KEDUA : Panduan ini berlaku selama 3 tahun sejak tanggal dan dilakukan
evaluasi setiap tahunnya
Ditetapkan : Tulungagung,
Tanggal:
DIREKTUR
TembusanYth :
1. Seluruh unit kerja
2. Arsip
PANDUAN POLA KETENAGAAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu kunci keberhasilan pelayanan rumah sakit adalah kemampuan merencanakan
ketersediaan tenaga (SumberDayaManusia) sebagai unsur utama dalam pemberian
pelayanan. Sumber Daya Manusia yang memiliki kualifikasi sesuai dengan standar,
kemampuan membina hubungan interpersonal dan responsive terhadap perubahan
akan menjadi competitive advantage bagi rumah sakit. Oleh karenanya dibutuhkan
perencanaan yang kolaboratif dari seluruh unsur rumah sakit untuk menyusun kebutuhan
ketenagaan secara makro agar rumah sakit dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai
dengan harapan pelanggan. Perencanaan kebutuhan tenaga disusun berdasarkan pola
perhitungan tertentu agar hasil perencanaan dapat mendekati kebutuhan optimal untuk
pelayanan. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka RS menyusun perencanaan kebutuhan
tenaga melalui pembuatan Pola Ketenagaan.
B. TUJUAN
a. Memberikan panduan penghitungan kebutuhan tenaga (SDM) di masing-masing unit
kerja
b. Memberikan panduan bagi pejabat structural dan fungsional untuk menyusun kebutuhan
tenaga
C. SASARAN
a. Seluruh unit kerjawajibmenyusunpolaketenagaan
b. Perencanaankebutuhanketenagaandihitungberdasarkanpolaketenagaan
c. Realisasi ketenagaan sesuai dengan rencana kebutuhan yang telah diatur dalam
Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) RS.
D. POLA KETENAGAAN BIDANG MEDIS
Gillis ( 1989 ) mengemukakkan rumus kebutuhan tenaga keperawatan disatu unit
perawatan adalah sebagai berikut :
AXBXC F
= =H
(C–D) E G
Keterangan :
A = Rata –rata jumlah jam perawatan per pasien per hari
B = Rata-rata jumlah pasien per hari
C = Jumlah hari per tahun
D = Hari libur masing-masing perawat
E = Jumlah jam kerja masing-masing perawat
F = Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan pertahun
G = Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
H = Jumlah perawat yang dibutuhkan oleh unit tersebut.
Rata-rata klien /hari X rata-rata jam perawatan /hari = 15 org X 4,9 = 10,5 org 11 Org )
Jumlah jam kerja / hari 7 jam
d. Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan pershif, yaitu dengan
ketentuan menurut Warstler ( dalam swanburg,1990 hal.71 ).Proporsi dinas pagi 47 %,
sore 36 % , malam 17 %, maka pada kondisi diatas jumlah tenaga keperawatan preshif
adalah :
Shiff pagi 5, 17 orang ( 5 orang )
Shiff sore 3,96 orang ( 4 orang )
Shiff malam 1,87 orang ( 2 orang ).