Anda di halaman 1dari 65

POKOK-POKOK

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN


NASIONAL TAHUN 2020

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/


Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Disampaikan pada:
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi DKI Jakarta
Jakarta, 10 April 2019
Sistematika

1 Pencapaian Pembangunan Nasional

Kerangka Ekonomi Makro dan Target Pembangunan


2 2020

3 Pokok-Pokok RKP 2020

4 Isu Strategis Provinsi DKI Jakarta Tahun 2020

5 Kerangka Pendanaan

6 Penutup
2
Pencapaian
1 Pembangunan
Nasional

3
Pertumbuhan Ekonomi terus Menguat dengan Stabilitas Ekonomi Terjaga
Pertumbuhan ekonomi meningkat didorong oleh Inflasi stabil pada tingkat yang rendah
penguatan investasi dan konsumsi RT
5,03 5,07 5,17 12.0
10.0
(persen, yoy)

8.0 3.13
5.3

Persen
(persen, yoy)
6.0
5.2 4.0
2.0
5.1 -
(2.0)
5.0

Maret

November

Maret

November

Maret

November
Januari

Mei
Juli

Januari

Mei
Juli

Januari

Mei
Juli
September

September

September
4.9
4.8
4.7
2016 2017 2018
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
Umum Inti Harga Diatur Pemerintah Bergejolak
2016 2017 2018

Rupiah menguat terhadap dolar AS


2018
Komponen Pengeluaran 2017 2018
Tw I Tw II Tw III Tw IV 16000
Konsumsi Rumah Tangga 4,94 4,94 5,16 5,00 5,08 5,05 15000
Konsumsi LNPRT 6,93 8,10 8,75 8,59 10,79 9,08 14000
Konsumsi Pemerintah 2,13 2,71 5,20 6,27 4,56 4,80 13000 (Rupiah thd USD)
PMTB/Investasi 6,15 7,94 5,85 6,96 6,01 6,67 12000

5/17/2017
6/17/2017
7/17/2017
8/17/2017
9/17/2017

1/17/2018
2/17/2018
3/17/2018
4/17/2018
5/17/2018
6/17/2018
7/17/2018
8/17/2018
9/17/2018

1/17/2019
10/17/2017
11/17/2017
12/17/2017

10/17/2018
11/17/2018
12/17/2018
Ekspor 8,91 5,94 7,65 8,08 4,33 6,48
Impor 8,06 12,64 15,17 14,02 7,10 12,04
PDB 5,07 5,06 5,27 5,17 5,18 5,17
4
Tingkat Pengangguran Berhasil diturunkan Seiring
Meningkatnya Penciptaan Kesempatan Kerja
• Pada 2018 lapangan kerja meningkat 2,98 juta. Jumlah pengangguran turun 39 ribu orang, sehingga
tingkat pengangguran terbuka turun menjadi 5,34%.
• Penciptaan kesempatan kerja tinggi dan dapat melampaui target RKP dan RPJMN 2015-2019 yang
sebesar 10 juta orang. Jumlah penciptaan lapangan kerja 2015-2018 telah mencapai 9,38 juta.
• Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 5,3% pada 2019, diperkirakan akan tercipta 2,6–2,9 juta
lapangan kerja, sehingga TPT diperkirakan akan masuk dalam rentang 4,8–5,2%.

%
6 5.30 5.4
140 6.5%

Juta Orang
6.18%
Juta Orang

5.17
120 5 5.2
5.94% 5.07
6.0% 5.01 5.03
100 5.61% 4 4.88 5
5.50%
5.34% 3.59
80 5.5% 2.98 [VALUE]–2.90
3 2.61 4.8

60 5.0% 1.87
2 4.6
40
1 0.71 4.4
4.5% 0.37 0.52 0.58
20
121.87
114.63

122.38
114.82

125.44
118.41

128.06
121.02

131.01
124.00
7.56
7.24

7.03

7.04

7.00

0.19 0.04
0 4.2
- 4.0% 2014 2015 2016 2017 2018 2019
2014 2015 2016 2017 2018
Tambahan KK
Angkatan Kerja Pekerja Pengangguran Terbuka TPT Kesempatan Kerja per 1% Pertumbuhan Ekonomi 5
Sumber: Publikasi Sakernas periode Agustus Pertumbuhan Ekonomi
Capaian Komponen Pembentuk IPM
IPM Indonesia Terus Tahun 2017 & Target 2019-2020
Meningkat dan Sudah
Masuk Kategori Tinggi Angka Harapan Hidup Saat Lahir meningkat
71,06 tahun 71,30 tahun 71,47 tahun
(Capaian 2017) (Target 2019) (Target 2020)

Rata-rata Lama Sekolah penduduk 25+ tahun meningkat


Perkembangan Capaian 8,10 tahun 8,30 tahun 8,39 tahun
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) (Capaian 2017) (Target 2019) (Target 2020)
Indonesia 2014-2017 &
Target 2018-2020 Harapan Lama Sekolah penduduk 7 tahun meningkat

12,85 tahun 13,21 tahun 13,41 tahun


(Capaian 2017) (Target 2019) (Target 2020)

Pengeluaran per kapita disesuaikan meningkat


(dalam ribu rupiah)

10.664 11.131 11.283


(Capaian 2017) (Target 2019) (Target 2020)

Sumber: Bappenas dan BPS (perhitungan dengan metode baru) 7


2
Kerangka Ekonomi
Makro dan Target
Pembangunan 2020

8
Asumsi Makro 2020

2019
INDIKATOR 2020
APBN
Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,3 5,3 – 5,5
Inflasi (%) 2,5 – 4,5 2,0 – 4,0
Nilai Tukar (Rp/USD) 15.000 14.000 – 14.400
Harga minyak mentah Indonesia
70 60 - 70
(USD/barrel)
Lifting Minyak Bumi (Rb barel/hr) 775 695 – 840
Lifting Gas (Rb barel/hr) 1.250 1.191 – 1.300

PERTUMBUHAN EKONOMI MENINGKAT DENGAN STABILITAS MAKROEKONOMI YANG TERJAGA


9
Arah Kebijakan Makro 2020

Pembangunan
Ekonomi yang
Inklusif dan
Berkelanjutan

10
Target Pembangunan Tahun 2020

Indeks Pembangunan Tingkat Pengangguran


Pertumbuhan Ekonomi
Manusia (IPM) Terbuka (TPT)
(persen)
(nilai) (persen)
72,5 5,3 - 5,5 4,8-5,1

Tingkat Kemiskinan Gini Rasio


(persen) (indeks)
8,5 – 9,0 0,375 – 0,380

11
Sasaran Pertumbuhan Ekonomi 2020

Pertanian:
3,77 – 3,79
C: 5,09 – 5,15 Pertambangan:
1,03 – 1,17
Industri:
LNPRT: (0,37) – 0,41 5,00 – 5,40
Listrik:
G: 4,07 – 4,21 4,25 – 4,45
PERTUMBUHAN EKONOMI Perdagangan:
5,46 -5,58
I: 7,00 – 7,32 5,3 - 5,5
Konstruksi:
5,68 – 5,72
X: 5,26 – 6,61 Infokom:
7,26 – 7,54
Jasa Keuangan:
M: 6,05 – 6,95
5,72 – 6,60
Transportasi:
*Angka exercise internal Bappenas
(Angka sementara)
7,04 – 7,12
12
3 Pokok-Pokok
RKP 2020

13
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2020
TEMA:
“Peningkatan Sumber Daya Manusia untuk Pertumbuhan Berkualitas”

Pembangunan RKP 2020 Stabilitas


Manusia dan Pertahanan dan
PN Pengentasan Keamanan
1 Kemiskinan PN
Infrastruktur 5
Nilai Tambah Ketahanan Pangan,
dan
Sektor Riil, Air, Energi dan
Pemerataan
Industrialisasi Lingkungan Hidup
Wilayah
PN dan
PN
2 Kesempatan
Kerja 4

PN
3
Kerentanan Bencana
Kesetaraan Gender Tata Kelola Modal Sosial Budaya Transformasi Digital
dan Perubahan Iklim
Pengarusutamaan 14
Kebijakan dan Program Prioritas PN 1:
Pembangunan Manusia dan Pengentasan Kemiskinan

Peningkatan Akses
PP Perlindungan Sosial PP PP Pemerataan
dan Tata Kelola dan Kualitas Layanan Pendidikan
1 Kependudukan 2 Pelayanan Kesehatan 3 Berkualitas

PN 1 Pembangunan Manusia dan Pengentasan Kemiskinan

PP Pengentasan PP Pembangunan
Budaya, Karakter,
4 Kemiskinan 5 dan Prestasi Bangsa
15
Kebijakan dan Program Prioritas PN 2:
Infrastruktur dan Pemerataan Wilayah

16
Kebijakan dan Program Prioritas PN 3:
Nilai Tambah Sektor Riil, Industrialisasi dan
Kesempatan Kerja
Peningkatan
PP Penguatan PP Peningkatan Nilai PP Produktivitas Tenaga
Kewirausahaan dan Tambah dan Investasi
1 UMKM 2 di Sektor Riil 3 Kerja dan Penciptaan
Lapangan Kerja

PN 3 Nilai Tambah Sektor Riil, Industrialisasi dan Kesempatan Kerja

Peningkatan Ekspor Bernilai Penguatan Pilar


PP Tambah Tinggi dan Penguatan PP
Pertumbuhan dan Daya
4 Tingkat Komponen Dalam
Negeri (TKDN)
5 Saing Ekonomi
17
Kebijakan dan Program Prioritas PN 4:
Ketahanan Pangan, Air, Energi dan Lingkungan

PP Peningkatan Ketersediaan, PP Peningkatan PP Pemenuhan Kebutuhan Energi


Akses dan Kualitas Kuantitas, Kualitas melalui Peningkatan Energi
1 Konsumsi Pangan 2 dan Aksesibilitas Air 3 Baru dan Terbarukan (EBT)

PN 4 Ketahanan Pangan, Air, Energi, dan Lingkungan Hidup

Peningkatan Daya PP Penguatan Ketahanan


PP
Dukung SDA dan Daya
4 Tampung Lingkungan 5 Bencana

18
Kebijakan dan Program Prioritas PN 5:
Stabilitas Pertahanan dan Keamanan

PP Peningkatan Diplomasi Penguatan Sistem


Penguatan Kemampuan PP PP
Politik dan Kerjasama Peradilan dan Upaya Anti
1 Pertahanan
2 Pembangunan Internasional 3 Korupsi

PN 5 Stabilitas Pertahanan dan Keamanan

PP Penanggulangan Terorisme,
Peningkatan Keamanan Siber, dan
PP Penanggulangan Narkotika
4 Penguatan Keamanan Laut 5 dan Penguatan Kamtibmas

19
Isu Strategis

4 Provinsi DKI Jakarta


Tahun 2020

20
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi DKI Jakarta
• Laju Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta dalam lima tahun terakhir selalu tumbuh di atas
LPE Nasional, meskipun pada tahun 2018 sedikit menurun.
• Sektor dengan andil terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta: sektor
industri pengolahan, sektor perdagangan besar dan eceran, sektor informasi dan komunikasi,
sektor jasa keuangan dan asuransi, dan sektor informasi dan komunikasi.

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi DKI Jakarta Sumber Pertumbuhan Utama Ekonomi Provinsi DKI Jakarta
Tahun 2014-2018 Tahun 2014-2018
8.00 5.00

7.00 4.00 0.82


6.20 6.17 0.56 0.62 0.69
5.91 5.91 5.87 3.00 0.63 0.68
6.00 0.42 0.90 0.29
1.09 1.01
2.00 0.98 1.02
5.00 0.95 1.05
5.17 0.92 1.00
5.01 4.88 5.02 5.07 1.00 0.83
0.43 0.74
4.00 0.71 0.66 0.93 0.72
- 0.47
3.00 2014 2015 2016 2017 2018

2.00 Jasa Perusahaan


Jasa Keuangan dan Asuransi
2014 2015 2016 2017 2018 Informasi dan Komunikasi
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
LPE Nasional DKI Jakarta Industri Pengolahan

21
Kontribusi dan Pertumbuhan Sektor PDRB

Perdagangan Besar dan Eceran Konstruksi


17.40 6.27 7.00 13.60 6.00
5.23
5.79 13.40 4.97
17.20 6.00 13.20 5.00
4.95 3.99
4.61

Pertumbuhan (%)
Pertumbuhan (%)
17.00 5.00 13.00
12.80 3.37 4.00

Share (%)
Share (%)

16.80 4.00 12.60


3.00
2.61 12.40
16.60 3.00
12.20 2.00
1.37
16.40 2.00 12.00
11.80 1.00
16.20 1.00
11.60
16.00 - 11.40 -
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018

Share (%) Pertumbuhan (%) Share (%) Pertumbuhan (%)

Industri Pengolahan
7.39
14.00 8.00 Kontribusi sektor industri pengolahan dan sektor konstruksi
7.00
13.80
5.47 5.67 menurun dari tahun 2015-2018, dengan pertumbuhan

Pertumbuhan (%)
5.08 6.00
13.60
5.00 yangmelambat pada akhir 2018. Sebaliknya untuk sektor
Share (%)

3.66
13.40 4.00
3.00
perdagangan perannya meningkat dan terus tumbuh sejak
13.20
2.00 dalam tiga tahun terakhir
13.00
1.00
12.80 -
2014 2015 2016 2017 2018
Share (%) Pertumbuhan (%) 22
Share dan Pertumbuhan Ekonomi dari Sisi
Pengeluaran Tahun 2014-2018
RATA-RATA SHARE PENGELUARAN RATA-RATA PERTUMBUHAN
TAHUN 2014-2018 TAHUN 2014-2018

KONSUMSI RUMAH TANGGA 60,66 % KONSUMSI RUMAH TANGGA 5,62 %

KONSUMSI LEMBAGA SWASTA KONSUMSI LEMBAGA SWASTA NIRLABA 8.79 %


1,95 %
NIRLABA

KONSUMSI PEMERINTAH 13,28 % KONSUMSI PEMERINTAH 4,79 %

PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO 40,04 % PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO 3,59 %

PERUBAHAN INVENTORI 0,88 % PERUBAHAN INVENTORI -126,09 %

EKSPOR BARANG DAN JASA 39,73 % EKSPOR BARANG DAN JASA 3,37 %

IMPOR BARANG DAN JASA 56,51% IMPOR BARANG DAN JAS 2,39 %

Perekonomian DKI Jakarta dari sisi pengeluaran didominasi oleh konsumsi rumah tangga, PMTB, dan
ekspor dan Impor. Rasio ekspor terhadap impor lebih rendah menunjukan adanya defisit perdagangan.
Pertumbuhan tertinggi pada komponen konsumsi Lembaga swasta dan konsumsi rumah tangga. 23
Tingkat Kemiskinan Dibawah Nasional
Pola Spasial Angka Kemiskinan Provinsi DKI Jakarta 2018 (Maret) Angka Kemiskinan Provinsi DKI Jakarta dan Nasional Tahun 2014 – 2018 (September)

12.00

10.00 10.96 11.13


10.70

Penduduk Miksin (%)


10.12
9.66
8.00

6.00

4.00
4.09 3.75 3.78
3.61 3.55
2.00

0.00
2014 2015 2016 2017 2018
DKI JAKARTA NASIONAL

Persentase Penduduk Miskin Kabupaten/Kota di Provinsi DKI Jakarta


Tahun 2018 (Maret)
14.00
12.00
11.98
10.00 9.82

8.00
6.00
5.35
4.00 3.57
2.83 3.39 3.59
2.00 3.14
Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah)
0.00
Kota Jakarta Kota Jakarta Kota Jakarta Kota Jakarta Kota Jakarta Kepulauan
Angka Kemiskinan Provinsi DKI Jakarta rendah jauh berada di bawah angka
Selatan Timur Barat Pusat Utara Seribu
kemiskinan nasional dan cenderung stabil. Pada tingkat kabupaten/kota,
angka kemiskinan di Kabupaten Kepulauan Seribu masih tinggi. Kabupaten/Kota DKI Jakarta Nasional
24
Tingkat Pengangguran Terbuka
Pola Spasial TPT Kab/Kota di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018 (Agustus) Perkembangan TPT Provinsi DKI Jakarta dan Nasional 2014 – 2018 (Agustus)
10.00
9.00
8.00 8.47
7.00
7.23 7.14
6.00
5.94 6.18 6.12 6.24
5.00 5.61 5.50 5.34
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
2014 2015 2016 2017 2018
TPT DKI Jakarta TPT Nasional

TPT Kab/Kota di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018 (Agustus)


7.5
7
6.5 6.24 7.01
6.64 6.67
6 6.31
5.5 5.34

5 5.33
Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah) 4.5 5
4
Tingkat pengangguran Provinsi DKI Jakarta tinggi dibandingkan rata-rata Kota Jakarta Adm. Kota Jakarta Kota Jakarta Kota Jakarta Kota Jakarta
nasional. Begitu juga untuk kabupaten/kota tinggi di atas rata-rata Barat Kepulauan Selatan Pusat Timur Utara
Seribu
nasional, kecuali Kota Jakarta Barat dan Kab. Kepulauan Seribu TPT Kabupaten/Kota TPT Nasional TPT Provinsi
25
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Pola Spasial IPM Kab/Kota di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017 (Agustus) Perkembangan IPM Provinsi DKI Jakarta dan Nasional 2014 – 2017

82 1.00
80 0.90
78 0.80

Petumbuhan IPM
76 0.70
74 0.60

IPM
72 0.50
70 0.40
70.18 70.81
68 68.9 69.55 0.30
66 0.20
64 0.10
62 0.00
2014 2015 2016 2017
IPM D K I Jakarta IPM Nasional
Pertumbuhan IPM Provinsi Pertumbuhan IPM Nasional

IPM Kab/Kota di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017


90.00
85.00
80.06
80.00
84.13 81.61 80.49 80.47
75.00 79.47
70.81
70.00
65.00 70.11
60.00
Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah) 55.00
Kota Jakarta Kota Jakarta Kota Jakarta Kota Jakarta Kota Jakarta Kep. Seribu
IPM di DKI Jakarta sudah baik dan jauh berada di atas rata-rata IPM Selatan Timur Pusat Barat Utara
nasional. Pada tingkat kabupaten/kota, IPM di Kabupaten Kepulauan
IPM Kab./Kota DKI Jakarta IPM Nasional
Seribu masih tertinggal
26
Isu Kesenjangan di DKI Jakarta

• Gini rasio Provinsi DKI Jakarta lebih tinggi dibandingkan angka Gini Rasio nasional,
meskipun menurun pada 2018.
• Berdasarkan PDRB per Kapita, masih terdapat kesenjangan yang cukup jauh antara
Kota Jakarta Pusat dan kabupaten/kota lainnya.

Perkembangan Gini Rasio DKI Jakarta 2014-2018 PDRB per kapita ADHB kab/kota di DKI Jakarta tahun 2017 (Rp. ribu/Jiwa)
0.450
700,000 641,080
0.440 0.436
0.431 0.431
600,000
0.430
0.421
0.420 0.413 500,000
0.411 0.409
0.410 0.414
0.408
400,000
0.400 0.406 0.397
0.402 0.394
0.390
0.390 0.397 300,000
0.394 0.393 0.391 0.389 232,778
0.380 0.384 200,000 145,877
0.370
100,000
0.360
0.350 0
Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar Sep Kota Jakarta Kab. Kepulauan Kota Jakarta Kota Jakarta Kota Jakarta Kota Jakarta
Pusat Seribu Utara Selatan Barat Timur
2014 2015 2016 2017 2018

DKI JAKARTA INDONESIA Kab/Kota Rata-rata Kab/Kota

27
Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah)
Ekspor DKI Jakarta Meningkat

 Nilai ekspor DKI Jakarta meningkat dari tahun 2010 hingga


tahun 2016.
 Kontribusi tekstil dan meubel menurun dari tahun 2010
hingga 2016, sedangkan kontribusi kendaraan transportasi
meningkat dalam periode tahun yang sama.

DKI Jakarta
100%
90% Transport
80% vehicles
70%
60%
50%
Stone and glass
40% Textiles and
30% furniture
Chemicals and
20% plastics
Vegetables,
10% foodstuffs and
0% wood
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
28
Sumber: Bappenas, diolah
Isu Tata Kelola Wilayah Metropolitan

Belum adanya metode


komunikasi dan koordinasi Kegagalan dalam menangani
yang efektif dalam tata kelola permasalahan lintas sektoral
organisasi pemerintahan

Kegagalan dalam pemenuhan


kebutuhan dasar masyarakat

29
Status RTRW dan Deliniasi Jabodetabekjur
Perlunya Identifikasi Zona Komuter

1. RTR KSN Jabodetabekjur (Wilayah Metropolitan


Jakarta) sedang tahap Peninjauan Kembali (PK) dan Identifikasi Zona Komuter
masih dalam harmonisasi di Kementerian Hukum
dan HAM bersamaan dengan penyusunan KLHS
2. Wilayah metropolitan transportasi belum tentu
sama dengan delineasi RTRW, mungkin ada bagian
yang bukan merupakan kawasan transportasi
Jabodetabek, contohnya Cianjur
3. Perlu ditetapkan kesatuan wilayah fungsional
transportasi Jabodetabek yang dapat dilakukan Kota Area Komuter Area komuter setelah
memasukkan enclaves
dengan metode Metropolitan Statistical Area dan membuang
(MSA) untuk identifikasi zona komuter. Sumber exclaves
data dapat berupa data konvensional ataupun big
data Kota > 15% dari populasi Zona kota besar
pekerja pulang pergike
4. Penetapan wilayah kerja metropolitan perlu kota Menambahkan
enclave
ditetapkan berdasarkan kawasan fungsional Menghapus
transportasi yang dapat berubah sesuai dinamika exclave

kota Sumber: Eurostat 30


Profil Kondisi Air Minum dan Sanitasi (Air Limbah Domestik)
Provinsi DKI Jakarta
1. Data Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
Akses Sanitasi Layak
Keterangan Nilai Satuan
DKI Jakarta 3. Penduduk Belum Terlayani
3 Unit
Jumlah SPAM
Terbangun
33.075 L/dtk
90,73% Akses Air Minum Layak
(Termasuk Akses Sanitasi Aman 19,07%) 3.792.998 jiwa
Idle Capacity 6.255 L/dtk Akses Sanitasi Tidak Layak 8,8%
Buang Air Besar Sembarangan (BABS) 0,42% Penduduk Belum Terlayani
Tambahan Layanan
Tahun 2020
8.017 L/dtk Akses Sanitasi Layak
Pembangunan Baru 1.762 L/dtk Akses Air Minum Layak 972.644 jiwa
DKI Jakarta Sumber : BPS, diolah Bappenas, 2018
Kondisi PDAM* Sehat

Sumber : Portal SIMSPAM (2018); *)BPPSPAM (2017) 63,85%


2. Highlight Kegiatan 2019-2020
4. Isu Strategis
No. Nama Kegiatan - Menurunnya kualitas dan kuantitas air baku
- Rendahnya komitmen pemerintah daerah untuk memprioritaskan sektor air minum
1. Jakarta Sewerage Development Project Zone 6
(Phase 1)
- Rendahnya kapasitas penyelenggara SPAM
- Belum optimalnya pemanfaatan anggaran untuk sektor air minum
2. Jakarta Sewerage Development Project Zone 1
- Belum efektifnya kelembagaan SPAM
3. Pengembangan Sistem Pengelolaan Lumpur Tinja (FSM) - Keterbatasan lahan untuk infrastruktur sanitasi
4. SPAM Regional Jatiluhur - Kesadaran dan pengetahuan warga yang rendah terhadap sanitasi layak dan aman 31
Capaian Akses Air Minum dan Sanitasi (Air Limbah Domestik) Layak
Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018
DKI Jakarta Nasional
100.00%
85.71% 86.36% 85.94% 84.66%

80.00%

62.16%
65.61%
60.87%
63.85% Air Minum
60.00%
62.97% 64.18%
60.39% 61.61% 61.12% 61.29%
58.92% 59.07%

40.00%
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

100.00%
89.28% 90.42% 90.37% 90.73%
87.83% 86.57% 87.05%
80.21%
80.00% 74.58%
67.20% 67.54%
60.91% 61.08% 62.14%
57.82%
60.00% 55.60%
Sanitasi
40.00%
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

• Dari tahun 2011 s.d. 2018, akses air minum dan sanitasi layak Provinsi DKI Jakarta selalu lebih besar daripada akses air minum layak nasional.
• Akses air minum layak Provinsi DKI Jakarta tahun 2018 sebesar 63,85% dan akses air minum layak nasional sebesar 61,29%.
• Akses sanitasi layak Provinsi DKI Jakarta tahun 2018 sebesar 90,73% dan akses sanitasi layak nasional sebesar 74,58%.
32
Sumber : BPS, diolah Bappenas, 2018
Perbandingan Capaian Rumah Layak Huni Nasional dan DKI
Tahun 2015-2018
Capaian Rumah Layak Huni Nasional Capaian Rumah Layak Huni Provinsi DKI Jakarta
Tahun 2015-2018 Tahun 2015-2018
100% 100.00%
90% 89.67% 90.42%
90.00%
89.97% 90.70% 91.55% 91.09%
80% 80.04% 80.00% 72.63%
70% 77.47% 78.43% 79.60% 71.66%
71.78% 73.07% 74.58% 70.00% 70.57% 75.33% 72.98%
70.35%
60% 67.95% 65.51%
61.29% 60.00% 62.16% 63.85%
58.92% 61.12% 59.07% 60.87%
50%
38.30% 50.00%
37.20% 36.58%
40% 34.24% 49.24%
40.00% 43.60% 42.40% 45.67%
30%
30.00% 23.80% 23.72% 25.67% 24.87%
20%
10%
20.00%

0% 10.00%
2015 2016 2017 2018 0.00%
2015 2016 2017 2018
Rumah Layak Huni Luas Bangunan Fisik Bangunan Air Minum Sanitasi RLH Luas Bangunan Fisik Bangunan Air Minum Sanitasi

Rumah tangga yang Aspek dengan tingkat


Aspek dengan Rumah tangga yang
menempati rumah layak 02 kelayakan paling rendah
01 02 tingkat kelayakan 01 menempati rumah
huni (nasional) tahun adalah fisik bangunan
paling rendah layak huni (Prov. DKI
2018 hanya sebesar (atap, lantai, dinding)
adalah air minum Jakarta) tahun 2018
38,30%
hanya sebesar 24,87%

Sumber: Susenas 2015 – 2018, diolah Bappenas 33


Laju Pertumbuhan Capaian Rumah Layak Huni 2015-2018 dan
Capaian Rumah Layak Huni Tahun 2018

Capaian Nasional 2018

Capaian rumah layak huni


01 Provinsi DKI Jakarta tahun 2018
dibawah capaian nasional
Laju Pertumbuhan 2015-2018

Laju pertumbuhan rumah


02 layak huni Provinsi DKI Jakarta
tahun 2015-2018 dibawah
Laju Pertumbuhan
Nasional 2015-2018 laju pertumbuhan nasional

Capaian 2018 34

Sumber: Susenas 2015 – 2018, diolah


PTPIN (Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara)

Penurunan muka tanah Sanitasi


Laju penurunan mencapai 7,5-10 cm/tahun. Baru tersedianya 1 IPAL, 96% air
Sehingga Wilayah Jakarta Utara berada di perkotaan tercemar berat, serta
bawah permukaan laut menurunnya daya dukung lingkungan

Banjir dan Rob Transportasi


Akibat dari turunnya 0-70% jalan-jalan nasional
permukaan tanah, sudah berada pada kondisi
Permasalahan Utama jenuh, dengan V/C rasio di
Jakarta dihadapkan dengan
permasalahan Rob serta banjir dari atas 0,85. Angkutan umum
sungai-sungai yang bermuara ke belum terintegrasi,
Jakarta prasarana perkeretaapian
serta industri belum
memadai

Air Baku
Proyeksi kebutuhan Air Baku Jakarta Lahan
pada tahun 2030 diprediksi sebesar Kebutuhan lahan untuk pengembangan
41,8 m3/det. Pasokan air utama ibukota sangat besar, baik untuk
mengandalkan dari Waduk Jatiluhur dan permukiman maupun perkantoran
Waduk Karian 35
Capaian dan Rencana kegiatan PTPIN 2020

Pembangunan Tanggul Kritis Pengendalian Penurunan Muka Tanah


Progres Pembangunan
25.00
Sedang dilaksanakan pemasangan
20.85 sistem monitoring well di 2 lokasi
Panjang Tangul (km)

1
20.00
2 1 Cengkareng
15.00

10.00 8.50 13.34


7.51 Rencana 2 Cakung
4.84
5.00 Terbangun
3.33
4.50
0.00
Kementerian DKI Jakarta Swasta
0.00 Total
PUPR
Penanggung Jawab

Usulan Penambahan Lokasi Monitoring Mengefektifkan Working Group


Status (WG) yang telah dibentuk
1 Belum dikerjakan Jumlah Jumlah
3 7 8
2 4 Kota Lokasi Sumur WG 1 Monitoring
5 6 Sebagian/sudah dikerjakan Monitoring Pemantauan
Jakarta Utara 8 24 WG 2 Mitigasi
Rencana 2019
Jakarta Pusat 5 15
7 Kalibaru & Muara Baru (0,255km)
Jakarta Barat 8 22 WG 3 Adaptasi
Rencana 2020 Jakarta Selatan 5 15
WG 4 Sosialiasi
1 Kamal Muara (0,45 Km) Jakarta Timur 8 24
7 Kalibaru & Muara Baru (0,1km) Total 34 100 WG 5 Sekertariat
36
Capaian dan Rencana kegiatan PTPIN 2020

Penyediaan Air Bersih Sanitasi


Pembangunan SPAM
Pembangunan Jakarta Sewerage System (JSS)
Rencana PDAM Progres Penyiapan
No SPAM
Offtacker Selesai Proses Belum
1 Jatiluhur I 1 Kab. Karawang • KSB • FS • DED 1 Zona 1
(KPBU 2 Kab. Bekasi • PKS • AMDAL • SIPSDA 1
solicited) 3 Kota Bekasi • RISPAM • Lahan 6 6 Zona 6
Kapasitas 4 DKI Jakarta • PJPK (PJT
5,000 lt/dt II)
2 Karian- 1 Kota • RISPAM • KSB
Serpong Tangerang • FS • PKS
Tahap I (KPBU 2 Kota • PJPK
Unsolicited) Tangerang • AMDAL
Kapasitas Selatan • Lahan
4,600 lt/dt 3 DKI Jakarta

Pembangunan IPA Pengurangan NRW 20% Perkembangan

Kapasitas Zona 1 Zona 6


No IPA (Ltr/det)  Pekerjaan Engineering Services Zone  Telah ditandatangani adendum
1 sedang berjalan (ditargetkan penambahan komponen lingkup
1 Hutan Kota 500
selesai pada kwartal 1 tahun 2019) pekerjaan loan Zona 1 untuk
2 Pesanggrahan 750  Konstruksi ditargetkan pada bulan pelaksanaan DED Stasiun Pompa
November 2019 Zona 6
3 Pejaten 200
 Sedang dilaksanakan penyusunan  Sedang dilaksanakan pengerjaan
4 Buaran III 3000 dokumen AMDAL DED untuk Pumping Station
5 Tirta Benteng 300 37
Zona 1 ditargetkan selesai pada tahun 2030
Konsep Tanggul Laut Terintegrasi PTPIN

Manfaat

Konsep Tanggul Laut serbaguna, trase


A tanggul berfungsi sebagai jalan tol.
A

B Akses Nelayan dan Sirkulasi Air


PLTGU melalui kanal.
C E
Penanaman Mangrove di depan
C
F tanggul laut dan di kanal nelayan

B D IPAL terpadu di hilir, daur ulang air


D
dan saluran transversal.

E Trase tanggul laut bervariasi sampai


kedalaman maks -20m untuk
perlindungan banjir, ketersediaan air
baku, dan pengolahan air kotor.

Penurunan muka air kolam retensi -


F 5m untuk pengaliran air sungai secara
gravitasi.
38
Dukungan Pemerintah untuk Transportasi Perkotaan

Dukungan Pemerintah diberikan pada perkotaan yang telah memenuhi:


1. Kawasan Metropolitan (Berbasis Wilayah Perkotaan, Populasi > 1 juta penduduk)
2. Memiliki kebijakan/strategi pengembangan mobilitas perkotaan
3. Prastudi Kelayakan yang mengkomodasi pemilihan moda
4. Insitusi penyelenggara angkutan umum massal
Pemrov DKI hanya mempunyai kewenangan membangun di wilayah DKI saja dan tidak dapat membangun
wilayah metropolitan

Perkembangan MRT Jakarta Fase 1: PROJECT FEATURE


Travel time ± 30 minutes
Track length ± 16 km
Headway 5 minutes (2019)*
Targeted 65 000 passengers/day
passengers
Commencement 2013
of the project
Source of Japan International
Funding Cooperation Agency (JICA)
Loan
Commencement March 2019
of commercial
operation 39
39
Percepatan Pembangunan Angkutan Umum Masal
Perkotaan

 Pembangunan Angkutan Umum

Berbasis Wilayah Perkotaan

 Percepatan Pembangunan Angkutan

Umum Masal Secara Menyeluruh

(Tidak Piecemeal)

 Penyebaran Pusat Kegiatan

(Polisentris) Melalui Pengembangan

TOD Terintegrasi Jaringan Angkutan

Umum Masal 40
Sumber Studi : JUTPI
Rujukan Otoritas Transportasi Jabodetabek
New York Transportation Authority Jabodetabek Transportation Authority
• Konsolidasi RTRW dan RDTR
• Jaringan Transportasi Umum
• Jaringan Transportasi Umum • Tingkat Layanan
• Tingkat Layanan BOARD • Pengaturan tarif
State, City & Represent • Pengaturan tarif • Pemantauan dan evaluasi
BOARD • DKI JAKARTA (CHAIR)*
County Gov • Pemantauan dan evaluasi Central Gov Represent • BPTJ • Standar
• Standar Local Gov • Dukungan teknis (mis. Fasilitas
• Dukungan teknis (mis. Fasilitas • PEMDA BODETABEK
pejalan kaki, manajemen lalu lintas)
pejalan kaki, manajemen lalu lintas) • Dukungan regulasi (mis. Izin,
• Dukungan regulasi (mis. Izin, persetujuan, penegakan hukum)
persetujuan, penegakan hukum)
Fund Sharing Fund Sharing • Perencanaan layanan
• Pengadaan dan regulasi
• Mengelola pendapatan tarif
Jabodetabek Transport • Pemasaran
Authority • Perencanaan PT Infrastruktur
MTA New York • Perencanaan layanan (holding BUMN-BUMD) • Mendanai PT Infrastruktur
(Public Benefit Corporation) • Pengadaan dan regulasi • Mengelola konstruksi PT
• Mengelola pendapatan tarif Operating Infrastruktur
• Pemasaran Contract • Penggunaan lahan dan
• Perencanaan PT Infrastruktur integrase PT
Revenue
Revenue •
Bridge & Tunnel

Mendanai PT Infrastruktur
Rail Operator
Bus Operator

• Mengelola konstruksi PT
FEEDER

Rail Operator
Bus Operator
Infrastruktur
MRT

LRT

FEEDER
• Penggunaan lahan dan

MRT
• Pengoperasian sistem

LRT
integrase PT transportasi
• Pengoperasian sistem
transportasi
*Arahan RATAS tentang
Pengelolaan Transportasi
Jabodebek
Sumber: diadaptasi dari web.mta.info Sumber: Exercise Bappenas dan Bank Dunia (2019)
41
41
Rangkuman Provinsi DKI Jakarta

Sasaran Indikator Makro Pembangunan Hasil Pencapaian/Permasalahan:


Provinsi DKI Jakarta Tahun 2020 1. Laju pertumbuhan banyak dipengaruhi oleh Perdagangan, Industri Pengolahan dan
Jasa Keuangan
2. Kemiskinan DKI Jakarta dipengaruhi oleh kurangnya kesempatan kerja bagi
Pertumbuhan Ekonomi penduduk DKI Jakarta
3. Tingkat pengangguran tinggi, diakibatkan banyaknya pendatang sehingga
6,01% mengurangi penyerapan tenaga kerja penduduk lokal
4. Perlu adanya peningkatan infrastruktur pada daerah kepulauan seribu untuk
meningkatkan perekonomian di wilayah tersebut
5. IPM DKI Jakarta termasuk dalam angka IPM tertinggi di Indonesia, namun IPM di
Tingkat Kemiskinan Kepulauan seribu masih di bawah rata-rata nasional
2,85% 6. Provinsi DKI Jakarta memiliki permasalahan spesifik terkait dengan masalah-
masalah perkotaan. Salah satunya adalah karakteristik kemiskinan di DKI Jakarta
yang pasti akan berbeda dengan daerah lainnya. Untuk itu, Pemerintah Daerah
dapat fokus pada penciptaan lapangan kerja, menjaga kestabilan tingkat harga dan
Tingkat Pengangguran memberikan pelayanan dasar yang terjangkau.
Terbuka (TPT)
5,84% Rekomendasi:
1. Perlu adanya koordinasi lintas sektor sehingga tercipta kerjasama terpadu
dalam mengatasi persoalan di ibukota
Indeks Pembangunan 2. Diperlulkan strategi khusus dalam mengatasi masalah miskin perkotaan juga
Manusia (IPM) perlu dipadukan dengan strategi mengatasi laju urbanisasi ke Jakarta.
3. Penciptaan lapangan kerja atau pengembangan UMKM untuk menyerap
82,07
tenaga kerja lokal
42
Hasil Rekapitulasi Rakortekrenbang
Provinsi DKI Jakarta
Usulan yang Diajukan OPD Provinsi
sebanyak 98 usulan

21,4 % Usulan Telah Diverifikasi


Bappeda Provinsi

20,4 % Usulan Telah Diverifikasi


Ditjen Bina Bangda Kemendagri

14 Usulan Dibahas dalam


Rakortekrenbang 2019 dan 14,3 %
diantaranya disetujui oleh K/L

Ket : Khusus DKI Jakarta Usulan hanya melalui Provinsi


Highlight Rekapitulasi Rakortekrenbang
Provinsi DKI Jakarta

Kementerian Pekerjaan Umum


dan Perumahan Rakyat

• Pembangunan Rumah Susun Pasar Minggu,


Jakarta Selatan
• Pendidikan dan pelatihan bagi perusahaan
penyelenggara pemagangan
Arahan DAK Fisik 2020 Provinsi Jakarta

Mempercepat pemenuhan Standar Pelayanan Penciptaan Lapangan Kerja melalui dukungan DAK
Minimal (SPM) untuk pelayanan dasar publik Fisik Pariwisata
melalui dukungan DAK Kesehatan
• Pembangunan Kawasan Wisata Bahari
Kesehatan • Pembangunan Kawasan Wisata Tematik
• Penguatan intervensi stunting (Alam/Budaya/Buatan)
• Penguatan pengendalian penyakit • Pembangunan Track Wisata Alam
• Pembangunan Fasilitas Pendukung Kawasan Pondok/Rumah
Wisata
• Pembangunan Kawasan Pondok Penginapan Wisata
Alokasi DAK Fisik 2 bidang terbesar 2019 (Juta)
No. Bidang DAK Fisik APBN 2019 Proporsi 2019
1 Kesehatan dan KB Rp 3,925 42%

2 Pariwisata Rp 5,373 58%


Total DAK Fisik Rp 9,298 100%
5 Kerangka
Pendanaan

46
Kerangka Pendanaan

RKP 2020 merupakan RKP transisi menuju RPJMN 2020 – 2024,


untuk itu dilakukan :
 Reviu efektivitas dan efisiensi program
 Reviu/Identifikasi kontribusi Masyarakat-Dunia Usaha-BUMN-
Pemerintah dalam pendanaan program

Pemangku
Mekanisme Keterangan
Kepentingan
Masyarakat Melalui CSR, filantropis, waqaf, ZIS  Mendukung prioritas pembangunan.
Dunia Usaha Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan  Infrastruktur ekonomi dan sosial yang memiliki kelayakan
Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA) ekonomi.

BUMN Penugasan kepada BUMN  Mendorong pertumbuhan ekonomi


 Meningkatkan pelayanan pada masyarakat.
Pemerintah APBN : Memperkuat pengendalian melalui penyiapan Proyek Dirarahkan utamanya pada:
Prioritas (“satuan 3”)  Fungsi absolut pemerintah (antara lain politik, hankam).
 Pelayanan dasar (antara lain pendidikan, kesehatan,
APBD : Mengembangkan output based transfer melalui DAK perumahan) dengan Standar Pelayanan Minimal.
Penugasan dan Hibah Daerah untuk mengamankan prioritas
pembangunan di daerah 47
Solusi Melalui KPBU
Tinggi

•KF tinggi + KI rendah = SILPA •KF Tinggi + KI Tinggi =


tinggi. Penyediaan infrastruktur
•KPBU memindahkan risiko terlaksana dengan baik.
Kapasitas Fiskal (KF)
17 konstruksi dan operasi kepada •KPBU meningkatkan kualitas dan
PERKARA
Badan Usaha sehingga on kuantitas proyek infrastruktur
schedule-on budget.
Rendah Tinggi

•KF Rendah + KI Rendah = •KF Rendah + KI Tinggi = Proyek


Proyek tidak berjalan. Infrastruktur terlaksana namun
•KPBU membantu dengan kuantitas terbatas
merealisasikan proyek yang •KPBU membantu meningkatkan
dibutuhkan. jumlah proyek infrastruktur.

Permendagri 96/2016 Rendah


• Masa konsesi KPBUdapat melebihi masa
jabatan gubernur Kemampuan Implementasi (KI)
• Alokasi AP (availability payment) dalam
perda APBD 48
Pengembalian Investasi KPBU

User Fee Badan Usaha Investasi Operasi Pelayanan Pendapatan

Contoh: Ada
Jalan Tol Balikpapan-Samarinda (99 km): nilai proyek RP 10,4 triliun, masa konsesi 40 tahun, rencana tarif Demand Risk
Rp1000/km

Availability Payment Badan Usaha Investasi Operasi Pelayanan Pembayaran AP


Tidak ada
Contoh:
Demand Risk
Palapa Ring: nilai proyek RP 7,4 triliun, masa konsesi 15 tahun, pembayaran AP= RP 588 milyar/tahun

Kompensasi
Bundling dengan
Badan Usaha Investasi Operasi Pelayanan dari kegiatan
kegiatan komersial
komersial
Contoh: Ada Demand
Pemindahan Lapas Salemba ke Ciangir : nilai proyek RP 1,2 triliun, masa konsesi 15 tahun, Lapas Ciangir
dibundling dengan area komersial di Salemba. Risk
49
Indonesia Memiliki 19 Jenis Sektor Infrastruktur KPBU
... highlight sektor infrastruktur yang menjadi potensi KPBU …

Ketenagalistrikan Konservasi Energi Telekomunikasi &


Transportasi Jalan Migas dan EBT
Informatika
Kebandarudaraan
Jalan Pembangkit
Kepelabuhanan Listrik
Penerangan Fiber Optic
Perkeretaapian Jalan Tol Jalan Umum
Transmisi e-Gov
Darat dan Jembatan Tol
penyeberangan

Air Minum Pengelolaan Limbah Pengelolaan Limbah Lembaga


Pariwisata Fasilitas Pendidikan
Setempat Terpusat Pemasyarakatan

Perumahan
Rakyat
Pasar
Tradisional
Pengelolaan Sarana Olah Raga,
SDA & Irigasi Fasilitas Perkotaan Kawasan Kesehatan
Sampah Kesenian dan Budaya 50
Target dan Kebutuhan Pembiayaan Infrastruktur Publik
Jakarta 2030
Nilai Potensi KPBU Skema KPBU
No Nama Proyek (triliun Sektor
Ya Tidak Tarif AP
rupiah)
1 Pengembangan jaringan rel MRT menjadi 223 km 214 Transportasi √ √
2 Pengembangan jaringan rel LRT menjadi 116 km 60 Transportasi √ √
3 Pengembangan panjang rute Transjakarta menjadi 2.149 km 10 Transportasi √ √
4 Pembangunan jaringan rel elevated loopline sepanjang 27 27 Transportasi
√ √
km
5 Penyediaan pemukiman hingga 600.000 unit (fasilitas 90 Perumahan
√ √
pembiayaan 30%) rakyat
6 Peningkatan cakupan air bersih hingga 100% penduduk DKI 27 Air minum √ √
7 Peningkatan cakupan jaringan air limbah hingga 81% 69 Pengelolaan
√ √
penduduk DKI limbah
8 Revitalisasi angkot (first & last mile transport) hingga 20.000 4 Transportasi

unit
9 Pengendalian banjir dan penambahan pasokan air 70 Sumber daya
√ √
alam
Sumber : Pemrov DKI, 2019 571

51
Potensi Proyek dalam Skema PINA
Terdapat potensi recycle investasi di setiap tahapan

KONDISI
PROYEK

GREENFIELD BROWNFIELD OPERATIONAL


INVESTOR BARU INVESTOR BARU
(Investor dalam dan luar negeri) (Investor dalam dan luar negeri)

Recycle EKUITAS SURAT HUTANG Sekuritisasi/Divestasi


Limited Concession Scheme
INVESTOR INVESTOR INVESTOR
SKEMA
PROYEK PINA PROYEK PINA PROYEK BARU PROYEK PINA PROYEK BARU
PEMBIAYAAN EKUITAS EKUITAS EKUITAS
INVESTASI
PINJAMAN PINJAMAN PINJAMAN

BANK DAN BANK DAN BANK DAN


INSTITUSI INSTITUSI INSTITUSI
FINANSIAL FINANSIAL FINANSIAL

Sumber: PINA Center for Private Investment Analysis - BAPPENAS


52
PINA Memfasilitasi Investor dalam Pembiayaan Ekuitas

Pembiayaan Ekuitas Langsung Instrumen Investasi Ekuitas


Penyertaan langsung ekuitas Investor membeli instrumen investasi ekuitas
ke perusahaan infrastruktur yang dikeluarkan oleh perusahaan
infrastruktur

Waskita Toll Road memperdalam pasar modal


PT Taspen dan SMI memberikan kontribusi senilai 3 T
Reksadana Penyertaan Terbatas (RDPT)
Diperkenalkan pada 13 Agustus 2017 senilai Rp. 1
triliun untuk pembiayaan BIJB Kertajati

Surat Berharga Perpetual (SBP)


Diperkenalkan pada 17 April 2018 senilai Rp. 1 triliun
untuk pembiayaan PP Energy

53
6 Penutup

54
Penutup

• Pentingnya sinergi antara semua tingkat pemerintahan.


• Pelaksanaan rangkaian Musrenbang di Provinsi Maluku perlu difokuskan pada pelaksanaan
pertemuan multi sektor dan kewilayahan untuk mendukung upaya sinergi perencanaan
antara pusat dan daerah.
• Pentingnya memastikan mitigasi dan adaptasi pengurangan risiko bencana dan perubahan iklim
dengan melakukan kajian lingkungan hidup strategis (KLHS).
• Dalam pembahasan dengan masing-masing Kabupaten/Kota perlu diperhatikan:
• Penajaman program dan proyek dan Pendetailan perencanaan yang lebih fokus dan
terintegrasi dengan program/kegiatan prioritas nasional (lokus kegiatan/proyek berikut
kesiapan yang diperlukan).
• Penguatan integrasi pendanaan, baik antara Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran Daerah
(APBN) dengan APBD termasuk DAK, BUMN/BUMD, dan sumber-sumber pendanaan lainnya.
• Pentingnya memastikan program dan proyek yang mendukung pencapaian SDGs.
55
TERIMA KASIH
LAMPIRAN

57
Tetapi TPT kaum muda dan lulusan SMK yang tinggi, serta
keberadaan setengah penganggur masih perlu menjadi perhatian

TPT Berdasarkan Kelompok Umur dan Nasional, 2018 TPT Berdasarkan Pendidikan
30%
26.67% 14%
25% 11.24% 11.24%
12% SMK
9.55%
20% 10%
16.73% 7.95%
8% Dipl SMA
15%
6%
10% TPT Nasional SMP
6.99%
3.47% 5,34% 4%Univ 4.80%
2.49%
5% 2% SD
1.81% 1.58% 1.40% 1.25% 3.04%
0.61% 2.43%
0% 0%
15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60+ 2014 2015 2016 2017 2018
SD SMP SMA SMK Diploma Universitas Nasional

Setengah Penganggur
50 8.45% 8.48% 9%
• Tingkat pengangguran terbuka (TPT) usia muda berada di atas TPT
Juta orang

40 7.58% 7.55% 8% nasional. TPT 15-19 tahun mencapai 26,67% dan 20-24 tahun
6.62% 16,73%.
30 7%
20 6% • TPT lulusan SMK sebesar 11,24%. Besarnya TPT tersebut disusul
9.68 9.74 8.98 9.14 8.21 oleh lulusan SMA 7,95%.
10 5%
0 4%
• Proporsi setengah penganggur 2018: 6,62% (8,21 juta orang),
2014 2015 2016 2017 2018 berhasil turun dari 8,45% di 2014. 39,02% setengah penganggur
Setengah Penganggur / Pengangguran Terpaksa % Terhadap Total Pekerja berusia 15-29 tahun (3,2 juta orang).
58
Sumber: Publikasi Sakernas periode Agustus
Pertumbuhan Ekonomi Terus Menguat dengan Penguatan Mitigasi

Kawasan timur menghadapi keterbatasan


infrastruktur dan sekaligus kerentanan bencana
• Dalam World Risk Report (2016), Indonesia termasuk negara dengan tingkat
risiko bencana yang tinggi.
• Penyebabnya adalah tingginya tingkat keterpaparan (exposure) dan
kerentanan (vulnerability) terhadap bencana.
• Kejadian bencana 5 tahun terakhir didominasi oleh bencana
hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan puting beliung..
• Dalam perencanaan, pemerintah daerah harus memastikan langkah-langkah
mitigasi dan adaptasi terhadap risiko bencana dan perubahan iklim, kajian
lingkungan hidup strategis (KLHS) dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(SDGs).
59
Memperkuat Permintaan Domestik dan Kinerja
Perdagangan Internasional
C: 5,09 – 5,15 G: 4,07 – 4,21
Konsumsi pemerintah diarahkan pada belanja operasional
Konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh meningkat
dan penguatan belanja produktif
• Penciptaan kesempatan kerja yang lebih berkualitas
• Tingkat keyakinan ↑ pasca pemilu
• Efektivitas Bansos X: 5,26 – 6,61
• Stabilitas harga
• Perkembangan E-commerce
Penguatan ekspor melalui diversifikasi produk ekspor,
termasuk jasa pariwisata
I: 7,00 – 7,32 • Pertumbuhan ekonomi global dan harga komoditas membaik tapi
terbatas.
Penguatan investasi dilakukan melalui peningkatan • Didorong oleh peningkatan investasi dan perbaikan sektor industri
investasi pemerintah (pusat dan daerah) serta swasta pengolahan
• Peningkatan sektor pariwisata
melalui perbaikan iklim investasi yang berkelanjutan
• Pendalaman pasar keuangan
• Tingkat keyakinan ↑ pasca pemilu M: 6,05 – 6,95
• Perbaikan iklim investasi yang berkelanjutan (penerapan OSS, insentif
fiskal)
• Pembangunan infrastruktur terus belanjut dan mulai berdampak Impor meningkat sejalan dengan peningkatan aktivitas
ekonomi domestik 60
Transformasi Struktural untuk Peningkatan
Kesejahteraan
REVITALISASI INDUSTRI MANUFAKTUR MODERNISASI PERTANIAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR HILIRISASI PERTAMBANGAN

INDUSTRI MANUFAKTUR PERTANIAN LISTRIK KONSTRUKSI PERTAMBANGAN

4,3 3,7 3,3 6,1


5,00 – 5,40 3,77 – 3,79 5,68 – 5,72
0,11,03 – 1,17
4,25 – 4,45
2015-2018 2015-2018 2015-2018 2015-2018 2015-2018
2020 2020 2020 2020 2020
Perbaikan enabling environment Meningkatkan produktivitas Melanjutkan pembangunan infrastruktur terutama Peningkatan nilai tambah pertambangan
untuk persiapan menghadapi era serta pendapatan petani dan konektivitas dan energi untuk mendukung ekspansi yang mendukung pengembangan
Industry 4.0 nelayan ekonomi dan pertumbuhan inklusif indutsri hilir

TRANSFORMASI SEKTOR JASA

TRANSPORTASI INFOKOM JASA KEUANGAN PERDAGANGAN

7,4 8,8 6,8 4,0


7,04 – 7,12 7,26 – 7,54 5,72 – 6,60 5,46 – 5,58
2015-2018 2015-2018 2015-2018 2015-2018
2020 2020 2020 2020
Mendorong sektor jasa dengan nilai tambah yang tinggi didorong oleh inovasi dan teknologi 61
Sasaran Pertumbuhan Ekonomi Provinsi 2020

ACEH KEP. RIAU KALTARA SULTENG SULUT MALUKU UTARA


LPE: 4,64 LPE: 4,65 LPE: 6,05 LPE: 6,32 LPE: 6,01 LPE: 7,94

RIAU KALBAR
LPE: 2,43 LPE: 5,20
JAMBI
SULBAR GORONTALO PAPUA BARAT PAPUA
LPE: 4,77
LPE: 6,27 LPE: 6,54 LPE: 6,40 LPE: 7,47

SUMSEL
LPE: 6,03

KEP. BABEL
LPE: 4,60
SUMUT
LPE: 5,21 KALTIM

DKI JAKARTA LPE: 2,87


KALTENG
SUMBAR LPE: 6,01 KALSEL
LPE: 5,65 MALUKU
LPE: 5,16 LPE: 5,14
SULSEL SULTRA LPE: 5,96

BENGKULU LPE: 7,10 LPE: 6,44

LPE: 5,04 LAMPUNG JABAR


LPE: 5,29 LPE: 5,65

BANTEN JATENG DIY JATIM BALI NTB NTT • Skenario pertumbuhan PDB nasional
LPE: 5,85 LPE: 5,40 LPE: 6,22 LPE: 5,60 LPE: 6,38 LPE: 1,55 LPE: 5,16 5,4 persen (titik tengah)

Sumber: Perhitungan Bappenas setelah rapat temu konsultasi Tw-I 2019


*angka proyeksi sangat sementara
62
Sasaran Pertumbuhan Ekonomi Wilayah 2020

SUMATERA KALIMANTAN MALUKU


SULAWESI
LPE: 4,62 LPE: 4,08 LPE: 6,88
LPE: 6,68 PAPUA
LPE: 7,18

JAWA-BALI • Skenario pertumbuhan PDB nasional


NUSTRA 5,4 persen (titik tengah)
LPE: 5,74
LPE: 3,12

Sumber: Perhitungan Bappenas setelah rapat temu konsultasi Tw-I 2019


*angka proyeksi sangat sementara
63
Rata-Rata Share Rata-rata 5 Share
Provinsi DKI Jakarta Sektor Tertinggi
2014-2018 Tahun 2014-2018
Share Ekonomi
Provinsi
Terhadap Pulau
dan Nasional
Terhadap
Pulau Jawa-Bali
27,36 % Perdagangan
Besar dan
Informasi dan
Komunikasi
Eceran
7,43
16,80 0
% %
Industri
pengolahan Jasa Keuangan
Konstruksi

13,60
Terhadap Nasional % 10,35

17,05 % %

12,76
%
64

Anda mungkin juga menyukai