Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH INFLASI, KURS DOLLAR DAN SUKU BUNGA TERHADAP RETURN

SAHAM
(Studi Pada Industri Manufaktur Sektor Industri & Kimia Sub Sektor Semen
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Priode 2016 - 2017)

Agus Kurniawan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu Buana Jakarta.

Email : agus300697@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Faktor Makro Ekonomi terhadap
Return Saham, faktor tersebut meliputi Inflasi, Kurs / Nilai tukar, dan Suku Bunga SBI.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor Industri dasar & kimia Sub sektor
semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016 - 2017. Teknik yang
dilakukan dalam pemilihan sampel adalah purposive sampling dan diperoleh sebanyak 5
perusahaan Semen dari total 6 populasi, dengan periode penelitian selama dua tahun,
sehingga di dapat sebanyak 120 objek observasil dalam penelitian ini. Analisis dilakukan
dengan pengujian hipotesis yang dalam penelitian ini menggunakan Regresi Data Panel
dengan dukungan program Eviews 9,0. Hasil penelitian menunjukan pada tingkat signifikan
sebesar 5% menunjukan bahwa Inflasi berpengaruh signifikan, Kurs / Nilai tukar
berpengaruh, dan Suku Bunga berpengaruh signifikan.

Kata kunci :, Inflasi, Kurs / Nilai Tukar Suku Bunga , Return Saham, Semen.
PENDAHULUAN waktu selama dana ditanamkan dan risiko
yang ditanggung. Dengan demikian para
A. Latar Belakang Penelitian investor sedang mempertaruhkan suatu
Investasi merupakan komitmen atas nilai sekarang untuk sebuah nilai yang
sejumlah dana atau sumber daya lainnya diharapkan pada masa mendatang. Dalam
yang dikorbankan saat ini, dengan tujuan konteks manajemen investasi, return atau
memperoleh keuntungan di masa yang tingkat keuntungan merupakan imbalan
akan datang (Tandelilin, 2010). Dan tujuan yang diperoleh dari investasi.
investor saham dalam menepatkan Dalam menentukan alternatif investasi,
dananya adalah untuk memperoleh return banyak pertimbangan yang harus dikaji
sehingga penting bagi investor untuk terlebih dahulu, penelitian mengenai
memperhatikan faktror-faktor yang variabel-variabel apa yang mempengaruhi
mempengaruhi return yang diperoleh, yang return saham sudah banyak dilakukan baik
bersifat makro ekonomi untuk di dalam maupun luar negeri. Mulai dari
meminimalisir risiko yang diharapkan penelitian - penelitian pengaruh faktor
(Samsul, 2015). internal perusahaan itu sendiri sampai ke
Kondisi Ekonomi makro dan Kinerja pengaruh faktor eksternal perusahaan.
pasar modal cenderung mempunyai Faktor eksternal yang dimaksud disini
hubungan yang kuat yang dapat adalah variabel-variabel makro ekonomi.
mempengaruhi nilai investasi dan tingkat Faktor makro ekonomi merupakan faktor
return, sehingga kondisi ekonomi makro yang tidak bisa diubah atau dikendalikan.
dapat dijadikan dasar dan analisis sekuritas Untuk faktor ekonomi makro, para
(Tandelilin, 2010). Terdapat beberapa investor atau calon investor hanya mampu
variabel yang dapat dijadikan ukuran menyesuaikan keadaan, sehingga faktor ini
untuk menilai kondisi ekonomi makro harus selalu dimonitor atau dipantau dan
antara lain, tingkat inflasi, suku bunga, dan dipresiksi pergerakannya. investor perlu
kurs rupiah. Perubahan pada variable- melihat kondisi makroperusahaan berupa
variabel tersebut akan memeberikan reaksi faktor ekonomi makro, karena adanya
pada harga saham, baik positif maupun hubungan yang kuat antara kondisi
negative yang menyebabkan return saham lingkungan ekonomi makro dan kinerja di
berubah. pasar modal (Tandelilin, 2010).
Return saham merupakan income yang Industri semen saat ini menjadi salah
diperoleh oleh pemegang saham sebagai satu sektor yang ikut berperan dalam
hasil dari investasinya di perusahaan pembangunan ekonomi daerah dan
tertentu. Sedangkan menurut (Legiman, Negara, dampak positif dari kegiatan
2015) berpendapat bahwa return saham industri ini adalah memberikan kontribusi
merupakan hasil yang diperoleh dari dalam pembukaan lapangan kerja,
investasi. Harapan untuk memperoleh pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan
return juga terjadi dalam asset financial. investasi, dan peningkatan devisa negara,
Suatu asset financial menunjukkan dan berbagai kontribusi lainnya baik dalam
kesediaan investor menyediakan sejumlah bidang ekonomi, politik, dan sosial. Dalam
dana pada saat ini untuk memperoleh penelitian ini, objek penelitian yang
sebuah aliran dana pada masa yang akan digunakan adalah perusahaan semen,
datang sebagai kompensasi atas faktor perusahaan semen merupakan perusahaan
di Indonesia yang berkembang sangat a. Untuk mengetahui seberapa besar
pesat dan yang mempunyai peranan sangat pengaruh inflasi terhadap return saham
penting dalam pembangunan, hal ini perusahaan manufaktur sub semen.
karena semen merupakan kebutuhan pokok b. Untuk mengetahui seberapa besar
dalam pembangunan mulai dari pengaruh nilai tukar rupiah terhadap USD
pembangunan rumah, jalan raya hingga terhadap return saham perusahaan
pembangunan gedung-gedung tinggi manufaktur sub semen.
lainnya, konsumsi semen di Indonesia c. Untuk mengetahui seberapa besar
terus mengalami pertumbuhan, penjulan pengaruh suku bunga terhadap return
semen meningkat pada tahun 2016 dan saham perusahaan manufaktur sub semen.
2017 mencapai 62 dan 66 juta ton , bahkan
diprediksi akan tumbuh pesat pada periode KAJIAN TEORITIS
yang akan datang seiring dengan
pembangunan di Indonesia yang A. Pengertian Return
direncanakan pemerintah (Asosiasi Semen Return merupakan hasil yang
Indonesia). Namun disamping diperoleh dari investasi dalam bentuk
meningkatnya penjualan perusahaan saham (Hartono, 2014). Return saham
semen memilki retun saham yang fluktuasi merupakan kelebihan harga jual saham
dan cenderung dibawah 0%. sehingga diatas harga belinya. Semakin tinggi harga
membuat investor mengalami capital loss jual saham di atas harga belinya, maka
yaitu investor mengalami kerugian karena semakin tinggi pula return yang akan
harga saham turun dibawah harga beli. diperoleh investor (Arista dan Astohar,
2012). Return saham dapat juga diartikan
sebagai tingkat kembalian keuntungan
yang dinikmati oleh pemodal atas suatu
investasi, tanpa adanya keuntungan yang
dapat dinikmati tentunya pemodal tidak
akan melakukan investasi (Farkhan dan
Ika, 2012).

B. Pengertian Inflasi
B. Rumusan Masalah Inflasi merupakan kenaikan harga
1. Bagaimana pengaruh inflasi barang-barang secara umum yang
terhadap return saham perusahaan disebabkan oleh turunnya nilai mata uang
manufaktur sub semen? pada suatu periode tertentu. Nopirin (2009)
2. Bagaimana pengaruh nilai kurs mendefinisikan inflasi sebagai proses
rupiah terhadap USD terhadap return kenaikan harga-harga umum barang-
saham perusahaan manufaktur sub semen? barang secara terus-menerus.
3. Bagaimana pengaruh suku bunga
terhadap return saham perusahaan C. Pengertian Suku Bunga
manufaktur sub semen? Sedangkan BI Rate merupakan
suku bunga kebijakan yang mencerminkan
C. Tujuan Penelitian sikap atau kebijakan stance kebijakan
moneter yang ditetapkan oleh bank
Indonesia dan diumumkan kepada publik. terhadap return saham. Hal ini menjadi
BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur dasar pengembangan hipotesis yang
Bank Indonesia setiap Rapat Dewan diajukan yaitu:
Gubernur bulanan yang diimplementasikan H1 : Inflasi berpengaruh positif
pada operasi moneter yang dilakukan Bank signifikan terhadap return saham.
Indonesia melalui pengelolaan likuiditas di
pasar uang untuk mencapai sasaran b). Hubungan Kurs Terhadap Return
operasional kebijakan moneter Saham
Puspopranoto (2014). Penelitian yang dilakukan
(Purnomo, 2013) mengenai pengaruh kurs
D. Pengertian Kurs valuta asing terhadap return saham di
Menurut Sukirno (2012) kurs pasar modal Teheran menemukan bahwa
valuta asing adalah salah satu alat perubahan kurs valuta asing berpengaruh
pengukur lain yang selalu digunakan untuk positif dan signifikan terhadap return
menilai keteguhan sesuatu ekonomi adalah saham. Penelitian yang dilakukan
perbandingan nilai sesuatu mata uang Sudarsono dan Sudiyatno (2016)
asing (misalnya Dollar US) dengan nilai menemukan bahwa nilai kurs berpengaruh
mata uang domestic (misalnya Rupiah). positif signifikan terhadap return saham..
Kurs valuta asing dapatlah dipandang Hal ini menjadi dasar perumusan hipotesis
sebagai “harga” dari sesuatu mata uang yang diajukan, yaitu:
asing. H2 : Kurs / Nilai Tukar
berpengaruh positif signifikan terhadap
E. Kerangka Pemilkiran return saham

c). Hubungan Suku Bunga Terhadap


Return Saham
Hendra (2013) meneliti mengenai
analisis Pengaruh Makro Ekonomi
terhadap Return Saham Kapitalisasi Besar
di Bursa Efek berpengaruh positif
signifikan terhadap return saham. Hal
inilah yang menjadi dasar dalam
perumusan hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini, yaitu
H3 : Suku bunga berpengaruh
F. Hubungan Antar Variabel
positif signifikan terhadap return
saham.
a). Hubungan Inflasi Terhadap Return
Saham
METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan oleh
Rusliati dan Fathoni (2011) mengenai
A. Tempat, Waktu dan Desain
hubungan antara tingkat inflasi terhadap
Penelitian
return saham menemukan bahwa tingkat
Penelitian dilakukan di Indonesia
inflasi berpengaruh positif dan signifikan
Priode Bulan Januari sampai Desember
2016 - 2017. Proses penelitian ini diawali a. Perusahaan Manufaktur Sektor
dengan kegiatan mengidentifikasi Industri & Kimia Sub Sektor Semen
permasalahn di tempat penelitian, terdaftar di BEI pada 2018.
melakukan perumusan masalah dan b. Perusahaan Manufaktur Sektor
pengumpulan teori dasar untuk Industri & Kimia Sub Sektor Semen
memperkuat landasan teori dari setiap terdaftar di BEI yang go public tahun
variabel. Penelitian ini merupakan jenis 2015.
penelitian asosiatif dengan hubungan
kausal dimana terdapat variabel bebas dan D. Teknik Pengumpulan Data
terikat. Dilihat dari data yang diperoleh,
penelitian ini merupakan jenis penelitian Penelitian ini menggunakan Teknik
kuantitatif karena didalamnya mengacu Pengumpulan Data Arsip yang dilakukan
pada perhitungan data penelitian yang dengan cara mengumpulkan data-data dan
berupa angka- angka. informasi yang terkait dari berbagai
sumber yang menyangkut tentang
B. Definisi dan Operasional Variabel pembahasan yang akan diteliti. Dalam
Sugiyono (2014) mengidentifikasikan penelitian ini juga penulis menggunakan
variabel penelitian merupakan segala Metode Penelitian Kepustakaan (Library
sesuatu yang berbentuk apa saja yang Research) yaitu dengan cara membaca,
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari mengkaji buku—buku literatur dan
hingga diperoleh informasi tentang hal publikasi yang berhubungan dengan
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. penelitian serta mengumpulkan data-data
Pada penelitian ini yang menjadi variabel dan informasi yang berkaitan dengan
eksogen (independen) adalah Inflasi (x1), pokok pembahasan yang tedapat dalam
kurs (x2) dan Suku Bunga (x3)., kepustakaan kemudian menyusun dan
sedangkan yang menjadi endogen menganalisa data yang terkumpul. Sumber
(dependen) adalah Return Saham. data berasal dari situs web resmi Bank
Operasional variabel berisi indikator- Indonesia dan Yahoo Finance.
indikator yang akan digunakan untuk
mengukur variabel. E. Metode Analisis Data

C. Populasi dan Sample Penelitian 1. Uji Statistik Deskriptif


Populasi penelitian ini adalah Industri Menurut Sugiyono (2014) statistik
Manufaktur Sektor Industri & Kimia Sub deskriptif adalah statistik yang digunakan
Sektor Semen yang terdaftar di Bursa Efek untuk menganalisa data dengan cara
Indonesia priode 2018. Jumlah populasi mendeskripsikan atau menggambarkan
dari penelitian ini adalah 6 Perusahaan. data yang telah terkumpul sebagaimana
Pengambilan sampel dilakukan dengan adanya tanpa bermaksud membuat
metode purposive sampling dengan tujuan kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
untuk mendapatkan sampel yang generalisasi.
representatif. Kriteria yang digunakan 2. Uji Stasioneritas
dalam penentuan sampel penelitian Uji Stasioner Dalam melakukan uji
meliputi : deret waktu (time series), diperlukan
kestasioneritasan data series yang
digunakan. Adapun tujuan dari pengujian 4.Uji Pemilihan Model
ini adalah untuk mendapatkan nilai rata- a. Uji Chow
rata yang stabil dan random error yang Uji Chow digunakan untuk menentukan
sama dengan nol, sehingga model regresi apakah model data panel regresi dengan
yang didapatkan memiliki kemampuan metode Common Effect atau dengan
prediksi yang handal dan menghindari metode Fixed Effect, apabila dari hasil uji
munculnya regresi lancung (spurious tersebut ditentukan bahwa model Common
regression). Effect yang digunakan, maka tidak perlu
diuji kembali dengan Uji Hausmann.
3.Analisis Regresi Data Panel b. Uji Hausmann
Analisis regresi data panel memiliki Uji Hausmann dapat didefinisikan sebagai
tiga jenis pendekatan, yaitu: Common pengujian statistik untuk memilih apakah
Effect, Fixed Effect dan Random Effect. model Fixed Effect atau Random Effect
Dari tiga macam pendekatan tersebut harus yang paling tepat digunakan.
dipilih pendekatan yang paling baik yang c. Uji Lagrange Multiplier (LM)
akan digunakan untuk memprediksi model Untuk mengetahui apakah model Random
regresi penelitian yang dilakukan. Effect lebih baik daripada metode
a) Common Effect Common Effect (OLS) digunakan uji
Common Effect adalah metode yang Lagrange Multiplier (LM).Uji signifikasi
hanya menggabungkan data tanpa melihat Random Effect ini dikembangkan oleh
perbedaan waktu dan individu. Teknik Breusch Pagan. Metode Bruesch Pagan
model Common Effect merupakan teknik untuk menguji signifikasi Random Effect
yang digunakan untuk mengestimasi data didasarkan pada nilai residual dari metode
panel paling sederhana. Common Effect.
b) Fixed Effect 5. Pengujian Statistik Model
Fixed Effect adalah metode yang 1) Koefisien Determinasi (R2)
mengestimasi data panel dengan Koefisien determinasi digunakan sebagai
menggunakan variabel dummy untuk ukuran untuk mengetahui besarnya
menangkap adanya perbedaan intersep. pengaruh variabel independen terhadap
Fixed Effect adalah model dengan variabel dependen. Nilai koefisien
intercept berbeda-beda untuk setiap subjek determinasi yang kecil menggambarkan
(cross section), tetapi slope setiap subjek kemampuan variabel-variabel independen
tidak berubah seiring waktu (Gujarati, dalam menjelaskan variabel dependen
2012). sangat terbatas. Sebaliknya, nilai koefisien
c) Random Effect determinasi yang besar menggambarkan
Menurut Widarjono (2009) model kemampuan variabel-variabel independen
Random Effect digunakan untuk mengatasi dalam menjelaskan variabel dependen
kelemahan model Fixed Effect yang sangat kuat.
menggunakan variabel dummy. Random 2) Uji Statistika t (Uji Parsial)
Effect adalah metode yang akan Uji ini digunakan untuk mengetahui
mengestimasi data panel dimana variabel apakah masing-masing variabel
gangguan mungkin saling berhubungan independen secara parsial mempunyai
antar waktu dan antar individu pengaruh secara signifikansi terhadap
variabel dependen. Hipotesis nol (H0)
yang hendak diuji adalah adakah (mean) return saham dari 5 perusahaan
parameter (bi) sama dengan nol, atau: sektor Semen selama periode 2016-2017
H0 : bi = 0 sebesar 0.123256, dengan nilai minimum
Artinya, apakah suatu variabel independen sebesar -0.541985 yang terjadi pada PT.
bukan merupakan penjelas yang signifikan Holsim Indonesia Tbk di bulan desember
terhadap variabel dependen. Hipotesis tahun 2017, hal ini dikarenakan banyaknya
alternatifnya (Ha) parameter suatu variabel pernurunan closing price yang
tidak sama dengan nol, atau: menyebabkan hasil minus pada return
Ha : bi ≠ 0 total. Sedangkan untuk nilai maksimum
Artinya, variabel tersebut merupakan sebesar 11.45902 yang terjadi pada PT.
penjelas yang signifikan terhadap variabel Semen Baturaja Tbk di bulan desember
dependen. Dengan hipotesis sebagai tahun 2016.
berikut: 2. Variabel Inflasi
Ho : tidak ada pengaruh variabel Pada variabel Inflasi memiliki rata rata
independent terhadap variabel nilai (mean) sebesar 2.028750 (2.02%),
dependen untuk nilai minimum sebesar -0.450000 (-
Ha : ada pengaruh variabel 0.45%) yang terjadi di bulan april tahun
independent terhadap variabel dependen 2016, deflasi pada bulan keempat ini
didorong penurunan Indeks Harga
HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumen dari harga barang yang diatur
A. Gambaran Penelitian pemerintah (administer prices), seperti
Penelitian ini dilakukan dengan data penurunan harga BBM yang diikuti
penelitian yang telah tersedia. turunnya tarif transportasi serta tarif listrik
Pengumpulan data diperoleh dari data merespons rendahnya harga minyak dunia.
bulanan masing-masing perusahaan semen dan untuk nilai maksimum sebesar
yang telah tersedia. Jumlah perusahaan 4.370000 (4.37%) yang terjadi di bulan
semen yang diteliti dalam penelitian ini juni tahun 2017, inflasi pada bulan ini
adalah 5 perusahaan semen yang terutama dipengaruhi penyesuaian tarif
memenuhi kriteria penelitian. listrik tahap ketiga.
3. Variabel Kurs / Nilai tukar
B. Statistik Deskriptif Pada variabel Kurs / Nilai tukar memiliki
rata rata nilai (mean) sebesar 13372.00 ,
untuk nilai minimum sebesar 13010.00
yang terjadi di bulan oktober tahun 2016,
penguatan tersebut didorong oleh
meningkatnya aliran masuk modal asing.
Aliran modal asing ini seiring dengan
1. Variabel Return Saham meredanya sentimen terkait timing
Pada variabel return saham menggunakan kenaikan Fed Fund Rate (FFR). dan untuk
jumlah Obervations sebanyak 120 nilai maksimum sebesar 13898.00 yang
pengamatan, didapat dari perngolahan data terjadi di bulan januari tahun 2016,
tersebut dengan 5 sampel atau objek penyebab volatilitas nilai tukar disebabkan
penelitian dikalikan dengan periode penguatan mata uang global dan isu-isu
penelitian selama 2 tahun. Rata-rata
finansial global seperti kenaikan Fed Fund
Rate (FFR).
4. Variabel Suku Bunga
Pada variabel Suku Bunga memiliki rata
rata nilai (mean) sebesar 5.281250, untuk
nilai minimum sebesar 4.250000 (4.25%)
Dari tabel di atas menunjukan nilai
yang terjadi di bulan oktober, November
Probabilitas Cross Section ChiSquare
dan desember tahun 2017, penurunan suku
sebesar 0.0005 < 0.05 Maka, dapat
bunga acuan tersebut diharapkan dapat
disimpulkan berdasarkan uji tersebut,
mendorong penyaluran kredit perbankan
model Fixed Effect lebih tepat
sekaligus mendukung pertumbuhan
dibandingkan model Common Effect.
ekonomi secara berkelanjutan. dan untuk
nilai maksimum sebesar 7.250000
(7.25%) yang terjadi di bulan januari tahun
b. Uji Hausman
2016. Suku Bunga yang tinggi karena
kekhawatiran atas ketidakpastian kenaikan
suku bunga Amerika Serikat atau Fed
Rate.

C. Uji Stasioneritas
Dari tabel di atas menunjukan nilai
Probabilitas Both sebesar 0.0001 < 0,05.
Maka, dapat disimpulkan berdasarkan uji
tersebut, model Fixed Effect lebih tepat
dibandingkan model Random Effect.

2. Hasil Pengujian Dengan Metode FEM


Diketahui probabilitas kelima varibal
setelah dilakukan uji stasioner adalah
0,0000 (Return), 0,0000 (Inflasi), 0,0000
(Kurs), 0,0041 (Suku Bunga). artinya
kempat variabel memiliki nilai probabilitas
yang lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat
dikatakan bawa data dalam penelitian ini
stasioner pada tingkat level.

D. Analisis Regresi Data Panel


1. Uji Model Panel Terbaik a. Koefisien Determinasi (R2)
a. Uji Chow Berdasarkan tabel di atas, hasil
olah data statistik dengan menggunakan
program Eviews 9.0, menunjukkan nilai
koefisien determinasi yang digunakan
adalah R-Square sebesar 0.440769. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel independen
yaitu Inflasi, Suku Bunga, dan Kurs / Nilai ditolak. Sehingga dapat diartikan bahwa
tukar dapat menerangkan atau menjelaskan Suku Bunga berpengaruh negatif
sebesar 44% terhadap total varians signifikan terhadap return saham.
variabel dependen yaitu Return Saham,
dan sisanya sebesar 56% (100%-44%)
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak E. Pembahasan
digunakan dalam model penelitian ini.
b. Uji Statistika t (Uji parsial) 1. Analisis Pengaruh Inflasi
Berdasarkan tabel diatas, hasil olah terhadap Return Saham.
data statistik dengan menggunakan Berdasarkan hasil regresi data panel pada
program Eviews 9.0, maka dapat dilihat Tabel 4.5, ditemukan bahwa Inflasi tidak
pengaruh antara variabel independen berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap variabel dependen secara parsial terhadap return saham dengan hasil nilai
adalah sebagai berikut: probabilitas 0.0527 > 0.05.
1. Pengaruh Inflasi terhadap Return Hasil penelitian ini mengindikasikan
Saham bahwa Inflasi tidak berpengaruh terhadap
Berdasarkan hasil analisis dapat return saham. Hal ini disebabkan karena
dilihat bahwa Inflasi menunjukkan nilai faktor yang ditunjang dengan kondisi
signifikan lebih besar dari tingkat kinerja perusahaan – perusahaan memiliki
keyakinan (α) yaitu 0.0527 > 0.05 dengan fundamental ekonomi yang kuat (Nugroho,
koefisien sebesar -0.275738 dan taraf 2009), hal ini ditunjukkan oleh sektor
signifikan 5%, maka H0 diterima dan Ha Semen merupakan perusahaan yang
ditolak. Sehingga dapat diartikan bahwa berkontribusi dalam melakukan ekspor
Inflasi tidak berpengaruh negatif dan tidak sehingga mampu bertahan dalam kondisi
signifikan terhadap return saham. perekonomian sulit. Dengan begitu
2. Pengaruh Kurs / Nilai tukar perusahaan akan tetap terus beroperasi
terhadap Return Saham tanpa meningkatkan biaya perusahaan
Berdasarkan hasil analisis dapat karena permintaan yang terus ada dan
dilihat bahwa Inflasi menunjukkan nilai menjadi penyedia bahan baku bagi sektor
signifikan lebih besar dari tingkat lain, dalam keadaan tekanan Inflasi. Hal
keyakinan (α) yaitu 0.5425 > 0.05 dengan itu lah yang menjadikan minat daya tarik
koefisien sebesar 0.000476 dan taraf Investor tetap ada dalam permintaan akan
signifikan 5%, maka H0 diterima dan Ha saham perusahaan semen sehingga terjadi
ditolak. Sehingga dapat diartikan bahwa pergerakan yang stabil pada harga di pasar
Kurs tidak berpengaruh positif dan tidak modal yang berimbas pada tingkat return.
signifikan terhadap return saham. Penelitian ini searah dengan penelitian
3. Pengaruh Suku Bunga terhadap yang dilakukan oleh Purnomo et al (2013),
Return Saham Mahilo dan Parengkuan (2015) dan Kirui
Berdasarkan hasil analisis dapat et al (2014) yang menyatakan bahwa
dilihat bahwa Suku Bunga menunjukkan tingkat inflasi tidak berpengaruh terhadap
nilai signifikan lebih kecil dari tingkat return saham. Oleh sebab itu hasil dari
keyakinan (α) yaitu 0.0003 > 0.05 dengan penelitian ini mengindikasikan bahwa
koefisien sebesar -0.902500 dan taraf Inflasi selama periode penelitian tidak
signifikan 5%, maka Ha diterima dan H0 memengaruhi return saham.
pergerakan harga saham di pasar modal.
2. Analisis Pengaruh Kurs / Nilai Masyarakat indonesia yang lebih memilih
tukar terhadap Return Saham. menginvestasikan dananya di pasar uang
Berdasarkan hasil regresi data panel pada ketika tingkat bunga tinggi sekaligus
Tabel 4.5, ditemukan bahwa Kurs / Nilai menunjukkan secara umum masyarakat
tukar tidak berpengaruh positif dan tidak Indonesia bersifat risk averse.
signifikan terhadap return saham dengan Hasil ini memiliki kesesuaian dengan
hasil nilai probabilitas 0.5425 > 0.05. penelitian yang dilakukan Purnomo et al
Hasil dari penelitian ini menemukan (2013), Rusliati dan Fathoni (2011) dan
bahwa nilai kurs rupiah tidak berpengaruh Ahmad et al. (2010) para peneliti terdahulu
terhadap return saham. Hal ini dikarenakan menunjukkan bahwa Suku bunga
perusahaan semen tidak mengimpor bahan berpengaruh negatif signifikan terhadap
baku dari luar negeri sehingga biaya return saham. Hasil penelitian ini
produksi tidak mengalami perubahan mengindikasikan bahwa peningkatan dan
sehingga return perusahaan semen tidak penurunan pada Suku Bunga selama
dipengaruhi oleh nilai kurs rupiah. periode penelitian memengaruhi return
Hasil ini memiliki kesesuaian dengan saham, semakin tinggi tingkat Suku Bunga
penelitian yang dilakukan Hadianto yang terjadi, maka semakin menurunnya
(2009), Mahilo dan Parengkuan (2015) dan return saham.
Wiradharma dan Sudjarni (2016) dalam
penelitiannya menunjukan bahwa Kurs SIMPULAN DAN SARAN
tidak berpengaruh terhdap return saham.
3. Analisis Pengaruh Suku Bunga A. Simpulan
terhadap Return Saham.
Berdasarkan hasil regresi data panel pada Tujuan penelitian ini adalah untuk
tabel 4.5, ditemukan bahwa Suku Bunga mengetahui adanya pengaruh Inflasi, Suku
berpengaruh negatif signifikan terhadap Bunga SBI, dan Kurs / Nilai tukar
return saham dengan hasil nilai terhadap Return Saham. Sampel yang
probabilitas 0.0003 < 0.05 digunakan dalam penelitian ini adalah
Investor akan melakukan pemilihan perusahaan sektor Industri dasar & kimia
investasi saham di pasar modal, jika Sub sektor semen yang terdaftar di Bursa
keuntungan dari Investasi saham lebih Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2017.
besar dari pada Keuntungan Suku Bunga , Metode yang digunakan dalam penelitian
maka para investor akan mengalihkan ini adalah purposive sampling, yaitu teknik
dananya untuk membeli saham sehingga yang digunakan dalam pengambilan
pergerakan harga saham akan mengalami sampel berdasarkan kriteria tertentu.
kenaikan. Sebaliknya jika keuntungan dari Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian
Suku Bunga yang ditentukan oleh Bank hipotesis melalui analisis regresi data
Indonesia lebih besar dari pada investasi panel pada pembahasan bab IV, maka
saham si sektor semen, maka para investor penulis dapat menarik kesimpulan sebagai
akan mengalihkan dananya untuk berikut:
menyimpan dananya di Bank. Sehingga
permintaan terhadap saham Semen akan 1. Hasil pengujian variabel Inflasi
menurun dan diikuti oleh penurunan menunjukkan hasil yang menyatakan
bahwa Inflasi tidak berpengaruh negatif 3) Bagi Peneliti Selanjutnya, bisa
dan tidak signifikan terhadap return saham menambahkan variabel makro lainnya
pada perusahaan sektor Industri dasar & seperti pertumbuhan ekonomi dan
kimia Sub sektor semen yang terdaftar di pertumbuhan sektor property & real estate
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016- dan dapat menambahkan variabel mikro
2017. seperti sales dan profit. Sehingga nantinya
diharapkan hasil yang diperoleh akan lebih
2. Hasil Pengujian variabel Kurs / dapat digeneralisasikan dan untuk
Nilai tukar tidak berpengaruh positif dan memperluas penelitian serta menghasilkan
tidak signifikan terhadap return saham analisis yang lebih baik.
pada perusahaan sektor Industri dasar &
kimia Sub sektor semen yang terdaftar di DAFTAR PUSTAKA
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-
2017 Arista, D dan Astohar. 2012. Analisis
faktor-faktor yang mempengaruhi
3. Hasil pengujian variabel Suku
return saham. Jurnal Ilmu
Bunga berpengaruh negatif signifikan Manajemen dan Akuntansi Terapan,
terhadap return saham pada sektor Industri Vol 3 Nomor 1, Mei 2012.
dasar & kimia Sub sektor semen yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Ahmad, M.I., Rehman, R.U. dan Raoof
Awais. 2010. Do Interest Rate,
periode 2016-2017.
Exchange Rate effect Stock Returns?
B. Saran A Pakistani Perspective.
International Research Journal of
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, Finance and Economics, ISSN 1450-
pembahasan dan kesimpulan di atas, maka 2887 pages 50.
saran yang dapat peneliti berikan adalah Farkhan dan Ika. 2012. Pengaruh rasio
sebagai berikut: keuangan terhadap return saham
perusahaan manufaktur di bursa efek
1) Bagi peusahaan, perusahaan sektor indonesia. Value Added, Vol. 9,
Semen hendaknya memperhatikan faktor No.1, September 2012 – Pebruari
eksternal terutama Suku Bunga. Hal ini 2013.
berdasarkan hasil penelitian bahwa Suku
Hadianto, Dwi Purnomo. 2009. Pengaruh
Bunga memiliki pengaruh terhadap return Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga
saham. dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap
Return Saham dan Risiko Saham
2) Bagi investor, Sebaiknya investor Perusahaan LQ45. Skripsi Jurusan
memperhatikan tingkat suku bunga Akutansi Fakultas Ekonomi
sebelum memutuskan untuk Universitas Negeri Malang
menginvestasikan dananya. . Ketika suku
Hartono, J. (2014). Teori portofolio dan
bunga naik maka return saham akan turun. analisis investasi (Ed. ke-9).
Sehingga investor lebih baik menanamkan Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
dananya pada bank bukan
menginvestasikan dananya pada saham Kirui, E., Wawire, N. H. W. dan Onono, P.
O. Macroeconomic Variables,
semen.
Volatility and Stock Market Returns:
A Case of Nairobi Securities
Exchange Kenya. International mempengaruhi return saham pada
Journal of Economics and Finance. perusahaan property dan real estate
6(8): 214-228. 2014. yang terdaftar pada bursa efek
indonesia tahun 2009 s/d 2014. 30
Legiman F. M., Tommy Parengkuan, Untu Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE),
Victoria. 2015. Faktor-faktor yang Hal.30–51 ISSN: 1412- 3126.
mempengaruhi Return saham pada
perusahaan agroindustry yang Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
periode 2009-2012. Jurnal EMBA Kualitatif, dan R&D. Bandung:
vol.3 No.3 Hal 382-392. Alfabeta.
Mahilo, Michael B, dan Parengkuan, Sukirno, Sadono. Ekonomi Makro. Edisi
Tommy. 2015. Dampak Risiko Suku Ketiga. Raja Grafindo Persada,
Bunga, Inflasi, dan Kurs terhadap Jakarta. 2012.ding.
Return Saham Perusahaan Makanan
dan Minuman yang Go Public
di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Tandelilin, A .2010. Fortofolio dan
EMBA. Vol. 3 (No. 3): 1-10.
Investasi. Yogyakarta: Konisius
Manado: Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sam Ratulangi. Wiradharma M. S. dan Sudjarni L. K.
2016. Pengaruh Tingkat Suku
Nopirin. 2009. Ekonomi Moneter, Buku II,
Bunga, Tingkat Inflasi, Nilai Kurs
Edisi ke-1. Yogyakarta: BPFE. Rupiah Dan Produk Domestik Bruto
Purnomo Tri, Hendra dan Nurul Terhadap Return Saham. E-
Widyawati, 2013. Pengaruh Nilai Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5,
Tukar, Suku Bunga, dan Inflasi No. 6 3392-3420 ISSN :
terhadap Return Saham pada 23012-8912.
Perusahaan Properti di Bursa Efek
https://www.asi.or.id/. 12 Februari 2019
Indonesia. Jurnal Ilmu & Riset
Manajemen, Volume 2 Nomor 10. https://www.bi.go.id/id/moneter/bi-rate/.
12 Oktober 2018
Puspopranoto, S. 2014. Keuangan
Perbankan Dan Pasar Keuangan. https://www.bi.go.id/id/moneter/Inflasi/.
Jakarta: Pustaka Lp3es 12 Oktober 2018
Indonesia.Putu Eka Pujawati,
https://www.bi.go.id/id/moneter/informasi-
Rusliati, E. dan Fathoni, S. N. Inflasi, kurs/transaksi-bi/. 12 Oktober 2018
Suku Bunga Deposito dan Return
Pasar Terhadap Return Saham https://www.finance.yahoo.com/ . 28
pada Industri Barang Konsumsi yang September 2018
Terdaftar di BEI 2006- 2009.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi. 13(2):
107-118. 2011.
Samsul, Mohamad. 2015. Pasar Modal
dan Manajemen Portofolio. Edisi 2.
Jakarta: Erlangga.
Sudarsono Bambang dan Sudiyatno
Bambang. 2016. Faktor-faktor yang

Anda mungkin juga menyukai