Anda di halaman 1dari 10

Citizen Journalism di Lingkungan Masyarakat Seiring

Berkembangnya Teknologi Informasi dan Komunikasi

Oleh:

Mahda Aulia Prasetia

Program Studi Perpustakaan dan Ilmu Informasi

Departemen Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

mahdaauly@upi.edu

ABSTRAK

Jurnalis merupakan suatu pekerjaan yang mengharuskan untuk mencari informasi atau berita-
berita penting agar bisa disebarkan pada khalayak umum sebagai suatu pengetahuan baru. Berita-berita
ini umumnya adalah berita-berita terkini atau fenomena-fenomena baru yang sedang beredar di
masyarakat, termasuk mengenai politik, bencana alam dan sebagainya. Citizen Journalism merupakan
salah satu kegiatan jurnalis dimana kegiatannya mencakup pencarian dan pemublikasian suatu berita
oleh masyarakat awam yang bukan merupakan seorang profesional. Disini, masyarakat merupakan
produsen dari berita itu sendiri. Masyarakat yang mulanya berperan pasif dalam penyebaran suatu
informasi jadi berperan lebih aktif karena masyarakat pun dapat lebih mengemukakan pendapat atau
opininya secara lebih bebas dan dapat disebarluaskan pada khalayak umum utamanya dengan media
yang populer saat ini yaitu internet. Dengan demikian penulisan artikel ilmiah ini akan menjabarkan
dampak-dampak dari citizen journalism itu sendiri untuk dapat diketahui dan dikaji lebih lanjut oleh
pembaca.

Kata Kunci: Jurnalis, Jurnalisme, Jurnalistik, Citizen Journalism, Internet, Informasi.

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jurnalistik atau ada juga yang menyebutnya jurnalisme berasal dari kata
journal yang berarti cacatan harian atau surat kabar. Journal sendiri diambil dari
bahasa latin diurnal yang artinnya harian. Jadi jurnalistik merupakan kejadian-
kejadian sehari-hari dan seperti yang kita ketahui pekerjaan jurnalis adalah mencari
berita sehari-hari.

Sejarah mengenai jurnalistik dimulai sekitar tiga ribu tahun lalu. Saat itu,
Firaun Amenthotep III di Mesir melakukan kegiatan jurnalisstik dengan cara
mengirimkan ratusan pesan dari ibukota kepada para perwiranya di provinsi.
Kemudian dua ribu tahun lalu (sekitar 60 SM) terbit produk pertama jurnalistik di
Romawi yakni Acta Diurna atau catatan harian ketika Julius Caesar sedang berkuasa.
Acta Diurna merupakan papan pengumuman yang digunakak sebagai ‘corong’
pemberian informasi kepada kerajaan Romawi kala itu. Isinya berupa berita maupun
pengumuman-pengumuman.

Pada tahun 1920-1930 sempat muncul suatu kejadian menarik dimana adanya
peristiwa The Press Radio War. Pada saat itu radio mampu menyajikan berita lebih
cepat daripada surat kabar sehingga keberadaan surat kabar sebagai media informasi
terancam akan tergantikan karena surat kabar hanya dapat menerbitkan berita satu
hari sekali sedangkan radio dapat dalam hitungan jam.

Mengingat mengenai The Press Radio War ini, berarti keberadaan pers
sempat dianggap akan menghilang karena ada sumber-sumber berita yang lebih
instan dan cepat. Bagaimana jika jurnalistik dikaitkan pula dengan masyarakat –yang

2
notabene bukan merupakan seorang jurnalis- tapi melakukan kegiatan jurnalistik
yaitu dengan mencari dan memublikasikan berita tanpa perlu memperhatikan Kode
Etik Jurnalistik atau Kode Etik Wartawan?

Muncullah suatu istilah: citizen journalism. Citizen Journalism adalah


kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat umum yang awam mengenai ilmu
jurnalistik maupun pers tapi melakukan kegiatan jurnalistik. Kegiatannya sendiri
yang umumnya dilakukan adalah merekam berita, menulis berita dan
memublikasikannya secara individu di media, dan tentunya media yang memudahkan
kita dalam memublikasikan berita saat ini adalah internet, baik melalui sosial media,
maupun blog pribadi. Dengan adanya citizen journalism, pemberitaan pun dapat
dilakukan oleh siapa saja dan dalam waktu yang lebih fleksibel sehingga akan mudah
sampai kepada masyarakat dalam kurun waktu yang singkat.

B. Metodologi

Metode yang penulis gunakan adalah metode kajian pustaka dimana sumber-
sumber data berasal dari media buku mengenai jurnalistik dan juga dari jurnal ilmiah.
Metode kajian pustaka adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengkaji dari sumber-sumber data yang pernah dibuat atau pernah ada sebelumnya
untuk kemudian di kaji ulang. Dengan begitu akan didapatkan pernyataan yang
bersifat objektif dan lebih bersifat faktual dari data-data yang telah dikumpulkan.

3
BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

Citizen atau dalam Bahasa Indonesia yang berarti warga negara adalah
penduduk sebuah Negara atau bangsa berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan
sebagainya yang mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga
Negara itu (KBBI). Atau dapat diartikan juga keanggotaan seseorang dalam kontrol
satuan politik tertentu yang dengannya membawa hak untuk berpatisipasi dalam
kegiatan politik (Wikipedia).

Namun yang ingin penulis tekankan disini adalah warga negara sebagai
seseorang yang memiliki suau ‘fungsi’ dalam negaranya, khusunya dalam kasus ini,
bagaimana kegiatan dan tindakan warga negara itu sendiri pada zaman perkembangan
teknologi seperti sekarang ini. Sebagai seorang warga negara, tentunya ada hak-hak
tertentu yang dapat dilakukan oleh warga Negara tersebut. Termasuk jika dikaitkan
dengan kegiatan jurnalistik dan PERS.

Jurnalistik secara etimologi berarti kepenulisan atau kewartawanan, dimana


kegiatannya sendiri adalah mencari, mengolah, dan memublikasikan berita dan
informasi untuk diterima oleh khalayak umum. Berita (news) merupakan sajian
utama sebuah media massa di samping views (opini). Mencari bahan berita lalu
menyusunnya merupakan tugas pokok wartawan dan bagian redaksi sebuah
penerbitan pers (media massa) (Romli, 2009, hlm 3).

Berita yang disebarkan bisa berupa berita politik, ekonomi, sosial budaya,
olahraga, agama, humaniora, entertainment, rekreasi dan lain sebagainya. Informasi
merupakan hal yang sangat dibutuhkan masyarakat untuk mengetahui pengetahuan-
pengetahuan baru terutama hal-hal yang sedang berkembang atau tren di masyarakat
karena hal tersebut merupakan salah satu tuntutan di masyarakat yang harus dipenuhi.

4
Jika masyarakat tidak mengikuti berita, maka ia akan ketinggalan banyak informasi
dan kemungkinan akan tidak bisa berbaur dengan masyarakat lainnya dikarenakan
tidak adanya persamaan pikiran dan kecocokan dalam hal komunikasi. Apalagi di
zaman teknologi yang sudah memudahkan kita mendapat informasi ini, tidak
mungkin kita akan kesulitan mendapat informasi.

Menurut Romli (2009) dalam bukunya Jurnalistik Praktis Untuk Pemula,


terdapat empat unsur untuk memenuhi sebuh berita, hal ini disebut juga nilai-nilai
berita atau nilai-nilai jurnalistik. Empat hal tersebut adalah (1) Cepat, yakni aktual
atau ketepatan waktu. Cepat atau lambatnya informasi yang tersebar akan
memengaruhi pengetahuan seseorang mengenai pengetahuan yang ia tidak ketahui
sebelumnya; (2) Nyata, yakni informasi tentang sebuah fakta, bukan fiksi atau
karangan. Terdiri dari kejadian nyata, opini dan pernyataan sumber berita. Berita
harus memuat tentang keadaan yang sebenarrnya; (3) Penting, artinya menyangkut
kepentingan orang banyak dan juga memuat sesuatu yang ebnar-benar layak untuk
dilaporkan dan diketahui oleh masyarakat; (4) Menarik, artinya dapat mengundang
pembaca untuk melirik apa yang telah kita beritakan.

Oleh karena itu, pekerjaan jurnalistik sangat dibutuhkan untuk menyebarkan


berita-berita tersebut. Hal ini semata-mata demi kepuasan masyarakat yang selalu
haus akan informasi dan berita terkini. Pada zaman sekarang dimana teknologi
sedang maju-majunya termasuk juga dalam bidang ilmu informasi dan komunikasi,
berita-berita dan informasi lebih mudah untuk didapatkan dan diakses. Dalam hal ini
tentunya yang paling umum dan sangat dikenal adalah internet. Internet adalah
jaringan komunikasi elektronik yang menghubungkan jaringan komputer dan fasilitas
komputer yang terorganisasi di seluruh dunia melalui telepon dan satelit (KBBI). Hal
ini menyebabkan pertukaran informasi menjadi sangat mudah karena tidak ada
hambatan tempat, jarak maupun waktu dan siapapun dapat ikut menyebarkan
informasi di media internet tersebut.

5
Melihat perkembangan dunia teknologi informasi dan komunikasi, banyak
terlahirlah istilah-istilah baru. Citizen Journalism atau Jurnalis masyarakat
merupakan salah satu akibat dari perkembangan dunia dalam bidang teknologi
informasi dan komunikasi. Istilah ini muncul dikarenakan banyak masyarakat yang
dengan bebas mengolah dan memublikasikan suatu berita di media internet. Hal ini
jadi seolah-olah masyarakat telah melakukan kegiatan jurnalistik padahal masyarakat
ini bukan seorang profesional atau orang yang ahli dalam bidang jurnalistik.

Pengertian citizen journalism sendiri seperti yang dikutip Alamiyah (2015)


pada Lasica, (2003, hlm 71), didefinisikan sebagai “…individu melakukan kegiatan
aktif dalam proses mengumpulkan, melaporkan, mensortir, menganalisa dan
menyebarkan berita dan informasi…”. Hal ini berarti masyarakat telah melakukan
suatu kegiatan jurrnalistik. Dan dikutip juga oleh Alamiyah (2015) pada Wijayanti &
Luqman, (2009) bahwasanya, konsep ini juga memiliki beberapa istilah lain seperti
(public journalism) jurnalisme warga, (civic journalism) jurnalisme warga, (ordinary
people journalism) jurnalisme orang biasa, (grass root journalism) jurnalisme akar
rumput, (participatory journalism) jurnalisme partisipatori, (advocacy journalism)
jurnalisme advokasi, dan juga (citizen media participatory) jurnalisme media
partisipatori warga. Banyak sekali istilah-istilah untuk citizen journalism atau
jurnalisme masyarakat ini.

Karakteristik yang menonjol pada kegiatan jurnalisme warga ini adalah


dimana warga atau audiens yang biasanya pasif dalam pembuatan dan
penyebarluasan berita malah menjadi berperan aktif. Masyarakat yang semula hanya
menerima berita-berita dari berbagai media kini dapat menjadi ‘pemilik’ berita dan
dapat memproduksi beritanya sendiri yang kemudian di sebarluaskan secara manual
pula.

Alamiyah mengutip Widodo (2011) menyatakan bahwa karakteristik penting


lainnya dari citizen journalismadalah: (1) Citizen journalism memproduksi berita,

6
reportase, analisis berita, komentar, dan opini yang diperbaharui secara regular
dengan menyediakan tautan dimana pembaca dapat memposting komentar. (2) Berita
yang diproduksi warga diterbitkan sebagai berita transparan yang mengikuti nilai-
nilai jurnalistik seperti, kejujuran, akurasi, keseimbangan, dan objektifitas. (3)
Pendekatan yang digunakan tidak formal akan tetapi bukan personal. (4) Citizen
journalism dilakukan pada waktu senggang baik oleh professional maupun oleh
warga masyarakat biasa. (5) Citizen journalism memiliki editor dan fokus pada topik
dasar, sebagai tambahan terhadap materi yang ditulis oleh warga yang telah disaring
secara fleksibel. (6) Batasan antara lama dan baru tidak terlalu tajam. (7) Pengguna
berdasarkan pada perspektif mereka sendiri (subjektif) dalam membuat artikel.

Seperti yang dapat dilihat dari pendapat dari Widodo, dapat disimpulkan
bahwa dalam pembuatan artikel itu sendiri, walaupun dalam kasus citizen journalism
dan tidak dilakukan oleh profesional, pemberitaan tetap mengalami proses
pengelolaan dan penyaringan informasi tidak lupa juga editing sebelum di
publikasikan kepada masyarakat atau khalayak umum.

Ada beberapa tanggapan yang mendukung kegiatan jurnalis masyarakat ini.


Diantaranya masyarakat dapat lebih menyuarakan pendapatnya mengenai berbagai
hal karena ada kalanya jurnalis profesional atau seorang jurnalis ‘asli’ memberitakan
sesuatu yang tidak ingin diketahui atau tidak sedang dicari beritanya oleh warga.
Belum lagi kasus jika jurnalis tersebut terikat pada sebuah media yang memiliki
kepentingan untuk menguntungkan pihak-pihak tertentu sehingga pemberitaan yang
dapat mereka lakukan menjadi terbatas.

Hal ini menyebabkan ‘suara’ dari kaum-kaum minoritas akan kurang


terpublikasikan sehingga akhirnya tidak tersampaikan pada masyarakat umum karena
kecilnya kesempatan untuk bersuara mengenai kebutuhannya. Jika hal ini terjadi
maka tentunya akan banyak terjadi diskomunikasi dalam berbagai hal karena
kurangnya penyampaian mengenai informasi tersebut. Padahal suatu informasi

7
seremeh apapun bisa saja berkaitan dengan informasi lainnya yang bersifat lebih
penting. Perbandingan dan pengumpulan data dari berbagai informasi akan lebih
menentukan kevalidan informasi itu sendiri oleh karena itu kita tidak boleh
mengabaikan data-data sekecil apapun.

Kembali mengenai citizen journalism, ada pula pendapat yang bersifat kontra
atau tidak sependapat mengenai kegiatan jurnalisme warga. Hal ini disebabkan
karena citizen journalism cenderung bersifat lebih subjektif dimana lebih
mementingkan pendapat sendiri daripada pendapat dari khalayak umum atau secara
objektif dikarenakan pemberitaan dan pengeditan naskahnya dilakukan secara manual
oleh satu orang tertentu. Hal ini tentunya dapat menimbulkan adanya konflik atau
masalah dalam masyarakat terutama jika apa yang diberitakannya mengandung
konten-konten yang sensitif untuk masyarakat, misalnya terkait SARA. Apalagi jika
berita-berita tersebut mulai tersebar pada media-media online yang notabene dapat
dilihat orang-orang dari bagian belahan dunia manapun. Selain berita yang bersifat
mengandung konten sensitif, penulisan berita pun perlu diperhatikan, karena jika
salah sedikit mendefinisikan sesuatu kata atau kalimat atau bahkan peristiwa yang
dijelaskan, dan konten tersebut di konsumsi oleh masyarakat yang awam dan kurang
paham, maka hal iitu juga akan menjadi berbahaya. Dalam hal ini berarti kegiatan
penyebaran informasi tidak selalu dapat menimbulkan dampak yang positif, tapi ada
pula dampak negatif nya bagi masyarakat itu sendiri.

8
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesmpulan

Citizen journalism atau masyarakat jurnalistik adalah hasil dari perkembangan


teknologi informasi dan komunikasi. Adanya internet merupakan salah satu faktor
citizen journalism bisa lahir dan muncul di lingkungan masyarakat. Dengan adanya
internet juga media-media online yang berfungsi sebagai wadah penampung opini-
opini yang kemudian dituliskan dan didokumentasikan oleh masyarakat, membuat
masyarakat itu sendiri secara tidak langsung telah melakukan kegiatan jurnalistik
yaitu mengelola dan menyebarkan suatu informasi. Walaupun penyebaran informasi
dengan media internet secara personal lebih bersifat subjektif, namun hal ini
dikatakan tetap bisa mengomunikasikan opini-opini masyarakat yang tidak banyak
dapat disampaikan ke masyarakat umum dikarenakan pekerjaan jurnalis profesional
yang tidak selalu sesuai dengan apa yang masyarakat butuhkan atau inginkan. Hal ini
disebabkan karena keterikatan jurnalis pada lembaga yang mengikatnya sehingga
adakalanya jurnalis melakukan pemberitaan hanya untuk menguntungkan pihak-
pihak tertentu saja. Oleh karena itu citizen jurnalistik dinilai cukup dapat menjadi
salah satu kegiatan yang membantu dalam penyebaran suatu informasi.

B. Saran

Agar citizen journalism lebih dapat memberikan dampak yang positif pada
masyarakat diharapkan agar penulis atau produsen-produsen yang memproduksi
berita dapat lebih menjaga kalimat-kalimat yang dituliskan. Usahakan agar pembaca
dapat mengerti dengan baik informasi apa yang akan disampaikan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Wulan, Josephine. 2012. Citizen Journalism: Apa dan Bagaimana?,


https://www.kompasiana.com/jojowulan/citizen-journalism-apa-dan-
bagaimana_550ffe8a813311af36bc6061, diakses pada 20 Desember 2017 pukul
09:33.

Kusumaningrat, Hikmat dan Purnama Kusumaningrat. 2012. Jurnalistik Teori dan


Praktik. Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA.

Suryawati, Indah. 2011. Jurnalistik Suatu Pengantar. Bogor: Penerbit Ghalia


Indonesia.

Alamiyah, Syifa Syarifah (2015). Peluang dan Tantangan Citizen Journalism di


Indonesia. Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 7 No. 2 Oktober 2015, hlm. 27-38.

Romli, Asep Syamsul M. 2009. Jurnalistik Praktis Untuk Pemula. Bandung: PT.
REMAJA ROSDAKARYA.

10

Anda mungkin juga menyukai