Anda di halaman 1dari 8

Sebelum kita melangkah lebih jauh terkait materi yang akan dibahas, maka

dipanjang perlu
untuk terlebih membahas judul materi ini. Disini terdapat tiga kata yaitu;

1. Mahasiswa ialah seorang pelajar yang menimba ilmu di perguruan tinggi harus
memiliki nilai lebih dari pada siswa sebab kata maha itu menunjukkan strata social
yang
lebih mulia dan luas akan pengetahuannyadibandingkan siswa.
2. Tanggung jawab ialah sesuatu harus dijaga dan dipertanggung jawabkan sesuai
dengan tanggung jawab itu sendiri.
3. Social menurut Norbert elias dalam buku pengantar sosiologi dikatakan bahwa
social adalah masyarakat dan masyarakat adalah sekolompok manusia, dalam
sosiologi dijelaskan dengan tegas bahwa manusia saling tergantung sama lain
(simbiosis mutulualisme) maka kemudian wajib bagi seseorang manusia untuk
berperilaku baik antar sesamanya dan saling menghormati serta menjunjung tinggi
nilai-nilai kemanusian, dengan demikian bineka tunggal ika tidak lagi sulit untuk
diimplementasikan. Selanjutnya hal yang harus dibahas yakni sejarah gerakan
mahasiswa 1928-1998, peran dan wujud tanggung jawab mahasiswa, fungsi
mahasiswa, serta posisi mahasiswa.

A. Sejarah Gerakan Mahasiswa 1928-1998

Perguruan tinggi masih dipandang sebagai institut independent, maka dari itu
diharapkan ide-ide atau pemikiran baru tentang keindonesiaan dari out put institut
tersebbut. Dinamika politik membentuk mahasiswa sebagai alat atau tunggangan
(extra kekuatan parlementer) oleh pemilik kepentingan. Kebangkitan mahasiswa
tahun 1960-an dikarenakan kondisi negara kondisi negara mengalami goncangan
sebab sistem pemerintahannya mengalami perubahan antara terpimpin dan republik
dan pada era ini juga indonesia menjadi panggung perang dingin.

Gerakan Mahasiswa pada tahun 1966 berhasil menggulingkan kepemimpinan


presiden soekarno yang pada saat itu mahasiswa berafiliasi dengan ABRI melalui
badan kerjasama pemuda militer yang terbentuk pada tahun 1957 sebagai
perlawanan dari idiologi bung karno yang berketentangan , disinilah mahasiswa
dijadikan alat politik. Masalah tergulingnya bung karno dari kepemimpinannya
dijelaskan dengan luas [2]dalam buku Soekarno (dipuja, dibunuh dan dikenang),
disana tertulis bahwa yang memiliki kepentingan untuk menggulingkan bung karno
adalah CIA amerika serikat yang berkepentingan untuk memasukkan PT. Freeport di
papua barat yang hal ini akibat dari penelitian jacques dozy tahun 1936 bahwa di
papua barat terdapat gunung yang mengandung tembaga, emas dan perak di
dalamnya.

CIA dapat menggulingkan presiden soekarno disebabkan oleh faktor hasil wawancara
bung karno dengan cindy adam tentang kelemahannya yang tidak dapat dijauhkan
dari masyarakat, maka dari itu CIA melakukan REKSOS melalui soeharto yang
menjadi salah satu bagian dari agen CIA untuk melakukan rencananya terkait usaha
penggulingan soekarno berdasarkan kelemahannya yang telah terpublis di media
cindy adam,

REKSOS tersebut memunculkan isu bahwa idiologi bung karno bertentangan dengan
pandangan umum masyarakat sehingga mahasiswa melakukan demontrasi untuk
menurunkan presiden soekarno, termasuk soe hok gie (aktivis 1960-an) terlibat dalam
hal itu dan mengatakan saatnya berkata tidak untuk soekarno. Inilah akibat dari
lemahnya mahasiswa melakukan kajian-kajian terkait permasalahan di negara kita.

Selanjutnya adalah Era depolitisasi kampus dimana masa ini ialah pada saat Rezim
orde baru tahun 1966-1998, dikala itu sangat terkenal bahwa kepemimpinannya
sangantlah otoriter dan masyarakat dikekang sesuai kemauannya, dia adalah
presiden soeharto, di mana mahasiswa dilarang demo dan ketika mahasiswa
mengkritisi pemerintahan maka akan diculik, sehingga munculah inisiatif dari para
aktivis kampus untuk membuat sebuah aliansi besar agar mampu menggulingkan
soeharto dari jabatannya, aliansi tersebut dinamakan cipayung yang organisasi di
dalamnya ialah PMII, HMI, GMNI GMKI dan PMKRI Serta mahasiswa indonesia.

Pada tanggal 12,13 dan 15 mei 1998 mahasiswa seluruh indonesia yang tergabung
dalam aliansi cipayung tersebut melakukan aksi turun jalan sehingga dengan berbagai
fenomena dan dialektika yang terjadi pada saat itu maka soeharto menyatakan untuk
memundurkan diri dari jabatannya. Pada tahun 1998 ini masyarakat sedunia
mengetahui betul adanya gerakan mahasiswa indonesia. Berdasarkan dari sejarah
gerakan mahasiswa mulai dari pra kemerdekaan sampai orde revormasi. [3]Gerakan
mahasiswa dapat dikelompokan menjadi tiga era, yakni:
1. Era stdent goverment (era pra kemerdekaan 1928 dan orde lama 1945-1966).
2. Era depolisasi kampus (orde baru 1945-1996).
3. Era reformasi (1998 sampai sekarang)

B. Peran dan Wujud Tanggung Jawab Mahasiswa

Melihat kondisi di negara kita yang demikian maka peran mahasiswa harus petakan,
peran mahasiswa ialah:
1. Agent Of Change, yaitu mahasiswa dituntut untuk membuat perubahan tatkala
terdapat sesuatu yang merusak atau menghilangkan kemaslahatan
masyarakat, maka kemudian dipandang perlu menciptakan perubahan kearah
yang lebih baik.
2. Agent Of Control, yaitu mahasiswa selalu melakukan pantauan terhadap
kebijakan pemerintah guna untuk mengantisipasi kebijakan yang merugikan
rakyat.
3. Agent Of Sosial, yaitu mahasiswa yang selalu membela dan membantu
masyarakat dalam hal memecahkan masalah, menyampaikan aspirasinya dan
menjaga kemaslahatannya serta menjadi Guardian Of Value (menjaga nilai-
nilai di masyarakat), maka dengan 3 peran itulah mahasiswa patut menjadi Iron
Stock yakni menjadi pemangku kepemimpinan untuk menggantikan generasi
sebelumnya.

C. Fungsi Mahasiswa

1. Menurut M. Hatta berdasarkan tugas perguruan tinggi yaitu membentuk


manusia susila dan demokrat, maka dengan demikian mahasiswa memiliki
fungsi, diantaranya: Memiliki keinsafan dan tanggung jawab atas
kesejahteraan masyarakat.
2. Cakap dan mandiri dalam memajukan ilmu penngetahuan.
3. Cakap memangku jabatan dan pekerjaan di masyarakat.
D. Posisi Mahasiswa

Dalam hal ini posisi mahasiswa harus berpihak kepada masyarakat sebagaimana
tugas dan peran mahasiswa yang telah ditugaskan sebelumnya.

Kesimpulan

Mahasiswa bukan hanya menjadi orang yang menyelesaikan mata kuliyah dikampus
dengan hanya memikirkan nilai/IPK comloud akan tetapi mahasiswa mempunyai
tanggung jawab dan tugas untuk menjunjung tinggi keadilan dan kesejahteraan
masyarakat sebagai landasan jihad fisabilillah.
.

MAHASISWA DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL


Wacana tentang gerakan mahasiswa selalu menarik di berbagai negara. Sejarah
Gerakan Mahasiswa di Indonesia juga tidak banyak berbeda dengan sejarah Gerakan
Mahasiswa pada umumnya di belahan dunia manapun. Geliatnya linear dengan
timbulnya rasa ketidakadilan, ketimpangan sosial, dan penindasan terhadap rakyat
oleh kekuasaan. Upaya depolitisasi yang dilakukan oleh penguasa, serta hegemoni
kelompok kepentingan dalam konstelasi politik nasional, senantiasa menjadi agenda
penting dalam setiap gerakan mahasiswa di berbagai negara di belahan dunia. Sepak
terjang kelompok muda intelektual ini telah menghasilkan berbagai resume seminar
mengenai hal itu, demikian pula tak terhitung banyaknya buku dan tulisan yang telah
dipublikasikan, namun sebagaimana diungkapkan pada kalimat pertama tulisan ini,
fenomena ini selalu menarik untuk diperbincangkan. Terutama sisi dinamika dan
pergeseran pola gerakan, yang di dalamnya termuat pola kepemimpinan, karena
secara teoritik pergeseran itu akan berimbas signifikan terhadap pola kepemimpinan
dan dinamika masyarakat dalam skala yang lebih luas.
Di sisi lain, gerakan mahasiswa juga merupakan anak kandung dari perubahan
yang terjadi pada budaya masyarakat. Sehingga ide, semangat, pola, dan implikasi
gerakan di setiap masa, tidak lepas dari kecenderungan budaya yang berkembang di
masyarakat. Dalam konteks itulah, boleh jadi munculnya distorsi dalam perilaku
"tokoh-tokoh" gerakan mahasiswa belakangan ini, merupakan miniatur dari
dominannya budaya "pragmatik dan fragmentaris" warisan orde baru dalam budaya
masyarakat kita. Sebelum distorsi ini meluas, dan gerakan mahasiswa terperoksok
dalam "kecelakanaan sejarah" yang kian parah, ada baiknya saat ini, semua elemen
yang merasa bertanggung jawab kepada tegaknya semangat "kepeloporan dan
kebenaran" pada kelompok muda ini ikut memikirkan, dan memberi kontribusi untuk
menemukan kembali format gerakan dan pola kepemimpinan mahasiswa. Sehingga
esensi dan eksistensi perjuangannya tetap terjaga dari maksud pihak kepentingan
yang akan menunggangi idealisme dan kejujuran gerakan mahasiswa. Tulisan ini
dibuat, adalah refeleksi dari kegundahan setelah melihat fenomena ini, kian hari kian
kentara. Dan dengan keyakinan penuh, bahwa masih banyak aktivis-aktivis
mahasiswa yang masih mengedepankan hati nurani, kejujuran, dan idealisme; maka
tulisan ini dibuat.
Gerakan Mahasiswa yang didominasi oleh para pemuda yang memiliki watak
orang muda yaitu menginginkan perubahan. Dan lahirnya Gerakan Mahasiswa itu
tidak dengan perencanaan sebelumnya yang matang, melainkan banyak dikarenakan
adanya momentum politik di Indonesia. Pembuktian sejarah gerakan mahasiswa
Indonesia sesuai dengan konteks zamannya, haruslah memberikan kesimpulan
apakah gerakan tersebut, dalam orientasi dan tindakan politiknya, benar-benar
mengarah dan bersandar pada problem-problem dan kebutuhan struk¬tural rakyat
Indonesia. Orientasi dan tindakan politik merupakan cermin dari bagaimana
mahasiswa Indonesia memahami masyarakatnya, menentukan pemihakan pada
rakyatnya serta kecakapan merealisasi nilai-nilai tujuan atau ideologinya.
Nilai lebih organisasi dalam gerakan mahasiswa hanyalah bermakna bahwa
di dalam organisasi, mahasiswa ditempa dan dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
(1) Pemahaman terhadap masyarakat dan persoalan-persoalannya; (2) Pemihakan
pada rakyat; dan (3) Kecakapan-kecakapan dalam mengolah massa.
Ketiga syarat tersebut mencerminkan: (1) Tujuan dan orientasi gerakan
mahasiswa; (2) Metodologi gerakan mahasiswa; (3) Strukturalisasi sumber daya
manusia, logistik dan keuangan gerakan mahasiswa; dan (4) Program-program
gerakan mahasiswa yang bermakna strategis-taktis.
sejarahnya, gerakan mahasiswa Indonesia dapat dikelompokkan ke dalam
tiga (3) era, yakni: (1) Era Student Government (Era Pra Kemerdekaan dan Orde
Lama); (2) Era Depolitisasi Kampus (Orde Baru); dan (3) Era Reformasi. Pada
ketiga era ini meniscayakan munculnya profil pemimpin di kalangan mahasiswa.
Realitas politik memang mengatakan independensi perguruan tinggi
yang notabene adalah basis pendidikan nasional, sehingga banyak harapan akan
adanya pemikiran-pemikiran baru tentang ke-Indonesiaan yang dihasilkan dari
institusi ini. Selain civitas akademika yang merepresentasikan kelompok intelektual,
mahasiswa juga diharapkan mampu memberikan gagasan dan ide-ide ke-
Indonesiaan, dengan beragam aktualisasi.
Mahasiwa hendaknya mengkaji secara seksama perubahan-perubahan yang telah,
sedang dan akan terjadi. Bukan hanya dengan slogan tetapi benar-benar dengan data
dan ukuran yang jelas, kalau perlu dengan angka-angka. Dengan demikian gerakan
mahasiswa tidak berhenti dan mengulang-ulang. Peran dan gerakan mahasiswa
harus pula tidak hanya diartikan dalam skala demonstrasi dan keterlibatan massal
lainnya, melainkan juga produk-produk intelektual yang harus ditindaklanjuti dengan
usaha perubahannya. Bedanya dengan para senior yang sudah mapan, seperti dosen
dan para profesional, adalah bahwa produk intelektual mahasisea itu harus
didesakkan dan diperjuangkan sehingga menjadi produk kebijakan.

Sebelum kita melangkah lebih jauh terkait materi yang akan dibahas, maka dipanjang perlu untuk
terlebih membahas judul materi ini. Disini terdapat tiga kata yaitu;

1. Mahasiswa ialah seorang pelajar yang menimba ilmu di perguruan tinggi harus memiliki nilai
lebih dari pada siswa sebab kata maha itu menunjukkan strata social yang
lebih mulia dan luas akan pengetahuannyadibandingkan siswa.
2. Tanggung jawab ialah sesuatu harus dijaga dan dipertanggung jawabkan sesuai dengan
tanggung jawab itu sendiri.
3. Social menurut Norbert elias dalam buku pengantar sosiologi dikatakan bahwa social adalah
masyarakat dan masyarakat adalah sekolompok manusia, dalam sosiologi dijelaskan dengan
tegas bahwa manusia saling tergantung sama lain (simbiosis mutulualisme) maka kemudian wajib
bagi seseorang manusia untuk berperilaku baik antar sesamanya dan saling menghormati serta
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian, dengan demikian bineka tunggal ika tidak lagi sulit untuk
diimplementasikan. Selanjutnya hal yang harus dibahas yakni sejarah gerakan mahasiswa 1928-
1998, peran dan wujud tanggung jawab mahasiswa, fungsi mahasiswa, serta posisi mahasiswa.

A. Sejarah Gerakan Mahasiswa 1928-1998

Perguruan tinggi masih dipandang sebagai institut independent, maka dari itu diharapkan ide-ide
atau pemikiran baru tentang keindonesiaan dari out put institut tersebbut. Dinamika politik
membentuk mahasiswa sebagai alat atau tunggangan (extra kekuatan parlementer) oleh pemilik
kepentingan. Kebangkitan mahasiswa tahun 1960-an dikarenakan kondisi negara kondisi
negara mengalami goncangan sebab sistem pemerintahannya mengalami perubahan antara
terpimpin dan republik dan pada era ini juga indonesia menjadi panggung perang dingin.

Gerakan Mahasiswa pada tahun 1966 berhasil menggulingkan kepemimpinan presiden soekarno
yang pada saat itu mahasiswa berafiliasi dengan ABRI melalui badan kerjasama pemuda militer
yang terbentuk pada tahun 1957 sebagai perlawanan dari idiologi bung karno yang
berketentangan , disinilah mahasiswa dijadikan alat politik. Masalah tergulingnya bung karno dari
kepemimpinannya dijelaskan dengan luas [2]dalam buku Soekarno (dipuja, dibunuh dan
dikenang), disana tertulis bahwa yang memiliki kepentingan untuk menggulingkan bung karno
adalah CIA amerika serikat yang berkepentingan untuk memasukkan PT. Freeport di papua barat
yang hal ini akibat dari penelitian jacques dozy tahun 1936 bahwa di papua barat terdapat gunung
yang mengandung tembaga, emas dan perak di dalamnya.

CIA dapat menggulingkan presiden soekarno disebabkan oleh faktor hasil wawancara bung karno
dengan cindy adam tentang kelemahannya yang tidak dapat dijauhkan dari masyarakat, maka dari
itu CIA melakukan REKSOS melalui soeharto yang menjadi salah satu bagian dari agen CIA untuk
melakukan rencananya terkait usaha penggulingan soekarno berdasarkan kelemahannya yang
telah terpublis di media cindy adam,

REKSOS tersebut memunculkan isu bahwa idiologi bung karno bertentangan dengan pandangan
umum masyarakat sehingga mahasiswa melakukan demontrasi untuk menurunkan presiden
soekarno, termasuk soe hok gie (aktivis 1960-an) terlibat dalam hal itu dan mengatakan saatnya
berkata tidak untuk soekarno. Inilah akibat dari lemahnya mahasiswa melakukan kajian-kajian
terkait permasalahan di negara kita.

Selanjutnya adalah Era depolitisasi kampus dimana masa ini ialah pada saat Rezim orde baru
tahun 1966-1998, dikala itu sangat terkenal bahwa kepemimpinannya sangantlah otoriter dan
masyarakat dikekang sesuai kemauannya, dia adalah presiden soeharto, di mana mahasiswa
dilarang demo dan ketika mahasiswa mengkritisi pemerintahan maka akan diculik, sehingga
munculah inisiatif dari para aktivis kampus untuk membuat sebuah aliansi besar agar mampu
menggulingkan soeharto dari jabatannya, aliansi tersebut dinamakan cipayung yang organisasi di
dalamnya ialah PMII, HMI, GMNI GMKI dan PMKRI Serta mahasiswa indonesia.

Pada tanggal 12,13 dan 15 mei 1998 mahasiswa seluruh indonesia yang tergabung dalam aliansi
cipayung tersebut melakukan aksi turun jalan sehingga dengan berbagai fenomena dan dialektika
yang terjadi pada saat itu maka soeharto menyatakan untuk memundurkan diri dari jabatannya.
Pada tahun 1998 ini masyarakat sedunia mengetahui betul adanya gerakan mahasiswa indonesia.
Berdasarkan dari sejarah gerakan mahasiswa mulai dari pra kemerdekaan sampai orde revormasi.
[3]Gerakan mahasiswa dapat dikelompokan menjadi tiga era, yakni:
4. Era stdent goverment (era pra kemerdekaan 1928 dan orde lama 1945-1966).
5. Era depolisasi kampus (orde baru 1945-1996).
6. Era reformasi (1998 sampai sekarang)
B. Peran dan Wujud Tanggung Jawab Mahasiswa

Melihat kondisi di negara kita yang demikian maka peran mahasiswa harus petakan, peran
mahasiswa ialah:
4. Agent Of Change, yaitu mahasiswa dituntut untuk membuat perubahan tatkala terdapat
sesuatu yang merusak atau menghilangkan kemaslahatan masyarakat, maka kemudian
dipandang perlu menciptakan perubahan kearah yang lebih baik.
5. Agent Of Control, yaitu mahasiswa selalu melakukan pantauan terhadap kebijakan
pemerintah guna untuk mengantisipasi kebijakan yang merugikan rakyat.
6. Agent Of Sosial, yaitu mahasiswa yang selalu membela dan membantu masyarakat dalam
hal memecahkan masalah, menyampaikan aspirasinya dan menjaga kemaslahatannya
serta menjadi Guardian Of Value (menjaga nilai-nilai di masyarakat), maka dengan 3 peran
itulah mahasiswa patut menjadi Iron Stock yakni menjadi pemangku kepemimpinan untuk
menggantikan generasi sebelumnya.

C. Fungsi Mahasiswa

4. Menurut M. Hatta berdasarkan tugas perguruan tinggi yaitu membentuk manusia susila
dan demokrat, maka dengan demikian mahasiswa memiliki fungsi, diantaranya:
Memiliki keinsafan dan tanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat.
5. Cakap dan mandiri dalam memajukan ilmu penngetahuan.
6. Cakap memangku jabatan dan pekerjaan di masyarakat.

D. Posisi Mahasiswa

Dalam hal ini posisi mahasiswa harus berpihak kepada masyarakat sebagaimana tugas dan peran
mahasiswa yang telah ditugaskan sebelumnya.

Kesimpulan

Mahasiswa bukan hanya menjadi orang yang menyelesaikan mata kuliyah dikampus dengan
hanya memikirkan nilai/IPK comloud akan tetapi mahasiswa mempunyai tanggung jawab dan
tugas untuk menjunjung tinggi keadilan dan kesejahteraan masyarakat sebagai landasan jihad
fisabilillah.
.

Anda mungkin juga menyukai