Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah negara yang luas dan memiliki sumber daya alam yang
melimpah. Penduduk Indonesia pun hidup nyaman selama bertahun-tahun. Hal ini
disebabkan iklim di Indonesia sangat bersahabat. Hampir tidak ada tanah di Indonesia
yang tanpa ditumbuhi pepohonan. Indonesia beriklim tropis dengan curah hujan
yang tinggi. Sinar matahari pun sampai ke wilayah Indonesia sepanjang tahun. Di
Indonesia terjadi berbagai peristiwa alam. Peristiwa-peristiwa alam terjadi akibat
pengaruh alam.
Peristiwa alam adalah peristiwa yang terjadi karena pengaruh yang
ditimbulkan oleh alam itu sendiri. Peristiwa alam dapat bersifat merugikan dan
membahayakan. Akan tetapi, dapat pula tidak membahayakan. Contoh peristiwa alam
yang membahayakan adalah banjir, gunung meletus, gempa bumi, angin topan,
dan tanah longsor. Peristiwa alam yang tidak membahayakan misalnya
pergantian musim, terbentuknya embun, dan pelangi.
Salah satu peristiwa alam yang merugikan manusia dan sering terjadi di
Indonesia adalah banjir. Banjir adalah peristiwa alam yang bisa dikategorikan sebagai
sebuah bencana. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis.
Banjir merupakan bencana yang sudah menjadi ”langganan” bagi beberapa
wilayah di Indonesia. Bahkan, di ibu kota Jakarta setiap tahun terjadi bencana ini.
Selain disebabkan oleh faktor alam, banjir juga disebabkan ulah manusia.
Pembangunan gedung, penebangan pohon, dan penyempitan sungai merupakan
contoh ulah manusia yang menjadi penyebab banjir.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi peristiwa alam?
2. Apa yang dimaksud dengan bencana banjir?
3. Apa yang menjadi penyebab banjir di Indonesia?
4. Apa saja dampak bencana banjir yang terjadi di Indonesia?
5. Bagaimana cara mengatasi bencana banjir di Indonesia?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan definisi peristiwa alam.
2. Menjelaskan peristiwa alam yang merugikan manusia.
3. Menjelaskan pengertian bencana alam
4. Menjelaskan pengertian bencana banjir.
5. Menjelaskan penyebab banjir di Indonesia.
6. Menjelaskan dampak bencana banjir yang terjadi di Indonesia.
7. Menjelaskan cara mengatasi bencana banjir di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Bencana Banjir


Banjir adalah kondisi air yang menenggelamkan atau mengenangi suatu area
atau tempat yang luas. Banjir juga dapat mengacu terendamnya daratan yang semula
tidak terendam air menjadi terendam akibat volume air yang bertambah seperti sungai
atau danau yang meluap, hujan yang terlalu lama, tidak adanya saluran pembuangan
sampah yang membuat air tertahan, tidak adanya pohon penyerap air dan lain
sebagainya.
Banjir adalah bencana akibat curah hujan yang tinggi dengan tidak diimbangi
dengan saluran pembuangan air yang memadai sehingga merendam wilayah-wilayah
yang tidak dikehendaki oleh orang-orang yang ada di sana. Banjir bisa juga terjadi
karena jebolnya sistem aliran air yang ada sehingga daerah yang rendah terkena
dampak kiriman banjir.

2.2 Jenis – Jenis Banjir


Dalam Modul Pengenalan Banjir, menyebutkan terdapat tiga jenis banjir
disertai dengan bagaimana penyebab terjadinya banjir tersebut. Jenis banjir yang
disebutkan yakni: Banjir kilat, Banjir luapan sungai, dan banjir pantai.
1. Banjir Kilat
Banjir kilat adalah banjir yang terjadi hanya dalam waktu delapan jam setelah
hujan lebat mulai turun. Biasanya jenis banjir ini sering dihubungkan dengan
banyaknya awan kumulus, kilat dan petir yang keras, badai tropis atau cuaca
dingin.Umumnya banjir kilat diakibatkan oleh meluapnya air hujan yang sangat
deras. Namun, selain hal tersebut juga dapat disebabkan oleh faktor lain, seperti:
bendungan yang gagal menahan debit air yang meningkat, es yang tiba-tiba meleleh,
dan berbagai perubahan besar dibagian hulu sungai.
2. Banjir Luapan Sungai
Banjir luapan sungai adalah banjir yang terjadi dengan proses yang cukup lama,
walaupun terkadang proses tersebut tidak diperhatikan, sehingga datangnya banjir
terasa mendadak dan mengejutkan. Banjir tipe ini biasanya bertipe musiman atau
tahunan, dan mampu berlangsung sangat lama. Penyebab utamanya adalah
kelongsoran di daerah yang biasanya mampu menahan kelebihan debit air.
3. Banjir Pantai
Banjir pantai biasanya dikaitkan dengan terjadinya badai tropis. Banjir yang
membawa bencana dari luapan air hujan sering bertambah parah karena badai yang
dipicu angin kencang di sepanjang pantai. Hal ini mengakibatkan air garam akan
membanjiri daratan karena dampak perpaduan gelombang pasang.
2.3 Penyebab Terjadinya Banjir di Indonesia
Secara umum, penyebab terjadinya banjir di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Penebangan hutan secara liar tanpa disertai reboisasi,
2. Pendangkalan sungai,
3. Pembuangan sampah yang sembarangan, baik ke aliran sungai maupun
gotong royong,
4. Pembuatan saluran air yang tidak memenuhi syarat,
5. Pembuatan tanggul yang kurang baik,
6. Air laut, sungai, atau danau yang meluap dan menggenangi daratan.
Banjir hanyalah salah satu dari sekian banyak bencana alam yang sering
terjadi. Banjir sering terjadi terutama pada musim hujan dengan intensitas yang sering
dan lebat. Daerah yang menjadi langganan banjir terutama pada daerah sekitar arus
sungai. Namun daerah yang jauh dari sungai pun kadang terkena musibah
banjir juga jika curah banjir terjadi hujan yang datang terus menerus dan sungai
tidak lagi sanggup menampung banyaknya air hujan.
Bencana banjir yang datang tentu tidak kita harapkan, namun saat musibah
banjir menimpa kita, tentu kita tidak bisa hanya berdiam diri saja dan pasrah
menghadapinya. Ada banyak cara untuk menghadapi banjir tersebut, Di antaranya
yaitu:
a. Selamatkan barang-barang berharga
b. Selamatkan orang-orang yang kita sayangi setelah itu jika memungkinkan
tolong juga orang-orang di sekitar tempat tinggal kita
c. Pindahkan barang-barang penting seperti barang elektronik, tempat tidur,
dan alat rumah tangga ke tempat yang lebih tinggi, misalnya lantai dua
rumah atau loteng.
d. Jika kita tidak memiliki loteng maka bawalah pergi barang-barang penting
seperti selimut, uang, perhiasan, dan bahan makanan sebisanya.

2.4 Dampak bencana banjir yang terjadi di Indonesia.


Bencana banjir yang terjadi di Indonesia menimbulkan dampak yang sangat
merugika, baik kerugian yang bersifat materi maupun kerugian yang bersifat
psikologis. Adapun efek atau akibat dari banjir yang terjadi di Indonesia adalah :
1. Merusak struktur bangunan beserta isinya
2. Menyebabkan tanah longsor.
3. Air bersih sulit dicari,
4. Berkurangnya pasokan makanan bagi tumbuhan, hewan dan manusia
karena terisolasi oleh banjir dan
5. Tanaman hancur akibat terendam banjir.
6. Hilangnya nyawa,
7. Kerusakan bangunan termasuk jembatan, sistem pembuangan limbah,
jalan raya, dan kanal.
8. Kerusakan infrastruktur juga sering kerusakan transmisi listrik dan
kadang-kadang pembangkit listrik, yang dapat mematikan daya.
9. Kurangnya air bersih dikombinasikan dengan kotoran manusia di perairan
banjir meningkatkan risiko penyakit ditularkan melalui air, yang dapat
mencakup penyakit tifus, giardia, cryptosporidium, kolera dan penyakit
lainnya tergantung pada lokasi banjir.
10. Kerusakan jalan dan infrastruktur transportasi dapat membuat sulit untuk
memobilisasi bantuan kepada mereka yang terkena dampak atau untuk
memberikan pengobatan darurat kesehatan.
11. Banjir biasanya menggenangi lahan pertanian, sehingga tanah tidak bisa
dijalankan dan mencegah tanaman dari yang ditanam atau dipanen, yang
dapat menyebabkan kekurangan makanan baik untuk manusia dan hewan
ternak.
12. Kesulitan ekonomi akibat penurunan sementara di bidang pariwisata,
membangun kembali biaya, atau kekurangan makanan menyebabkan
kenaikan harga setelah efek banjir yang parah. Dampak pada mereka yang
terkena dampak dapat menyebabkan kerusakan psikologis kepada para
korban, khususnya kematian, luka-luka serius dan kehilangan harta.

2.5 Cara mengatasi bencana banjir di Indonesia.


Ada ungkapan lebih baik mencegah dari pada mengobati. Itu
merupakan ungkapan yang bijaksana mengingat upaya pencegahan lebih mudah
dilakukan daripada mengobati itu sendiri. Hal ini pun bisa kita terapkan dalam hal
pencegahan banjir. Ada beberapa upaya untuk mencegah terjadinya banjir, yaitu:
1. Membuang sampah pada tempatnya
2. Membersihkan saluran air di sekitar rumah kita
3. Mengadakan kerja bakti untuk membersihkan seluruh saluran air di desa
kita
4. Mengadakan bakti sosial untuk membersihkan sungai-sungai
5. Menanam pohon-pohon untuk membantu menyerap air hujan
6. Menyediakan lahan berupa tanah untuk penyerapan air di kala hujan,
dengan kata lain tidak menembok seluruh lahan di sekitar rumah, sebagian
lagi dibiarkan berupa tanah.
7. Membuat sumur-sumur resapan untuk menampung air hujan.
Namun, ketika terjadi hujan dan air di sekitar kita semakin tinggi, lakukan hal-hal
berikut ini :
a. Bawalah dokumen berharga dan perlengkapan pengungsian yang penting.
b. Matikan listrik, kompor, dan pastikan rumah dalam kondisi terkunci.
c. Segera mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
d. Hati-hatilah saat melewati kabel-kabel atau benda-benda yang
mengandung listrik.
e. Untuk sementara waktu mungkin akan kesulitan air bersih. Namun, jangan
coba minum atau mandi dengan air banjir. Kamu bisa sakit gatal dan
terkena radang.

2.6 Siklus penanganan bencana


1. Pencegahan (prevension);
upaya untuk menghilangkan atau mengurangi kemungkinan timbulnya
suatu ancaman. Pencegahan dilakukan secara menyeluruh, berupa
kegiatan fisik seperti pembangunan pengendali banjir di wilayah sungai
(in-stream) sampai wilayah dataran banjir (off-stream), dan kegiatan non-
fisik seperti pengelolaan tata guna lahan sampai sistem peringatan dini
bencana banjir.
Misalnya : pembuatan bendungan untuk menghindari terjadinya banjir,
penanaman pohon di lereng bukit untuk menghindari banjir, Membuat
fungsi sungai dan selokan dapat bekerja dengan baik . Namun perlu
disadari bahwa pencegahan tidak bisa 100% efektif terhadap sebagian
besar bencana.
2. Mitigasi Bencana Banjir
Menurut (Ciottone, 2006), mitigasi adalah segala sesuatu yang meliputi
jenis yang luas dari perhitungan yang dilakukan sebelum suatu kejadian
terjadi yang mana akan mencegah korban sakit, cidera, dan meninggal
serta mengurangi sekecil-kecilnya dampak kehilangan harta benda.
Rencana mitigasi pada umumnya meliputi : kemampuan untuk
memelihara fungsi, desain bangunan, lokasi bangunan di luar dari zona
bahaya, kemampuan esensial bangunan, proteksi dari bagian dari suatu
bangunan, asuransi, edukasi publik, peringatan, dan evakuasi. Beberapa
langkah mitigasi yang dilakukan ketika banjir melanda yakni :
a. Mematikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk
mematikan aliran listrik di wilayah yang terkena bencana.
b. Mengungsi ke daerah aman sedini mungkin saat genangan air masih
memungkinkan untuk diseberangi.
c. Menghindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret
arus banjir.
d. Segera mengamankan barang-barang berharga ketempat yang lebih
tinggi.
e. Jika air terus meninggi, menghubungi instansi yang terkait dengan
penanggulangan bencana.
3. Siaga Banjir
Bencana banjir hampir setiap musim penghujan melanda Indonesia.
Berdasarkan nilai kerugian dan frekuensi kejadian bencana banjir terlihat
adanya peningkatan yang cukup berarti. Kejadian bencana banjir tersebut
sangat dipengaruhi oleh faktor alam berupa curah hujan diatas normal dan
adanya pasang naik air laut. Disamping itu faktor ulah manusia juga
berperan penting seperti penggunaan lahan yang tidak tepat (pemukiman
di daerah bantaran sungai dan daerah resapan air) penggundulan hutan,
pembuangan sampah, kedalam sungain dsb. Adapun Kegiatan yang
dilakukan antara lain:
a. Pemantauan cuaca
b. Pemantauan debit air sungai
c. Pengamatan peringatan dini
d. Penyebaran informasi
e. Inventarisasi kesiapsiagaan
f. Penyiapan peta rawan banjir
g. Penyiapan sumberdaya untuk tanggap darurat
h. Penyiapan alat-alat berat dan bahan banjiran
i. Penyiapan pompa air, mobil tangki air dan mobil tinja.
j. Penyiapan tenaga medis dan para-medis dan ambulance
k. Penyiapan jalur evakuasi dan lokasi penampungan sementara
l. Penyiapan keamanan
4. Tanggap Darurat adalah kegiatan yang dilakukan segera setelah terjadi
dampak banjir. Bila diperlukan tindakan-tindakan luar biasa untuk
memenuhi kebutuhan dasar korban bencana yang selamat. Kegiatan
tanggap darurat:
a. Pendirian POSKO
b. Pengerahan personil (Tim Reaksi Cepat)
1) Mengerahkan kekuatan personil dari berbagai unsur operasi
(pemerintah dan non-pemerintah) terutama untuk penyelamatan
dan perlindungan (SAR) dengan membentuk TRC untuk
memberikan pertolongan/ penyelamatan dan inventarisasi
kerusakan
c. Pemenuhan kebutuhan dasar dalam penampungan sementara.
1) Distribusi bantuan (hunian sementara, pangan dan sandang) Pada
tahap awal, bantuan pangan berupa makanan siap-santap.
2) Pendirian dapur umum.
d. Pemberian layanan air bersih, jamban dan sanitasi lainnya.
e. Pemberian layanan kesehatan, perawatan dan rujukan.
f. Pengoperasian peralatan
1) Mengoperasikan peralatan sesuai kebutuhan di lapangan, termasuk
alat-alat berat.
g. Pengerahan sarana transportasi udara/laut
1) Dilakukan pada situasi/kondisi tertentu yang memerlukan
kecepatan untuk penyelamatan korban bencana dan distribusi
bantuan kepada masyarakat/korban bencana terisolasi.
5. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan
publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah
pascabencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya
secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada
wilayah pascabencana. Kegiatan rehabititasi yang dapat dilakukan:
a. Mengembalikan sarana/prasarana vital dapat berfungsi normal agar
masyarakat dapat beraktivitas kembali.
b. Evaluasi penanganan darurat dan pernyataan tanggap darurat selesai.
6. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana,
kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan
maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya
kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan
ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek
kehidupan bermasyarakat pada wilayah pascabencana. Kegiatan
rekontruksi yang dapat dilakukan:
a. Secepatnya bersihkan rumah yang tertutup dengan lumpur
b. Analisis kerusakan dan kebutuhan
Peran serta masyarakat sangat penting dalam mendata kerusakan untuk
menghindari terlupakan hal-hal penting, data kerusakan tersebut harus
lengkap dan jelas agar dapat disampaikan kepada lembaga yang mau
memberikan bantuan.
c. Pembangunan gedung dan infrastuktur
Pembangunan kembali gedung, sarana prasarana umum harus
mengacu pada tindakan kesiapsiagaan dan mitigasi banjir, agar
dampak banjir berikutnya agar dampat banjir berikutnya dapat di tekan
sekecil mungkin. Sebagai contoh pembangunan kembali rumah-rumah
sebaiknya dibangun dilokasi yang lebih aman dan bukan dibantaran
sungai.

2.7 Jenis penyakit yang muncul pada bencana banjir


1. Diare
Pada saat banjir, sumber-sumber air minum masyarakat, khususnya
sumber air minum dari sumur dangkal akan banyak ikut tercemar. Di
samping itu pada saat banjir biasanya akan terjadi pengungsian di mana
fasilitas dan sarana serba terbatas termasuk ketersediaan air bersih. Itu
semua menjadi potensial menimbulkan penyakit diare disertai penularan
yang cepat.
2. Demam Berdarah
Pada saat musim hujan, biasanya akan terjadi peningkatan tempat
perindukan nyamuk aedes aegypti yaitu nyamuk penular penyakit demam
berdarah. Hal ini dikarenakan pada saat musim hujan banyak sampah
misalnya kaleng bekas, ban bekas serta tempat-tempat tertentu terisi air
dan terjadi genangan untuk beberapa waktu. Genangan air itulah akhirnya
menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk tersebut. Dengan
meningkatnya populasi nyamuk sebagai penular penyakit, maka risiko
terjadinya penularan juga semakin meningkat.
3. Leptospirosis
Penyakit leptospirosis disebabkan oleh bakteri yang disebut Leptospira sp.
Penyakit ini termasuk salah satu penyakit zoonosis, karena ditularkan
melalui hewan/binatang. Di Indonesia hewan penular terutama adalah
tikus melalui kotoran dan air kencingnya. Pada musim hujan terutama saat
terjadi banjir, maka tikus-tikus yang tinggal di liangliang tanah akan ikut
keluar menyelamatkan diri. Tikus tersebut akan berkeliaran di sekitar
manusia di mana kotoran dan air kencingnya akan bercampur dengan air
banjir tersebut. Seseorang yang ada luka, kemudian bermain/terendam air
banjir yang sudah tercampur dengan kotoran/kencing tikus yang
mengandung bakteri lepstopira, maka orang tersebut potensi dapat
terinfeksi dan akan jatuh menjadi sakit.
4. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dapat berupa bakteri, virus dan
berbagai mikroba lainnya. Gejala utama dapat berupa batuk dan demam,
kalau berat dapat / mungkin disertai sesak napas, nyeri dada dll.
5. Penyakit kulit
Penyakit kulit, dapat berupa infeksi, alergi atau bentuk lain pada musim
banjir maka masalah utamanya adalah kebersihan yang tidak terjaga baik.
6. Penyakit saluran cerna lain
Penyakit saluran cerna lain, misalnya demam tifoid. Dalam hal ini juga
faktor kebersihan makanan memegang peranan penting.
7. Penurunan kondisi penderita penyakit kronik
Perlu diperhatikan penurunan kondisi penderita penyakit kronik, seperti
asma, TB Paru, Diabetes Melitus, Penyakit Jantung, Hipertensi, dan lain-
lain. Hal ini terjadi karena penurunan daya tahan tubuh akibat musim
hujan berkepanjangan, dan apalagi bila banjir berhari-hari.
8. Korban Tenggelam dan Nyaris Tenggelam
Secara ringkas, tindakan anda disaat menemukan korban tenggelam atau
nyaris tenggelam adalah sebagai berikut:
a. Waspadai bahaya, utamakan keselamatan
b. Jangan langsung menolong orang yang tenggelam atau nyaris
tenggelam. Ingat keselamatan anda.
c. Periksa kesadaran korban
i. Periksa, apakah korban masih bernafas? Bebaskan jalan nafas.
d. Bila tidak bernafas, segera untuk mencari pertolongan. Kecuali jika
kamu terlatih untuk melakukan Pertolongan Pertama pada
Kedaruratan, maka kamu dapat memberikan pernafasan buatan dan
pijatan jantung.
e. Selalu gunakan pelampung disaat anda akan menolong orang yang
tenggelam atau nyaris tenggelam.
Jika tidak ada gerakan atau reaksi, berarti korban tidak sadar, maka yang
harus dilakukan adalah:
a. Hubungi nomor gawat darurat di daerah Anda.
b. Jika kamu terlatih untuk melakukan Pertolongan Pertama
Kegawatdaruratan, lakukan prosedur pertolongan seperti yang terdapat
di lampiran.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Banjir hanyalah salah satu dari sekian banyak bencana alam yang sering
terjadi. Banjir sering terjadi terutama pada musim hujan dengan intensitas yang
sering dan lebat. Daerah yang menjadi langganan banjir terutama pada daerah
sekitar arus sungai. Namun daerah yang jauh dari sungai pun kadang terkena
musibah banjir juga jika curah banjir terjadi hujan yang datang terus menerus dan
sungai tidak lagi sanggup menampung banyaknya air hujan.
Bencana banjir yang terjadi di Indonesia selama ini tidak semata-mata
disebabkan oleh alam, namun juga disebabkan oleh perilaku manusia itu sendiri.
Dengan demikian, maka seluruh lapisan masyarakat yang ada di Indonesia serta
pemerintah harus bersama-sama mencegah agar bencana banjir tidak semakin parah,
dan pada akhirnya Indonesia bebas dari banjir.

3.2 Saran
Bencana banjir yang selama ini terjadi di Indonesia telah membawa kerugian
yang sangat besar. Melihat kondisi ini, maka pencegahan banjir adalah hala yang
mutlak yang harus dilakukan oleh seluruh warga negara Indonesia guna mencegah
dan meminimalkan dampak yang akan terjadi akibat bencana banjir.
Adapun hal-hal yang harus kita lakukan untuk mencegah bencana banjir
adalah sebagai berikut: menghentikan penebangan hutan secara liar tanpa
disertai reboisasi, mencegah terjadinya pendangkalan sungai, tidak membuang
sampah sembarangan termasuk di aliran sungai membuat saluran air yang memadai
membuat tanggul yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Ciottone, G. R. (2006). Disaster Medicine. Philadelphia: Mosby. Inc.


Daryono. (2012, 1 10). Bahaya Banjir Lahar. Retrieved from Pusat Studi Bencana
Bogor Agricultural University: http://psb.ipb.ac.id/index.php/news/92-bahaya-
banjir-lahar
Gultom, A. (2012, Unknown Unknown). //repository.usu.ac.id/. Retrieved from USU
Hidayati, D. (2005). Panduan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat. KOMUNIKA, 65.
KEMENKES. (2014, Mei 28). Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan. Retrieved
from Panduan Masyarakat Menghadapi Bencana Banjir:
http://www.penanggulangankrisis.depkes.go.id/panduan-masyarakat-
mengahadapi-bencana-longsor
Mulyanto. (2012). Petunjuk Tindakan dan Sistem Mitigasi Banjir Bandang .
Semarang: Kementrian PU.
Paimin. (2009). Teknik Mitigasi Bencana Banjir dan Tanah Longsor. Bogor:
Tropenbos International Indonesia Progamme.
Paripurno, E. T. (2013). Modul Manajemen Bencana Pengenalan Banjir Untuk
Penanggulangan Bencana. Papua: KIPRA.
Simajuntak, E. (2014). PELUANG INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG
PEKERJAAN UMUM. Jakarta: Dinas Pekerjaan Umum.
Sjarief, R. (2010). Tata Ruang Air. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai