Anda di halaman 1dari 18

NURAISAH

XII FARMASI 1
20 Penyakit pada Sistem Saraf Manusia
Sistem saraf pada manusia adalah sistem yang berfungsi menyampaikan rangsangan dari
reseptor untuk direspon sistem saraf pusat serta mengatur gerak dan fungsi tubuh. Struktur
fungsional sistem saraf berupa neuron (sel saraf). Manusia memiliki miliaran neuron di dalam
tubuh dan semuanya saling terhubung satu sama lain membentuk jaringan saraf. Berikut
adalah beberapa penyakit pada sistem saraf manusia. Langsung saja kita simak yang pertama:

1. Stroke
Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu. Ketika pasokan
darah ke otak terganggu, sel-sel otak tidak mendapatkan asupan nutrisi dan oksigen,
akibatnya beberapa menit kemudian sel-sel pada sebagian area otak mati. Hal itu
menyebabkan bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang sudah mati mengalami
kerusakan permanen yang sangat membahayakan hidup penderita. Pasokan darah terganggu
bisa karena penyumbatan yang menimbulkan stroke iskemik, bisa juga akibat pecahnya
pembuluh darah yang menimbulkan stroke hemoragik.
Gejala stroke biasanya muncul tiba-tiba dan harus mendapatkan penanganan darurat agar
tidak sampai merusak sel otak. Gejala stroke dapat diperingkas menjadi FAST agar
mempermudah diagnosa oleh orang awam. Karena stroke harus segera ditangani setelah
gejala muncul. Gejala tersebut adalah Face (wajah, yang saat tersenyum ada bagian yang
tidak terangkat normal), Arms (lengan, kesulitan mengangkat dan menekuk salah satu atau
kedua tangan), Speech (perkataan, tidak terdengar jelas atau bahkan tidak dapat
berbicara), Time (waktu, stroke adalah keadaan darurat sehingga harus dibawa ke rumah
sakit).
Penyebab stroke antara lain tekanan darah tinggi (hipertensi), diabetes mellitus, kadar
kolesterol tinggi, obesitas, gangguan pembuluh darah, dan gaya hidup yang buruk. Cara
mengobati stroke adalah dengan latihan untuk mempertahankan kekuatan otot seperti latihan
berjalan dan berbicara. Meskipun tidak bisa sembuh sepenuhnya karena kerusakan pada otak
sudah permanen.
2. Epilepsi
Epilepsi adalah kondisi yang membuat penderitanya kejang-kejang. Dalam bahasa Indonesia
sering disebut ayan. Ada dua jenis epilepsi, yaitu epilepsi idiopatik dan epilepsi simptomatik.
Penyebab epilepsi idiopatik tidak diketahui namun ada dugaan kaitannya dengan genetika,
meskipun penelitian belum dapat membuktikannya. Sedangkan penyebab epilepsi
simptomatik umumnya adalah cedera kepala parah, tumor otak, stroke, infeksi otak,
kekurangan oksigen ketika dilahirkan, kecanduan minuman beralkohol, dan penyalahgunaan
obat. Cara mengobati epilepsi adalah dengan mengendalikan kejang-kejang dengan terapi
obat atau operasi epilepsi. Ketika gejala timbul, segera baringkan penderita dalam posisi
miring dan buka rahangnya untuk membuka jalur pernapasan. Jangan menahan kejang-kejang
atau memberi makan dan minum kepada penderita.
3. Radang Otak (Ensefalitis)
Ensefalitis adalah peradangan pada otak yang disebabkan oleh infeksi virus. Ensefalitis
berbeda dengan meningitis (radang selaput otak). Virus yang menyebabkan radang otak
antara lain virus herpeks simpleks, varicella zoster, epstein-barr, campak, rabies, dll. Penyakit
ini sangat serius karena bisa menyebabkan kematian. Gejala ensefalitis umumnya mirip
dengan gejala flu. Segera periksa ke dokter apabila mengalami gejala flu yang disertai dengan
perubahan kondisi mental. Cara mengobati ensefalitis berbeda-beda tergantung jenis radang
otaknya, namun umumnya dilakukan untuk menghentikan infeksi dan mencegah komplikasi.
4. Amnesia
Amnesia adalah kondisi yang ditandai hilang ingatan akan kenyataan, informasi, dan
pengalaman. Umumnya amnesia tidak sampai membuat penderita lupa akan identitas dirinya
sendiri. Penyebab amnesia adalah usia atau kecelakaan yang melibatkan benturan pada
kepala. Cara mengobati amnesia adalah dengan terapi kognitif. Sel saraf pada otak tidak
memiliki kemampuan memulihkan diri dengan baik sehingga cukup sulit untuk diobati.
5. Migrain
Migrain adalah nyeri kepala yang terasa berdenyut dan hanya mengenai salah satu sisi kepala
sehingga seringkali disebut sakit kepala sebelah. Migrain dapat berlangsung selama beberapa
jam sampai beberapa hari. Migrain dapat mengganggu fungsi tidur dan aktivitas harian.
Penyebab migrain umumnya kopi, MSG, tidur berlebihan, kurang tidur, tidak makan,
perubahan cuaca atau tekanan udara, stress, asap rokok, dll. Cara mengobati migrain adalah
dengan istirahat atau tidur. Jika sampai mengganggu aktivitas, minum parasetamol.
6. Meningitis (Radang Selaput)
Meningitis adalah infeksi pada meninges (selaput pelindung otak dan saraf tulang belakang).
Infeksi menyebabkan pembengkakan yang dapat merusak otak dan sistem saraf. Gejala
umumnya adalah demam, sakit kepala, dan leher yang terasa kaku. Penyebab meningitis
adalah infeksi virus, bakteri, atau jamur. Cara mengobat meningitis tergantung pada
penyebabnya. Meningitis sangat berbahaya karena seringkali menyebabkan kematian.
7. Sindrom Reye
Sindrom reye adalah kondisi serius yang menyebabkan pembengkakan pada hati dan otak.
Sindrom ini biasanya muncul setelah diberi aspirin ketika anak-anak menderita cacar air atau
flu. Penyebab sindrom reye masih belum diketahui, meskipun mengarah pada hubungan
antara infeksi virus dan penggunaan aspirin. Penyakit ini terutama menyerang anak-anak
berusia 4 sampai 14 tahun, meskipun sangat langka.
8. Sakit Kepala
Sakit kepala adalah rasa sakit yang muncul di sekitar kepala. Penyakit ini adalah penyakit
umum dan dapat ditangani dengan mudah seperti meminum obat pereda sakit (contoh:
parasetamol), minum air, dan perbanyak istirahat. Penyebab sakit kepala umumnya adalah
reseptor nyeri yang terlalu aktif di kepala yang disebabkan oleh aktivitas kimia yang terjadi di
otak.
9. Polio
Polio adalah penyakit menular yang menyerang sistem saraf, khususnya pada balita yang
belum melakukan vaksinasi polio. Akibatnya, otot menjadi lumpuh sehingga tidak dapat
menggerakan kaki bahkan mempengaruhi kemampuan bernapas dan menelan. Tidak ada cara
mengobati polio, tetapi bisa dicegah dengan memberi imunisasi polio.
10. Penyakit Parkinson
Penyakit parkinson adalah kelainan saraf yang terus memburuk setiap tahun. Umumnya
penyakit parkinson dimulai dari tangan bergetar, kemudian otot kaku dan gerakan motorik
melambat. Faktor penyebab penyakit parkinson adalah genetika, pencemaran lingkungan,
usia, dan adanya lewy body (jumlah protein yang tidak normal pada sel saraf). Hingga saat ini
belum ditemukan cara mengobati penyakit parkinson.
11. Neuritis
Neuritis adalah peradangan saraf perifer. Saraf perifer adalah saraf yang berada di luar otak
dan sumsum tulang. Akibatnya, saraf perifer tidak berfungsi dengan baik. Gejala neuritis
adalah otot yang melemah, masalah pendengaran, sampai masalah penglihatan. Penyebab
neurititis adalah cedera, tumor, konsumsi minuman beralkohol, dan infeksi tertentu termasuk
lepra. Cara mengobati neuritis adalah dengan memberi vitamin B, bedah, dan terapi medis.
12. Hidrosefalus
Hidrosefalus adalah keadaan ketika terjadi penumpukan cairan pada rongga otak yang
menyebabkan ventrikel di dalam otak membesar dan menekan struktur otak dan sekitarnya.
Penyebab hidrosefalus adalah adanya penyumbatan yang mencegah cairan serebrospinal
mengalir normal yang merupakan cacat bawaan atau kelainan genetik. Cara mengobati
hidrosefalus adalah dengan operasi untuk membuang kelebihan cairan serebrospinal pada
otak.
13. Vertigo
Vertigo adalah suatu keadaan ketika penderitanya merasakan sensasi berputar secara tiba-tiba
seolah-olah lingkungan di sekitarnya berputar-putar. Hal itu membuat penderita kehilangan
keseimbangan. Penyebab vertigo adalah cedera pada otak. Faktor tertentu meliputi penuaan,
migrain, dan beberapa jenis obat-obatan. Cara mengobati vertigo adalah dengan terapi
rehabilitasi vestibular.
14. Alzheimer
Alzheimer (demensia) adalah kondisi kelainan yang ditandai dengan penurunan daya ingat,
penurunan kemampuan berpikir dan berbicara, dan perubahan perilaku pada penderita.
Penyakit ini merusak jaringan otak secara bertahap seiring berjalannya waktu. Penyebab
alzheimer adalah adanya protein dalam darah yang disebut ApoE (apoliproprotein E).
Penyakit ini tidak bisa disembuhkan, namun bisa diperlambat perkembangannya dengan
obat-obatan tertentu.
15. Penyakit Huntington
Penyakit Huntington adalah penyakit turunan yang menyebabkan penurunan kemampuan sel
saraf di otak secara bertahap hingga sel tersebut mati. Penyakit ini mempengaruhi gerakan
tubuh, fungsi kognitif, dan perilaku penderita. Dalam istilah bahasa Inggrisnya
disebut Huntington’s chorea. Chorea berarti “menari” dalam bahasa Yunani karena penderita
sering melakukan gerakan tak terkendali seperti tarian. Gejala tersebut muncul pada usia 40
sampai 50 tahun dan dimulai sebelum usia 20 tahun. Tidak ada cara untuk mengobati
penyakit Huntington, namun ada beberapa obat yang mengurangi gejala gangguan gerakan
tersebut.
16. Transeksi
Transeksi adalah penyakit rusaknya salah satu segmen dari sumsum tulang belakang.
Penyebab transeksi adalah kecelakaan yang mengakibatkan benturan keras. Apabila transeksi
terjadi di bagian sumsum tulang belakang di dekat kepala, dapat menimbulkan kematian.
Sedangkan apabila terjadi di bagian bawah, dapat menimbulkan kelumpuhan. Cara mengobati
transeksi belum ditemukan.
17. Neurasthenia
Neurasthenia adalah salah satu gangguan jiwa yang ditandai dengan kelelahan fisik dan
mental. Penyakit neurasthenia tidak diketahui. Banyak yang menduga faktor stres karena
pekerjaan dan usia menjadi penyebabnya. Terkadang dikira sebagai depresi. Ciri-ciri
neurasthenia adalah nyeri otot, pusing, sakit kepala, gangguan tidur, tidak dapat santai, dan
cepat marah.
18. Kelumpuhan (Paralisis)
Paralisis adalah kelumpuhan akibat gangguan saraf motorik. Gangguan saraf motorik dapat
menyebabkan hilangnya fungsi otot pada bagian tubuh. Penyakit ini bisa berlangsung
sementara atau permanen. Gejala paralisis adalah bagian tertentu tubuh sulit digerakan, mati
rasa, kesemutan, kesulitan bicara, kesulitan menelan, dll. Penyebab paralisis bisa datang dari
stroke, sklerosis, cedera, tumor otak, dll. Cara mengatasi paralisis adalah dengan menjalankan
fisioterapi.
19. Tumor Otak
Tumor otak adalah pertumbuhan sel secara abnormal pada otak. Gejala tumor otak bervariasi
mulai dari pusing, kejang-kejang, mudah mengantuk, berhalusinasi, perubahan karakter,
kelumpuhan, sulit bicara, gangguan pendengaran dan penglihatan, sampai gangguan
keseimbangan tubuh. Penyebab tumor otak bisa dari genetika, zat kimia tertentu, infeksi
virus, dan faktor lingkungan. Cara mengobat tumor otak mulai dari operasi, terapi radiasi,
kemoterapi, dll.
20. Multiple Sclerosis
Sklerosis ganda adalah penyakit progresif (makin hari makin parah) akibat sistem kekebalan
tubuh yang keliru sehingga menyerang selubung meilin pada saraf dalam otak dan sumsum
tulang belakang. Gejala multiple sclerosis adalah gangguan penglihatan, gangguan
keseimbangan, kelelahan kronis, kesemutan, mati rasa, penurunan fungsi kandung kemih,
gangguan kognitif, otot kaku, dan kejang-kejang. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan,
tetapi dapat diberikan obat untuk mengurangi gejala dan memperlambat perkembangan
penyakit.
Kenali 11 jenis penyakit jantung yang berbahaya!

Ilustrasi penyakit jantung. ©Shutterstock.com/woaiss

SEHAT | 31 Juli 2013 10:14Reporter: Destriyana

Merdeka.com - Kebanyakan orang menggolongkan semua jenis penyakit kardiovaskular ke


dalam satu kategori, yakni serangan jantung. Namun, seringkali kita tidak menyadari bahwa
serangan jantung adalah hasil akhir dari berbagai jenis penyakit jantung. Mengalami
serangan jantung merupakan implikasi dari penyakit jantung. Istilah kardiovaskular sendiri
merujuk pada jantung dan pembuluh darah yang memasok darah ke jantung. Setiap masalah
baik pada jantung atau pembuluh darah yang memasok darah ke jantung dapat
menyebabkan penyakit kardiovaskular.
Berikut adalah beberapa jenis penyakit jantung yang perlu Anda waspadai, seperti dilansir
Boldsky.

1. Penyakit Arteri Koroner


Ini adalah jenis paling umum dari penyakit jantung, di mana dinding arteri menebal
akibat akumulasi lemak. Kondisi ini menghambat jumlah darah yang masuk ke jantung
dan meningkatkan tekanan darah.

2. Trachycardia
Trachycardia pada dasarnya adalah istilah medis untuk peningkatan denyut jantung.
Palpitasi dan detak jantung yang tinggi dapat disebabkan karena beberapa alasan seperti
merokok, alkohol dan stres.
3. Penyakit Otot Jantung
Kadang-kadang, otot-otot jantung juga dapat melemah. Dalam hal ini, fungsi otot-otot
jantung akan melambat sehingga tidak mampu memompa darah yang cukup untuk
tubuh.

4. Penyakit Katup Jantung


Jantung memiliki 4 katup. Jika satu atau lebih dari satu katup jantung tidak bekerja
dengan baik, Anda dapat mengalami stroke atau angina.

5. Bradikardi
Bradikardia adalah istilah medis untuk denyut jantung yang lambat. Hal ini terjadi ketika
otot-otot jantung lelah. Alat pacu jantung yang dipasang di jantung dapat kembali
memacu denyut jantung yang melemah.

6. Gagal Jantung
Gagal jantung sering terjadi ketika jantung tidak dapat memompa darah dan berhenti
bekerja. Hal ini bisa terjadi ketika seseorang kehilangan banyak darah, terkejut atau
bahkan karena gangguan paru-paru.

7. Penyakit Jantung Bawaan


Beberapa bayi dilahirkan dengan jantung yang lemah atau lubang di jantung mereka.
Kondisi tersebut dapat diperbaiki dengan operasi, tetapi tidak selalu berhasil.

8. Gangguan Serebrovaskular
Terjadinya hambatan dalam sirkulasi darah dari jantung ke otak, kondisi itu disebut
penyakit serebrovaskular. Jenis penyakit jantung ini sangat berbahaya karena dapat
menyebabkan stroke pada otak.

9. Angina
Angina adalah istilah medis yang menggambarkan rasa sakit dan sesak di sekitar dada.
Ini dikarenakan dada Anda tidak mendapatkan cukup oksigen. Kondisi ini paling sering
disebabkan oleh penyumbatan kecil di arteri jantung atau koroner.
10. Penyakit Jantung Rematik
Sebuah jenis tertentu dari infeksi bakteri di masa kecil dapat menyebabkan
mempengaruhi sendi dan katup jantung. Masalah jantung mulai muncul di usia dewasa.
Satu-satunya obat sering penggantian katup jantung dengan bantuan operasi.

11. Aterosklerosis
Aterosklerosis adalah pengerasan arteri. Arteri seringkali mengeras karena adanya
endapan wabah, racun dan lemak. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan
darah dan stroke jantung.

Inilah sebelas jenis penyakit jantung yang harus Anda waspadai. Penyakit jantung punya
banyak jenis dan alasan yang memicunya. Semoga ulasan ini memberi Anda gambaran
tentang bahaya penyakit jantung!
Apa Saja Kelainan dan Penyakit pada Sistem Pernapasan Manusia?
Embun Bening Diniari
Juni 05, 2018

Squad, kalian pernah nggak sih berpikir, seperti apa jadinya kalau kalian mengalami kesulitan
pernapasan? Pasti rasanya nggak enak banget, ya. Semoga jangan sampai terjadi, ya! Meskipun
demikian, seperti halnya anggota tubuh lain, sistem pernapasan manusia juga dapat terkena
kelainan dan penyakit. Tapi, apa saja sih kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan
manusia?

Ada beberapa jenis penyakit dan kelainan pada sistem pernapasan manusia. Yang pertama ini
disebut dengan Emfisema. Emfisema merupakan penyakit yang disebabkan karena alveolus
kehilangan elastisitasnya. Kantong udara pada paru-parumu juga akan mengalami kehancuran
secara perlahan, sehingga membuat napas menjadi pendek-pendek. Emfisema disebabkan
karena kebiasaan merokok, polusi udara dan polusi asap rokok. Tuh, makanya, kamu jangan
merokok, ya!

Penyakit pada pernapasan yang kedua disebut dengan kanker paru-paru. Seperti halnya kanker
jenis lain, kanker paru-paru juga merupakan penyakit yang berbahaya. Penyakit ini
disebabkan karena sel kanker yang tumbuh di paru-paru dan terus tumbuh tidak terkendali. Bila
dibiarkan, sel kanker dapat menyerang bagian tubuh lainya. Kanker paru-paru juga dapat
disebabkan karena kebiasaan kebiasaan buruk seperti merokok, menghirup asap kendaraan,
minum minuman beralkohol dan kebiasaan tidak sehat lainya. Jadi, masih mau merokok dan
minum-minuman beralkohol?

Penyakit pada sistem pernapasan selanjutnya adalah Tuberkulosis (TBC). TBC merupakan
penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini menyerang
paru-paru dan menimbulkan bintil-bintil pada dinding alveolus. Karena ada bintil-bintil
tersebut, proses difusi oksigen terganggu. Penderita TBC juga sering mengalami batuk darah.
Penyakit selanjutnya disebut penyakit Asma. Kamu sudah familiar kan, dengan istilah
asma? Asma adalah penyakit yang terjadi karena penyempitan saluran pernapasan. Penyebab
penyempitan saluran pernapasan biasanya disebabkan oleh alergi terhadap debu, pasir, bulu,
serangga kecil ataupun rambut. Penyakit ini juga dapat muncul kembali jika suhu lingkungan
terlalu dingin atau ketika penderitanya mengalami masalah psikologis. Jika tidak segera diberi
penanganan, penderita dapat mengalami kematian akibat sesak napas.

Selain penyakit-penyakit yang sudah disebutkan di atas, ada juga penyakit pernapasan yang
disebut Laringitis. Penderita laringitis mengalami peradangan yang terjadi di laring atau
pangkal tenggorokan karena infeksi bakteri, virus atau jamur. Selain laringitis, ada juga yang
disebut dengan bronkhitis, yaitu gangguan pada cabang trakea (bronkus) akibat infeksi.
Infeksi ini akan menyebabkan penderita menghasilkan lendir yang menyumbat bronkus
sehingga penderitanya dapat mengalami sesak napas.

Masih ada lagi nggak ya penyakit pada sistem pernapasannya? Masih ada lagi nih,
namanya Pneumonia. Pneumonia ini adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Diplococcus pneumoniae, sehingga alveolus penderitanya akan terisi cairan.

Penyakit pada sistem pernapasan yang terakhir adalah Asfiksi, yang merupakan gangguan
pengangkutan oksigen ke jaringan tubuh. Asfiksi disebabkan karena hemoglobin darah
mengikat komponen selain oksigen seperti karbon monoksida. Karena daya ikat HB lebih
tinggi terhadap CO, maka CO akan lebih berpotensi untuk masuk ke dalam tubuh. CO sendiri
banyak dihasilkan oleh asap kendaraan bermotor.

Wah, ternyata banyak juga ya penyakit dan kelainan pada sistem pernapasan. Kamu harus
selalu menjaga kesehatan, ya! Termasuk kesehatan sistem pernapasan ini.
PENYAKIT SIMPTOMATIS

Makalah Farmakologi
Menjelaskan Mengenai Penyakit Simptomatis

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan pertolongan-
Nya kami dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul Farmakologi mengenai penyakit
simptomatis. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses
pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada guru farmakologi yaitu Ibu Dwi Astuti yang
telah membantu kami dalam memahami materi ini. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada teman-teman yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak
langsung dalam pembuatan makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.
Karena makalah kami memiliki kelebihan dan kekurangan, maka kamipun membutuhkan
kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....................................................................................................
Daftar Isi ..............................................................................................................
Bab I Pendahuluan ...............................................................................................
Bab II Pembahasan ..............................................................................................
Bab III Penutup ...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit simptomatis adalah suaru penyakit yang belum diketahui penyebabnya. Dan
pengobatannyapun hanya bertujuan untuk mengurangi gejalanya saja. Beberapa contoh
penyakit simptomatis yang sering kita jumpai antara lain: batuk, nyeri, demam, diare,
konstipasi.
B. Tujuan
- Memahami klasifikasi penyakit yang bersifat simptomatis
- Memahami ciri-ciri penyakit yang bersifat simptomatis
- Memahami penanganan penyakit simptomatis secara umum

C. Rumusan masalah
1. Bagaimana penyakit bisa disebut penyakit simptomatis.
2. Bagaimana terapi farmakologi dan non farmakologi pada penyakit simptomatis?

BAB II PEMBAHASAN
Penyakit adalah suatu keadaan yang tidak diinginkan oleh siapapun, karena disamping
memberikan perasaan yang tidak menyenangkan, penyakit juga sangat menurunkan atau
meniadakan aktifitas normal manusia dalam kehidupannya. Pemahaman yang tepat mengenai
jenis penyakit akan turut menentukan pengobatan yang tepat.
Beberapa pengertian penyakit yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut:
• Penyakit adalah suatu keadaan penyimpangan keadaan tubuh yang normal, atau suatu
ketidak harmonisan keadaan jiwa (Beate Jacob).
• Penyakit adalah suatu keadaan dimana terdapat gangguan pada bentuk dan fungsi
tubuh sehingga berada dalam keadaan yang tidak normal (Thomas Thimmreck).
• Penyakit adalah kehadiran seperangkat respon tubuh yang abnormal terhadap agen,
dimana manusia mempunyai sedikit toleransi atau tidak sama sekali (Elizabeth J
Crown)
Penyakit simptomatis merupakan penyakit yang merupakan suatu gejala yang belum dapat
ditentukan secara pasti penyebabnya (kausalitas). Pada umumnya keadaan ini tidak spesifik
dan dapat saja hanyalah penyerta dari suatu penyakit lain. Pengobatan bertujuan hanya untuk
mengurangi gejala (simptom) yang terjadi.
Penyakit-penyakit yang tergolong bersifat simptomatis, antara lain:
1. Nyeri.
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan eksistensinya
diketahui bila seseorang pernah mengalaminya. Menurut International Association for Study
of Pain (IASP), nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan
akibat terjadinya kerusakan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya
kerusakan.
Nyeri berdasarkan durasi atau lamanya terbagi atas: akut dan kronis (survival function)
dengan cara mengarahkan tubuh untuk memberikan refleks dan sikap protektif terhadap
jaringan yang rusak hingga sembuh.
Obat-obatan pereda nyeri bertujuan antara lain:
a. Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri.
b. Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri kronis yang
persisten (menetap).
c. Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri.
d. Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri
e. Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan pasien untuk
menjalankan aktivitas sehari-hari
Pengobatan nyeri harus dimulai dari obat-obat penghilang nyeri (analgetik) yang aktifitasnya
paling rendah, sampai ke yang paling kuat. Step Ladder dari WHO adalah pedoman
mengenai tingkatan penggunaan analgetik mulai dari tingkat 1 (ringan) sampai tingkat 3
(kuat).
Beberapa jenis golongan analgetik yang dapat digunakan pada keadaan nyeri:
- Paracetamol
- Acetosal (aspirin)
- Asam mefenamat
- Natrium diklofenak
- Methampyron (antalgin)
- Ibuprofen
- Ketorolac
- Celecoxib
- Analgesik sentral (tramadol)
- Analgesik opiate (codein, morfin)

2. Demam.
Demam adalah peninggian suhu tubuh dari variasi suhu normal sehari-hari yang berhubungan
dengan peningkatan titik patokan suhu di hipotalamus (Dinarello & Gelfand, 2005). Suhu
tubuh normal berkisar antara 36,5-37,2°C. Bila diukur pada rektal >38°C (100,4°F), diukur
pada oral >37,8°C, dan bila diukur melalui aksila >37,2°C (99°F).
Menurut NAPN (National Association of Pediatrics Nurse) demam pada bayi adalah bila bayi
berumur kurang dari 3 bulan suhu rektal melebihi 38°C. Pada anak umur lebih dari 3 bulan
suhu aksila dan oral lebih dari 38,3° C.
Demam akibat infeksi bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, ataupun parasit.
a. Infeksi bakteri yang pada umumnya menimbulkan demam pada anak-anak antara lain
pneumonia, bronkitis, dan lain-lain.
b. Infeksi virus yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain viral pneumonia,
influenza, demam berdarah dengue, dan lain-lain.
c. Infeksi jamur yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain coccidioides
imitis, criptococcosis, dan lain-lain.
d. Infeksi parasit yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain malaria,
toksoplasmosis, dan helmintiasis.
Demam akibat faktor non infeksi dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain faktor
lingkungan, penyakit autoimun, keganasan, dan pemakaian obat-obatan.
Hal lain yang juga berperan sebagai faktor non infeksi penyebab demam adalah gangguan
sistem saraf pusat seperti perdarahan otak, status epileptikus, koma, cedera hipotalamus, efek
samping dari pemberian imunisasi selama ±1-10 hari, atau gangguan lainnya.
Terapi non-farmakologi dari penatalaksanaan demam adalah:
1. Pemberian cairan dalam jumlah banyak untuk mencegah dehidrasi dan beristirahat
yang cukup.
2. Tidak memberikan penderita pakaian panas yang berlebihan pada saat menggigil. Kita
lepaskan pakaian dan selimut yang terlalu berlebihan.
3. Memberikan kompres hangat pada penderita. Pemberian kompres hangat efektif
terutama setelah pemberian obat. Jangan berikan kompres dingin karena akan
menyebabkan keadaan menggigil dan meningkatkan kembali suhu inti.
Terapi farmakologi dalam pengobatan demam adalah obat-obatan yang dipakai dalam
mengatasi demam (antipiretik) adalah parasetamol (asetaminofen) dan ibuprofen, tentu saja
dengan dosis yang disesuaikan untuk demam pada penderita bayi, anak dan dewasa.

3. Diare.
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau
cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih)
dalam satu hari.
Jenis-jenis diare antara lain:
a. Diare akut, disebabkan oleh infeksi usus, infeksi bakteri, obat-obat tertentu atau
penyakit lain. Gejala diare akut adalah tinja cair, terjadi mendadak, badan lemas
kadang demam dan muntah, berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari.
b. Diare kronik, yaitu diare yang menetap atau berulang dalam jangka waktu lama,
berlangsung selama 2 minggu atau lebih.
Diare yang berat bisa menyebabkan dehidrasi dan bisa membahayakan jiwa. Dehidrasi adalah
suatu keadaan dimana tubuh kekurangan cairan tubuh yang dapat berakibat kematian,
terutama pada anak/bayi jika tidak segera diatasi. Bila penderita diare banyak sekali
kehilangan cairan tubuh maka hal ini dapat menyebabkan kematian, terutama pada bayi dan
anak-anak di bawah umur lima tahun. Diare yang terus-menerus mungkin merupakan gejala
penyakit berat seperti tipus, cholera atau kanker usus.
Menurut WHO 4 hal utama yang efektif dalam menangani anak-anak yang menderita diare
akut, yaitu penggantian cairan (rehidrasi), dianjurkan pemberian makanan terutama ASI tidak
menggunakan obat antidiare selama diare.

4. Konstipasi.
Adalah kelainan pada sistem pencernaan di mana seorang manusia (atau mungkin juga pada
hewan) mengalami pengerasan tinja yang berlebihan sehingga sulit untuk dibuang atau
dikeluarkan dan dapat menyebabkan kesakitan yang hebat pada penderitanya. Obstipasi
(Konstipasi yang cukup hebat) yang cukup parah dapat menyebabkan kanker usus.
Kata “konstipasi” atau constipation berasal dari bahasa Latin constipare yang artinya
“bergerombol bersama”. Konstipasi adalah ketidakmampuan melakukan evakuasi tinja secara
sempurna yang tercermin dari berkurangnya frekuensi berhajat dari biasanya, tinja lebih
keras, lebih besar dan nyeri dibandingkan sebelumnya serta pada perabaan perut teraba massa
tinja (skibala).
Faktor-faktor penyebab konstipasi antara lain:
1. Penyakit pada saluran cerna; sindrom iritasi usus, penyakit saluran cerna atas,
penyakit pada anal dan rektum, wasir, tumor, hernia, volvulus usus, sifilis, TB, infeksi
cacing, limphogranuloma.
2. Gangguan metabolik dan endokrin; diabetes melitus dengan neuropati, hipotiroidisme,
pheokromositoma, hiperkalsemia.
3. Kehamilan; Penekanan motilitas usus, peningkatan penyerapan cairan dari usus besar,
penurunan aktivitas fisik, perubahan diet, kurangnya asupan cairan, diet rendah serat,
penggunaan garam besi.
4. Neurogenik; penyakit sistem syaraf pusat, trauma otak, cedera spinal kordata, tumor
sistem syaraf pusat, kecelakaan cerebrovaskular, penyakit parkinson’s.
5. Psikogenik; Psikogenik untuk mengabaikan/menunda dorongan untuk buang air
besar, penyakit psikiatrik.
6. Penggunaan obat-obatan tertentu.
Terapi Non Farmakologis
a. Diet Tinggi Serat
Dengan melakukan modifikasi diet untuk meningkatkan jumlah serat yang dikonsumsi. Serat
yang merupakan bagian dari sayuran yang tak dicerna dalama usus akan meningkatkan curah
feses, meretensi cairan tinja, dan meningkatkan transit tinja dalam usus. Terapi ini maka
frekuensi buang air besar meningkat dan menurunnya tekanan pada kolon dan rektum. Pasien
dianjurkan mengkonsumsi 10gr serat kasar perharinya. Serat terdapat pada Buah, sayur dan
sereal, dan terdapat pada produk obat yang merupakan agen pembentuk serat masal seperti
koloid psylium hidrofilik, metilselulosa atau polikarbofil yang dapat menghasilkan efek sama
dengan bahan makanan tinggi serat yang tersedia dalam sediaan tablet, serbuk atau kapsul.
Terapi farmakologi
Obat yang dapat digunakan dalam terapi farmakologis konstipasi adalah:
1. Emolien, adalah agen surfaktan dari dokusat dan garamnya yang bekerja dengan
memfasilitasi pencampuran bahan berair dan lemak dalam usus halus.
2. Laktulosa dan sorbitol.
3. Derivat Difenilmetana. Turunan difenilmetana yang utama adalah bisakodil dan
fenoftalein.
4. Derivat Antrakuinon. Termasuk dalam derivat antrakuinon adalah sagrada cascara,
sennosides, dan casathrol.
5. Katartik Saline. Katartik saline terdiri dari ion-ion yang sulit diserap seperti
magnesium, sulfat, sitrat, dan fosfat yang bekerja dengan menghasilkan efek osmotik
dalam mempertahankan cairan dalam saluran cerna.
6. Minyak Jarak.
7. Gliserin. Gliserin biasanya diberikan dalam bentuk suppositoria 3gr yang akan
memberikan efek osmotik pada rektum. Gliserin dianggap sebagai pencahar yang
aman meski mungkin juga mengakibatkan iritasi rektum.

5. Batuk.
Batuk biasanya merupakan gejala infeksi saluran pernapasan atas (misalnya batuk-pilek, flu)
dimana sekresi hidung dan dahak merangsang saluran pernapasan. Batuk juga merupakan
cara untuk menjaga jalan pernapasan tetap bersih.
Dua jenis batuk yaitu:
1. Batuk berdahak (produktif) adalah batuk yang disertai dengan keluarnya dahak dari
batang tenggorokan.
2. Batuk kering (non produktif) adalah batuk yang tidak disertai keluarnya dahak.
Gejala-gejala
• Pengeluaran udara dari saluran pernapasan secara kuat, yang mungkin disertai dengan
pengeluaran dahak
• Tenggorokan sakit dan gatal
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi batuk:
a. Minum banyak cairan (air atau sari buah) akan menolong membersihkan tenggorokan,
jangan minum soda atau kopi.
b. Hentikan kebiasaan merokok.
c. Hindari makanan yang merangsang tenggorokan (makanan dingin atau berminyak)
dan udara malam.
d. Madu dan tablet hisap pelega tenggorokan dapat menolong meringankan iritasi
tenggorokan dan dapat membantu mencegah batuk kalau tenggorokan kering atau
pedih.
e. Hirup uap air panas (dari semangkuk air panas) untuk mencairkan sekresi hidung
yang kental supaya mudah dikeluarkan. Dapat juga ditambahkan sesendok teh
balsam/minyak atsiri untuk membuka sumbatan saluran pernapasan.
f. Minum obat batuk yang sesuai.
g. Bila batuk lebih dari 3 hari belum sembuh segera ke dokter.
h. Pada bayi dan balita bila batuk disertai napas cepat atau sesak harus segera dibawa ke
dokter atau pelayanan kesehatan.
Obat batuk yang dapat digunakan:
• Ekspektoransia (pengencer dahak), antara lain: Gliseril guaiakolat (GG), Bromheksin,
Obat Batuk Hitam (OBH).
• Antitusif (penekan batuk) antara lain: Dekstrometorfan, Diphenhidramin HCL.

6. Muntah.
Mual adalah perasaan tidak enak di dalam perut yang sering berakhir dengan muntah yang
disebabkan oleh pengaktifan pusat muntah di otak dan juga karena makan atau menelan zat
iritatif atau zat beracun atau makanan yang sudah rusak, selain itu muntah juga dapat
disebabkan oleh obat anti kanker dan pereda nyeri golongan opiat seperti morfin. Penyebab
yang lain yaitu Penyumbatan mekanis pada usus karena makanan dan cairan berbalik arah
dari sumbatan tersebut. Iritasi atau peradangan lambung, usus atau kandung empedu, juga
dapat menyebabkan muntah.
Mual dan muntah juga dapat disebabkan karena masalah psikis (muntah psikogenik). Ada
muntah yang disengaja, yaitu pada penderita bulimia untuk menurunkan berat badannya.
Selain itu muntah psikogenik juga dapat terjadi karena ancaman atau situasi yang tidak
disukai yang menyebabkan kecemasan.
Pengobatan muntah dapat dilakukan dengan obat-obat anti emetika seperti:
1. Domperidon.
2. Metoklopramid.
3. Klorpromazin HCl

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.
Penyakit simptomatis merupakan penyakit yang merupakan suatu gejala yang belum dapat
ditentukan secara pasti penyebabnya (kausalitas). Contohnya seperti demam, batuk, nyeri,
diare, konstipasi.

Anda mungkin juga menyukai