Audit Sap 13 Sampling
Audit Sap 13 Sampling
Dalam sampling audit, resiko terbagi menjadi 2, yaitu resiko sampling dan resiko
non sampling.
A. Resiko Sampling
Risiko sampling adalah kemungkinan bahwa suatu sampling yang telah diambil
dengan benar tidak mewakili populasi. Tipe risiko sampling yang bisa terjadi dalam
melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif :
Pengujian Pengendalian
- Risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu rendah, yaitu
risiko menetukan tingkat risiko pengendalian, berdasarkan hasil sampel,
terlalu rendah dibandingkan dengan efektifitas operasi prosedur atau
kebijakan struktur pengendalian yang sesungguhnya.
- Risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu tinggi, yaitu
risiko menentukan tingkat risiko pengendalian, berdasarkan hasil sampel,
yang terlalu tinggi dibandingkan dengan efektifitas operasi prosedur atau
kebijakan struktur pengendalian yang sesungguhnya.
Pengujian Substantif
- Risiko keliru menerima yaitu risiko mengambil kesimpulan, berdasarkan
hasil sampel, bahwa saldo rekening tidak berisi salah saji secara material,
padahal kenyataannya saldo rekening telah salah saji secara material.
1
- Risiko keliru menolak yaitu risiko mengambil kesimpulan, berdasarkan
hasil sampel, bahwa saldo rekening berisi salah saji secara material, padahal
kenyataannya saldo rekening tidak berisi salah sajis secara material.
Risiko penentuan tingkat risiko pengendalian terlalu rendah dan risiko keliru
menerima, dalam istilah statistik biasa disebut sebagai risiko beta adalah berkaitan
dengan efektivitas audit. Sebaliknya, risiko penentuan tingkat risiko pengendalian
terlalu tinggi dan risiko keliru menolak, dalam istilah statistik biasa disebut sebagai
risiko alpha adalah berkaitan dengan efisiesnsi audit.
B. Resiko Nonsampling
Risiko nonsampling meliputi semua aspek risiko audit yang tidak berkaitan
dengan sampling. Risiko nonsampling tidak bisa diukur secara sistematis. Namun
demikian, dengan perencanaan dan supervisi yang tepat dan berlandaskan pada standar
kualitas mutu, risiko nonsampling dapat ditangani pada tingkat yang minimal atau
tidak berarti lagi.
Sumber risiko sampling meliputi :
1) Kesalahan manusia.
2) Ketidaktepatan penerapan prosedur audit terhadap tujuan audit.
3) Kesalahan dalam menafsirkan hasil sampel.
Kesalahan karena mengandalkan pada informasi yang keliru yang diterima dari
pihak lain.
Teknik sampling dalam audit dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
menggunakan Metode Statistik atau disebut "sampling statistik" dan Tanpa
Menggunakan Metode Statistik atau disebut "sampling non statistik". Perbedaan
antar keduanya dapat dirumuskan sebagai berikut
2
Metode Sampling Sampling Statistik Sampling Non
Statistik
Kedua pendekatan ini dapat digunakan dalam audit, karena tidak ada satu
pihakpun yang dapat menjamin bahwa salah satu di antara keduanya lebih baik dari
yang lain. Namun, dibandingkan dengan sampling non statistik, sampling statistik
lebih mudah dipertanggungjawabkan, karena formulanya sudah baku dan diterima
oleh kalangan akademisi secara umum.
Sesuai dengan sifat datanya, sampling terdiri atas dua jenis: Sampling Atribut
dan Sampling Variabel. Sampling Atribut adalah metode sampling yang meneliti sifat
non angka (kualitatif) dari data, sedangkan Sampling Variabel adalah metode sampling
yang meneliti sifat angka (kuantitatif) dari data.
Dalam audit, sampling atribut biasanya digunakan pada pengujian pengendalian,
sedangkan sampling variabel biasanya digunakan pada pengujian substantif. Metode
yang digunakan pada sampling atribut biasanya mencakup metode sampling atribut
(attribute sampling), metode sampling penemuan (discovery/explanatory sampling),
dan metode sampling penerimaan (acceptance sampling). Sedangkan metode yang
biasanya digunakan pada sampling variabel mencakup metode sampling variabel
sederhana (classical variable sampling atau mean per unit estimation) dan metode
sampling satuan mata uang (monetary unit sampling atau probability proportional to
size sampling).
3
A. Metode Sampling Statistik
Metode sampling statistik yang lazim digunakan pada pengujian pengendalian
adalah sampling atribut, yaitu metode sampling yang meneliti sifat non angka dari
data, karena pada pengujian pengendalian fokus perhatian auditor adalah pada jejak-
jejak pengendalian yang terdapat pada data/dokumen yang diuji, seperti paraf, tanda
tangan, nomor urut pracetak, bentuk formulir, dan sebagainya, yang juga bersifat non
angka, seperti unsur-unsur yang menjadi perhatian pada sampling atribut.
4
statistik sesuai dengan jenis sampling yang dilakukan. Pada tahap ini hasilnya
berupa pernyataan mengenai jumlah unit sampel yang harus diuji pada populasi
yang menjadi objek penelitian.
3. Memilih Sampel
Setelah diketahui jumlah sampel yang harus diuji, langkah selanjutnya adalah
memilih sampel dari populasi yang diteliti. Jika menggunakan sampling statistik,
pemilihan sampelnya harus dilakukan secara acak (random).
4. Menguji Sampel
Melalui tahap pemilihan sampel, peneliti mendapat sajian sampel yang harus
diteliti. Selanjutnya, auditor menerapkan prosedur audit atas sampel tersebut.
Hasilnya, auditor akan memperoleh informasi mengenai keadaan sampel tersebut.
5. Mengestimasi Keadaan Populasi
Selanjutnya, berdasarkan keadaan sampel yang telah diuji, auditor melakukan
evaluasi hasil sampling untuk membuat estimasi mengenai keadaan populasi.
6. Membuat Simpulan Hasil Audit
Berdasarkan estimasi (perkiraan) keadaan populasi di atas, auditor membuat
simpulan hasil audit. Biasanya simpulan hasil audit ditetapkan dengan
memperhatikan/ membandingkan derajat kesalahan dalam populasi dengan batas
kesalahan yang dapat ditolerir oleh auditor.
Jika kesalahan dalam populasi masih dalam batas toleransi, berarti populasi dapat
dipercaya. Sebaliknya, jika kesalahan dalam populasi melebihi batas toleransi,
populasi tidak dapat dipercaya.
5
5. Menentukan metoda pemilihan sampel.
6. Melaksanakan rencana sampling.
7. Mengevaluasi hasil sampel.
6
2. Pemilihan Sampel Non Acak
Pemilihan sampel non acak yang umum digunakan juga ada dua, yaitu
haphazard sampling dan block sampling.
a. haphazard sampling
Metode ini mirip dengan simple random sampling, tetapi pemilihan
sampelnya dilakukan sendiri oleh auditornya, tanpa menggunakan alat
bantu. Misal, auditor mengambil langsung dengan tangan sendiri, tanpa
memperhatikan jumlah, letak, sifat, dan kondisi dari bukti yang menjadi
populasinya.
b. block sampling
Metode ini mirip dengan systematic random sampling, yaitu populasi
dikelompokkan lebih dahulu ke dalam beberapa kelompok yang disebut
blok, kemudian sampel diambil dari masing-masing blok.
Rendah 5
Moderat 10
Tinggi 15
7
pengendalian direncanakan. Pedoman untuk mengkuantifikasi suatu rentang
tingkat deviasi yang bisa ditoleransi :
Rendah 2-7
Moderat 6-12
Tinggi 11-20
Ukuran populasi
8
DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul. 2008. Auditing, Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan. Jilid 1. Edisi
Keempat. Yogyakarta: Unit Penerbitan dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
YKPN
pusdiklatwas.bpkp.go.id/filenya/namafile/.../Sampling_Final_09.pdf