Anda di halaman 1dari 142

KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

NOMOR : 1453.K/29/MEM/2000
TENTANG
PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN TUGAS PEMERINTAHAN
DI BIDANG PERTAMBANGAN UMUM

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL,

Menimbang: a. bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 6 dan Pasal 9 Peraturan


Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom perlu menetapkan standar,
norma, kriteria, prosedur dan pedoman penyelenggaraan tugas pemerintahan
di bidang pertambangan umum;
b. bahwa Pedoman Teknis sebagaimana dimaksud dalam huruf a digunakan
oleh Badan Legislatif Daerah maupun Badan Eksekutif Daerah sebagai dasar
dalam menetapkan peraturan perundang-undangan di bidang pertambangan
umum;

Mengingat: 1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing(LN


Tahun 1967 Nomor 1, TLN Nomor 2818)sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undangNomor 11 Tahun 1970 tentang Perubahan dan Tambahan
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (LN
Tahun 1970 Nomor 46, TLN Nomor 2943);
2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pertambangan(LN Tahun 1967 Nomor 22, TLN Nomor 2831);
3. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam
Negeri(LN Tahun 1968 Nomor 33, TLN Nomor 2853) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang Nomor12 Tahun 1970tentang Perubahan
dan TambahanUndang-undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman
Modal Dalam Negeri (LN Tahun 1970 Nomor 47, TLN Nomor 2944);
4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup(LNTahun 1997Nomor 68, TLN Nomor 3699);
5. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah(LN
Tahun 1999 Nomor 60, TLN Nomor 3839);
6. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (LN Tahun 1999 Nomor 72, TLN
Nomor 3848);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1969 tentang Pelaksanaan Undang-
undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pertambangan(LN Tahun 1969 Nomor 60, TLN Nomor 2916) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 1992 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1969 tentang
Pelaksanaan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok Pertambangan (LN Tahun 1992 Nomor 129, TLN Nomor
3510);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1980 tentang Penggolongan Bahan-
bahan Galian (LN Tahun 1980 Nomor 47, TLN Nomor 3174);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 1998tentang Tarif Atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Departemen
Pertambangan dan Energi Di Bidang Pertambangan Umum sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2000 tentang

1
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 1998 tentang Tarif
Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada
Departemen Pertambangan dan Energi Di Bidang Pertambangan Umum (LN
Tahun 2000 Nomor 26, TLN Nomor 3939);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (LN Tahun 1999 Nomor59, TLN Nomor 3838);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (LN Tahun
2000 Nomor 54, TLN Nomor 3952);
12. Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1996tanggal 25 September 1996
tentang Ketentuan Pokok Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan
Batubara;
13. Keputusan Presiden Nomor 234/M Tahun 2000 tanggal 23 Agustus
2000tentang Pembentukan Kabinet Periode Tahun 2000sampai dengan2004;
14. Keputusan Menteri Pertambangan danEnergi Nomor 1165. K/844/M.PE/1992
tanggal 12 September 1992 tentang Penetapan Tarif Iuran TetapUntuk
Usaha Pertambangan Umum Dalam Rangka Kuasa Pertambangan;
15. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 1166.
K/844/M.PE/1992 tanggal 12 September 1992 tentang Penetapan Tarif Iuran
Eksplorasi atau Iuran Eksploitasi Untuk Usaha Pertambangan Umum;
16. Keputusan MenteriPertambangan dan Energi Nomor 1748 Tahun 1992
tanggal 31 Desember 1992 tentang Organisasi dan Tatakerja Departemen
Pertambangan dan Energisebagaimana telah diubah dengan
KeputusanMenteri Pertambangan dan Energi Nomor 169 Tahun 1998
tanggal 17 Februari 1998 tentang Organisasi dan Tatakerja Direktorat
Jenderal Listrik dan Pengembangan Energi;
17. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 555. K/26/M.PE/1995
tanggal 22 Mei 1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pertambangan Umum;
18. Keputusan Menteri Pertambangan dan EnergiNomor 1211.K/008/MPE/1995
tanggal 17 Juli 1995 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Perusakan
dan Pencemaran Lingkungan Pada Kegiatan Usaha Pertambangan Umum;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan: KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TENTANG


PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN TUGAS PEMERINTAHAN DI
BIDANG PERTAMBANGAN UMUM

BAB I
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN UMUM

Pasal 1

(1) (1)Usaha pertambangan umum baru dapat dilaksanakan apabila telah mendapatkan Kuasa
Pertambangan (KP), Kontrak Karya (KK) dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan
Batubara (PKP2B) dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral/Gubernur/ Bupati/ Walikota
sesuai lingkup kewenangan masing-masing.
(2) (2)Usaha pertambangan dalam rangka KK dan PKP2B harus dilakukan oleh badan hukum
yangbergerak di bidang usaha pertambangan umum.

2
(3) (3)Persyaratan, prosedur dan format permohonan perizinan KP, KK dan PKP2B
sebagaimana tercantum dalamLampiran I sampai dengan IIIKeputusan Menteri ini.

Pasal 2

(1) Pada satu wilayah usaha pertambangan umum dapat diberikan KP, KK dan PKP2B untuk
bahan galian lain yang keterdapatannya berbeda setelah mendapat persetujuan dari
pemegang KP, KK atau PKP2Bterdahulu.
(2) Pemegang KP, KK dan PKP2B mempunyai hak mendapatkan prioritas untuk mengusahakan
bahan galian lain dalam wilayah kerjanya.

Pasal 3

Dalam hal terjadi tumpang tindih antara kegiatan usaha pertambangan dengan kegiatan usaha
selain usaha pertambangan umum, maka prioritas peruntukan lahan ditentukan oleh
Gubernur/Bupati/Walikota sesuai lingkup kewenangan masing-masing.

BAB II
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Pasal 4

(1) Pemerintah Daerah sesuai lingkup kewenangan masing-masing bertanggung jawab dalam
pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dilaksanakan oleh pemegang
KP, KK dan PKP2B sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Tanggung jawab Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi
pemberian persetujuan :
a. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) terdiridari Kerangka Acuan Analisis
Dampak Lingkungan (KA-ANDAL), ANDAL, Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan
Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL);
b. Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) untuk
yang tidak wajib AMDAL, yang disusun oleh masing-masing pemegang KP, KK, dan
PKP2B selaku pemrakarsa dengan mengacu pedoman teknis penyusunan AMDAL, UKL-
UPL sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV dan V Keputusan Menteri ini.

Pasal 5

(1) Pemerintah Daerah sesuai lingkup kewenangan masing-masingmewajibkan pemegang KP,


KK dan PKP2B pada tahap eksploitasi/produksi untuk menyampaikan laporan Rencana
Tahunan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (RTKPL).
(2) Pemerintah Daerah sesuai lingkup kewenangan masing-masingmewajibkan pemegang KP,
KK dan PKP2B pada saat memulai tahap operasi/produksi untuk menyampaikan laporan
Rencana Tahunan Pengelolaan Lingkungan (RTKL) dan menempatkan Dana Jaminan
Reklamasi pada bank pemerintah atau bank devisa sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(3) Pedoman penyusunan laporan RTKPL, RTKL dan tata cara penempatan serta pencairan
jaminan reklamasi sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI dan VIIKeputusan Menteri ini.

3
BAB III
PENGEMBANGAN WILAYAH DAN PENGEMBANGAN
MASYARAKAT SERTA KEMITRAUSAHAAN

Pasal 6

(1) Pemerintah Daerah sesuai lingkup kewenangan masing-masingmenugaskan pemegang KP,


KK dan PKP2B sesuai dengan tahapan dan skala usahanya untuk membantu program
pengembangan masyarakat dan pengembangan wilayah pada masyarakat setempat yang
meliputi pengembangan sumber daya manusia, kesehatan dan pertumbuhan ekonomi.
(2) Gubernur/Bupati/Walikota melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
program pengembangan masyarakat dan pengembangan wilayah sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1).

Pasal 7

Gubernur/Bupati/Walikota wajib mengupayakan terciptanya kemitrausahaan antara pemegang


KP, KK dan PKP2B dengan masyarakat setempat berdasarkan prinsip saling membutuhkan dan
saling menguntungkan.

BAB IV
PENYELENGGARAANTUGAS PEMERINTAHAN

Pasal 8

(1) Penyelenggaraan tugas pemerintahan di bidang pertambangan umum oleh Propinsi atau
Kabupaten/Kota diselaraskan dengan potensi sumber daya mineral, sumber daya manusia,
pendanaan dan organisasi penyelenggaraannya.
(2) Organisasi penyelenggaraan pemerintahan di bidang pertambangan umum disusun
berdasarkan fungsi-fungsi :
a. pengaturan;
b. pemrosesan perizinan;
c. pembinaan usaha;
d. pengawasan eksplorasi, produksi, keselamatan dan kesehatan kerja (K3), lingkungan
dan konservasi;
e. pengelolaan informasi pertambangan;
f. pengevaluasian dan pelaporan kegiatan.
(3) Pemangku jabatan yang melaksanakan fungsi-fungsiorganisasi sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) agar didasarkan atas kompetensi sebagaimana tercantum dalam Lampiran
VIII Keputusan Menteri ini.

BAB V
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 9

(1) Pelaksanaan pembinaan dan pengawasanusaha pertambangan umum terhadap pemegang


KP, KK dan PKP2B dilakukan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Gubernur,
Bupati/Walikota sesuai lingkup kewenangan masing-masing.
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi aspek :
a. eksplorasi;

4
b. produksi dan pemasaran;
c. keselamatan dan kesehatan kerja (K3);
d. lingkungan;
e. konservasi;
f. tenaga kerja;
g. barang modal;
h. jasa pertambangan;
i. pelaksanaan penggunaan produksi dalam negeri;
j. penerapan standar pertambangan;
k. investasi, divestasi dan keuangan.

(3) Pelaksanaan pengawasan langsung di lapangan terhadap aspek produksi dan pemasaran,
konservasi, K3 serta Lingkungan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Gubernur,
Bupati/Walikota sesuai lingkup kewenangan masing-masing dilakukan sekurang-kurangnya 6
(enam) bulan sekali.

Pasal 10

(1) Pemeriksaan aspek K3 dan lingkungan dilaksanakan oleh Pelaksana Inspeksi


Tambang/Inspektur Tambang.
(2) Persyaratan, tugas pokok dan fungsi Pelaksana Inspeksi Tambang/Inspektur Tambang
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berpedoman pada Keputusan Menteri
Pertambangan danEnergiNomor 2555.K/201/M.PE/1993 tanggal19 Juli 1993 tentang
Pelaksana Inspeksi Tambang dengan segala perubahannya.
(3) Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan K3 berpedoman pada Keputusan Menteri
Pertambangan dan Energi Nomor 555.K/26/MPE/1995 tanggal 22 Mei 1995 tentang
Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Bidang Pertambangan Umum dengan
segala perubahannya.
(4) Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan lingkungan berpedoman pada Keputusan
Menteri Pertambangan dan EnergiNomor 1211.K/.008/M.PE/1995 tanggal 17 Juli 1995
tentang Pencegahan dan Penanggulangan Perusakan dan Pencemaran Lingkungan
pada Kegiatan Usaha Pertambangan Umum dengan segala perubahannya.
(5) Pedoman Tata Cara Pengawasan Lingkungan dan K3 beserta pelaporannya
sebagaimana tercantum dalam Lampiran IX Keputusan Menteri ini.

Pasal 11

Pedoman Tata Cara Pengawasan Eksplorasi dan Konservasi adalah sebagaimana tercantum
dalam Lampiran X dan XI Keputusan Menteri ini.

Pasal 12

Pedoman Pelaksanaan Pengawasan Produksi adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran


XII Keputusan Menteri ini.

Pasal 13

Pelaksanaan pengawasan tenaga kerja, barang modal, jasa pertambangan, pelaksanaan


penggunaan produksi dalam negeri, penerapan standar pertambangan, investasi, divestasi dan
keuangan berdasarkan evaluasi atas laporan tentang rencana dan realisasi yang disampaikan
dan uji petik di lapangan.

5
BAB VI
PELAPORAN DAN EVALUASI

Pasal 14

(1) Gubernur/Bupati/Walikota sesuai lingkup kewenangan masing-masingmewajibkan pemegang


KP, KK dan PKP2B untuk menyampaikan laporan kegiatan bulanan, triwulanan, tahunan dan
laporan akhir serta laporan-laporan khusus lainnya dengan tembusan kepada Menteri Energi
dan Sumber Daya Mineral dan instansi terkait.
(2) Bentuk dan format laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sesuai pedoman
sebagaimana tercantum dalam Lampiran XIII a,b,c,d,e, dan f Keputusan Menteri ini.

Pasal 15

Gubernur/Bupati/Walikota sesuai lingkup kewenangan masing-masing melakukan evaluasi atas


laporan kegiatan KP, KK dan PKP2B sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1).

Pasal 16

(1) Gubernur/Bupati/Walikota melaporkan pelaksanaan penyeleng-garaan usaha pertambangan


umum di wilayahnya masing-masing sesuai ketentuan Pasal 44 Undang-Undang Nomor 22
Tahun 1999 dengan tembusan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineralsetiap 6
(enam) bulan sekali.
(2) Format laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah sebagaimana tercantum
dalam Lampiran XIV Keputusan Menteri ini.

BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 17

(1) Kuasa Pertambangan, Kontrak Karya dan Perjanjian Kerjasama Pengusahaan


Pertambangan Batubara yang telah diterbitkan sebelum tanggal 6 November 2000 beserta
hak dan kewajibannya tetap berlaku sampai habis masa berlakunya.
(2) Permohonan peningkatan, perpanjangan, perluasan, penciutan, dan pengakhiran atas izin
usaha pertambangan yang telah diterbitkan sebelum tanggal 6 November 2000 tetap
diproses oleh Direktorat Jenderal Pertambangan Umum sampai dengan tanggal 31
Desember 2000.
(3) Penyelenggaraan tugas pemerintahan di bidang pertambangan umum oleh Pemerintah
Daerah dilaksanakan mulai tanggal 1 Januari 2001.

Pasal 18

Wilayah Pertambangan Rakyatyang telah ditetapkan sebelum tanggal 6 November 2000 masih
tetap berlaku.

6
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 19

Kebijakan dalam bentuk pengaturan kewenangan dan pedoman-pedoman lainnya yang


dipandang perlu dan belum tercantum dalam Pedoman Teknis ini akan diatur dan ditetapkan
kemudian.

Pasal 20

(1) Peraturan pelaksanaan yang bertentangan dan/atau tidak sesuai dengan Keputusan Menteri
ini dinyatakan tidak berlaku.
(2) Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 03 November 2000
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

ttd

Purnomo Yusgiantoro

Tembusan :
1. Presiden Republik Indonesia
2. Wakil Presiden Republik Indonesia
3. Menteri Koordinator BidangPerekonomian
4. Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah
5. Menteri Negara Lingkungan Hidup
6. Sekretaris Jenderal Dep. Energi dan Sumber Daya Mineral
7. Inspektur Jenderal Dep. Energi dan Sumber Daya Mineral
8. Para Direktur Jenderal di lingkungan Dep. Energi dan Sumber Daya Mineral
9. Para Gubernur di seluruh Indonesia
10. Para Bupati/Walikotadi seluruh Indonesia

7
Lampiran I Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


NOMOR : 1453 K/29/MEM/2000
TANGGAL : 3 November 2000

PERSYARATAN PERMOHONAN PERIZINAN

.
I KUASA PERTAMBANGAN (KP) 4) Anggaran Dasar yang salah satu maksud
dan tujuannya menyebutkan berusaha
1. Kuasa Pertambangan Penyelidikan Umum di bidang pertambangan dan telah
atau Kuasa Pertambangan Eksplorasi (Pemohon disahkan oleh instansi yang berwenang
baru) : khusus untuk Koperasi/KUD.
a
. Surat Permohonan 5) Rekomendasi dari Dinas Koperasi dan
b
. Peta Wilayah Usaha Kecil khusus unutk Koperasi/
KUD.
c
. Akte Pendirian Perusahaan yang salah satu
maksud dan tujuannya menyebutkan 4. Perpanjangan Kuasa Pertambangan Eksplorasi
berusaha di bidang pertambangan dan telah a. Surat Permohonan
disahkan oleh Departemen Kehakiman dan b. Peta Wilayah
Hak Asasi Manusia. c. Laporan Kegiatan Eksplorasi
d. Tanda Bukti Penyetoran Uang Jaminan d. Rencana Kerja dan Biaya
Kesungguhan. e. Tanda Bukti Pelunasan Iuran Tetap
e. Laporan Keuangan bagi perusahaan baru 5. Izin Pengiriman Contoh Ruah (diberikan satu
dan laporan keuangan tahun terakhir yang kali)
telah diaudit oleh Akuntan Publik bagi a
. Surat Permohonan
perusahaan lama.
b
. Salinan/Kopi Surat Keputusan Kuasa
2. Perpanjangan Kuasa Pertambangan Pertambangan
Penyelidikan Umum : c
. Bukti Pelunasan Iuran Tetap dan Iuran
a. Surat Permohonan Eksploitasi.
b. Peta Wilayah d. Peta rencana tambang percobaan
c. Laporan Kegiatan Penyelidikan Umum e
. Rencana tujuan, jumlah dan kualitas
d. Rencana Kerja dan Biaya. pengiriman contoh
e. Tanda Bukti Pelunasan Iuran Tetap .
f Dokumen AMDAL/UKL-UPL kegiatan
pengambilan contoh ruah yang telah
3. Kuasa Pertambangan Eksplorasi disetujui
a
. Sebagai peningkatan Kuasa Pertambangan
6. Kuasa Pertambangan eksploitasi
Penyelidikan Umum :
a
. Peningkatan Kuasa Pertambangan
1) Surat Permohonan
Eksplorasi
2) Peta Wilayah
1) Surat Permohonan
3) Laporan Lengkap Penyelidikan Umum
2) Peta Wilayah
4) Tanda Bukti Pelunasan Iuran Tetap
3) Laporan Lengkap Eksplorasi
5) Rencana Kerja dan Biaya
4) Laporan Studi Kelayakan
b
. Kuasa Pertambangan Eksplorasi bukan 5) Dokumen AMDAL, atau UKL-UPL
peningkatan Kuasa Pertambangan
6) Tanda Bukti Pembayaran Iuran Tetap
Penyelidikan Umum :
7) Akte Pendirian Perusahaan yang salah
1) Surat Permohonan satu dari maksud dan tujuannya
2) Peta Wilayah menyebutkan berusaha di bidang
3) Akte Pendirian Perusahaan yang salah pertambangan dan telah disahkan
satu maksud dan tujuan menyebutkan instansi yang berwenang.
berusaha di bidang pertambangan dan
b
. KP Eksploitasi baru (bukan sebagai
telah disahkan oleh Departemen
peningkatan Kuasa Pertambangan Eksplo-
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia
rasi) khusus untuk Koperasi/KUD)

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 466


Lampiran I Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

1) Surat Permohonan tambangan dan telah disahkan Departemen


2) Peta Wilayah Kehakiman dan Hak Azasi Manusia atau
3) Laporan Lengkap Eksplorasi instansi yang berwenang, salah satu
4) Laporan Studi Kelayakan Direktur/pengurusnya adalah Direktur/
pengurus perusahaan yang lama
5) Dokumen AMDAL atau UKL dan UPL.
6) Akte Pendirian Perusahaan yang salah 11. Ralat Batas dan Luas Wilayah
satu dari maksud dan tujuannya a
. Surat Permohonan
menyebutkan berusaha di bidang
b
. Peta Wilayah
pertambangan dan telah disahkan oleh
Departemen Kehakiman dan Hak Asasi c
. Alasan Perubahan Batas dan Luas Wilayah
Manusia.
7) Rekomendasi dari Dinas Koperasi. II. KONTRAK KARYA (KK) DAN PERJANJIAN
KARYA PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN
7. Perpanjangan Kuasa Pertambangan Eksploitasi BATUBARA (PKP2B)
a. Surat Permohonan
b. Peta Wilayah 1. Izin pengiriman Contoh Ruah (diberikan hanya
c. Tanda Bukti Pelunasan Iuran Tetap dan satu kali)
Iuran Eksploitasi a
. Surat Permohonan
d. Laporan Akhir Kegiatan Eksploitasi b
. Salinan/Kopi Surat Keputusan Penetapan
e. Laporan Pelaksanaan Pengelolaan Tahapan Kegiatan Studi Kelayakan
Lingkungan. c. Bukti Pelunasan Iuran dan Royalti
.
f Rencana Kerja dan Biaya Pertambangan
d. Peta rencana tambang percobaan
8. Kuasa Pertambangan Pengolahan dan
Pemurnian serta Perpanjangannya (mandiri/bagi e. Rencana tujuan, jumlah dan kualitas
yang tidak mempunyai KP eksploitasi) pengiriman contoh
.
f Dokumen AMDAL/UKL-UPL kegiatan
a. Surat Permohonan
pengambilan contoh ruah yang telah
b. Rencana Teknis Pengolahan dan Pemurnian disetujui.
c. Dokumen AMDAL atau UKL-UPL.
2. Izin Usaha Jasa Pertambangan
d. Perjanjian jual beli dengan Pemegang
Kuasa Pertambangan Eksploitasi a. Surat Permohonan
b. Akte Pendirian Perusahaan
e. Laporan Kegiatan Pengolahan dan
Pemurnian yang telah dilakukan (untuk c. Foto copy Domisili
perpanjangan) d. Daftar pimpinan umum perusahaan dan
alamat.
9. Pengakhiran dan Pengembalian Kuasa e
. Daftar tenaga ahli
Pertambangan
.
f Daftar peralatan
a
. Surat Permohonan
3. Persetujuan rencana Kerja dan Biaya
b
. Laporan Akhir Kegiatan
a
. Surat Permohonan
c
. Tanda Bukti Pelunasan Iuran Tetap dan/
b
. Laporan Kegiatan
atau Iuran Eksploitasi
c
. Laporan Rencana Kerja dan Anggaran
d. Laporan Pelaksanaan Pengelolaan Pendapatan dan Biaya
Lingkungan dan Rencana Kegiatan Pasca
Tambang (untuk KP Eksploitasi) 4. Surat Izin Penyelidikan Pendahuluan (SIPP)
10. Pemindahan Kuasa Pertambangan a
. Peta Wilayah
b
. Rencana kerja dan biaya
a. Surat Permohonan
c
. Surat persetujuan prinsip
b. Surat Pernyataan Pemegang Kuasa Per-
tambangan 5. Persetujuan Prinsip Aplikasi
c. Berita Acara Serah Terima a
. Surat permohonan
d. Akte Pendirian Perusahaan Baru yang salah b
. Peta Wilayah
satu dari maksud dan tujuannya c
. Bukti setor jaminan kesungguhan (salinan/
menyebutkan berusaha di bidang per- fotocopy transfer)

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 467


Lampiran I Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

d. Laporan tahunan dan laporan keuangan 3 c


. Rencana kerja dan anggaran biaya tahap
(tiga) tahun terakhir yang diaudit oleh studi kelayakan
akuntan publik kecuali bagi pemohon baru. d. Bukti pembayaran kewajiban keuangan
e. Surat khusus Direksi yang diketahui e. Laporan akhir eksplorasi
Komisaris untuk penandatanganan
12. Perpanjangan Tahap Kegiatan Studi Kelayakan
permohonan.
(bagi KK/PKP2B yang sudah ada)
.
f Kesepakatan bersama dalam hal pe-
a
. Surat Permohonan
mohonnya lebih dari 1 (satu) pihak.
b
. Peta wilayah
6. Perpanjangan SIPP c
. Rencana kerja dan anggaran biaya
a
. Peta Wilayah perpanjangan tahap kelayakan
b
. Laporan hasil kegiatan SIPP d. Bukti pembayaran kewajiban keuangan
c
. Rencana Kerja dan biaya perpanjangan SIPP e. Laporan kemajuan studi kelayakan

7. Persetujuan Tahap Kegiatan Penyelidikan Umum 13. Tahap Konstruksi


a
. Surat Permohonan a
. Surat Permohonan
b
. Peta wilayah b
. Peta wilayah
c
. Rencana kerja dan anggaran biaya tahap
c
. Rencana kerja dan anggaran biaya tahap
konstruksi
Penyelidikan Umum.
d. Bukti pembayaran kewajiban keuangan
d. Bukti pembayaran kewajiban keuangan.
e. Persetujuan laporan studi kelayakan
e. Laporan kegiatan SIPP (bila melalui SIPP) .
f Persetujuan AMDAL (ANDAL, RKL dan
8. Perpanjangan Tahap Kegiatan Penyelidikan RPL)
Umum 14. Tahap operasi produksi
a
. Surat Permohonan a
. Surat permohonan
b
. Peta wilayah b
. Peta wilayah
c
. Rencana kerja dan anggaran biaya tahap c
. Rencaa kerja dan anggaran biaya tahap
perpanjangan Penyelidikan Umum operasi produksi
d. Bukti pembayaran kewajiban keuangan d. Laporan akhir konstruksi
e. Laporan hasil kegiatan Penyelidikan e. Bukti pembayaran kewajiban keuangan
Umum. .
f Persetujuan laporan tahap konstruksi
15. Perpanjangan Tahap Operasi Produksi
9. Permulaan Tahap Kegiatan Eksplorasi
a
. Surat Permohonan
a
. Surat Permohonan
b
. Peta wilayah
b
. Peta wilayah
c
. Rencana kerja dan anggaran biaya
c
. Rencana kerja dan anggaran biaya tahap perpanjangan tahap operasi produksi
eksplorasi
d. Persetujuan studi kelayakan baru (revisi)
d. Bukti pembayaran kewajiban keuangan e. Persetujuan AMDAL, RKL dan RPL (revisi)
e. Laporan umum penyelidikan umum .
f Bukti pembayaran kewajiban keuangan
10. Perpanjangan Tahap Kegiatan Eksplorasi 16. Penundaan Kegiatan
a
. Surat Permohonan a
. Surat permohonan
b
. Peta wilayah b
. Laporan kegiatan akhir
c
. Rencana kerja dan anggaran biaya tahap c
. Dasar/alasan pengajuan Suspensi/
eksplorasi Penundaan
d. Tanda bukti pembayaran kewajiban
d. Bukti pembayaran kewajiban keuangan
keuangan
e. Laporan kemajuan eksplorasi
17. Pembatalan/terminasi
11. Tahap Studi Kelayakan a
. Surat Permohonan
a
. Surat Permohonan b
. Peta wilayah pembatalan
b
. Peta wilayah c
. Laporan lengkap kegiatan akhir

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 468


Lampiran I Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

d. Persetujuan hasil Rapat Umum Pemegang 27. Rekomendasi Perubahan Investasi


Saham (RUPS) Perusahaan a
. Surat Permohonan
e. Rencana penjualan aset b
. Dasar/alasan perubahan investasi
.
f Evaluasi pelaksanaan K3 dan lingkungan
c
. Bukti pembayaran kewajiban keuangan
18. Perubahan Luas Wilayah KK/PKP2B
28. Rekomendasi Konsolidasi Biaya
a
. Surat Permohonan
a
. Surat Permohonan
b
. Peta wilayah
c
. Laporan rencana penciutan /perluasan b
. Laporan keuangan 2 (dua) tahun terakhir
wilayah yang telah diaudit oleh akuntan publik
d. Bukti pembayaran kewajiban keuangan c
. Bukti pembayaran kewajiban keuangan
e. Laporan kegiatan akhir 29. Rekomendasi Rencana Penggunaan Tenaga
19. Perubahan Pemegang Saham Kerja Asing (RPTKA)
a
. Surat Permohonan a. Surat Permohonan
b
. Akte pendirian perusahaan yang telah b. Dasar/alasan penggunaan-penggunaan
disahkan oleh Departemen Kehakiman dan Tenaga Kerja Asing
Hak Azasi Manusia c. Daftar isian RPTKA dari Depnaker
c. Hasil keputusan RUPS luar biasa d. Struktur organisasi perusahaan
d. Laporan keuangan 2 tahun terakhir yang
30. Rekomendasi Izin Kerja Tenaga Kerja Asing
diaudit akuntan publik
(IKTA)
e. Draft akte jual beli saham
a. Surat Permohonan
21. Persetujuan Perubahan Mitra Kerja Asing dan
b. Salinan/fotocopy persetujuan RPTKA dari
Nasional (Khusus PKP2B)
Depnaker
a
. Surat permohonan c. Kualifikasi TKA
b
. Profil perusahaan d. Paspor dan Visa TKA
c
. Akte Perusahaan
31. Rekomendasi Barang Modal
22. Perubahan Rencana Kerja dan Biaya
a. Surat Permohonan
a. Surat Permohonan
b. Laporan kegiatan b. Realisasi barang modal tahun sebelumnya
c. Dasar/alasan perubahan Rencana Kerja & c. Daftar kebutuhan barang modal
Biaya d. Barang modal tahun sebelumnya yang
d. Perubahan Rencana Kerja dan Anggaran belum direalisasikan masuk dalam Daftar
Pendapatan & Biaya Kebutuhan Barang Modal (b)
23. Pencairan Security Deposit 32. Rekomendasi Re-ekspor Barang/peralatan
a
. Surat Permohonan a
. Surat Permohonan
b
. Bukti penyampaian laporan kegiatan b
. Dasar/alasan permohonan re-ekspor barang/
c
. Bukti telah membayar iuran tetap/deadrent peralatan dengan masa penggunaan yang
24. Pencairan Uang Jaminan Kesungguhan wajar
a
. Surat Permohonan c
. Daftar barang-barang/peralatan yang akan
b
. Surat pernyataan untuk tidak mengalihkan di re-ekspor.
saham sampai KK/PKP2B ditandatangani 33. Rekomendasi Penghapusan Barang Modal
25. Persetujuan kontrak Jual Beli hasil tambang a
. Surat Permohonan
bagi perusahaan yang berafiliasi b
. Daftar barang/peralatan yang akan
a
. Surat Permohonan dihapuskan
b
. Surat Keterangan status perusahaan c
. Dasar/alasan bahwa barang sudah tidak
c
. Naskah/draft Perjanjian Jual Beli ekonomis lagi
26. Rekomendasi Perubahan Akte Pendirian 34. Rekomendasi impor Barang/Peralatan dengan
Perusahaan fasilitas OB 23
a
. Surat Permohonan a
. Surat Permohonan
b
. Dasar/alasan perubahan Akte Pendirian b
. Foto copy perjanjian pemilik barang di luar
Perusahaan negeri dengan pemakai
c
. Akte Perubahan
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 469
Lampiran I Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

c
. Daftar barang/peralatan pinjam pakai
sementara yang akan diimpor
d. Alasan/dasar penggunaan barang/peralatan
pinjam pakai sementara
35. Rekomendasi Security Clearance Survey Udara
a. Surat Permohonan
b. Daftar nama tenaga ahli Indonesia dan
Asing dilengkapi dengan IKTA
c. Daftar peralatan survei udara
d. Keterangan lokasi kegiatan
36. Rekomendasi Pengembangan Pelabuhan Khusus
kegiatan tambang
a
. Surat Permohonan
b
. Desain pelabuhan
c
. ANDAL/RKL-RPL wilayah pelabuhan
37. Rekomendasi Pengoperasian Pelabuhan Khusus
Kegiatan Tambang
a
. Surat Permohonan
b
. Rencana pengoperasian pelabuhan
38. Persetujuan Harga Jual Batubara Bagian
Pemerintah (Khusus PKP2B)
a
. Surat Permohonan
b
. Spesifikasi Kualitas Batubara

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

ttd.

Purnomo Yusgiantoro

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 470


Lampiran II Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


NOMOR : 1453 K/29/MEM/2000
TANGGAL : 3 November 2000

PROSEDUR PERMOHONAN KUASA PERTAMBANGAN (KP) KONTRAK


KARYA (KK)/PERJANJIAN KARYA PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN
BATUBARA (PKP2B)

.
I PROSEDUR PERMOHONAN KP PADA WILAYAH Keterangan :
KEWENANGAN BUPATI/WALIKOTA 1. Permohonan diajukan Gubernur
2. Gubernur memproses permohonan, setelah Surat
Keputusan terbit disampaikan ke Pemohon
MESDM GUBERNUR 2a. Tembusan setelah Surat Keputusan disampaikan
ke MESDM
2b. Tembusan setelah Surat Keputusan disampaikan
2a 2b ke Bupati/Walikota
BUPATI/
WALIKOTA III. PROSEDUR PERMOHONAN KK/PKP2B (PMDN/
PMA) PADA WILAYAH KEWENANGAN BUPATI/
WALIKOTA
1 2 4.b
DINAS PENANAMAN
MODAL
PEMOHON
3.b 3.a
Keterangan : DPRD
BUPATI/WALIKOTA
KABUPATEN/KOTA
1. Permohonan diajukan ke Bupati/Walikota
2. Bupati/Walikota memproses permohonan, 4.a
2 5
setelah Surat Keputusan terbit disampaikan
ke Pemohon PEMOHON
2a. Tembusan Surat Keputusan disampaikan ke 6
MSDM
2b. Tembusan Surat Keputusan disampaikan ke DESDM
Gubernur PROPINSI

Keterangan :
II. PROSEDUR PERMOHONAN KP PADA WILAYAH
1. Permohonan diajukan ke Bupati/Walikota
KEWENANGAN GUBERNUR
2. Bupati/Walikota memberikan Persetujuan
Prinsip
MESDM 3.a Bupati/Walikota melakukan konsultasi kepada
DPRD Kabupaten/Kota (Standar Kontrak
disusun oleh Pemerintah)
2a 3.b Permohonan Rekomendasi ke Dinas Penanaman
Modal
GUBERNUR 4.a DPRD Kabupaten /Kota memberikan
2b Rekomendasi
1 4.b. Dinas Penanaman Modal memberikan
BUPATI/ Rekomendasi
WALIKOTA 5. Bupati/Walikota bersama pemohon menanda-
2
tangani Kontrak
PEMOHON 6. Kontrak ditembuskan kepada Propinsi dan
DESDM.
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 471
Lampiran II Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

IV. P R O S E D U R P E R M O H O N A N K K / P K P 2 B
(PMDN/PMA) PADA WILAYAH KEWENANGAN
GUBERNUR

4.b
BKMD

3.b 3.a
GUBERNUR DPRD PROPINSI

4.a
2 5

PEMOHON
6

DESDM

KABUPATEN/KOTA

Keterangan :
1. Permohonan diajukan ke Gubernur
2. Gubernur memberikan Persetujuan Prinsip
3.a Gubernur melakukan konsultasi kepada DPRD
Propinsi (Standar Kontrak disusun oleh
Pemerintah)
3.b Permohonan Rekomendasi ke BKPMD
4.a DPRD Propinsi memberikan Rekomendasi
4.b. BKPMD memberikan Rekomendasi
5. Gubernur bersama pemohon menandatangani
Kontrak
6. Kontrak ditembuskan kepada Kabupaten/ Kota
dan DESDM.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral,

ttd.

Purnomo Yusgiantoro

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 472


Lampiran III Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

LAMPIRAN III KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


NOMOR : 1453 K/29/MEM/2000
TANGGAL : 3 November 2000

FORMAT PERMOHONAN

.
I IZIN USAHA PERTAMBANGAN (KP/KK/PKP2B)
A. KUASA PERTAMBANGAN (KP)
1. PERMOHONAN BARU
Contoh :

(KOPS SURAT PERUSAHAAN)

Yang terhormat
#)
Menteri/Gubernur/Bupati/Walikota
.....................................
di
.....................................

Dengan ini kami mengajukan permohonan Kuasa Pertambangan Penyelidikan Umum, Eksplorasi, Eksploitasi,
Pengolahan/Pemurnian, Pengangkutan Penjualan #) dengan keterangan sebagai berikut :
A. Pemohon :
1. Nama Pemohon : ...................................
2. Jabatan/Pekerjaan : ...................................
B. Data Perusahaan :
1. Nama Perusahaan : ...................................
2. Alamat dan Nomor Telepon/
Faksimili : ...................................
3. N.P.W.P : ...................................
4. Susunan Direksi, Komisaris dan Pemegang Saham
a
. Direksi
No Nama Jabatan
1
2
3
4
5
b
. Komisaris
No Nama Jabatan
1
2
3
4
c
. Pemegang Saham
No Nama Jabatan
1
2
3
4
5

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 473


Lampiran III Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

5. Nomor dan Tanggal : ...................................


Akte Pendirian ....................................
a
. Nomor dan Tanggal
Pengesahan Dep.
Kehakiman dan HAM : ...................................
b
. Nomor dan Tanggal : ...................................
perubahan Akte terakhir
6. Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh Akuntan Publik tahun terakhir
a
. Jumlah Net Aset : Rp.
(.................................................................................................................................)
b
. Jumlah utang : Rp.
(.................................................................................................................................)
7. Nama Induk/Grup perusahaan : ...................................................................................................................................

C. Jenis KP/Bahan Galian dan Lokasi yang dimohon

Bahan Lokasi Luas


No Jenis KP Keterangan
Galian Kecamatan Kabupaten Propinsi (Ha)

D. Lampiran permohonan
1. Peta lampiran ***)
2. Tanda bukti penyetoran jaminan kesungguhan dari bank yang ditunjuk ***) kecuali permohonan Kuasa
Pertambangan Eksploitasi
3. Akte Pendirian Perusahaan yang salah satu dari maksud dan tujuannya menyebutkan berusaha di bidang
pertambangan dan telah disahkan oleh Dep. Kehakiman dan HAM kecuali Koperasi/KUD ***)
4 Laporan keuangan tahun terakhir yang telah diaudit oleh akuntan publik ***)
5. Laporan lengkap eksplorasi *)
6. Laporan studi kelayakan *)**)
7. Laporan Analisis mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) atau Laporan Upaya Pengelolaan Lingkungan
(UKL) dan Laporan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) *)**)
8. Rencana Teknis Pengolahan/Pemurnian **)
9. Persetujuan/Kesepakatan dari pemegang KP **)

Demikian permohonan ini kami ajukan, apabila ternyata keterangan tidak benar, kami bersedia menerima sanksi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

.................,..............................
ttd
Materai Rp. 6.000
...................................................
(nama pemohon)
Tembusan :
1. .....................................................
2. .....................................................
Catatan :
1. Diisi dengan huruf cetak;
2. # coret yang tidak perlu;
3. *) pemohon KP Ekspoitasi;
4. **) Pemohon KP Pengolahan/Pemurnian/ dan KP Pengangkutan dan KP Penjualan berdiri sendiri;
5. ***) Pemohon KP Baru (Penyelidikan Umum, Eksplorasi dan Eksploitasi).

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 474


Lampiran III Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

2. PENINGKATAN KP EKSPLORASI/EKSPLOITASI
Contoh :

(KOPS SURAT PERUSAHAAN)

Yang terhormat
#)
Menteri/Gubernur/Bupati/Walikota
.....................................
Di
.....................................

Yang bertanda tangan di bawah ini,


Nama Pemohon :.........................................
Jabatan dalam perusahaan :.........................................
Nama Perusahaan :.........................................
Alamat perusahaan :.........................................

dengan ini, mengajukan permohonan Peningkatan Kuasa Pertambangan :


Kode Wilayah Tahapan KP Ditingkatkan Keterangan
No
(KW) Menjadi KP

Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini kami lampirkan :


1. Peta wilayah dari Unit Pelayanan Informasi Wilayah Pertambangan (UPIWP) Propinsi/Kabupaten/Kota **)***)
2. Laporan Lengkap Penyelidikan Umum **);
3. Tanda bukti pelunasai iuran tetap;
4. Rencana Kerja dan Biaya;
5. Laporan Lengkap Eksplorasi ***)
6. Laporan studi kelayakan ***)
7. Laporan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang kerangka acuannya telah disetujui oleh Komisi
AMDAL atau UKL dan UPL ***)

Atas perhatian dan persetujuan Bapak, kami ucapkan terima kasih

.......................,...................................................
ttd
Materai Rp. 6000
.............................................................
(nama pemohon)

Tembusan :
1. ..........................................................
2. ..........................................................
Catatan :
Permohonan dibuat di atas kop surat perusahaan
1. Diisi dengan huruf cetak
2. *) Coret yag tidak perlu
3. **) Untuk peningkatan ke KP Eksplorasi
4. ***) Untuk peningkatan ke KP Eksploitasi

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 475


Lampiran III Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

3. PERPANJANGAN KP :
Contoh :

(KOPS SURAT PERUSAHAAN)

Yang terhormat
#)
Menteri/Gubernur/Bupati/Walikota
.....................................
Di
.....................................

Yang bertanda tangan di bawah ini,


Nama Pemohon :.........................................
Jabatan dalam perusahaan :.........................................
Nama Perusahaan :.........................................
Alamat perusahaan :.........................................

dengan ini, mengajukan permohonan Perpanjangan Kuasa Pertambangan Eksplorasi / Eksploitasi / Pengangkutan dan
Penjualan / Pengolahan dan Pemurnian *)
Kode Wilayah Tahapan KP Ditingkatkan Keterangan
No
(KW) Menjadi KP

Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini kami lampirkan :


1. Peta wilayah dari Unit Pelayanan Informasi Wilayah Pertambangan (UPIWP) Propinsi/Kabupaten/Kota **)***)
2. Laporan Kegiatan, Rencana Kerja dan Biaya;
3. Tanda bukti pelunasan iuran tetap;
4. Tanda bukti pelunasan iuran produksi **) ***);
5. Penyempurnaan/perbaikan laporan studi kelayakan **) ***);
6. Penyempurnaan/perbaikan Laporan AMDAL atau UKL dan (UPL) **);
7. Persetujuan/kesepakatandari pemegang KP ***);

Atas perhatian dan persetujuan Bapak, kami ucapkan terima kasih

.......................,...................................................
ttd
Materai Rp. 6000
.............................................................
(nama pemohon)

Tembusan :
1. ..........................................................
2. ..........................................................
Catatan :
Permohonan dibuat di atas kop surat perusahaan
1. Diisi dengan huruf cetak
2. *) Coret yag tidak perlu
3. **) pemohonan KP Eksploitasi
4. ***) Pemohonan KP Pengolahan/ dan KP Pengangkutan dan KP Penjualan berdiri sendiri
5. ****) Penyelidikan Umum, Eksplorasi dan Eksploitasi.

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 476


Lampiran III Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

B. KONTRAK KARYA (KK) PMA/PMDN :


C ontoh :

(KOP SURAT PERUSAHAAN)

Yang terhormat
*)
Menteri/Gubernur/Bupati/Walikota
.....................................
Di
...............................

Dengan ini kami mengajukan permohonan Kontrak Karya (KK) dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA)/
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan keterangan sebagai berikut :
A. Pemohon :
1. Nama Penandatangan Permohonan : .......................................
Jabatan /Pekerjaan : .......................................
2. Nama Penandatangan Permohonan : .......................................
Jabatan /Pekerjaan : .......................................
3. Nama Penandatangan Permohonan : .......................................
Jabatan /Pekerjaan : .......................................

B. Data Perusahaan
1. Nama Perusahaan : .................................................
.................................................
Alamat Perusahaan : .................................................
Telepon/Faksimili : .................................................
2. Nama Perusahaan : .................................................
.................................................
Alamat Perusahaan : .................................................
Telepon/Faksimili : .................................................
3. Nama Perusahaan : .................................................
.................................................
Alamat Perusahaan : .................................................
Telepon/Faksimili : .................................................

4. Susunan Direksi, Komisaris dan Pemegang Saham :


a
. Susunan Direksi, Komisaris dan Pemegang Saham (Perusahaan Asing)
(1) Direksi
No Nama Jabatan
1
2
3
4
5
(2) Komisaris
No Nama Jabatan
1
2
3
4
5

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 477


Lampiran III Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

(3) Pemegang saham


No Nama Jabatan
1
2
3
4
5

b
. Susunan Direksi, Komisaris dan Pemegang Saham (Perusahaan Nasional)
(1) Direksi

No Nama Jabatan
1
2
3
4
5

(2) Komisaris

No Nama Jabatan
1
2
3
4
5

(3) Pemegang saham

No Nama Jabatan
1
2
3
4
5

5. Nomor dan tanggal Akte : ............................................


Pendirian Perusahaan (Asing) : ............................................
Nomor dan Tanggal Akte : ............................................
Pendirian Perusahaan (Nasional) : ............................................
a
. Nomor dan Tanggal : ............................................
Pengesahan Dep. Kehakiman
b
. Nomor dan tanggal : ............................................
Perubahan akte terakhir

6. Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh Akuntan Publik tahun terakhir :
a
. Perusahaan Asing
(1) Jumlah Net Aset : ..............................................
(2) Jumlah Utang : ..............................................
(3) Penghasilan Bersih : ..............................................
b
. Perusahaan Nasional
(1) Jumlah Net Aset : ..............................................
(2) Jumlah Utang : ..............................................
(3) Penghasilan Bersih : ..............................................

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 478


Lampiran III Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

C. Jenis Bahan Galian dan Lokasi yang dimohon

Bahan Lokasi Luas


No Keterangan
Galian Kecamatan Kabupaten Propinsi (Ha)

D. Lampiran permohonan
1. Peta lampiran dari Unit Pelayanan Informasi Wilayah Pertambangan (UPIWP) Propinsi/Kabupaten/Kota#)
2. Tanda bukti penyetoran jaminan kesungguhan dari bank yang ditunjuk
3. Tanda Terima SPT Tahun terakhir
4. Laporan Keuangan 3 (tiga) tahun terakhir yang telah diaudit Akuntan Publik
5. Kesepakatan bersama jika pemohon diajukan lebih dari 1 (satu) pemohon
6. Laporan Tahunan Perusahaan

Demikian permohonan ini kami ajukan, apabila ternyata keterangan tersebut di atas tidak benar, kami
bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

..................,.....................................................
ttd
Materai Rp. 6.000,-
.....................................................................
(nama pemohon)

Tembusan :
1. .........................................
2. .........................................

Catatan :
1. Diisi dengan huruf cetak :
2. # coret yang tidak perlu

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 479


Lampiran III Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

C. PERJANJIAN KARYA PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA (PKP2B) PMA/PMDN


C ontoh :

(KOP SURAT PERUSAHAAN)

Yang terhormat
*)
Menteri/Gubernur/Bupati/Walikota
.....................................
Di
...............................

Dengan ini kami mengajukan permohonan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara dalam rangka
Penanaman Modal Asing (PMA)/Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan keterangan sebagai berikut :
A. Pemohon :
1. Nama Penandatangan Permohonan : .......................................
Jabatan /Pekerjaan : .......................................
2. Nama Penandatangan Permohonan : .......................................
Jabatan /Pekerjaan : .......................................
3. Nama Penandatangan Permohonan : .......................................
Jabatan /Pekerjaan : .......................................
B. Data Perusahaan
1. Nama Perusahaan : .................................................
.................................................
Alamat Perusahaan : .................................................
Telepon/Faksimili : .................................................
2. Nama Perusahaan : .................................................
.................................................
Alamat Perusahaan : .................................................
Telepon/Faksimili : .................................................
3. Nama Perusahaan : .................................................
.................................................
Alamat Perusahaan : .................................................
Telepon/Faksimili : .................................................

4. Susunan Direksi, Komisaris dan Pemegang Saham :


a
. Susunan Direksi, Komisaris dan Pemegang Saham (Perusahaan Asing)
(1) Direksi
No Nama Jabatan
1
2
3
4
5
(2) Komisaris
No Nama Jabatan
1
2
3
4
5

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 480


Lampiran III Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

(3) Pemegang saham


No Nama Jabatan
1
2
3
4
5

b
. Susunan Direksi, Komisaris dan Pemegang Saham (Perusahaan Nasional)
(1) Direksi

No Nama Jabatan
1
2
3
4
5

(2) Komisaris

No Nama Jabatan
1
2
3
4
5

(3) Pemegang saham

No Nama Jabatan
1
2
3
4
5

5. Nomor dan tanggal Akte : ............................................


Pendirian Perusahaan (Asing) : ............................................
Nomor dan Tanggal Akte : ............................................
Pendirian Perusahaan (Nasional) : ............................................
a
. Nomor dan Tanggal : ............................................
Pengesahan Dep. Kehakiman
b
. Nomor dan tanggal : ............................................
Perubahan akte terakhir

6. Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh Akuntan Publik tahun terakhir :
a
. Perusahaan Asing
(1) Jumlah Net Aset : ..............................................
(2) Jumlah Utang : ..............................................
(3) Penghasilan Bersih : ..............................................
b
. Perusahaan Nasional
(1) Jumlah Net Aset : ..............................................
(2) Jumlah Utang : ..............................................
(3) Penghasilan Bersih : ..............................................

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 481


Lampiran III Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

C. Lokasi yang dimohon


Lokasi Luas
No Keterangan
Kecamatan Kabupaten Propinsi (Ha)

D. Lampiran permohonan
1. Peta lampiran dari Unit Pelayanan Informasi Wilayah Pertambangan (UPIWP) Propinsi/Kabupaten/Kota;
2. Tanda bukti penyetoran jaminan kesungguhan dari bank yang ditunjuk.
3. Tanda Terima SPT Tahun terakhir.
4. Laporan Keuangan 3 (tiga) tahun terakhir yang telah diaudit Akuntan Publik
5. Kesepakatan bersama jika pemohon diajukan lebih dari 1 (satu) pemohon
6. Laporan Tahunan Perusahaan

Demikian permohonan ini kami ajukan, apabila ternyata keterangan tersebut di atas tidak benar, kami
bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

..................,.....................................................
ttd
Materai Rp. 6.000,-
.....................................................................
(nama pemohon)

Tembusan :
1. .........................................
2. .........................................

Catatan :
1. Diisi dengan huruf cetak :
2. # coret yang tidak perlu

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 482


Lampiran III Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

II. IZIN USAHA JASA PERTAMBANGAN UMUM

A. PERMOHOAN BARU :
Contoh :

(KOP SURAT PERUSAHAAN)

Nomor : .....................................
Sifat :
Lampiran :
Perihal : Permohonan izin usaha jasa
Pertambangan Umum

Kepada Yth
Gubernur/Bupati/Walikota
.................................................
Di
...........................

Dengan ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat Izin Usaha Jasa Pertambangan
Umum dalam rangka kegiatan perusahaan di lingkungan proyek-proyek pertambangan umum. Adapun
bidang usaha yang dimohon adalah :

Sebagai bahan pertimbangan terlampir persyaratan-persyaratan sebagaimana tercantum dalam Formulir


Lampiran Surat Permohonan.

Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih.

Pemohon
Materai
Rp. 6.000,-
tanda tangan dan nama terang

( DIREKSI )

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 483


Lampiran III Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

LAMPIRAN SURAT PERMOHONAN

1. KETERANGAN MENGENAI PERUSAHAAN

a
. PERUSAHAAN
1) Nama : ........................................
2) Bidang usaha utama : ........................................
3) Usaha lainnya : ........................................

4) Alamat : ........................................

5) Domisili : ........................................

6) Perusahaan jasa pertambangan


yang masih dalam satu group : ........................................

b
. PERSONALIA
1) Daftar pimpinan umum perusahaan
dengan alamatnya : ........................................
2) Daftar Personalia : ........................................
3) Daftar tenaga ahli : ........................................
l Nama tenaga ahli
l Pendidikan dan keahlian
l Surat pernyataan
l Daftar riwayat hidup
l Foto Kopi Ijasah/Sertifikat
l Foto Kopi KTP
l Foto Kopi IKTA (bagi tenaga kerja asing)

c
. PEKERJAAN
1) Pekerjaan-pekerjaan yang pernah : ........................................
dilaksanakan di bidang jasa
pertambangan
2) Bidang usaha yang dimohon : ........................................

d. PERALATAN
Daftar peralatan utama yang dipunyai;
jenis/macam peralatan; jumlah; kondisi;
status kepemilikan dan tempat penyim
panan :

e
. KEUANGAN
1) Besar serta komposisi modal : ........................................
Perusahaan
2) Laporan Keuangan : ........................................
3) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP :
............................................................
4) Referensi Bank : ........................................
5) Akte Pendirian : ........................................
6) Keterangan lain : ........................................

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 484


Lampiran III Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

2. PERSYARATAN YANG HARUS DIPENUHI PERUSAHAAN


Dengan mengajukan permohonan izin usaha ini ............. bersedia memenuhi persyaratan dan kewajiban-kewajiban
sebagai berikut :
a
. Dalam rangka melaksanakan pekerjaan-pekerjaannya tunduk pada semua peraturan dan perundangan yang
berlaku.
b
. Dalam melaksanakan pekerjaannya Perusahaan akan mengutamakan penggunaan atau pemanfaatan sumberdaya
nasional.
c
. Akan menyampaikan laporan kegiatan dalam bentuk laporan semesteran selama masa berlakunya surat izin,
meliputi :
1) Perjanjian Kerja dan pemberi kerja.
2) Kegiatan Teknis.
3) Sarana dan prasarana (logistik).
4) Keuangan.
5) Ketenagakerjaan dan tenaga ahli.
6) Keselamatan kerja, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup.
7) Rekomendasi dari pihak pemberi kerja.
d. Perusahaan akan memenuhi permintaan Pemerintah/Pemerintah Daerah apabila sewaktu-waktu diminta untuk
melaporkan rencana perusahaan mengenai usahanya, termasuk data perkembangan sesuatu pekerjaan (proyek)
e. Pemerintah/Pemerintah Daerah secara sepihak dapat membatalkan/mencabut Izin usaha yang telah diberikan
apabila ternyata perusahaan dinilai melalaikan kewajiban-kewajibannya serta mengabaikan peraturan
perundangan yang berlaku.

Keterangan-keterangan di atas dibuat dengan sebenarnya

.................................................

(nama dan tanda tangan pemohon)

(DIREKSI)

Catatan :
1. Permohonan ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan merupakan bagian dari berkas permohonan
2. Hanya permohonan yang diisi lengkap yang dapat diproses lebih lanjut.

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 485


Lampiran III Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

B. PERMOHONAN PERPANJANGAN
Contoh

(KOP SURAT PERUSAHAAN

Nomor : .........................................
Sifat :
Lampiran :
Perihal : Permohonan Perpanjangan Izin Usaha Jasa
Pertambangan Umum

Kepada Yth.
Gubernur/Bupati/Walikota
.....................................
Di
.........................

Bersama ini kami mengajukan permohonan Perpanjangan Surat Izin Usaha Jasa Pertambangan Umum yang
berakhir pada tanggal .............................................. dalam rangka kegiatan perusahan di lingkungan proyek
pertambangan umum.

Sebagai bahan pertimbangan terlampir persyaratan-persyaratan sebagaimana tercantum dalam Formulir


Lampiran Surat Permohonan.

Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih.

Pemohon

Materai
tanda tangan dan nama terang

(DIREKSI)

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 486


Lampiran III Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

LAMPIRAN SURAT PERMOHONAN PERPANJANGAN

1. KETERANGAN MENGENAI PERUSAHAAN


a
. PERUSAHAAN
1) Nama : ........................................
2) Bidang usaha utama : ........................................
3) Usaha lainnya : ........................................
4) Alamat : ........................................
5) Domisili : ........................................
6) Perusahaan jasa pertambangan : ........................................
yang masih dalam satu group

b
. PERSONALIA
1) Daftar pimpinan umum perusahaan : ........................................
dengan alamatnya
2) Daftar Personalia : ........................................
3) Daftar tenaga ahli : ........................................
l Nama tenaga ahli
l Pendidikan dan keahlian
l Surat pernyataan
l Daftar riwayat hidup
l Foto Kopi Ijasah/Sertifikat
l Foto Kopi KTP
l Foto Kopi IKTA (bagi tenaga kerja asing)

c
. PEKERJAAN
1) Pekerjaan-pekerjaan yang pernah : ........................................
dilaksanakan di bidang jasa
pertambangan
2) Bidang usaha yang dimohon : ........................................

d. PERALATAN
Daftar peralatan utama yang dipunyai : ........................................
Perusahaan serta digunakan untuk men-
dukung pekerjaan-pekerjaan dimaksud
pada butir 3 diatas, dengan menyebutkan
jenis/macam peralatan, jumlah, kondisi,
status kepemilikan dan tempat penyim-
panan

e
. KEUANGAN
1) Besar serta komposisi modal : ........................................
Perusahaan
2) Laporan Keuangan : ........................................
3) Nomor pokok Wajib Pajak (NPWP) : ........................................
4) Referensi Bank : ........................................
5) Akte Pendirian : ........................................
6) Keterangan lain : ........................................

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 487


Lampiran III Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

2. PERSYARATAN YANG HARUS DIPENUHI PERUSAHAAN


Dengan mengajukan permohonan izin usaha ini .................................................................................. bersedia memenuhi
persyaratan dan kewajiban-kewajiban sebagai berikut :
a
. Dalam rangka melaksanakan pekerjaan-pekerjaannya tunduk pada semua peraturan dan perundangan yang
berlaku.
b
. Dalam melaksanakan pekerjaannya Perusahaan akan mengutamakan penggunaan atau pemanfaatan sumberdaya
nasional.
c
. Akan menyampaikan laporan kegiatan dalam bentuk laporan semesteran selama masa berlakunya surat izin,
meliputi :
1) Perjanjian Kerja dan pemberi kerja.
2) Kegiatan Teknis.
3) Sarana dan prasarana (logistik).
4) Keuangan.
5) Ketenagakerjaan dan tenaga ahli.
6) Keselamatan kerja, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup.
7) Rekomendasi dari pihak pemberi kerja.
8) Serta akan memenuhi permintaan Pemerintah/Pemerintah Daerah apabila sewaktu-waktu diminta untuk
melaporkan rencana Perusahaan mengenai usahanya, termasuk data perkembangan sesuatu pekerjaan
(proyek).
d. Pemerintah/Pemerintah Daerah secara sepihak dapat membatalkan/mencabut Izin usaha yang telah diberikan
apabila ternyata perusahaan dinilai melalaikan kewajiban-kewajibannya serta mengabaikan peraturan
perundangan yang berlaku.

Keterangan-keterangan di atas dibuat dengan sebenarnya

........................................................................

(nama dan tanda tangan pemohon)

(DIREKSI)

Catatan :

1. Permohonan ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan merupakan bagian dari berkas permohonan
2. Hanya permohonan yang diisi lengkap yang dapat diproses lebih lanjut.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

ttd.

Purnomo Yusgiantoro

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 488


Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

LAMPIRAN IV KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


NOMOR : 1453 K/29/MEM/2000
TANGGAL : 3 November 2000

PEDOMAN TEKNIS
PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL)
UNTUK KEGIATAN PERTAMBANGAN UMUM

.
I PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN KERANGKA hidup terutama untuk memenuhi
ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN dan melaksanakannya :
KEGIATAN PERTAMBANGAN UMUM l Undang-undang Nomor 23
A. KATA PENGANTAR Tahun 1997 tentang Penge-
lolaan Lingkungan Hidup
lˆ Berisi dasar hukum yang melandasi
l Peraturan Pemerintah Nomor
pelaksanaan studi Amdal kegiatan
27 Tahun 1999 tentang
Pertambangan Umum (Peraturan Pemerintah
Analisis Mengenai Dampak
Nomor 27 Tahun 1999. Keputusan Menteri
Lingkungan.
Lingkungan Hidup dan Keputusan Menteri
Pertambangan dan Energi serta rujukan l Keputusan Menteri Negara
yang mengatur sistematika penyusunan Lingkungan Hidup Nomor
Dokumen Amdal Kep-39/MENLH/8/1996
tentang jenis atau Kegiatan
l Kata pengantar ditandatangani oleh
yang wajib dilengkapi dengan
Penanggungjawab kegiatan dan distempel
Analisis Dampak Lingkungan
B. DAFTAR ISI
l Peraturan-peraturan yang
berlaku di lingkungan Menteri
Berisi judul Bab, Sub Bab, Sub-sub Bab dan Negara Lingkungan Hidup,
seterusnya serta nomor halaman yang terdapat Meneteri Pertambangan dan
dalam dokumen kerangka Acuan Andal Energi serta Peraturan Daerah
Kegiatan Pertambangan Umum Setempat
C. DAFTAR TABEL b
. Kebijakan Pemerintah tentang
Berisi nomor tabel, judul tabel dan halaman Pembangunan yang berwawasan
tabel yang terdapat dalam Dokumen Kerangka lingkungan
Acuan Andal Kegiatan Pertambangan Umum. c
. Kaitan rencana kegiatan dengan
dampak penting yang mungkin
D. DAFTAR GAMBAR timbul, antara lain :
Berisi nomor gambar, judul gambar dan halaman l Perbenturan berbagai kepen-
gambar yang terdapat dalam Dokumen tingan dalam pemanfaatan
Kerangka Acuan Andal Kegiatan Pertambangan sumberdaya alam (bahan
Umum galian, air, hutan dan lain-lain)
dan lahan (sebutkan jenis,
BAB I PENDAHULUAN nama dan lokasi kegiatannya)
serta perbenturan dengan
1.1. Latar Belakang kepentingan ekologis maupun
Uraian singkat dan sistematika ekonomis.
mengenai latar belakang dilaksana- l Kondisi spesifik lingkungan
kannya studi Andal bagi kegiatan awal dengan dampak spesifik
yang direncanakan ditinjau dari : yang akan ditimbulkan.
a
. Peraturan Perundang-undagan l Rencana Umum Tata Ruang
yang berlaku dan berkaitan setempat dengan dampak spe-
dengan pengelolaan lingkungan sifik yang akan ditimbulkan.

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 489


Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

1.2. Tujuan dan Kegunaan Studi 2.2. Deskripsi Umum

Dalam bagian ini dijelaskan tujuan dari a


. Nama dan lokasi proyek (Kampung,
studi Andal terutama dalam : desa, kecamatan, kabupaten, propinsi,
posisi geografis).
a
. Mengidentifikasikan rencana ke-
b
. Luas tapak proyek termasuk prasarana
giatan-kegiatan Pertambangan Umum
dan sarana lain.
sejak dari tahap persiapan, operasi
sampai dengan pasca operasi terutama c
. Kapasitas produksi
pada kegiatan yang diperkirakan d. Jenis sumber energi/ bahan bakar.
berpotensi menimbulkan dampak e
. Debit dan sumber air yang diperlukan
penting terhadap lingkungan. lokasi Rencana Kegiatan (lampirkan
b
. Mengidentifikasikan rona lingkungan peta lokasi)
hidup awal, yaitu kondisi dan tatanan .
f Kegiatan lain di sekitar Lokasi
lingkungan wilayah setempat Rencana Kegiatan (cantumkan dalam
sebelum adanya kegiatan Pertam- peta) antara lain : pemukiman,
bangan Umum, terutama yang akan lingkungan hidup, alam/binaan,
terkena dampak penting baik pada sumberdaya alami lainnya.
tahap persiapan, operasi sampai
dengan pasca operasi. 2.3. Rencana Kegiatan
c
. Memprakirakan dampak dan meng- Memuat rencana umum atas segala
evaluasi dampak penting yang akan kegiatan yang akan dilakukan mulai dari
terjadi pada tahap persiapan, operasi tahap persiapan, operasi sampai dengan
sampai dengan pasca operasi kegiatan pasca operasi. Uraia tersebut terdiri dari
Pertambangan Umum volume kerja, target kerja serta awal kerja.
Uraian secara jelas tentang kegunaan
studi Andal, antara lain : BAB III. RUANG LINGKUP STUDI
a
. Sebagai bahan pertimbangan dalam 3.1. Lingkup Rencana Kegiatan Penyebab
proses pengambilan keputusan Dampak
tentang kelayakan lingkungan dari
rencana Pertambangan Umum 3.1.1. Lingkup Telaah Rencana
Kegiatan Penyebab Dampak
b
. Sebagai wahana untuk memberi
informasi bagi masyarakat untuk Uraian singkat dan jelas komponen
dapat menghindari dampak negatif rencana kegiatan proyek yang
dan memanfaatkan dampak positif akan ditelaah karena diperkirakan
yang potensial ditimbulkan oleh dan dapat diduga akan menim-
rencana kegiatan Pertambangan bulkan dampak penting terhadap
Umum lingkungan, baik pada tahap
persiapan dan operasi maupun
pasca operasi, antara lain :
BAB II. DISKRIPSI RENCANA KEGIATAN
a
. Tahap persiapan, antara lain
Uraian tentang rencana kegiatan Pertambangan l Pembebasan Lahan
umum mulai dari tahap persiapan, operasi
l Penerimaan Tenaga Kerja
sampai dengan pasca operasi secara singkat
l Pembuatan Jalan
dan jelas.
l Pembangunan Sarana dan
2.1. Identitas Parakarsa dan Penyusunan KA Prasarana
Andal l Pembangunan Instalasi
a
. Nama dan Alamat Perusahaan Pengolahan
(sebutkan juga telepon dan fax) l Penerowongan (Tambang

b
. Nama dan Alamat Penanggung Jawab Bawah Tanah)
(sebutkan juga telepon dan fax) l Pembersihan Lahan

c
. Nama dan Alamat Penyusun KA Andal b
. Tahap Operasi, antara lain :
(sebutkan juga telepon dan fax)
l Pengupasan Tanah Pucuk

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 490


Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

l Penggalian Tanah Penutup b. Batas ekonologi, adalah berupa ruang


l Pemindahan Tanah Penutup persebaran dampak dari suatu rencana
l Reklamasi usaha atau kegiatan menurut media
transportasi limbah (air, udara) dimana
l Penambangan Bijih
proses alam yang berlangsung di
l Pengangkutan Bijih dalam ruang tersebut diperkirakan
l Pengolahan Bijih akan mengalami perubahan mendasar.
l Penimbunan Bijih c. Batas sosial, terkait dengan kesatuan-
c
. Tahap Pasca Operasi, antara kesatuan sosial masyarakat lokal dan
lain : masyarakat pendatang yang potensial
l Reklamasi/rehabilitasi lahan
mengalami perubahan mendasar
akibat dilaksanakannya rencana
setelah operasi
kegiatan.
l Penanganan tenaga kerja

yang dilepas setelah d. Batas Administrasi, terkait dengan


kegiatan berakhir batas administrasi pemerintah (Desa,
Kecamatan, Kabupaten, Propinsi) serta
3.1.2. Lingkup Telaah Kaitan Rencana Kegiatan batas areal kerja Pertambangan Umum.
dengan Dampaknya Di samping itu dapat menunjukkan
pula adanya peluang tumpang tindih
Uraian secara singkat dan jelas tentang kepentingan (antara lain dengan
hubungan sebab akibat antara komponen kehutanan, transmigrasi, pertanian,
kegiatan penyebab dampak dengan dampak dll).
lingkungan yang akan ditim-bulkan pada
e
. Resultante dari keempat batas wilayah
setiap lahan kegiatan tersebut di atas.
di atas adalah wilayah teknis yang
3.2. Lingkup Rona Lingkungan Hidup Awal merupakan studi ANDAL.
Uraian singkat dan jelas tentang rona .
f Batas wilayah studi ANDAL di atas
hidup awal yang diperkirakan dan dapat perlu dituangkan dalam peta dengan
diduga akan terkena dampak, serta skala yang memadai (peta skala 1 :
telaahan komponen lingkungan yang 25.000 sampai 1 : 100.000 dan sesuai
terkena dampak penting oleh operasi dengan kaidah kartografi yang
kegiatan yang direncanakan dari tahap berlaku) serta diberi tanda (warna yang
persiapan sampai dengan tahap pasca berbeda)
operasi, antara lain :
BAB IV. METODA STUDI
a. Iklim dan kualitas udara
b. Fisiologi dan geologi 4.1. Metode Pengumpulan Dan Analisis Data
c. Hidrologi dan kualitas air Uraian di atas secara singkat dan analisis
d. Hidro-oseanografi data primer serta sekunder yang sahih
e. Ruang, lahan dan tanah dan dapat dipercaya untuk digunakan.
.
f flora dan fauna Adapun data yang dikumpulkan dan
dianalisis adalah :
g. Sosial (demografi, ekonomi, sosial
budaya) dan kesehatan masyarakat. a
. Data komponen lingkungan yang
akan diperkirakan terkena dampak
3.3. Lingkup Wilayah Studi penting oleh rangkaian kegiatan
Uraian singkat dan jelas tentang lingkup b
. Data komponen kegiatan yang
wilayah studi mengacu pada penetapan diperkirakan akan terkena dampak
wilayah studi yang digariskan dalam penting dari lingkungan. Uraian
Kerangka Acuan ANDAL dan hasil metode pengumpulan data bersisikan
pengamatan di lapangan. Wilayah studi data dan informasi komponen
itu mencangkup : lingkungan yang akan diperkirakan
karena dampak penting oleh rencana
a
. Batas Proyek, yaitu ruang dimana
kegiatan.
suatu rencana usaha atau kegiatan
akan melakukan kegiatan persiapan, Untuk data primer berupa uraian tentang
operasi dan pasca operasi. metode pengamatan, pengukuran dan

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 491


Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

penelaahan data seperti prosedur BAB V. TIM STUDI ANDAL


pengambilan sampel fisik kimia, biologi,
sosial ekonomi dan sosial budaya 5.1. Tim Studi
dilapangan pada lokasi pengambilan Agar dijelaskan susunan dan komposisi
sampel yang telah ditentukan. Berikan tenaga ahli (bidang dan kualifikasi
pula pertimbangan dalam penentuan keahlian). Tim studi yang dibentuk untuk
metode dan lokasi pengambilan sampel melaksanakan studi Andal Pertambangan
disertai peta dengan skala memadai Umum harus disesuaikan dengan maksud,
sedangkan data sekunder dan jenis data tujuan dan ruang lingkup studi. Untuk
sekunder yang dipilih/dikumpulkan itu semua tenaga ahli dalam Tim Studi
disertai dengan tanggal data dan harus dilampirkan biodata (curricullum
sumbernya, antara lain : vitae). Sebutkan bidang keahlian yang
a
. Instansi pemerintah dan swasta yang relevan dan diperlukan, seperti :
terkait. l Teknik Lingkungan
b
. Laporan penelitian/studi tentang l Teknik Pertambangan
lingkungan dari aspek sejenis di l Hidrologi/Kualitas Air
daerah dan atau sekitar lokasi kegiatan l Geologi/Geoteknik, Mekanika, Batuan
yang direncanakan. l Sosial dan
c
. Studi literatur yang erat kaitannya l Kesehatan Masyarakat
dengan rencana kegiatan.
5.2. Komponen Biaya
4.2. Metode Prakiraan Dampak dan
Sebutkan komponen biaya yang
Penentuan Dampak Penting
diperlukan dan disesuaikan dengan
Uraian secara singkat dan jenis tentang kegiatan pelaksanaan studi Andal
metode yang digunakan dalam studi Pertambangan Umum, diuraikan rincian
Andal untuk memprakirakan besarnya jenis-jenis biaya yang dibutuhkan dalam
dampak lingkungan dan penentuan sifat rangka penyusunan studi Andal, antara
pentingnya dampak. lain : Gaji/upah, biaya survei lapangan,
l Identifikasi dampak agar ditambahkan biaya peralatan, biaya analisis
bagan alir, matriks dan daftar isian laboratorium, biaya perkantoran dan
(checklist). biaya lain-lain.
l Untuk memperkirakan dampak 5.3. Waktu Studi
penting agar digunakan metode Sebutkan jangka waktu pelaksanaan
formal (model matematis, statistik) dan studi, disertai dengan jadwal kegiatan
non formal (model analog penelitian lengkap, mulai dari tahap persiapan
dan profesional judgement) pada sampai penyerahan laporan ke instansi
setiap komponen lingkungan). yang bertanggung jawab. Uraian waktu
4.3. Metode Evaluasi Dampak Penting studi tersebut meliputi jadwal seluruh
kegiatan mulai dari survei lapangan/
Meniadakan/menghilangkan dampak
pengumpulan data primer, pengumpulan
potensial yang dianggap tidak relatif atau
data sekunder, analisis data, penyusunan
tidak penting, sehingga diperoleh daftar
pembahasan, seminar/presentasi sampai
dampak penting hipotesis yang
dengan penyerahan setiap laporan.
dipandang dan relevan untuk ditelaah
secara mendalam dalam studi Andal
DAFTAR PUSTAKA
dengan berdasarkan :
l Pedoman mengenai Ukuran Dampak Berisi bahan rujukan yang digunakan dalam penyusunan
Penting sesuai dengan keputusan Dokumen KA Andal yang disajikan dalam suatu daftar
Kepada Bappedal No. Kep. 056 Tahun dengan penulisan sesuai kaidah baku.
1994.
l Perbandingan dampak penting LAMPIRAN
tersebut di atas dengan baku mutu l Lampiran berisi hal-hal sebagai berikut
lingkungan yang ada. l Biodata anggota Tim Penyusunan Andal, dilengkapi
dengan fotocopy ijazah akhir pendidikan formal

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 492


Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

dan sertifikat-sertifikat lainnya yang berkaitan C. DAFTAR TABEL


dengan pengelolaan lingkungan Berisi nomor label, judul tabel dan halaman tabel
l Peta lokasi dan situasi yang terdapat dalam Dokumen Andal kegiatan
l Peta Batas Wilayah Studi, Peta lokasi, titik sampel Pertambangan Umum
l Peta lain yang relevan dengan rencana
pembangunan proyek D. DAFTAR GAMBAR
l Gambar, skema, tabel dan foto Berisi nomor gambar, judul gambar dan halaman
gambar yang terdapat dalam Dokumen Andal
Kegiatan Pertambangan Umum

BIODATA PENYUSUNAN STUDI AMDAL BAB I. PENDAHULUAN


Uraian secara singkat dan jelas tentang dasar
Nama : perlunya dilaksanakannya studi Andal bagi
kegiatan Pertambangan Umum yang
Tempat dan Tanggal Lahir :
direncanakan
Alamat :
1.1. Latar Belakang
Rumah :
Memuat alasan, pertimbangan dan dasar
Kantor :
perlunya dilakukan Andal, ditinjau dari :
Kebangsaan : a
. Peraturan perundang-undangan yang
Pendidikan : berlaku dan berkaitan dengan
Kursus : pengelolaan lingkungan hidup
Pekerjaan : terutama untuk memenuhi dan
melaksanakannya.
Pengalaman Kerja/Penelitian* :
l Undang-undang Nomor 23 Tahun
1997 tentang Pengelolaan Ling-
Catatan : pengalaman kerja/penelitian agar kungan Hidup.
l Peraturan Pemerintah Nomor 27
dicantumkan yang relevan dengan
kegiatan lingkungan hidup. Tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan.
l Keputusan Menteri Negara

Lingkungan Hidup No. 39/MENLH/


II. PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN ANALISIS 8/1996 tentang Jenis atau Kegiatan
DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PER- yang Wajib Dilengkapi dengan
TAMBANGAN UMUM Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan.
A. KATA PENGANTAR l Peraturan-peraturanm yang berlaku

l Dicantumkan dasar hukum yang melandasi di lingkungan Menteri Negara


pelaksanaan studi Amdal kegiatan Lingkungan Hidup, Menteri
Pertambangan Umum (Peraturan Pemerintah Pertambangan dan Energi, Perturan
Nomor 27 Tahun 1999. Keputusan Menteri Daerah setempat dan lain-lain.
Negara Lingkungan Hidup dan Keputusan b
. Kebijakan pemerintah tentang pem-
Menteri Pertambangan dan Energi serta bangunan berwawasan lingkungan.
rujukan yang mengatur sistematika
Penyusunan Dokumen Amdal). c
. Berkaitan rencana kegiatan dengan
dampak penting yang mungkin
l Kata Pengantar ditandatangani oleh timbul, antara lain :
Penanggung Jawab kegiatan dan distempel
l Perbenturan berbagai kepentingan

dalam pemanfaatan sumberdaya


B. DAFTAR ISI alam (bahan galian, air, hutan dan
Berisi judul Bab, Sub Bab, Sub-sub Bab dan lain-lain) dan lahan (sebutkan jenis,
seterusnya serta nomor halaman yang terdapat nama dan lokasi kegiatannya) serta
dalam dokumen Andal Kegiatan Pertambangan. perbenturan dengan kepentingan
ekologis maupun ekonomis.

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 493


Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

l Kondisi spesifik lingkungan awal 2.1. Dampak Penting yang Ditelaah


dengan dampak spesifik yang akan
Uraikan dengan singkat dan jelas
ditimbulkan.
komponen kegiatan yang ditelaah dalam
l Rencana Umum Tata Ruang
rangka pelaksaaan kegiatan yang
setempat dengan dampak spesifik
diperkirakan dan dapat diduga akan
yang akan ditimbulkan.
menimbulkan dampak penting terhadap
1.2. Tujuan dan Kegunaan Studi lingkungan, antara lain :
Dalam bagian ini dijelaskan tujuan dari a
. Tahap persiapan antara lain :
studi ANDAL, terutama dalam : l Pembebasan tanah
a
. Mengidentifikasikan rencana ke- l Penerimaan tenaga kerja
giatan-kegiatan Pertambangan Umum l Pembuatan jalan
sejak dari tahap pesiapan, operasi, l Pembangunan sarana dan prasarana
sampai dengan pasca operasi terutama l Pembangunan instalasi pengolahan
pada kegiatan yang diperkirakan l Penerowongan (tambang bawah
berpotensi menimbulkan dampak tanah)
penting terhdap lingkungan. l Pembersihan lahan
b
. Mengidentifikasikan rona lingkungan
b
. Tahap Operasi antara lain
hidup awal, yaitu kondisi dan tatanan
l Pengupasan Tanah Pucuk
lingkungan wilayah setempat sebelum
l Penggalian Tanah Penutup
adanya kegiatan Pertambangan
Umum, terutama yang akan terkena l Pemindahan Tanah Penutup

dampak penting baik pada tahap l Reklamasi

persiapan, operasi sampai dengan l Penambangan bijih


pasca operasi. l Pengangkutan Bijih

c
. Memprakirakan dampak dan l Pengolahan Bijih
mengevaluasi dampak penting yang l Penimbunan Bijih
akan terjadi pad atahap persiapan,
operasi sampai dengan pasca operasi c
. Tahap Pasca Operasi antara lain
kegiatan Pertambangan Umum l Reklamasi/rehabilitasi lahan setelah

operasi
Uraian secara jelas tentang kegunaan l Penanganann tanaga kerja yang
studi Andal, meliputi :
dilepas setelah kegiatan berakhir
a
. Sebagai bahan pertimbangan dalam
d. Uraian ronalingkungan awal (geo-
proses pengambilan keputusan
fisik-kimia, biologi dan sosial) yang
tentang kelayakan lingkungan dari
terkena dampak terutama kompone
rencana Pertambangan Umum.
lingkungan yang langsung terkena
b
. Sebagai wahana untuk memberi dampak
informasi bagi masyarakat untuk
dapat mengindari dampak negatif dan e
. Aspek-aspek yang diteliti pada a dan
memanfaatkan dampak positif yang b mengacu pada hasil pelingkupan
potensial ditimbulkan oleh rencana yang tertuang dalam dokumen
kegiatan Pertambangan Umum. Kerangka Acuan Andal

2.2. Wilayah Studi


BAB II METODA STUDI Uraian singkat tentang lingkup wilayah
Dalam bab ini diulas mengenai wilayah mengacu pada penetapan wilayah studi
studi, metoda pengumpulan dan analisis yang digariskan dalam Kerangka Acuan
data, metoda prakiraan dampak serta untuk ANDAL, dan hasil pengamatan di
evaluasi dampak penting. Semua uraian lapangan wilayah studi ini mencakup :
mengacu pada metoda yang telah tertuang a
. Batas proyek, yaitu ruang dimana
pada dokumen KA-Andal dan harus suatu rencana usaha atau kegiatan
konsisten dengan telaah pada bab-bab akan melakukan kegiatan pra
berikut. konstruksi, konstruksi, operasi dan
pasca operasi.

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 494


Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

b. Batas ekologi, adalah berupa ruang dan pengamatan pemeriksaan-


persebaran dampak dari suatu rencana pemeriksaan agar diperoleh data yang
usaha atau kegiatan menurut media reliabilitasnya tinggi.
transportasi limbah (air, udara) dimana d. Uraian secara jelas tentang metoda
proses alam yang berlangsung di atau alat yang digunakan dalam
dalam ruang tersebut diperkirakan analisis data
akan mengalami perubahan mendasar.
Adapun data yang dikumpulkan dan
c. Batas sosial, adalah ruang di sekitar
dianalisis adalah :
rencana usaha atau kegiatan yang
merupakan tepat berlangsungnya a
. Data komponen lingkungan yang
berbagai interaksi sosial yang akan diperkirakan terkena dampak
mengandung norma dan nilai tetentu penting oleh rangkaian kegiatan.
yang sudah mapan (termasuk sistem b
. Data komponen kegiatan yang
dan struktur sosial) sesuai dengan diperkirakan akan terkea dampak
proses dinamika sosial suatu penting dari lingkungan.
kelompok masyarakat yang
Sedangkan jenis datanya adalah :
diperkirakan akan mengalami
perubahan mendasar akibat rencana a
. Data primer
usaha atau kegiatan berupa uraian tentang metode
d. Batas administratif, adalah ruang pengamatan, pengukuran dan
dimana masyarakat dapat dengan penelaahan data seperti prosedur
leluasa melakukan kegiatan sosial pengambilan sampel geo-fisik-kimia,
ekonomi dan sosisal budaya sesuai biologi, sosial-ekonomi dan sosial
dengan peraturan perundang- budaya di lapangan pada lokasi
undangan yang berlaku di dalam pengambilan sampel yang telah
ruang tersebut. ditentukan. Berikan pula
pertimbangan dalam penentuan
Resultante dari keempat batas diatas metode dan lokasi pengambilan
adalah wilayah teknis yang merupakan sampel tersebut disertai peta dengan
wilayan studi ANDAL. skala yang memadai.
Batas wilayah studi ANDAL di atas perlu
b
. Data sekunder
dituangkan dalam peta dengan skala yang
memadai (Peta skala 1 : 25.000 sampai berupa uraian metode pengumpulan
1 : 100.0000 dan sesuai dengan kaidah data sekunder dan jenis data sekunder
kortografi yang berlaku. yang dipilih/dikumpulkan disertai
dengan tanggal dan sumbernya, antara
2.3. Metode Pengumpulan dan Analisis Data lain :
Pada Sub Bab ini berisikan : l Instansi pemerintah dan swasta
yang terkait dengan kegiatan
a
. Uraian secara jelas tentang metode dan
atau alat untuk pengumpulan data
l Laporan penelitian/studi tentang
yang sahih terhadap data primer dan lingkungan dari aspek sejenis di
sekunder yang bersifat sahih pula daerah dan atau sekitar lokasi
dapat dipercaya untuk digunakan. kegiatan yang direncanakan
b
. Pada pengumpulan data lingkungan
l Studi literatur yang erat kaitannya
yang diteliti tersebut harus dijelaskan dengan kegiatan.
lokasi pengumpulan data yang 2.4. Metoda Prakiraan Dampak Lingkungan
bersangkutan serta dicantumkan
dalam peta dengan skala yang Uraian secara singkat dan jelas tentang
memadai. metoda yang digunakan dalam studi
Andal untuk memprakirakan besarnya
c
. Pengumpulan data untuk demografi,
dampak lingkungan dan penentuan sifat
sosial ekonomi, sosial budaya, dan
pentingnya dampai terhadap setiap
kesehatan masyarakat sejauh mungkin
komponen lingkungan yang terkena
menggunakan kombinasi tiga metoda
dampak.
studi literatur, survei data sekunder

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 495


Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

Sebagai contoh : l Nama dan alamat lengkap (telepon


l Untuk identifikasi dampak penting, dan fax) penanggung jawab
hendaknya menggunakan metode penyusun Andal.
bagan alir, matriks dan daftar isian l Susunan tim penyusunan Andal,
(check list). disertai dengan kualifikasi :
l Untuk memprakirakan dampak 1. Ketua tim
penting, hendaknya menggunakan 2. Tim geofisik-kimia
metode formal (model matemetis, 3. Tim biologi
statistik) dan non formal (model 4. Tim sosial dan kesehatan
analog penelitian dan professional masyarakat
judgement) pada setiap komponen 5. Tim teknis kegiatan
lingkungan.
l Untuk prakiraan dampak terhadap 3.2. Tujuan dari Rencana Kegiatan
kualitas udara dan air agar dilakukan Pernyataan tentang maksud dan tujuan
perhitungan dispersi dari rencana usaha atau kegiatan perlu
dikemukakan secara sistematis dan
2.5. Metode Evaluasi Dampak Penting
terarah.
Uraian metode yang lazim dipakai dalam
studi Andal untuk mengevaluasi dampak 3.3. Kegunaan Dan Keperluan Rencana
penting dari rencana pembangunan Usaha atau Kegiatan
sampai dengan pasca operasional Uraian yang memuat tentang kegunaan
kegiatan terhadap lingkungan secara dan keperluan mengapa rencana usaha
holistik, sehingga dapat dipakai sebagai atau kegiatan harus dilaksanakan baik
dasar untuk menelaah kelayakan ditinjau dari segi kepentingan pemrakarsa
lingkungan dari alternatif kegiatan yang maupun dari segi penunjang program
diajukan, dengan berdasarkan : pembangunan.
a
. Pedoman Mengenai Ukuran Dampak
3.4. Lokasi Kegiatan
Penting sesuai dengan Keputusan
Kepada Bapedal No. Kep. 056 Tahun Lokasi rencana kegiatan dilengkapi
1994. dengan skala yang memadai dan batas
astronomi, memuat informasi tentang
b
. Perbandingan dampak penting
bangunan dan struktur lainnya yang akan
tersebut di atas dengan baku mutu
dibangun dalam lokasi rencana kegiatan
lingkungan yang ada.
serta hubungan bangunan dan struktur
tersebut dengan bantuan/kegaitan yang
BAB III. DISKRIPSI KEGIATAN
sudah ada di sekitar lokasi kegiatan (jalan
3.1. Identitas Pemrakarsa dan Penyusunan raya, jalan kereta api, dermaga dan lain
ANDAL sebagainya).
Uraian mengenai identitas pemrakarsa 3.5. Umur Kegiatan
dan penyusunan Andal
(Lampirkan Jadwal Kegiatan).
a
. Identitas Pemrakarsa
l Nama dan alamat lengkap (telepon 3.6. Hubungan antara Lokasi Kegiatan
dan fax) instansi/perusahaan dengan Sumberdaya dan Kegiatan lain
sebagai pemrakarsa rencana usaha disekitarnya
atau kegiatan a
. Kegiatan lain baik dari sektor
l Nama dan alamat (telepon dan fax) pertambangan dan energi maupun
penanggung jawab rencana usaha dari sektor lain (misalnya : Pertanian,
dan kegiatan. Kehutanan dan lain-lain) atau batas
b
. Identitas penyusunan Andal alam (misal : sungai, gunung, hutan
dan lain-lain).
l Nama dan alamat lengkap (telepon
dan fax) lembaga/perusahaan b
. Sebutkan jarak dan keterkaitannya
disertai dengan kualifikasi dan (dilengkapi peta dengan skala
rujukannya memadai).

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 496


Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

3.7. Cadangan l Bahan-bahan kimia dan bahan


Agar diuraikan cadangan bahan tambang berbahaya yang digunakan
yang ada meliputi cadangan terukur, l Penggalian tanah pucuk
cadangan terkira dan cadangan terduga. l Cadangan
l Recovery penambangan
3.8. Sistem Penambangan
l Recovery pengolahan
Uraian secara rinci mengenai sistem l Konservasi bahan galian
penambangan yang digunakan, apakah l Pemindahan tanah penutup
tambang terbuka, tambang bawah tanah
demikian juga dengan metode
l Nisbah pengupasan
penambangan yang digunakan. l Penambangan batubara
l Pemuatan dan pengangkutan
3.9. Fasilitas Penunjang batubara, uraikan jenis alat,
Uraikan secara rinci fasilitas penunjang kapasitas dan jumlah alat
yang digunakan pada semua tahap pembuatan dan pengangkut
misalnya tempat cadangan air, tenaga yang digunakan. Demikian
listrik, gudang bahan kimia dan mekanik, pula apabila dilakukan pem-
laboratorium dan lain-lain. bangunan pelabuhan/dermaga
agar dijelaskan kedalaman,
3.10. Komponen Kegiatan Pertambangan
kapasitas pelabuhan/dermaga
Umum
serta frekuesi pengapalan
Komponen kegiatan pertambangan umum l Pengolahan batubara, uraikan
yang diprakirakan menimbulkan dampak proses pengolahan batubara
lingkungan. yang ada antara lain meliputi
a. Pertambangan Batubara proses penggerusan dan
1. Tahap Persiapan pencucian batubara
l Penimbunan batubara
Uraian secara mendalam tentang
rencana kegiatan dan jadual
l Limbah-limbah yang dihasilkan
kegiatan pada tahap persiapan l Perubahan bentuk permukaan
yang menjadi penyebab timbulnya setiap 5 (lima) tahun atau
dampak penting terhadap kurang hingga masa tambang
lingkungan, misalnya : l Reklamasi
l Pembebasan lahan l Lain-lain
l Penerimaan tenaga kerja 3. Tahap Pasca Operasi
l Mobilisasi Peralatan
Uraian secara mendalam tentang
l Pembuatan jalan
rencana kegiatan dan jadual
l Pembangunan sarana dan
kegiatan pada tahap Pasca Operasi
prasarana
yang menjadi penyebab timbulnya
l Pembangunan instalasi pengo-
dampak penting terhadap ling-
lahan temasuk unit penampung
kungan, misalnya :
limbah, pabrik pengolahan
limbah l Pemutusan hubungan kerja
l Penerowongan (tambang l Reklamasi
bawah tanah)
l Pembersihan lahan b
. Pertambangan Bijih Primer

2. Tahap Operasi 1. Tahap Persiapan


Uraian secara mendalam tentang Uraian secara mendalam tentang
rencana kegiatan dan jadual rencana kegiatan dan jadual
kegiatan pada tahap operasi yang kegiatan pada tahap persiapan
menjadi penyebab timbulnya yang menjadi penyebab timbulnya
dampak penting terhadap dampak penting terhadap
lingkungan, misalnya : lingkungan, misalnya :
l Kondisi geoteknik dan l Pembebasan lahan
geokimia tanah l Penerimaan tenaga kerja

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 497


Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

l Pembuatan jalan l Reklamasi


l Pembangunan sarana dan l Lain-lain
prasarana
l Pembangunan instalasi pengo- 3. Tahap Pasca Operasi
lahan Uraian secara mendalam tentang
l Penerowongan (tambang rencana kegiatan dan jadual
bawah tanah) kegiatan pada tahap Pasca Operasi
l Pembersihan lahan yang menjadi penyebab timbulnya
dampak penting terhadap
2 Tahap Operasi lingkungan, misalnya :
Uraian secara mendalam tentang l Pemutusan hubungan kerja
rencana kegiatan dan jadual l Reklamasi
kegiatan pada tahap operasi yang
menjadi penyebab timbulnya
dampak penting terhadap BAB IV RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
lingkungan, misalnya : Dalam bab ini hendaknya dikemukakan
l Kondisi geoteknik dan informasi lingkungan selengkap mungkin
geokimia tanah mengenai penyajian data dan informasi rona
l Bahan-bahan kimia dan bahan lingkungan hidup ini harus dilakukan secara
berbahaya yang digunakan lengkap, rinci dan sistematis sehingga dapat
l Penggalian tanah pucuk terlihat jelas kaitan antara masing-masing
komponennya seperti berikut ini :
l Pemindahan tanah pucuk
l Nisbah pengupasan Dalam bab ini hendaknya dikemukakan
informasi lingkungan selengkap mungkin
l Cadangan
mengenai :
l Recovery penambangan
l Recovery pengolahan a
. Rona lingkungan hidup yang ada di
wilayah studi rencana kegiatan dan
l Konservasi bahan galian
sekitarnya harus diungkapkan secara
l Penambangan bijih primer, mendalam komponen-komponen ling-
uraikan aktifitas penambangan kungan yang berpotensi terkena dampak
meliputi pemboran, peledakan, penting. Komponen lingkungan hidup
penyanggaan dan lain-lain yang memiliki arti penting baik secara
l Pemuatan dan pengangkutan ekologis, ekonomis maupun budaya,
bijih primer, uraikan jenis alat, perlu mendapat perhatian khusus, seperti
kapasitas dan jumlah alat satwa liar langka, peninggalan arkeologis,
pembuatan dan pengangkut rona lingkungan dengan keindahan alam
yang digunakan. Demikian terkenal, lahan sengketa dan keadaan
pula apabila dilakukan sosial ekonomi serta sosial budaya
pembangunan pelabuhan/ masyarakat. Di samping itu juga perlu
dermaga agar dijelaskan diungkapkan secara jelas tentang adanya
kedalaman, kapasitas pelabu- perbedaan kepentingan penggunaan
han/dermaga serta frekuensi lahan apabila ada.
pengapalan
b
. Uraian secara rinci dan lengkap tentang
l Pengolahan bijih primer, kondisi kualitatif dan kuantitatif dari
uraikan proses pengolahan berbagai sumberdaya alam yang ada
bijih primer yang ada antara disekitar lokasi rencana kegiatan baik
lain meliputi proses pere- yang sudah atau yang akan dimanfaatkan
mukan, penggilingan, peme- maupun yang masih dalam bentuk
katan, penguranan kadar air, potensi. Penyajian kondisi sumberdaya
peleburan dan lain-lain alam ini perlu dikemukakan dalam peta
l Penimbunan bijih primer dengan skala memadai dan bila perlu
l Limbah-limbah yang dihasilkan harus dilengkapi dengan diagram, gambar
l Perubahan bentuk permukaan atau foto.
setiap 5 (lima) tahun atau c
. Data dan informasi rona lingkungan
kurang hingga masa tambang hidup. Uraian secara singkap rona

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 498


Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

lingkungan hidup di wilayah studi l Tingkat penyediaan dan


rencana kegiatan pertambangan migas kebutuhan air untuk minum,
dan pansbumi yang dibatasi pada mandi dan cuci
komponen-komponen lingkungan yang l Tingkat penyediaan dan
berkaitan dengan atau berpotensi akan kebutuhan air untuk
terkena dampak penting. Komponen keperluan pertanian, industri
lingkungan hidup yang telah ditelaah dan lain-lain
harus sesuai dengan hasil studi l Kualitas air
pelingkupan dalam KA Andal dan apabila
diperlukan dan dianggap penting dapat c
. Fisiografi dan Geologi
menelaah komponen lingkungan lainnya Membahas keadaan fisiologi
berdasarkan hasil penilaian di lapangan. dan geologi, meliputi :
Penyajian data dan informasi rona 1. Keadaan topografi/morfologi
lingkungan hidup ini harus dilakukan lahan, struktur geologi,
secara lengkap, rinci dan sistematis stratigrafi dan informasi
sehingga dapat terlihat jelas kaitan antara seismik di daerah proyek dan
masing-masing komponennya seperti sekitarnya (data dari studi
berikut : kelayakan). Khususnya
4.1. Geo-Fisik-Kimia untuk stratigrafi perlu
diuraikan ketebalan masing-
a. Iklim dan kualitas udara masing lapisan tanahnya.
Komponen iklim bulanan dan 2. Jenis tanah, karakteristik
tahunan serta kualitas udara kimia dan fisika tanah,
yang perlu ditampilkan antara seperti porositas, permea-
lain : tipe iklim, suhu bilitas dan tingkat kesuburan
(maksimum, minimum, rata-rata), tanah.
kelembaban, curah hujan, jumlah 3. Tingkat kestabilan tanah
hari hujan, keadaan angin (arah permukaan dan atau lereng
dan kecepatan), intensiatas baik oleh proses geologis
radiasi mataair, zat pencemar maupun yang disebabkan
(debu, CO, CO2, NOx, SO2, H2S, oleh proses erosi/sedimentasi.
dll), tingkat kebisingan dan lain- 4. Keunikan, keistimewaan dan
lain. kerawanan bentuk lahan dan
b
. Hidrologi dan Kualitas Air batuan secara geologis,
Memuat informasi tentang ekologis maupun nilai
sumber air secara hidrologi estetikanya. Informasi ini
mencakup keadaan hidrologi harus dinyatakan dalam peta
daerah bersangkutan, terutama dengan skala yang memadai
sifat fisik dan kimia air dari atau diagram/gambar yang
badan perairan yang menerima representatif
limbah dan diperkirakan akan l Morfologi
terkena dampak kegiatan. l Stratigrafi
Komponen hidrologi dan l Struktur geologi
kualitas air yang perlu l Jenis tanah
ditampilkan antara lain : l Indikator-indikator
l Karakteristik sungai, danau lingkungan yang ber-
dan lain-lain kaitan dengan stabilitas
l Pola geologi dan tanah, yaitu
gerakan tanah, gempa
l Rata-rata debit dekade,
bumi, kegiatan vulkanis
bulanan dan tahunan
dan lain-lain.
l Sendimentasi dan tingkat l Keunikan/keistimewaan
erosi bentang alam
l Kondisi fisik daerah resapan l Dan lain-lain
air permukaan dan air tanah l Hidrooseanografi

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 499


Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

d. Hidrooseanografi 5. Penjelasan dan uraian supaya


Untuk rencana usaha atau dilengkapi dengan peta tata
kegiatan yang mempunyai letak kegiatan dan rencana
kaitan langsung dengan laut, umum tata ruang setempat
agar dibahas keadaan hidro- dengan skala yang memadai
oseanografi, meliputi : dan jelas.
1. Pola pasang surut, arus, 4.2. Biologi
gelombang/ombak laut dan
a. Flora darat/perairan
pengaruhnya pada sungai
yang bermuara di sekitarnya 1. Penjelasan tentang vegetasi,
2. Kondisi dan sifat pantai serta tipe dan jenis-jenis vegetasi,
interaksinya dengan sedi- komposisi dan struktur
mentasi, angin dan musim/ komunitas di lokasi kegiatan
cuaca seperti perubahan 2. Uraian berbagai komunitas
garis pantai baik yang tumbuhan yang terdapat di
periodik maupun bertahap. lokasi kegiatan dan
Jelaskan pula kecepatan sekitarnya serta manfaatnya
pendangkalan pantainya. (ekonomi/ekologi) bagi
3. Kualitas air laut dan manusia serta makanan dan
interaksinya dengan air habitat satwa liar.
tanah dari sungai yang ada 3. Uraian mengenai komunitas
di sekitarnya serta perubahan tumbuhan unik yang
akibat pergantian musim. memiliki nilai sejarah (alam
dan budaya), keindahan
e
. Tata Ruang, Lahan dan Tanah bentang alam dan rekreasi
1. Inventarisasi tataguna lahan serta nilai ekonomi dan
dan sumber-sumber lain di ekologi yang khas, baik di
lokasi kegiatan dan wilayah darat maupun laut
sekitarnya pada saat kegiatan di sekitar kegiatan.
diajukan dan kemungkinan 4. Ekosistem spesifik (terumbu
di masa yang akan datang. karang, hutan mangrove dan
2. Rencana pengembangan lain-lain).
wilayah, rencana tata ruang, 5. Uraian vegetasi dan
rencana tataguna tanah dan ekosistem yang dilindungi
sumberdaya lainnya yang oleh undang-undang di
telah disusun secara resmi sekitar kegiatannya.
oleh pemerintah setempat
baik ditingkat Kabupaten, b
. Fauna darat/perairan
Propinsi dan Nasional di 1. Perkiraan penyebaran, pola
lokasi rencana pembangunan migrasi, daerah makan dan
kegiatan. kepadatan populasi hewan
3. Kemungkinan adanya (ikan, reptil, burung,
konflik yang timbul antar mamalia serta satwa yang
rencana kegiatan dengan dilindungi oleh undang-
rencana tataguna lahan dan undang).
sumberdaya lainnya, dalam 2. Perikehidupan hewan-hewan
kaitannya dengan pem- yang dianggap penting
bebasan lahan untuk yaitu habitat, cara
rencana kegiatan. perkembangbiakan serta
4. Inventarisasi nilai estetika perilaku dalam daerah dan
dan keindahan bentang alam habitatnya (etologi).
serta daerah rekreasi yang 3. Perkiraan penyebaran dan
ada di sekitar lokasi populasi hewan invertebrata
kegiatan. yang dianggap penting

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 500


Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

danmempunyai potensi d. Kesehatan Masyarakat


sebagai ahan makanan, l Jenis dan jumlah fasilitas
sumber hama dan faktor kesehatan
penyakit bagi manusia dan l Insidensi dan prevalensi
hewan. penyakit yang terkait
4. Hewan-hewan lain yang dengan kegiatan
mungkin terpengaruhi oleh l Sanitasi lingkungan
dampak kegiatan terutama khususnya ketersediaan air
yang dapat terancam bersih
kepunahan. l Status gizi dan kecukupan
4.3. Sosial (demografi, ekonomi dan pangan
budaya) dan kesehatan masyarakat l Cakupan pelayanan tenaga
Pada bagian ini agar dibahas doktor dan paramedis.
berbagai segi yang menyangkut
keadaan sosial, ekonomi dan BAB V PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
budaya yang ada di dalam batas
wilayah studi, meliputi : Uraian dalam bab ini hendaknya dilakukan
secara sistematis dan konsisten dengan uraian
a
. Kependudukan (demografi), dalam bab-bab sebelumnya terutama dengan
antara lain : Bab IV Rona Lingkungan Hidup. Dalam bab
l Struktur penduduk menurut ini hendaknya dimuat :
kelompok umur, jenis
kelamin, mata pencaharian, a
. Identifikasi, prakiraan secara cermat
pendidikan dan agama. dampak kegiatan pada saat pra
konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca
l Tingkat kepadatan dan
operasi terhadap lingkungan hidup.
sebaran kepadatan penduduk
Telaahan dampak ini dilakukan dengan
l Tingkat kelahiran cara menganalisis perbedaan antara
l Angkatan kerja produktif kondisi kualitas lingkungan apabila tidak
l Pertumbuhan penduduk ada kegiatan dengan kondisi kualitas
b
. Ekonomi lingkungan apabila tidak ada kegiatan
mengunakan metode prakiraan dampak.
l Tingkat kesempatan kerja
Pembahasan mengenai dampak penting
l Mata pencaharian penduduk yang mungkin timbul disebabkan oleh
l Tingkat pendapatan penduduk berbagai komponen kegiatan, baik yang
l Prasarana dan sarana berupa dampak positif maupun negatif
perekonomian harus berdasarkan data dan informasi
l pemilikan tanah dan harga yang diperoleh dari studi (data sekunder
tanah serta penggunaan uang dan primer). bila data dan informasi
ganti rugi faktual tidak ada, atau kurang dapat
c
. Budaya dipertanggungjawabkan, maka dalam
l Pranata sosial atau lembaga-
laporan perlu secara eksplisit dikemu-
lembaga kemasyarakatan kakan bahwa prakiraan dampak penting
yang tumbuh di kalangan tersebut didasarkan pada pertimbangan
masyarakat yang masih subyektif, karena masih
terdapat kesenjangan data dan informasi.
l Adat istiadat dan pola
kebiasaan yang berlaku b
. Penentuan arti pentingnya dampak atau
perubahan kualitas lingkungan yang
l Proses sosial di kalangan
diprakirakan bagi masyarakat sekitar
masyarakat
proyek dan pemerintah dilakukan dengan
l Sikap dan presepsi masya-
mengacu pada Pedoman Mengenai
rakat setempat terhadap
Ukuran Dampak Penting.
kegiatan
l Peninggalan sejarah yang c
. Kategori dampak penting yang
ada di lokasi proyek (jika disebabkan oleh adanya kegiatan proyek
ada) dibedakan antara dampak langsung dan

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 501


Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

tidak langsung. Dampak langsung adalah Disamping itu perlu pula dikaji
dampak yang ditimbulkan secara dampak penting lainnya yang
langsung oleh adanya kegiatan proyek. diakibatkan oleh rencana kegiatan,
Sedangkan dampak tidak langsung misalnya :
adalah dampak yang timbul akibat l Kualitas air sungai/danau/laut.
adanya perubahan kualitas komponen l Pemanfaatan air oleh penduduk
lingkungan dan atau komponen kegiatan l Kualitas air tanah
primer, oleh adanya rencana kegiatan.
Hubungan antara berbagai komponen d) Tata Ruang, Lahan dan Tanah
lingkungan dan komponen kegiatan serta Potensi dampak penting rencana
sebab musababnya sampai dengan kegiatan proyek terhadap :
tebentuknya kualitas lingkungan tertentu, l Perubahan, pembatasan, per-
perlu dikemukakan secara jelas dan rinci, bedaan kepentingan dalam
baik dalam bentuk uraian maupun pemanfaatan dan pendaya-
diagram. gunaan ruang/lahan, air dan
d. Di bawah ini dikemukakan arahan sumberdaya alam lainnya,
beberapa topik yang perlu dijelaskan karena adanya rencana
secara lengkap sistematis dan konsisten kegiatan proyek.
dengan bab-bab sebelumnya : l Keindahan alam dan
kesempatan untuk menikmati
1. Geo - Fisik - Kimia
sumber estetika dan rekreatif
a) Iklim, kualiatas Udara dan karena adanya rencana
kebisingan kegiatan proyek tersebut.
Potensi dampak penting yang l Perencanaan pengembangan
umum terjadi dalam rencana wilayah, tata ruang, tataguna
kegiatan yang bisa menimbulkan lahan dan air.
perubahan pada kualitas udara
harus dihitung dengan meng- 2. Biologi
gunakan pendekatan model a) Flora
dispresi. Di samping itu pula akan Potensi dampak penting rencana
terjadi kebisingan. Perkiraan harus kegiatan proyek terhadap
meliputi daerah-daerah permu- l Komunitas dan diversitas
kiman dan komunitas tumbuhan
tumbuhan yang peka terhadap
dan atau satwa yang dilindungi
polusi dan mempunyai nilai
dan atau unik dan atau ekonomis
ekoomis dan ekologis tinggi
penting di ruang ekosistem.
di lokasi rencana kegiatan
b) Fisiologi dan Geologi proyek.
Potensi dampak penting rencana l Komunitas dan diversitas
kegiatan proyek terhadap : tumbuhan yang unik/langka
l Bentang alam yang unik dan atau dilindungi, memiliki
nilai sejarah, keindahan
l Perubahan lahan akibat
bentang alam dan rekreatif.
penggalian/pengambilan
bahan galian atau pembuangan b) Fauna
limbah dalam bentuk cair dan Potensi dampak penting rencana
padat menimbulkan dan kegiatan proyek terhadap :
penataan lahan
l Tempat pertemuan manusia
c) Hidrologi dan Kualitas air dengan hewan sehingga
Potensi dampak penting yang menimbulkan keinginan untuk
umum terjadi dalam rencana berburu dan membunuhnya
kegiatan yang bisa menimbulkan tanpa pertimbangan yang
perubahan pada kualitas air harus matang.
dihitung dengan menggunakan l Gangguan berupa pengusiran,
pendekatan model dispersi pembisingan terhadap satwa
terhadap penyebaran air panas. liar.

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 502


Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

l Gangguan berupa tergang- kirakan akan mengalami perubahan


gunya terumbu karang karena mendasar. Yang dimaksud dengan
pembuangan limbah bahang. evaluasi dampak secara holistik
adalah telaahan secara totalitas
3. Sosial (Demografi, ekonomi, budaya) dampak lingkungan yang dimaksud
dan Kesehatan Masyarakat dalam bab V terhadap sumber
Potensi dampak penting rencana kegiatan penyebab dampak dengan
kegiatan proyek terhadap : komponen lingkungan yang terkena
dampak (baik yang bersifat positif
a) Keadaan dan perubahan pusat
maupun negatif) ditelaah sebagai satu
kegiatan perekonomian, infras-
kesatuan yang saling pengaruh
truktur, mata pencaharian dan
mempengaruhi dan terkait sehingga
pendapatan.
dapat diketahui sejauhmana
b) Keadaan dan perubahan struktur perimbangan antara dampak positif
penduduk termasuk jumlah, dan negatifnya.
kepadatan, keanekaragaman
penduduk serta pola mobilitas b
. Dasar penentuan kategori dampak
penduduk dengan adanya tersebut di atas menggunakan kriteria
penerimaan dan pemberhentian yang tertera dalam Pedoman
pekerja proyek. Mengenai Ukuran Dampak penting
sesuai dengan Keputusan Kepala
c) Keadaan dan perubahan ciri khas
Bapedal Nomor : KEP-056 Tahun
dari adat istiadat, tata cara,
1994.
interaksi, intra dan antar kelompok
masyarakat, sitem kepercayaan, 6.2. Telaahan dan Arahan Sebagai Dasar
keanekaragaman tata nilai dan Pengelolaan.
norma serta obyek peninggalan
Telaahan ini dibuat agar dapat ditentukan
sejarah.
tata cara pengelolaan dan pemantauan
d) Sikap, nilai dan persepsi terhadap lingkungan secara lebih tepat, baik dan
rencana kegiatan proyek serta mampu dilaksanakan.
rencana pemisahan dan
penyaluran penduduk (antara lain a
. Uraian tentang hubungan sebab
keresahan penduduk). akibat (kausatif) antara rencana
kegiatan dengan dampak lingkungan
e) Spekulasi harga tanah bagi yang ditimbulkan sehingga dapat
keperluan proyek serta pengem- diketahui dengan jelas faktor-faktor
bangan/perubahan kepemilikan pokok yang menjadi penyebab
tanah akibat adanya proyek. dampak, apakah akibat rencana
) Keadaan dan pengembangan
f kegiatannya yang tidak sesuai dengan
fasilitas kesehatan di lokasi lingkungan ataukah kondisi
proyek lingkungan yang memang sudah tidak
g) Keadaan dan pengembangan mungkin ditambahi dengan rencana
fasilitas dan sarana sosial budaya. kegiatan baru tersebut.
b
. Uraian tentang ciri masing-masing
BAB VI EVALUASI DAMPAK PENTING dampak penting yang akan timbul
perlu dikemukakan dengan jelas
Dalam bab ini berikan mengenai hasil evaluasi seperti negatif, positif, jangka waktu
dan telaahan dampak penting dan rencana atau lamanya dampak berlangsung,
kegiatan. Hasil evaluasi ini selanjutnya hubungan antara dampak satu dengan
menjadi masukan bagi instansi yang lainnya. Perlu juga dijelaskan kapan
berwenang untuk memutuskan kelayakn ambang batas dapak dicapai dalam
lingkungan dari rencana kegiatan sebagaimana suatu tahapan kegiatan dan berapa
dimaksud dalam PP Nomor 27 Tahun 1999. lama berlangsungnya dampak
6.1. Telaahan terhadap Dampak penting tersebut.

a
. Telaahan secara holistik atas berbagai c
. Uraian tentang kelompok masyarakat
komponen lingkungan yang diper- yang terkena dampak baik yang

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 503


Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

bersifat positif maupun negatif serta III. PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA
identifikasi perbandingan antara PENGELOLAAN LINGKUNGAN KEGIATAN
dampak positif yang diinginkan PERTAMBANGAN UMUM ( RKL)
dengan dampak negatif yang diderita.
A. KATA PENGANTAR
d. Uraian tentang intensitas dan
persebaran dampak penting apakah l Dicantumkan dasar hukum yang
lokal, regional dan bahkan melandasi pelaksanaan studi Amdal
internasional sehingga dapat kegiatan Pertambangan Umum (Peraturan
ditentukan tingkat kemampuan Pemerintah No. 27 Tahun 1999,
tingkat institusional apa yang dapat Keputusan Menteri Negara Lingkungan
melakukan pengelolaan dan Hidup dan Keputusan Menteri
pemantauannya. Pertambangan dan Engeri serta rujukan
yang mengatur sistematika Penyusunan
e
. Hasil evaluasi dampakpenting tersebut
Dokumen Amdal).
disajikan sebagai dasar untuk
menentukan dampak -dampak penting l Kata pengantar ditandatangani oleh
yang harus dikelola (Arahan Rencana penanggung jawab kegiatan dan
Pengelolaan dan Rencana distempel
Pemantauan Lingkungan).
B. DAFTAR ISI

DAFTAR PUSTAKA Berisi judul Bab, Sub Bab, Sub-sub Bab dan
seterusnya serta nomor halaman yang terdapat
Dikemukakan rujukan dan pernyataan-pernyataan dalam dokumen RKL, kegiatan pertambangan
penting yang harus ditunjang oleh kepustakaan umum
ilmiah yang mutakhir serta disajikan dalam suatu
daftar pustaka dengan penulisan yang baku C. DAFTAR TABEL
Berisi nomor tabel, judul tabel dan halaman
LAMPIRAN tabel yang terdapat dalam dokumen RKL
l Surat ijin atau rekomendasi yang telah Kegiatan pertambangan Umum
diperoleh pemrakarsa sampai dengan saat
AMDAL akan disusun. D. DAFTAR GAMBAR
l Foto-foto yang dapat menggambarkan rona Berisi nomor gambar, judul gambar dan
lingkungan awal, usulan rencana usaha atau halaman gambar yang terdapat dalam
kegiatan sehingga bisa memberikan wawasan dokumen RKL Kegiatan pertambangan
yang lebih mendalam tentang hubungan timbal Umum
balik serta kemungkinan dampak lingkungan
penting yang akan ditimbulkan. E. DAFTAR LAMPIRAN
l Peta (peta situasi/lokasi kegiatan, batas wilayah
Berisi nomor lampiran, judul lampiran dan
studi, kemiringan lereng, lokasi pegambilam
halaman lampiran yang terdapat dalam
sampel, geologi dll) dengan skala dan simbol
dokumen RKL Kegiatan pertambangan
representatif
Umum
l Gambar/penampang (misal penampang bawah
permukaan lokasi pembuangan limbah padat/ BAB I PENDAHULUAN
cair, dll) foto, grafik serta tabel lain yang
berlum tercantum dalam dokumen. Biodata 1.1. Latar Belakang
penyusun studi ANDAL. Hal-hal lain yang Uraian tentang latar belakang
dianggap relevan untuk dimasukkan dalam perlunya dilaksanakan RKL baik
dokumen. ditinjau dari :
l Kepentingan pemrakarsa
l Kepentingan pihak instansi
terkait
l Kepentingan yang lebih luas
dalam rangka menunjang
pembangunan

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 504


Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

1.2. Maksud dan Tujuan 2.2. Data Teknis Proyek


Uraikan secara sistematis, singkat dan Uraikan dengan singkat dan kelas data
jelas tentang maksud dan tujuan teknis proyek yang ada hubungannya
pengelolaan yang akan dilak-sanakan, dengan dampak penting yang akan
antara lain untuk melaksanakan peraturan ditimbulkan serta rencana pengelolaan
perundang-undangan mengenai penge- lingkungannya.
lolaan lingkungan dan melaksanakan
kebijaksanaan pembangunan berwawasan 2.3. Ringkasan Evaluasi Dampak Penting
lingkungan. a
. Membuat uraian secara jelas dan
1.3. Kegunaan Pengelolaan Lingkungan singkat tentang berbagai dampak
Uraian kegunaan dilaksanakan penting yang akan ditimbulkan oleh
pengelolaan lingkungan baik bagi berbagai kegiatan proyek berdasarkan
pemrakarsa, pihak-pihak lain yang Andal.
berkepentingan maupun bagi masyarakat b
. Membuat semua saran tindak yang
luas. diberikan dalam Amdal

1.4. Unsur Lingkungan Yang Sensitif BAB III PENDEKATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Uraikan secara singkat wilayah/kelompok
Dalam bab ini agar diuraikan secara rinci
masyarakat atau ekosistem di sekitar
tentang cara/pendekatan yang hendak
rencana usaha atau kegiatan, yang sensitif
ditempuh dalam kegiatan pengelolaan
terhadap perubahan akibat adanya
lingkungan Kegiatan Pertambangan Umum
rencana usaha atau kegiatan tersebut,
yang bersangkutan baik ditinjau dari sudut
berdasarkan hasil Andalnya
teknologi, ekonomi maupun kelembagaan
berdasarkan Andal :
BAB II IDENTITAS PROYEK DAN RINGKASAN
ANDAL 3.1. Pendekatan Teknologi
Membuat semua data identitas, keterangan dan Memuat semua cara/teknik pengelolaan
diuraikan secara singkat mengenai kegiatan lingkungan fisik maupun biologi yang
Pertambangan Umum yang direncanakan serta direncanakan /diperlukan untuk
rona lingkungan awal yang erat hubungannya mencegah/mengurangi/menanggulangi
dengan hasil evaluasi dampak penting, antara dampak kegiatan Pertambangan Umum
lain : sehingga kelestarian lingkungan lebih
lanjut dapat dipertahankan dan bahkan
2.1. Identitas Pemprakarsa dan Penyusun
untuk memperbaiki/meningkatkan daya
RKL
dukungnya seperti :
Uraian mengenai identitas pemprakarsa l Pencegahan erosi, longsoran dan
dan penyusunan Andal
sedimentasi dengan penghijauan dan
a
. Identitas pemprakarsa terasering.
l Nama dan alamat lengkap (telepon l Penggunaan lahan secara terencana
dan fax) instansi/perusahaan dengan memperhatikan konservasi
sebagai pemprakarsa rencana lahan.
usaha atau kegiatan l Mengurangi terjadinya pencemaran
l Nama dan alamat lengkap (telepon pantai laut, apabila lokasi kegiatan
dan fax) penanggung jawab terletak ditepi pantai
rencana usaha atau kegiatan). l Membangun kolam pengendapan
disekitar daerah kegiatan untuk
b
. Identitas Penyusun Andal
menahan lumpur oleh aliran
l Nama dan alamat lengkap permukaan
(Telepon dan fax) lembaga/ l Membuat cek dam dan turap
perusaaan disertai dengan l Penimbunan kembali lubang-lubang
kualifikasi dan rujukannya.
bekas tambang
l Nama dan alamat lengkap (telepon l Penataan lahan
dan fax) penanggung jawab
penyusun Andal.
l Dan lain-lain

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 505


Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

3.2. Pendekatan Ekonomi Sosial dan l Peraturan perundang-undangan yang


Budaya menunjang pengelolaan lingkungan
Pada bagian ini dirinci semua bantuan l Pengawasan baik intern maupun
dan kerjasama aparatur pemerintah terkait ekstern yang meliputi pengawasan
yang diperlukan oleh pemprakarsa untuk oleh aparat pemerintah dan masyarakat
menanggulangi dampak-dampak ling- l Perencanaan prasarana dan sarana
kungan kegiatan Pertambangan Umum umum, baik relokasi maupun baru
ditinjau dari segi biaya, kemudahan,
sosial ekonomi, misalnya : BAB IV RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
a
. Bantuan biaya dan kemudahan untuk Dalam bab ini agar diuraikan secara rinci, jelas
operasi pengelolaan lingkungan dan singkat serta konsisten (sesuai dengan
l Kemudahan/keringanan bea masuk raian di bab (2) tentang dampak penting yang
pengadaan peralatan ditimbulkan proyek, baik oleh satu kegiatan
l Keringanan syarat pinjaman/kredit atau lebih dengan pembahasan sebagai
bank berikut :
l kebijaksanaan dan penyeleng- 4.1. Sumber Dampak
garaan penyaluran penduduk yang
tergusur dari lahan tempat Uraikan secara jelas disertai daftar/tabel
tinggalnya atau lahan mata dan diagram alir tentang komponen
pencahariannya kegiatan dan ataupun komponen ling-
kungan lainya yang merupakan sumber
b
. Penanggulangan masalah sosial dampak penting bagi lingkungan dan atau
ekonomi dan sosial budaya, antara bagi proyek itu sendiri, misalnya :
lain : l Survei/pengukuran tanah;
l Pelaksanaan ganti rugi ditempuh l Pembukaan lahan;
dengan cara-cara yang tepat l Penggalian/pengangkutan/penim-
l Kebijaksanaan dan penyeleng- bunan bahan bangunan (tanah/pasir/
garaan penyaluran penduduk yang batu);
tergusur dari lahan tempat l Erosi, sedimentasi;
tinggalnya atau lahan mata l Pelaksanaan konstruksi
pencahariannya
l Perubahan tataguna lahan
l Pendidikan dan pelatihan bagi
l Perusakan Hutan
penduduk yang mengalami
perubahan pola kehidupan dan
l Perubahan mata pencaharian, dsb.
sumber penghidupan 4.2. Dampak Penting Terhadap Aspek
l Penggunaan tenaga kerja setempat Lingkungan
yang bila perlu didahului dengan Uraikan secara jelas dan disertai dengan
latihan keterampilan daftar/tabel serta diagram alir sehingga
l Penyelamatan benda bersejarah dapat diketahui dengan jelas dampak
dan tempat yang dikeramatkan utama maupun dampak-dampak turunan-
masyarakat nya tentang aspek biogeofisik-kimia dan
3.3. Pendekatan Institusi sosial-ekonomi-budaya yang terkena
dampak penting saja pada masing-masing
Pada bagian ini dirinci kegiatan setiap tahap :
instansi/badan/lembaga lain yang terlibat/ l Persiapan
perlu dilibatkan dalam rangka
l Operasi
pelaksanaan pembangunan dan kegiatan
penanggulangan dampak rencana
l Pasca operasi
kegiatan Pertambangan Umum ditinjau Sebagai contoh :
dari segi kewenangan, tanggung jawab
dan keterkaitan antar instansi/badan/ a
. Geo-fisik-kimia
lembaga, misalnya : l iklim, kualitas udara dan
l Pengembangan mekanisme kerjasama/ kebisingan
koordinasi antar instansi l geologi

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 506


Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

l hidrologi dan kualitas air 4.5. Upaya Pengelolaan Lingkungan


l tata ruang Uraikan secara jelas rencana dan upaya
l lahan dan pertanahan penanganan dampak lingkungan berupa
l hidrooceanografi pencegahan penanggulangan dampak
l lain-lain negatif serta pengembangan dampak
b
. Biologi positif yang dilakukan melalui pende-
l flora katan teknologi/sosial-ekonomi/institusi
l fauna berdasarkan atau sesuai dengan kegiatan
yang akan menimbulkan dampak :
c
. Sosial dan Kesehatan Masyarakat
a
. Upaya pencegahan dan penang-
l perekonomian masyarakat
gulangan dampak negatif antara lain
l kependudukan
dilakukan melalui :
l pendidikan
l kesehatan 1) Kerjasama antar semua pihak yang
l adat istiadat terkait dalam penanganan kualitas
l peninggalan sejarah air dan udara, misalnya :
l fasilitas dan sarana umum l Masalah pencemaran udara
l lain-lain karena berdekatan dengan
Perlu juga diterangkan sejauh mana wilayah industri
rencana kegiatan tersebut berkembang l masalah pencemaran air karena
pada saat RKL ini disusun (studi berdekatan dengan wilayah
kelayakan, rancangan rinci rekayasa, industri
konstruksi, dsb). 2) Pengaturan distribusi air untuk
sektor lain.
4.3. Tolok Ukur Dampak
Jelaskan tolok ukur dampak yang b
. Pengembangan dampak positif agar
digunakan untuk mengukur komponen dapat diperoleh manfaat yang lebih
lingkungan yang akan terkena dampak besar misalnya :
akibat rencana kegiatan berdasarkan baku l pariwisata
mutu yang telah ditetapkan atau Semua upaya pengelolaan lingkungan
keputusan para ahli yang dapat diterima tersebut juga perlu disajikan dalam tabel
secara ilmiah, sesuai dengan tolok ukur
yang dipakai dalam dokumen Andal. 4.6. Lokasi pengelolaan lingkungan
Disamping itu perlu diperhatikan pula Rencana lokasi pengelolaan lingkungan
dampak kegiatan terhadap lingkungan harus memperhatikan sifat persebaran
dan atau sebaliknya serta dibandingkan dampak penting yang dikelola dan harus
dengan : disertakan dengan peta, sketsa, maupun
l kondisi rona lingkungan hidup awal gambar dengan skala yang memadai serta
l taraf hidup layak didaerah sekitar notasi yang jelas.
kegiatan 4.7. Periode Pengelolaan Lingkungan
4.4. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Uraian secara singkat rencana/kapan dan
Uraikan secara jelas dan spesifik tentang berapa lama untuk masing-masing jenis
tujuan dikelolanya dampak penting yang kegiatan pengelolaan lingkungan
bersifat strategis, berikut dengan dampak dilaksanakan, dengan tetap memper-
turunannya sehingga dengan dikelolanya hatikan sifat dampak penting yang
dampak utama tersebut maka dampak dikelola (lama berlangsung, sifat
turunannya akan tertanggulangi/ kumulatif dan berbalik tidaknya dampak)
terkendali. 4.8. Pembiayaan Pengelolaan Lingkungan
Sebagai contoh :
Biaya untuk melaksanakan RKL
Menanggulangi dampak kegiatan merupakan tugas dan tanggung jawab
pembukaan lahan agar dampak terhadap pemrakarsa kegiatan, antara lain,
fisiologi (erosi), kualitas air sampai mencakup :
dengan sedimentasi akan terkendali.

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 507


Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

l Biaya investasi misalnya pembelian 5.4. Tata Kerja dan Organisasi


peralatan pengelolaan lingkungan Agar diuraikan secara jelas :
serta biaya untuk kegiatan teknis l struktur organisasi pelaksanaan/
lainnya
implementasi RKL ini
l Biaya personil dan biaya operasional l uraikan tugas, fungsi, personalia
l Biaya pendidikan serta latihan l tata laksana kerja dan mekanisme
keterampilan operasional. kerjanya
Dalam bab ini agar diuraikan secara rinci, l yang bertanggung jawab atas

jelas, dan singkat dampak penting yang pelaksanaan RKL ini.


ditimbulkan rencana kegiatan serta
Agar dicantumkan institusi atau
pencegahan dan penanggulangan dampak
kelembagaan yang akan berurusan dan
negatif serta peningkatan dampak yang
berkaitan dengan kegiatan pengelolaan
bersifat positif.
lingkungan, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku baik
BAB V. INSTITUSI DAN PELAKSANA PENGELO- di tingkat pusat maupun daerah.
LAAN LINGKUNGAN
DAFTAR PUSTAKA
Pada setiap rencana pengelolaan lingkungan
cantumkan institusi atau kelembagaan yang Uraikan sumber data dan informasi yang digunakan
akan berurusan/berkepentingan dan bekaitan dalam penyusunan RKL baik buku, majalah, tulisan
dengan kegiatan pengelolaan lingkungan maupun laporan hasil-hasil penelitian. Dikemukakan
tersebut, sesuai dengan peraturan perundang- rujukan data dan pernyataan-pernyataan penting yang
undangan yang berlaku baik di tingkat pusat harus ditunjang oleh kepustakaan ilmiah yang mutakhir
maupun daerah. Institusi pengelolaan serta disajikan dalam suatu daftar pustaka dengan
lingkungan yang perlu diutarakan meliputi : penulisan yang baku.

5.1. Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan LAMPIRAN


Cantumkan institusi pelaksanan yang Bab terkait ini memuat semua lampiran yang merupakan
bertanggung jawab dalam pelaksanaan penunjang RKL ini dan hendaknya dibuat daftarnya,
dan sebagai penyandang dana kegiatan antara lain :
pengelolaan lingkungan tersebut. Apabila
dalam melaksanakan kegiatan tersebut 1. Peta
pemprakarsa menugaskan atau bekerja Agar disajikan dengan menggunakan skala yang
sama dengan pihak lain maka cantumkan memadai/sesuai, yaitu :
institusi yang dimaksud. l topografi, lokasi dan situasi kegiatan
l tata ruang proyek
5.2. Pengawas Pengelolaan Lingkungan l tata guna lahan
Uraikan secara jelas tentang instansi/ l lokasi/daerah liputan RKL ini dibubuhi tanda
badan/lembaga terkait yang akan yang jelas
berperan sebagai satu satuan pengawas l rencana prasarana dan sarana umum sekitar
pelaksanaan RKL di lapangan sesuai kegiatan
dengan bidang tugas dan wewenang serta
2. Gambar dan Bagan Alir
tanggung jawab masing-masing (agar
diacu Kep. Men PE tentang Pengawasan Dibutuhkan sebagai pelengkap/pendukung RKL ini,
Atas Pelaksanaan RKL dan RPL dalam misalnya :
Bidang Pertambangan dan Energi). l rona awal dari berbagai sudut pandang;
l daerah pemukiman penduduk yang akan
5.3. Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan tergusur;
Cantumkan instansi-instansi yang l spesies langka (flora dan fauna);
dilapori secara berkala mengenai hasil l kondisi prasarana dan sarana umum;
pengelolaan lingkungan sesuai lingkup l kondisi kehidupan masyarakat;
tugas instansi yang bersangkutan dan l calon lokasi kegiatan;
peraturan perundang-undangan yang l lokasi pengelolaan dampak;
berlaku l bagan alir sumber dampak utama berikut
turunannya.

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 508


Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

3. Tabel a
. Kepentingan Pemrakarsa, antara lain :
l Tabel perkiraan dampak l Menjaga pelaksanaan kegiatan di
l Tabel evaluasi dampak penting lapangan sesuai rencana/jadual.
l Tabel rencana Pengelolaan Lingkungan l Optimasi pendayagunaan sumber-
daya lain
l Menjamin terpeliharanya daya
IV. PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA dukung lingkungan terhadap
PEMANTAUAN LINGKUNGAN KEGIATAN kegiatan
PERTAMBANGAN UMUM (RPL)
b
. Kepentingan Instansi Terkait, antara
A. KATA PENGANTAR lain :
l Terpeliharanya kehidupan sosial-
l Dicantumkan dasar hukum yang melandasi
ekonomi-budaya di dalam masyarakat
pelaksanaan kegiatan Amdal kegiatan
Pertambangan Umum (Peraturan Pemerintah
l Menjamin ketertiban dan
No. 27 Tahun 1999, Keputusan Menteri keamanan
Negara Lingkungan Hidup dan Keputusan l Mencegah timbulnya keresahan
Menteri Pertambangan dan Energi serta sosial masyarakat
rujukan yang mengatur sistematika c. Kepentingan pembangunan umum,
penyusunan Dokumen Amdal). antara lain
l Kata Pengantar ditandatangani oleh l Sebagai bahan koordinasi bagi
penanggungjawab kegiatan dan distempel. instansi berwenang untuk
menyusun suatu rencana
B. DAFTAR ISI pengelolaan dan pemantauan
Berisi Judul Bab, Sub Bab dan seterusnya serta lingkungan kawasan, baik secara
nomor halaman yang terdapat dalam dokumen regional maupun nasional.
RPL Kegiatan Pertambangan Umum. l Memberikan masukan pada

pemantauan lingkungan kawasan


C. DAFTAR TABEL l Mengetahui secara pasti batas
Berisi nomor tabel, judul tabel dan halaman wewenang dan tanggungjawab
tabel yang terdapat dalam Dokumen RPL masing-masing
Kegiatan Pertambangan Umum. 1.2. Maksud dan Tujuan
D. DAFTAR GAMBAR Uraikan secara sistematis, singkat dan
jelas tentang maksud dan tujuan
Berisi nomor gambar, judul gambar dan halaman
pengelolaan yang akan dilaksanakan ,
gambar yang terdapat dalam Dokumen RPL
atara lain untuk melaksanakan peraturan
Kegiatan Pertambangan Umum.
perundang-undangan mengenai penge-
lolaan lingkungan dan melaksanakan
E. DAFTAR LAMPIRAN
kebijaksanaan pembangunan berwawasan
Berisi nomor lampiran, judul lampiran dan lingkungan
halaman lampiran yang terdapat dalam
Dokumen RPL Kegiatan Pertambangan Umum. 1.3. Kegunaan Pemantauan Lingkungan
Uraikan kegunaan dilaksanakannya
BAB I. PENDAHULUAN pengelolaan lingkungan baik bagi
1.1. Latar Belakang pemrakarsa, pihak-pihak lain yang
berkepentingan maupun bagi masyarakat
Uraian tentang latar belakang luas.
perlunya dilaksanakan RPL baik
ditinjau dari : BAB II. DISKRIPSI PROYEK DAN RINGKASAN
l Kepentingan Pemrakarsa ANDAL
l Kepentingan pihak instansi Memuat semua data, identitas, keterangan dan
terkait diuraikan secara singkat mengenai proyek
l Kepentingan yang lebih luas yang direncanakan serta rona lingkungan awal
dalam rangka menunjang yang erat hubungannya dengan evaluasi
pembangunan dampak penting, antara lain :

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 509


Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

2.1. Identitas Proyek 3.1. Aspek Lingkungan yang Terkena


a
. Nama dan lokasi kegiatan Dampak
Sebutkan nama lokasi kegiatan (Desa, Uraikan secara jelas disertai dengan
Kecamatan, Kabupaten, Propinsi serta daftar/tabel tentang aspek biogeofisik-
posisi geografis) kimia dan sosial-ekonomi-budaya yang
terkena dampak penting dan dipantau
b
. Pemrakarsa kegiatan
pada tahap persiapan, operasi dan pasca
Nama dan alamat lengkap (telepon operasi, yaitu :
dan fax) perusahaan/institusi pem-
prakarsa kegiatan.
l kualitas udara, kualitas air
l geologi, tata ruang, tanah dan lahan
c
. Penanggung jawab Kegiatan l flora dan fauna
Nama dan alamat lengkap (telepon
l sosial-ekonomi-budaya
dan fax) penanggungjawab kegiatan.
Pemantauan aspek lingkungan ini dapat
d. Penyusun RPL
dilakukan terhadap sumber dampak dan
Nama dan alamat (telepon dan fax)
akibat yang ditimbulkan oleh dampak
perusahaan/instansi selaku penyusun
tersebut terhadap lingkungan, misalnya :
RPL.
l Indikator erosi dan aliran permukaan
2.2. Data Teknis Proyek dapat dipantau dari parameter
Uraikan secara singkat dan jelas data lingkungan yang terkena dampak
teknis proyek yang erat hubungannya yakni kualitas air (kekeruhan) dan atau
dengan dampak penting yang akan dapat dipantau dari sumber
ditimbulkan serta rencana pemantauan dampaknya seperti misalnya akibat
lingkungannya, antara lain : cara pembukaan vegetasi penutup
yang tidak baik atau tanpa
a
. Luas KP Eksploitasi
memperhatikan metode konservasi.
b
. Lahan untuk sarana dan prasarana l Keresahan masyarakat akibat
(Kantor, Bengkel, Gudang, Gudang kurangnya penyuluhan tentang
Bahan Peledak, Perumahan, Tempat kegiatan proyek.
Penimbunan, Instalasi Pengolahan,
Pelabuhan/Dermaga, Jalan, Sarana 3.2. Sumber Dampak yang Akan Dipantau
Pengolah Limbah dan lain-lain). Uraikan secara jelas tentang sumber
c
. Cadangan dan Kualitas Bahan Galian, dampak penting maupun dampak lainnya
uraikan mengenai keadaan lapisan, yang akan dipantau, misalnya :
jumlah cadangan, lapisan yang akan l Pembukaan lahan tapak kegiatan yang
ditambang, kualitas bahan galian, kurang baik mengakibatkan naiknya
sistem penambangan dan umur tingkat erosi dan kekeruhan
tambang. l Perubahan tata guna lahan dan
2.3 Ringkasan Evaluasi Dampak Penting pemindahan penduduk menimbulkan
masalah sosial-ekonomi-budaya.
a
. Memuat uraian secara jelas, lengkap
dan singkat tentang berbagai dampak l Pembebasan lahan untuk tapak
penting yang akan ditimbulkan oleh kegiatan menyebabkan perubahan tata
berbagai kegiatan pertambangan guna lahan dan pemindahan penduduk
umum berdasarkan Andal. l Adanya prasarana jalan transportasi ke
b
. Memuat semua saran tindak yang lokasi kegiatan dapat merangsang
diberikan dalam Andal adanya pemukiman baru yang dapat
menyebabkan perusakan/penggun-
BAB III. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN dulan vegetasi penutup/hutan di
sekitar jalur hijau atau kawasan
Dalam bab ini uraikan secara jelas dan rinci lindung.
mengenai jenis dan parameter lingkungan
yang terkena dampak penting dan dipantau, 3.3. Tolok Ukur Dampak
sumber dampak. tolok ukur dampak, metode Tentukan secara jelas tolok ukur dampak
pemantauan, lokasi dan periode peman- yang akan digunakan untuk mengukur
tauannya. komponen lingkungan yang akan terkena

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 510


Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

dampak akibat rencana kegiatan pemantauan. Cantumkan pula rumus-


berdasarkan baku mutu yang ada atau rumus yang digunakan dan analisis
keputusan Tim yang dapat diterima data sejauh mungkin harus konsisten
secara ilmiah dan lazim digunakan dengan metode yang digunakan
dalam penyusunan Andal.
3.4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan
Uraian secara spesifik tujuan dipantaunya 3.6. Lokasi Pemantauan Lingkungan
suatu dampak penting lingkungan dengan Sebutkan detail rencana lokasi
memperhatikan dampak penting yang pemantauan lingkungan secara tepat dan
dikelola, bentuk rencana pengelolaan dituangkan dalam peta RPL dengan skala
lingkungan dan dampak penting turunan memadai dan sejauh mungkin harus
yang ditimbulkannya. konsisten dengan lokasi pengumpulan
data disaat penyusunan Andal.
3.5. Metode Pemantauan Lingkungan
Uraikan Metode Pemantauan lingkungan 3.7. Periode Pemantauan
yang akan dilaksanakan menurut tata cara Uraikan periode waktu pemantauan yang
yang lazim berlaku terhadap komponen menyangkut saat pemantauan dilaksa-
lingkungan yang terkena dampak , antara nakan dan berapa lama waktu yang
lain : diperlukan untuk memantau suatu/jenis
a
. Pengukuran dampak, misalnya :
Pengukuran meliputi komponen l Frekuensi pemantauan
lingkungan yang dapat diukur l Waktu pemantauan
berkaitan langsung atau tidak l Lama berlangsung dampak
langsung dengan kegiatan penge-
lolaan lingkungan sesuai dengan BAB IV PELAKSANAAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
ketentuan baku mutu lingkungan. Dalam bab ini uraikan/jelaskan/cantumkan
Perlu disebutkan jenis peralatan yang tentang implementasi pemantauan lingkungan
digunakan, pemilihan metode sampel ditinjau dari sudut institusi/kelembagaan, tata
dn lokasi pengambilan sampel yang kerja, pelaporan jadual serta pembiayaan
dijelaskan dalam peta dengan skala seperti diatur dalam UU No. 23 Tahun 1997.
memadai dan interval waktu
pengukuran. 4.1. Kelembagaan/Institusi Pemantau
Lingkungan
b
. Wawancara
Wawancara biasanya menyangkut Supaya dicantumkan :
aspek-aspek sosial ekonomi dan l Semua instansi/lembaga institusi yang
budaya. untuk ini perlu disebutkan terkait
cara pemilihan responden, lokasi dan l Kedudukan/fungsi/tanggung jawab
interval waktu. setiap instansi/lembaga
c
. Observasi
l Tata hubungan kerja antara lembaga/
instansi
Observasi adalah metode pemantauan
untuk hal-hal yang tidak dapat diukur 4.2. Tata Kerja, Pelaporan dan Organisasi
atau dilakukan wawancara. Metode ini Uraikan secara jelas struktur organisasi
dapat menggunakan foto praduga, pelaksanaan RPL, tata laksana dan
pengalaman dan lain sebagainya. mekanisme kerja serta instansi yang akan
Dismping hal-hal tersebut di diberikan laporan hasil kegiatan
atasuraikan pula secara singkat pemantauan lingkungan.
tentang peralatan yang digunakan
dalam pengumpulan data, meliputi 4.3. Pembiayaan Kegiatan Pemantauan
informasi, jenis alat, tipe alat, tingkat Lingkungan
ketelitian alat (bandingkan dengan Sebutkan biaya untuk pemantauan
persyaratan dalam baku mutu lingkungan yang menjadi tanggungjawab
lingkungan), selain itu terangkan pula pemrakarsa, misalnya :
perhitungan analisis data yang dipakai l Pembelian peralatan
sehingga didapatkan data hasil l Pendidikan dan pelatihan

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 511


Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

4.4. Pengawasan Lingkungan


Sebutkan institusi pelaksana dan
pengawas pemantauan lingkungan serta
tatahubungan kerja antaralembaga/
institusi (agar diacu Kep. Men. Energi
dan Sumberdaya Mineral tentang
Pengawasan atas pelaksana RKL dan RPL,
dalam Bidang Pertambangan dan Energi).

DAFTAR PUSTAKA
Dikemukakan rujukan data dan pernyataan-pernyataan
penting yang harus ditunjang oleh kepustakaan ilmiah
yang mutakhir serta disajikan dalam suatu daftar pustaka
dengan penulisan yang baku.

LAMPIRAN
Memuat semua lampiran yang merupakan penunjang
RPL ini dan hendaknya dibuat daftar :
1. Peta
Berikan informasi yang sesuai dengan RPL ini
dengan menggunakan skala yang memadai dan
sesuai kaidah topografi, yaitu :
l Topografi
l Tata Guna Lahan
l Lokasi/Daerah Operasi RPL
l Lokasi/Daerah/Titik Pemantauan Dampak
2. Gambar/Foto
Gambar-gambar serta foto yang menunjang
pemahaman sistem/teknik pemantauan lingkungan.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

ttd.

Purnomo Yusgiantoro

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 512


Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

513
CONTOH : MATRIKS PRAKIRAAN DAMPAK PENTING KEGIATAN PERTAMBANGAN UMUM
PASCA KETERANGAN
KOMPONEN KEGIATAN PERSIAPAN OPERASI
NO OPERASI (MISALNYA)
KOMPONEN LINGKUNGAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
A. ASPEK GEOFISIK-KIMIA. MISALNYA :
1. Iklim
2. Kualitas Udara 1. Pemindahan tanah penutup
3. Kebisingan 2. Penambangan batubara/bijih
4. Kualitas air 3. Pemuatan dan Pengangkutan
5. Hidrologi 4. Penambangan batubara/bijih
6. Ruang, Tanah dan Lahan 5. Penambangan batubara/bijih
6. Penanganan tenaga kerja
7. Pembangunan instalasi
pengolahan
B. ASPEK BIOLOGI, MISALNYA :
8. Penerowongan (tambang bawah
1. Flora tanah
2. Fauna Darat 9. Pemindahan tanah penutup
3. Biota Air 10. Penambangan batubara/bijih
11. Pemuatan dan pengangkutan
12. Pengolahan batubara/bijih

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


C. ASPEK SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA, MISALNYA : 13. Penimbunan batubara/bijih
14. Reklamasi
1. Kesempatan Kerja 15. Penanganan tenaga kerja
2. Aktivitas Ekonomi
3. Migrasi Penduduk
4. Kesehatan
Mata Pencaharian
Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

514
CONTOH : MATRIKS EVALUASI DAMPAK PENTING KEGIATAN PERTAMBANGAN UMUM
PASCA KETERANGAN
KOMPONEN KEGIATAN PERSIAPAN OPERASI
NO OPERASI (MISALNYA)
KOMPONEN LINGKUNGAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
A. ASPEK GEOFISIK-KIMIA. MISALNYA :
1. Iklim
2. Kualitas Udara 1. Pemindahan tanah penutup
3. Kebisingan 2. Penambangan batubara/bijih
4. Kualitas air 3. Pemuatan dan Pengangkutan
5. Hidrologi 4. Penambangan batubara/bijih
6. Ruang, Tanah dan Lahan 5. Penambangan batubara/bijih
6. Penanganan tenaga kerja
7. Pembangunan instalasi
pengolahan
B. ASPEK BIOLOGI, MISALNYA :
8. Penerowongan (tambang bawah
1. Flora tanah
2. Fauna Darat 9. Pemindahan tanah penutup
3. Biota Air 10. Penambangan batubara/bijih
11. Pemuatan dan pengangkutan
12. Pengolahan batubara/bijih

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


C. ASPEK SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA, MISALNYA : 13. Penimbunan batubara/bijih
14. Reklamasi
1. Kesempatan Kerja 15. Penanganan tenaga kerja
2. Aktivitas Ekonomi
3. Migrasi Penduduk
4. Kesehatan
Mata Pencaharian
Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

515
CONTOH : MATRIK RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
ASPEK
LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN DAMPAK LOKASI WAKTU/ INSTITUSI
SUMBER
NO YANG TOLOK TUJUAN PENGELOLA PERIODE
DAMPAK
TERKENA UKUR PENGELOLAAN PENGEMBANG AN PENGELOLA PELAKSA PENGAW PELAPOR-
PENCEGAHAN PENANGGULANGAN
DAMPAK AN AN NA AS AN
TAHAP PERSIAPAN
TAHAP OPERASI
TAHAP PASCA OPERASI

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

516
CONTOH : MATRIK RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
ASPEK
LINGKUNGAN TOLOK ALAT/ WAKTU/ INSTITUSI
YANG SUMBER UKUR TUJUAN METODE LOKASI PERIODE
NO DAMPAK DAMPAK PEMANTAUAN PEMANTAUAN
TERKENA PEMANTAUAN PEMANTAUAN
DAMPAK PELAKSANA PENGAWAS PELAPORAN
TAHAP PERSIAPAN
TAHAP OPERASI
TAHAP PASCA OPERASI

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

JENIS USAHA DAN ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN UMUM


YANG WAJIB DILENGKAPI DENGAN AMDAL

No. Jenis Rencana Usaha/Kegiatan Besaran

1. Luas perizinan ≥ 5.000 Ha. Dan atau


luas daerah terbuka untuk penambangan ≥ 100 Ha. (kumulatif/th)* dan atau

2. Tahap eksploitasi produksi:


a) Batubara/Gambut ≥ 1.200.000 ton/th (ROM) **
b) Biji Primer ≥ 1.000.000 ton/th (ROM)
c) Biji Sekunder/Endapan Aluvial ≥ 1.200.000 ton/th (ROM)
d) Bahan galian bukan logam atau bahan ≥ 600.000 ton/th (ROM)
galian golongan c
e) Bahan galian Radioaktif, termasuk Semua besaran
pengolahan, penambangan dan
pemurnian
) Bahan galian Timbal, termasuk
f Semua besaran
pengolahan, penambangan dan
pemurnian

3. Tambang di laut Semua besaran

4. Melakukan Submarine Tailing Disposal Semua besaran

5. Melakukan pengolahan biji dengan proses Semua besaran


sianidasi

* Untuk menghindari bukaan lahan terlalu


luas
** Raw of Material

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 517


Lampiran V Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

LAMPIRAN V KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


NOMOR : 1453 K/29/MEM/2000
TANGGAL : 3 November 2000

PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN UPAYA PENGELOLAAN


LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (UPL)
UNTUK KEGIATAN PERTAMBANGAN UMUM

I. PENDAHULUAN Pedoman Umum Upaya Pengelolaan


Lingkungan dan Upaya Pemantauan
1.1. Identitas Pemrakarsa dan Penyusun UKL dan
Lingkungan.
UPL
e
. Keputusan Menteri Pertambangan dan
a
. Nama Perusahaan : Energi Nomor 103 K/008/M.PLH/1994
b
. Status Perusahaan : PMA/PMDN *) tentang Pengawasan, atas Pelaksanaan
c
. Jenis Perusahaan : BUMN/BUMD/Koperasi Rencana Pengelolaan Lingkungan dalam
/CV/Perorangan*) Bidang Pertambangan dan Energi.
d. Alamat : .
f Keputusan Menteri Pertambangan dan
Telepon : Energi tentang Pedoman Teknis
Fax : Penyusunan UKL dan UPL untuk kegiatan
dibidang Pertambangan Umum, Minyak dan
e. Penanggung Jawab :
Gas Bumi serta listrik dan Pengembangan
(Nama dan Jabatan)
Energi
1.2. Latar Belakang dilakukannya Rencana Kegiatan
II. URAIAN RENCANA KEGIATAN
1.3. Maksud dan Tujuan
2.1. Lokasi Kegiatan
Maksud dan Tujuan Pedoman Teknis UKL dan
a. Desa/Kelurahan :
UPL adalah sebagai berikut :
b. Kecamatan : ...........
a
. Acuan dalam penyusunan Petunjuk Teknis c. Kabupaten : ...........
UKL dan UPL bagi Direktorat Jenderal d. Propinsi:...........
b
. Acuan Penyusunan UKL dan UPL bagi e. Letak geografis dan peta lokasi kegiatan
pemrakarsa bilamana Petunjuk teknis UKL .
f Hubungan rencana kegiatan dengan
dan UPL dari Direktorat Jenderal belum kegiatan lain.
diterbitkan. 2.2. Lahan
c
. Instrumen pengikat bagi pihak pemrakarsa
a
. Luas areal yang digunakan untuk kegiatan
untuk melaksanakan pengelolaan dan
proyek...............................................(m2/Ha*)
pemantauan lingkungan.
b
. Luas areal yang digunakan untuk sarana
*)
Coret yang tidak perlu pendukung...........................................(m2/Ha*)
c
. Status lahan, apakah telah sesuai dengan
1.4. Dasar Hukum Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) atau
Peraturan Perundangan yang menjadi dasar dari tidak (Jelaskan) dan apakah lahan tesebut
penyusunan UKL dan UPL antara lain : tumpang tindih dengan sektor lain
a
. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 (transmigrasi, kehutanan, ......................dll)
tentang Ketentuan-ketentuan Pokok atau tidak
Pengelolaan Lingkungan Hidup. 2.3. Recana umur Kegiatan ....................Tahun
b. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2.4. Rencana Kegiatan (sesuaikan dengan sub sektor
1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air. masing-masing)
c. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun
a
. Tahap persiapan
1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan. l Penjelasan mengenai kegiatan yang
dilaksanakan pada tahap persiapan
d. Keputusan Menteri Negara Lingkungan l Waktu yang dibutuhkan
Hidup Nomor 12/MENLH/3/1994 tentang l Jumlah tenaga yang diperlukan

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 518


Lampiran V Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

b
. Tahap operasi l Pembiayaan
l Uraian cara pelaksanaan kegiatan l Pengawas dan Instansi terkait
l Jenis kegiatan
l Waktu yang dibutuhkan VI. UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
l Jumlah tenaga yang dibutuhkan Uraian tentang pemantauan lingkungan
c
. Tahap Purna Operasi l Jenis dampak yang dipantau
Uraikan cara pelaksanaan kegiatan l Lokasi pemantauan dilengkapi dengan peta
l Waktu pemantauan/periode pemantauan,
l Jumlah tenaga yang diperlukan
metode pemantauan
l Waktu yang dibutuhkan l Tolok Ukur
2.5. Peralatan yang digunakan pada tahap operasi l Pengawas dan Instansi Terkait
(Jumlah, Jenis dan Spesifikasi Teknis, dll).
VII. PELAPORAN
2.6. Bahan baku penunjang yang digunakan pada
tahap operasi (Jenis, Jumlah, Sifat, dll). Laporan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)
dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
2.7. Limbah yang dihasilkan pad atahap Operasi disampaikan kepada Direktur Jenderal yang
(Jenis, Jumlah, Sifat, dll). membidangi secara berkala dengan tembusan yang
2.8. Peralatan untuk penanganan limbah yang ditujukan kepada :
dihasilkan (Jumlah, Jenis dan Spesifikasi Teknis 1. Gubernur, up. Kepada Biro Bina Lingkungan
dll). Hidup.
III. DAMPAK YANG AKAN TERJADI 2. Bupati/Walikota.
3. Kepada Biro Lingkungan dan Teknologi,
3.1. Tahap Persiapan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.
l Sumber Dampak
l Limbah yang dihasilkan (debit/jumlah) VIII. LAMPIRAN
3.2. Tahap Operasi l Daftar Pustaka
l Sumber Dampak l Matrik UKL/UPL
l Limbah yang dihasilkan (debit/jumlah) l Surat Pernyataan
l Peta-peta, gambar-gambar dan lampiran lain
3.3. Tahap Purna Operasi sebagai data pendukung
l Sumber Dampak
l Limbah yang dihasilkan (debit/jumlah)
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral,
IV. KOMPONEN LINGKUNGAN YANG DIPER-
KIRAKAN TERKENA DAMPAK ttd.
4.1. Komponen Fisika, Kimia, Biologi dan Purnomo Yusgiantoro
Sosekbud.
4.2. Jenis dan Potensi Dampak
4.3. Sifat dan Tolok Ukur Dampak

V. UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

5.1. Uraian Upaya Pengelolaan Lingkungan yang


akan dilaksanakan sesuai dengan dampak yang
ditimbulkan dan kegiatan (Biogeofisik, Kimia
dan Sosekbud).
5.2. Pelaksanan Upaya Pengelolaan Lingkungan
l Lokasi Pengelolaan Lingkungan dilengkapi
dengan peta
l Waktu pelaksanaan pengelolaan

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 519


Lampiran VI Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

LAMPIRAN VI KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


NOMOR : 1453 K/29/MEM/2000
TANGGAL : 3 November 2000

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN


RENCANA TAHUNAN RTKPL DAN RTPL

KATA PENGANTAR l Fasilitas penunjang lainnya (kantor,


DAFTAR ISI perumahan, bengkel, stockpile/yard,
gudang dll).
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN 2.1.2. Luas lahan yang telah direklamasi
(Tabel 2)
DAFTAR PETA
BAB Uraikan kegiatan reklamasi yang telah
dilakukan, baik lahan yang telah
.
I PENDAHULUAN direvegetasi maupun lahan yang telah
ditata tapi belum diregevetasi, untuk :
1.1. Latar Belakang l Bekas tambang
Uraian, berisi : l Timbunan tanah/batuan penutup di
l Nomor dan tanggal persetujuan RKL dan luas tambang
RPL atau tanggapan UKL dan UPL l Bekas jalan tambang
l Isu pokok pengelolaan lingkungan l Bekas kolam/timbunan tailing,
berdasarkan RKL dan RPL atau UKL dan kolam sedimen/kendali erosi
UPL lainnya
l Kebijaksaan perusahaan dalam l Fasilitas penunjang lainnya (kantor,
pengelolaan dan pemantauan lingkungan perumahan, bengkel, stockpile/yard,
gudang dll).
1.2. Kegiatan Penambangan dan Pengolahan
Uraian singkat mengenai metode dan peralatan 2.2. Rencana Pembukaan Lahan (Tabel 1)
penambangan produksi dan pengolahan Uraikan mengenai rencana pembukaan lahan
1.3. Pencapaian Target untuk tahun ............yang mencakup lokasi, luas
lahan, dan peruntukan lahan asal, untuk :
Uraikan singkat mengenai pencapaian target
serta kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan l Tambang
pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada l Timbunan tanah penutup luas tambang
tahun sebelumnya l Timbunan tanah pucuk
l Jalan tambang
II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN l Jalan non tambang
(RKL) l Kolam/timbunan tailing, kolam sedimen/
2.1. Pengelolaan lahan yang telah dilakukan kendali erosi lainnya
2.1.1. Luas lahan yang dibuka (Tabel I) l fasilitas penunjang lainnya (kantor,
Uraikan luas lahan yang telah dibuka perumahan, bengkel, stockpile/yard, gudang
sampai dengan saat ini, untuk dll).
keperluan :
2.3. Teknik dan Metode Pengelolaan Lingkungan
l Tambang
Uraikan teknik, metode dan peralatan yang
l Timbunan tanah/batuan penutup di
digunakan dalam pengelolaan lingkungan.
luar tambang
l Timbunan tanah pucuk l Bekas tambang (apakah dilakukan back
l Jalan tambang filling, jika tidak dilakukan back filling
l Jalan non tambang (jelaskan rencana peruntukannya)
l Pabrik pengolahan dan pemurnian l Timbunan tanah/batuan penutup
l Kolam/timbunan tailing, kolam o Tanah Pucuk (pengamanan dan
sedimen/kendali erosi lainnya pemeliharaan)

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 520


Lampiran VI Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

o Tanah buangan di luar tambang l Penataan lahan


(terasiring, dll) l Penghijauan, meliputi :
l Kualitas air (air tambang, air asam tambang, - Persemaian
air larian permukaan, air limbah - Penanaman
pengolahan/pabrik, limbah domestik, dll, - Pemeliharaan (pemupukan,
serta sebutkan jumlah dan jenis bahan penyiangan, pengkapuran tanah,
pembantu yang digunakan dalam penyulaman, upah tenaga kerja, dll)
pengelolaan). l Pencegahan dan penanggulangan air
l Limbah padat (domestik dan sarana/fasilitas asam tambang
penunjang) l Pekerjaan sipil seperti pembuatan dam/
l Limbah Kimia/B3 (Laboratorium/fasilitas kolam pengendap dll.
penunjang lainnya) l Biaya lainnya (disesuaikan dengan
l Kualitas udara kegiatan pengelolaan yang ada).
l Komponen lingkungan lainnya sesuai 4.2.1. Biaya Pemantauan Lingkungan (Tabel 3)
dengan RKL atau UKL
Uraikan sesuai dengan pemantauan yang
2.4. Rencana Reklamasi Lahan (Tabel 2) akan dilakukan yang meliputi biaya
Uraikan rencana lahan yang akan direklamasi untuk :
pada tahun ............., dalam rencana tersebut l Pengadaan peralatan pantau
dirinci lokasi lahan yang akan direklamasi serta l Pengambilan sample/contoh
jenis tanaman masing-masing untuk : l Analisis laboratorium
l Bekas tambang sesuai peruntukannya l Pelaksana pemantauan (upah tenaga
l Timbunan tanah/batuan penutup di luar kerja)
tambang l Biaya lainnya (disesuaikan dengan
l Jalan tambang kegiatan pemantauan yang ada).
l Jalan non tambang
V. JADWAL KEGIATAN
l Pabrik pengolahan dan pemurnian
l Kolam/timbunan tailing, kolam sedimen/ Uraikan jadwal kegiatan pengelolan dan
kendali erosi lainnya pemantauan lingkungan jadwal tersebut dapat dibuat
l Fasilitas penunjang lainnya (kantor, dalam bentuk diagram balok (Tabel 4).
perumahan, bengkel, stockpile/yard, gudang
dll). LAMPIRAN :
1. Peta Rencana Pengelolaan Lingkungan, skala
III. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN minimal 1 : 10.000. Menggambarkan situasi/lokasi
(RPL) kegiatan pengelolaan lingkungan yang akan
Uraikan rencana pemantauan yang dilakukan dilakukan (pembukaan lahan, reklamasi dan
(teknik, metode, lokasi, kekerapan, dan parameter penghijauan, fasilitas penunjang, sarana pengelolaan
yang dipantau) lainnya seperti kolam pengendap/sediment pond,
l Kualitas air, tanah dan udara timbunan tanah penutup, dll).
l Stabilitas lereng, erosi dll. 2. Peta Rencana Pemantauan Lingkungan, skala
l Revegetasi (tingkat pertumbuhan) Minimal 1 : 10.000. Menggambarkan lokasi-lokasi
l Flora dan fauna, biota perairan kegiatan pemantauan lingkungan yang akan
l Perubahan bentang alam dilakukan (dengan diberi tanda dan warna yang
l Komponen lingkungan lainnya (sesuai dengan sesuai).
RPL dan UPL)

IV. RENCANA BIAYA Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral,

4.1.1. Biaya pengelolaan Lingkungan (Tabel 3) ttd.


Uraikan sesuai dengan kegiatan
pengelolaan yang akan dilakukan, antara Purnomo Yusgiantoro
lain :
l Pembongkaran fasilitas tambang (jika
ada)
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 521
Lampiran VI Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

TABEL I

PEMBUKAAN LAHAN KOMULATIF S/D TAHUN ....


DAN RENCANA TAHUN ......
(DALAM Ha)

TAHUN
KUMULATIF
DISKRIPSI S/D 1996 Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan
I II II IV

1. Tambang
- aktif
- selesai
2. Timbunan tanah/batuan penutup di
luar tambang
- aktif
- selesai
3. Jalan Tambang
4. Kolam Sedimen/Kendali Erosi
5. Fasilitas Penunjang
a. Pabrik Pengolahan dan Pemurnian
b. Kolam/Penimbun Tailing
c. Perumahan Karyawan
d. Jalan Non Tambang
e. Gudang.
.
f Kantor
g. Bengkel
h. Pelabuhan/Emlasement
.i Landfill
.j Lainnya

Total

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 522


Lampiran VI Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

TABEL 2
PELAKSANAAN REKLAMASI KUMULATIF S/D TH .... DAN RENCANA TH ....
(Dalam Ha)

RENCANA TAHUNAN .......


S/D
DISKRIPSI
........ TRIWULAN TRIWULAN TRIWULAN TRIWULAN
I II II IV

1. Pengisian kembali dan


penataan lahan bekas
tambang*)
2. Pengaturan Permukaan
Lahan**)
a. Timbunan batuan/tanah
b. Timbunan tailing
c. Bekas kolam sedimen/
sarana pengendalian
erosi
d. Bekas jalan tambang
e. B e k a s j a l a n n o n
tambang
.f Fasilitas penunjang
lainnya
g. Bekas jalan tambang

Sub Total (1+2)

3. Revegetasi
a. Lahan bekas tambang
b. Timbunan tanah/batuan
penutup
c. Bekas jalan tambang
d. B e k a s j a l a n n o n
tambang
e. Timbunan tailing
.f Bekas kolam sedimen
g. Fasilitas penunjang
lainnya

4. Pemanfaatan lain **)

Sub Total (3+4)


Total

*) Sudah diisi kembali dan atau ditata tetapi belum direvegetasi


**) sudah digaruk (ripping) dan diatur bentuk peruntukannya tetapi belum direvegetasi
***) lahan yang secara terknis sesuai dengan AMDAL atau UKL dan UPL tidak dapat direvegetasi dan ditetapkan untuk
peruntukan lain (misalnya sarana rekreasi, kolam ikan, penampungan air, dan lain-lain).

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 523


Lampiran VI Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

TABEL 3

RINCIAN RECANA BIAYA REVEGETASI TAHUN ................

Satuan Kebutuhan Harga Luas yang Biaya yang


per Ha Satuan Direvegetasi Diperlukan
KOMPONEN (Rp/US$) (Ha) (Rp/US$)

1 2 3 4 5 6 = (3x4x5)
. Persemaian
I
1. Benih tanaman pokok Kg
2. Pembuatan tempat
persemaian Buah
3. Kapur Kg
4. Pupuk Kg
5. Obat-obatan Liter
Sub Total I
II. Penanaman
1. Tanaman Penutup
a. Benih Kg
b. Kapur Kg
c. Pupuk Kg
d. Tenaga kerja HOK
2. Tanaman pokok/pohon
a. Kapur Kg
b. Pupuk Kg
c. Tenaga kerja HOK
Sub Total II
III. Pemeliharaan dan Pemantauan
1. Obat-obatan Liter
2. Analisa tanah Contoh
3. Tenaga kerja HOK
Sub Total III
Total(I+II+III)

Tidak perlu diisi

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 524


Lampiran VI Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

TABEL 4

JADWAL RENCANA
PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
TAHUN................

TAHUNAN
DISKRIPSI KETERANGAN
TRIWULAN TRIWULAN TRIWULAN TRIWULAN
I II II IV

.I PEMBUKAAN LAHAN
- Land clearing
- Pengupasan tanah
penutup
1. Timbunan tanah/batuan
penutup diluar tambang
2. Jalan tambang
3. Stockfile
4. Fasilitas penunjang
lainnya

I. REKLAMASI
1. Pengisian kembali dan
penataan lahan
2. Pengaturan permukaan
lahan :
a. Timbunan tanah penutup
b. Bekas jalan tambang
c. Timbunan tailing
d. Sarana pengendali erosi
e. Fasilitas penunjang
lainnya
3. Revegetasi
a. Pembibitan/persemaian
b. Penanaman
c. Pemeliharaan dan
perawatan

III. P E M A N T A U A N
1. Kualitas air tambang
2. Kualitas udara
3. Stabilitas lereng
4. Perubahan bentang
alam
5. Revegetasi (tingkat
pertumbuhan)
6. Flora dan fauna, biota
perairan
7. Dan lain-lain (sesuai
dengan RPL dan UKL)

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 525


Lampiran VII Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

LAMPIRAN VII KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


NOMOR : 1453 K/29/MEM/2000
TANGGAL : 3 November 2000

JAMINAN REKLAMASI

.
I UMUM 3. Biaya rencana reklamasi harus diperhitungkan
1. Jaminan reklamasi adalah dana yang disediakan berdasarkan dengan anggapan bahwa reklamasi
oleh perusahaan pertambangan sebagai uang tersebut akan dilaksanakan oleh pihak ketiga.
jaminan untuk melakukan reklamasi di bidang 4. Komponen biaya reklamasi terdiri dari
pertambangan umum a
. Biaya langsung, meliputi :
2. Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan 1) Biaya pembongkaran fasilitas tambang
memperbaiki atau menata kegunaan lahan yang (bangunan, jalan, emplasement). kecuali
terganggu sebagai akibat kegiatan usaha ditentukan lain.
pertambangan umum, agar dapat berfungsi dan 2) Biaya penetapan kegunaan lahan yang
berdaya guna sesuai peruntukannya. terdiri dari :
3. Perusahaan pertambangan adalah orang atau a) Sewa alat-alat berat dan mekanis
badan yang diberi wewenang untuk b) Pengisian kembali lahan bekas
melaksanakan usaha-usaha pertambangan tambang
berdasarkan kuasa pertambangan atau KK/ c) Pengaturan permukaan lahan
PKP2B
d) Penebaran tanah pucuk
4. Rencana tahunan pengelolaan lingkungan e) Pengendalian erosi dan
adalah rencana kerja pelaksanaan pengelolaan pengelolaan air.
lingkungan yang disusun oleh perusahaan untuk
setiap tahun dengan mengacu pada AMDAL 3) Biaya revegetasi dapat meliputi :
dan UKL/UPL yang telah disetujui sesuai a) Analisis kualitas tanah
peraturan perundangan yang berlaku b) Pemupukan
c) Pengadaan bibit
5. Perusahaan penjamin adalah Bank atau
d) Penanaman
perusahaan asuransi yang disetujui oleh Direktur
e) Pemeliharaan tanaman
Jenderal untuk memberikan jaminan atas
pelaksanaan reklamasi 4) Biaya pencegahan dan penang-
gulangan air asam tambang
6. “Accounting reserve” adalah dana pelaksanaan
reklamasi yang dicadangkan di dalam 5) Biaya untuk pekerjaan sipil sesuai
pembukuan perusahaan pertambangan setiap peruntukan lahan pasca tambang
tahun. b
. Biaya tidak langsung, meliputi :
7. Jaminan pihak ketiga adalah suatu jaminan yang 1) Biaya mobilisasi dan demobilisasi alat-
diberikan oleh pihak ketiga sebagai penjamin alat berat
dalam bentuk sertifikat penjamin (surety bond) 2) Biaya perencanaan reklamasi
irrevocable letters of credit dan Bank garansi. 3) Biaya administrasi dan keuntungan
8. Jaminan Reklamasi dikenakan bagi seluruh kontraktor pelaksana reklamasi
perusahaan pertambangan pada tahap
5. Biaya-biaya tersebut di atas sudah harus
penambangan atau operasi produksi
diperhitungkan pajak-pajak yang berlaku
II. PENETAPAN JAMINAN REKLAMASI 6. Perhitungan biaya rencana reklamasi dapat
dibuat dalam nilai mata uang rupiah atau dolar
1. Jumlah jaminan reklamasi ditetapkan
amerika.
berdasarkan biaya reklamasi sesuai dengan
Rencana Tahunan Pengelolaan Lingkungan 7. Bentuk Jaminan reklamasi dapat berupa
untuk jangka waktu 5 tahun. deposito berjangka, dan atau “Accounting re-
2. Bagi perusahaan pertambangan yang umur serve” dan atau jaminan pihak ketiga dengan
tambangnya kurang dari 5 tahun, jumlah jaminan ketentuan sebagai berikut :
reklamsi ditetapkan sesuai dengan rencana a
. Deposito Berjangka ditempatkan pada
reklamasi jangka waktu umur tambangnya. Bank Pemerintah atas nama Menteri/

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 526


Lampiran VII Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

Gubernur/Bupati/Walikota qq. perusahaan 5. Menteri/Gubernur/Bupati/Walikota dapat


pertambangan yang bersangkutan. menetapkan perubahan bentuk jaminan
b
. Irrecovable letters of credit (LC) atau Bank reklamasi apabila perusahaan pertambangan
Garansi atau sertifikat penjaminan. tidak dapat memenuhi persyaratan yang
ditetapkan.
1) Diterbitkan di Bank Pemerintah atau
Lembaga Penjamin milik pemerintah
IV. PENCAIRAN ATAU PELEPASAN JAMINAN
atau Bank Devisa
REKLAMASI
2) Untuk jangka waktu lima tahun dengan
rincian tahunan. 1. Perusahaan pertambangan dapat mengajukan
pencairan atau pelepasan jaminan reklamasi
8. Bentuk jaminan sebagaimana dimaksud pada
kepada Menteri/Gubernur/Bupati/Walikota
ayat (1) yang diusulkan oleh perusahaan
sesuai dengan tahapan pelaksanan reklamasi.
pertambangan harus mendapatkan persetujuan
dari Menteri/Gubernur/Bupati/Walikota. 2. Tahapan pencairan atau pelepasan jaminan
9. Perusahaan pertambangan dapat menempatkan reklamasi disesuaikan dengan ketentuan sebagai
jaminan reklamasi dalam bentuk accounting berikut :
reserve, jika perusahaan pertambangan tersebut a
. 60% setelah selesai
memenuhi salah satu persyaratan sebagai 1) pengisian kembali bekas tambang dan
berikut : penataan kembali lahan bekas tambang
a
. Perusahaan publik yang terdaftar dibursa dan penataan lahan bagi pertambangan
efek di Indonesia maupun di luar Indone- yang kegiatannya tidak dilakukan
sia, atau pengisian kembali atau
b
. Anak perusahaan dari sebuah perusahaan 2) Bagi kegiatan pertambangan yang
publik baik yang terdaftar di Indonesia kegiatannya tidak dapat dilakukan
atau yang terdaftar dibursa efek di luar sesuai dengan peruntukannya
Indonesia sebagaimana disepakati dalam rencana
c
. Perusahaan mempunyai jumlah modal pengelolaan lingkungan.
sendiri yang tidak kurang dari US$ b
. 20% setelah selesai
25.000.000,00 seperti dinyatakan dalam
laporan keuangan yang telah diaudit. 1) Melakukan revegetasi kecuali
ditentukan lain
10. Perusahaan pertambangan yang menempatkan 2) Pekerjaan sipil dan atau kegiatan
jaminan reklamasi dalam bentuk Accounting reklamasi lainnya sebagaimana
reserve, wajib menyampaikan laporan keuangan disepakati dalam rencanatahunan
tahunan yang telah diaudit oleh akuntan publik pengelolaan lingkungan
dan bagi perusahaan sebagaimana dimaksud
pada angka 9 huruf b harus menyampaikan c
. 20% setelah kegiatan reklamasi dinyatakan
pernyataan jaminan pelaksanaan reklamasi dari selesai oleh Menteri/Gubernur/Bupati/
perusahaan induknya. Walikota.
3. Permohonan pencairan atau pelepasan jaminan
III. PENEMPATAN JAMINAN REKLAMASI reklamasi diajukan kepada Menteri/Gubernur/
1. Jaminan reklamasi harus ditempatkan sebelum Bupati/Walikota dengan disertai laporan
melakukan kegiatan penambangan atau operasi pelaksanaan rencana tahunan pengelolaan
produksi. lingkungan.
2. Perusahaan pertambangan harus mengajukan 4. Keputusan atau permohonan pencairan atau
kepada Menteri/Gubernur/Bupati/Walikota pelepasan jaminan reklamasi diberikan oleh
bentuk jaminan reklamasi yang akan Menteri/Gubernur/Bupati/Walikota paling
ditempatkan. lambat 45 hari sejak permohonan tersebut
3. Surat perintah pelaksanaan jaminan reklamasi diterima. Apabila dalam jangka waktu tersebut
diterbitkan oleh Menteri/Gubernur/Bupati/ Menteri/Gubernur/Bupati/Walikota belum
Walikota atau pejabat yang ditunjuk. memberi keputusan, maka permohonan tersebut
4. Perusahaan pertambangan dapat mengajukan dianggap telah disetujui.
perubahan bentuk jaminan reklamasi dalam 5. Jaminan reklamasi dalam bentuk deposito
jumlah yang sama kepada Menteri/Gubernur/ berjangka berikut bunga deposito.
Bupati/Walikota.
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 527
Lampiran VII Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

6. Bunga dari jaminan dalam bentuk deposito a


. menunjuk pihak ketiga untuk
berjangka menjadi milik perusahan menyelesaikan reklamasi dengan
pertambangan . menggunakan sebagian atau seluruh
7. Sebagai bahan pertimbangan Menteri/Gubernur/ jaminan reklamasi yang ditempatkan
Bupati/Walikota dalam memberikan keputusan b
. menghentikan atau menutup sementara
terhadap penilaian pelaksanaan reklamasi sebagian atau seluruh kegiatan usaha
apabila diperlukan peninjauan lapangan maka pertambangannya.
peninjauan tersebut harus sudah dilakukan 15
3. Perusahaan pertambangan yang kegiatan usaha
hari setelah diterima permohonan pencairan
pertambangannya dihentikan karena lalai atau
pelepasan jaminan reklamasi yang disampaikan
gagal melaksanakan kewajiban reklamasi maka
oleh perusahaan.
perusahaan pertambangan dan pemegang saham
8. Dalam hal tidak ada kesesuaian atas hasil mayoritas tidak diberikan lagi kesempatan
penilaian sebagaimana dimaksud ayat (1) untuk berusaha di bidang pertambangan umum.
perusahaan pertambangan dapat mengajukan
keberatan kepada Menteri/Gubernur/Bupati/
Walikota selambat-lambatnya 1 minggu setelah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
hasil penilaian tersebut disampaikan kepada
perusahaan pertambangan. ttd.
9. Hasil peninjauan lapangan harus dibuatkan
dalam berita acara yang memuat hasil laporan Purnomo Yusgiantoro
yang disampaikan oleh realisasi di lapangan.
10. Penempatan jaminan reklamasi tidak
menghilangkan kewajiban perusahaan
pertambangan untuk melaksanakan reklamasi.
11. Kekurangan biaya untuk menyelesaikan
reklamasi dari jaminan yang telah ditetapkan
tetapi menjadi tanggungjawab perusahaan
pertambangan.
12. Kelebihan biaya untuk menyelesaikan reklamasi
dan jaminan yang ditetapkan akan
dikembalikan kepada perusahaan pertambangan
paling lambat 45 hari sejak diselesaikannya
reklamasi.
13. Apabila perusahaan pertambangan telah
mendapatkan penghargaan maka kepada
perusahaan pertambangan tersebut diberikan
50% keringanan dari besarnya jumlah jaminan
reklamasi yang telah ditetapkan untuk satu
tahun berikutnya.

V. SANKSI-SANKSI
1. Menteri/Gubernur/Bupati/Walikota memberikan
peringatan secara tertulis kepada perusahaan
pertambangan apabila tidak menunjukkan
kesungguhan gagal atau lalai dalam
melaksanakan reklamasi sesuai dengan rencana
tahunan pengelolaan lingkungan.
2. Apabila dalam jangka waktu 60 hari setelah
menerima surat peringatan pada ayat (1)
perusahaan pertambangan tidak melaksanakan
reklamasi Menteri/Gubernur/Bupati/Walikota
melakukan tindakan sebagai berikut :

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 528


Lampiran VIII Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

529
LAMPIRAN VIII KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
NOMOR : 1453 K/29/MEM/2000
TANGGAL : 3 November 2000
PEDOMAN PENYUSUNAN JABATAN, URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI,
SERTA PERSYARATAN PEMANGKU JABATAN PENYELENGGARAAN PERTAMBANGAN DI DAERAH

NAMA JABATAN URAIAN TUGAS POKOK FUNGSI PERSYARATAN PEMANGKU JABATAN

PEMROSES PERIZINAN Melaksanakan telaahan ˆ Pengujian kelengkapan persyaratan Kualifikasi Pendidikan minimal
kelengkapan persyaratan permohonan izin dan penyiapan bahan S1 Hukum, Tambang, Geologi;
permohonan izin usaha penilaian permohonan izin; ˆ Mampu memahami dan
pertambangan dan memeriksa ˆ Pengolahan data sistem informasi mengoperasikan komputer.
peta wilayah perusahaan; ˆ Mampu memahami tentang keuangan.
ˆ Penelaahan peta wilayah pertam- ˆ Mampu memahami dokumentasi dan
bangan dan penyiapan bahan perundang-undangan bidang
rekomendasi peningkatan izin; pertambangan umum.
Penyiapan bahan persetujuan ˆ Mampu menyiapkan bahan persetujuan
rekomendasi usaha pertambangan; rekomendasi izin usaha pertambangan
ˆ Menyiapkan bahan pencadangan
wilayah pertambangan;

PENGEVALUASI Mengevaluasi laporan kegiatan ˆ Penyiapan bahan evaluasi; Kualifikasi Pendidikan


LAPORAN TEKNIK teknis pertambangan dan ˆ Penyiapan bahan bimbingan S1 Geologi, Tambang
PERTAMBANGAN memberikan bimbingan teknis penyelidikan umum; ˆ Mampu mengevaluasi laporan kegiatan
penyelidikan eksplorasi dan tata ˆ Penyiapan bahan bimbingan teknis pertambangan
cara penambangan, pengolahan eksplorasi; ˆ Mampu memberikan bimbingan teknis
ˆ Penyiapan bahan bimbingan

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


serta penerapan prinsip konservasi eksplorasi, tatacara penambangan,
di lapangan penambangan; pengolahan dan prinsip konservasi.
ˆ Analisis penerapan prinsip konservasi ˆ Mampu memahami informasi
usaha usaha pertamabangan; lingkungan dan kemajuan reklamasi.
ˆ Penyiapan bahan bimbingan dan ˆ Mampu menelaah peta pengelolaan
penyuluhan pengaturan penggunaan
dan pemanfaatan lahan;
ˆ Penyiapan bahan bimbingan
lingkungan;
ˆ Penyiapan bahan informasi
lingkungan;
ˆ Penyiapan bahan pengesahan sarana
pengendali pencemaran lingkungan
dan gangguan lingkungan;
Lampiran VIII Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

530
NAMA JABATAN URAIAN TUGAS POKOK FUNGSI PERSYARATAN PEMANGKU JABATAN

ˆ Penelaahan teknik dan peralatan


PPL;
ˆ Penelaahan kemajuan reklamasi;
ˆ Penelaahan peta pengelolaan
lingkungan;
ˆ Mengevaluasi laporan kegiatan
usaha pertambangan;
ˆ Menyiapkan bahan penetapan
jumlah produksi
ˆ Mengevaluasi laporan eksplorasi
penambangan dan pengolahan

ˆ Mengawasi kegiatan teknis Kualifikasi Pendidikan


PENGAWAS TEKNIS Melaksanakan tugas pengawasan pertambangan eksplorasi dan S1 Geologi, Tambang
DAN PENGUSAHAAN teknis dan pengusahaan eksploitasi; ˆ Mampu menjelaskan peraturan
PERTAMBANGAN pertambangan ˆ Mengawasi pelaksanaan perundag-undangan tentang
konservasi pertambangan; pertambangan.
ˆ Mengawasi aspek pengusahaan ˆ Mampu menjelaskan teknik eksplorasi,
pertambangan penambangan, pengolahan dan
pemurnian.
ˆ Mampu menjelaskan prinsip-prinsip
konservasi.
ˆ Mampu menjelaskan proses produksi.
ˆ Mampu melaksanakan pengawasan

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


teknis pertambangan.
ˆ Mampu melaksanakan pengawasan
aspek pengusahaan pertambangan.
ˆ Mampu menyusun laporan hasil
kegiatan.

INSPEKTUR TAMBANG/ Menegakkan peraturan ˆ Melaksanakan pemeriksaan K3 Kualifikasi Pendidikan :


PELAKSANAAN perundang-undangan tentang K3 atau lingkungan pada kegiatan S1 Geologi, Tambang, Teknik
INSPEKSI TAMBANG dan Lingkungan eksplorasi, konstruksi, operasi/ ˆ Mampu menjelaskan ketentuan
(BIDANG K3 DAN produksi peraturan perundang-undangan tentang
LINGKUNGAN) ˆ Melaksanakan pemeriksaan K3 dan lingkungan pertambangan
kecelakaan tambang atau kasus ˆ Mampu mengamati dan melaksanakan
lingkungan, kejadian berbahaya. pemeriksaan K3 atau lingkungan
Lampiran VIII Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

531
NAMA JABATAN URAIAN TUGAS POKOK FUNGSI PERSYARATAN PEMANGKU JABATAN

ˆ Melaksanakan pengujian kualitas ˆ Mampu mengevaluasi dokumen


lingkungan, pengujian peralatan AMDAL, RTKL dan laporan
atau sarana yang berkaitan dengan pelaksanaan pengelolaan dan
lingkungan. pemantauan lingkungan.
ˆ Melaksanakan pengujian kondisi ˆ Mampu mengevaluasi laporan
tempat kerja, peralatan atau kecelakaan tambang atau kasus
sarana yang berkaitan dengan K3. lingkungan dan/atau kejadian
ˆ Melaksanakan inspeksi khusus berbahaya.
data hal adanya maksud ˆ Mampu menjelaskan reklamasi
perubahan RKL dan RPL atau UKL tambang.
dan UPL. ˆ Mampu memberikan tindakan koreksi
ˆ Melaksanakan inspeksi peralatan dari hasil pemeriksaan K3 atau
pengolahan limbah/ lingkungan.
penanggulangan dan pencegahan ˆ Mampu menyusun laporan hasil
pencemaran yang akan pemeriksaan K3 atau lingkungan.
dipergunakan untuk memantau ˆ Mampu mengevaluasi dokumen
unjuk kerja. AMDAL, RTKL, dan laporan
ˆ Mengevaluasi laporan yang pelaksanaan pengelolaan dan
meliputi pelaksanaan pengelolaan/ pemantauan lingkungan.
pemantauan lingkungan hasil ˆ Mampu mengevaluasi laporan
analisis kualitas bahan buangan/ kecelakaan tambang atau kasus
limbah, realisasi pelaksanaan lingkungan dan/atau kejadian
reklamasi, pemakaian berbahaya berbahaya.
dan beracun, studi teknis ˆ Mampu menjelaskan reklamasi

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


konstruksi dan peralatan yang tambang.
berkaitan dengan pengelolaan/ ˆ Mampu memberikan tindakan koreksi
pemantauan lingkungan serta dari hasil pemeriksaan K3 atau
mengevaluasi informasi laporan lingkungan.
kerusakan dan atau pencemaran ˆ Mampu menyusun laporan hasil K3
lingkungan. atau lingkungan
ˆ Membuat berita acara hasil
penyelidikan kecelakaan tambang
atau pemeriksaan kasus
lingkungan.
ˆ Menyusun bahan pendaftaran buku
tambang dan tindakan koreksi dari
hasil inspeksi.
Lampiran VIII Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

532
NAMA JABATAN URAIAN TUGAS POKOK FUNGSI PERSYARATAN PEMANGKU JABATAN

ˆ Mengevaluasi rencana pengelolaan


lingkungan/pemantauan lingkungan
serta upaya pengelolaan
lingkungan dan pemantauan
lingkungan sebagai hasil inspeksi
dan atau akibat perubahan tata
cara penambangan dan
pengolahan/pemurnian serta
pengguna perlayan sebagai bahan
untuk peninjauan kembali RKP dan
RPL atau UKL dan UPL.

PENGELOLA Melaksanakan pengolahan data ˆ Penyiapan data hasil penyelidikan Kualifikasi Pendidikan
INFORMASI penyelidikan bahan galian, eksplorasi dan penambangan serta S1 Tambang, Geologi
PERTAMBANGAN mengevaluasi data kegiatan produksi dan penjualan bahan galian ˆ Mampu mengolah data hasil
eksplorasi dan pengembangan, ˆ Penyiapan bahan evaluasi; penyelidikan bahan galian.
mendata pro-duksi dan permohonan perpanjangan/ ˆ Mampu mengevaluasi data hasil
penambangan, produksi, peningkatan tahap penyelidikan eksplorasi dan penambangan.
cadangan bahan galian, dan umum, eksplorasi, eksploitasi dan ˆ Mampu mengevaluasi data cadangan
kegiatan pertambangan lainnya deposito jaminan dan publikasi dan data produksi.
serta mempublikasikan data- perusahaan. ˆ Mampu menyiapkan bahan perpanjang
datya tersebut kepada pihak- ˆ Menyiapkan bahan evaluasi KP dan atau peningkatan tahap perizinan.
pihak yang terkait. Pengangkutan dan Penjualan. ˆ Mampu menyiapkan bahan penetapan
ˆ Penyiapan bahan publikasi bahan bentuk jaminan yang akan dikenakan

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


galian dan klasifikasi wilayah. kepada perusahaan.
ˆ Pengolahan data cadangan bahan galian. ˆ Mampu membaca dan menjelaskan
ˆ Penelaahan tumpang tindih wilayah. peta wilayah sumberdaya mineral/
ˆ Penyiapan peta wilayah bahan galian
sumberdaya mineral ˆ Mampu menyusun bahan publikasi
ˆ Penyiapan pengukuran pemetaan tentang informasi usah pertambangan
wilayah pertambangan. kepada pihak yang terkait.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

Purnomo Yusgiantoro
Lampiran IX Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

LAMPIRAN IX KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


N O M O R : 1453 K/29/MEM/2000
TANGGAL : 3 November 2000

PEDOMAN TATA CARA PENGAWASAN LINGKUNGAN SERTA KESEHATAN


DAN KESELAMATAN KERJA BIDANG PERTAMBANGAN UMUM

.
I PENGAWASAN ADMINISTRATIF 4) Melaksanakan inspeksi
penyanggaan;
1. Mengevaluasi laporan pelaksanaan pengelolaan
5) Melaksanakan inspeksi permuka
lingkungan/pemantauan lingkungan;
kerja;
2. Mengevaluasi laporan hasil analisis kualitas 6) Melaksanakan inspeksi pemuatan.
bahan buangan/limbah;
7) Melaksanakan inspeksi “Draw
3. Mengevaluasi realisasi pelaksanaan reklamasi point”
dan data penggunaan lahan untuk kegiatan 8) Melaksanakan inspeksi shaft
eksploitasi; 9) Melaksanakan inspeksi terowongan
4. Mengevaluasi Rencana Pengelolaan (raise, drift, cross, cut, dll)
Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan 10) Melaksanakan inspeksi peledakan;
Lingkungan (RKL) serta Upaya Pengelolaan 11) Melaksanakan inspeksi pemboran;
Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan 12) Melaksanakan inspeksi alat angkut
Lingkungan (UPL) sebagai hasil inspeksi dan/ 13) Melaksanakan inspeksi ruang
atau akibat perubahan tata cara penambangan fasilitas bawah tanah;
dan pengolahan/pemurnian serta penggunaan 14) Melaksanakan inspeksi kelistrikan
peralatan sebagai bahan untuk peninjauan dan penerangan;
kembali (review dan audit) RKL dan RPL atau
15) Melaksanakan inspeksi bekas
UKL dan UPL;
pengalian;
5. Mengevaluasi informasi laporan kerusakan dan/ 16) Melaksanakan inspeksi sistim
atau pencemaran lingkungan; drainase;
6. Mengevaluasi pemakaian bahan kimia untuk 17) Melaksanakan inspeksi amblesan
penanggulangan pencemaran dan bahan kimia permukaan (surface subsidence);
lainnya untuk usaha pertambangan umum yang
18) Melaksanakan inspeksi
dapat menyebabkan terjadinya pencemaran;
penanganan batuan samping;
7. Mengevaluasi laporan studi teknis konstruksi 19) Melaksanakan inspeksi instalasi
dan peralatannya yang berkaitan dengan udara bertekanan;
pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
20) Melaksanakan inspeksi alat
8. Mengevaluasi laporan Kesehatan dan pelindung diri;
Keselamatan kerja. 21) Melaksanakan inspeksi alat
komunikasi;
II. PENGAWASAN TEKNIS OPERASIONAL
22) Melaksanakan inspeksi kesiapan
a. Inspeksi Rutin tanggap darurat;
1. Melakukan Persiapan Inspeksi Rutin 23) Melaksanakan inspeksi peralatan
a
. Menelaah data objek inspeksi. pemantauan;
b
. Menyiapkan peralatan inspeksi; 24) Melaksanakan inspeksi fasilitas
c
. Melakukan presentasi obyek inspeksi. pemadam kebakaran;
2. Melaksanakan Inspeksi Rutin 25) Melaksanakan inspeksi kesehatan
a) Tambang bawah tanah kerja;
26) Menyimpulkan hasil inspeksi dan
1) Melaksanakan pertemuan pra-
penyiapan bahan diskusi untuk
inspeksi;
tindakan koreksi;
2) Melaksanakan inspeksi kualitas
udara; 27) Mempresentasikan dan mendis-
3) Melaksanakan inspeksi sistim kusikan hasil inspeksi serta
ventilasi; pendaftaran tindakan koreksi.

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 533
Lampiran IX Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

b
. Tambang permukaan 5) Melaksanakan inspeksi jalan
1) Melaksanakan pertemuan pra- tambang;
inspeksi 6) Melaksanakan inspeksi kelistrikan;
2) Melaksanakan inspeksi penanga- 7) Melaksanakan inspeksi kolong
nan pembersihan lahan; kerja;
3) Melaksanakan inspeksi penanga- 8) Melaksanakan inspeksi penanga-
nan tanah/batuan penutup nan air kerja;
4) Melaksanakan inspeksi penanga- 9) Melaksanakan inspeksi konsen-
nan tanah/batuan penutup. trator/pencucian;
10) Melaksanakan inspeksi alat gali/
5) Melaksanakan inspeksi jalan
alat muat dan alat angkut;
tambang;
11) Melaksanakan inspeksi bekas
6) Melaksanakan inspeksi permuka
kolong;
kerja;
12) Melaksanakan inspeksi revegetasi;
7) Melaksanakan inspeksi peledakan;
13) Melaksanakan inspeksi alat
8) Melaksanakan inspeksi alat gali/ pelindung diri;
alat muat dan alat angkut; 14) Melaksanakan inspeksi kesehatan
9) Melaksanakan inspeksi penerangan kerja;
dan alat penerangan; 15) Melaksanakan inspeksi peralatan
10) Melaksanakan inspeksi sistim pemantauan;
drainase tambang; 16) Menyimpulkan hasil inspeksi dan
11) Melaksanakan inspeksi lereng; menyiapkan bahan tindakan
12) Melaksanakan inspeksi penanga- koreksi;
nan lahan bekas tambang; 17) Mempresentasikan dan mendis-
13) Melaksanakan inspeksi penanga- kusikan hasil inspeksi serta
nan air asam tambang; pendaftaran tindakan koreksi dalam
14) Melaksanakan inspeksi revegetasi; Buku Tambang.
15) Melaksanakan inspeksi kesehatan d) Pengolahan dan/atau Pemurnian
kerja; 1) Melaksanakan pertemuan pra-
16) Melaksanakan inspeksi alat inspeksi;
proteksi diri; 2) Melaksanakan inspeksi bangunan;
17) Melaksanakan inspeksi kesiapan 3) Melaksanakan inspeksi preparasi
tanggap kerja; bijih untuk peleburan;
18) Melaksanakan inspeksi peralatan 4) Melaksanakan inspeksi peleburan;
pemantauan; 5) Melaksanakan inspeksi peremukan;
19) Melaksanakan inspeksi sistim 6) Melaksanakan inspeksi pencucian
penanganan debu tambang; batubara;
20) Menyimpulkan hasil inspeksi dan 7) Melaksanakan inspeksi
menyiapkan bahan tindakan penanganan bahan galian kadar
koreksi; rendah;
21) Mempresentasikan dan mendis- 8) Melaksanakan inspeksi detok-
kusikan hasil inspeksi serta sifikasi;
pendaftaran tindakan koreksi dalam 9) Melaksanakan inspeksi penanga-
Buku Tambang. nan tailing;
10) Melaksanakan inspeksi sistim
c) Tambang Semprot
drainase;
1) Melaksanakan pertemuan pra- 11) Melaksanakan inspeksi penanga-
inspeksi; nan B3;
2) Melaksanakan inspeksi penanga- 12) Melaksanakan inspeksi kelistrikan
nan pembersihan lahan; dan penerangan;
3) Melaksanakan inspeksi penanga- 13) Melaksanakan inspeksi alat
nan tanah pucuk; pelindung diri;
4) Melaksanakan inspeksi penanga- 14) Melaksanakan inspeksi kesehatan
nan tanah penutup; kerja;

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 534
Lampiran IX Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

15) Melaksanakan inspeksi timbunan ) Fasilitas Permukaan


f
produksi pengolahan; 1) Melaksanakan pertemuan pra-
16) Melaksanakan inspeksi peralatan inspeksi;
pemantauan; 2) Melaksanakan Inspeksi bengkel;
17) Melaksanakan inspeksi alat-alat 3) Melaksanakan Inspeksi gudang
angkat; bahan peledak;
18) Menyimpulkan hasil inspeksi dan 4) Melaksanakan Inspeksi gudang
menyiapkan bahan tindakan umum;
koreksi; 5) Melaksanakan Inspeksi pabrik
19) Mempresentasikan dan mendis- oksigen dan acetylme;
kusikan hasil inspeksi serta 6) Melaksanakan Inspeksi labora-
pendaftaran tindakan koreksi dalam torium;
Buku Tambang. 7) Melaksanakan Inspeksi tangki
e) Kapal Keruk bahan bakar minyak;
1) Melaksanakan pertemuan pra- 8) Melaksanakan Inspeksi poliklinik/
inspeksi; rumah sakit;
2) Melaksanakan inspeksi penanga- 9) Melaksanakan Inspeksi penanga-
nan pembersihan lahan; nan limbah;
3) Melaksanakan inspeksi penanga- 10) Melaksanakan Inspeksi alat angkat;
nan tanah pucuk; 11) Melaksanakan Inspeksi sistem
drainase;
4) Melaksanakan inspeksi penanga-
nan tanah penutup. 12) Melaksanakan Inspeksi penanga-
nan ceceran pelumas;
5) Melaksanakan inspeksi tangki
ponton dan pompa; 13) Melaksanakan Inspeksi penim-
bunan sampah;
6) Melaksanakan inspeksi sistem
14) Melaksanakan Inspeksi penyediaan
penjangkaran;
air bersih;
7) Melaksanakan inspeksi alat
15) Melaksanakan Inspeksi sewage
navigasi dan komunikasi;
treatment;
8) Melaksanakan inspeksi kelistrikan
16) Melaksanakan Inspeksi human/
dan penerangan;
camp/kantor;
9) Melaksanakan inspeksi bangunan
17) Melaksanakan Inspeksi kolam
atas kapal keruk;
sedimen;
10) Melaksanakan alat-alat angkat; 18) Melaksanakan Inspeksi kolam tail-
11) Melaksanakan kesehatan kerja; ing;
12) Melaksanakan inspeksi 19) Melaksanakan Inspeksi sistim
penanganan tailing; penanganan debu tambang;
13) Melaksanakan inspeksi alat 20) Menyimpulkan hasil inspeksi dan
pelindung diri; menyiapkan bahan tindakan
14) Melaksanakan inspeksi penanga- koreksi;
nan oli/bahan bakar minyak; 21) Mempresentasikan dan mendis-
15) Melaksanakan inspeksi kualitas air kusikan hasil inspeksi serta
permukaan; pendaftaran tindakan koreksi dalam
16) Melaksanakan inspeksi alat angkut Buku Tambang.
orang (boat); g) Pelabuhan
17) Menyimpulkan hasil inspeksi dan 1) Melaksanakan pertemuan pra-
menyiapkan bahan tindakan inspeksi;
koreksi; 2) Melaksanakan Inspeksi konstruksi
18) Mempresentasikan dan mendis- dermaga;
kusikan hasil inspeksi serta 3) Melaksanakan Inspeksi fasilitas
pendaftaran tindakan koreksi dalam pemuatan;
Buku Tambang.
4) Melaksanakan Inspeksi timbunan;

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 535
Lampiran IX Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

5) Melaksanakan Inspeksi alat angkat; 4) Melaksanakan Inspeksi daerah


6) Melaksanakan Inspeksi pemadam yang harus diamankan;
kebakaran; 5) Melaksanakan Inspeksi kestabilan
7) Melaksanakan Inspeksi bengkel; lereng;
8) Melaksanakan Inspeksi alat 6) Melaksanakan Inspeksi
pelindung diri; pengamanan sisa B3
9) Melaksanakan Inspeksi kelistrikan 7) Melaksanakan Inspeksi kualitas
dan penerangan; tanah;
10) Melaksanakan Inspeksi kesehatan 8) Melaksanakan Inspeksi kualitas air;
kerja; 9) Melaksanakan Inspeksi bekas
11) Melaksanakan Inspeksi sistem kolam tailing;
drainase; 10) Melaksanakan Inspeksi erosi dan
12) Melaksanakan Inspeksi kolam sedimentasi;
pengendap; 11) Menyimpulkan hasil inspeksi dan
13) Melaksanakan Inspeksi kolam menyiapkan bahan tindakan
mengendap; koreksi;
14) Menyimpulkan hasil inspeksi dan 12) Mempresentasikan dan mendis-
menyiapkan bahan tindakan kusikan hasil inspeksi serta
koreksi; pendaftaran tindakan koreksi dalam
15) Mempresentasikan dan mendis- Buku Tambang.
kusikan hasil inspeksi serta ) Eksplorasi
j
pendaftaran tindakan koreksi dalam 1) Melaksanakan pertemuan pra-
Buku Tambang. inspeksi;
h) Pembangkit Tenaga Listrik 2) Melaksanakan Inspeksi pemboran;
1) Melaksanakan pertemuan pra- 3) Melaksanakan Inspeksi test pit;
inspeksi; 4) Melaksanakan Inspeksi pembukaan
2) Melaksanakan Inspeksi PLTD; lahan;
3) Melaksanakan Inspeksi PLTU; 5) Melaksanakan Inspeksi
4) Melaksanakan Inspeksi peralatan penanganan erosi dan sedimentasi;
pemantauan; 6) Melaksanakan Inspeksi gudang;
5) Melaksanakan Inspeksi alat 7) Melaksanakan Inspeksi camp
pelindung diri; eksplorasi;
6) Melaksanakan Inspeksi kesehatan 8) Melaksanakan Inspeksi penanga-
kerja; nan limbah;
7) Melaksanakan Inspeksi penanga- 9) Melaksanakan Inspeksi kelistrikan
nan limbah; 10) Melaksanakan Inspeksi pen-
8) Melaksanakan Inspeksi sistim cegahan kebakaran;
drainase; 11) Menyimpulkan hasil inspeksi dan
9) Menyimpulkan hasil inspeksi dan menyiapkan bahan tindakan
menyiapkan bahan tindakan koreksi;
koreksi; 12) Mempresentasikan dan mendis-
10) Mempresentasikan dan mendis- kusikan hasil inspeksi serta
kusikan hasil inspeksi serta pendaftaran tindakan koreksi dalam
pendaftaran tindakan koreksi dalam Buku Tambang.
Buku Tambang. b
. Inspeksi Kasus Lingkungan
) Pasca Tambang
i 1. Melakukan persiapan inspeksi
1) Melaksanakan pertemuan pra- a) menelaah data obyek kecelakaan/
inspeksi; kejadian berbahaya/kasus lingkungan;
2) Melaksanakan Inspeksi program b) Menyiapkan peralatan inspeksi;
pembongkaran fasilitas tambang c) Melakukan presentasi obyek kece-
pengolahan/pemurnian, dermaga; lakaan/kejadian berbahaya/kasus
3) Melaksanakan Inspeksi reklamasi; lingkungan.

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 536
Lampiran IX Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

2. Melaksanakan Inspeksi III. PENGUJIAN


a) Melaksanakan pertemuan pra-inspeksi; 1. Melakukan persiapan
b) Membuat sketsa lokasi kecelakan/ 1) Mengumpulkan dan menelaah data;
kejadian berbahaya/kasus lingkungan;
2) Menyiapkan alat uji;
c) Memeriksa peralatan yang
3) Menyiapkan lembar pengujian.
berhubungan;
d) Memeriksa sarana pengelolaan 2. Melaksanakan Pengujian
lingkungan 1) Melaksanakan pengujian kondisi tempat
e) Menelaah prosedur operasi standar; kerja.
) mengidentifikasikan sebaran dampak;
f 2) Melaksanakan pengujian kelayakan
g) Mengukur dan menelaah kualitas operasi;
lingkungan; 3) Melaksanakan pengujian kualitas
h) Melakukan wawancara dengan saksi lingkungan;
dan rekonstruksi; 4) Melaksanakan pengujian standar
) Melakukan pengujian peralatan;
i kompetensi.
) Menganalisa penyebab kejadian;
j
IV. MENGANALISIS DAN MELAPORKAN HASIL
k) Menyimpulkan hasil inspeksi dan
PELAKSANAAN INSPEKSI
menyiapkan bahan tindakan koreksi;
) Mempresentasikan dan mendiskusikan
l a
. Menganalisis dan Melaporkan Hasil
hasil inspeksi serta pendaftaran Pelaksanaan Inspeksi
tindakan koreksi dalam Buku 1. Menganalisis dan melaporkan hasil
Tambang. inspeksi pada tambang bawah tanah;
2. Menganalisis dan melaporkan hasil
c
. Inspeksi Bencana
inspeksi pada tambang permukaan;
1. Melakukan Persiapan Inspeksi 3. Menganalisis dan melaporkan hasil
a) menelaah data obyek bencana; inspeksi pada tambang semprot;
b) Menyiapkan peralatan inspeksi;
4. Menganalisis dan melaporkan hasil
c) Melakukan presentasi obyek bencana.
inspeksi pada pengolahan dan pemurnian;
2. Melaksanakan Inspeksi 5. Menganalisis dan melaporkan hasil
a) Melaksanakan pertemuan pra-inspeksi; inspeksi pada kapal keruk;
b) Membuat sketsa lokasi kecelakan/ 6. Menganalisis dan melaporkan hasil
kejadian berbahaya/kasus lingkungan; inspeksi pada fasilitas permukaan;
c) Memeriksa peralatan yang 7. Menganalisis dan melaporkan hasil
berhubungan; inspeksi pada pelabuhan;
d) memeriksa sarana pengelolaan 8. Menganalisis dan melaporkan hasil
lingkungan inspeksi pada pembangkit tenaga listrik;
e) Menelaah prosedur operasi standar; 9. Menganalisis dan melaporkan hasil
) mengidentifikasikan sebaran dampak;
f inspeksi pada pasca tambang;
g) Mengukur dan menelaah kualitas 10. Menganalisis dan melaporkan hasil
lingkungan; inspeksi pada kegiatan eksplorasi;
h) Melakukan wawancara dengan saksi
b
. Menganalisis dan Melaporkan Hasil
dan rekonstruksi;
Pelaksanaan Inspeksi Kecelakaan Tambang,
) Melakukan pengujian peralatan;
i Kejadian Berbahaya, Kasus Lingkungan
) Menganalisa penyebab kejadian;
j
c
. Menganalisis dan Melaporkan Hasil
k) Menyimpulkan hasil inspeksi dan
Pelaksanaan Inspeksi Bencana.
menyiapkan bahan tindakan koreksi;
) Mempresentasikan dan mendisuksikan
l d. Menganalisis dan Melaporkan Hasil
hasil inspeksi serta pendaftaran Pelaksanaan Pengujian.
tindakan koreksi dalam Buku 1. Menganalisis dan melaporkan hasil
Tambang. pengujian kondisi tempat kerja;
2. Menganalisis dan melaporkan hasil
pengujian kelayakan operasi;

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 537
Lampiran IX Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

3. Menganalisis dan melaporkan hasil


pengujian kualitas lingkungan;
4. Menganalisis dan melaporkan hasil
pengujian pengujian standar kompetensi.

Laporan hasil inspeksi pelaksanaan pengelolaan dan


pemantauan lingkungan pertambangan serta laporan
hasil pemeriksaan kasus lingkungan pertambangan
dituangkan ke dalam format isian a dan b sebagaimana
terlampir.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

ttd.

Purnomo Yusgiantoro

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 538
Lampiran IX Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

Format isian a :

RINGKASAN LAPORAN INSPEKSI PELAKSANAAN PENGELOLAAN


DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN PERTAMBANGAN

(Berisikan tentang uraian singkat hasil inspeksi yang 2. Hal lain yang perlu dilakukan :
segera disusun dan disampaikan kepada Pimpinan/Kepala • Tidak ada
Inspektur Tambang, berisikan uraian ringkas hal-hal • Ada,yaitu:....................
penting yang segera disusun dan disampaikan kepada
Pimpinan/Kepala Inspektur Tambang, berisikan uraian 3. Tindak Lanjut Hasil Temuan Lapangan, berupa :
ringkas hal-hal penting yang ditemui selama melakukan Surat Direktur/ Pimpinan/Kepala Inspektur
inspeksi serta saran, rekomendasi dan perintah yang telah Tambang kepada Direksi Perushaan perihal
diberikan /didaftarkan dalam buku tambang oleh inspektur tindak lanjut hasil inspeksi untuk supaya
Tambang/Pelaksana Inspeksi Tambang). diperhatikan dan dilaksanakan serta dipantau.
Nama Perusahaan:
Lokasi :
Pelaksana Inspeksi Tambang
Propinsi :
Waktu Pelaksanaan :
Petugas : 1.
2.
..................................... .....................................
A. PELAKSANAAN INSPEKSI
NIP NIP
1. Tujuan Inspeksi
• Evaluasi Pelaksanaan RKL-RPL
• Kasus lingkungan
• Penilaian Kesiapan Eksploitasi
• Penilaian
• Penilaian dalam Rangka Pencairan Jaminan
Reklamsi.
• Penutupan Tambang
2. Hasil Inspeksi
(Berisi uraian singkat tentang kegiatan yang
sedang dan telah dilakukan oleh perusahaan baik
dari aspek teknik/desain tambang, ekonomis/
produksi, pengelolaan dan pemantauan
lingkungan).

B. PENDAFTARAN DALAM BUKU TAMBANG


(Berisikan pokok-pokok temuan, saran, rekomendasi
dan pertintah penting yang perlu didaftarkan dalam
buku tambang, dilengkapi dengan tanggal dan nomor
pendaftaran, serta peraturan perundang-undangan
yang diacu dalam menetapkan rekomendasi maupun
perintah kepada perusahaan).

C. LANGKAH TINDAK LANJUT YANG


DIPERLUKAN
1. Surat Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang
(KAPIT) kepada Direksi Perusahaan :
• Perlu disampaikan
• Tidak perlu, Kepala Teknik Tambang (KTT)
berfungsiefektif.

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 539
Lampiran IX Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

Format isian b :

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN KASUS


LINGKUNGAN PERTAMBANGAN

Nama Pemegang KP/KK/PKP2B .............................................................................................


Nomor Kode Wilayah (KW) : 8. PETA LOKASI TERJADINYA KASUS DAN DATA
Lokasi Kejadian : PENDUKUNG LAINNYA :
(Lampirkan peta lokasi terjadinya kasus, termasuk
Desa/Kecamatan :
foto-foto kegiatan pemeriksaan dan data hasil analisis
Kabupaten/Kota :
lab).
Propinsi :
.............................................................................................
Tanggal terjadinya kasus :
Sumber kasus :
PELAKSANA INSPEKSI TAMBANG
Tanggal pemeriksaan Kasus :
Nama KTT/Penanggung Jawab Lapangan :

1. KASUS YANG TERJADI :


(Jelaskan secara singkat kasus yang terjadi) ................................................................
............................................................................................. NIP......................................................

2. FAKTOR PENYEBAB KASUS :


(Jelaskan secara singkat dan jelas, faktor penyebab
kasus)
.............................................................................................

3. PEMERIKSAAN LAPANGAN :
(Jelaskan secara singkat dan jelas kegiatan
pemeriksaan lapangan yang dilakukan PIT)
.............................................................................................

4. HASIL PEMERIKSAAN :
(Jelaskan secara singkat dan jelas hasil pemeriksaan
kasus/kebenaran tentang terjadinya kasus)
.............................................................................................

5. RESIKO KASUS/AKIBAT KASUS :


(Jelaskan secara singkat dan jelas resiko dan/atau
kasus)
.............................................................................................

6. TINDAKAN KOREKSI :
(Pendaftaran buku Tambang oleh PIT)
.............................................................................................

7. TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN :


(Uraikan secara singkat dan jelas upaya
penanggulangan dan pencegahan yang akan
dilakukan oleh perusahaan/sebagai tindak lanjut dari
hasil pemeriksaan).

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 540
Lampiran X Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

LAMPIRAN X KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


NOMOR : 1453 K/29/MEM/2000
TANGGAL : 3 November 2000

PEDOMAN
PENGAWASAN EKSPLORASI MINERAL DAN BATUBARA

.
I LATAR BELAKANG saham untuk kegiatan eksplorasi, baik melalui
Seperti telah digariskan dalam Peraturan kerjasama, penjualan saham dsb.
Perundangan yang berlaku eksplorasi merupakan 2. Data hasil eksplorasi sudah bisa dimanfaatkan
salah satu tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk mendapatkan dana dari pihak ketiga
yang menjadi kewajiban perusahaan swasta/BUMN 3. Bertujuan untuk sekaligus mengarahkan
untuk melaksanakannya, bila perusahaan tersebut kegiatan.
bermaksud mengeksploitasi/menambang bahan 4. Rentan akan manipulasi data.
galian di Indonesia. Dengan demikian beban 5. Tendensi/kecenderungan untuk memindahkan
pendanaan dan resiko untuk usaha tambang ini telah hak pengusaha KP/KK/PKP2B akhir-akhir ini.
dibebankan oleh pemerintah kepada swasta.
Konsekwensinya swasta yang menanggung beban Pihak-pihak yang diawasi
resiko kegagalan usaha sejak dari awal kegiatan. 1. Pemegang KP/KK/PKP2B
Namaun di sisi lain data kekayaan sumberdaya 2. Kontraktor Pelaksana (Pemboran, pengukuran,
mineral kita lebih banyakdiketahui oleh swasta geofisik, dll)
daripada oleh pemerintah sendiri, sehingga swasta 3. Konsultan/perusahaan jasa laboraturium.
lebih mempunyai kesempatan untuk dapat 4. Tenaga ahli
memanfaatkan informasi atas kekayaan negara
tersebut untuk dapat memanfaatkan informasi atas II. MANFAAT PENGAWASAN EKSPLORASI
kekayaan negara tersebut untuk berbagai
1. Mengetahui dan mengikuti/mengontrol
kepentingan yang menguntungkan swasta.
perkembangan kegiatan eksplorasi.
Konsekwensinya pemerintah harus berusaha
semaksimal mungkin memantau pelaksanaan 2. Mencegah adanya manipulasi data/pemanfaatan
eksplorasi yang dilakukan oleh swasta. Dengan data hasil eksplorasi yang tidak benar.
pertimbangan itulah maka diperlukan sekali 3. Agar pelaksanaan kegiatan eksplorasi bisa
pengawasan eksplorasi yang profesional, bersahabat berjalan lancar.
sehingga kepentingan swasta yang telah 4. Pemerintah mendapatkan semua data eksplorasi.
mengeluarkan dana dan menanggung resiko serta 5. Mempercepat upaya mengetahui kondisi
pemerintah yang mendapat kuasa oleh rakyat untuk deposit.
mengatur pengusahaan sumberdaya mineral demi 6. Mencegah penggunaan data eksplorasi yang
kemakmuran rakyat, bisa dipenuhi. tidak benar untuk perencanaan penambangan.
Beberapa langkah strategis yang perlu dilakukan
III. TUJUAN PENGAWASAN EKSPLORASI
agar pengawasan dapat berhasil guna dan berdaya
guna antara lain, peraturan yang mendukung, 1. Menjamin kebenaran data/informasi hasil
disusunnya standarisasi berbagai kegiatan berkaitan eksplorasi, baik dari segi geologi, penyebaran-
dengan eksplorasi, penerapan sangsi dan tegas, kualitas & cadangan mineral.
menyempurnakan/pemberdayaan sistem/struktur 2. Mengetahui kelaziman/kelayakan metode-
pengawasan yang ada, peningkatan profesionalisme tatacara-tahapan eksplorasi.
dan pemanfaatan SDM. 3. Mengetahui kelaziman pengolahan/interpretasi/
Beberapa alasan diperlukannya pengawasan korelasi data eksplorasi.
eksplorasi adalah : 4. Mengetahui kelaziman/logika hasil.
1. Data eksplorasi yang salah tidak saja akan 5. Mengetahui kebenaran adanya kegiatan
berakibat merugikan pemegang KP/KK/PKP2B, eksplorasi.
tetapi juga pemerintah dan masyarakat, misalnya 6. Terhindarnya praktek manipulasi data.
kerusakan lingkungan akibat kemungkinan
IV. RUANG LINGKUP PENGAWASAN EKSPLORASI
pengusaha tidak mampu mengembalikan/
penataan lingkungan. Tidak termanfatkannya/ 1. Kebenaran ada/tidak kegiatan
terjadi pemborosan pengusahan sumberdaya 2. Tingkat kegiatan eksplorasi, dibandingkan
mineral, atau masyarakat yang bersedia memberi tingkat/status KP/KK/PKP2B

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 541
Lampiran X Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

3. Jenis kegiatan yang dilakukan. 2. Pemetaan Topografi


4. Metode eksplorasi yang diterapkan Untuk pengawasan kegiatan dan hasil pemetaan
5. Lokasi dan luas wilayah yang dieksplorasi. topografi, hal-hal yang perlu diawasi antara
6. Kuantitas dan tingkat kerapatan lain :
7. Lokasi masing-masing kegiatan a. Skala peta dibandingkan dengan situasi.
8. Peralatan yang digunakan b. Kordinat data
9. Tenaga ahli/SDM/Konsultan yang melakukan c. Bentuk/kehalusan kontur topografi.
pengamanan data hasil eksplorasi. d. Interval kontor
10. Kebenaran menyampaikan laporan sesuai e. Kemungkinan pembesaran
dengan kegiatan dan hasil yang diperoleh . .
f Lokasi/plotting jenis kegiatan eksplorasi.
11. Korelasi/interprestasi dan pengolahan data g. Batas KP/KK/PKP2B
eksplorasi. h. Indeks peta
V. CARA PENGAWASAN EKSPLORASI 3. Citra satelit
1. Administratif/Tak langsung a. Jenis penginderaan jarak jauh yang
digunakan
a. Diatur/dibuat peraturan perundangan b. Hard copy data penginderaan jarak jauh.
b. Dibuat juklak/juknis c. Hasil interprestasi (peta struktur, lineasi,
c. Pembakuan/pemberlakuan standar berbagai litologi, indikasi mineralisasi, dll).
kegiatan eksplorasi (analisa, sampling, d. Cakupan data dan batas KP/KK/PKP2B
pemboran, perhitungan cadangan, e. Pelaksana
klarifikasi cadangan, kerapatan data dsb).
4. Pemetaan Geologi
d. Penelaahan/evaluasi laporan
Untuk kegiatan geologi perlu diperhatikan
e. Penyelenggaraan presentasi beberapa hal sebagai berikut :
2. Teknis/langsung a. Peta geologi dicek apakah hasil
a
. Pengecekan lapangan pembesaran atau hasil lapangan
b
. Korelasi data sekitarnya b. Skala peta
c
. Due deligance c. Detail data pendukung
d. Pengaruh terhadap penyebaran dan kualitas
VI. PROSEDUR DAN TATA CARA PENGAWASAN deposit
EKSPLORASI MINERAL DAN BATUBARA e
. Kelaziman peta geologi
.
f Petageologi lokal-detail ada/tidak.
Pengawasan eksplorasi sebaiknya dilakukan pada
setiap kegiatan eksplorasi, mengingat manipulasi 5. Penyelidikan Geokimia
dapat dilakukan pada setiap titik kegiatan, mulai Metode/jenis geokimia apakah sesuai dengan
dari pematokan batas izin usaha pertambangan, tipe endapan yang dieksplorasi.
pemetakan topografi, pemetaan geologi, geofisika, a. Cara pengambilan contoh.
geokimia, pemboran, analisa contoh sampai pada b. Peta lokasi contoh apa ada.
perhitungan cadangan dan pelaporan tentang jumlah c. Peta geokimia, dan interprestasi
investasi yang dikeluarkan. anomalinya.
1. Pematokan Batas KP d. Kelayakan lokasi contoh.
e. Penetuan daerah anomali
a
. Prosedur pelaksanaan pematokan apa
.
f Korelasi nilai unsur yang dianalisa.
sudah sesuai dengan ketentuan yang ada.
g. Kemungkinan kontaminasi.
b
. Berita acara yang diketahui oleh Dinas h. Kelayakan nilai kadar geokimia.
Pertambangan dan pihak yang terkait
c
. Peta batas, apa sesuai dengan KP/KK/ 6. Penyelidikan Geofisika
PKP2B Dalam penyelidikan geokimia untuk eksplorasi
d. Peralatan yang digunakan, khususnya GPS mineral, yang perlu diperhatikan dan diawasi
Geodetik adalah :
e
. Laporan hasil pematokan a. Metode apa sesuai dengan tipe dan jenis
.
f Saksi-saksi cebakan mineral yang dieksplorasi.
b. Lokasi/jalur/kerapatan titik pengamat.
g. Lokasi patok apa betul dipasang di
c. Hasil (peta, penampang)
lapangan.
d. Interprestasi dan penentuan anomali

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 542
Lampiran X Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

e
. Pelaksana h. Apakah lokasi kegiatan berdasar.
.
f Peralatan yang digunakan .
i Cek batas KP/KK/PKP2B.
7. Analisa Contoh .
j Apakah telihat kemajuan.
Hasil analisa contoh sangat penting untuk 11. Evaluasi Laporan Kegiatan.
diawasi, antara lain mencakup :
Beberapa yang perlu diperhatikan dalam
a. Metode sesuai dengan jenis contoh. mengevaluasi laporan kegiatan eksplorasi antara
b. Korelasi hasil analisa tiap unsur. lain :
c. Laboratorium pelaksana
d. Sertifikat analisa. a. Jenis periode laporan
e. Kode/tanggal/tahun sertifikat. b. Apakah laporan dirapel/tidak.
.
f Pengirim contoh. c. Lampiran hasil seluruh kegiatan (peta,
g. Detection limit. sertifikat, analisa, penampang dsb)
h. Kisaran hasil analisa. d. Format laporan apa sesuai dengan
8. Perhitungan Cadangan ketentuan yang berlaku.
e. Kesesuaian kegiatan dengan hasil.
Untuk perhitungan sumber dan cadangan, perlu
.
f Kemajuan kegiatan eksplorasi
diawasi antara lain :
g. Pelaksana Kegiatan
a. Klarifikasi
b. Data Pendukung 12. Pengawasan Eksplorasi Emas Primer :
• Kerapatan/jumlah Untuk pengawasan eksplorasi endapan primer,
ˆ Macam khususnya emas perlu diperhatikan hal-hal
ˆ Kelaziman korelasi/penyearan sebagai berikut :
ˆ Metode/cara penghitungan a. Urutan tahapan kegiatan tiap metode/jenis
ˆ Kelaziman kadar kegiatan eksplorasi
ˆ Peta dasar untuk menghitung cadangan
b. Kelengkapan dan kebenaran metode
9. Investasi yang telah dikeluarkan untuk eksplorasi yang dipakai.
kegiatan eksplorasi : c. Logika kadar mineralisasi dan nila
Pengawasan investasi perlu dilakukan berkaitan geokimia.
dengan keperluan perhitungan biaya minimum, d. Penafsiran bentuk endapan.
mencakup antara lain : e. Spasi data termasuk sampling.
a
. Sesuai tidak dengan kegiatan yang .
f Metode analisa & Laboratorium yang
dilakukan dipakai.
b
. Bandingkan dengan ketantuan minimum g. Pemboran (recovery, sampling, preparasi
expenditure contoh, duplikat contoh).
c
. Prosentase biaya untuk keperluan h. Metode perhitungan sumberdaya dan
lapangan/eksplorasi cadangan
10. Evaluasi Rencana Kerja .
i Kelengkapan pengiriman semua hasil
Evaluasi rencana kerja perlu dilakukan untuk eksplorasi
keperluan pembinaan dan pemantauan .
j Korelasi unsur pengikut
perkembangan kegiatan, hal-hal yang diawasi/ k. Korelasi model endapan dengan geologi
diperhatikan antara lain : daerah.
a. Apakah rencana kegiatan sudah sesuai .
l Detail geologi & mineralisasi.
dengan jangka waktu KP/KK/PKP2B. m. Hasil trenching, costaining, terowongan.
b. Lokasi kegiatan yang konkrit
13. Kawasan eksplorasi endapan sekunder
c. Apakah sudah mempertimbangkan hasil
eksplorasi terdahulu a
. Kebenaran metode eksplorasi yang
d. Apakah sudah memperhatikan tahapan dipakai.
kegiatan. b. Pola spasi, cara dan peralatan pemboran.
e. Apakah sesuai dengan bahan galian yang c. Recovery pemboran
dicari. d. Penentuan ketebalan pay gravel
.
f Bandingkan dengan luas KP/KK/PKP2B. e. Preparasi dan penentuan kadar.
g. Cek lampiran peta kemajuan eksplorasi/ .
f Pemboran (recovery, sampling, preparasi
rencana kegiatan contoh, duplikat contoh).

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 543
Lampiran X Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

g. Metode perhitungan sumberdaya dan


cadangan.
h. Kelengkapan pengiriman semua hasil
eksplorasi
.
i Uji Bulk sampling
.
j Korelasi geologi

14. Pengawasan eksploitasi Batubara


Secara garis besar untuk mengawasan eksplorasi
batubara, perlu diperhatikan antara lain :
a. Logika lokasi singkapan & bor.
b. Cek korelasi singkapan dan bor.
c. Logika nilai parameter kualitas.
d. Data pendukung perhitungan sumberdaya
dan cadangan.
e. Cek metode perhitungan sumberdaya dan
.
f Cek penarikan outcrup.
g. Korelasi dengan data Geol. Regional
h. Cek semua hasil kegiatan
.
i Spasi data pendukung
.
j Kebenaran peta topografi.

15. Pengawasan eksplorasi Pasir Urug Lepas


Pantai
Untuk pengawasan eksplorasi endapan pasir laut
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Hasil analisa ayak, mineral dan kimia.
b. Logika penyebaran
c. Banding data bor & geofisik
d. Metode, lokasi & spasi pemboran
e. penampang hasil pemboran
.
f Pelaksana dan waktu
g. Lintasan kapal
h. Cek peta batimetri
.
i Cara perhitungan cadangan
.
j Konfirmasi ke kanwil/Pemda

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

ttd.

Purnomo Yusgiantoro

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 544
Lampiran XI Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

LAMPIRAN XI KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


NOMOR : 1453 K/29/MEM/2000
TANGGAL : 3 November 2000

PEDOMAN
PENGAWASAN KONSERVASI BAHAN GALIAN
PERTAMBANGAN UMUM

.
I UMUM layak tambang yang tersedia, biasanya dinyatakan
Pengawasan konservasi bahan galian berlaku untuk dalam persen.
setiap usaha pertambangan atas semua bahan galian Recovery pengangkutan adalah perbandingan antara
golongan, kecuali bahan galian minyak dan gas jumlah produksi tambang dengan jumlah cadangan
bumi. layak tambang yang tersedia, biasanya dinyatakan
dalam persen.
II. ISTILAH Recovery Pengangkutan adalah perbandingan antara
Dalam pedoman ini yang dimaksud : jumlah bahan galian yang harus diangkut dengan
jumlah bahan galian hasil pengangkutan.
Konservasi bahan galian adalah upaya pengelolaan
bahan galian untuk mendapatkan manfaat yang Recovery pengolahan/pemurnian adalah
optimal dan berkelanjutan bagi kepentingan rakyat perbandingan antara kualitas dan kualitas produksi
secara luas. pengolahan/pemurnian (output) dengan kuantitas
dan kualitas produksi tambang yang masuk dalam
Sumberdaya adalah endapan bahan galian yang
proses pengolahan/pemurnian (in-put).
telah dieksplorasi sehingga dapat diketahui dimensi
dan kualitasnya, dengan derajat keyakinan tertentu Produk sampingan (by product) adalah produksi
sesuai dengan standar yang berlaku. pertambangan selain produksi utama pertambangan
yang merupakan hasil sampingan dari proses
Cadangan adalah sumberdaya dengan derajat pengolahan dari produksi utama pertambangan.
keyakinan tertinggi, yang setelah dievaluasi secara
teknis, ekonomis dan lingkungan dinyatakan Pemerintah/Pemerintah Daerah adalah pemerintah
sebagai layak untuk ditambang secara dan atau Pemerintah daerah sesuai dengan
menguntungkan. kewenangan yang ditetapkan dalam Peraturan
Pemerintah No. 25 Tahun 2000.
Cut off grade (CoG) adalah kadar terendah suatu
bagian terkecil dari blok cadangan penambangan Menteri adalah Menteri Energi & Sumberdaya
yang apabila ditambang masih bernilai ekonomis. Mineral
Stripping ratio (SR) adalah perbandingan antara III. TUJUAN
tonase cadangan bahan galian dengan volume
material lain (sumberdaya dan atau waste) yang Pengawasan konservasi bahan galian bertujuan
harus digali dan dipindahkan untuk dapat mengusahakan terwujudnya pengelolaan bahan
menambang cadangan tersebut. galian secara baik, benar, bijaksana, efektif dan
efisien agar diperoleh manfaat yang optimal dan
Bahan galian kadar/nilai marginal adalah bahan
berkelanjutan bagi kepentingan rakyat secara luas,
galian yang mempunyai kadar/nilai di sekitar batas
serta mencegah terjadinya pemborosan bahan galian.
keekonomian/keteknisan, sehingga kadang-kadang
dapat merupakan cadangan , kadang-kadang
IV. RUANG LINGKUP
merupakan sumberdaya tergantung pada kondisi
nilai atau harga komoditi produksi pertambangan Ruang lingkup pengawasan konservasi bahan galian
atau teknik yang tersedia. meliputi :
Mineral ikutan adalah mineral selain mineral utama 1. Penetapan sumberdaya dan cadangan
yang diusahakan, menurut genesanya terjadi secara 2. Penetapan dan penerapan striping ratio dan atau
bersama-sama dengan mineral utama. cut off grade.
Sisa cadangan adalah cadangan bahan galian yang 3. Penetapan dan peningkatan recovery
tertinggal pada saat penambangan diakhiri. penambangan, pengangkutan dan pengolahan/
Recovery Penambangan adalah perbandingan antara pemurnian.
jumlah produksi tambang dengan jumlah cadangan 4. Peningkatan nilai tambah bahan galian.

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 545
Lampiran XI Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

5. Penanganan bahan galian kadar/nilai marjinal 14. Menyediakan semua data yang diperlukan oleh
dan kadar/nilai rendah. petugas pengawas konservasi bahan galian dari
6. Penanganan mineral ikutan dan bahan galian Pemerintah/Pemerintah Daerah.
lain. 15. Melaporkan kegiatan penerapan konservasi
7. Penanganan sisa cadangan dan sumberdaya bahan galian kepada Pemerintah/Pemerintah
pasca tambang, Daerah setiap 3 (tiga) bulan.
8. Pengecekan tailing dan penanganan tailing
VI. KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH
9. Penggunaan produksi bahan galian.
Dalam pelaksanaan Pengawasan Konservasi Bahan
V. KEWAJIBAN PERUSAHAN DAN PEMERIN- Galian, sesuai dengan kewenangannya. Pemerintah/
TAH/PEMERINTAH DAERAH Pemerintah Daerah wajib melakukan hal-hal sebagai
berikut :
Dalam hal penerapan konservasi bahan galian,
perusahan pertambangan wajib : 1. Melakukan pembinaan, bimbingan, evaluasi
dan pengawasan aspek konservasi kepada
1. Menjadikan studi kelayakan sebagai acuan bagi
pemegang izin usaha pertambangan.
seluruh kegiatan pertambangannya.
2. Melakukan dokumentasi sumberdaya dan
2. Melakukan penetapan sumberdaya dan
cadangan bahan galian secara rinci, lengkap
cadangan secara teliti dan benar sesuai dengan
dan baik.
standar yang berlaku.
3. Melaporkan segala hasil evaluasi dan
3. Mengupayakan agar semaksimal mungkin
pengawasan aspek konservasi seperti dimaksud
sumberdaya yang tersedia dapat ditingkatkan
dalam butir 1 kepada Pemerintah, secara tertulis
menjadi cadangan.
dan komprehensif, setiap 6 (enam) bulan.
4. Mengusahakan menambang seluruh cadangan
4. Memberikan sanksi-sanksi kepada perusahaan
yang tersedia
tambang yang melalaikan ketentuan/peraturan
5. Melakukan pengelolaan dan atau pemanfaatan
perundangan yang berlaku.
yang baik terhadap bahan galian kadar/nilai
marjinal, kadar/nilai rendah dan bahan galian
VII. PROSEDUR PENGAWASAN
lain yang ada agar sewaktu-waktu dapat
dimanfaatkan. 1. Tahapan persiapan
6. Mengupayakan pemanfaatan mineral ikutan a
. mempelajari data sebagai bahan
yang ada sehingga menjadi produk sampingan. pengawasan serta semua laporan yang
7. Menyampaikan data lengkap mengenai sisa b
. mempelajari laporan tim pengawasan yang
cadangan pada masa pengakhiran tambang. terdahulu
8. Melakukan pengolahan/pemurnian yang efektif c
. Mengadakan inventarisasi masalah yang
sehingga mendapatkan recovery maksimal. perlu diselesaikan dengan perusahaan yang
9. Melakukan pengecekan kadar tailing dan akan diawasi.
mempelajari segala kemungkinan pemanfaatan 2. Tahapan pelaksanaan di lapangan
dan atau pengolahan kembali tailing untuk
a
. di Kantor Perusahaan
mening-katkan recovery.
b
. Memberitahukan kepada manajer lapangan
10. Melakukan penanganan tailing yang
mengenai rencana pengawasan dengan
kemungkian masih dpat diolah kembali di masa
menunjukkan surat tugas serta menghitung
mendatang.
kembali pengaruhnya terhadap stripping
11. Apabila perusahaan menghendaki adanya ratio apabila ditemukan hal-hal yang
perubahan atas CoG/SR, recovery penam- menyimpang dari kriteria penghitungan
bangan, pengangkutan dan pengolahan/ cadangan dilokasi/blok cadangan.
pemurnian serta target produksi dari rencana
c
. Mengadakan diskusi yang mendalam
seperti yang tertuang dalam studi kelayakan,
tentang pertimbangan-pertimbangan
maka wajib melakukan konsultasi untuk
penetapan cadangan untuk masing-masing
mendapatkan rekomendasi dari pemerintah/
blok penambangan serta mencatat hasilnya.
Pemerintah Daerah.
12. Melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan Hal 4 tidak ada
nilai tambah bahan galian.
13. Mengupayakan penggunaan/memanfaatkan
produksi bahan galian secara tepat guna.

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 546
Lampiran XI Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

2. Pelaksanaan pengawasan terhadap penetapan kadar/nilai rendah dan bahan galian lain adalah
sistem penambangan adalah sebagai berikut : sebagai berikut :
a Obyek : Penetapan Sistem Pertam- a
. Obyek : Pengelolaan/penanganan
bangan bahan galian kadar/nilai
b
. Tatacara : a . Mengevaluasi apakah marjinal, kadar/nilai rendah
sistem penambangan dan bahan galian lain.
yang ditetapkan telah b
. Tatacara : a . Mengamati apakah telah
mempertimbangkan re- dilakukan pengelolaan/
covery penambangan penanganan atas bahan
yang optimal ditinjau galian kadar/nilai
dari segi teknis dan marjinal, kadar/nilai
ekonomis. rendah sehingga apabila
b
. Mengadakan diskusi sewaktu-waktu kondisi
yang mendalam tentang teknis dan ekonomis
pertimbangan-pertim- memungkinkan dapat
bangan penetapan sistem ditingkatkan menjadi
pertambangan untuk cadangan untuk selan-
masing-masing blok jutnya ditambang.
penambangan serta men- b
. Mengamati apakah telah
catat hasil diskusinya. dilakukan pengelolaan/
penanganan ataupun
3. Pelaksanaan pengawasan terhadap recovery pemanfaatan atas bahan
penambangan, pengangkutan dan pengolahan/ galian lain sehingga
pemurnian adalah sebagai berikut : meningkatkan nilai
a
. Obyek : Recovery tambah dari kegiatan
b
. Tatacara : a . Recovery Penambangan : pertambangan.
Mengamati dan meng- c
. Mengadakan diskusi ang
evaluasi apakah recovery mendalam mengenai
yang dicapai dalam pertimbangan-pertim-
kegiatan ini telah sesuai bangan pengelolaan/
rencana semula, dengan penanganan atas bahan
cara membandingkan galian kadar/nilai
jumlah produksi yang marjinal, kadar/nilai
tergali dengan cadangan rendah dan bahan galian
yang tersedia untuk blok lain.
penambangan tertentu
5. Pelaksanaan pengawasan terhadap penetapan
dalam periode waktu
pengelolaan/penanganan bahan galian kadar/
tertentu serta apakah
nilai marjinal dan kadar/nilai rendah adalah
seluruh cadangan (dalam
sebagai berikut :
blok) telah digali.
a
. Obyek : Pengelolaan/penanganan
b
. Recovery pengolahan : cadangan bahan galian dan
Mengamati dan meng- sumberdaya pasca tambang.
evaluasi apakah recovery b
. Tatacara : a . Mengamati apakah telah
yang dicapai dalam dilakukan pengelolaan/
kegiatan ini telah sesuai penanganan atas
rencana semula, dengan cadangan bahan bahan
cara membandingkan galian dan sumberdaya
jumlah produksi yang pasca tambang sehingga
terangkut dengan apabila sewaktu-waktu
produksi bahan galian kondisi teknis dan
yang tergali dalam ekonomis memungkin-
periode waktu tertentu. kan dapat ditingkatkan
4. Pelaksanaan pengawasan terhadap pengelolaan/ menjadi cadangan untuk
penanganan bahan galian kadar/nilai marjinal, selanjutnya ditambang.

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 547
Lampiran XI Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

b
. Mengadakan diskusi dan juga kualitas
yang mendalam tentang produksi pertambangan
pertimbangan-pertim- dapat meningkat
bangan pengelolaan/ sehingga diperoleh
penanganan atas manfaat yang optimal.
cadangan bahan galian b
. Mengadakan diskusi
dan sumberdaya pasca yang mendalam
tambang. mengenai pertimbangan-
6. Pelaksanaan pengawasan terhadap pengelolaan/ pertimbangan
penanganan taling adalah sebagai berikut : peningkatan nilai
tambah.
a
. Obyek : Pengelolaan/penanganan
tailing IX. K U A L I F I K A S I PETUGAS PENGAWAS
b
. Tatacara : a
. Mengamati apakah telah KONSERVASI
dilakukan pengelolan/ 1. Persyaratan Umum
penanganan atas tailing,
antara lain mendata ˆ Pegawai Negeri Sipil
secara teratur dan ˆ Sehat jasmani dan rohani
periodik berbagai kadar ´ Berpendidikan
dari pembuangan tailing, 2. Pendidikan Umum
sehingga apabila dite-
mukan tailing yang ˆ Sarjana teknik atau pendidikan sederajat
masih berkadar cukup jurusan Geologi/Tambang/Metalurgi
tinggi dapat dilakukan ˆ Sarjana muda teknik atau pendidikan
upaya penangkapan min- sederajat jurusan Geologi/Tambang/
eral kembali atau menim- Metalurgi
bunnya disuatu tempat ˆ Sekolah kejuruan teknik jurusan Geologi/
terpisah, agar apabila Tambang/Metalurgi
kondisi teknis dn 3. Persyaratan Khusus
ekonomis memungkin-
ˆ Setiap petugas pengawas konservasi bahan
kan dapat diolah
galian wajib lulus dalam kursus pengawas
kembali.
konservasi tingkat dasar.
b
. Mengadakan diskusi ˆ Ketua tim pengawas konservasi bahan
yang mendalam galian wajib lulus dalam kursus pengawas
mengenai pertimbangan- konservasi bahan galian tingkat lanjutan
pertimbangan
pengelolaan/penanganan
atas tailing. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
7. Pelaksanaan pengawasan terhadap upaya
peningkatan nilai ambah adalah sebagai ttd.
berikut :
Purnomo Yusgiantoro
a
. Obyek : Peningkatan nilai tambah
b
. Tatacara : a
. Mengamati apakah telah
dilakukan peningkatan
nilai tambah terhadap
produksi pertambangan,
antara lain dengan cara
melakukan pencucian
dan crushing pada
pertambangan batubara,
blending/mixing untuk
menambah input
pengolahan dan lain
sebagainya agar kuantitas

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 548
Lampiran XII Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

LAMPIRAN XII KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


NOMOR : 1453 K/29/MEM/2000
TANGGAL : 3 November 2000

PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGAWASAN PRODUKSI

.
I MAKSUD 4. Dalam melaksanakan tugas pengawasan di
Pedoman Pelaksanaan Pengawasan Produksi lapangan, pejabat pengawas produksi
Pertambangan Umum ini dimaksudkan sebagai : dilengkapi dengan surat tugas yang
dikeluarkan oleh Pejabat yang berwenang.
a
. Acuan bagi Gubernur/Bupati/Walikota atau
pejabat pengawas yang ditunjuk dalam 5. Pelaksanaan pengawasan dilakukan pada
melaksanakan pengawasan produksi baik secara kegiatan usaha
administrasi maupun teknis. B. Kewenangan lainnya
b
. Standarisasi pelaporan dan bentuk laporan 1. Apabila dianggap perlu, pejabat pengawas
pengawasan produksi bagi instansi-instansi produksi setiap saat berwenang melakukan
terkait dalam pengawasan produksi pertam- pengawasan tentang kebenaran atas
bangan umum. produksi pertambangan umum di lapangan.
c
. Petunjuk bagi pengusaha dibidang pertam- 2. Dalam melakukan pengawasan
bangan umum dalam melakukan pencatatan dan sebagaimana dimaksud dalam angka 1
pelaporan produksi. tersebut, Pejabat pengawas produksi
berwenang untuk memeriksa semua data
II. RUANG LINGKUP produksi baik berdasarkan laporan maupun
Ruang lingkup pedoman pelaksanan pengawasan data di perusahaan dan atau di instansi
produksi pertambangan umum meliputi : lain yang terkait, dan apabila dianggap
a
. Tugas dan wewenang pejabat pengawas perlu dapat melakukan sendiri pengecekan,
produksi pengukuran, sampling, pengujian-
pengujian, analisis ataupun perhitungan-
b
. Tata cara pengawasan produksi di lapangan.
perhitungan di lapangan.
c
. Sistematika dan objek pengawasan produksi
3. Dalam hal tertentu apabila dalam
d. Kewajiban pengusaha usaha pertambangan pelaksanaan pengawasan seperti peng-
umum ukuran, sampling, pengujian-pengujian
dan lain-lain. tidak dapat dilakukan sendiri
III. T U G A S D A N W E W E N A N G PEJABAT oleh pejabat pengawas produksi, maka
PENGAWAS PRODUKSI pejabat yang bersangkutan dapat meminta
A. Pejabat Pengawas dan Tugasnya bantuan kepada pihak ketiga.
1. Pejabat pengawas produksi adalah Pegawai 4. Penunjukan pihak ketiga untuk membantu
Negeri Sipil pelaksanan pengawasan sebagaimana
dimaksud dalam angka (3) tersebut,
a
. Di lingkungan Pemerintah yang
dilakukan sesuai dengan ketentuan yang
diangkat oleh Menteri
berlaku.
b
. Di lingkungan Pemerintah Daerah yang
diangkat oleh Gubernur/Bupati/
IV. TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN
Walikota
PRODUKSI DI LAPANGAN
c
. Pihak ketiga sebagai pelaksana
pengawas produksi yang ditunjuk 1. Sebelum melakukan pengawasan di lapangan,
berdasarkan keputusan Menteri/ pejabat pengawas produksi harus :
Gubernur/Bupati/Walikota; a
. Menyiapkan surat tugas dan
2. Pejabat pengawas produksi bertugas pemberitahuan kepada unit yang akan
melaksanakan pengawasan produksi dikunjungi mengenai maksud dan tanggal
pertambangan umum baik secara adminis- kedatangan
tratif maupun teknis. b
. Mengumpulkan dan mempelajari seluruh
3. Pengawasan secara administratif maupun data yang tersedia untuk mendapatkan
teknis dapat dilakukan di kantor dan/atau gambaran proses produksi serta merenca-
dilapangan. nakan langkah kegiatan pengawasan.

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 549
Lampiran XII Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

c
. Menginventarisasi permasalahan yang perlu 4. Pemeriksaan dengan cara tanpa memperhatikan
diselesaikan dengan pihak pengusaha. tahapan tersebut dalam angka (3) tersebut hanya
d. Mempersiapkan peralatan-peralatan dapat dilakukan dalam rangka uji petik untuk
pendukung untuk pengambilan sampel, mencari adanya indikasi penyimpangan
pengujian-pengujian dan lain-lainnya pelaporan.
yang diperlukan.
VI. SISTEMATIKA DAN OBJEK PENGAWASAN
2. Pada tahap pelaksanaan pengawasan, pejabat PRODUKSI
pengawas produksi wajib :
a. Memberitahukan kepada Manager A. Pengawasan Secara Administratif
Produksi mengenai rencana pengawasan 1. Inventarisasi rencana produksi, data/
dengan menunjukkan surat tugas laporan produksi baik harian, mingguan,
b. Menyusun program pengawasan bulanan maupun tahunan dari :
c. Melaksanakan Pemeriksaan a
. Kegiatan tambang
d. Melakukan rapat mengenai hasil - Pencatatan jumlah dan kualitas
pemeriksaan dan menjelaskan/membahas produksi tambang (Run of mine)
hasil temuan-temuannya. - Pencatatan jumlah over burden
3. Selesai melakukan pengawasan, pejabat (tanah penutup) tergali
pengawas produksi wajib : - Pencatatan pemakaian/peng-
a
. Menyampaikan laporan singkat mengenai operasian peralatan berat untuk
hasil pengawasan kepada pejabat yang produksi.
memberi tugas. b
. Kegiatan Pencucian/Pengolahan/
b
. Menyelesaikan laporan tertulis hasil Pemurnian
pengawasan secara lengkap dalam waktu - Pencatatan jumlah dan kualitas
12 (dua belas) hari terhitung sejak umpan
kembalinya dari tugas; - Pencatatan jumlah dan kualitas
produk utama
4. Kerangka acuan laporan pengawasan adalah
- Pencatatan jumlah dan kualitas
sebagai berikut :
produk sampingan
a
. Pendahuluan - Pencatatan recovery.
b
. Pemeriksaan secara administratif
c
. Kegiatan Penimbunan
c
. Pemeriksaan secara teknis
d. Temuan dan Pembahasan - Pencatatan stock awal
e
. Kesimpulan dan saran - Pencatatan yang ditimbun dan
dibongkar/diangkut
V. PELAKSANAAN PEMERIKSAAN - Pencatatan stock akhir
1. Pemeriksaan kebenaran atas produksi d. Kegiatan pengapalan, pengangkutan
pertambangan harus diakukan secar sistematis dan lainnya
dan transparan dan hasil pemeriksaan 1) Dokumen-dokumen pengapalan
dituangkan dalam berita acara yang - Dokumen syahbandar
ditandatangani oleh Pejabat Pengawas Produksi - Pencatatan draft kapal
dan Penanggung Jawab Tertinggi. Perusahaan - Dokumen Pemberitahuan
yang berada di lapangan (Kepala teknik). Ekspor Barang
2. Berita Acara Hasil Pemeriksaan tersebut dalam - Dokumen Bill of Loading
angka (1) tersebut, oleh Menteri/Gubernur/ - Certificate of weight
Bupati/Walikota akan dijadikan dasar - Certificate of analysis
pengambilan keputusan dalam penetapan - Dokumen invoice
konsekwensi hukum sehubungan dengan hal- - Dokumen kontrak jual beli
hal yang terkait dengan pengawasan produksi.
2) Dokumen-dokumen pengangkutan
3. Untuk pembuktian adanya kebenaran laporan
Darat/Udara
produksi, pemeriksaan dilakukan secara
berjenjang secara berjenjang atau bertahap - Dokumen delivery order.
sesuai urutan logika penyusunan laporan - Jumlah barang yang diangkut.
produksi oleh perusahaan, dan atau proses - Certificate of origin (sertifikat
produksi. asal barang)

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 550
Lampiran XII Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

- Dokumen bukti terima barang. Tahap 3 : Pemeriksaan pengolahan/pemurnian


- Dokumen invoice. Objek pemeriksaan antara lain : rencana
3) Kegiatan lainnya/pemakaian produksi, produksi dihasilkan, flow
sendiri : chart, material balance (feed, midling,
- Jumlah penggunaan tailing, air, reagent, flux, by product
- Kualitas dan lain-lain), weight scale dibell con-
- Tujuan penggunaan veyor, recovery, efisien peralatan,
efisien proses, losses dan lain-lain.
2. Evaluasi dan analisis terhadap data
Tahap 4 : Pemeriksaan Pertambangan
laporan sebagaimana tersebut dalam
angka (1). Objek pemeriksaan antara lain : rencana
peambangan, kemajuan penambangan,
3. Peninjauan lapangan penggunaan peralatan, penggunaan
bahan peledak, penggunaan bahan
B. Pengawasan Secara Teknis bakar minyak, pembukaan lahan, tanah
Tahap 1 : Pemeriksaan penjualan dan penutup, tanah pucuk, run of mine,
pemakaian sendiri stripping ratio, efisiensi pengolahan/
a
. Pemeriksaan penjualan pemurnian, penggunaan tenaga kerja.
Meliputi pemeriksaan yang losses, recovery, ketersediaan front
akan, sedang dan telah penambangan, dan lain-lain.
dilakukan penjualan Tahap 5 : Lain-lain
1) Penjualan dengan kapal/ Objek pemeriksaan antara lain :
tongkang penggunaan tenaga kerja, ongkos
Objek pemeriksaan antara produksi, harga penjualan dan lain-
lain : rencana penjualan, lain.
dokumen kontrak jual beli,
delivery order, pemberi- VII. K E W A J I B A N PENGUSAHA USAHA
tahuan ekspor barang, PERTAMBANGAN
dokumen, syahbandar, peng- A. Rencana Produksi
ukuran draft kapal, bill of
loading, certificate of 1. Sebelum memulai kegiatan penambangan,
weight, certificate of analy- pengusaha wajib melakukan perencanaan
sis, weight scale di belt con- produksi penambangannya dalam 1 (satu)
veyor, losses ketika tahun.
pemuatan/pengangkutan in- 2. Perencanaan produksi penambangan
voice dan lain-lain. sebagaimana dimaksud pada angka 1
2) Penjualan langsung dengan tersebut, meliputi jumlah dan kualitas
truck bahan galian yangakan diproduksi dan
lokasi penambangannya.
Objek pemeriksaan antara
lain : rencana penjualan, 3. Perencanaan produksi penambangan,
kontrak jual beli, delivery sebagaimana dimaksud dalam angka 1
order, pengukuran tonase, tersebut, disampaikan selambat-lambatnya
certificate of analysis, pos 1 (satu) bulan sebelum memulai keiatan
retribusi, losses ketika penambangannya, kepada Menteri/
pemuatan/pengangkutan, Gubernur/Bupati/Walikota dimana izin
berita acara serah terima Usaha Pertambangan dikeluarkan
barang, invoice dan lain-lain. B. Pencatatan Produksi
b. Pemeriksan pemakaian sendiri 1. Pengusaha wajib melakukan pencatatan :
Objek pemeriksaan antara lain : a
. Jumlah dan kualitas bahan galian yang
rencana penggunaan, tujuan diproduksi dan lokasi asal bahan galian
penggunaan, lokasi peggunaan, tersebut.
pengukuran/perkiraan kuantitas dan b
. Jumlah dan kondisi bahan galian kadar
kualitas, dan lain-lain. marjinal tergali dan ditimbun
Tahap 2 : Pemeriksaan penimbunan produksi siap sementara untuk diproses apabila
jual keadaan memungkinkan.

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 551
Lampiran XII Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

c
. Jumlah tanah penutup yang b. jumlah dan kualitas produksi yang
dipindahkan. dikeluarkan dari tempat penimbunan
2. Pencatatan sebagaimana dimaksud dalam dan/atau dijual.
angka (1) tersebut dilakukan setiap hari c. jumlah dan kualitas produksi yang
kegiatan produksi masuk ke tempat penimbunan.
3. Pengukuran jumlah bahan galian produksi d. jumlah dan kualitas produksi
penambangan, sebagaimana dimaksud ditimbunan yang merupakan stock
dalam angka (1) dapat menggunakan akhir.
perhitungan konversi dan volume bahan 3. Jumlah dan kualitas produksi yang
galian yang tergali, alat pengukur ditimbun dilakukan dengan memper-
timbangan atau alat ukur berat lainnya hitungkan jumlah dan kualitas campuran
yang telah ditera. apabila ditimbun dalam satu timbunan.
4. Penilaian kualitas bahan galian produksi
E. Laporan Produksi
penambangan sebagaimana dimaksud
dalam angka (1) dilakukan berdasarkan atas 1. Jumlah kualitas produksi berdasarkan
hasil suatu analisis laboratorium. dokumen jual beli yang telah disepakati
oleh penjual dan pembeli, wajib dipakai
C. Kegiatan Pengolahan/Pemurnian sebagai dasar laporan resmi kepda Menteri/
1. Setiap kegiatan usaha dibidang Gubernu/Bupati/Walikota sebagai laporan
Pertambangan Umum yang dalam proses produksi.
produksinya melakukan kegiatan 2. Jumlah dan kualitas produksi sebagaimana
pencucian/pemurnian, sebelum melakukan dimaksud dalam angka (1) tersebut wajib
kegiatan pengolahan pengusaha wajib dijadikan sebagai dasar menghitung
melakukan perencanaan kegiatan kembali atau mengkoreksi terhadap
pencucian/pengolahan/pemurnian yang perhitungan dan/atau pencatatan jumlah
dilengkapi dengan kapasitas dan kualitas dan kualitas produksi.
umpan, produksi dan tailing, serta produk
sampingan. F. Dokumen Penjualan Produksi
2. Setiap kegiatan sebagaimana dimaksud 1. Pengusaha wajib menyimpan dengan baik
dalam angka (1) tersebut, pengusaha wajib semua dokumen yang berkaitan penjualan
melakukan pencatatan produksi untuk produksi pertambangan;
setiap tahap proses pencucian/pengolahan/ 2. Dokumen sebagaimana dimaksudkan
pemurnian. dalam angka (1) tersebut, tidak boleh
3. Pencatatan produksi pencucian/ disembunyikan apabila diperlukan oleh
pengolahan/pemurnian sebagaimana pejabat pengawas produksi untuk
dimaksud dalam angka (2) tersebut kepentingan pemeriksaan.
meliputi jumlah dan kualitas dari umpan,
produksi utama dan tailing serta produk
sampingan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
4. Pencatatan produksi sebagaimana
dimaksud dalam angka (2) tersebut
ttd.
dilakukan setiap hari kegiatan pencucian/
pengolahan/pemurnian.
Purnomo Yusgiantoro
D. Kegiatan Penimbunan
1. Pengusaha wajib melakukan pencatatan
mengenai jumlah dan kualitas produksi
pada proses penimbunan.
2. Pencatatan sebagaimana dimaksud dalam
angka (1) tersebut meliputi :
a
. jumlah dan kualitas produksi sebelum
adanya pemasukan/pengeluaran
produksi (Stock awal).

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 552
Lampiran XIIIa Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

LAMPIRAN XIIIa KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


N O M O R : 1453 K/29/MEM/2000
TANGGAL : 3 November 2000

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN PENYELIDIKAN UMUM DAN


EKSPLORASI

.
I RENCANA KERJA perundang-undangan yang berlaku,
hak guna lahan, dan lain sebagainya.
A. U M U M
Luas, lokasi wilayah perizinan, masa
1. Berdasarkan peraturan perundang- berlakunya dan tanggal persetujuan
undangan yang berlaku, penyelidikan agar dikemukakan dengan rinci. Bila
mineral dibagi menjadi 2 tahap, yaitu merupakan perpanjangan ijin agar
Penyelidikan Umum dan Eksplorasi. dijelaskan.
2. Setiap tahap mempunyai tujuan untuk
b
. Maksud dan tujuan
memperoleh informasi tertentu mengenai
keterdapatan atau keberadaan sumberdaya 1) Agar dijelaskan mengenai tahap
mineral. penyelidikan yang akan dilakukan
dan jenis komoditas yang akan
3. Rencana eksplorasi merupakan kegiatan
diselidiki termasuk bahan
yang diarahkan untuk memberikan
ikutannya.
gambaran mengenai kegiatan apa saja
yang akan dilakukan dan perkiraan 2) Daerah yang diselidiki dan luasnya
hasilnya berdasarkan data atau informasi (kegiatan dilakukan untuk seluruh
dasar yang ada. daerah atau sebagian) agar
dikemukakan dalam bagian ini.
4. Oleh karena itu secara umum rencana
3) Bila ada kemungkinan mengenai
eksplorasi harus mengemukakan masalah
pelepasan daerah (relinguishment)
yang bertalian dengan :
agar dijelaskan pula.
a. Tujuan penyelidikan atau perkiraan
hasil yang akan diperoleh. c
. Lokasi daerah penyelidikan
b. Cara mencapai tujuan tersebut yaitu 1) Agar dijelaskan mengenai lokasi
penggunaan metode eksplorasi dan daerah penyelidikan baik secara
prosedurnya serta perkiraan volume administratif (Propinsi, Kabupaten,
kegiatan. Kecamatan) maupun geografis
c. Tenaga dan keahlian yang diperlukan (Kordinal).
untuk mencapai tujuan tersebut. 2) Bila ada informasi (berdasarkan
d. Waktu dan lamanya kegiatan. literatur) agar dikemukakan pula
e. Peralatan yang digunakan dalam mengenai cara pencapaian daerah
penyelidikan. penyelidikan dan sarana
.
f Biaya yang diperlukan dalam perhubungan.
penyelidikan. d. Informasi umum daerah penyelidikan
5. Dalam rencana eksplorasi hendaknya juga 1) Bila ada informasi (berdasarkan
diketemukan data atau informasi dasar acuan) agar dijelaskan mengenai
untuk menentukan kegiatan apa saja yang keadaan daerah penyelidikan
akan dilakukan. secara umum seperti penduduk,
6. Secara garis besar rencana eksplorasi harus iklim, topografi, vegetasi dan
memuat uraian seperti dibawah ini. tataguna lahan, dan lain
sebagainya.
B. ISI RENCANA EKSPLORASI MINERAL 2) Untuk kegiatan penyelidikan
.
I PENDAHULUAN kelautan perlu diinformasikan
mengenai alur pelayaran, daerah
a
. Perijinan pembuangan ranjau, arus regional,
Agar dijelaskan megenai bentuk jalur kabel dan pipa.
perijinan sesuai dengan peraturan

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 553
Lampiran XIIIa Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

3) Agar dikemukakan pula mengenai 5) Bila telah direncanakan pembuatan sumur-


tersedianya peta-peta dasar seperti uji, parit-uji atau pemboran agar dijelaskan
topografi/batimetri, penginderaan mengenai desain eksplorasi (pola pemboran
jauh, geologi dan lain sebagainya. agar dijelaskan mengenai desain eksplorasi
4) Bila tersedia agar dikemukakan (pola kerapatan, distribusi dan jumlahnya).
mengenai penyelidikan terdahulu 6) Skala peta yang digunakan.
yang pernah dilakukan di wilayah
itu dan hasilnya secara ringkas Pemetaan
(informasi geologi, geofisika, ˆ Agar diuraikan mengenai penyediaan
geokimia dan lain sebagainya). peta dasar untuk kegiatan lapangan,
apakah dengan penafsiran citra
5) Agar dibahas mengenai keadaan
penginderaan jauh, atau akan
geologi dan keterdapatan jenis
dilakukan pengukuran topografi atau
sumber daya mineral berdasarkan
lintasan dan lain sebagainya. Sebutkan
data dan informasi yang ada.
skala petanya, jelaskan sumber
perolehan peta (peta sudah siap, hasil
2. RENCANA KEGIATAN
penafsiran citra penginderaan jauh atau
a
. Jadwal Kegiatan pengukuran sendiri).
1) Agar dijelaskan jadwal rencana kegiatan ˆ Berdasarkan tahap penyelidikan agar
penyelidikan mulai dari awal (persiapan), dijelaskan mengenai rencana pemetaan
kegiatan pengumpulan data (di lapangan), berdasarkan litologi, ubahan atau
pengolahan data, dan penyusunan laporan. pemineralan atau tubuh bijih.
2) Jadwal kegiatan ini hendaknya disusun ˆ Agar dijelaskan mengenai rencana
dalam bentuk tabel. pemercontohan (float dan/atau
b
. Persiapan singkapan, jenis. Contoh seperti batuan
atau pemineralan, caranya seperti Bulk,
1) Agar dikemukakan persiapan yang akan
gravity core, grab, chip, atau channel,
dilakukan seperti studi literatur, pengolahan
dan jumlah contoh).
dan penafsiran data terdahulu seperti data
penginderaan jauh, geologi dan lain Geokimia
sebagainya. ˆ Bila ada beberapa daerah yang akan
2) Untuk kegiatan penyelidikan geofisika, diselidiki secara terpisah agar dijelaskan
agar dijelaskan tingkat ketelitian alat mengenai daerah mana saja yang akan
(dikalibrasi) diselidiki luasnya
c
. Kegiatan Lapangan ˆ Jelaskan metode yang akan digunakan
(geokimia endapan, sungai, tanah, atau
1) Tergantung pada tahap penyelidikannya,
batuan)
kegiatan lapangan dapat terdiri dari
pemetaan geologi dan pemineralan, ˆ Uraikan mengenai rencana pola dan
penyelidikan geofisika, penyelidikan kerapatan pengambilan contoh (grid,
geokimia, pembuatan sumur uji, parit uji, spur and ridge dan lain sebagainya)
pemboran, pembuatan terowongan dan lain ˆ Uraikan mengenai rencana jumlah
sebagainya. contoh, dilampiri dengan peta rencana
2) Oleh karena itu dalam rencana kerja agar lokasi Contoh.
dijelaskan mengenai metode yang akan Geofisika
digunakan. ˆ Bila ada beberapa daerah yang akan
3) Target kegiatan (luas daerah) juga harus diselidiki secara terpisah agar dijelaskan
dijelaskan untuk setiap metode yang mengenai daerah mana saja yang akan
digunakan. diselidiki secara geofisika dan luasnya.
4) Metode yang akan digunakan (geologi, ˆ Penjelasan mengenai metoda geofisika
geofisika seperti polarisasi terimbas, yang dipakai (magnet/elektromagnet,
potensial diri, seismik, gaya berat, gaya berat, tahanan jenis, polarisasi
geomagnet, sounding, side scan sonar dan terimbas, potensial diri, seismik,
lain sebagainya, geokimian endapan sungai, sounding, side scan sonar, rediometri,
tanah dan batuan, parit-uji, sumur-uji, well logging dan lian sebagainya).
pemboran).

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 554
Lampiran XIIIa Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

ˆ Agar diuraikan mengenai pola dan daya mineral, hendaknya dicantumkan


kerapatan dan jumlah titik pengamatan, pula perkiraan penggunaan metoda
dilampiri peta rencana titik pengamatan estimasi sumber daya dan cadangan
ˆ Rencana pengambilan Contoh untuk serta kategorinya.
pengukuran sifat fisik.
3. R E N C A N A T E N A G A KERJA DAN
Pemboran, sumur uji, parit uji PERALATAN
ˆ Agar dijelaskan mengenai rencana jenis a
. Agar dikemukakan penyediaan tenaga
pemboran (scout drilling, eksplorasi kerja, kualifikasi atau keahliannya terutama
atau untuk evaluasi, coring atau non yang berkaitan dengan kegiatan eksplorasi,
coring), sumur dan parit uji, rencana dan jumlahnya.
cara pembuatannya. b
. Jelaskan jenis peralatan yang akan
ˆ Agar dijelaskan mengenai pola dan digunakan serta jumlahnya.
kerapatan pemboran, sumur-uji atau c
. Bila ada suatu kegiatan yang dikontrakkan
parit-uji. agar disebutkan kontraktor dan bidangnya.
ˆ Penjelasan mengenai rencana lokasi dan
kedalaman 4. RENCANA BIAYA
ˆ Agar diuraikan mengenai pemer- Agar dijelaskan jenis biaya atau pengeluaran
contohan (metode, jenis, lokasi) dan serta perkiraan jumlahnya.
jumlah contoh.
5. DAFTAR ACUAN
Pembuatan Shaft, terowongan dan lain
a
. Sebutkan acuan terpakai terutama yang
sebagainya
bertalian dengan hasil penyelidikan
ˆ Agar diuraikan mengenai cara terdahulu.
pembuatan, lokasi, kedalaman, panjang, b
. Penulisan daftar acuan hendaknya
arah dan lain sebagainya. mengikuti pedoman atau tatacara yang
ˆ Jelaskan mengenai rencana umum berlaku.
pengambilan Contoh, jenis dan
jumlahnya 6. LAMPIRAN :
Penyelidikan masalah hidrogeologi, Agar dilampirkan peta dasar dan surat
lingkungan dan aspek lain. (perijinan) diantaranya sebagai berikut :
ˆ Perencanaan ini disususn terutama bila a. Peta yang menunjukkan lokasi dan
penyelidikan sudah mengarah ke kesampaian daerah
evaluasi sumber daya mineral (terukur) b. Peta-peta dasar terakhir yang digunakan
atau studi kelayakan. sebagai dasar acuan eksplorasi.
c. Peta-peta rencana lokasi titik pengamatan
d. Analisis laboraturium (sumur/pari uji,pemboran, geofisika) serta
1) Agar dikemukakan di Laboratorium lokasi Contoh (geokimia, geologi,
mana akan dilakukan analisis. (pemineralan).
2) Rencana metode analisis (AAS, ICP, d. Surat-surat yang bertalian dengan perijinan
Kolorimetri, Fire Assay dan lain kegiatan (SK dan lain sebagainya)
sebagainya) yang akan dilakukan. e. Daftar personil dan keahliannya
3) Jenis dan jumlah unsur yang akan .
f Daftar peralatan dan jumlahnya
dianalisis
4) Renana penggunaan cek analisis, bila
II. LAPORAN TRIWULAN
di laboratorium lain agar disebutkan.
5) Rencana analisis petrografi, A. U M U M
mineragrafi, mineral berat dan besar
1. Laporan Triwulan pada dasarnya
butir.
menunjukkan kemajuan kegiatan selama 3
e
. Pengolahan dan Penafsiran Data (tiga) bulan.
1) Agar dijelaskan rencana pengolahan 2. Dalam Laporan Triwulan harus jelas terlihat
data seperti pemodelan geologi, data kegiatan apa saja yang dilakukan selama
geokimia, data geofisika. kurun waktu itu dan volume kegiatannya.
2) Bila rencana penyelidikan sudah 3. Laporan Triwulan bebentuk tabel atau
meningkat ke arah estimasi sumber format seperti di bawah ini.

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 555
Lampiran XIIIa Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

4. Bila dalam triwulan bersangkutan dilakukan


pengolahan data hendaknya dikemukakan
cara dan hasil pengolahan datanya dalam
lembar tambahan.
5. Dalam kolom keterangan hendaknya
dikemukakan hal-hal yang bertalian dengan
metoda penyelidikan, kerapatan
pengambilan Contoh, dan lain sebagainya.

B. BENTUK DAN ISI LAPORAN

1. Nama Instansi atau Badan Usaha


ˆ Jenis perijinan : ....................................
ˆ No. SK : ....................................
ˆ Tgl. Berlaku/lamanya : ....................................
ˆ Lokasi daerah penyelidikan : ....................................
ˆ Luas wilayah (ha/km2) : ....................................

2. Status/tahapan : Penyelidikan Umum/eksplorasi*)

3. Laporan : Triwulan......................................../Tahun:..........................

Jenis kegiatan Kuantitas satuan Keterangan

4. Studi inderaja ****) Lemb/luas (ha)


ˆ Foto udara *****)
ˆ Foto satelit *****)
ˆ SLAR/SAR

5. Pemetaan ****) Lemb/luas (ha)


ˆ Pematokan batas
ˆ Koordinat lokasi *****)
ˆ Topografi
ˆ Geologi *****)
ˆ Bahan Galian *****)
ˆ Batimetri *****)
6. Geokimia *****) Contoh (b)
ˆ Endapan sungai
ˆ Endapan dasar laut
ˆ Tanah
ˆ Batuan
7. Geofisika ****) Tp (b)/
ˆ Geofisika udara Lintasan (m)
ˆ Magnet/elektromagnet
ˆ Gaya berat
ˆ Tahanan Jenis
ˆ Polarisasi terimbas
ˆ Potensial diri
ˆ Seismik *****)
ˆ Side scan sonar *****)
ˆ Magnet laut *****)
ˆ Sounding *****)
ˆ Radiometri
ˆ Well Logging

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 556
Lampiran XIIIa Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

8. Hidro-oseanografi *****)
ˆ Pasang surut
ˆ Arus
ˆ Gelombang
ˆ Parameter oseanografi
9. Pemboran ****)
ˆ Sistem (b)
ˆ Jumlah (m)
ˆ Jarak pemboran (m)
ˆ Kedalaman (b)
ˆ PemerContohan
10. Sumur Uji ****)
ˆ Jumlah (b)
ˆ Kedalaman (m)
ˆ PemerContohan (b)

11. Parit Uji ****)


ˆ Jumlah (b)
ˆ Kedalaman/panjang (m)
ˆ PamerContohan (b)
12. Shaft terowongan
ˆ Jumlah (b)
ˆ Kedalaman/Panjang (m)
ˆ PemerContohan (b)
13. Analisis Contoh****)
ˆ Kimia (b)
ˆ Jumlah Unsur (b)
ˆ Petrografi (b)
ˆ Mineragrafi (b)
ˆ Mineral Berat (b)
ˆ Dll
14. Estimasi
ˆ Sumber daya (ton/m3)
⇒ Hipotelik, tereka
⇒ Terunjuk
⇒ Terukur
ˆ Cadangan (ton/m3)
⇒ Terkira
⇒ Terbukti
15. Contohh Ruah
ˆ Uji coba penambangan
pengolahan pengangkutan**)
ˆ Penyusunan laporan
eksplorasi lengkap, studi
kelayakan AMDAL**)
16. Tenaga kerja (orang)
17. Peralatan (b/set)
18. Biaya (Jt Rp)
19. K-3 Lingkungan
20. Permasalahan

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 557
Lampiran XIIIa Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

C. LAMPIRAN Cara pengisian :


Lampiran di bawah ini dapat dipilih sesuai dengan ˆ Angka 1 : cukup jelas
relevansinya, tergantung pada tahap penyelidikan
ˆ Angka 2 : sebutkan lokasi daerah
dan metoda penyelidikan
berdasarkan geografi dan
⇒ Peta KP/KK/PKP2B/SIPD ****)
kordinat
1. Peta lokasi/kesampaian daerah ****) ˆ Angka 3 : Pilih salah satu sesuai dengan
2. Peta topografi jangka waktunya serta isi angka
3. Landsat triwulan atau tahun berapa (mis.
4. Peta batimetri Triwulan I/ Tahun 2000)
5. Daftar koordinat pengukuran topografi ˆ Angka 4 s.d. 12
pada penyelidikan rinci
⇒ Pada kolom kuantitas: cantumkan
6. Peta geologi dan bahan galian kemajuan kerja yang telah dicapai sesuai
7. Peta kemajuan kegiatan, Penyelidikan dengan satuan yang tertera dalam kolom
Umum/Eksplorasi (lokasi sumur/parit uji, satuan.
pemboran Contoh batuan, bijih, geokimia,
⇒ Pada kolom keterangan : sesuai dengan
titik pengamatan geofisika dan lain
angka di depannya agar disebutkan skala
sebagainya.
peta (angka 4,5,6 dan 7), jenis (batuan,
8. Penampang geologi, sumur uji, parit uji, pemineralan) dan jumlah Contoh yang
penampang bor. diambil (angka 5), kerapatan/jarak Contoh
9. Peta/bagan dan penampang estimasi sumber atau titik pengamatan (angka 6,7,8,9, dan
daya/cadangan. 10), metoda atau sistem pemboran (angka
10. Daftar hasil analisis kimia (Contoh 8), metoda pemerCotohhan (coring/non
endapan sungai, tanah, batuan pemi- coring, chip, channel, bulk sampling dan
neralan/bijih). lain sebagainya) untuk angka 8,9,10 dan
11. Daftar hasil analisis petrografi, mineragrafi 11, bila ruang tidak mencukupi agar
dan mineral berat. ditambah dengan lembaran tersendiri.
12. Peta geokimia ˆ Angka 13 : kolom kuantitas ini diisi khusus
13. Peta/bagan, penampang dan model untuk tahap eksplorasi yang
geofisika. besarnya sumber daya atau
14. Tabel status sumberdaya atau cadangan **) cadangan mineral sudah dapat
15. Tabel daftar tenaga kerja diperkirakan. Dalam kolom
keterangan hendaknya
Keterangan :
dicantumkan kadar rata-rata
ˆ Formulir ini digunakan untuk setiap daerah bijih dan bila besarnya
penyelidikan yang terpisah, yang sumberdaya tidak mungkin
merupakan satu kesatuan dicantumkan hendaknya
ˆ Pengisian formulir disesuaikan dengan diberikan/ditandai kategori atau
tahap penyelidikan (PU/Eksplorasi) klasnya saja.
ˆ Lemb - lembar, ha - hektar; tp - titik
ˆ Angka 14 : dalam kolom keterangan
pengamatan; b - buah; Jt Rp.; juta rupiah
hendaknya diutarakan apakah
*)
Pilih yang sesuai kegiatan ini sudah dilakukan
**)
Khusus untuk tahap eksplorasi dan bagaimana hasilnya.
***)
Tabel ini dilampirkan bila dalam ˆ Angka 15 : cukup jelas
triwulan yang bersangkutan ada ˆ Angka 16 : dalam kolom keterangan
perubahan sumberdaya atau cadangan hendaknya dicantumkan kuali-
mineral fikasi tenaga kerja (ahli geologi/
****)
Tahap kegiatan yang perlu dilakukan eksplorasi/tambang dll).
di kawasan pesisir dan laut
*****)
ˆ Angka 17 : dalam kolom keterangan
Jenis kegiatan yang dilakukan dari hendaknya dicantumkan jenis
setiap tahap kegiatan. peralatan.
ˆ Angka 18 : cukup jelas

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 558
Lampiran XIIIa Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

ˆ Angka 19 : diisi program atau gangguan b


. Ringkasan yang lebih rinci dibuat terhadap
K-3 dan lingkungan yang kegiatan penyelidikan dan haslnya
dilakukan/terjadi seinformatif mungkin.
ˆ Angka 20 : uraian permasalahan yang mem-
pengaruhi pencapaian target dan 2. Tubuh Utama Laporan
lancarnya kegiatan. Tubuh utama Laporan Eksplorasi Bahan Galian
paling sedikit harus meliputi bab-bab
III. LAPORAN AKHIR KEGIATAN pendahuluan, kegiatan penyelidikan, (yang
dilakukan), hasil penyelidikan dan kesimpulan
A. U M U M
(dan saran). Secara garis besar isi setiap bab
1. Bahan galian merupakan salah satu sumber daya tertera di bawah ini.
alam yang keterjadiannya disebabkan oleh
proses-proses geologi sehingga keterdapatannya a. Pendahuluan
tidak selalu di permukaan. Untuk mengetahui Dalam bab ini hendaknya dikemukakan
keterdapatan serta kuantitas dan kualitas bahan informasi umum mengenai daerah
itu diperlukan kegiatan penyelidikan atau penyelidikan dan meliputi latar belakang
eksplorasi secara bertahap dengan menggunakan pemilihan daerah, maksud dan tujuan
berbagai macam metoda. penyelidikan, lokasi dan kesampaian
2. Setiap kegiatan eksplorasi harus didokumen- daerah penyelidikan, demografi dan
tasikan dalam bentuk laporan tertulis yang kependudukan, waktu penyelidikan,
berisis seluruh kegiatan yang telah dilakukan metoda dan peralatan yang dipakai serta
dan hasil yang diperoleh, terutama informasi pelaksana. Judul masing-masing sub bab
mengenai keterdapatan, sebaran, kuantitas dan tidak mengikat, akan tetapi paling paling
kualitas endapan mineral. tidak hal-hal yang bersifat umum di atas
harus dicantumkan.
3. Laporan tersebut sangat penting artinya bukan
hanya bagi usaha pertambangan karena akan b
. Latar belakang
dapat digunakan sebagai acuan untuk
1) Dalam bagian ini hendaknya diuraikan
menentukan kegiatan berikutnya, tetapi juga
alasan pemilihan daerah penyelidikan
bagi Pemerintah/Pemerintah Daerah dalam
dan komoditas yang diselidiki baik
rangka inventarisasi smber daya mineral dan
berdasarkan pertimbangan geologi,
penentuan kebijakan mineral (mineral policy).
kebutuhan pasar maupun sosial
4. Dengan makin meluasnya tuntutan otonomi, ekonomi dalam masyarakat dewasa ini.
pengelolaan eksplorasi bahan galian suatu
2) Aspek legalitas, seperti kepemilikan,
ketika akan sepenuhnya ditangani oleh daerah
hak guna lahan, kuasa pertambangan
otonom dan mungkin akan menimbulkan
atau kontrak karya serta masa
berbagai macam bentuk atau format laporan
berlakunya dan lain sebagainya harus
eksplorasi yang akan mempersulit inventarisasi
dicantumkan.
sumber daya mineral secara nasional. Oleh
karena itu diperlukan suatu pedoman c
. Maksud dan Tujuan
penyusunan laporan.
Tujuan penyelidikan harus dikemukakan
5. Pedoman penyusunan laporan dibuat secara secara jelas sehingga terlihat
umum dan diharapkan tidak kaku untuk dapat keterkaitannya dengan tahap eksplorasi.
digunakan sebagai pedoman penulisan laporan Komoditas yang menjadi target eksplorasi
dari semua tahap kegiatan eksplorasi juga harus diutarakan termasuk bahan
(Penyelidikan Umum dan Eksplorasi). ikutan lainnya.

B. SUSUNAN DAN ISI LAPORAN d. Lokasi Daerah Penyelidikan


Laporan Eksplorasi meliputi ringkasan atau abstrak, 1) Lokasi daerah yang diselidiki baik
tubuh utama laporan, dan informasi pendukung secara administratif maupun geografis
lainnya. harus diutarakan dengan jelas. Luas
daerah yang diselidiki, cara penca-
1. Ringkasan
paiannya, sarana dan prasarana
a. Dalam ringkasan hendaknya dikemukakan perhubungan yang harus dikemukakan
uraian singkat dari masing-masing bab dalam laporan.
laporan.

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 559
Lampiran XIIIa Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

2) Uraian mengenai lokasi ini harus 2) Geologi Lokal dan Sumber Daya Mineral
disertai gambar beserta keterangannya ˆ Sejauh yang sudah diketahui agar
yang jelas. diuraikan mengenai keadaan
e
. Keadaan Lingkungan geologi sekitar daerah penyelidikan
secara lebih teperinci yang bertalian
Sedapat mungkin harus diuraikan tentang
dengan keterdapatan mineral.
kondisi sosial budaya penduduk setempat
ˆ Bila di daerah itu sudah diketahui
dan mata pencaharian mereka. Informasi
keberadaan sumber daya mineralnya
mengenai iklim, topografi, vegetasi,
agar diuraikan pula mengenai
tataguna lahan dan infrastruktur yang ada
keterdapatan atau indikasi
di daerah setempat juga harus diutarakan
pemineralan, jenis, tipe endapan,
dalam laporan.
sebaran, bentuk tubuh bijih (ore
.
f Waktu body) dan sebaran bijihnya.
Waktu atau berlangsungnya penyelidikan ˆ Hendaknya diuraikan juga
mulai dari persiapan, kegiatan pengum- perkiraan mengenai terbentuknya
pulan data, pengolahan data sampai (genesa) endapan mineral logam
dengan penyusunan laporan harus dalam kaitannya dengan
dikemukakan disertai jadwal. lingkungan geologi tertentu.
ˆ Uraian mengenai hal tersebut
g. Metoda dan Peralatan mengacu pada hasil penyelidikan
Metoda dan peralatan yang digunakan terdahulu.
seperti alat-alat geofisika, pemboran, alat
ukur dan lain sebagainya juga harus 3) Penyelidik dan Hasil Penyelidikan
dicantumkan. Bila peralatan yang dipakai Terdahulu
cukup banyak dan bervariasi daftarnya Sedapat mungkin harus diuraikan secara
dicantumkan dalam lampiran. singkat mengenai para penyelidik
terdahulu dan hasilnya. Bila tersedia agar
h. Pelaksana
dipaparkan pula secara ringkas informasi
Jumlah tenaga kerja terutama yang hasil penyelidikan geologi, geofisika,
bertalian dengan kegiatan eksplorasi harus geokimia dan metoda lain yang pernah
dicantumkan dalam laporan, termasuk dilakukan di daerah tersebut, baik oleh
kualifikasi/keahliannya. instansi/organisasi yang sama atau pihak
.
i Geologi lain.
Dalam bab ini hendaknya dikemukakan
informasi umum mengenai geologi umum, .
j Kegiatan Penyelidikan
geologi lokal dan sumber daya mineral Dalam bab ini hendaknya dikemukakan seluruh
serta penyelidik dan hasil penyelidikan rangkaian kegiatan yang dilakukan selama
terdahulu. penyelidikan, mulai dari persiapan, pengum-
pulan data (kegiatan di lapangan) sampai
1) Geologi Umum pengolahan data, termasuk analisis labora-
ˆ Mengacu dari literatur atau hasil torium, dan pembuatan laporan. Jenis kegiatan
penyelidikan terdahulu agar tersebut pada umumnya sesuai dengan tahap
diuraikan mengenai keadaan eksplorasi dan berkaitan erat dengan maksud
geologi secara regional yang dan tujuan penyelidikan. Oleh karena itu
meliputi geomorfologi, stratigrafi, kegiatan dalam suatu laporan eksplorasi umum.
(formasi, jenis batuan) tektonik dan/ Isi pokok masing-masing kegiatan tersebut akan
atau struktur, dan lain sebagainya) dijelaskan secara berurutan di bawah ini.
termasuk sumberdaya mineral yang
1) Persiapan
terdapat di wilayah itu.
ˆ Hendaknya diuraikan mengenai
ˆ Agar disertakan pula (dalam bentuk
penyediaan peta dasar untuk kegiatan
gambar satu halaman - one page
lapangan, apakah peta topografi dan/
size atau lampiran) peta geologi
atau peta geologi sudah tersedia atau
regional sehingga jelas posisi
berdasarkan penafsiran data peng-
daerahpenyelidikan di wilayah itu.
inderaan jauh (foto udara, foto satelit,
SLAR, SAR dan lain sebagainya).

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 560
Lampiran XIIIa Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

ˆ Bila penafsiran topografi dan geologi ˆ Bila tidak seluruh daerah penyelidikan
berdasarkan data penginderaan jauh, diambil Contohnya hendaknya
hendaknya diuraikan hasilnya dengan diuraikan mengenai daerah mana saja
jelas, skala peta dasar juga harus yang diselidiki, batas wilayah
dicantumkan. (koordinat) dan luasnya.
2) Pemetaan Geologi 5) Pemboran, sumur uji, parit uji
ˆ Dalam pemetaan geologi agar ˆ Pemboran yang dilakukan hendaknya
dijelaskan apakah juga dilakukan disertai penjelasan apakah merupakan
pengukuran lintasan. pemboran inti atau bukan. Peralatan
ˆ Bila dilakukan pemetaan geologi lebih yang digunakan hendaknya dijelaskan
terperinci di daerah terpilih, batas sebaik-baiknya.
wilayahnya (koordinat) juga ˆ Cara pembuatan sumur dan/atau parit
disebutkan. uji harus dikemukakan dengan rinci
ˆ Bila pemetaan sudah mengarah ke apakah secara manual atau mekanis.
penyelidikan tubuh bijih, pengukuran Pola dan kerapatan lokasi pemboran,
terhadap arah jurus dan kemiringan, parit dan/atau sumur uji harus
bentuk-bentuk sebaran dan ukuran dikemukakan dalam laporan dan
tubuh bijih hendaknya dilakukan disertai peta lokasi.
dengan cermat. ˆ Data setiap pemboran, sumur dan parit
ˆ Agar dijelaskan cara pengambilan uji yang menunjukkan kedalaman,
Contoh batuan atau pemineralan (chip, jenis batuan dan pemineralan, serta
grab, channel dan lain sebagainya) informasi lain hendaknya disusun
Daftar Contoh agar dilampirkan dalam dalam bentuk tabel sebagaimana
bentuk tabel. lazimnya dan dimasukkan sebagai
˜ Pemerian batuan dan pemineralan agar lampiran.
disertakan dalam bentuk tabel sebagai
ˆ Cara pemercontohan dan jumlah
lampiran.
Contoh hendaknya juga dikemukakan
3) Penyelidikan Geokimia dengan rinci.
ˆ Dalam bagian ini hendaknya diuraikan
6) Pengukuran topografi
mengenai metoda yang digunakan
(geokimia endapan sungai, tanah, ˆ Pengukuran topografi yang dilakukan
batuan dan pendulangan) sesuai dengan sesuai dengan tahap eksplorasi agar
tahap eksplorasi yang dilakukan Pola diuraikan dengan rinci, apakah
(berdasarkan orde sungai, catchment menggunakan alat ukur konvensional
area, spur and ridge, grid) kerapatan atau kompas dan tali.
pengambilan Contoh dan jumlahnya ˆ Luas daerah yang diukur harus
endaknya juga dibahas dengan rinci. dikemukakan.
ˆ Lokasi Contohh hendaknya diperlihat-
7) Penyelidikan Lain
kan dalam bentuk peta da disertai
daftar Contoh yang menunjukkan Bila eksplorasi sudah memasuki tahap rinci
koordinat dan jenis Contohh. (untuk estimasi sumber daya terukur),
ˆ Bila tidak seluruh daerah penyelidikan penyelidikan lain seperti hidrogeologi
diambil Contohnya hendaknya lingkungan (gangguan K-3),uji coba
diuraikan mengeai daerah mana saja penambangan, pengolahan dan lain
yang diselidiki, batas wilayah sebagainya perlu dilakukan. Penyelidikan
(koordinat) dan luasnya. tersebut harus dilakukan terutama bila studi
4) Penyelidikan Geofisika kelayakan sudah akan dilakukan.
ˆ Penyelidikan geofisika hendaknya a) Penyelidikan Laboratorium
disertai penjelasan mengenai metoda Nama laboratorium tempat analisis
geofisika yang dipakai (IP, SP, seismik, (kimia dan fisika) hendaknya
side scan sonar, sounding, pasang surut, disebutkan dalam laporan dan sejauh
graviti dan lain sebagainya). Pola dan mungkin menggunakan laboratorium
kerapatan titik pengamatan serta
yang telah terakreditasi.
pengukuran lintasan harus dikemuka-
kan secara rinci.

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 561
Lampiran XIIIa Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

Analisis Kimia penyelidikan geofisika sampai metoda lain


ˆ Hendaknya dijelaskan mengenai yang dilakukan. Uraian dapat dipisahkan
metoda analisis dan pelarutan dalam sub-bab, ataupn per alenia yang
Contoh yang digunakan. mengalir dengan serasi, sesuai dengan
Penggunaan kontrol analisis topiknya
hendaknya juga dibahas dalam ˆ Hasil penyelidikan bukan semata-mata
laporan. mengemukakan data tetapi harus disertai
ˆ Jenis unsur dan jumlah Contoh analisis berdasarkan acuan yang ada.
yang dianalisis hendaknya dibahas (1) Geologi
dalam laporan dan disertai daftar
ˆ Dalam bab ini hendaknya diuraikan
Contoh dan hasil analisisnya
mengenai karakteristik litologi atau
(Lampiran B). Sertifikat hasil
batuan dan keterkaitannya satu sama
analisis hendaknya juga
lain, struktur, mineralogi, ubahan
dilampirkan.
batuan di daerah penyelidikan.
Analisis Fisika Hendaknya dibahas pula mengenai
ˆ Dalam laporan hendaknya dikemu- kemungkinan keterkaitan atau
kakan jenis analisis fisika yang kontrol pemineralan dengan batuan
dilakukan (petrografi, mineragrafi, atau struktur.
mineral berat dan lainnya) serta ˆ Hendaknya diuraikan pula
jumlah Contoh yang dianalisis. mengenai model geologi bawah
ˆ Daftar hasil analisis hedaknya permukaan dan penarikan kesim-
dilampirkan. pulan yang dilakukan berdasarkan
model ini.
b) Pengolahan Data
(2) Geokimia
ˆ Dalam bab ini hendaknya diuraikan
secara rinci mengenai pengolahan ˆ Dalam bab ini hendaknya diuraikan
data yang digunakan, dengan cara mengenai keterdapatan dan pola
statistik, menggunakan komputer anomali masing-masing unsur.
atau manual. Asumsi yang dibuat Keterkaitan dan hubungan antar
untuk menentukan anomali, baik unsur (asosias) juga harus dibahas
geofisika, geokimia maupun data dalam bab ini.
mineral berat hendaknya juga ˆ Harus dijelaskan pula mengenai
dijelaskan penafsiran daerah anomali dalam
ˆ Cara penggambaran peta anomali kaitannya dengan keadaan geologi
(geofisika dan/atau geokimia) harus sehingga jelas apakah anomali
dijelaskan (dengan kontur, dot dan bertalian dengan kondisi geologi
lain sebagainya). atau pemineralan.
ˆ Peta anomali geokimia harus
c) Pengelolaan Contoh dilampirkan
ˆ Dalam Laporan Eksplorasi, selain
(3) Geofisika
metoda pemerContohan hendaknya
juga dijelaskan mengenai pemer- ˆ Hendaknya diuraikan secara rinci
Contohan duplikat, cara preparasi mengenai pengolahan data yang
Contoh, prosedur pengiriman digunakan dan asumsi yang dibuat
Contoh dari lapangan ke laborato- untuk menentukan anomali.
rium dan tempat penyimpanan. Kemungkinan mengenai adanya
kesalahan dalam penafsiran juga
ˆ Agar dijelaskan pula mengenai
harus dijelaskan.
pengarsipan dan penyimpanan
Contoh. ˆ Agar dijelaskan cara penafsiran
apakah kualitatif atau kuantitatif
k. Hasil penyelidikan (1 dimensi, 2 dimensi atau 3
ˆ Dalam bab ini hendaknya diuraikan dimensi).
seluruh hasil kegiatan penyelidikan yang ˆ Sesuai dengan tahap penyelidikan
telah dilakukan satu persatu, mulai dari agar dijelaskan hasil penafsiran,
pemetaan geologi, penyelidikan geokimia, khusus untuk penyelidikan rinci

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 562
Lampiran XIIIa Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

agar dijelaskan misalnya bentuk (6) Estimasi Sumber Daya Mineral dan
anomali, jumlah lapisan. ketebalan Cadangan
tanah penutup, kedalaman tubuh ˆ Dalam bagian ini hedaknya
anomali, arah anomali, lebar diuraikan mengenai pembatasan
anomali dan lain sebagainya. tubuh bijih (one body) yang akan
ˆ Agar dijelaskan mengenai diestimasikan sumber dayanya.
penafsrian geologi dan pemineralan Agar dijelaskan apakah pembatasan
yag dilakukan untuk mengontrol tubuh bijih dilakukan secara
anomali geofisika. intrapolasi atau ekstrapolasi.
ˆ Peta anomali geofisika agar ˆ Hendaknya dibahas mengenai
dilampirkan. kecukupan kerapatan titik penga-
matan dan Contoh untuk meyakin-
(4) Pemboran, sumur-uji, parit-uji kan kesinambungan pemienralan
ˆ Hasil pemboran, sumur-uji, parit-uji dan untuk menyediakan data dasar
disusun dalam bentuk korelasi satu yang memadai bagi keperluan
sama lain. Berdasarkan data itu korelasi
hendaknya diuraikan mengenai ˆ Harus dijelaskan pula metoda
geologi dan pemineralan sehingga estimasi sumber daya mineral dan
jelas kelihatan gambaran mengenai cadangan yang digunakan dan atas
bentuk tubuh bijih dan kemene- atau alasan penggunaannya.
rusannya di bawah permukaan. ˆ Bila telah dilakukan klasifikasi atau
ˆ Informasi mengenai jumlah lubang kategorisasi sumber daya mineral
bor, sumur-uji, parit-uji yang dan cadangan, hendaknya
menerobos pemineralan hendaknya digunakan tatacara yang sudah
dikemukakan dengan jelas. baku (SNI No. 13-4726-1998).
ˆ Peta korelasi antara lubang bor, (7) Kesimpulan dan Saran
sumur-uji, parit-uji harus
dilampirkan. Pada bagian ini hendaknya
dikemukakan kesimpulan penyusun
(5) Pemineralan dan Bahan Galian laporan mengenai penyelidikan, saran
ˆ Dalam bagian ini hendaknya dilanjutkan atau tidak kegiatan di
dikemukakan dengan rinci daerah tersebut, dan penciutan atau
mengenai keadaan endapan/ pelepasan daerah tersebut, dilihat dari
pemineralan seperti tipe endapan, hasil interpretasi data lapangan atau
jurus dan kemiringan tubuh bijih, infrastruktur yang berkembang di
sebaran atau kemenerusannya wilayah tersebut, serta pemecahan
(continuity), bentuknya dan masalah
ukurannya. Harus diungkapkan pula (8) Informasi pendukung (ilustrasi)
apakah pengamatan berdasar
singkapan, sumur-uji. parit-uji, atau Informasi pendukung dapat merupakan
pemboran. gambar, foto, tabel, dan/atau peta yang
berdasarkan keterkaitannya dapat
ˆ Agar dijelaskan pula mengenai masuk ke dalam tubuh laoporan atau
sebaran bijih, kadar atau kualitasnya lampiran
yang didasarkan pada data loging
lubang bor dan informasi Contoh Gambar
lain yang digunakan dalam ˆ Gambar yang dimasukkan dalam
penafsiran sebaran bahan galian. tubuh utama laporan maksimal
Sejauh mungkin harus dijelaskan berukuran satu halaman (one page
hubungannnya dengan zona size), sedangkan gambar yang
pemineralan yang sudah diketahui. berukuran lebih besar dimasukkan
ˆ Peta pemineralan yang menggam- ke dalam lampiran
barkan sebaran, kemenerusan, ˆ Gambar beserta keterangannya
bentuk dan ukuran tubuh bijih agar harus jelas terbaca.
dilampirkan. ˆ Bila gambar merupakan peta atau
yang menunjukkan adanya ukuran

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 563
Lampiran XIIIa Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

tertentu harus disertai skala atau 2. Halaman judul laporan harus jelas menunjukkan
benda berukuran tertentu sebagai komoditas dan daerah yang diselidiki, penyusun
pembanding. laporan, perusahaan dan instansi pelapor, dan
ˆ Gambar dalam bentuk peta harus tahun pelaporan.
disertai peta indeks atau koordinat 3. Daftar isi harus memuat isi laporan secara
ˆ Judul gambar dan nomor urutnya keseluruhan berturut-turut mulai dari ringkasan,
diletakkan di bawah gambar bagian bab dan sub-bab dalam tubuh laporan, daftar
tengah tabel, daftar gambar, daftar foto, dan daftar
lampiran.
Foto
4. Mulai Sari sampai dengan daftar isi dicantumkan
ˆ Foto sebagai ilustrasi yang
halaman urut dengan angka Romawi.
disertakan dalam laporan paling
sedikit berukuran kartupos.
D. ISI LAPORAN
ˆ Foto tersebut harus jelas terkait
dengan uraian dalam teks. Isi laporan disesuaikan dengan tahap penyelidikan
ˆ Judul foto dan nomor urutnya dan secara garis besar urutan isi laporan tertera
diletakkan di bawah foto bagian seperti di bawah ini :
tengah. Ringkasan
Tabel Daftar Isi
Daftar Tabel
ˆ Tabel harus dibuat dengan jelas.
Tabel yang berjumlah banyak Daftar Gambar
(misalnya hasil analisis Daftar Foto
laboratorium) diletakkan pada Daftar Lampiran (peta, tabel hasil analisis, dan lain
lampiran. sebagainya)
ˆ Judul tabel diletakkan di atas tabel
dan diberi nomor urut dengan 1. PENDAHULUAN
angka arah 1.1. Latar Belakang
Acuan 1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Lokasi Daerah Penyelidikan
ˆ Daftar acuan disusun berdasarkan
abjad penyusun. 1.4. Keadaan Lingkungan
ˆ Penulisan acuan dimulai dengan 1.5. Waktu
nama penyusun, tahun, judul, 1.6. Metoda dan Peralatan
tempat pemuatan artikel (majalah), 1.7. Pelaksana
dan penerbit. 2. GEOLOGI
Lampiran 2.1. Geologi Umum
ˆ Informasi pendukung (gambar, foto, 2.2. Geologi Lokal dan Sumber Daya Mineral
daftar atau tabel, dan peta) yang 2.3. Penyelidik dan Hasil Penyelidikan
tidak secara langsung bertalian Terdahulu
dengan teks dalam tubuh utama
laporan dimasukkan ke dalam 3. KEGIATAN PENYELIDIKAN
lampiran 3.1. Penyelidikan Sebelum Lapangan
ˆ Lampiran diberi tanda urut berupa 3.2. Penyelidikan Lapangan
huruf kapital. 3.2.1. Pemetaan Geologi
ˆ Bila lampiran berupa peta yang 3.2.2. Penyelidikan Geokimia
harus dilipat, nomor lampiran 3.2.3. Penyelidikan Geofisika
hendaknya dapat terbaca/terlihat 3.2.4. Pemboran, sumur-uji, Parit-uji
tanpa membuka lapisan. 3.2.5. Penyelidikan lain (hidrogeologi, K-3, dan
lain sebagainya)
C. TATA LETAK
3.3. Penyelidikan Laboratorium
1. Secara berurutan laporan Eksplorasi berturut- 3.3.1. Analisis Kimia
turut terdiri dari halaman judul, ringkasan, daftar
3.3.2. Analisis Fisika
isi, tubuh utama laporan, daftar acuan, dan
3.4. Pengolahan Data
lampiran.

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 564
Lampiran XIIIa Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

3.4.1.Pengolahan data Geologi (permukaan,


pemboran, sumur dan parit uji)
3.4.2. Pengolahan data geofisika, geokimia, min-
eral berat.
4. HASIL PENYELIDIKAN
4.1. Geologi
4.2. Geokimia
4.3. Geofisika
4.4. Pemboran
4.5. Pemineralan
4.6. Estimasi Sumber Daya/Cadangan
4.7. Hidrogeologi, K-3 dan lain sebagainya.

3. KESIMPULAN DAN SARAN


4. DAFTAR ACUAN
5. LAMPIRAN

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

ttd.

Purnomo Yusgiantoro

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 565
Lampiran XIIIb Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

LAMPIRAN XIII b KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


N O M O R : 1453 K/29/MEM/2000
TANGGAL : 3 November 2000

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN STUDI KELAYAKAN,


EKSPLOITASI DAN PRODUKSI

A. FORMAT LAPORAN STUDI KELAYAKAN BAB IV : RENCANA PENAMBANGAN


KATA PENGANTAR 1. Sistem/Metode dan Tata Cara
Penambangan (dilengkapi bagan
DAFTAR ISI
alir)
DAFTAR TABEL 2. Tahapan kegiatan Penambangan
DAFTAR GAMBAR (termasuk penanganan tanah
DAFTAR LAMPIRAN penutup)
3. Rencana Produksi (kuantitas,
BAB I : PENDAHULUAN
kualitas, cut off grade, stripping
1. Latar Belakang ratio)
2. Maksud dan Tujuan 4. Peralatan (jenis, jumlah dan
3. Ruang Lingkup dan Metode Studi kapasitas)
4. Pelaksana Studi 5. Jadwal Rencana Produksi dan Umur
5. Jadwal Waktu Studi Tambang
BAB II : KEADAAN UMUM 6. Rencana Penanganan/Perlakuan
Bahan Galian yang Belum
1. Lokasi dan Luas Wilayah Kuasa
Terpasarkan (kualitas rendah, belum
Pertambangan (KP), Kontrak Karya
ekonomis masa sekarang)
(KK), Perjanjian Karya Pengusahaan
Batubara (PKP2B) Eksploitasi yang 7. Rencana Pemanfaatan Bahan Galian
dimohon. dan Mineral Ikutan
8. Rencana Penanganan/Perlakuan
2. Kesampaian Daerah dan Sarana
Sisa Cadangan pada Pasca Tambang.
Perhubungan Setempat
3. Keadaan Lingkungan Daerah, BAB V : RENCANA PENGOLAHAN DAN
Penduduk, Mata Pencaharian PEMURNIAN ATAU PENCUCIAN
Penduduk, Keadaan Flora, Fauna, 1. Studi/Percobaan Pengolahan/
Iklim, Sosial Ekonomi dan lain-lain Pemurnian
4. Topografi dan Morfologi 2. Tatacara Pengolahan dan Pemurnian
a
. Tahapan Pengolahan
BAB III : GEOLOGI DAN KEADAAN ENDAPAN
b
. Bagan Alir
1. Geologi c
. Recovery Pengolahan
a
. Litologi
3. Peralatan Pengolahan (jenis, jumlah
b
. struktur dan kapasitas)
c
. Geoteknik 4. Hasil Pengolahan dan Rencana
2. Keadaan Endapan Pemanfaatan Mineral Ikutan
a
. Bentuk dan Penyebaran 5. Jenis, Jumlah, Kualitas Hasil
Endapan Pengolahan dan Tailing
b
. Sifat dan Kualitas Endapan
BAB VI : PENGANGKUTAN DAN PENIMBUNAN
c
. Cadangan
1. Tata Cara
1) Cara Perhitungan Cadangan
2. Peralatan (jenis, jumlah, kapasitas)
2) Klasifikasi dan Jumlah
Cadangan (insitu, miniable, BAB VII : LINGKUNGAN, KESEHATAN DAN
marketable, dilengkapi KESELAMATAN KERJA
dengan perhitungan strip- 1. Lingkungan (mengacu kepada
ping ratio dan cut off grade) dokumen Amdal atau UKL dan
UPL)
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 566
Lampiran XIIIb Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

a
. Dampak kegiatan (tambang, 2. Analisis Kelayakan
pengolahan dan sarana a. Biaya Produksi (termasuk biaya
penunjang). pengelolaan dan pemantauan
b
. Pengelolaan lingkungan lingkungan K-3)
1) Pengelolaan limbah b. Pendapatan Penjualan
(tambang, pengolahan dan c. “Cash Flow” (aliran uang tunai)
sarana penunjang). d. Perhitungan “Discounted Cash
2) Rencana Reklamasi dan Flow Rate of Return”/” Interal
Pemanfaatan Lahan Pasca Rate of Return” (DCFROR/IRR).
Tambang. e. Perhitungan “Break Even Point”
3) Penanganan Air Asam (BEP)
Tambang (kalau ada). .
f Waktu Pengembalian Modal
c
. Pemantauan Lingkungan g. Analisa Kepekaan dan Resiko
2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja BAB XI : KESIMPULAN
a. Organisasi Memuat secara ringkas hal-hal sebagai
b. Peralatan berikut :
c. Langkah-langkah pelaksanaan ˆ Luas wilayah yang dimohon/
K-3 Pertambangan ditingkatkan ke tahap Eksploitasi
d. Rencana Penggunaan dan ˆ Cadangan (“in situ”, miniable”,
Pengamanan Bahan Peledak dan “marketabel”)
Bahan Berbahaya lainnnya. ˆ Rencana Penambangan (tata cara
dan sistem)
BAB VIII : LINGKUNGAN, KESEHATAN DAN
ˆ Rencana Pengolahan dan
KESELAMATAN KERJA
pemurnian atau pencucian (kalau
1. Bagan Organisasi ada).
2. Jumlah dan kriteria Tenaga Kerja ˆ Rencana Produksi per-tahun dan
Tetap dan Tidak Tetap dalam umur tambang.
Bentuk Tabel ˆ Rencana pemasaran dan harga jual.
3. Tingkat Gaji dan Upah ˆ Investasi yang diperlukan termasuk
4. Sistem Kerja (kontrak, borongan modal kerja dan sumber dana.
dan lain-lain). ˆ Hasil analisis kelayakan
ˆ Jumlah tenaga kerja (tetap dan
BAB IX : PEMASARAN
harian atau buruh)
1. Bagan Organisasi
ˆ Pemantauan dan Pengelolaan
2. ProspekPemasaran
Lingkungan
a
. Dalam Negeri
ˆ Potensi dan rencana perlakuan
b
. Luar Negeri
bahan galian yang belum dapat
dipasarkan dan mineral ikutan serta
BAB X : INVESTASI DAN ANALISIS
bahan galian lain.
KELAYAKAN
1. Investasi LAMPIRAN
a
. Modal Tetap 1. Peta situasi wilayah yang akan ditingkatkan ke
1) Pengurusan perizinan dan tahap Eksploitasi dan sekitarnya, skala 1 :
eksplorasi 10.000
2) Pembebasan Lahan 2. Peta topografi detail daerah tambang dan
3) Konstruksi atau Rekayasa sekitarnya, skala minimum 1 : 2.000
4) Peralatan (penambangan, 3. Peta penyebaran cadangan dan kualitas, skala
pengolahan, pegangkutan minimum 1 : 2.000
dan lain-lain). 4. Peta situasi tambang (Mining Lay Out) skala 1
b
. Modal Kerja : 10.000, yang memuat :
c
. Sumber Dana a
. Kontur topografi
b
. Penyebaran bahan galian

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 567
Lampiran XIIIb Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

c. Bangunan-bangunan penting bulan dari rencana kerja tahunan eksploitasi.


d. Batas wilayah eksploitasi Laporan triwulan ini dilengkapi dengan peta
e. Jalan, Perkampungan. “stock pile”, lokasi dan kemajuan tambang. Peta pengelolaan
pencucian dan pengolahan. lingkungan, peta dan data lain hasil eksplorasi
.
f Lokasi timbunan waste, tailing dan bahan tambahan. Dalam laporan triwulan ini harus
galian yang belum dapat dipasarkan. jelas tergambar kegiatan perusahaan selama tiga
bulan meliputi :
g. Indeks peta rencana pertambangan
h. Dan sebagainya a
. Kegiatan teknis antara kegiatan eksplorasi
tambahan penambangan, pencucian,
5. Peta rencana penambangan dan reklamasi, pengolahan/pemurnian, pengangkutan,
minimal skala 1 : 2.0000, menggambarkan : penjualan, pemantauan dan pengelolaa
a. Tahapan dan blok-blok yang akan lingkungan, reklamasi, K-3 pertambangan,
ditambang pelatihan, dilengkapi dengan peta kemajuan
b. Tahapan dan blok wilayah yang akan tambang, petalokasi kegiatan, statistik
direklamasi per tahun produksi, pemasaran, statistik kecelakaan
c. Jalan tambang dan lain-lain.
d. Lokasi timbunan waste, tailing dan mineral b
. Kegiatan non teknis antara lain
ikutan serta bahan galian yang belum dapat ketenagakerjaan, penyelesaian masalah,
dipasarkan biaya yang telah dikeluarkan selama tiga
bulan dan lain-lain.
6. Desain tambang dan pengolahan (dalam bentuk
III. Laporan Tahunan Eksploitasi
peta, penampang, gambar 3 dimensi, sketsa,
bagan alir dan sebagainya. Merupakan laporan tentang realisasi pelaksanaan
kegiatan selama satu tahun takwin. Dalam laporan
B. FORMAT LAPORAN EKSPLOITASI tahunan harus jelas tergambar semua kegiatan
perusahaan selama 1 (satu) tahun. Laporan dibuat
.
I Rencana Kerja dan Biaya Tahunan menggunakan format sebagai berikut :
Eksploitasi
RINGKASAN
Adalah rincian atau uraian tentang rencana kerja KATA PENGANTAR
dan biaya perusahaan untuk kegiatan DAFTAR ISI
eksploitasi tambang selama 1 (satu) tahun DAFTAR TABEL
takwin. Laporan tersebut mencakup, antara DAFTAR GAMBAR
lain : DAFTAR LAMPIRAN
a. Sistem dan tata cara penambangan,
BAB I : PENDAHULUAN
pengolahan/pemurnian/pencucian
b. Lokasi dan penambang daerah yang akan 1. Maksud dan Tujuan
ditambang 2. Perizinan
c. Rencana dan target produksi serta 3. Kegiatan yang Dilakukan Periode
pemasaran Sebelumnya
d. Jenis dan jumlah peralatan yang akan 4. Garis Besar Kegiatan Tahun ini dan
digunakan Hasilnya
e. Rencana jumlah tenaga kerja (Indonesia dan BAB II : KEGIATAN DAN HASIL EKSPLORASI
asing jika diperlukan) TAMBAHAN
.
f Rencana anggaran untuk satu tahun 1. Kegiatan Eksplorasi Tambahan
kalender. 2. Hasil Eksplorasi
g. Rencana kegiatan dan lokasi relamasi/ 3. Kualitas
pengelolaan lingkungan hidup. 4. Cadangan (sisa cadangan dan
h. Rencana kegiatan K-3 cadangan baru)
.
i Rencana kegiatan eksplorasi tambahan
BAB III : PENAMBANGAN
.
j Rencana kegiatan dalam rangka konservasi
bahan galian 1. Sistem dan Tata Cara Penambangan
k. Rencana biaya yang akan dikeluarkan 2. Lokasi dan Luas Bukaan Daerah
yang Ditambang
II. Laporan Triwulan 3. Hasil Penambangan
Laporan Triwulan, eksploitasi merupakan a
. Jumlah, bahan galian dan waste
realisasi kegiatan eksploitasi selama 3(tiga) yang tergali
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 568
Lampiran XIIIb Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

b. Kualitas bahan galian yang BAB X : K E T E N A G A K E R J A A N DAN


ditambang PERALATAN
(antara lain jumlah tenaga kerja,
BAB IV : PENGOLAHAN
training, peralatan yang dipakai dan
1. Sistem dan Tata Cara Pengolahan lain-lain)
atau Pencucian
2. Jumlah dan Kadar Umpan BAB XI : KENDALA
Pengolahan (Teknis dan non teknis)
3. Hasil Pengolahan : BAB XII : KESIMPULAN
a
. Jumlah dan kualitas produk
utama dan sampingan IV. Laporan Eksploitasi untuk Perpanjangan
b
. Jumlah, kadar dan penanganan Eksploitasi
tailing Laporan ini dibuat dalam rangka permohonan
perpanjagan KP/tahapan eksploitasi yang berisi
BAB V : PENGANGKUTAN DAN PENIMBUNAN
seluruh kegiatan yang dilakukan semasa berlakunya
1. Tata Cara/Sistem KP/tahapan eksploitasi dan rencana kerja pada masa
2. Jumlah dan Tujuan perpanjangan KP/tahapan eksploitasi, yang
3. Lokasi Penimbunan mencakup antara lain :
BAB VI : PENJUALAN 1. Pelaksanaan penambangan, pengolahan/
pemurnian/pencucian sampai dengan
1. Sistem
berakhirnya KP/KK/PKP2B
2. Jenis, Kadar Jumlah, Harga Produk
yang Dijual 2. Lokasi dan luas daerah yang telah dieksploitasi.
3. Tujuan/Lokasi 3. Pelaksanaan reklamasi, pengelolaan dan
4. Stock Akhir pemantauan lingkungan serta konservasi bahan
galian.
BAB VII : PEMANTAUAN DAN PENGELOLAAN
4. Sisa Cadangan bahan galian dan kadarnya
LINGKUNGAN
5. Rencana penambangan, pengolahan/pemurnian/
(secara garis besar, detail disampaikan
pencucian pada masa perpanjangan KP/KK/
di laporan pelaksanaan RKL/RPL atau
PKP2B.
UKL/UPL).
6. Penggunaan Peralatan dan tenaga kerja
BAB VIII: PELAKSANAAN KESELAMATAN 7. Biaya yang telah dikeluarkan sampai dengan
DAN KESEHATAN KERJA (K-3) berakhirnya KP/KK/PKP2B.
PERTAMBANGAN 8. Lain-lain apabila ada hal-hal yang perlu
(yang memuat antara lain program K-3, dilaporkan (rencana investasi, analisa, kelayakan
statistik kecelakaan tambang. biaya/ dan lain-lain)
kerugian akibat kecelakaan tambang 9. Dilengkapi dengan peta akhir kemajuan
persediaan dan pemakaian bahan tambang, peta geologi dan peta penyebaran sisa
peledak). cadangan
BAB IX : PELAKSANAAN KONSERVASI Laporan ini dibuat menggunakan format seperti
MINERAL laporan tahunan KP/tahapan eksploitasi dan rencana
1. Upaya memperjelas dan Menambah kerja eksploitasi.
Cadangan
2. Upaya meningkatkan Recovery V. Laporan Akhir Kegiatan Eksploitasi
Penambangan, Pengangkutan dan Laporan ini sebagai pertanggungjawaban
Pengolahan. perusahaan sebelum sebagian atau seluruh wilayah
3. Upaya Optimalisasi/Peningkatan KP/tahapan eksploitasi dikembalikan kepada
Nilai Tambah Bahan Galian. Pemerintah (sebelum tambang ditutup).
4. Upaya Pemanfaatan Mineral Ikutan Laporan dibuat menggunakan format laporan
5. Upaya Pemanfaatan dan Penga- tahunan KP/tahapan eksploitasi, yang isi laporan
manan Bahan Galian Berkadar antara lain mencakup :
Marginal 1. Pelaksanaan penambangan, pengolahan/
6. Upaya Penanganan Bahan Galian pemurnian/pencucian dan pengangkutan/
yang Belum Terpasarkan penjualan sampai dengan akhir tambang.

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 569
Lampiran XIIIb Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

2. Inventarisasi dan pengamanan peralatan.


3. Pengamanan daerah bekas tambang dan atau
obyek kerja yang berbahaya.
4. Pengamanan sisa cadangan “inplace” sisa bahan
galian berkadar “marginal”, bahan galian hasil
tambang yang tidak terpasarkan dan bahan
galian/mineral ikutan.
5. Pengamanan objek kerja yang mempunyai
potensi mencemari lingkungan dan
penanganannya.
6. Pelaksanaan pengelolaan lingkungan sampai
dengan akhir tambang.
7. Pelaksanaan pengelolaan lingkungan pasca
tambang
8. Penyelesaian semua kewajiban perusahaan
9. lain-lain

Dilampiri dengan peta akhir kemajuan tambang,


peta rona akhir tambang, peta geologi, peta
penyebaran sisa cadangan dan semua data hasil
eksplorasi tambahan.

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 570
Lampiran XIIIb Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

C. LAPORAN PRODUKSI
.
I LAPORAN PRODUKSI BULANAN PER BLOK (sebelum rekonsiliasi)

NAMA PERUSAHAAN :
BULAN :
BLOK CADANGAN :
a. Cadangan permulaan : ton, m3, kualitas
b. Cadangan rekonsiliasi : ton, m3, kualitas
c. Cadangan terambil : ton, m3, kualitas
d. Sisa cadangan : ton, m3, kualitas
BULAN KE KUMULATIF
NO. JENIS MATERIAL KETERANGAN
VOLUME/ KUALITAS VOLUME/ KUALITAS
TONASE TONASE
1. STOCK AWAL
a. Lokasi Tambang
- Produksi siap jual
- Produksi untuk diolah
- Mutu marjinal untuk ditimbun
b. Lokasi Pengolahan
- Produksi untuk diolah
- Hasil olahan
c. Lokasi Penjualan/Pelabuhan
-

2. PENAMBANGAN
a. Produksi
- Produksi siap jual
- Produksi untuk diolah
- Mutu marjinal untuk ditimbun
b. Sub total bahan galian
Waste
c. Total material

3. PENGOLAHAN
a. Umpan pengolahan
b. Hasil olahan
c. Recovery

4. PEMASARAN/PEMAKAIAN SENDIRI
a. Pemasaran Domestik/jenis
-
b. Pemasaran Luar Negeri/jenis
-
c. Pemakaian sendiri/jenis
-

5. PENIMBUNAN MUTU MARJINAL

6. STOCK AKHIR
a. Lokasi Tambang
- Produksi siap jual
- Produksi untuk diolah
- Mutu marjinal untuk ditimbun
b. Lokasi Pengolahan
- Produksi untuk diolah
- Hasil olahan
c. Lokasi Penjualan/Pelabuhan

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 571
Lampiran XIIIb Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

II. LAPORAN PRODUKSI BULANAN PER BLOK (setelah rekonsiliasi)

NAMA PERUSAHAAN :
BULAN :
BLOK CADANGAN :
a. Cadangan permulaan : ton, m3, kualitas
b. Cadangan rekonsiliasi : ton, m3, kualitas
c. Cadangan terambil : ton, m3, kualitas
d. Sisa cadangan : ton, m3, kualitas

BULAN KE KUMULATIF
NO. JENIS MATERIAL KETERANGAN
VOLUME/ KUALITAS VOLUME/ KUALITAS
TONASE TONASE
1. STOCK AWAL
a. Lokasi Tambang
- Produksi siap jual
- Produksi untuk diolah
- Mutu marjinal untuk ditimbun
b. Lokasi pengolahan
- Produksi untuk diolah
- Hasil olahan
c. Lokasi Penjualan/Pelabuhan
-

2. PENAMBANGAN
a. Produksi
- Produksi siap jual
- Produksi untuk diolah
- Mutu marjinal untuk ditimbun
b. Sub total bahan galian
Waste
c. Total material

3. PENGOLAHAN
a. Umpan pengolahan
b. Hasil olahan
c. Recovery

4. PEMASARAN/PEMAKAIAN SENDIRI
a. Pemasaran Domestik/jenis
-
b. Pemasaran Luar Negeri/jenis
-
c. Pemakaian sendiri/jenis
-

5. PENIMBUNAN MUTU MARJINAL

6. STOCK AKHIR
a. Lokasi Tambang
- Produksi siap jual
- Produksi untuk diolah
- Mutu marjinal untuk ditimbun
b. Lokasi Pengolahan
- Produksi untuk diolah
- Hasil olahan
c. Lokasi Penjualan/Pelabuhan

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 572
Lampiran XIIIb Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

III. LAPORAN REKAPITULASI PRODUKSI BULANAN (sebelum rekonsiliasi)

NAMA PERUSAHAAN :
BULAN :
BLOK CADANGAN :
a. Cadangan permulaan : ton, m3, kualitas
b. Cadangan rekonsiliasi : ton, m3, kualitas
c. Cadangan terambil : ton, m3, kualitas
d. Sisa cadangan : ton, m3, kualitas

BULAN KE KUMULATIF
NO. JENIS MATERIAL KETERANGAN
VOLUME/ KUALITAS VOLUME/ KUALITAS
TONASE TONASE
1. STOCK AWAL
a. Lokasi Tambang
- Produksi siap jual
- Produksi untuk diolah
- Mutu marjinal untuk ditimbun
b. Lokasi pengolahan
- Produksi untuk diolah
- Hasil olahan
c. Lokasi Penjualan/Pelabuhan
-

2. PENAMBANGAN
a. Produksi
- Produksi siap jual
- Produksi untuk diolah
- Mutu marjinal untuk ditimbun
b. Sub total bahan galian
Waste
c. Total material

3. PENGOLAHAN
a. Umpan pengolahan
b. Hasil olahan
c. Recovery

4. PEMASARAN/PEMAKAIAN SENDIRI
a. Pemasaran Domestik/jenis
-
b. Pemasaran Luar Negeri/jenis
-
c. Pemakaian sendiri/jenis
-

5. PENIMBUNAN MUTU MARJINAL

6. STOCK AKHIR
a. Lokasi Tambang
- Produksi siap jual
- Produksi untuk diolah
- Mutu marjinal untuk ditimbun
b. Lokasi Pengolahan
- Produksi untuk diolah
- Hasil olahan
c. Lokasi Penjualan/Pelabuhan

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 573
Lampiran XIIIb Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

IV. LAPORAN REKAPITULASI PRODUKSI BULANAN (setelah rekonsiliasi)

NAMA PERUSAHAAN :
BULAN :
BLOK CADANGAN :
a. Cadangan permulaan : ton, m3, kualitas
b. Cadangan rekonsiliasi : ton, m3, kualitas
c. Cadangan terambil : ton, m3, kualitas
d. Sisa cadangan : ton, m3, kualitas

BULAN KE KUMULATIF
NO. JENIS MATERIAL KETERANGAN
VOLUME/ KUALITAS VOLUME/ KUALITAS
TONASE TONASE
1. STOCK AWAL
a. Lokasi Tambang
- Produksi siap jual
- Produksi untuk diolah
- Mutu marjinal untuk ditimbun
b. Lokasi pengolahan
- Produksi untuk diolah
- Hasil olahan
c. Lokasi Penjualan/Pelabuhan
-

2. PENAMBANGAN
a. Produksi
- Produksi siap jual
- Produksi untuk diolah
- Mutu marjinal untuk ditimbun
b. Sub total bahan galian
Waste
c. Total material

3. PENGOLAHAN
a. Umpan pengolahan
b. Hasil olahan
c. Recovery

4. PEMASARAN/PEMAKAIAN SENDIRI
a. Pemasaran Domestik/jenis
-
b. Pemasaran Luar Negeri/jenis
-
c. Pemakaian sendiri/jenis
-

5. PENIMBUNAN MUTU MARJINAL

6. STOCK AKHIR
a. Lokasi Tambang
- Produksi siap jual
- Produksi untuk diolah
- Mutu marjinal untuk ditimbun
b. Lokasi Pengolahan
- Produksi untuk diolah
- Hasil olahan
c. Lokasi Penjualan/Pelabuhan

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 574
Lampiran XIIIb Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

V. LAPORANPRODUKSI TRIWULANAN (sebelum rekonsiliasi)

NAMA PERUSAHAAN :
BULAN :
BLOK CADANGAN :
a. Cadangan permulaan : ton, m3, kualitas
b. Cadangan rekonsiliasi : ton, m3, kualitas
c. Cadangan terambil : ton, m3, kualitas (s/d akhir triwulan)
d. Sisa cadangan : ton, m3, kualitas (s/d akhir triwulan)

BULAN KE BULAN KE BULAN KE KUMULATIF


NO. JENIS MATERIAL
VOLUME/ KUALITAS VOLUME/ KUALITAS VOLUME/ KUALITAS VOLUME/ KUALITAS
TONASE TONASE TONASE TONASE
1. STOCK AWAL
a. Lokasi Tambang
- Produksi siap jual
- Produksi untuk diolah
- Mutu marjinal untuk ditimbun
b. Lokasi pengolahan
- Produksi untuk diolah
- Hasil olahan
c. Lokasi Penjualan/Pelabuhan
-

2. PENAMBANGAN
a. Produksi
- Produksi siap jual
- Produksi untuk diolah
- Mutu marjinal untuk ditimbun
b. Sub total bahan galian
Waste
c. Total material

3. PENGOLAHAN
a. Umpan pengolahan
b. Hasil olahan
c. Recovery

4. PEMASARAN/PEMAKAIAN SENDIRI
a. Pemasaran Domestik/jenis
-
b. Pemasaran Luar Negeri/jenis
-
c. Pemakaian sendiri/jenis
-

5. PENIMBUNAN MUTU MARJINAL

6. STOCK AKHIR
a. Lokasi Tambang
- Produksi siap jual
- Produksi untuk diolah
- Mutu marjinal untuk ditimbun
b. Lokasi Pengolahan
- Produksi untuk diolah
- Hasil olahan
c. Lokasi Penjualan/Pelabuhan

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 575
Lampiran XIIIb Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

VI. LAPORAN PRODUKSI TRIWULANAN (setelah rekonsiliasi)


NAMA PERUSAHAAN :
BULAN :
BLOK CADANGAN :
a. Cadangan permulaan : ton, m3, kualitas
b. Cadangan rekonsiliasi : ton, m3, kualitas
c. Cadangan terambil : ton, m3, kualitas (s/d akhir triwulan)
d. Sisa cadangan : ton, m3, kualitas (s/d akhir triwulan)
BULAN KE BULAN KE BULAN KE KUMULATIF
NO. JENIS MATERIAL
VOLUME/ KUALITAS VOLUME/ KUALITAS VOLUME/ KUALITAS VOLUME/ KUALITAS
TONASE TONASE TONASE TONASE
1. STOCK AWAL
a. Lokasi Tambang
- Produksi siap jual
- Produksi untuk diolah
- Mutu marjinal untuk ditimbun
b. Lokasi pengolahan
- Produksi untuk diolah
- Hasil olahan
c. Lokasi Penjualan/Pelabuhan
-
2. PENAMBANGAN
a. Produksi
- Produksi siap jual
- Produksi untuk diolah
- Mutu marjinal untuk ditimbun
b. Sub total bahan galian
Waste
c. Total material
3. PENGOLAHAN
a. Umpan pengolahan
b. Hasil olahan
c. Recovery
4. PEMASARAN/PEMAKAIAN SENDIRI
a. Pemasaran Domestik/jenis
-
b. Pemasaran Luar Negeri/jenis
-
c. Pemakaian sendiri/jenis
-
5. PENIMBUNAN MUTU MARJINAL
6. STOCK AKHIR
a. Lokasi Tambang
- Produksi siap jual
- Produksi untuk diolah
- Mutu marjinal untuk ditimbun
b. Lokasi Pengolahan
- Produksi untuk diolah
- Hasil olahan
c. Lokasi Penjualan/Pelabuhan

Menteri Nergi dan Sumber Daya Mineral,

ttd.

Purnama Yusgiantoro

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 576
Lampiran XIII.c Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

LAMPIRAN XIIIc KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


N O M O R : 1453 K/29/MEM/2000
TANGGAL : 3 November 2000

PEDOMAN PELAPORAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

A. PEMBERITAHUAN KECELAKAAN TAMBANG KEPADA KEPALA INSPEKSI TAMBANG


1. NamaPerusahaan:............................................................................................................................................................................
Jenis Usaha ˆ : Tambang, ˆ Penyelidikan
Data Korban Kecelakaan
2. NomorurutKecelakaan:............................................................................................................................................................
3. Namakorbanyangcelaka:.........................................................................................................................................................
Umur : ........................., Jenis kelamin : ˆ L ˆ P
4. Pekerjaan :.......................................................................................................................................................................................
LamaBekerja :.............................................................................................................................................................................
Bagian/Departemen:........................................................................................................................................................................
5. Tanggalkecelakaan:...............................jam:...............ˆ WIB ˆ WIT ˆ WITA,Shift:..........................................
6. TempatKecelakaan:.......................................................................................................................................................................
7. Uraian tentang kecelakaan (jelaskan secara kronologis hal-hal yang dilakukan korban sampai dengan
kecelakaanterjadi,bagaimanaterjadidansebab-sebabkecelakaan:...................................................................................
.....................................................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................................................
8. Saksikecelakaan:................................................................... ....................................................................................
................................................................... ....................................................................................
9. Perkiraanlamatidakdapatbekerjakembali:.............................................................................................................................
ˆ ringan ˆ berat ˆ mati
10 Bagian badan terluka :
ˆ Kepala ˆ Kaki bag. atas ˆ Jari kaki ˆ Telapak tangan
ˆ Mata ˆ Kaki bag. bawah ˆ Tangan bag. atas ˆ Jari tangan
ˆ Telinga ˆ Telapak kaki ˆ Tangan bag. bawah ˆ Tubuh
11. Keadaan luka :
ˆ Retak/ remuk ˆ Terkilir ˆ Amputasi
ˆ Luka iris/Robek ˆ Memar ˆ Pingsan/tidak sadar
ˆ Dislokasi ˆ Luka bakar ˆ Lain-lain
12 Jenis Kecelakaan
ˆ Terjatuh ˆ Terkena listrik ˆ Tergilas ˆ Terkena zat kimia
ˆ Terpukul ˆ Terjepit/tertimbun ˆ Kejatuhan benda ˆ Tenggelam
ˆ Terpeleset ˆ Keracunan gas ˆ Kemasukan benda ˆ Lain-lain
ˆ Terbentur ˆ Peledakan ˆ Terperatur ekstrim
13. Sumber kecelakaan
ˆ Permesinan ˆ Bahan peledak ˆ Perkakas bengkel/ tambang biasa (manual)
ˆ Alat angkut orang ˆ Kondisi kerja ˆ Perkakas bengkel /tambang digerakkan oleh mesin/listrik/
udara tekan
ˆ Alat angkut bahan ˆ Sinar/Radiasi ˆ Alat-alat statis
galian
ˆ Api ˆ Gas ˆ Lain-lain

Kecelakaan yang disebut di atas didaftar tanggal ....................................................................Dalam daftar


Kecelakaan yang disediakan untuk itu dan pemberitahuan ini diberitahukan tanggal ...........................

KEPALA TEKNIK PERTAMBANGAN.........................................


DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 577
Lampiran XIII.c Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

578
II. DAFTAR PERSEDIAAN DAN PEMAKAIAN BAHAN-BAHAN PELEDAK
Triwulan Tahun
Persediaan Pemakaian
Jenis
Sisa triwulan Keterangan
Bahan Peledak Sisa triw. Penerimaan Jumlah Untuk Untuk penggalian Untuk penggalian Untuk pekerjaan ini
Yang baru pemindahan batubara/bijih pd batubara/bijih pada penyidikan
lalu tanah dan lain penambangan penambangan di
sebagainya bawah tanah
Detonator :
Listrikbiasa .......bijih .......bijih .......bijih .......bijih .......bijih .......bijih .......bijih .......bijih
.......bijih .......bijih .......bijih .......bijih .......bijih .......bijih .......bijih .......bijih
Jumlah .......bijih .......bijih .......bijih .......bijih .......bijih .......bijih .......bijih .......bijih
AN/Water Gell
Bahan Peledak lainnya .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg
.......kg .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg
Jumlah .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg
Dinamit
.......kg .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg
.......kg .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL
Jumlah .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg
Sumbuh :
Sumbu Ledak .......m .......m .......m .......m .......m .......m .......m .......m
Sumbu Api .......m .......m .......m .......m .......m .......m .......m .......m
Jumlah .......m .......m .......m .......m .......m .......m .......m .......m
Dalam lajur-lajur : .........................................2000
Jenis bahan peledak dan keterangan sebutkan nama pabrik yang membuat, negara penjual, nomor, KEPALA TEKNIK TAMBANG
ukuran jenis detonator dan Dinamit, ukuran peti-peti dinamit dan keterangan-keterangan lain yang
perlu. (..................................................)
Lampiran XIII.c Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

579
III. DAFTAR AKIBAT KECELAKAAN TAMBANG SELAMA TRIWULAN : IV TAHUN 1998
PADA USAHA TAMBANG ...............................................
Tanggal dari
Nomor Urut dari Nama yang
kecelakaan mendapat Tanggal mulai bekerja Tanggal meninggal Keterangan
Kecelakaan Surat kecelakaan lagi
tambang menurut
Pemberitahuan
daftar

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL
1) Dimasukkan dalam 10 hari setelah tiap-tiap triwulan berakhir (pasal 167 (4)) Peraturan polisi tambang setelah tahun 1930 No. 341
2) Bilamana dirawat dalam rumah sakit, terangkan tanggal keluarnya. Beritahukan bilamana pasti tidak terpakai lagi untuk pekerjaan tambang.
Yang membuat
Kepala Teknik Tambang
Lampiran XIII.c Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

580
IV. DAFTAR JUMLAH RATA-RATA PEKERJA PADA PERTAMBANGAN PENYELIDIKAN DAN PADA PERUSAHAAN DALAM TAHUN
BANYAKNYA PARA PEKERJA PERTAMBANGAN YANG SEBENARNYA (A) JUMLAH PARA PEKERJA
PADA
PEKERJA DI ATAS TANAH BEKERJA DI BAWAH TANAH SELURUH PERUSAHAAN
BULAN
PEGAWAI PEGAWAI PEG. MANDOR PEKERJA KETERANGAN
MANDOR PEKERJA MANDOR PEKERJA
PENGAMAT PENGAMAT PENGAM
b) b)
c) c) AT DAN
T.U b)
JANUARI
FEBRUARI
MARET
APRIL
MEI
JUNI
JULI
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
DESEMBER
JUMLAH
RATA-RATA

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL
a) Menurut pasal 1 ayat (1) a dari Peraturan Polisi Tambang (Staatsbled 1930 No. 341)
b) Mandor Pegawai yang bertanggung jawab terhadap sesuatu pekerjaan dan mengepalai sejumlah karyawan/regu. Pembuat,
c) Pegawai Pengamat : semua pegawai yang kedudukannya di atas mandor. Kepala Teknik Tambang
(............................................)
Lampiran XIII.c Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

581
V. TINGKAT KETERAPAN KECELAKAAN TAMBANG PER 1.000.000 JAM KERJA TAHUN 20......
KECELAKAAN JUMLAH JAM KERJA 1)
BULAN JUMLAH F.R 2)
RINGAN BERAT MATI PER BULAN KUMULATIF
PER-BULAN KUMULATIF
JANUARI
FEBRUARI
MARET
APRIL
MEI
JUNI
JULI
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
DESEMBER
Keterangan :
1) Jumlah jam kerja para pekerja tambang yang sebenarnya termasuk lembur Pembuat,

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL
2) F.R adalah kumulatif frequency rate per 1.000.000 jam kerja Kepala Teknik Tambang
F.R = jumlah kecelakaan kumulatif x 1.000.000
Jumlah jam kerja kumulatif
(............................................)
Lampiran XIII.c Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

582
VI. PERHITUNGAN BIAYA KECELAKAAN TAMBANG
Nama Unit :
Triwulan : I & II/III & IV
Tahun :
Kecelakaan Nama Tanggal Sifat Kecelakaan Biaya Kecelakaan Jumlah
No. X) Kecelakaan Rp.
Ringan Berat Mati Perawatan Peralatan Kompensasi Pemeriksaan

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL
X) Nomor Kecelakaan sesuai dengan catatan dalam Bentuk Iii dan Bentuk IIIi
Pembuat,
Kepala Teknik Tambang
(............................................)
Lampiran XIII.c Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

583
VII. TINGKAT KETERAPAN KECELAKAAN TAMBANG PER 1.000.000 JAM KERJA TAHUN 20......
KECELAKAAN JUMLAH JAM KERJA 2)
BULAN JUMLAH S.R3)
RINGAN BERAT MATI PER BULAN KUMULATIF
PER-BULAN KUMULATIF
JANUARI
FEBRUARI
MARET
APRIL
MEI
JUNI
JULI
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
DESEMBER
Keterangan :
1) Jumlah hari korban kecelakaan para pekerja tambang sebenarnya termasuk lembur Pembuat,

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL
2) Jumlah jam kerja para pekerja tambang yang sebenarnya termasuk lembur Kepala Teknik Tambang
3) S.R adalah kumulatif frequency rate per 1.000.000 jam kerja
S.R = jumlah kecelakaan kumulatif x 1.000.000
Jumlah jam kerja kumulatif
(............................................)
Lampiran XIII.c Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

VIII. PERHITUNGAN HARI KERJA YANG HILANG KARENA MENINGGAL DUNIA/CACAT ATAU
PEMBEDAHAN ANGGOTA BADAN
A. Meninggal Dunia
Apabila seseorang meninggal dunia maka hari kerja yang hilang dihitung 6.000 hari kerja

B. Cidera atau pembedahan anggota badan

1. Jari, Ibu Jari dan Tangan


Amputasi seluruh/ Jari dan Tangan
sebagian tulang Ibu jari Telunjuk Tengah Manis Kelingking
Ruas jari I (ujung) 300 100 75 60 50
Ruas jari II (tengah) - 200 150 12 100
Ruas jari III (bawah 600 400 300 240 200
Tulang metacarpal 900 600 500 450 400
(telapak)
Carpus
(pergelangan) 3000

2. Jari Kaki, Kaki dan Pergelangan

Amputasi seluruh/sebagian Ruas ibu jari Ruas jari lainnya


tulang
Ruas jari I (ujung) 150 35
Ruas jari II (tengah) - 75
Ruas jari III (bawah 300 150
Tulang metacarpal 600 350
Carpus (pergelangan) 2400

3. Lengan

Tiap bagian dan siku sampai sendi bahu 4500


Tiap bagian pergelangan sampai siku 3600

4. Tungkai
Tiap bagian dari atas lutut sampi pangkal paha 4500
Tiap bagian di atas mata kaki dan sampai lutut 3600

5. Kehilangan Fungsi
Satu mata buta tanpa kerusakan penglihatan mata yang lain 1800
Kedua mata buta dalam satu kecelakaan 6000
Satu telinga termasuk kerusakan bagian tulang pendengaran dengan/tanpa kerusakan
pendengaran dari telinga yang lain 600
kedua telinga termasuk kerusakan bagian tulang pendengaran dalam suatu kecelakaan 3000
Tak dapat di perbaikinya hernia (burut) 50
Lumpuh total 6000

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 584
Lampiran XIII.c Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

IX. LAPORAN TERJADINYA KASUS LINGKUNGAN PERTAMBANGAN UMUM

NAMA PEMEGANG KP/KK/PKP 2B :


NOMOR KW :
LOKASI KEJADIAN :
DESA/KECAMATAN :
KABUPATEN :
PROPINSI :

SUMBER KASUS :
TANGGAL TERJADINYA KASUS :
NAMA KTT/PENANGGUNG JAWAB
LAPANGAN :

1. KASUS YANG TERJADI :


(jelaskan secara singkat kasus yang terjadi)
...............................................................................................................................................................................

2. PENYEBAB KASUS :
(uraikan secara singkat kasus dan jelas, penyebab kasus)
...............................................................................................................................................................................

3. AKIBAT KASUS :
(uraikan secara singkat kasus dan jelas akibat kasus)
...............................................................................................................................................................................

4. UPAYA PENANGGULANGAN :
(uraikan secara singkat upaya penanggulangan yang telah dilakukan oleh KTT/pihak perusahaan)
...............................................................................................................................................................................

5. PETA LOKASI TERJADINYA KASUS DAN DATA PENDUKUNG LAINNYA :


(lampirkan peta lokasi terjadinya kasus, termasuk foto-foto terjadinya kasus)
...............................................................................................................................................................................

KTT/Penanggung Jawab Lapangan

.................................................................

Catatan : Laporan dari perusahaan sebelum


dilakukannya pemeriksaan oleh
PIT.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral,

ttd.

Purnomo Yusgiantoro

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 585
Lampiran XIII.d Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

LAMPIRAN XIII d KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


NOMOR : 1453 K/29/MEM/2000
TANGGAL : 3 November 2000

PEDOMAN PELAPORAN
PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN

A. LAPORAN TAHUNAN - Rencana Biaya Pelaksanaan Penge-


lolaan dan Pemantauan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN - Peta pengelolaan skala 1 : 1.000
- Peta pengelolaan skala 1 : 10.000
BAB I. PENDAHULUAN
- Lain-lain
Uraian umum secara ringkas
B. LAPORAN TRIWULAN
BAB II. P E L A K S A N A A N P E N G E L O L A A N
LINGKUNGAN KATA PENGANTAR
Ulasan/evaluasi pelaksanaan kegiatan DAFTAR ISI
pengelolaan selama satu tahun mengenai DAFTAR LAMPIRAN
antara lain :
- Penebasan dan penyiapan lahan BAB I :PENDAHULUAN
- Pengupasan/penimbunan tanah Uraian umum setiap bab secara ringkas
penutup
BAB II :P E L A K S A N A A N P E N G E L O L A A N
- Penambangan
LINGKUNGAN
- Pengolahan dan pemurnian
- Reklamasi lahan bekas penambangan Berisikan uraian antara lain :
- Lain-lain a
. Penebasan/pembersihan lahan
ˆ Penanganan hasil penebasan, lokasi
BAB III. P E L A K S A N A A N P E M A N T A U A N
yang disisakan/tidak diganggu
LINGKUNGAN
termasuk jalur hijau, luas areal, jenis
Ulasan/evaluasi pelaksanaan pemantauan dan jumlah tanaman.
selama satu tahun terhadap baku mutu ˆ Luas kemajuan penebasan/
lingkungan mengenai antara lain : pembersihan
- Kualitas air, tanah dan udara
b
. Pengupasan dan penimbunan tanah
- Tingkat erosi
penutup.
- Stabilitas lereng (tambang, daerah
penimbunan, tanggul/dan kolam ˆ Pengupasan tanah pucuk dan atnah
pengendap) penutup (a.1. pengamanan, peme-
- Revegetasi liharaan. lokasi, jumlah, dsb).
- Lain-lain ˆ Luas kemajuan pengupasan dan
luas penimbunan tanah pucuk dan
BAB IV. BIAYA PELAKSANAAN PENGE- tanah penutup.
LOLAAN DAN PEMANTAUAN
c
. Penambangan
Rincian biaya untuk setiap jenis kegiatan
ˆ Luas kemajuan penambangan
pengelolaan dan pemantauan
ˆ Penanganan air kerja limbah (jenis,
BAB V. RENCANA PELAKSANAAN jumlah dan lokasi)
TAHUNAN BERIKUTNYA ˆ Penanganan debu, kebisingan dan
getaran.
Uraian rencana operasional mengenai
pelaksanaan pengelolaan dan peman- d. Pengolahan dan Pemurnian
tauan lingkungan serta biayanya pada ˆ Penanganan air kerja limbah (jenis,
kegiatan tahun berikutnya, meliputi : jumlah dan lokasi)
- Rencana pelaksanaan pengelolaan ˆ Penanganan bahan beracun dan
- Rencana pelaksanaan pemantauan berbahaya.

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 586
Lampiran XIII.d Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

e
. Sarana Penunjang
ˆ Penanganan limbah
ˆ Penyediaan air.
ˆ Penanganan kebisingan dan getaran.
.
f Reklamasi
ˆ Luas dan lokasi daerah penghijauan
ˆ Luas dan lokasi untuk pemanfaatan
lain
ˆ Pembibitan (jenis dan jumlah)

BAB III :P E L A K S A N A A N P E M A N T A U A N
LINGKUNGAN
a. Uraikan pelaksanaan pengambilan
contoh air, udara dan tanah
b. Pemantauan tingkat erosi
c. Pemantauan lereng, tanggul, daerah
timbunan dan lain-lain.
d. Pemantauan kebersihan penghijauan
e. Pemantauan flora dan fauna

BAB IV :P E L A K S A N A A N P E M A N T A U A N
LINGKUNGAN
a
. Biaya pemantauan pengelolaan
b
. Biaya pelaksanaan pemantauan

BAB V :LAIN-LAIN
a
. Memuat tentang perubahan
pengelolaan dan pemantauan
lingkungan serta kasus lingkungan
(apabila ada)

LAMPIRAN
ˆ Peta pengelolaan skala 1 : 1000 (setiap semester)
ˆ Peta pemantaan skala 1 : 10.000
ˆ Hasil Analisa laboratorium
ˆ Isian penggunaan lahan untuk kegiatan eksploitasi
ˆ Lain-lain

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

ttd.

Purnomo Yusgiantoro

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 587
Lampiran XIII.e Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

LAMPIRAN XIII e KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


NOMOR : 1453 K/29/MEM/2000
TANGGAL : 3 November 2000

DAFTAR ISIAN PENGGUNAAN LAHAN UNTUK KEGIATAN EKSPLOITASI


PADA KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN UMUM
Semester :
Tahun :
1. Nama Perusahaan
2. Data Perincian Eksploitasi*)
3. Lokasi kegiatan
4. Bahan galian
5. a
. Luas Wilayah Perizinan Eksploitasi
. Lus Project Area ***)
b
6. Luas daerah cadangan
Semester ini Kumulatif
7. Luas lahan yang dibuka
a
. Selesai ditambang Ha Ha
b
. Sedang dikerjakan (Roto Utara + Roto selatan) Ha Ha

8. Areal penimbunan Material Buangan


a
. Bekas Tambang (Back Filling) Ha Ha
b
. Di Luar Bekas Tambang Ha Ha
Kumulatif
Semester ini (Dari Awal)
9. Reklamasi
a
. Penghijauan
ˆ Areal bekas tambang Ha Ha
ˆ Areal penimbunan Mineral Buangan Ha Ha
ˆ Areal Lainnya Ha Ha
. Pemantauan Lain-lain+)
b
ˆ Areal bekas tambang Ha Ha
ˆ Areal penimbunan material buangan Ha Ha

Bekas Asli (Kumulatif)


Tambang

10. Pemanfaatan lain pada daerah tesebut butir 5 a.


a
. Pabrik/instalasi pengolahan/pemurnian Ha Ha
b
. Emplasemen Ha Ha
c
. Pelabuhan Ha Ha
d. Penimbunan Bahan Baku/Produk Ha Ha
(dalam a & c)

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 588
Lampiran XIII.e Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

e
. Tergenang Air Ha Ha
.
f Jalan Tambang(dalam areal produksi) Ha Ha
g. Jalan non Tambang Ha Ha
h. Lain-lain Ha Ha
Jenis Jumlah/Ha

11. Jumlah dan jenis Tanaman Penghijauan


a
. Tanaman Baru Pohon/Ha.
Pohon/Ha.
b
. Penyulaman Pohon/Ha.
Pohon/Ha.
c
. Pembibitan (bibit baru) Pohon/Ha.
Pohon/Ha.

*)
Seluruh perizinan yang dilaporkan pada lembar isian ini.
+)
Pemanfaatan lain, misalnya untuk perumahan, perkantoran, pabrik, penampungan air, tempat rekreasi dll.
**)
Total luas wilayah dari semua perizinan tersebut pada butir 2
***)
Di luar wilayah tersebut pada butir 5.a.
Keterangan yang perlu disampaikan oleh Kepala Teknik Tambang (bila ada).

A.N. Pimpinan Perusahaan

.................................................
Kepala Teknik Tambang/
Deputy Director

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

ttd.

Purnomo Yusgiantoro

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 589
Lampiran XIII.f Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

590
LAMPIRAN XIII. f KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
NOMOR : 1453 K/29/MEM/2000
TANGGAL : 3 November 2000
.
I LAPORAN PENGGUNAAN TENAGA KERJA
PT................................................................................
TRIWULAN/TAHUN................................................
TKI STATUS PENDIDIKAN
J O B NAMA / TKA PENGALAMAN
NO.
G R O U P JABATAN LOKAL NON LOKAL TETAP TIDAK TETAP F O R M A L NON FORMAL KERJA/JABATAN
.
I MANAGEMENT 1.........................
2.......dst.............
II. PROFESIONAL 1.........................
2.......dst.............
III. TEKNISI 1.........................
2.......dst.............
IV. TATA - USAHA 1.........................
2.......dst.............
V. KETERAMPILAN 1.........................
2.......dst.............

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL
VI. TDK. TERAMPIL 1.........................
2.......dst.............
JUMLAH
Lampiran XIII.f Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

II. LAPORAN TENAGA KERJA ASING

PT...............................................................................
TRIWULAN/TAHUN ......................................
TAHAP KEGIATAN ........................................

NOMOR IKTA/IKTAS
NO. JABATAN NAMA TKA IKTA/IKTAS BERLAKU S.D. KETERANGAN

1 2 3 4 5 6

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 591
Lampiran XIII.f Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

592
III. KEBUTUHAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TKI PENDAMPING SEBAGAI PENGGANTI TKWNAP
PT :
TAHUN :
TKI PENDAMPING TKWNAP KEBUTUHAN PENDIDIKAN
DAN PELATIHAN REALISASI
NO. JABATAN TKWNAP NAMA TKWNAP KETERANGAN
RENCANA TAHUN PENDIDIKAN / PENGGANTIAN
NAMA TKI JENIS LAMANYA TKA
PENGGANTIAN PENGALAMAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL
Lampiran XIII.f Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

IV. LAPORAN PELAKSANAAN DIKLAT

PT...............................................................................
TAHUN......................................................................

NAMA
PELAKSANAAN DIKLAT
NO. NAMA DIKLAT
TKI YANG HASIL YANG
PERNAH LOKASI TANGGAL PELAKSANA DICAPAI
DIIKUTI
1 2 3 4 5 6 7

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 593
Lampiran XIII.f Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

594
V. RENCANA KEBUTUHAN PERALATAN/BARANG
PT........................................................................
TAHUN..................................
RENCANA REALIASASI
URAIAN TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV KET.
JUMLAH SPESIFIKASI HARGA
JUMLAH HARGA JUMLAH HARGA JUMLAH HARGA JUMLAH HARGA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
A. PERALATAN
1 Bongkar
a.
b.
c.
2 Muat
a.
b.
c.
3 Angkut

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL
a.
b.
c.
4 Pengolahan
a.
b.
c.
5 Laboratorium
a.
b.
c.
Lampiran XIII.f Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

595
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
6 Komunikasi
a.
b.
c.
7 Survey
a.
b.
c.
8 Perbengkelan
a.
b.
9 Kelistrikan
a.
b.
B BAHAN
PENUNJANG
1 Bahan Bakar
a.

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL
b.
2 Pelumas
a.
b.
c.
3 Bahan Kimia
a.
b.
c.
C LAIN-LAIN
Lampiran XIII.f Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

VI. TABEL RENCANA DAN REALISASI INVESTASI

PT : .....................................................................(pemegangKP/KK/PKP2B)
Laporan : Pembiayaan (Expenditure Statement)
Triwulan ke : ............................................./20...........
Tahap : Penyelidikan Umum/Eksplorasi*)
Satuan : Rupiah (Rp)/Dollar Amerika (US $)

RENCANA REALISASI
NO. URAIAN %
US $ Rp US $ Rp

I Gaji & Upah : Total


1 Tenaga Tetap
2 Tenaga Asing
3 Buruh Harian
4 Pajak Penghasilan Karyawan

I Administrasi : Total
1 Kantor Pusat
2 Base Camp
3 Pelaporan
4 Kantor Cabang
5 Alat Tulis Kantor

III Perjalanan Dinas & Logistik : Total


1 Perjalanan
2 Logistik
3 Akomodasi

IV Kegiatan Lapangan : Total


1 Pemetaan/Pengukuran
2 Pemboran/Sumur Uji/Parit Uji
3 Pengiriman Contoh
4 Analisa Contoh
5 Geofisika/Geokimia
6 Pematokan Batas Wilayah

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 596
Lampiran XIII.f Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

VII. NERACA
PT...................................
Per 31 Desember .........
Dalam Ribuan Rupiah
URAIAN ANGGARAN REALSISASI
AKTIVA 2000 2000

1. Aktiva Lancar :
a
. Kas & Bank
b
. Piutang
c
. Persediaan
d. Biaya dibayar di muka, Uang muka pembelian
e. Aktiva Lancar Lainnya

Jumlah Aktiva Lancar

2 Aktiva Tetap (bersih)

2 Aktiva Lancar
a. Aktiva tak digunakan
b. Biaya yang ditangguhkan
c
. Aktiva tak berujud
d. Aktiva lainnya

Jumlah Aktiva

PASIVA DAN MODAL

1. Pasiva Lancar
a
. Hutang Bank
b
. Hutang Usaha
c
. Hutang Pajak
d. biaya yang masih harus dibayar
e
. Kewajiban jangka pendek lainnya

2. Pasiva Tidak Lancar


a
. Kewajiban Jangka Panjang
b
. Kewajiban Jangka Panjang lain-lain

3 Modal dan Cadangan


a
. Modal Disetor
b
. Cadangan
c
. Laba (Rugi) tahun berjalan

Jumlah Modal & Cadangan

Jumlah PASIVA

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 597
Lampiran XIII.f Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

VIII. PROYEKSI LABA RUGI


PT.....................................................................
TAHUN............................
Dalam Ribuan Rupiah
URAIAN ANGGARAN REALISASI
2000 2000
1 Penjualan

2 Harga Pokok Penjualan :


a. Biaya Produksi
b. Persediaan
- Awal Akhir Produksi (+)
- Akhir Hasil Produksi (-)
Jumlah Harga Pokok Penjualan

3 Laba / Rugi Kotor

4 Beban Usaha :
a. Biaya Eksplorasi
b. Administrasi, Penjualan & Umum

5. Laba Usaha

6. Pendapatan dan Beban lain-lain


a. Pendapatan Bunga
b. Beban Bunga
c. Keuntungan (Kerugian) Kurs
d. Lain-lain
Jumlah Pendapatan / Beban lain-lain

7 Laba/Rugi Sebelum Pajak Penghasilan

8 Pajak Penghasilan Badan (PPh)

9 Laba/Rugi Bersih

10 Jumlah Lembar Saham

11 Laba Bersih per Saham

12 Saldo Laba
a. Awal Tahun
b. Penyesuaian Masa Lalu
c. Deviden
d. Laba/Rugi Tahun Berjalan

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

ttd.

Purnomo Yusgiantoro

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 598
Lampiran XIV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

LAMPIRAN XIV KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


NOMOR : 1453 K/29/MEM/2000
TANGGAL : 3 November 2000

FORMAT LAPORAN ENAM BULANAN


PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN USAHA PERTAMBANGAN
DI PROPINSI/KABUPATEN/KOTA

Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Peta
Daftar Lampiran

Bab I : GAMBARAN UMUM


1.1. Data dan informasi Usaha Pertambangan (jumlah, jenis dan tahap kegiatan usaha pertambangan,
cadangan, produksi, penjualan, tenaga kerja, keuangan dan investasi dalam bentuk tabel).
1.2. Kebijakan (Peraturan Daerah, Keputusan Kepala Daerah dan lain-lain).
1.3. Kondisi Lingkungan (fisik dan non fisik)
1.4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (data kecelakaan tambang, kehilangan jam kerja dan lain-lain).

Bab II : PERMASALAHAN YANG DIHADAPI


2.1. Penerapan Kebijakan di Lapangan
2.2. Dampak Penerapan Kebijakan
2.3. Lain-lain (jika diperlukan)

Bab III : UPAYA MENGATASI MASALAH


3.1. Penanggulangan yang telah dilakukan untuk Mengatasi Permasalahan
3.2. Hasil Penanggulangan
3.3. Tindakan Hukum/Administratif terhadap Pelanggaran.
3.4. Lain-lain (jika diperlukan)

Bab IV : PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

ttd.

Purnomo Yusgiantoro

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 599
Lampiran XIV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000

DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 600

Anda mungkin juga menyukai