PENDAHULUAN
2.6 Pengadukan
Pengadukan mempengaruhi laju dari suatu reaksi yang dapat dilihat pada
grafik. Laju reaksi berbanding lurus dengan kecepatan pengadukan (stirrer).
Semakin cepat kecepatan stirrer maka laju reaksi akan meningkat. Begitupun
sebaliknya, semakin lambat kecepatan stirrer maka laju reaksi akan semakin
lambat (Zemansky, 1995).
Suatu hukum laju menunjukkan bagaimana laju reaksi bergantung pada
konsentrasi dalam waktu tertentu. Akan tetapi, kadang-kadang kita lebih
menyukai hubungan tersebut dalam bentuk matematis yang menunjukkan
bagaimana konsentrasi pereaksi berubah selama periode waktu tertentu.
Persamaan seperti itu dapat dibandingkan langsung dengan data percobaan, yaitu
konsentrasi pada berbagai waktu reaksi. Di samping data-data percobaan lebih
ringkas, persamaan tersebut dapat meramalkan konsentrasi untuk semua waktu.
Dengan menggunakan cara grafik atau metode integral maka hukum laju
dapat ditransformasikan ke dalam hubungan matematis antara konsentrasi dengan
waktu reaksi, Oleh karenanya maka tidak perlu bentuk diferensial.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1.2 Bahan-Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. HCl (Asam klorida) 0,1 N ; 0,2 N ; 0,3 N ; 0,4 N dan 0,5 N 5 mL
2. Serbuk Mg (Magnesium)
4.1 Hasil
Adapun hasil dari praktikum ini dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Hasil pengamatan
Temperatur Pengulangan Waktu
No Konsentrasi (℃) Rata-rata
(N) Awal Akhir I (s) II (s) III (s) (s)
1. 0,1 29 31 18,99 21,26 20,87 20,37
2. 0,2 29 31 12,81 16,57 16,87 15,42
3. 0,3 29 31 06,32 06,67 05,38 06,12
4. 0,4 29 31 04,71 03,81 04,67 04,40
5. 0,5 29 31 02,68 01,64 01,90 02,07
4.2 Pembahasan
Percobaan ini menentukan kecepatan reaksi dengan patokan kenaikan
temperatur pada beberapa konsentrasi yang berbeda dan didapat perbedaan waktu
yang berbeda-beda pula bergantung pada konsentrasinya.
Di konsentrasi HCl 0,1 N naiknya temperatur hingga sebesar 2℃
memerlukan waktu 18,99 detik ; 21,26 detik dan 20,87 detik dengan rata-rata
20,37 detik. Kemudian konsentrasi 0,2 N didapat waktu yang dibutuhkan untuk
temperatur naik adalah 12,81 detik ; 16,57 detik dan 16,87 detik dengan rata-rata
15,42 detik. Pada HCl 0,3 N waktu yang dibutuhkan adalah 06,32 detik ; 06,67
detik dan 05,38 detik dengan rata-rata 06,12 detik dan untuk HCl 0,4 N adalah
04,71 detik ; 03,81 detik dan 04,67 detik. Terakhir untuk HCl 0,5 N waktu yang
dibutuhkan agar temperatur sistem naik sebesar 2℃ adalah 02,68 detik ; 01,64
detik dan 01,90 detik dengan rata-rata 02,07 detik. Kenaikan temperatur sistem
dari temperatur sistem 29℃ sampai 31℃.
Sistem memiliki temperatur 29℃ namun ketika serbuk Mg dimasukkan
dan dihomogenkan temperatur sistem menjadi naik 31℃. Hal ini dikarenakan
reaksi yang terjadi adalah reaksi eksotermik dengan reaksi :
Mg + 2HCl Mg2+ + H2 + 2Cl-
Pada praktikum ini diketahui bahwa semakin pekat atau tinggi konsentrasi
HCl maka waktu yang dibutuhkan untuk temperatur sistem naik adalah semakin
cepat, ini dikarenakan konsentrasi mempengaruhi laju reaksi karena banyaknya
partikel pada konsentrasi yang tinggi memungkinkan lebih banyak tumbukan dan
ini membuka peluang semakin banyak tumbukan efektif yang menghasilkan
perubahan, dalam hal ini perubahan temperatur. Faktor magnesium yang
berbentuk serbuk juga mempengaruhi kecepatan reaksi pada sistem. Persamaan
laju reaksi pada HCl adalah :
∆ [ HCl]
k [HCl] = -
∆t
Tanda negatif menunjukkan bahwa konsentrasi HCl sebagai pereaksi berkurang
sejalan dengan waktu reaksi.
Dengan menghubungkan log 1/trata-rata dengan log [H+] seperti yang
ditunjukkan pada gambar 4.1 maka diperoleh slope dan intercept yang digunakan
untuk mencari tetapan kecepatan reaksi.
0
-1.2 -1 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0
-0.2
-0.4
-0.6
Log 1/t rata-rata
-0.8
-1
-1.2
-1.4
y = 1,3883x - 0,0378
R² = 0,8954 -1.6
Log [H+]
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Reaksi antara HCl dengan Mg merupakan reaksi eksotermik dengan
naiknya temperatur sistem dari 29℃ menjadi 31℃.
2. Semakin tinggi konsentrasi HCl maka akan mempunyai sifat yang semakin
baik untuk melarutkan serbuk Mg serta akan mempercepat waktu yang
dibutuhkan untuk bereaksi yang ditandai dengan naiknya temperatur
sistem.
3. Peningkatan suhu paling cepat adalah pada HCl 0,5 N dengan waktu rata-
rata adalah 02,07 detik.
4. Percobaan ini sesuai dengan teori tumbukan yang menyatakan bahwa laju
reaksi akan semakin cepat jika tumbukan antarpartikel zat yang bereaksi
lebih banyak.
5. Tetapan kecepatan reaksi baru (k’) yang diperoleh adalah 0,9158.
6. Tingkat reaksi (n) yang diperoleh adalah 1,3876.
5.2 Saran
Sebaiknya hati-hati saat membuat larutan baku karena larutan yang dipakai
adalah asam pekat. HCl dapat digantikan dengan asam kuat lain seperti H2SO4
atau HNO3.
DAFTAR PUSTAKA
Smith, C. Julian, Peter Harriot dan Warren I. Mc Cabe. 1999. Operasi Teknik
Kimia. Jakarta : Erlangga