Anda di halaman 1dari 47

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

Pasal 01
UMUM
1.1. Lingkup Pekerjaan:
Spesifikasi ini mencakup persyaratan-persyaratan dasar yang diperlukan dalam
Pembangunan/Rehabilftasi Gedung Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III
Biringkassi beserta prasarana terkait, yang meliputi dan tidak terbatas pada
penyediaan bahan material, tenaga kerja yang cakap dan semua peralatan bantu,
mesin yang diperlukan serta garansi dan surat jaminan mutu lainnya yang
diperlukan.
1.2. Peraturan dan Syarat-Syaiat Pekerjaan:
Pekerjaan ini harus dilaksanakan sesuai dan menurut:
1.2.1. Syarat-syarat pekerjaan ini beserta gambar-gambar dan lampiran nya.
1.2.2. Risalah / Berita Acara rapat penjelasan pekerjaan (Aanwijzing).
1.2.3. Petunjuk-petunjuk pengawasan teknik secara tertu!is yang tidak bertentangan
dengan RKS ini. Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengikuti dan
memenuhi persyaratan persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan
Normalisasi lndonesia (NI) dan peraturan peraturan Nasional maupun
setempat. Untuk pekerjaan ini dinyatakan berlaku dan mengikat
1. P31 1971 (NL2)
Peraturan Beton lndriesia tahun 1971.
2. PPBBI 1983:
Peraturan Perencariaan bangi.rnan Baja Indonesia tahun 1983.
3. P1JlL1987:
Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia tahun 1987.
4. PUB11982:
Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia tahun 1982.
5. SlI:
Standard Industri Indonesia.
6. PKKI 1961:
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia tahun 1961
7. ASTM:
The American Sociaty for Testing Materials.
8. AASHTO
The American Association of State Highway and Transportation Officials.
9. PPIUG 1983:
Peraturan Pernbebanan Indonesia Untuk Gedung tahun 1983.
10. PPI:
Pedoman Plumbing Indonesia.
11. Undang-UndangNomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Indonesia. Untuk pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar
tersebut di atas maupun standar-standar Nasional Iainnya, maka
diberlakukan standar Internasional yang berlaku atas pekerjaan
tersebutatau berlaku standarteknis negara asal bahaii yang digunakan.

1.3. Sarana Kerja:


1.3.1. Gudang bahan dan Kotak P3K:
Kontraktor harus menyiapkan gudang untuk menyimpan bahan guna
melindungi bahan dan kerusakan. Selama pelaksanaan pekerjaan,
Kontraktor harus menyiapkan kotak obat-obatan, (P3K). Kontraktor
diwajibkan membongkar kembali sarana yang dimaksud setelah pekerjaan
selesai.
1.3.2. Mobilisasi bahan dan peralatan:
Pemborong/ Kontraktor harus menyediakan sendiri sarana untuk
mengangkut bahan-hahan dan peralatan ke lokasi pekerjaan.
1.4. Rencana Kerja:
Dalam waktu 2 minggu setelah dikelurkannya SPMK, Kontraktor wajib
menyerahkan suatu Rencana
Kerja yang meliputi:
1.4.1. Jadwal beserta Metode Pelaksanaan yang sesuai dengan spesifikasi bahan
yang digunakan.
1.4.2. Jadwal yang diusulkan untuk memulai dan menyelesaikan masing-masing
bagian pekerjaan.
1.4.3. Jadwal yang diusulkan untuk memperoleh bahan bahan.
1.4.4. Jam kerja yang diusulkan untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
1.4.5. Jumlah tenaga kerja yang diusulkan selama pekerjaan berlangsung dengan
menyebutkan fungsi dan keahliannya.
1.5. Administrasi dan Dokumentasi:
1.5.1. Kontraktor bersama Konsultan Pengawas diwajibkan membuat buku Harian
yang memuat catatan semua kejadian, peringatan-peringatan, keadaan
bahan, alat dan tenagakerja serta kemajuan pekerjaan. Setiap hari buku
catatan tersebut harus diperlihatkan atau dilaporkan kepada Tim Teknis
untuk diketahui dan disahkan.
1.5.2. Kontraktor bersama Konsultan Pengawas diwajibkan membuat laporan
mingguan yang merupakan rangkuman laporan harian, ditandatangani
pimpinan dan cap perusahaan, kemudian dikirim kepada Penyelenggara
Kegiatan / Tim Teknis setiap akhir minggu.
1.5.3. Kontraktor diwajibkan membuat dokumentasi berupa foto untuk setiap
kemajuan masing masing jenis pekerjaan.
1.6. Keamanan dan kebersihan tempat kerja:
1.6.1. Kontraktor harus bertanggungjawab atas keamanan tempat kerja termasuk
halaman dan bangunan sekitarnya. Kontraktor harus bertanggungjawab atas
kerusakan dan kerugian yang terjadi pada bangunan dan sekitarnya yang
diakibatkan oleh kelalaian Kontraktor.
1.6.2. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah
dilaksanakan dan kemungkinan cacat permukaan atau kerusakan lainnya.
Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik
atau pemakai pada waktu pekerjaan dilaksanakan maka Kontraktor harus
memperbaiki atau mengganti sampai dinyatakan dapat diterima oleh
Konsultan Pengawas. Biaya yang timbul atas perbaikan ini adalah
tanggungjawab Kontraktor.
1.6.3. Penggunaan halaman tempat kerja dan penyimpanan bahan-bahan harus
disediakan atas persetujuan pimpinan gedung yang dikerjakan.
1.6.4. Selama pekerjaan berlangsung, Kontraktor harus memelihara kebersihan
bangunan dan halaman dan sisa-sisa bahan. Hasil bongkaran yang tidak
digunakan lagi harus sagera dibersihkan dan diangkut ke luar lokasi
pekerjaan.
1.6.5. Mengingat lokasi pekerjaan berada di dalam lingkungan yang aktif, maka
Kontrktor harus melakukan koordinasi dengan sistim keamanan yang ada
baik terhadap keluar masuknya kendaraan rnaupun tenagakerja.

1.7. Material:
1.7.1. Kontraktor harus Mengajukan daftar tertulis beserta contoh bahan kepada
Konsutan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Contoh bahan harus
disertai penjelasan spesifikasi bahan serta yang berkaitan dengan basil
pengujiannya.
1.7.2. Bahan yang akan digunakan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam
keadaan baik dan tidak cacat. Beberapa bahan tertentu harus masih tersegel
dan berlebel pabrik asalnya.
1.7.3. Bahan / material harus disimpan sedemikianrupa agar mutunya tidak
menjadi berkurang. Penyimpanan hendaknya dialasi dengan lantai yang
keras, terlindung, kering dan bersih. Cara penyusunan material harus diatur
sedemikianrupa sehingga mudah untuk diadakan pemeriksaan sewaktu-
waktu. Demikian juga penyimpanannya diatur sehingga pengambilannya
dapat diatur menurut datangnya material tersebut (first in —first out).
1.8. Tenagakerja
Tenagakerja yang digunakan hendaknya dari tenaga ahli yang terlatih dan
berpengalaman di bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai
dengan ketentuan dalam spesifikasi ini maupun petunjuk Konsultan Pengawas.
1.9. Peralatan
1.9.1. kontraktor diharuskan mengajukan daftar terperinci tentang peralatan yang
akan digunakan untuk melaksanakan pekerjaan. Daftar tersebut harus
disetujui Konsultan Pengawas dalam hal kondisi dan jadwal penyipanan
peralatan di lokasi pekerjaan.
1.9.2. Kontraktor harus mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk setiap
jenis pekerjaan setiap sebelum pekerjaan tersebut dimulai. Kerusakan pada
peralatan yang dapat mengganggu kelancaran pekerjaan harus segera
diperbaiki atau diganti sehingga Konsultan Pengawas menganggap
pekerjaan tersebut bisa dimulai.
1.10. Pemberitahuan untuk memulai pekerjan:
1.10.1. Kontraktor diharuskan untuk memberikan penjelasan tertulis selengkpnya
tentang langkah langkah yang akan diambil untuk suatu tahap pekerjaan
yang akan dimulai.
1.10.2. Dalam keadaan apapun tidak diperbolehkan untuk memulai pekerjaan yang
sifatnya permanent tanpa terlebihdahulu mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.
1.11. Gambar Rencana
1.11.1. Gambar Rencana untuk pekerjaan ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Dokumen Kontrak. Bila ada ketidak sesuaian antara
Gambar-gambar Rencana, Spesifikasi Pekerjaan dengan Syarat-syarat
Umum atau Syarat-syarat Khusus, maka hal harus segera dilaporkan kepada
Konsultan Pengawas untuk selanjutnya diputuskan oleh Pemberi
Tugas.Selama masa pelaksanaan pekerjaan, revisi-revisi masih mungkin
dilakukan atas keputusan Pemberi tugas.
1.11.2. Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Gambar Rencana
dan spesifikasi ini dan tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dan
kesalahan-kesalahan dan kekurangan kekurangan pada Gambar Rencana
atau perbedaan antara Gambar Rencana dan Spesifikasi. Konsultan
Pengawas akan mengoreksi dan menjelaskan Gambar Rencana tersebut
untuk melengkapi penjelasan dalam Spesifikasi.
1.11.3. Dimensi dalam Gambar Rencana harus dihitung dengan teliti dan tidak
dibenarkan untuk menganggap bahwa Gambar Rencana tersebut dibuat
pada skala yang tepat, kecuali atas petunjuk Konsultan Pengawas.
1.11.4. Kontraktor tidak dibenarkan mengajukan biaya tambahan apabila terdapat
perbedaan antara item pekerjaan dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi.
Dalam hal ini Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai
dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi tanpa biaya tambahan.
1.11.5. Kontraktor harus membuat Shop Drawing sebelum memulai suatu
pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas. Shop
Drawing mencakup gambar gambar detail yang dibuat berdasarkan Gambar
Rencana dengan penjelasan yang lebih lengkap. Untuk pekerjaan yang tidak
memerlukan persetujuan Pemberi Tugas, Shop Drawing harus disampai kan
selambat-larnbatnya 7 hari sebelum pekerjaan dilaksanakan, sedangkan
Shop Drawing yang memerlukan persetujuan Pemberi Tugas harus
disampaikan selambat lambatnya 14 hari sebelum pekerjaan diaksanakan.
1.12. Jalan masuk tempat pekerjaan dan jalan sementara:
Jalan masuk ke tempat pekerjaan harus diadakan oleh Kontraktor, bilamana
diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan lokasi pekerjaan tersebut.
Selama pekerjaan berlangsung, Kontraktor harus mengatur kelancaran dan keamanan
lalu lintas umum akibat keluar masuknya kendaraan, mengadakan dan memelihara
jalan-jalan sementara, jembatan jembatan dan sebagainya yang mungkin diperlukan
untuk memasuki daerah pekerjaan dan menyingkirkan atau membersihkannya
kembali pada waktu penyelesaian serta memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya.

Pasal 02.
PEKERJAAN PENDAHULUAN
2.1. Persiapan:
Kontraktor harus menyediakan bahan / material, peralatan dan tenaga yang diperlukan
untuk kelancaran dan keselamatan pelaksanaan pekerjaan tepat pada waktunya.
Dalam menyusun penawaran Kontraktor harus mengenal betul keadaan lapangan dan
tidak dibenarkan mengajukan klaim apabila perbedaan antara Gambar Rencana dan
keadaan lapangan.
2.1.1. Pemeriksaan tempat-tempat pekerjaan:
Sebelum memulai suatu pekerjaan, Kontraktor harus meninjau lapangan atau
tempat tempat pekerjaan untuk melihat kondisi serta bahan-bahan yang
ditemukan.
2.1.2. Pembersihan tempat pekerjaan:
Tempat-tempat pekerjaan yang dimaksud harus bersih dan segala tumbuh-
tumbuhan dan lain-lain rintangan yang terdapat di sekitar daerah pekerjaan
tersebut dan siap untuk dilaksanakan pengukuran.
2.2. Direksi keet, dan gudang:
Material yang digunakan untuk pembuatan rangka kantor Pelaksana, gudang dan los
kerja adalah kayu kelas II, atap dan seng gelombang, penutup dinding dari tripleks 6
mm dicat dan lantai rabat beton dengan campuran 1 PC 3 pasir : 5 kerikil dengan luas
sesuai kebutuhan. Pada akhir pekerjaan Kontraktor wajib membongkar dan
mengembalikan keadaan seperti semula setelah mendapat persetujuan dari konsultan
pengawas .
2.3. Mobilisasi dan demobilisasi :
Meliputi dan tidak terbatas pada pengadaan / penyediaan maupun pengembalian
tenaga , alat pada saat yang telah ditentukan dan segala resiko yang di akibatkan
menjadi tanggungjawab Kontraktor. Kontraktor harus selalu melakukan koordinasi
dengan sistem keamanan yang ada, dan mematuhi, peraturan yang ada sehubungan
dengan keluar masuknya tenagakerja, alat dan bahan.
2.4. Administrasi Pelaporan
2.4.1. Kontraktor diwajibkan membuat buku harian yang memuat catatan semua
kejadian, peringatan-peringatan, keadaan bahan, alat dan tenagakerja serta
kemajuan pekerjaan. Setiap hari buku catatan tersebut harus diperlihatkan atau
dilaporkan.
2.4.2. Kontraktor wajib menyiapkan laporan harian yang direkap setiap minggu,
ditandatangani pimpinan dan cap perusahaan, kemudian dikirim kepada
Penyelenggara.
2.4.3. Kontraktor wajib membuat bobot kerja yang jelas mengenai kemajuan
pekerjaan yang dilaksanakannya, dan jika diminta oleh Pemberi Tugas untuk
keperluan pemeriksaan sewaktu-waktu dapat diserahkan.
2.4.4. Kontraktor diwajibkan membuat dokumentas berupa foto untuk setiap
kemajuan masing masing jenis pekerjaan.
2.5. As Built Drawing
As build drawing adalah gambar actual pelaksanaan setelah proses pelaksanaan
pekenjaan lapangan selesai dikerjakan. As built drawing berisi perubahan yang telah
dilakukan terhadap gambar konstruksi aslinya, termasuk catatan, modifikasi, dan
informasi lainnya. Kontraktor membuat as built drawing paling lambat 7 hari setelah
pekerjaan telah selesai 100%.
2.6. Papan Nama Proyek
2.6.1. Kontraktor wajb membuat papan nama pekerjaan sesuai ketentuan berlaku
dengan persetujuan Tim Teknis.
2.6.2. Ukuran papan nama pekerjaan 80 x 120 cm bahan triplek.
2.6.3. Papan nama dipasang pada tempat yang jelas dan mudah dibaca.
2.7. Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan (1MB)
Izin mendirikan bangunan (1MB) adalah perizinan yang diberikan oleh Kepala
Daerah kepada pemilik bangunan untuk membangun baru, mengubah, memperluas.
Mengurangi, dan/atau merawat bangunan sesuai dengan persyaratan administrative
dan persyaratan teknis. Kontraktor wajib memiliki Surat Izin Meridirikan Bangunan
sebelum melaksanakan pekerjaaan.
2.8. Pengujian Laboratorium Bahan
2.8.1. Kontraktor diperbolehkan mengadakan pemeriksaan laboratorium untuk
seluruh kegiatan pekerjaan yang memerlukan pengujian pada instansi / balai
pengujian yang telah mendapat akreditasi dan disetujui oleh tim teknis.
2.8.2. Kontraktor harus memberitahu kepada timteknis mengenai rencana waktu
pelaksanaan pengujian dilaksanakan secepatnya dengan demikian member
waktu tim teknis menyaksikan setiap pengujian rutin bahan- bahan yang di
inginkan.
2.8.3. Hasil pengujian segera diolah dan didistribusikan, sehingga kemungkinan
untuk pelaksanaan pengujian ulang, penggantian bahan atau pemadatan ulang
dan bahan-bahan dapat dilaksanakan secepatnya. Dengan demikian
mengurangi keterlambatan penanganan pekerjaan.
2.9. Alat Bantu Kerja
2.9.1. Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja sendiri untuk kesempurnaan
pelaksanaan pekerjaan, misalnya perancah kerja, beton molen, vibrator dan
alat-alat lainnya yang dinyatakan perlu oleh Tim Teknis.
2.9.2. Penyediaan listrik dan air kerja untuk kebuturan pelaksanaan pekerjaan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Pasal 03.
PEKERJAAN TANAH
3.1.Batasan dan Lingkup Pekerjaan:
Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan ini meliputi Pekerjaan galian tanah
untuk pondasi
3.1.1. Pekerjaan galian tanah untuk pondasi
3.1.2. Pekerjaan urugan pasir
3.1.3. Pekerjaan urugan kembali tanah bekas galian.
3.2.Pelaksanaari
3.2.1. Galian Tanah : Yang termasuk pekerjaan galian meliputi galian untuk pondasi,
saluran, septic tank dan bagian-bagian lain yang dijelaskan dalam gambar
kerja.
1. Keterangan tentang sifat-sifat tanah yag diperlihatkan pada aanwijzing
atau yang didapat oleh Kontraktor sebagai hasil diskusi dengan Pemberi
Tugas atau dan sumber lainnya agar tidak disalah tafsirkan sebagai hal
yang pasti. Kontraktor harus melihat sendiri ke tempat lokasi pekerjaan
untuk membuktikan langsung mengenai jenis tanah, lapisan tanah,
volume, dan lain-lain sebagai dasar dalam menyusun harga penawaran.
Kontraktor tidak dibenarkan mengajukan claim apabila terjadi
permasalahan tersebut dan atau peralatan dan atau tenaga tambahan
lainnya demi kelancaran pekerjaan karena berhasil mencapai hasil yang
memuaskan sehingga pekerjaan tersebut belum diterima oleh Konsultan
Pengawas.
2. Semua pekerjaan galian harus dikerjakan hingga kedudukan, elevasi,
dimensi, kemiringan, dan bentuk sesuai dengan Gambar Rencana dari
Spesifikasi ini serta petunjuk Konsultan Pengawas.
3. Kontraktor harus melakukan pengukuran posisi lahan pondasi sebelum
melakukan penggalian.
4. Dalam melaksanakan pekerjaan galian, Kontraktor harus menyediakan
drain-drain sementara dan pompa, sehingga dasar galian selama
mengerjakan lapisan pasir / aanstamping, pengecoran lantai kerja,
pondasi, sloof, dan sebagainya aman dari genangan air hujan/air tanah,
maupun perlindungan galian untuk mencegah longsoran.
5. Untuk galian pondasi poer, permukaan dasar galian harus dipadatkan
hingga mencapai 100 % kepadatan maksimum pada kadar air optimum
sesuai AASHTO T-99 sebelum penimbunan lapisan pasir aanstamping
dilaksanakan.
3.2.2. Urugan kembali tanah bekas galian:
1. Pekerjaan pengurungan terdiri dan pekerjaan mengurug tanah pada
galian-galian baik untuk podasi atau galian lainnya.
2. Urugan kembali bekas galian dapat dilakukan setelah pekerjaan
pasangan selesai dan diterima baik oleh Konsultan Pengawas.
3. Penimbunan dilakukan lapis demi lapis dengan material terpilih seperti
dijelaskan pada Gambar Rencana, kemudian dipadatkan dengan alat
pernadat yang disetujui Konsuftan Pengawas hingga elevasi dan
kedudukan sesual dengan penjelasan Gambar Rencana.
Teb& maksimum 20 cm dipadatkan hingga 95 % kepadatan maksimum
pada kadar air optimum menurut standar AASHTO T-99.
3.2.3. Urugan Pasir:
1. Urugan pasir harus diberikan kepada seluruh dasar galian pcndasi, sloof,
di bawah iantai dan di bagian lainnya dengan keteb&an sesuai Gambar
Rencana.
2. Pasir yang digunakan harus pasir yang bergradasi baik dan disetujul oieh
Konsultan Pengawas.
3. Pemadatan harus dilakukan dengan alat pemadat mekanis atau alat lain
yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Tebal tiap lapisan maksimum
20 cm dan dipadatkan hingga 95 % kepadatan maksimum pada kadar air
optimum menurut standar AASHTO T —99.

Pasal 04.
PEKERJAAN BETON
4.1. Batasan dan Lingkup pekerjaan :
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang cakap , material dan segala macam
peralatan bantu seperti mesin aduk ,pengangkat ,penggetar dan perlengkapan lain
yang diperlukan untuk proses pelaksanaan beton bertulang dengan cepat dan aman .
mutu beton yang di gunakan adalah k-225. mutu baja tulangan untuk diameter >20
mm digunakan u-39 berulir. Sedangkan diameter <20 mm digunakan u-24 polos.
Lantai kerja digunakan campuran 1PC:3 Pasir: 5 Kerikil.
Lingkup pekerjaan beton rneliputi:
4.1.1. Beton bertulang untuk pondasi poer, sloef, kolom, plat, tangga dan borcies.
4.1.2. Beton bertulang untuk sloef praktis, kolom praktis dan ringbalk praktis
4.1.3. Beton bertulang untuk plat-plat penutup septic tank dan saluran.
4.1.4. Beton tumbuk tidak bertulang untuk lantai kerja, alas lantai dan Iantai rabat.
4.2.Material
4.2.1. Semen:
Digunakan Portland cement jenis I menurut N.I.8 1965 atau type I menurut
ASTM C150 dan memenuhi 5.400 menurut stand2r semen Portland yang
digariskan oleh Assosiasi Semen Indonesia (NI 8-1972).
4.2.2. Agregate Halus:
Agregate halus yang digunakan adalah pasir alam, harus mempunyal butir
yang tajam dan keras, bersifat kekal atau tidak hancur oleh pengaruh cuaca.
Agregate halus tidak boleh mengandung bahan organis yang dibuktikan
dengan percobaan warna dan Abrems-Harder dan memenuhi persyaratan
gradasi seperti pada PBI 1971 pasal 3.3.
4.2.3. Agregate Kasar:
Agregate kasar untuk beton adalah batu pecah yang diperoleh dan mesin
pemecah batu dengan diameter butir Iebih besar dan 5 mm. Agregate kasar
harus terdiri dan butir pipih lebih dan 20% dan seluruh bahan aggregate, tidak
boleh mengandung lumpur Iebih dan 1%. Tidak mengandung cat-cat reaktif
alkali, tidak boleh kehilangan berat Iebih dan 50% dengan mesin pengaus dan
mernenuhi persyaratan lain seperti dalarn PSI 1971 pasal 3.4. Persyaratan
campuran untuk agregat halus dan kasar mengikuti ketentuan PBI 1971 pasal
3.5.
4.2.4. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, garam dan bahan-bahan organis atau bahan yang dapat merusak beton
dan baja tulangan serta ketentuan lainnya dalam PBI pasal 3.6 dibuktikan
dengan test laboratorium.
4.2.5. Baja Tulangan:
Setiap baja tulangan yang dihasilkan oleh pabrik yang terkenal dapat dipakai
asal mutu dijamin oleh pabrik pembuatnya dengan sertifikat (Lulus Uji
Pabrik), Mutu baja tulangan harus dibuktikan oleh hasil test laboratonium,
jumlah benda uji minimum 3 buah untuk setiap ukuran penampang dan tiap
tahap pengiriman barang. Baja tulangan yang akan dipakai adalah U-24 polos,
harus bersih dan minyak karat dan bahan-bahan lain yang dapat mengurangi
daya lekat besi dan beton.
4.2.6. Kawat Pengikat:
Kawat pengikat yang digunak rus trbuat dan baja lunak dengan diameter 1 mm
yang telah dipijarkan tenlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.
4.2.7. Mutu Beton
Mutu beton untuk struktur bangunan yang digunakan dalam pekerjaan mi
dipakai K- 225. Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Kontraktor dengan
percobaan hancur silinder kubus di laboratorium dan disaksikan oleh
Konsultan Pengawas.
1. Pengambilan contoh adukan beton (benda uji) yang akan dites di
laboratoriurn harus disaksikan oieh Konsultan Pengawas.
2. iurnlah benda uji dibuat sesual dengan ketentuan-ketentuan PBI-197J. dan
mutu beton harus diperiksa untuk umur 3 (tiga) han, 7 (tujuh) han dan 28
(dua puluh delapan) han untuk setiap adukan yang diambil contohnya.
3. Hash dan pemeniksaan laboratorium, harus segra diserahkan kepada
Konsultan Pengawas.

4.3.Pelaksanaan
4.3.1. Penyimpanan Semen (PC):

1. Cara penyimpanan semen (PC) harus diatur sedemikian rupa sehingga


semen bebas dan kelembabar untuk menghindarkan pengerasan semen.
2. Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga untuk mernpermudah
pengambilan/ membedakan antara semen yang baru dengan semen yang
lama untuk menghindari penggunaan semen yang telah mengeras.

4.3.2. Penyimpanan Pasir dan Kerikil:

1. Penyimpana pasir dan kerikil hams di atas lantai kerja sehingga material
dijamin tidak bercampur dengan tanah yang dapat mengakibatkan
kurangnya mutu beton.
2. Penyimpanan / penimbunan kedua material tersebut harus dipisahkari
sehingga kedua material tersebut dijamin tidak bercampur. Hal ini untuk
mendapatkan adukan beton dengan komposisi campuran yang tepat.

4.3.3. Penyimpanan / Penimbunan Baja Tulangan:

1. Penyimparian baja tulangan yang dipakal harus sedemikian rupa sehingga


minyak lumpur benda lain yang dapat mengurangi daya lekat antara baja
tulangan dan beton.
2. Penyimpanan / penimbunan baja tulangan harus didasari dengan lantai
kerja agar tidak bercampur serta harus dilindungi terhadap hujan.

4.3.4. Campuran Beton K.225:

Untuk mendapatkan mutu beton bertulang K-225, adukan dinyatakan


dalam perbandingan berat. Kontraktor harus membuat mix design dan
hasil dan percobaan tersebut segera diserahkan kepacla Konsultan
Pengawas untuk dijadikan pedoman saat pembuatan adukan beton dan
pada waktu pengecoran. Stump untuk campuran beton disesuaikan dengan
hasit percobaan laboratorium (mix-design) untuk mendapatkan mutu
beton yang benar dan seragarn Dalam hal mi, Kontraktor akan rnerubah
nilai stump untuk memudahkan pelaksanaan. Maka Kontraktor harus
membuat mix design baru sesudi dengan nilai slump yang akan dipakal.
Jumlah benda uji dibuat sesual ketentuan P81 1971 dan mutu beton
diperiksa untuk umur 3, 7 dan 28 hari untuk setiap macam adukan yang
diambil contohnya. Hasil pemeriksaan Laboratorium harus segera
diserahkan kepada Konsultan Pengawas. Untuk mempercepat
pelaksanaan, Kontraktor diharuskan menggunakan mesin concrete mixer
(molen).

4.3.5. Campuran beton tumbuk K 100:

Carnpuran beton tumbuk dibuat untuk pekerjaan hamparan lantai kerja,


alas lantai dan lantai rabat. Campuran dibuat dengan perbandingan takaran
1 semen : 3 pasir : 5 kcrikil atau dnyatakan derigan perbandingan berat
sebagaimana yang dilaksanakan pada adukan heton mutu K 100. Untuk
mempercepat pelaksanaan, Kontraktor diharuskan menggunakan mesin
concrete mixer (rnoten).

4.3.6. Cetakan / Acuan:

Bahan untuk acuan atau cetakan beton digunakan papan kayu kelas II
berukuran 2/20 cm diperkuat dengan rangka-rangka balok kayu kelas II
Cetakan dibuat dan dipasang sesuai dengan ukuran dan bentuk seperti
yang tercantum dalam Gambar Rencana. Cetakan untuk beton-beton
berpenampang persegi yang terlihat (exposed) dilapisi dengan multipleks
tebal 9 mm, sedangkan untuk beton-beton yang berpenampang bulat
dilapisi dengan tripleks tebal 2 sampai 3 mm. Permukaan cetakan yang
bersentuhan langsung dengan campuran beton dilumuri dengan minyak
agar memudahkan pembongkaran cetakan dan menjamin permukaan
beton terlihat halus dan rata. Cetakan harus dipasang dengan diberi lawan
lendut sebesar 1/500 bentang dengan perkuatan-perkuatan rangka balok.
Keadaan cetakan menjamin ukuran-ukuran serta jarak tidak berubah
selama pengecoran berlangsung dan harus dibersihkan dari berbagai
bentuk kotoran yang ada dalam cetakan. Setelah pengecoran cetakan dapat
dibongkar sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PB1 1971
pasal 58. Semua biaya yang diperlukan sehubungan dengan penggunaan
cetakan atau acuan harus sudah tercakup dalam harga satuan pekerjaan
beton.

4.3.7. Pemasangan / Penggantian Besi:

1. Kontraktor harus rnengusahakan supaya besi yang dipasang sesuai


dengan apa yang tertera dalam Gambar Rencana.
2. Dalam hal di mana berdasarkan pengalaman Kontraktor atau
pendapatnya terdapat kekeliruan atau kekurangan dan perlu
penyempurnaan yang ada, maka :
 kontraktor dapat menambah ekstra besi dengan tidak
mengurangi pembesian yang tertera dalam Gambar
Rencana. Secepatnya hal ini diberitaukan kepada Konsultan
Pengawas.
 Jika diusulkan dan jalannya pembesian maka perubahan
tersebut dapat dilakukan dengan persetujuan tertulis dan
Perencana.
3. Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi sesuai
dengan yang ditetapkan dalam Gambar Rencana, maka dapat
dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter yang terdekat,
dengan catatan:
 Harus ada persetujuan dari Pemberi Tugas atau Konsultan
Pengawas.
 Jumlah besi panjang atau jumlah besi di tempat tersebut
tidak boleh kurang dan yang tertera dalam Gambar Rencana
( dalam hal ini yang dimaksudkan adalah jumlah luas).
 Penggantian tersebut tidek boleh mengakibatkan keruwetan
pembesian di tempat tersebut atau di daerah panjang
penyaluran (overlap) dan penyampaian alat penggetar (
vibrator).

4. Biaya tambahan yang diakibatkan oleh penukaran diameter besi


adalah menjadi tanggungjawab Kontraktor.

4.3.8. Pemasangan tulangan untuk rnasing masing komponen struktur, harus


diperhatikan tempat kedudukan dan penghubungan satu sama lainnya sesuai
dengan ukuran yang tercantum dalam gambar kerja atau kondisi sebenarnya di
lapangan.
4.3.9. Pada semua sambungan vertikal dan kolom beton dengan dinding, harus diberi
batang tulangan dan baja lunak dengan diameter -8 mm panjang 50 cm dan
dibengkokkan, ujung yang satu dimasukkan ke dalam beton dan ujung lainnya
sepanjang 35 m dibiarkan menjorok untuk dimasukkan ke dalam sambungan
dinding.
4.3.10. Pengadukan, Pengangkutan dan Pengecoran:

1. Pengadukan:

Pengadukan harus dilakukan dengan mesin pengaduk (Concrete Mixer)


yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Kontraktor harus
menyiapkan alat takaran yang digunakan untuk menakar material adukan
beton seperti: semen, pasir, kerikil, dan air, sehingga perbandingan
komposisi campuran dan masing-masing material tepat dan akurat. Lama
pengadukan tergantung ukuran batch. Tapi umumnya tidak kurang dari 1,5
menit setelah semua bahan dimasukkan. Selama pengadukan harus diawasi
kekentalan adukan dengan percobaan slump dan ketentuan lain.
2. Pengangkutan:

Pengangkutan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran harus


dilakukan dengan cara sedemikian rupa yang disetujui Konsultan
Pengawas sehingga tidak terjadi pemisahan (segreasi), maupun kehilangan
bahan dan persyaratan lainnya.

3. Pengecoran

Setiap langkah dan kegiatan pengecoran harus diketahu dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas secara tertulis.

Semua lubang sparing harus telah disiapkan pada kedudukan sesuai


dengan ketentuan pada Gambar Electrical-Mechanical. Semua komponen
atau peralatan yang tertanam dalam beton seperti anker atau sparing-
sparing lainnya harus sudah terpasang. Pengecoran ke dalam cetakan harus
selesai sebelum adukan mulai mengental dalam keadaan normal, tidak
Iebih dari 30 menit. Selama pengecoran, adukan harus dipadatkan dengan
alat penggetar (vibrator) yang memberikan getaran minimum 5000 getaran
per menit. Vibrator harus dimasukkan ke dalam adukan kira-kira vertikal,
kecuali dalam kondisi khusus diperbolehkan miring 45 derajat. Vibrator
tidak boleh mengenai acuan, tulangan atau bagian beton yang mulai
mengeras. Vibrator ditarik dari adukan jika permukaan adukan mulai
tampak mengkilap. Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus
dilanjutkan tanpa berhenti, tanpa persetujuan dari Konsultan Pengawas.

 Pada waktu pengecoran pondasi poer, median harus betul-betul


bersih dan sudah diberi Iantai kerja dan bebas dari genangan air
atau lumpur.
 Pengecoran komponen-komponen struktur lainnya harus
sedemikian rupa sehingga didapat permukaan beton yang terlihat
(exposed) benar-benar rata. Pemberhentian pengecoran harus seizin
Pengawas Ahli dan Konsultan Pengawas.
 Pengecoran beton-beton praktis seperti kolom dan ringbalk harus
disesuaikan keadaan pasangan tembok batu bata yang telah
terpasang. Ketinggian pengecoran kolom praktis tidak boleh
melebihi 1 m, sedangkan pengecoran ringbalk dilakukan apabila
keadaan pasangan batu bata sudah betul-betu kering.

4.3.11. Perlindungan Pengecoran:

Untuk melindungi beton yang baru dicor sampai beton tersebut mengeras
dengan baik dan untuk mencegah pengeringan terlalu cepat, harus diambil
tindakan-tindakan dengan menutupinya dengan karung basah atau cara lain
yang sesuai. Sangat dilarang untuk menaruh bahan-bahan di atas konstruksi
yang menurut pendapat Konsultan Pengawas belum cukup mengeras atau
mempergunakan konstruksi tersebut untuk menerima beban.

4.3.12. Pembongkaran Cetakan/Acuan:

Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan kubus yang
cukup untuk memikul beban sendiri. Bilamana akibat pembongkaran cetakan,
pada bagian bagian konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi
daripada beban rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan
tersebut berlangsung. Perlu ditekankan bahwa tanggungjawab keamanan
konstruksi beton seluruhnya terletak pada Kontraktor dan perhatian Kontraktor
mengenai pembongkaran cetakan sesuai PB1-1971 dalam pasal 58. Kontraktor
harus memberitahu Konsultan Pengawas bilamana bermaksud akan
membongkar cetakan dan meminta persetujuannya. Tapi dengan adanya
persetujuan itu tidak berarti Kontraktor lepas dari tanggung jawabnya. Bagian-
bagian konstruksi di mana terjadi sarang sarang kerikil harus diperbaiki
kembali.

4.3.13. Cacat-cacat pada beton:

Meskipun hasil pengujian kubus-kubus memuaskan, konsultan Pengawas


mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti
berikut:
1. Konstruksi beton yang sangat keropos.
2. Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau
posisi posisinya tidak seperti yang ditunjukkan oleh Gambar Rencana.
3. Konstruksi yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan atau
konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda-benda lainnya.

4.3.14. Pengujian/Testing:

Pada umumnya pengujian dilaksanakan sesuai dengan PBI—1971 bab 4 dan


termasuk juga pengujian-pengujian susut dan perigujian-pengujian tekan. Jika
pengujian tekan gagal, maka perbaikan harus dilakukan mengikuti prosedur-
prosedur PBI-1971 untuk perbaikan.

4.3.15. Tanggung jawab Kontraktor:

1. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi


sesuai dengan ketentuan ketentuan diatas dan sesuai dengan
gambar-gambar konstruksi yang diberikan.
2. Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas atau
perencana yang sejauh mungkin melihat, mengawasi, menegur atau
memberi nasihat tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh
terhadap hal di atas.

4.3.16. Pengukuran Hasil Kerja:

Setiap jenis dan tipe pekerjaan beton dapat dinilai sebagai kemajuan apabila
setelah selesai dikerjakan dan telah memenuhi persyaratan pengujuian
kekuatan sesuai Gambar rencana dan diterima baik oleh Konsultan Pengawas.

4.3.17. Permukaan beton:

Beton-beton untuk kolom, balok dan pelat dibuat dengan cetakan


sedemikianrupa agar permukaan beton terlihat rapi, rata dan 11 cm. Benjolan
dan kerak-kerak yang terjadi harus diratakan dengan mesin gerinda, sedangkan
lubang-lubang atau pori-pori ditutup atau diaci dengan adukan pasta semen.
Perbaikan atas cacat permukaan beton yang cukup signifikan harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.

Pasal 05.

PEKERJAAN BATU DAN PASANGAN

5.1. Batasan dan Lingkup Pekerjaan:

Yang termasuk dalam batasan dan lingkup pekerjaan batu dan pasangan meliputi:

5.1.1. Pasangan tembok batu bata untuk bidang-bidang dinding, septictank,


saluran pembuangan dan bak control.
5.1.2. Pasangan loster beton 15/25 sebagai ventilasi pada dinding sesuai
dengan petunjuk konsultan.
5.1.3. Plesteran untuk permukaan pasangan batu bata, permukaan beton,
permukaan lantai rabat, serta bagian-bagian lain yang dianggap perlu
sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
5.1.4. Pengacian untuk permukaan pasangan batu bata, permukaan beton,
permukaan lantai rabat, serta bagian-bagian lain yang dianggap perlu
sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
5.2. Material

5.1.1. Semen

Semen yang digunakan harus sama kualitasnya seperti semen yang ditentukan
untuk pekerjaan beton dalam spesifikasi ini.

5.1.2. Pasir

Pasir yang digunakan untuk pekerjaan pasangan harus yang berkualitas baik
dan sesuai untuk pekerjaan tersebut, tidak mengandung lumpur atau kotoran-
kotoran yang dapat mengurangi kualitas bahan.

5.1.3. Kerikil (batu pecah):


Kerikil atau batu pecah yang digunakan untuk campuran beton tumbuk lantai
rabat adalah batu pecah yang diperoleh dari mesin pemecah batu dengan
diameter butir lebih besar dari 5 mm. Kerikil harus terdiri dari butir pipih lebih
dari 20% dan seluruh bahan aggregate, tidak boleh mengandung lumpur lebih
dari 1%. Tidak mengandung cat-cat reaktif alkali, tidak boleh kehilangan berat
lebih dari 50% dengan mesin pengaus dan memenuhi persyaratan lain seperti
dalam PB1 1971 pasal 3.4. Persyaratan campuran untuk pasir dan kerikil
mengikuti ketentuan PBI 1971 pasal 3.5.

5.1.4. Air

Air yang digunakan untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi persyaratan


seperti untuk pekerjaan beton dalam spesifikasi in.

5.1.5. Batu bata

Bata merah adalah bata merah yang dibuat dari tanah liat dengan atau
tanpa campuran bahan lainnya dibakar pada suhu tinggi hingga tidak
hancur bila direndam air, berbentuk empat persegi panjang, bersudut
siku-siku, tajam, permukaannya rata dan tidak tampak retak-retak yang
rnerugikan, Ukuran bata yang digunakan adalah 55 x 110 x 230 mm
(MxI.) sesuai standar SB-0021-78, dengan kuat tekan minimum rata-
rata 200 kg/cm2 dari 30 buah benda uji dengan koefisien variasi 15 %.

5.3. Adukan perekat:


5.3.1. Adukan perekat 1 PC : 2 pasir dipergunakan untuk pekerjaan pasangan
tembok batu bata trasram, dinding tembok septictank dan saluran
pembuangan, plesteran trasram, plesteran septictank dan saluran,
plesteran beton, plesteran lantal dan sebagai perekat pasangan pelapis
tegel keramik.
5.3.2. Adukan perekat 1 PC : 4 pasir dipergunakan untuk pasangan batu kali,
tembok batu bata, pasangan dinding roster dan plesteran
5.4. Pelaksanaan
5.4.1. Pasangan dinding batu bata:

1. Dinding harus dipasang menurut masing-masing jenis bahan,


ukuran, ketebalan, dan ketinggian seperti ditentukan dalam Gambar
Rencana. Sudut siku-siku baik dalam pertemuan vertikal maupun
horizontal harus betul-betul dijaga sehingga tidak menyulitkan
pada pemasangan lantai maupun plafond. Kolom praktis harus
dibuat pada setiap pertemuan vertikal dinding. Seluruh pengakhiran
dinding harus dipasang ringbalk praktis. Kontraktor harus
memasang alat pengecek agar didapat permukaan dinding yang
betul-betul rata dan tegak dan tidak boleh dilakukan pemakuan
pada kusen kayu.
2. Semua permukaan beton yang akan dipasangi dinding harus
dibersihkan dan dikasarkan agar didapatkan daya rekat yang baik
dan disiram air. Anker baja tulangan dan kolom yang masuk ke
dalam dinding harus dicor beton agar kuat hubungan antara dinding
dengan kolom beton.
3. Baja tulangan untuk kolom praktis harus sudah terpasang dan
berdiri tegak dengan bantuan penopang sebelum dilakukan
pemasangan dinding.
4. Pemasangan dinding dilakukan lapis demi lapis dengan tebal
adukan pada lapisan 1,0 cm dan pada siarnya harus harus dikorek
agar terbentuk alur-alur. Pada pemasangan dinding krawang alur-
alur tersebut harus segera diratakan dengan penggosok kayu yang
mempunyai profil setengah lingkaran dengan diameter 1 cm.
5. Dan setelah pemasangan dinding bata kuat baru dilakukan
pengecoran terhadap kolom praktis, tapi sebelum dilakukan
pengecoran semua permukaan bata harus di bersihkan dan
bekesting harus sudah terpasang dengan kuat dan teratur serta
harus disirami air.
6. Pekerjaan tersebut diulangi terus sampai mencapai elevasi yang
dikehendaki sesuai dengan Gambar Rencana.
7. Dinding bata harus dibasahi terus-menerus selama paling sedikit
tujuh hari setelah didirikan.
5.4.2. Pekerjaan pemasangan loster beton

1. Loster beton dipasang menurut masing-masing jenis bahan, dan


ukuran seperti ditentukan dalam Gambar Rencana.
2. Semua dinding yang akan dipasangi loster harus dibersihkan dan
disiram air agar didapatkan rekat yang baik.
3. Pemasangan loster dilakukan satu persatu sesuai dengan Gambar
Rencana. Kontraktor harus memasang alat pengecek agar didapat
permukaan dinding yang betul-betul rata dan tegak.

5.4.3. Pekerjaan plesteran

1. Untuk dapat menghasilkan plesteran yang kuat, maka setelah


pasangan dinding selesai dan sebelum dilakukan pekerjaan
plesteran, terlebih dahulu seluruh permukaan dinding tersebut
agar dikomprot dengan air semen+pasir.
2. Plesteran dilakukan pada seluruh permukaan dinding atau
permukaan lainnya yang akan diplester sesuai dengan Gambar
Rencana.
3. Pekerjaan plesteran hanya boleh dilakukan pada pasangan
dinding yang sudah kuat. Dengan terlebih dahulu harus
membuat plesteran sesuai dengan ketentuan dalam Gambar
Rencana dan petunjuk Konsultan Pengawas.
4. Selanjutnya plesteran kepala akan digunakan untuk pedoman
agar didapat permukaan plesteran yang rata. Oleh sebab itu di
dalam membuat plesteran kepala yang rata dan jarak antara
plesteran kepala tidak boleh terlalu jauh.
5. Plesteran yang telah selesai dikerjakan agar terus menerus
dibasahi selama paling sedikit 7 hari sehingga tidak mengalami
retak-retak yang berarti sebelum dilakukan pengacian dengan
pasta semen.
6. Pekerjaan tersebut harus dilakukan oleh tukang yang ahli dan
biasa melakukan pekerjaan plesteran dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Konsultan Pengawas berhak meminta
Kontraktor untuk mengganti tukang yang dinilai tidak cakap
5.4.4. Pekerjaan pengacian:

1. Untuk bagan yang bentuk akhirnya akan dicat maka permukaan


dinding harus diperhalus atau diaci dengan pasta semen.
2. Sebelum dilakukan pengacian, dasar permukaan yang akan
diaci harus diberishkan dari serpihan, kotoran dan minyak yang
dapat mengurangi daya rekat adukan.
3. Pengacian dilakukan pada seluruh permukaan dinding dengan
menyapukan pasta semen tipis-tipis pada permukaan yang
sudah diplester sesuai Gambar Rencana hingga licin dan
menguat
4. Dan setelah pekerjan pengacian tembok selesai, baru dilakukan
pekerjaan pengecatan.
5. Pekerjaan tersebut harus dilakukan oleh tukang yang ahli dan
biasa melakukan pekerjaan plesteran dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Konsultan Pengawas berhak meminta
Kontraktor untuk mengganti tukang yang dinilai tidak cakap.

Pasal 06.

PEKERJAAN LANTAI DAN DIND!NG KERAMIIK

6.1.Batasan dan Lingkup Pekerjaan:

Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan keramik meliputi

6.1.1. Pekerjaan pemasangan Lantai Keramik.


6.1.2. Pekerjaan pemasangan Dinding Keramik.
6.2.Material

6.2.1. S e m e n
Semen yang digunakan harus sama kualitasnya seperti semen yang
ditentukan untuk pekerjaan beton dalam spesifikasi ini .

6.2.2. P a s I r

Pasir yang digunakan untuk pekerjaar pasangan harus yang berkualitas


baik dan sesuai untuk pekerjaan tersebut, tidak mengandung lumpur atau
kotoran-kotoran yang dapat mengurangi kualitas bahan.

6.2.3. Air

Air yang digunakan untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi


persyaratan seperti untuk pekerjaan beton dalam spesifikasi ini.

6.2.4. Tegel keramik:

1. Tegel keramik adalah keramik dengan bahan baku tunggai, dibakar pada
suhu tinggi, dengan tebal minimal 7 mm. Permukaan tegel keramik tidak
boleh menampakkan cacat cacat seperti bergelombang, bengkok, retak-
retak, glasinya lepas, lubang-lubang jarum pada permukaan glasir, noda-
noda dan glasir, permukaan tegel cembung atau cekung. Penyimpangan
ukuran terhadap rata-rata produk tidak boleh Iebih 2% terhadap ukuran
panjang dan 10% terhadap ukuran tebal. Penyimpangan sudut siku
maksimum 0,4 mm tiap 100 mm. Penyimpangan keturusan sisi maksimum
1 mm tiap 100 mm. Penyimpangan kedataran maksimum 1% terhadap
arah diagonal. Tahan terhadap asam atau basa sehingga penampakan
permukaan sama setelah dicelup ke dalam asam dan basa. Kekerasan,
permukaan minimum 6 angka skala Mons. Tahan terhadap keausan dan
kehilangan berat tidak boleh lebih 0,1 gram per berat benda uji pada
percobaan aus. Kuat lentur rata-rata 250 kg/crn2 dengan minimum 200
kg/cm2. Harus kedap air maksimum 1% dan memenuhi syarat lainnya
sesuai dengan 511-0023-81 atau PUBI-1982
2. Tegel keramik bergiatsir ukuran 40 x 40 cm, dipasang di dalam ruangan
(aula, meeting room, dan operator room). Untuk lantai KM/WC
digunakan tegel keramik ukuran 20 x 20 cm yang tidak 11cm. Untuk
dinding KM/WC digunakan tegel keramik ukuran 20 x 20 cm yang licin
(bergiatsir).

6.3.Adukan perekat:
6.3.1. Adukan perekat i PC 2 pasir dipergunakan untuk pekerjaan pasangan
keramik sebagai perekat pasangan pelapis tegel keramik.
6.4.Pelaksanaan:
6.4.1. Pasangan tegel keramik pelapis Iantai dan dinding:

1. Sebelum pekerjaan pemasangan keramik dimulai Kontraktor harus


mengajukan Shop Drawing yang menunjukkan titik dimulainya pelaksanaan
dan perkiraan besarnya ukuran keramik ujung sesuai dengan hasil
pengukuran trakhir terhadap komponen-komponen struktur bangunan.
Kontraktor juga harus memperhatikan hubungan keserasian nat-nat lantai
yang akan dipasang sesuai penjelasan gambar rencana. Konsultan Pengawas
berhak merubah usulan Kontraktor dengan pertimbangan keserasian
tersebut.
2. Sebagai alas pasangan lantai keramik, di atas lapisan pasir yang telah
dipadatkan dilapisi beton tumbuk adukan I PC : 3 Psr: 5 Krk setebal 5 cm.
Pada permukaan bidang vertikal yang akan dipasangi tegel keramik harus
terlebih dahulu dikasarkan sedemikian rupa sehingga didapatkan keadaan
yang memudahkan perekatan pasangan tegel keramik.
3. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pemasangan, Kontraktor harus
membersihkan semua tonjolan-tonjolan pada lantai atau bagian lainnya yang
dapat mengganggu pelaksanaan, sedang bagian yang cekung harus diisi
dengan adukan yang digunakan sebagai perekat keramik.
4. Bahan perekat untuk pasangan tegel keramik adalah campuran semen
Portland dan pasir yang diayak halus dan dicuci dengan perbandingan 1 : 2
atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Adukan dihampar dengan tebal
sedemikianrupa sehingga apabila tegel keramik terpasang, akan didapatkan
permukaan yang rata pada semua bidang sesuai dengan elevasi rencana.
Hamparan adukan juga harus menggunakan alat khusus untuk membentuk
permukaan berbentuk alur yang selanjutnya memberikan perekatan dan
kerataan pengisian adukan di bawah tegel dengan sempurna.
5. Keramik yang digunakan harus dipilih untuk menghindari kemungkinan
terpasangnya tegel-tegel yang cacat maupun warna yang tidak sama dan
sebelum dipasang harus direndam terlebih dahulu sekurangnya 6 jam agar
jenuh air. Lebar nat untuk tegel keramik bergiasur maksimal 2 mm dan
pengisian siar-siar harus dengan adukan pasta semen yang disesuaikan
dengan jenis tegelnya.
6. Pemotongan keramik harus dilakukan dengan mesin potong dan digosok
dengan batu grinda halus, sehingga didapatkan permukaan sisi potongan
yang halus, lurus dan tidak cacat.
7. Tukang yang melaksanakan pekerjaan harus betul-betul ahli dan
berpengalaman mengerjakan pasangan tegel keramik. Konsultan Pengawas
berhak meminta Kontraktor untuk mengganti tukang yang dinilai tidak
cakap.
8. Kontraktor harus selalu melakukan pengawasan terhadap mutu hasil
pekerjaan dan mematuhi instruksi Konsultan Pengawas bila diminta
memperbaiki atau mengganti bagian-bagian yang tidak memenuhi kualitas
dan persyaratan yang dimaksudkan dalam Gambar Rencana dan Spesifikasi.
9. Kontraktor harus rnembersihkan permukaan pasangan yang telah selesai
dikerjakan dan segala kotoran dengan bahan pembersih yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Kebersihan harus tetap terjaga hingga penyerahan
pekerjaan pertama dilakukan.

Pasal 07.

PEKERJAAN KAYU

7.1.Batasan dan Iingkup Pekerjaan

Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan kayu meliputi:

7.1.1. Pekerjaan pemasangan lisplank.


7.1.2. Pekerjaan pemasangan penutup plafond.
7.2.Material
7.2.1. Calsiboard:
Calsiboard adalah suatu carnpuran serat calsium dan bahan semen atau bahan
pengikait hidrolis Iainnya yang dibentuk lembaran datar. Lembaran bahan harus padat
tetapi elastis dengan bobot isi minimum 1,2 gr/cm3. Lembaran Calsiboard harus
mempunyai tepi potongan yang lurus, tidak berkerut , tebal merata 4 mm pada seluruh
bidang, tidak berlubang atau cacat yang merugikan. Lembaran Calsiboard harus
mudah dipotong dan dipaku tanpa menimbulkan cacat atau kerusakan lainnya.
Maksimum penyerapan air 20 % kedap air dan mempunyai kuat tekan 200 kg/cm2
dan sesuai standar 511 0015-76. Bahan Calsiboard digunakan untuk pasangan plafond
dan dinding luar pada overstek sebagaimana yang dijelaskan dalam garnbar rencana.
Merek yang digunakan ex dalam negeri sekualitas Hexaboard.

7.2.2. Wood Plank

Woodplank adalah papan yang terbuat dari semen dengan serat fiber sebagai tulangan.
Keunggulan dan Woodplank adalah: motif kayu, tahan air, tahan api, anti rayap, non
asbestos, bisa dipaku dengan paku tripleks, tidak menyerap kelembapan, lebih kaku
sehingga tidak rnudah melengkung. Tersedia dalam ukuran panjang 4.05m, tebal 8mm
seluruh bidang. Bahan woodplank digunakan pada pasangan lisplank sebagaimana
dijelaskan pada gambar rencana.

7.2.3. Pintu PVC:

Pintu PVC terbuat dari bahan utama polivynit chloride. Bahan Polimer dan stalbilizer
yang digunakan harus berkualitas baik dan tahan terhadap air dan cuaca (Ultraviolet).
Pintu PVC digunakan pada ruang-ruang toilet, buatan pabrik yang berkualitas standar
dilengkapi dengan engsel-engsel penggantung, kunci dan grendel.

7.3.Pelaksanaan
7.3.1. Pemasangani plafond Calsiboard:

1. Pemasangan bahan Calsiboard dilakukan sedemikianrupa sehingga tidak terlalu


banyak terjadi pemotongan atau penggunaan bahan dan sisa pemotongan.
Pemasangan dilakukan dengan sekrup galvanis.
2. Pertemuan sisi-sisi lembaran bahan atau celah nat dibuat jarak 4 mm, diisi dengan
Talakpoxy sampai mengering. kemudian ditutup dengan Joint pester dengan
perekat yang berkualitas baik, selanjutnya dihaluskan dengan plamir sejenis
Piastocement sampai halus dan rata.
3. Setelah pemasangan selesai, seluruh bidang permukaan harus rata, lurus,
waterpass dan tidak bergelombang.
4. Pemasangan us-us dilakukan pada sepanjang tepi plafond, menggunakan bahan
kayu kelas II yang telah diolah dengan bentuk profil dan ukuran sesuaidengan
penjelasan pada gambar rencana.

7.3.2. Pemasangan lisplank wood plank:

1. Pernasangan Kalisplarik didahului dengan mengebor letak paku atau sekrup untuk
menghindari retak, dan pada lubang bor diberi overshunk agar kepala paku atau
sekrup dapat tertanam sepenuhnya.
2. Penyambungan bagian bagian-bagian lembaran panil harus dikerjakan
sedemikianrupa sehinigga hasil akhirnya menunjukkan keseluruhan bidang
permukaan rata dan rapi.
3. Celah-celah sambungan dan lubang-lubang bekas paku atau sekrup dapat ditutup
dengan acrylic silicone, acrylic sealant atau cement glue.

Pasal 8.

PEKERJAAN ALUMINIUM

8.1.Batasan dan Lingkup Pekerjaan:

Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan aluminium meliputi:

8.1.1. Pekerjaan pemasangan kusen pintu dan jendela aluminium.


8.1.2. Pekerjaan pemasangan daun pintu dan jendela aluminium.
8.1.3. Pekerjaan pemasangan kaca.
8.1.4. Pekerjaan pemasangan penggantung dan pengunci.

8.2.Material:
8.2.1. Aluminium
Bahan aluminium yang dimaksud di sini adalah bahan aluminium yang
digunakan untuk membuat kusen-kusen pintu, jendela, daun pintu dan
daun jendela.

1. Aluminium yang akan digunakan adalah produksi Super


Bangunan-Alcan, NIKKEI, YKK atau setara produksi dalam
nege yang balk (sesual SI extrusi 0695-82 dan SF1 jendela 0649-
82). Alloy 6063 T5/Biilet yang digunakan harus aslinya (tidak
terbuat dan bahan scrap/sisa). Anodizing terdiri, dari lapisan
pertarna anodic oxide film tebal 10 micron dan lapisan kedua
resin film tebal 12 micron.
2. Kusen Aluminium yang digunakan berwarna hitam, ukuran profil
1.5” x 3”; beban angin100kg/rn2, dan tebal profil minimal 1.35
mm.
3. Semua contoh harus disertakan, kecuali ditentukan lain, dan
contoh extrusion tidak kurang dari 30 x 30 cm. Dengan ketebalan
seperti yang ditentukan untuk proyek tersebut. Contoh (Mock up)
harus dengan ukuran 1 : 1.
4. Hubungan dengan bahan lain : apabila aluminium berhubungan
dengan besi, maka besi harus dilapis dengan zinc chromate +
bitumen.
5. Pengetesan terdiri dan hal-hal sebagal berikut:
• Performance Test (Test terhadap kebocoran air, udara,
beban angin, kekedapan suara dan lain-lain harus
dilaksanakan di Australia, atau laboratonium lain yang
disetujul Tim Teknis)
• Mdtenial Test (Test terhadap bahan, powder coating, test
koros, berat dan lain-lain) dilaksanakan di dalam negeri
yang disetujui Tim Teknis.
• Hasil test harus diserahkan secara lengkap kepada Tim
Teknis. Apabila hasil pengetesan gagal, kontraktor wajib
melakukan pengetesan ulang hingga mencapai standar test
yang disyaratkan.
• Biaya pengetesan dan lain-lain menjadi tanggungjawab
kontraktor.
6. Garansi (Jaminan)
• Kontraktor wajib mernberikan garansi bahan selama. 5
tahun. dan garansi pemasangan selama 10 tahun, terhitung
sejak selesainya masa perawatan
• Garansi bahan sebagai perlindungan kemungkinan
terjadiriya cacat pewarnaan akibat dari proses powder
coating yang tidak sempurna dan lain-lain, sedang garansi
pemasangan sebagai perlindungan kemungkinan terjadinya
kebocoran udara & air akibat dari aplikasi yang tidak
sempurna.

8.2.2. Kaca:

Kaca yang digunakan adalah kaca riben yang mempunyal ketebalan 3 mm


produk dalam negeri. Sisi kaca yang tampak atau tidak tampak akibat
pernotongan harus digrinda dan seluruh permukaan harus bebas noda dan
cacat, bebas sulfide atau bercak-bercak lain sesuai PUBI 1982. Pasangan kaca
digunakan pada daun pintu, daun jendela dan pasangan kaca mati yang
dijelaskan pada gambar rencana.

8.2.3. Kunci dan alat penggantung

1. Semua jenis kunci yang dipakai harus sistem selinder 2 kali putar. Untuk
pintu-pintu masuk gedung dan pintu-pintu ruangan menggunakan kunci
produk dalam negeri setara SES.
2. Engsel yang digunakan sebagai penggantung pintu ruangan dan pintu shaft
adalah engsel jenis kupu-kupu yang mempunyai ball baring dengan
pengaman Non Removeable Pin (NRP), harus mampu rnenahan beban 20
kg untuk setiap engsel, berukuran 3,5” x 3” dan tebal pelat 3 mm. merek
yang digunakan sekualitas Arch.
3. Perlengkapan-perlengkapan lain untuk pintu dan jendela digunakan produk
ex dalam negeri.
4. Sebelum dilakukan pemasangan, Kontraktor harus mengajukan terlebih
dahulu contoh dan bahan yang telah disebutkan untuk mendapatkan
persetujuan dan Konsultan Pengawas.

8.3.Pelaksanaan:
8.3.1. Pekerjaan aluminium untuk pemasangan kusen pintu dan jendela, dan daun
pintu dan jendela:

1. Pekerjaan pembuatan/penyetelan dan pemasangan kusen aluminium


beserta harus dilaksanakan oleh kontraktor alumunium yang ahli dalam
bidangnya.
2. Untuk mendapat ukuran yang tepat, kontraktor aluminium harus datang ke
lapangan dan melakukan pengukuran
3. Untuk mendapat hasil yang baik, pembuatan/penyetelan kosen alumunium
harus dilakukan di pabrik secara maksimal dan dilapangan tinggal pasang
4. Antara tembok/kolom/beton dan kusen aluminium harus diisi dengan
“sealen” yang elastic
5. semua detail pertemuan harus halus, rata dan bersih dari goresan serta
cacat yang rnernpengaruhi perrnukaan aluminium
6. Sambungan-sambungan vertical maupun horizontal, sambungan sudut
maupun silang, demikian juga pengkombinasian profil-profil alumimurn
harus dipasang sempurna
7. Fixing accessoris seperti skrup assembling dan engsel-engsel harus terbuat
dan bahan-bahan tahan karat.

8.3.2. Pemasangan kaca:

1. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat


persetujuani Tim Teknis.
2. Pekerjaan pemasangan kaca harus dilaksanakan dengan mengikuti
petunjuk gambar, uraian dan syarat-syarat dalam pekerjaan.
3. Pekerjaan ini harus dilakukan oleh tenaga yang mempunyai pengalaman
dan keahlian khusus dalam bidangnya.
4. Pemotongan kaca harus rapih dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat
pemotong kaca khusus.
5. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan,
harus digurinda/dihaluskan.
6. Pemasangan kaca pada kusen aluminium harus diisi karet gasket
7. Tepi kaca diberi sealant untuk menutupi rongga-rongga yang terjadi.
8. Sealant yang digunakan dari mutu terbaik, sesuai persyaratan pabrik.
9. Pemasangan kaca-kaca dalam alur rangkanya, harus rapat, kuat/tidak
goyang dan sesuai persyaratan
10. Kaca tidak boleh bergetar dan diberi tanda setelah terpasang.

8.3.3. Pemasangan kunci dan penggantung:

1. Pemasangan kunci dan alat penggantung harus terpasang dengan kuat


dan rapi pada rangka daun pintu atau jendela, sehingga pintu dan
jendela dapat dibuka dan ditutup dengan rnudah dan lancar.
2. Kunci pintu dipasang setinggi 90 cm dan lantai sedangkan
perlengkapan lainnya seperti grendel dan hak angin sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas.
3. Engsel penggantung untuk pintu dipasang 3 buah setiap daun dan
untuk jendela dipasang 2 buah setiap daun, menggunakan sekrup
kernbang dengan warna yang sesuai dengan warna engsel.

Pasal 9.

PEKERJAAN LISTRIK

9.1. Batasan dan Lingkup Pekerjaan:

Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah terdiri dari pengadaan, pemasangan,
pengujian dan pemeliharaan instalasi berikut percobaannya, jaminan instalasi dan jaminan
perangkat dan sernua gambar rencana serta yang tertulis dalam spesifikasi teknis. Pekerjaan
juga mencakup pengadaan dan mendatangkan seluruh peralatan dan accessories yang
mungkin secara detail tidak tergambarkan atau tidak terspesifikasikan dengan sempurna
namun merupakan komponen dari instalasi sebagai suatu sistim agar bekerja , beroperasi
dengan baik. Secara garis besar lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

9.1.1. Penyediaan dan pemasangan Main Distribution Panel (MDP).


9.1.2. Penyediaan dan pernasangan Cable Tray.
9.1.3. Penyediaan dan pemasangan kabel feeder dan Main Distribution Panel
(MDP) ke Cable Tray beserta instalasi kabel-kabel ke outlet (stop
kontak) dan larnpu-larnpu.
9.1.4. Penyediaan dan pemasangan larnpu-lampu penerangan beserta
perlengkapannya.
9.1.5. Penyediaan dan pemasangan stop kontak dan sakiar.

Pekerjaan instalasi harus dikerjakan oleh tenaga ahli berpengalaman dan memiliki seitifikasi
dari PLN. Apabila terjadi konflik teknis pengadaan dan pengerjaan dari masing-rnasing
instalasi ataupun dengan macam instalasi lain yang tidak dijelaskan dalam gambar rencana,
maka kewajiban Kontraktor untuk mengajukan jalan keluarnya kepada Pemberi Tugas
melalui perantaraan Konsultan Pengawas tanpa permintaan tambahan biaya.

9.2. Penyipanan bahan dan peralatan:


9.2.1. Untuk semua material yang akan digunakan, Kontraktor harus
mengajukan contoh-contoh bahan yang meliputi : Fixtures lampu, bola
lampu, kapasitor, ballast, rangka dudukan I penggantung fixtures, cover
lampu, conduit, gantungan lampu, sakelar, stop kontak,panel beserta
isinya (seperti kontaktor, switch dan CB), kabel-kabel, kabel tray beserta
accesoriesnya dan lain-lain.
9.2.2. Semua bahan dan perlalatan harus dalam keadaan baru, kondisi prima
dan tanpa cacat sedikitpun sampai dalam keadaan terpasang. Kontraktor
harus menyediakan dan memasang peralatan tersebut sesuai dengan
nama yang dimaksud atau tercantum dalam uraian dan syarat-syarat
teknis ini. Peralatan dengan merek lain yang diijinkan untuk diganti
harus mendapatkan persetujuan dan Konsultan Pengawas.
9.3. Uraian bahan dan peralatan:
9.3.1. Main Distribution Panel:

Main Distribution Panel (MDP) direncanakan untuk sistim 3 phase


tegangan 220/380 V dengan sistim solid grounded dan juga ditanahkan
sesual dengan Gambar Rencana, aturan IEC 439 dan PUlL 1987. Panel
tersebut untuk rnensuplai receptable outlet (stop kontak) atau peralatan
dan untuk men-supply lampu penerangan, yang cocok digunakan untuk
temperature sekitar 35° C. Panel wall mounted dengan bahan dan plat
baja tebal minimal 1,6 mm dicat warna abu-abu dan harus memenuhi IP
31 sesuai dengan IEC 144, dilengkapi pintu dan kunci tanam. Isi panel
terdiri dari MCCB untuk incoming dan MCB (Miniature Circuit
Breaker) untuk ke beban-beban rel (busbar), indicator lampu, wiring, dan
lain-lain. Rel/busbar terdiri dan busbar fasa, netral, dan busbar
pentanahan. Rel/busbar dan bahan dicat, dengan dimensi sesuai dengan
Gambar Rencana dan manipu menahan terhadap gaya electro mekanik
akibat hubungan singkat. Hubungan netral dan sistem pentanahan sesuai
dengan PUlL 1987. Susunan peralatan dalam panel disesuaikan dengan
urutan load schedule panel pada Gambar Rencana dan dibeni code
nomor circuit (group) setiap alat proteks) MCB sesuai dengan Gambar
Rencana. Pada bagian depan setiap panel SDP harus dibeni nama panel
(fixed) dan diram sistem peralatan dalam panel. Panel maker dan pabrik
yang sudah mempunyal surat izin sertifikat dari PLN.

9.3.2. Kabel instalasi:

Yang dimaksud dengan instalasi kabel di sini adalah kabel dan MOP ke
Cable Tray selanjutnya ke outlet (stop kontak) dan ke lampu penerangan
beserta accesoriesnya sehingga sistem dapat berfungsi dengan baik.
Kabel yang digunakan dengan rating maksimum 600 volt, 4 kawat atau 3
kawat sesuai dengan ganbar rencana. Kabel dan MOP ke Cable Tray
menggunakan. NYY, sedangkan kabel untuk instalasi penerangan daya
stop kontak peralatan dipakai jenis NYM dan NYA dengan ukuran
seperti pada garnbar kerja. Kabel yang dimaksud adalah kabel 3 inti (1
phasa + 1 netral + 1 ground) atau 4 inti (3 phasa + 1 netral terbuat dari
tembaga lunak (anneal) dengan isolasi PVC yang diextriksi. Tempratur
kabel yang diizinkan adalah maksimum 75°. Warna permukaan kabel
dibedakan sebagai tanda untuk setiap urat yaitu:

 Phasa : merah, kuning, hitarn.


 Netral : biru.
 Arde : hijau, kuning.
 Jumlah C. 2,3,4
 Metode Pernasangan : Klem pada beton.

Data-data teknis

1. Kabel NYY

 Conductor : Solid and standard copper wire


 Isolasi PVC (Pratodur sheath)
 Warna Isolasi : Sesuai PIN/S II
 Temperature Ambient : 200 -40°C
 Jumlah C. 2,3,4
 Metode Pernasangan : Klem pada beton.

2. Kahel NYM

 Conductor : Solid annealed copper


 ‘solasi : PVC
 Jumlah Core 2,3,4
 Ukuran 1,5 mm persegi ke atas sesuai Gambar Rencana
 Warna Isolasi : Standard SPLN/SlI
 Temperature Ambient : 20° - 40°C
 MetodePernasangan : Terletak pada tray kabel dan diikat
dengan plastic strap atau diklem pada dinding dan
dilindungi pipa EGA.

Kabel yang digunakan sekuaiitas Supreme, Kabel Metal,


Kabelindo dan Tranka.

9.3.3. Lampu penerangan:

Kontraktor harus rnenunjukkan contoh dan perlengkapan fitting


/ armature housing, lampu, ballast, starter, penggantung dan
cover beserta accesories lainnya secara lengkap sesuai dengan
penjelasan garnbar rencana dan spesifikasi. Jenis lampu yang
digunakan adalah lampu SL cool light (6500K) dengan daya
output illuminasi minimal.

 Lampu down light


 Lampu Mercuri

Jenis, bahan dan bentuk dari housing dan cover disesuaikan


item-item di atas serta gambar rencana, Semua lampu SL
dilengkapi dengan ballast, starter dan capasitor yang besarnya
disesuaikan, dengan tegangan dan watt yang ditentukan
sehingga Power Factor (PF) mencaoai 0.85. Jenis yang
digunakan adalah:

 Merek lampu : Phillps/setara


 Capasitor : Phillips/setara
 Ballast : Phillips/setara
 Starter : Phillips
 Holder (fitting lampu): Phillips atau setara
 Cover baja : ex pabrik (dalam negeri)
 Penggantung : ex pabrik (dalam negeri)

9.3.4. Stop kontak (Recepticle Outlet), Saklar dan Junction Box:

1. Stop Kontak:

Semua stop kontak yang digunakan harus dilengkapi dengan


sistem pentanahan. Standar stop kontak menggunakan standar
IP 413.

 Rating tegangan : 220 v untuk 1 fasa 380 C untuk 3 fasa


 Rating arus : Sesuai dengan Gambar Rencana (mm 16
A)
 Jumlah Pole : 3p E (3 fasa), 2p + F (1 fasa)’
 Perlengkapan : Cable Grand
 Jenis pemasangan : Inbow atau outbow
 Proteksi : Dengan tutup dan plug locking
 Merek : Sekualitas Clipsal

2. Saklar

Pemasangan harus memakai ring lengkap dengan kontak


(stelan) yang standard.

 Rating tegangan : 220V,lfasa


 Rating arus : minimal 10 A
 Merek : Skwalitas Clipsal
 Jenis pemasangan : Inbow atau outbow

3. Junction Box (Terminal Box):

Semua sambungan kabel menuju lampu maupun ke stop kontak


dan lain-lain harus menggunakan keraniik dan dilindungi
dengan junction box dan bahan ebonite dengan ulcuran sesuai
dengan kebutuhani dan besar penampang pipa penarnpang
kabel. junction box dipasang dengan sekrup miniman 2 tempat
lubang. Pemasangan pipa pelindung kabel dan junction box
menuju lampu atau stop kontak menggunakan pipa flexible
merek EGA atau yang setara.

9.3.5. Cabel Tray:

Kontraktor harus menyediakan dan memasang tray secara


lengkap dan rapi sesuai dengan gambar rencana dan Spesifikasi.
Cabel tray digunakan sebagai wadah memuat beberapa kabel
dan dibuat dengan dimensi yang dijelaskan dalam Gambar
Rencana dan harus cukup menampung penempatan kabel sesuai
dengan PUIL 1987. Cabel ray harus bisa memuat type
conductor sesuai dengan VDE, IEC, PUlL 1987 dan lain-lain
ukuran minimal conduit. Penjelasan mengenai material,
fabrikasi dan pemasangan tray kabel sebagai bagian dan
pekerjaan logam non struktur telah diuraikan pada pasal 6 di
atas.

9.3.6. Pentanahan:

1. Kawat pentanahan terbuat dari tembaga dengan ukuran


sesuai dengan peraturan yang berlaku di mana ukuran
minimum 6 mm2, harus dipasang di tempat-tempat
peralatan yang dianggap perlu dan dihubungkan pada
elektroda-elektroda pentanahan yang efektif.
2. kawat pentanahan harus kontinu sepanjang kawat tanpa ada
sambungan-sambungan kecuali sambungan-sambungan
khusus dan telah disetujui. Penyambungan pada peralatan
harus dipergunakan soket-soket khusus.
3. Semua papan hubung dan penggerak alat harus ditanamkan
secara efektif. Semua pembukaan harus bersih sebelum
klem-klem pentanahan dipasang.
4. Sistem pentanahan harus terpisah dengan sistem
Pentanahan Penangkal Petir.
5. Semua pengaman ke tanah harus sesuai dengan PUII 1987.

9.4. Pelaksanaan
9.4.1. Cabel Tray:

Cabel tray digantung pada komponen struktur gedung dengan


batang penggantung besi strip, dipasang dengan skrup, fisher
dan baut atau bila diperlukan ditambah perkuatan dengan
pengelasan titik-titik setempat. Penggantung atau penyangga
kabel tray sendiri harus mampu menahan gaya berat kabel-kabel
serta beban sesaat yang tidak diperkirakan.

9.4.2. Pengkabelan:

1. Pemasangan kabel dan MDP ke tray dan dan tray ke stop


kontak atau saklar dilindungi dengan pipa conduit PVC
kelas A dengan diameter pipa yang cukup longgar untuk
penarikan kabel dalam pipa atau sesuai dengan PUll 1987.
2. Pipa conduit di pasang tertanam pada bagian dinding
tembok, atau bagian-bagian lain yang dijelaskan dalam
gambar kerja, sedangkan pada bagian beton dipasang
tidak tertanam (exposed). Pemasangan pipa menggunakan
klem dengan jarak maksimal 1 m. Untuk keadaan tertentu
dan terbatas diperbolehkan menggunakan pipa fleksibel.
3. Kabel suplai untuk lampu tidak boleh bersama-sama
ditempatkan dalam satu conduit dengan kabel suplai stop
kontak I peralatan. Belokan 900 harus mempunyai jari-
jari belokan minimal sebesar 15 kali diameter diluar dari
pipa conduit.
4. Perletakan kabel dalam tray harus rapi, sejajar dan diikat
dengan plastic strap. Perletakan kabel dikelompokkan
menurut group, fungsi dan arah titik tamu atau outlet yang
dituju.
5. Sema sambungan kabel yang menuju lampu dan stop
kontak harus menggunakan terminal box dengan cover
yang dapat dibuka atau ditutup dilengkapi skrup merek
setara Legranci.

9.4.3. Pemasangan Stop Kontak dan saklar:

1. Jenis Saklar atau Stop kontak yang digunakan disesuaikan


dengan jenis dan keadaan bidang tempat pemasangannya.
Pasangan lnbow dilakukan pada bidang dinding tembok
dan dinding partisi kayu, sedangkan pasangan outbow
dilakukan pada bidang beton, baja dan jenis logam
lainnya.
2. Saklar penerangan baik jenis single maupun double
dipasang pada ketinggian 150 cm dari permukaan lantai,
sedangkan untuk stop kontak dipasang dengan ketinggian
120 cm di atas lantai atau disebut lain sesuai Gambar
Rencana dan petunjuk Konsultan Pengawas.

9.4.4. Pemasangan lampu-Iampu:

1. Pemasangan larnpu-lampu sudah termsuk di dalamnya fitting


atau housing armature yang terdiri dari lampu, ballast, starter dan
accesoriesnya secara lengkap. Pemasangan dilaksanakan dengan
ukuran yang sesuai sehingga dapat menahan getaran komponen.
Box tempat ballast berventilasi sedemikianrupa sehingga panas
yang ditimbulkan tidak mengganggu kelangsungan kerja serta
umur teknis komponen lampu sendiri.
2. Lampu-lampu harus terpasang kuat pada bagian-bagian gedung
tetapi tetap mudah dibuka untu keperluan perawatan
(maintenance). Pemasangan harus dengan ketinggian yang sama
pada satu bidang pasangan dan sejajar dengan bagian bangunan
pada arah vertikal maupun horizontal.
3. Macam-macam pemasangan lampu penerangan meliputi:

• Lampu jenis SL terpasang pada permukaan langi-langit


beton atau plafond.
• Lampu DL dipasang rapat pada permukaan bawah Cable
tray - C 150, dilengkapi dengan housing armature dan cover
baja.
• Lampu mercuri

9.5. Pemeriksaan kualitas Pekerjaan:


9.5.1. Seluruh instalasi setelah selesai dipasang harus dites untuk menentukan
apakah hasil pekerjaannya sempurna. Dalam pengertian yang luas
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam Gambar Rencana dan
peraturan-peraturan yang tercantum dalam PUlL 1987.
9.5.2. Kontraktor harus melakukan percobaan seperti yang disyaratkan dan
mendemonstrasikan cara kerja dan seluruh sistem. Setelah semua
instalasi selesai dipasang dan alian listrik dimasukkan maka jaringan
instalasi harus ditest terhadap group-group apakah telah sesuai dengan
gambar rencana.
9.5.3. Kabel-kabel distribusi yang telah terpasang harus diukur kembali
tahanan isolasinya. Setelah jaringan dibebani dengan beban penuh maka
perlu diadakan balancing beban terhadap masing-masing fase.

Pasal 10.

PEKERJAAN PENGECATAN

10.1.Batasan dan Lingkup Pekerjaan:

Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan pengecatan meliputi:

10.1.1. Pengecatan bidang-bidang permukaan tembok dan beton.


10.1.2. Pengecatan bidang permukaan plafond.
10.2.Material:
10.2.1. Cat tembok:

Cat yang digunakan untuk permukaan dinding tembok, beton


dan plafond Calsiboard adalah cat tembok jenis Vinyl Acrylic
Emulsion di mana campuran utamanya adalah bahan pengikat
harsa aryclic (aryclic emulsion). Jenis pigmen titanium dioksida
dan pasta pewarna organic dan sebagai pelarut adalah air.
Emulsi tersebut membentuk lapisan tipis, padat, dan kering.
Setelah pelarutannya menguap dan berfungsi sebagai pelindung
serta memperindah permukaan dinding atau plafond. Lapisan
cat tersebut harus tahan cuaca dan lembab, jamur tidak mudah
mengelupas dan dapat dicuci. Cat tembok tersebut juga harus
memenuhi persyaratan lainnya seperti tidak mengandung gel,
endapan keras/kering. Daya tutup miniman 12 — 7 rn/ft.
Kehalusan rnaksimum 3 mikron. Waktu kering sentuh
maksimum 30 menit sedangkan selang keras maksimum 2 jam
dan ketahanan terhadap cuaca minimal 24 bulan dan mernenuhi
ketentuan lainnya dalam BS No.3900-1970. Untuk permukaan
dinding tembok dan beton harus terlebih dahulu dilapisi dengan
bahan plamur yang mengandung alkali resisting primer dan
dianjurkan berasal dan pabrik yang sarna dengan merek catnya.
Sama sekali tidak diizinkan menggunakan campuran antara
semen putih dengan cat vinyl acylic emulsion. Cat tembok
digunakan merek sekualitas Mowilex jenis Weathershield,
sedangkan warna cat akan ditentukan kemudian oleh Pemberi
Tugas. Kontraktor harus mencantumkan rnerk yang akan
digunakan, harus berasal dari supplier yang dapat memberi
jaminan kualitas bahan yang disuplainya. Konsultan Pengawas
berhak menolak cat yang mutunya dinilai tidak sesuai dengan
spesifikasi ini maupun yang diajukan oleh pabrik pembuat atau
dinilai telah rusak meskipun label dan segel dan kemasan
tersebut masih Utuh.

10.2.2. Cat kayu dan besi:

Cat kayu adalah suatu suspensi di mana campuran


utamanya adalah bahan pengikat (yang larut dalam pelarut
organic, long oil alkaly), pigmen dan bahan pelarut organic.
Suspensi tersebut membentuk lapisan tipis kering dan padat
melalui proses polimerisasi atau penguapan pelarutnya.
Lapisan tersebut dapat berfungsi sebagai pelindung
terhadap cuaca dan mempermudah permukaan besi atau
kayu. Cat tersebut tidak boleh mengandung gel dan
endapan keras kering lainnya, kehalusan maksimum 25
mikron, daya tutup antara 4 — 6 m2/kg, waktu pengeringan
(perrnukaan) maksimum 6 jam. Padatan total minimum
40% berat dan ketahanan terhadap cuaca minimum 12
bulan dan memenuhi persyaratan lainnya seperti BS 3900-
1970. Plamur yang digunakan sebagai dasar pengecatan
harus berasal pabrik yang sama dengan bahan cat yang
akan digunakan. Plamur harus dapat melekat dengan balk
pada permukaan yang akan dilapisi tidak mengkerut
maupun retak-retak dan setelah 48 jam harus cukup keras
untuk digosok dengan ampelas. Cat yang digunakan
sekualitas Danapaint, warna akan ditentukan kemudian oleh
Pemberi Tugas.

10.3.Pelaksanaan
10.3.1. Pengecatan :

1. Persiapan:

Kontraktor harus telah menyiapkan bidang-bidang yang


akan dicat dengan cat vinyl acylic emulsion sesuai
dengan Gambar Rencana dan petunjuk Konsultan
Pengawas.

2. Pelaksanaan:

Semua permukaan dinding dan beton yang akan dicat


dengan cat vinyl acylic emulsion harus telah selesai
diplester dan diperhalus dengan pasta semen (ad) dan
diterima dengan balk oleh Konsultan Pengawas. Bidang
tembok yang akan diikat terlebih dahulu dikerjakan
lapisan tipis plamur untuk menutup pori-pori pada
permukaan bidang. Selanjutriya seluruh permukaan
bidang digosok dengan ampelas halus sehingga didapat
permukaan yang rata dan halus. Untuk seluruh
permukaan yang dicat dilakukan minimal 3 kali ulas.

10.3.2. Pengecatan plafond Calsiboard:

1. Persapan:

Koritraktor harus telah menyiapkan hidang-bidang yang


akan dicat dengan cat Vinyl Acylic Emulsion sesual
dengan Gambar Rencana dan petunjuk Konsultari
Pengawas.Permukaan bahan harus benar-benar kering
terutama pada bagian yang tetah ditutup dengan talak
poxy dan plamiran.

2. Pelaksanaan:

Bidang-bidang permukaan bahan yang akan dicat


terlebih dahulu diberi lapis tipis plamur untuk menutup
pori-pori pada permukaan bidang. Selanjutnya seluruh
permukaan bidang digosok dengan ampelas hak’s
sehingga didapat permukaan yang rata dan halus. Untuk
seluruh permukaan yang dicat dilakukan minimal 3 kali
ulas.

Pasal 11.

PEKERJAAN MEKANIKAL

11.1.1. SYARAT-SYARAT UMUM


11.1.1. Kontraktor harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada, agar
dapat mengetahui hal-hal yang akan mempengaruhi atau mengganggu
pekerjaan Mekanikal.
11.1.2. Apabila timbul persoalan, Kontraktor wajib mengajukan saran penyeleseian
paling lambat seminggu sebelum bagian pekerjaan ini seharusnya
dilaksanakan
11.1.3. ada waktu akan memulai pelaksanaan, Kontraktor harus menyerahkan
gambar-gambar kerja (shop drawing) terlebih dahulu untuk mendapatkan
persetujuan dari Konsultan MK/Konsultan Perencana dan gambar-gambar
tersebut harus diserahkan minimal 2 minggu sebelum dilaksanakan.
11.1.4. Pemasangan instalasi, testing, dan desinfeksi pekerjaan plumbing mengikuti
peraturan SNI 03-6481-2000 system plambing 2000. Dan SNI 03-7065-2005
Tata cara perencanaan system plambing.
11.2.PERATURAN, IZIN DAN STANDAR
11.2.1. Instalasi yang dinyatakan dalam persyaratan ini harus sesuai dengan
peraturan-peraturan dan undang-undang yang berlaku, serta tidak bertentangan
dengan ketentuan-ketentuan dari Departemen Tenaga Kerja (Depnakertrans).
11.2.2. Kontraktor harus mengurus izin-izin kepada instansi yang bersangkutan yang
mungkin diperlukan untuk menjalankan instalasi yang dinyatakan dalam
spesifikasi ini atas tanggungan sendiri.
11.2.3. Kontraktor sebelumnya harus mengajukan contoh bahan-bahan dan peralatan-
peralatan yang akan digunakan. Cara pelaksanaan pengerjaan harus dilakukan
dengan cara yang wajar dan terbaik, dan bahwa instalasi yang diserahkannya
adalah lengkap dan dapat bekerja dengan baik, tanpa mengurangi atau
menghilangkan bahan-bahan atau peralatan-peralatan yang sewajarnya
disediakan, walaupun tidak disebutkan secara nyata dalam persyaratan ini
ataupun tidak dinyatakan secara tegas dalam gambar-gambar yang menyertai
persyaratan teknis ini.
11.2.4. Kontraktor harus menyediakan peralatan, alat-alat pengatur dan alat-alat
pengaman tambahan yang diwajibkan oleh ketentuan-ketentuan dan peraturan-
peraturan yang berlaku di Indonesia.
11.3.LINGKUP PEKERJAAN
11.3.1. Pekerjaan yang dimaksud disini adalah pengadaan material, penyimpanan,
pemasangan, penyambungan, tenaga kerja, perlatan bantu agar seluruh
instalasi penyediaan air bersih dan pembuangan dapat dipasang diuji,
dibersihkan dan siap untuk digunakan dengan kualitas bahan dan kualitas
pekerjaan pemasangan yang terbaik sesuai dengan gambar-gambar dan
persyaratan yang ditentukamn dalam perencanaan ini.
11.3.2. Pemasangan, pembersihan dan uji kebocoran pipa-pipa, elbow,fitting-fitting,
penyangga atau penahan pipa air buangan, penyetelan kemiringan atau
evaluasi pipa buangan dan semua pekerjaan plambing yang diperlukan untuk
berfungsinya system pipa pembuangan.
11.3.3. Pengadaan, pemasangan, penyambungan, pengujian pipa-pipa , vent cup,
elbow dan fiting pemipaan vent.
11.4.KETENTUAN DAN PERSETUJUAN BAHAN-BAHAN DAN ALAT-ALAT

Dalam waktu yang secepat mungkin setelah Kontraktor memperoleh kontrak


pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan contoh-contoh bahan dan alat yang lengkap
dengan brosur dari pabrik-pabrik atau perusahaan-perusahaan yang membuat bahan-
bahan dan alat-alat yang akan dipasang dalam instalasi ini, untuk memperoleh
persetujuan dari Konsultan MK/Konsultan Perencana. Setelah daftar tersebut diatas
disetujui dan sebelum melakukan pembelian atas bahan-bahan dan alat-alat,
Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan daftar yang lengkap dari perlatan-
peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan dalam instalasi ini, lengkap
dengan brosur dan atau gambar kerja dari pabrik atau perusahaan yang membuat
serta schedule pembelian, pengiriman dan pemasangannya.

11.5.BAHAN-BAHAN SANITARY FIXTURES


11.5.1. Semua plambing fixture berikut fittings atau kran yang akan di pasang harus
setaraf dengan fixture-fixture buatan “TOTO”.
11.5.2. Lavatory setara produk TOTO
11.5.3. Urinal setara dengan buatan “TOTO” Kloset duduk dan aksesoris pelengkap
lainnya setara buatan “TOTO
11.5.4. Semua “floor drain” (FD) terbuat dari logam dilapisi nikel chrome, dilengkapi
dengan “Water Trap” type TX 1 BN setara buatan TOTO.
11.6.PENGGANTIAN MATERIAL ATAU ALAT
11.6.1. Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan bahan atau peralatan untuk
instalasi ini dari pencurian dan kerusakan. Bahan dan perlatan yang hilang
atau rusak harus diganti oleh Kontraktor tanpa tambahan biaya.
11.6.2. Apabila diperlukan pengujian atas bahan, peralatan, fixtures, harus dilakukan
oleh bahan-bahan atau lembaga yang ditentukan oleh Konsultan MK dengan
cara pengujian standar yang berlaku dan apabila cara-cara standar tidak ada,
Konsultan MK berhak menentukan prosedur pengujiaanya.
11.7. TENAGA AHLI

Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya (skilled


labour) agar dapat memberikan jaminan hasil kerja yang terbaik dan rapih.

11.8.PEMASANGAN
11.8.1. Pemasangan hanya boleh dilakukan setelah ada izin tertulis dari Konsultan MK.
Gambar-gambar pemasangan instalasi secara mendetail harus dibuat oleh Kontraktor
sambil melaksanakan pembangunan struktur bangunan. Hal ini agar dapat diketahui
dengan tepat letak atau ukuran lubang-lubang pada dinding dan lantai yang
diperlukan untuk lewatnya pipa-pipa.
11.8.2. Kontraktor bertanggung jawab atas ukuran (dimensi) dan lokasi lubang-lubang
tersebut dan apabila perlu harus melakukan pembobokan atau penambalan
merupakan tanggungan Kontraktor dan tanpa tambahan biaya.
11.8.3. Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan harus bebas dari kotoran yang akan
mengganggu aliran atau kebersihan air.

Pasal 12.

PEKERJAAN FINISHING MINIMALIS

12.1.Batasan dan Lingkup Pekerjaan:

Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan finishing minirnalis meliputi:

12.1.1. Pekerjaan Pemasangan Lapis Alcopan pada dinding Luaar


12.1.2. Pekerjaan pemasangan btu alam dan profil pilar.
12.1.3. Pekerjaan pengecatan batu alam dan profil pilar.

PEKERJAAN SELESAI DAN KETENTUAN TAMBAHAN

13.1.Semua pekerjaan yang terdapat dalam gambar, tetapi tidak terdapat pada penjelasan
teknis pekerjaan irii atau sebaliknya, rnaka hal tersebut harus dikerjakan oleh
Kontraktor atas petunjuk Tim Teknis atau Koncuitan Pengawas.
13.2.Selain penjelasan ringkas mi maka semua ketentuan administrasi pemeriksanaan
mutu pekerjaan serta ketentuari lain dan pemerintah yang menyangkut pelaksanaan
pekerjaan harus ditaati oleh pemborong / Kontraktor.
13.3.Semua pekerjaan dianggap selesai apabla telah memenuhi syarat teknis dan kualitas
yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini.
13.4.Hal—hal yang belum tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini
akan ditentukan kemudian pada rapat penjelasan pekerjaan (anwijzing).

Anda mungkin juga menyukai