Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Congestive Heart Failure CHF adalah sindrom klinis progresif yang
disebabkan oleh ketidakmampuan jantung dalam memompa darah untuk
pemenuhan kebutuhan metabolisme di dalam tubuh (Maulidta K W, 2015).
Pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) biasanya terjadi tanda dan
gejala sesak nafas yang spesifik pada saat istirahat atau saat beraktivitas
dan atau rasa lemah, tidak bertenaga, retensi air seperti kongestif paru,
edema tungkai, terjadi abnormalitas dari struktur dan fungsi jantung
(Wilantika Ida Wardani, Yuyun Setyorini, 2018).
Komplikasi dari Congestive Heart Failure (CHF) terdiri dari edema
paru akut terjadi akibat gagal jantung kiri, syok kardiogenik, episode
trombolitik, efusi parikardial dan tamponade jantung (masuknya cairan
kekantung pericardium). Akibat bendungan di berbagai organ dan low
output, pada kasus gagal jantung akut, gejala yang khas ialah gejala edema
paru yang meliputi: dyspnea, orthopnea, tachypnea, batuk-batuk dengan
sputum berbusa, kadang-kadang hemoptisis, ditambah gejala low output
seperti: takikardia, hipotensi dan oliguri, beserta gejala-gejala penyakit
penyebab atau pencetus lainnya seperti keluhan angina pektoris pada
infark miokard akut. Pada keadaan sangat berat akan terjadi syok
kardiogenik (Fachrunnisa, Nurchayati, & Arneliwati (Program Studi Ilmu
Keperawatan universitas Riau), 2015).
Data World Health Organization (WHO), menunjukkan bahwa
sebanyak 17,3 juta orang di dunia meninggal karena penyakit
kardiovaskuler dan diperkirakan akan mencapai 23,3 juta penderita yang
meninggal tahun 2020, dan lebih dari 23 juta orang akan meninggal setiap
tahun dengan gangguan kardiovaskuler. Indonesia sendiri menempati
urutan nomor empat negara dengan jumlah kematian yang diakibat oleh
penyakit kardiovaskuler. (WHO, 2013). Pada penelitian di Amerika, risiko
berkembangnya Congestive Heart Failure (CHF) adalah 20% untuk usia
≥40 tahun, dengan kejadian >650.000 kasus baru yang didiagnosis CHF

1
selama beberapa dekade terakhir. Kejadian Congestive Heart Failure
(CHF) meningkat dengan bertambahnya usia. Tingkat kematian untuk
Congestive Heart Failure (CHF) sekitar 50% dalam waktu 5 tahun
(Susyanti, Parlagutan, & Pratama, 2018).
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, prevalensi Congestive Heart
Failure (CHF) di Indonesia sebesar 0,3%. Data prevalensi penyakit
ditentukan berdasarkan hasil wawancara pada responden umur ≥15 tahun
berupa gabungan kasus penyakit yang pernah didiagnosis dokter atau
kasus yang mempunyai gejala penyakit gagal jantung (Riskesdas, 2013).
Penyebab kematian terbanyak di Rumah Sakit berdasarkan Profil
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012, yaitu stroke, gagal
jantung, infark jantung dan penyakit jantung koroner (Sangka A. dkk.
2013).
Pada tahun 2008 diperkirakan sebanyak 17,3 juta kematian
disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler. Lebih dari 3 juta kematian
tersebut terjadi sebelum usia 60 tahun dan seharusnya dapat dicegah.
Kematian “dini” yang disebabkan oleh penyakit jantung terjadi berkisar
sebesar 4% di negara berpenghasilan tinggi sampai dengan 42% terjadi di
negara berpeng-hasilan rendah (Raka, Danes, & Supit, 2015)
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengambil
kasus CHF sebagai karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan
Pada Tn.A Dengan Congestive Heart Failure (CHF) Di Ruang ICCU
RSUD Bahteramas”.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan penyelesaian askep dengan kasus Congestive Heart
Failure (CHF) dengan menggunakan pendekatan proses asuhan
keperawatan yang disusun secara sistematis dan komprehensif.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian pada pasien dengan Congestive
Heart Failure (CHF)
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan
Congestive Heart Failure (CHF)

2
c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan
Congestive Heart Failure (CHF)

d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan


Congestive Heart Failure (CHF)
e. Mampu melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien
dengan Congestive Heart Failure (CHF)
C. Manfaat Penulisan
1. Pelayanan Kesehatan
Sebagai sumber informasi atau bahan masukan bagi instansi terkait
diwilayah sulawesi tenggara dan menentukan kebijakan terhadap
pencegahan dan penanganan terhadap kejadian Congestive Heart
Failure (CHF)
2. Mahasiswa
Sebagai bahan kajian pustaka bagi peneliti selajutnya yang relevan
dengan penelitian ini
3. Masyarakat
Sebagai bahan informasi bagi masyarakat mengenai Congestive Heart
Failure (CHF)
4. Peneliti
Sebagai bahan acuan untuk menambah penetahuan, memperluas
wawasan dan pemahaman penulis tentang Congestive Heart Failure
(CHF)

3
DAFTAR PUSTAKA

Fachrunnisa, Nurchayati, S., & Arneliwati (Program Studi Ilmu Keperawatan universitas
Riau). (2015). Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kualitas Tidur pada Pasien
Congestive Heart Failur. Jom, 2(2), 1094–1105.
Maulidta K W. (2015). Gambaran Karakteristik Pasien CHF di Instalasi Rawat Jalan RSUD
Tugurejo Semarang. Mutiara Medika, 15(1), 54–58. Retrieved from
https://media.neliti.com/media/publications/156736-ID-gambaran-karakteristik-pasien-
chf-di-ins.pdf
Raka, I. M. S. K., Danes, V. R., & Supit, W. (2015). Gambaran Aktivitas Listrik Jantung
Pasien Rawat Inap dengan Congestive Heart Failure ( CHF ) di Irina F-Jantung RSUP
Prof. DR. R. Kandao Manado. Jurnal E-Biomedik, 3(3), 753–756.
Susyanti, D., Parlagutan, M. T., & Pratama, M. Y. (2018). Pengalaman Perawat Melakukan
Latihan Aktifitas Fisik pada Pasien Congestive Heart Failure. Jurnal Riset Hesti Medan,
3(1), 50–55. Retrieved from
http://jurnal.kesdammedan.ac.id/index.php/27Mei2016/article/view/22/20
Wilantika Ida Wardani, Yuyun Setyorini, A. R. (2018). Gangguan Pola Nafas Tidak Efektif
Pada Pasien Congestive Heart Failure (CHF). Jurnal Keperawatan Global, 3(2), 98–
114.

Anda mungkin juga menyukai