Anda di halaman 1dari 9

TUGAS I

RESUME HUBUNGAN IMAN,ISLAM DAN IHSAN


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah PAI-4
Program Studi Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung

Disusun Oleh :
Nama : M. Daffa Vicenza
NPM : 10070114010
Kelas : B

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1440 H / 2019 M
HUBUNGAN IMAN, ISLAM DAN IHSAN

A. ISLAM
Kata Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu Aslama - Yuslimu - Islaama(n)
yang artinya adalah patuh, tunduk, menyerahkan diri, dan selamat.Sedang menurut
istilah, Islam yaitu agama yang mengajarkan agar manusia berserah diridan tunduk
sepenuhnya kepada Allah. Tunduk atau berserah diri adalah mengerjakan perintah
Allah dan menjauhi larangan-Nya. Orang yang tunduk dan berserah dirikepada
Allah disebut Muslim.
Secara istilah kata islam dapat dipahami sebagai yang dikemukan oleh
beberapa pendapat :

1. Imam Nawawi dalam Syarh Muslim :

[12]‫االسالم وهو االستسالم واالنقياد الظاهر‬


“Islam berarti menyerah dan patuh yang dilihat secara zahir”.

2. Ab A’la al-Maudud berpendapat, pengertian lain dari kata islam adalah


damai. Hal ini berarti bahwa seseorang akan memperoleh kesehatan jiwa
dan raga dalam arti sesungguhnya, hanya melalui patuh dan taat kepada
Allah. Demikian pula suatu kehidupan yang selalu taat kepada Allah akan
membawa kedamaian di dalam hati dan lebih jauh akan menghasilkan
kedamaian di dalam masyarakat.[13]
3. Menurut Hammudah Abdalati
4. Kata Islam berasal dari akar kata Bahasa Arab slm, yang antara lain berarti
damai, suci, patuh, dan taat. Dalam pengertian syar’i kata islam berarti
patuh (tunduk) kepada kemauan Tuhan dan taat kepada Hukum-Nya.
Hubungan antara pengertian asal kata dengan syar’i dari kata islam adalah
kuat dan nyata. Hanya dengan patuh kepada kehendak Tuhan dan taat
kepada hukumnya, seseorang dapat memperoleh kedamaian yang
sesungguhnya dan merasa bahagia dalam kesucian yang abadi.[14]

B. IMAN
Menurut bahasa iman berarti percaya. Sedangkan menurut istilah Iman
adalah membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan dilaksanakan
dengan anggota badan (perbuatan).
Jika seseorang sudah mengimani seluruh ajaran Islam, maka orang tersebut sudah
dapat dikatakan mukmin (orang yang beriman).
Kata iman berasal dari Bahasa Arab yaitu bentuk masdar dari kata kerja (fi’il). -‫امن‬
‫ ايمانا‬- ‫ يؤمن‬yang mengandung beberapa arti yaitu percaya, tunduk, tentram dan
tenang.[2] Dalam kamus al-Munjid disebut, al-iman berarti :
[3] ‫ تصديق مطلقا‬,‫نقيض الكفر‬
“Bukan kafir, pembenaran secara mutlak”.

Imam al-Ghazali mengartikannya dengan : [4]‫ التصديق‬yaitu “pembenaran”.


Pada Al-quran, ditemukan kata iman mengandung dua makna, yaitu Pertama :
aman, mengamankan, atau memberikan ke-amanan (Q.S.106 : 4) dan kedua:
mengandung makna ; yakin, percaya atau beriman (Q.S. 2 : 285)
Secara terminologi (istilah) ada beberapa definisi yang dapat dikemukakan, yaitu :

a. Menurut Syekh Muhammad Amin al-Kurdi :


[5] ‫االيمان فهو التصديق با لقلب‬
“ Iman ialah pembenaran dengan hati”.

b. Menurut imam Ab Hanifah.


[6] ‫االيمان هو االقرار و التصديق‬
“ Iman ialah mengikrarkan (dengan lidah ) dan membenarkan (dengan hati)”.

c. Menurut Hasbi as-Shiddiqy ;


[7]‫القول باللسان والتصد يق بالجنان والعمل بااالركا‬
“ Iman ialah mengucapkan dengan lidah, membenarkan dengan hati dan
mengerjakan dengan anggota tubuh”.
Dari ketiga definisi di atas terdapat perbedaan, menurut Muhammad Amin al-
Kurdi, iman cukup hanya dibenarkan (tasdiq) dalam hati, tanpa perlu diucapkan
dengan lidah, karena memang iman letaknya di dalam hati. Apabila hati telah
membenarkan, maka secara otomatis anggota badan akan melaksanakan.
Sedangkan Ab ¦anifah iman tidak hanya cukup dibenarkan dalam hati tetapi perlu
diikrarkan dengan lidah. Mengikrarkan dengan lidah menunjukkan seseorang itu
benar-benar beriman atau tidak kepada Allah. Sedangkan menurut Hasbi as-Siddiqy
tidak hanya dengan pembenaran dalam hati dan diikrarkan dengan lidah., tetapi juga
harus diamalkan dengan aggota badan. Jadi pengikraran dan pengamalan dengan
anggota badan itu sebagai bukti dalam pentauhidan yang Maha Kuasa.

C. IHSAN
Menurut bahasa Ihsan berarti kebaikan.Sedangkan menurut istilah Ihsan
adalah perbuatan baik sebagai bentuk penghambaan diri kepada Allah sebagai
makhluk individu, yaitu hubungannya dengan Allah maupun sebagai makhluk
sosial yang selalu berinteraksi dengan sesama. Lebih lanjut disebutkan bahwa cara
penghambaan diri ini harus senantiasa merasa melihat atau dilihat oleh Allah
Swt.sebagaimana di sebutkan dalam hadis Nabi Saw.:’ Jibril bertanya,
‘Kabarkanlah kepadaku tentang ihsan itu?‘ Nabi menjawab: “Kamu menyembah
Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, maka jika kamu tidak melihat-Nya, maka
sesungguhnya Dia melihatmu”. Dengan demikian berbuat baik kepada Allah
maupun sesama harus dilakukan setiap saat karena ada kontrol langsung dari Allah
Swt. Orang yang telah menerapkan hal ini disebut dengan Muhsin.
Kata ihsan berasal dari Bahasa Arab dari kata kerja (fi’il) yaitu :
‫ احسن – يحسن – احسا نا‬artinya : Perbuatan baik.( ‫) فعل الحسن‬.[15] Menurut pengertian
istilah ada beberapa definisi dan pengertian yang diberikan oleh ulama yaitu :

1. Muhammad Amin al-Kurdi, ihsan ialah selalu dalam keadaan diawasi oleh
Allah dalam segala ibadah yang terkandung di dalam iman dan islam
sehingga seluruh ibadah seorang hamba benar-benar ikhlas karena
Allah.[16]
2. Menurut Imam Nawawi ihsan adalah ikhlas dalam beribadah dan seorang
hamba merasa selalu diawasi oleh Tuhan dengan penuh khusuk, khuduk dan
sebagainya.[17]

Iman, Islam dan ihsan adalah unsur-unsur agama (ad-Din), hal ini
berdasarkan Hadis Nabi SAW :
D. Dalil hubungan antara islam,iman dan ihsan
Ketiga unsur pokok akidah Islam di atas tidak bisa dipisahkan satu dengan
yang lainnya, bahkan ketiganya berkumpul dalam satu hadis panjang yang
diriwayatkan oleh sahabat Umar bin Khattab Ra. sebagai berikut:
Artinya: " ‘Umar bin al-Khaththab berkata, ‘Dahulu kami pernah berada di sisi
Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam, lalu datanglah seorang laki-laki yang
bajunya sangat putih, rambutnya sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas
perjalanan.Tidak seorang pun dari kami mengenalnya, hingga dia mendatangi
Nabi Shallallahu‘Alaihi Wasalam lalu menyandarkan lututnya pada lutut Nabi
Shallallahu ‘AlaihiWasalam, kemudian ia berkata, ‘Wahai Muhammad,
kabarkanlah kepadaku tentang Islam? ‘ Rasulullah Saw. menjawab: “Kesaksian
bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah dan bahwa
Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, mendirikan salat, menunaikan zakat,
dan puasa Ramadlan, serta haji ke Baitullah jika kamu mampu bepergian
kepadanya.’ Dia berkata, ‘Kamu benar.’ Umar berkata,‘Maka kami kaget
terhadapnya karena dia menanyakannya dan membenarkannya.’Dia bertanya lagi,
‘Kabarkanlah kepadaku tentang iman itu? ‘ Beliau menjawab:“Kamu beriman
kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, paraRasul-Nya, Hari
Akhir, dan takdir baik dan buruk.” Dia berkata, ‘Kamu benar.’ Diabertanya,
‘Kabarkanlah kepadaku tentang ihsan itu? ‘ Beliau menjawab: “Kamu menyembah
Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, maka jika kamu tidak melihat-Nya, maka
sesungguhnya Dia melihatmu.” Dia bertanya lagi, ‘Kapankah HariAkhir itu? ‘
Beliau menjawab: “Tidaklah orang yang ditanya itu lebih mengetahui daripada
orang yang bertanya.” Dia bertanya, ‘Lalu kabarkanlah kepadaku tentang tanda-
tandanya? ‘ Beliau menjawab: “Apabila seorang budak melahirkan (anak) tuan-
Nya, dan kamu melihat orang yang tidak beralas kaki, telanjang,
miskin,penggembala kambing, namun bermegah-megahan dalam membangun
bangunan.”Kemudian dia bertolak pergi. Maka aku tetap saja heran kemudian
beliau berkata;“Wahai Umar, apakah kamu tahu siapa penanya tersebut?” Aku
menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.’ Beliau bersabda: “Itulah Jibril, dia
mendatangi kalian untuk mengajarkan kepada kalian tentang pengetahuan agama
kalian” ." (HR.Muslim)

ِ ْ ‫ َما‬:َ‫اس فَأَتَاهُ َر ُجل فَقَال‬


:َ‫اْل ْي َمانُ ؟ قَال‬ ِ ‫سلَّ َم َب‬
ِ َّ‫ار ًزا َي ْو ًما ِللن‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫ي‬ ُّ ‫ َكانَ النَّ ِب‬:َ‫ قَال‬،َ ‫ْث أ َ ِبي ه َُري َْرة‬ ُ ‫َح ِدي‬
َ
« ‫اْلس َْال ُم أ ْن‬ ْ
ِ « :َ‫اْلس َْال ُم؟ قَال‬ ْ
ِ ‫ َما‬:َ‫ث« َقال‬ ِ ‫س ِل ِه َوتُؤْ ِمنَ بِالبَ ْع‬ َ ِْ
ُ ‫اْل ْي َمانُ أ ْن تُؤْ ِمنَ بِاهللِ َو َم َالئِ َكتِ ِه َوبِ ِلقَائِ ِه َوبِ ُر‬
‫سانُ ؟‬ ِ ْ ‫ َما‬:َ‫ضانَ « قَال‬
َ ْ‫اْلح‬ َ ‫وم َر َم‬َ ‫ص‬ ُ َ ‫ضةَ َوت‬ َ ‫ِي الزَ كَاةَ المـ َ ْف ُرو‬ َ ‫ص َالة َ َوت ُ َؤد‬ َّ ‫شركَ ِب ِه َوت ُ ِقي َْم ال‬
ِ ُ ‫ت َ ْعبُدَ هللاَ َو َال ت‬
َ‫ فَإ ِ ْن ل ْم تَك ْن ت ََراهُ فَإِنَّهُ يَ َراك‬،ُ‫ «أ َ ْن ت َ ْعبُدَ هللاَ كَأنَّكَ ت ََراه‬:َ‫«قَال‬
ُ َ َ

Hadits riwayat Abu Hurairah , ia berkata; bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
pada suatu hari muncul bersama para sahabat, lalu datanglah orang asing yang
kemudian bertanya: “Apakah iman itu?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab: “Iman adalah kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
percaya akan bertemu dengan-Nya, beriman kepada rasul-rasul-Nya, dan beriman
kepada hari kebangkitan.” Orang asing itu berkata: “Apakah Islam itu?” Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Islam adalah kamu beribadah kepada
Allah dan tidak menyekutukannya dengan suatu apapun, kamu dirikan shalat, kamu
tunaikan zakat yang diwajibkan, dan berpuasa di bulan Ramadhan”. itu berkata:
“Apakah ihsan itu?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Kamu
beribadah kepada Allah seolah-olah melihat-Nya dan andaipun kamu tidak melihat-
Nya sesungguhnya Dia melihatmu”. (shahih al-Bukhariy no. 48)
‫ِل َي ْزدَادُوا ِإي َمانًا َّم َع ِإي َما ِن ِه ْم‬
…supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah
ada)… [al Fath : 4].
‫ب الَّ ِذي أَنزَ َل ِمن قَ ْب ُۚ ُل َو َمن‬
ِ ‫سو ِل ِه َو ْال ِكت َا‬ُ ‫علَ ٰى َر‬ ِ ‫سو ِل ِه َو ْال ِكت َا‬
َ ‫ب الَّذِي ن ََّز َل‬ َّ ِ‫يَاأَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ِآمنُوا ب‬
ُ ‫اَّللِ َو َر‬
‫ض َال ًال بَ ِعيدًا‬ َ ْ‫س ِل ِه َو ْاليَ ْو ِم ْاْل ِخ ِر َف َقد‬
َ ‫ض َّل‬ ُ ‫يَ ْكفُ ْر بِا ََّّللِ َو َم َالئِ َكتِ ِه َو ُكتُبِ ِه َو ُر‬
Wahai orang-orang mukmin, berimanlah kepada Allah, RasulNya, kitab suci yang
telah diturunkan kepada RasulNya (Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam ) dan
kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kufur kepada Allah,
malaikat-malaikatNya, rasul-rasulNya, kitab-kitabNya dan hari Kiamat, maka
sungguh ia benar-benar tersesat. [an Nisaa` : 136].
DAFTAR PUSTAKA

1. Khoironi, Anang, 2016 “Hubungan Islam, Iman dan Ihsan”


intinebelajar.blogspot.com/, Diakses pada tanggal 24 Februari 2019.

2. Ibnaun, 2014 “Hubungan Islam, Iman dan Ihsan”


ibnaun.wordpress.com/, Diakses pada tanggal 24 Februari 2019.

3. Wahyudi, 2008 “Islam, Iman dan Ihsan” muslim.or.id/, Diakses pada


tanggal 24 Februari 2019.

Anda mungkin juga menyukai