Anda di halaman 1dari 14

Menurut UU Nomor 24 Tahun 2007, mengatakan bahwa pengertian mitigasi dapat didefinisikan.

Pengertian mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana
(Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana).

Menghindari Dampak Tsunami


a. Sebelum terjadinya tsunami
 Mengenali apa yang disebut tsunami
 Memastikan struktur dan letak rumah
 Jika tinggal atau berada di pantai, segera menjauhi pantai
 Jika terjadi getaran atau gempa bumi, segera menjauhi pantai
 Selalu sedia alat komunikasi

b. Saat terjadi tsunami


 Bila berada di dalam ruangan, segera keluar untuk menyelamatkan diri
 Berlari menjauhi pantai
 Berlari ke tempat yang aman atau tempat lebih tinggi
c. Sesudah terjadi tsunami
 Periksa jika ada keluarga yang hilang ataupun yang terluka
 Minta pertolongan jika ada keluarga yang yang hilang atau terluka
 Jangan berjalan di sekitar daerah tsunami atau pantai, karena kemungkinan terjadi
bahaya susulan

1.Tindakan sebelum terjadi tanah longsor:

1. a)Waspada terhadap curah hujan yang tinggi

b) Persiapkan dukungan logistik

• Makanan siap saji dan minuman


• Lampu senter dan baterai cadangan
• Uang tunai secukupnya
• Obat-obatan khusus sesuai pemakai
c) Simak informasi dari radio mengenai informasi hujan dan kemungkinan tanah
longsor
d) Apabila pihak berwenang menginstruksikan untuk evakuasi, segera lakukan hal
tsb

2.Tindakan saat terjadi tanah longsor


a) Apabila Anda di dalam rumah dan terdengar suara gemuruh, segera keluar cari
tempat lapang dan tanpa penghalang

b) Apabila Anda di luar, cari tempat yang lapang dan perhatikan sisi tebih atau
tanah yang mengalami longsor.

3. Tindakan sesudah terjadi tanah longsor

a) Jangan segera kembali kerumah Anda, perhatikan apakah longsor susulan masih
akan terjadi.

b) Apabila Anda diminta untuk membantu proses evakuasi, gunakan sepatu khusus
dan peralatan yang menjamin keselamatan Anda

.
c) Perhatikan kondisi tanah sebagai pijakan yang kokoh bagi langkah Anda.

d) Apabila harus menghadapi reruntuhan bangunan untuk menyelamatkan korban,


pastikan tidak menimbulkan dampak yang lebih buruk.

Sebelum Gunung Api Meletus

Beberapa persiapan yang harus dilakukan untuk menghadapi letusan gunung berapi adalah
sebagai berikut :

1. Mengenali tanda-tanda bencana, karakter gunung berapi, dan ancaman-ancamannya;


2. Ajaklah keluarga dan masyarakat untuk menghindari daerah bahaya, yangdimaksud
daerah bahaya adalah lereng gunung, lembah atau kawasan yang memungkinkan
dialiri lahar;
3. Mengetahui jalur dan tempat pengungsian yang sudah siap dengan bahan kebutuhan
dasar (air, jamban, makanan, pertolongan pertama) jika diperlukan;

4. Siapkan lampu senter dengan kondisi baterai yang masih baik;

5. Mempersiapkan kebutuhan dasar dan dokumen penting;


6. Memantau informasi yang diberikan oleh Pos Pengamatan gunung api (dikoordinasi
oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi). Pos pengamatan gunung
api biasanya mengkomunikasikan perkembangan status gunung api lewat radio
komunikasi;
7. Pemerintah akan menyediakan angkutan untuk pengungsian. Masyarakat
harus mengungsi ke barak pengungsian;

8. Lindungi diri dari abu letusan dan awan panas. Kita bisa mengenakan masker, topi,
celana panjang dan baju lengan panjang;
9. Abu letusan berbahaya bagi tubuh, usahakan jangan menghirup secara langsung
udara yang terkena abu letusan;
10. Patuhilah pedoman dan perintah dari instansi berwenang tentang upaya
penanggulangan bencana. Jangan mudah terhasut untuk segera kembali ke rumah
saat status masih dalam bahaya.

Saat Gunung Api Meletus


Berikut adalah tindakan yang harus dilakukan saat terjadi bencana gunung api meletus:

1. Carilah tempat perlindungan yang aman.


2. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah, aliran sungai kering
dan daerah aliran lahar. Hindari tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan.
3. Saat memilih alat penerangan, pilihlah lampu senter. Jangan gunakan api, lilin, atau
yang mengandung gas.
4. Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan panjang, celana
panjang, topi dan lainnya.
5. Jika terjadi bencana gunung berapi, lindungi mata dari debu – bila ada gunakan
pelindung mata seperti kaca mata renang atau apapun yang bisa mencegah
masuknya debu ke dalam mata.

6. Jangan memakai lensa kontak saat gunung berapi meletus.


7. Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung dari abu letusan gunung
berapi.
8. Saat turunnya abu gunung api usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah
tangan.
9. Periksa adanya luka. Setelah menolong diri, bantu menolong mereka yang telruka
atau terjebak. Hubungi petugas yang menangani bencana, kemudian berikan
pertolongan pertama jika memungkinkan. Jangan coba memindahkan mereka yang
luka serius karena justru bisa memperparah luka.
Sesudah Gunung Api Meletus
Sedagkan berikut ini adalah panduan tindakan pasca bencana gunung api meletus:

1. Cari tempat penampungan/ evakuasi.

2. Apabila kondisi memungkinkan, bersihkan atap dari timbunan abu karena beratnya
bisa merusak atau meruntuhkan atap bangunan.
3. Lindungi diri Anda dari ancaman tidak langsung dengan memakai celana panjang,
baju lengan panjang, sepatu yang kuat, dan jika mungkin juga sarung tangan. Ini akan
melindungi Anda dari luka akibat barang-barang yang pecah.
4. Pembersihan. Singkirkan barang-barang yang mungkin berbahaya, termasuk pecahan
gelas, kaca dan obat-obatan yang tumpah.
5. Gunakan air bersih untuk mencuci piring, mandi, minum, dan sebagainya. Jangan
gunakan air yang tercemar.
6. Sebelum air digunakan harus direbus terlebih dahulu, kurang lebih 7 menit.
7. Jangan lupa untuk mencuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum memasak
atau makan, setelah buang air, setelah melakukan pembersihan, setelah menangani
apa saja yang telah tercemar oleh abu vulkanik.

8. Waspada terhadap bencana susulan.

Selain itu, tentunya kita harus terus berdoa kepada Tuhan YME agar selalu dilindungi dan
diberikan keselamatan.
. Yang Harus Dilakukan Sebelum Terjadi Banjir

- Bersama aparat terkait dan pengurus RT/RW terdekat, membersihkan lingkungan sekitar, terutama di
saluran air atau selokan, dari timbunan sampah.
- Tentukan lokasi posko banjir yang tepat untuk mengungsi, lengkap dengan fasilitas dapur umum dan
MCK, berikut pasokan air bersih melalui koordinasi dengan aparat terkait dan pengurus RT/RW.
- Bersama pengurus RT/RW, segera bentuk tim penanggulangan banjir di tingkat warga, salah satunya
mengangkat penanggung jawab posko banjir.
- Koordinasikan melalui RT/RW, dewan kelurahan setempat, dan LSM untuk pengadaan tali, tambang,
perahu karet, dan pelampung guna evakuasi.
- Pastikan pula peralatan komunikasi telah siap pakai, guna memudahkan mencari informasi, meminta
bantuan, atau melakukan konfirmasi.
- Simak informasi terkini melalui TV, radio, atau peringatan tim warga tentang curah hujan dan kondisi
air.
- Lengkapi diri dengan peralatan keselamatan, antara lain radio baterai, senter, korek gas, dan lilin.
- Siapkan bahan makanan mudah saji dan persediaan air bersih.
- Siapkan obat-obatan darurat.
- Amankan dokumen penting.

4. Yang Harus Dilakukan Saat Banjir

- Matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk mematikan aliran listrik di wilayah yang
terkena bencana.
- Mengungsi ke daerah aman sedini mungkin saat genangan air masih memungkinkan untuk diseberangi.
- Hindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret arus banjir, serta segera amankan
barang-barang berharga ketempat yang lebih tinggi.
- Jika air terus meninggi, hubungi instansi terkait.
5. Yang Harus Dilakukan Setelah Banjir

- Secepatnya membersihkan rumah, terutama bagian lantai, lalu gunakan antiseptik untuk membunuh
kuman.
- Cari dan siapkan air bersih untuk menghindari terjangkitnya penyakit diare yang sering mewabah
setelah kejadian banjir.
- Waspadai kemungkinan binatang berbisa atau binatang penyebar penyakit.
- Usahakan selalu waspada apabila kemungkinan terjadi banjir susulan.

Sebelum terjadi gempa:


1. Kunci utama adalah:

 Mengenali apa yang disebut gempa dan dimana saja sumber-


sumbernya.
 Memastikan bahwa struktur dan letak rumah anda dapat terhindar
dari bahaya yg disebabkan gempa dan akibat sekundernya (longsor,
tsunami, liquifaction, dll)
 Mengevaluasi dan merenovasi ulang struktur bangunan anda agar
terhindar bahaya gempa.

2. Kenali lingkungan tempat anda bekerja dan tinggal

 Memperhatikan letak pintu, lift serta tangga darurat, apabila terjadi


gempa bumi, sudah mengetahui tempat paling aman untuk
berlindung.
 Belajar melakukan P3K
 Belajar menggunaka pemadan kebakaran
 Mencatat Nomor Telepon Penting yang dapat dihubungi pada saat
terjadi gempa bumi

3. Persiapan Rutin pada tempat anda bekerja dan tinggal

 Perabot (Lemari, Cabinet dll) diatur menempel pada dinding (dipaku/


diikat dll)untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser dll pada saat
terjadi gempabumi.
 Menyimpan bahan mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah
pecah, agar terhindar dari kebakaran.
 Selalu mematikan air, gas dan listrik apa bila sedang tidak
digunakan.

4. Penyebab celaka yang paling banyak pada saat gempa bumi adalah
akibat kejatuhan material

 Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagin bawah.
 Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat
gempa bumi terjadi (mis : lampu dll).

5. Alat yang harus ada di setiap tempat: Kotak P3K, Senter lampu, Radio,
makanan suplemen dan air mineral.

Saat gempabumi terjadi :

1. Jika anda berada dalam bangunan

 Lindungi kepala dan badan anda dari reruntuhan bangunan (dengan


bersembunyi dibawah meja dll).
 Mencari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan goncangan.
 Berlari keluar apabila masih dapat dilakukan.

2. Jika anda berada diluar bangunan atau area terbuka

 Menghindar dari bangunan yang ada disekitar anda (spt : gedung,


tiang listrik, pohan dll)
 Perhatikan tempat anda berpijak hindari apabila terjadi rekahan
tanah.

3. Jika anda sedang mengendari mobil.

 Keluar, turun dan menjaui dari mobil, hindari jika terjadi pergeseran
atau kebakaran.
 Lakukan poin 2.
4. Jika anda tinggal atau berada dipantai, jauhi pantai untuk menghindari
terjadinya Tsunami
5. Jika anda tinggal didaerah pegunungan, apabila terjadi gempa hindari
daerah yang mungkin terjadi longsoran.

Sesudah gempa bumi terjadi :


1. Jika anda berada dalam bangunan

 Keluar dari bangunan tersebut dengan tertib.


 Jangan menggunakan tangga berjalan atau litf, gunakan tangga biasa.
 Periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K.
 Telepon/minta pertolongan apabila terjadi luka pada anda atau
sekitar anda.

2. Periksa lingkungan sekitar anda

 Periksa apakah terjadi kebakaran, gas bocor, arus pendek, aliran &
pipa air
 Perkecil segala hal yang dapat membahayakan (Mematikan Listrik,
tidak menyalakan api dll).

3. Jangan masuk ke Bangunan, karena kemungkinan masih terdapat


runtuhan.
4. Jangan berjalan disekitar daerah gempa, kemungkinan terjadi bahaya
susulan masih ada.
5. Mendengarkan informasi mengenai gempa dari radio (apabila terjadi
gempa susulan dll).
6. Mengisi angket yang diberikan oleh Instansi Terkait untuk mengetahui
intensitas gempa.

Persiapan dalam Mencegah Kebakaran


Kebakaran dapat memusnahkan kertas dalam waktu yang sangat singkat. Oleh sebab itu kita harus
menjaga agar kebakaran jangan sampai terjadi. Tindakan preventif untuk mencegah kebakaran adalah:
- Kabel listrik harus diperiksa secara berkala.
- Bahan yang mudah terbakar seperti varnish dan bahan-bahan kimia yang mudah menguap harus
diletakkan di luar bangunan utama.
- Merokok dilarang keras dalam ruangan, gudang atau ruangan pengepakan.
- Alaram seperti smoke detector harus dipasang pada tempat-tempat yang strategis untuk mengetahui
dengan cepat adanya kebakaran. Berfungsinya alarm harus diperiksa secara berkala dan ditest.
- Alat pemadam api harus diletakan pada tempat yang mudah dijangkau. Alat pemadam api ini harus
diisi kembali kalau sudah habis masa berlakunya. Pemadam api yang baik untuk ruangan yang di
dalamnya terdapat benda-benda organik seperti kertas adalah tipe pemadam api kering seperti CO2.

1.2. Saat Menghadapi Kebakaran


Disaat seperti itu keadaan akan menjadi tegang/panik sehingga apa yang harus dilakukan kadang-
kadang menjadi lupa, tapi bagi seorang pustakawan yang telah terlatih akan hal-hal yang harus
dilakukan disaat terjadi kebakaran harus selalu siap dengan prosedur yang telah ditetapkan guna
penyelamatan bahan pustaka di antaranya dengan cara :
- Melakukan pemadaman listrik gedung tersebut.
- Mengevakuasi pengunjung.
- Melakukan penyemprotan dengan menggunakan tabung pemadam kebakaran yang telah disediakan.
- Melaporkan kepada dinas kebakaran setempat.

1.3. Setelah Kejadian Kebakaran


Langkah-langkah yang diperlukan untuk memulihkan bahan pustaka yang rusak akibat kebakaran
adalah:
- Menyusun rencana program konservasi untuk menentukan rencana pelestarian jangka panjang bagi
bahan pustaka yang telah rusak.
- Mengumpulkan para konservator senior yang menguasai langkah-langkah pemulihan.
- Menyusun perkiraan biaya untuk kegiatan pemulihan.
- Mengklasifikasi bahan pustaka yang akan ditempatkan kembali.
- Menyusun Tim Khusus tanggap bahaya.

 UpayaSebelum Kebakaran Hutan

o Jangan melakukan pembakaran untuk melakukan pembukaan lahan.


o Tatacara pembukaan lahan tanpa bakar, dengan cara berikut ini:
a) Tebanglah pohon dan semak belukar pada lahan yang ingin anda gunakan untuk
berkebun,
b) Potong-potong/cacah pohon/ranting/semak tersebut dan sebarkan kesekeliling lahan
anda.
c) Jangan gunakan bahan kimia untuk mematikan pohon/semak.
d) Biarkan sisa semak dan pepohonan yang telah anda cacah tersebut mengering
selama lebih kurang sebulan. Bila memungkinkan siramlah air kesegala penjuru lahan
anda untuk membantu mempercepat proses pembusukan.
e) Tanamlah bibit anda disela-sela batang pohon/potongan ranting/ semak tersebut.
Hal tersebut sangat berguna sebagai pupuk bagi tanaman anda.
o Bangunlah sumur di lahan anda sehingga anda tidak akan kesulitan mencari air
seandainya terjadi kebakaran yang tidak terkendali di lahan ataupun diluar lahan
anda.
o Bila memungkinkan, galilah parit disekeliling lahan anda, minimal disekeliling rumah
anda dengan dalam/lebar minimal 30/30 centimeter. Periksalah menjelang musim
kemarau agar tidak terjadi pendangkalan. Parit ini sangat berguna untuk mencegah
api memasuki lahan/daerah rumah anda.
o Ajak tetangga dan warga kampung anda untuk membuat sistem peringatan
sederhana apabila terjadi kebakaran, seperti kentongan.

 Upaya Saat Terjadi Kebakaran Hutan

1. Identifikasi
2. Pengumpulan bahan keterangan (Pulbaket)
3. Monitoring dan Evaluasi
4. Rehabilitasi
5. Penegakan hukum
 Upaya Setelah Terjadi Kebakaran Hutan

1. Meminta bantuan luar negeri untuk memadamkan kebakaran


2. Memberdayakan posko-posko kebakaran hutan di semua tingkat, serta melakukan
pembinaan mengenai hal-hal yang harus dilakukan selama siaga dan I dan II;
3. Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait di tingkat pusat melalui
PUSDALKARHUTNAS dan di tingkat daerah melalui PUSDALKARHUTDA tk I dan
SATLAK kebakaran hutan dan lahan;
4. Membersihkan hutan dari sisa-sisa ranting yang hangus terbakar

5. Mengolah tanah agar tanah menjadi gembur


6. Melakukan penanaman hutan kembali / penghijauan

Anda mungkin juga menyukai