(Penyusun)
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat
dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet dapat berbeda dalam
ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, daya hancur, dan dalam aspek lainnya tergantung
pada cara pemakaian tablet dan metode pembuatannya. Kebanyakan tablet digunakan pada
pemberian obat secara oral atau melalui mulut (Ansel, 1989). Sediaan tablet merupakan
sediaan yang paling banyak diproduksi dan juga banyak mengalami perkembangan dalam
formulasinya. Beberapa keuntungan sediaan tablet adalah sediaan lebih kompak, dosisnya
tepat, mudah pengemasannya dan penggunaannya lebih praktis dibanding sediaan yang lain
(Lachman dkk., 1994)
Tablet yang baik harus memenuhi persyaratan mutu fisik dan mutu kimiawi serta
harus dapat memberikan efek terapi untuk mencapai efek tersebut. Bahan obat harus
diabsorpsi oleh tubuh. Sebelum diabsorpsi tablet akan mengalami proses disintegrasi,
disolusi, dan selanjutnya diabsorpsi melalui saluran cerna (Shargel dan Yu, 1988).
Tablet Asam Mefenamat termasuk salah satu tablet yang sering digunakan oleh
masyarakat. Asam Mefenamat merupakan salah satu obat yang berkhasiat analgetik non
narkotik. Dosis awal Asam Mefenamat 500 mg, dilanjutkan dengan 250 mg setiap 6 jam.
Pemerian Asam Mefenamat yaitu serbuk hablur, putih atau putih kekuningan (Depkes RI,
1995 : 538). Dalam hal ini maka dilakukanlah pembuatan tablet Asam Mefenamat serta
evaluasi yang dilakukan terhadap tablet Asam Mefenamat. Dalam pembuatan tablet Asam
Mefenamat ini dimodifikasilah formulasi rancangan yang terdiri dari zat aktif dan zat
tambahan tablet agar dapat dibentuk tablet yang sesuai dengan keinginan
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa saja evaluasi yang dilakukan terhadap bahan aktif asam mefenamat?
2. Apa saja formulasi yang digunakan dalam pembuatan tablet asam mefenamat?
3. Bagaimana cara perhitungan formulasi dalam pembuatan tablet asam mefenamat?
4. Apa saja evaluasi granul asam mefenamat?
5. Bagaimana cara pembuatan tablet asam mefenamat dengan metode granulasi kering?
6. Apa saja evaluasi tablet asam mefenamat?
1.3.Tujuan
1. Dapat mengetahui cara evaluasi terhadap bahan aktif asam mefenamat
2. Dapat mengetahui formulasi apa saja yang digunakan dalam pembuatan tablet asam
mefenamat
3. Dapat mengetahui perhitungan formulasi tablet asam mefenamat
4. Dapat mengetahui evaluasi granul asam mefenamat
5. Dapat mengetahui cara pembuatan tablet asam mefenamat dengan granulasi kering
6. Dapat mengetahui cara evaluasi tablet jadi asam mefenamat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tablet
Tablet adalah bentuk sediaan padat yang terdiri dari satu atau lebih bahan obat yang
dibuat dengan pemadatan, kedua permukaannya rata atau cembung.Tablet memiliki
perbedaan dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan. Kebanyakan tipe atau jenis
tablet dimaksudkan untuk ditelan dan kemudian dihancurkan dan melepaskan bahan obat ke
dalam saluran pencernaan. Menurut FI Edisi IV :Tablet adalah sediaan padat mengandung
bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Menurut FI edisi III 1979 :Tablet adalah sediaan
padat, dibuat secara kempa – cetak berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya bulat
mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang
digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelican, zat
pembasah atau zat lain yang cocok.
Macam-macam bentuk tablet Bentuk silinder , kubus, cakram, bundar, batang ,
telur/peluru , pipih/sirkuler, oval, cincin, segitiga,segi empat,segi lima, banyak segi,
segiempat, panjang, bentuk hati.
Dikenal dua jenis tablet berdasarkan metode pembuatan, yaitu tablet cetak dan tablet kempa.
1. Tablet cetak
Dibuat dari bahan obat dan bahan pengisi, umumnya mengandung laktosa dan
serbuk sukrosa salam berbagai perbandingan. Massa dibasahi dengan Etanol
prosentasi tinggi kadar Etanol tergantung dengan kelarutan zat aktif dan bahan pengisi
dalam pelarut, serta kekerasan tablet yang diinginkan. Pembuatan dengan cara
menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah pada lubang cetakan.
Kemudian dikeluarkan dan dibiarkan kering. Tablet cetak agak rapuh sehingga tablet
dapat di potek dan harus hati-hati saat pengemasan dan pendistribusiannya., besar
tekanan pada tablet 25-50 bar.Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal
yang terbentuk selama pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan yang diberikan.
2. Tablet kempa
Tablet kempa didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat yang dibuat dengan
cara pengempaan dari sebuah formula dengan memberikan tekanan tinggi (tekanan di
bawah beberapa ratus kg/cm2) pada serbuk/granul menggunakan pons/cetakan baja.
Umumnya tablet kempa mengandung zat aktif, bahan pengisi, bahan pengikat,
desintegran, dan lubrikan, tetapi dapat juga mengandung bahan pewarna, bahan
pengaroma, dan bahan pemanis.Tablet biasanya mempunyai ketebalan kurang dari ½
diameternya.Tablet kempa ganda, tablet kempa yang dibuat dengan lebih dari satu
kali siklus tekanan.
Berdasarkan distribusi obat dalam tubuh, tablet dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu:
1) Untuk pengobatan lokal
A. Tablet untuk vagina (ovula), digunakan sebagai anti infeksi, anti fungi,
hormon lokal
B. Tablet untuk penis (basila), digunakan sebagai anti infeksi
C. Tablet hisap (lozenges), untuk mulut dan tenggorokan
2) Untuk pengobatan sistemik, per oral. Tablet yang bekerja sistemik dapat
dibedakan menjadi :
A. Shot acting atau jangka pendek : dalam satu hari memerlukan beberapa kali
menelan obat. Obat bekerja tidak lebih dari 8 jam.
B. Long acting atau jangka panjang : dalam satu hari cukup menelan satu tablet.
Obat bekerja tidak lebih dari 8 jam.
2.2 Analgesik-Antipiretik
Analgesik-antipiretik adalah zat-zat yang mampu mengurangi atau menghilangkan
rasa nyeri sekaligus menurunkan panas tubuh. Nyeri adalah perasaan sensori yang tidak baik
dan berkaitan dengan kerusakan jaringan. Nyeri merupakan suatu perasaan pribadi dengan
ambang toleransi yang berbedabeda. Nyeri dianggap sebagai tanda adanya gangguan di
jaringan seperti peradangan dan infeksi.Sedangkan demam pada umumnya adalah suatu
gejala dan bukan merupakan penyakit tersendiri (Tjay dan Rahardja, 2007).
Analgesik merupakan obat yang mampu mengurangi rasa sakit dengan meningkatkan
batas ambang rasa sakit.Analgesik digolongkan menjadi dua kelompok besar, yakni (1)
analgesik non narkotika; dan (2) analgesik narkotika. Analgesik non-narkotika yang umum
digunakan adalah asetosal dan parasetamol, sementara contoh analgesik narkotika adalah
morfin dan heroin.Selain itu, terdapat beberapa analgesik narkotik sintetik seperti meperidin.
Sementara itu, antipiretik adalah obat yang dapat menurunkan demam (suhu tubuh yang
tinggi). Pada umumnya (90%) analgesik mempunyai efek antipiretik.Karena alasan inilah,
maka analisis obat analgesik dan antipiretik dijadikan satu.Obat-obat analgesik non-narkotik
juga berguna sebagai obat antiinflamasi non steroid atau popular dikenal dengan obat
NSAIDs (non steroid antiinflammatory drugs) (Tjay dan Rahardja, 2007).
Analgesik-antipiretik dapat dikelompokkan sebagai turunan-turunan struktur asam
salisilat seperti asetosal, turunan p-aminofenol seperti parasetamol, turunan asam fenamat
seperti asam mefenamat, turunan asam propionat seperti ibuprofen, ketopren dan naproksen,
derivat asam fenilasetat seperti natrium diklofenak, turunan pirazolon seperti fenilbutazon
dan oksifenbutazon, serta turunan oksikam seperti piroksikam dan meloksikam (Sudjadi,
2012).
2.3 Non Steroidal anti-inflammatory Drugs (NSAIDs)
Obat antiinflamasi utama adalah non steroid anti-inflammatory drugs (NSAIDs) dan
glukokortikoid. NSAIDs merupakan obat antiinflamsi yang paling banyak digunakan. Obat
NSAIDs mempunyai tiga efek farmakologi yaitu antiinflamasi, analgesik dan antipiretik.
Obat ini beraksi dengan menghambat enzimsiklooksigenase, selanjutnya terjadi
penghambatan pada produksi prostaglandin dan tromboksan.Obat NSAIDs generasi awal
menghambat baik pada COX-1 dan COX-2, bahkan lebih dominan menghambat COX-1.
Efek antiinflamsi berkaitan dengan penghambatan pada manifestasi inflamasi yaitu
vasodilatasi, edema dan nyeri. Manifestasi inflamasi tersebut diperantarai oleh mediator-
mediator yang merupakan produk dari aksi COX2.NSAIDs beraksi menghambat COX,
menurunkan produksi vasodilator prostaglandin (PGE2 dan PGI2), sehingga menurunkan
vasodilatasi, kemudian menurunkan edema yang terjadi. Lebih lanjut, akumulasi sel inflamasi
akan berkurang (Endro, 2012).
NSAIDs juga termasuk analgesik karena menghambat salah satu manifestasi
inflamasi yaitu nyeri.Pada reaksi inflamasi, prostaglandin mensensitisasi nosiseptor (reseptor
nyeri) terhadap mediator nyeri yaitu bradikinin atau 5-hidroksitriptamin. Secara klinik,
NSAIDs digunakan untuk kasus nyeri ringan hingga moderat seperti arthritis, sakit gigi,
pusing, dan dismenorea (haid) (Munaf, 1994).
Efek antipiretik NSAIDs berkaitan dengan suhu tubuh yang diatur oleh pusat
keseimbangan panas di hipotalamus.Pusat keseimbangan tersebut ibarat suatu termostat.
Kondisi demam (panas) diakibatkan terjadinya gangguan pengaturan keseimbangan panas di
hipotalamus tersebut mengakibatkan kenaikan suhu tubuh.Pada reaksi inflamasi, bakteri
endotoksin menyebabkan pelepasan pirogen yaitu IL-1 dari makrofag, yang menyebabkan
produksi PGE yang dapat mengubah pengaturan suhu menjadi meningkat.Berkaitan dengan
produksi PGE tersebut, COX-2 dan COX-3 berperan dalam patofisiologis demam.NSAIDs
berperan menurunkan panas dengan menghambat produksi PGE tersebut, namun pada
kondisi normal NSAIDs tidak menurunkan suhu tubuh. Artinya, NSAIDs berperan dalam
pengaturan kembali keseimbangan panas pada demam(Endro, 2012) .
2.4 Asam Mefenamat
Asam Mefenamat (FI IV,1995)
Efek farmakologi Asam mefenamat adalah antiinflamasi non steroid derivat asam
fenamat untuk mengatasi rheumatoid arthritis, osteoartritis, desminore, nyeri, peradangan dan
demam.
Mekanisme kerja Menghambat aktivitas enzim cyclooxygenase 1 dan 2, sehingga
menghambat sintesis prostaglandin.
Nasib obat dalam tubuh : Asam mefenamat diabsrobsi pertama kali dari lambung dan
usus selanjutnya obat akan melalui hati diserap darah dan dibawa oleh darah sampai ketempat
kerjanya. 90% asam mefenamat terikat pada protein.
Konsentrasi puncak asam mefenamat dalam plasma tercapai dalam 2 sampai 4 jam
dengan waktu paruh 2 jam. Sekitar 50% dosis asam mefenamat dieksresikan dalam urin
sebagai metabolit 3-hidroksimetil terkonjugasi, dan 20% obat ditemukan dalam feses sebagai
metabolit 3-karboksil yang tidak terkonjugasi.
Kontra indikasi
Hipersenisitivitas terhadap asam mefenamat atau bahan dalam formulasi
Riwayat asma, urtikaria, atau reaksi sensitivitas lain dipicu oleh aspirin atau NSAID
lainnya
Pengobatan nyeri perioperatif dalam pengaturan pembedahan CABG
Ulserasi aktif atau peradangan kronis dari saluran GI bagin atas atau bawah
Sudah ada sebelumnya penyakit ginjal
Efek samping
Sistem pencernaan : mual, muntah diare dan rasa sakit pada abdominal.
Sistem hematopoetik : leukopenia, eusonophilia, trombocytopenia, dan agranulositopenia
Sistem syaraf : rasa mengantuk, pusing, penglihatan kabur,dan insomia.
2.5 Nyeri
Menurut The International Associaton for the Study of Pain (IASP), nyeri merupakan
pengalaman sensoris dan emosional tidak menyenangkan yang disertai oleh kerusakan
jaringan secara potensial dan aktual. Nyeri sering dilukiskan sebagai suatu yang berbahaya
(noksius, protofatik) atau yang tidak berbahaya (non noksius, epikritik) misalnya: sentuhan
ringan, kehangatan, tekanan ringan. Definisi tersebut menjelaskan konsep bahwa nyeri adalah
produk kerusakan struktural, bukan saja respon sensorik dari suatu proses nosisepsi, tetapi
juga merupakan respon emosional (psikologik) yang didasari atas pengalaman termasuk
pengalaman nyeri sebelumnya.
Pada dasarnya nyeri adalah reaksi fisiologis karena reaksi proyektif untuk
menghindari stimulus yang membahyakan tubuh. Tetapi bila nyeri tetap berlangsung
walaupun stimulus penyebab sudah tidak ada, berarti telah terjadi perubahan patofisologis
yang justru merugikan tubuh dan membutuhkan terapi. Menurut Berger pada tahun 1992,
nyeri diklasifikasikan atas dua bagian, yaitu Nyeri akut dan Nyeri kronis. Nyeri akut dapat
dideskripsikan sebagai suatu pengalaman sensori, persepsi, dan emosional yang tidak nyaman
yang berlangsung dari beberapa detik hingga enam bulan, dan emosional yang disebabkan
oleh kerusakan jaringan. Nyeri akut biasanya mempunyai awitan yang tiba-tiba dan
umumnya berkaitan dengan cedera spesisifk. Nyeri kronik merupakan nyeri berulang yang
menetap dan terus menerus yang berlasang selama enam bulan atau lebih.
BAB III
METODA
I SIFAT ORGANOLEPTIS
1. Warna Putih atau hamper putih
(FI IV, Hal. 43)
2. Bau Tidak berbau
3. Rasa Tidak berasa
II KEMURNIAN
1. Kadar bahan aktif dalam Mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak
serbuk lebih dari 102,0% C15H15N02, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan
(FI IV, Hal. 43)
2. Kadar air -
3. Kadar cemaran Mengandung tidak kurang dari 0,01% dan tidak
lebih dari 0,5%
VI SIFAT DALAM LARUTAN
1. Kelarutan dalam air Praktis tidak larut dalam air
(FI IV, Hal. 43)
2. Kelarutan dalam alkohol … Sukar larut dalam etanol dan dalam methanol
95% (FI IV, Hal.43)
3. Kelarutan dalam asam Sukar larut dalam kloroform
(pH=…) (FI IV, Hal.43)
4. Kelarutan dalam basa Larut dalam alkali hidroksida
(pH=…) (FI IV, Hal.43)
5. pH larutan … (air) 4-7
VII STABILITAS
1. Stabilitas padat
2. Ketercampuran bahan
tambahan
3. Stabilitas dalam larutan Cahaya : lebih mudah terurai dengan adanya
cahaya
Udara : higroskopis dan mudah terurai
4. Cara penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
Tidak tembus cahaya
(FI IV, Hal.43)
3.2.2 Mg Stearat
No. Parameter Data
1. Sinonim magnesium octadecanoate, magnesium salt,octadecanoic
acid.
2. Rumus molekul C36H70MgO4
3. Pemerian serbuk halus, berwarna putih, bau asam stearat, rasayang
khas
4. Kelarutan praktis tidak larut dalam etanol dan air, sedikit larutdalam
benzene hangat dan etanol 95% hangat
5. Density bulk 0,159 g/cm
6. Titik Lebur 117oC – 150oC
7. Inkompatibilitas tidak kompatibel dengan asam kuat, alkali
dan garam besi. Hindari pencampuran dengan
bahan pengoksidasi kuat
8. Penyimpanan dalam wadah tertutup dan tidak tembus cahaya
3.2.3 Talc
No. Parameter Data
1. Sinonim Altalc, hydrous magnesium calcium silicate, hydrousmagnesium
silicate
2. Rumus molekul Mg6(Si2O5)4(OH)4
3. Pemerian bubuk kristal yang sangat halus, putih keabu-abuan,tidak
berbau.
4. Kelarutan praktis tidak larut dalam larutan asam dan basa, pelarutorganic
dan air
5. pH 7 – 10
6. Inkompatibilitas tidak kompatibel dengan senyawa ammonium kuarterner
7. Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya
3.2.4 Laktosa
No. Parameter Data
1. Sinonim lactosum, saccharum lactis, lattioso, milksugar
2. Rumus molekul C12H22O11
3. Pemerian Putih, serbuk hablur, tidak berbau, agak manis
4. Kelarutan larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian airmendidih;
sukar larut dalam atanol (95%); praktis tidak larut
dalamkloroform P dan eter
5. Berat Molekul 342,30
6. pH 4,0 – 6,5
7. Inkompatibilitas laktosa anhidrat tidak kompatibel denganoksidasi kuat
ketika campuran mengandung antagonis
leukotrienhidrofobik dan laktosa anhidrat atau laktosa
monohidrat disimpan selama 6 minggu pada 40 °C dan
75% RH, campuran yang mengandunganhidrat laktosa
menunjukkan serapan kelembaban yang lebih besar
dandegradasi obat.
3.2.5 HPMC
No. Parameter Data
1. Sinonim Benecel MHPC
2. Pemerian Tidak berbau, tidak berasa, putih, bubuk berserat
3. Kelarutan Praktis tidak larut dalam air panas, kloroform, etanol
95%, eter, tapi larut dalam campuran etanol dan
diklorometana, campuran metanol dan dikloro metana
dan campuran air dan alkohol
4. pH 5,0-8,0 untuk 2% w/w larutan
5. Inkompatibilitas Tidak kompatibel dengan agen pengoksidasi karena
merupakan nonionik, hypromellose tidak akan kompleks
dengan garam logam atau ion organik untuk membentuk
endapan tak larut
6. Penyimpanan dalam wadah tertutup baik
3.2.6 Aerosil
No. Parameter Data
1. Rumus Molekul SiO2
2. Pemerian Terhidrat sebagian amorf, terdapat dalam bentuk granul
seperti kaca dengan berbagai ukuran
3. Kelarutan Praktis tidak larut dalam solvent organik, air dan asam
kecuali HCL , larut dalam larutan panas alkali hidroksida
membentuk dispersi koloid untuk aerosol kelarutan dalam
air 150 mg/liter suhu 25o
4. pH 3,8 – 4,2
5. Inkompatibilitas Dengan dietilstilbdestrol
6. Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
3.4 Formula
Fungsi Bahan Nama Bahan Pemakaian bahan
Lazim % Per tablet Per batch
Bahan aktif Asam 500 mg- 500 mg 500 mg 125.000 mg
mefenamat 2.000 mg
Pengikat HPMC 1-5% 3% 13,8 mg 4,14 gram
Penghancur Amylum 5-15% 10% 46 mg 13,8 gram
Lubrikan Mg stearat 0,25-2% 1% 5 mg 1,5 gram
Anti adheren Talc 1-3% 2% 10 mg 3 gram
Pelincir Aerosol 10% 10 mg 3 gram
Pengisi Laktosa ad 92% 25% 177,12 mg 44,2 gram
Jumlah 806,8 mg 202,2 gram
d. Uji Kompresibiltas
1. Kompresibilitas dapat dikatakan sebagai kemampuan serbuk/granul untuk setiap
kompak apabila diberi tekanan semakin kecilnilai maka semakin baik
2. Batasan nilai kompresibilitas
Kompresibilitas
Keterangan
(%)
5-15 Baik Sekali
12-16 Baik
18-21 Agak Baik
23-28 Buruk
28-35 Buruk Sekali
35-38 Amat Buruk
>40 Amat Sangat Buruk
Hasil Pengamatan :
𝑡𝑎𝑝 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 − 𝑏𝑢𝑙𝑘 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦
% 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 = × 100%
𝑡𝑎𝑝 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦
0,588 − 0,476
% 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 = × 100% = 19,04%
0,588
Jadi asam mefenamat memiliki kompresibilitas yang “Fair”
e. Uji Susut Pengeringan dan Kadar Air
1. Disiapkan alat dan bahan :
2. Masukkan wadah alumunium foil ke dalam alat, tutup alat.
3. Kemudian tara buka penutup alat, timbang 5 gram, catat hasil penimbangan
(bobot basah)
4. Kemudian tutup kembali, jalankan alat selama 10 menit pada suhu 105oC
5. Matikan alat, catat bobot akhir (bobot kering) ulangi sampai bobot konstan
6. Hasil Pengamatan :
a. Susut pengeringan
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ − 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
% 𝐿𝑜𝐷 = × 100%
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ
5 − 4,897
% 𝐿𝑜𝐷 = × 100% = 2,06%
5
b. Kadar air
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ − 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
% 𝑀𝐶 = × 100%
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
%𝑀𝐶 = 2,04%𝑀𝐶
f. Uji Sifat Alir
1. Ditimbang Asam Mefenamat sebanyak 100 mg
2. Dimasukkan kedalam alat Flow Rate Tester
3. Diukur tinggi dan diameter serbuk (berbentuk kerucut)
Hasil pengamatan:
2ℎ
tan ∝ =
𝑑
2 × 4,9𝑐
tan ∝ = = 0,816
12
∝= 39,23
Jadi asam mefenamat mempunyai sifat alir serbuk yang mudah mengalir
g. Distribusi Ukuran Partikel
Alat yang digunakan adalah ayakan mesh 12,14,16,18,20
1. Ditimbang wadah atau kotak kertas (5 wadah), beri kode mesh dan hasil penimbangan
2. Ditimbang asam mefenamat 100 g, masukkan ke dalam mesh 12 kemudian jalankan
alat
3. Masukkan serbuk yang tersisa pada masing-masing mesh pada wadah
4. Timbang serbuk yang tersisa pada masing-masing mesh (bobot serbuk, misal a gram),
hitung total serbuk yang tersisa pada seluruh mesh (y gram).
Hasil Pengamatan 1:
o Berat akhir pengayakan tiap mesh
Mesh 12 = 2,29 – 2,25 = 0,05
Mesh 14 = 2,33 – 2,21 = 0,12
Mesh 16 = 2,51 – 2,17 = 0,34
Mesh 18 = 2,91 – 2,28 = 0,63
Mesh 20 = 3,95 – 2,32 = 1,63
Wadah = 99,96 – 4,55 = 95,41
o % Mesh
0,05 gram
% Mesh 12 =98,18 gram 𝑥 100 % = 0,05%
0,12 gram
% Mesh 14 =98,18 gram 𝑥 100 % = 0,12%
0,34 gram
% Mesh 16 =98,18 gram 𝑥 100 % = 0,34%
0,63 gram
% Mesh 18 =98,18 gram 𝑥 100 % = 0,64%
1,63 gram
% Mesh 20 =98,18 gram 𝑥 100 % = 1,66%
95,41 gram
% Wadah = 98,18 gram 𝑥 100 % = 97,17%
Grafik :
1.8
1.6
1.4
1.2
1 Series 1
0.8 Column1
0.6 Column2
0.4
0.2
0
12 14 16 18 20
3.7.2 Granul
a. Uji Bulk Density
1. Ditimbang bahan aktif 166,42 g
2. Dimasukkan kedalam gelas ukur 260 ml
3. Hasil Pengamatan:
𝑥 166,42 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝐵𝑢𝑙𝑘 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 = = = 0,64
𝑎 𝑚𝑙 260 𝑚𝑙 𝑚𝑙
Kesimpulan : Tablet asam mefenamat diameter dan tebal tablet masih dalam range
4. Uji Kekerasan
Alat : Hardness Tester
Tablet yang diuji : 5 tablet
Persyaratan : 4-10 kg/cm2
Tablet Kekerasan
(kg/cm2)
1 4,5
2 7
3 5,5
4 6
5 6,1
6 4
7 4
8 5
9 6,2
10 5
11 4,8
12 4
13 4
14 5
15 4
16 7
17 5
18 4,5
19 4
20 5
Rata-rata 5,03
Cara Kerja :
Tablet yang akan diuji (sebanyak 6 tablet) dimasukkan dalam tiap tube,
ditutup dengan penutup dan dinaik-turunkan keranjang tersebut dalam medium air
dengan suhu 37° C. Dalam monografi yang lain disebutkan mediumnya merupakan
simulasi larutan gastrik (gastric fluid). Waktu hancur dihitung berdasarkan tablet yang
paling terakhir hancur.
Persyaratan:
Waktu hancur untuk tablet tidak bersalut adalah kurang dari 15 menit,
untuk tablet salut gula dan salut nonenterik kurang dari 30 menit, sementara untuk
tablet salut enterik tidak boleh hancur dalam waktu 60 menit dalam medium asam,
dan harus segera hancur dalam medium basa.
Tablet Waktu Hancur
(menit)
1 2,10 menit
2 2,20 menit
3 2,20 menit
4 2,15 menit
5 2,10 menit
6 2,15 menit
Rata- 2,25 menit
rata
Kesimpulan : Waktu hancur yang didapat kurang dari 15 menit
BAB IV
2. Tap Density
Pada pengujian ini dilakukan menggunakan serbuk asam mefenamat. Tujuan
nya dilakukan tap density yaitu untuk memperoleh kerapatan serbuk di dalam gelas
ukur yang diketukkan dan untuk mengetahui massa partikel yang menempati suatu
unit volume tertentu setelah adanya hentakan dalam periode tertentu.
100 𝑔𝑟𝑎𝑚
Hasil Tap Density = 170 𝑚𝑙
= 0,588 gram/ml
Jadi rasiohausner yang didapat adalah 1,23 gram/ml dan Asam mefenamat memiliki
rasiohausner yang fair.
4. Kompresibilitas
Tujuan dari kompresibilas adalah untuk mengetahui kemampuan granul agar
kompak dengan adanya tekanan, untuk mengetahui perilaku serbuk pada saat
dikempa dan dan untuk mengetahui bentuk siklus tekanan kompresi pada saat
penabletan. Alat yang digunakan pada kompresibilitas ini adalah gelas ukur, mesin
tablet yang dilengkapi “strain gauge” dan “oscilloscope”.
Rumus yang gunakan dalam mengetahui hasil dari kompresibilitas yaitu, %
𝐵𝐷−𝑇𝐷
Kompresibilitas = x 100%.
𝑇𝐷 𝑚𝑙
Tan α = 0,816
α = 39,23◦
Asam mefenamat mempunyai sifat aliran serbuk pessable/ mengalir.
6. Susut Pengeringan dan Kadar Lembab
Susut Pengeringan dan Kadar Lembab bertujuan untuk memberikan batas
maksimal atau rentang tentang besarnya senyawa yang hilang pada proses
pengeringan. Untuk susut pengeringan dan kadar lembab digunakan alat yaitu
Moisture Content Balance. Rumus untuk menghitung susut pengeringan adalah
Susut Pengeringan (LoD/Loss on Drying)
bobot basah−bobot kering 5−4,897
% LoD = × 100% = × 100% = 2,06 %
bobot basah 5
Asam mefenamat mempunyai kadar lembap dan susut pengeringan yang baik yaitu
2,06% dan 2,04%MC
7. Distribusi Ukuran Partikel
Tujuan dari Distribusi ukuran partikel adalah mengukur partikel zat dengan
metode mikroskopi dan pengayakan atau sieving. Sebagai alat yang digunakan untuk
distribusi ukuran partikel adalah sieving analyzer atau ayakan dengan mesh 12, 14,
16, 18, 20.
bobot serbuk pada masing−masing mesh (×gram)
Rumus %Mesh = × 100%.
bobot serbuk total yang tersisa (y gram)
2. Tap Density
Pada uji ini dilakukan menggunakan granul, tujuan dilakukan uji tap density
ini adalah untuk memperoleh kerapatan serbuk di dalam gelas ukur yang diketukkan
dan untuk mengetahui massa partikel yang menempati suatu unit volume tertentu
setelah adanya hentakan dalam periodete tertentu.
𝑥 166,42 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑔𝑟𝑎𝑚
Hasil yang didapatkan yaitu : 𝑏 𝑚𝑙 = = 0,74
224 𝑚𝑙 𝑚𝑙
3. Rasio Hausner
Pada pengujian ini dilakukan menggunakan serbuk asam mefenamat.
Tujuannya untuk mengetahui rasio antara densitas bulk setelah dipadatkan dengan
goncangan kecil (tapped) terhadap densitasnya tanpa pemadatan dan untuk
menganalisis karakteristik laju alir serbuk.
𝑡𝑎𝑝 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 0,74 𝑔𝑟𝑎𝑚
Hasil yang didapatkan yaitu : 𝑏𝑢𝑙𝑘 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 = 0,64 = 1,15 𝑚𝑙
4. Kompresibilitas
Pada rasio hausner dilakukan untuk mengetahui rasio antara densitas bulk
setelah dipadatkan dengan goncangan kecil (tapped) terhadap densitasnya tanpa
pemadatan dan menganalisis karakteristik laju alir granul. Alat yang digunakan pada
kompresibilitas ini adalah gelas ukur, mesin tablet yang dilengkapi “strain gauge”
dan “oscilloscope”.
Rumus yang gunakan dalam mengetahui hasil dari kompresibilitas yaitu,
𝐵𝐷−𝑇𝐷
% Kompresibilitas = x 100%.
𝑇𝐷 𝑚𝑙
0,74−0,64
Hasil dari % Kompresibilitas yang di dapat: × 100% = 13,51%
0,74
∝= 33,02
7. Distribusi Ukuran Partikel
Tujuan dari Distribusi ukuran partikel adalah mengukur partikel zat dengan
metode mikroskopi dan pengayakan atau sieving. Sebagai alat yang digunakan
untuk distribusi ukuran partikel adalah sieving analyzer atau ayakan dengan mesh
12, 14, 16, 18, 20.
o Berat akhir pengayakan tiap mesh
Mesh 12 = 1,72-1,05 = 0,67
Mesh 14 = 1,18-1,04 = 0,14
Mesh 16 = 1,13-1,05 = 0,08
Mesh 18 = 1,47-1,06 = 0,41
Mesh 20 = 1,11-1,03 = 0,08
Wadah = 26,01-2,09 = 23,92
o % Mesh
0,67 gram
% Mesh 12 =25,3 gram 𝑥 100 % = 2,64%
0,14 gram
% Mesh 14 =25,3 gram 𝑥 100 % = 0,55%
0,08 gram
% Mesh 16 =25,3 gram 𝑥 100 % = 0,31%
0,41 gram
% Mesh 18 =25,3 gram 𝑥 100 % = 1,62%
0,08 gram
% Mesh 20 =25,3 gram 𝑥 100 % = 0,31%
23,92 gram
% Wadah = 25,3 gram 𝑥 100 % = 94,5%
Uji keseragaman bobot ini menentukan nilai keseragaman mesin kempa dalam
menghasilkan tablet dan juga menentukan keseragaman dosis yang diberikan untuk
setiap terapi. Pengujian ini sangat penting untuk tablet dan sediaan padat lainnya,
karena pengaruhnya pada dosis terapi nilai variasi tablet yang kecil menunjukan
semakin baik tablet tersebut dalam dosis pemberiannya.
Uji sifat fisik tablet berupa keseragaman bobot dengan hasil % penyimpangan
bobot di mana bobot rata-rata dari tablet yang kami miliki sebesar 800mg. Uji ini
dilakukan dengan jalan menimbang 20 tablet satu persatu kemudian dihitung rata-
ratanya dan penyimpangan tiap tablet terhadap bobot rata-ratanya. Sehingga dari
hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa keseragaman bobot dari tablet yang diuji
memiliki tidak ada yang penyimpangan 5 % yang telah ditentukan, sementara untuk
nilai 10 % penyimpangan bobot tidak ada satupun tablet yang lebih dari 10%
penyimpangannya. Sehingga nantinya dapat menghasilkan pelepasan kadar obat
yang sama.
3. Uji Keseragaman Ukuran
Uji keseragaman ukuran penting dilakukan karena memudahkan tablet untuk
dapat dikemas karena memiliki ukuran yang seragam, meningkatkan keyakinan
pasien terhadap keaslian obat sehingga obat dapat diterima (acceptable) oleh pasien,
serta dapat dikatakan bahwa tablet memiliki keseragaman kadar yang seragam. Uji
keseragaman ukuran ini menggunakan jangka sorong. Menurut Farmakope
Indonesia edisi III (1979), persyaratan keseragaman ukuran tablet yaitu diameter
tablet tidak boleh kurang dari 1/3 dan tidak boleh lebih dari 1 1/3 kali tebal tablet.
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel menunjukkan bahwa tablet Asam
Mefenamat generik pada praktikum ini memenuhi syarat karena masih berada
dalam batas minimal dan maksimal tablet yang diinginkan yakni rata-rata
keseragaman ukuran dengan tebal tablet 12 mm dan diameter tablet 10,65 mm.
4. Uji Kekerasan
Uji kekerasan diartikan sebagai uji kekuatan tablet yang mencerminkan
kekuatan tablet secara keseluruhan, yang diukur dengan memberi tekanan terhadap
diameter tablet. Uji kekerasan ini menggunakan alat Hardness Tester. Uji kekerasan
pada tablet bertujuan untuk mengetahui seberapa besar ketahanan tablet terhadap
guncangan atau kekuatan yang diberikan dari luar saat tablet didistribusi dan
penyimpanan sehingga tablet dapat sampai pada pasien dalam keadaan baik.
Menurut Sulaiman (2007), tablet yang baik mempunyai kekerasan antara 4-10
kg/cm2.
Berdasarkan hasil uji kekerasan, seperti yang terlihat pada tabel menunjukkan
bahwa kekerasan tablet Asam Mefenamat masih berada pada range 4 – 10 kg/cm2
yakni dengan rata-rata kekerasan tablet 5,03 kg/cm2. Sehingga kekerasan dari tablet
ini memenuhi persyaratan dan sesuai dengan teori yang berarti “tekanan yang
diberikan pada saat pembuatan tablet memiliki peranan penting, semakin besar
tekanan yang diberikan maka kekerasan tablet yang dihasilkan akan meningkat dan
sebaliknya bila tekanan yang diberikan kecil maka tablet tidak terlalu keras dan
dapat menyebabkan tablet cendrung rapuh”.
5. Uji Kerapuhan
Kerapuhan merupakan parameter yang menggambarkan kekuatan permukaan
tablet dalam melawan berbagai perlakuan yang menyebabkan pengikisan pada
permukaan tablet. Uji kerapuhan tablet menggunakan alat Friability Tester. Uji
kerapuhan bertujuan untuk mengetahui ketahanan tablet terhadap adanya pengikisan
maupun guncangan pada waktu pengemasan dan pengiriman. Tablet yang dianggap
baik bila kerapuhan tidak lebih dari 1%. Uji kerapuhan berhubungan dengan
kehilangan bobot akibat abrasi yang terjadi pada permukaan tablet. Semakin besar
harga persentasi kerapuhan, maka semakin besar massa tablet yang hilang.
Berdasarkan hasil uji kerapuhan yang diperoleh menunjukkan bahwa tablet
Asam Mefenamat memiliki persentase lebih dari 1% yang berarti tidak memenuhi
syarat dan tidak sesuai dengan teori dimana persentase yang diperoleh sebesar
4,65%. Ketidaksesuaian ini akan mempengaruhi konsentrasi atau kadar zat aktif
yang masih terdapat pada tablet. Faktor yang mempengaruhi persentase uji
kerapuhan yang tidak sesuai yaitu pengikat yang digunakan tidak terdistribusi
dengan homogen di dalam tablet atau dapat diakibatkan kesalahan saat proses
kompresi, dan tablet yang terbentuk kurang kompak sehingga tablet menjadi mudah
rapuh.
6. Uji Waktu Hancur
Uji waktu hancur menggambarkan suatu tablet utuh (liberasi) yang mengalami
deagregasi menjadi partikel-partikel kecil hingga tidak mempunyai inti yang jelas.
Semakin cepat tablet hancur maka akan semakin cepat pula tablet terdisolusi
melepaskan zat aktif. Uji disolusi atau waktu hancur ini menggunakan alat
Desintegration Tester. Semakin cepat waktu hancur maka semakin cepat pula obat
menimbulkan efek. Menurut Farmakope Indonesia Edisi III (1979) menyatakan
bahwa waktu hancur untuk tablet tidak bersalut adalah tidak lebih dari 15 menit dan
untuk tablet bersalut adalah tidak lebih dari 60 menit. Tablet Asam Mefenamat
merupakan tablet yang tidak bersalut.
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel menunjukkan bahwa tablet Asam
Mefenamat memenuhi syarat yaitu tidak lebih dari 15 untuk tablet yang tidak
bersalut.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang didapat dari pembuatan tablet Asam Mefenamat dengan metode
pembuatan granulasi kering adalah :
1.Uji Organoleptis
Hasil yang didapati rasa pahit, tidak berbau, warna putih, bentuk bulat
2.Uji Keseragaman Bobot
Hasil uji keseragaman bobot didapati terdapat 3 tablet yang melebihi 5 %
penyimpangan dan tidak ada satupun tablet yang melebihi penyimpangan dari 10 %.
3.Uji Keseragaman Ukuran
Hasil uji keseragaman ukuran yang telah dilakukan adalah diameter rata-rata yang
didapat 10,6 mm dan tebal tablet yang diperoleh 12 mm.
4.Uji Kekerasan Tablet
Hasil uji kekerasan tablet yang telah didapat dengan rata-rata 5,03 kg/cm2. Hasil
sesuai dengan range ketetapan kekerasan tablet yang baik adalah 4-10 kg/cm2.
5.Uji Kerapuhan Tablet
Hasil uji kerapuhan yang didapat 4,6 %, hasil ini tidak memenuhi syarat yang
seharusnya kerapuhan tablet tidak boleh lebih lebih dari 1 % atau yang baiknya tidak
boleh lebih dari 0,8 %
6.Uji Waktu Hancur
Hasil uji disolusi / waktu hancur tablet sesuai syarat yakni 2,25 menit yang masih
dibawah 15 menit untuk syarat waktu hancur tablet biasa
5.2 Saran
Dalam proses pembuatan tablet membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai
agar praktikan dapat melakukan praktikum dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anief, M. 2000. Ilmu Meracik Obat, Teori dan Praktek. Yogyakarta : UGM. Press.
2. Ansel, H. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Ed ke 4. Penerjemah: Farida. Jakarta
: UI Press. Terjemahan dari : Introduction to Pharmaceutical Dosage Form.
3. Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia. Ed ke 3. Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
4. Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia. Ed ke 4. Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
5. Goth A. Medical Pharmacology, Principles and concept. Saint Louis : The CV.Mosby
Co, 1978:340.
6. Lachman, L., Lieberman, HA. Kanig J.L. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Ed
ke 3. Penerjemah : Siti Suyatmi. Jakarta : UI Press. Terjemahan dari: The Teory and
Practice of Industrial Pharmacy.
7. Reynold James E.F. Martindale The Extra Pharmacopoiea.London : The Pharmaceutical
Press, 1982 : 263
8. Voigt, R. 1995. Pelajaran Teknologi Farmasi. Ed ke 5. Penerjemah: Noerono.
Yogyakarta : UGM Press.
LAMPIRAN
I SIFAT ORGANOLEPTIS
II KEMURNIAN
2. Kadar air -
2. Permukaan -
VII STABILITAS
1. Stabilitas padat
2. Ketercampuran bahan
tambahan
3. Stabilitas dalam larutan Cahaya : lebih mudah terurai
dengan adanya cahaya
Udara : higroskopis dan
mudah terurai
VIII FARMAKOLOGI
IX SIFAT LAIN-LAIN
𝑥
Bulk Density = 𝑎 𝑚𝑙
Rumus
100 𝑔𝑟𝑎𝑚
Bulk Density = = 0,476 gram/ml
210 𝑚𝑙
𝑥
Rumus Tap Density = 𝑏 𝑚𝑙
100 𝑔𝑟𝑎𝑚
Tap Density = = 0,588 gram/ml
170 𝑚𝑙
C. Rasio Hausner
𝑇𝐷
RH = 𝐵𝐷 𝑚𝑙
Rumus
0,588 𝑔𝑟𝑎𝑚
RH = = 1,23 gram/ml
0,476 𝑚𝑙
Hasil
D. Kompresibilitas
Gelas ukur
Alat
𝑇𝐷−𝐵𝐷
Rumus % Kompresibilitas = 𝑥 100%
Rumus 𝑇𝐷 𝑚𝑙
0,588−0.476
Rumus % Kompresibilitas = 0,588 𝑚𝑙
𝑥 100%
Hasil = 19,04%
Penafsiran/Kesimpulan
( Lihat tabel Asam mefenamat memiliki kompresibilitas yang Fair (powdered
Kompresbilitas/Indeks granules)/ Cukup Mudah Mengalir
Carr)
Masukkan kedalam flow rate tester, ukur tinggi dan diameter serbuk
(berbentuk kerucut)
Cara Kerja
2h
Tan α =
Rumus diameter
2 x 4,9 c,
Tan α =
12 cm
Tan α = 0,816
α = 39,23◦
Hasil
Tujuan
Mengukur partikel zat dengan metode mikroskopi dan pengayakan
(shieving)
Hasil o % Mesh
0,05 gram
% Mesh 12 =98,18 gram 𝑥 100 % = 0,05%
0,12 gram
% Mesh 14 =98,18 gram 𝑥 100 % = 0,12%
0,34 gram
% Mesh 16 =98,18 gram 𝑥 100 % = 0,34%
0,63 gram
% Mesh 18 =98,18 gram 𝑥 100 % = 0,64%
1,63 gram
% Mesh 20 =98,18 gram 𝑥 100 % = 1,66%
95,41 gram
% Wadah = 98,18 gram 𝑥 100 % = 97,17%
o Berat akhir pengayakan tiap mesh
Mesh 12 = 2,29 – 2,25 = 0,05
Mesh 14 = 2,33 – 2,21 = 0,12
Mesh 16 = 2,51 – 2,17 = 0,34
Mesh 18 = 2,91 – 2,28 = 0,63
Mesh 20 = 3,95 – 2,32 = 1,63
Wadah = 99,96 – 4,55 = 95,41
1.8
1.6
1.4
1.2
1 Series 1
0.8 Column1
Gambar Grafik
0.6 Column2
0.4
0.2
0
12 14 16 18 20
I SIFAT ORGANOLEPTIS
1. Warna Putih atau hamper putih
(FI IV, Hal. 43)
2. Bau Tidak berbau
3. Rasa Tidak berasa
II KEMURNIAN
1. Kadar bahan aktif dalam Mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak
serbuk lebih dari 102,0% C15H15N02, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan
(FI IV, Hal. 43)
2. Kadar air -
3. Kadar cemaran Mengandung tidak kurang dari 0,01% dan tidak
lebih dari 0,5%
VI SIFAT DALAM LARUTAN
1. Kelarutan dalam air Praktis tidak larut dalam air
(FI IV, Hal. 43)
2. Kelarutan dalam alkohol … Sukar larut dalam etanol dan dalam methanol
95% (FI IV, Hal.43)
3. Kelarutan dalam asam Sukar larut dalam kloroform
(pH=…) (FI IV, Hal.43)
4. Kelarutan dalam basa Larut dalam alkali hidroksida
(pH=…) (FI IV, Hal.43)
5. pH larutan … (air) 4-7
VII STABILITAS
1. Stabilitas padat
2. Ketercampuran bahan
tambahan
3. Stabilitas dalam larutan Cahaya : lebih mudah terurai dengan adanya
cahaya
Udara : higroskopis dan mudah terurai
4. Cara penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
Tidak tembus cahaya
(FI IV, Hal.43)
B. Mg Stearat
No. Parameter Data
1. Sinonim magnesium octadecanoate, magnesium salt,octadecanoic
acid.
2. Rumus molekul C36H70MgO4
3. Pemerian serbuk halus, berwarna putih, bau asam stearat, rasayang
khas
4. Kelarutan praktis tidak larut dalam etanol dan air, sedikit larutdalam
benzene hangat dan etanol 95% hangat
5. Density bulk 0,159 g/cm
6. Titik Lebur 117oC – 150oC
7. Inkompatibilitas tidak kompatibel dengan asam kuat, alkali
dan garam besi. Hindari pencampuran dengan
bahan pengoksidasi kuat
8. Penyimpanan dalam wadah tertutup dan tidak tembus cahaya
C. Talc
No. Parameter Data
1. Sinonim Altalc, hydrous magnesium calcium silicate, hydrousmagnesium
silicate
2. Rumus molekul Mg6(Si2O5)4(OH)4
3. Pemerian bubuk kristal yang sangat halus, putih keabu-abuan,tidak
berbau.
4. Kelarutan praktis tidak larut dalam larutan asam dan basa, pelarutorganic
dan air
5. Ph 7 – 10
6. Inkompatibilitas tidak kompatibel dengan senyawa ammonium kuarterner
7. Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya
D. Laktosa
No. Parameter Data
1. Sinonim lactosum, saccharum lactis, lattioso, milksugar
2. Rumus molekul C12H22O11
3. Pemerian Putih, serbuk hablur, tidak berbau, agak manis
4. Kelarutan larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian airmendidih;
sukar larut dalam atanol (95%); praktis tidak larut
dalamkloroform P dan eter
5. Berat Molekul 342,30
6. Ph 4,0 – 6,5
7. Inkompatibilitas laktosa anhidrat tidak kompatibel denganoksidasi kuat
ketika campuran mengandung antagonis
leukotrienhidrofobik dan laktosa anhidrat atau laktosa
monohidrat disimpan selama 6 minggu pada 40 °C dan
75% RH, campuran yang mengandunganhidrat laktosa
menunjukkan serapan kelembaban yang lebih besar
dandegradasi obat.
E. HPMC
No. Parameter Data
1. Sinonim Benecel MHPC
2. Pemerian Tidak berbau, tidak berasa, putih, bubuk berserat
3. Kelarutan Praktis tidak larut dalam air panas, kloroform, etanol
95%, eter, tapi larut dalam campuran etanol dan
diklorometana, campuran metanol dan dikloro metana
dan campuran air dan alkohol
4. Ph 5,0-8,0 untuk 2% w/w larutan
5. Inkompatibilitas Tidak kompatibel dengan agen pengoksidasi karena
merupakan nonionik, hypromellose tidak akan kompleks
dengan garam logam atau ion organik untuk membentuk
endapan tak larut
6. Penyimpanan dalam wadah tertutup baik
F. Aerosil
No. Parameter Data
1. Rumus Molekul SiO2
2. Pemerian Terhidrat sebagian amorf, terdapat dalam bentuk granul
seperti kaca dengan berbagai ukuran
3. Kelarutan Praktis tidak larut dalam solvent organik, air dan asam
kecuali HCL , larut dalam larutan panas alkali hidroksida
membentuk dispersi koloid untuk aerosol kelarutan dalam
air 150 mg/liter suhu 25o
4. Ph 3,8 – 4,2
5. Inkompatibilitas Dengan dietilstilbdestrol
6. Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
7. Rasionalisasi Formula
Metode pembuatan tablet
Metode Pengertian Syarat Alasan
Granulasi kering Merupakan salah 1. Zat aktif
satu metode memiliki sifat
pembuatan tablet aliran yang
dengan cara buruk
mengempa 2. Zat aktif
campuran bahan sensitive
kering menjadi terhadap panas
massa padat yang dan lembab
selanjutnya dipecah 3. Kandungan zat
lagi untuk aktif dalam
menghasilkan tablet tinggi
partikel yang lebih
besar (granul) dari
serbuk semula
Keuntungan dan kerugian metode
Keuntungan metode yang dipilih Kerugian metode yang dipilih
1. Peralatan lebih sedikit dibanding 1. Memerlukan mesin tablet khusus untuk
granulasi basah slug
2. Cocok digunakan pada zat aktif tidak 2. Tidak dapat mendistribusikan zat warna
tahan panas dan lembab dengan seragam
3. Tahap pengerjaan tidak terlalu lama 3. Proses banyak menghasilkan debu,
4. Biaya lebih efisien dibanding granulasi sehingga rentan terhadap kontaminasi
basah silang
5. Mempercepat waktu hancur obat dalam
tubuh karena tidak menggunakan
pengikat
pemakaian bahan
NO Fungsi Bahan Nama Bahan per batch (bobot
lazim % per tablet tabletxbesar
batch)
fasa dalam (92%)
500 mg - 50
1 Bahan Aktif Asam mefenamat 500 mg 125000 mg
2000 mg mg
2 pengikat HPMC 1-5 % 3% 13,8 mg 4140 mg
3 penghancur dalam Amylum 5-15 % 10 % 46 mg 13800 mg
4 lubrikan Mg stearate 0,25-2 % 1% 5 mg 1500 mg
5 glidan
6 antiadheren Talcum 1-3 % 2% 10 mg 3000 mg
7 pewarna
8 pemanis
9 adsorben
10 pengisi Laktosa Ad 92 % 25 % 177,12 mg 44200 mg
jumlah total fase dalam 92% 738,12 mg 191640 mg
fasa luar (8%)
1 penghancur luar Amylum 3% 40 mg 10000 mg
2 lubricant Mg stearate 1% 8 mg 2000 mg
3 glidan
4 antiadheren Talcum 2% 16 mg 4000 mg
jumlah total fase luar 8% 64 mg 16000 mg
jumlah total 100% 802,12 mg 207640 mg
9. Perhitungan Formula
a. Fase Dalam
BOBOT/TABLET PERBATCH
NO NAMA BAHAN
(Mg) (Gram)
FASE DALAM
92%
Rumus : Bobot /
RUMUS : 92/100 X BOBOT TABLET (Mg) = ........... Mg tablet x besar
batch
1 Asam mefenamat 500 mg 125000 mg
b. Fase Luar
BOBOT/TABLET PERBATCH
NO NAMA BAHAN
(Mg) (Gram)
FASE LUAR
8%
Rumus : Bobot /
RUMUS : 8/100 X BOBOT TABLET (Mg) = ........... Mg tablet x besar
batch
1 Mg stearate 8 mg 2000 mg
2 Talcum 16 mg 4000 mg
3 Amylum 40 mg 10000 mg
Kesimpulan
2 Bulk
Tujuan Untuk mengetahui berapa berat massa jenis suatu zat dalam
volume zat.
Alat Gelas ukur
Prosedur kerja 1. Timbang seksama 40-50 gram granul, atau sampai
volume 100 ml
2. Catat bobot granul
3. Masukan kedalam gelas ukur
4. Catat volume serbuk
Rumus Bulk density =𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑒𝑏𝑢𝑘 (𝑔)
Bobot sebuk (ml)
4 Rasio Housner
Tujuan Untuk mengetahui rasio antara density bulk setelah
dipadatkan diketuk-ketuk kecil (tapped) terhadap
densitiasnya tanpa pemadatan
Rumus 𝑡𝑎𝑝 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦
Rasio Housner =𝑏𝑢𝑙𝑘 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦
Penafsiran hasil
Nilai rasio housner Sifat aliran
1,00-1,11 Excellent/samgat mudah
mengalr
1,12-1,18 Good/ mudah mengalir
1,19-1,25 Fair/cukup mudah mengalir
1,26-1,34 Passable/ agak mudah
mengalir
1,35-1,45 Poo / sifat lair buruk
1,46-1,59 Very poor/ sifat alir sangat
buruk
>1,60 Very very poor/ Non
flow/sifat alir sangat sangat
buruk (tidak mengalir)
𝑔𝑟𝑎𝑚
Kesimpulan Hasil yang didapatkan yaitu 1,15 𝑚𝑙 yang berarti granul asam
mefenamat mudah mengalir
5 Kompresibilitas
Tujuan Untuk mengetahui kemampuan granul agar tetap kompak
dengan adanya tekanan
Rumus 𝑡𝑎𝑝 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦−𝑏𝑢𝑙𝑘 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦
%kompresibilitas = 𝑡𝑎𝑝 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦
× 100%
Hasil a. Bulk density : 0,64
b. Tapped density : 0,74
c. % Kompresibilitas : 13,51 %
Perhitungan 0,74−0,64
% kompesibilitas = 0,74 × 100% = 13,51%
Keterangan :
h = tinggi kerucut (cm)
d = diameter kerucut (cm)
α = sudut istirahat
5 Tapped density
6 Rasio housner
7 % kompresibilitas
8 Sudut istirahat