Anda di halaman 1dari 13

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DI

UNIVERSITAS MULAWARMAN

Yudha Gumelar Nugraha1, Yunianto Setiawan2, Ika Meicahayanti2


1
Mahasiswa S-1 Jurusan Teknik Lingkungan Universitaa Mulawarman, Samarinda
2
Dosen Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Mulawarman, Samarinda
Email: yudhagumelarnugraha@gmail.com
ABSTRAK

Universitas Mulawarman merupakan salah satu perguruan tinggi yang berada di Samarinda,
Kalimantan Timur. Peningkatan jumlah mahasiswa setiap tahunnya serta pengembangan wilayah
perkuliahan dengan adanya bangunan baru menyebabkan perlu adanya penambahan jumlah konsumen air
bersih perlu diikuti dengan penambahan kapasitas penyediaan air bersih dan penyesuaian sistem
perpipaan agar kecepatan aliran dapat terjaga dan mencapai semua daerah distribusi. Tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk mengetahui kebutuhan air Universitas Mulawarman dalam beberapa tahun
kedepan sehingga dapat dirancang pengembangan jaringan pipa, dan menentukan diameter pipa dengan
kehilangan energinya.
Kebutuhan air dihitung berdasarkan luas lantai gedung, unit alat plambing dan jumlah penghuni.
Perhitungan dimensi pipa menggunakan metode kerugian gesek Hazen-Williams pada sistem
distribusinya dan pipa yang digunakan adalah pipa PVC dengan diameter 10 inci, 8 inci, inci, 2 inci, 1 ½
inci, 1 ¼ inci, 1 inci dan ¾ inci. Perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini adalah Epanet 2.0,
ArcGis 10.4.1, Autocad 2014 dan Google Earth.
Dari hasil penelitian, dengan proyeksi menggunakan metode aritmatik didapatkan kebutuhan air
per hari untuk Universitas Mulawarman adalah sebesar 1.499.641 L/hari. Pada sistem jaringan distribusi
air bersih di Universitas Mulawarman yang direncanakan dapat memenuhi standar pressure pada jaringan
distribusi terjauh yakni lebih dari sebesar 10 m dan kecepatan pada distribusi utama berada pada standar
kecepatan 0,3 – 2 m/s kecuali pada satu titik yakni pada pelayanan di gedung ikatan alumni Universitas
Mulawarman yang berada pada angka 0,27 m/s.

Kata kunci: Distribusi air bersih, Jaringan pipa, Kecepatan, Plambing, Tekanan, Universitas
Mulawarman.

ABSTRACT

Mulawarman University is one of the universities that are in Samarinda, East Kalimantan.
The increase in the number of students annually and regional development lecture with their new building
led to the need for increasing the number of water consumers need to be followed by the addition of water
supply capacity and system adjustments piping so that the flow rate can be maintained and reach all
areas of distribution. The purpose of this study is to determine the water needs of Mulawarman in a few
years so it can be designed development pipeline, and determine the diameter of the pipe with a loss of
energy.
The water demand was calculated based on the floor area of the building, plumbing
equipment unit and number of occupants. Calculation of pipe dimensions using the Hazen-Williams
friction loss in the distribution system and the pipe was a PVC pipe with a diameter of 10 inches, 8
inches, inch, 2 inch, 1 ½ inch, 1 ¼ inch, 1 inch and ¾ inch.The Software used in this study is Epanet 2.0,
ArcGis 10.4.1, AutoCad 2014 and Google Earth.
From the research, the result has shown using arithmetical methods of water demand to
Mulawarman amounted to 1.499.641 L/day. On the clean water distribution network system in
Mulawarman planned to meet standards furthest pressure in the distribution network of more than of 10
m and velocity on the main distribution is at the standard speed of 0,3 to 2 m/s except at the same point in
the service on Mulawarman University alumni building who stands at 0,27 m/s.

Keywords: Water Distribution, Mulawarman University, Pipeline, Plumbing, Pressure, Velocity


1. PENDAHULUAN Peningkatan jumlah mahasiswa setiap
tahunnya serta pengembangan wilayah
Universitas Mulawarman merupakan salah perkuliahan dengan adanya bangunan baru
satu perguruan tinggi yang berada di dalam beberapa tahun telah menyebabkan
Samarinda, Kalimantan Timur. Universitas pelayanan air bersih menjadi kurang
Mulawarman sebagai perguruan tinggi maksimal, dimana penambahan jumlah
tidak lepas dari penggunaan serta konsumen air bersih perlu diikuti dengan
pemanfaatan air. Pada umumnya, air yang penambahan kapasitas penyediaan air
digunakan untuk setiap kegiatan manusia bersih dan penyesuaian sistem perpipaan
adalah air yang berada pada kondisi baik, agar kecepatan aliran dapat terjaga dan
tidak memiliki pencemar dan aman bagi mencapai semua daerah distribusi.
kesehatan.
Berdasarkan survey lapangan yang
Universitas Mulawarman memanfaatkan air dilakukan terhadap sistem distribusi air
selain pada aktifitas perkuliahan juga untuk bersih di Universitas Mulawarman, terdapat
aktifitas perkantoran dan praktikum di beberapa sumber-sumber air yang
laboratorium. Terganggunya kualitas dan digunakan untuk beberapa kawasan di
kuantitas air baku yang digunakan akan Universitas Mulawarman. Jalur distribusi
mempengaruhi sistem operasional dari reservoir utama Universitas
penyediaan air tersebut baik dari segi Mulawarman memiliki elevasi yang lebih
kualitas maupun kuantitas, serta secara rendah dari beberapa jalur distribusi
langsung akan berdampak pada segi sehingga memerlukan bantuan pompa
kesehatan, kualitas operasional untuk distribusi menuju titik titik tersebut.
laboratorium dan ketersediaan air yang ada
di universitas. Oleh karena itu, untuk mempermudah
kontrol dari kualitas air dan penyediaan air
Menurut (Raharjo, 2002), semakin bersih tersebut, maka diperlukan adanya
meningkatnya jumlah manusia maka sistem distribusi, serta plambing dan
kebutuhan akan air bersih juga meningkat. instrumentasi yang sesuai kebutuhan
Meningkatnya kebutuhan air bersih juga kawasan dan berkesinambungan satu
dipengaruhi oleh tingkat ekonomi dan dengan yang lain dengan adanya sistem
status sosial seseorang (semakin tinggi penyediaan secara komunal. Sistem
status sosial seseorang maka penggunaan penyediaan air minum secara komunal
air bersihnya juga meningkat). dalam suatu kawasan akan mengoptimalkan
sistem pemantauan kualitas dan kuantitas
dari air yang didistribusikan, selan itu juga industri, penggelontoran kota dan lain-lain.
dapat mengefisiensikan dan menjadikan Prioritas kebutuhan air meliputi kebutuhan
sistem tersebut ke arah yang lebih air domestik, industri pelayanan umum dan
ekonomis dalam operasionalnya. kebutuhan air untuk mengganti kebocoran.

Rumusan Masalah Sistem distribusi adalah sistem yang


langsung berhubungan dengan konsumen,
Rumusan masalah dalam penelitian ini yang mempunyai fungsi pokok
adalah: mendistribusikan air yang telah memenuhi
1. Berapakah jumlah kebutuhan air bersih syarat ke seluruh daerah pelayanan. Sistem
Universitas Mulawarman Kampus ini meliputi unsur sistem perpipaan dan
Gunung Kelua pada tahun proyeksi perlengkapannya, hidran kebaran, tekanan
2. Bagaimana kondisi hidraulis pada tersedia, sistem pemompaan (bila
komponen-komponen sistem jaringan diperlukan) dan reservoir distribusi (Joko,
distribusi air bersih eksisting pada 2010).
tahun proyeksi?
3. Bagaimana kondisi hidraulis pada Sistem distribusi air minum terdiri atas
komponen-komponen sistem jaringan perpipaan, katup-katup dan pemompaan
distribusi air bersih dengan perubahan yang membawa air yang diolah dari
sistem pada tahun proyeksi? instalasi pengolahan menuju pemukiman,
perkantoran dan industri yang
Tujuan Penelitian mengkonsumsi air. Juga termasuk dalam
sistem ini adalah fasilitas penampung air
Tujuan yang ingin didapat dari penelitian yang telah diolah (reservoir distribusi),
ini adalah untuk mengetahui kebutuhan air yang digunakan saat kebutuhan air lebih
bersih Universitas Mulawarman Kampus besar dari suplai instalasi, meter air untuk
Gunung Kelua pada tahun proyeksi, kondisi menentukan banyak air yang digunakan dan
hidraulis pada tahun proyeksi dengan keran kebakaran (Joko, 2010).
kondisi pipa eksisting dan perencanaan.
Menurut Noerbambang dan Morimura
2. TINJAUAN PUSTAKA (2005), kecepatan aliran yang terlalu tinggi
akan menambah kemungkinan adanya
Menurut Moegijantoro (1996) Kebutuhan pukulan air, suara berisik dan kadang-
air adalah banyaknya jumlah air yang kadang menyebabkan ausnya permukaan
dibutuhkan untuk keperluan rumah tangga, pipa. Biasanya standar kecepatan adalah 0,9
– 1,2 m/dt, dan batas maksimumnya adalah Data sekunder adalah data yang
1,5 – 2,0 m/dt. Kecepatan terlalu rendah diperoleh dari instansi terkait yang
tenyata dapat menimbulkan efek yang digunakan sebagai pendukung dalam
kurang baik dari segi korosi, pengendapan pemrosesan atau analisa data. Adapun
kotoran ataupun kualitas air. Standar data sekunder yang digunakan dalam
kecepatan aliran air dalam studi spasial penelitian ini ada dua yaitu:
menurut Badan Penelitian dan a. Data spasial berupa peta citra satelit
Pengembangan Dinas Pekerjaan Umum yang diperoleh dari
adalah 0,3 – 3 m/dt. mappingsupport.com yang telah
terkoreksi geometrinya
Menurut Soedrajat (1983), cairan yang b. Data jumlah mahasiswa dan staff
mengalir di dalam pipa biasanyan tidak Universitas Mulawarman tahun
mempunyai permukaan bebas. Cairan itu 2010 - 2015
akan berada di bawah tekanan, diatas atau
dibawah tekanan atmosfer dan tekanan ini Tahap Pengolahan Peta
dapat berubah-ubah sepanjang pipa.
Kehilangan energi pada aliran dalam pipa Berikut tahap pengolahan peta yang
disebabkan oleh: dilakukan:
a. Perubahan penampang aliran atau pada 1. Pengunduhan Peta Citra Satelit
tikungan: atau ganguan-ganguan lain Universitas Mulawarman Kampus
yang mengganggu aliran yang normal. Gunung Kelua dengan menggunakan
b. Tekanan gesekan pada pipa. mapping support. Peta input yang
diunduh sudah dilengkapi dengan
3. METODE PENELITIAN koordinat peta. Langkah tersebut dapat
dilihat pada Gambar 3.1.
Tahap Persiapan 2. Penentuan titik tinggi menggunakan
menu path pada perangkat lunak google
Berikut tahap persiapan yang dilakukan earth. Langkah tersebut dapat dilihat
sebelum dilaksanakannya penelitian: pada Gambar 3.2.
1. Studi pustaka, dilakukan untuk 3. Input data meliputi kegiatan digitasi
mendapatkan literatur-literatur yang peta. Digitasi peta dilakukan dengan
berkaitan dengan penelitian baik buku- perangkat lunak ArcGIS 10.4.1 dan
buku, SNI, petunjuk teknis distribusi air disimpan dalam format shape file.
maupun hasil penelitian terdahulu. Digitasi yang dilakukan yaitu batas
2. Pengumpulan data sekunder
administrasi dan titik tinggi Universitas Proyeksi jumlah penduduk dapat dilakukan
Mulawarman Kampus Gunung Kelua dengan menggunakan metode:
4. Pengolahan Peta. Peta yang telah a. Metode Geometrik
didigitasi akan menghasilkan dua buah Pn = Po (1 + r)n.....................................(3.1)
peta, yaitu peta administrasi dan peta Dimana:
digital elevation model Universitas Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke n
mulawarman Kampus Gunung Kelua. (jiwa)
Po = Jumlah penduduk pada tahun awal
(dasar)
n = Jumlah tahun proyeksi (tahun)
r = Angka Pertumbuhan penduduk
tiap tahun (%)
b. Metode Aritmatik
Pn = Po + Ka (Tn + To)..................(3.2)
Gambar 1. Pengunduhan Citra Satelit P 2− p 1
Ka =
dengan menggunakan Mapping Support T 2−T 1
...................................(3.3)
Dimana:
Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke n
Po = Jumlah penduduk pada tahun
dasar
Tn = Tahun ke n
To = Tahun dasar
Gambar 2. Penentuan titik tinggi Ka = Konstanta Aritmatik
menggunakan perangkat lunak Google P1 = Jumlah penduduk yang diketahui
Earth pada tahun ke 1
P2 = Jumlah penduduk yang diketahui
Tahap Pengolahan Data pada tahun terakhir
c. Metode Least Square
Setelah data-data terkumpul dan Y = a + b . X..................................(3.4)
diformulasikan dalam bentuk tabel dan ∑ y . ∑ x 2−∑ x . ∑ y
a =
peta, dapat dilakukan analisis data yang n . ∑ x2 −(∑ x )2
terdiri dari: .........................(3.5)
1. Analisis Proyeksi Jumlah Mahasiswa dan
Staff
n. ∑ xy−∑x . ∑ y fmd = Faktor maksimum (1,05 – 1,15)
b =
n . ∑ x2−(∑ x )2
............................(3.6) b. Kebutuhan air total
Dimana: Qt = Qmd x 120%............................(3.9)
Y = Jumlah penduduk yang akan Dimana:
dihitung Qt = Kebutuhan air total dengan faktor
X = Jangka waktu tahunan (selisih kehilangan air 20% (L/hari)
tahun dengan tahun dasar)
a, b = Koefisien arah regresi linear yang 3. Analisis Simulasi Jaringan PipaUtama
konstan Berikut adalah langkah-langkah pemodelan
x = tahun ke- distribusi pipa menggunakan perangkat
y = jumlah penduduk diketahui lunak Epanet 2.0:
a. Menentukan satuan dimensi yang akan
2. Analisis Kebutuhan Air digunakan saat pengerjaan sistem
Data kebutuhan air dapat diketahui dengan jaringan pipa.
asumsi kebutuhan air rata-rata berdasarkan b. Input data peta dasar background pada
standar yang berlaku. Standar penentuan Epanet 2.0 dan disesuaikan batas
kebutuhan air yang digunakan adalah dari koordinat dari peta dasar tersebut.
Petunjuk Teknis Subbidang Air Bersih c. Dibuat jalur pada lembar kerja Epanet
Permen PU No. 39/PRT/M2006 tentang 2.0 dengan input berupa Reservoir,
Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Tangki, junction, dan link. Pada
Khusus Bidang Infrastruktur Tahun 2007 junction akan dimasukan data-data
dan dokumen Badan Penelitian dan berupa elevasi ketinggian, kebutuhan
Pengembangan PU Pd T-09 tahun 2005 air, dan data koordinat, sementara pada
tentang Penyediaan Air Minum Berbasis link akan dimasukan data-data berupa
Masyarakat (PAM BM), yaitu: panjang pipa, diameter pipa, serta
a. Kebutuhan air faktor kekasaran pipa Hazen-Williams.
Q = P x q.........................................(3.7) d. Setelah selesai input data, kemudian
Qmd = Q x fmd...................................(3.8) dilakukan run pada perangkat lunak dan
Dimana: dilakukan perubahan rancangan apabila
Qmd = Kebutuhan air (Liter/hari) belum sesuai dengan standar yang
q = Konsumsi air per orang per hari berlaku.
(L/orang/hari)
P = Jumlah jiwa yang akan dilayani 4. Analisis Simulasi jaringan Pipa Gedung
sesuai tahun perencanaan (jiwa) (Plambing)
Metode yang digunakan dalam simulasi Dimana:
jaringan pipa air bersih gedung (plambing) Q = debit aliran (m3/s)
yaitu dengan menggunakan beberapa v = kecepatan aliran (m/s)
langkah seperti penentuan beban unit alat A = luas penampang (m2/s)
plambing, debit, ukuran pipa, kecepatan d = diameter (m)
dan headloss pada jalur tersebut. setelah didapat ukuran diameter pipa
a. BUAP melalui perhitungan kemudian
Penentuan beban unit alat plambing disesuaikan dengan diameter pipa yang
disesuaikan dengan daftar unit alat biasa dikomersilkan.
plambing menurut Noerbambang dan
Morimura (2005) yang berada di tabel d. Kecepatan Aliran
2.4 pada halaman 20. Penentuan kecepatan aliran (v)
didasarkan pada standar kecepatan
b. Debit aliran untuk gedung (sistem plambing)
Penentuan debit pada masing masing menurut Noerbambang dan Morimura
jalur disesuaikan dengan grafik (2012), yaitu berkisar antara 0,9 sampai
hubungan antara beban unit alat 2 m/s.
plambing dengan beban aliran menurut
Noerbambang dan Morimura (2005) e. Kehilangan Tekanan
yang berada di gambar 2.4 pada 1. Kehilangan tekanan mayor
halaman 19. Mayor losses terjadi akibat gesekan
air dengan dinding pipa, besarnya
c. Diameter Pipa dapat ditentukan dengan rumus
Penentuan diameter pipa dilakukan Chezy, rumus Hazen-William dan
dengan penerapan rumus dasar sebagainya. Penentuan nilai
penentuan debit yaitu: kehilangan tekanan mayor pada
Q = v . A.......................................(3.10) penelitian ini menggunakan
Dengan asumsi kecepatan target adalah persamaan metode hazen-williams.
1,45 m/s maka diameter pipa dapat 2. Kehilangan tekanan minor
ditentukan dengan menggunakan Minor Losses terjadi akibat tekanan
persamaan 3.11. perubahan penampang pipa,
4.Q sambungan , belokan dan katup.
π.v 3. Kehilangan tekanan total
d = ¿ . ................................
¿ Kehilangan tekanan total adalah
¿
nilai penjumlahan dari kehilangan
(3.11)
tekanan mayor dan kehilangan Metode Aritmatik selanjutnya akan
tekanan minor. digunakan untuk menggambarkan kondisi
penduduk 21 tahun yang akan datang dan
akan digunakan untuk memprediksi jumlah
penduduk pada periode perencanaan.

Berdasarkan rumus proyeksi penduduk


4. Hasil Dan Pembahasan secara Aritmatik, maka didapatkan proyeksi
penduduk Universitas Mulawarman yang
Tabel 1. Rekapitulasi Proyeksi Penduduk terletak di Kampus Gunung Kelua untuk 21
Meto tahun yang akan datang sebesar 74028 jiwa.
Metode Metode de
Tahu
Aritma Geomet Least
n
tik rik Squa Tabel 2. Analisis Kebutuhan Air Maksimum
re Tahun 2036
2010 29.29
29.298 29.298 Kebutuhan Air Kebutu
Qmax
Qmax
8 Kawasan/ L/ hari han air +
L/meni
2011 29.33 Fakultas
MHS
STF Total L/Meni Kebocora
31.018 30.859 t
t
n
7 FEKON 1.004.0
36.176 1.040.217 722 795 954
2012 31.14 41
32.738 32.503 FISIPOL 974.455 26.912 1.001.367 695 765 918
4 FAPERTA 276.949 30.220 307.170 213 235 282
FAHUTAN 136.220 27.132 163.353 113 125 150
2013 32.95 FKIP 1.759.3
34.459 34.236 39
45.882 1.805.221 1.254 1.379 1.655
1 FPIK 109.642 22.059 131.701 91 101 121
2014 34.75 FHUKUM 169.109 10.368 179.476 125 137 165
36.179 36.060 FMIPA 263.934 22.720 286.655 199 219 263
8 FTEKNIK 241.806 18.309 260.114 181 199 238
FKedokteran 104.582 20.073 124.656 87 95 114
2015 27.52 FKesmas 94.904 6.838 101.742 71 78 93
37.900 37.982 FFarmasi 96.185 6.176 102.362 71 78 94
9 FTikom 83.361 3.971 87.331 61 67 80
Ilmu Lingk 34.716 0 34.716 24 27 32
Stand 3.230 3.274 3.918 PPLH 0 11.470 11.470 8 9 11
IKA Alumni 0 5.956 5.956 4 5 5
ar Gedung MPK 18.000 0 18.000 12 14 16
GOR 27 71.294 0 71.294 50 54 65
Devi Al-Fatihah 34.059 0 34.059 24 26 31
LPPM 0 17.426 17.426 12 13 16
asi Auditorium 0 21.617 21.617 15 17 20
Student Center 23.470 0 23.470 16 18 22
Rektorat 43.058 41.029 84.088 58 64 77
Perpustakaan 47.117 7.279 54.397 38 42 50
PUSREHUT 30.706 0 30.706 21 23 28
Perbandingan jumlah proyeksi penduduk Total 5.616.9
381.614 5.998.563 4.166 4.582 5.499
48

antara ketiga metode tersebut, yaitu metode


Aritmatik, metode Geometrik dan metode
Analisis Sistem Distribusi
Least Square setelah dilakukan perhitungan
diperoleh hasil standar deviasi masing-
Pengembangan sistem distribusi yang akan
masing sesuai tabel diatas. Diketahui bahwa
direncanakan dalam penelitian ini adalah
hasil proyeksi penduduk dengan metode
dengan mencakup perubahan posisi
Aritmatik menghasilkan nilai yang lebih
reservoir di posisi yang lebih
dapat diterima untuk memproyeksikan
menguntungkan serta perubahan jalur pada
jumlah penduduk karena metode ini
sistem pipa utama dan cabang hingga
memiliki nilai standar deviasi paling kecil.
menuju alat plambing. Dalam penentuan sistem pemompaan tambahan untuk
titik reservoir dan titik distribusi distribusi menuju dua titik tersebut.
menggunakan pertimbangan topografi
dimana posisi reservoir berada lebih tinggi Dalam jalur distribusi air bersih eksisting di
dari titik distribusi. Universitas Mulawarman belum melayani
beberapa kawasan fakultas, diantaranya
adalah Fakultas Teknik, Kawasan Rektorat,
Fakultas Kehutanan kawasan penelitian dan
kemahasiswaan serta kawasan-kawasan
baru yang masih dalam tahap
pengembangan pembangunan seperti
Fakultas Farmasi.

Gambar 3. Peta Digital Elevation Model ALFATIHAH


p13 KEDOKTERAN
8 p14
p12

Universitas Mulawarman 7

p11

p10
FEKON

6
p8

p41
p1
p71
5 25
FISIPOL

Sistem Distribusi Utama


p40 24
GOR
p39
PERPUSTAKAAN
p36
p37 22 27
p43 p44 p45
26 KESMAS
21

p38 p46
p35
FPIK HUKUM
20

p6 STUDENTCENTER
MIPA p33

1. Sistem Distribusi Utama Eksisting


Farmasiapotek
2
p19
19p32 9 1 FKIP
p20
4
GEDFARMASI
11 14 p30p31
p18 29
p15 p29
13 PPLH
p17 p28
18
p27
p26 IkaAlumni
12 Pressure Diameter
0.00 25.00

Sistem distribusi utama Universitas


p25
p21 KEHUTANANB 10.00 50.00
p22 p23
17p24 15.00 75.00
16
20.00 100.00
FKTI

Mulawarman memiliki penampungan


m mm

komunal yang berada di Fakultas Fisipol Gambar 4. Jaringan Perpipaan Eksisting di


yang berada di Jalan Pasir Balekong. Universitas Mulawarman
Lokasi reservoir ini berada pada posisi
yang kurang efektif, hal ini dikarenakan Pipa distribusi eksisting di Universitas
masih ada beberapa titik distribusi yang Mulawarman memiliki Ukuran 20 – 100
berada pada ketinggian yang lebih tinggi mm. Dari hasil pemodelan jaringan pipa
daripada posisi reservoir. Dua titik pada Gambar 4.4 dapat terlihat bahwa
distribusi yang memiliki ketinggian yang ukuran pipa yang ada tanpa adanya
lebih dari ketinggian reservoir utama perubahan mempengaruhi pressure untuk
adalah Magister Ilmu Lingkungan yang penyediaan air, dimana dengan
berada di Jalan Ki Hajar Dewantara dan menggunakan diameter pipa yang ada untuk
Fakultas Pertanian (atas) yang berada di melayani kebutuhan air pada tahun proyeksi
Jalan Long Apari, sehingga memerlukan terdapat kendala yakni pressure negatif
sehingga diperlukan adanya perencanaan Gambar 7. Pemodelan Pressure Jaringan
ulang untuk dapat memenuhi kebutuhan air Distribusi Air Universitas Mulawarman

dan juga dapat melayani keseluruhan tahun 2036

kawasan di Universitas Mulawarman.


Berdasarkan pemodelan jaringan distribusi
air bersih di Universitas Mulawarman

2. Sistem Distribusi Utama Pengembangan menggunakan program EPANET 2.0


didapat hasil simulasi pressure (tekanan)

ALFATIHAH
pada node menunjukan telah memenuhi
p13 KEDOKTERAN
p14

standar minimum tekanan yang dibutuhkan


8
p12
7
p11

PERTANIANp10 FEKON

pada titik jangkauan pelayanan terjauh yaitu


p9 6
TEKNIK
p8
p41 p42
p7
5FISIPOL 25
p40
24 Farmasi
p39 GOR p47

lebih dari 10 m dan kurang dari 80 m.


p36 PERPUSTAKAAN
p34 p37 22 p45
p46
27
KESMAS
21 p44
26
REKTORAT p43
p35
ILMLING p38 FPIK HUKUM
p1p2
MAIN_RESERVOIR 20
2

p3
p4PUSREHUT
3 p6
MIPA
STUDENTCENTER
p33
2
Farmasiapotek
Kondisi ini secara teknis disebabkan
p5 p19 p32 9 1 FKIP
19
p20
4

perbedaan elevasi dari reservoir menuju


11 14 GEDFARMASI
p30
p18 p31
29
p15 KEHUTANAN_A p29
PPLH
p28
13
p17
p16 p27 18
p26IkaAlumni
12

p21 KEHUTANANB
p22p23 p24
16 17
p25
titik pelayanan yang cukup besar sehingga
FKTI

dapat mengalirkan air dari reservoir dengan


Gambar 5. Rancangan Jaringan Perpipaan
pressure yang sesuai dengan standar kriteria
di Universitas Mulawarman
pipa transmisi dalam Dokumen Badan
Penelitian dan Pengembangan Dinas
Pekerjaan Umum tentang Penyediaan Air
ALFATIHAH
p13 KEDOKTERAN
8
p12
7 p14
p11

p9
p8
PERTANIAN p10
6
FEKON

TEKNIK
Minum Berbasis Masyarakat. Tekanan
p41 p42
5FISIPOL
p7 25

tertinggi terdapat pada titik penyediaan air


24 Farmasi
p40 GOR
p39 p47
PERPUSTAKAAN
p34 p36 22 27
KESMAS
p3721 26
p43 p45
REKTORAT
p38 FPIK p46
ILMLING p35 p44 HUKUM
MAIN_RESERVOIR 20
p1 p22

p3
p4 3PUSREHUT
p6
MIPA
STUDENTCENTER
p33 Farmasiapotek
di Junction 14 yang berada di sekitar
p5 2
p19 19
p32 9 1 FKIP
p20

Fakultas MIPA yaitu sebesar 40,58 m,


4
11 14 GEDFARMASI
p30
p31 29
p18
p15 KEHUTANAN_A
13 PPLH
p29
p17 p28 18
p16 p27
p26IkaAlumni
12

p21 p25
KEHUTANANB
p22 16
p23 17
p24
sementara tekanan terendah terdapat pada
FKTI

titik penyediaan air di kawasan Magister


Gambar 6. Pemodelan Jaringan Perpipaan di
Ilmu Lingkungan.
Universitas Mulawarman

Nilai pressure dari jaringan distribusi air


ALFATIHAH

pada sistem utama di Universitas


p13 KEDOKTERAN
8
p12
7 p14
p11

Mulawarman sangat dipengaruhi perbedaan


PERTANIAN p10 FEKON
p9 6
TEKNIK
p8
p41 p42
5FISIPOL
p7 25
24 Farmasi
p40 GOR

tinggi permukaan tanah yang ada di


p39 p47
PERPUSTAKAAN
p34 p36 22 27
KESMAS
p3721 26
p43 p45
REKTORAT
p38 FPIK p46
ILMLING p35 p44 HUKUM
MAIN_RESERVOIR 20
p1 p22

p3
p4 3PUSREHUT

p5
p6
MIPA

p19
STUDENTCENTER
p33

19
2
Farmasiapotek Universitas Mulawarman. Pressure pada
p32 9 1 FKIP
4 p20
GEDFARMASI

kawasan Magister Ilmu Lingkungan


11 14 p30
p31 29 Pressure
p18
p15 KEHUTANAN_A
13 PPLH
p29
p17
p16
p28 18 10.00
p27
p26IkaAlumni
12
15.00
25.00

memiliki nilai pressure terendah yaitu


p21 p25
KEHUTANANB
p22 16
p23 17
p24 50.00
FKTI
m

sebesar 11,68 m, hal ini terjadi karena


perbedaan elevasi yang tidak terlalu jauh
dari reservoir. Pressure pada titik pelayanan Rendahnya nilai velocity (kecepatan aliran)
pada junction ikatan alumni memiliki nilai disebabkan ukuran pipa yang terlalu besar
pressure tertinggi yaitu 35,72 m, hal ini untuk mengalirkan debit yang kecil pada
karena perbedaan elevasi yang cukup besar jaringan distribusi. Kecepatan yang terlalu
yakni lebih dari 25 meter. Pressure pada kecil dapat meningkatkan potensi adanya
titik distribusi selanjutnya perlahan endapan dalam pipa yang tidak dapat
menurun hingga titik terjauh yakni pada terdorong sehingga dapat menyumbat aliran
kawasan Fakultas Farmasi dengan pressure dalam pipa. Titik penyediaan air yang
sebesar 24,98m. memiliki velocity dibawah standar adalah
pada p26 yang menuju titik penyediaan air
ALFATIHAH
p13 KEDOKTERAN
di kawasan Ikatan Alumni Universitas
8 p14
p12

Mulawarman.
7
p11

PERTANIANp10 FEKON
p9 6
TEKNIK
p8
p41 p42
p7
5FISIPOL 25
24
p40 GOR Farmasi
p39 p47
PERPUSTAKAAN
p34 p36
p37 22 27
KESMAS
21 p43 p45
26
REKTORAT

p1p2
ILMLING
MAIN_RESERVOIR
2
p35
20
p38 FPIK p44
p46
HUKUM
Tabel 3. Nilai Pressure dan Velocity pada
p4 3PUSREHUT
p6 STUDENTCENTER
MIPA p33

Sistem Distribusi Utama


p3 Farmasiapotek
2
p5 p19 p32 1
19 9 FKIP
p20
4
11 14 GEDFARMASI
p30
p18
p31
29
Velocity
p29
p15
p17
p16
KEHUTANAN_A
13 PPLH
p28
p27 18 0.30 N Pressur ID Link Velocity
p26IkaAlumni
12
1.00 ID Junction
p25
KEHUTANANB 1.50
o e
p21
p22p23 17
16 p24 2.00 1 Junc 2 11,68 Pipe p3 1,29
FKTI
m/s 2 Junc 3 14,3 Pipe p4 0,37
3 Junc 4 19,97 Pipe p5 1,85
4 Junc 5 14,17 Pipe p15 1,67
Gambar 8. Pemodelan Velocity Jaringan 5 Junc 6 20,8 Pipe p17 1,61
6 Junc 7 26,18 Pipe p18 0,6
Distribusi Air Universitas Mulawarman 7
8
Junc 8
Junc 11
28,86
21,66
Pipe p23
Pipe p22
1,44
0,44
9 Junc 13 31,05 Pipe p28 0,58
tahun 2036 10 Junc 14 35,72 Pipe p29 1,39
11 Junc 16 34,3 Pipe p31 1,37
12 Junc 17 34,94 Pipe p30 0,31
13 Junc 18 31,45 Pipe p32 1,61
14 Junc 19 30,59 Pipe p33 0,83
Nilai Velocity (kecepatan aliran) yang 15 Junc 20 27,96 Pipe p35 0,72
16 Junc 21 33,6 Pipe p36 0,33
berada di seluruh jaringan distribusi air 17
18
Junc 22
Junc 24
33,52
30,64
Pipe p38
Pipe p6
0,4
1,59
19 Junc 25 28,76 Pipe p7 0,49
pada sistem utama di Universitas 20 Junc 26 30,65 Pipe p8 0,96
21 Junc 27 31,47 Pipe p9 0,6
Mulawarman berkisar antara 0.27 – 1.85 22
23
Junc Farmasi
Junc FEKON
24,98
26,48
Pipe p37
Pipe p39
0,66
0,79
24 Junc ILMLING 11,33 Pipe p40 0,33
m/s, dengan standar velocity menurut 25 Junc REKTORAT 25,59 Pipe p41 0,7
26 Junc FISIPOL 16,16 Pipe p43 0,38
Badan Penelitian dan Pengembangan Dinas 27
Junc
PERPUSTAKAAN 32,53 Pipe p45 0,37
28 Junc FKIP 29,06 Pipe p47 0,45
Pekerjaan Umum tentang Penyediaan Air 29 Junc FKTI 34,73 Pipe p42 0,51
30 Junc HUKUM 30,02 Pipe p44 0,83
Minum Berbasis Masyarakat adalah sebesar 31
Junc
KEDOKTERAN 31,67 Pipe p46 0,31
0.3 – 3 m/s. Nilai velocity terbesar adalah 32
Junc
KEHUTANAN_A 24,61 Pipe p10 1,04
Junc
1,85 m/s pada pipa P5 dengan diameter 33
KEHUTANANB 34,09 Pipe p12 0,48
34 Junc KESMAS 31,44 Pipe p21 1,46
pipa sebesar 250 mm, sementara nilai 35 Junc FPIK 33,36 Pipe p11 1,3
36 Junc PERTANIAN 14,6 Pipe p13 0,41
velocity terkecil adalah 0.27 m/s pada pipa 37
38
Junc TEKNIK
Junc PUSREHUT
28,47
14,23
Pipe p16
Pipe p19
0,32
0,56
Junc
P26 dengan diameter pipa sebesar 20 mm. 39
STUDENTCENTER 29,6 Pipe p1 1,3
40 Junc PPLH 31,19 Pipe p24 0,4
41
42
Junc GEDFARMASI
Junc 29
31,93
31,19
Pipe p25
Pipe p26
1,39
0,27
dengan standar pressure pada jaringan
43 Junc ALFATIHAH 28,54 Pipe p27 1,39
44 Junc MIPA 30,26 Pipe p2 0,42 distribusi terjauh yakni lebih dari
45 Junc GOR 31,61 Pipe p20 0,52
46
47
Junc IkaAlumni
Junc 12
31,51
31,68
Pipe p34
Pipe p14
0,37
0,57
sebesar 10 m dan kecepatan pada
48 Junc Farmasiapotek 30,51 Pipe 1 1,56
49 Junc 9 29,73 Pipe 2 0,45 distribusi utama berada pada standar
Resvr
50
MAIN_RESERVOIR 0 kecepatan 0,3 – 2 m/s kecuali pada satu
titik yakni pada pelayanan di gedung
5. KESIMPULAN ikatan alumni Universitas Mulawarman
yang berada pada angka 0,27 m/s.
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut: DAFTAR PUSTAKA
1. Berdasarkan Proyeksi pada tahun 2036
menggunakan metode aritmatik Allen, R G., 1996, Relating the Hazen-
didapatkan kebutuhan air untuk Williams and Darcy Weisbach Friction
Loss Equatins for Pressurized
mahasiswa adalah sebesar 1.404.237
Irrigation,Utah State University, UT.
L/hari, kebutuhan air untuk pegawai Badan Litbang Departemen Pekerjaan
sebesar 95.404 L/hari, sehingga total Umum, 2005, Penyediaan Air Minum
Berbasis Masyarakat (PAM BM).
kebutuhan air per hari untuk Budiman, Chandra., 2007, Pengantar
Universitas Mulawarman adalah Kesehatan Lingkungan, Buku
kedokteran EGC, Jakarta.
sebesar 1.499.641 L/hari. Budiyono dan Sumardiono, Siswo., 2013,
2. Berdasarkan pemodelan menggunakan Teknik Pengolahan Air, Graha Ilmu,
perangkat lunak Epanet 2.0 dengan Yogyakarta.
Effendi, Hefni., 2003, Telaah Kualitas Air:
distribusi air menggunakan jaringan Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
distribusi air yang telah ada, didapatkan Lingkungan Perairan, Kanisius,
Yogyakarta.
hasil berupa sistem distribusi yang ada Hidayat, Muhammad Alvan., 2013, Studi
tidak mampu untuk mendistribusikan Perencanaan Sistem Penyediaan Air
Bersih untuk Kecamatan Kubu
air dengan kebutuhan air sesuai dengan
Kabupaten Karangasem, Universitas
hasil proyeksi. Brawijaya, Malang.
3. Berdasarkan pemodelan menggunakan Joko, Tri., 2010, Unit Air Baku dalam
Sistem Penyediaan Air Minum, Graha
perangkat lunak Epanet 2.0, sistem Ilmu, Yogyakarta.
jaringan distribusi air bersih di Marlianti, Wahyu., 2008, Perencanaan
InstalasiPengolahan Air Minum Kota
Universitas Mulawarman yang
Garut, Intitut Teknologi Bandung,
direncanakan dapat mencukupi Bandung.
Moegijantoro., 1996, Kebutuhan Air, PT.
kebutuhan air bersih di masing-masing
Empat Sekawan, Surabaya.
wilayah fakultas dan UPT hingga 21 Munson, B. R., Young, D. F., Okishi, T.,
tahun kedepan, dengan pressure sesuai 2003, Mekanika Fluida, terj.
Harinaldi,dan Budiarso., Erlangga,
Jakarta.
Noerbambang, Soufyan M dan Morimura,
Takeo., 2005, Perancangandan
Pemeliharaan Sistem Plumbing,
Cetakan Kesembilan, PT Pradnya
Paramita, Jakarta.
Peraturan Menteri PU No. 39/PRT/M/2006,
2007, Petunjuk Teknis Penggunaaan
Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur.
Raharjo., 2002, Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Tingkat Konsumsi Air
Bersih Di Kota Rembang, Universitas
Diponegoro, Semarang.
Rossman, A Lewis., 2000, EPANET 2 Users
Manual, National Risk Management
Research Laboratory Office of
Reseacrch and Development, United
States of America.
SNI No. 8153:2015, Sistem Plambing pada
Bangunan Gedung, BSN, Jakarta.
Sudirman, Andry.,2012, Analisa Pipa
Jaringan Distribusi Air Bersih di
Kabupaten Maros dengan
Menggunakan Software EPANET 2.0,
Universitas Hasanuddin, Makasar.
Susilo, Juniar Johansyah., 2012, Studi
Perencanaan Penyediaan Air Bersih
pada Gedung Bertingkat Tunjungan
Plasa VI Kota Surabaya, Universitas
Brawijaya, Malang.

Anda mungkin juga menyukai