Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN TAHUNAN

PROGRAM GIZI TAHUN 2017


PUSKESMAS KELURAHAN KALISARI

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, atas di terbitkannya
Buku Laporan Tahunan Gizi. Buku laporan tahunan ini merupakan hasil gambaran
kegiatan Gizi selama 1 tahun (tahun 2017).
Laporan program gizi Tahun 2017 berisi tentang berbagai hal mengenai latar
belakang, permasalahan, tujuan dan kegiatan program, dalam upaya menanggulangi
permasalahan Gizi yang ada secara efektif dan efisien.
Kami menyadari laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2017 ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu kami perlu dukungan, saran yang bersifat membangun agar
dimasa yang akan datang akan mendapat hasil yang lebih baik lagi, oleh karena itu
pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Akhir kata semoga
laporan tahunan Program Gizi tahun 2017 ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Ka.Satpel Unit Kesehatan Masyarakat Jakarta, Januari 2018


dr. Regina Sylvia Siregar Rike Minati Sekti
NIP.196307181999032002 NIP.10204919921006201708154

BAB I
PENDAHULUAN

Masalah Gizi pada hakekatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun


penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan
kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifator, oleh karena itu
pendekatan penanggulangan harus melibatkan berbagai sektor yang terkait.
Masalah gizi di Indonesia dan di negara berkembang pada umumnya masih
didominasi oleh masalah Kurang Energi Protein (KEP), masalah Anemia Gizi Besi,
masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), masalah Kurang Vitamin A ( KVA )
dan masalah Obesitas.
Masalah gizi, meskipun sering berkaitan dengan masalah kekurangan pangan,
pemecahannya tidak selalu berupa peningkatan produksi dan pengadaan pangan. Pada
kasus tertentu seperti dalam keadaan krisis (bencana kekeringan, kekacauan sosial,
krisis ekonomi) masalah gizi muncul sebagai akibat masalah ketahanan pangan di
tingkat rumah tangga, yaitu kemampuan rumah tangga memperoleh makanan untuk semua
anggotanya. Menyadari hal itu peningkatan status masyarakat memerlukan kebijakan
yang menjamin setiap anggota masyarakt untuk memperoleh makanan yang cukup jumlah
dan mutunya. Dalam konteks itu masalah gizi tidak lagi semata-mata masalah
kesehatan tetapi juga masalah kemiskinan, pemerataan, dan juga masalah kesempatan
kerja.
Untuk mengatasi masalah gizi tersebut, Kementerian Kesehatan menyusun Renstra
dengan mengacu pada�Visi, Misi, dan Nawacita Presiden sesuai peraturan yang
ditetapkan padaPeraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan�Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 dan salah satunya
adalah 1000 Hari Pertama Kehidupan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor
42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi. Seribu hari
pertama kehidupan seorang anak merupakan masa kritis yang menentukan masa depannya,
dan pada periode itu anak Indonesia menghadapi gangguan pertumbuhan yang
serius.Yang menjadi masalah, lewat dari 1000 hari, dampak buruk kekurangan gizi
sangat sulit diobati.Untuk mengatasi stunting, masyarakat perlu dididik untuk
memahami pentingnya gizi bagi ibu hamil dan anak balita. Secara aktif turut serta
dalam komitmen global (SUN-Scalling Up Nutrition) dalam menurunkan stunting, maka
Indonesia fokus kepada 1000 hari pertama kehidupan (terhitung sejak konsepsi hingga
anak berusia 2 tahun) dalam menyelesaikan masalah stunting secara terintergrasi
karena masalah gizi tidak hanya dapat diselesaikan oleh sektor kesehatan saja
(intervensi spesifik) tetapi juga oleh sektor di luar kesehatan (intervensi
sensitif).
Peningkatan kesehatan ibu sebelum hamil terutama pada masa remaja, menjadi
faktor penting dalam keberhasilan 1000 Hari Pertama Kehidupan.Keanekaragaman
makanan menjadi potensi untuk peningkatan gizi ibu hamil, dan harus dapat
dikembangkan pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil yang tinggi kalori, protein
dan mikronutrien.
Peningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat termasuk
lingkungannya menjadi prioritas dalam seluruh program kerja Puskesmas. Beberapa
upaya perbaikan gizi masyarakat oleh Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo dilakukan baik
secara internal maupun secara eksternal melalui kegiatan-kegiatan program yang
langsung berhubungan dengan masyarakat.

BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS KELURAHAN KALISARI
2. Gambaran Umum Kelurahan Kalisari
Secara Administrasi Kelurahan Kalisari berada di Kecamatan Pasarrebo dibawah
Kota Administrasi Jakarta Timur, Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
1. Luas Wilayah
Kalisari memiliki luas Wilayah 289, 45 Ha yang terbagi dalam 10 RW dan 102 RT.

2. Batas Wilayah
Kelurahan Kalisari adalah salah satu dari lima kelurahan di wilayah kecamatan
Pasar Rebo kota administrasi Jakarta Timur dengan batasan-batasan wilayah
berdasarkan SK Gubernur DKI Jakarta no. 1227 tahun 1989 perihal : Pembagian
wilayah.
Adapun batas wilayah Kelurahan Kalisari sebagai berikut:
Utara : Kelurahan Cijantung dan Kelurahan Baru
Selatan : Kelurahan Pekayon dan Kelurahan Palsi Gungung Selatan (Depok,
Jawa Barat)
Barat : Kali Ciliwung
Timur : Kelurahan Pekayon

Gambar 1. Peta Wilayah


#

A. Kependudukan

Jumlah Penduduk Kelurahan Kalisari pada tahun 2017 adalah 208.377 jiwa, dengan
rincian jumlah penduduk Kecamatan Pasar Rebo adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Jumlah Penduduk


# EMBED Excel.Sheet.12 ###

Wilayah Kelurahan Kalisari terdiri dari 10 RW dan 103 RT


Tabel 3. Jumlah RT RW
NOKELURAHANRTRW1Gedong117122Cijantung109113Baru79104Kalisari103105Pekayon11610Jumla
h52453
1. Jumlah Ibu Hamil
NOKELURAHANJUMLAH IBU HAMIL1GEDONG9552CIJANTUNG9593BARU5064KALISARI9355PEKAYON766
Sumber data : : Laporan KI PKC.Pasar Rebo 2016

2. Jumlah Bayi Dan Anak Balita ( Balita Proyeksi )

KELURAHANBAYI
0 tahunBADUTA
0-1 TAHUNBATITA 0-2 TAHUNBALITA 0-4 TAHUN BALITA 1-4
TAHUNGEDONG7491519230839793229CIJANTUNG8811787271546803799BARU481975148225542073KAL
ISARI8991823277147753877PEKAYON9081842280048253917 Sumber data : :Penduduk
Sasaran Program Kesehatan Per Kab / Kota Tahun 2016, Pusdatin Kemenkes RI
2016

3. Jumlah Bayi Dan Anak Balita ( Balita Real )

KELURAHANBAYI
0-5 BLNBAYI
6-11 BLNBADUTA 12-23 BLNBALITA 24-59 BLNJUMLAH
0-59
BLNGEDONG20330660214572568CIJANTUNG22932258718883026BARU22423044510811980KALISARI10
555277310732503PEKAYON25143680216133102
Sumber data : :Data dasar hasil pendataan Puskesmas kecamatan Pasar Rebo
Tahun 2016

Jika dilihat dari data diatas, jumlah balita proyeksi dibandingkan dengan
jumlah balita real se-kecamatan Pasar Rebo terjadi selisih yang sangat signifikan
sehingga akan berpengaruh terhadap semua cakupan program gizi kecamatan Pasar Rebo.

4. Tenaga Pengelola Gizi


Tenaga Pengolola Gizi di Puskesmas Kelurahan Kalisari dari bulan Januari-Agustus
2017 dikelola oleh bidan, dan pada bulan Sepetember sudah dikelola oleh gizi.

Nama Petugas Gizi Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo

No.PUSKESMAS KEC / KELNAMA PETUGAS1PKC.PASAR REBONova Arsezi, Amd Gz


Sri Sundari, Amd Gz
Difta Anggiya Ayu W , STr.Gz2PKL. GEDONGBd.Esterlina (Januari-Agustus)
Isti Wulandari (September-Desember)3PKL. CIJANTUNGBd. Ummu Hani (Januari-
Agustus)4PKL. BARUBd. Eva Rizki (Januari-Agustus)
Poppy (September-Desember)5PKL. KALISARIBd. Nurhayati (Januari-Agustus)
Rike Minati Sekti (September-Desember)6PKL.PEKAYONBd.Sri Mulyana (Januari-Agustus)
Difta Anggiya Ayu W , STr.Gz (September-Desember)
BAB III
KEGIATAN PROGRAM GIZI
A. Kegiatan Program Gizi di Puskesmas Kec. Pasar Rebo
1. Kegiatan di Dalam Gedung
a. Pelayanan Klinik Gizi meliputi :
* Konseling gizi pada pasien rujukan dari poli umum dan KIA.
* Konseling gizi pasien rujukan dari MTBS dengan balita masalah gizi
* Konseling gizi pada pasien rujukan dari Poli KIA, ibu hamil
dengan anemia, KEK ( kurang energi kronik )
* Konseling gizi pada pasien dari Poli TB-Paru
b. R/R Gizi
c. Monev Program Gizi
d. Sosialisasi PMBA ( Pemberian Makan pada Bayi dan Anak )
e. Rakor dan Bimtek Petugas Gizi Puskesmas Kelurahan Kalisari
f. Mentoring KP-Ibu

2. Pelayanan di Luar Gedung


a. Pembinaan gizi balita, ibu hamil, ibu menyusui di posyandu
b. Pemantauan tumbuh kembang balita di posyandu (Pemantauan dan evaluasi SKDN)
c. Pembinaan kader posyandu
d. Pemberian Makanan Tambahan ( PMT ) untuk balita KEP
e. Pemberian Makanan Pendamping ASI ( MP-ASI ) pada baduta Gakin
f. Pemberian Makanan Tambahan ( PMT ) untuk ibu hamil KEK
g. Pemberian Vitamin A pada balita, ibu nifas
h. Pendataan Balita BGM
i. Pendampingan / Kunjungan Follow up dan Verifikasi Kasus Gizi Buruk
j. Pembinaan KP-Ibu
k. Pembinaan sekolah ( kantin sekolah ) dengan UKS
l. Kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor lainnya dalam penanggulangan
masalah gizi

BAB IV
HASIL CAKUPAN PROGRAM GIZI

1. Pembinaan Dan Sistem Informasi Posyandu (SIP), Oleh Petugas Puskesmas Kelurahan
Dan Puskesmas Kecamatan
Petugas gizi Puskesmas Kecamatan bersama sama dengan petugas gizi puskesmas
kelurahan dan petugas PPSM serta PLKB Kelurahan melakukan pembinaan secara terpadu
kepada kader posyandu. Pembinaan dilakukan baik di tingkat kecamatan maupun di
tingkat kelurahan secara berkala. Pada saat kunjungan ke posyandu petugas
memberikan penyuluhan ke ibu balita dan juga memberikan informasi kepada kader
posyandu mengenai pengisian Sistem Informasi posyandu (SIP), informasi�informasi
baru mengenai kegiatan posyandu dan juga sebagai sarana komunikasi antara petugas
dengan kader sehingga terjalin komonikasi yang baik dapat saling membantu dalam
pelaksanaan kegiatan program gizi masyarakat.
a. Jumlah Posyandu Dan Kader Posyandu Tahun 2017
NoKELURAHANRWPOSY.BALITAJUMLAH KADERADALAPORADAAKTIF1KALISARI102121171155

Dari 21 posyandu di wilayah Kelurahan Kalisari 100 % telah melaksanakan


kegiatan penimbangan balita secara rutin setiap bulan.

b. Pemantauan Tumbuh Kembang Balita di Posyandu


Data cakupan pemantauan tumbuh kembang balita diperoleh dari data hasil
penimbangan balita yang dilaporkan setiap bulan secara berjenjang, mulai dari
laporan LB3 gizi dari Posyandu yang kemudian direkap per RW di setiap kelurahan
melalui laporan LB3 Gizi tingkat Kelurahan dan laporan LB3 Gizi di tingkat
Kecamatan.
Penilaian hasil penimbangan balita di Posyandu atau biasa disebut cakupan
program penimbangan balita mencakup beberapa indikator yang menunjukkan
keberhasilan program tersebut, diantaranya :
D/S = Partisipasi Masyarakat Pada Program Penimbangan Balita
K/S = Cakupan Program Penimbangan Balita
N/D = Kesinambungan Status Gizi Pada Program Penimbangan Balita
D/K = Kesinambungan Program Penimbangan Balita
N/S = Efektifitas Kegiatan Program Penimbangan Balita

Data SKDN Puskesmas Kecamatan Pasar ReboTahun 2016


�SKDNK/SD/SN/DJanuari12745123969691608597.2676.0462.79Februari127961280510658573410
0.0783.2953.80Maret139221352812398614597.1789.0549.56April131971278710206557696.897
7.3454.63Mei132521284310283566296.9177.6055.06Juni132531287810314638097.1777.8261.8
6Juli131421276810093675997.1576.8066.97Agustus1315513155117837140100.0089.5760.60Se
ptember12780125919773776498.5276.4779.44Oktober1271712717108636737100.0085.4262.02N
ovember131901282710751670097.2581.5162.32Desember1283612836106576570100.0083.0261.6
5
Dari data penimbangan posyandu diatas , Cakupan D/S real yaitu 83,02 % yang
masih kurang dari target SPM ( 85 % ) karena belum semua balita yg ada di wilayah
secara rutin setiap bulannya datang ke posyandu untuk melakukan penimbangan
disebabkan kesadaran orang tua balita akan pentingnya posyandu masih kurang.

2. R/R GIZI
Laporan Bulanan Gizi (LB3 Gizi) didapat dari laporan F1 Gizi di Posyandu dan
direkap oleh Petugas Gizi Puskesmas Kelurahan dalam bentuk Laporan Bulanan Gizi
(LB3 Gizi) di Kelurahan. LB3 Gizi Puskesmas Kelurahan dikumpulkan setiap tanggal 5
perbulannya dan di rekap oleh petugas Gizi Puskesmas Kecamatan untuk di laporkan ke
SudinKes setiap tanggal 10 perbulannya.

3. PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA


Pemberian vitamin A rutin diberikan pada bulan Februari dan Agustus. Tablet
vitamin A biru (100.000 SI) diberikan untuk bayi umur 6-11 bulan dan Tablet vitamin
A merah (200.000 SI) diberikan untuk anak balita 12-59 bulan.

CAKUPAN VITAMIN A ( 6 - 59 BULAN ) PUSKESMAS KECAMATAN PASAR REBOBULAN FEBRUARI


TAHUN 2016
NOKELURAHANPemberian Vit A (6-11)Pemberian Vit A 12 - 59Pemberian Vit A pd Balita
6 - 59 6-11 bln 6-11 bln12-59 bln 12-59 blnBalita 6-59 Balita 6-59 Cak.
Pemberianyang adadpt Vit Ayang adadpt Vit Ayang adadpt Vit A Vitamin A ( % )
1GEDONG29129119191919221022101002CIJANTUNG168164181718171985198199.803BARU316316233
1233126472647100.004KALISARI552248955224493041300198.685PEKAYON69868223862380308430
6299.29�TOTAL KEC20253942900510896129671290199.49
Cakupan pemberian vitamin A pada bayi dan balita untuk bulan Februari secara
keseluruhan sudah mencapai target SPM yang diharapkankan yaitu 99,49 %, ( SPM Tahun
2016= 90 % ).
CAKUPAN VITAMIN A ( 6 - 59 BULAN ) PUSKESMAS KECAMATAN PASAR REBO BULAN AGUSTUS
TAHUN 2015NOKELURAHANPemberian Vit A (6-11)Pemberian Vit A 12 - 59 blnPemberian Vit
A pd Balita 6 - 59 6-11 bln 6-11 bln12-59 blnBayi 12-59 Balita 6-59 Balita 6-59
Cak. Pemberianyang adadpt Vit Ayang adadpt Vit Ayang adadpt Vit A Vitamin A
( % )
1GEDONG30630620562056236223621002CIJANTUNG32232224752475279727971003BARU23015262301
526175617561004KALISARI54354318461846238923891005PEKAYON4364362415241528512851100�T
OTAL KEC183731339022103181215512155100
Cakupan pemberian vitamin A pada bayi dan balita untuk bulan Agustus sudah
mencapai target SPM yang diharapkankan yaitu 100 %.

4. CAKUPAN ASI Ekslusif

Cakupan tahunan ASI Ekslusif 0- 6 bulan belum mencapai target SPM yang
diharapkan yaitu 80 %, yaitu hanya 68,3 % hal ini dimungkinkan karena banyak ibu �
ibu yang hanya menyusui bayinya � 3 bulan (cuti hanya 3 bulan), ibu merasa ASI
tidak mencukupi untuk kebutuhan bayi sehingga ibu menambahkan dengan susu formula,
Ada juga ibu yang bekerja dan bayinya dititipkan ke neneknya kemudian neneknya
mmberikan MPASI Sebelum umur ini juga alah satu faktor yang dapat menyeebabkan ASI
tidak ekslusif dan disamping itu juga banyak ibu yang ingin ASI Ekslusif tetapi
tidak bisa dikarenakan kondisi tertentu, dengan permaslahan tersebut oleh karena
itu di bentuk KP IBU atau kelompok pendukung ibu, kegiatan ini dimaksud yaitu
untuk meningkatkan cakupan ASI Ekslusif yang ada di Kecamatan Pasar Rebo

5. PENDATAAN BALITA BGM


DATA BGM DAN KONFIRMASI STATUS GIZI
NOKELURAHANJUMLAHSTATUS GIZI ( BB/U)STATUS GIZI ( BB/TB )BALITA GIZI
GIZINKKSBGMKURANGBURUK1GEDONG14776442CIJANTUNG211299933BARU1010001004KALISARI660240
5PEKAYON660060�KECAMATAN57411617337( Data BGM bulan Desember 2016)
Dari data diatas dapat diketahui bahwa balita yang masih di bawah garis merah
terdapat 57 balita , Bawah garis merah merupakan salah satu faktor yang menentukan
pertumbuhan dan perkembangan balita, jika balita tersebut tidak langsung di lakukan
konseling dan penyuluhan permasalahan yang akan terjadi adalah anak tersebut akan
lebih rentan terkena penyakit dan kemudian jika anak tersebut terkena penyakit
sehingga anak tersebut akan hilangnya nafsu makan, jika keadaan ini terjadi pad
abalita BGM maka keadaan yang tidak diinginkan yaitu berat badan anak tersebut
turun dan akan mempengaruhi berat badan, status gizinya sehingga perlu dilakukan
pendekatan secara khusus seperti memberikan konseling.

6. DATA BALITA GIZI BURUK PUSKESMAS KECAMATAN PASAR REBO#

Dari data diatas diketahui bahwa, kasus gizi buruk di wilayahPuskesmas


Kecamatan Pasar Rebo yang ditemukan berjumalah 13 balita yaitu 6 balita laki-
laki, 7 balita perempuan yang sudah mendapatkan perawatan yaitu konseling dan
konsultasi dan mendapatkan PMT �Pemulihan dan pengobatan rawat jalan. Berikut
daftar nama balita kasusu gizi buruk.

Daftar Nama Balita Gizi Buruk Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo


NONAMA BALITAL/PTGL LAHIRNAMA PEKERJAANALAMATPENY.UMURPEMANTAUANORANG TUAORANG
TUAPENYERTA BLN
BB/
UBB/
TB����1Naumi SyawalnaP3-9-2012ayah : Adi PrakosoBuruhJalan mawar RT
01/09CIPI55BurukKS���ibu : neniIRTkalisari������������2SyabilL20-10-2012Ayah: Widi
KaryawanRt 06/ Rw 09 kalisariISPA39 BurukKS���ibu : PutriIRT�������������3AzkaP19-
09-2013ayah : ArmanKarywanRT 002/002ISPA22BurukKS���ibu :
FiraIRTPekayon��������������4AndiniP26-Mar-14Ayah: KuncoroWiraswasta
RT 03/012 GedongISPA22BurukKS�Ibu: DewiIRT�5M.RidwanL26-10-2011Ayah:jajaBuruhRT
01/02 GedongTidak Ada50BurukKS�Ibu :NurhayatiIRT�6Humairap05/09/2013Ayah :
M.NurSwastaRT 08/012 GedongTB32BurukKS�Ibu: WidiyantiIRT��7Muhamad
HafizL13/05/2014Ayah : RidwanBuruhRT 03/01 CijantungTB21BurukKS�Ibu:
ErnaIRT���������8NajwaP25/04/2012Ayah : AfrizalKaryawan SwastaRT 013/rw 004
ISPA45BurukKS���Ibu: karsih�IRTCijantung������������9FatirL10-9-2013Ayah: HeruBuruh
RT 02/02 CIjantungISPA39BurukKS�Ibu : ReniIRT����������10AndiL20/04/2012Ayah :
YayatBuruh RT 02/10ISPA57BurukKS����Ibu :
SyarifahIRTCijantung����11SabrinaP26/06/2014Ayah : RioBuruhRt 02/02ISPA30BurukKSIbu
: NurhayatiIRTGedong 12Indah ApriyaniP05/03/2014Ayah: EkoWiraswastaRt
01/12ISPA33BurukKSIbu: UtamiIRTGedong 13Muhamad FaizL09/01/2014Ayah :Panji BuruhRt
12/10ISPA28 BurukKSIbu : WulanIRTGedong
7. PENANGGULANGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL
Pemberian Tablet Fe Pada Ibu Hamil Tahun 2016
No.KELURAHANJML BUMILFe 90 ( Fe 3 )JUMLAH
%1GEDONG76672594.642CIJANTUNG93589395.53BARU50647694.074KALISARI95991295.15PEKAYON9
5591595.81TOTAL PUSKEL41213921PKC. KECAMATAN420TOTAL SE KECAMATAN4341
Sumberdata : Sie.KI/KB Tahun 2015
TARGET SPM 95%

Data pemberian tablet Fe pada ibu hamil yang dilakukan selama trimester
pertama dan ketiga selama masa kehamilan dipantau oleh subsi Kesehatan Ibu (KIA)
yang bekerjasama dengan PWS setempat. Cakupan Fe 95,81 sudah memenuhi target SPM .

8. PEMBERIAN PMT � PEMULIHAN UNTUK BALITA KEP


Penanggulangan balita gizi buruk dan gizi kurang dilakukan dengan Pemberian
Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P), dalam pelaksanaannya dengan menentukan sasaran
balita yang akan diberikan intervensi maupun proses pemberian makanan tambahannya
itu sendiri, Puskesmas Kec Pasar Rebo khususnya membagi dalam beberapa tahapan
kegiatan

9. PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) PADA BADUTA GAKIN


Kegiatan MP �ASI ditujukan untuk balita keluarga miskin untuk bayi usia 6-11
bulan dan anak usia 12-24 bulan dengan menggunakan dana subsidi , pemberian MP �
ASI untuk anak usia 12 � 24 bulan berupa biskuit MP ASI 120 gram. Puskesmas
Pasar Rebo hanya memberikan MP-ASI untuk anak usia 12-24 bulan saja sebanyak 80
anak yang diberikan selama 3 bulan , namun demikian kesadaran ibu-ibu balita gakin
untuk selalu datang ke puskesmas kelurahan untuk memantau BB anaknya masih sangat
kurang, hal ini disebabkan karena jarak rumah dengan puskesmas kelurahan yang agak
jauh atau disebabkan oleh faktor yang lainnya.

10. Pembinaan Gizi Ibu Hamil


Pembinaan gizi ibu hamil bisa dilakukan di Klinik KIA maupun Klinik Gizi
untuk ibu hamil dengan permasalahan gizi selama kehamila (anemia, KEK, hipermesis)
yaitu dengan memberikan penyuluhan atau konseling dan pemberian PMT Bumil KEK
selama 90 hari kepada ibu hamil tersebut.

Data PMT BUMIL KEK DAN ANEMIA

NOKelurahanJumlah kasusStatus Gizi (awal)Status Gizi ( 90 hari )


NKEKNKEK1GEDONG52552CIJANTUNG61063BARU21324KALISARI71275PEKAYON5155JUMLAH257525
Dari data diatas diketahui bahwa masih ada 25 ibu hamil yang kurang energi
kronik (KEK) dan Anemia ditandai dengan Hb yang tidak normal dan Lila kurang dari
23,5 cm untuk itu diberikan PMT ibu hamil agar naik berat badanya dan Hb menjadi
normal disamping itu ibu hamil juga diberikan konseling sesuai dengan
permasalahanya. Untuk data status gizi (90 hari) belum ada sehingga data tersebut
belum dapat dibandingkan karena PMT Bumil baru saja didistribusikan.

11. Pembinaan Terpadu Sekolah secara Lintas Program dengan UKS


Pembinaan sekolah dilakukan secara lintas program dengan UKS dilakukan dengan
berbagai macam program antara lain : pembinaan warung sekolah/kantin, pembinaan
dokter kecil, persiapan dalam rangka lomba sekolah dan penyuluhan.

12. Klinik Gizi


Pelayanan klinik gizi dibagi menjadi 2 kategori yaitu pasien anak dan pasien
dewasa. Klinik Puskesmas kecamatan Pasar Rebo dilakukan setiap hari. Pasien klinik
gizi adalah rujukan dari poli MTBS, poli BPU, poli KIA, dan juga rujukan dari
puskesmas kelurahan. Kegiatan di klinik gizi meliputi : antropometri, recall,
penyuluhan, pemberian PMT dan evaluasi pasien. Pasien balita gizi buruk & BGM yang
terjaring melalui Klinik MTBS diberikan PMT-P berupa susu bubuk rendahlaktosa dan
formula lanjutan dengan jumlah kalori yang memadai sehingga diharapkan dapat
diperoleh kenaikan berat badan yang cukup baik.
Pasien balita gizi buruk harus kontrol ulang selama 10 hari sekali selama 3
bulan untuk dilakukan pengukuran terhadap kenaikan BB-nya dan juga diperiksa oleh
dokter MTBS sedangkan pasien balita gizi kurang kontrol sebulan sekali untuk
dievaluasi Bbnya. Pasien gizi buruk akan mendapatkan PMT selama 3 bulan dan
apabila selama 3 bulan kenaikan BB-nya belum memadai maka akan dilanjutkan lagi
pemberian PMT-nya selama pasien gizi buruk tersebut tanpa disertai dengan penyakit
penyerta yang lain dan bila disertai dengan penyakit yang lainnya maka oleh dokter
MTBS pasien akan dirujuk ke RS yang telah ditunjuk. Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo
telah beberapa kali merujuk pasien ke RS yang telah ditunjuk RSUD Pasar Rebo.
Pasien dewasa dianjurkan untuk rutin kontrol balik ke klinik gizi sebulan
sekal untuk mengetahui keberhasilan diet yang telah dianjurkan oleh petugas gizi,
namun sebagian besar pasien
Jumlah Kunjungan Pasien Klinik Gizi Tahun 2016

NOJENIS KASUSJUMLAH KUNJUNGAN1BALITA GIZI KURANG14532BALITA GIZI BURUK23DIABETES


MELITUS1084ASAM URAT475HIPERTENSI2396RENDAH KOLESTEROL817ANEMIA788OBESITAS499LAIN-
LAIN1JUMLAH
2058
Dari data diatas diketaui bahwa kunjungan pasien di klinik gizi pada tahun
2016 yaitu 2058 pasien dengan kunjungan tertinggi pada pasien balita gizi kurang
hal ini dikarenakan pasien balita yang datang berobat rata-rata balita yang sedang
sakit sehingga keluahan utamanya adalah balita tersebut kurang nafsu makan dan
berat badan turun secara signifikan, sehingga perlu dilakukan monitoring pada
balita tersebut salah satunya yaitu selalu menanyakan apakah balita tersebut selalu
datang ke posyandu setiap bulan, hal tersebut dapat membantu ibu balita untuk
selalu memantau pertumbuhan dan perkemabangan anakanya di posyandu. Kunjungan
pasien berikutnya yaitu dengan penyakit Hipertensi 239 kunjungan , Hipertensi
adalah keadaan tekanan darah seseorang lebih dari normal dan biasanya ditandai
dengan pusing atau sakit kepala, faktor penyakit hipertensi ada berbagai macam
yaitu, riwayat keluarga, kurang istirahat, pola pikir dan pola makan sehingga
pengunjung hipertensi yang datang ke klinik gizi biasanya di lakukan diet Rendah
garam untuk membantu mengurangi tekanan darah di dalam tubuhnya.

13. Rakor Petugas Gizi dan Bimtek Gizi ke Puskesmas Kelurahan


Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan berupa rakor (rapat koordinasi)
petugas gizi kecamatan dengan petugas gizi kelurahan sebanyak 2x dalam setahun
untuk membahas berbagai masalah program gizi dan juga dilakukan supervisi ke
puskesmas kelurahan untuk melihat R/R gizi yang ada dengan cara pembinaan langsung
ke petugas gizinya.

14. Kegiatan KP-Ibu


Kelompok pendukung adalah beberapa orang yang mengalami situasi yang sama atau
memiliki tujuan yang sama, yang bertemu secara rutin untuk saling menceritakan
kesulitan, keberhasilan, informasi dan ide berkaitan dengan situasi yang dihadapi
atau upaya mencapai tujuan yang diinginkan. Pertemuan kelompok pendukung
dilaksnakan dalam suasana bersahabat, nyaman, saling mempercayai dan menghargai.
Melalui pertemuan pertemuan tersebut, peserta sebuah Kelompok Pendukung dapat
saling memberi dan menerima dukungan, baikberupa dukungan teknis, moral maupun
emosional untuk sukses mengatasi situasi yang dihadapi atau mencapai tujuan yang
diinginkan.
Kelompok Pendukung Ibu (KP Ibu) secara khusus diselenggarakan untuk para ibu
yang ingin berhasil melaksanakan pemberian air susu ibu (ASI) secara optimal, yang
meliputi inisiasi menyusu dini (IMD), Asi Eksklusif 6 bulan, dan meneruskan
pemberian ASI hingga 2 tahun atau lebih dengan makanan pendamping yang bergizi.
Kelompok Pendukung Ibu (KP Ibu) merupakan kelompok sebaya yang terdiri dari 6 �
12 ibu hamil dan Ibu bayi baduta yang bertemu secara rutin 2 minggu sekali atau
setidaknya sebulan sekali termasuk kunjungan rumah untuk saling bertukar
pengalaman, berdiskusi dan saling memberi dukungan terkait kesehatan ibu dan anak
khususnya seputar kehamilan, menyusui dan gizi, dipandu/difasilitasi oleh
motivator.

JUMLAH KP - IBU DAN JUMLAH PEMBINA MOTIVATOR / MOTIVATOR


SE KECAMATAN PASAR REBONOKELURAHANJUMLAH KP � IBUKP - IBU AktifJUMLAH PEMBINA
MOTIVATOR ( PETUGAS )JUMLAH MOTIVATOR ( KADER )
1GEDONG1051302CIJANTUNG761213BARU531154KALISARI961275PEKAYON64118TOTAL KEC37245111
Kelompok KP � IBU se Kecamatan Pasar Rebo sudah terbentuk 37 Kelompok
sedangkan yang masih aktif sampai dengan sekarang ada 24 kelompok. Kelompok KP-Ibu
yang tidak aktif disebabkan oleh berbagai hal antara lain :
* Setelah satu sesi selesai biasanya susah untuk mencari anggota KP-Ibu lagi
15. Pendampingan Verifikasi Kasus Gizi Buruk
Pendampingan verifikasi Balita kasus Gizi buruk di Puskesmas Kecamatan Pasar
Rebo dilakukan dengan cara kunjungan ke balita gizi buruk dengan melakukan
penyuluhan, melihat kondisi rumah dan lingkungannya, melihat pola asuh orang tua
terhadap anak bersama petugas gizi kelurahan.

16. Survey Garam Beriodium


#
Berdasarkan data diatas di ketahui bahwa masyarakat kecamatan Pasar Rebo
dengan cukup yodium yaitu 67,8 %, kurang iodium 26,2 % dan tidak iodium yaitu 6%.
Seharusnya diharapkan masyarakat dapat mengkonsumsi garam beriodium 100% , namun
kenyataan masyarakat masih ada yang mengkonsumsi garam beriodium yang tidak ada
iodiumnya .
Iodium merupakan zat makro yang di fortifikasi didalam garam kekurangan
iodium dapat menyebabkan penyakit Gondok, dan anak-anak yang tidak mengkonsumsi
garam beriodium dapat menjadi pendek (stunting).
Dari hasil survey didapatkan beberapa masyarakat banyak yang tidak mengetahui cara
penyimpanan yang baik dan benar sehingga seharusnya garam yang sudah difortifikasi
dengan iodium tersebut dapat berguna sesuai manfaatnya.

BAB V
KESIMPULAN, PERMASALAHAN, HAMBATAN, SARAN

A. Kesimpulan
Semua kegiatan / Program gizi puskesmas Pasar Rebo telah dilaksanakan dengan
baik , namun demikian masih ada pencapaian program yang belum memenuhi target
yang diharapkan.

B. Permasalahan
1. Cakupan program penimbangan balita masih dibawah target , D/S menurut SPM
adalah 85% cakupan D/S di puskesmas Kec.Pasar Rebo mencapai 83.02%, dan untuk N/D
61.65 % belum mencapai (SPM 70%)
2. Cakupan pemberian kapsul Vitamin A pada bulan Februari 99,49 % dan bulan Agustus
100%, hal ini sudah melampui target yang diharapkan yaitu 85%
3. Cakupan Fe 90 adalah ( 95,81 %) hal ini sudah melampui target yang diharapkan
yaitu 82 %
4. Cakupan Survey garam Beriodium yang cukup iodium hanya 67,8% , hal ini belum
mencapai target.

C. Hambatan
1. Masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam kegiatan pemantauan pertumbuhan
balita
2. Masih rendahnya kepedulian lintas sektor dan TOMA setempat dalam penanganan
kasus gizi buruk dan pengerahan masyarakat untuk pelaksanaan kegiatan Posyandu
3. Masih kurangnya kesadaran masyarakat khususnya keluarga balita yang diberi PMT-P
atau MP-ASI untuk ikut menunjang keberhasilan program

D. Saran

1. Pemberitahuan melalui arisan RT/RW, pengeras suara musholah untuk memberitahu


orang tua balita agar datang ke posyandu sehingga dapat meningkatkan cakupan D/S
posyandu.
2. Melakukan kunjungan rumah balita gizi buruk bersama dengan lintas sektor
terkait.
3. Memberikan penyuluhan dan pemberian PMT-P kepada balita gizi buruk.
4. Menyarankan orang tua balita dan balita gizi buruk untuk datang ke Poli Gizi
Puskesmas dalam waktu 2 minggu sekali. Namun bila balita gizi buruk tidak mengalami
perubahan/peningkatan status gizi, balita tersebut disarankan untuk dirujuk ke
Rumah Sakit.
5. Perlu tindakan yang lebih nyata dalam pengentasan masalah gizi buruk, khususnya
aparat pemerintah terkait dan masyarakat sekitar, terutama keluarga kasus agar
kegiatan yang telah diupayakan dapat berhasil guna. Karena masalah gizi buruk
bukan hanya masalah kesehatan semata.
6. Perlunya penyuluhan tentang Survey garam beriodium di masyarakat Karena masih
banyak masyarakat yang tidak mengetahui cara penyimpanan garam beriodium yang baik
dan benar, sehingga garam yang sudah difortifikasi dengan iodium tidak dapat
berguna bagi tubuh.
7. Intervensi dan Koordinasi lintas sektor dari tingkat pemerintahan yang lebih
tinggi perlu lebih intensif dilaksanakan sehingga penanggulangan masalah gizi buruk
yang banyak mencuat di media massa tidak sebatas wacana.

Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2017

Anda mungkin juga menyukai