Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH BIOSTATISTIK

UJI VALIDITAS & REABILITAS INSTRUMENT

OLEH :

KELOMPOK 1 KELAS BII-A

COK ISTI NOVIA TRISNA ANGGA DEWI (183222903)

DEVIRA PRADNYA PRATISISTA (183222904)

DEWA AYU LILIK SARASWATI (183222905)

FEBI PRAMITA LESTARI (183222906)

GEK FITRINA DWI SARIASIH (183222907)

GUSTI AYU INDAH PUSPA RANNI (183222908)

I DEWA AYU AGUNG YULI UMARDEWI (183222909)

I GUSTI AYU MURTINI (183222910)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang widhi Wasa karena
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Uji Validitas & Reabilitas
Instrument” tepat pada waktunya.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan, baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini saya menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun penulis harapkan demi
mencapai kesempurnaan makalah berikutnya.
Sekian penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa senantiasa melancarkan segala
usaha kita.

Denpasar, Pebruari 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ..................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
2.1 Uji Validasi dan Uji Realibilitas .............................................................. 3
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 20
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 20
3.2 Saran ....................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Dalam menyusun dan sebelum mengaplikasikan instrumen penelitian, ada
tahapan yang begitu penting bagi bagaimana hasil dari penelitian tersebut dapat
dipertanggungjawakan, hal penting tersebut adalah yang biasa disebut dengan
validitas dan reliabilitas.
Validitas sendiri merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada
objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan
demikian data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antara data yang
dilaporkan peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian.
Sedangkan pengertian reliabilitas adalah menunjuk pada satu pengertian
bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik, atau hal yang berkaitan
dengan keterandalan suatu indikator. Yang dimaksud andal disini bahwa
instrumen yaitu tidak berubah-ubah atau konsisten .
Seperti yang diketahui, bahwa secara garis besar penelitian dibagi menjadi
dua, yaiitu; penelitian kuantitatif dan penelitian kuantitatif. Dari jenis penelitian
yang dibedakan jenisnya tersebut, sangat berpengaruh juga terhadap instrumen
penelitianya yang merupakan alat untuk menghasilkan suatu kesimpulan
penelitian. Dengan demikian sangat berdampak juga terhadap pengujian
instrumen tersebut, yaitu validitas dan reliabilitasnya.
Oleh karena itu, dalam pembahasan makalah mengenai validitas dan
reliabilitas instrumen penelitian ini juga menguraikan dari masing-masing jenis
penelitian yaitu validitas dan reliabilitas instrumen penelitian kuantitatif serta
yaitu validitas dan reliabilitas instrumen penelitian kualitatif.
Mengenai validitas dan reliabilitas menjadi suatu perhatian lebih oleh peneliti,
dikarenakan peranya yang begitu penting dan dijadikan suatu keharusan bagi
peneliti untuk menguji instrumenya terlebih dahulu sebelum digunakan dalam

1
meneliti suatu objek penelitian. Karena dengan instrumen yang valid dan reliabel,
tentunya akan menghasilkan suatu penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan.
Dari uraian-uraian kepentingan tersebut, disimpulkan perlu adanya suatu
kajian yang lebih mendalam dan menjelaskan mengenai validitas dan reliabilitas
dari instrumen penelitian, demi tercapainya suatu tujuan penelitian sesuai yang
diharapkan

1.2 Rumusan masalah


Dari makalah tersebut diperoleh rumusan masalah yaitu :
a. Bagaimana cara melakukan uji validitas dan uji instrument ?
b. Bagaimana cara melakukan uji validitas dan uji instrument dengan aplikasi
SPSS ?

1.3 Tujuan
a. Agar mahasiswa mampu memahami cara melakukan uji validitas dan
instrument
b. Agar mahasiswa mampu memahami cara melakukan uji validitas dan
instrument dengan aplikasi SPSS

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Uji Validasi dan Uji Realibilitas


Sebelum mempelajari uji validitas maupun reliabilitas instrumen kita harus
mengenal istrumen penelitian. Instrumen adalah alat ukur “apa yang mau diukur”
(atau disebut variabel penelitian). Variabel penelitian perlu diukur dengan alat.

Untuk dapat menentukan alat ukur (instrument) penelitian sudah baik atau
tidak, terdapat dua syarat alat ukur yang digunakan, yaitu :

1. Valid
Alat ukur dapat dikatakan valid, jika dapat mengukur dengan
tingkat keakuratan atau ketepatan yang tinggi. Untuk memperoleh hasil
ukur yang akurat, alat ukur harus divalidasi atau ditera dengan alat ukur
standar terlebih dahulu. Dalam melakukan penelitian, khususnya pada
bidang keperawatan, pada umumnya membutuhkan data yang bersifat fisik
dan psikis. Validasi alat ukur fisik dilakukan dengan alat ukur yang diakui
keakuratannya atau melakukan tera ulang alat ukur yang dipakai,
sedangkan validasi alat ukur psikis dilakukan dengan melakukan uji coba
instrumental. Alat ukur aspek psikis dapat berupa rating skale dan tes.

Data penelitian dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara


data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada subjek
penelitian.

2. Reliable
Disebut reliable jika alat ukur dapat menghasilkan hasil yang sama
jika dilakukan pengukuran berulang – ulang pada subjke dan kondisi yang
sama. Data penelitian dikatakan reliable apabila terdapat persamaan data
dalam waktu yang berbeda.

3
Alat ukur dengan validitas tinggi pasti reliable, sedangkan alat ukur dengan
reliabilitas tinggi belum tentu valid.

Instrument penelitian pada ilmu alam (misalnya metteran, timbangan,


thermometer) dengan variabel penelitian yang bersifat eksak seperti berat,
panjang, waktu, kecepatan dan suhu jelas alat ukurnya dan telah diuji validitas dan
reliabilitasnya oleh ahli. Tetapi terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
validitas dan realibilitas instrument seperti frekuensi pemakaian, kondisi fisik
instrument dan waktu sehingga perlu dilakukan tera ulang.

Sedangkan dalam ilmu social, yang menggunakan variabel-variabel sosial


seperti, motivasi berprestasi, biasanya menggunakan alat ukur yang dikenal
dengan instrument standar. Instrument standar adalah instrument yang telah diuji
validitas dan realibilitasnya. Namun sering kali peneliti menemukan kendala
berupa tidak adanya instrument standar sesuai dengan masalah yang diteliti. Oleh
karena itu peneliti harus mampu menyusun instrument sendiri dengan sebelumnya
melakukan uji validitas dan uji reliabilitas.

Terdapat teknik untuk melakukan uji validitas dan uji reliabilitas instumen
untuk mengukur tingkat pengetahuan (test) dan sikap (non test). Instrument
berupa tes memiliki jawaban benar-salah (bersifat dikotomi), sedangkan
instrumen yang mengukur sikap mempunyai jawaban tentang kecendrungan
seseorang negatif – positif (bersifat politomi).

Instrument yang valid harus memiliki validitas internal (rasional) dan


eksternal. Validitas internal dikembangkan dari teori yang relevan,
pengukurannya dilakukan dengan menggunakan cara konsultasi dengan ahli yang
kompeten dalam bidang yang diteliti. Sedangkan pengujian validitas secara
eksternal dapat dilakukan dengan SPSS dengan cara mengkorelasikan antara skor
butir dengan skor total variabel, untuk memperjelas skor pada butir yang
dimisalkan sebagai X dan skor total variabel dimisalkan sebai Y. Validitas
disyaratkan minimal lima kali jumlah item soal yang ada dalam instrument yang
akan diuji coba.

4
Validitas instrument yang berbentuk tes harus memenuhi validitas isi (content
validity) dan validitas konstruksi (construc validity) sedangkan instrument non-
test cukup hanya memenuhi validitas konstruksi (construc validity). Instrument
dikatakan memenuhi validitas isi jika disusun berdasarkan tujuan dari aspek yang
diteliti (pelajaran ataupun program). Validitas konstruksi dapat dilakukan dengan
konsultasi pakar (judgement experts) kemudian melakukan uji coba instrument
yang selanjutnya dilakukan analisis faktor.

1. Instrument tes (dikotomi)


Uji coba dilakukan dalam dua tahap dengan jumlah subjek minimal lima kali
jumlah item.
a. Tahap 1 : uji validitas seluruh butir tes yang diuji coba. Uji validitas butir
menggunakan rumus korelasi point biserial yaitu :

𝑴𝟏−𝑴𝒕 𝒑
rpbi = √𝒒
𝑺𝒕

Keterangan :

M1 : rerata skor total subjek yang menjawab betul butir yang diuji
Mt : rerata skor total
St : standar deviasi skor total
p : proporsi subjek yang menjawab benar butir soal yang diuji
q : proporsi subjek yang menjawab salah butir soal yang diuji

b. Tahap 2 : dilakukan setelah butir tes dinyatakan valid pada analisis tahap
pertama. Analisis kedua meliputi : uji validitas, uji taraf kesukaran butir,
uji realibilitas, analisis daya pembeda, analisis efektivitas pengecoh
(distractor), perbandingan kemampuan butir dengan kemampuan peserta
tes, dan distribusi butir berdasarkan tingkat kesulitan.
1) Analisis taraf kesukaran butir, dilakukan dengan rumus :
𝒏𝟏
p=
𝑵

5
Keterangan :
p : Indeks kesukaran butir
n1 : banyaknya subjek yang menjawab butir yang diuji dengan benar
N : jumlah subjek

Setelah menghitung dengan menggunakan rumus diatas, jika


diperoleh hasil :
0 – 0,3 : sukar
0,31 – 0,70 : sedang
0,71 – 1 : mudah

2) Uji realibilitas tes


Analisis tingkat kesukaran butir menunjukkan tingkat kesukaran soal
yang tidak homogen, oleh sebab itu uji realibilitas tes dilakukan
dengan rumus KR-20 yaitu :
𝒏 𝝈𝟐 − ∑ 𝒑𝒒
r=( )( )
𝒏−𝟏 𝝈𝒕𝟐

keterangan :
n : banyak butir
𝜎𝑡 : standar deviasi skor total
p : proporsi subjek yang menjawab benar untuk tiap butir soal yang
diuji
q : proporsi subjek yang menjawab salah tiap butir soal yang diuji

tes dikatakan reliable jika nilai koefisien r > 0,76

3) Analisis daya beda


Dilakukan dengan kriteria Rose dan Stanley. Rumus daya beda Rose
dan Stanley sebagai berikut :
db = SR – ST

6
keterangan :
db : daya beda
SR : jumlah siswa yang menjawab salah pada kelompok rendah (27%
rangking bawah)
ST : jumlah siswa yang menjawab salah pada kelompok rendah (27%
rangking atas)

4) Analisis efektivitas pengecoh


Pengecoh dinilai edektif jika dipilih oleh minimal 5% peserta uji
coba.

2. Intrumen non test (polikotomi)


a. Uji validitas dengan korelasi product moment

Uji validitas dengan menghitung koefisien korelasi antara skor


tiap item dengan skor total. Koefisien korelasi yang diperoleh kemudian
dibandingan dengan r table pada tingkat signifikasi tertentu. Jika koefisien
korelasi item sama atau lebih kecil dari nilai r tabel maka item tersebut
dinyatakan tidak valid.

Menurut Suharsimi (2002) analisis butir dapat menggunakan


rumus product moment sebagai berikut:

rxy 
 (( X  X )(Y  Y )
( ( X  X ) ) (Y  Y ) 
2 2

Keterangan :
rxy = Nilai Korelasi Product Moment
X = Skor pada butir
Y = Skor total variable
X = Rerata skor butir
Y = Rerata skor total

7
Nilai korelasi akan berkisar antara -1 sampai dengan 1. Korelasi yang negatif
berarti butir mempunyai kontribusi yang negatif terhadap skor total variabel.
sehingga apabila skor pada butir kecil maka skor total variabel besar dan begitu
juga sebaliknya. Sedangkan nilai korelasi yang positif mempunyai makna apabila
skor pada butir rendah maka skor total variabel rendah dan apabila skor pada butir
tinggi maka skor total variabel juga ikut tinggi. Hal tersebut apabila semua kasus
berjalan ideal, tetapi kadang ada beberapa kasus yang tidak sesuai dengan kondisi
ideal sehingga perlu dilihat probabilitas (nilai kemungkinan hal tersebut terjadi).
Keputusan butir valid atau gugur digunakan dua cara yaitu membandingkan
nilai rxy hasil hitungan (output SPSS) dengan r pada tabel dan membandingkan
nilai probabilitas output SPSS dengan nilai probabilitas yang digunakan peneliti
(biasanya menggunakan 5% untuk penelitian sosial dan 1% untuk penelitian
eksak). Apabila nilai rxy ≥ rtabel atau probabilitas output SPSS ≤ 0,05, maka butir
tersebut sahih. Begitu juga sebaliknya apabila nilai rxy < rtabel atau nilai
probabilitasnya lebih besar dari 0,05 maka butir dapat dikatakan gugur.
Contoh : Tabel 1. Data Uji Coba Instrumen Motivasi Belajar
No Skor Butir Total
Kasus 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor
1 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 28
2 2 4 4 4 2 4 3 3 4 2 32
3 4 4 3 4 2 3 4 4 2 3 33
4 2 2 2 2 3 3 4 2 2 3 25
5 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 31
6 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 36
7 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 38
8 1 4 2 4 2 2 2 2 2 2 23
9 4 3 3 3 4 4 2 3 2 2 30
10 3 4 4 1 3 3 4 3 1 3 29
Cara melakukan uji validitas setiap butir instrumen motivasi belajar tersebut
secara manual dan menggunakan SPSS
a. Secara Manual

8
1. Analisis Butir 1
Berdasarkan tabel di atas maka apabila kita menganalisis butir
1 akan memperoleh tabel sebagai berikut:

Skor
Butir 1
Total

No ( X  X ) 2 (Y  Y )
2
X Y Y  Y ( X  X )(Y  Y )
Kasus XX
1 3 28 -0.1 -2.5 0.25 0.01 6.25
2 2 32 -1.1 1.5 -1.65 1.21 2.25
3 4 33 0.9 2.5 2.25 0.81 6.25
4 2 25 -1.1 -5.5 6.05 1.21 30.25
5 4 31 0.9 0.5 0.45 0.81 0.25
6 4 36 0.9 5.5 4.95 0.81 30.25
7 4 38 0.9 7.5 6.75 0.81 56.25
8 1 23 -2.1 -7.5 15.75 4.41 56.25
9 4 30 0.9 -0.5 -0.45 0.81 0.25
10 3 29 -0.1 -1.5 0.15 0.01 2.25
Jumlah 31 305 34.5 10.9 190.5

rxy 
 (dxdy) rxy 
34,5
( dx ) dy 
2 2 2076,45
34,5 34,5
rxy  rxy   0,757
10.9190,5 45,57

Perhitungan diatas menemukan rxy = 0,97 , jika dibandingkan


dengan rtabel maka rxy > rtabel (r tabel berdasarkan lampiran untuk df = 10
diperoleh 0,40). Sehingga dapat disimpulkan bahwa butir pertanyaan 1
valid untuk mengukur motivasi belajar.
2. Lakukan hal yang sama pada butir dua dan seterusnya.

9
b. Dengan Bantuan SPSS.
1. Mengisi pada tabel Data View

2. Memberi keterangan pada Variabel View

3. Sort Menu Analyze pilih Corelation klik kiri menu Bivariat.

10
4. Pada Dialog, butir-butir pada kotak kiri dimasukkan ke kolom
Variabels, pada corelation coeffisients pilih Pearson, pada kotak
dialog Test of Significance pilih One Tailed, selanjutnya OK

5. Akan memunculkan output hasil seperti yang dibawah ini

11
6. Agar terlihat rapi klik kanan tabel output, pilih Pivot, Edit kemudian
pilih pivoting traying. Akan mucul gambar dibawah Pidahkan kotak
dikolom ke layer dan kotak statistik di row ke column

7. Terlihat hasil yang lebih rapi, ingat pada variabel ke dua yang
dimuncukkan adalah TOTAL

Correlations

TOTAL
Pears on Correlation Sig. (1-tailed) N
BUTIR 1 .757** .006 10
BUTIR 2 .461 .090 10
BUTIR 3 .444 .099 10
BUTIR 4 .298 .202 10
BUTIR 5 .266 .229 10
BUTIR 6 .769** .005 10
BUTIR 7 .290 .208 10
BUTIR 8 .933** .000 10
BUTIR 9 .634* .025 10
BUTIR 10 .638* .024 10
TOTAL 1.000 . 10
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Berdasarkan tabel hasil di atas rhitung yang lebih besar dari rtabel
(0,400) terletak pada butir 1, butir 6, butir 8, butir 9, dan butir 10. Butir
butir tersebut dinyatakan sahih (valid). Korelasi pada butir tersebut
ditandai dengan tanda bintang (*) atau bintang dua (**). Tanda bintang (*)
menyatakan bahwa korelasinya signifikan pada tingkat signifikansi 5%
dapat dikatakan nilai probabilitas hubungan sedang dan bintang dua (**)
signifikan pada tingkat signifikansi 1% (probabilitasnya hubungannya
sangat tinggi)

12
b. Uji realibilitas
Terdapat dua teknik uji realibilitas yang cukup mudah dilakukan, dengan
cara :
1) Teknik tes ulang
Tes ulang adalah melakukan uji coba sebanyak dua kali pada
subjek yang sama setelah diberikan jeda waktu. Dengan melakukan
uji coba sebanyak dua kali, maka siperoleh dua skor yaitu skor hasil
uji coba pertama dan skor hasil uji coba kedua. Kemudian lakukan uji
korelasi product momen antara skor uji coba pertama dan skor uji
coba kedua. Semakin tinggi nilai koefisien korelasinya, maka
instrument tersebut makin realibel.
2) Teknik membelah
Teknik membelah adalah jumlah item yang ada dipisahkan
menjadi beberapa kelompok dengan jumlah tiap kelompok sama. Jika
jumlah item genap dibagi menjadi dua bagian, dan jika jumlah item
ganjil maka dibagi menjadi tiga bagian.
 Teknik belah dua
misalnya dengan mengumpulkan item dengan nomor ganjil dan
item dengan nomor genap. Setelah dibelah dua, kemudian varian
tiap belahan dan viarian total, sehingga diperoleh diperoleh tiga
buah varian yaitu varian kelompok item dengan nomor ganjil,
varian kelompok item dengan nomor genap, dan varian dari skor
total seluruh item. Setelah itu hiitung koefisien alfa dengan rumus
sebagai berikut :
(𝐒𝟏.𝐒𝟏)+ (𝐒𝟐.𝐒𝟐)
α = k {𝟏 − }
(𝐒𝐭.𝐒𝐭)

Keterangan :
K : jumlah belahan
S12 : varian kelompok pertama
S22 : varian kelompok kedua
St2 : varian kelompok ketiga

13
Bila koefisien reliabilitas telah dihitung, maka untuk menentukan
keeratan hubungan bisa digunakan kriteria Guilford (1956), yaitu :

1. kurang dari 0,20 : Hubungan yang sangat kecil dan bisa diabaikan

2. 0,20 - < 0,40 : Hubungan yang kecil (tidak erat)

3. 0,40 - < 0,70 : Hubungan yang cukup erat

4. 0,70 - < 0,90 : Hubungan yang erat (reliabel)

5. 0,90 - < 1,00 : Hubungan yang sangat erat (sangat reliabel)

6. 1,00 : Hubungan yang sempurna

Contoh Perhitungan Manual

1. Data Berasal dari tabel 1, pilih yang sahih/valid

gugur
sahih
Skor Butir
No Total
Kasus 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor

1 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 28

2 2 4 4 4 2 4 3 3 4 2 32

3 4 4 3 4 2 3 4 4 2 3 33

4 2 2 2 2 3 3 4 2 2 3 25

5 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 31

6 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 36

7 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 38

8 1 4 2 4 2 2 2 2 2 2 23

9 4 3 3 3 4 4 2 3 2 2 30

10 3 4 4 1 3 3 4 3 1 3 29

14
2. Tabel menjadi seberti dibawah ini
Skor Butir Skor Butir
No Total Total
Kasus 1 6 8 9 10 Skor 12
62
82
92 2
10 Skor

1 3 3 3 2 3 14 9 9 9 4 9 196

2 2 4 3 4 2 15 4 16 9 16 4 225

3 4 3 4 2 3 16 16 9 16 4 9 256

4 2 3 2 2 3 12 4 9 4 4 9 144

5 4 3 3 3 3 16 16 9 9 9 9 256

6 4 4 4 3 4 19 16 16 16 9 16 361

7 4 4 4 4 4 20 16 16 16 16 16 400

8 1 2 2 2 2 9 1 4 4 4 4 81

9 4 4 3 2 2 15 16 16 9 4 4 225

10 3 3 3 1 3 13 9 9 9 1 9 169

Jumlah 31 33 31 25 29 149 107 113 101 71 89 2313

s s1  s6  s8  s9  s10
2 2 2 2 2 2
i

S12 = (107/10)-(31/10)2 = 10,7-9,61 = 1,09

S62 = (113/10)-(33/10)2 = 11,3-10,89 = 0,41

S82 = (101/10)-(31/10)2 = .......-........ = 0,49

S92 = (...../....)-(...../....)2 =.......-.......... = 0,85

S102= (...../.....)-(..../....)2=.......-.......... = 0,49

St2 = ...................................................= 9,29

15
s 1,09  0,41  0,49  0,85  0,49  3,33
2
i

5 3,3  5
ri  1    0,64  0,80
4  9,29  4

Dengan Menggunakan SPSS

1. Berdasarkan data pada Uji Validitas

2. Pilih Menu Analyze , sort kebawah pilih menu Scale, kemudian klik
menu Reliability Analysis...,

16
3. Muncul kotak dialog , masukkan Butir yang valid kedalam Box Item,
Kemudian tekan OK

4. Output SPSS akan menunjukkan sebagai berikut:

17
 Teknik belah tiga
Digunakan jika jumlah item ganjil. Kelompok pertama misalnya
nomor item 1, kelompok 2 : nomor item 2, kelompok 3 : nomor
item 3, dan tiap kelompok beranggotakan item dengan nomor
lompat dua langkah dari anggota sebelumnya. Koefisien alfa
dihitung dengan rumus :
(𝐒𝟏.𝐒𝟏) + (𝐒𝟐.𝐒𝟐)+(𝐒𝟑.𝐒𝟑)
α = k {𝟏 − }
(𝐒𝐭.𝐒𝐭)

Keterangan :
K : jumlah belahan
S12 : varian kelompok pertama
S22 : varian kelompok kedua
S32 : varian kelompok ketiga
St2 : varian kelompok ketiga
Catatan : varian = Sd2

Beberapa analisis dengan SPSS yang sering dipergunakan untuk


melakukan uji validitas, adalah:
1. Korelasi Product Moment
Item butir dinyatakan valid jika mempunyai korelasi dengan skor total (r
hitung) di atas r tabel. Perhitungan dengan SPSS menggunakan Analyze ==>
correlate ==> bivariate, pilih Pearson. Pindahkan data jawaban pada masing-
masing butir dan skor total dari kiri ke kanan. Hasilnya pada output, ikat table
yang paling kanan.

2. Corrected Item to Total Correlation


Adalah dengan mengkoreksi nilai r hitung karena adanya spurious overlap.
Perhitungan dengan SPSS menggunakan Analyze ==> Scale ==> Reliability
Analysis, pindahkan jawaban responden pada masing-masing butir (tanpa skor

18
total) dari kiri ke kanan ==> Pilih Statistic ==> Klik pada Scale if item deleted
==> OK. Nilai yang dipergunakan pada kolom Corrected item-total correlation.

3. Analisis Faktor
Item yang valid akan mengelompok pada konstruk yang diukur. Analisis
dengan SPSS menggunakan Analyze ==> Data reduction ==> Factor Analysis
==> masukan semua jawaban responden. Item pertanyaan yang tidak
mengelompok dinyatakan tidak valid.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Untuk dapat menentukan alat ukur (instrument) penelitian sudah baik atau
tidak, terdapat dua syarat alat ukur yang digunakan, yaitu valid dan reliable.
Validitas instrument yang berbentuk tes harus memenuhi validitas isi (content
validity) dan validitas konstruksi (construc validity) sedangkan instrument non-
test cukup hanya memenuhi validitas konstruksi (construc validity). Instrument
dikatakan memenuhi validitas isi jika disusun berdasarkan tujuan dari aspek yang
diteliti (pelajaran ataupun program). Validitas konstruksi dapat dilakukan dengan
konsultasi pakar (judgement experts) kemudian melakukan uji coba instrument
yang selanjutnya dilakukan analisis faktor. Macam-macam uji instrument yaitu
instrument tes (dikotomi) dan Intrumen non test (polikotomi).

3.2 Saran
1. Semoga makalah ini dapat bermamfaat bagi yang pembaca, terutama
mahasiswa keperawatan
2. Semoga dapat menjadi bahan acuan pembelajaran bagi mahasiswa
keperawatan dalam keperawatan keluarga khususnya

20
DAFTAR PUSTAKA

Sukawana, I Wayan. 2008. Pengantar Statistik Untuk Perawat.Denpasar : Jurusan


Keperawatan Poltekkes Denpasar.
Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara.

Azwar, Saifuddin . 2003.Tes Prestasi, Yogyakarta:Pustaka Pelajar

----------------------- ( 2003) Reliabilitas dan Validitas, Yogyakarta: Pustaka


Pelajar

Guilford, J.P (1979) Psychometric Methods , Tata McGraw-Hill Publishing


Company Limited

Hamang, Abdul (2005) Metode Statistika, Yogyakarta: Graha Ilmu

Sugiyono (2003) Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta

Winarsunu, Tulus (2004) Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan,


Malang: UMM Press

Voelker, David H, dkk (2004) Seri Matematika Keterampilan Statistika, Bandung:


Pakar Raya.

Santoso, Singgih (2003) Mengatasi Berbagai Masalah Statistik,


Jakarta:Gramedia.

Hadi Sutrisno (1998), Metodologi Research, Yogyakarta: BPFE

21

Anda mungkin juga menyukai