Anda di halaman 1dari 20

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

Topik : Cara Menyusui Yang Benar


Sasaran : Ibu Menyusui di RSUD Dr. Rasidin Padang
Pelaksanaan Kegiatan :
- Hari / Tanggal : Rabu, 12 Desember 2018
- Tempat : Di Ruang Kebidanan RSUD Dr. Rasidin Padang
- Jam / waktu : 09.00 WIB– 09.45 WIB
- Peyuluhan : Mahasiswa Profesi Ners STIKes Mercubaktijaya Padang

A. Latar Belakang
Merokok merupakan perilaku yang dapat merugikan bagi individu pelaku
dan orang lain di sekitarnya karena dapat menimbulkan berbagai masalah. Selain
masalah kesehatan, masalah sosial, dan masalah ekonomi dapat muncul oleh karena
kebiasaan merokok. Perilaku merokok ini dapat terjadi pada semua kalangan baik itu
anak-anak, remaja, atau orang tua dan kebanyakan individu pelaku merokok tidak
mengetahui akan akibat yang ditimbulkan dari kebiasaannya yang tidak baik tersebut.
Sedikit pula yang tahu bahwa merokok terbukti dapat menyebabkan kanker paru. Di
seluruh dunia, hampir 80% laki-laki dan hampir 50% perempuan meninggal karena
kanker paru yang disebabkan karena merokok (Mackay & Judith, 2012).
Kematian akibat merokok secara langsung berhubungan dengan prevalensi
merokok dan paparan asap rokok. Pada tahun 2011, rokok membunuh hampir 6 juta
orang, hampir 80% kematian terjadi pada negara-negara dengan pendapatan
perkapita rendah dan sedang. Lebih dari separuh kehidupan perokok berakhir akibat
penyakit yang disebabkan merokok. Merokok adalah faktor risiko mayor terjadinya
kematian akibat serangan jantung dan stroke. Merokok meningkatkan resiko infeksi
TB, diperkirakan antara tahun 2010-2050 terdapat 40 juta perokok dengan TB yang
meninggal (Mackay & Erikson, 2012).
Dari tahun ke tahun jumlah perokok terus meningkat seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk. Sebanyak 50% jumlah perokok ada di negara
berkembang sedang 35% nya ada di negara maju dan jumlah perokok laki-laki di
dunia hampir 1 miliar orang (The Tobacco Atlas, 2008). Di Indonesia dijumpai
banyak perokok dan pada tahun 1988 menempati urutan ke-5 di dunia berdasar
jumlah batang rokok yang dikonsumsi (Mackay and Ericsen, 2002). Pada tahun 2001
oleh WHO South East Asia Regional Office (SEARO) disebutkan Indonesia berada di
urutan ke-4 jumlah perokok terbanyak (Osei & Katki, 2010). Indonesia menempati
urutan keempat konsumen rokok di dunia berdasarkan hasil survey tahun 2009
(Soemadi, 2010).
Berdasarkan data yang diperoleh dari dinas kesehatan kota Padang tahun
20108 jumlah ibu yang menyusui 20.966 orang. Setelah dilakukan studi
pendahuluan di ruang Kebidanan RSUD. Dr. Rasidin Kota Padang terhadap 10
ibu menyusui didapati hasil 4 orang mempunyai perilaku positif,6 orang
mempunyai perilaku negatif. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi 3 tentang
cara menyusui yang baik dan benar dan penyuluhan ini diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman tentang cara menyusui yang baik dan benar bagi ibu
menyusui dan tenaga kesehatan. Pada generasi terdahulu, keterampilan dan
teknik menyusui diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi
wanita lainnya. Anak perempuan tumbuh mengamati tetangga dan kerabatnya
wanita yang menyusui. Sayangnya keterampilan menyusui menjadi salah arah,
samar, dan menyimpang (Karin Cadwell, 2008:29). Ibu-ibu menyusui mungkin
akan mengalami berbagai masalah hanya karena tidak mengetahui cara menyusui
yang baik dan benar yang sebenarnya sangat sederhana. Misalnya seperti cara
meletakkan payudara ketika menyusui, isapan bayi yang mengakibatkan putting
terasa nyeri dan masih banyak lagi masalah yang lain, seperti terjadinya sindrom
ASI kurang dan bayi menolak menyusu terutama pada minggu pertama setelah
persalinan (Vivian Nanny Lia Dewi, 2011:31).
Sebelum ibu menyusui sebaiknya mencuci tangan terlebih dahulu untuk
menghindari ASI terkontaminasi oleh kuman. Susui bayi sesuai dengan
kebutuhan masing-masing payudara, karena jika dipaksakan salah satu sisi
payudara saja yang kosong, ini yang akan membuat bayi jengkel dan akhirnya
malas menyusu. Melihat adanya beberapa akibat dari teknik menyusui yang salah
berdasarkan uraian diatas, maka erat hubungannya dengan situasi-situasi ibu
yang kurang atau tidak mendapatkan informasi mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan menyusui. Kurang informasi atau sama sekali tidak mempunyai
pengalaman tentang teknik menyusui yang baik dan benar.
Berdasarkan uraian diatas maka mahasiswa STIKes Mercubaktijaya
Padang tertarik untuk mengadakan penyuluhan tentang cara menyusui yang
benar pada ibu menyusui agar dapat mengetahui cara menyusui yang benar di
RSUD Dr. Rasidin Kota Padang Tahun 2018.
B. Tujuan Intruksional
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang cara menyusui yang
benar di RSUD Dr. Rasidin Kota Padang Tahun 2018 diharapkan para ibu
menyusui dapat mengetahui tentang cara menyusui yang benar.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang cara menyusui yang
benar di RSUD Dr. Rasidin Kota Padang Tahun 2018 :
a. Ibu Menyusui dapat mengetahui tentang Pengertian Cara Menyusui Yang
Benar
b. Ibu Menyusui dapat mengetahui tentang Posisi Cara Menyusui Yang
Benar
c. Ibu Menyusui dapat mengetahui zat-zat yang ada pada ASI
d. bu Menyusui dapat mengetahui tentang manfaat Menyusui Yang Benar
e. Ibu Menyusui dapat mengetahui Akibat tidak Menyusui Yang Benar
f. Ibu Menyusui dapat mengetahui tentang tanda bayi Menyusu dengan
Benar
g. Ibu Menyusui dapat mengetahui cara menyusui apabila ibu bekerja
h. Ibu Menyusui dapat mendemonstrasikan langkah-langkah cara menyusui
yang benar

3. Strategi Pelaksanaan
1) Pokok Bahasan : Cara Menyusui yang benar
2) Sasaran : Ibu Menyusui di RSUD Dr. Rasisin Kota
Padang
3) Target : Ibu menyusui
4) Media dan alat : Leaflet, proyektor, laptop
5) Metode : Ceramah, tanya jawab, Demonstrasi
6) Waktu : 09.00 WIB – 09.45 WIB
7) Tempat : Ruang Kebidanan RSUD Dr. Rasidin Kota
Padang
8) Pengorganisasian
a) Moderator : Habil Habibi, S.Kep
b) Penyaji : Atiqah, S.Kep
c) Observer : Novela Dwidaswita, S.Kep
d) Dokumentasi : Hayatul Hasan, S.Kep
e) Fasilitator : - Rexza Amalanda Mumtazah, S.Kep
- Suci Aulia Permata, S.Kep
- Mutia Monica, S.Kep
- Vivi Celvianti, S.Kep
- Yuni Elisa, S.Kep
- Mutia Dwi Aprianda, S.Kep
- Nova Susilawati, S.Kep
9) Fungsi pengorganisasian ( uraian tugas )
a) Peran Moderator
1) Membuka dan menutup acara
2) Memperkenalkan diri dan pembimbing
3) Menjelaskan tujuan acara penyuluhan
4) Menjaga kelancaran acara
5) Memimpin diskusi
6) Menyimpulkan hasil penyuluhan bersama-sama audien
b) Peran Penyaji
1) Menyajikan materi penyuluhan
2) Bersama fasiltator menjalin kerja sama dalam penyuluhan
3) Mendemonstrasikan teknik menyusui yang benar.
c) Peran Observer
1) Mengamati jalannya acara
2) Mengevaluasi kegiatan
3) Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta penyuluhan
d) Peran Dokumentasi
1) Mendokumentasikan seluruh kegiatan penyuluhan
e) Peran Fasilitator
1) Memotivasi peserta penyuluhan
2) Menjadi contoh dalam kegiatan
3) Menjalankan absensi penyuluhan
4. Setting Tempat

Keterangan :

: Ibu Hamil : Moderator :Pembimbing


Klinik

: Observer : Penyaji :Pembimbing


Akademik

5. Susunan Acara
: Fasilitator
KEGIATAN WAKTU
NO KEGIATAN AUDIENCE
MAHASISWA
1 Pembukaan
- Memberi salam - Menjawab salam 5menit
- Melakukan Evaluasi - Menjawab dan
Validasi memberikan respon
- Memberikan - Mendengarkan dan
reinforement positif memperhatikan
- Menjelaskan tujuan - Mendengarkan
penyuluhan
- Memperkenalkan diri, - Mendengarkan
dan pembimbing
- Kontrak Waktu dan - Menyepakati
Bahasa

2 Pelaksanaan
- Menggali - Mengungkapkan 30 menit
pengetahuan audien pendapat
tentang pengertian
cara menyusui yang
benar
- Memberikan - Mendengarkan dan
reinforement positif memperhatikan

- Menjelaskan materi - Mendengarkan dan


tentang pengertian memperhatikan
cara menyusui yang
benar
- Menggali - Mengungkapkan
pengetahuan audien pendapat
tentang zat-zat yang
ada dalam ASI
- Memberikan - Mendengarkan dan
reinforement positif memperhatikan
- Menjelaskan materi - Mendengarkan dan
tentang zat-zat yang memperhatikan
terkandung dalam ASI
- Menggali - Mengungkapkan
pengetahuan audien pendapat
tentang posisi
menyusui yang benar
- Memberikan - Mendengarkan dan
reinforement positif memperhatikan
- Menjelaskan materi - Mendengarkan dan
tentang posisi memperhatikan
menyusui yang benar
- Menggali - Mengungkapkan
pengetahuan audien pendapat
tentang fungsi
menyusui yang benar
- Memberikan - Mendengarkan dan
reinforement positif memperhatikan
- Menjelaskan materi - Mendengarkan dan
fungsi menyusui yang memperhatikan
benar
- Menggali - Mengungkapkan
pengetahuan audien pendapat
tentang Akibat tidak
menyusui dengan
benar
- Memberikan - Mendengarkan dan
reinforement positif memperhatikan
- Menjelaskan materi - Memperhatikan dan
tentang Akibat tidak mendengarkan
menyusui dengan
benar
- Menggali - Mengungkapkan
pengetahuan audien pendapat
tentang tanda bayi
menyusu dengan
benar
- Memberikan - Memperhatikan dan
reinforement positif mendengarkan
- Menjelaskan materi - Memperhatikan dan
tentang tanda bayi mendengarkan
menyusu dengan
benar
- Menggali - Mengungkapkan
pengetahuan audien pendapat
tentang cara menyusui
pada ibu bekerja
- Memberikan - Memperhatikan dan
reinforement positif mendengarkan
- Menjelaskan materi - Memperhatikan dan
tentang tentang cara mendengarkan
menyusui pada ibu
bekerja
- Mendemonstrasikan - Memperhatikan dan
langkah-langkah cara mendengarkan
menyusui yang benar
- Memberikan - Bertanya
kesempatan untuk
bertanya
- Memperhatikan dan
- Menjawab pertanyaan
mendengarkan
3 Penutup
- Mengevaluasi - Mengungkapkan
10 menit
pemahaman audien pendapat
- Menyimpulkan materi - Ikut menyimpulkan
- Meminta audien untuk - Menjelaskan tentang
menyebutkan cara menyusui yang
pengertian cara benar
menyusui yang benar
dan langkah-langkah
cara menyusui yang
benar
- Meminta Audien - Mendemonstrasikan
mendemonstrasikan
langkah – langkah
cara menyusui yang
benar
- Memberikan - Mendengarkan
reinforcement positif
- Memberi salam - Menjawab salam

6. Kriteria Hasil
a. Evaluasi struktur
1) Diharapkan Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
2) Diharapkan Tempat dan alat sesuai perencanaan
b. Evaluasi proses
1) Diharapkan Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang
direncanakan
2) Diharapkan Peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3) Diharapkan selama kegiatan Peserta berperan aktif
4) Diharapkan Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan
c. Evaluasi hasil
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan :
1) Diharapkan 80 % audien menjelaskan tentang pengertian Cara
menyusui yang benar
2) Diharapkan 80 % audien menjelaskan tentang Posisi cara menyusui
yang benar
3) Diharapkan 80 % audien menjelaskan tentang Fungsi menyussui yang
benar
4) Diharapkan 80 % audien menjelaskan tentang Akibat tidak menyusui
dengan benar
5) Diharapkan 80 % audien menjelaskan tentang tanda bayi menysu
dengan benar
6) Diharapkan 80 % audien mendemonstrasikan langkah – langkah cara
menyusui dengan benar
7. Materi (terlampir)
MATERI PENYULUHAN
CARA MENYUSUI YANG BENAR

1. Cara menyusui yang benar


Cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan
benar (Suradi dan Hesti, 2004).Memberi ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan
bayi. Buat kondisi ibu senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama, bayi perlu
diberi ASI setiap 2,5 -3 jam sekali.Menjelang akhir minggu ke enam, sebagian besar
kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali. Jadwal ini baik sampai bayi berumur antara
10-12 bulan. Pada usia ini sebagian besar bayi tidur sepanjang malam sehingga tidak
perlu lagi memberi makan di malam hari (Saryono, 2008; h. 30)

2. Posisi menyusui
a. Posisi Dekapan
Posisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan para ibu, posisi ini
membolehkan perut bayi dan perut ibu bertemu supaya tidak perlu memutar
kepalanya untuk menyusu. Kepala bayi berada di dalam dekapan, sokong kepala
badan dan punggung bayi serta lengan bayi perlu berada di bagian sisinya
(Saryono,2008; h. 34).

b. Posisi Football hold


Posisi ini sangat sesuai jika baru pulih dari pembedahan caesar, memiliki
payudara yang besar, menyusui bayi prematur atau bayi yang kecil ukurannya atau
menyusui anak kembar pada waktu yang bersamaan. Sokong kepala bayi dengan
tangan,menggunakan bantal untuk menyokong belakang badan ibu (Saryono, 2008,
35).

c. Posisi Berbaring
Posisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih. Jika baru pulih dari pembedahan
caesar ini mungkin satu-satunya posisi yang biasa dicoba pada beberapa hari
pertama. Sokong kepala ibu dengan lengan dan sokong bayi dengan lengan atas
(Saryono,2008; h. 35).
3. Zat-zat yang terkandung dalam ASI
a) Air Asi mengandung 87,5 persen air. Karenanya pada periode ASI eksklusif selama 6
bulan, bayi tak perlu diberi minuman atau makanan lain, kecuali dalam kondisi medis
tertentu, seperti harus minum obat.
b) Kolostrum
Kolostrum merupakan ASI yang keluar pertama kali pada 1-5 hari pascamelahirkan.
Kolostrum yang berwarna kekuningan ini mengandung immunoglobulin A yang
tinggi. Jadi, sangat penting menyusui sejak bayi lahir.
c) Karbohidrat
karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa. Laktosa berfungsi sebagai energi untuk
otak.
d) Protein
Protein penting yang terkandung dalam ASI, yaitu whey dan kasein. Kandungan
whey pada ASI lebih tinggi dibanding susu formula. Sementara itu, kandungan kasein
lebih tinggi dibanding pada susu formula
e) asam amino taurin yang berperan untuk pertumbuhan otak. Selain itu, terdapat
nukleotida yang berfungsi untuk perkembangan usus.
f) Lemak
Kadar lemak pada ASI berfungsi untuk pertumbuhan otak. ASI kaya akan lemak
omega 3 dan omega 6. ASI juga mengandung zat penting untuk otak, yaitu DHA dan
ARA.
g) Karnitin
Kartinin yang terkandung dalam ASI memiliki peran membantu proses pembentukan
energi. Hal ini diperlukan untuk memertahankan metabolisme tubuh.

h) Vitamin dan mineral ASI juga kaya akan vitamin dan mineral.
Vitamin E berfungsi untuk ketahanan sel darah merah. Vitamin A untuk kekebalan
tubuh dan pertumbuhan si kecil. Terdapat pula vitamin yang larut dalam air seperti
vitamin B, C, dan asam folat yang berfungsi untuk perkembangan otak dan daya tahan
tubuh. Untuk kandungan mineralnya, antara lain kalsium yang berfungsi untuk
perkembangan tulang dan otot, serta mengandung zinc untuk membantu metabolisme.

4. Manfaat menyusui yang benar


Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia terdapat 10 manfaat menyusui, yaitu:
a) ASI dapat mengurangi tingkat depresi pada ibu. Sebuah penelitian terhadap 14 ribu
ibu baru, yang dimuat dalam Jurnal Kesehatan Ibu dan Anak, menunjukkan ibu yang
menyusui cenderung terhindar dari masalah kesehatan mental. Satu dari sepuluh
perempuan dunia rentan terkena depresi, namun jumlah itu turun saat perempuan
punya kesempatan untuk memberikan ASI
b) ASI meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi. Ibu meneruskan zat antibodi mereka
lewat ASI kepada bayi-bayi mereka, sehingga bayi dapat membentuk sistem
pertahanan tubuh yang kuat untuk melawan virus flu dan infeksi.
c) ASI membantu memperkuat ikatan emosional antara anak dan ibu mereka. Kedekatan
ini merupakan katalis dalam membangun hubungan yang kuat antara orang tua
dengan anak-anak mereka karena anak akan merasa lebih terlindungi dan beradaptasi
dengan dunia baru di sekitar mereka.
d) ASI membuat anak lebih cerdas. Meskipun demikian, masih diperdebatkan oleh para
pakar, apakah kecerdasan itu dipicu kandungan asam lemak dalam ASI ataukah ikatan
emosional yang terbentuk antara orang tua dan anak selama proses menyusui
berlangsung.
e) ASI mengurangi risiko obesitas. ASI membantu bayi untuk memilih makanan lebih
baik di kemudian hari, yang pada akhirnya memperkecil risiko obesitas. ASI adalah
makanan yang mudah dicerna bayi, sangat bergizi, dan membantu bayi memutuskan
berapa banyak yang bisa dia konsumsi dan kapan meminumnya.
f) ASI menjadikan anak-anak berperilaku lebih baik. Anak-anak yang minum ASI dan
mampu membentuk ikatan emosional dengan kedua orang tuanya selama proses
menyusui, mampu mengembangkan perilaku yang lebih baik daripada yang tidak.
Namun jika ikatan itu tidak terbentuk, dampaknya bisa berlawanan.
g) Nutrisi dalam ASI membantu otak anak berkembang sempurna dan lebih baik
daripada nutrisi dalam susu formula.
h) ASI membantu ibu menurunkan berat badan. Proses menyusui membakar banyak
kalori dalam tubuh ibu, sehingga berat badan berlebih selama hamil dapat cepat turun.
i) ASI mengurangi risiko kanker pada ibu, terutama kanker payudara dan indung telur.
j) ASI membantu keluarga menghemat anggaran rumah tangga karena gratis.

5. Akibat tidak menyusui dengan benar


a. ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI
b. Bayi menjadi kembung
c. Bertambahnya kerentanan terhadap penyakit (baik anak maupun ibu)
Dengan menyusui, dapat mencegah 1/3 kejadian infeksi saluran pernapasan atas
(ISPA), kejadian diare dapat turun 50%, dan penyakit usus parah pada bayi premature
dapat berkurang kejadiannya sebanyak 58%. Pada ibu, risiko kanker payudara juga
dapat menurun 6-10%.

d. Biaya kesehatan untuk pengobatan


Dengan mendukung ASI dapat mengurangi kejadian diare dan pneumonia sehingga
biaya kesehatan dapat dikurangi 256,4 juta USD atau 3 triliun tiap tahunnya.
e. Kerugian kognitif - hilangnya pendapatan bagi individual
ASI eksklusif dapat meningkatkan IQ anak, potensi mendapatkan pekerjaan yang
lebih baik karena memiliki fungsi kecerdasan tinggi. Tentunya hal ini akan
meningkatkan potensi mendapatkan penghasilan yang lebih optimal.
f. Biaya susu formula
Di Indonesia, hampir 14% dari penghasilan seseorang habis digunakan untuk membeli
susu formula bayi berusia kurang dari 6 bulan. Dengan ASI eksklusif, penghasilan
orangtua dapat dihemat sebesar 14%.

6. Tanda bayi menyusu dengan benar


Menurut(DepKes RI, 2005 adalah sebagai berikut:
a. Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu
b. Dagu bayi menempel pada payudara ibu
c. Dada bayi menempel pada dada ibu yang berada di dasar payudara (payudara bagian
bawah)
d. Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi
e. Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah yang terbuka
f. Sebagian besar areola tidak tampak
g. Bayi menghisap dalam dan perlahan
h. Bayi puas dan tenang pada akhir menyusu
i. Terkadang terdengar suara bayi menelan
j. Puting susu tidak terasa sakit atau lecet.
7. Tanda bahwa Bayi Mendapatkan ASI dalam Jumlah Cukup
Menurut Rahmawati dan Proverawati, 2010 tanda bayi mendapatkan jumlah yang
cukup adalah sebagai berikut:
1. Bayi akan terlihat puas setelah menyusu
2. Bayi terlihat sehat dan berat badannya naik setelah 2 minggu pertama (100-200 gr
setiap minggu)
3. Puting dan payudara tidak luka atau nyeri
4. Setelah beberapa hari menyusu, bayi akan buang air kecil 6-8 kali sehari dan buang
air besar berwarna kuning 2 kali sehari
5. Apabila selalu tidur dan tidak mau menyusui maka sebaiknya bayi dibangunkan dan
dirangsang untuk menyusui setiap 2-3 jam sekali setiap harinya
8. Langkah-langkah menyusui yang benar
1) Persiapan
 Persiapan tempat
Pastikan ibu dalam tempat yang nyaman dalam menyusui
 Persiapan alat
- Bantal
- Kapas
- Air bersih
- Kursi atau tempat yang dapat menyangga punggung
2) Langkah-langkah
a. Beritahu ibu untuk mencuci tangan terlebih dahulu
b. Beritahu ibu untuk duduk santai di tempat yang nyaman dan terdapat
penyanggah pada punggung, jika ibu menggunakan kursi beri bantal untuk
sandaran kekursi serta pastikan punggung ibu tegak lurus
c. Letakkan kaki ibu diatas kursi kecil agar tidak menggantung
d. Letakkan bantal pada pangkuan ibu
e. Bersihkan puting susu ibu dengan kapas yang sudah dibasahi dengan air bersih
f. Sebelum meyusui, keluarkan ASI sedikit. Oleskan pada puting susu dan aerola
disekitarnya sebagai desinfektan dan untuk menjaga kelembaban puting susu
g. Beritahu ibu untuk membentuk tangan seperti sudut 90ᵒ diatas bantal. Letakkan
bayi diatas bantal pada pangkuan ibu menghadap ke payudara
h. Mengajari ibu untuk meletakkan bayi pada satu lengan, kepala bayi berada pada
lengkung siku ibu dan bokong bayi berada pada lengan bawah ibu
i. Mengajari ibu untuk menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan meletakkan
satu tangan bayi di belakang badan ibu dan yang satu di depan, kepala bayi
menghadap payudara
j. Mengajari ibu untuk memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada garis
lurus
k. Mengajari ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang lain
menopang dibawah serta jangan menekan puting susu dan areolanya
l. Mengajari ibu untuk merangsang membuka mulut bayi (rooting reflex):
Menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh sudut mulut bayi

m. Setelah bayi membuka mulut anjurkan ibu untuk mendekatkan dengan cepat
kepala bayi ke payudara ibu, pastikan bayi tidak menghisap putingnya saja tetapi
seluruh aerola masuk ke dalam mulutnya. Sehingga puting susu berada pada di
bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat
penampungan ASI yang terletak dibawah aerola.
n. Setelah bayi mulai menghisap, menganjurkan ibu untuk tidak memegang atau
menyangga payudara lagi

o. Menganjurkan ibu untuk memperhatikan dan menatap bayi dengan penuh kasih
sayang selama menyusui
p. Mengajari ibu cara melepas isapan bayi (jari kelingking dimasukkan ke mulut
bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah

q. Setelah selesai menyusui, mengajarkan ibu untuk mengoleskan sedikit ASI pada
puting susu dan areola. Biarkan kering dengan sendirinya

r. Mengajari ibu untuk menyendawakan bayi :


Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggung
ditepuk perlahan-lahan sampai bayi bersendawa (bila tidak bersendawa tunggu 10
– 15 menit) atau bayi ditengkurapkan dipangkuan
9. Upaya memperbanyak ASI
a. Untuk Bayi
1) Menyusui bayi setiap 2 jam siang dan malam dengan lama menyusui antra 10-
15 menit disetiap payudara
2) Bangunkan bayi, lepas baju bayi yang menyebabkan rasa gerah
3) Pastikan bayi menyusui dengan posisi menempel yang baik dan mendengarkan
suara menelan yang aktif.
4) Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman dan minumlah setiap kali
menyusui.
b. Untuk Ibu
1) Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum
2) Makan makanan yang bergizi
3) Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya dan
mengoreksi setiap kali terdapat masalah pada posisi penempelan.
4) Susukan bayinya sesering mungkin (Anggraini, 2010; h. 22)

10. Pemberian Asi Untuk Ibu Yang Bekerja


Bagi ibu yang bekerja, memberikan ASI bukanlah halangan. Ibu tetap bisa
memberikan ASI Perahan (ASIP) dari pada memberi susu formula untuk bayinya. ASIP
yang ditampung dalam botol kaca, botol plastik, atau kantung plastik aman untuk
diberikan kepada bayi. ASIP dapat disimpan dan digunakan dalam waktu yang lama
asalkan dalam suhu yang tepat:
- Deep freezer (-20°C): 6-12 bulan
- Kulkas (4°C): 5 hari
- Ruangan dengan suhu < 25°C: 2-4 jam
- Ruangan dengan suhu > 25°C: 1 jam
ASIP yang disimpan di dalam freezer bisa diturunkan ke kulkas pada malam
sebelum digunakan. Saat hendak digunakan, keluarkan wadah ASIP dari kulkas dan
hangatkan dengan cara mengalirkan air hangat ke dinding wadah ASIP atau
merendamnya di air hangat.
Jangan memanaskan ASIP dengan microwave/kompor karena dapat merusak
antibodi yang terdapat dalam ASIP. Kocok ASIP sebelum diberikan pada bayi. ASIP
yang tidak habis dalam sekali konsumsi harus dibuang, tidak bisa digunakan lagi.

\
\

DAFTAR PUSTAKA
Astutik & Setyaningrum,2009. Hubungan Antara Praktik Perawatan Payudara Dengan
Kejadian Mastitis Pada Ibu Nifas Di BPS Nunukan Desa Bandengan Kabupaten Jepara,
www.isjd.pdpi.lipi.go.id.
Iqbal Mubarak, Wahid. Kebutuhan Dasar Manusia, Jakarta: EGC; 2007
Jannah, Nurul. Buku Ajar AsuhanKebidanan Kehamilan,Yogyakarta: CV Andi Offset;2012
Kuswandi, Lanny. Hypnobirthing AGentle Way to Give Birth.Jakarta: Pustaka Bunda; 2013
Kristiyanasari. 2009. ASI, Meyusui dan Sadari. Yogyakarta : Nuha Medika
Varney, Helen. Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Edisi.4, Vol. 1.Jakarta: EGC; 2006

Anda mungkin juga menyukai