meningkat antara lain yang berperan dalam
metabolisme karbohidrat menjadi energi seperti : vitamin A, vitamin B1, vitamin
B2, dan niacin. Untuk pertumbuhan tulang diperlukan vitamin D yang cukup,
vitamin A, dan C, E.

5. Mineral
Kalsium Lebih kurang dari 20% pertumbuhan tinggi badan dan sekitar 50% massa
tulang dewasa dicapai pada masa remaja, kalsium untuk orang dewasa adalah
600-700 mg. Bagi laki-laki dewasa kebutuhan mineral akan kalsium cukup 0,45
gram sehari. Bahwa kebutuhan kalsium 7,7,5 mg perkilogram berat badan adalah
kurang lebih sama dengan 0,5-0,7 gram sehari bagi orang dewasa normal. Sumber

3
kalsium yang paling baik adalah susu, sumber kalsium lainnya adalah ikan,
kacang, sayuran.
Zat Besi Setelah dewasa, kebutuhan gizi menurun, status besi dalam tubuh juga
mempengaruhi hal ini mengakibatkan perempuan lebih rawan akan anemia besi
dibandingkan laki-laki. Jumlah seluruh besi didalam tubuh orang dewasa terdapat
sekitar 3,5 g, dimana 70 persennya terdapat dalam hemoglobin, 25 persennya
merupakan besi cadangan. Rata-rata besi simpanan 1000 mg pada orang dewasa.
Laki-laki sudah cukup untuk mencegah adanya gangguan pada produksi ikatan-
ikatan besi esensial. Status besi dalam tubuh juga mempengaruhi efisiensi
penyerapan besi yang dapat mengakibatkan penyerapan besi lain yaitu antara
cafein, fitat, zinc, dan lain-lain. Makanan yang mengandung zat besi antara lain :
a. Hati b. Daging merah c. Daging putih (ayam, ikan) d. Kacang-kacang e.
Sayuran hijau

Kebutuhan nutrisi pada lansia. Semua makhluk hidup memerlukan sumber


energi untuk kelangsungan hidupnya. Tubuh memerlukan makanan yang bergizi untuk
proses metabolisme. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan baik dapat membantu
menyesuaikan proses perubahan yang dialami dan dapat menjaga kelangsungan
pergantian sel tubuh sehingga dapat memperpanjang umur untuk para lansia.
Berdasarkan kegunaan bagi tubuh, zat gizi dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu zat energi,
zat pembangun dan zat pengatur.
Pertama, zat energi. Dalam bahan makanan, zat energi ini mengandung
karbohidrat dan lemak. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras,
jagung, ubi, roti dll. Sedangkan bahan makanan yang mengandung lemak seperti santan,
mentega, minyak dll. Kedua, zat pembangun. Dalam bahan makanan, zat pembangun ini
mengandung protein. Bahan makanan yang mengandung protein seperti tempe, tahu,
ikan, daging dll. Ketiga, zat pengatur. Dalam bahan makanan, zat pengatur ini
mengandung vitamin dan mineral. Bahan makanan yang mengandung vitamin dan
mineral seperti buah, sayur dll.

4
2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi Pada Dewasa dan
Lansia
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada dewasa :
1. Pendidikan
Tingkat pendidikan pengelola makanan seseorang yang bertanggung jawab pada
belanja dan penyiapan makanan dalam keluarga semakin tinggi, kejadian
ketidakcukupan nutrisi pada anak-anak semakin berkurang. Keadaan tersebut
berkaitan erat dengan keadaan nutrisi orang tua. Akan tetapi sebenarnya pengaruh
pendidikan ini tidak terpisah dengan jelas karena status pendidikan berkaitan erat
dengan faktor-faktor lain misalnya status pendapatan atau status sosial, walaupun
pendidikan lebih besar peranannya terhadap komponen diet daripada pendapatan.
2. Usia
Semakin bertambahnya umur maka akan meningkatkan pula kebutuhan zat tenaga
bagi tubuh. Zat tenaga diperlukam untuk membantu tubuh melakukan beragam
aktivitas fisik. Namun kebutuan zat tenaga akan berkurang saat usia mencapai 40
tanhun keatas. Setiap 10 tahun setelah usia seseorang mencapai 25 tahun, kebutuhan
energy per hari untuk pemeliharaan dan metabolisme sel-sel tubuh berkurang atau
mengalami penurunan sebesar 4 persen setiap 10 tahunnya. Berkurangnya kebutuhan
tersebut dikarenakan menurunnya kemampuan metabolisme tubuh, sehingga tidak
membutuhkan tenaga yang berlebihan karena dapat menyebabkan terjadinya
penumpukan lemak didalam tubuh. Penumpukan lemak didalam tubuh dapat
menimbulkan terjadinya obesitas.
3. Jenis kelamin
Jenis kelamin menentukan besar kecilnya asupan nutrisi yang dikonsumsi. Umumnya
perempuan lebih banyak memerlukan keterampilan dibandingkan tenaga, sehingga
kebutuhan nutrisi perempuan lebih sedikit dibandingkan laki-laki. Menurut Depkes
(1994) kelebihan berat badan lebih banyak ditemukan pada perempuan dibandingkan
laki-laki. Hal ini terjadi karena setelah pubertas, perempuan akan cenderung
memiliki proporsi massa lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan laki-laki.
4. Stress

5
Stress termasuk faktor-faktor sekeliling yang membebani adaptasi psikologis tubuh.
Gizi dan stress berinteraksi dalam beberapa jalan. Nutrisi seseorang mempengaruhi
adaptasinya terhadap stress dan stress merubah kebutuhan nutrisi jika seseorang
berada pada nutrisi yang baik, nampaknya terdapat beberapa petunjuk bahwa
tekanan atau stress dapat ditangani dengan jauh lebih mudah. Reaksi terhadap stress
psikologis adalah sangat individual tergantung pada peralatan genetik, keperluan
dasar individual dan keinginan, persepsi dari situasi stress, pengalaman hidup,
pengaruh adaptasi awal. dan tekanan budaya. Di samping itu pola adaptasi terhadap
jenis stress yang berbeda bervariasi dari seseorang ke orang lain. Karena alasan
tersebut, penelitian sulit dilakukan. Variasi personal yang lain adalah kerentanan
berbagai organ tubuh dan system terhadap tekanan. Friedman (1970) menunjukkan
kecenderungan kandungan trigliserida dan kolesterol dan gangguan metabolik yang
lain selama stress. Sebagian besar dari penelitian ini menunjukkan hubungan antara
satu atau lebih perilaku yang bervariasi dan penyakit hati. Stress lingkungan, seperti
panas, dingin, bising dan gangguan-gangguan lain adalah penting untuk
diperkembangkan dalam hubungannya dengan kebutuhan nutrisi. Tinjauan mengenai
gizi dan iklim menekankan pentingnya menggigil, ketegaran otot dan naiknya
kecepatan metabolik dalam kompleksitas dari pemeliharaan keseimbangan panas
pada musim dingin. Banyaknya lemak tubuh dan status gizi yang baik berhubungan
dengan penampilan individual dalam musim dingin. Karena bertambahnya keringat,
keseimbangan air harus diperhitungkan dalam pengujian stress akibat panas. Selain
itu kehilangan natrium, kalium, besi, klorida, sulfur, kalsium dan unsur-unsur yang
lain dapat menjadi faktor yang membahayakan. Konsumsi diet rendah protein di
negara tropis adalah serius dalam taksiran kehilangan protein seelama berkeringat
sebanyak 20-30 persen. Nampaknya terjadi sedikit kejadian yang membutuhkan
vitamin ekstra/tambahan. Kebutuhan energi harus dinaikkan untuk seseorang yang
tinggal dan bekeria di daerah beriklim panas dibanding mereka yang bekerja di
daerah yang beriklim sedang.
5. Faktor-faktor resiko
Status gizi seseorang merupakan salah satu faktor yang menentukan seseorang dapat
terserang penyakit degenerasi tertentu. Konsumsi kalori yang berlebihan dari
makanan yang dipilih pada orang-orang yang banyak berdiam diri, kurang kegiatan

6
fisik dan kurang menyadari mendorong terjadinya kelebihan berat badan, yang dapat
menaikkan kecenderungan untuk atherosclerosis,
hipertensi, diabetes dan coronary heart disease (penyakit jantung koroner) dan
penyakit-penyakit lain. Kegemukan berkaitan dengan semua penyakit. Perubahan
pola hidup dan diet pada tahap awal penyakit menghasilkan tanggapan yang baik.
6. Pengaruh alkohol
Walaupun alkohol dalam minuman beralkohol mempunyai satu karakteristik zat gizi
yaitu menghasilkan energi 7 Kalori per gram adalah dikategorikan sebagai obat.
Alkohol mempengaruhi kesehatan oleh pengaruhnya terhadap nutrisi seseorang
karena menghasilkan racun yang langsung mempengaruhi tubuh. Konsumsi
minuman beralkohol adalah sangat luas. Diduga satu dari tiap tiga orang dewasa di
Amerika mengkonsumsi alkohol secara teratur (sekali seminggu atau lebih) yang lain
satu diantara 3 orang minum kadang-kadang (kurang dari sekali seminggu) dan satu
yang lain tidak pernah minum alkohol. Banyak orang-orang yang lebih muda juga
mengkonsumsi alkohol. Lebih dari 25 persen minum alkohol sekurang-kurangnya
sekali setiap bulan.
a. Sumber-sumber alkohol.
Bir, anggur dan wine adalah sumber-sumber alkohol yang umum. Walaupun
mereka berbeda dalam persentase kandungan alkoholnya, ukuran standard yang
disajikan dan salah satunya kira-kira 1/2 ons alkohol absolut kepada konsumer.
Bir, ukuran penyajian 12-18 ons dengan kandungan alcohol sebanyak 3-6 persen.
Wine, berat ukuran penyajian 4 -5 ons dengan kandungan aIkohol s ebanyak 12-
14 persen. Konsumsi alkohol mempengaruhi tubuh dalam beberapa menit jika
diminum secara teratur dalam jumlah besar selama lebih dari setahun, dan juga
mempunyai pengaruh jangka paniang yang serius.
b. Pengaruh jangka pendek konsumsi alkohol.
Alkohol tidak memerlukan pencernaan. Alkohol adalah molekul sederhana yang
siap diabsorpsi dan disirkulasikan ke selu-ruh tubuh dalam aliran darah. Seperti
beberapa obat yang lain, alkohol dapat diabsorpsi dari lambung, apa saja yang
lewat masuk usus kecil adalah siap diabsorpsi dari sini. Walaupun alcohol masuk
ke dalam tubuh tidak sempurna, tetapi alkohol dapat mengganggu pencernaan dan
absorpsi makanan, dan terutama setelah minum berat dapat terjadi diare. Reaksi

7
normal tubuh adalah mencoba membersihkan alkohol. Ginjal dan paru-paru
mengekskresikan alkohol sejumlah persentase yang dapat diramalkan, yang
menerangkan mengapa uji pernafasan dapat melengkapi pengukuran alkohol
dalam tubuh. Hati mulai mendetoksifikasi alkohol secepat sirkulasi yang
melaluinya. Pada kebanyakan orang, liver memerlukan waktu 1 sampai 1 1/2 jam
untuk merubah alkohol dari saat minum menjadi metabolit yang tidak berbahaya.
Tubuh menggunakan alkohol sebagai sumber energi. Alkohol juga mengganggu
metabolism karbohidrat, lemak dan protein. Satu konsekuensi dari ini adalah
bahwa level gula darah dari seseorang yang mengkonsumsi minuman beralkohol
dapat turun sampai level yang rendah. Alkohol mempunyai pengaruh anestesi
(depresan) pada sistem syaraf. Pertama, pertimbangan berkurang dan hambatan
juga berkurang, mengikuti perasaan senang jasmani dan rohani dan santai.
Dengan konsumsi yang lebih besar. koordinasi otot, reflalus dan kemampuan
bicara dihambat. Bahkan pada masukan yang lebih banyak lagi, mempengaruhi
otak belakang, perasaan/rangsangan berkurang dan dihasilkan pingsan.
Ketidaksadaran dan kematian dapat mengikuti jika bagian dari otak yang
mempunyai fungsi kontrol utama adalah cukup depresi untuk pengaruh
perseorangan, pengaruh alkohol tergantung pada ukuran tubuh (masa tubuh tak
berlemak), kerangka waktu dalam mana alkohol diminum, makanan atau
minurnan lain yang dikonsumsi dan sejarah minum alkohol.
7. Pengaruh obat
Obat-obatan dapat berpengaruh terhadap gizi melalui pengaruhnya terhadap nafsu
makan, menurunkan absorpsi zat gizi, mengganggu metabolisms zat gizi, dan atau
mempengaruhi ekskresi. Orang yang mempunyai resiko paling tinggi terhadap
gizi pada percobaan pengaruh negatif obat adalah seseorang yang menggunakan
obat-obatan tertentu untuk waktu yang lama, seseorang yang minum beberapa
jenis obat pada saat yang bersamaan dan seseorang yang berada pada status gizi
merginal saat mulai percobaan. Orang-orang dalam kelompok umur tertentu
mungkin memerlukan obat-obatan dari waktu ke waktu tetapi orangorang tua
lebih mungkin menderita kondisi kronis yang memerlukan pemberian obat terus
menerus. Oleh karena itu pada umumnya orang tua lebih mungkin percobaan

8
pengaruh negatif zat gizi atau interaksi obat daripada orang-orang dari kelompok
umur yang lain.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada lansia :


1. Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau
ompong.
2. Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa
manis, asin, asam, dan pahit.
3. Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.
4. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.
5. Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi.
6. Penyerapan makanan di usus menurun

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Lansia memiliki kebutuhan nutrisi secara khusus karena sistem jaringan dan
organ mereka mengalami penuaan. Kesehatan nutrisi membantu lansia menjaga
hidup yang lebih aktif dan menyenangkan, melindungi mereka dari penyakit,
mengurangi keparahan penyakit, dan mempercepat pemulihan penyakit. Maka dari
itu manula membutuhkan asupan nutrisi yang tepat.
1. Pada masa dewasa tubuh tidak hanya dalam keadaan puncak dari kemampuan
fisik tetapi juga mulai mengalami penurunan fungsi.
2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan status nutrisi orang dewasa yaitu
umur, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan, social budaya, perilaku makan.
3. Kebutuhan nutrisi orang dewasa berbeda-beda bagi setiap orang, baik itu
kebutuhan energi, karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin.

10
DAFTAR PUSTAKA

Habibah Nurhayati. 2017. NUTRISI DAN GIZI. Makalah.


Ramadian Putri. 2016. Nutrisi Pada Lansia. Malakah.
Yuliana Nrannisa. 2018. Kebutuhan Nutrisi. Makalah.

11

Anda mungkin juga menyukai