Anda di halaman 1dari 14

3/28/2016

SKRINING POPULASI
INDRA DWINATA, MPH

Tujuan Pembelajaran

 Mampu memahami pengertian skrining


 Mampu memahami manfaat skrining
 Mampu memahami prinsip skrining
 Mampu Melakukan validasi uji skrining
 Mampu menghitung kesesuaian realibiltas skrining

1
3/28/2016

Pengertian Skrining

 Adalah metode pemeriksaan orang-orang


asimptomatik untuk mengklasifikasikan
mereka ke dalam kategori yang diperkirakan
mengidap atau diperkirakan tidak mengidap
penyakit

Fenomena Gunung Es

2
3/28/2016

Preclinical
Healthy Clinical Phase Death/Disability
Phase

Primary Secondary Tertiary


Prevention Prevention Prevention

Health Promotion, Early diagnosis & Disability limitation,


Spesific Protection Prompt Treatment Rehabilitation

SCREENING TEST

Manfaat skrining

 Mendeteksi penyakit sedini mungkin


 Melihat besaran masalah
 Dapat menurunkan angka morbiditas, mortalitas,
dan kecacatan
 Mengurangi biaya kesehatan
 Melindungi populasi umum dari paparan penyakit
 Meningkatkan kualitas hidup
 Mencegah atau mengurangi penyebaran penyakit

3
3/28/2016

Prinsip skrining
 Penyakit yang serius bila tidak didiagnosis secara dini
 Prevalensinya tinggi pada tahap pra klinik
 Riwayat alamiahnya sudah dimengerti
 Terdapat periode panjang diantara tanda-tanda pertama
dan timbulnya penyakit
 Kriteria populasi yang dilakukan skrining menyesuaikan dengan
risk factor penyakitnya
 Tersedia obat bagi mereka yang di tes dan positif sakit
 Ada nilai standar yang disepakati bersama tentang mereka
yang dinyatakan sakit
 Biaya tes harus minimal seimbang dengan risiko biaya tanpa
melakukan tes

Kriteria alat skrining

 Dapat dilakukan pada sejumlah besar orang dan


masyarakat dengan cara yang cukup mudah, murah
dan tepat
 Mempunyai validitas, reliabilitas dan hasil yang tinggi
 Tes tersebut dapat diterima oleh masyarakat umum
dan sasaran

4
3/28/2016

Jenis-jenis Skrining
Mass screening (Skrining Masal):
dilakukan pada seluruh populasi

Multiple screening (Skrining Ganda): dilakukan


dengan melibatkan penggunaan berbagai
alat uji skrining pada saat yang bersamaan
(General check up)

Single Disease skrining : skrining yang fokus


pada satu jenis penyakit saja, contoh pap
smear untuk Ca serviks, Mamografi untuk
Ca Mammae

Model 1 contoh: SKRINNINiNG DM:


1.Uji Diagnostik: reduksi urine
metode Benedict (cara kualitatif)
Tahap 1 . Test reduksi 2.Baku Emas: cara kedua dengan
urine (benedict) metode spektrofotometer (cara
kuantitatif). pengambilan sampel
darah sewaktu.
Positif

Tahap 2 .
Spektrofotometer BAGAN INI DILAKUKAN APABILA ALAT
TERSEBUT TELAH DI UJI COBA TERLEBIH
Negatif DAHULU DAN TELAH MENUNJUKKAN
SENSITIVITAS DAN SPESIVISITAS TINGGI
 LEBIH MURAH DAN DAPAT
DIJANGKAU

Tidak SAKIT / + FR SAKIT/ - FR

terapi

5
3/28/2016

Model 2: MENCARI SENITIVITAS & SPESIVITAS


UJI DIAGNOSTIK

POSITIF
KARTU
POSITIF
SNELLEN
GEJALA NEGATIF
KLINIS
POSITIF
NEGATIF KARTU
SNELLEN

NEGATIF
SENSITIVITAS
SPESIVISITAS
PPV
NPV

Validasi Uji Skrining


 Kemampuan dari suatu tes tersebut untuk membedakan
siapa yang sakit dan siapa yang tidak sakit. Komponen
utama dari validitas adalah sensitivitas dan spesifisitas
 Sensitivitas : Kemampuan suatu tes untuk
mengidentifikasi secara benar dan tepat orang-orang
yang mengidap penyakit/benar-benar sakit
 Spesifisitas : Kemampuan suatu tes untuk
mengidentifikasi secara benar orang-orang yang tidak
mengidap penyakit diantara mereka yang memang
tidak sakit

6
3/28/2016

Nilai Predictive

 Positif Predictive value (PPV) Besarnya


kemungkinan individu benar-benar menderita
dari semua uji skrining positif
 Negatif Predictive value (NPV) besarnya
kemungkinan individu benar-benar tidak sakit
dari semua uji skrining negatif

Goldstandard

sakit Tidak sakit Total


a b
Uji Diagnostik Positif True Positive False Positive a+b
c d
Negatif False Negative True Negative c+d

Total a+c b+d a+b+c+d

Sensitivitas : × 100 % PPV : x 100 %

Spesifisitas : × 100 % NPV : x 100 %

7
3/28/2016

Contoh : Uji Skrining DM

P : 350
Spektrofot
P: 2250
ometer
Populasi Test urine N : 1900
10.000
P : 150
N : 7750 Spektrofot
ometer

N : 7600

Goldstandard

DM Tidak DM

Uji Diagnostik Positif 350 1900 2250

(test urine) Negatif 150 7600 7750

500 9500 10.000

Sensitivitas : × 100% = 70% PPV : × 100% = 15.5%

Spesifisitas : × 100% = 80% NPV : × 100% = 98%

Prevalensi : × 100% = 5%
.

8
3/28/2016

Soal
 Sebuah skrining Pap smear dilakukan untuk
mengidentifikasi Ca Cerviks terhadap 1.000 wanita,
hasil skrining menunjukkan prevalensi yang di
diagnosa CA Serviks sebesar 20%. 60 orang dengan
hasil true positif dan 720 orang dengan true negative.
Hitunglah ?
 Sensitivitas ?
 Spesifisitas ?
 (PPV) ?
 (NPV) ?

Ca Serviks

sakit Tdk sakit

Pap Smear Positif 60 80 140

Negatif 140 720 860

200 800 1.000

Sensitivitas : × 100% = 30% PPV : × 100% = 42.8%

Spesifisitas : × 100% = 90% NPV : × 100% = 83.7%

9
3/28/2016

 Sebuahskrining Diabetes Mellitus (DM) dilakukanpada1000


orang. Hasilskrining yang diperolehterdapatprevalensiDM
sebesar2% danujisensitivitas 95% danspesifisitas 90%.
 Berapabanyak orang-orang yang di
skriningmendapathasilujipositif
 Dari hasilskriningberapabanyak yang hasilnyabenar-
benarpositif (true positif) danberapabanyak yang benar-
benarnegatif (true negatif)?
 Berapanilai PPV danNPV ?

Realibilitas Uji Skrining

 Realibilitas adalah Kemampuan dari suatu tes


untuk memberikan hasil yang konsisten bila
pemeriksaan dilakukan lebih dari satu kali pada
individu yang sama dan pada kondisi yang
sama
 Realibilitas dipengaruhi oleh :
 Variasi Antar Waktu
 Variasi antar pengamat
 Standarisasi alat ukur

10
3/28/2016

Variasi antar waktu

Tekanan Darah Wanita 27 tahun Laki-laki 33 tahun

Pagi 86/47 mmHg 152/108 mmHg

Siang 126/79 mmHg 123/78 mmHg

Malam 108/64 mmHg 153/107 mmHg

Variasi antar Pengamat


 Jika suatu test dilakukanoleh 2 orang ataulebih
 Perludilakukananalisisuntukmelihatkesesuaianpengamatanantar 2
pengamatdengan statistic Kappa

% (% )
Kappa =
% ( )

 Interpretasinilai Kappa
< 40 % : Persetujuankurang
 40-75 % : Persetujuanintermediet
> 75% : Persetujuanbagus

11
3/28/2016

Contoh :
Pengamat I

Positif Negatif Total

Pengamat Positif 82 6 88

II Negatif 8 54 62

Total 90 60 150

( )
%Observasi = x100% = x100% = 90.7%

Tabel observasi
Langkah-langkah Pengamat I
 Menentukan nilai EXCPECTED/Harapansetiapsel
(+) (-) Total
( )
expected = Pengamat (+) 82 6 88

contoh : II (-) 8 54 62

SelA = = 52.8 Total 90 60 150

Sel B = = 35.2 Tabel expected


Pengamat I
SelC = = 37.2 (+) (-) Total

SelD = = 24.8 Pengamat


(+) 52.8 35.2 88
II 37.2 24.8
(-) 62
%expected = x100% = 51.7%
Total 90 60 150

12
3/28/2016

% (% )
Kappa =
% ( )

. .
 = 81 %
.
 Interpretasi : persetujuan/kesesuaianbagus

Upaya untuk mengurangi Variasi

 Standarisasi alat ukur


 Latihan intensif petugas pemeriksa
 Penentuan kriteria yang jelas
 Memberi penjelan dengan jelas kepada orang
yang diperiksa
 Pemeriksaan dilakukan dengan cepat

13
3/28/2016

Ada
Pertanyaan ?

14

Anda mungkin juga menyukai