Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN KREDENSIAL PERAWAT

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK AMANDA


2019
BAB I
DEFINISI

1. Proses Keredensial (Credentialing): proses evaluasi suatu rumah sakit


terhadap seorang untuk menentukan apakah yang bersangkutan layak diberi
kewenangan klinis (kewenagan klinis(clinical privilege))menjalankan tindakan
medis / keperawatan tertentu dalam lingkungan rumah sakit tersebut untuk suatu
periode tertentu.
2. Proses Re-Kredensial (Re-Credentialing) : proses re-evaluasi oleh rumah sakit
terhadap perawat yang telah bekerja dan memiliki kewenangan klinis
(kewenangan klinis(clinical privilege)) di rumah sakit tersebut untuk
menentukan apakah yang bersangkutan masih layak diberi kewenangan klinis
tersebut untuk suatu periode tertentu
3. Kewenangan klinis (clinical privilege) : kewenangan klinis untukmelakukan
tindakan medis / Keperawatantertentu dalam lingkungan rumah sakit tertentu
berdasarkan penugasan yang diberikan direktur Rumah Sakit
4. Surat Penugasan (clinical Appointment) : surat yang diterbitkan oleh Kepala
Rumah Sakit kepada seorang Paramedis untuk melakukan tindakan medis /
Keperawatan di rumah sakit tersebut berdasarkan daftar kewenangan klinis yang
ditetapkan baginya
5. Tenaga Paramedis :Perawat dan tenaga professional kesehatan lain yang
melakukan fungsi tugas keperawatan dan pelimpahan kewenangan dari petugas
medis.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

2.1. Latar Belakang.


Undang undang tentang rumah sakit yang baru ditetapkan menurut rumah sakit
untuk melindungi keselamatan pasien, salah satunya adalah menetapkan dan melakukan
penugasan klinik bagi semua tenaga paramedis dalam melakukan asuhan keperawatan
di rumah sakit.
Rumah sakit menyelenggarakan bentuk regulasi penugasan klinik melalui panitia
kredensial perawat yang didelegasikan melalui komite keperawatan rumah sakit.Komite
Keperawatan membuat rincian kewenangan klinik yang nantinya akan diisi oleh setiap
petugas paramedis (Perawat).
Daftar rincian ini merupakan bentuk tindakan aplikatif keperawatan yang
dilakukan RSIA Amanda. Kompetensi ini meliputi berbagai macam asuhan keperawatan
yang meliputi ; asuhan keperawatan Gawat darurat, asuhan keperawatan ibu
anak,asuhan keperawatan medical bedah,asuhan keperawatan intensif dan asuhan
keperawatan pasien operatif. Beberapa kewenangan medis juga dapat dilakukan sesuai
pendelegasian oleh dokter terkait.
Demi menjaga keselamatan pasien dari tindakan medis / keperawatan yang
dilakukan oleh Perawat yang kurang kompeten rumah sakit perlu mengambil langkah
langkah pengamanan dengan cara pemberian kewenangan klinis melalui mekanisme
kredensial yang dilaksanakan oleh komite keperawatan.. Dengan terkendalinya tindakan
medis / keperawatan disetiap rumah sakit maka pasien lebih terlindungi dari tindakan
yang dilakukan oleh perawat yang tidak kompeten.Dari hasil rincian ini maka petugas
perawat di RSIA Amanda dibagi dalam 3 kategori yaitu Perawat Senior, Perawat
Medior dan juga Perawat Yunior.
Pedoman ini dimaksudkan agar menjadi panduan bagi rumah sakit untuk
melakukan kredensial para tenaga paramedis dengan baik, benar dan dapat
dipertanggungjawabkan.

2
2.2. TUJUAN
2.2.1. Tujuan Umum :
Pedoman ini diterbitkan dengan tujuan utama untuk melindungi keselamatan
pasien melalui mekanisme kredensial Perawat di rumah sakit
2.2.2. Tujuan Khusus :
a. Memberikan panduan mekanisme kredensial dan re-kredensial bagi teaga
Perawat di rumah sakit
b. Memberikan panduan bagi komite Keperawatan untuk menyusun jenis –
jenis kewenangan klinis (clinical privilege) bagi setiap Perawat yang
melakukan tindakan medis / Keperawatan di rumah sakit.
c. Memberikan panduan bagi kepala rumah sakit untuk menerbitkan
kewenangan klinis (clinical privilege) bagi setiap Perawat untuk
melakukan tindakan medis / Keperawatan di rumah sakit.
d. Meningkatan profesionalisme dan akuntabilitas tenaga Keperawatan di
rumah sakit.
e. Meningkatkan reputasi dan kredibilitas perawat dan institusi rumah sakit
dihadapan pasien, penyandang dana, dan stake holder rumah sakit
lainnya.

2.3. KONSEP DASAR KREDENSIAL PERAWAT DI RUMAH SAKIT.


Salah satu upaya rumah sakit dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya
untuk menjaga keselamatan pasiennya adalah dengan menjaga standar profesi dan
kompetensi para perawatyang melakukan tindakan medis dan / Keperawatan terhadap
pasien di rumah sakit.Upaya ini dilakukan kompeten. Persyaratan dengan cara mengatur
agar setiap tindakan keperawatan yang dilakukan terhadap pasien hanya dilakukan oleh
tenaga paramedis yang benar – benar kompeten. Persyaratan kompetensi ini meliputi
dua komponen (1) komponen kompetensi keprofesian yang terdiri dari pengetahuan,
ketrampilan dan perilaku professional ; dan (2) komponen kesehatan yang meliputi
kesehatan fisik dan mental.
Walaupun seorang perawat telah mendapatkan pendidikan selama kuliah, namun
rumah sakit wajib melakukan verifikasi kembali kompetensi seseorang untuk

3
melakukan tindakan perawat dalam lingkup spesialisasi tersebut, hal ini dikenal dengan
istilah credentialing. Proses credentialing ini dilakukan dengan dua alas an
utama.Alasan pertama, banyak faktor yang mempengaruhi kompetensi setelah seseorang
mendapatkan pendidikan.Perkembangan ilmu dibidang keperawatan untuk suatu
tindakan medi dan / Keperawatan tertentu sangat pesat, sehingga kompetensi yang
diperoleh dapat berubah sewaktu waktu, bahkan dapat dianggap sebagai tindakan yang
tidak aman bagi pasien.. Alasan kedua, kesehatan seseorang dapatsaja menurun akibat
penyakit tertentu atau bertambahnya usia sehingga mengurangi keamanan tindakan
medis yang dilakukan. Kompetensi fisik dan mental dinilai melalui uji kelayakan
kesehatan baik fisik maupun mental.Tindakan verifikasi kompetensi profesi medis
tersebut oleh rumah sakit disebut sebagai mekanisme Re-credentialing, dan hal ini
dilakukan demi keselamatan pasien. Tindakan verifikasi kompetensi ini juga dilakukan
pada profesi lain untuk keamanan kliennya. Misalnya kompetensi profesi penerbang
(pilot) yang senantiasa diperiksa secara teratur dalam periode tertentu oleh perusahaan
penerbangan.
Setelah seorang Perawat dinyatakan kompeten melalui suatu proses kredensial,
rumah sakit menerbitkan suatu ijin bagi yang bersangkutan untuk melakukan
serangkaian tindakan – tindakan medis tertentu di rumah sakit tersebut, hal ini dikenal
sebagai kewenangan klinis (clinical privilege). Tanpa adanya kewenangan klinis
(clinical privilege) tersebut seorang perawat tidak diperkenankan untuk melakukan
tindakan medis dan / Keperawatan dirumah sakit tersebut.Kewenangan klinik ini akan
dievaluasi oleh komite keperawatan dan panitia kredensial setiap 3 tahun sekali.Hal ini
diharapkan tenaga keperawatan mampu memperoleh kewenangan klinis keperawatan
yang lebih tinggi / baik.
Setelah perawat mengisi form pengajuan ini, komite keperawatan dan juga
panitia kredensial mengolah untuk kemudian muncul surat penugasan klinik bagi setiap
tenaga keperawatan di RSIA Amanda.dengan mempertimbangkan masa kerja perawat
dan juga kompetensi melalui panitia kredensial maka tenaga keperawatan di RSIA
Amanda dikategorikan menjadi 3 tingkat yaitu : Perawat Senior,Perawat Medior,dan
juga Perawat Yunior.kategori ini nantinya akan ditetapkan oleh SK direktur RSIA
Amanda.

4
NO KATEGORI RINCIAN

1 Perawat Senior 1.Pegawai tetap dengan masa kerja diatas 5 tahun


2.Berijasah minimal D3 Keperawatan
3.Lulus uji kompetensi
4.PJ Shif dalam tugas dinas

2 Perawat Medior 1.Pegawai tetap dengan masa kerja 3 – 5 tahun


2.Berijasah minimal D3 keperawatan
3.lulus uji kompetensi

3 Perawat Yunior 1.Pegawai tetap dengan masa kerja 0 – 3 tahun, calon


pegawai dan pegawai kontrak
2.Berijasah minimal D3 keperawatan
3.Lulus uji kompetensi

2.4. PERANAN KOMITE KEPERAWATAN DAN SUB KOMITE


KREDENSIAL PERAWAT RUMAH SAKIT.
Komite keperawatan memiliki peran sentral dalam mekanisme kredensial para
perawat karena tugas utamanya menjaga profesionalisme tenaga perawat dan
melindungi pasien rumah sakit untuk hal hal yang berkaitan dengan tindakan medis dan
/ keperawatan.Ketua komite keperawatan bekerjasama dengan sub komite kredensial
membentuk panitia khusus yang berguna menyeleksi dan melakukan proses kredensial
dan re kredensial terhadap perawat di rumah sakit.evaluasi setiap 3 tahun dilakukan oleh
panitia kredensial untuk mengetahui perkembangan secara skill maupun attitude
seorang perawat.Setiap keputusan yang diambil akan dilakukan persetujuan langsung
oleh direktur rumah sakit.
Lingkup kerja komite keperawatan dan sub komite kredensial ini langsung
dibawah pengawasan direktur.Setiap kegiatan yang dilakukan harus mendapatkan
persetujuan secara tertulis oleh direktur.Harapan yang ingin dicapai dari panitia ini
adalah membantu direktur dalam hal ini rumah sakit mendapatkan tenaga perawat yang
professional dan berkualitas prima.Rumah sakit melalui komite keperawatan
menerapkan berbagai kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap petugas
kesehatan,dalam hal ini adalah Perawat. Penetapan dari komite dan disetujui oleh
direktur menjadikan tenaga keperawatan dirumah sakit baptis secara tertulis mempunyai
kewenangan klinis keperawatan.

5
BAB III
TATA LAKSANA

Proses utama kredensial ditujukan untuk mengendalikan kewenangan melakukan


tindakan keperawatan yang terinci (delination clinical privilege) bagi setiap tenaga
perawat yang bertumpu pada tiga tahap. Pertama, perawat melakukan permohonan
untuk memperoleh kewenangan klinis dengan metode self assessment. Kedua, komite
keperawatan dan sub komite kredensial mengkaji dan memberikan rekomendasi rincian
kewenangan klinik keperawatan yang diajukan oleh pemohon. Ketiga, kepala rumah
sakit menerbitkan surat penugasan (clinical appointment) berdasarkan rekomendasi dari
ketua komite keperawatan yang berlaku untuk periode tertentu. Secara perodik,
perawatakan melalui proses rekredensial saat masa berlaku surat penugasannya
berakhir, dimana tiga proses inti tersebut akan berulang.

3.1. Tahap Pertama : Permohonan Untuk Memperoleh Kewenangan Klinis.


Setiap tenaga paramedis mengajukan permohonan kepada kepala rumah sakit
untuk melakukan tindakan keperawatan. Perawat tersebut mengisi beberapa formulir
yang disediakan rumah sakit, antara lain daftar kewenangaan klinik keperawatan yang
ingin dilakukannya sesuai dengan bidang keahliannya. Tenaga paramedis tersebut
memilih tindakan keperawatan yang tertera dalam formulir daftar tindakan keperawatan
tersebut dengan cara mencontreng dan menyerahkan copy semua dokumen yang
dipersyaratkan kepada rumah sakit. Syarat – syarat tersebut meliputi ijasah
pendidikan,surat tanda registrasi perawat dan juga surat ijin perawat. Setelah formulir
lengkap rumah sakit menyerahkan kepada komite keperawatan untuk ditindak lanjuti.

3.2. Tahap Kedua : Kajian Komite Keperawatan


Komite keperawatan bersama sub komite kredensial dan semua kepala instalasi
membicarakan setiap permohonan kewenangan klinik yang diminta oleh
perawat.Melalui intern keperawatan ini diputuskan kewenangan klinik keperawatan
yang diberikan kepada setiap perawat.Setelah penentuan kewenangan klinik
perawat,ditetapkan juga pengkategorian sebagai perawat senior,medior dan yunior.salah
satunya ditentukan juga oleh masa kerja perawat dirumah sakit baptis batu.

6
3.3. Tahap Ketiga : Penerbitan Surat Penugasan.
Kepala rumah sakit menerbitkan surat penugasan kepada tenaga paramedis
pemohon berdasarkan rekomendasi tesebut. Kepala rumah sakit dapat saja meminta
komite keperawatan untuk mengkaji ulang rekomendasi tersebut bersama pihak
manajemen rumah sakit bila dianggap perlu. Surat penugasan tersebut memuat daftar
sejumlah kewenangan klinis untuk melakukan tindakan keperawatan bagi tenaga
paramedis yang memohon.
Daftar kewenangan klinis seorang tenaga paramedis dapat dimodifikasi setiap
saat.Seorang tenaga paramedis dapat saja mengajukan tambahan kewenangan klinis
yang tidak dimiliki sebelumnya dengan mengajukan permohonan kepada kepala rumah
sakit. Selanjutnya komite keperawatanakan melakukan proses kredensial khusus untuk
tindakan tersebut, dan akan memberikan rekomendasinya kepada kepala rumah sakit.
Namun sebaliknya, kewenangan klinis tertentu dapat saja dicabut, baik untuk sementara
atau seterusnya karena alasan tertentu seperti akan diuraikan pada bab berakhirnya
kewenangan klinis.
Kewenangan klinis akan berakhir bila surat penugasan (clinical appointment)
habis masa berlakunya atau dicabut oleh kepala rumah sakit. Surat penugasan untuk
setiap tenaga paramedis memiliki masa berlaku untuk periode tertentu, misalnya dua
tahun.Pada akhir masa berlakunya surat penugasan tersebut rumah sakit harus
melakukan rekredensial ini lebih sederhana dibandingkan dengan proses kredensial
awal sebagaimana diuraikan diatas karena rumah sakit telah memiliki informasi setiap
perawat yang melakukan tindakan keperawatan dirumah sakit tersebut. Penerbitan ulang
surat penugasan (reappointment).
Surat penugasan dapat berakhir setiap saat bila tenaga paramedis tersebut
dinyatakan tidak kompeten untuk melakukan tindakan keperawatan tertentu.Walaupun
seorang tenaga paramedis pada awalnya telah memperoleh kewenangan klinis untuk
melakukan tindakan keperawatan tertentu, namun kewenangan itu dapat dicabut oleh
rumah sakit berdasarkan pertimbangan komite keperawatan.Pertimbangan pencabutan
kewenangan klinis tertentu tersebut didasarkan pada kinerja profesi dilapangan,
misalnya tenaga paramedis yang bersangkutan terganggu kesehatannya, baik fisik
maupun mental.Selain itu, pencabutan kewenangan klinis juga dapat dilakukan bila

7
terjadi kecelakaan medis yang diduga karena inkompetensi atau karena tindakan disiplin
dari komite keperawatan.
Namun demikian, kewenangan klinis yang dicabut tersebut dapat diberikan
kembali bila tenaga paramedis tersebut dianggap telah pulih kompetensinya.Dalam hal
kewenangan klinis tertentu seorang tenaga paramedis diakhiri, komite keperawatan akan
meminta subkomite peningkatan mutu profesi untuk melakukan berbagai upaya
pembinaan agar merekomendasikan kepada kepala rumah sakit pemberian kembali
kewenangan klinis tertentu setelah melalui proses pembinaan.
Pada dasarnya kredensial tetap ditujukan untuk menjaga keselamatan pasien,
sambil tetap membina kompetensi seluruh tenaga paramedis di rumah sakit. Dengan
demikian jelaslah bahwa komite keperawatan dan staf keperawatan memegang peranan
penting dalam proses kredensial dan pemberian kewenangan klinis untuk setiap tenaga
keperawatan.

8
BAB IV
DOKUMENTASI

Semua proses kredensial dan rekredensial harus tercatat dan di simpan dalam
file masing-masing tenaga paramedis.

Anda mungkin juga menyukai