Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN

D. KEPUTUSAN PEMBELI

Dalam suatu kasus pembelian, konsumen bisa mengambil, beberapa sub keputusan, meliputi
merk, pemasukan, jumlah, waktu pelaksanaan dan metode pembayaran. Contohntya ketika
membeli kendaraan atau peralatan mesin. Namun dalam pembelian produk sehari-hari,
keputusan konsumen bisa menjadi lebih sederhana. Contohnya ketika membeli gula, seorang
konsumen tidak banyak berpikir tentang pemasokan atau metode pembayaran.

E. PERILAKU PASCA PEMBELIAN

KATEGORI KEPUTUSAN

 Keputusan dalam keadaan ada kepastian (certainty)


apabila semua informasi yang diperlukan untuk mrngambil keputusan lengkap, maka
keputusan dikatakan dalam situasi kepastian. Dalam keadaan pasti dapat diramalkan
secara tepat hasil dari tindakan.
 Keputusan dalam keadaan ada resiko (riks)
Risiko terjadi jika hasil pengambilan keputusan walaupun tidak diketahui kepastiannya
akan tetapi diketahui nilai kemungkinan (probalility). Misalnya anda ingin memutuskan
membeli barang, setiap barang dibungkus rapi sehingga anada tidak tahu yang mana yang
bagus, mana yang cacat dan mana yang rusak.
 Keputusan dalam keadaan tidakpasti (uncertainty)
ketidak pastian akan dihadapi sebagai pengambilan keputusan kalau hasil keputusan sama
sekali tidak tahu karena hal yang diputuskan belum pernah terjadi sebelumnya.
 Keputusan dalam keadaan ada komplik (confilict)
situasi konflik terjadi kalau kepentingan dua pengambil keputusan atau lebih saling
bertentangan (ada konflik).

Walau kelihatan sederhana, keputusan dalam situasi dalam konflik sering kali dalam
prakteknya menjadi sangat ruwet (kompleks). Misalnya kita dapat dihadapkan pada
keadaan yang tak pasti ditambah lagi adanya tindakan pihak lawan yang bisa
mempengaruhi hasil keputusan.
F. BEBERAPA KENDALA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

 Kegagalan dimasa lalu


karie seseorang sebagai contoh, tidak seorang pun yang mencapai nilai keberhasilan
penuh. Ada saja tindakan dan keputusan yang diambil yang tidak mendatangkan hasil
yang diharapkan. Pengalaman pahit demikian tidak jarang menjadi kendala dalam
pengambilan keputusan, dan begitu menghantui seseorang sehingga menjadi takut atau
ragu-ragu dalam mengambil keputusan.
 Konsultasi yang berlebihan
proses pengambilan keputusan dapat menjadi sangat lamban apabila seseorang pengambil
keputusan melakukan banyak konsultasi dengan berbagai pihak.
 Factor ketidakpastian
tidak dapat disangkal bahwa ketidakpastian merupakan satu kendala yang dihadapi dalam
pengambilan keputusan. Karena itu kemampuan memperhitungkan dan mengatasi
kendala tersebut.
 Pemahaman yang tidak tepat tentang peranan informasi
pemahan yang tidak tepat tentang peranan informasi dalam proses pengambilan
keputusan dapat menjadi kendala yang harus disingkirkan

G. PILIHAN
Setelah mengevaluasi semua alternative, langkah konsumen berikutnya dalam proses
pengambilan keputusan adalah membuat pilihan. Para konsumen memilih merk atau jasa
alternative, dan mereka juga menentukan pilihan diantara took-toko. Dalam proses pilihan,
konsumen juga dapat memilih alternative yang tidak dapat dibandingkan (noncomperamble
alternatives). Proses pilihan akan berbeda bila konsumen menggunakan pendekatan keterlibatan
tinggi dibandingkan dengan keterlibatan rendah.

H. EVALUASI PASCA AKUISISI


Model proses pascaauisisi konsumen, meliputi 5 tahap utama:

a) Pemakaian atau konsumsi produk


b) Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen
c) Perilaku keluhan konsumen
d) Pembentukan kesetiaan merek
Selama tahap konsumsi, konsumen menggunakan produk, pemakaian produk meliputi
tindakan yang terjadi pada periode waktu dimana seorang konsumen secara langsung
menggunakan barang atau jasa.

BAB V
MOTIVASI DAN KEBUTUHAN

1. ARTI MOTIVASI

Motivasi menurut American Encyclopedia adalah kecenderungan (suatu sifat yang


merupakan pokok pertentangan) dalam diri sesoerang yang membangkitkan topangan dan
tindakan. Motivasi meliputi factor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya dapat
diduga dari pengamatan tingkah laku manusia.

Dengan demikian motivasi dapat diartikan sebagai pemberi daya penggerak yang
menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau bekerjasama,bekerja efektif dan
terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan. Motivasi konsumen adalah
keadaan di dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan
kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan. Dengan adanya motivasi pada diri seseorang
akan menunjukkan suatu perilaku yang diarahkan pada suatu tujuan untuk mencapai sasaran
kepuasan. Jadi motivasi adalah proses untuk mempengaruhi seseorang agar melakukan
sesuatu yang diinginkan.

2. MODEL MOTIVASI

 Pendekatan nilai Guna Cardinal

Manfaat atau kenikmatan yang diperoleh konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif dengan
anggapan bahwa konsumen akan memaksimumkan kepuasan yang dapat dicapainya, diterangkan
bagaimana seseorang akan menentukan konsumsinya ke atas berbagai jenis barang yang terdapat
dipasar.
 Pendekatan Nilai Guna Ordinal
Manfaat atau kenikmatan yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsi barang-barang tidak
dikuantifiser. Tingkah laku seorang konsumen untuk memilih barang-barang yang akan
memaksimumkan kepuasannya ditunjukan dengan bantuan kurva kepuasan sama, yaitu kurva
yang menggambarkan gabungan barang yang akan memberikan nilai guna (kepuasan) yang
sama.
Kepuasan konsumen, seorang konsumen akan mencapai kepuasannya yang maximum apabila ia
mencapai titik dimana garis anggaran pengeluaran menyinggung kurva kepuasan sama.

3. TEORI-TEORI MOTIVASI

 Teori “ Complex Decision Making “, terjadi bila keterlibatan kepentingan tinggi pada
pengambilan keputusan yang terjadi. Contoh pengambilan untuk membeli produk
sepatu. Dalam kasus seperti ini, konsumen secara aktif mencari informasi untuk
mengevaluasi dan mempertimbangkan pilihan beberapa merek dengan menetapkan
kriteria tertentu seperti sepatu olahraga,seperti sepatu roda dapat mempercepat waktu
berjalan dan menghemat tenaga. Subjek pengambilan keputusan yang komplek adalah
sangat penting. Konsep perilaku kunci seperti persepsi, sikap, dan pencarian
informasi yang relevan untuk pengembangan strategipemasaran.

 Proses “ Brand Loyalty “. Ketika pilihan berulang, konsumen belajar dari pengalaman
masa lalu dan membeli merek yang memberikan kepuasan dengan sedikit atau tidak
ada proses pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Contoh pembelian sepatu
karet basket merek Nike atau sereal Kellogg,s Nutrific. Dalam setiap kasus disini
pembelian adalah penting untuk konsumen, sepatu basket karena keterlibatan
kepentingan dalam olah raga, sepatu sekolah dan sepatu kerja untuk dapat
beraktivitas.Loyalitas merek muncul dari kepuasan pembelian yang lalu. Sehingga,
pencarian informasi dan evaluasi merek terbatas atau tidak penting keberadaannya
dalam konsumen memutuskan membeli merek yang sama.
BAB VI
TANGGUNG JAWAB SOSIAL TERHADAP KONSUMEN

Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (selanjutnya dalam
artikel akan disingkat CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan
hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan,
pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.
Penggunaan istilah Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau atau Corporate Social Responsibility
(CSR) akhir-akhir ini semakin populer dengan semakin meningkatnya praktek tanggung jawab
sosial perusaan, dan diskusi-diskusi global, regional dan nasional tentang CSR.

 Tanggung jawab terhadap pelanggan


Perusahaan memiliki tanggung jawab sosial ketika menghasilkan produk dan menjual
produknya. Konsekuensinya praktik produksi yang bertanggung jawab seperti produksi yang
menjamin keselamatan pelanggan, dan memilki peringatan yang semestinya untuk mencegah
efek samping negative. Sedangkan praktik penjualan yang bertanggung jawab seperti
pedoman harga, periklanan yang beretika dan survey kepuasan pelanggan. Untuk
memastikan tanggung jawab kepada pelanggan perlu diperhatikan seperti; menetapkan kode
etik; memantai keluhan; memperoleh dan menggunakan umpan balik pelanggan.
 Tanggung Jawab social terhadap lingkungan sekitar usaha
Hal ini berhubungan erat dengan limbah dari hasil produksi yang kita buat. Disini kita
diharapkan dapat membuat masyarakat tidak merasa terganggu dengan limbah dari produksi
yang kita buat. Selain itu kita juga dituntut untuk menyediakan tempat pembuangan limbah
yang layak. Seperti yang kita ketahui limbah dari sebuah produksi terdiri atas 2 yaitu limbah
yang berbahaya dan limbah yang tidak berbahaya. Disini apabila terdapat limbah yang tidak
berbahaya kita diusahakan untuk membuang limbah itu ke tempat yang aman / tempat yang
dapat membuat limbah ini hilang seperti Air(pembuangan limbah ke laut, kali dan
sebagainya). Sebaliknya apabila terdapat limbah yang berbahaya maka dita dituntut untuk
mendaur ulang lagi limbah itu agar limbah itu tidak membahayakan lingkungan sekitar
tempat produksi.
Kepedulian kepada masyarakat sekitar/relasi komunitas dapat diartikan sangat luas, namun
secara singkat dapat dimengerti sebagai peningkatan partisipasi dan posisi organisasi di dalam
sebuah komunitas melalui berbagai upaya kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas.
CSR adalah bukan hanya sekedar kegiatan amal, di mana CSR mengharuskan suatu perusahaan
dalam pengambilan keputusannya agar dengan sungguh-sungguh memperhitungkan akibat
terhadap seluruh pemangku kepentingan(stakeholder) perusahaan, termasuk lingkungan hidup.
Hal ini mengharuskan perusahaan untuk membuat keseimbangan antara kepentingan beragam
pemangku kepentingan eksternal dengan kepentingan pemegang saham, yang merupakan salah
satu pemangku kepentingan internal.

Anda mungkin juga menyukai

  • CBR Pastry
    CBR Pastry
    Dokumen18 halaman
    CBR Pastry
    Tenno Vanto Salomo
    Belum ada peringkat
  • Rekayasa Ide Bakery
    Rekayasa Ide Bakery
    Dokumen9 halaman
    Rekayasa Ide Bakery
    Tenno Vanto Salomo
    Belum ada peringkat
  • CBR Profesi Pendidikan
    CBR Profesi Pendidikan
    Dokumen31 halaman
    CBR Profesi Pendidikan
    Tenno Vanto Salomo
    Belum ada peringkat
  • CBR Profesi Pendidikan
    CBR Profesi Pendidikan
    Dokumen31 halaman
    CBR Profesi Pendidikan
    Tenno Vanto Salomo
    Belum ada peringkat
  • CJR Paatry
    CJR Paatry
    Dokumen13 halaman
    CJR Paatry
    Tenno Vanto Salomo
    Belum ada peringkat
  • CJR
    CJR
    Dokumen16 halaman
    CJR
    Tenno Vanto Salomo
    Belum ada peringkat
  • CJR Paatry
    CJR Paatry
    Dokumen13 halaman
    CJR Paatry
    Tenno Vanto Salomo
    Belum ada peringkat
  • CJR
    CJR
    Dokumen16 halaman
    CJR
    Tenno Vanto Salomo
    Belum ada peringkat
  • CJR
    CJR
    Dokumen16 halaman
    CJR
    Tenno Vanto Salomo
    Belum ada peringkat
  • TR B. Indo 7
    TR B. Indo 7
    Dokumen4 halaman
    TR B. Indo 7
    Tenno Vanto Salomo
    Belum ada peringkat