Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Litbang Industri, Vol.3 No.

1, Juni 2013: 31-38

PENGARUH NATRIUM METABISULFIT DAN PROSES MEKANIK TERHADAP KUALITAS


TALAS BLOK

Effect of Sodium Metabisulphite and Mechanical Process on Block Taro Quality

Wilsa Hermianti* dan Firdausni


Baristand Industri Padang 1)
Jl. Raya LIK No. 23 Ulu Gadut
*e-mail: wilsadjaswir@gmail.com

Diterima: 14 Februari 2013, Disetujui: 30 April 2013

ABSTRAK

Talas kimpul (Xanthosoma sagittifolium) mengandung karbohidrat berupa pati yang cukup
tinggi sehingga dapat berfungsi sebagai bahan pangan karbohidrat non beras. Talas
menimbulkan rasa gatal dan berlendir yang disebabkan oleh kandungan kalsium oksalat. Umur
simpan talas hanya 1- 2 minggu. Oleh karena itu tanpa proses pengolahan akan menyulitkan
dalam penyimpanan dan transportasi. Talas blok belum diproduksi, dan belum ada literatur yang
menyatakan teknologi proses dan pengolahannya. Penelitian ini dilakukan untuk mengurangi
rasa gatal dan lendir, memudahkan dalam transportasi dan distribusi, serta untuk
memperpanjang umur simpan dengan perlakuan perendaman dalam larutan garam 1%, larutan
natrium metabisulfit 0,1% dan kombinasi perendaman larutan garam 1% dengan penambahan
natrium metabisulfit 0,1%, kemudian membandingkan proses pembuatan talas blok secara
manual dan secara mekanik. Analisis yang dilakukan terhadap kadar air, kadar abu, kadar pati,
kalsium oksalat, protein dan sulfit tersisa serta uji organoleptik oleh panelis. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perendaman dalam larutan Natrium metabisulfit selama 20 jam
memberikan hasil yang optimum dengan kadar Kalsium oksalat 0,13%, sulfit tersisa 1,39 mg/kg,
kadar abu 1,12%, kadar pati 73,37%, protein 3,4%, dan hasil uji organoleptik nilai warna dan
aroma talas blok disukai panelis serta masa simpan 8 bulan masih dalam keadaan baik.
Pembuatan talas blok dengan sistim press cetak mekanik menghasilkan kandungan Kalsium
oksalat 0,065%, rendemen 21,38%, sulfit tersisa 1,39 mg/kg, mampu menghemat waktu
o
pengeringan selama 7 jam dengan oven suhu 40 C.

Kata Kunci : Natrium metabisulfit, proses mekanik, talas blok

ABSTRACT

Kimpul Taro (Xanthosoma sagittifolium) contains high starch as non-rice carbohydrate source.
Taro have itching and mucu caused by Calcium oxalate content. Its shelf life only 1- 2 weeks
therefore, without treatment processing it would be difficult in transportation. There is absence
literature on taro block production. The research was done to decrease itching taste and mucus,
simply in transportation and distribution, so to lenghten of shelf life with processing treatments
are soaking in 1% sodium chloride, soaking in 0,1% sodium metabisulphite, and its combination,
and comparising processing of block taro between manual and mechanical press. The analysis
was done on several parameters that influence to quality and shelf life of taro block such as water
content, level of ash, starch, calcium oxalate, protein and sulphite residue, and organoleptic test
by panelist. The result of research showed that soaking in solution of 0.1% sodium
metabisulphite for 20 hours gave optimum result with content of calcium oxalate was 0.13%,
residue of suphite was 1.39 mg/kg, level of ash 1.12%, 73,37% starch, protein 3.4%, and
organoleptic test of colour and smell value of block taro were preferred by panelists and storage
time for 8 months still in good condition. The making of taro block with press mechanic systems
had calcium oxalate content 0.065%, yield 21.38%, residue of sulphite 1.39 mg/kg, was able to
decrease drying times for 7 hours with drying oven at 400C.

Keywords : Sodium metabisulphite, mechanical process, block taro

31
Pengaruh Natrium Metabisulfit dan Proses Mekanik…………. (Wilsa Hermianti)

PENDAHULUAN makanan bayi, puding, pasta, permen dan


makanan ringan lainnya. Talas blok belum
diproduksi dan sampai saat ini belum ada
Kemampuan produksi pangan dalam
teknologi proses pengolahan talas blok
negeri dari tahun ke tahun semakin terbatas.
(Hermianti dkk, 2010)
Agar kecukupan pangan nasional bisa
terpenuhi, maka upaya yang dilakukan Umumnya talas menimbulkan rasa
adalah meningkatkan produktivitas budi- gatal dan dapat menyebabkan pembeng-
daya pangan dengan pemanfaatan kakan di lidah, mulut dan kerongkongan saat
teknologi dan upaya diversifikasi pangan. dimakan dalam keadaan tanpa pengolahan.
Kebutuhan karbohidrat yang terus mening- Hal tersebut disebabkan oleh kandungan
kat dimana penyediaan karbohidrat dari Kalsium oksalat yang berpenetrasi pada kulit
serealia saja tidak mencukupi, sehingga yang halus (Bradbury and Nixon, 1998 ;
peranan tanaman penghasil karbohidrat dari Maulina, Lestari, dan Retnowati, 2012).
umbi-umbian khususnya talas semakin Talas juga berlendir sehingga sulit dalam
penting. Pengolahan bahan pangan pengolahan. Talas dalam bentuk segar dan
merupakan upaya untuk meningkatkan tanpa pengolahan menyulitkan dalam
pendayagunaan potensi sumber daya alam transportasi dan umur simpannya hanya 1 –
terutama sumber daya nabati sebagai 2 minggu.
sumber pangan. Potensi talas sebagai
Penelitian pengolahan talas menjadi
sumber pangan lokal diharapkan dapat
talas blok ini bertujuan untuk memaksimal-
menjadi sumber penyediaan bahan pangan
kan pemanfaatan talas sebagai sumber
karbohidrat non beras, diversifikasi
pangan, dan ketersediaannya dalam bentuk
konsumsi pangan lokal, mensubstitusi peng-
yang siap digunakan, mudah dalam
gunaan tepung terigu. Di beberapa
pendistribusian dan transportasi, untuk
daerah/propinsi tanaman talas telah banyak
mengurangi rasa gatal serta untuk mening-
dimanfaatkan sebagai bahan pangan.
katkan masa simpan. Penggunaan Natrium
Talas sudah dikenal masyarakat karena metabisulfit (Na 2 S 2 O5 ) dapat menekan
umbinya yang lezat dan mudah diolah degradasi warna dan memperpanjang masa
bahkan di kepulauan Mentawai dan Papua, simpan (Latapi and Barett, 2006).
talas dimakan sebagai makanan pokok bagi
penduduk asli. Daerah Sumatera Barat juga METODOLOGI PENELITIAN
cukup potensi dengan talas terutama di
kabupaten Mentawai, Pesisir Selatan, dan Bahan
Padang Pariaman, namun belum terdata
dengan jelas (Jusuf dan Marzempi, 1993). Bahan yang digunakan adalah umbi
talas kimpul (Xanthosoma sagittifolium),
Talas banyak jenisnya, diantaranya
natrium metabisulfit, garam, bahan kemasan
yang banyak ditemui di Sumatera Barat dan
dan bahan kimia untuk pengujian (HCl,
di pasar-pasar tradisional adalah talas
NAOH, KI, glukosa, aquades, methylen blue,
bondang atau disebut juga talas belitung,
Fehling A, Fehling B, kalium, sodium tartrat,
kimpul, busil, bote (Xanthosoma sagitti-
H2SO4, indikator phenolphtalein, asam
folium). Pemanfaatan umbi talas sebagai
boraks, KMNO4, dan lain-lain).
bahan pangan masih terbatas, umumnya
sebagai makanan tambahan seperti direbus,
Alat
dikukus, digoreng, dibuat getuk, kolak atau
keripik. Umbi talas juga dapat diolah menjadi
Alat-alat yang digunakan untuk analisis
tepung talas yang lebih luas penggunaannya
adalah neraca, oven, destilator kjedhal,
yaitu dapat digunakan sebagai bahan untuk
furnace.
sop, biskuit, roti, minuman beralkohol,
Rancangan yang digunakan dalam

32
Jurnal Litbang Industri, Vol.3 No.1, Juni 2013: 31-38

penelitian ini mencakup pembuatan talas ”


blok secara press manual dan secara press Dicuci/dibersihkan
mekanik dengan rancangan sebagai berikut. ”
Ditiriskan
Pelaksanaan Penelitian ”
Dikupas
Pembuatan Talas Blok Secara Press Manual ”
Diiris ketebalan ± 1 mm
Pembuatan talas blok menggunakan ”
alat press dan cetak manual dengan variasi Direndam dalam larutan garam 1% dan
perlakuan pendahuluan untuk mengurangi atau Natrium metabisulfit 0,1% ± 20 jam
kalsium oksalat pada talas sebagai berikut : ”
Dicuci
A : Perendaman dalam larutan garam 1% ”
B : Perendaman dalam larutan Natrium Ditiriskan
metabisulfit 0,1% ”
C : Perendaman dalam larutan garam 1% Dihaluskan dengan blender sampai halus
dan Natrium metabisulfit 0,1% ”
(dicampur) Dipress

Pembuatan Talas Blok Secara Press Dicetak
Mekanik ”
Dikeringkan dengan oven suhu 400C
Pembuatan talas blok menggunakan sampai kering
alat press dan cetak mekanik tidak dilakukan ”
lagi variasi perlakuan pendahuluan (diambil Talas Blok
perlakuan yang terbaik). Hasil press dan
cetak sistim mekanik dibandingkan dengan Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Talas
hasil press dan cetak sistim manual. Blok
Diagram alir pembuatan talas blok adalah
seperti pada Gambar 1. HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Hasil Analisis Bahan Baku
Analisis yang dilakukan meliputi: Analisis bahan baku pada talas kimpul
analisis kimia bahan baku talas kimpul segar meliputi kadar air, kadar pati dan kadar
(kadar air, pati dan kalsium oksalat) dan Kalsium oksalat seperti terlihat pada Tabel 1.
produk talas blok (kadar air, abu, pati,
Tabel 1. Hasil analisis kimia talas kimpul.
protein, kalsium oksalat dan sulfit tersisa.
Uji organoleptik produk talas blok oleh
panelis (warna dan aroma) dengan skala Parameter yang diamati Jumlah
numerik 5 = sangat suka, 4 = suka, 3 = cukup Kadar air (%) 76,09
suka, 2 = kurang suka, 1 = tidak suka. Kadar pati (%) 15,88
Pengamatan masa simpan talas blok Kadar Kalsium Oksalat (%) 0,18
(secara visual dan kadar air setiap bulan
selama 3 bulan penyimpanan). Hasil Pada Tabel 1 dapat terlihat kadar air
penggunaan alat press manual dan mekanik talas kimpul 76,09%, kadar pati 15,88% dan
dianalisis kadar rendemen umbi talas, kadar kalsium oksalat 0,18%. Talas
rendemen talas blok, kadar sulfit tersisa, sebagaimana hasil pertanian pada
kadar kalsium oksalat, kadar air dan umumnya mempunyai kadar air yang tinggi.
pengamatan lama pengeringan. Menurut Herman (1991) kadar air sangat
berpengaruh terhadap mutu bahan pangan.
Talas Hal ini merupakan salah satu sebab
dilakukan pengurangan atau pengeluaran
air dari bahan pangan di dalam pengolahan

33
Pengaruh Natrium Metabisulfit dan Proses Mekanik…………. (Wilsa Hermianti)

misalnya dengan cara penguapan atau internal bagi talas (Maulina dkk, 2012).
pengeringan. Ditambahkan oleh Berdasarkan hasil analisis pada talas kimpul
Sediaoetama (1996) bahwa kondisi kadar segar terdapat kandungan Kalsium oksalat
air yang tinggi tersebut akan mengun- 0,18%. Kandungan Kalsium oksalat ini dapat
tungkan pertumbuhan mikroba yang akan dikurangi dengan melakukan pengolahan.
menyebabkan kerusakan bahan pangan.
Dalam rangka meningkatkan umur Talas Blok
simpan dan kegunaan talas dilakukan
pengolahannya menjadi talas blok yang Pembuatan talas blok dengan perla-
sesuai dengan tujuan pengembangan kuan pendahuluan pengurangan kadar
teknologi pengolahan yakni agar bahan kalsium oksalat dari talas kimpul diperoleh
pangan tahan disimpan dalam jangka hasil seperti pada Tabel 2.
panjang tanpa mengalami kerusakan yang
terlalu banyak, dapat dipasarkan dalam Tabel 2. Hasil Analisis Kimia Talas Blok
kondisi baik (lebih padat dan lebih mudah
dikemas), akan lebih memudahkan dalam
pengangkutan (transportasi dan distribusi) Perlakuan
sekaligus penganekaragaman bahan Parameter
A B C
pangan.
Kadar air (%) 15,90 12,40 15,60
Manfaat utama dari umbi talas menurut
Prihatman (2000) adalah sebagai bahan Kadar abu (%) 2,11 1,12 1,68
pangan sumber karbohidrat baik sebagai Kadar pati (%) 68,84 73,37 73,21
makanan utama maupun makanan pokok Protein (%) 2,55 3,40 1,07
karena talas mengandung karbohidrat Kalsium
berupa pati yang cukup tinggi. Menurut Oklasalat (%) 0,086 0,130 0,177
Slamet dan Tarkotjo (1980) umbi talas
mengandung pati yang mudah dicerna kira- Sulfit tersisa
TTD 1,39 2,78
kira sebanyak 18,2%. Karbohidrat dipahami (mg/kg)
sebagai nutrisi yang banyak dikandung Keterangan :
beras namun sebenarnya karbohidrat juga TTD = Tidak Terdeteksi
dapat ditemui dalam bahan pangan lain A = Perendaman dalam larutan garam 1%
seperti ubi kayu, ubi jalar, talas dan lain B = Perendaman dalam larutan Natrium
sebagainya. metabisulfit 0,1%
C = Perendaman dalam larutan garam 1% dan
Kebutuhan karbohidrat dari tahun ke Natrium metabisulfit 0,1%
tahun terus meningkat sementara kemam-
puan produksi pangan semakin terbatas dan Dari data pada Tabel 2 terlihat bahwa
penyediaan karbohidrat dari serelia saja perlakuan pendahuluan pengurangan kan-
tidak mencukupi sehingga peranan tanaman dungan
penghasil karbohidrat dari umbi-umbian kalsium oksalat dari talas kimpul
khususnya talas menjadi semakin penting. dengan perendaman dalam larutan garam
Tanaman talas menjadi sangat penting 1% (A) selama 20 jam, mampu mengurangi
artinya di dalam kaitannya terhadap upaya kadar Kalsium oksalat dari talas kimpul lebih
penyediaan bahan pangan karbohidrat non banyak yakni 0,094% dari 0,18% menjadi
beras, diversifikasi konsumsi pangan lokal, 0,086% dibanding dengan Natrium
substitusi terigu, serta pengembangan metabisufit 0,1% (B) dan gabungan kedua-
industri pengolahan. nya (C) yang hanya mampu mengurangi
Setiap bahan pangan mempunyai kandungan Kalsium oksalat berturut-turut
karakteristik tersendiri, begitu juga dengan 0,05% (dari 0,18% menjadi 0,13%) dan
talas. Talas mengandung kalsium oksalat 0,003% (dari 0,18% menjadi 0,177%). Hal
yang bisa menyebabkan rasa gatal-gatal ini sesuai pendapat Slamet dan Tarkotjo
dan iritasi pada kulit dan tenggorokan pada (1980) bahwa untuk mendapatkan kadar
manusia bila mengkonsumsinya namun kalsium oksalat yang rendah pada talas
kalsium oksalat ini sangat bermanfaat untuk dapat dilakukan dengan merendam talas
proses metabolisme dan pertahanan dalam larutan garam (NaCl) 1% selama 20

34
Jurnal Litbang Industri, Vol.3 No.1, Juni 2013: 31-38

menit namun berdasarkan hasil pra 14,63%, dan kadar abu 1,64%, kadar pati
penelitian yang telah dilakukan bahwa 71,81% dan protein 2,34%. Menurut
perendaman dalam larutan garam 1% Widiyawati (2007) Natrium metabisulfit
selama 20 menit belum memberikan hasil dapat menghambat penurunan kadar
pengurangan lendir dan kalsium oksalat protein. Bila dibandingkan dengan tepung
yang maksimal dari talas sehingga terigu, memang tepung yang dihasilkan dari
diperpanjang dan yang memberikan hasil talas blok ini masih di bawah persyaratan
yang optimal yakni dengan waktu peren- SNI 01-3751-1995 tepung terigu, dimana
daman selama 20 jam. Menurut Sefa, Agyir kadar air maksimal 14%, kadar abu maks.
dan Sackey (2004) kadar Kalsium oksalat 0,6%, kadar protein maks. 12%.
yang layak untuk konsumsi 71 mg/kg. Hasil uji organoleptik talas blok dengan
Penurunan kadar oksalat terjadi karena perlakuan pendahuluan pengurangan kadar
reaksi antara Natrium klorida (NaCl) dan Kalsium oksalat dari talas kimpul dapat
Kalsium oksalat (CaC2O4). Garam (NaCl) dilihat pada Tabel 3.
dilarutkan dalam air terurai menjadi ion-ion
+ -
Na dan Cl . Ion-ion tersebut bersifat seperti Tabel 3. Pengaruh perlakuan pengurangan
magnet. Ion Na+ menarik ion-ion yang kadar kalsium oksalat terhadap
bermuatan negatif dan ion Cl- menarik ion- nilai organoleptik warna dan aroma
ion yang bermuatan positif. Sedangkan talas blok
Kalsium oksalat (CaC2O4) dalam air terurai
menjadi ion-ion Ca2+ dan C2O42-. Na+
mengikat ion C2O42- membentuk Natrium Nilai Organoleptik
2+
oksalat (Na2C2O4). Ion Cl mengikat Ca Perlakuan
membentuk endapan putih Kalsium Warna Aroma
diklorida (CaCl2) yang mudah larut dalam air A 1,68 a 2,40 a
(Slamet dan Tarkotjo, 1980). B 3,52 b 3,40 b
Talas
C blok yang diperoleh
3,16 b dari
3,08perla-
b
CaC2O4 + 2 NaCl ¢ Na2C2O4 + CaCl2 .......... (1) kuan pengurangan kadar Kalsium oksalat
dengan menggunakan garam, Natrium
Perendaman dalam larutan gabungan metabisulfit dan gabungan keduanya
Natrium metabisulfit dan garam memberikan setelah diuji secara organoleptik oleh panelis
pengurangan yang lebih kecil. Hal ini dapat terhadap warna dan aromanya menunjuk-
terjadi karena NaCl dan Na2S2O5 dalam air kan hasil bahwa perlakuan perendaman
saling berikatan sehingga fungsinya dalam dengan Natrium metabisulfit 0,1% membe-
mengurangi kalsium oksalat tidak maksimal. rikan nilai warna dan aroma yang lebih
Penggunaan larutan garam dalam disukai panelis yakni warnanya lebih putih
perendaman talas (A) memberikan hasil dibanding perlakuan perendaman dalam
kandungan garam pada talas blok 0,35% larutan garam 1% atau gabungan keduanya.
sedangkan dari penggunaan Natrium Hal ini sesuai dengan fungsi Natrium
metabisulfit (B) diperoleh talas blok dengan metabisulfit menurut Margono, dkk (1993)
kadar sulfit tersisa 1,39 mg/kg dan C dengan untuk mencegah proses pencoklatan dan
sulfit tersisa 2,78 mg/kg. Menurut Winarno mempertahankan warna agar tetap menarik.
(1993) maksimum penggunaan Natrium Menurut Mathew and Parpia (1971) dan Flick
metabisulfit pada makanan 300 mg/kg. Jadi et al (1977) pencoklatan pada bahan pangan
dapat dinyatakan bahwa garam yang tersisa disebabkan oleh reaksi mekanis selama
pada talas blok relatif kecil begitu juga panen, pasca panen, penyimpanan dan
dengan natrium metabisulfit yang tersisa pengolahan, dan merupakan penyebab
pada talas blok sangat kecil sekali. Hal ini utama dari penurunan mutu.
sesuai dengan pendapat Margono dkk Talas blok dapat dikemas dalam
(1993) bahwa Natrium metabisulfit yang kantong plastik yang di seal atau dalam
berlebih akan hilang sewaktu pengeringan kotak plastik yang ditutup dengan segel.
dan pemanasan. Selama penyimpanan talas blok dilakukan
Talas blok yang dihasilkan dari pene- pengamatan secara visual setiap bulan dan
litian ini mempunyai kadar air rata-rata dianalisis kadar air sekali sebulan selama 3
bulan penyimpanan. Hasil pengamatan daya

35
Pengaruh Natrium Metabisulfit dan Proses Mekanik…………. (Wilsa Hermianti)

simpan secara visual terhadap warna dan dengan alat spinner kemudian dimasukkan
aroma talas blok dari ke tiga perlakuan ke dalam alat press dengan sistim
perendaman tersebut sampai 8 bulan kompresor tekanan 5 kg/cm2 selama 5 menit
penyimpanan masih baik (normal). Hal ini dan cetakan persegi ukuran 10x10 cm (4 bh)
didukung dengan data kadar air selama 3 sekali cetak dimana masing-masing cetakan
bulan penyimpanan (Tabel 4) menunjukkan berisi talas basah 300 gram dengan
hasil yang relatif stabil atau cenderung ketebalan ± 2 cm selanjutnya dikeringkan
o
sedikit berkurang. dengan oven daya 800 watt suhu 40 C
selama 13 jam.
Tabel 4. Kadar Air Talas Blok Selama 3
Hasil talas blok yang dibuat dengan
Bulan Penyimpanan
pengembangan teknologi peralatan diban-
dingkan dengan peralatan press dan cetak
manual serta seperti terlihat pada Tabel 5.
Kadar air (%) Bulan ke Tabel 5. Perbandingan Hasil Penggunaan
Perlakuan Alat Press dan Cetak Sistim Manual
0 1 2 3
dengan Sistim Mekanik
A 15,90 14,59 14,11 14,53
B 12,40 12,13 12,59 12,31
C
Kadar air15,60
sangat 14,49 13,74 terhadap
berpengaruh 13,04
Press dan Press dan
mutu bahan pangan dan pada umumnya Hasil Cetak Cetak
keawetan bahan pangan mempunyai Sistem Manual Sistem Mekanik
hubungan yang erat dengan kadar air yang Rendemen
dikandungnya. Bahan pangan atau umbi talas dari 78,52% 49,5%
talas segar
makanan dengan kadar air yang lebih
Rendemen
rendah umumnya mempunyai ketahanan talas blok dari 18,77% 21,38%
yang lebih lama (Herman, 1991). talas segar
Secara umum setelah 3 bulan penyim- Kadar Sulfit 1,39 mg/kg 1,39 mg/kg
panan kadar air talas blok menurun Tersisa
dibanding kadar air awal talas blok tetapi Kadar Kalsium 0,130% 0,065%
pada perlakuan perendaman dalam larutan Oksalat
Natrium metabisulfit 0,1% pada bulan ke 2 Kadar Air 12,40% 9,84%
terjadi kenaikan kadar airnya dan perlakuan Lama
20 jam 13 jam
pengeringan
Bila dilihat data dariTabel 5 bahwa
perendaman dalam larutan garam 1% pada
bulan ke 3 kadar airnya juga meningkat pengolahan dengan menggunakan mekanik
dibanding pada bulan kedua namun pada (spinner) mampu mengurangi cairan dari
perlakuan perendaman dalam larutan garam bahan baku talas yang telah dihaluskan
1% dan Natrium metabisulfit 0,1% semakin sebanyak 28,92% dibanding tanpa meng-
lama penyimpanan kadar airnya semakin gunakan spinner. Spinner ini prinsip kerjanya
menurun. Hal ini dapat terjadi karena sifat dengan sistim sentrifugal sehingga fase cair
higroskopis produk namun bisa juga karena akan terlempar ke luar dan terpisah dari fase
kondisi kadar air produk yang masih kurang padat.
homogen selama pengeringan. Kombinasi penggunaan spinner dan
alat press cetak sistim mekanik dengan
Pengembangan proses pembuatan talas menggunakan kompresor mampu mening-
Blok secara mekanik. katkan rendemen talas blok yang dihasilkan
menjadi 21,38%, mengurangi kadar air
Pengembangan teknologi peralatan 2,56%, kadar Kalsium oksalat separuhnya
yang dilakukan yakni setelah talas yakni 0,065 mg/kg dibanding secara manual
dihaluskan, diperas terlebih dahulu untuk serta mengurangi waktu pengeringan
mengurangi kadar airnya dengan menggu- selama 7 jam. Hal ini disebabkan karena
nakan spinner kapasitas 3 kg dengan daya sudah 2 kali dikeluarkan cairan dari bahan
320 watt, kecepatan putar 1.350 rpm selama bakunya yakni pertama dengan spinner
15 menit. Setelah dikurangi kadar airnya 1.350 rpm selama 15 menit dan yang kedua

36
Jurnal Litbang Industri, Vol.3 No.1, Juni 2013: 31-38

2
dengan press-cetak 5 kg/cm selama 5 of enzyme activity in purple, green and
menit. white eggplant. Journal of Agricultural
Alat press dan cetakan sistem manual and Food Chemistry, 25 : 117 – 120.
terbuat dari plastik bentuk silinder diameter 9
cm, tebal 1 cm dengan berat talas basah 100 Herman, A.S. 1991. Pengetahuan bahan
gram. Alat press dan cetak sistem mekanik dan produk industry kecil pengolahan
dikurangi kandungan air talas dengan pangan. Direktorat Industri Pangan.
spinner 1.350 rpm selama 15 menit kemu- Jakarta.
2
dian diperas sistim kompresor 5 kg/cm
selama 5 menit dan cetakan berbentuk Hermianti, W., Firdausni, Kasim, M.,
persegi ukuran 10 x 10 cm (4 bh), tebal 2 cm Monandes Vetrio, dan Elya Rovina.
dengan berat talas basah yang telah 2010. Pengembangan teknologi dan
dispinner untuk 1 buah cetakan sebanyak analisis tekno ekonomi pembuatan
300 gram. talas blok (tepung, diversifikasi produk).
Baristand Industri Padang.
KESIMPULAN
Jusuf, M. dan Marzempi, MS. 1993.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan Pengolahan palawija dalam
sebagai berikut : pengembangan agro industri. Balai
Penelitian Tanaman Pangan Sukarami.
1. Kandungan karbohidrat berupa pati Solok.
talas kimpul cukup tinggi (15,88%)
sehingga memungkinkan sebagai Latapi G, Barret D.M. 2006. Influence of
bahan pangan sumber karbohidrat pre drying treatment on quality and
pengganti beras dan subsitusi terigu . safety of sun-dried tomatoes, Part II.
2. Perlakuan pendahuluan dengan Effect of storage on nutritional and
perendaman dalam larutan Natrium sensory quality of sun dried tomatoes
metabisulfit 0,1% selama 20 jam pretreated with sulfur, sodium
menghasilkan talas blok terbaik dengan metabisulphite or salt. Journal Food
kadar Kalsium oksalat 0,13%, Sulfit Science 71 (1): 32-37.
tersisa 1,39 mg/kg dengan nilai warna
3,52 dan aroma 3,40 yang lebih disukai Margono, T.,Suryati D., dan Hartinah S..
serta masa simpan lebih dari 8 bulan. 1993. Teknologi pangan. PDII-LIPI.
3. Pembuatan talas blok dengan menggu- Jakarta.
nakan alat press cetak mekanik meng-
hasilkan kandungan Kalsium oksalat Mathew A.G, H. Parpia. 1971. Food
lebih rendah separuhnya (0,065%), browning as a polyphenol reaction.
rendemen talas blok lebih besar Journal Advances in Food Research.
(21,38%), serta mengurangi kadar air 19.
dan menghemat waktu pengeringan
0
dengan oven suhu 40 C selama 7 jam. Maulina, F.D.A, Lestari I.M., Retnowati D.S.
2012. Decrease of calcium oxalate
DAFTAR PUSTAKA content in taro tuber used NaHCO3 : as
raw material of flour (in Indonesian).
Badan Standardisasi Nasional. 1995. SNI Journal Chemistry and Industry
01-3751-1995. Tepung terigu. Badan Technology. Vol.I. No.1.
Standardisasi Nasional. Jakarta.
Prihatman, K. 2000. Sistim informasi
Bradbury J, Nixon R. 1998. The acridity of manajemen pembangunan di
raphides from the edible aroids. pedesaan. Bappenas. Jakarta.
Journal of the Science Food and
Agricultural 76 : 608 -616. Sediaoetama, Djaeni, A. 1996. Ilmu gizi.
Dian Rakyat. Jakarta.
Flicks G.J. Ory, J.A. St. Angelo. 1977.
Comparison of nutrient composition and Sefa D., Agyir S., Sackey E.K. 2004.
Chemical composition and the effect of

37
Pengaruh Natrium Metabisulfit dan Proses Mekanik…………. (Wilsa Hermianti)

processing on oxalate content of from sweet potato (in Indonesian).


cocoyam, Xanthosoma sagittifolium Journal Agriculture Technology.
and Colocasia esculenta cornels.
Journal Food Chemistry. Winarno, F.G. 1993. Pangan, gizi, teknologi
dan konsumen. PT. Gramedia Pustaka
Slamet, D.S. dan Ig. Tarkotjo. 1980. Majalah Utama. Jakarta.
gizi dan makanan jilid 4. Pusat
Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan. Depkes RI. Jakarta.

Widiyawati I.I. 2007. Effect of soaking time


and metabisulphite on the flour quality

38

Anda mungkin juga menyukai