Status Pasien Fraktur Femur
Status Pasien Fraktur Femur
BAB I
PENDAHUHULAN
distal dari lesser trochanter dan 5 cm proximal dari adductor tubercle (Kuntz,
Jonathan, 2009). Fraktur shaft femur sebagian besar disebabkan oleh karena
adanya trauma energi tiggi, menyebabkan cacat dan biasanya mengalami cidera
tidak simetris antara kedua ekstremitas, dan kekauan pada lutut. Insiden fraktur
shaft femur berkisar antara 9,9 hingga 12 untuk setiap 100.000 orang/ tahun.
Pada pria angka kejadian fraktur shaft femur lebih tinggi dibandingkan wanita
(60%:40%). Usia rata-rata orang yang mengalami fraktur shaft femur adalah 25
tahun. Penyebab sebagian besar kasus adalah trauma energy tinggi, terutama
diagnosis fraktur shaft femur biasanya jelas. Biasanya pasien memiliki rasa sakit
yang signifikan terlokalisir ke paha. Namun adanya cidera terkait atau patah
tulang lainnya dapat mengganggu, baik untuk pasien dan dokter yang
frekuensi nyeri dan kelainan bentuk fraktur pada organ tersebut. Pada fraktur
2018). Terapi untuk penyembuhan fraktur shaft femur yaitu bertujuan untuk
2
manajemen dari fraktur shaft femur. Selain itu konsep fiksasi intramedullary
(Salmien, 2005). Oleh karena itu kami ingin mengetahui lebih mendalam
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II
LAPORAN KASUS
1 Nama : Tn. A
2 Umur : 38 tahun
4 Agama : Islam
5 Suku : Jawa
6 Alamat : Donomulyo
7 Pekerjaan : Swasta
2.2 Anamnesis
Pasien tidak dapat menggerakkan paha kanan sejak terpleset 5 hari yang
lalu.
4
yang lalu.
Diabetes (-)
Hipertensi (-)
6. Riwayat kebiasaan :
Makan : cukup
Alkohol : (-)
Olahraga : (-)
Merokok : (-)
bawah.
2. Tanda-tanda vital
- Suhu : 36oC
- RR : 24x / menit
- TD : 113/68
8. Leher : Perbesaran JVP (-) ,Trakea simetris, Perbesaran Kel Tiroid (-)
9. Paru :
Perkusi : Sonor/Sonor
10. Jantung
Inspeksi : dbn
Palpasi : dbn
Perkusi : dbn
Auskultasi : dbn
11. Abdomen
Perkusi : Timpani
12. Ekstremitas :
13. Neurosensory
Look : Perdarahan (-), deformitas (angulasi) pada paha kanan atas (+),
memar (+).
Feel : Suhu raba hangat (-data), Nyeri tekan (+), krepitasi (-data),
data)
2.4 Resume
berupa tidak dapat menggerakkan paha kanan atas serta merasakan nyeri di
bagian tersebut setelah terpeleset sejak 5 hari yang lalu. Dari pemeriksaan
adanya bengkak dan nyeri, deformitas berupa angulasi, serta memar pada
2.5 Diagnosis
- Darah lengkap
2.8 Follow Up
didapatkan
data
Status
generalis
- Kepala
:dBN
- Thorax
dBN
- Abdomen:
dBN
Ekstremitas
atas : dBN
Ekstremitas
Bawah :
paha kanan
atas nyeri
ROM (-)
Motorik:
tidak
didapatkan
data
Sensoris:
tidak
9
didapatkan
data
Status
generalis
- Kepala
:dBN
- Thorax
dBN
- Abdomen:
dBN - -
10
Ekstremitas
atas : dBN
Ekstremitas
Bawah :
paha kanan
atas nyeri
- ROM (-)
- Motorik:
tidak
didapatkan
data
- Sensoris:
tidak
didapatkan
data
x 30 mg
Inj Ranitidine 2
x 50 mg
11
- TTV :
tidak
didapatkan
data
Status
generalis
- Kepala
:dBN
- Thorax
dBN
- Abdomen:
dBN - -
Ekstremitas
atas : dBN
Ekstremitas
12
Bawah :
paha kanan
atas nyeri
- ROM (-)
- Motorik:
tidak
didapatkan
data
- Sensoris:
tidak
didapatkan
data
- Injeksi
ketorolac 3x1
- Injeksi
ranitidine 2x1
13
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
Keterangan: Gambar kiri merupakan anatomi femur dextra dilihat dari ventral
Keterangan: Gambar diatas menunjukkan persendian dan ligament dari pelvis dan
caudal view
yang dilihat dari ventral (gambar kiri) dan dari dorsal (gambar kanan)
16
paha, dilihat dari ventral view (gambar kiri) dan dorsal view (gambar kanan)
Keterangan: Gambar diatas menunjukkan vena bagian paha, dilihat dari ventral
view
19
bawah (bagian paha), yang berasal dari plexus lumbosacralis. Gambar kiri dilihat
dilihat dari ventral view (gambar kiri) dan dorsal view (gambar kanan)
20
a. High energy injuries: kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian >3 meter,
tembakan peluru
b. Low energy injuries: terpeleset, jatuh dari ketinggian <1 meter, cedera
akibat olahraga
Femoral shaft fracture biasanya terjadi pada dewasa muda dan diakibatkan oleh
high energy injury. Apabila fraktur pada orang tua, harus dipertimbangkan adanya
proses patologis. Pola garis fraktur dapat berbeda-beda pada femoral shaft fraktur,
tergantung pada tipe gaya yang mengenainya. Fraktur spiral biasanya terjadi akibat
jatuh dari ketinggian dengan tumpuan saat jatuh berada di kaki dan twisting force
ditransmisikan ke femur. Fraktur transverse dan oblique lebih sering terjadi akibat
kecelakaan lalu lintas. Comminuted fracture dan segmental fracture juga dapat
terjadi apabila benturan yang mengenai tulang sangat keras (Solomon et al., 2010).
Adanya fracture displacement dapat disebabkan karena dorongan dari otot yang
1. Simple fracture :
a. Spiral
b. Oblique (≥30)
c. Transverse(≤30)
a. c. b.
2. Wedge fracture :
a. Spiral wedge
b. Bending wedge
22
c. Fragmented wedge
a. b. c.
3. Complex fracture :
a. Spiral
b. Segmental
c. Irregular
a. b. c.
Bengkak
Deformitas
Instabilitas
23
memar
bekas luka
dada.
tungkai ke posterior.
lateral.
malleolus medialis.
Foto polos adalah modalitas pencitraan lini pertama untuk pasien dengan
dugaan fraktur femur. Foto rontgen polos bagian femur anteroposterior (AP) dan
cortical bone dan garis sklerotik pada cancellous bone merupakan suatu gambaran
adanya fraktur.
dalam mendeteksi adanya cedera tulang, tetapi pada fraktur tertentu, seperti fraktur
longitudinal dan spiral, dapat dilihat lebih jelas dengan CT scan. CT scan harus
pinggul atau acetabular, serta untuk perencanaan pembedahan yang lebih lanjut
3.8 Diagnosis
- Pembengkakan.
Pemeriksaan fisik menyeluruh sangat penting, karena sebagian besar patah tulang
tejadi karena suatu cedera . Penilaian seluruh anggota tubuh harus sistematis dan
lengkap. Pengamatan Ring pelvic perlu diperiksa apakah ada nyeri tekan,
fraktur panggul.
26
neck dan shaft femoral fracture biasanya terjadi karena adanya suatu cedera.
menentukan lokasi yang tepat terjadinya fraktur. Pada pasien muda, fraktur
penyakit. Fraktur terjadi pada pasien usia yang lebih dari 50 tahun sering
bersifat patologis, biasanya akibat trauma fisik minimal hingga sedang yang
3.10 Tatalaksana
kondisi kegawatan yang harus dapat distabilisasi dalam waktu <24 jam dengan
fiksasi internal (ORIF) maupun eksternal (Pape, 2002; Ostrum, 2006). Traction
dilakukan di awal dengan menggunakan traction splint. Fraktur pada lokasi 1/3
(Ostrum, 2006). Fiksasi menggunakan plate pada femoral shaft fracture merupakan
prosedur pilihan bila fiksasi intramedular tidak dapat dilakukan (seperti terdapat
27
implant pada pelvis atau patella, atau riwayat fiksasi internal sebelumnya), fraktur
3.11 Komplikasi
- Compartment Syndrome
- Shock hemorrhagic
3.12 Prognosis
1. Quo ad vitam
2. Quo ad sanam
3. Quo ad fungsionam
4. Quo ad cosmesticam