Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

( SAP )

Pokok Bahasan : Pencegahan Hipertiroid

Sasaran : Warga Kelurahan Nanggalo RT 01/ RW 02 Surau Gadang

Hari / Tanggal : Selasa / 22 Maret 2016

Waktu : 11.00 wib s/d selesai

Tempat : Aula Puskesmas Nanggalo

Penyuluh : Mahasiswa Stikes Mercubaktijaya Padang

A. LATAR BELAKANG
Jumlah penderita hipertiroid terus meningkat. hipertiroidisme
adalah tirotoksikosis sebagai akibat produksi tiroid itu sendiri.
Tirotoksikosis terbagi atas kelainan yang berhubungan dengan
hipertiroidisme dan yang tidak berhubungan dengan hipertiroidisme.
Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak,
disebut pituitari. Pada gilirannya, pituitari diatur sebagian oleh hormon
tiroid yang beredar dalam darah (suatu efek umpan balik dari hormon
tiroid pada kelenjar pituitari) dan sebagian oleh kelenjar lain yang disebut
hipothalamus, juga suatu bagian dari otak.
Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin
releasing hormone (TRH), yang mengirim sebuah signal ke pituitari untuk
melepaskan thyroid stimulating hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH
mengirim sebuah signal ke tiroid untuk melepas hormon-hormon tiroid.
Jika aktivitas yang berlebihan dari yang mana saja dari tiga kelenjar-
kelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang berlebihan
dapat dihasilkan, dengan demikian berakibat pada hipertiroid.Pengobatan
hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan

HIPERTIROID Page 1
dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan
tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).
Kejadian pembesaran kelenjar tiroid terbanyak ditemukan pada
usia antara 9 sampai 13 tahun pada anak laki-laki dan antara usia 12
sampai 18 tahun pada anak perempuan. Pada usia dewasa jarang sekali
terjadi pembesaran kelenjar tiroid kecuali pada wanita yang memang
sering ditemukan pembesaran kelenjar tiroidnya baru timbul setelah usia
19 atau 20 tahun.
Karena banyaknya penderita hipertiroid, sekiranya kita perlu
mengetahui dasar-dasar endokrinologi dan juga mengenai seluk-beluk
hipertiroid dan penyakit lainnya yang berhubungan dengan hal ini.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan masyarakat memahami
tentang hipertiroid.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan :
a. Masyarakat memahami tentang pengertian Hipertiroid
b. Masyarakat memahami tentang penyebab Hipertiroid
c. Masyarakat memahami tentang tanda dan gejala Hipertiroid
d. Masyarakat memahami pencegahan Hipertiroid

C. MATERI (Terlampir)
a. Pengertian Hipertiroid
b. Penyebab Hipertiroid
c. Tanda dan gejala Hipertiroid
d. Pencegahan Hipertiroid

HIPERTIROID Page 2
D. MEDIA PENYULUHAN
a. Leaflet
b. LCD
c. Mikrofon

E. METODE PENYULUHAN
a. Ceramah
b. Tanya jawab

HIPERTIROID Page 3
F. SETTING TEMPAT

Keterangan :

a. : Penyaji f. : fasilitator

b. : Moderator

c. : Media

d. : Audiens

e. : Observer

HIPERTIROID Page 4
G. PENGORGANISASIAN
a. Moderator
 Lola Mairiska
b. Penyaji
 Habil Habibi
c. Observer
 Nanik Mulyani
d. Fasilitator
 Akrinaldo
 Annisa Nurul Fitri
 Trisia Wulandari
 Vivi Celvianti
 Voni Sandra Ariesta
 Widya Fransiska
 Yosi Oktavia
 Zulfikri

H. PEMBAGIAN TUGAS
1. Peran Moderator
a. Membuka dan menutup acara
b. Memperkenalkan diri
c. Menatatertibkan acara penyuluhan
d. Menjaga kelancaran acara
e. Memimpin diskusi
f. Menyimpulkan hasil penyuluhan bersama-sama audiens

2. Peran Presenter
a. Menyajikan materi penyuluhan
b. Bersama fasilitator menjalin kerjasama dalam penyuluhan

3. Peran Observer
a. Mengamati jalannya acara

HIPERTIROID Page 5
b. Mengevaluasi kegiatan
c. Mencatat prilaku verbal dan non verbal peserta penyuluhan

4. Peran Fasilitator
a. Memotivasi peserta penyuluhan
b. Menjadi contoh dalam kegiatan
c. Membagikan leaflet
d. Menjalankan absensi penyuluhan

I. MEKANISME KEGIATAN
No Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens Waktu
1 Pembukaan
a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan b. Mendengarkan
nama-nama anggota c. Menjawab
kelompok dan d. Mendengarkan
5 Menit
pembimbing e. Menyetujui kontrak
c. Evaluasi validasi waktu
d. Menjelaskan tujuan
intruksional umum
e. Kontrak waktu
2 Kegiatan Inti
a. Mengali a. Menjawab
pengetahuan
masyarakat tentang
pengertian
15 Menit
Hipertiroid
b. Memberi b. Mendengarkan
reinforcement positif
atas kemampuan
masyarakat

HIPERTIROID Page 6
c. Menjelaskan c. Mendengarkan,
pengertian memperhatikan
Hipertiroid pada
audiens
d. Mengali d. Menjawab
pengetahuan
masyarakat tentang
penyebab Hipertiroid
e. Memberi e. Mendengarkan
reinforcement positif
atas kemampuan
masyarakat
f. Menjelaskan f. Mendengarkan,
penyebab Hipertiroid memperhatikan
pada audiens

g. Mengali g. Menjawab
pengetahuan
masyarakat tentang
tanda dan gejala
Hipertiroid
h. Memberi h. Mendengarkan
reinforcement positif
atas kemampuan
masyarakat
i. Menjelaskan tanda i. Mendengarkan,
dan gejala dari memperhatikan
Hipertiroid audiens
j. Mengali j. Menjawab
pengetahuan
masyarakat tentang
pencegahan

HIPERTIROID Page 7
Hipertiroid
k. Memberi k. Mendengarkan
reinforcement positif
atas kemampuan
masyarakat
l. Menjelaskan l. Mendengarkan,
pencegahan memperhatikan
Hipertiroid pada
audiens

3 Penutup
a. Memberikan a. Menerangkan
kesempatan untuk kesimpulan yang
bertanya didapat
b. Menjawab b. Memperhatikan
pertanyaan
c. Mengevaluasi materi c. Mengemukankan 10 Menit
yang disampaikan pendapat
d. Bersama audiens d. Mengemukankan
menyimpulkan pendapat
materi penyuluhan
e. Menutup penyuluhan e. Menjawab salam
dan memberi salam

J. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. 75 % masyarakat yang diundang menghadiri penyuluhan
b. 75 % peserta tidak meninggalkan ruangan penyuluhan
c. 100 % mahasiswa hadir
d. Penorganisasian sesuai dengan perencanaan
e. Setting tempat sesuai dengan perencanaan

HIPERTIROID Page 8
2. Evaluasi Proses
a. Acara dimulai tepat waktu
b. Materi diberikan sesuai dengan rencana kegiatan
c. 75 % peserta berpartipasi dalam bertanya atau pun menjawab
pertanyaan

3. Evaluasi Hasil
75 % masyarakat mampu :
a. Menyebutkan pengertian Hipertiroid dengan tepat
b. Menyebutkan faktor penyebab Hipertiroid dengan tepat
c. Menyebutkan tanda dan gejala Hipertiroid dengan tepat
d. Menyebutkan pencegahan Hipertiroid dengan tepat

HIPERTIROID Page 9
Lampiran

PENCEGAHAN HIPERTIROID

1. DEFINISI

Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan akibat


dari produksi hormon tiroid yang berlebihan. (Dongoes E, Marilynn , 2000 hal
708). Hipertiroid adalah keadaan hipermetabolik yang disebabkan oleh
meningkatnya kadar T3 dan T4 bebas terutama disebabkan oleh hiperfungsi
kelenjar tiroid (Robin.2007 hal:811). Hipertiroid adalah pengeluaran hormon
tiroid yang berlebihan diperkirakan terjadi akibat stimulasi abnormal kelenjar
tiroid oleh immunoglobulin dalam darah (Smeltzer.Suzanne C.2002. hal:1307).
Hipertiroid adalah penyakit yang diakibatkan oleh meningkatnya sirkulasi dan
pelepasan hormon tiroid oleh kelenjar tiroid (Lewiss.2000.
hal:1415).Hipertiroidisme (hipersekresi hormon tiroid) adalah peningkatan
produksi dan sekresi hormon tiroid oleh kelenjar tiroid (Mary
Baradero,dkk.2005.hal:37).

2. PENYEBAB

Tiroid dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau


hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai
penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif TH terhadap pelepasan
keduanya. Hipertiroid akibat malfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar TH
dan TSH yang tinggi . TRF akan rendah karena umpan balik negatif HT dan TSH.
Hipertiroid akibat malfungsi hipotalamus akan memperlibatkan HT dan tinggi
disertai TSH dan TRH yang berlebihan. Beberapa penyakit yang menyebabkan
Hipertiroid :
1. Penyakit graves
Penyakit ini disebabkan oelh kelenjar tiroid yang oberaktif dan merupakan
penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya
turunan. Wanita 5 kali lebih serng dibandingkan pri. Diduga penyebabnya

HIPERTIROID Page 10
adalah penyakit autonoium, dimana antibody yang ditemukan dalam
peredaran darah yaitu typoid stimulating. Immunoglobin (TSI antibodies),
Thyroid peroksidase antibodies (TPO) dan TSH reseptor antibodies
(TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stress, merokok, radiasi, kelainan
mata dapat menonjol keluar, penglihatan kabur, sensitive terhadap
sinar,terasa seperti ada pasir di mata. Gangguan kulit menyebabkan kulit
menjadi merah kehilangan rasa sakit, serta berkeringat banyak.
2. Toxic nodular goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa ;l
satu atau banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji
itu tidak terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang
berlebih.
3. Minum obat dan hormon tiroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang tejadi, karena periksa laboraturium dan
kontrol ke dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat
tiroid, ada pula orang yang minum hormon tiroid dengan tujuan untuj
menurunkan berat badan.
4. Produksi TSH yang abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan,
sehingga merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
5. Tiroiditis (radang kelenjar tiroid)
Tiroiditis sering terjadi pad ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca
persalinan dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiroid, 2 – 3 bulan
kemudian keluar gejala hipertiroid.
6. Konsumsi yodium berlebihan
Bila konsumsi berlebihan dapat menimbulkan hipertiroid, kelainan ini
biasanya timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan
kelenjar tiroid.

HIPERTIROID Page 11
3. TANDA DAN GEJALA

Penderita hipertiroidisme yang sudah berkembang lebih jauh akan


memperlihatkan kelompok tanda dan gejala yang khas (yang kadang- kadang
disebut tirotoksikosis) . Gejala yang sering ditemukan pada penderita hipertiroid
yakni :
1. Umum : Umumnya suhu tubuh meningkat dan intoleransi terhadap panas.
Kulitnya basah dan hangat. Rambutnya sangat halus namun rapuh. Nafsu
makan meningkat, tetapi berat badan menurun.Penurunan berat badan, otot
lemah dan cepat lemas, peningkatan glukosa darah pada pasien dengan
diabetes mellitus.Penurunan trigliserida, sering buang air. (Mary
Baradero,dkk.2005.hal: 38).
2. Kardiovaskuler ;Palpitasi, sesak nafas, angina,gagal jantung,
sinustakikardi, fibrilasi atrium, nadi kolaps.
3. Neuromuskular : Gugup,gelisah, agitasi, tremor, koreoatetosis,psikosis,
kelemahan otot, secara emosional mudah terangsang (hipereksitabel),
iritabel dan terus menerus merasa khawatir, Serta tidak dapat duduk diam .
4. Gastrointestinal : penderita mengalami peningkatan selera makan dan
konsumsi makanan, penurunan berat badan yang progresif, kelelahan oto
yang abnormal, perubahan defekasi dengan konstipasi atau diare, serta
muntah.
5. Reproduksi : Oligomenorea, infertilitas
6. Kulit : warna kulit penderita biasanya agak kemerahan (flushing) dengan
warnah salmon yang khas dan cenderung terasa hangat, lunak serta basah..
namun demikian, pasien yang berusia lanjut mungkin kulitnya agak
kering, tangan gemetarPruritus, eritema Palmaris, miksedema pretibial,
rambut tipis..
7. Struma : Difus dengan/tanpa bising, nodosa
8. Mata : lakrimasi meningkat,kemosis (edeme konjungtiva), proptosis,
ulserasi kornea,optalmoplegia, diplobia, edema pupil, penglihatan kabur.

HIPERTIROID Page 12
4. PENCEGAHAN

Ada 3 cara pencegahan yaitu dengan cara pencegahan primer, sekunder


dan tertier, antara lain :
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah langkah yang harus dilakukan untuk
menghindari diri dari berbagai faktor resiko. Beberapa pencegahan yang
dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya struma adalah :
1) Memberikan edukasi kepada masyarakat dalam hal merubah pola
perilaku makan dan memasyarakatkan pemakaian garam yodium.
2) Mengkonsumsi makanan yang merupakan sumber yodium seperti
ikan laut.
3) Mengkonsumsi yodium dengan cara memberikan garam beryodium
setelah dimasak, tidak dianjurkan memberikan garam sebelum
memasak untuk menghindari hilangnya yodium dari makanan.
4) Iodisai air minum untuk wilayah tertentu dengan resiko tinggi. Cara
ini memberikan keuntungan yang lebih dibandingkan dengan garam
karena dapat terjangkau daerah luas dan terpencil. Iodisasi
dilakukan dengan yodida diberikan dalam saluran air dalam pipa,
yodida yang diberikan dalam air yang mengalir, dan penambahan
yodida dalam sediaan air minum.
5) Memberikan kapsul minyak beryodium (lipiodol) pada penduduk di
daerah endemik berat dan endemik sedang. Sasaran pemberiannya
adalah semua pria berusia 0-20 tahun dan wanita 0-35 tahun,
termasuk wanita hamil dan menyusui yang tinggal di daerah
endemis berat dan endemis sedang. Dosis pemberiannya bervariasi
sesuai umur dan kelamin.
6) Memberikan suntikan yodium dalam minyak (lipiodol 40%)
diberikan 3 tahun sekali dengan dosis untuk dewasa dan anak-anak
di atas 6 tahun 1 cc dan untuk anak kurang dari 6 tahun 0,2-0,8 cc.

HIPERTIROID Page 13
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya mendeteksi secara dini suatu
penyakit, mengupayakan orang yang telah sakit agar sembuh, menghambat
progresifitas penyakit yang dilakukan melalui beberapa cara yaitu :
1) Inspeksi
Inspeksi dilakukan oleh pemeriksa yang berada di depan
penderita yang berada pada posisi duduk dengan kepala sedikit
fleksi atau leher sedikit terbuka. Jika terdapat pembengkakan atau
nodul, perlu diperhatikan beberapa komponen yaitu lokasi, ukuran,
jumlah nodul, bentuk (diffus atau noduler kecil), gerakan pada saat
pasien diminta untuk menelan dan pulpasi pada permukaan
pembengkakan.
2) Palpasi
Pemeriksaan dengan metode palpasi dimana pasien diminta
untuk duduk, leher dalam posisi fleksi. Pemeriksa berdiri di
belakang pasien dan meraba tiroid dengan menggunakan ibu jari
kedua tangan pada tengkuk penderita.
3) Tes Fungsi Hormon
Status fungsional kelenjar tiroid dapat dipastikan dengan
perantara tes-tes fungsi tiroid untuk mendiagnosa penyakit tiroid
diantaranya kadar total tiroksin dan triyodotiroin serum diukur
dengan radioligand assay. Tiroksin bebas serum mengukur kadar
tiroksin dalam sirkulasi yang secara metabolik aktif. Kadar TSH
plasma dapat diukur dengan assay radioimunometrik.
Kadar TSH plasma sensitif dapat dipercaya sebagai
indikator fungsi tiroid. Kadar tinggi pada pasien hipotiroidisme
sebaliknya kadar akan berada di bawah normal pada pasien
peningkatan autoimun (hipertiroidisme). Uji ini dapat digunakan
pada awal penilaian pasien yang diduga memiliki penyakit tiroid.
Tes ambilan yodium radioaktif (RAI) digunakan untuk mengukur
kemampuan kelenjar tiroid dalam menangkap dan mengubah
yodida.

HIPERTIROID Page 14
4) Foto Rontgen leher
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat struma telah
menekan atau menyumbat trakea (jalan nafas).
5) Ultrasonografi (USG)
Alat ini akan ditempelkan di depan leher dan gambaran
gondok akan tampak di layar TV. USG dapat memperlihatkan
ukuran gondok dan kemungkinan adanya kista/nodul yang
mungkin tidak terdeteksi waktu pemeriksaan leher. Kelainan-
kelainan yang dapat didiagnosis dengan USG antara lain kista,
adenoma, dan kemungkinan karsinoma.
6) Sidikan (Scan) tiroid
Caranya dengan menyuntikan sejumlah substansi radioaktif
bernama technetium-99m dan yodium125/yodium131 ke dalam
pembuluh darah. Setengah jam kemudian berbaring di bawah suatu
kamera canggih tertentu selama beberapa menit. Hasil pemeriksaan
dengan radioisotop adalah teraan ukuran, bentuk lokasi dan yang
utama adalh fungsi bagian-bagian tiroid.
7) Biopsi Aspirasi Jarum Halus
Dilakukan khusus pada keadaan yang mencurigakan suatu
keganasan. Biopsi aspirasi jarum tidak nyeri, hampir tidak
menyebabkan bahaya penyebaran sel-sel ganas. Kerugian
pemeriksaan ini dapat memberikan hasil negatif palsu karena
lokasi biopsi kurang tepat. Selain itu teknik biopsi kurang benar
dan pembuatan preparat yang kurang baik atau positif palsu karena
salah intrepertasi oleh ahli sitologi.

3. Pencegahan Tertier
Pencegahan tersier bertujuan untuk mengembalikan fungsi mental,
fisik dan sosial penderita setelah proses penyakitnya dihentikan. Upaya
yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

HIPERTIROID Page 15
1) Setelah pengobatan diperlukan kontrol teratur/berkala untuk
memastikan dan mendeteksi adanya kekambuhan atau penyebaran.
2) Menekan munculnya komplikasi dan kecacatan
3) Melakukan rehabilitasi dengan membuat penderita lebih percaya
diri, fisik segar dan bugar serta keluarga dan masyarakat dapat
menerima kehadirannya melalui melakukan fisioterapi yaitu dengan
rehabilitasi fisik, psikoterapi yaitu dengan rehabilitasi kejiwaan,
sosial terapi yaitu dengan rehabilitasi sosial dan rehabilitasi
aesthesis yaitu yang berhubungan dengan kecantikan.
Discharge Planning
4) Anjurkanklien dankeluarga untuk mengkonsumsi garam beryodium
5) Kontrol ulangke dokter apabila terjadikekambuhanpenyakit.
6) Anjurkanklien untuk mengkonsumsisayuran, mengkonsumsi air
kemasan, dan banyak mengkonsumsi makanan dari laut
7) Melakukanpemeriksaan gondok secara rutin
8) Menjaga kebersihan air minum agar tidak terkontaminasi oleh zat-
zat yang dapat menyebabkan gangguanpadakelenjar tyroid

HIPERTIROID Page 16
5. PENUTUP
A. Kesimpulan
Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut
pituitari.Pada gilirannya,pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang
beredar dalam darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid pada
kelenjar pituitari) dan sebagian oleh kelenjar lain yang disebut
hipothalamus,juga suatu bagian dari otak.pengobatan hipertiroidisme
adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara
menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium
radioaktif,tiroidektomi subtotal).

B. Saran
Dari penyakit ini, dapat dihindarkan dengan cara tidak stress, tidak
merokok, tidak mengkonsumsi obat-obatan sembarangan dan tidak
mengkonsumsi yodium secara berlebihan karena dapat terjadi radiasi
pada leher dan organism-organisme dapat menyebabkan infeksi karena
ada virus.

HIPERTIROID Page 17

Anda mungkin juga menyukai