NOMOR : 1453.K/29/MEM/2000
TENTANG
PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN TUGAS PEMERINTAHAN
DI BIDANG PERTAMBANGAN UMUM
1
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 1998 tentang Tarif
Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada
Departemen Pertambangan dan Energi Di Bidang Pertambangan Umum (LN
Tahun 2000 Nomor 26, TLN Nomor 3939);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (LN Tahun 1999 Nomor59, TLN Nomor 3838);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (LN Tahun
2000 Nomor 54, TLN Nomor 3952);
12. Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1996tanggal 25 September 1996
tentang Ketentuan Pokok Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan
Batubara;
13. Keputusan Presiden Nomor 234/M Tahun 2000 tanggal 23 Agustus
2000tentang Pembentukan Kabinet Periode Tahun 2000sampai dengan2004;
14. Keputusan Menteri Pertambangan danEnergi Nomor 1165. K/844/M.PE/1992
tanggal 12 September 1992 tentang Penetapan Tarif Iuran TetapUntuk
Usaha Pertambangan Umum Dalam Rangka Kuasa Pertambangan;
15. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 1166.
K/844/M.PE/1992 tanggal 12 September 1992 tentang Penetapan Tarif Iuran
Eksplorasi atau Iuran Eksploitasi Untuk Usaha Pertambangan Umum;
16. Keputusan MenteriPertambangan dan Energi Nomor 1748 Tahun 1992
tanggal 31 Desember 1992 tentang Organisasi dan Tatakerja Departemen
Pertambangan dan Energisebagaimana telah diubah dengan
KeputusanMenteri Pertambangan dan Energi Nomor 169 Tahun 1998
tanggal 17 Februari 1998 tentang Organisasi dan Tatakerja Direktorat
Jenderal Listrik dan Pengembangan Energi;
17. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 555. K/26/M.PE/1995
tanggal 22 Mei 1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pertambangan Umum;
18. Keputusan Menteri Pertambangan dan EnergiNomor 1211.K/008/MPE/1995
tanggal 17 Juli 1995 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Perusakan
dan Pencemaran Lingkungan Pada Kegiatan Usaha Pertambangan Umum;
MEMUTUSKAN :
BAB I
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN UMUM
Pasal 1
(1) (1)Usaha pertambangan umum baru dapat dilaksanakan apabila telah mendapatkan Kuasa
Pertambangan (KP), Kontrak Karya (KK) dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan
Batubara (PKP2B) dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral/Gubernur/ Bupati/ Walikota
sesuai lingkup kewenangan masing-masing.
(2) (2)Usaha pertambangan dalam rangka KK dan PKP2B harus dilakukan oleh badan hukum
yangbergerak di bidang usaha pertambangan umum.
2
(3) (3)Persyaratan, prosedur dan format permohonan perizinan KP, KK dan PKP2B
sebagaimana tercantum dalamLampiran I sampai dengan IIIKeputusan Menteri ini.
Pasal 2
(1) Pada satu wilayah usaha pertambangan umum dapat diberikan KP, KK dan PKP2B untuk
bahan galian lain yang keterdapatannya berbeda setelah mendapat persetujuan dari
pemegang KP, KK atau PKP2Bterdahulu.
(2) Pemegang KP, KK dan PKP2B mempunyai hak mendapatkan prioritas untuk mengusahakan
bahan galian lain dalam wilayah kerjanya.
Pasal 3
Dalam hal terjadi tumpang tindih antara kegiatan usaha pertambangan dengan kegiatan usaha
selain usaha pertambangan umum, maka prioritas peruntukan lahan ditentukan oleh
Gubernur/Bupati/Walikota sesuai lingkup kewenangan masing-masing.
BAB II
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Pasal 4
(1) Pemerintah Daerah sesuai lingkup kewenangan masing-masing bertanggung jawab dalam
pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dilaksanakan oleh pemegang
KP, KK dan PKP2B sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Tanggung jawab Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi
pemberian persetujuan :
a. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) terdiridari Kerangka Acuan Analisis
Dampak Lingkungan (KA-ANDAL), ANDAL, Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan
Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL);
b. Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) untuk
yang tidak wajib AMDAL, yang disusun oleh masing-masing pemegang KP, KK, dan
PKP2B selaku pemrakarsa dengan mengacu pedoman teknis penyusunan AMDAL, UKL-
UPL sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV dan V Keputusan Menteri ini.
Pasal 5
3
BAB III
PENGEMBANGAN WILAYAH DAN PENGEMBANGAN
MASYARAKAT SERTA KEMITRAUSAHAAN
Pasal 6
Pasal 7
BAB IV
PENYELENGGARAANTUGAS PEMERINTAHAN
Pasal 8
(1) Penyelenggaraan tugas pemerintahan di bidang pertambangan umum oleh Propinsi atau
Kabupaten/Kota diselaraskan dengan potensi sumber daya mineral, sumber daya manusia,
pendanaan dan organisasi penyelenggaraannya.
(2) Organisasi penyelenggaraan pemerintahan di bidang pertambangan umum disusun
berdasarkan fungsi-fungsi :
a. pengaturan;
b. pemrosesan perizinan;
c. pembinaan usaha;
d. pengawasan eksplorasi, produksi, keselamatan dan kesehatan kerja (K3), lingkungan
dan konservasi;
e. pengelolaan informasi pertambangan;
f. pengevaluasian dan pelaporan kegiatan.
(3) Pemangku jabatan yang melaksanakan fungsi-fungsiorganisasi sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) agar didasarkan atas kompetensi sebagaimana tercantum dalam Lampiran
VIII Keputusan Menteri ini.
BAB V
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 9
4
b. produksi dan pemasaran;
c. keselamatan dan kesehatan kerja (K3);
d. lingkungan;
e. konservasi;
f. tenaga kerja;
g. barang modal;
h. jasa pertambangan;
i. pelaksanaan penggunaan produksi dalam negeri;
j. penerapan standar pertambangan;
k. investasi, divestasi dan keuangan.
(3) Pelaksanaan pengawasan langsung di lapangan terhadap aspek produksi dan pemasaran,
konservasi, K3 serta Lingkungan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Gubernur,
Bupati/Walikota sesuai lingkup kewenangan masing-masing dilakukan sekurang-kurangnya 6
(enam) bulan sekali.
Pasal 10
Pasal 11
Pedoman Tata Cara Pengawasan Eksplorasi dan Konservasi adalah sebagaimana tercantum
dalam Lampiran X dan XI Keputusan Menteri ini.
Pasal 12
Pasal 13
5
BAB VI
PELAPORAN DAN EVALUASI
Pasal 14
Pasal 15
Pasal 16
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 17
Pasal 18
Wilayah Pertambangan Rakyatyang telah ditetapkan sebelum tanggal 6 November 2000 masih
tetap berlaku.
6
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 19
Pasal 20
(1) Peraturan pelaksanaan yang bertentangan dan/atau tidak sesuai dengan Keputusan Menteri
ini dinyatakan tidak berlaku.
(2) Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 03 November 2000
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
ttd
Purnomo Yusgiantoro
Tembusan :
1. Presiden Republik Indonesia
2. Wakil Presiden Republik Indonesia
3. Menteri Koordinator BidangPerekonomian
4. Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah
5. Menteri Negara Lingkungan Hidup
6. Sekretaris Jenderal Dep. Energi dan Sumber Daya Mineral
7. Inspektur Jenderal Dep. Energi dan Sumber Daya Mineral
8. Para Direktur Jenderal di lingkungan Dep. Energi dan Sumber Daya Mineral
9. Para Gubernur di seluruh Indonesia
10. Para Bupati/Walikotadi seluruh Indonesia
7
Lampiran I Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
.
I KUASA PERTAMBANGAN (KP) 4) Anggaran Dasar yang salah satu maksud
dan tujuannya menyebutkan berusaha
1. Kuasa Pertambangan Penyelidikan Umum di bidang pertambangan dan telah
atau Kuasa Pertambangan Eksplorasi (Pemohon disahkan oleh instansi yang berwenang
baru) : khusus untuk Koperasi/KUD.
a
. Surat Permohonan 5) Rekomendasi dari Dinas Koperasi dan
b
. Peta Wilayah Usaha Kecil khusus unutk Koperasi/
KUD.
c
. Akte Pendirian Perusahaan yang salah satu
maksud dan tujuannya menyebutkan 4. Perpanjangan Kuasa Pertambangan Eksplorasi
berusaha di bidang pertambangan dan telah a. Surat Permohonan
disahkan oleh Departemen Kehakiman dan b. Peta Wilayah
Hak Asasi Manusia. c. Laporan Kegiatan Eksplorasi
d. Tanda Bukti Penyetoran Uang Jaminan d. Rencana Kerja dan Biaya
Kesungguhan. e. Tanda Bukti Pelunasan Iuran Tetap
e. Laporan Keuangan bagi perusahaan baru 5. Izin Pengiriman Contoh Ruah (diberikan satu
dan laporan keuangan tahun terakhir yang kali)
telah diaudit oleh Akuntan Publik bagi a
. Surat Permohonan
perusahaan lama.
b
. Salinan/Kopi Surat Keputusan Kuasa
2. Perpanjangan Kuasa Pertambangan Pertambangan
Penyelidikan Umum : c
. Bukti Pelunasan Iuran Tetap dan Iuran
a. Surat Permohonan Eksploitasi.
b. Peta Wilayah d. Peta rencana tambang percobaan
c. Laporan Kegiatan Penyelidikan Umum e
. Rencana tujuan, jumlah dan kualitas
d. Rencana Kerja dan Biaya. pengiriman contoh
e. Tanda Bukti Pelunasan Iuran Tetap .
f Dokumen AMDAL/UKL-UPL kegiatan
pengambilan contoh ruah yang telah
3. Kuasa Pertambangan Eksplorasi disetujui
a
. Sebagai peningkatan Kuasa Pertambangan
6. Kuasa Pertambangan eksploitasi
Penyelidikan Umum :
a
. Peningkatan Kuasa Pertambangan
1) Surat Permohonan
Eksplorasi
2) Peta Wilayah
1) Surat Permohonan
3) Laporan Lengkap Penyelidikan Umum
2) Peta Wilayah
4) Tanda Bukti Pelunasan Iuran Tetap
3) Laporan Lengkap Eksplorasi
5) Rencana Kerja dan Biaya
4) Laporan Studi Kelayakan
b
. Kuasa Pertambangan Eksplorasi bukan 5) Dokumen AMDAL, atau UKL-UPL
peningkatan Kuasa Pertambangan
6) Tanda Bukti Pembayaran Iuran Tetap
Penyelidikan Umum :
7) Akte Pendirian Perusahaan yang salah
1) Surat Permohonan satu dari maksud dan tujuannya
2) Peta Wilayah menyebutkan berusaha di bidang
3) Akte Pendirian Perusahaan yang salah pertambangan dan telah disahkan
satu maksud dan tujuan menyebutkan instansi yang berwenang.
berusaha di bidang pertambangan dan
b
. KP Eksploitasi baru (bukan sebagai
telah disahkan oleh Departemen
peningkatan Kuasa Pertambangan Eksplo-
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia
rasi) khusus untuk Koperasi/KUD)
c
. Daftar barang/peralatan pinjam pakai
sementara yang akan diimpor
d. Alasan/dasar penggunaan barang/peralatan
pinjam pakai sementara
35. Rekomendasi Security Clearance Survey Udara
a. Surat Permohonan
b. Daftar nama tenaga ahli Indonesia dan
Asing dilengkapi dengan IKTA
c. Daftar peralatan survei udara
d. Keterangan lokasi kegiatan
36. Rekomendasi Pengembangan Pelabuhan Khusus
kegiatan tambang
a
. Surat Permohonan
b
. Desain pelabuhan
c
. ANDAL/RKL-RPL wilayah pelabuhan
37. Rekomendasi Pengoperasian Pelabuhan Khusus
Kegiatan Tambang
a
. Surat Permohonan
b
. Rencana pengoperasian pelabuhan
38. Persetujuan Harga Jual Batubara Bagian
Pemerintah (Khusus PKP2B)
a
. Surat Permohonan
b
. Spesifikasi Kualitas Batubara
ttd.
Purnomo Yusgiantoro
.
I PROSEDUR PERMOHONAN KP PADA WILAYAH Keterangan :
KEWENANGAN BUPATI/WALIKOTA 1. Permohonan diajukan Gubernur
2. Gubernur memproses permohonan, setelah Surat
Keputusan terbit disampaikan ke Pemohon
MESDM GUBERNUR 2a. Tembusan setelah Surat Keputusan disampaikan
ke MESDM
2b. Tembusan setelah Surat Keputusan disampaikan
2a 2b ke Bupati/Walikota
BUPATI/
WALIKOTA III. PROSEDUR PERMOHONAN KK/PKP2B (PMDN/
PMA) PADA WILAYAH KEWENANGAN BUPATI/
WALIKOTA
1 2 4.b
DINAS PENANAMAN
MODAL
PEMOHON
3.b 3.a
Keterangan : DPRD
BUPATI/WALIKOTA
KABUPATEN/KOTA
1. Permohonan diajukan ke Bupati/Walikota
2. Bupati/Walikota memproses permohonan, 4.a
2 5
setelah Surat Keputusan terbit disampaikan
ke Pemohon PEMOHON
2a. Tembusan Surat Keputusan disampaikan ke 6
MSDM
2b. Tembusan Surat Keputusan disampaikan ke DESDM
Gubernur PROPINSI
Keterangan :
II. PROSEDUR PERMOHONAN KP PADA WILAYAH
1. Permohonan diajukan ke Bupati/Walikota
KEWENANGAN GUBERNUR
2. Bupati/Walikota memberikan Persetujuan
Prinsip
MESDM 3.a Bupati/Walikota melakukan konsultasi kepada
DPRD Kabupaten/Kota (Standar Kontrak
disusun oleh Pemerintah)
2a 3.b Permohonan Rekomendasi ke Dinas Penanaman
Modal
GUBERNUR 4.a DPRD Kabupaten /Kota memberikan
2b Rekomendasi
1 4.b. Dinas Penanaman Modal memberikan
BUPATI/ Rekomendasi
WALIKOTA 5. Bupati/Walikota bersama pemohon menanda-
2
tangani Kontrak
PEMOHON 6. Kontrak ditembuskan kepada Propinsi dan
DESDM.
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 471
Lampiran II Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
IV. P R O S E D U R P E R M O H O N A N K K / P K P 2 B
(PMDN/PMA) PADA WILAYAH KEWENANGAN
GUBERNUR
4.b
BKMD
3.b 3.a
GUBERNUR DPRD PROPINSI
4.a
2 5
PEMOHON
6
DESDM
KABUPATEN/KOTA
Keterangan :
1. Permohonan diajukan ke Gubernur
2. Gubernur memberikan Persetujuan Prinsip
3.a Gubernur melakukan konsultasi kepada DPRD
Propinsi (Standar Kontrak disusun oleh
Pemerintah)
3.b Permohonan Rekomendasi ke BKPMD
4.a DPRD Propinsi memberikan Rekomendasi
4.b. BKPMD memberikan Rekomendasi
5. Gubernur bersama pemohon menandatangani
Kontrak
6. Kontrak ditembuskan kepada Kabupaten/ Kota
dan DESDM.
ttd.
Purnomo Yusgiantoro
FORMAT PERMOHONAN
.
I IZIN USAHA PERTAMBANGAN (KP/KK/PKP2B)
A. KUASA PERTAMBANGAN (KP)
1. PERMOHONAN BARU
Contoh :
Yang terhormat
#)
Menteri/Gubernur/Bupati/Walikota
.....................................
di
.....................................
Dengan ini kami mengajukan permohonan Kuasa Pertambangan Penyelidikan Umum, Eksplorasi, Eksploitasi,
Pengolahan/Pemurnian, Pengangkutan Penjualan #) dengan keterangan sebagai berikut :
A. Pemohon :
1. Nama Pemohon : ...................................
2. Jabatan/Pekerjaan : ...................................
B. Data Perusahaan :
1. Nama Perusahaan : ...................................
2. Alamat dan Nomor Telepon/
Faksimili : ...................................
3. N.P.W.P : ...................................
4. Susunan Direksi, Komisaris dan Pemegang Saham
a
. Direksi
No Nama Jabatan
1
2
3
4
5
b
. Komisaris
No Nama Jabatan
1
2
3
4
c
. Pemegang Saham
No Nama Jabatan
1
2
3
4
5
D. Lampiran permohonan
1. Peta lampiran ***)
2. Tanda bukti penyetoran jaminan kesungguhan dari bank yang ditunjuk ***) kecuali permohonan Kuasa
Pertambangan Eksploitasi
3. Akte Pendirian Perusahaan yang salah satu dari maksud dan tujuannya menyebutkan berusaha di bidang
pertambangan dan telah disahkan oleh Dep. Kehakiman dan HAM kecuali Koperasi/KUD ***)
4 Laporan keuangan tahun terakhir yang telah diaudit oleh akuntan publik ***)
5. Laporan lengkap eksplorasi *)
6. Laporan studi kelayakan *)**)
7. Laporan Analisis mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) atau Laporan Upaya Pengelolaan Lingkungan
(UKL) dan Laporan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) *)**)
8. Rencana Teknis Pengolahan/Pemurnian **)
9. Persetujuan/Kesepakatan dari pemegang KP **)
Demikian permohonan ini kami ajukan, apabila ternyata keterangan tidak benar, kami bersedia menerima sanksi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
.................,..............................
ttd
Materai Rp. 6.000
...................................................
(nama pemohon)
Tembusan :
1. .....................................................
2. .....................................................
Catatan :
1. Diisi dengan huruf cetak;
2. # coret yang tidak perlu;
3. *) pemohon KP Ekspoitasi;
4. **) Pemohon KP Pengolahan/Pemurnian/ dan KP Pengangkutan dan KP Penjualan berdiri sendiri;
5. ***) Pemohon KP Baru (Penyelidikan Umum, Eksplorasi dan Eksploitasi).
2. PENINGKATAN KP EKSPLORASI/EKSPLOITASI
Contoh :
Yang terhormat
#)
Menteri/Gubernur/Bupati/Walikota
.....................................
Di
.....................................
.......................,...................................................
ttd
Materai Rp. 6000
.............................................................
(nama pemohon)
Tembusan :
1. ..........................................................
2. ..........................................................
Catatan :
Permohonan dibuat di atas kop surat perusahaan
1. Diisi dengan huruf cetak
2. *) Coret yag tidak perlu
3. **) Untuk peningkatan ke KP Eksplorasi
4. ***) Untuk peningkatan ke KP Eksploitasi
3. PERPANJANGAN KP :
Contoh :
Yang terhormat
#)
Menteri/Gubernur/Bupati/Walikota
.....................................
Di
.....................................
dengan ini, mengajukan permohonan Perpanjangan Kuasa Pertambangan Eksplorasi / Eksploitasi / Pengangkutan dan
Penjualan / Pengolahan dan Pemurnian *)
Kode Wilayah Tahapan KP Ditingkatkan Keterangan
No
(KW) Menjadi KP
.......................,...................................................
ttd
Materai Rp. 6000
.............................................................
(nama pemohon)
Tembusan :
1. ..........................................................
2. ..........................................................
Catatan :
Permohonan dibuat di atas kop surat perusahaan
1. Diisi dengan huruf cetak
2. *) Coret yag tidak perlu
3. **) pemohonan KP Eksploitasi
4. ***) Pemohonan KP Pengolahan/ dan KP Pengangkutan dan KP Penjualan berdiri sendiri
5. ****) Penyelidikan Umum, Eksplorasi dan Eksploitasi.
Yang terhormat
*)
Menteri/Gubernur/Bupati/Walikota
.....................................
Di
...............................
Dengan ini kami mengajukan permohonan Kontrak Karya (KK) dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA)/
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan keterangan sebagai berikut :
A. Pemohon :
1. Nama Penandatangan Permohonan : .......................................
Jabatan /Pekerjaan : .......................................
2. Nama Penandatangan Permohonan : .......................................
Jabatan /Pekerjaan : .......................................
3. Nama Penandatangan Permohonan : .......................................
Jabatan /Pekerjaan : .......................................
B. Data Perusahaan
1. Nama Perusahaan : .................................................
.................................................
Alamat Perusahaan : .................................................
Telepon/Faksimili : .................................................
2. Nama Perusahaan : .................................................
.................................................
Alamat Perusahaan : .................................................
Telepon/Faksimili : .................................................
3. Nama Perusahaan : .................................................
.................................................
Alamat Perusahaan : .................................................
Telepon/Faksimili : .................................................
b
. Susunan Direksi, Komisaris dan Pemegang Saham (Perusahaan Nasional)
(1) Direksi
No Nama Jabatan
1
2
3
4
5
(2) Komisaris
No Nama Jabatan
1
2
3
4
5
No Nama Jabatan
1
2
3
4
5
6. Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh Akuntan Publik tahun terakhir :
a
. Perusahaan Asing
(1) Jumlah Net Aset : ..............................................
(2) Jumlah Utang : ..............................................
(3) Penghasilan Bersih : ..............................................
b
. Perusahaan Nasional
(1) Jumlah Net Aset : ..............................................
(2) Jumlah Utang : ..............................................
(3) Penghasilan Bersih : ..............................................
D. Lampiran permohonan
1. Peta lampiran dari Unit Pelayanan Informasi Wilayah Pertambangan (UPIWP) Propinsi/Kabupaten/Kota#)
2. Tanda bukti penyetoran jaminan kesungguhan dari bank yang ditunjuk
3. Tanda Terima SPT Tahun terakhir
4. Laporan Keuangan 3 (tiga) tahun terakhir yang telah diaudit Akuntan Publik
5. Kesepakatan bersama jika pemohon diajukan lebih dari 1 (satu) pemohon
6. Laporan Tahunan Perusahaan
Demikian permohonan ini kami ajukan, apabila ternyata keterangan tersebut di atas tidak benar, kami
bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
..................,.....................................................
ttd
Materai Rp. 6.000,-
.....................................................................
(nama pemohon)
Tembusan :
1. .........................................
2. .........................................
Catatan :
1. Diisi dengan huruf cetak :
2. # coret yang tidak perlu
Yang terhormat
*)
Menteri/Gubernur/Bupati/Walikota
.....................................
Di
...............................
Dengan ini kami mengajukan permohonan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara dalam rangka
Penanaman Modal Asing (PMA)/Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan keterangan sebagai berikut :
A. Pemohon :
1. Nama Penandatangan Permohonan : .......................................
Jabatan /Pekerjaan : .......................................
2. Nama Penandatangan Permohonan : .......................................
Jabatan /Pekerjaan : .......................................
3. Nama Penandatangan Permohonan : .......................................
Jabatan /Pekerjaan : .......................................
B. Data Perusahaan
1. Nama Perusahaan : .................................................
.................................................
Alamat Perusahaan : .................................................
Telepon/Faksimili : .................................................
2. Nama Perusahaan : .................................................
.................................................
Alamat Perusahaan : .................................................
Telepon/Faksimili : .................................................
3. Nama Perusahaan : .................................................
.................................................
Alamat Perusahaan : .................................................
Telepon/Faksimili : .................................................
b
. Susunan Direksi, Komisaris dan Pemegang Saham (Perusahaan Nasional)
(1) Direksi
No Nama Jabatan
1
2
3
4
5
(2) Komisaris
No Nama Jabatan
1
2
3
4
5
No Nama Jabatan
1
2
3
4
5
6. Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh Akuntan Publik tahun terakhir :
a
. Perusahaan Asing
(1) Jumlah Net Aset : ..............................................
(2) Jumlah Utang : ..............................................
(3) Penghasilan Bersih : ..............................................
b
. Perusahaan Nasional
(1) Jumlah Net Aset : ..............................................
(2) Jumlah Utang : ..............................................
(3) Penghasilan Bersih : ..............................................
D. Lampiran permohonan
1. Peta lampiran dari Unit Pelayanan Informasi Wilayah Pertambangan (UPIWP) Propinsi/Kabupaten/Kota;
2. Tanda bukti penyetoran jaminan kesungguhan dari bank yang ditunjuk.
3. Tanda Terima SPT Tahun terakhir.
4. Laporan Keuangan 3 (tiga) tahun terakhir yang telah diaudit Akuntan Publik
5. Kesepakatan bersama jika pemohon diajukan lebih dari 1 (satu) pemohon
6. Laporan Tahunan Perusahaan
Demikian permohonan ini kami ajukan, apabila ternyata keterangan tersebut di atas tidak benar, kami
bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
..................,.....................................................
ttd
Materai Rp. 6.000,-
.....................................................................
(nama pemohon)
Tembusan :
1. .........................................
2. .........................................
Catatan :
1. Diisi dengan huruf cetak :
2. # coret yang tidak perlu
A. PERMOHOAN BARU :
Contoh :
Nomor : .....................................
Sifat :
Lampiran :
Perihal : Permohonan izin usaha jasa
Pertambangan Umum
Kepada Yth
Gubernur/Bupati/Walikota
.................................................
Di
...........................
Dengan ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat Izin Usaha Jasa Pertambangan
Umum dalam rangka kegiatan perusahaan di lingkungan proyek-proyek pertambangan umum. Adapun
bidang usaha yang dimohon adalah :
Pemohon
Materai
Rp. 6.000,-
tanda tangan dan nama terang
( DIREKSI )
a
. PERUSAHAAN
1) Nama : ........................................
2) Bidang usaha utama : ........................................
3) Usaha lainnya : ........................................
4) Alamat : ........................................
5) Domisili : ........................................
b
. PERSONALIA
1) Daftar pimpinan umum perusahaan
dengan alamatnya : ........................................
2) Daftar Personalia : ........................................
3) Daftar tenaga ahli : ........................................
l Nama tenaga ahli
l Pendidikan dan keahlian
l Surat pernyataan
l Daftar riwayat hidup
l Foto Kopi Ijasah/Sertifikat
l Foto Kopi KTP
l Foto Kopi IKTA (bagi tenaga kerja asing)
c
. PEKERJAAN
1) Pekerjaan-pekerjaan yang pernah : ........................................
dilaksanakan di bidang jasa
pertambangan
2) Bidang usaha yang dimohon : ........................................
d. PERALATAN
Daftar peralatan utama yang dipunyai;
jenis/macam peralatan; jumlah; kondisi;
status kepemilikan dan tempat penyim
panan :
e
. KEUANGAN
1) Besar serta komposisi modal : ........................................
Perusahaan
2) Laporan Keuangan : ........................................
3) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP :
............................................................
4) Referensi Bank : ........................................
5) Akte Pendirian : ........................................
6) Keterangan lain : ........................................
.................................................
(DIREKSI)
Catatan :
1. Permohonan ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan merupakan bagian dari berkas permohonan
2. Hanya permohonan yang diisi lengkap yang dapat diproses lebih lanjut.
B. PERMOHONAN PERPANJANGAN
Contoh
Nomor : .........................................
Sifat :
Lampiran :
Perihal : Permohonan Perpanjangan Izin Usaha Jasa
Pertambangan Umum
Kepada Yth.
Gubernur/Bupati/Walikota
.....................................
Di
.........................
Bersama ini kami mengajukan permohonan Perpanjangan Surat Izin Usaha Jasa Pertambangan Umum yang
berakhir pada tanggal .............................................. dalam rangka kegiatan perusahan di lingkungan proyek
pertambangan umum.
Pemohon
Materai
tanda tangan dan nama terang
(DIREKSI)
b
. PERSONALIA
1) Daftar pimpinan umum perusahaan : ........................................
dengan alamatnya
2) Daftar Personalia : ........................................
3) Daftar tenaga ahli : ........................................
l Nama tenaga ahli
l Pendidikan dan keahlian
l Surat pernyataan
l Daftar riwayat hidup
l Foto Kopi Ijasah/Sertifikat
l Foto Kopi KTP
l Foto Kopi IKTA (bagi tenaga kerja asing)
c
. PEKERJAAN
1) Pekerjaan-pekerjaan yang pernah : ........................................
dilaksanakan di bidang jasa
pertambangan
2) Bidang usaha yang dimohon : ........................................
d. PERALATAN
Daftar peralatan utama yang dipunyai : ........................................
Perusahaan serta digunakan untuk men-
dukung pekerjaan-pekerjaan dimaksud
pada butir 3 diatas, dengan menyebutkan
jenis/macam peralatan, jumlah, kondisi,
status kepemilikan dan tempat penyim-
panan
e
. KEUANGAN
1) Besar serta komposisi modal : ........................................
Perusahaan
2) Laporan Keuangan : ........................................
3) Nomor pokok Wajib Pajak (NPWP) : ........................................
4) Referensi Bank : ........................................
5) Akte Pendirian : ........................................
6) Keterangan lain : ........................................
........................................................................
(DIREKSI)
Catatan :
1. Permohonan ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan merupakan bagian dari berkas permohonan
2. Hanya permohonan yang diisi lengkap yang dapat diproses lebih lanjut.
ttd.
Purnomo Yusgiantoro
PEDOMAN TEKNIS
PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL)
UNTUK KEGIATAN PERTAMBANGAN UMUM
.
I PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN KERANGKA hidup terutama untuk memenuhi
ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN dan melaksanakannya :
KEGIATAN PERTAMBANGAN UMUM l Undang-undang Nomor 23
A. KATA PENGANTAR Tahun 1997 tentang Penge-
lolaan Lingkungan Hidup
lˆ Berisi dasar hukum yang melandasi
l Peraturan Pemerintah Nomor
pelaksanaan studi Amdal kegiatan
27 Tahun 1999 tentang
Pertambangan Umum (Peraturan Pemerintah
Analisis Mengenai Dampak
Nomor 27 Tahun 1999. Keputusan Menteri
Lingkungan.
Lingkungan Hidup dan Keputusan Menteri
Pertambangan dan Energi serta rujukan l Keputusan Menteri Negara
yang mengatur sistematika penyusunan Lingkungan Hidup Nomor
Dokumen Amdal Kep-39/MENLH/8/1996
tentang jenis atau Kegiatan
l Kata pengantar ditandatangani oleh
yang wajib dilengkapi dengan
Penanggungjawab kegiatan dan distempel
Analisis Dampak Lingkungan
B. DAFTAR ISI
l Peraturan-peraturan yang
berlaku di lingkungan Menteri
Berisi judul Bab, Sub Bab, Sub-sub Bab dan Negara Lingkungan Hidup,
seterusnya serta nomor halaman yang terdapat Meneteri Pertambangan dan
dalam dokumen kerangka Acuan Andal Energi serta Peraturan Daerah
Kegiatan Pertambangan Umum Setempat
C. DAFTAR TABEL b
. Kebijakan Pemerintah tentang
Berisi nomor tabel, judul tabel dan halaman Pembangunan yang berwawasan
tabel yang terdapat dalam Dokumen Kerangka lingkungan
Acuan Andal Kegiatan Pertambangan Umum. c
. Kaitan rencana kegiatan dengan
dampak penting yang mungkin
D. DAFTAR GAMBAR timbul, antara lain :
Berisi nomor gambar, judul gambar dan halaman l Perbenturan berbagai kepen-
gambar yang terdapat dalam Dokumen tingan dalam pemanfaatan
Kerangka Acuan Andal Kegiatan Pertambangan sumberdaya alam (bahan
Umum galian, air, hutan dan lain-lain)
dan lahan (sebutkan jenis,
BAB I PENDAHULUAN nama dan lokasi kegiatannya)
serta perbenturan dengan
1.1. Latar Belakang kepentingan ekologis maupun
Uraian singkat dan sistematika ekonomis.
mengenai latar belakang dilaksana- l Kondisi spesifik lingkungan
kannya studi Andal bagi kegiatan awal dengan dampak spesifik
yang direncanakan ditinjau dari : yang akan ditimbulkan.
a
. Peraturan Perundang-undagan l Rencana Umum Tata Ruang
yang berlaku dan berkaitan setempat dengan dampak spe-
dengan pengelolaan lingkungan sifik yang akan ditimbulkan.
b
. Nama dan Alamat Penanggung Jawab Bawah Tanah)
(sebutkan juga telepon dan fax) l Pembersihan Lahan
c
. Nama dan Alamat Penyusun KA Andal b
. Tahap Operasi, antara lain :
(sebutkan juga telepon dan fax)
l Pengupasan Tanah Pucuk
c
. Memprakirakan dampak dan l Pengolahan Bijih
mengevaluasi dampak penting yang l Penimbunan Bijih
akan terjadi pad atahap persiapan,
operasi sampai dengan pasca operasi c
. Tahap Pasca Operasi antara lain
kegiatan Pertambangan Umum l Reklamasi/rehabilitasi lahan setelah
operasi
Uraian secara jelas tentang kegunaan l Penanganann tanaga kerja yang
studi Andal, meliputi :
dilepas setelah kegiatan berakhir
a
. Sebagai bahan pertimbangan dalam
d. Uraian ronalingkungan awal (geo-
proses pengambilan keputusan
fisik-kimia, biologi dan sosial) yang
tentang kelayakan lingkungan dari
terkena dampak terutama kompone
rencana Pertambangan Umum.
lingkungan yang langsung terkena
b
. Sebagai wahana untuk memberi dampak
informasi bagi masyarakat untuk
dapat mengindari dampak negatif dan e
. Aspek-aspek yang diteliti pada a dan
memanfaatkan dampak positif yang b mengacu pada hasil pelingkupan
potensial ditimbulkan oleh rencana yang tertuang dalam dokumen
kegiatan Pertambangan Umum. Kerangka Acuan Andal
tidak langsung. Dampak langsung adalah Disamping itu perlu pula dikaji
dampak yang ditimbulkan secara dampak penting lainnya yang
langsung oleh adanya kegiatan proyek. diakibatkan oleh rencana kegiatan,
Sedangkan dampak tidak langsung misalnya :
adalah dampak yang timbul akibat l Kualitas air sungai/danau/laut.
adanya perubahan kualitas komponen l Pemanfaatan air oleh penduduk
lingkungan dan atau komponen kegiatan l Kualitas air tanah
primer, oleh adanya rencana kegiatan.
Hubungan antara berbagai komponen d) Tata Ruang, Lahan dan Tanah
lingkungan dan komponen kegiatan serta Potensi dampak penting rencana
sebab musababnya sampai dengan kegiatan proyek terhadap :
tebentuknya kualitas lingkungan tertentu, l Perubahan, pembatasan, per-
perlu dikemukakan secara jelas dan rinci, bedaan kepentingan dalam
baik dalam bentuk uraian maupun pemanfaatan dan pendaya-
diagram. gunaan ruang/lahan, air dan
d. Di bawah ini dikemukakan arahan sumberdaya alam lainnya,
beberapa topik yang perlu dijelaskan karena adanya rencana
secara lengkap sistematis dan konsisten kegiatan proyek.
dengan bab-bab sebelumnya : l Keindahan alam dan
kesempatan untuk menikmati
1. Geo - Fisik - Kimia
sumber estetika dan rekreatif
a) Iklim, kualiatas Udara dan karena adanya rencana
kebisingan kegiatan proyek tersebut.
Potensi dampak penting yang l Perencanaan pengembangan
umum terjadi dalam rencana wilayah, tata ruang, tataguna
kegiatan yang bisa menimbulkan lahan dan air.
perubahan pada kualitas udara
harus dihitung dengan meng- 2. Biologi
gunakan pendekatan model a) Flora
dispresi. Di samping itu pula akan Potensi dampak penting rencana
terjadi kebisingan. Perkiraan harus kegiatan proyek terhadap
meliputi daerah-daerah permu- l Komunitas dan diversitas
kiman dan komunitas tumbuhan
tumbuhan yang peka terhadap
dan atau satwa yang dilindungi
polusi dan mempunyai nilai
dan atau unik dan atau ekonomis
ekoomis dan ekologis tinggi
penting di ruang ekosistem.
di lokasi rencana kegiatan
b) Fisiologi dan Geologi proyek.
Potensi dampak penting rencana l Komunitas dan diversitas
kegiatan proyek terhadap : tumbuhan yang unik/langka
l Bentang alam yang unik dan atau dilindungi, memiliki
nilai sejarah, keindahan
l Perubahan lahan akibat
bentang alam dan rekreatif.
penggalian/pengambilan
bahan galian atau pembuangan b) Fauna
limbah dalam bentuk cair dan Potensi dampak penting rencana
padat menimbulkan dan kegiatan proyek terhadap :
penataan lahan
l Tempat pertemuan manusia
c) Hidrologi dan Kualitas air dengan hewan sehingga
Potensi dampak penting yang menimbulkan keinginan untuk
umum terjadi dalam rencana berburu dan membunuhnya
kegiatan yang bisa menimbulkan tanpa pertimbangan yang
perubahan pada kualitas air harus matang.
dihitung dengan menggunakan l Gangguan berupa pengusiran,
pendekatan model dispersi pembisingan terhadap satwa
terhadap penyebaran air panas. liar.
a
. Telaahan secara holistik atas berbagai c
. Uraian tentang kelompok masyarakat
komponen lingkungan yang diper- yang terkena dampak baik yang
bersifat positif maupun negatif serta III. PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA
identifikasi perbandingan antara PENGELOLAAN LINGKUNGAN KEGIATAN
dampak positif yang diinginkan PERTAMBANGAN UMUM ( RKL)
dengan dampak negatif yang diderita.
A. KATA PENGANTAR
d. Uraian tentang intensitas dan
persebaran dampak penting apakah l Dicantumkan dasar hukum yang
lokal, regional dan bahkan melandasi pelaksanaan studi Amdal
internasional sehingga dapat kegiatan Pertambangan Umum (Peraturan
ditentukan tingkat kemampuan Pemerintah No. 27 Tahun 1999,
tingkat institusional apa yang dapat Keputusan Menteri Negara Lingkungan
melakukan pengelolaan dan Hidup dan Keputusan Menteri
pemantauannya. Pertambangan dan Engeri serta rujukan
yang mengatur sistematika Penyusunan
e
. Hasil evaluasi dampakpenting tersebut
Dokumen Amdal).
disajikan sebagai dasar untuk
menentukan dampak -dampak penting l Kata pengantar ditandatangani oleh
yang harus dikelola (Arahan Rencana penanggung jawab kegiatan dan
Pengelolaan dan Rencana distempel
Pemantauan Lingkungan).
B. DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA Berisi judul Bab, Sub Bab, Sub-sub Bab dan
seterusnya serta nomor halaman yang terdapat
Dikemukakan rujukan dan pernyataan-pernyataan dalam dokumen RKL, kegiatan pertambangan
penting yang harus ditunjang oleh kepustakaan umum
ilmiah yang mutakhir serta disajikan dalam suatu
daftar pustaka dengan penulisan yang baku C. DAFTAR TABEL
Berisi nomor tabel, judul tabel dan halaman
LAMPIRAN tabel yang terdapat dalam dokumen RKL
l Surat ijin atau rekomendasi yang telah Kegiatan pertambangan Umum
diperoleh pemrakarsa sampai dengan saat
AMDAL akan disusun. D. DAFTAR GAMBAR
l Foto-foto yang dapat menggambarkan rona Berisi nomor gambar, judul gambar dan
lingkungan awal, usulan rencana usaha atau halaman gambar yang terdapat dalam
kegiatan sehingga bisa memberikan wawasan dokumen RKL Kegiatan pertambangan
yang lebih mendalam tentang hubungan timbal Umum
balik serta kemungkinan dampak lingkungan
penting yang akan ditimbulkan. E. DAFTAR LAMPIRAN
l Peta (peta situasi/lokasi kegiatan, batas wilayah
Berisi nomor lampiran, judul lampiran dan
studi, kemiringan lereng, lokasi pegambilam
halaman lampiran yang terdapat dalam
sampel, geologi dll) dengan skala dan simbol
dokumen RKL Kegiatan pertambangan
representatif
Umum
l Gambar/penampang (misal penampang bawah
permukaan lokasi pembuangan limbah padat/ BAB I PENDAHULUAN
cair, dll) foto, grafik serta tabel lain yang
berlum tercantum dalam dokumen. Biodata 1.1. Latar Belakang
penyusun studi ANDAL. Hal-hal lain yang Uraian tentang latar belakang
dianggap relevan untuk dimasukkan dalam perlunya dilaksanakan RKL baik
dokumen. ditinjau dari :
l Kepentingan pemrakarsa
l Kepentingan pihak instansi
terkait
l Kepentingan yang lebih luas
dalam rangka menunjang
pembangunan
1.4. Unsur Lingkungan Yang Sensitif BAB III PENDEKATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Uraikan secara singkat wilayah/kelompok
Dalam bab ini agar diuraikan secara rinci
masyarakat atau ekosistem di sekitar
tentang cara/pendekatan yang hendak
rencana usaha atau kegiatan, yang sensitif
ditempuh dalam kegiatan pengelolaan
terhadap perubahan akibat adanya
lingkungan Kegiatan Pertambangan Umum
rencana usaha atau kegiatan tersebut,
yang bersangkutan baik ditinjau dari sudut
berdasarkan hasil Andalnya
teknologi, ekonomi maupun kelembagaan
berdasarkan Andal :
BAB II IDENTITAS PROYEK DAN RINGKASAN
ANDAL 3.1. Pendekatan Teknologi
Membuat semua data identitas, keterangan dan Memuat semua cara/teknik pengelolaan
diuraikan secara singkat mengenai kegiatan lingkungan fisik maupun biologi yang
Pertambangan Umum yang direncanakan serta direncanakan /diperlukan untuk
rona lingkungan awal yang erat hubungannya mencegah/mengurangi/menanggulangi
dengan hasil evaluasi dampak penting, antara dampak kegiatan Pertambangan Umum
lain : sehingga kelestarian lingkungan lebih
lanjut dapat dipertahankan dan bahkan
2.1. Identitas Pemprakarsa dan Penyusun
untuk memperbaiki/meningkatkan daya
RKL
dukungnya seperti :
Uraian mengenai identitas pemprakarsa l Pencegahan erosi, longsoran dan
dan penyusunan Andal
sedimentasi dengan penghijauan dan
a
. Identitas pemprakarsa terasering.
l Nama dan alamat lengkap (telepon l Penggunaan lahan secara terencana
dan fax) instansi/perusahaan dengan memperhatikan konservasi
sebagai pemprakarsa rencana lahan.
usaha atau kegiatan l Mengurangi terjadinya pencemaran
l Nama dan alamat lengkap (telepon pantai laut, apabila lokasi kegiatan
dan fax) penanggung jawab terletak ditepi pantai
rencana usaha atau kegiatan). l Membangun kolam pengendapan
disekitar daerah kegiatan untuk
b
. Identitas Penyusun Andal
menahan lumpur oleh aliran
l Nama dan alamat lengkap permukaan
(Telepon dan fax) lembaga/ l Membuat cek dam dan turap
perusaaan disertai dengan l Penimbunan kembali lubang-lubang
kualifikasi dan rujukannya.
bekas tambang
l Nama dan alamat lengkap (telepon l Penataan lahan
dan fax) penanggung jawab
penyusun Andal.
l Dan lain-lain
3. Tabel a
. Kepentingan Pemrakarsa, antara lain :
l Tabel perkiraan dampak l Menjaga pelaksanaan kegiatan di
l Tabel evaluasi dampak penting lapangan sesuai rencana/jadual.
l Tabel rencana Pengelolaan Lingkungan l Optimasi pendayagunaan sumber-
daya lain
l Menjamin terpeliharanya daya
IV. PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA dukung lingkungan terhadap
PEMANTAUAN LINGKUNGAN KEGIATAN kegiatan
PERTAMBANGAN UMUM (RPL)
b
. Kepentingan Instansi Terkait, antara
A. KATA PENGANTAR lain :
l Terpeliharanya kehidupan sosial-
l Dicantumkan dasar hukum yang melandasi
ekonomi-budaya di dalam masyarakat
pelaksanaan kegiatan Amdal kegiatan
Pertambangan Umum (Peraturan Pemerintah
l Menjamin ketertiban dan
No. 27 Tahun 1999, Keputusan Menteri keamanan
Negara Lingkungan Hidup dan Keputusan l Mencegah timbulnya keresahan
Menteri Pertambangan dan Energi serta sosial masyarakat
rujukan yang mengatur sistematika c. Kepentingan pembangunan umum,
penyusunan Dokumen Amdal). antara lain
l Kata Pengantar ditandatangani oleh l Sebagai bahan koordinasi bagi
penanggungjawab kegiatan dan distempel. instansi berwenang untuk
menyusun suatu rencana
B. DAFTAR ISI pengelolaan dan pemantauan
Berisi Judul Bab, Sub Bab dan seterusnya serta lingkungan kawasan, baik secara
nomor halaman yang terdapat dalam dokumen regional maupun nasional.
RPL Kegiatan Pertambangan Umum. l Memberikan masukan pada
DAFTAR PUSTAKA
Dikemukakan rujukan data dan pernyataan-pernyataan
penting yang harus ditunjang oleh kepustakaan ilmiah
yang mutakhir serta disajikan dalam suatu daftar pustaka
dengan penulisan yang baku.
LAMPIRAN
Memuat semua lampiran yang merupakan penunjang
RPL ini dan hendaknya dibuat daftar :
1. Peta
Berikan informasi yang sesuai dengan RPL ini
dengan menggunakan skala yang memadai dan
sesuai kaidah topografi, yaitu :
l Topografi
l Tata Guna Lahan
l Lokasi/Daerah Operasi RPL
l Lokasi/Daerah/Titik Pemantauan Dampak
2. Gambar/Foto
Gambar-gambar serta foto yang menunjang
pemahaman sistem/teknik pemantauan lingkungan.
ttd.
Purnomo Yusgiantoro
513
CONTOH : MATRIKS PRAKIRAAN DAMPAK PENTING KEGIATAN PERTAMBANGAN UMUM
PASCA KETERANGAN
KOMPONEN KEGIATAN PERSIAPAN OPERASI
NO OPERASI (MISALNYA)
KOMPONEN LINGKUNGAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
A. ASPEK GEOFISIK-KIMIA. MISALNYA :
1. Iklim
2. Kualitas Udara 1. Pemindahan tanah penutup
3. Kebisingan 2. Penambangan batubara/bijih
4. Kualitas air 3. Pemuatan dan Pengangkutan
5. Hidrologi 4. Penambangan batubara/bijih
6. Ruang, Tanah dan Lahan 5. Penambangan batubara/bijih
6. Penanganan tenaga kerja
7. Pembangunan instalasi
pengolahan
B. ASPEK BIOLOGI, MISALNYA :
8. Penerowongan (tambang bawah
1. Flora tanah
2. Fauna Darat 9. Pemindahan tanah penutup
3. Biota Air 10. Penambangan batubara/bijih
11. Pemuatan dan pengangkutan
12. Pengolahan batubara/bijih
514
CONTOH : MATRIKS EVALUASI DAMPAK PENTING KEGIATAN PERTAMBANGAN UMUM
PASCA KETERANGAN
KOMPONEN KEGIATAN PERSIAPAN OPERASI
NO OPERASI (MISALNYA)
KOMPONEN LINGKUNGAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
A. ASPEK GEOFISIK-KIMIA. MISALNYA :
1. Iklim
2. Kualitas Udara 1. Pemindahan tanah penutup
3. Kebisingan 2. Penambangan batubara/bijih
4. Kualitas air 3. Pemuatan dan Pengangkutan
5. Hidrologi 4. Penambangan batubara/bijih
6. Ruang, Tanah dan Lahan 5. Penambangan batubara/bijih
6. Penanganan tenaga kerja
7. Pembangunan instalasi
pengolahan
B. ASPEK BIOLOGI, MISALNYA :
8. Penerowongan (tambang bawah
1. Flora tanah
2. Fauna Darat 9. Pemindahan tanah penutup
3. Biota Air 10. Penambangan batubara/bijih
11. Pemuatan dan pengangkutan
12. Pengolahan batubara/bijih
515
CONTOH : MATRIK RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
ASPEK
LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN DAMPAK LOKASI WAKTU/ INSTITUSI
SUMBER
NO YANG TOLOK TUJUAN PENGELOLA PERIODE
DAMPAK
TERKENA UKUR PENGELOLAAN PENGEMBANG AN PENGELOLA PELAKSA PENGAW PELAPOR-
PENCEGAHAN PENANGGULANGAN
DAMPAK AN AN NA AS AN
TAHAP PERSIAPAN
TAHAP OPERASI
TAHAP PASCA OPERASI
516
CONTOH : MATRIK RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
ASPEK
LINGKUNGAN TOLOK ALAT/ WAKTU/ INSTITUSI
YANG SUMBER UKUR TUJUAN METODE LOKASI PERIODE
NO DAMPAK DAMPAK PEMANTAUAN PEMANTAUAN
TERKENA PEMANTAUAN PEMANTAUAN
DAMPAK PELAKSANA PENGAWAS PELAPORAN
TAHAP PERSIAPAN
TAHAP OPERASI
TAHAP PASCA OPERASI
b
. Tahap operasi l Pembiayaan
l Uraian cara pelaksanaan kegiatan l Pengawas dan Instansi terkait
l Jenis kegiatan
l Waktu yang dibutuhkan VI. UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
l Jumlah tenaga yang dibutuhkan Uraian tentang pemantauan lingkungan
c
. Tahap Purna Operasi l Jenis dampak yang dipantau
Uraikan cara pelaksanaan kegiatan l Lokasi pemantauan dilengkapi dengan peta
l Waktu pemantauan/periode pemantauan,
l Jumlah tenaga yang diperlukan
metode pemantauan
l Waktu yang dibutuhkan l Tolok Ukur
2.5. Peralatan yang digunakan pada tahap operasi l Pengawas dan Instansi Terkait
(Jumlah, Jenis dan Spesifikasi Teknis, dll).
VII. PELAPORAN
2.6. Bahan baku penunjang yang digunakan pada
tahap operasi (Jenis, Jumlah, Sifat, dll). Laporan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)
dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
2.7. Limbah yang dihasilkan pad atahap Operasi disampaikan kepada Direktur Jenderal yang
(Jenis, Jumlah, Sifat, dll). membidangi secara berkala dengan tembusan yang
2.8. Peralatan untuk penanganan limbah yang ditujukan kepada :
dihasilkan (Jumlah, Jenis dan Spesifikasi Teknis 1. Gubernur, up. Kepada Biro Bina Lingkungan
dll). Hidup.
III. DAMPAK YANG AKAN TERJADI 2. Bupati/Walikota.
3. Kepada Biro Lingkungan dan Teknologi,
3.1. Tahap Persiapan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.
l Sumber Dampak
l Limbah yang dihasilkan (debit/jumlah) VIII. LAMPIRAN
3.2. Tahap Operasi l Daftar Pustaka
l Sumber Dampak l Matrik UKL/UPL
l Limbah yang dihasilkan (debit/jumlah) l Surat Pernyataan
l Peta-peta, gambar-gambar dan lampiran lain
3.3. Tahap Purna Operasi sebagai data pendukung
l Sumber Dampak
l Limbah yang dihasilkan (debit/jumlah)
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral,
IV. KOMPONEN LINGKUNGAN YANG DIPER-
KIRAKAN TERKENA DAMPAK ttd.
4.1. Komponen Fisika, Kimia, Biologi dan Purnomo Yusgiantoro
Sosekbud.
4.2. Jenis dan Potensi Dampak
4.3. Sifat dan Tolok Ukur Dampak
TABEL I
TAHUN
KUMULATIF
DISKRIPSI S/D 1996 Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan
I II II IV
1. Tambang
- aktif
- selesai
2. Timbunan tanah/batuan penutup di
luar tambang
- aktif
- selesai
3. Jalan Tambang
4. Kolam Sedimen/Kendali Erosi
5. Fasilitas Penunjang
a. Pabrik Pengolahan dan Pemurnian
b. Kolam/Penimbun Tailing
c. Perumahan Karyawan
d. Jalan Non Tambang
e. Gudang.
.
f Kantor
g. Bengkel
h. Pelabuhan/Emlasement
.i Landfill
.j Lainnya
Total
TABEL 2
PELAKSANAAN REKLAMASI KUMULATIF S/D TH .... DAN RENCANA TH ....
(Dalam Ha)
3. Revegetasi
a. Lahan bekas tambang
b. Timbunan tanah/batuan
penutup
c. Bekas jalan tambang
d. B e k a s j a l a n n o n
tambang
e. Timbunan tailing
.f Bekas kolam sedimen
g. Fasilitas penunjang
lainnya
TABEL 3
1 2 3 4 5 6 = (3x4x5)
. Persemaian
I
1. Benih tanaman pokok Kg
2. Pembuatan tempat
persemaian Buah
3. Kapur Kg
4. Pupuk Kg
5. Obat-obatan Liter
Sub Total I
II. Penanaman
1. Tanaman Penutup
a. Benih Kg
b. Kapur Kg
c. Pupuk Kg
d. Tenaga kerja HOK
2. Tanaman pokok/pohon
a. Kapur Kg
b. Pupuk Kg
c. Tenaga kerja HOK
Sub Total II
III. Pemeliharaan dan Pemantauan
1. Obat-obatan Liter
2. Analisa tanah Contoh
3. Tenaga kerja HOK
Sub Total III
Total(I+II+III)
TABEL 4
JADWAL RENCANA
PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
TAHUN................
TAHUNAN
DISKRIPSI KETERANGAN
TRIWULAN TRIWULAN TRIWULAN TRIWULAN
I II II IV
.I PEMBUKAAN LAHAN
- Land clearing
- Pengupasan tanah
penutup
1. Timbunan tanah/batuan
penutup diluar tambang
2. Jalan tambang
3. Stockfile
4. Fasilitas penunjang
lainnya
I. REKLAMASI
1. Pengisian kembali dan
penataan lahan
2. Pengaturan permukaan
lahan :
a. Timbunan tanah penutup
b. Bekas jalan tambang
c. Timbunan tailing
d. Sarana pengendali erosi
e. Fasilitas penunjang
lainnya
3. Revegetasi
a. Pembibitan/persemaian
b. Penanaman
c. Pemeliharaan dan
perawatan
III. P E M A N T A U A N
1. Kualitas air tambang
2. Kualitas udara
3. Stabilitas lereng
4. Perubahan bentang
alam
5. Revegetasi (tingkat
pertumbuhan)
6. Flora dan fauna, biota
perairan
7. Dan lain-lain (sesuai
dengan RPL dan UKL)
JAMINAN REKLAMASI
.
I UMUM 3. Biaya rencana reklamasi harus diperhitungkan
1. Jaminan reklamasi adalah dana yang disediakan berdasarkan dengan anggapan bahwa reklamasi
oleh perusahaan pertambangan sebagai uang tersebut akan dilaksanakan oleh pihak ketiga.
jaminan untuk melakukan reklamasi di bidang 4. Komponen biaya reklamasi terdiri dari
pertambangan umum a
. Biaya langsung, meliputi :
2. Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan 1) Biaya pembongkaran fasilitas tambang
memperbaiki atau menata kegunaan lahan yang (bangunan, jalan, emplasement). kecuali
terganggu sebagai akibat kegiatan usaha ditentukan lain.
pertambangan umum, agar dapat berfungsi dan 2) Biaya penetapan kegunaan lahan yang
berdaya guna sesuai peruntukannya. terdiri dari :
3. Perusahaan pertambangan adalah orang atau a) Sewa alat-alat berat dan mekanis
badan yang diberi wewenang untuk b) Pengisian kembali lahan bekas
melaksanakan usaha-usaha pertambangan tambang
berdasarkan kuasa pertambangan atau KK/ c) Pengaturan permukaan lahan
PKP2B
d) Penebaran tanah pucuk
4. Rencana tahunan pengelolaan lingkungan e) Pengendalian erosi dan
adalah rencana kerja pelaksanaan pengelolaan pengelolaan air.
lingkungan yang disusun oleh perusahaan untuk
setiap tahun dengan mengacu pada AMDAL 3) Biaya revegetasi dapat meliputi :
dan UKL/UPL yang telah disetujui sesuai a) Analisis kualitas tanah
peraturan perundangan yang berlaku b) Pemupukan
c) Pengadaan bibit
5. Perusahaan penjamin adalah Bank atau
d) Penanaman
perusahaan asuransi yang disetujui oleh Direktur
e) Pemeliharaan tanaman
Jenderal untuk memberikan jaminan atas
pelaksanaan reklamasi 4) Biaya pencegahan dan penang-
gulangan air asam tambang
6. “Accounting reserve” adalah dana pelaksanaan
reklamasi yang dicadangkan di dalam 5) Biaya untuk pekerjaan sipil sesuai
pembukuan perusahaan pertambangan setiap peruntukan lahan pasca tambang
tahun. b
. Biaya tidak langsung, meliputi :
7. Jaminan pihak ketiga adalah suatu jaminan yang 1) Biaya mobilisasi dan demobilisasi alat-
diberikan oleh pihak ketiga sebagai penjamin alat berat
dalam bentuk sertifikat penjamin (surety bond) 2) Biaya perencanaan reklamasi
irrevocable letters of credit dan Bank garansi. 3) Biaya administrasi dan keuntungan
8. Jaminan Reklamasi dikenakan bagi seluruh kontraktor pelaksana reklamasi
perusahaan pertambangan pada tahap
5. Biaya-biaya tersebut di atas sudah harus
penambangan atau operasi produksi
diperhitungkan pajak-pajak yang berlaku
II. PENETAPAN JAMINAN REKLAMASI 6. Perhitungan biaya rencana reklamasi dapat
dibuat dalam nilai mata uang rupiah atau dolar
1. Jumlah jaminan reklamasi ditetapkan
amerika.
berdasarkan biaya reklamasi sesuai dengan
Rencana Tahunan Pengelolaan Lingkungan 7. Bentuk Jaminan reklamasi dapat berupa
untuk jangka waktu 5 tahun. deposito berjangka, dan atau “Accounting re-
2. Bagi perusahaan pertambangan yang umur serve” dan atau jaminan pihak ketiga dengan
tambangnya kurang dari 5 tahun, jumlah jaminan ketentuan sebagai berikut :
reklamsi ditetapkan sesuai dengan rencana a
. Deposito Berjangka ditempatkan pada
reklamasi jangka waktu umur tambangnya. Bank Pemerintah atas nama Menteri/
V. SANKSI-SANKSI
1. Menteri/Gubernur/Bupati/Walikota memberikan
peringatan secara tertulis kepada perusahaan
pertambangan apabila tidak menunjukkan
kesungguhan gagal atau lalai dalam
melaksanakan reklamasi sesuai dengan rencana
tahunan pengelolaan lingkungan.
2. Apabila dalam jangka waktu 60 hari setelah
menerima surat peringatan pada ayat (1)
perusahaan pertambangan tidak melaksanakan
reklamasi Menteri/Gubernur/Bupati/Walikota
melakukan tindakan sebagai berikut :
529
LAMPIRAN VIII KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
NOMOR : 1453 K/29/MEM/2000
TANGGAL : 3 November 2000
PEDOMAN PENYUSUNAN JABATAN, URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI,
SERTA PERSYARATAN PEMANGKU JABATAN PENYELENGGARAAN PERTAMBANGAN DI DAERAH
PEMROSES PERIZINAN Melaksanakan telaahan ˆ Pengujian kelengkapan persyaratan Kualifikasi Pendidikan minimal
kelengkapan persyaratan permohonan izin dan penyiapan bahan S1 Hukum, Tambang, Geologi;
permohonan izin usaha penilaian permohonan izin; ˆ Mampu memahami dan
pertambangan dan memeriksa ˆ Pengolahan data sistem informasi mengoperasikan komputer.
peta wilayah perusahaan; ˆ Mampu memahami tentang keuangan.
ˆ Penelaahan peta wilayah pertam- ˆ Mampu memahami dokumentasi dan
bangan dan penyiapan bahan perundang-undangan bidang
rekomendasi peningkatan izin; pertambangan umum.
Penyiapan bahan persetujuan ˆ Mampu menyiapkan bahan persetujuan
rekomendasi usaha pertambangan; rekomendasi izin usaha pertambangan
ˆ Menyiapkan bahan pencadangan
wilayah pertambangan;
530
NAMA JABATAN URAIAN TUGAS POKOK FUNGSI PERSYARATAN PEMANGKU JABATAN
531
NAMA JABATAN URAIAN TUGAS POKOK FUNGSI PERSYARATAN PEMANGKU JABATAN
532
NAMA JABATAN URAIAN TUGAS POKOK FUNGSI PERSYARATAN PEMANGKU JABATAN
PENGELOLA Melaksanakan pengolahan data ˆ Penyiapan data hasil penyelidikan Kualifikasi Pendidikan
INFORMASI penyelidikan bahan galian, eksplorasi dan penambangan serta S1 Tambang, Geologi
PERTAMBANGAN mengevaluasi data kegiatan produksi dan penjualan bahan galian ˆ Mampu mengolah data hasil
eksplorasi dan pengembangan, ˆ Penyiapan bahan evaluasi; penyelidikan bahan galian.
mendata pro-duksi dan permohonan perpanjangan/ ˆ Mampu mengevaluasi data hasil
penambangan, produksi, peningkatan tahap penyelidikan eksplorasi dan penambangan.
cadangan bahan galian, dan umum, eksplorasi, eksploitasi dan ˆ Mampu mengevaluasi data cadangan
kegiatan pertambangan lainnya deposito jaminan dan publikasi dan data produksi.
serta mempublikasikan data- perusahaan. ˆ Mampu menyiapkan bahan perpanjang
datya tersebut kepada pihak- ˆ Menyiapkan bahan evaluasi KP dan atau peningkatan tahap perizinan.
pihak yang terkait. Pengangkutan dan Penjualan. ˆ Mampu menyiapkan bahan penetapan
ˆ Penyiapan bahan publikasi bahan bentuk jaminan yang akan dikenakan
Purnomo Yusgiantoro
Lampiran IX Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
.
I PENGAWASAN ADMINISTRATIF 4) Melaksanakan inspeksi
penyanggaan;
1. Mengevaluasi laporan pelaksanaan pengelolaan
5) Melaksanakan inspeksi permuka
lingkungan/pemantauan lingkungan;
kerja;
2. Mengevaluasi laporan hasil analisis kualitas 6) Melaksanakan inspeksi pemuatan.
bahan buangan/limbah;
7) Melaksanakan inspeksi “Draw
3. Mengevaluasi realisasi pelaksanaan reklamasi point”
dan data penggunaan lahan untuk kegiatan 8) Melaksanakan inspeksi shaft
eksploitasi; 9) Melaksanakan inspeksi terowongan
4. Mengevaluasi Rencana Pengelolaan (raise, drift, cross, cut, dll)
Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan 10) Melaksanakan inspeksi peledakan;
Lingkungan (RKL) serta Upaya Pengelolaan 11) Melaksanakan inspeksi pemboran;
Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan 12) Melaksanakan inspeksi alat angkut
Lingkungan (UPL) sebagai hasil inspeksi dan/ 13) Melaksanakan inspeksi ruang
atau akibat perubahan tata cara penambangan fasilitas bawah tanah;
dan pengolahan/pemurnian serta penggunaan 14) Melaksanakan inspeksi kelistrikan
peralatan sebagai bahan untuk peninjauan dan penerangan;
kembali (review dan audit) RKL dan RPL atau
15) Melaksanakan inspeksi bekas
UKL dan UPL;
pengalian;
5. Mengevaluasi informasi laporan kerusakan dan/ 16) Melaksanakan inspeksi sistim
atau pencemaran lingkungan; drainase;
6. Mengevaluasi pemakaian bahan kimia untuk 17) Melaksanakan inspeksi amblesan
penanggulangan pencemaran dan bahan kimia permukaan (surface subsidence);
lainnya untuk usaha pertambangan umum yang
18) Melaksanakan inspeksi
dapat menyebabkan terjadinya pencemaran;
penanganan batuan samping;
7. Mengevaluasi laporan studi teknis konstruksi 19) Melaksanakan inspeksi instalasi
dan peralatannya yang berkaitan dengan udara bertekanan;
pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
20) Melaksanakan inspeksi alat
8. Mengevaluasi laporan Kesehatan dan pelindung diri;
Keselamatan kerja. 21) Melaksanakan inspeksi alat
komunikasi;
II. PENGAWASAN TEKNIS OPERASIONAL
22) Melaksanakan inspeksi kesiapan
a. Inspeksi Rutin tanggap darurat;
1. Melakukan Persiapan Inspeksi Rutin 23) Melaksanakan inspeksi peralatan
a
. Menelaah data objek inspeksi. pemantauan;
b
. Menyiapkan peralatan inspeksi; 24) Melaksanakan inspeksi fasilitas
c
. Melakukan presentasi obyek inspeksi. pemadam kebakaran;
2. Melaksanakan Inspeksi Rutin 25) Melaksanakan inspeksi kesehatan
a) Tambang bawah tanah kerja;
26) Menyimpulkan hasil inspeksi dan
1) Melaksanakan pertemuan pra-
penyiapan bahan diskusi untuk
inspeksi;
tindakan koreksi;
2) Melaksanakan inspeksi kualitas
udara; 27) Mempresentasikan dan mendis-
3) Melaksanakan inspeksi sistim kusikan hasil inspeksi serta
ventilasi; pendaftaran tindakan koreksi.
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 533
Lampiran IX Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
b
. Tambang permukaan 5) Melaksanakan inspeksi jalan
1) Melaksanakan pertemuan pra- tambang;
inspeksi 6) Melaksanakan inspeksi kelistrikan;
2) Melaksanakan inspeksi penanga- 7) Melaksanakan inspeksi kolong
nan pembersihan lahan; kerja;
3) Melaksanakan inspeksi penanga- 8) Melaksanakan inspeksi penanga-
nan tanah/batuan penutup nan air kerja;
4) Melaksanakan inspeksi penanga- 9) Melaksanakan inspeksi konsen-
nan tanah/batuan penutup. trator/pencucian;
10) Melaksanakan inspeksi alat gali/
5) Melaksanakan inspeksi jalan
alat muat dan alat angkut;
tambang;
11) Melaksanakan inspeksi bekas
6) Melaksanakan inspeksi permuka
kolong;
kerja;
12) Melaksanakan inspeksi revegetasi;
7) Melaksanakan inspeksi peledakan;
13) Melaksanakan inspeksi alat
8) Melaksanakan inspeksi alat gali/ pelindung diri;
alat muat dan alat angkut; 14) Melaksanakan inspeksi kesehatan
9) Melaksanakan inspeksi penerangan kerja;
dan alat penerangan; 15) Melaksanakan inspeksi peralatan
10) Melaksanakan inspeksi sistim pemantauan;
drainase tambang; 16) Menyimpulkan hasil inspeksi dan
11) Melaksanakan inspeksi lereng; menyiapkan bahan tindakan
12) Melaksanakan inspeksi penanga- koreksi;
nan lahan bekas tambang; 17) Mempresentasikan dan mendis-
13) Melaksanakan inspeksi penanga- kusikan hasil inspeksi serta
nan air asam tambang; pendaftaran tindakan koreksi dalam
14) Melaksanakan inspeksi revegetasi; Buku Tambang.
15) Melaksanakan inspeksi kesehatan d) Pengolahan dan/atau Pemurnian
kerja; 1) Melaksanakan pertemuan pra-
16) Melaksanakan inspeksi alat inspeksi;
proteksi diri; 2) Melaksanakan inspeksi bangunan;
17) Melaksanakan inspeksi kesiapan 3) Melaksanakan inspeksi preparasi
tanggap kerja; bijih untuk peleburan;
18) Melaksanakan inspeksi peralatan 4) Melaksanakan inspeksi peleburan;
pemantauan; 5) Melaksanakan inspeksi peremukan;
19) Melaksanakan inspeksi sistim 6) Melaksanakan inspeksi pencucian
penanganan debu tambang; batubara;
20) Menyimpulkan hasil inspeksi dan 7) Melaksanakan inspeksi
menyiapkan bahan tindakan penanganan bahan galian kadar
koreksi; rendah;
21) Mempresentasikan dan mendis- 8) Melaksanakan inspeksi detok-
kusikan hasil inspeksi serta sifikasi;
pendaftaran tindakan koreksi dalam 9) Melaksanakan inspeksi penanga-
Buku Tambang. nan tailing;
10) Melaksanakan inspeksi sistim
c) Tambang Semprot
drainase;
1) Melaksanakan pertemuan pra- 11) Melaksanakan inspeksi penanga-
inspeksi; nan B3;
2) Melaksanakan inspeksi penanga- 12) Melaksanakan inspeksi kelistrikan
nan pembersihan lahan; dan penerangan;
3) Melaksanakan inspeksi penanga- 13) Melaksanakan inspeksi alat
nan tanah pucuk; pelindung diri;
4) Melaksanakan inspeksi penanga- 14) Melaksanakan inspeksi kesehatan
nan tanah penutup; kerja;
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 534
Lampiran IX Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 535
Lampiran IX Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 536
Lampiran IX Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 537
Lampiran IX Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
ttd.
Purnomo Yusgiantoro
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 538
Lampiran IX Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
Format isian a :
(Berisikan tentang uraian singkat hasil inspeksi yang 2. Hal lain yang perlu dilakukan :
segera disusun dan disampaikan kepada Pimpinan/Kepala • Tidak ada
Inspektur Tambang, berisikan uraian ringkas hal-hal • Ada,yaitu:....................
penting yang segera disusun dan disampaikan kepada
Pimpinan/Kepala Inspektur Tambang, berisikan uraian 3. Tindak Lanjut Hasil Temuan Lapangan, berupa :
ringkas hal-hal penting yang ditemui selama melakukan Surat Direktur/ Pimpinan/Kepala Inspektur
inspeksi serta saran, rekomendasi dan perintah yang telah Tambang kepada Direksi Perushaan perihal
diberikan /didaftarkan dalam buku tambang oleh inspektur tindak lanjut hasil inspeksi untuk supaya
Tambang/Pelaksana Inspeksi Tambang). diperhatikan dan dilaksanakan serta dipantau.
Nama Perusahaan:
Lokasi :
Pelaksana Inspeksi Tambang
Propinsi :
Waktu Pelaksanaan :
Petugas : 1.
2.
..................................... .....................................
A. PELAKSANAAN INSPEKSI
NIP NIP
1. Tujuan Inspeksi
• Evaluasi Pelaksanaan RKL-RPL
• Kasus lingkungan
• Penilaian Kesiapan Eksploitasi
• Penilaian
• Penilaian dalam Rangka Pencairan Jaminan
Reklamsi.
• Penutupan Tambang
2. Hasil Inspeksi
(Berisi uraian singkat tentang kegiatan yang
sedang dan telah dilakukan oleh perusahaan baik
dari aspek teknik/desain tambang, ekonomis/
produksi, pengelolaan dan pemantauan
lingkungan).
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 539
Lampiran IX Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
Format isian b :
3. PEMERIKSAAN LAPANGAN :
(Jelaskan secara singkat dan jelas kegiatan
pemeriksaan lapangan yang dilakukan PIT)
.............................................................................................
4. HASIL PEMERIKSAAN :
(Jelaskan secara singkat dan jelas hasil pemeriksaan
kasus/kebenaran tentang terjadinya kasus)
.............................................................................................
6. TINDAKAN KOREKSI :
(Pendaftaran buku Tambang oleh PIT)
.............................................................................................
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 540
Lampiran X Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
PEDOMAN
PENGAWASAN EKSPLORASI MINERAL DAN BATUBARA
.
I LATAR BELAKANG saham untuk kegiatan eksplorasi, baik melalui
Seperti telah digariskan dalam Peraturan kerjasama, penjualan saham dsb.
Perundangan yang berlaku eksplorasi merupakan 2. Data hasil eksplorasi sudah bisa dimanfaatkan
salah satu tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk mendapatkan dana dari pihak ketiga
yang menjadi kewajiban perusahaan swasta/BUMN 3. Bertujuan untuk sekaligus mengarahkan
untuk melaksanakannya, bila perusahaan tersebut kegiatan.
bermaksud mengeksploitasi/menambang bahan 4. Rentan akan manipulasi data.
galian di Indonesia. Dengan demikian beban 5. Tendensi/kecenderungan untuk memindahkan
pendanaan dan resiko untuk usaha tambang ini telah hak pengusaha KP/KK/PKP2B akhir-akhir ini.
dibebankan oleh pemerintah kepada swasta.
Konsekwensinya swasta yang menanggung beban Pihak-pihak yang diawasi
resiko kegagalan usaha sejak dari awal kegiatan. 1. Pemegang KP/KK/PKP2B
Namaun di sisi lain data kekayaan sumberdaya 2. Kontraktor Pelaksana (Pemboran, pengukuran,
mineral kita lebih banyakdiketahui oleh swasta geofisik, dll)
daripada oleh pemerintah sendiri, sehingga swasta 3. Konsultan/perusahaan jasa laboraturium.
lebih mempunyai kesempatan untuk dapat 4. Tenaga ahli
memanfaatkan informasi atas kekayaan negara
tersebut untuk dapat memanfaatkan informasi atas II. MANFAAT PENGAWASAN EKSPLORASI
kekayaan negara tersebut untuk berbagai
1. Mengetahui dan mengikuti/mengontrol
kepentingan yang menguntungkan swasta.
perkembangan kegiatan eksplorasi.
Konsekwensinya pemerintah harus berusaha
semaksimal mungkin memantau pelaksanaan 2. Mencegah adanya manipulasi data/pemanfaatan
eksplorasi yang dilakukan oleh swasta. Dengan data hasil eksplorasi yang tidak benar.
pertimbangan itulah maka diperlukan sekali 3. Agar pelaksanaan kegiatan eksplorasi bisa
pengawasan eksplorasi yang profesional, bersahabat berjalan lancar.
sehingga kepentingan swasta yang telah 4. Pemerintah mendapatkan semua data eksplorasi.
mengeluarkan dana dan menanggung resiko serta 5. Mempercepat upaya mengetahui kondisi
pemerintah yang mendapat kuasa oleh rakyat untuk deposit.
mengatur pengusahaan sumberdaya mineral demi 6. Mencegah penggunaan data eksplorasi yang
kemakmuran rakyat, bisa dipenuhi. tidak benar untuk perencanaan penambangan.
Beberapa langkah strategis yang perlu dilakukan
III. TUJUAN PENGAWASAN EKSPLORASI
agar pengawasan dapat berhasil guna dan berdaya
guna antara lain, peraturan yang mendukung, 1. Menjamin kebenaran data/informasi hasil
disusunnya standarisasi berbagai kegiatan berkaitan eksplorasi, baik dari segi geologi, penyebaran-
dengan eksplorasi, penerapan sangsi dan tegas, kualitas & cadangan mineral.
menyempurnakan/pemberdayaan sistem/struktur 2. Mengetahui kelaziman/kelayakan metode-
pengawasan yang ada, peningkatan profesionalisme tatacara-tahapan eksplorasi.
dan pemanfaatan SDM. 3. Mengetahui kelaziman pengolahan/interpretasi/
Beberapa alasan diperlukannya pengawasan korelasi data eksplorasi.
eksplorasi adalah : 4. Mengetahui kelaziman/logika hasil.
1. Data eksplorasi yang salah tidak saja akan 5. Mengetahui kebenaran adanya kegiatan
berakibat merugikan pemegang KP/KK/PKP2B, eksplorasi.
tetapi juga pemerintah dan masyarakat, misalnya 6. Terhindarnya praktek manipulasi data.
kerusakan lingkungan akibat kemungkinan
IV. RUANG LINGKUP PENGAWASAN EKSPLORASI
pengusaha tidak mampu mengembalikan/
penataan lingkungan. Tidak termanfatkannya/ 1. Kebenaran ada/tidak kegiatan
terjadi pemborosan pengusahan sumberdaya 2. Tingkat kegiatan eksplorasi, dibandingkan
mineral, atau masyarakat yang bersedia memberi tingkat/status KP/KK/PKP2B
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 541
Lampiran X Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 542
Lampiran X Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
e
. Pelaksana h. Apakah lokasi kegiatan berdasar.
.
f Peralatan yang digunakan .
i Cek batas KP/KK/PKP2B.
7. Analisa Contoh .
j Apakah telihat kemajuan.
Hasil analisa contoh sangat penting untuk 11. Evaluasi Laporan Kegiatan.
diawasi, antara lain mencakup :
Beberapa yang perlu diperhatikan dalam
a. Metode sesuai dengan jenis contoh. mengevaluasi laporan kegiatan eksplorasi antara
b. Korelasi hasil analisa tiap unsur. lain :
c. Laboratorium pelaksana
d. Sertifikat analisa. a. Jenis periode laporan
e. Kode/tanggal/tahun sertifikat. b. Apakah laporan dirapel/tidak.
.
f Pengirim contoh. c. Lampiran hasil seluruh kegiatan (peta,
g. Detection limit. sertifikat, analisa, penampang dsb)
h. Kisaran hasil analisa. d. Format laporan apa sesuai dengan
8. Perhitungan Cadangan ketentuan yang berlaku.
e. Kesesuaian kegiatan dengan hasil.
Untuk perhitungan sumber dan cadangan, perlu
.
f Kemajuan kegiatan eksplorasi
diawasi antara lain :
g. Pelaksana Kegiatan
a. Klarifikasi
b. Data Pendukung 12. Pengawasan Eksplorasi Emas Primer :
• Kerapatan/jumlah Untuk pengawasan eksplorasi endapan primer,
ˆ Macam khususnya emas perlu diperhatikan hal-hal
ˆ Kelaziman korelasi/penyearan sebagai berikut :
ˆ Metode/cara penghitungan a. Urutan tahapan kegiatan tiap metode/jenis
ˆ Kelaziman kadar kegiatan eksplorasi
ˆ Peta dasar untuk menghitung cadangan
b. Kelengkapan dan kebenaran metode
9. Investasi yang telah dikeluarkan untuk eksplorasi yang dipakai.
kegiatan eksplorasi : c. Logika kadar mineralisasi dan nila
Pengawasan investasi perlu dilakukan berkaitan geokimia.
dengan keperluan perhitungan biaya minimum, d. Penafsiran bentuk endapan.
mencakup antara lain : e. Spasi data termasuk sampling.
a
. Sesuai tidak dengan kegiatan yang .
f Metode analisa & Laboratorium yang
dilakukan dipakai.
b
. Bandingkan dengan ketantuan minimum g. Pemboran (recovery, sampling, preparasi
expenditure contoh, duplikat contoh).
c
. Prosentase biaya untuk keperluan h. Metode perhitungan sumberdaya dan
lapangan/eksplorasi cadangan
10. Evaluasi Rencana Kerja .
i Kelengkapan pengiriman semua hasil
Evaluasi rencana kerja perlu dilakukan untuk eksplorasi
keperluan pembinaan dan pemantauan .
j Korelasi unsur pengikut
perkembangan kegiatan, hal-hal yang diawasi/ k. Korelasi model endapan dengan geologi
diperhatikan antara lain : daerah.
a. Apakah rencana kegiatan sudah sesuai .
l Detail geologi & mineralisasi.
dengan jangka waktu KP/KK/PKP2B. m. Hasil trenching, costaining, terowongan.
b. Lokasi kegiatan yang konkrit
13. Kawasan eksplorasi endapan sekunder
c. Apakah sudah mempertimbangkan hasil
eksplorasi terdahulu a
. Kebenaran metode eksplorasi yang
d. Apakah sudah memperhatikan tahapan dipakai.
kegiatan. b. Pola spasi, cara dan peralatan pemboran.
e. Apakah sesuai dengan bahan galian yang c. Recovery pemboran
dicari. d. Penentuan ketebalan pay gravel
.
f Bandingkan dengan luas KP/KK/PKP2B. e. Preparasi dan penentuan kadar.
g. Cek lampiran peta kemajuan eksplorasi/ .
f Pemboran (recovery, sampling, preparasi
rencana kegiatan contoh, duplikat contoh).
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 543
Lampiran X Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
ttd.
Purnomo Yusgiantoro
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 544
Lampiran XI Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
PEDOMAN
PENGAWASAN KONSERVASI BAHAN GALIAN
PERTAMBANGAN UMUM
.
I UMUM layak tambang yang tersedia, biasanya dinyatakan
Pengawasan konservasi bahan galian berlaku untuk dalam persen.
setiap usaha pertambangan atas semua bahan galian Recovery pengangkutan adalah perbandingan antara
golongan, kecuali bahan galian minyak dan gas jumlah produksi tambang dengan jumlah cadangan
bumi. layak tambang yang tersedia, biasanya dinyatakan
dalam persen.
II. ISTILAH Recovery Pengangkutan adalah perbandingan antara
Dalam pedoman ini yang dimaksud : jumlah bahan galian yang harus diangkut dengan
jumlah bahan galian hasil pengangkutan.
Konservasi bahan galian adalah upaya pengelolaan
bahan galian untuk mendapatkan manfaat yang Recovery pengolahan/pemurnian adalah
optimal dan berkelanjutan bagi kepentingan rakyat perbandingan antara kualitas dan kualitas produksi
secara luas. pengolahan/pemurnian (output) dengan kuantitas
dan kualitas produksi tambang yang masuk dalam
Sumberdaya adalah endapan bahan galian yang
proses pengolahan/pemurnian (in-put).
telah dieksplorasi sehingga dapat diketahui dimensi
dan kualitasnya, dengan derajat keyakinan tertentu Produk sampingan (by product) adalah produksi
sesuai dengan standar yang berlaku. pertambangan selain produksi utama pertambangan
yang merupakan hasil sampingan dari proses
Cadangan adalah sumberdaya dengan derajat pengolahan dari produksi utama pertambangan.
keyakinan tertinggi, yang setelah dievaluasi secara
teknis, ekonomis dan lingkungan dinyatakan Pemerintah/Pemerintah Daerah adalah pemerintah
sebagai layak untuk ditambang secara dan atau Pemerintah daerah sesuai dengan
menguntungkan. kewenangan yang ditetapkan dalam Peraturan
Pemerintah No. 25 Tahun 2000.
Cut off grade (CoG) adalah kadar terendah suatu
bagian terkecil dari blok cadangan penambangan Menteri adalah Menteri Energi & Sumberdaya
yang apabila ditambang masih bernilai ekonomis. Mineral
Stripping ratio (SR) adalah perbandingan antara III. TUJUAN
tonase cadangan bahan galian dengan volume
material lain (sumberdaya dan atau waste) yang Pengawasan konservasi bahan galian bertujuan
harus digali dan dipindahkan untuk dapat mengusahakan terwujudnya pengelolaan bahan
menambang cadangan tersebut. galian secara baik, benar, bijaksana, efektif dan
efisien agar diperoleh manfaat yang optimal dan
Bahan galian kadar/nilai marginal adalah bahan
berkelanjutan bagi kepentingan rakyat secara luas,
galian yang mempunyai kadar/nilai di sekitar batas
serta mencegah terjadinya pemborosan bahan galian.
keekonomian/keteknisan, sehingga kadang-kadang
dapat merupakan cadangan , kadang-kadang
IV. RUANG LINGKUP
merupakan sumberdaya tergantung pada kondisi
nilai atau harga komoditi produksi pertambangan Ruang lingkup pengawasan konservasi bahan galian
atau teknik yang tersedia. meliputi :
Mineral ikutan adalah mineral selain mineral utama 1. Penetapan sumberdaya dan cadangan
yang diusahakan, menurut genesanya terjadi secara 2. Penetapan dan penerapan striping ratio dan atau
bersama-sama dengan mineral utama. cut off grade.
Sisa cadangan adalah cadangan bahan galian yang 3. Penetapan dan peningkatan recovery
tertinggal pada saat penambangan diakhiri. penambangan, pengangkutan dan pengolahan/
Recovery Penambangan adalah perbandingan antara pemurnian.
jumlah produksi tambang dengan jumlah cadangan 4. Peningkatan nilai tambah bahan galian.
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 545
Lampiran XI Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
5. Penanganan bahan galian kadar/nilai marjinal 14. Menyediakan semua data yang diperlukan oleh
dan kadar/nilai rendah. petugas pengawas konservasi bahan galian dari
6. Penanganan mineral ikutan dan bahan galian Pemerintah/Pemerintah Daerah.
lain. 15. Melaporkan kegiatan penerapan konservasi
7. Penanganan sisa cadangan dan sumberdaya bahan galian kepada Pemerintah/Pemerintah
pasca tambang, Daerah setiap 3 (tiga) bulan.
8. Pengecekan tailing dan penanganan tailing
VI. KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH
9. Penggunaan produksi bahan galian.
Dalam pelaksanaan Pengawasan Konservasi Bahan
V. KEWAJIBAN PERUSAHAN DAN PEMERIN- Galian, sesuai dengan kewenangannya. Pemerintah/
TAH/PEMERINTAH DAERAH Pemerintah Daerah wajib melakukan hal-hal sebagai
berikut :
Dalam hal penerapan konservasi bahan galian,
perusahan pertambangan wajib : 1. Melakukan pembinaan, bimbingan, evaluasi
dan pengawasan aspek konservasi kepada
1. Menjadikan studi kelayakan sebagai acuan bagi
pemegang izin usaha pertambangan.
seluruh kegiatan pertambangannya.
2. Melakukan dokumentasi sumberdaya dan
2. Melakukan penetapan sumberdaya dan
cadangan bahan galian secara rinci, lengkap
cadangan secara teliti dan benar sesuai dengan
dan baik.
standar yang berlaku.
3. Melaporkan segala hasil evaluasi dan
3. Mengupayakan agar semaksimal mungkin
pengawasan aspek konservasi seperti dimaksud
sumberdaya yang tersedia dapat ditingkatkan
dalam butir 1 kepada Pemerintah, secara tertulis
menjadi cadangan.
dan komprehensif, setiap 6 (enam) bulan.
4. Mengusahakan menambang seluruh cadangan
4. Memberikan sanksi-sanksi kepada perusahaan
yang tersedia
tambang yang melalaikan ketentuan/peraturan
5. Melakukan pengelolaan dan atau pemanfaatan
perundangan yang berlaku.
yang baik terhadap bahan galian kadar/nilai
marjinal, kadar/nilai rendah dan bahan galian
VII. PROSEDUR PENGAWASAN
lain yang ada agar sewaktu-waktu dapat
dimanfaatkan. 1. Tahapan persiapan
6. Mengupayakan pemanfaatan mineral ikutan a
. mempelajari data sebagai bahan
yang ada sehingga menjadi produk sampingan. pengawasan serta semua laporan yang
7. Menyampaikan data lengkap mengenai sisa b
. mempelajari laporan tim pengawasan yang
cadangan pada masa pengakhiran tambang. terdahulu
8. Melakukan pengolahan/pemurnian yang efektif c
. Mengadakan inventarisasi masalah yang
sehingga mendapatkan recovery maksimal. perlu diselesaikan dengan perusahaan yang
9. Melakukan pengecekan kadar tailing dan akan diawasi.
mempelajari segala kemungkinan pemanfaatan 2. Tahapan pelaksanaan di lapangan
dan atau pengolahan kembali tailing untuk
a
. di Kantor Perusahaan
mening-katkan recovery.
b
. Memberitahukan kepada manajer lapangan
10. Melakukan penanganan tailing yang
mengenai rencana pengawasan dengan
kemungkian masih dpat diolah kembali di masa
menunjukkan surat tugas serta menghitung
mendatang.
kembali pengaruhnya terhadap stripping
11. Apabila perusahaan menghendaki adanya ratio apabila ditemukan hal-hal yang
perubahan atas CoG/SR, recovery penam- menyimpang dari kriteria penghitungan
bangan, pengangkutan dan pengolahan/ cadangan dilokasi/blok cadangan.
pemurnian serta target produksi dari rencana
c
. Mengadakan diskusi yang mendalam
seperti yang tertuang dalam studi kelayakan,
tentang pertimbangan-pertimbangan
maka wajib melakukan konsultasi untuk
penetapan cadangan untuk masing-masing
mendapatkan rekomendasi dari pemerintah/
blok penambangan serta mencatat hasilnya.
Pemerintah Daerah.
12. Melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan Hal 4 tidak ada
nilai tambah bahan galian.
13. Mengupayakan penggunaan/memanfaatkan
produksi bahan galian secara tepat guna.
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 546
Lampiran XI Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
2. Pelaksanaan pengawasan terhadap penetapan kadar/nilai rendah dan bahan galian lain adalah
sistem penambangan adalah sebagai berikut : sebagai berikut :
a Obyek : Penetapan Sistem Pertam- a
. Obyek : Pengelolaan/penanganan
bangan bahan galian kadar/nilai
b
. Tatacara : a . Mengevaluasi apakah marjinal, kadar/nilai rendah
sistem penambangan dan bahan galian lain.
yang ditetapkan telah b
. Tatacara : a . Mengamati apakah telah
mempertimbangkan re- dilakukan pengelolaan/
covery penambangan penanganan atas bahan
yang optimal ditinjau galian kadar/nilai
dari segi teknis dan marjinal, kadar/nilai
ekonomis. rendah sehingga apabila
b
. Mengadakan diskusi sewaktu-waktu kondisi
yang mendalam tentang teknis dan ekonomis
pertimbangan-pertim- memungkinkan dapat
bangan penetapan sistem ditingkatkan menjadi
pertambangan untuk cadangan untuk selan-
masing-masing blok jutnya ditambang.
penambangan serta men- b
. Mengamati apakah telah
catat hasil diskusinya. dilakukan pengelolaan/
penanganan ataupun
3. Pelaksanaan pengawasan terhadap recovery pemanfaatan atas bahan
penambangan, pengangkutan dan pengolahan/ galian lain sehingga
pemurnian adalah sebagai berikut : meningkatkan nilai
a
. Obyek : Recovery tambah dari kegiatan
b
. Tatacara : a . Recovery Penambangan : pertambangan.
Mengamati dan meng- c
. Mengadakan diskusi ang
evaluasi apakah recovery mendalam mengenai
yang dicapai dalam pertimbangan-pertim-
kegiatan ini telah sesuai bangan pengelolaan/
rencana semula, dengan penanganan atas bahan
cara membandingkan galian kadar/nilai
jumlah produksi yang marjinal, kadar/nilai
tergali dengan cadangan rendah dan bahan galian
yang tersedia untuk blok lain.
penambangan tertentu
5. Pelaksanaan pengawasan terhadap penetapan
dalam periode waktu
pengelolaan/penanganan bahan galian kadar/
tertentu serta apakah
nilai marjinal dan kadar/nilai rendah adalah
seluruh cadangan (dalam
sebagai berikut :
blok) telah digali.
a
. Obyek : Pengelolaan/penanganan
b
. Recovery pengolahan : cadangan bahan galian dan
Mengamati dan meng- sumberdaya pasca tambang.
evaluasi apakah recovery b
. Tatacara : a . Mengamati apakah telah
yang dicapai dalam dilakukan pengelolaan/
kegiatan ini telah sesuai penanganan atas
rencana semula, dengan cadangan bahan bahan
cara membandingkan galian dan sumberdaya
jumlah produksi yang pasca tambang sehingga
terangkut dengan apabila sewaktu-waktu
produksi bahan galian kondisi teknis dan
yang tergali dalam ekonomis memungkin-
periode waktu tertentu. kan dapat ditingkatkan
4. Pelaksanaan pengawasan terhadap pengelolaan/ menjadi cadangan untuk
penanganan bahan galian kadar/nilai marjinal, selanjutnya ditambang.
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 547
Lampiran XI Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
b
. Mengadakan diskusi dan juga kualitas
yang mendalam tentang produksi pertambangan
pertimbangan-pertim- dapat meningkat
bangan pengelolaan/ sehingga diperoleh
penanganan atas manfaat yang optimal.
cadangan bahan galian b
. Mengadakan diskusi
dan sumberdaya pasca yang mendalam
tambang. mengenai pertimbangan-
6. Pelaksanaan pengawasan terhadap pengelolaan/ pertimbangan
penanganan taling adalah sebagai berikut : peningkatan nilai
tambah.
a
. Obyek : Pengelolaan/penanganan
tailing IX. K U A L I F I K A S I PETUGAS PENGAWAS
b
. Tatacara : a
. Mengamati apakah telah KONSERVASI
dilakukan pengelolan/ 1. Persyaratan Umum
penanganan atas tailing,
antara lain mendata ˆ Pegawai Negeri Sipil
secara teratur dan ˆ Sehat jasmani dan rohani
periodik berbagai kadar ´ Berpendidikan
dari pembuangan tailing, 2. Pendidikan Umum
sehingga apabila dite-
mukan tailing yang ˆ Sarjana teknik atau pendidikan sederajat
masih berkadar cukup jurusan Geologi/Tambang/Metalurgi
tinggi dapat dilakukan ˆ Sarjana muda teknik atau pendidikan
upaya penangkapan min- sederajat jurusan Geologi/Tambang/
eral kembali atau menim- Metalurgi
bunnya disuatu tempat ˆ Sekolah kejuruan teknik jurusan Geologi/
terpisah, agar apabila Tambang/Metalurgi
kondisi teknis dn 3. Persyaratan Khusus
ekonomis memungkin-
ˆ Setiap petugas pengawas konservasi bahan
kan dapat diolah
galian wajib lulus dalam kursus pengawas
kembali.
konservasi tingkat dasar.
b
. Mengadakan diskusi ˆ Ketua tim pengawas konservasi bahan
yang mendalam galian wajib lulus dalam kursus pengawas
mengenai pertimbangan- konservasi bahan galian tingkat lanjutan
pertimbangan
pengelolaan/penanganan
atas tailing. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
7. Pelaksanaan pengawasan terhadap upaya
peningkatan nilai ambah adalah sebagai ttd.
berikut :
Purnomo Yusgiantoro
a
. Obyek : Peningkatan nilai tambah
b
. Tatacara : a
. Mengamati apakah telah
dilakukan peningkatan
nilai tambah terhadap
produksi pertambangan,
antara lain dengan cara
melakukan pencucian
dan crushing pada
pertambangan batubara,
blending/mixing untuk
menambah input
pengolahan dan lain
sebagainya agar kuantitas
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 548
Lampiran XII Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
.
I MAKSUD 4. Dalam melaksanakan tugas pengawasan di
Pedoman Pelaksanaan Pengawasan Produksi lapangan, pejabat pengawas produksi
Pertambangan Umum ini dimaksudkan sebagai : dilengkapi dengan surat tugas yang
dikeluarkan oleh Pejabat yang berwenang.
a
. Acuan bagi Gubernur/Bupati/Walikota atau
pejabat pengawas yang ditunjuk dalam 5. Pelaksanaan pengawasan dilakukan pada
melaksanakan pengawasan produksi baik secara kegiatan usaha
administrasi maupun teknis. B. Kewenangan lainnya
b
. Standarisasi pelaporan dan bentuk laporan 1. Apabila dianggap perlu, pejabat pengawas
pengawasan produksi bagi instansi-instansi produksi setiap saat berwenang melakukan
terkait dalam pengawasan produksi pertam- pengawasan tentang kebenaran atas
bangan umum. produksi pertambangan umum di lapangan.
c
. Petunjuk bagi pengusaha dibidang pertam- 2. Dalam melakukan pengawasan
bangan umum dalam melakukan pencatatan dan sebagaimana dimaksud dalam angka 1
pelaporan produksi. tersebut, Pejabat pengawas produksi
berwenang untuk memeriksa semua data
II. RUANG LINGKUP produksi baik berdasarkan laporan maupun
Ruang lingkup pedoman pelaksanan pengawasan data di perusahaan dan atau di instansi
produksi pertambangan umum meliputi : lain yang terkait, dan apabila dianggap
a
. Tugas dan wewenang pejabat pengawas perlu dapat melakukan sendiri pengecekan,
produksi pengukuran, sampling, pengujian-
pengujian, analisis ataupun perhitungan-
b
. Tata cara pengawasan produksi di lapangan.
perhitungan di lapangan.
c
. Sistematika dan objek pengawasan produksi
3. Dalam hal tertentu apabila dalam
d. Kewajiban pengusaha usaha pertambangan pelaksanaan pengawasan seperti peng-
umum ukuran, sampling, pengujian-pengujian
dan lain-lain. tidak dapat dilakukan sendiri
III. T U G A S D A N W E W E N A N G PEJABAT oleh pejabat pengawas produksi, maka
PENGAWAS PRODUKSI pejabat yang bersangkutan dapat meminta
A. Pejabat Pengawas dan Tugasnya bantuan kepada pihak ketiga.
1. Pejabat pengawas produksi adalah Pegawai 4. Penunjukan pihak ketiga untuk membantu
Negeri Sipil pelaksanan pengawasan sebagaimana
dimaksud dalam angka (3) tersebut,
a
. Di lingkungan Pemerintah yang
dilakukan sesuai dengan ketentuan yang
diangkat oleh Menteri
berlaku.
b
. Di lingkungan Pemerintah Daerah yang
diangkat oleh Gubernur/Bupati/
IV. TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN
Walikota
PRODUKSI DI LAPANGAN
c
. Pihak ketiga sebagai pelaksana
pengawas produksi yang ditunjuk 1. Sebelum melakukan pengawasan di lapangan,
berdasarkan keputusan Menteri/ pejabat pengawas produksi harus :
Gubernur/Bupati/Walikota; a
. Menyiapkan surat tugas dan
2. Pejabat pengawas produksi bertugas pemberitahuan kepada unit yang akan
melaksanakan pengawasan produksi dikunjungi mengenai maksud dan tanggal
pertambangan umum baik secara adminis- kedatangan
tratif maupun teknis. b
. Mengumpulkan dan mempelajari seluruh
3. Pengawasan secara administratif maupun data yang tersedia untuk mendapatkan
teknis dapat dilakukan di kantor dan/atau gambaran proses produksi serta merenca-
dilapangan. nakan langkah kegiatan pengawasan.
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 549
Lampiran XII Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
c
. Menginventarisasi permasalahan yang perlu 4. Pemeriksaan dengan cara tanpa memperhatikan
diselesaikan dengan pihak pengusaha. tahapan tersebut dalam angka (3) tersebut hanya
d. Mempersiapkan peralatan-peralatan dapat dilakukan dalam rangka uji petik untuk
pendukung untuk pengambilan sampel, mencari adanya indikasi penyimpangan
pengujian-pengujian dan lain-lainnya pelaporan.
yang diperlukan.
VI. SISTEMATIKA DAN OBJEK PENGAWASAN
2. Pada tahap pelaksanaan pengawasan, pejabat PRODUKSI
pengawas produksi wajib :
a. Memberitahukan kepada Manager A. Pengawasan Secara Administratif
Produksi mengenai rencana pengawasan 1. Inventarisasi rencana produksi, data/
dengan menunjukkan surat tugas laporan produksi baik harian, mingguan,
b. Menyusun program pengawasan bulanan maupun tahunan dari :
c. Melaksanakan Pemeriksaan a
. Kegiatan tambang
d. Melakukan rapat mengenai hasil - Pencatatan jumlah dan kualitas
pemeriksaan dan menjelaskan/membahas produksi tambang (Run of mine)
hasil temuan-temuannya. - Pencatatan jumlah over burden
3. Selesai melakukan pengawasan, pejabat (tanah penutup) tergali
pengawas produksi wajib : - Pencatatan pemakaian/peng-
a
. Menyampaikan laporan singkat mengenai operasian peralatan berat untuk
hasil pengawasan kepada pejabat yang produksi.
memberi tugas. b
. Kegiatan Pencucian/Pengolahan/
b
. Menyelesaikan laporan tertulis hasil Pemurnian
pengawasan secara lengkap dalam waktu - Pencatatan jumlah dan kualitas
12 (dua belas) hari terhitung sejak umpan
kembalinya dari tugas; - Pencatatan jumlah dan kualitas
produk utama
4. Kerangka acuan laporan pengawasan adalah
- Pencatatan jumlah dan kualitas
sebagai berikut :
produk sampingan
a
. Pendahuluan - Pencatatan recovery.
b
. Pemeriksaan secara administratif
c
. Kegiatan Penimbunan
c
. Pemeriksaan secara teknis
d. Temuan dan Pembahasan - Pencatatan stock awal
e
. Kesimpulan dan saran - Pencatatan yang ditimbun dan
dibongkar/diangkut
V. PELAKSANAAN PEMERIKSAAN - Pencatatan stock akhir
1. Pemeriksaan kebenaran atas produksi d. Kegiatan pengapalan, pengangkutan
pertambangan harus diakukan secar sistematis dan lainnya
dan transparan dan hasil pemeriksaan 1) Dokumen-dokumen pengapalan
dituangkan dalam berita acara yang - Dokumen syahbandar
ditandatangani oleh Pejabat Pengawas Produksi - Pencatatan draft kapal
dan Penanggung Jawab Tertinggi. Perusahaan - Dokumen Pemberitahuan
yang berada di lapangan (Kepala teknik). Ekspor Barang
2. Berita Acara Hasil Pemeriksaan tersebut dalam - Dokumen Bill of Loading
angka (1) tersebut, oleh Menteri/Gubernur/ - Certificate of weight
Bupati/Walikota akan dijadikan dasar - Certificate of analysis
pengambilan keputusan dalam penetapan - Dokumen invoice
konsekwensi hukum sehubungan dengan hal- - Dokumen kontrak jual beli
hal yang terkait dengan pengawasan produksi.
2) Dokumen-dokumen pengangkutan
3. Untuk pembuktian adanya kebenaran laporan
Darat/Udara
produksi, pemeriksaan dilakukan secara
berjenjang secara berjenjang atau bertahap - Dokumen delivery order.
sesuai urutan logika penyusunan laporan - Jumlah barang yang diangkut.
produksi oleh perusahaan, dan atau proses - Certificate of origin (sertifikat
produksi. asal barang)
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 550
Lampiran XII Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 551
Lampiran XII Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
c
. Jumlah tanah penutup yang b. jumlah dan kualitas produksi yang
dipindahkan. dikeluarkan dari tempat penimbunan
2. Pencatatan sebagaimana dimaksud dalam dan/atau dijual.
angka (1) tersebut dilakukan setiap hari c. jumlah dan kualitas produksi yang
kegiatan produksi masuk ke tempat penimbunan.
3. Pengukuran jumlah bahan galian produksi d. jumlah dan kualitas produksi
penambangan, sebagaimana dimaksud ditimbunan yang merupakan stock
dalam angka (1) dapat menggunakan akhir.
perhitungan konversi dan volume bahan 3. Jumlah dan kualitas produksi yang
galian yang tergali, alat pengukur ditimbun dilakukan dengan memper-
timbangan atau alat ukur berat lainnya hitungkan jumlah dan kualitas campuran
yang telah ditera. apabila ditimbun dalam satu timbunan.
4. Penilaian kualitas bahan galian produksi
E. Laporan Produksi
penambangan sebagaimana dimaksud
dalam angka (1) dilakukan berdasarkan atas 1. Jumlah kualitas produksi berdasarkan
hasil suatu analisis laboratorium. dokumen jual beli yang telah disepakati
oleh penjual dan pembeli, wajib dipakai
C. Kegiatan Pengolahan/Pemurnian sebagai dasar laporan resmi kepda Menteri/
1. Setiap kegiatan usaha dibidang Gubernu/Bupati/Walikota sebagai laporan
Pertambangan Umum yang dalam proses produksi.
produksinya melakukan kegiatan 2. Jumlah dan kualitas produksi sebagaimana
pencucian/pemurnian, sebelum melakukan dimaksud dalam angka (1) tersebut wajib
kegiatan pengolahan pengusaha wajib dijadikan sebagai dasar menghitung
melakukan perencanaan kegiatan kembali atau mengkoreksi terhadap
pencucian/pengolahan/pemurnian yang perhitungan dan/atau pencatatan jumlah
dilengkapi dengan kapasitas dan kualitas dan kualitas produksi.
umpan, produksi dan tailing, serta produk
sampingan. F. Dokumen Penjualan Produksi
2. Setiap kegiatan sebagaimana dimaksud 1. Pengusaha wajib menyimpan dengan baik
dalam angka (1) tersebut, pengusaha wajib semua dokumen yang berkaitan penjualan
melakukan pencatatan produksi untuk produksi pertambangan;
setiap tahap proses pencucian/pengolahan/ 2. Dokumen sebagaimana dimaksudkan
pemurnian. dalam angka (1) tersebut, tidak boleh
3. Pencatatan produksi pencucian/ disembunyikan apabila diperlukan oleh
pengolahan/pemurnian sebagaimana pejabat pengawas produksi untuk
dimaksud dalam angka (2) tersebut kepentingan pemeriksaan.
meliputi jumlah dan kualitas dari umpan,
produksi utama dan tailing serta produk
sampingan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
4. Pencatatan produksi sebagaimana
dimaksud dalam angka (2) tersebut
ttd.
dilakukan setiap hari kegiatan pencucian/
pengolahan/pemurnian.
Purnomo Yusgiantoro
D. Kegiatan Penimbunan
1. Pengusaha wajib melakukan pencatatan
mengenai jumlah dan kualitas produksi
pada proses penimbunan.
2. Pencatatan sebagaimana dimaksud dalam
angka (1) tersebut meliputi :
a
. jumlah dan kualitas produksi sebelum
adanya pemasukan/pengeluaran
produksi (Stock awal).
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 552
Lampiran XIIIa Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
.
I RENCANA KERJA perundang-undangan yang berlaku,
hak guna lahan, dan lain sebagainya.
A. U M U M
Luas, lokasi wilayah perizinan, masa
1. Berdasarkan peraturan perundang- berlakunya dan tanggal persetujuan
undangan yang berlaku, penyelidikan agar dikemukakan dengan rinci. Bila
mineral dibagi menjadi 2 tahap, yaitu merupakan perpanjangan ijin agar
Penyelidikan Umum dan Eksplorasi. dijelaskan.
2. Setiap tahap mempunyai tujuan untuk
b
. Maksud dan tujuan
memperoleh informasi tertentu mengenai
keterdapatan atau keberadaan sumberdaya 1) Agar dijelaskan mengenai tahap
mineral. penyelidikan yang akan dilakukan
dan jenis komoditas yang akan
3. Rencana eksplorasi merupakan kegiatan
diselidiki termasuk bahan
yang diarahkan untuk memberikan
ikutannya.
gambaran mengenai kegiatan apa saja
yang akan dilakukan dan perkiraan 2) Daerah yang diselidiki dan luasnya
hasilnya berdasarkan data atau informasi (kegiatan dilakukan untuk seluruh
dasar yang ada. daerah atau sebagian) agar
dikemukakan dalam bagian ini.
4. Oleh karena itu secara umum rencana
3) Bila ada kemungkinan mengenai
eksplorasi harus mengemukakan masalah
pelepasan daerah (relinguishment)
yang bertalian dengan :
agar dijelaskan pula.
a. Tujuan penyelidikan atau perkiraan
hasil yang akan diperoleh. c
. Lokasi daerah penyelidikan
b. Cara mencapai tujuan tersebut yaitu 1) Agar dijelaskan mengenai lokasi
penggunaan metode eksplorasi dan daerah penyelidikan baik secara
prosedurnya serta perkiraan volume administratif (Propinsi, Kabupaten,
kegiatan. Kecamatan) maupun geografis
c. Tenaga dan keahlian yang diperlukan (Kordinal).
untuk mencapai tujuan tersebut. 2) Bila ada informasi (berdasarkan
d. Waktu dan lamanya kegiatan. literatur) agar dikemukakan pula
e. Peralatan yang digunakan dalam mengenai cara pencapaian daerah
penyelidikan. penyelidikan dan sarana
.
f Biaya yang diperlukan dalam perhubungan.
penyelidikan. d. Informasi umum daerah penyelidikan
5. Dalam rencana eksplorasi hendaknya juga 1) Bila ada informasi (berdasarkan
diketemukan data atau informasi dasar acuan) agar dijelaskan mengenai
untuk menentukan kegiatan apa saja yang keadaan daerah penyelidikan
akan dilakukan. secara umum seperti penduduk,
6. Secara garis besar rencana eksplorasi harus iklim, topografi, vegetasi dan
memuat uraian seperti dibawah ini. tataguna lahan, dan lain
sebagainya.
B. ISI RENCANA EKSPLORASI MINERAL 2) Untuk kegiatan penyelidikan
.
I PENDAHULUAN kelautan perlu diinformasikan
mengenai alur pelayaran, daerah
a
. Perijinan pembuangan ranjau, arus regional,
Agar dijelaskan megenai bentuk jalur kabel dan pipa.
perijinan sesuai dengan peraturan
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 553
Lampiran XIIIa Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 554
Lampiran XIIIa Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 555
Lampiran XIIIa Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
3. Laporan : Triwulan......................................../Tahun:..........................
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 556
Lampiran XIIIa Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
8. Hidro-oseanografi *****)
ˆ Pasang surut
ˆ Arus
ˆ Gelombang
ˆ Parameter oseanografi
9. Pemboran ****)
ˆ Sistem (b)
ˆ Jumlah (m)
ˆ Jarak pemboran (m)
ˆ Kedalaman (b)
ˆ PemerContohan
10. Sumur Uji ****)
ˆ Jumlah (b)
ˆ Kedalaman (m)
ˆ PemerContohan (b)
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 557
Lampiran XIIIa Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 558
Lampiran XIIIa Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 559
Lampiran XIIIa Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
2) Uraian mengenai lokasi ini harus 2) Geologi Lokal dan Sumber Daya Mineral
disertai gambar beserta keterangannya ˆ Sejauh yang sudah diketahui agar
yang jelas. diuraikan mengenai keadaan
e
. Keadaan Lingkungan geologi sekitar daerah penyelidikan
secara lebih teperinci yang bertalian
Sedapat mungkin harus diuraikan tentang
dengan keterdapatan mineral.
kondisi sosial budaya penduduk setempat
ˆ Bila di daerah itu sudah diketahui
dan mata pencaharian mereka. Informasi
keberadaan sumber daya mineralnya
mengenai iklim, topografi, vegetasi,
agar diuraikan pula mengenai
tataguna lahan dan infrastruktur yang ada
keterdapatan atau indikasi
di daerah setempat juga harus diutarakan
pemineralan, jenis, tipe endapan,
dalam laporan.
sebaran, bentuk tubuh bijih (ore
.
f Waktu body) dan sebaran bijihnya.
Waktu atau berlangsungnya penyelidikan ˆ Hendaknya diuraikan juga
mulai dari persiapan, kegiatan pengum- perkiraan mengenai terbentuknya
pulan data, pengolahan data sampai (genesa) endapan mineral logam
dengan penyusunan laporan harus dalam kaitannya dengan
dikemukakan disertai jadwal. lingkungan geologi tertentu.
ˆ Uraian mengenai hal tersebut
g. Metoda dan Peralatan mengacu pada hasil penyelidikan
Metoda dan peralatan yang digunakan terdahulu.
seperti alat-alat geofisika, pemboran, alat
ukur dan lain sebagainya juga harus 3) Penyelidik dan Hasil Penyelidikan
dicantumkan. Bila peralatan yang dipakai Terdahulu
cukup banyak dan bervariasi daftarnya Sedapat mungkin harus diuraikan secara
dicantumkan dalam lampiran. singkat mengenai para penyelidik
terdahulu dan hasilnya. Bila tersedia agar
h. Pelaksana
dipaparkan pula secara ringkas informasi
Jumlah tenaga kerja terutama yang hasil penyelidikan geologi, geofisika,
bertalian dengan kegiatan eksplorasi harus geokimia dan metoda lain yang pernah
dicantumkan dalam laporan, termasuk dilakukan di daerah tersebut, baik oleh
kualifikasi/keahliannya. instansi/organisasi yang sama atau pihak
.
i Geologi lain.
Dalam bab ini hendaknya dikemukakan
informasi umum mengenai geologi umum, .
j Kegiatan Penyelidikan
geologi lokal dan sumber daya mineral Dalam bab ini hendaknya dikemukakan seluruh
serta penyelidik dan hasil penyelidikan rangkaian kegiatan yang dilakukan selama
terdahulu. penyelidikan, mulai dari persiapan, pengum-
pulan data (kegiatan di lapangan) sampai
1) Geologi Umum pengolahan data, termasuk analisis labora-
ˆ Mengacu dari literatur atau hasil torium, dan pembuatan laporan. Jenis kegiatan
penyelidikan terdahulu agar tersebut pada umumnya sesuai dengan tahap
diuraikan mengenai keadaan eksplorasi dan berkaitan erat dengan maksud
geologi secara regional yang dan tujuan penyelidikan. Oleh karena itu
meliputi geomorfologi, stratigrafi, kegiatan dalam suatu laporan eksplorasi umum.
(formasi, jenis batuan) tektonik dan/ Isi pokok masing-masing kegiatan tersebut akan
atau struktur, dan lain sebagainya) dijelaskan secara berurutan di bawah ini.
termasuk sumberdaya mineral yang
1) Persiapan
terdapat di wilayah itu.
ˆ Hendaknya diuraikan mengenai
ˆ Agar disertakan pula (dalam bentuk
penyediaan peta dasar untuk kegiatan
gambar satu halaman - one page
lapangan, apakah peta topografi dan/
size atau lampiran) peta geologi
atau peta geologi sudah tersedia atau
regional sehingga jelas posisi
berdasarkan penafsiran data peng-
daerahpenyelidikan di wilayah itu.
inderaan jauh (foto udara, foto satelit,
SLAR, SAR dan lain sebagainya).
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 560
Lampiran XIIIa Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
ˆ Bila penafsiran topografi dan geologi ˆ Bila tidak seluruh daerah penyelidikan
berdasarkan data penginderaan jauh, diambil Contohnya hendaknya
hendaknya diuraikan hasilnya dengan diuraikan mengenai daerah mana saja
jelas, skala peta dasar juga harus yang diselidiki, batas wilayah
dicantumkan. (koordinat) dan luasnya.
2) Pemetaan Geologi 5) Pemboran, sumur uji, parit uji
ˆ Dalam pemetaan geologi agar ˆ Pemboran yang dilakukan hendaknya
dijelaskan apakah juga dilakukan disertai penjelasan apakah merupakan
pengukuran lintasan. pemboran inti atau bukan. Peralatan
ˆ Bila dilakukan pemetaan geologi lebih yang digunakan hendaknya dijelaskan
terperinci di daerah terpilih, batas sebaik-baiknya.
wilayahnya (koordinat) juga ˆ Cara pembuatan sumur dan/atau parit
disebutkan. uji harus dikemukakan dengan rinci
ˆ Bila pemetaan sudah mengarah ke apakah secara manual atau mekanis.
penyelidikan tubuh bijih, pengukuran Pola dan kerapatan lokasi pemboran,
terhadap arah jurus dan kemiringan, parit dan/atau sumur uji harus
bentuk-bentuk sebaran dan ukuran dikemukakan dalam laporan dan
tubuh bijih hendaknya dilakukan disertai peta lokasi.
dengan cermat. ˆ Data setiap pemboran, sumur dan parit
ˆ Agar dijelaskan cara pengambilan uji yang menunjukkan kedalaman,
Contoh batuan atau pemineralan (chip, jenis batuan dan pemineralan, serta
grab, channel dan lain sebagainya) informasi lain hendaknya disusun
Daftar Contoh agar dilampirkan dalam dalam bentuk tabel sebagaimana
bentuk tabel. lazimnya dan dimasukkan sebagai
˜ Pemerian batuan dan pemineralan agar lampiran.
disertakan dalam bentuk tabel sebagai
ˆ Cara pemercontohan dan jumlah
lampiran.
Contoh hendaknya juga dikemukakan
3) Penyelidikan Geokimia dengan rinci.
ˆ Dalam bagian ini hendaknya diuraikan
6) Pengukuran topografi
mengenai metoda yang digunakan
(geokimia endapan sungai, tanah, ˆ Pengukuran topografi yang dilakukan
batuan dan pendulangan) sesuai dengan sesuai dengan tahap eksplorasi agar
tahap eksplorasi yang dilakukan Pola diuraikan dengan rinci, apakah
(berdasarkan orde sungai, catchment menggunakan alat ukur konvensional
area, spur and ridge, grid) kerapatan atau kompas dan tali.
pengambilan Contoh dan jumlahnya ˆ Luas daerah yang diukur harus
endaknya juga dibahas dengan rinci. dikemukakan.
ˆ Lokasi Contohh hendaknya diperlihat-
7) Penyelidikan Lain
kan dalam bentuk peta da disertai
daftar Contoh yang menunjukkan Bila eksplorasi sudah memasuki tahap rinci
koordinat dan jenis Contohh. (untuk estimasi sumber daya terukur),
ˆ Bila tidak seluruh daerah penyelidikan penyelidikan lain seperti hidrogeologi
diambil Contohnya hendaknya lingkungan (gangguan K-3),uji coba
diuraikan mengeai daerah mana saja penambangan, pengolahan dan lain
yang diselidiki, batas wilayah sebagainya perlu dilakukan. Penyelidikan
(koordinat) dan luasnya. tersebut harus dilakukan terutama bila studi
4) Penyelidikan Geofisika kelayakan sudah akan dilakukan.
ˆ Penyelidikan geofisika hendaknya a) Penyelidikan Laboratorium
disertai penjelasan mengenai metoda Nama laboratorium tempat analisis
geofisika yang dipakai (IP, SP, seismik, (kimia dan fisika) hendaknya
side scan sonar, sounding, pasang surut, disebutkan dalam laporan dan sejauh
graviti dan lain sebagainya). Pola dan mungkin menggunakan laboratorium
kerapatan titik pengamatan serta
yang telah terakreditasi.
pengukuran lintasan harus dikemuka-
kan secara rinci.
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 561
Lampiran XIIIa Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 562
Lampiran XIIIa Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
agar dijelaskan misalnya bentuk (6) Estimasi Sumber Daya Mineral dan
anomali, jumlah lapisan. ketebalan Cadangan
tanah penutup, kedalaman tubuh ˆ Dalam bagian ini hedaknya
anomali, arah anomali, lebar diuraikan mengenai pembatasan
anomali dan lain sebagainya. tubuh bijih (one body) yang akan
ˆ Agar dijelaskan mengenai diestimasikan sumber dayanya.
penafsrian geologi dan pemineralan Agar dijelaskan apakah pembatasan
yag dilakukan untuk mengontrol tubuh bijih dilakukan secara
anomali geofisika. intrapolasi atau ekstrapolasi.
ˆ Peta anomali geofisika agar ˆ Hendaknya dibahas mengenai
dilampirkan. kecukupan kerapatan titik penga-
matan dan Contoh untuk meyakin-
(4) Pemboran, sumur-uji, parit-uji kan kesinambungan pemienralan
ˆ Hasil pemboran, sumur-uji, parit-uji dan untuk menyediakan data dasar
disusun dalam bentuk korelasi satu yang memadai bagi keperluan
sama lain. Berdasarkan data itu korelasi
hendaknya diuraikan mengenai ˆ Harus dijelaskan pula metoda
geologi dan pemineralan sehingga estimasi sumber daya mineral dan
jelas kelihatan gambaran mengenai cadangan yang digunakan dan atas
bentuk tubuh bijih dan kemene- atau alasan penggunaannya.
rusannya di bawah permukaan. ˆ Bila telah dilakukan klasifikasi atau
ˆ Informasi mengenai jumlah lubang kategorisasi sumber daya mineral
bor, sumur-uji, parit-uji yang dan cadangan, hendaknya
menerobos pemineralan hendaknya digunakan tatacara yang sudah
dikemukakan dengan jelas. baku (SNI No. 13-4726-1998).
ˆ Peta korelasi antara lubang bor, (7) Kesimpulan dan Saran
sumur-uji, parit-uji harus
dilampirkan. Pada bagian ini hendaknya
dikemukakan kesimpulan penyusun
(5) Pemineralan dan Bahan Galian laporan mengenai penyelidikan, saran
ˆ Dalam bagian ini hendaknya dilanjutkan atau tidak kegiatan di
dikemukakan dengan rinci daerah tersebut, dan penciutan atau
mengenai keadaan endapan/ pelepasan daerah tersebut, dilihat dari
pemineralan seperti tipe endapan, hasil interpretasi data lapangan atau
jurus dan kemiringan tubuh bijih, infrastruktur yang berkembang di
sebaran atau kemenerusannya wilayah tersebut, serta pemecahan
(continuity), bentuknya dan masalah
ukurannya. Harus diungkapkan pula (8) Informasi pendukung (ilustrasi)
apakah pengamatan berdasar
singkapan, sumur-uji. parit-uji, atau Informasi pendukung dapat merupakan
pemboran. gambar, foto, tabel, dan/atau peta yang
berdasarkan keterkaitannya dapat
ˆ Agar dijelaskan pula mengenai masuk ke dalam tubuh laoporan atau
sebaran bijih, kadar atau kualitasnya lampiran
yang didasarkan pada data loging
lubang bor dan informasi Contoh Gambar
lain yang digunakan dalam ˆ Gambar yang dimasukkan dalam
penafsiran sebaran bahan galian. tubuh utama laporan maksimal
Sejauh mungkin harus dijelaskan berukuran satu halaman (one page
hubungannnya dengan zona size), sedangkan gambar yang
pemineralan yang sudah diketahui. berukuran lebih besar dimasukkan
ˆ Peta pemineralan yang menggam- ke dalam lampiran
barkan sebaran, kemenerusan, ˆ Gambar beserta keterangannya
bentuk dan ukuran tubuh bijih agar harus jelas terbaca.
dilampirkan. ˆ Bila gambar merupakan peta atau
yang menunjukkan adanya ukuran
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 563
Lampiran XIIIa Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
tertentu harus disertai skala atau 2. Halaman judul laporan harus jelas menunjukkan
benda berukuran tertentu sebagai komoditas dan daerah yang diselidiki, penyusun
pembanding. laporan, perusahaan dan instansi pelapor, dan
ˆ Gambar dalam bentuk peta harus tahun pelaporan.
disertai peta indeks atau koordinat 3. Daftar isi harus memuat isi laporan secara
ˆ Judul gambar dan nomor urutnya keseluruhan berturut-turut mulai dari ringkasan,
diletakkan di bawah gambar bagian bab dan sub-bab dalam tubuh laporan, daftar
tengah tabel, daftar gambar, daftar foto, dan daftar
lampiran.
Foto
4. Mulai Sari sampai dengan daftar isi dicantumkan
ˆ Foto sebagai ilustrasi yang
halaman urut dengan angka Romawi.
disertakan dalam laporan paling
sedikit berukuran kartupos.
D. ISI LAPORAN
ˆ Foto tersebut harus jelas terkait
dengan uraian dalam teks. Isi laporan disesuaikan dengan tahap penyelidikan
ˆ Judul foto dan nomor urutnya dan secara garis besar urutan isi laporan tertera
diletakkan di bawah foto bagian seperti di bawah ini :
tengah. Ringkasan
Tabel Daftar Isi
Daftar Tabel
ˆ Tabel harus dibuat dengan jelas.
Tabel yang berjumlah banyak Daftar Gambar
(misalnya hasil analisis Daftar Foto
laboratorium) diletakkan pada Daftar Lampiran (peta, tabel hasil analisis, dan lain
lampiran. sebagainya)
ˆ Judul tabel diletakkan di atas tabel
dan diberi nomor urut dengan 1. PENDAHULUAN
angka arah 1.1. Latar Belakang
Acuan 1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Lokasi Daerah Penyelidikan
ˆ Daftar acuan disusun berdasarkan
abjad penyusun. 1.4. Keadaan Lingkungan
ˆ Penulisan acuan dimulai dengan 1.5. Waktu
nama penyusun, tahun, judul, 1.6. Metoda dan Peralatan
tempat pemuatan artikel (majalah), 1.7. Pelaksana
dan penerbit. 2. GEOLOGI
Lampiran 2.1. Geologi Umum
ˆ Informasi pendukung (gambar, foto, 2.2. Geologi Lokal dan Sumber Daya Mineral
daftar atau tabel, dan peta) yang 2.3. Penyelidik dan Hasil Penyelidikan
tidak secara langsung bertalian Terdahulu
dengan teks dalam tubuh utama
laporan dimasukkan ke dalam 3. KEGIATAN PENYELIDIKAN
lampiran 3.1. Penyelidikan Sebelum Lapangan
ˆ Lampiran diberi tanda urut berupa 3.2. Penyelidikan Lapangan
huruf kapital. 3.2.1. Pemetaan Geologi
ˆ Bila lampiran berupa peta yang 3.2.2. Penyelidikan Geokimia
harus dilipat, nomor lampiran 3.2.3. Penyelidikan Geofisika
hendaknya dapat terbaca/terlihat 3.2.4. Pemboran, sumur-uji, Parit-uji
tanpa membuka lapisan. 3.2.5. Penyelidikan lain (hidrogeologi, K-3, dan
lain sebagainya)
C. TATA LETAK
3.3. Penyelidikan Laboratorium
1. Secara berurutan laporan Eksplorasi berturut- 3.3.1. Analisis Kimia
turut terdiri dari halaman judul, ringkasan, daftar
3.3.2. Analisis Fisika
isi, tubuh utama laporan, daftar acuan, dan
3.4. Pengolahan Data
lampiran.
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 564
Lampiran XIIIa Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
ttd.
Purnomo Yusgiantoro
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 565
Lampiran XIIIb Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
a
. Dampak kegiatan (tambang, 2. Analisis Kelayakan
pengolahan dan sarana a. Biaya Produksi (termasuk biaya
penunjang). pengelolaan dan pemantauan
b
. Pengelolaan lingkungan lingkungan K-3)
1) Pengelolaan limbah b. Pendapatan Penjualan
(tambang, pengolahan dan c. “Cash Flow” (aliran uang tunai)
sarana penunjang). d. Perhitungan “Discounted Cash
2) Rencana Reklamasi dan Flow Rate of Return”/” Interal
Pemanfaatan Lahan Pasca Rate of Return” (DCFROR/IRR).
Tambang. e. Perhitungan “Break Even Point”
3) Penanganan Air Asam (BEP)
Tambang (kalau ada). .
f Waktu Pengembalian Modal
c
. Pemantauan Lingkungan g. Analisa Kepekaan dan Resiko
2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja BAB XI : KESIMPULAN
a. Organisasi Memuat secara ringkas hal-hal sebagai
b. Peralatan berikut :
c. Langkah-langkah pelaksanaan ˆ Luas wilayah yang dimohon/
K-3 Pertambangan ditingkatkan ke tahap Eksploitasi
d. Rencana Penggunaan dan ˆ Cadangan (“in situ”, miniable”,
Pengamanan Bahan Peledak dan “marketabel”)
Bahan Berbahaya lainnnya. ˆ Rencana Penambangan (tata cara
dan sistem)
BAB VIII : LINGKUNGAN, KESEHATAN DAN
ˆ Rencana Pengolahan dan
KESELAMATAN KERJA
pemurnian atau pencucian (kalau
1. Bagan Organisasi ada).
2. Jumlah dan kriteria Tenaga Kerja ˆ Rencana Produksi per-tahun dan
Tetap dan Tidak Tetap dalam umur tambang.
Bentuk Tabel ˆ Rencana pemasaran dan harga jual.
3. Tingkat Gaji dan Upah ˆ Investasi yang diperlukan termasuk
4. Sistem Kerja (kontrak, borongan modal kerja dan sumber dana.
dan lain-lain). ˆ Hasil analisis kelayakan
ˆ Jumlah tenaga kerja (tetap dan
BAB IX : PEMASARAN
harian atau buruh)
1. Bagan Organisasi
ˆ Pemantauan dan Pengelolaan
2. ProspekPemasaran
Lingkungan
a
. Dalam Negeri
ˆ Potensi dan rencana perlakuan
b
. Luar Negeri
bahan galian yang belum dapat
dipasarkan dan mineral ikutan serta
BAB X : INVESTASI DAN ANALISIS
bahan galian lain.
KELAYAKAN
1. Investasi LAMPIRAN
a
. Modal Tetap 1. Peta situasi wilayah yang akan ditingkatkan ke
1) Pengurusan perizinan dan tahap Eksploitasi dan sekitarnya, skala 1 :
eksplorasi 10.000
2) Pembebasan Lahan 2. Peta topografi detail daerah tambang dan
3) Konstruksi atau Rekayasa sekitarnya, skala minimum 1 : 2.000
4) Peralatan (penambangan, 3. Peta penyebaran cadangan dan kualitas, skala
pengolahan, pegangkutan minimum 1 : 2.000
dan lain-lain). 4. Peta situasi tambang (Mining Lay Out) skala 1
b
. Modal Kerja : 10.000, yang memuat :
c
. Sumber Dana a
. Kontur topografi
b
. Penyebaran bahan galian
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 567
Lampiran XIIIb Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 569
Lampiran XIIIb Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 570
Lampiran XIIIb Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
C. LAPORAN PRODUKSI
.
I LAPORAN PRODUKSI BULANAN PER BLOK (sebelum rekonsiliasi)
NAMA PERUSAHAAN :
BULAN :
BLOK CADANGAN :
a. Cadangan permulaan : ton, m3, kualitas
b. Cadangan rekonsiliasi : ton, m3, kualitas
c. Cadangan terambil : ton, m3, kualitas
d. Sisa cadangan : ton, m3, kualitas
BULAN KE KUMULATIF
NO. JENIS MATERIAL KETERANGAN
VOLUME/ KUALITAS VOLUME/ KUALITAS
TONASE TONASE
1. STOCK AWAL
a. Lokasi Tambang
- Produksi siap jual
- Produksi untuk diolah
- Mutu marjinal untuk ditimbun
b. Lokasi Pengolahan
- Produksi untuk diolah
- Hasil olahan
c. Lokasi Penjualan/Pelabuhan
-
2. PENAMBANGAN
a. Produksi
- Produksi siap jual
- Produksi untuk diolah
- Mutu marjinal untuk ditimbun
b. Sub total bahan galian
Waste
c. Total material
3. PENGOLAHAN
a. Umpan pengolahan
b. Hasil olahan
c. Recovery
4. PEMASARAN/PEMAKAIAN SENDIRI
a. Pemasaran Domestik/jenis
-
b. Pemasaran Luar Negeri/jenis
-
c. Pemakaian sendiri/jenis
-
6. STOCK AKHIR
a. Lokasi Tambang
- Produksi siap jual
- Produksi untuk diolah
- Mutu marjinal untuk ditimbun
b. Lokasi Pengolahan
- Produksi untuk diolah
- Hasil olahan
c. Lokasi Penjualan/Pelabuhan
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 571
Lampiran XIIIb Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
NAMA PERUSAHAAN :
BULAN :
BLOK CADANGAN :
a. Cadangan permulaan : ton, m3, kualitas
b. Cadangan rekonsiliasi : ton, m3, kualitas
c. Cadangan terambil : ton, m3, kualitas
d. Sisa cadangan : ton, m3, kualitas
BULAN KE KUMULATIF
NO. JENIS MATERIAL KETERANGAN
VOLUME/ KUALITAS VOLUME/ KUALITAS
TONASE TONASE
1. STOCK AWAL
a. Lokasi Tambang
- Produksi siap jual
- Produksi untuk diolah
- Mutu marjinal untuk ditimbun
b. Lokasi pengolahan
- Produksi untuk diolah
- Hasil olahan
c. Lokasi Penjualan/Pelabuhan
-
2. PENAMBANGAN
a. Produksi
- Produksi siap jual
- Produksi untuk diolah
- Mutu marjinal untuk ditimbun
b. Sub total bahan galian
Waste
c. Total material
3. PENGOLAHAN
a. Umpan pengolahan
b. Hasil olahan
c. Recovery
4. PEMASARAN/PEMAKAIAN SENDIRI
a. Pemasaran Domestik/jenis
-
b. Pemasaran Luar Negeri/jenis
-
c. Pemakaian sendiri/jenis
-
6. STOCK AKHIR
a. Lokasi Tambang
- Produksi siap jual
- Produksi untuk diolah
- Mutu marjinal untuk ditimbun
b. Lokasi Pengolahan
- Produksi untuk diolah
- Hasil olahan
c. Lokasi Penjualan/Pelabuhan
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 572
Lampiran XIIIb Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
NAMA PERUSAHAAN :
BULAN :
BLOK CADANGAN :
a. Cadangan permulaan : ton, m3, kualitas
b. Cadangan rekonsiliasi : ton, m3, kualitas
c. Cadangan terambil : ton, m3, kualitas
d. Sisa cadangan : ton, m3, kualitas
BULAN KE KUMULATIF
NO. JENIS MATERIAL KETERANGAN
VOLUME/ KUALITAS VOLUME/ KUALITAS
TONASE TONASE
1. STOCK AWAL
a. Lokasi Tambang
- Produksi siap jual
- Produksi untuk diolah
- Mutu marjinal untuk ditimbun
b. Lokasi pengolahan
- Produksi untuk diolah
- Hasil olahan
c. Lokasi Penjualan/Pelabuhan
-
2. PENAMBANGAN
a. Produksi
- Produksi siap jual
- Produksi untuk diolah
- Mutu marjinal untuk ditimbun
b. Sub total bahan galian
Waste
c. Total material
3. PENGOLAHAN
a. Umpan pengolahan
b. Hasil olahan
c. Recovery
4. PEMASARAN/PEMAKAIAN SENDIRI
a. Pemasaran Domestik/jenis
-
b. Pemasaran Luar Negeri/jenis
-
c. Pemakaian sendiri/jenis
-
6. STOCK AKHIR
a. Lokasi Tambang
- Produksi siap jual
- Produksi untuk diolah
- Mutu marjinal untuk ditimbun
b. Lokasi Pengolahan
- Produksi untuk diolah
- Hasil olahan
c. Lokasi Penjualan/Pelabuhan
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 573
Lampiran XIIIb Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
NAMA PERUSAHAAN :
BULAN :
BLOK CADANGAN :
a. Cadangan permulaan : ton, m3, kualitas
b. Cadangan rekonsiliasi : ton, m3, kualitas
c. Cadangan terambil : ton, m3, kualitas
d. Sisa cadangan : ton, m3, kualitas
BULAN KE KUMULATIF
NO. JENIS MATERIAL KETERANGAN
VOLUME/ KUALITAS VOLUME/ KUALITAS
TONASE TONASE
1. STOCK AWAL
a. Lokasi Tambang
- Produksi siap jual
- Produksi untuk diolah
- Mutu marjinal untuk ditimbun
b. Lokasi pengolahan
- Produksi untuk diolah
- Hasil olahan
c. Lokasi Penjualan/Pelabuhan
-
2. PENAMBANGAN
a. Produksi
- Produksi siap jual
- Produksi untuk diolah
- Mutu marjinal untuk ditimbun
b. Sub total bahan galian
Waste
c. Total material
3. PENGOLAHAN
a. Umpan pengolahan
b. Hasil olahan
c. Recovery
4. PEMASARAN/PEMAKAIAN SENDIRI
a. Pemasaran Domestik/jenis
-
b. Pemasaran Luar Negeri/jenis
-
c. Pemakaian sendiri/jenis
-
6. STOCK AKHIR
a. Lokasi Tambang
- Produksi siap jual
- Produksi untuk diolah
- Mutu marjinal untuk ditimbun
b. Lokasi Pengolahan
- Produksi untuk diolah
- Hasil olahan
c. Lokasi Penjualan/Pelabuhan
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 574
Lampiran XIIIb Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
NAMA PERUSAHAAN :
BULAN :
BLOK CADANGAN :
a. Cadangan permulaan : ton, m3, kualitas
b. Cadangan rekonsiliasi : ton, m3, kualitas
c. Cadangan terambil : ton, m3, kualitas (s/d akhir triwulan)
d. Sisa cadangan : ton, m3, kualitas (s/d akhir triwulan)
2. PENAMBANGAN
a. Produksi
- Produksi siap jual
- Produksi untuk diolah
- Mutu marjinal untuk ditimbun
b. Sub total bahan galian
Waste
c. Total material
3. PENGOLAHAN
a. Umpan pengolahan
b. Hasil olahan
c. Recovery
4. PEMASARAN/PEMAKAIAN SENDIRI
a. Pemasaran Domestik/jenis
-
b. Pemasaran Luar Negeri/jenis
-
c. Pemakaian sendiri/jenis
-
6. STOCK AKHIR
a. Lokasi Tambang
- Produksi siap jual
- Produksi untuk diolah
- Mutu marjinal untuk ditimbun
b. Lokasi Pengolahan
- Produksi untuk diolah
- Hasil olahan
c. Lokasi Penjualan/Pelabuhan
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 575
Lampiran XIIIb Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
ttd.
Purnama Yusgiantoro
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 576
Lampiran XIII.c Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
PEDOMAN PELAPORAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
578
II. DAFTAR PERSEDIAAN DAN PEMAKAIAN BAHAN-BAHAN PELEDAK
Triwulan Tahun
Persediaan Pemakaian
Jenis
Sisa triwulan Keterangan
Bahan Peledak Sisa triw. Penerimaan Jumlah Untuk Untuk penggalian Untuk penggalian Untuk pekerjaan ini
Yang baru pemindahan batubara/bijih pd batubara/bijih pada penyidikan
lalu tanah dan lain penambangan penambangan di
sebagainya bawah tanah
Detonator :
Listrikbiasa .......bijih .......bijih .......bijih .......bijih .......bijih .......bijih .......bijih .......bijih
.......bijih .......bijih .......bijih .......bijih .......bijih .......bijih .......bijih .......bijih
Jumlah .......bijih .......bijih .......bijih .......bijih .......bijih .......bijih .......bijih .......bijih
AN/Water Gell
Bahan Peledak lainnya .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg
.......kg .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg
Jumlah .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg
Dinamit
.......kg .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg
.......kg .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL
Jumlah .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg .......kg
Sumbuh :
Sumbu Ledak .......m .......m .......m .......m .......m .......m .......m .......m
Sumbu Api .......m .......m .......m .......m .......m .......m .......m .......m
Jumlah .......m .......m .......m .......m .......m .......m .......m .......m
Dalam lajur-lajur : .........................................2000
Jenis bahan peledak dan keterangan sebutkan nama pabrik yang membuat, negara penjual, nomor, KEPALA TEKNIK TAMBANG
ukuran jenis detonator dan Dinamit, ukuran peti-peti dinamit dan keterangan-keterangan lain yang
perlu. (..................................................)
Lampiran XIII.c Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
579
III. DAFTAR AKIBAT KECELAKAAN TAMBANG SELAMA TRIWULAN : IV TAHUN 1998
PADA USAHA TAMBANG ...............................................
Tanggal dari
Nomor Urut dari Nama yang
kecelakaan mendapat Tanggal mulai bekerja Tanggal meninggal Keterangan
Kecelakaan Surat kecelakaan lagi
tambang menurut
Pemberitahuan
daftar
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL
1) Dimasukkan dalam 10 hari setelah tiap-tiap triwulan berakhir (pasal 167 (4)) Peraturan polisi tambang setelah tahun 1930 No. 341
2) Bilamana dirawat dalam rumah sakit, terangkan tanggal keluarnya. Beritahukan bilamana pasti tidak terpakai lagi untuk pekerjaan tambang.
Yang membuat
Kepala Teknik Tambang
Lampiran XIII.c Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
580
IV. DAFTAR JUMLAH RATA-RATA PEKERJA PADA PERTAMBANGAN PENYELIDIKAN DAN PADA PERUSAHAAN DALAM TAHUN
BANYAKNYA PARA PEKERJA PERTAMBANGAN YANG SEBENARNYA (A) JUMLAH PARA PEKERJA
PADA
PEKERJA DI ATAS TANAH BEKERJA DI BAWAH TANAH SELURUH PERUSAHAAN
BULAN
PEGAWAI PEGAWAI PEG. MANDOR PEKERJA KETERANGAN
MANDOR PEKERJA MANDOR PEKERJA
PENGAMAT PENGAMAT PENGAM
b) b)
c) c) AT DAN
T.U b)
JANUARI
FEBRUARI
MARET
APRIL
MEI
JUNI
JULI
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
DESEMBER
JUMLAH
RATA-RATA
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL
a) Menurut pasal 1 ayat (1) a dari Peraturan Polisi Tambang (Staatsbled 1930 No. 341)
b) Mandor Pegawai yang bertanggung jawab terhadap sesuatu pekerjaan dan mengepalai sejumlah karyawan/regu. Pembuat,
c) Pegawai Pengamat : semua pegawai yang kedudukannya di atas mandor. Kepala Teknik Tambang
(............................................)
Lampiran XIII.c Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
581
V. TINGKAT KETERAPAN KECELAKAAN TAMBANG PER 1.000.000 JAM KERJA TAHUN 20......
KECELAKAAN JUMLAH JAM KERJA 1)
BULAN JUMLAH F.R 2)
RINGAN BERAT MATI PER BULAN KUMULATIF
PER-BULAN KUMULATIF
JANUARI
FEBRUARI
MARET
APRIL
MEI
JUNI
JULI
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
DESEMBER
Keterangan :
1) Jumlah jam kerja para pekerja tambang yang sebenarnya termasuk lembur Pembuat,
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL
2) F.R adalah kumulatif frequency rate per 1.000.000 jam kerja Kepala Teknik Tambang
F.R = jumlah kecelakaan kumulatif x 1.000.000
Jumlah jam kerja kumulatif
(............................................)
Lampiran XIII.c Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
582
VI. PERHITUNGAN BIAYA KECELAKAAN TAMBANG
Nama Unit :
Triwulan : I & II/III & IV
Tahun :
Kecelakaan Nama Tanggal Sifat Kecelakaan Biaya Kecelakaan Jumlah
No. X) Kecelakaan Rp.
Ringan Berat Mati Perawatan Peralatan Kompensasi Pemeriksaan
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL
X) Nomor Kecelakaan sesuai dengan catatan dalam Bentuk Iii dan Bentuk IIIi
Pembuat,
Kepala Teknik Tambang
(............................................)
Lampiran XIII.c Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
583
VII. TINGKAT KETERAPAN KECELAKAAN TAMBANG PER 1.000.000 JAM KERJA TAHUN 20......
KECELAKAAN JUMLAH JAM KERJA 2)
BULAN JUMLAH S.R3)
RINGAN BERAT MATI PER BULAN KUMULATIF
PER-BULAN KUMULATIF
JANUARI
FEBRUARI
MARET
APRIL
MEI
JUNI
JULI
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
DESEMBER
Keterangan :
1) Jumlah hari korban kecelakaan para pekerja tambang sebenarnya termasuk lembur Pembuat,
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL
2) Jumlah jam kerja para pekerja tambang yang sebenarnya termasuk lembur Kepala Teknik Tambang
3) S.R adalah kumulatif frequency rate per 1.000.000 jam kerja
S.R = jumlah kecelakaan kumulatif x 1.000.000
Jumlah jam kerja kumulatif
(............................................)
Lampiran XIII.c Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
VIII. PERHITUNGAN HARI KERJA YANG HILANG KARENA MENINGGAL DUNIA/CACAT ATAU
PEMBEDAHAN ANGGOTA BADAN
A. Meninggal Dunia
Apabila seseorang meninggal dunia maka hari kerja yang hilang dihitung 6.000 hari kerja
3. Lengan
4. Tungkai
Tiap bagian dari atas lutut sampi pangkal paha 4500
Tiap bagian di atas mata kaki dan sampai lutut 3600
5. Kehilangan Fungsi
Satu mata buta tanpa kerusakan penglihatan mata yang lain 1800
Kedua mata buta dalam satu kecelakaan 6000
Satu telinga termasuk kerusakan bagian tulang pendengaran dengan/tanpa kerusakan
pendengaran dari telinga yang lain 600
kedua telinga termasuk kerusakan bagian tulang pendengaran dalam suatu kecelakaan 3000
Tak dapat di perbaikinya hernia (burut) 50
Lumpuh total 6000
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 584
Lampiran XIII.c Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
SUMBER KASUS :
TANGGAL TERJADINYA KASUS :
NAMA KTT/PENANGGUNG JAWAB
LAPANGAN :
2. PENYEBAB KASUS :
(uraikan secara singkat kasus dan jelas, penyebab kasus)
...............................................................................................................................................................................
3. AKIBAT KASUS :
(uraikan secara singkat kasus dan jelas akibat kasus)
...............................................................................................................................................................................
4. UPAYA PENANGGULANGAN :
(uraikan secara singkat upaya penanggulangan yang telah dilakukan oleh KTT/pihak perusahaan)
...............................................................................................................................................................................
.................................................................
ttd.
Purnomo Yusgiantoro
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 585
Lampiran XIII.d Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
PEDOMAN PELAPORAN
PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 586
Lampiran XIII.d Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
e
. Sarana Penunjang
ˆ Penanganan limbah
ˆ Penyediaan air.
ˆ Penanganan kebisingan dan getaran.
.
f Reklamasi
ˆ Luas dan lokasi daerah penghijauan
ˆ Luas dan lokasi untuk pemanfaatan
lain
ˆ Pembibitan (jenis dan jumlah)
BAB III :P E L A K S A N A A N P E M A N T A U A N
LINGKUNGAN
a. Uraikan pelaksanaan pengambilan
contoh air, udara dan tanah
b. Pemantauan tingkat erosi
c. Pemantauan lereng, tanggul, daerah
timbunan dan lain-lain.
d. Pemantauan kebersihan penghijauan
e. Pemantauan flora dan fauna
BAB IV :P E L A K S A N A A N P E M A N T A U A N
LINGKUNGAN
a
. Biaya pemantauan pengelolaan
b
. Biaya pelaksanaan pemantauan
BAB V :LAIN-LAIN
a
. Memuat tentang perubahan
pengelolaan dan pemantauan
lingkungan serta kasus lingkungan
(apabila ada)
LAMPIRAN
ˆ Peta pengelolaan skala 1 : 1000 (setiap semester)
ˆ Peta pemantaan skala 1 : 10.000
ˆ Hasil Analisa laboratorium
ˆ Isian penggunaan lahan untuk kegiatan eksploitasi
ˆ Lain-lain
ttd.
Purnomo Yusgiantoro
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 587
Lampiran XIII.e Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 588
Lampiran XIII.e Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
e
. Tergenang Air Ha Ha
.
f Jalan Tambang(dalam areal produksi) Ha Ha
g. Jalan non Tambang Ha Ha
h. Lain-lain Ha Ha
Jenis Jumlah/Ha
*)
Seluruh perizinan yang dilaporkan pada lembar isian ini.
+)
Pemanfaatan lain, misalnya untuk perumahan, perkantoran, pabrik, penampungan air, tempat rekreasi dll.
**)
Total luas wilayah dari semua perizinan tersebut pada butir 2
***)
Di luar wilayah tersebut pada butir 5.a.
Keterangan yang perlu disampaikan oleh Kepala Teknik Tambang (bila ada).
.................................................
Kepala Teknik Tambang/
Deputy Director
ttd.
Purnomo Yusgiantoro
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 589
Lampiran XIII.f Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
590
LAMPIRAN XIII. f KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
NOMOR : 1453 K/29/MEM/2000
TANGGAL : 3 November 2000
.
I LAPORAN PENGGUNAAN TENAGA KERJA
PT................................................................................
TRIWULAN/TAHUN................................................
TKI STATUS PENDIDIKAN
J O B NAMA / TKA PENGALAMAN
NO.
G R O U P JABATAN LOKAL NON LOKAL TETAP TIDAK TETAP F O R M A L NON FORMAL KERJA/JABATAN
.
I MANAGEMENT 1.........................
2.......dst.............
II. PROFESIONAL 1.........................
2.......dst.............
III. TEKNISI 1.........................
2.......dst.............
IV. TATA - USAHA 1.........................
2.......dst.............
V. KETERAMPILAN 1.........................
2.......dst.............
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL
VI. TDK. TERAMPIL 1.........................
2.......dst.............
JUMLAH
Lampiran XIII.f Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
PT...............................................................................
TRIWULAN/TAHUN ......................................
TAHAP KEGIATAN ........................................
NOMOR IKTA/IKTAS
NO. JABATAN NAMA TKA IKTA/IKTAS BERLAKU S.D. KETERANGAN
1 2 3 4 5 6
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 591
Lampiran XIII.f Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
592
III. KEBUTUHAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TKI PENDAMPING SEBAGAI PENGGANTI TKWNAP
PT :
TAHUN :
TKI PENDAMPING TKWNAP KEBUTUHAN PENDIDIKAN
DAN PELATIHAN REALISASI
NO. JABATAN TKWNAP NAMA TKWNAP KETERANGAN
RENCANA TAHUN PENDIDIKAN / PENGGANTIAN
NAMA TKI JENIS LAMANYA TKA
PENGGANTIAN PENGALAMAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL
Lampiran XIII.f Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
PT...............................................................................
TAHUN......................................................................
NAMA
PELAKSANAAN DIKLAT
NO. NAMA DIKLAT
TKI YANG HASIL YANG
PERNAH LOKASI TANGGAL PELAKSANA DICAPAI
DIIKUTI
1 2 3 4 5 6 7
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 593
Lampiran XIII.f Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
594
V. RENCANA KEBUTUHAN PERALATAN/BARANG
PT........................................................................
TAHUN..................................
RENCANA REALIASASI
URAIAN TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV KET.
JUMLAH SPESIFIKASI HARGA
JUMLAH HARGA JUMLAH HARGA JUMLAH HARGA JUMLAH HARGA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
A. PERALATAN
1 Bongkar
a.
b.
c.
2 Muat
a.
b.
c.
3 Angkut
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL
a.
b.
c.
4 Pengolahan
a.
b.
c.
5 Laboratorium
a.
b.
c.
Lampiran XIII.f Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
595
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
6 Komunikasi
a.
b.
c.
7 Survey
a.
b.
c.
8 Perbengkelan
a.
b.
9 Kelistrikan
a.
b.
B BAHAN
PENUNJANG
1 Bahan Bakar
a.
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL
b.
2 Pelumas
a.
b.
c.
3 Bahan Kimia
a.
b.
c.
C LAIN-LAIN
Lampiran XIII.f Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
PT : .....................................................................(pemegangKP/KK/PKP2B)
Laporan : Pembiayaan (Expenditure Statement)
Triwulan ke : ............................................./20...........
Tahap : Penyelidikan Umum/Eksplorasi*)
Satuan : Rupiah (Rp)/Dollar Amerika (US $)
RENCANA REALISASI
NO. URAIAN %
US $ Rp US $ Rp
I Administrasi : Total
1 Kantor Pusat
2 Base Camp
3 Pelaporan
4 Kantor Cabang
5 Alat Tulis Kantor
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 596
Lampiran XIII.f Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
VII. NERACA
PT...................................
Per 31 Desember .........
Dalam Ribuan Rupiah
URAIAN ANGGARAN REALSISASI
AKTIVA 2000 2000
1. Aktiva Lancar :
a
. Kas & Bank
b
. Piutang
c
. Persediaan
d. Biaya dibayar di muka, Uang muka pembelian
e. Aktiva Lancar Lainnya
2 Aktiva Lancar
a. Aktiva tak digunakan
b. Biaya yang ditangguhkan
c
. Aktiva tak berujud
d. Aktiva lainnya
Jumlah Aktiva
1. Pasiva Lancar
a
. Hutang Bank
b
. Hutang Usaha
c
. Hutang Pajak
d. biaya yang masih harus dibayar
e
. Kewajiban jangka pendek lainnya
Jumlah PASIVA
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 597
Lampiran XIII.f Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
4 Beban Usaha :
a. Biaya Eksplorasi
b. Administrasi, Penjualan & Umum
5. Laba Usaha
9 Laba/Rugi Bersih
12 Saldo Laba
a. Awal Tahun
b. Penyesuaian Masa Lalu
c. Deviden
d. Laba/Rugi Tahun Berjalan
ttd.
Purnomo Yusgiantoro
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 598
Lampiran XIV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Peta
Daftar Lampiran
Bab IV : PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
ttd.
Purnomo Yusgiantoro
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 599
Lampiran XIV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000
DEPARTEMENENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 600