Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN

KURIKULUM INFORMAL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATARBELAKANG
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Informal
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan yang berbentuk
kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan
formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional
pendidikan.
Pendidikan informal menurut Axin (1976) dan Soedomo (1989) yang menyatakan bahwa dalam
pendidikan informal warga belajar tidak sengaja belajar dan pembelajar tidak sengaja untuk
membantu warga belajar. Suprojanto (2007) memberikan contoh bahwa pendidikan informal
terjadi dalam keluarga, melalui media massa, acara keagamaan, pertunjukan seni, hiburan,
kampanye, partisipasi dalam organisasi, dan lain-lain Pendidikan informal adalah pendidikan
dalam keluarga yang berlangsung sejak anak dilahirkan. Dalam keluarga yang memahami arti
penting pendidikan keluarga, maka ia akan secara sadar mendidik anakanaknya agar terbentuk
kepribadian yang baik. Sedangkan dalam keluarga yang kurang mengerti arti penting pendidikan
keluarga, maka perilakunya sehari-hari secara tidak sadar adalah pendidikan buat anak
Pendidikan informal sama sekali tidak terorganisasi secara struktural, tidak terdapat
penjenjangan kronologis, tidak mengenal adanya ijazah, waktu belajar sepanjang hayat, dan lebih
merupakan hasil pengalaman individual mandiri dan pendidikannya tidak terjadi di dalam medan
interaksi belajar mengajar buatan (Aini, Wirdatul. 2006).
Menurut DR. Philip H. Coombs, pendidikan in formal ialah pendidikan yang diperoleh seseorang
dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar, sejak seseorang lahir sampai
meninggal.

Menurut Undang Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada
Bab 1 Pasal 13, Sistem Pendidkan Informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
Pelaksanaan pendidikan berlangsung tidak dengan cara-cara artificial, melainkan secara alamiah
atau berlangsung secara wajar, oleh sebab itu pendidikan dalam keluarga disebut pendidikan
informal.

Bentuk keluarga berdasarkan keanggotaannya, menurut Kamanto Sunarto dibedakan menjadi


keluarga batih (nuclear family) dan keluarga luas (extended family). Keluarga batih adalah
keluarga terkecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Sedangkan keluarga luas adalah keluarga
yang terdiri atas beberapa keluarga batih. Sebagai contoh, terpadat suatu sekolah alam yang
bersifat tidak formal. Pendidikan ini berciri khas karena menggunakan konsep alam. Tempat
belajarnya pun bukan di kelas ruangan melainkan di alam yang terbuka dan pelajarannya pun
tidak teks book melainkan sebuah ketrampilan-ketrampilan yang dibekali dari tentor yang sudah
mahir dengan alam. Selain ketrampilan yang diajarkan juga tedapat pendidikan yang bersifat
etika dan tata krama guna memndidik para siswa agar dapat bersopan santun terhadap
masyarakat disekelilingnya. Kemudian, pendidikan informal yang lainnya terkadang tidak kita
sadari, tapi sebenarnya pendidikan informal kita dapatkan setiap saat. Misalkan pendidikan
keluarga, tentunya kita semua punya keluarga dan disetiap keluarga pasti kita pernah dapat suatu
nasehat dari orang tua kita atau dari sanak keluarga kita yang lain.

B. CIRI – CIRI PENDIDIKAN INFORMAL

1. Pendidikan berlangsung terus – menerus tanpa mengenal tempat dan waktu.


2. Guru adalah orang tua.
3. Tidak adanya manajemen yang jelas 2144938-kegiatan-lembaga-pendidikan-informal/).
Adapun ciri – ciri proses pendidikan dalam keluarga yang berfungsi bagi perkembangan anak
adalah sebagai berikut.
1. Proses pendidikan tidak terikat oleh waktu dan tempat. Artinya, proses pendidikan yang
dilakukan dalam pendidikan informal tidak menentukan kapan dan di mana proses belajar itu.
2. Proses pendidikan dapat berlangsung tanpa adanya guru dan murid, atau sebaliknya, proses
belajar sosial atau sosialisasi berlangsung antara anggota yang satu dengan anggota yang lain,
tanpa ditentukan siapa yang menjadi guru dan siapa yang menjadi murid. Namun demikian,
proses belajar sosial atau sosialisasi akan dilakukan oleh orang tua, saudara, dan kerabat
dekatnya. Dengan demikian, pendidikan ini sifatnya alami sesuai dengan kondisi apa adanya.
3. Proses pendidikan dapat berlangsung tanpa adanya jenjang dan kelanjutan studi, proses
pendidikan dalam pendidikan informal tidak adanya jenjang yang menentukan untuk dapat
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Karena sifatnya yang informal itulah, maka hasil dari
proses pendidikan dalam keluarga dapat terlihat dari kualitas diri atau kepribadian anggota
keluarga dalam kehidupan sehari-hari.
4. Proses dapat berlangsung antar-anggota keluarga, proses pendidikan ini berlangsung dari
orang tua, saudara, paman, bibi atau kerabat terdekat dalam keluarga. Dengan demikian, tidak
mengenal persyaratan usia, fisik, mental, tidak ada kurikulum, jadwal, metodologi, dan evaluasi

Pendidikan Informal
1) Diselenggarakan di luar sekolah.
2) Pendidikan tidak di program secara tertentu.
3) Tidak ada waktu belajar.
4) Metode mengajar tidak formal.
5) Evaluasi tidak sistematis.
6) Tidak diselenggarakan pemerintah.

C. CONTOH PENDIDIKAN INFORMAL

1. Agama, moral.
2. Budi pekerti.
3. Sopan santun.
4. Etika dan Sosialisasi
D. CIRI – CIRI PENDIDIKAN INFORMAL
1. Pendidikan berlangsung terus – menerus tanpa mengenal tempat dan waktu.
2. Guru adalah orang tua.
3. Tidak adanya manajemen yang jelas

E. Adapun ciri – ciri proses pendidikan dalam keluarga yang berfungsi bagi perkembangan anak
adalah sebagai berikut.
1. Proses pendidikan tidak terikat oleh waktu dan tempat. Artinya, proses pendidikan yang
dilakukan dalam pendidikan informal tidak menentukan kapan dan di mana proses belajar itu.
2. Proses pendidikan dapat berlangsung tanpa adanya guru dan murid, atau sebaliknya, proses
belajar sosial atau sosialisasi berlangsung antara anggota yang satu dengan anggota yang lain,
tanpa ditentukan siapa yang menjadi guru dan siapa yang menjadi murid. Namun demikian,
proses belajar sosial atau sosialisasi akan dilakukan oleh orang tua, saudara, dan kerabat
dekatnya. Dengan demikian, pendidikan ini sifatnya alami sesuai dengan kondisi apa adanya.
3. Proses pendidikan dapat berlangsung tanpa adanya jenjang dan kelanjutan studi, proses
pendidikan dalam pendidikan informal tidak adanya jenjang yang menentukan untuk dapat
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Karena sifatnya yang informal itulah, maka hasil dari
proses pendidikan dalam keluarga dapat terlihat dari kualitas diri atau kepribadian anggota
keluarga dalam kehidupan sehari-hari.
4. Proses dapat berlangsung antar-anggota keluarga, proses pendidikan ini berlangsung dari
orang tua, saudara, paman, bibi atau kerabat terdekat dalam keluarga. Dengan demikian, tidak
mengenal persyaratan usia, fisik, mental, tidak ada kurikulum, jadwal, metodologi, dan evaluasi

D. CIRI – CIRI PENDIDIKAN INFORMAL


1. Pendidikan berlangsung terus – menerus tanpa mengenal tempat dan waktu.
2. Guru adalah orang tua.
3. Tidak adanya manajemen yang jelas (http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/D. CIRI – CIRI
PENDIDIKAN INFORMAL
1. Pendidikan berlangsung terus – menerus tanpa mengenal tempat dan waktu.
2. Guru adalah orang tua.
3. Tidak adanya manajemen yang jelas (http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/ 2144938-
kegiatan-lembaga-pendidikan-informal/).
Adapun ciri – ciri proses pendidikan dalam keluarga yang berfungsi bagi perkembangan anak adalah
sebagai berikut.
1. Proses pendidikan tidak terikat oleh waktu dan tempat. Artinya, proses pendidikan yang dilakukan
dalam pendidikan informal tidak menentukan kapan dan di mana proses belajar itu.
2. Proses pendidikan dapat berlangsung tanpa adanya guru dan murid, atau sebaliknya, proses belajar
sosial atau sosialisasi berlangsung antara anggota yang satu dengan anggota yang lain, tanpa ditentukan
siapa yang menjadi guru dan siapa yang menjadi murid. Namun demikian, proses belajar sosial atau
sosialisasi akan dilakukan oleh orang tua, saudara, dan kerabat dekatnya. Dengan demikian, pendidikan
ini sifatnya alami sesuai dengan kondisi apa adanya.
3. Proses pendidikan dapat berlangsung tanpa adanya jenjang dan kelanjutan studi, proses pendidikan
dalam pendidikan informal tidak adanya jenjang yang menentukan untuk dapat melanjutkan ke jenjang
yang lebih tinggi. Karena sifatnya yang informal itulah, maka hasil dari proses pendidikan dalam keluarga
dapat terlihat dari kualitas diri atau kepribadian anggota keluarga dalam kehidupan sehari-hari.
4. Proses dapat berlangsung antar-anggota keluarga, proses pendidikan ini berlangsung dari orang tua,
saudara, paman, bibi atau kerabat terdekat dalam keluarga. Dengan demikian, tidak mengenal
persyaratan usia, fisik, mental, tidak ada kurikulum, jadwal, metodologi, dan evaluasi
(http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2144938-kegiatan-lembaga-pendidikan-informal/).D.
CIRI – CIRI PENDIDIKAN INFORMAL
1. Pendidikan berlangsung terus – menerus tanpa mengenal tempat dan waktu.
2. Guru adalah orang tua.
3. Tidak adanya manajemen yang jelas (http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/ 2144938-
kegiatan-lembaga-pendidikan-informal/).
Adapun ciri – ciri proses pendidikan dalam keluarga yang berfungsi bagi perkembangan anak adalah
sebagai berikut.
1. Proses pendidikan tidak terikat oleh waktu dan tempat. Artinya, proses pendidikan yang dilakukan
dalam pendidikan informal tidak menentukan kapan dan di mana proses belajar itu.
2. Proses pendidikan dapat berlangsung tanpa adanya guru dan murid, atau sebaliknya, proses belajar
sosial atau sosialisasi berlangsung antara anggota yang satu dengan anggota yang lain, tanpa ditentukan
siapa yang menjadi guru dan siapa yang menjadi murid. Namun demikian, proses belajar sosial atau
sosialisasi akan dilakukan oleh orang tua, saudara, dan kerabat dekatnya. Dengan demikian, pendidikan
ini sifatnya alami sesuai dengan kondisi apa adanya.
3. Proses pendidikan dapat berlangsung tanpa adanya jenjang dan kelanjutan studi, proses pendidikan
dalam pendidikan informal tidak adanya jenjang yang menentukan untuk dapat melanjutkan ke jenjang
yang lebih tinggi. Karena sifatnya yang informal itulah, maka hasil dari proses pendidikan dalam keluarga
dapat terlihat dari kualitas diri atau kepribadian anggota keluarga dalam kehidupan sehari-hari.
4. Proses dapat berlangsung antar-anggota keluarga, proses pendidikan ini berlangsung dari orang tua,
saudara, paman, bibi atau kerabat terdekat dalam keluarga. Dengan demikian, tidak mengenal
persyaratan usia, fisik, mental, tidak ada kurikulum, jadwal, metodologi, dan evaluasi..
Adapun ciri – ciri proses pendidikan dalam keluarga yang berfungsi bagi perkembangan anak adalah
sebagai berikut.
1. Proses pendidikan tidak terikat oleh waktu dan tempat. Artinya, proses pendidikan yang dilakukan
dalam pendidikan informal tidak menentukan kapan dan di mana proses belajar itu.
2. Proses pendidikan dapat berlangsung tanpa adanya guru dan murid, atau sebaliknya, proses belajar
sosial atau sosialisasi berlangsung antara anggota yang satu dengan anggota yang lain, tanpa ditentukan
siapa yang menjadi guru dan siapa yang menjadi murid. Namun demikian, proses belajar sosial atau
sosialisasi akan dilakukan oleh orang tua, saudara, dan kerabat dekatnya. Dengan demikian, pendidikan
ini sifatnya alami sesuai dengan kondisi apa adanya.
3. Proses pendidikan dapat berlangsung tanpa adanya jenjang dan kelanjutan studi, proses pendidikan
dalam pendidikan informal tidak adanya jenjang yang menentukan untuk dapat melanjutkan ke jenjang
yang lebih tinggi. Karena sifatnya yang informal itulah, maka hasil dari proses pendidikan dalam keluarga
dapat terlihat dari kualitas diri atau kepribadian anggota keluarga dalam kehidupan sehari-hari.
4. Proses dapat berlangsung antar-anggota keluarga, proses pendidikan ini berlangsung dari orang tua,
saudara, paman, bibi atau kerabat terdekat dalam keluarga. Dengan demikian, tidak mengenal
persyaratan usia, fisik, mental, tidak ada kurikulum, jadwal, metodologi, dan evaluasi

Anda mungkin juga menyukai