Pasal 01
UMUM
1.1. Lingkup Pekerjaan:
Spesifikasi ini mencakup persyaratan-persyaratan dasar yang diperlukan dalam
Pembangunan/Rehabilftasi Gedung Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III
Biringkassi beserta prasarana terkait, yang meliputi dan tidak terbatas pada
penyediaan bahan material, tenaga kerja yang cakap dan semua peralatan bantu,
mesin yang diperlukan serta garansi dan surat jaminan mutu lainnya yang
diperlukan.
1.2. Peraturan dan Syarat-Syaiat Pekerjaan:
Pekerjaan ini harus dilaksanakan sesuai dan menurut:
1.2.1. Syarat-syarat pekerjaan ini beserta gambar-gambar dan lampiran nya.
1.2.2. Risalah / Berita Acara rapat penjelasan pekerjaan (Aanwijzing).
1.2.3. Petunjuk-petunjuk pengawasan teknik secara tertu!is yang tidak bertentangan
dengan RKS ini. Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengikuti dan
memenuhi persyaratan persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan
Normalisasi lndonesia (NI) dan peraturan peraturan Nasional maupun
setempat. Untuk pekerjaan ini dinyatakan berlaku dan mengikat
1. P31 1971 (NL2)
Peraturan Beton lndriesia tahun 1971.
2. PPBBI 1983:
Peraturan Perencariaan bangi.rnan Baja Indonesia tahun 1983.
3. P1JlL1987:
Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia tahun 1987.
4. PUB11982:
Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia tahun 1982.
5. SlI:
Standard Industri Indonesia.
6. PKKI 1961:
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia tahun 1961
7. ASTM:
The American Sociaty for Testing Materials.
8. AASHTO
The American Association of State Highway and Transportation Officials.
9. PPIUG 1983:
Peraturan Pernbebanan Indonesia Untuk Gedung tahun 1983.
10. PPI:
Pedoman Plumbing Indonesia.
11. Undang-UndangNomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Indonesia. Untuk pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar
tersebut di atas maupun standar-standar Nasional Iainnya, maka
diberlakukan standar Internasional yang berlaku atas pekerjaan
tersebutatau berlaku standarteknis negara asal bahaii yang digunakan.
1.7. Material:
1.7.1. Kontraktor harus Mengajukan daftar tertulis beserta contoh bahan kepada
Konsutan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Contoh bahan harus
disertai penjelasan spesifikasi bahan serta yang berkaitan dengan basil
pengujiannya.
1.7.2. Bahan yang akan digunakan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam
keadaan baik dan tidak cacat. Beberapa bahan tertentu harus masih tersegel
dan berlebel pabrik asalnya.
1.7.3. Bahan / material harus disimpan sedemikianrupa agar mutunya tidak
menjadi berkurang. Penyimpanan hendaknya dialasi dengan lantai yang
keras, terlindung, kering dan bersih. Cara penyusunan material harus diatur
sedemikianrupa sehingga mudah untuk diadakan pemeriksaan sewaktu-
waktu. Demikian juga penyimpanannya diatur sehingga pengambilannya
dapat diatur menurut datangnya material tersebut (first in —first out).
1.8. Tenagakerja
Tenagakerja yang digunakan hendaknya dari tenaga ahli yang terlatih dan
berpengalaman di bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai
dengan ketentuan dalam spesifikasi ini maupun petunjuk Konsultan Pengawas.
1.9. Peralatan
1.9.1. kontraktor diharuskan mengajukan daftar terperinci tentang peralatan yang
akan digunakan untuk melaksanakan pekerjaan. Daftar tersebut harus
disetujui Konsultan Pengawas dalam hal kondisi dan jadwal penyipanan
peralatan di lokasi pekerjaan.
1.9.2. Kontraktor harus mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk setiap
jenis pekerjaan setiap sebelum pekerjaan tersebut dimulai. Kerusakan pada
peralatan yang dapat mengganggu kelancaran pekerjaan harus segera
diperbaiki atau diganti sehingga Konsultan Pengawas menganggap
pekerjaan tersebut bisa dimulai.
1.10. Pemberitahuan untuk memulai pekerjan:
1.10.1. Kontraktor diharuskan untuk memberikan penjelasan tertulis selengkpnya
tentang langkah langkah yang akan diambil untuk suatu tahap pekerjaan
yang akan dimulai.
1.10.2. Dalam keadaan apapun tidak diperbolehkan untuk memulai pekerjaan yang
sifatnya permanent tanpa terlebihdahulu mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.
1.11. Gambar Rencana
1.11.1. Gambar Rencana untuk pekerjaan ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Dokumen Kontrak. Bila ada ketidak sesuaian antara
Gambar-gambar Rencana, Spesifikasi Pekerjaan dengan Syarat-syarat
Umum atau Syarat-syarat Khusus, maka hal harus segera dilaporkan kepada
Konsultan Pengawas untuk selanjutnya diputuskan oleh Pemberi
Tugas.Selama masa pelaksanaan pekerjaan, revisi-revisi masih mungkin
dilakukan atas keputusan Pemberi tugas.
1.11.2. Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Gambar Rencana
dan spesifikasi ini dan tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dan
kesalahan-kesalahan dan kekurangan kekurangan pada Gambar Rencana
atau perbedaan antara Gambar Rencana dan Spesifikasi. Konsultan
Pengawas akan mengoreksi dan menjelaskan Gambar Rencana tersebut
untuk melengkapi penjelasan dalam Spesifikasi.
1.11.3. Dimensi dalam Gambar Rencana harus dihitung dengan teliti dan tidak
dibenarkan untuk menganggap bahwa Gambar Rencana tersebut dibuat
pada skala yang tepat, kecuali atas petunjuk Konsultan Pengawas.
1.11.4. Kontraktor tidak dibenarkan mengajukan biaya tambahan apabila terdapat
perbedaan antara item pekerjaan dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi.
Dalam hal ini Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai
dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi tanpa biaya tambahan.
1.11.5. Kontraktor harus membuat Shop Drawing sebelum memulai suatu
pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas. Shop
Drawing mencakup gambar gambar detail yang dibuat berdasarkan Gambar
Rencana dengan penjelasan yang lebih lengkap. Untuk pekerjaan yang tidak
memerlukan persetujuan Pemberi Tugas, Shop Drawing harus disampai kan
selambat-larnbatnya 7 hari sebelum pekerjaan dilaksanakan, sedangkan
Shop Drawing yang memerlukan persetujuan Pemberi Tugas harus
disampaikan selambat lambatnya 14 hari sebelum pekerjaan diaksanakan.
1.12. Jalan masuk tempat pekerjaan dan jalan sementara:
Jalan masuk ke tempat pekerjaan harus diadakan oleh Kontraktor, bilamana
diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan lokasi pekerjaan tersebut.
Selama pekerjaan berlangsung, Kontraktor harus mengatur kelancaran dan keamanan
lalu lintas umum akibat keluar masuknya kendaraan, mengadakan dan memelihara
jalan-jalan sementara, jembatan jembatan dan sebagainya yang mungkin diperlukan
untuk memasuki daerah pekerjaan dan menyingkirkan atau membersihkannya
kembali pada waktu penyelesaian serta memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya.
Pasal 02.
PEKERJAAN PENDAHULUAN
2.1. Persiapan:
Kontraktor harus menyediakan bahan / material, peralatan dan tenaga yang diperlukan
untuk kelancaran dan keselamatan pelaksanaan pekerjaan tepat pada waktunya.
Dalam menyusun penawaran Kontraktor harus mengenal betul keadaan lapangan dan
tidak dibenarkan mengajukan klaim apabila perbedaan antara Gambar Rencana dan
keadaan lapangan.
2.1.1. Pemeriksaan tempat-tempat pekerjaan:
Sebelum memulai suatu pekerjaan, Kontraktor harus meninjau lapangan atau
tempat tempat pekerjaan untuk melihat kondisi serta bahan-bahan yang
ditemukan.
2.1.2. Pembersihan tempat pekerjaan:
Tempat-tempat pekerjaan yang dimaksud harus bersih dan segala tumbuh-
tumbuhan dan lain-lain rintangan yang terdapat di sekitar daerah pekerjaan
tersebut dan siap untuk dilaksanakan pengukuran.
2.2. Direksi keet, dan gudang:
Material yang digunakan untuk pembuatan rangka kantor Pelaksana, gudang dan los
kerja adalah kayu kelas II, atap dan seng gelombang, penutup dinding dari tripleks 6
mm dicat dan lantai rabat beton dengan campuran 1 PC 3 pasir : 5 kerikil dengan luas
sesuai kebutuhan. Pada akhir pekerjaan Kontraktor wajib membongkar dan
mengembalikan keadaan seperti semula setelah mendapat persetujuan dari konsultan
pengawas .
2.3. Mobilisasi dan demobilisasi :
Meliputi dan tidak terbatas pada pengadaan / penyediaan maupun pengembalian
tenaga , alat pada saat yang telah ditentukan dan segala resiko yang di akibatkan
menjadi tanggungjawab Kontraktor. Kontraktor harus selalu melakukan koordinasi
dengan sistem keamanan yang ada, dan mematuhi, peraturan yang ada sehubungan
dengan keluar masuknya tenagakerja, alat dan bahan.
2.4. Administrasi Pelaporan
2.4.1. Kontraktor diwajibkan membuat buku harian yang memuat catatan semua
kejadian, peringatan-peringatan, keadaan bahan, alat dan tenagakerja serta
kemajuan pekerjaan. Setiap hari buku catatan tersebut harus diperlihatkan atau
dilaporkan.
2.4.2. Kontraktor wajib menyiapkan laporan harian yang direkap setiap minggu,
ditandatangani pimpinan dan cap perusahaan, kemudian dikirim kepada
Penyelenggara.
2.4.3. Kontraktor wajib membuat bobot kerja yang jelas mengenai kemajuan
pekerjaan yang dilaksanakannya, dan jika diminta oleh Pemberi Tugas untuk
keperluan pemeriksaan sewaktu-waktu dapat diserahkan.
2.4.4. Kontraktor diwajibkan membuat dokumentas berupa foto untuk setiap
kemajuan masing masing jenis pekerjaan.
2.5. As Built Drawing
As build drawing adalah gambar actual pelaksanaan setelah proses pelaksanaan
pekenjaan lapangan selesai dikerjakan. As built drawing berisi perubahan yang telah
dilakukan terhadap gambar konstruksi aslinya, termasuk catatan, modifikasi, dan
informasi lainnya. Kontraktor membuat as built drawing paling lambat 7 hari setelah
pekerjaan telah selesai 100%.
2.6. Papan Nama Proyek
2.6.1. Kontraktor wajb membuat papan nama pekerjaan sesuai ketentuan berlaku
dengan persetujuan Tim Teknis.
2.6.2. Ukuran papan nama pekerjaan 80 x 120 cm bahan triplek.
2.6.3. Papan nama dipasang pada tempat yang jelas dan mudah dibaca.
2.7. Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan (1MB)
Izin mendirikan bangunan (1MB) adalah perizinan yang diberikan oleh Kepala
Daerah kepada pemilik bangunan untuk membangun baru, mengubah, memperluas.
Mengurangi, dan/atau merawat bangunan sesuai dengan persyaratan administrative
dan persyaratan teknis. Kontraktor wajib memiliki Surat Izin Meridirikan Bangunan
sebelum melaksanakan pekerjaaan.
2.8. Pengujian Laboratorium Bahan
2.8.1. Kontraktor diperbolehkan mengadakan pemeriksaan laboratorium untuk
seluruh kegiatan pekerjaan yang memerlukan pengujian pada instansi / balai
pengujian yang telah mendapat akreditasi dan disetujui oleh tim teknis.
2.8.2. Kontraktor harus memberitahu kepada timteknis mengenai rencana waktu
pelaksanaan pengujian dilaksanakan secepatnya dengan demikian member
waktu tim teknis menyaksikan setiap pengujian rutin bahan- bahan yang di
inginkan.
2.8.3. Hasil pengujian segera diolah dan didistribusikan, sehingga kemungkinan
untuk pelaksanaan pengujian ulang, penggantian bahan atau pemadatan ulang
dan bahan-bahan dapat dilaksanakan secepatnya. Dengan demikian
mengurangi keterlambatan penanganan pekerjaan.
2.9. Alat Bantu Kerja
2.9.1. Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja sendiri untuk kesempurnaan
pelaksanaan pekerjaan, misalnya perancah kerja, beton molen, vibrator dan
alat-alat lainnya yang dinyatakan perlu oleh Tim Teknis.
2.9.2. Penyediaan listrik dan air kerja untuk kebuturan pelaksanaan pekerjaan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Pasal 03.
PEKERJAAN TANAH
3.1.Batasan dan Lingkup Pekerjaan:
Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan ini meliputi Pekerjaan galian tanah
untuk pondasi
3.1.1. Pekerjaan galian tanah untuk pondasi
3.1.2. Pekerjaan urugan pasir
3.1.3. Pekerjaan urugan kembali tanah bekas galian.
3.2.Pelaksanaari
3.2.1. Galian Tanah : Yang termasuk pekerjaan galian meliputi galian untuk pondasi,
saluran, septic tank dan bagian-bagian lain yang dijelaskan dalam gambar
kerja.
1. Keterangan tentang sifat-sifat tanah yag diperlihatkan pada aanwijzing
atau yang didapat oleh Kontraktor sebagai hasil diskusi dengan Pemberi
Tugas atau dan sumber lainnya agar tidak disalah tafsirkan sebagai hal
yang pasti. Kontraktor harus melihat sendiri ke tempat lokasi pekerjaan
untuk membuktikan langsung mengenai jenis tanah, lapisan tanah,
volume, dan lain-lain sebagai dasar dalam menyusun harga penawaran.
Kontraktor tidak dibenarkan mengajukan claim apabila terjadi
permasalahan tersebut dan atau peralatan dan atau tenaga tambahan
lainnya demi kelancaran pekerjaan karena berhasil mencapai hasil yang
memuaskan sehingga pekerjaan tersebut belum diterima oleh Konsultan
Pengawas.
2. Semua pekerjaan galian harus dikerjakan hingga kedudukan, elevasi,
dimensi, kemiringan, dan bentuk sesuai dengan Gambar Rencana dari
Spesifikasi ini serta petunjuk Konsultan Pengawas.
3. Kontraktor harus melakukan pengukuran posisi lahan pondasi sebelum
melakukan penggalian.
4. Dalam melaksanakan pekerjaan galian, Kontraktor harus menyediakan
drain-drain sementara dan pompa, sehingga dasar galian selama
mengerjakan lapisan pasir / aanstamping, pengecoran lantai kerja,
pondasi, sloof, dan sebagainya aman dari genangan air hujan/air tanah,
maupun perlindungan galian untuk mencegah longsoran.
5. Untuk galian pondasi poer, permukaan dasar galian harus dipadatkan
hingga mencapai 100 % kepadatan maksimum pada kadar air optimum
sesuai AASHTO T-99 sebelum penimbunan lapisan pasir aanstamping
dilaksanakan.
3.2.2. Urugan kembali tanah bekas galian:
1. Pekerjaan pengurungan terdiri dan pekerjaan mengurug tanah pada
galian-galian baik untuk podasi atau galian lainnya.
2. Urugan kembali bekas galian dapat dilakukan setelah pekerjaan
pasangan selesai dan diterima baik oleh Konsultan Pengawas.
3. Penimbunan dilakukan lapis demi lapis dengan material terpilih seperti
dijelaskan pada Gambar Rencana, kemudian dipadatkan dengan alat
pernadat yang disetujui Konsuftan Pengawas hingga elevasi dan
kedudukan sesual dengan penjelasan Gambar Rencana.
Teb& maksimum 20 cm dipadatkan hingga 95 % kepadatan maksimum
pada kadar air optimum menurut standar AASHTO T-99.
3.2.3. Urugan Pasir:
1. Urugan pasir harus diberikan kepada seluruh dasar galian pcndasi, sloof,
di bawah iantai dan di bagian lainnya dengan keteb&an sesuai Gambar
Rencana.
2. Pasir yang digunakan harus pasir yang bergradasi baik dan disetujul oieh
Konsultan Pengawas.
3. Pemadatan harus dilakukan dengan alat pemadat mekanis atau alat lain
yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Tebal tiap lapisan maksimum
20 cm dan dipadatkan hingga 95 % kepadatan maksimum pada kadar air
optimum menurut standar AASHTO T —99.
Pasal 04.
PEKERJAAN BETON
4.1. Batasan dan Lingkup pekerjaan :
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang cakap , material dan segala macam
peralatan bantu seperti mesin aduk ,pengangkat ,penggetar dan perlengkapan lain
yang diperlukan untuk proses pelaksanaan beton bertulang dengan cepat dan aman .
mutu beton yang di gunakan adalah k-225. mutu baja tulangan untuk diameter >20
mm digunakan u-39 berulir. Sedangkan diameter <20 mm digunakan u-24 polos.
Lantai kerja digunakan campuran 1PC:3 Pasir: 5 Kerikil.
Lingkup pekerjaan beton rneliputi:
4.1.1. Beton bertulang untuk pondasi poer, sloef, kolom, plat, tangga dan borcies.
4.1.2. Beton bertulang untuk sloef praktis, kolom praktis dan ringbalk praktis
4.1.3. Beton bertulang untuk plat-plat penutup septic tank dan saluran.
4.1.4. Beton tumbuk tidak bertulang untuk lantai kerja, alas lantai dan Iantai rabat.
4.2.Material
4.2.1. Semen:
Digunakan Portland cement jenis I menurut N.I.8 1965 atau type I menurut
ASTM C150 dan memenuhi 5.400 menurut stand2r semen Portland yang
digariskan oleh Assosiasi Semen Indonesia (NI 8-1972).
4.2.2. Agregate Halus:
Agregate halus yang digunakan adalah pasir alam, harus mempunyal butir
yang tajam dan keras, bersifat kekal atau tidak hancur oleh pengaruh cuaca.
Agregate halus tidak boleh mengandung bahan organis yang dibuktikan
dengan percobaan warna dan Abrems-Harder dan memenuhi persyaratan
gradasi seperti pada PBI 1971 pasal 3.3.
4.2.3. Agregate Kasar:
Agregate kasar untuk beton adalah batu pecah yang diperoleh dan mesin
pemecah batu dengan diameter butir Iebih besar dan 5 mm. Agregate kasar
harus terdiri dan butir pipih lebih dan 20% dan seluruh bahan aggregate, tidak
boleh mengandung lumpur Iebih dan 1%. Tidak mengandung cat-cat reaktif
alkali, tidak boleh kehilangan berat Iebih dan 50% dengan mesin pengaus dan
mernenuhi persyaratan lain seperti dalarn PSI 1971 pasal 3.4. Persyaratan
campuran untuk agregat halus dan kasar mengikuti ketentuan PBI 1971 pasal
3.5.
4.2.4. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, garam dan bahan-bahan organis atau bahan yang dapat merusak beton
dan baja tulangan serta ketentuan lainnya dalam PBI pasal 3.6 dibuktikan
dengan test laboratorium.
4.2.5. Baja Tulangan:
Setiap baja tulangan yang dihasilkan oleh pabrik yang terkenal dapat dipakai
asal mutu dijamin oleh pabrik pembuatnya dengan sertifikat (Lulus Uji
Pabrik), Mutu baja tulangan harus dibuktikan oleh hasil test laboratonium,
jumlah benda uji minimum 3 buah untuk setiap ukuran penampang dan tiap
tahap pengiriman barang. Baja tulangan yang akan dipakai adalah U-24 polos,
harus bersih dan minyak karat dan bahan-bahan lain yang dapat mengurangi
daya lekat besi dan beton.
4.2.6. Kawat Pengikat:
Kawat pengikat yang digunak rus trbuat dan baja lunak dengan diameter 1 mm
yang telah dipijarkan tenlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.
4.2.7. Mutu Beton
Mutu beton untuk struktur bangunan yang digunakan dalam pekerjaan mi
dipakai K- 225. Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Kontraktor dengan
percobaan hancur silinder kubus di laboratorium dan disaksikan oleh
Konsultan Pengawas.
1. Pengambilan contoh adukan beton (benda uji) yang akan dites di
laboratoriurn harus disaksikan oieh Konsultan Pengawas.
2. iurnlah benda uji dibuat sesual dengan ketentuan-ketentuan PBI-197J. dan
mutu beton harus diperiksa untuk umur 3 (tiga) han, 7 (tujuh) han dan 28
(dua puluh delapan) han untuk setiap adukan yang diambil contohnya.
3. Hash dan pemeniksaan laboratorium, harus segra diserahkan kepada
Konsultan Pengawas.
4.3.Pelaksanaan
4.3.1. Penyimpanan Semen (PC):
1. Penyimpana pasir dan kerikil hams di atas lantai kerja sehingga material
dijamin tidak bercampur dengan tanah yang dapat mengakibatkan
kurangnya mutu beton.
2. Penyimpanan / penimbunan kedua material tersebut harus dipisahkari
sehingga kedua material tersebut dijamin tidak bercampur. Hal ini untuk
mendapatkan adukan beton dengan komposisi campuran yang tepat.
Bahan untuk acuan atau cetakan beton digunakan papan kayu kelas II
berukuran 2/20 cm diperkuat dengan rangka-rangka balok kayu kelas II
Cetakan dibuat dan dipasang sesuai dengan ukuran dan bentuk seperti
yang tercantum dalam Gambar Rencana. Cetakan untuk beton-beton
berpenampang persegi yang terlihat (exposed) dilapisi dengan multipleks
tebal 9 mm, sedangkan untuk beton-beton yang berpenampang bulat
dilapisi dengan tripleks tebal 2 sampai 3 mm. Permukaan cetakan yang
bersentuhan langsung dengan campuran beton dilumuri dengan minyak
agar memudahkan pembongkaran cetakan dan menjamin permukaan
beton terlihat halus dan rata. Cetakan harus dipasang dengan diberi lawan
lendut sebesar 1/500 bentang dengan perkuatan-perkuatan rangka balok.
Keadaan cetakan menjamin ukuran-ukuran serta jarak tidak berubah
selama pengecoran berlangsung dan harus dibersihkan dari berbagai
bentuk kotoran yang ada dalam cetakan. Setelah pengecoran cetakan dapat
dibongkar sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PB1 1971
pasal 58. Semua biaya yang diperlukan sehubungan dengan penggunaan
cetakan atau acuan harus sudah tercakup dalam harga satuan pekerjaan
beton.
1. Pengadukan:
3. Pengecoran
Setiap langkah dan kegiatan pengecoran harus diketahu dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas secara tertulis.
Untuk melindungi beton yang baru dicor sampai beton tersebut mengeras
dengan baik dan untuk mencegah pengeringan terlalu cepat, harus diambil
tindakan-tindakan dengan menutupinya dengan karung basah atau cara lain
yang sesuai. Sangat dilarang untuk menaruh bahan-bahan di atas konstruksi
yang menurut pendapat Konsultan Pengawas belum cukup mengeras atau
mempergunakan konstruksi tersebut untuk menerima beban.
Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan kubus yang
cukup untuk memikul beban sendiri. Bilamana akibat pembongkaran cetakan,
pada bagian bagian konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi
daripada beban rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan
tersebut berlangsung. Perlu ditekankan bahwa tanggungjawab keamanan
konstruksi beton seluruhnya terletak pada Kontraktor dan perhatian Kontraktor
mengenai pembongkaran cetakan sesuai PB1-1971 dalam pasal 58. Kontraktor
harus memberitahu Konsultan Pengawas bilamana bermaksud akan
membongkar cetakan dan meminta persetujuannya. Tapi dengan adanya
persetujuan itu tidak berarti Kontraktor lepas dari tanggung jawabnya. Bagian-
bagian konstruksi di mana terjadi sarang sarang kerikil harus diperbaiki
kembali.
4.3.14. Pengujian/Testing:
Setiap jenis dan tipe pekerjaan beton dapat dinilai sebagai kemajuan apabila
setelah selesai dikerjakan dan telah memenuhi persyaratan pengujuian
kekuatan sesuai Gambar rencana dan diterima baik oleh Konsultan Pengawas.
Pasal 05.
Yang termasuk dalam batasan dan lingkup pekerjaan batu dan pasangan meliputi:
5.1.1. Semen
Semen yang digunakan harus sama kualitasnya seperti semen yang ditentukan
untuk pekerjaan beton dalam spesifikasi ini.
5.1.2. Pasir
Pasir yang digunakan untuk pekerjaan pasangan harus yang berkualitas baik
dan sesuai untuk pekerjaan tersebut, tidak mengandung lumpur atau kotoran-
kotoran yang dapat mengurangi kualitas bahan.
5.1.4. Air
Bata merah adalah bata merah yang dibuat dari tanah liat dengan atau
tanpa campuran bahan lainnya dibakar pada suhu tinggi hingga tidak
hancur bila direndam air, berbentuk empat persegi panjang, bersudut
siku-siku, tajam, permukaannya rata dan tidak tampak retak-retak yang
rnerugikan, Ukuran bata yang digunakan adalah 55 x 110 x 230 mm
(MxI.) sesuai standar SB-0021-78, dengan kuat tekan minimum rata-
rata 200 kg/cm2 dari 30 buah benda uji dengan koefisien variasi 15 %.
Pasal 06.
6.2.1. S e m e n
Semen yang digunakan harus sama kualitasnya seperti semen yang
ditentukan untuk pekerjaan beton dalam spesifikasi ini .
6.2.2. P a s I r
6.2.3. Air
1. Tegel keramik adalah keramik dengan bahan baku tunggai, dibakar pada
suhu tinggi, dengan tebal minimal 7 mm. Permukaan tegel keramik tidak
boleh menampakkan cacat cacat seperti bergelombang, bengkok, retak-
retak, glasinya lepas, lubang-lubang jarum pada permukaan glasir, noda-
noda dan glasir, permukaan tegel cembung atau cekung. Penyimpangan
ukuran terhadap rata-rata produk tidak boleh Iebih 2% terhadap ukuran
panjang dan 10% terhadap ukuran tebal. Penyimpangan sudut siku
maksimum 0,4 mm tiap 100 mm. Penyimpangan keturusan sisi maksimum
1 mm tiap 100 mm. Penyimpangan kedataran maksimum 1% terhadap
arah diagonal. Tahan terhadap asam atau basa sehingga penampakan
permukaan sama setelah dicelup ke dalam asam dan basa. Kekerasan,
permukaan minimum 6 angka skala Mons. Tahan terhadap keausan dan
kehilangan berat tidak boleh lebih 0,1 gram per berat benda uji pada
percobaan aus. Kuat lentur rata-rata 250 kg/crn2 dengan minimum 200
kg/cm2. Harus kedap air maksimum 1% dan memenuhi syarat lainnya
sesuai dengan 511-0023-81 atau PUBI-1982
2. Tegel keramik bergiatsir ukuran 40 x 40 cm, dipasang di dalam ruangan
(aula, meeting room, dan operator room). Untuk lantai KM/WC
digunakan tegel keramik ukuran 20 x 20 cm yang tidak 11cm. Untuk
dinding KM/WC digunakan tegel keramik ukuran 20 x 20 cm yang licin
(bergiatsir).
6.3.Adukan perekat:
6.3.1. Adukan perekat i PC 2 pasir dipergunakan untuk pekerjaan pasangan
keramik sebagai perekat pasangan pelapis tegel keramik.
6.4.Pelaksanaan:
6.4.1. Pasangan tegel keramik pelapis Iantai dan dinding:
Pasal 07.
PEKERJAAN KAYU
Woodplank adalah papan yang terbuat dari semen dengan serat fiber sebagai tulangan.
Keunggulan dan Woodplank adalah: motif kayu, tahan air, tahan api, anti rayap, non
asbestos, bisa dipaku dengan paku tripleks, tidak menyerap kelembapan, lebih kaku
sehingga tidak rnudah melengkung. Tersedia dalam ukuran panjang 4.05m, tebal 8mm
seluruh bidang. Bahan woodplank digunakan pada pasangan lisplank sebagaimana
dijelaskan pada gambar rencana.
Pintu PVC terbuat dari bahan utama polivynit chloride. Bahan Polimer dan stalbilizer
yang digunakan harus berkualitas baik dan tahan terhadap air dan cuaca (Ultraviolet).
Pintu PVC digunakan pada ruang-ruang toilet, buatan pabrik yang berkualitas standar
dilengkapi dengan engsel-engsel penggantung, kunci dan grendel.
7.3.Pelaksanaan
7.3.1. Pemasangani plafond Calsiboard:
1. Pernasangan Kalisplarik didahului dengan mengebor letak paku atau sekrup untuk
menghindari retak, dan pada lubang bor diberi overshunk agar kepala paku atau
sekrup dapat tertanam sepenuhnya.
2. Penyambungan bagian bagian-bagian lembaran panil harus dikerjakan
sedemikianrupa sehinigga hasil akhirnya menunjukkan keseluruhan bidang
permukaan rata dan rapi.
3. Celah-celah sambungan dan lubang-lubang bekas paku atau sekrup dapat ditutup
dengan acrylic silicone, acrylic sealant atau cement glue.
Pasal 8.
PEKERJAAN ALUMINIUM
8.2.Material:
8.2.1. Aluminium
Bahan aluminium yang dimaksud di sini adalah bahan aluminium yang
digunakan untuk membuat kusen-kusen pintu, jendela, daun pintu dan
daun jendela.
8.2.2. Kaca:
1. Semua jenis kunci yang dipakai harus sistem selinder 2 kali putar. Untuk
pintu-pintu masuk gedung dan pintu-pintu ruangan menggunakan kunci
produk dalam negeri setara SES.
2. Engsel yang digunakan sebagai penggantung pintu ruangan dan pintu shaft
adalah engsel jenis kupu-kupu yang mempunyai ball baring dengan
pengaman Non Removeable Pin (NRP), harus mampu rnenahan beban 20
kg untuk setiap engsel, berukuran 3,5” x 3” dan tebal pelat 3 mm. merek
yang digunakan sekualitas Arch.
3. Perlengkapan-perlengkapan lain untuk pintu dan jendela digunakan produk
ex dalam negeri.
4. Sebelum dilakukan pemasangan, Kontraktor harus mengajukan terlebih
dahulu contoh dan bahan yang telah disebutkan untuk mendapatkan
persetujuan dan Konsultan Pengawas.
8.3.Pelaksanaan:
8.3.1. Pekerjaan aluminium untuk pemasangan kusen pintu dan jendela, dan daun
pintu dan jendela:
Pasal 9.
PEKERJAAN LISTRIK
Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah terdiri dari pengadaan, pemasangan,
pengujian dan pemeliharaan instalasi berikut percobaannya, jaminan instalasi dan jaminan
perangkat dan sernua gambar rencana serta yang tertulis dalam spesifikasi teknis. Pekerjaan
juga mencakup pengadaan dan mendatangkan seluruh peralatan dan accessories yang
mungkin secara detail tidak tergambarkan atau tidak terspesifikasikan dengan sempurna
namun merupakan komponen dari instalasi sebagai suatu sistim agar bekerja , beroperasi
dengan baik. Secara garis besar lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Pekerjaan instalasi harus dikerjakan oleh tenaga ahli berpengalaman dan memiliki seitifikasi
dari PLN. Apabila terjadi konflik teknis pengadaan dan pengerjaan dari masing-rnasing
instalasi ataupun dengan macam instalasi lain yang tidak dijelaskan dalam gambar rencana,
maka kewajiban Kontraktor untuk mengajukan jalan keluarnya kepada Pemberi Tugas
melalui perantaraan Konsultan Pengawas tanpa permintaan tambahan biaya.
Yang dimaksud dengan instalasi kabel di sini adalah kabel dan MOP ke
Cable Tray selanjutnya ke outlet (stop kontak) dan ke lampu penerangan
beserta accesoriesnya sehingga sistem dapat berfungsi dengan baik.
Kabel yang digunakan dengan rating maksimum 600 volt, 4 kawat atau 3
kawat sesuai dengan ganbar rencana. Kabel dan MOP ke Cable Tray
menggunakan. NYY, sedangkan kabel untuk instalasi penerangan daya
stop kontak peralatan dipakai jenis NYM dan NYA dengan ukuran
seperti pada garnbar kerja. Kabel yang dimaksud adalah kabel 3 inti (1
phasa + 1 netral + 1 ground) atau 4 inti (3 phasa + 1 netral terbuat dari
tembaga lunak (anneal) dengan isolasi PVC yang diextriksi. Tempratur
kabel yang diizinkan adalah maksimum 75°. Warna permukaan kabel
dibedakan sebagai tanda untuk setiap urat yaitu:
Data-data teknis
1. Kabel NYY
2. Kahel NYM
1. Stop Kontak:
2. Saklar
9.3.6. Pentanahan:
9.4. Pelaksanaan
9.4.1. Cabel Tray:
9.4.2. Pengkabelan:
Pasal 10.
PEKERJAAN PENGECATAN
10.3.Pelaksanaan
10.3.1. Pengecatan :
1. Persiapan:
2. Pelaksanaan:
1. Persapan:
2. Pelaksanaan:
Pasal 11.
PEKERJAAN MEKANIKAL
11.8.PEMASANGAN
11.8.1. Pemasangan hanya boleh dilakukan setelah ada izin tertulis dari Konsultan MK.
Gambar-gambar pemasangan instalasi secara mendetail harus dibuat oleh Kontraktor
sambil melaksanakan pembangunan struktur bangunan. Hal ini agar dapat diketahui
dengan tepat letak atau ukuran lubang-lubang pada dinding dan lantai yang
diperlukan untuk lewatnya pipa-pipa.
11.8.2. Kontraktor bertanggung jawab atas ukuran (dimensi) dan lokasi lubang-lubang
tersebut dan apabila perlu harus melakukan pembobokan atau penambalan
merupakan tanggungan Kontraktor dan tanpa tambahan biaya.
11.8.3. Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan harus bebas dari kotoran yang akan
mengganggu aliran atau kebersihan air.
Pasal 12.
13.1.Semua pekerjaan yang terdapat dalam gambar, tetapi tidak terdapat pada penjelasan
teknis pekerjaan irii atau sebaliknya, rnaka hal tersebut harus dikerjakan oleh
Kontraktor atas petunjuk Tim Teknis atau Koncuitan Pengawas.
13.2.Selain penjelasan ringkas mi maka semua ketentuan administrasi pemeriksanaan
mutu pekerjaan serta ketentuari lain dan pemerintah yang menyangkut pelaksanaan
pekerjaan harus ditaati oleh pemborong / Kontraktor.
13.3.Semua pekerjaan dianggap selesai apabla telah memenuhi syarat teknis dan kualitas
yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini.
13.4.Hal—hal yang belum tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini
akan ditentukan kemudian pada rapat penjelasan pekerjaan (anwijzing).