A. Latar Belakang
Merokok merupakan perilaku yang dapat merugikan bagi individu pelaku
dan orang lain di sekitarnya karena dapat menimbulkan berbagai masalah. Selain
masalah kesehatan, masalah sosial, dan masalah ekonomi dapat muncul oleh karena
kebiasaan merokok. Perilaku merokok ini dapat terjadi pada semua kalangan baik itu
anak-anak, remaja, atau orang tua dan kebanyakan individu pelaku merokok tidak
mengetahui akan akibat yang ditimbulkan dari kebiasaannya yang tidak baik tersebut.
Sedikit pula yang tahu bahwa merokok terbukti dapat menyebabkan kanker paru. Di
seluruh dunia, hampir 80% laki-laki dan hampir 50% perempuan meninggal karena
kanker paru yang disebabkan karena merokok (Mackay & Judith, 2012).
Kematian akibat merokok secara langsung berhubungan dengan prevalensi
merokok dan paparan asap rokok. Pada tahun 2011, rokok membunuh hampir 6 juta
orang, hampir 80% kematian terjadi pada negara-negara dengan pendapatan
perkapita rendah dan sedang. Lebih dari separuh kehidupan perokok berakhir akibat
penyakit yang disebabkan merokok. Merokok adalah faktor risiko mayor terjadinya
kematian akibat serangan jantung dan stroke. Merokok meningkatkan resiko infeksi
TB, diperkirakan antara tahun 2010-2050 terdapat 40 juta perokok dengan TB yang
meninggal (Mackay & Erikson, 2012).
Dari tahun ke tahun jumlah perokok terus meningkat seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk. Sebanyak 50% jumlah perokok ada di negara
berkembang sedang 35% nya ada di negara maju dan jumlah perokok laki-laki di
dunia hampir 1 miliar orang (The Tobacco Atlas, 2008). Di Indonesia dijumpai
banyak perokok dan pada tahun 1988 menempati urutan ke-5 di dunia berdasar
jumlah batang rokok yang dikonsumsi (Mackay and Ericsen, 2002). Pada tahun 2001
oleh WHO South East Asia Regional Office (SEARO) disebutkan Indonesia berada di
urutan ke-4 jumlah perokok terbanyak (Osei & Katki, 2010). Indonesia menempati
urutan keempat konsumen rokok di dunia berdasarkan hasil survey tahun 2009
(Soemadi, 2010).
Berdasarkan data yang diperoleh dari dinas kesehatan kota Padang tahun
20108 jumlah ibu yang menyusui 20.966 orang. Setelah dilakukan studi
pendahuluan di ruang Kebidanan RSUD. Dr. Rasidin Kota Padang terhadap 10
ibu menyusui didapati hasil 4 orang mempunyai perilaku positif,6 orang
mempunyai perilaku negatif. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi 3 tentang
cara menyusui yang baik dan benar dan penyuluhan ini diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman tentang cara menyusui yang baik dan benar bagi ibu
menyusui dan tenaga kesehatan. Pada generasi terdahulu, keterampilan dan
teknik menyusui diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi
wanita lainnya. Anak perempuan tumbuh mengamati tetangga dan kerabatnya
wanita yang menyusui. Sayangnya keterampilan menyusui menjadi salah arah,
samar, dan menyimpang (Karin Cadwell, 2008:29). Ibu-ibu menyusui mungkin
akan mengalami berbagai masalah hanya karena tidak mengetahui cara menyusui
yang baik dan benar yang sebenarnya sangat sederhana. Misalnya seperti cara
meletakkan payudara ketika menyusui, isapan bayi yang mengakibatkan putting
terasa nyeri dan masih banyak lagi masalah yang lain, seperti terjadinya sindrom
ASI kurang dan bayi menolak menyusu terutama pada minggu pertama setelah
persalinan (Vivian Nanny Lia Dewi, 2011:31).
Sebelum ibu menyusui sebaiknya mencuci tangan terlebih dahulu untuk
menghindari ASI terkontaminasi oleh kuman. Susui bayi sesuai dengan
kebutuhan masing-masing payudara, karena jika dipaksakan salah satu sisi
payudara saja yang kosong, ini yang akan membuat bayi jengkel dan akhirnya
malas menyusu. Melihat adanya beberapa akibat dari teknik menyusui yang salah
berdasarkan uraian diatas, maka erat hubungannya dengan situasi-situasi ibu
yang kurang atau tidak mendapatkan informasi mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan menyusui. Kurang informasi atau sama sekali tidak mempunyai
pengalaman tentang teknik menyusui yang baik dan benar.
Berdasarkan uraian diatas maka mahasiswa STIKes Mercubaktijaya
Padang tertarik untuk mengadakan penyuluhan tentang cara menyusui yang
benar pada ibu menyusui agar dapat mengetahui cara menyusui yang benar di
RSUD Dr. Rasidin Kota Padang Tahun 2018.
B. Tujuan Intruksional
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang cara menyusui yang
benar di RSUD Dr. Rasidin Kota Padang Tahun 2018 diharapkan para ibu
menyusui dapat mengetahui tentang cara menyusui yang benar.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang cara menyusui yang
benar di RSUD Dr. Rasidin Kota Padang Tahun 2018 :
a. Ibu Menyusui dapat mengetahui tentang Pengertian Cara Menyusui Yang
Benar
b. Ibu Menyusui dapat mengetahui tentang Posisi Cara Menyusui Yang
Benar
c. Ibu Menyusui dapat mengetahui zat-zat yang ada pada ASI
d. bu Menyusui dapat mengetahui tentang manfaat Menyusui Yang Benar
e. Ibu Menyusui dapat mengetahui Akibat tidak Menyusui Yang Benar
f. Ibu Menyusui dapat mengetahui tentang tanda bayi Menyusu dengan
Benar
g. Ibu Menyusui dapat mengetahui cara menyusui apabila ibu bekerja
h. Ibu Menyusui dapat mendemonstrasikan langkah-langkah cara menyusui
yang benar
3. Strategi Pelaksanaan
1) Pokok Bahasan : Cara Menyusui yang benar
2) Sasaran : Ibu Menyusui di RSUD Dr. Rasisin Kota
Padang
3) Target : Ibu menyusui
4) Media dan alat : Leaflet, proyektor, laptop
5) Metode : Ceramah, tanya jawab, Demonstrasi
6) Waktu : 09.00 WIB – 09.45 WIB
7) Tempat : Ruang Kebidanan RSUD Dr. Rasidin Kota
Padang
8) Pengorganisasian
a) Moderator : Habil Habibi, S.Kep
b) Penyaji : Atiqah, S.Kep
c) Observer : Novela Dwidaswita, S.Kep
d) Dokumentasi : Hayatul Hasan, S.Kep
e) Fasilitator : - Rexza Amalanda Mumtazah, S.Kep
- Suci Aulia Permata, S.Kep
- Mutia Monica, S.Kep
- Vivi Celvianti, S.Kep
- Yuni Elisa, S.Kep
- Mutia Dwi Aprianda, S.Kep
- Nova Susilawati, S.Kep
9) Fungsi pengorganisasian ( uraian tugas )
a) Peran Moderator
1) Membuka dan menutup acara
2) Memperkenalkan diri dan pembimbing
3) Menjelaskan tujuan acara penyuluhan
4) Menjaga kelancaran acara
5) Memimpin diskusi
6) Menyimpulkan hasil penyuluhan bersama-sama audien
b) Peran Penyaji
1) Menyajikan materi penyuluhan
2) Bersama fasiltator menjalin kerja sama dalam penyuluhan
3) Mendemonstrasikan teknik menyusui yang benar.
c) Peran Observer
1) Mengamati jalannya acara
2) Mengevaluasi kegiatan
3) Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta penyuluhan
d) Peran Dokumentasi
1) Mendokumentasikan seluruh kegiatan penyuluhan
e) Peran Fasilitator
1) Memotivasi peserta penyuluhan
2) Menjadi contoh dalam kegiatan
3) Menjalankan absensi penyuluhan
4. Setting Tempat
Keterangan :
5. Susunan Acara
: Fasilitator
KEGIATAN WAKTU
NO KEGIATAN AUDIENCE
MAHASISWA
1 Pembukaan
- Memberi salam - Menjawab salam 5menit
- Melakukan Evaluasi - Menjawab dan
Validasi memberikan respon
- Memberikan - Mendengarkan dan
reinforement positif memperhatikan
- Menjelaskan tujuan - Mendengarkan
penyuluhan
- Memperkenalkan diri, - Mendengarkan
dan pembimbing
- Kontrak Waktu dan - Menyepakati
Bahasa
2 Pelaksanaan
- Menggali - Mengungkapkan 30 menit
pengetahuan audien pendapat
tentang pengertian
cara menyusui yang
benar
- Memberikan - Mendengarkan dan
reinforement positif memperhatikan
6. Kriteria Hasil
a. Evaluasi struktur
1) Diharapkan Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
2) Diharapkan Tempat dan alat sesuai perencanaan
b. Evaluasi proses
1) Diharapkan Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang
direncanakan
2) Diharapkan Peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3) Diharapkan selama kegiatan Peserta berperan aktif
4) Diharapkan Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan
c. Evaluasi hasil
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan :
1) Diharapkan 80 % audien menjelaskan tentang pengertian Cara
menyusui yang benar
2) Diharapkan 80 % audien menjelaskan tentang Posisi cara menyusui
yang benar
3) Diharapkan 80 % audien menjelaskan tentang Fungsi menyussui yang
benar
4) Diharapkan 80 % audien menjelaskan tentang Akibat tidak menyusui
dengan benar
5) Diharapkan 80 % audien menjelaskan tentang tanda bayi menysu
dengan benar
6) Diharapkan 80 % audien mendemonstrasikan langkah – langkah cara
menyusui dengan benar
7. Materi (terlampir)
MATERI PENYULUHAN
CARA MENYUSUI YANG BENAR
2. Posisi menyusui
a. Posisi Dekapan
Posisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan para ibu, posisi ini
membolehkan perut bayi dan perut ibu bertemu supaya tidak perlu memutar
kepalanya untuk menyusu. Kepala bayi berada di dalam dekapan, sokong kepala
badan dan punggung bayi serta lengan bayi perlu berada di bagian sisinya
(Saryono,2008; h. 34).
c. Posisi Berbaring
Posisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih. Jika baru pulih dari pembedahan
caesar ini mungkin satu-satunya posisi yang biasa dicoba pada beberapa hari
pertama. Sokong kepala ibu dengan lengan dan sokong bayi dengan lengan atas
(Saryono,2008; h. 35).
3. Zat-zat yang terkandung dalam ASI
a) Air Asi mengandung 87,5 persen air. Karenanya pada periode ASI eksklusif selama 6
bulan, bayi tak perlu diberi minuman atau makanan lain, kecuali dalam kondisi medis
tertentu, seperti harus minum obat.
b) Kolostrum
Kolostrum merupakan ASI yang keluar pertama kali pada 1-5 hari pascamelahirkan.
Kolostrum yang berwarna kekuningan ini mengandung immunoglobulin A yang
tinggi. Jadi, sangat penting menyusui sejak bayi lahir.
c) Karbohidrat
karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa. Laktosa berfungsi sebagai energi untuk
otak.
d) Protein
Protein penting yang terkandung dalam ASI, yaitu whey dan kasein. Kandungan
whey pada ASI lebih tinggi dibanding susu formula. Sementara itu, kandungan kasein
lebih tinggi dibanding pada susu formula
e) asam amino taurin yang berperan untuk pertumbuhan otak. Selain itu, terdapat
nukleotida yang berfungsi untuk perkembangan usus.
f) Lemak
Kadar lemak pada ASI berfungsi untuk pertumbuhan otak. ASI kaya akan lemak
omega 3 dan omega 6. ASI juga mengandung zat penting untuk otak, yaitu DHA dan
ARA.
g) Karnitin
Kartinin yang terkandung dalam ASI memiliki peran membantu proses pembentukan
energi. Hal ini diperlukan untuk memertahankan metabolisme tubuh.
h) Vitamin dan mineral ASI juga kaya akan vitamin dan mineral.
Vitamin E berfungsi untuk ketahanan sel darah merah. Vitamin A untuk kekebalan
tubuh dan pertumbuhan si kecil. Terdapat pula vitamin yang larut dalam air seperti
vitamin B, C, dan asam folat yang berfungsi untuk perkembangan otak dan daya tahan
tubuh. Untuk kandungan mineralnya, antara lain kalsium yang berfungsi untuk
perkembangan tulang dan otot, serta mengandung zinc untuk membantu metabolisme.
m. Setelah bayi membuka mulut anjurkan ibu untuk mendekatkan dengan cepat
kepala bayi ke payudara ibu, pastikan bayi tidak menghisap putingnya saja tetapi
seluruh aerola masuk ke dalam mulutnya. Sehingga puting susu berada pada di
bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat
penampungan ASI yang terletak dibawah aerola.
n. Setelah bayi mulai menghisap, menganjurkan ibu untuk tidak memegang atau
menyangga payudara lagi
o. Menganjurkan ibu untuk memperhatikan dan menatap bayi dengan penuh kasih
sayang selama menyusui
p. Mengajari ibu cara melepas isapan bayi (jari kelingking dimasukkan ke mulut
bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah
q. Setelah selesai menyusui, mengajarkan ibu untuk mengoleskan sedikit ASI pada
puting susu dan areola. Biarkan kering dengan sendirinya
\
\
DAFTAR PUSTAKA
Astutik & Setyaningrum,2009. Hubungan Antara Praktik Perawatan Payudara Dengan
Kejadian Mastitis Pada Ibu Nifas Di BPS Nunukan Desa Bandengan Kabupaten Jepara,
www.isjd.pdpi.lipi.go.id.
Iqbal Mubarak, Wahid. Kebutuhan Dasar Manusia, Jakarta: EGC; 2007
Jannah, Nurul. Buku Ajar AsuhanKebidanan Kehamilan,Yogyakarta: CV Andi Offset;2012
Kuswandi, Lanny. Hypnobirthing AGentle Way to Give Birth.Jakarta: Pustaka Bunda; 2013
Kristiyanasari. 2009. ASI, Meyusui dan Sadari. Yogyakarta : Nuha Medika
Varney, Helen. Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Edisi.4, Vol. 1.Jakarta: EGC; 2006