Anda di halaman 1dari 7

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK AMANDA

NOMOR TAHUN 2019


TENTANG
PANDUAN POLA KETENAGAAN RUMAH SAKIT
DIREKTUR RSIA AMANDA

Menimbang : a. BahwaSumberDayaManusia yang memiliki kualifikas isesuai


dengan standar, kemampuan membina hubungan interpersonal dan
responsive terhadap perubahan akan menjadi competitive advantage
bagi rumah sakit.
b. Bahwa karenanya dibutuhkan perencanaan yang kolaboratif dari
seluruh unsure rumah sakit untuk menyusun kebutuhan ketenagaan
secara makro agar rumah sakit dapat memberikan pelayanan
kesehatan sesuai dengan harapan pelanggan.
c. Bahwa perencanaan kebutuhan tenaga disusun berdasarkan pola
perhitungan tertentu agar hasil perencanaan dapat mendekati
kebutuhan optimal untuk pelayanan.
d. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka RS menyusun
perencanaan kebutuhan tenaga melalui pembuatan Pola Ketenagaan.

Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentangRumahSakit.


2. Undang-Undang RI Nomor7 tahun1963 tentangFarmasi.
3. PeraturanPemerintah RI Nomor 51 tahun 2009
tentangPekerjaankefarmasian.
4. KeputusanMenteriKesehatan RI Nomor 1197 tahun 2004
tentangStandarPelayananFarmasi di RumahSakit.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
PERTAMA : Paduan Pola Ketenagaan RumahSakit sebagaimana terlampir

KEDUA : Panduan ini berlaku selama 3 tahun sejak tanggal dan dilakukan
evaluasi setiap tahunnya

KETIGA : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan dan


perbaikan, maka akan dilakukan perubahan dan perbaikan
sebagimanamestinya.

Ditetapkan : Tulungagung,
Tanggal:
DIREKTUR

dr. HM RIJANTO WM, SH

TembusanYth :
1. Seluruh unit kerja
2. Arsip
PANDUAN POLA KETENAGAAN

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK AMANDA


2019
PANDUAN POLA KETENAGAAN
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK AMANDA

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Salah satu kunci keberhasilan pelayanan rumah sakit adalah kemampuan merencanakan
ketersediaan tenaga (SumberDayaManusia) sebagai unsur utama dalam pemberian
pelayanan. Sumber Daya Manusia yang memiliki kualifikasi sesuai dengan standar,
kemampuan membina hubungan interpersonal dan responsive terhadap perubahan
akan menjadi competitive advantage bagi rumah sakit. Oleh karenanya dibutuhkan
perencanaan yang kolaboratif dari seluruh unsur rumah sakit untuk menyusun kebutuhan
ketenagaan secara makro agar rumah sakit dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai
dengan harapan pelanggan. Perencanaan kebutuhan tenaga disusun berdasarkan pola
perhitungan tertentu agar hasil perencanaan dapat mendekati kebutuhan optimal untuk
pelayanan. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka RS menyusun perencanaan kebutuhan
tenaga melalui pembuatan Pola Ketenagaan.
B. TUJUAN
a. Memberikan panduan penghitungan kebutuhan tenaga (SDM) di masing-masing unit
kerja
b. Memberikan panduan bagi pejabat structural dan fungsional untuk menyusun kebutuhan
tenaga
C. SASARAN
a. Seluruh unit kerjawajibmenyusunpolaketenagaan
b. Perencanaankebutuhanketenagaandihitungberdasarkanpolaketenagaan
c. Realisasi ketenagaan sesuai dengan rencana kebutuhan yang telah diatur dalam
Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) RS.
D. POLA KETENAGAAN BIDANG MEDIS
Gillis ( 1989 ) mengemukakkan rumus kebutuhan tenaga keperawatan disatu unit
perawatan adalah sebagai berikut :

AXBXC F
= =H
(C–D) E G

Keterangan :
A = Rata –rata jumlah jam perawatan per pasien per hari
B = Rata-rata jumlah pasien per hari
C = Jumlah hari per tahun
D = Hari libur masing-masing perawat
E = Jumlah jam kerja masing-masing perawat
F = Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan pertahun
G = Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
H = Jumlah perawat yang dibutuhkan oleh unit tersebut.

Prinsip perhitungan Rumus Gillies


Perawatan Langsung
Menurut Minetti Huchinson ( 1994) kebutuhan perawatan langsung pasien adalah 4 jam
perhari sedangkan untuk :
 Self care dibutuhkan ½ x 4 jam = 2 jam
 Parstial care dibutuhkan ¾ x 4 jam = 3 jam
 Total care dibutuhkan 1 – 1,5 x 4 jam = 4 – 6 jam
 Intensive care dibutuhkan 2 x 4 jam = 8 jam

Perawatan Tidak Langsung


Perawatan tidak langsung meliputi kegiatan-kegiatan membuat rencana perawatan, memasang
atau menyiapkan alat,konsultasi dengan anggota tim, menulis dan membaca cacatan kesehatan.
Menurut Wolf dan Young dalam Gillis ( 1989 ) adalah 60 menit perhari.
Pendidikan Kesehatan Klien
Pendidikan kesehatan untuk klien 15 menit perhari.
 Rata-rata klien perhari adalah jumlah klien yang dirawat di suatu unit berdasarkan rata-
ratanya atau menurut BOR “ bed of occupancy rate dengan rumus :

Jumlah hari perawatan rumah sakit dalam waktu tertentu X 100 %


Tempat tidur X 365 hari
 Jumlah hari per tahun yaitu 365 hari.
 Hari libur perawat pertahun yaitu 128 hari ( hari minggu = 52 hari , hari sabtu = 52 hari
(tergantung kebijakan RS setempat ), Hari libur nasional 12 hari, Cuti Tahunan 12 hari ).
 Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam perminggu.
 Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan di suatu unit harus ditambah 20 % ( untuk
antisipasi kekutrangan dan cadangan).
Contoh perhitungannya :
Dari Hasil observasi dan sensus harian selama 6 bulan di sebuah rumah sakit A yang
berkapasitas tenpat tidur 20 tenpat tidur , didapatkanjuml;ah rata-rata pasien yang dirawat (BOR)
15 orang per hari. Kriteria pasien yang dirawat adalah 5 dapat melakukan perawatan mandiri , 5
orang perlu diberikan perawatan sebagian dan 5 orang harus di berikan perawatan total. Tingkat
pendidikan perawatan adalah DIII perawatan dan SI Keperawatan. Hari kerja efektif adalah 6
hari/ minggu ,berdasarkan situasi tersebut maka dapat dihitung jumlah kebutuhan tenaga perawat
di ruang tersebut adalah sebagi berikut :
a. Menentukan terlebih dahulu jam perawatan yang dibutuhkan klien perhari Yaitu:
Keperawatan Langsung :
 Keperawatan Mandiri 5 orang klien = 5 X 2 = 10 jam
 Keperawatan sebagian 5 orang klien = 5 X 3 = 15 jam
 Keperawatan Total 5 orang klien = 5 X 6 = 30 jam
Jumlah 55 jam
 Keperawatan tidak langsung = 15 orang klien X 1 jam = 15 jam
 Penyuluhan kesehatan = 15 orang klien X 0,25 jam = 3,75 jam
Total jam jam secara keseluruhan adalah : 73, 75 jam
a. Menentukan jumlah total jam perawatan yang dibutuhkan per klien perhari adalah 73,75
jam : 15 klien = 4,49 jam.
b. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruang tersebut adalah langsung
dengan menggunkan rumus gillies, sehingga didapatkan hasil sebgai berikut :
4,9 jam/klien/hari X 15 orang/ hari X 365 hari = 26827,5 jam pertahun = 16,17 orang ( 16orang)
365 – 128 hari / tahun X 7 jam 1659 jam/tahun
= 16 + 20 % = 16 + 3 = 19 orang.
c. Menentukan jumlah kebutuhan tenga keperawatan yang dibutuhkan perhari yaitu :

Rata-rata klien /hari X rata-rata jam perawatan /hari = 15 org X 4,9 = 10,5 org 11 Org )
Jumlah jam kerja / hari 7 jam
d. Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan pershif, yaitu dengan
ketentuan menurut Warstler ( dalam swanburg,1990 hal.71 ).Proporsi dinas pagi 47 %,
sore 36 % , malam 17 %, maka pada kondisi diatas jumlah tenaga keperawatan preshif
adalah :
 Shiff pagi 5, 17 orang ( 5 orang )
 Shiff sore 3,96 orang ( 4 orang )
 Shiff malam 1,87 orang ( 2 orang ).

Anda mungkin juga menyukai