Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTEK MEKANIKA TANAH

UJI BATAS PLASTIS


Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas pada matakuliah paktek mekanika tanah
yang diampu oleh ibu Dra. Daryati, MT.

Dhea I. Oktora (5415162187)


Rio Andriyanto (5415162228)

PENDIDIKAN VOKASIONAL KONSTRUKSI BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018
UJI BATAS PLASTIS
1. Pendahuluan
Suatu hal yang penting pada tanah berbutir halus adalah sifat plastisitasnya. Plastisitas
disebabkan oleh adanya partikel mineral lempung dalam tanah. Istilah plastisitas
menggambarkan kemampuan tanah dalam menyesuaikan perubahan bentuk pada volume
yang konstan tanpa retak-retak atau remuk. Atterberg (1911) memberikan batas-batas yaitu
batas cair, batas plastis, dan batas susut.
Batas plastis (PL), didefinisikan sebagai kadar air pada kedudukan antara daerah plastis
dan semi padat, yaitu tanah masih dalam keadaan plastis atau kadar air minimum dimana
tanah dapat digulung – gulung dengan telapak tangan di atas kaca datar sampai diameter 3,1
mm atau 1/8 inchi dan mulai retak-retak.
Batas plastis (ASTM D-4318, 1998), apabila kadar air di dalam tanah berkurang, maka
tanah menjadi lebih keras dan memiliki kemampuan untuk menahan perubahan bentuk.
Perubahan tanah dari cair menjadi padat tersebut akan melalui fase yang dinamakan semi
padat. Pengujian batas plastis dimaksudkan untuk menentukan besarnya kadar air
Pada pengujian yang ada tanah yang dipakai harus melewati ayakan No. 40 ini berarti
pengujian hanya bisa dilakukan pada tanah berbutir halus seperti lanau dan lempung. Pada
batas plastis sendiri jika digelintir hingga 3 mm dan terjadi retakan maka batas plastisitas
tanah sudah terlampaui.
Plastisitas Indeks (PI) merupakan interval kadar air dimana tanah masih bersifat plastis.
Oleh karena itu, indeks plastisitas menunjukkan sifat keplastisan tanah. Jika tanah
mempunyai PI tinggi, maka tanah mengandung banyak butiran lempung. Jika PI rendah
seperti lanau, sedikit pengurangan kadar air berakibat tanah menjadi kering. Batasan
mengenai indeks plastisitas, sifat, macam tanah, dan kohesi diberikan oleh Atterberg terdapat
dalam Tabel Indeks Plastisitas dan Macam Tanah :
PI Sifat Macam Tanah Kohesi
0 Non Plastis Pasir Non kohesif
<7 Plastisitas Rendah Lanau Kohesif Sebagian
7-17 Plastisitas Sedang Lempung Berlanau Kohesif
>17 Plastisitas Tinggi Lempung Kohesif
Nilai IP yang tinggi menunjukkan bahwa tanah tersebut peka terhadap perubahan kadar
air dan mempunyai sifat kembang susut yang besar, serta besar pengaruhnya terhadap daya
dukung atau kekuatan tanah.
2. Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada keadaan
batas plastis. Batas plastis adalah kadar air minimum dimana suatu tanah masih dalam
keadaan plastis.

3. Alat dan Bahan


1. Peralatan
1. Pelat kaca 45 x 45 x 0,9 cm.
2. Sendok dempul panjang 12,5 cm.
3. Batang pembanding dengan diameter 3 mm panjang 10 cm.
4. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
5. Cawan untuk menentukan kadar air 2 buah.
6. Botol tempat air suling.
7. Air suling.
8. Oven, yang dilengkapi dengan pengukut suhu untuk memanasi sampai (110 ± 5)C.

2. Benda Uji
Tanah kering oven yang telah lolos saringan no.40

4. Langkah Pengerjaan
1. Letakkan benda uji pada cawan kemudian berikan air dan diaduk rata.

2. Letakkan benda uji diatas pelat kaca, kemudian diaduk hingga kadar airnya
merata.

3. Setelah kadar air cukup merata, buatlah bola-bola tanah dari benda uji itu,
kemudian bola-bola tanah itu digeleng diatas pelat kaca. Penggelengan dilakukan
dengan kecepatan 80-90 gelengan permenit.

4. Penggelengan terus dilakukan sampai benda uji membentuk batang dengan


diameter 3mm. jika belum mencapai 3mm sudah retak, maka benda uji itu
disatukan kembali dan ditambah air sedikit dan diaduk rata.

5. Buat penggelengan kembali sampai dapat membuat penggelengan dengan


diameter lebih kecil dari 3 mm tanpa retakan lalu contoh dibiarkan beberapa saat
diudara agar kadar airnya berkurang sedikit.

6. Pengadukan dan penggelengan diulangi terus sampai retakan-retakan itu terjadi


tepat pada saat gelengan mempunyai diameter 3 mm.

7. Pemeriksaan kadar air batang tanah dibuat ganda yaitu benda uji untuk
pemeriksaan kadar air 5 gram
5. Perhitungan
No. Kontainer 1
Berat kontainer, W1 (gram) 14,5
Berat tanah basah + kontainer, W2 (gram) 19,5
Berat tanah kering + kontainer, W3 (gram) 18,35
Berat tanah basah, W4 = W2 – W1 (gram) 5
Berat tanah kering, W5 = W3 – W1 (gram) 3,85
Berat tanah air, W6 = W4 – W5 (gram) 1,15
Kadar air, W = (W6/ W5) x 100% 29,87 %
Batas plastis, % 29,87 %

6. Kesimpulan dan Implikasi


Pada pengujian batas plastis ini, hanya dilakukan satu kali pengujian. Dari data tersebut,
didapatkan nilai batas plastis adalah kadar air rata-rata dari sampel yang dihitung, namun
karna kita hanya melakukan satu kali pengujian, maka batas plastisnya adalah 29,87%. Pada
percobaan pertama saat penggulungan, sebelum mencapai 3mm tanah sudah mengalami retak,
maka benda uji itu kami satukan kembali kemudian kami tambahkan air sedikit, lalu kami diaduk
rata. Setelah itu, pada percobaan kedua tanah tepat mulai retak ketika mencapai 3mm, maka kami
menggunakan sampel tersebut, lalu menyimpulkan hasil dari sampel tersebut. Nantinya batas
plastis ini akan digunakan untuk perhitungan indeks plastisitas.

7. Dokumentasi

Benda uji diatas pelat kaca dan dipipihkan


menggunakan spatula
Benda uji dibentuk seperti contoh

Benda uji ditimbang

Anda mungkin juga menyukai