Anda di halaman 1dari 4

 Rhesus Inkompabilitas

Rhesus positif (Rh +) adalah seseorang yang mempunyai rh-antigen pada


eritrositnya sedang Rhesus negative.
Rhesus Negatif (Rh -) adalah seseorang yang tidak mempunyai rh-antigen
pada eritrositnya. Antigen pada manusia tersebut dinamakan antigen-D, dan
merupakan antigen yang berperan penting dalam transfusi.
Inkompatibilitas Rh terjadi pada seorang ibu dengan Rh negatif yang
memiliki janin dengan Rh positif.

KEHAMILAN DENGAN RHESUS NEGATIF


Di dalam rahim, yang berfungsi sebagai penghubung ibu dan bayi adalah plasenta.
Plasenta berperan dalam mengangkut oksigen dan sari-sari makanan dari ibu ke bayinya.
Selain itu plasenta juga berfungsi sebagai barrier (pelindung) agar darah ibu dan bayi tidak
tercampur.

Maka pada kehamilan normal ibu dengan Rh- tidak perlu cemas atau khawatir karena ibu
dan bayi masing-masing mempunyai sitem peredaran darah sendiri dan tidak akan
mengganggu satu dengan lainnya.
Namun yang perlu menjadi perhatian disini adalah:
1. Darah ibu dapat tercampur dengan darah janin dalam beberapa kondisi, seperti tindakan
amniosentesis, trauma pada ibu, kebocoran darah bayi melalui tali pusat (perdarahan), selama
proses persalinan, dan keguguran
2. Antibodi dalam darah dapat menembus plasenta dan masuk ke sistem peredaran darah
janin.

Apabila terjadi pencampuran darah Rh- dengan Rh+ maka secara otomatis tubuh si ibu
Rh-akan membentuk antibodi Rh+ karena Rh+ dianggap sebagai benda asing di tubuh ibu.
Pada kehamilan pertama, jika terbentuk antibodi Rh+ dalam tubuh ibu tidak akan
memberikan efek apapun kepada bayi. Biasanya bayi lahir normal dengan anemia ringan.
DAMPAK PADA JANIN
Pada kehamilan selanjutnya, jika si bayi mempunyai Rh+ juga maka antibodi Rh+ dalam darah
ibu akan menyerang Rh+ dalam darah bayi yang mengakibatkan:
1. Penghancuran besar-besaran sel darah merah bayi sehingga sumsum tulang bayi aktif
terus memproduksi sel darah merah untuk mengimbangi penghancuran tersebut. Akibatnya
banyak sel-sel darah muda yang beredar dalam pembuluh darah bayi (ERYTHROBLASTOSIS
FETALIS)
2. Terjadi juga penghancuran sel darah merah di organ hati dan limpa yang mengakibatkan
organ hati dan limpa membesar
3. Fungsi hati tidak normal, produksi albumin menurun, tubuh bayi menjadi bengkak dan
melepuh (HYDROPS FETALIS)

KEMATIAN BAYI DALAM KANDUNGAN

DAMPAK PADA BAYI


Apabila kadar antibodi Rh+ dalam darah ibu tidak terlalu tinggi maka penghancuran
darah merah bayi tidak terlalu besar. Bilirubin yang dihasilkan dari penghancuran darah bayi
akan masuk ke dalam sistem peredaran darah ibu dan dinetralisir dalam tubuh ibu sehingga
BAYI
DAPAT LAHIR SEHAT DAN NORMAL.
Sisa bilirubin yang tetap ada dalam tubuh bayi saat bayi lahir akan menumpuk di jaringan
bayi dan memberikan warna kuning pada bayi. Hal ini perlu segera ditindaklanjuti, karena jika
tidak antibodi Rh+ yang masih ada dalam tubuh bayi akan terus memecah sel darah bayi dan
menyebabkan bilirubin terus naik. Apabila sudah mencapai kadar toksik (18-20 mg/dl) maka
akan menyebabkan kerusakan otak permanen (KERN IKTERUS).

Skenario bahaya pada janin


Ibu Rhesus [-] dengan janin Rhesus [+] akan mengalami sensitisasi pada awal kehamilan. Wanita
terpapar dengan darah Rhesus [+] selama kehamilan dan atau persalinan dan kemudian
menghasilkan antibodi. Pada akhir kehamilan, sistem imunologi ibu hamil yang sudah mengenal
darah Rhesus [+] melewati plasenta dan menyerang eritrosit janin yang Rhesus [+].
Skrining
Pada tiap kehamilan harus dilakukan pemeriksaan golongan darah berikut Faktor Rhesus dan
skrining antibodi dilakukan pada kunjungan pertama dengan tes COMB indirect.
RhoGAM
Bila ibu Rhesus negatif terpapar dengan darah janin Rhesus [+], maka ibu harus diberi
RhoGAM; RhoGam adalah RhIgG (IgG akan menempel pada antigen Rhesus) dan mencegah
terjadinya respon imunologi ibu. Sebagai pencegahan untuk kehamilan selanjutnya Adalah anti-
Rh, anti-D. Diberikan pada umur kehamilan 28 minggu, dan sebelum 72 jam pasca persalinan

Anda mungkin juga menyukai