Anda di halaman 1dari 70

PERENCANAAN AKUNTABILITAS

PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

LAPORAN KINERJA
DIREKTORAT JENDERAL APLIKASI INFORMATIKA

KOMINFO

Sekretariat Ditjen Aplikasi Informatika


Kementerian Komunikasi Dan Informatika
Tahun 2018

Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017 i
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

KATA PENGANTAR
Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya Laporan
Kinerja Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Tahun 2017 dapat
diselesaikan. Penyusunan Laporan Kinerja merupakan bentuk
akuntabilitas instansi pemerintahan. yang menggambarkan
kinerja yang dicapai oleh suatu organisasi atas pelaksanaan
program dan kegiatan yang dibiayai APBN periode 1 tahun
berjalan.
Laporan disusun berdasarkan sasaran kinerja yang diturunan
dari Rencana Strategik (Renstra) yang lebih tinggi yakni
Kementerian Komunikasi dan Informatika. Manfaat dari Laporan
Kinerja sebagai bahan evaluasi terhadap instansi pemerintah
yang bersangkutan selama 1 tahun anggaran.
Disadari bahwa diperlukan komitmen, kerja keras dan kerjasama
segenap jajaran Ditjen Aptika dalam rangka mencapai tujuan
dan sasaran strategis dalam program utama Kementerian
Komunikasi dan Informatika yang diturunkan dari NAWACITA.
Maka untuk selanjutnya diharapkan semakin banyak kegiatan
di lingkungan Ditjen Aptika yang lebih terukur dan lebih tajam
outcomenya sehingga lebih bermanfaat bagi masyarakat.
Kami berharap agar laporan ini dapat dimanfaatkan sebagai
media evaluasi dan mewakili atas penilaian kinerja Ditjen Aptika
Tahun 2017. Atas peran serta dan kerja keras seluruh jajaran
Ditjen Aptika selama tahun 2017, yang telah memungkinkan
terlaksananya tugas dan fungsi yang diemban, diucapkan terima
kasih.

Jakarta, Februari 2018
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika

Semuel A Pangerapan

ii Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

IKHTISAR EKSEKUTIF
Capaian kinerja organisasi diukur dengan cara Aplikasi Informatika (Ditjen Aptika) dalam
membandingkan antara kinerja yang terjadi pengembangan ekosistem dan tata kelola
dengan kinerja yang diharapkan berdasarkan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) yang
target yang ditetapkan dalam dokumen mendukung fokus pembangunan nasional.
Perjanjian Kinerja selama satu tahun. Capaian Adapun capaian kinerja Ditjen Aptika tahun
kinerja tersebut akan memberikan jawaban 2017 dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
terhadap keberhasilan Direktorat Jenderal

Tabel 1. 1 Capaian Kinerja dan Realisasi Anggaran

No IKK Target Pagu Realisasi Target Realisasi %

1 Perbaikan Peringkat Indeks ICT Rp. 585,054,000 Nilai IDI naik 4 Rp. 419,669,000 71,7%
Indeks ICT Indonesia Indonesia (IDI) point menjadi 111
dibawah 100
(tahun 2016
peringkat 115)

2 Jumlah 200 Rp. 16,407,873,000 123 calon Rp. 16,327,099,257 99,5%


technopreneur technopreneur technopreneur
mandiri yang tercipta

3 Jumlah nama domain 40.000 domain Rp. 12,176,637,000 13.294 domain Rp. 7,917,738,000 65,0%
.id untuk UKM, .id .id di 22 lokasi di
sekolah, komunitas, Indonesia
dan desa yang
diberikan gratis dan
dimanfaatkan

4 Jumlah Sertifikat 100.000 Rp. 6.041.096.000 109.317 sertifikat Rp. 5.626.186.931 93,1%
Digital sertifikat digital

5 Fasilitasi UMKM Go 1.000.000 Rp. 2,450,000,000 12.507 UMKM Rp. 2,432,889,156 99,5%
Online UMKM

6 Fasilitasi Petani dan 300.000 petani Rp.7.265.622.000 333.515 petani Rp. 7.046.947.465 96,9%
Nelayan Go Online dan nelayan dan nelayan
yang teregister di
aplikasi

7 Jumlah dokumen 1 Dokumen Rp. 6,695,374,000 1 Dokumen Rp. 6,429,157,800 96,0%


peta ekosistem
ekonomi digital

8 Jumlah inisiatif 8 inisiatif Rp. 5,810,394,000 4 inisiatif Rp. 5,558,802,000 95,6%


roadmap
e-Government tahap
II yang terlaksana

Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017 iii
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

No IKK Target Pagu Realisasi Target Realisasi %

9 Jumlah peraturan 2 draft Rp. 1,439,710,000 2 draft peraturan Rp. 1,412,000,000 98.0%
perundang-undangan peraturan (Draft revisi PP
di bidang aplikasi PSTE dan Draft
informatika RUU TCI) Aplikasi
10 Terbangunnya 1 layanan Rp. 3,639,834,000 14 sistem layanan Rp. 3,310,015,053 90,94%
sistem layanan yang aptika telah
terintegrasi diintegrasikan
(100%)

11 Pengadaan Sistem Operasional Rp. 219,241,630,000 Operasional Rp. 190,359,980,733 86,8%


Monitoring dan Sistem Sistem pengais
Perangkat Pengendali konten negative
Situs Internet (100%)
Bermuatan Negatif

  Total   Rp 281.753.224.000   Rp 246.840.485.395 87,61%

Laporan Kinerja Ditjen Aptika tahun 2017 ini juga 248,112,655,000,- semua paket-paket tersebut telah
melaporkan kegiatan-kegiatan penting lainnya yang berhasil dilelang oleh Unit Layanan Pengadaan (ULP)
telah dilaksanakan selain sembilan kegiatan utama Direktorat Jenderal Aptika dengan total kontrak Rp.
diatas. Akuntabilitas keuangan dilaporkan pada 211,647,900,550,- sehingga terdapat nilai Efisiensi /
Laporan Kinerja ini pada tahun 2017 Ditjen Aptika Saving sebesar Rp. 34,056,887,450,- .
mendapatkan total alokasi anggaran sebesar Rp.
Efesiensi terjadi karena selisih paket pagu pengadaan
364,593,660,000 dan sampai dengan 31 Desember
dengan hasil proses lelang dan negosiasi harga yang
2017 Ditjen Aptika merealisasikan anggaran sebesar
dipengaruhi oleh pihak ekternal. Oleh karena itu
Rp. 325,493,545,426,- atau sebesar 89,28 %.
nilai sebenarnya realisasi kinerja Direktorat Jenderal
Tahun 2017 di Direktorat Jenderal Aptika terdapat Aptika (apabila dikurangi dengan saving) adalah
18 paket pengadaan dengan nilai total Pagu Rp. sebesar 98,47%

iv Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

Daftar Isi

Kata Pengantar Ikhtisar Ringkas Daftar isi

ii iii v

Pendahuluan Perencanaan Kinerja


1 7
A. Profil Direktorat Jenderal
Aplikasi Informatika 1
A. Rencana Strategis 2015-2019
B. Tugas dan Fungsi 3 7

C. Struktur Organisasi dan SDM


5
B. Perjanjian Kinerja
D. Sistematika Pelaporan
6 13

Akuntabilitas Kinerja Penutup


15 57

A. Analisis Capaian Kinerja


25 A. Kesimpulan

57
B. Kinerja penting lainnya
45

C. Kinerja Anggaran B. Rekomendasi


55 60

Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017 v
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

vi Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

PEREN-
PENDA- CANAAN
HULUAN KINERJA

AKUNTA-
BILITAS PENUTUP
KINERJA

Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017 vii
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

PENDAHULUAN

Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Ditjen Aptika) yang pada


awalnya Ditjen Aplikasi Telematika (Ditjen Aptel) didirikan dalam
rangka pengembangan Information and Communication Technology
(ICT) yang efektif di Indonesia. ICT tidak dapat dilepaskan dari unsur
3C, yakni : Communication, Computer, dan Content yang kemudian
digagas sebagai logo Depkominfo yang merupakan susunan tiga huruf
C dalam gradasi warna biru.

A. PROFIL DIREKTORAT JENDERAL

Departemen Komunikasi dan Informatika Perkembangan selanjutnya bagi Ditjen Aptika


(Depkominfo) berdiri sesuai Keputusan adalah adanya beberapa tantangan antara
Presiden Nomor : 10 Tahun 2005 tentang Unit lain: isu serangan siber (cyber attack) dan
Organisasi dan tugas Eselon I Kementrian penyadapan informasi, tata kelola internet
Negara R.I sebagaimana telah diubah Indonesia, menumbuhkan konten dan aplikasi
dengan Peraturan Presiden No.15 Tahun lokal untuk meningkatkan layanan publik.
2005. Depkominfo kemudian diubah menjadi Untuk menjawab tantangan tersebut Ditjen
Kementerian Komunikasi dan Informatika sejak Aptika memanfaatkan potensi besar sistem
berlaku UU Nomor : 39/2008 yang dipertegas e-government, e-commerce, e-education, dan
melalui Peraturan Presiden No 47/2009 tentang peningkatan kapasitas SDM. Selanjutnya Ditjen
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Aptika mengembangkan 6 elemen kebijakan
Negara. keamanan informasi yang harus dijamin
untuk tegaknya kedaulatan Negara yakni : (1)
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Ditjen
application security (keamanan aplikasi); (2)
Aptika) yang pada awalnya Ditjen Aplikasi
information security (keamanan informasi);
Telematika (Ditjen Aptel) didirikan dalam
(3) network security (keamanan jaringan); (4)
rangka pengembangan Information and
disaster recovery (penanggulangan bencana);
Communication Technology (ICT) yang efektif
(5) dan end-user education (edukasi pengguna).
di Indonesia. ICT tidak dapat dilepaskan dari
unsur 3C, yakni : Communication, Computer, Telah ditetapkan visi Ditjen Aptika “Terwujudnya
dan Content yang kemudian digagas sebagai dunia maya yang sehat, aman, handal, dan
logo Depkominfo yang merupakan susunan terpercaya.
tiga huruf C dalam gradasi warna biru.

viii Laporan Kinerja


Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

Untuk melaksanakan Visi tersebut, Ditjen Aptika menetapkan Misi :


1. Menyediakan kebijakan dan regulasi bidang TIK;
2. Mewujudkan pendayagunaan dunia maya yang sehat, aman, handal, dan terpercaya
untuk semua sektor;
3. Menciptakan dunia maya yang konstruktif dan produktif sehingga memberikan
nilai tambah dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; serta
4. Meningkatkan kerjasama dan kemitraan nasional dan internasional dalam
pendayagunaan aplikasi informatika untuk meningkatkan produktivitas, daya saing,
dan kesejahteraan nasional.

Selanjutnya, dalam rangka mencapai visi dan dan Informatika No. 1 tahun 2016 tentang
misi tersebut dan sesuai RKP 2015 dan Renstra Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kemkominfo 2014-2019, pada tahun 2015 Komunikasi dan Informatika yang mengatur
Ditjen Aptika Melaksanakan program melalui Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi serta
kegiatan sebagai berikut ; susunan Organisasi Ditjen Aptika.

1. Pembinaan dan Pengembangan e-Business; 1. Kedudukan

2. Pembinaan dan Pengembangan Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika


e-Government; adalah unsur pelaksana yang berada di
bawah dan bertanggungjawab kepada
3. Pembinaan, Pengembangan dan Kemitraan
Menteri.
Industri Informatika;

4. Pembinaan dan Pengembangan TIK untuk 2. Tugas Pokok


Pemberdayaan Masyarakat; Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika
5. Pembinaan dan Pengembangan Sistem dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal
Keamanan Informasi Elektronik; dengan tugas merumuskan serta
melaksanakan kebijakan dan standardisasi
6. Dukungan Manajemen dan Dukungan
teknis di bidang aplikasi informatika.
Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Aplikasi
Informatika 3. Fungsi

Dalam melaksanakan tugasnya Ditjen Aptika


B. TUGAS DAN FUNGSI menyelenggarakan fungsi:

Sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) a. Perumusan kebijakan di bidang aplikasi


Republik Indonesia No. 24 Tahun 2010 informatika;
tanggal 14 April 2010 tentang Kedudukan,
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang aplikasi
Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta
informatika;
Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara menetapkan bahwa Ditjen c. Penyusunan norma, standar, prosedur,
Aptika mempunyai tugas merumuskan serta dan kriteria di bidang aplikasi informatika;
melaksanakan kebijakan dan standardisasi d. Pemberian bimbingan teknis dan
teknis di bidang Aplikasi Informatika.Peraturan evaluasi di bidang aplikasi informatika;
Presiden tersebut dijabarkan dalam Peraturan
Menteri Komunikasi e. Pelaksanaan administrasi Direktorat
Jenderal Aplikasi Informatika;

Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017 1
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

4. Struktur Organisasi f. Direktorat Keamanan Informasi


Untuk melaksanakan fungsi tersebut susunan (Dit.Kaminfo) Mempunyai tugas
organisasi Ditjen Aptika terdiri dari: melaksanakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan, penyusunan
a. Sekretariat Direktorat Jenderal Aplikasi norma, standar, prosedur, dan kriteria,
Informatika (Setditjen Aptika) Mempunyai serta pemberian bimbingan teknis dan
tugas melaksanakan pelayanan teknis evaluasi di bidang keamanan informasi.
dan administrasi kepada seluruh
satuan organisasi di lingkungan Ditjen C. STRUKTUR ORGANISASI DAN SDM
Aptika.
Sampai dengan akhir Desember 2018 pegawai
b. Direktorat E–Government (Dit.e-Gov)
(PNS) Ditjen Aptika berjumlah 213 orang
Mempunyai tugas melaksanakan
dengan komposisi sebagai berikut :
perumusan kebijakan, pelaksanaan
kebijakan, penyusunan norma, standar, No. Unit Kerja Jumlah
prosedur, kriteria dan pemberian
1. Sekretariat Ditjen 47 orang
bimbingan teknis, dan evaluasi di bidang
2. Dit e-Government 35 orang
e-Government.
3. Dit e-Business 23 orang
c. Direktorat E–Business (Dit.e-Business)
Mempunyai tugas melaksanakan 4. Dit Kaminfo 41 orang
perumusan kebijakan, pelaksanaan 5. Dit. Pemberdayaan Informatika 31 orang
kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, dan pemberian
6. Dit. Pemberdayaan Industri 36 orang
bimbingan teknis, dan evaluasi di bidang Informatika
e-Business.

d. Direktorat Pemberdayaan Informatika Selain PNS Ditjen Aptika juga memiliki tenaga
(Dit. PI) Mempunyai tugas melaksanakan kerja Non PNS berjumlah 96 orang yang terdiri
penyiapan perumusan kebijakan, dari:
pelaksanaan kebijakan, penyusunan
No. Unit Kerja Jumlah
norma, standar, prosedur, dan kriteria
1. Sekretariat Ditjen 16 orang
serta pemberian bimbingan teknis
dan evaluasi di bidang pemberdayaan 2. Dit e-Government 21 orang

informatika. 3. Dit e-Business 26 orang

e. Direktorat Pemberdayaan Industri 4. Dit Kaminfo 15 orang


Informatika (Dit. PII) Mempunyai tugas
5. Dit. Pemberdayaan Informatika 13 orang
melaksanakan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyusunan
6. Dit. Pemberdayaan Industri orang
norma, standar, prosedur, dan kriteria Informatika
serta pemberian bimbingan teknis
dan evaluasi di bidang pemberdayaan
industri informatika.

2 Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika

DIREKTORAT JENDERAL
APLIKASI INFORMATIKA

SEKRETARIAT
DIREKTORAT JENDERAL

Bag. Perencanaan Bagian Hukum Bagian Bagian Umum


Program Dan Dan Kerja Sama Keuangan Dan Kepegawaian
Pelaporan

DIREKTORAT DIREKTORAT DIR. PEMBERDAYAAN DIR. PEMBERDAYAAN DIREKTORAT


e-GOVERNMENT e-BUSINESS INFORMATIKA INDUSTRI INFORMATIKA KEAMANAN INFORMASI

Subbagian Subbagian Subbagian Subbagian Subbagian


Tata Usaha Tata Usaha Tata Usaha Tata Usaha Tata Usaha

Subdirektorat Tata Subdirektorat Tata Kelola Subdirektorat Tata Kelola Subdirektorat Industri Subdirektorat Tata Kelola
Kelola e-Government e-Business Pemberdayaan Infrastruktur Dalan Layanan Keamanan Informasi
Informatika Aplikasi Informatika

Subdirektorat Teknologi Subdirektorat Teknologi Subdirektorat Pemberdayaan Subdirektorat Industri Subdirektorat Teknologi
dan Infrastruktur Dan Kemitraan e-Business Teknologi dan Infrastruktur Perangkat Informatika Keamanan Informasi
e-Government Informatika Pengguna

Subdirektorat Interoperabi- Subdirektorat Industri Subdirektorat Monitoring,


Subdirektorat Layanan Subdirektorat Pemberdayaan Evaluasi, dan Tanggap Darurat
litas dan Interkonektivitas Perangkat Lunak
e-Government Aplikasi e-Business Aplikasi dan Konten Keamanan Informasi

Subdirektorat Aplikasi Subdirektorat Peningkatan Subdirektorat Industri Subdirektorat Penyidikan


Subdirektorat Sarana Kapasitas Teknologi Informasi
Layanan Kepemerintahan Konten Multimedia dan Penindakan
e-Business dan Komunikasi

Subdirektorat Aplikasi Subdirektorat Audit Subdirektorat Budaya


Layanan Publik UPT Penyelenggaraan Sistem Keamanan Informasi
Elektronik

Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017 3
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

D SISTEMATIKA PELAPORAN
D. 3. Bab II

Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Bagian ini menguraikan tentang rencana


Kinerja (LAKIP) Direktorat Jenderal Aplikasi strategis dan penetapan/perjanjian kinerja
Informatika Tahun 2017 adalah sebagai berikut: Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Tahun
2017.
1. Ikhtisar Eksekutif
4. Bab III
Bagian ini menguraikan secara singkat
tentang tujuan dan sasaran yang akan dicapai Bagian ini menguraikan tentang pengukuran,
beserta hasil capaian, kendala-kendala yang sasaran dan akuntabilitas pencapaian
dihadapi dalam mencapai tujuan dan sasaran, sasaran strategis Direktorat Jenderal Aplikasi
langkah-langkah yang diambil, serta langkah Informatika tahun 2017.
antisipatifnya. 5. Bab IV
2. Bab I Bagian ini menguraikan tentang keberhasilan
Bagian ini menguraikan tentang tugas, dan kegagalan pencapaian sasaran yang
fungsi dan struktur organisasi, potensi dan telah ditetapkan, permasalahan dan kendala,
permasalahan strategis Direktorat Jenderal serta strategi pemecahannya untuk tahun
Aplikasi Informatika, serta sistematika laporan. mendatang.

4 Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

PEREN-
PENDA- CANAAN
HULUAN KINERJA

AKUNTA-
BILITAS PENUTUP
KINERJA

Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017 5
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

PERENCANAAN
KINERJA

Perencanaan kinerja Direktorat Jenderal Aplikasi di Nawacita Presiden dan Wakil Presiden
Informatika mengacu pada program utama yang kemudian diselaraskan dengan upaya
Kementerian Kementerian Komunikasi dan mengadaptasi masalah strategis terkait
Informatika yakni Peraturan Menteri Kominfo teknologi informasi yang berkembang saat
Nomor 21 Tahun 2016 tentang Rencana ini dengan tetap berpedoman pada Rencana
Strategis (Renstra) Kementerian Komunikasi dan Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Informatika Tahun 2015—2019. Renstra Ditjen (RPJPN) Tahun 2005—2025 dan Rencana
Aptika menginduk dan merupakan turunan Pembangunan Jangka Menengah Nasional
daripada Renstra Kementerian Kominfo yang (RPJMN) Tahun 2015—2019.
merupakan penjabaran dari visi, misi, dan
Saat ini arah pertumbuhan teknologi
Nawacita Presiden dan Wakil Presiden.
telekomunikasi dan penetrasi teknologi
Penyusunan Renstra 2015—2019 dilakukan informasi dan komunikasi di masyarakat
dengan memperhatikan amanat yang ada Indonesia yang tinggi di satu sisi menjadi

6 Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

tantangan yang harus dihadapi Kementerian terluar dan terdepan/3T) yang belum terlayani
Komunikasi dan Informatika agar mampu akses telekomunikasi seluler; dan Penyediaan
menuangkan kebijakan yang tepat dan sesuai akses broadband internet bagi masyarakat,
pada kondisi masyarakat yang sangat dinamis Kementerian/Lembaga dan Pemda tingkat
ke dalam Renstra. Kabupaten/Kota yang mengusulkan di wilayah.

Perjanjian kinerja Kementerian Komunikasi dan B Digitalisasi


B.
Informatika Tahun 2017 diimplementasikan
melalui empat program utama yang merupakan Tujuan dari program ini adalah untuk
program prioritas bagi Kementerian Komunikasi meningkatkan efisiensi spektrum frekuensi
dan Informatika sebagai berikut: untuk meningkatkan kualitas penerimaan
siaran TV dengan cara efisiensi infrastruktur
A Telekomunikasi dan Broadband
A. industri penyiaran, mempertahanan diversity
of ownership, menumbuhkan industri konten,
Tujuan dari program ini adalah untuk
memperoleh digital dividend, menghemat
meningkatkan kualitas layanan komunikasi
biaya listrik sebesar 94%, efesiensi biaya modal
dan informatika untuk mendukung fokus
dan biaya operasional dibandingkan dengan
pembangunan Pemerintah Indonesia. Yang
tetap menggunakan pemancar TV Analog.
dilaksanakan melalui : penataan frekuensi
(refarming); Pembangunan jaringan serat optik C Tata Kelola Internet
C.
dan radio nasional (Palapa Ring); Penyediaan
Base Transceiver Station (BTS) di daerah Tujuan dari program ini adalah untuk
blankspot, khususnya di daerah perbatasan mewujudkan ekosistem yang memanfaatkan
dan pedalaman (lokasi prioritas, tertinggal, jaringan pitalebar yang merata dan terjangkau

Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017 7
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, 1. Meningkatnya kualitas layanan komunikasi


pendidikan, sosial, budaya, pertahanan dan dan informatika untuk mendukung fokus
keamanan. Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan pemerintah sebagai wujud
tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah: kehadiran negara dalam menyatakan
kedaulatan dan pemerataan pembangunan.
Revisi UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi
(S.1)
dan Transaksi Elektronik (ITE);
2. Terwujudnya ekosistem broadband
1. Peta Jalan e-Commerce Nasional; nasional. (S.2)
2. Peta Jalan e-Government Nasional; 3. Meningkatnya tata kelola Komunikasi dan
3. Peta Jalan Cyber Security; Informatika yang efisien, berdaya saing, dan
aman. (S.3)
4. Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital;
4. Terciptanya budaya pelayanan, revolusi
5. Pelatihan dan sertifikasi berbasis SKKNI;
mental, reformasi birokrasi dan tata kelola
Tahun 2017 menjadi tahun ketiga bagi Kementerian Komunikasi dan Informatika
Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam yang berintegritas, bersih, efektif, dan
mengimplementasikan Renstra Kemkominfo efisien. (S.4)
Tahun 2015—2019 yang ditetapkan dalam
Penyusunan Perjanjian Kinerja ditujukan
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika
sebagai bentuk transparansi atas akuntabilitas
Nomor 22 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis
dan kinerja, serta sebagai dasar penilaian
Kementerian Komunikasi dan Informatika
keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan
Tahun 2015—2019, pengelompokan ke dalam
dan sasaran organisasi. Perjanjian kinerja ini
empat sasaran strategis berdasarkan Renstra
merupakan pelaksanaan Peraturan Presiden
Kemkominfo Tahun 2015—2019 adalah berikut:
Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah dan sesuai dengan Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu
Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah serta
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja
Pemerintah Pada Kementerian Komunikasi dan
Informatika.

8 Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

PEREN-
PENDA- CANAAN
HULUAN KINERJA

AKUNTA-
BILITAS PENUTUP
KINERJA

Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017 9
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

AKUNTABILITAS
KINERJA

1. ICT Development Indeks (IDI)

2015 2016 2017

Capaian Capaian Capaian


Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi
(%) (%) (%)

Indeks ICT Peringkat ICT


------- ------- ------- ------- ------- ------- Indonesia (IDI) Indonesia (IDI)
dibawah 100 111

Indonesia sebagai salah satu Negara 3. Tahap 2 : ICT Intensity (intensitas TIK) yang
berkembang, yang juga tergabung sebagai mencerminkan tingkat penggunaan TIK
anggota PBB turut menjadi sorotan dunia dalam masayarakat ;
dalam hal indeks pembangunan Tekhnologi,
4. Tahap 3 : ICT Impact (dampak TIK)
Informasi, dan Komunikasi (TIK). International
mencerminkan hasil penggunaan TIK yang
telecommunication Union (ITU) selaku badan
lebih efisien dan efektif.
khusus PBB yang menangani bidang TIK di
seluruh dunia, pada setiap tahunnya membuat Dampak ICT Development Indeks Terhadap
laporan untuk menginformasikan indeks Indeks Lainnya
pencapaian pembangunan TIK diseluruh Data dalam IDI dogunakan untuk data indicator
Negara. Indeks tersebut biasa disebut dengan TIK yang termasuk dalam Global Competitives
ICT Development Indeks (IDI). Index, Network Readiness Index, serta Travel
Berdasarkan laporan ITU tahun 2016, Indonesia and tourism Competitive index. Terdapat
menempati peringkat 115 dari 175 negara. selang waktu dua tahun pada data yang diambil
Peringkat Indonesia masih kalah dibandingkan dari IDI untuk Network Readiness Index serta
Negara berkembang dikawasan ASEAN seperti Travel and tourism Competitive index.
Vietnam (peringkat 105) dan Filipina (peringkat Di tahun 2017, Ditjen Aptika menjadikan
107). Peringkat ini berdasarkan tolok ukur dari peningkatan Value dari ITU terhadap IDI ini
tingkat perkembangan TIK di Negara-negara di dengan mencoba mengkonsolidasi seluruh
seluruh dunia bedasarkan tiga tahap penilaian : stake holder terkait, diantara nya PUSKAI,
2. Tahap 1 : ICT readiness (Kesiapan TIK) yang Dit. Pengendalian, Ditjen PPI, BPS, PDSI, dan
mencerminkan tingkat infrastruktur jaringan Balitbang untuk menyamakan persepsi terhadap
dan akses terhadap TIK ; pengisian data yang akan di berikan kepada ITU.

10 Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

Hasilnya anatara lain adalah penandatanganan Indonesia seperti meningkatkan individu yang
MOU dengan BPS, Penandatanganan Berita menggunakan internet dan meningkatkan
Acara antara kemenkominfo (Dit. Pengendalian) individu yang menggunakan internet di
dengan seluruh operator telekomunikasi yang Indonesia serta meningkatkan pelanggan pita
ada di Indonesia dalam hal penyediaan data, lebar dan nirkabel.
teleconference dengan ITU Statistic Expert
Hal yang dapat dilakukan oleh kementrian
yang diselenggarakan oleh PDSI, pembentukan
kominfo dalam meningkatkan pengguna
Satgas IDI oleh Sekjen Kominfo dan pada
internet di Indonesia, antara lain mempercepat
tanggal 12 s/d 13 desember 2017, akan
pembangunan proyek palapa ring terutama
diadakan seminar pembahasan 14 indikator
di bagian timur serta menambah lokasi desa
pada short question yang di berikan oleh ITU
broad band.
untuk pemenuhan data IDI pada tahun 2018
dengan memakai data 2017. Hasil sidang WTIS di Tunisia, IDI Indonesia
mengalami kenaikan dari 3,85 pada tahun
Adapun tiga indikator yang berperan cukup
2016, menjadi 4,33 pada tahun 2017 dengan
penting dalam menaikan nilai IDI terdapat
kenaikan value sebanyak 0,47 point. Indonesia
pda indicator yang ada pada sub indeks
disebut dalam plenary session 3 termasuk
penggunaan yaitu persentase individu yang
dalam 10 besar Negara di dunia dan 5 besar
menggunakan internet, pelanggan pita lebar
Negara di kawasan asia pasifik, sebagai most
tetap per 100 penduduk, dan pelanggan pita
dynamic countries dengan kenaikan absolute
lebar per 100 penduduk, karena memiliki
value IDI yang cukup besar, sehingga posisi
bobot yang lebih tinggi dalam penghitungan.
Indonesia naik dari peringkat 115 menjadi
Hal ini menunjukkan bahwa harus ada lagi
peringkat 111.
peningkatan dalam hal penggunaan TIK di

Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017 11
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

Pada tahun 2016 Indonesia memiliki nilai IDI mendatangkan para ahli ICT dan stakeholder
sebesar 3.86 dan berada dalam peringkat 115 data IDI yaitu Kementeran Kominfo, Kemdikbud,
di dunia. Dalam tataran regional Indonesia (Asia BPS dan operator telekomunikasi yang dapat
dan Pasifik) peringkat Indonesia pada posisi 19. memberikan inisiatif, pemikiran dan hasil karya
Dalam indeks tersebut terdapat nilai sub index pengetahuan untuk meningkatkan posisi IDI
akses infrastruktur 4.71, Sub Index penggunaan Indonesia.
2.19, sub index skill 5.48.
Dirjen Aplikasi Informatika juga mengadakan
Dibandingkan dengan tahun 2015, IDI Indonesia symposium di Grand Sahid Jakrta dengan
mengalami peningkatan sebesar 0.23, dari menghadirkan konsultan ITU Mr. Koay Hock
angka tahun  2015 sebesar 3.63 menjadi Eng, untuk sharing pengetahuan sehingga
sebesar 3.86. Peningkatan tersebut terdapat terhadap kelebihan dan kekurangan Indonesia
dalam salah satu indeks pengukuran yakni: dalam menghitung IDI. Hasil Simposium
jumlah penggunaan broadband di ponsel, Peningkatan  IDI Indonesia dipergunakan unit
pengguna internet, dan rumah tangga yang kerja di lingkungan Direktur Jenderal Aplikasi
memiliki internet. Tetapi disayangkan kenaikan Informatika,  kementerian dan lembaga
IDI tidak mengubah peringkat Indonesia di IDI, terkait lainya serta masyarakat baik nasional
tetap di peringkat 115. dan internasional sebagai acuan strategis
pengembangan TIK di Indonesia.
Oleh karena itu, diperlukan sebuah kegiatan
urun rembug dalam bentuk simposium yang

Kendala capaian ini antara lain : Cara mengatasi kendala diatas adalah :

a. Perbedaan batas akhir waktu antara a. Mengusulkan perubahan PP..... tentang


kewajiban operator tentang Laporan
pengumpulan data dari operator dan
Kerja Operator terkait dengan waktu
ITU, sehingga data yang dipakai oleh pengumpulan data dari operator agar
ITU merupakan data estimasi (perkiraan disesuai kan dengan waktu yang diminta
tahun sebelumnya) oleh ITU.

b. Perbedaan pemahaman defenisi b. Mengkoordinasikan dengan internal


antara produsen data atas indikator Kementrian Kominfo dan instansi
terkait yakni BPS, Kemendikbud,
cara penilaian dalam ICT Development
untuk menyamakan persepsi terhadap
Indeks
indikator-indikator dari ITU.

12 Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

2. 1000 TEKNOPRENEUR

2015 2016 2017

Capaian Capaian Capaian


Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi
(%) (%) (%)

200 200
technopreneur 36 Calon technopreneur 121 Calon
------- ------- ------- 18% 46,5%
mandiri yang technopreneur mandiri yang technopreneur
tercipta tercipta

Gerakan Nasional 1000 Startup Digital tidak dapat dipandang sebelah mata. Data
adalah sebuah gerakan untuk mewujudkan hasil survey APJI pada tahun 2016 ada sekitar
potensi Indonesia menjadi The Digital Energy 132,7 juta pengguna internet di Indonesia.
of Asia di tahun 2020 dengan mencetak Ini adalah modal besar bagi Indonesia untuk
1000 startup yang menjadi solusi atas mengembangkan e-commerce dan bisnis
berbagai masalah dengan memanfaatkan berbasis teknologi digital di tanah air. Volume
teknologi digital. Gerakan ini diinisiasi oleh bisnis e-commerce di Indonesia diprediksi
Kementerian Kominfo, didukung oleh Instansi akan mencapai USD 130 miliar dengan angka
lain, masyarakat, komunitas diantaranya pertumbuhan per tahun sekitar 50 persen.
KIBAR. KIBAR merupakan ecosystem builder
Sasaran program ini adalah pengembangan
yang bertujuan membangun ekosistem
kapasitas sumber daya manusia dibidang
teknologi di Indonesia melalui inisiatif-inisiatif
teknologi informasi dan komunikasi dalam
pembangunan kapasitas, mentoring, dan
rentang usia 18-40 tahun yang mempunyai
inkubasi di berbagai kota.
niat dan semangat membangun usaha digital /
Potensi industri digital di Indonesia memang teknopreneur.

Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017 13
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

Jumlah Pendaftar 30,667 6,546 Jumlah Peserta

Jumlah Mentor
165
370 Jumlah Partners

710
Jumlah Peliputan Media

Untuk melahirkan 1.000 startup digital, strategi a. Karapan (Surabaya)


yang dijalankan adalah dengan mentoring dan
i. Karapan memberdayakan &
pembinaan intensif melalui tahapan-tahapan
menghubungkan petani ternak lokal
sistematis di 10 kota yaitu: Medan, Jakarta,
dengan stakeholders di sepanjang rantai
Bandung, Jogyakarta, Semarang, Malang,
pemasok sapi.
Surabaya, Bali, Makasar, dan Pontianak yang
memiliki infrastruktur serta pondasi digital ii. Statistik:
yang kuat. Langkah pertama dimulai dari 1. 200+ peternak dari +33 kelompok
ignition, yaitu seminar untuk menanamkan peternak
pola pikir entrepreneurship yang menargetkan
8.000 peserta setiap tahunnya. Kemudian, dari 2. 822M IDR total transaksi dalam 3,5
peserta ignition tersebut akan dijaring 4.000 bulan
peserta yang layak untuk melanjutkan ke tahap
b. Jahitin (Surabaya)
workshop untuk diberikan pembekalan keahlian
yang mereka butuhkan dalam membuat sebuah i. Jahitin memberdayakan ibu-ibu
startup digital. Berbekal ilmu dari workshop yang bekerja sebagai penjahit dan
tersebut, 2.000 peserta akan melanjutkan ke berpenghasilan kurang dari 3jt / bulan
tahap hackathon untuk menghasilkan prototipe dengan menghubungkan penjahit
produk dari ide solusi aplikasi. Setelah itu, terampil ke konsumen yang ingin
1000 peserta akan memasuki tahap bootcamp, memiliki pakaian yang sesuai.
yang merupakan sesi mentoring mendalam
ii. Statistik:
untuk menyiapkan strategi peluncuran produk.
Terakhir, 200 peserta terpilih akan diinkubasi 1. 30+ penjahit
selama kurang lebih 3 bulan di setiap kota per 2. Menambah​pendapatan para
tahun, sehingga dalam 5 tahun akan tercipta penjahit hingga Rp18mio setelah
1.000 startup digital. diluncurkan pada akhir 2017.
c. Tumbasin (Semarang)
Sesudah melewati proses inkubasi, dan di
antaranya ada beberapa startup yang menarik i. Platform yang menghubungkan
seperti: konsumen langsung dengan petani di
pasar tradisional.

14 Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

ii. Statistik: 4. Tahun ini kami akan fokus ke lima sektor yang
masih memiliki peluang yang sangat
1. +2500 transaksi
2. +5 pasar lokal di Semarang besar: banyak permasalahan yang belum
terselesaikan dengan solusi digital. Sektor
d. Camp on Farm (Bandung) tersebut yaitu : Agrikultur, Pendidikan,
Kesehatan, Pariwisata dan Logistik.
i. Camp On Farm adalah platform
pengelolaan rencana liburan online yang Sampai dengan akhir tahun 2017 terdapat 121
menargetkan masyarakat perkotaan, tim calon teknopreneur, 85 tim dalam tahap
untuk menghabiskan liburan di area Incubation dan 36 tim sudah menyelesaikan
pertanian, dipandu oleh petani lokal. seluruh tahapan .

ii. Statistik: Kendala capaian yang rendah tersebut antara


lain :
1. +200 orang bergabung
2. +15 perjalanan a) Publikasi kegiatan Gerakan Nasional 1.000
Startup Digital kurang maksimal. Peserta
e. Shushi (Bali) yang hadir sebagian besar mengetahui
kegiatan Gerakan Nasional 1.000 Startup
i. Sebuah e-commerce yang menjual Digital melalui komunitas dan jaringan
rumput laut yang menghubungkan media lokal.
petani dengan konsumen.
b) Kurasi peserta belum maksimal. Peserta
ii. Statistik:
yang hadir sebagian besar adalah peserta
1. +20 petani rumput laut yang “penasaran” mengenai Gerakan
2. +650 produk terjual Nasional 1.000 Startup Digital. Seharusnya
f. Ajarin (Jakarta) bisa mendatangkan peserta yang benar –
benar memiliki tekad dan minat yang cukup
i. Aplikasi seluler yang dapat membantu untuk mengikuti fase Kegiatan 1.000 Startup
orang tua untuk menemukan, Digital.
mengembangkan, dan menyalurkan
talenta anak-anak berusia empat sampai c) Kurang kompaknya anggota dalam tim
enam belas tahun yang mengikuti fase kegiatan 1.000 Startup
Digital berakibat dengan mundurnya tim
ii. Statistics:
tersebut dalam kegiatan 1000 startup digital
1. +370 pengajar private padahal setiap tim diharuskan mengikuti
2. +30 transaksi semua fase dari awal hingga akhir dan
fase tersebut harus berurutan tidak bisa
g. Kopi Tani (Makassar)
dilompati.
i. Sebuah platform yang menyediakan kopi
d)
Kurangnya talent (programmer dan
langsung dari petani
desainer) yang mengikuti Gerakan Nasional
ii. Statistik: 1.000 Startup Digital.
1. +100 petani kopi
Upaya perbaikan kedepan yang akan dilakukan
2. +5 lahan kopi di Makassar untuk mencapai target yang diharapkan adalah
sebagai berikut :

Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017 15
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

a) Penggunaan Media TV, Radio dan Surat d) Pelaksanaan kegiatan – kegiatan pendukung
Kabar nasional sebagai media publikasi (RIOT, KMDGI, SMK Coding dsb) untuk
dan kampanye agar masyarakat lebih tahu mengisi talent – talent yang dibutuhkan
mengenai Gerakan Nasional 1.000 Startup oleh Tim yang mengikuti Gerakan Nasional
Digital 1.000 Startup Digital.

b) Kerjasama dengan Asosiasi Perguruan e) Membuka opsi kota – kota baru yang
Tinggi Ilmu Komputer agar menghadirkan berpotensi untuk diselenggarakan fase
tim dari mahasiswa yang sudah siap untuk
kegiatan 1.000 Startup Digital.
mengikuti kegiatan Gerakan Nasional
1.000 Startup Digital ataupun mengundang f) Membangun kerjasama dengan berbagai
alumni mahasiswa Perguruan Tinggi Ilmu partner (Google, Facebook, dsb) untuk
Komputer untuk berpartisipasi dalam menguatkan kapasitas Mentor dan Tim
Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital. 1.000 Startup Digital

c) Pelaksanaan Akselerasi Kegiatan 1.000 Saat ini sudah ada lebih dari 32.000 peserta
Startup Digital diluar fase 1.000 Startup yang mendaftarkan diri di program Gerakan
digital untuk tim yang memiliki ide dan Nasional 1000 Startup Digital di 10 kota. 6500
konsep yang sudah matang. orang sudah mengikuti proses pembinaan di
semua kota.

3 Pemberian nama domain Indonesia .id gratis


3.

2015 2016 2017

Capaian Capaian
Target Realisasi Target Realisasi Capaian (%) Target Realisasi
(%) (%)

350.000 35.149 40.000 13.294


------- ------- ------- 10,03% 30,2%
domain .id domain .id domain .id domain .id

Kementerian Komunikasi dan Informatika pada Persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam
tahun 2017 memberikan domain dan/atau mendapatkan domain dan hosting yaitu cukup
hosting secara gratis dengan sasaran kepada dengan KTP penanggung jawab dan mengisi
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), formulir pendaftaran.
Sekolah, Komunitas, Pesantren dan Desa secara
Dalam melaksanakan program 1 Juta Domain
gratis selama 1 (satu) tahun. Program tersebut
.id, Kementerian Komunikasi dan Informatika
bertujuan untuk Mendorong tumbuhnya
merekrut 508 Fasilitator yang terdiri dari
konten – konten positif, meningkatkan transaksi
Relawan TIK, masyarakat dan stakeholder
e-commerce Indonesia, mendorong tumbuhnya
yang terdapat di 22 Lokasi di Indonesia yaitu:
penggunaan Domain Indonesia dan optimalisasi
Jakarta, Bandung, Majalengka, Semarang, Solo,
penggunaan hosting/data center dalam negeri.

16 Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

Pekalongan, Yogyakarta, Surabaya, Bojonegoro, paket bantuan yang sudah diserah terimakan
Aceh, Medan, Palembang, Padang, Lampung, kepada masyarakat.
Pontianak, Manado, Makassar, Denpasar,
Mataram, Banjarmasin, Pemalang dan Pacitan. Rendahnya realisasi pada komponen pelayanan
Untuk kedepannya, diharapkan dengan adanya pengaktifan domain .id dipengaruhi oleh
domain Indonesia, UMKM, Sekolah, Komunitas, rendahnya minat pada masyarakat akibat
Pesantren dan Desa dapat terus mendapatkan diwajibkanya menyediakan konten sebelum
manfaat positif dari Internet. bantuan domain dan/atau hosting diberikan,
infrastruktur (akses internet, kepemilikan gawai)
Capaian kegiatan pemberian nama domain tidak merata, dan masih rendahnya tingkat
pada tahun 2017 sebanyak 18.576 pendaftar literasi digital.
dan yang menerima bantuan sebanyak 13.294

18.576 13.294
Calon Penerima bantuan Paket bantuan yang diserah terimakan
yang mendaftar kepada Masyarakat terdiri dari :

.id
3038 Desa

.desa.id 21
21
Komunitas
.ponpes.id
.co.id 517
38
8607
.or.id Ponpes

473 UKM
38
.sch.id
11944 Sekolah
774
774
.biz.id
343

n Resume Progres Pengaktifan Layanan Domain / n Resume Penerima Bantuan / Kategori


Batch Aktifasi

Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017 17
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

4 Sertifikat Digital
4.

2015 2016 2017

Capaian Capaian Capaian


Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi
(%) (%) (%)

10.000 12.445 100.000 109.317


------- ------- ------- sertifikat sertifikat 121% sertifikat sertifikat 110%
digital digital digital digital

Sistem Verifikasi Identitas Online Nasional Adapun tujuannya adalah membangun


disingkat “SiVION” merupakan kegiatan untuk Infrastruktur Tanda Tangan Digital Nasional
melaksanakan UU ITE pasal 11 tentang tanda yang terpercaya (trusted) untuk melindungi
tangan elektronik memiliki kekuatan dan akibat ekonomi digital nasional untuk mengatasi 2
hukum yang sah serta mewujudkan amanat (dua) hal penting yang belum tersedia yaitu :
PP PSTE pasal 41 dan 59 tentang Kewajiban
a. Identitas digital user yang bisa cross layanan,
Penggunaan Sertifikat Elektronik bagi Seluruh
seperti fungsi KTP yang sebagai identitas
Layanan Publik.Tanda tangan elektronik dapat
nasional sehingga dapat digunakan untuk
memiliki kekuatan dan akibat hukum yang sah
memverifikasi identitas orang pada semua
selama memenuhi syarat sebagai berikut :
layanan manual ;
a. Data Pembuatan Tanda Tangan Elektronik
b. Sistem Legal digital yg memberikan
terkait hanya kepada Penanda Tangan;
kekuatan hukum pada dokumen seperti
b. Data Pembuatan Tanda Tangan Elektronik digital seperti tanda tangan basah pada
pada saat proses penandatanganan hanya dokumen kertas yang memiliki kekuatan
berada dalam kuasa Penanda Tangan; hukum dan akibat hukum yang sah ;

c. segala perubahan terhadap Tanda Tangan


Elektronik yang terjadi setelah waktu
Identitas digital seperti username, password dan
penandatanganan dapat diketahui;
token hanya bisa digunakan pada lingkup satu
d. segala perubahan terhadap Informasi institusi karena pemilik identitas digital seperti
Elektronik yang terkait dengan Tanda itu hanya di verifikasi oleh institusi tersebut.
Tangan Elektronik tersebut setelah waktu Kemudian identitas digital tersebut diterbitkan
penandatanganan dapat diketahui; oleh instansi penyedia layanan tentu, sehingga
e. terdapat cara tertentu yang dipakai untuk layanan lain tidak percaya dan tidak dapat
mengidentifikasi siapa Penanda Tangannya; menggunakannya. Dengan demikian tanpa
dan identitas user digital terbuka yang dipercaya
oleh banyak layanan, maka user akan memiliki
f. terdapat cara tertentu untuk menunjukkan
banyak akun jika ingin mendapatkan banyak
bahwa Penanda Tangan telah memberikan
layanan.
persetujuan terhadap Informasi Elektronik
yang terkait.

18 Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

Pembangunan SiVION merupakan solusi untuk dapat menghindari adanya email palsu. Selain
menyediakan identitas digital terpercaya dan itu pula akan menambah keamanan terhadap
pemberian kekuatan hukum pada dokumen adanya sniffing pada email.
dan transaksi elektronik demi memberikan
Kegiatan pengembangan ini mencakup:
perlindungan para pihak dalam melakukan
transaksi elektonik. • pengembangan aplikasi

Pada 2017 telah diselenggarakan berbagai • akuisisi user dari pnsmail.go.id


sosialisasi pemanfaatan tandatangan digital • penerbitan sertifikat digital
dan telah mencapai target yang ditetapkan
yaitu sebesar 109.317 Sertifikat Digital. Salah Dalam Proses akuisisi user dari pnsmail perlu
satu implementasi dari penggunaan sertifikat dilakukan penambahan fitur tanda tangan
digital dikembangkan melalui PNS mail yang digital di aplikasi PNSMail yang sudah ada,
ditambahkan fitur sertifikat digital berubah proses penambahan fitur ini dilakukan oleh
menjadi mail.go.id. pihak ketiga.Proses penambahan fitur PNSMail
dan Penerbitan sertifikat untuk user PNSMail
mail.go.id merupakan migrasi dari pnsmail. dilakukan dalam 4 Tahap (Lihat Gambar Flow
go.id sekaligus pengembangan email Chart):
go.id. Pengembangan email go.id dengan
penambahan fungsi sertifikat digital, sehingga 1. Tahap Inisiasi dan Administrasi Proyek
email go.id memiliki fitur tanda tangan digital (Warna Kuning)
dan enkripsi. Pengembangan ini dimaksudkan 2. Tahap Pengembangan Aplikasi (Warna
untuk memastikan kerahasiaan, otentikasi, Putih)
integeritas dan nirsangkal terhadap sistem
3. Tahap Migrasi dan Integrasi (Hijau)
email go.id.
4. Tahap Launching dan Penerbitan Sertifikat
Dengan demikian, dengan pemanfaatan tanda (Merah)
tangan digital dan enkripsi, pengirim email dan
penerima email dapat diidentifikasi, sehingga

Dashboard penerbitan Sertifikat Digital

Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017 19
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

Alur Proses Migrasi Toolkit PNS Mail

Launching mail.go.id telah dilaksanakan pada


tanggal 11 Desember 2017 di Ruang Serba
Guna DR. H. Roeslan Abdulgani, Gedung Utama
Kominfo dengan mengundang perwakilan
satuan kerja internal kominfo, Kantor Staf
Kepresidenan, Kementerian/Lembaga, dan
Indonesia National Single Window (INSW).
Berikut beberapa foto pada saat acara:

Pemaparan terkait simulasi penggunaan mail.go.id Menteri Kominfo menyatakan bahwa mail.
go.id merupakan layanan email khusus untuk
ASN yang menggunakan sertifikat digital dan
terenkripsi yang kemudian pada Launching
mail.go.id dalam sambutan Dirjen Aplikasi
Informatika Kementerian Kominfo, Semuel A.
Pangerapan mengatakan layanan mail.go.id
merupakan pengembangan dari layanan
pnsmail.go.id yang telah digunakan oleh
lebih dari 93.000 pengguna PNS. “Layanan ini
merupakan layanan email khusus pemerintah.
Sambutan Dirjen Aplikasi Informatika Diharapkan layanan ini dapat menggantikan
email PNS yang saat ini sebagian masih
menggunakan email gratis asing. Penggunaan
email asing dapat merugikan pemerintah
karena merupakan salah satu sumber kebocoran
informasi pemerintah.

20 Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

5. UMKM Go Online

2015 2016 2017


Capaian Capaian
Target Realisasi Target Realisasi Capaian (%) Target Realisasi
(%) (%)
1 juta 12.507
------- ------- ------- ------- ------- ------- 1,2%
UMKM UMKM

Program Fasilitasi 8 Juta Usaha Mikro, Kecil, pencapaian konversi dari UMKM menjadi
Dan Menengah (UMKM) Go online bertujuan e-UMKM
menciptakan 8 Juta UMKM Indonesia untuk
5. Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan
masuk kedalam platform pasar online yang
dengan tim pelaksana untuk dapat
dimulai pada pertengahan tahun 2017.
menyesuaikan TOR yang paling efektif.
Pengertian dari Program fasilitasi 8 Juta
UMKM go online dengan melihat peran yang Untuk melaksanakan progran ini dilakukan
dimiliki Kemkominfo sebagai representasi tahapan kegiatan sebagai berikut:
Pemerintah adalah menginisiasi gerakan yang
1. Penyusunan Materi Edukasi
dilakukan bersama seluruh pihak terkait untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat termasuk Penyusunan Materi Edukasi dilakukan dalam
UMKM terhadap penggunaan platform pasar rangka menyusun secara bersama serta
online dan mendukung program platform meminta masukan dengan stakeholder
pasar online dalam menjadikan UMKM sebagai terkait untuk materi edukasi UMKM Go
merchant pada pasar online mereka Online Materi Edukasi yang dihasilkan
melalui : PSA, Instagram, Facebook, Video
Tahapan yang dilakukan mencakup : Animasi, dan Website alamat website: http://
umkmgoonline.id
1. Melakukan sosialisasi serta koordinasi
dengan pihak-pihak terkait secara internal
dan eksternal dalam mempersiapkan
pelaksanaan melalui Rapat Koordinasi/
Focus Group Discussion dan penyerahan
Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan
JUA
stakeholder untuk menjalin kerja sama
L
2. Menyusun strategi komunikasi dalam
meningkatkan awareness bagi adanya
program fasilitasi 8 juta UMKM go online
yang akan dilakukan hingga 2019

3. Melakukan edukasi dan pendampingan


bagi UMKM untuk melakukan pemasaran
produk secara online
BE

4. Melakukan rekapitulasi dengan pihak


LI

e-commerce players dalam memantau

Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017 21
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

Koordinasi Pembuatan Materi dilakukan a. Koordinasi Edukasi UMKM Go Online


dalam rangka menyusun secara bersama telah dilakukan terhadap : Marketplace,
serta meminta masukan dengan stakeholder IDEA,Pemda, Kemkop UKM, Kemenperin,
terkait untuk materi edukasi UMKM Go Kemendag, Kemenko Perekonomian,
Online. Koordinasi Pembuatan Materi PT Komunikasi Indonesia, dan Kemen
dilakukan dengan: Marketplace, Relawan TIK BUMN. Sementara kerjasama dan
dan Direktorat Penyediaan dan Pengelolaan koordinasi Edukasi UMKM Go Online
Informasi, Ditjen IKP dengan BUMN masih belum dilakukan.

2. Edukasi UMKM Go Online b. Perjanjian Kerjasama

Edukasi UMKM Go Online tahun 2017 sudah Perjanjian Kerjasama dilakukan dengan
dilakukan bekerjasama dengan Pemerintah berbagai stakeholder terkait untuk
Daerah dan Marketplace, terdapat 61 lokasi mengonlinekan pelaku UMKM.
yang dilaksanakan dengan jumlah peserta
Proses Perjanjian Kerjasama dilakukan
sebanyak 12.507 orang.
dengan:
Selama tahun 2017 telah dilaksanakan
• Buka Lapak (dilengkapi nomor MoU)
kegiatan sebagai berikut :
• Nurbaya Initiatives (dilengkapi
nomor MoU)

Kegiatan UMKM Go Online

600
2017
Tokopedia Lazada Bukalapak Blanja.com Shopee Blibli Nurbaya
500

400

300

200

100

0
Makasar

Semarang

Cimahi

Medan
Bogor Kota

Cirebon

Pemalang

Sukabumi

Batam

Palembang

Lombok Timur

Denpasar

Bekasi

Jambi

Semarang

Demak

Jakarta
Bandung Kota

Balikpapan

Samarinda

Solo

Kulon Progo

Pekalongan

Surabaya

Malang

Tangerang

Depok
Purwakarta

Pacitan

Pare-Pare

Lampung

Banda Aceh

Pangkalpinang

Bandung Barat
Bogor

22 Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

c. Implementasi Upaya perbaikan ke depan yang akan dilakukan


untuk mencapai target yang diharapkan adalah
Implementasi Edukasi UMKM Go
sebagai berikut :
Online tahun 2017 sudah dilakukan
bekerjasama dengan Pemerintah Daerah 1. Koordinasi dengan K/L dan stake holder
dan Marketplace seperti Blibli, shopee, serta memetakan kontribusi yang mungkin
Lazada, Nurbaya, Bukalapak, Tokopedia, dapat diberikan oleh setiap stake holder
dan Mataharimall , terdapat 61 lokasi
2. Materi kampanye dalam bentuk logo, iklan
yang dilaksanakan dengan jumlah
PSA, Video-video, press release, dan sosial
peserta sebanyak 12.507 orang.
media mulai di buat. Pembuatan materi
Kendala capaian rendah adalah: kampanye dilaksankan untuk meningkatkan
awareness masyarakat terhadap program
1. Infrastruktur (akses internet, kepemilikan
dan memanggil masyarakat untuk
gawai) tidak merata
berpartisipasi dalam program.
2. Masih rendahnya tingkat literasi digital
3. Pelaksanaan kegiatan direct, yang berupa
pelaku UMKM
roadshow serentak dibeberapa lokasi perlu
3. Pemahaman TIK dari UMKM yang rendah, dilakukan untuk mengevaluasi visbilitas
lebih suka jualan online di facebook dan pelaksanaan program.
instagram (social media)

Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017 23
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

6. Petani dan Nelayan Go Online


6.

2015 2016 2017

Capaian Capaian Capaian


Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi
(%) (%) (%)

300.000
333.515 petani dan
petani
-- -- -- -- -- -- nelayan yang teregister 110%
dan
di aplikasi
nelayan

Dalam mensukseskan fokus pembangunan ekonomi menjadi bangsa yang mandiri dan
pemerintah Indonesia tahun 2015 – 2019 --- mempunyai daya saing tinggi. Penerima manfaat
diantaranya adalah mendukung pencapaian program Petani dan Nelayan Go Online TA 2017
Nawacita 3 dan Nawacita 7, sejak tahun meliputi petani, kelompok petani, nelayan,
2017 Kementerian Kominfo merancang kelompok nelayan dan koperasi nelayan dan
program Ekonomi Kerakyatan Berbasis Digital, petani serta pelaku usaha di sektor kelautan
diantaranya program “Petani dan Nelayan Go dan perikanan di Provinsi Sumatera Utara, Jawa
Online” yang diharapkan dapat memberikan Timur dan Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan,
solusi atas permasalahan di sektor pertanian Jawa Barat.
dan perikanan dengan penggunaan teknologi
Melalui kegiatan pengembangan dan
informasi.
pemanfaatan Aplikasi Informasi Dasar bagi
Untuk mencapai target yang telah ditetapkan Nelayan (NELPIN) serta Marketplace Perikanan
dilaksanakan aktivitas atau milestone sebagai Online (ARUNA), Kominfo telah memfasilitasi
berikut : sebanyak 101.544 nelayan, kelompok
nelayan maupun koperasi perikanan untuk
1. Koordinasi dengan Kementan, KKP, Dinas
tergabung dalam aplikasi. Manfaat utama
pertanian, Dinas perikanan, dan Pemda di
penggunaan aplikasi/teknologi digital adalah
Sumut, Sumsel, Jabar, Jatim, dan Sulsel.
untuk menunjang pengusahaan nelayan
2. Fasilitasi penyusunan konsep materi serta meningkatkan kinerja sektor perikanan.
edukasi untuk petani dan nelayan melalui Kabupaten/Kota yang telah mendapatkan
FGD dengan narasumber. manfaat dari program ini antara lain : Kota
3. Pendampingan, edukasi di Aceh, Sumut, Banda Aceh, Kota Medan, Kabupaten Serdang
Jatim Jateng, Jabar dan Sulsel. Bedagai, Kota Batam, Kabupaten Pesawaran,
Kabupaten Subang, Kabupaten Pangandaran,
4. Fasilitasi pemanfaatan aplikasi di Sumut, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Banyuwangi,
Sumsel, Jabar, Jatim dan Sulsel. Kabupaten Gresik, Kabupaten Jember, Kota
5. Monev hasil pendampingan edukasi. Balikpapan, Kota Makassar dan Kabupaten
Maros.
Kominfo berkolaborasi aktif dengan KKP,
Kementerian Pertanian, serta pengembang Kementerian Kominfo berkolaborasi aktif
aplikasi sektor kelautan dan perikanan dan dengan Kementerian Pertanian, KKP, Bank
pertanian untuk dalam upaya meningkatkan BUMN, operator telekomunikasi, lembaga
produktivitas di sektor pertanian dan perikanan pembiayaan non bank, lembaga asuransi
sehingga memberikan peluang pertumbuhan serta pengembang aplikasi sektor pertanian,

24 Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

Screenshoot aplikasi petani teregister sejumlah : 231.971

kelautan dan perikanan, antara lain: Eragano, perikanan tangkap, dan jumlah perahu yang
8villages, Tanihub, limakilo, ARUNA, dalam terdapat di provinsi pilihan.
upaya untuk memutus rantai distribusi dan
Dalam rangka Fasilitasi Implementasi program
meningkatkan produktivitas di sektor pertanian
“Nelayan Go Online” telah dilakukan kegiatan di
dan perikanan sehingga memberikan peluang
3 Provinsi yang dipilih :Jawa Timur, Kabupaten
pertumbuhan ekonomi menjadi bangsa yang
Jember, tanggal 12 Juli 2017.Sulawesi Selatan,
mandiri dan mempunyai daya saing tinggi
Kabupaten Maros tanggal 19 Juli 2017; Kota
di tingkat global. Penerima manfaat program
Makassar tanggal 8 Agustus 2017.Sumatera
Petani dan Nelayan Go Online tahun 2017
Utara, Kota Medan tanggal 23 Agustus 2017;
meliputi petani, kelompok tani, gabungan
Kabupaten Serdang Bedagai tanggal 24
kelompok tani, nelayan, kelompok dan koperasi
Agustus 2017.
nelayan serta pelaku usaha di sektor pertanian,
kelautan dan perikanan di Provinsi Jawa Barat, Dalam memberikan solusi atas permasalahan
Jawa Tengah, Jawa Timur, Kabupaten Kupang, di sektor pertanian dengan memfasilitasi
Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan. pemanfaatan aplikasi yang tepat untuk
menunjang pengusahaan petani serta
Go Online akan dilakukan di 3 Provinsi, yaitu
kinerja sektor pertanian, meliputi : Fasilitasi
: Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Sumatera
Pemanfaatan Aplikasi Marketplace, Informasi
Utara, dengan target penerima manfaat adalah
Stok Nasional dan Penyuluhan Pertanian Online.
nelayan dengan kapal kurang dari 10 GT.
Dalam rangka menghadirkan solusi digital
Pemilihan lokasi dipilih berdasarkan kepadatan
untuk menyelesaikan isu-isu terkait petani, maka
rumah tangga usaha perikanan, jumlah produksi
Direktorat Pemberdayaan Industri Informatika

Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017 25
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

melakukan identifikasi pelaku industri yang yang sudah teregistrasi melalui aplikasi
bergerak di sector pertanian, diantaranya: Limakilo, dan eragano. Target tersebut dicapai
melalui kegiatan fasilitasi kepada pengembang
1. Eragano (pembelian kebutuhan produksi
aplikasi serta edukasi kepada 4.760 petani dan
pertanian, pendampingan budidaya,
nelayan.
Akses permodalan, asuransi pertanian,
marketplace pertanian) Adapun kendala yang dihadapi

2. TaniHub (pembelian kebutuhan produksi 1. Masih banyak petani dan nelayan yang
pertanian, akses permodalan, marketplace) tidak memiliki akses ke smart phone ;
3. LimaKilo (Marketplace pertanian) 2. Partisipasi yang rendah/kurangnya minat
4. 8village (penyuluhan pertanian) petani dan nelayan untuk bergabung dalam
program petani dan nelayan karena banyak
101.544 nelayan yang teregistrasi di aplikasi
yang belum terbiasa dalam menggunakan
nelayanpintar, dan aruna. Dan 231.971 petani
aplikasi mobile ;

26 Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

User Aplikasi Nelayan Aruna

6000

5000

4000

3000

2000

1000

0
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Total
Juli Agustus September Oktober November Desember
user
48.128

Nelayan App “Jale sveva J ayamahe , di L aut Ki ta


Jay a”

3. Kurangnya keterlibatan dari pemda/dinas dengan operator seluler dan perbankan ;


pertanian dan perikanan setempat dalam
3. Bekerjasama dengan pelaku industri
mengumpulkan petani dan nelayan di
informatika dalam persiapan materi edukasi
daerah target program.
agar disesuaikan dengan kompetensi
Solusi/langkah yang diambil untuk petani dan nelayan ;
permasalahan diatas :
4. Menjelaskan kepada pemda/dinas
1. Memprioritaskan pelaksanaan program pertanian dan perikanan terkait maksud
untuk petani dan nelayan yang sudah dan tujuan program ;
memiliki smartphone ; 5. Melakukan fasilitasi dan pendampingan
2. Memfasilitasi penyediaan smartphone edukasi pada daerah yang lebih terbuka
untuk petani dan nelayan melaui kerjasama dalam program ini terlebih dahulu ;

7. Peta Ekosistem Ekonomi Digital


7

2015 2016 2017


Capaian Capaian
Target Realisasi Target Realisasi Capaian (%) Target Realisasi
(%) (%)

-- -- -- -- -- -- 1 dokumen 1 dokumen 100%

Perkembangan di bidang Teknologi Informasi mampu menyebar secara luas di masyarakat,


dan Komunikasi (TIK) merupakan salah satu membentuk dan membangun bangsa yang
aspek penting yang mendorong pembangunan mandiri, cerdas dan inovatif.
nasional. Selain menjadi katalisator dari faktor
Pemerintah Indonesia mempunyai visi
produksi dan ekonomi, TIK juga berperan
pada tahun 2020 menjadi negara ekonomi
sebagai pendukung dalam perubahan sosioal
digital terbesar di Asia Tenggara dengan
budaya dalam berbagai aspek. Melalui TIK
memfokuskan pengembangan ekonomi digital.
juga, kemajuan ilmu pengetahuan yang

Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017 27
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

Sejalan dengan visi tersebut perlu adanya Dengan menggandeng Konsultan diadakan
kerjasama dan sinergi dari program prioritas kajian untuk menyusun Roadmap Digitalisasi
yang dimiliki di sektor Kementerian/Lembaga pada sektor-sektor strategis tersebut diatas,
untuk percepatan digitalisasi yang dapat secara spesifik tujuan yang hendak dicapai
meningkatkan ekonomi masyarakat Indonesia. adalah :

Kementerian Kominfo memiliki Program untuk 1. Memahami fondasi digital di sektor


menyusun Strategi Pendorong Digitalisasi Pada pertanian, ekonomi kreatif, pendidikan,
Sektor-Sektor Strategis. Progam ini bertujuan inklusi keuangan, kesehatan, transportasi/
untuk mendorong digitalisasi di 7 (tujuh) sektor logistik, dan pariwisata, termasuk faktor
strategis yaitu pertanian, ekonomi kreatif, yang menghambat dan mendukung
pendidikan, inklusi keuangan, kesehatan, digitalisasi.
transportasi/logistik, dan pariwisata.
2. Mengidentifikasi cara-cara untuk
Keluaran dari program ini adalah rekomendasi membantu kementerian yang membidangi
berupa inisiatif-inisiatif dalam bentuk sektor- sektor pada huruf a untuk dapat
roadmap yang dapat menjadi acuan dan meningkatkan kinerjanya melalui inisiatif
referensi Kementerian/Lembaga terkait digital, sesuai dengan rencana strategis
untuk melaksanakan program-program kerja serta praktik terbaik dari negara lain.
digitalisasi. 3. Memberikan alternatif rekomendasi untuk
setiap sektor sebagaimana ditetapkan pada
Digitalisasi atau proses transformasi bidang
huruf a dengan cara:
komunikasi dan informatika merupakan elemen
kunci akselerasi ekonomi. Direktorat Jenderal >> Mengakselerasi transformasi;
Aplikasi dan informatika mendefenisikan >> Menstimulasi perkembangan model
7 (tujuh) Sektor-sektor strategis yang bisnis yang dapat meningkatkan
bertransformasi yakni : perekonomian;

No Sektor Kementerian terkait

1 Pertanian Kementerian Pertanian

2 Ekonomi Kreatif Badan Ekonomi Kreatif

3 Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

4 Inklusi Keuangan Kementerian Keuangan dan atau Otoritas Jasa Keuangan

5 Kesehatan Kementerian Kesehatan

6 Transportasi/logistic Kementerian Perhubungan

7 Pariwisata Kementerian Pariwisata

28 Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

>> Mendorong inklusi serta mengurangi 5. Mengidentifikasi quick wins yang dapat
kesenjangan kekayaan; diimplementasikan pada akhir tahun 2017
>> Memungkinkan implementasi model Dari kajian tersebut maka dihasilkan roadmap
bisnis untuk dapat mendorong inisiatif digital pada sektor-sektor strategis
sinergi ekonomi yang pada akhirnya sebagai berikut:
dapat menghasilkan peningkatan
penghasilan. Adapun langkah selanjutnya yang akan
4. Mengembangkan peta jalan yang dilakukan pada tahun 2018 yakni implementasi
menunjukkan langkah-langkah bagi Roadmap yang telah disusun. Dengan
Kominfo dan kementerian yang mendorong instansi strategis terkait untuk
membidangi sektor untuk melaksanakan melaksanakan Quickwins tersebut. Sehingga
inisiatif antara sekarang dan akhir tahun mencakup tahapan mobilisasi, aktivasi,
2019. penerapan, dan evaluasi. Apabila keempat
tahapan tersebut dapat dilaksanakan tanpa ada
hambatan maka akan dilanjutkan dengan tahap
masifikasi atau penggunaan secara nasional.

Logistik dan
Pencapaian Pertanian transportasi Pendidikan
puncak A1 L1 E1
Strategi pendidikan
Pertanian presisi Lelang terbalik
16 inisiatif digital
A2 L2 E2
kunci Hub Pertanian digital
Perluasan sistem
Inaportnet
Distribusi konten
pendidikan digital
dan A3 Peningkatan keuangan E3 Mendorong pelatihan
11 quick mikro guru digital

wins Aq1 Penilaian kompetensi Lq1 Mengumpulkan data


lalu lintas secara
Eq1 Identitas nasional dan
digital nilai
Telah Aq2 Peningkatan start up
mobile
Eq2
Forum guru digital
diidentifikasi dibidang pertanian

Inklusi Ekonomi
Kesehatan Pariwisata keuangan kreatif
H1 T1 F1 Peningkatan keuangan C1
Pengumpulan data Ketersediaan kartu Platfom pencarian
secara mobile sim di titik kedatangan mobile fasilitas kreatif
H2 Konektivitas bagi T2 Kartu sim dengan F2 C2
E-KYC ujung ke ujung Sistem IP digital
puskesmas offline informasi real time
Hq1 Peningkatan Tq1 Manajemen aplikasi Fq1 Dasboard inklusi Cq1 Penilaian kompetensi
partisipasi dari BPJS pencarian pengalaman keuangan pemerintah digital
Tq2 Penilaian kompetensi Fq2 Peningkatan solusi
digital dari Fintech

Roadmap Digitalisasi Sektor Strategis

Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017 29
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

Pemimpin

Ringkasan inisiatif prioritas Pendukung

Inisiatif Prioritas Masalah yang diselesaikan Dampak


Unit Nilai
Lainnya
Sektor
A1 Pertanian yang presisi Produksi yang rendah mempengaruhi pendapatan petani PDB 1.4 b$ swasta

A2 Hub digital pertanian Informasi terkait sumber data pertanian yang terpisah Petani 1.25 M Startups

$ 120,000 Startups,
A3 Peningkatan keuangan mikro Keterbatasan pendanaan bagi petani Petani OJK
investment
Biaya logistic yang tinggi mengakibatkan harga barang Biaya Sektor
L1 Lelang terbalik $ 386M
juga naik logistik swasta

Biaya
L2 Perluasan inaportnet Implementasi inaportnet belum dilakukan di semua titik $ 7.8M
logistik
Keterbatasan akses untuk materi pendidikan yang Ministry
E1 Strategi pendidikan digital Pelajar 250k
berkualitas terutama di area luar int. affairs

Ministry
E2 Distribusi konten digital Keterbatasan kapasitas untuk akses bahan pendidikan Pelajar 250k int. affairs

Mendorong pelatihan guru Kemampuan TIK guru merupakan hal yang utama untuk Ministry
E3 Pelajar 250k
digital mendorong digitalisasi int. affairs

Pengumpulan data secara Keterbatasan untuk akses informasi kesehatan di area Sektor
H1 Orang 1.1 M
mobile pedesaan swasta

Konektifitas untuk puskesmas Konektivitas yang masih kurang untuk lebih dari 6000
H2 Puskesmas 6,000
offline puskesmas
Wisatawan asing membutuhkan konektivitas dengan harga Bandara
T1 Kartu sim di titik kedatangan PDB $ 29M
yang murah saat berkunjung ke Indonesia dan Telkom

Kartu sim dengan informasi Telkom dan


T2 Tidak ada informasi pemasaran secara real time PDB $ 165M
real time biro wisata

OJK, BI,
F1 Peningkatan keuangan mobile Akses pelayanan keuangan terbatas di area pedesaan Orang 10 M Telkom

OJK, BI,
F2 E-KYC ujung ke ujung Kebutuhan akan kehadiran fisik dalam proses E-KYC Orang 3M Telkom

Platfom pencarian fasilitas


C1 Keterbatasan lahan fisik bagi bisnis kreatif Bisnis 340k Startups
kreatif
Registrasi yang kompleks Intellectual Property bagi
C2 Sistem IP digital Bisnis 900k
pelaku usaha kreatif

Instansi pelaksana Roadmap

30 Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

Mobilisasi
Mendirikan anggota projek Penerapan
Alokasi tugas dan tanggung jawab Assist the execution of the digital
Membangun pemerintahan projek initiatives and quick wins
Steer scoping of new initiatives

Aktivasi Evaluasi
Mendetilkan rencana waktu untuk setiap inisiatif Evaluasisecaraberkesinambunganmanfaat
Alokasi sumber daya dan biaya untuk bidang pekerjaan dan realisasi untuk setiap quick wins dan
inisiatif

8. Implementasi Roadmap e-Government Tahap II


8.

2015 2016 2017


Capaian Capaian Capaian
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi
(%) (%) (%)

------- ------- ------- 7 inisiatif 6 inisiatif 83% 8 inisiatif 4 inisiatif 50%

Dalam mendukung Nawacita Poin 1 dan 2, telah Pelaksanaan roadmap e-government telah
disusun rancangan roadmap e-Government dimulai pada tahun 2016 dan akan diakhiri
sebagai kerangka untuk optimasi penggunaan pada tahun 2019, dengan telah ditentukan
Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam inisiatif program pada tiap tahunnya dengan
meningkatkan kepuasan publik atas kualitas jasa melibatkan instansi terkait selaku leading
layanan Pemerintah, mendukung pertumbuhan sektor dari inisiatif dengan didukung kebijakan
ekonomi, meningkatkan keterlibatan dan dasar, berupa Perpres untuk pelaksanaannya.
kepercayaan publik, serta meningkatkan kinerja Kementerian Kominfo berperan sebagai leading
pelayanan publik. sektor untuk inisiatif yang menjadi tugas dan
fungsinya dan sebagai fasilitator untuk inisiatif
Ruang lingkup pelaksanaannya dengan
yang dijalankan oleh instansi lain.
berbagai sistem digitalisasi/elektronik, tata
kelola kelembagaan dan proses pemerintah Roadmap ini direncanakan akan menjadi
secara high-level, untuk mendukung bagian tidak terpisahkan dari Rancangan
pencapaian agenda pembangunan Nasional Peraturan Presiden terkait e-Government
(NawaCita) melalui: Peningkatan kepuasan yang masih dalam tahap pembahasan di
publik atas kualitas pelayanan pemerintah (G2C Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
dan G2B); Peningkatan efisiensi proses intra dan dan Reformasi Birokrasi. Berikut visualisasi
antar instansi pemerintahan (G2G dan G2E). Roadmap e-Government Nasional 2016-2019:

Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017 31
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

Dari Roadmap di atas, tidak semua inisiatif Uraian dari 8 inisiatif adalah sebagai berikut:
menjadi inisiasi Ditjen Aptika. Dalam beberapa
1. Inisiator
inisiatif, peran Kementerian Kominfo hanya
sebagai fasilitator agar inisiatif tersebut dapat Penyelenggaraan Layanan e-Office
berjalan sebagaimana mestinya. (siMAYA)

Sejak terumuskannya Roadmap e-Government Ditjen Aplikasi Informatika telah


Nasional 2016-2019, maka Ditjen Aptika mengembangkan aplikasi perkantoran
mulai merumuskan program kegiatan untuk yang diberi nama siMAYA.  Aplikasi ini
mendukung roadmap tersebut. Sehingga pada merupakan digitalisasi dari Peraturan
2017, Ditjen Aptika melaksanakan kegiatan- Menteri PAN dan RB Nomor 6 Tahun 2011
kegiatan sebagai berikut: tentang Tata Naskah Dinas Elektronik
(TNDE) di Lingkungan Instansi Pemerintah.
1. Inisiator
Implementasi siMAYA menggunakan
Implementasi Layanan e-Office. metode cloud computing, sehingga instansi
yang akan mengimplementasikan tidak
2. Fasilitator
perlu menyediakan infrastruktur khusus
›› Sistem Informasi PNS Data Management (server, hosting, dll) untuk menggunakan
›› Sistem Informasi Administrasi aplikasi ini. Ditjen Aptika akan membuatkan
Kependudukan satu akun user admin untuk setiap
›› Integrasi Pelaporan Ekspor-Impor instansi dan admin-admin tersebut akan
bertanggung jawab terhadap pembuatan
›› e-Budgeting Dana Desa.
akun-akun baru di masing-masing instansi.
›› Fasilitasi Sistem Informasi Penunjang
Pertanian. Statistik Penggunaan siMAYA hingga
›› Fasilitasi Sistem Informasi Penunjang Desember 2017:
Perikanan. 2. Fasilitator
›› Sistem Informasi Imunisasi.
a. Sistem Informasi PNS Data Management.

32 Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

PNS data management merupakan proses Untuk mewujudkan kondisi yang diharapkan
konsolidasi data kepegawaian nasional sesuai dengan Roadmap e-Government,
menjadi satu sistem informasi kepegawaian yaitu terwujudnya aplikasi berbagi pakai
yang terintegrasi dan digunakan bagi nasional untuk layanan kepegawaian,
seluruh badan pemerintahan secara maka untuk selanjutnya perlu dilakukan
nasional. Penyusunan konsep requirement aplikasi
berbagi pakai data nasional
Para pemangku kepentingan dalam
inisiatif ini adalah Badan Kepegawaian
Negara (BKN), Kementerian Komunikasi
dan Informatrika, dan Kementerian
Pemberdayaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi. BKN bertindak sebagai
Leading Sector terkait program ini.

Ditjen Aptika melakukan beberapa langkah


dalam memfasilitasi kegiatan ini, yaitu:

1. Pemetaan peran dan fungsi para


pemangku kepentingan
2. Melakukan Studi Literatur.
3. Asessmen Permasalahan
4. Analisa Hasil Asessment Permasalahan
5. Solusi Alternatif
6. Rekomendasi Solusi Terbaik
7. Monitoring dan Evaluasi Solusi Terpilih
Rapat Pembahasan Sistem Informasi PNS Data
Management

Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017 33
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

a. Sistem Informasi Administrasi ›› FGD Pembahasan MoU Pemanfaatan


Kependudukan (SIAK). Data Kependudukan Kementerian
Dalam Negeri untuk mendukung
Pada tahun 2017 telah dilakukan koordinasi
layanan publik
internal Aptika terkait potensi sinergi
program pengembangan e-government ›› FGD Implementasi Sistem Informasi
dengan pemanfaatan Data Kependudukan Administrasi Kependudukan untuk
dalam SIAK. Dilanjutkan Pertemuan dengan mendukung Layanan Pencatatan
Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Kelahiran dan Penerbitan Kartu
Kemdagri untuk mendapatkan komitmen Indentitas Anak
kerjasama, dan koordinasi pembahasan ›› FGD Model impelementasi Pelayanan
dengan pihak terkait. Namun Ujicoba teknis Akta Kelahiran dan Kematian secara
tidak dilakukan dikarena keterbatasan Online
waktu dan sumberdaya. Dari kegiatan-kegiatan tersebut, maka dapat
dipetakan peran Kementerian Komunikasi
Para pemangku kepentingan dalam inisiatif
dan Informatika dalam mendukung Sistem
ini adalah Kementerian Dalam Negeri,
Informasi Administrasi Kependudukan,
Kementerian Komunikasi dan Informatika,
antara lain:
dan Kementerian Pemberdayaan dan
Perlindungan Perempuan dan Anak. Leading 1. Interoperabilitas, dengan
Sector inisiatif ini adalah Kementerian menggunakan aplikasi/sistem yang
Dalam Negeri. ada di Direktorat e-Government
(Mantra, PNSBox,
Ditjen Aptika melakukan beberapa kegiatan
guna memfasilitasi program ini, yaitu: 2. Pemanfaatan Sertifikat Elektronik,
termasuk pembuatan dokumen legal
›› Koordinasi Pemanfaatan Data digital dan tanda tangan elektronik.
Kependudukan Kementerian Dalam
3. Pendaftaran Sistem Elektronik
Negeri untuk mendukung layanan
publik

34 Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

c. Integrasi Pelaporan Ekspor-Impor. (single decision making for custom release


and clearance cargoes).
Dikembangkannya ekosistem “National
Single Window”, yaitu layanan tunggal Dari hasil rapat-rapat koordinasi dengan
elektronik untuk memfasilitasi pengajuan stakeholder terkait, maka didapati beberapa
informasi standar guna menyelesaikan hal, yaitu:
semua pemenuhan persyaratan dan
ketentuan, serta semua kegiatan yang ›› Akurasi informasi aktivitas ekspor
terkait dengan kelancaran arus barang import, dengan resume informasi
ekspor, impor, dan transit, dalam rangka sebagai berikut :
meningkatkan daya saing nasional. Peran »» Sistem Elektronik INSW akan
Kemenkominfo dalam program ini adalah memasuki generasi kedua, dengan
sebagai Fasilitator koordinasi stakeholder menerapkan metode single
yang terkait dengan implementasi sistem submission of data & information
elektronik INSW di sepanjang tahun 2017. (SSM).
»» Implementasi SE INSW belum
Para pemangku kepentingan dalam
dilakukan di seluruh border di
inisiatif ini adalah Kementerian Koordinator
Indonesia (masih 20%), dengan
Perekonomian, Kementerian Keuangan,
prioritas implementasi di border
INSW, Kementerian Perdagangan,
yang memiliki aktifitas kegiatan
Kementerian Komunikasi dan Informatika,
import barang yang tinggi.
dan Kementerian Perindustrian.. Leading
Sector inisiatif ini adalah Kementerian »» SE INSW saat ini masih bersifat
Koordinator Perekonomian. transaksional, dan akan dilakukan
integrasi dengan bea cukai dan BPS
Pelaporan Ekspor – Import berdasarkan untuk mengakomodir kepentingan
Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2008 statistik. Target implementasi di
tentang Penggunaan Sistem Elektronik tahun 2019;
dalam Kerangka Indonesia National Single
»» Peran Kemkominfo diharapkan bisa
Window, di fasilitasi oleh sebuah sistem
melakukan :
yang disebut dengan “Sistem Elektronik
 fasilitasi infrastruktur seperti
Indonesia National Single Window” dimana
internet dan intranet di border-
pengelolanya disebut dengan “Pengelola
border dimana SE INSW akan
Portal Indonesia National Single Window
diimplementasikan;
(PP INSW)”.
 fasilitasi regulasi terkait metadata
Sistem Elektronik Indonesia National dan pertukaran data;
Single Window (INSW) adalah sistem
 fasilitasi dengan dinas kominfo
nasional indonesia yang memungkinkan
terkait implementasi SE INSW
dilakukannya suatu penyampaian data dan
di daerah yang membutuhkan
informasi secara tunggal (single submission
infrastruktur TIK. Untuk daerah
of data and information), pemrosesan data
penyiapan infrastruktur TIK
dan informasi secara tunggal dan sinkron
menjadi tugas dari dinas kominfo.
( single and synchronous processing of
»» Hambatan implementasi SE INSW
data and information), dan pembuatan
tidak hanya faktor teknis, hambatan
keputusan secara tunggal untuk pemberian
faktor non teknis seperti tidak
izin kepabeanan dan pengeluaran barang
seragamnya proses bisnis untuk

Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017 35
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

satu kegiatan menjadi tantangan Semua anggaran dialokasikan ke Smart City.


tersendiri.
f. Fasilitasi Sistem Informasi Penunjang
›› Sistem Elektronik INSW telah
Perikanan.
terintegrasi di 18 instansi pemerintah
yang dilakukan oleh Pengelola Portal Para pemangku kepentingan dalam inisiatif
INSW secara bertahap sejak tahun ini adalah Kementerian Kelautan dan
2008. Perikanan, Kementerian Komunikasi dan
Informatika, BIG, dan BPS. Leading Sector
d. e-Budgeting Dana Desa.
inisiatif ini adalah Kementerian Kelautan
Para pemangku kepentingan dalam dan Perikanan.
inisiatif ini adalah Kementerian Keuangan,
Kementerian Komunikasi dan Informatika, Terintegrasinya sistem aplikasi yang ada
Kementerian Dalam Negeri, Kementerian di sektor pertanian untuk memberikan
Pembangunan Desa tertinggal dan informasi yang akurat tentang sektor
Transmigrasi, Badan Perencanaan pertanian seperti lahan, produksi, harga,
Pembangunan Nasional, Badan Pengawasan ketersediaan dan kebutuhan pangan dll.
Keuangan dan Pembangunan. Leading Sistem ini diharapkan dapat memberikan
Sector inisiatif ini adalah Kementerian informasi secara cepat dan akurat bagi
Keuangan. pengambil kebijakan dan stakeholder
lainnya. Program tidak dijalankan, karena
e-Budgeting Dana Desa merupakan Semua anggaran masuk ke dalam Kebijakan
Sistem informasi manajemen keuangan Self Blocking.
ditingkat desa. Sistem ini dikembangkan
untuk mengelola keuangan desa mulai g. Sistem Informasi Imunisasi.
dari perencanaan, penyerapan, hingga Para pemangku kepentingan dalam
pelaporannya secara berjenjang hingga inisiatif ini adalah Kementerian Kesehatan,
tingkat pusat. Program Tidak dilanjutkan, Kementerian Komunikasi dan Informatika,
karena sisa anggaran dialokasikan ke Smart Kementerian Dalam Negeri, dan BPS.
City. Leading Sector inisiatif ini adalah
Kementerian Kesehatan.
e. Fasilitasi Sistem Informasi Penunjang
Pertanian. Sistem informasi imunisasi merupakan
Para pemangku kepentingan dalam sistem berbasis kependudukan yang
inisiatif ini adalah Kementerian Pertanian, digunakan bagi layanan kesehatan
Kementerian Komunikasi dan Informatika, masyarakat khususnya dalam program
Kementerian Perdagangan, Kementerian imunisasi bagi Ibu hamil, anak dan
Perindustrian, BIG, LAPAN, BPS, BULOG, penduduk lainnya yang memerlukan.
BMKG. Leading Sector inisiatif ini adalah Sistem ini akan menggunakan manual
Kementerian Pertanian. dan elektronik dan berfungsi sebagai alat
kontrol bagi pemerintah untuk memastikan
Sebuah sistem atau aplikasi yang akan setiap sasaran program imunisasi yang
memberikan informasi pada sektor kelautan tepat dan sesuai jadwal. Selain itu dapat
dan perikanan seperti harga pasar untuk sebagai pengingat jadwal imunisasi dan
benih, ikan, dll. Selain itu sistem tersebut peringatan jika jadwal terlewat. Peran
harus dapat juga memberikan informasi Kemenkominfo dalam program ini adalah
penunjang bagi aktivitas kelautan dan sebagai Fasilitator program.
perikanan. Program tidak dijalankan, karena

36 Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

9. Jumlah Peraturan Perundang-undangan di bidang Aplikasi dan informatika


9.

2015 2016 2017

Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian (%) Target Realisasi Capaian
(%) (%)
------- ------- ------- ------- ------- ------- 2 draft 2 draft peraturan 100%
peraturan (Draft revisi PP PSTE
dan Draft RUU TCI)

A. RUU TCI (Tata Cara Intersepsi) lebih lanjut mengenai tata cara intersepsi
diatur dengan Peraturan Pemerintah
diajukan judicial review ke Mahkamah
Hak Privasi dalam berkomunikasi dan
Konstitusi oleh Anggara dkk bahwa Pasal
berinformasi adalah Hak Azasi Manusia
31 ayat (4) UU ITE tersebut bertentangan
yang dilindungi berdasarkan Undang-
dengan Pasal 28J ayat (2) UUD 1945
Undang Dasar Negara Republik Indonesia
oleh karenanya Hukum Acara atau Tata
Tahun 1945. Dalam kaitannya dengan
Cara Penyadapan/Intersepsi harus
Informasi dan transaksi elektronik, hak
diatur dengan Hukum Acara Pidana atau
privasi tersebut juga dipertegas dalam
Undang-Undang Penyadapan Tersendiri.
Pasal 31 ayat (1) dan ayat (2) Undang-
Atas permohonan judicial review tersebut,
Undang No. 11 Tahun 2008 tentang
Mahkamah Konstitusi mengabulkan
Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE)
permohonan para pemohon untuk
mengatur mengenai larangan intersepsi
seluruhnya dan menyatakan bahwa Pasal
atau penyadapan. Namun hak privasi yang
31 ayat (4) UU ITE bertentangan dengan
merupakan hak pribadi tersebut tidak
Undang-Undang Dasar Negara Republik
bersifat mutlak sehingga keberlakuannya
Indonesia Tahun 1945, dan Pasal 31 ayat
dibatasi oleh kepentingan yang lebih
(4) UU ITE tidak mempunyai kekuatan
besar yaitu demi kepentingan bangsa
hukum mengikat.
dan kepentingan negara, khususnya
dalam rangka penegakan hukum atas Dalam rangka melaksanakan Putusan
permintaan kepolisian, kejaksaan, dan/ Mahkamah Konstitusi tersebut, dalam
atau institusi penegak hukum lainnya Pasal 31 ayat (4) Undang –Undang No.
yang ditetapkan berdasarkan undang- 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas
undang sebagaimana di atur dalam Pasal UU ITE mengatur bahwa ketentuan lebih
31 ayat (3) UU ITE. lanjut mengenai tata cara intersepsi
diatur dengan undang-undang sehingga
Dalam pelaksanaanya (tata cara),
ditegaskan kembali bahwa pengaturan
kewenangan untuk melakukan intersepsi
mengenai tata cara intersepsi harus
dan/atau penyadapan oleh Aparat
dengan undang-undang.
Penegak Hukum harus dijamin sesuai
dengan prinsip negara hukum dan Dalam rangka penyusunan RUU tentang
demokrasi yang melindungi Hak Asasi Tata Cara Intersepsi (RUU TCI), pada akhir
Manusia dan kepastian penegakan tahun 2016 telah mengusulkan RUU TCI
hukum (due process of law). Penegasan masuk sebagai salah satu RUU Prolegnas
tersebut dapat terlihat ketika Pasal 31 RUU Prioritas tahun 2017 kepada
ayat (4) UU ITE yang mengatur ketentuan Kementerian Hukum dan HAM melalui

Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017 37
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

Surat Menteri Kominfo Nomor 1894/M. tata cara intersepsi diakomodir dalam
KOMINFO/HK.01.01/12/2016 tanggal RUU KUHAP yang sedang disusun oleh
8 Desember 2016. Akan tetapi RUU TCI Kemenkumham.
tidak masuk dalam Program Legislasi
Dalam rangka penyusunan materi
Nasional Tahun 2015-2019 dan Program
muatan tata cara intersepsi yang
Legislasi RUU Prioritas Tahun 2017
akan diakomodir dalam RUU KUHAP,
serta bukan termasuk kriteria Kumulatif
Kementerian Kominfo telah mengajukan
Terbuka. Konsekuensinya RUU TCI belum
permintaan nama Panitia Antar
menjadi prioritas untuk dibahas bersama
Kementerian kepada instansi terkait (ref.
dengan DPR.
Surat Menteri Kominfo No. S-211/M.
Dengan tidak masuknya RUU TCI dalam KOMINFO /HK.01.02/02/2016 tanggal
Program Legislasi Nasional Tahun 2015- 13 Februari 2017). Menindaklanjuti
2019 dan Program Legislasi RUU Prioritas permintaan tersebut, beberapa Instansi
Tahun 2017 serta bukan termasuk kriteria terkait telah menyampaikan nama-nama
Kumulatif Terbuka, Strategi penyusunan sebagai Panitia Antar Kementerian
RUU TCI sebagai berikut: RUU TCI, antara lain: Kementerian
Sekretariat Negara, Kementerian Hukum
4. Mengajukan ijin prakarsa kepada
dan HAM, Mahkamah Agung, Badan
Presiden dengan RUU TCI sebagai
Intelijen Negara, Badan Pengkajian
RUU Tersendiri. Penyusunan
dan Penerapan Teknologi. Selanjutnya,
RUU TCI dapat dilakukan melalui
Menteri Komunikasi dan Informatika
permohonan izin prakarsa kepada
telah menetapkan Pembentukan Panitia
Presiden yang selanjutnya diusulkan
Antar Kementerian Penyusunan Materi
ke DPR untuk masuk dalam Program
Penyadapan/Intersepsi melalui Surat
Legislasi Nasional Tahun 2015-2019.
Keputusan Menteri Komunikasi dan
Pengajuan Permohonan izin prakarsa
Informatika RI Nomor 684 Tahun 2017.
tersebut harus disertai penjelasan
Panitia Antar Kementerian penyusunan
mengenai konsepsi pengaturan
RUU TCI fokus mempersiapkan materi
Rancangan Undang-Undang,
muatan, kelengkapan persyaratan,
yang meliputi urgensi dan tujuan
sekaligus melakukan koordinasi
penyusunan; sasaran yang ingin
antar kementerian/lembaga sebagai
diwujudkan; pokok pikiran, lingkup,
langkah penyamaan persepsi di tingkat
atau objek yang akan diatur; dan
Pemerintah. Adapun Materi muatan tata
jangkauan serta arah pengaturan
cara intersepsi yang telah dirumuskan dan
sesuai dengan ketentuan peraturan
dibahas oleh Panitia Antar Kementerian
perundang-undangan;
Penyusunan Materi Penyadapan/
5. Mengusulkan kepada Kemenkumham Intersepsi meliputi: (1) Ketentuan Umum;
agar materi muatan tata cara intersepsi (2) Kewenangan Melakukan Intersepsi;
diakomodir dalam RUU KUHAP yang (3) Pelaksanaan Intersepsi; (4) Alat Dan
sedang disusun dan Perangkat Intersepsi; (5) Kewajiban
Penyelenggara Sistem Elektronik; (6)
Dari 2 (dua) strategi tersebut, Menteri Pusat Intersepsi Nasional; (7) Komisi
Kominfo memilih strategi penyusunan Pengawas Intersepsi Nasional; (8) Hasil
RUU TCI dengan mengusulkan kepada Intersepsi; (9) Biaya; (10) Larangan Dan
Kemenkumham agar materi muatan Sanksi; (11) Ketentuan Peralihan.

38 Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

Dengan telah dirumuskannya materi dibahas dalam rapat antar


muatan tata cara intersepsi oleh pimpinan tinggi.
tim PAK, selanjutnya Kominfo telah
b. Pengaturan Tata Cara Intersepsi
beberapa kali rapat koordinasi dengan
dalam RUU Penyadapan yang
melibatkan Direktur Perancangan,
diinisiasi oleh DPR
Ditjen Peraturan Perundang-Undangan
Kemkumham, Direktur Harmonisasi II, Apabila Pengaturan Tata
Ditjen Peraturan Perundang-Undangan Cara Intersepsi dalam RUU
Kemkumham, Kepala Pusat Penyusunan Penyadapan yang diinisiasi oleh
Undang-Undang DPR-RI, Kepala Pusat DPR maka pemerintah harus
Perencanaan Hukum Nasional, BPHN menyiapkan Daftar Inventarisir
dan Kepala Biro Hukum, Kementerian Masalah (DIM) dan tanggapan
Sekretariat Negara dengan hasil sebagai atas draft RUU dimaksud dengan
berikut: berpedoman pada RUU TCI yang
telah disusun oleh Pemerintah.
1. RUU KUHAP masuk dalam program
Menindaklanjuti hal tersebut, telah
legislasi Nasional Tahun 2015-2019
dilakukan Diskusi Kelompok Terarah
dan merupakan inisiatif DPR.
(FGD) Tata Cara Intersepsi atas Transmisi
2. Pembahasan RUU KUHAP masih
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
membutuhkan waktu yang lama;
Elektronik Dalam Hukum Acara Pidana
3. Ditjen PP Kemenkumham sedang dalam rangka penajaman strategi
melakukan kajian mengenai amanat penyusunan dengan melibatkan
Pasal 31 ayat (4) UU No. 19 Tahun Kementerian Hukum dan HAM, Badan
2016 tentang Perubahan atas UU ITE, Keahlian DRP-RI (Koordinator Perancang
apakah harus dalam undang-undang Peraturan Perundang-Undangan bidang
tersendiri atau dapat digabungkan Polhukham), Kejaksaan Agung, Kepolisian
dengan undang-undang lain Daerah Sumatera Utara, Akademisi dari
(KUHAP). Fakultas Hukum USU, Fakultas Hukum UI,
4. Diinformasikan juga bahwa, saat ini SAM Bidang Hukum, Direktorat Keamanan
Komisi III DPR-RI sedang menyiapkan Informasi, Balai Monitor Medan dengan
RUU tentang penyadapan dan akan hasil pembahasan strategi penyusunan
diusulkan masuk dalam Prolegnas. menggunakan pendekatan aspek positif
5. Beberapa kesimpulan dalam rapat: dan aspek negatif sebagai berikut
sebagai berikut:
a. Pengaturan Tata Cara Intersepsi
dalam RUU KUHAP 1. Materi muatan tata cara intersepsi
Apabila pengaturan Tata Cara Bagian dari RUU KUHAP dengan
Intersepsi masuk dalam RUU pertimbangan Tata Cara Intersepsi
KUHAP maka pemerintah harus menjadi pedoman untuk APH
menunggu pembahsan RUU (alat bukti pengadilan) dan RUU
KUHAP yang masih lama terlebih KUHAP masuk dalam Prolegnas
lagi tidak masuk prolegnas 2015-2019. Akan tetapi perlu
prioritas tahun 2017. Namum menjadi pertimbangan juga bahwa
apabila pengaturan TCI bersifat apabila muatan tata cara intersepsi
segera maka diusulkan agar Bagian dari RUU KUHAP akan

Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017 39
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

bersinggungan dengan kewenangan RUU Penyadapan Inisiatif DPR telah


beberapa lembaga (pembahasan dilakukan Rapat koordinasi awal strategi
alot dan makan waktu yang lama) pembahasan materi intersepsi bersama
dan pelaksanaanya harus menunggu Badan Keahlian DPR pasca penetapan
RUU KUHP selesai serta dalam Program Legislasi Tahunan 2018 dengan
pelaksanaanya dapat dikecualikan hasil rapat sebagai berikut:
dengan undang-undang khusus
1. Badan Keahlian DPR menyampaikan
(RUU KUHAP menjadi umbrella rule).
informasi bahwa RUU Penyadapan
2. Materi muatan tata cara intersepsi
inisiatif DPR telah masuk dalam
menjadi RUU Tersendiri (Masuk
Program Legislasi Prioritas Tahun
dalam RUU Penyadapan Inisiatif
2018.
DPR) dengan pertimbangan RUU
2. Badan Keahlian DPR telah
Penyadapan Telah ada Naskah
menyiapkan naskah akademis dan
Akademik dan Draft RUU, RUU
draft RUU Penyadapan. Selanjutnya
Penyadapan diusulkan masuk
akan dipaparkan kepada Komisi 3
Perubahan Prolegnas 2015-2019
(jika diminta).
dan Proleg Prioritas Tahun 2018,
Telah diajukan Uji Publik, Dapat 3. Proses penyusunan RUU Penyadapan
mengakomodir diluar proses inisiatif DPR telah melewati proses
penyidikan dalam rangka penegakan pembahasan di beberapa kota dan
hukum dan Dapat memuat ketentuan hasilnya telah ditampilkan draft
teknis berkaitan dengan penyadapan di website DPR untuk mendapat
seperti sertifikasi standar perangkat masukan dari publik.
intersepsi. 4. Pemerintah telah menyusun RUU Tata
3. Materi muatan tata cara intersepsi Cara Intersepsi sejak Tahun 2010 dan
menjadi bagian dari pengaturan telah dilakukan pembahasan dengan
perlindungan privasi (RUU PDP) beberapa instansi terkait antara
dengan pertimbangan RUU PDP lain Instansi Penegak Hukum dan
Masuk prioritas tahun 2018. Akan beberapa kementerian terkait.
tetapi perlu menjadi tertimbangan 5. Badan Keahlian DPR menyambut
juga bahwa Pengaturan tentang PDP baik atas inisiatif draft insiatif
dengan TCI dua hal yang berbeda Pemerintah dan terbuka untuk
dan PDP yang diatur adalah Materil menerima masukan dan tanggapan
nya sedangkan TCI adalah ketentuan untuk kesempurnaan Draft RUU
formil. Penyadapan yang disiapkan Badan
Dari beberapa opsi penyusunan Keahlian DPR sebelum Draft RUU
tersebut, Kementerian Kominfo memilih diajukan kepada Komisi 3.
opsi materi muatan tata cara intersepsi 6. Tindak lanjut tersebut bisa diawali
menjadi RUU Tersendiri (Masuk dalam pertemuan tim kecil Pemerintah
RUU Penyadapan Inisiatif DPR. dan DPR untuk membahas
matriks sandingan RUU TCI
Menindaklanjuti pilihan strategi
inisiatif pemerintah dengan RUU
penyusunan materi muatan tata cara
Penyadapan inisiatif DPR. Apabila
intersepsi menjadi RUU Tersendiri/
dipandang perlu dapat dilakukan

40 Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

FGD dengan beberapa operator dan Pusat Intersepsi Nasional


pakar/praktisi untuk membahas hal-
c. Jenis kejahatan dan persyaratan
hal teknis.
tindak pidana yang dapat
7. Pihak Kementerian Hukum dan HAM menggunakan upaya
menyampaikan agar DPR segera penyadapan.
menyampaikan naskah akademis dan
d. Prosedur pelaksanaan intersepsi
draft RUU tersebut agar pemerintah
khususnya mekanisme
dapat menindaklanjuti pembahasan
penetapan pengadilan atau izin
DIM RUU Penyadapan tersebut.
pengadilan.
Sementara itu sambil menunggu
Surat Presiden penunjukan e. Mekanisme penyimpanan dan
kementerian/lembaga (K/L) yang penampilan hasil intersepsi
ditunjuk untuk menyusun RUU ini f. Jenis upaya hukum keberatan
bersama DPR. terhadap sah atau tidaknya
8. Kementerian yang menyusun materi pelaksanaan penyadapan
penyadapan adalah Kominfo yang
2. Dari hasil materi yang telah
mana biasanya bermitra dengan
diidentifikasi tersebut, Pemerintah
Komisi 1. Sedangkan pengusul
dan Badan Keahlian DPR telah
RUU Penyadapan adalah Komisi 3
mensinkronkan dan akan disesuaikan
maka strategi yang paling konkret
dalam rumusan RUU Penyadapan
adalah bisa saja pengusul dan
yang disusun oleh Badan Keahlian
pembahas Komisi 3 dengan Presiden
DPR. Selanjutnya DPR akan
menugaskan tim pemerintah
menyampaikan hasil rumusan
yang terdiri dari Kemenkumham,
tersebut untuk dibahas kembali
Kemensetneg, dan Kemenkominfo.
dalam pertemuan berikutnya.
9. Disamping itu perlu diantisipasi
hal-hal yang bersifat politis dalam
B. DRAFT REVISI PP PSTE
penyusunan atau pembahasan RUU
Penyadapan tersebut. Perubahan atas Undang-Undang No.
11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Sebagai tindak lanjut rapat tersebut,
Transaksi Elektronik (Undang-Undang
Kominfo bersama Badan Keahlian DPR
No. 19 Tahun 2016) telah disahkan dan
telah melalakukan pembahasan matriks
diundangkan pada tanggal 25 November
persandingan draft RUU Penyadapan
2016. Beberapa materi muatan
inisiatif DPR (Badan Keahlian) dengan
perubahan atas UU ITE sebagaimana
draft RUU TCI yang disusun oleh
tercantum dalam Undang-Undang No.
Pemerintah dengan hasil sebagai berikut:
19 Tahun 2016 telah mengamanatkan
1. Beberapa materi perbedaan antara agar diatur lebih lanjut dalam peraturan
draft RUU Penyadapan (DPR) dengan pemerintah diantaranya Amanat Pasal 26
RUU TCI (pemerintah) yang telah ayat (5) UU Perubahan Atas UU ITE terkait
identifikasi sebagai berikut: ketentuan pengaturan mengenai Hak
a. Definisi dan terminologi antara Untuk Dilupakan (Right to be Forgotten)
‘penyadapan’ atau ‘intersepsi’. dan Pasal 40 ayat (6) UU Perubahan Atas
UU ITE terkait ketentuan pengaturan
b. Pusat Penyadapan Nasional dan

Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017 41
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

mengenai pemutusan akses terhadap Atas Peraturan Pemerintah No. 82


Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Elektronik yang memiliki muatan yang Sistem dan Transaksi Elektronik (RPP
melanggar hukum. Selain itu, perubahan Perubahan PP PSTE) masuk dalam
atas PP Nomor 82 Tahun 2012 tentang Program Penyusunan RPP Tahun 2017
Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi (Ref Surat Menteri Kominfo Nomor
Elektronik (Perubahan PP PSTE) juga 1894/M.KOMINFO/HK.01.01/12/2016
dipandang perlu terhadap beberapa yang ditujukan kepada Menteri Hukum
materi muatan PP PSTE existing yang dan HAM cq Kepala Badan Pembinaan
meliputi materi muatan sebagai berikut: Hukum Nasional).
a) pendaftaran Sistem Elektronik (SE); b)
Berdasarkan usulan tersebut, pada
Perangkat Keras; c) Perangkat Lunak; d)
pertengahan tahun 2017 Presiden melalui
tenaga ahli SE; e) tata kelola SE; f) pusat
Keputusan Presiden Nomor 20 Tahun
data; g) pengamanan Penyelenggaraan
2017 menetapkan Program Penyusunan
SE; h) Sertifikasi Kelaikan SE; i)
Peraturan Pemerintah Tahun 2017, yang
pengawasan; j) penyelenggara Agen
salah satunya memuat RPP Perubahan PP
Elektronik; k) Penyelenggaraan Transaksi
PSTE masuk dalam Program Penyusunan
Elektronik; l) Tanda Tangan Elektronik; m)
Peraturan Pemerintah Tahun 2017 (Ref.
Penyelenggara Sertifikasi Elektronik; n)
Tabel Lampiran Kepres Nomor 20 Tahun
Lembaga Sertifikasi Keandalan; o) audit
2017 Angka 85).
SE; dan p) sanksi administratif. Disamping
itu, juga diusulkan materi mengenai over Dalam rangka penyusunan RPP Perubahan
the top (OTT) dan platform e-commerce. PP PSTE, Kementerian Kominfo telah
mengajukan permintaan nama Panitia
Menindaklanjuti amanat UU ITE termasuk
Antar Kementerian kepada instansi
usulan perubahan PP PSTE existing
terkait yang terlibata dala peyusunan
tersebut, pada akhir tahun 2016,
(ref. Surat Menteri Kominfo No. S-532/M.
Kementerian Komunikasi dan Informatika
KOMINFO/HK.01.02/03/2017 tanggal
(Kominfo) telah mengusulkan Rancangan
20 Maret 2017). Selanjutnya, beberapa
Peraturan Pemerintah tentang Perubahan
Instansi terkait telah menyampaikan
nama-nama sebagai Panitia Antar
Kementerian yang kemudian ditetapkan
dalam Surat Keputusan Menteri
Komunikasi dan Informatika RI Nomor
683 Tahun 2017 tentang Pembentukan
Panitia AntarKementerian Penyusunan
Rancangan Peraturan Pemerintah tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 82 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi
Elektronik.

Pembahasan substansi materi muatan


RPP Perubahan PP PSTE, Kementerian
Kominfo telah melakukan beberapa

42 Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

kegiatan dalam rangka penajaman Pengatur dan Pengawas Sektor


materi muatan RPP Perubahan PP PSTE dalam hal pendaftaran Sistem
diantaranya melakukan Audiensi dengan Elektronik.
Mahkamah Agung untuk membahas
b. Pasal 17 tentang kewajiban
salah satu substansi dalam RPP Perubahan
Penyelenggara Sistem Elektronik
PSTE yakni ketentuan right to be forgotten
untuk menempatkan dan
sebagai amanat Pasal 26 UU Nomor 19
memproses data elektronik
Tahun 2016 tentang Perubahan UU ITE
strategis pada pusat data dan
dengan pokok bahasan sebagai berikut:
pusat pemulihan bencana di
1. Perlu didiskusikan mekanisme wilayah Indonesia dan Ketentuan
penyelesaian ketentuan right to be lebih lanjut mengenai kewajiban
forgotten merupakan permohonan penempatan dan pemrosesan
bersifat voluntair atau gugatan pada pusat data dan pusat
contentiosa. pemulihan bencana di wilayah
Indonesia diatur oleh Instansi
2. Lingkup penyelesaian masuk ke
Pengawas dan Pengatur Sektor
kamar Pidana, Perdata, Tata Usaha
terkait sesuai dengan ketentuan
Negara, atau kamar lainnya.
peraturan perundang-undangan
3. Bahwa permohonan penetapan
setelah berkoordinasi dengan
pengadilan hanya bisa dilakukan
Menteri Kominfo.
apabila suatu putusan sudah inkracht,
apabila hal tersebut terpenuhi maka c. Pasal 84, penambahan pasal
selanjutnya ditentukan lingkup yang dapat dikenakan sanksi
kamar acara dalam pidana, perdata, administratif dan penambahan
atau TUN, atau lainnya. sanksi berupa pemutusan akses
sebagai sanksi administratif

Dengan dibentuknya Panitia 2. Subtansi amanat Pasal 26 UU


AntarKementerian Penyusunan RPP No.19/2016 tentang Perubahan UU
Perubahan Atas PP PSTE, dalam kurun No.11/2008 tentang ITE meliputi:
waktu sampai dengan Desember 2017 a. Kewajiban PSE yang memperoleh
telah dilakukan beberapa kali rapat dan/atau memproses Data
pembahasan pokja dan rapat pleno, Pribadi di bawah kendalinya
FGD dengan stakeholder, akademisi untuk menghapus Informasi
dan praktisi dengan hasil pembahasan Elektronik dan/atau Dokumen
substansi materi perubahan PP PSTE Elektronik yang tidak relevan
sebagai berikut: yang berada di bawah kendalinya
atas permintaan Orang yang
1. Substansi perubahan PP PSTE
bersangkutan berdasarkan
Existing;
penetapan pengadilan, kecuali
a. Pasal 5, penegasan kriteria
ditentukan lain oleh undang-
Penyelenggara Sistem Elektronik
undang
untuk pelayanan publik yang
wajib melakukan pendaftaran b. Kriteria Informasi Elektronik dan/
dan bentuk koordinasi Menteri atau Dokumen Elektronik yang
Kominfo dengan Instansi tidak relevan;.

Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017 43
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

c. Permohonan penetapan Elektronik sesuai dengan


penghapusan Informasi ketentuan peraturan perundang-
Elektronik dan/atau Dokumen undangan meliputi penetapan
Elektronik kepada pengadilan kebijakan, pelaksanaan
negeri setempat dilakukan kebijakan, fasilitasi infrastruktur,
oleh Orang yang bersangkutan promosi dan edukasi; dan
sebagai pemilik Data Pribadi dan pengawasan;
tidak dapat diwakilkan, kecuali
b. Melindungi kepentingan umum
ditentukan lain berdasarkan
dari segala jenis gangguan
ketentuan peraturan perundang-
sebagai akibat penyalahgunaan
undangan
Informasi Elektronik dan Transaksi
d. Setiap Penyelenggara Sistem Elektronik yang mengganggu
Elektronik wajib menyediakan ketertiban umum, sesuai dengan
mekanisme penghapusan ketentuan peraturan perundang-
Informasi Elektronik dan/atau undangan meliputi penetapan
Dokumen Elektronik yang tidak strategi keamanan siber
relevan yang dimintakan oleh nasional, pengaturan standar
Orang yang bersangkutan keamanan informasi, pengaturan
dengan memuat kelengkapan penyelenggaraan pelindungan
yang dipersyaratkan. informasi pada infrastruktur
kritikal, pengaturan manajemen
risiko Penyelenggaraan
3. Subtansi amanat Pasal 40 UU
Sistem Elektronik; pengaturan
No.19/2016 tentang Perubahan UU
sumber daya manusia dalam
No.11/2008 tentang ITE meliputi:
penyelenggaraan pelindungan
Peran Pemerintah dalam
Sistem Elektronik; pembinaan dan
penyelenggaraan sistem dan
pengawasan penyelenggaraan
transaksi elektronik meliputi:
pelindungan informasi pada
a. Memfasilitasi pemanfaatan infrastruktur kritikal; pembinaan
Teknologi Informasi dan Transaksi dan pengawasan manajemen
risiko Penyelenggaraan Sistem
Elektronik; pembinaan dan
pengawasan sumber daya
manusia dalam penyelenggaraan
pelindungan Sistem Elektronik;
penyelenggaraan pengamanan
Informasi Elektronik;
penyelenggaraan penanganan
insiden keamanan informasi;

44 Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

penyelenggaraan penanganan strategis yang wajib dilindungi


tanggap darurat; dan fungsi apabila memenuhi kriteria bahwa
lain yang diperlukan untuk ancaman dan/atau gangguan
melindungi kepentingan umum terhadapnya mengakibatkan
dari segala jenis gangguan. terganggunya penyelenggaraan
negara; terganggunya
c. Melakukan pencegahan
pertahanan dan keamanan;
penyebarluasan dan
terganggunya proses penegakan
penggunaan Informasi Elektronik
hukum; terganggunya
dan/atau Dokumen Elektronik
perekonomian nasional; dan/
yang memiliki muatan yang
atau kriteria lain berdasarkan
dilarang sesuai dengan ketentuan
ketentuan peraturan perundang-
peraturan perundang-undangan
undangan. Ketentuan Data
atau muatan yang melanggar
elektronik strategis wajib
hukum. Pencegahan tersebut
dikelola, diproses, dan
dilakukan berupa pemutusan
disimpan di wilayah Indonesia
akses dan/atau memerintahkan
dan wajib menggunakan
kepada Penyelenggara Sistem
jaringan Sistem Elektronik
Elektronik untuk melakukan
Indonesia serta dilarang dikirim,
pemutusan akses terhadap
dipertukarkan, disalin ke luar
Informasi Elektronik dan/
wilayah Indonesia, kecuali
atau Dokumen Elektronik
ditentukan lain berdasarkan
yang melanggar ketentuan
peraturan perundang-
peraturan perundang-undangan,
undangan. Sedangkan Data
meresahkan masyarakat dan/
elektronik berisiko tinggi dan
atau mengganggu ketertiban
data elektronik berisiko rendah
umum dan memberitahukan
dapat dikelola dan disimpan di
cara atau menyediakan akses
luar wilayah Indonesia dengan
terhadap Informasi Elektronik
syarat pengelolaan, pemrosesan,
dan/atau Dokumen Elektronik
dan penyimpanan Data
yang memiliki muatan yang
elektronik wajib memastikan
dilarang.
tidak mengurangi efektivitas
d. Peran Pemerintah untuk pelaksanaan yurisdiksi hukum
menetapkan Instansi atau Indonesia. Ketentuan teknis
institusi yang memiliki data mengenai pengelolaan dan
elektronik strategis yang wajib penyimpan Data Elektronik
dilindungi meliputi penetapan berisiko tinggi dan Data
jenis dan ruang lingkup dan Elektronik berisiko rendah dapat
pemilik data elektronik strategis diatur lebih lanjut oleh Instansi
yang wajib dilindungi. Jenis dan Pengawas dan Pengatur Sektor.
ruang lingkup data elektronik

Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017 45
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

10.
10. SISTEM LAYANAN APTIKA TERINTEGRASI

2015 2016 2017

Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian (%) Target Realisasi Capaian
(%) (%)

------- ------- ------- ------- ------- ------- 1 layanan 1 layanan 100%

Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika telah Instansi Pemerintah), Pelayanan Pendaftaran


menyediakan 14 layanan publik yang dapat Sistem Elektronik (PSE) (Non Penyelenggara
diakses oleh masyarakat yaitu: Pelayanan Negara), Pelayanan Whitelist Nusantara,
Pendaftaran Domain .go.id & desa.id, siMAYA, Pelayanan Klasifikasi Permainan Interaktif
PNSMail, Pelayanan Pendaftaran Sistem Elektronik, Pelayanan Pengaduan Konten
Elektronik (PSE) Instansi Penyelenggara Internet Bermuatan Negatif (Trust+), Pelayanan
Negara, Layanan Pusat Penitipan Data (Puspita), Pendaftaran Sistem Manajemen Pengamanan
Layanan Private Network Security (PNS) Box, Informasi (SMPI), Insiden Keamanan Informasi.
Aplikasi siCANTIK (Aplikasi Cerdas Layanan
Layanan-layanan tersebut diintegrasikan ke
Perizinan Terpadu Untuk Publik), MANTRA
dalam landing page https://layanan.kominfo.
(Manajemen dan Kanal Pertukaran Data antar
go.id/ dengan rincian sebagai berikut:

No Nama Layanan Konten Layanan

1 Pelayanan Pendaftaran Domain .go.id & desa.id Pendaftaran nama domain


Transfer nama domain
Penonaktifan nama domain
Pengaktifan kembali nama domain
Penghapusan nama Domain
Sengketa nama Domain.ID
Penonaktivan Informasi WHOI
2 siMAYA Pendaftaran akun siMaya
3 PNSMail Pendaftaran akun PNSMail
4 Pelayanan Pendaftaran Sistem Elektronik (PSE) Pendaftaran PSE Instansi Penyelenggara Negara
Instansi Penyelenggara Negara Penggantian pendaftaran PSE
Pemberian persetujuan tanda terdaftar
Layanan helpdesk PSE
Pengembangan aplikasi & prosedur
Pengolahan data PSE Instansi Penyelenggara Negara
5 Layanan Pusat Penitipan Data (Puspita) Permohonan Layanan Infrastruktur
Informasi gangguan layanan Puspita
6 Layanan Private Network Security (PNS) Box Permohonan layanan PNSBOX
Informasi gangguan layanan
7 Aplikasi siCANTIK (Aplikasi Cerdas Layanan Permohonan instalasi aplikasi siCantik
Perizinan Terpadu Untuk Publik)
8 MANTRA (Manajemen dan Kanal Pertukaran Data Bimbingan teknik
antar Instansi Pemerintah)
9 Pelayanan Pendaftaran Sistem Elektronik (PSE) Pendaftaran PSE Non Penyelenggara negara
(Non Penyelenggara Negara) Verifikasi PSE Non Penyelenggara negara
Pengelolaan pengaduan PSE Non Penyelenggara negara

46 Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

No Nama Layanan Konten Layanan

10 Pelayanan Whitelist Nusantara Penambahan Data


Pengurangan Data
Permohonan Implementasi
11 Pelayanan Klasifikasi Permainan Interaktif Uji Kesesuaian Klasifikasi Permainan Interaktif Elektronik
Elektronik Self Assesment
12 Pelayanan Pengaduan Konten Internet Bermuatan
Negatif (Trust+)
13 Pelayanan Pendaftaran Sistem Manajemen Pendaftaran SMPI
Pengamanan Informasi (SMPI) Kategorisasi Sistem Elektronik
14 Insiden Keamanan Informasi Pengaduan insiden keamanan informasi

Penyediaan layanan terintegrasi merupakan b. Untuk login maka menggunakan


layanan antarmuka bagi layanan-layanan yang verifikasi captcha untuk mengenali user
ada di Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika bukanlah robot.
sehingga tidak ada lagi pengguna layanan yang
2. Single Sign On (SSO) : setelah terdaftar
berinteraksi secara langsung dengan penyedia
user atau pemohon dapat mengakses 14
layanan teknis (back end) pada layanan-layanan
Layanan yg ada di lingkungan Ditjen Aptika,
tersebut. Keseluruhan pendaftaran, aduan
dilengkapi dengan verifikasi identitas
ataupun data yang diserahkan pada layanan
berbasis NIK terintegrasi dengan data
terintegrasi ini akan diteruskan oleh helpdesk
Ditjen Dukcapil.
dan diproses lebih lanjut oleh direktorat terkait
(back end). Lebih lanjut, layanan konsultasi dan 3. Proses verifikasi user atau pemohon
aduan selama proses layanan berlangsung akan terbagi atas pemohon terverifikasi instansi
ditindak lanjut tim helpdesk (Customer Service pemerintah dan pemohon terverifikasi non
dan Call Center). pemerintah.

Inisiatif bersama antara Ditjen


Aplikasi Informatika dan Pusat
Data dan Sarana Informatika ini
memberikan kemudahan akses bagi
seluruh pemangku kepentingan
terkait layanan Kementerian
Komunikasi dan Informasi. Adapun
Keunggulan Layanan Aptika
Terintegrasi antara lain :

1. Sistem keamanan menggunakan


two factor authentification

a. Untuk dapat memperoleh


layanan maka user harus
terdaftar yang akan
dikonfirmasi ke email atau sms.

https://layanan.kominfo.go.id/

Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017 47
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

4. System ticketing yang mampu melakukan tracking progress layanan. 
5.
4. Terdapat fitur pendampingan melalui Telephone dan menu Aduan dan Konsultasi. 
System ticketing yang mampu melakukan 7. Terdapat menu rekapitulasi pelaporan
6. Pengguna dapat memberikan umpan balik dan penilaian melalui sistem feedback SLA dan 
tracking progress layanan. berkala melalui Dashboard Mutu Layanan
Survey  customer  satisfaction  (star  rating).  Seperti  fitur  yang  terdapat  di  Aplikasi 
yang akan mengumpulkan dan merekap
5. Terdapat fitur pendampingan melalui
Tranfortasi Online (GoJek, Grab dan Uber) 
laporan kepada Pimpinan (Dirjen APTIKA).
7. Telephone
Terdapat  dan
menu  rekapitulasi 
menu Aduan dan Konsultasi.berkala  melalui  Dashboard  Mutu  Layanan  yang 
pelaporan 
akan mengumpulkan dan merekap laporan kepada Pimpinan (Dirjen APTIKA). 
6. Pengguna dapat memberikan umpan balik
  Layanan Aptika terintegrasi ini telah selesai
dan penilaian melalui sistem feedback
Layanan Aptika terintegrasi ini telah selesai dibangun Desember 2017 dan siap digunakan pada 
dibangun Desember 2017 dan siap digunakan
SLA dan Survey customer satisfaction (star
bulan Januari 2018.   pada bulan Januari 2018.
rating). Seperti fitur yang terdapat di Aplikasi
 
Tranfortasi Online (GoJek, Grab dan Uber)
 
HELPDESK SISTEM LAYANAN TERINTEGRASI 
  HELPDESK SISTEM LAYANAN TERINTEGRASI
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
  Fitur utama Layanan Aptika Terintegrasi
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

48 Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

B KINERJA PENTING LAINNYA


B. negatif, Kominfo harus melakukannya
secara manual. Misalnya tim dari Kominfo
1. SISTEM MONITORING DAN harus memantau satu per satu situs yang
PERANGKAT PENGENDALI SITUS diduga mengandung konten negatif.
INTERNET BERMUATAN NEGATIF Maka diubah dengan hanya mengetik
Tujuan dari pengadaan alat ini adalah kata kunci dan ada artificial intellegence
memberikan kenyamanan terhadap yang ada di sana, dia akan men-crawling
konten internet di Indonesia (aman, dan menganalisa konten-konten tersebut.
handal, dan terpercaya). Sementara
Terkait Pengadaan Peralatan
manfaat yang diharapkan adalah
Penangananan Konten Negatif, Konsultan
penanganan situs Internet bermuatan
Pendamping yaitu PT. IMAN Teknologi
negatif memberikan situasi yang kondusif
Informasi telah menyusun Dokumen
sehingga masyarakat dan tatanan yang
Perencanaan Keseluruhan Implementasi
ada dapat berjalan. Konten negatif yang
yang mencakup :
dimaksud merujuk pada Undang-Undang
Nomor 19 Tahun 2016 perubahan atas 1. Enterprise Architecture
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
Enterprise Architecture merupakan
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
sebuah gambaran untuk
(ITE), khususnya dasar hukumnya di Pasal 2
mengorganisasi semua proses bisnis
dan Pasal 40 ayat (2). Penerima manfaatnya
organiasasi penapisan, informasi yang
adalah masyarakat pengguna internet
dibutuhkan dan teknologi-teknologi
di seluruh Indonesia, lembaga/instansi
pendukung.
yang membutuhkan penanganan konten
negatif sesuai wewenang mereka. Target 2. Menyusun Roadmap 2017
pada akhir tahun 2017 yaitu peralatan
Menyusun Enterprise Arsitektur
sudah terpasang dan sistem penanganan
dan Tahapan Tahun 2017, adapun
konten negatif beroperasional.
milestone yang terjadi di tahun 2017
Sistem monitoring dan perangkat mencakup: Enterprise Governance,
pengendali situs internet bermuatan Organisasi, Layanan Informasi dan
negatif ini mengunakan sistem crawling, Fasilitas, Teknologi, dan Sumber Daya
yang itu artinya mesin tersebut akan Manusia
menganalisa secara otomatis sesuai
3. Menyusun Roadmap 2018 – 2020
kriteria konten negatif yang ditetapkan.
Secara ideal melakukan penapisan bisa Telah disusun Roadmap 2018-2020,
dimulai dari IP filtering, hosting, URL agar seluruh komponen Enterprise
ataupun dari kontennya. Sistem crawling Arsitektur telah berfungsi dan berjalan
ini akan menganalisa konten-konten efektif dan efisien.
di dunia maya. Dengan mengetik kata
4. Solusi Arsitektur
kunci, maka muncul deretan konten-
konten yang dianggap melanggar aturan. Solusi Arsitekur telah dilakukan
Metode ini merupakan yang paling efektif dimana mengacu kepada sasaran dan
dan masih dalam kerangka regulasi indikator keberhasilan serta pilihan
perlindungan data pribadi. Sebelumnya metodologi yang nantinya digunakan
untuk melakukan penapisan konten mencakup :

Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017 49
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

a. Menyusun Dokumentasi Solusi negatif internet masih bisa dilaporkan


Arsitektur masyarakat melalui situs aduankonten.
id yang ditangani oleh tim CD9. Paralel
b. Konsultasi Ruangan SOC
dengan itu, tim CD9 terus mengais konten
c. Kajian IT Governance dan negatif dengan mesin Ais.
manajemen risiko.

Pemenang pelaksana dari tender proyek Cara kerja Mesin Ais di CD9
pengadaan senilai pagu mencapai Rp 211
miliar. adalah PT Industri Telekomunikasi Dengan memasukkan kata kunci tertentu,
Indonesia (PT Inti) yang menyisihkan 71 Ais hanya membutuhkan waktu sekitar 5
peserta lainnya. Dari nilai Harga Perkiraan hingga 10 menit untuk menemukan situs
Sendiri (HPS) sebesar Rp 211.870.060.792 dan akun media sosial penyebar konten
PT Inti menang dengan memberikan negatif. Potensi viral-nya konten negatif
harga penawaran Rp 198.611.683.606 tersebut juga bisa teridentifikasi. Biro
dan harga terkoreksi Rp 194.059.863.536 Humas Kominfo mengimbau masyarakat
dengan skor 70 dan skor akhir 94. tak perlu khawatir soal privasi atau
kemungkinan internet di Indonesia bakal
Mesin pengais konten negatif Kominfo penuh sensor. Ia menjamin tim CD9
(Mesin Ais) mulai resmi difungsikan tak akan digunakan pemerintah untuk
pada tanggal 3 Januari 2018). Sejalan mengawasi semua pengguna internet
dengan hal itu, tim Trust Positif (Trust+) di dan media sosial.
Kementerian Komunikasi di Informatika
(Kominfo) dilebur dalam tim Cyber Mesin Ais di CD9 hanya mempercepat
Drone 9. Selama ini, tim Trust Positif  yang proses crawling konten negatif yang
menangani laporan masyarakat tentang tadinya dilakukan secara manual. Mesin
konten-konten negatif di ranah maya. itu tak dibekali “senjata pembunuh”
situs, akun media sosial, portal berita,
Semua squad Trust+ bergabung di dan lainnya. Hasil temuan mesin Ais akan
Cyber Drone 9, Cyber Drone 9 adalah diverifikasi ulang oleh tim verifikator
nama ruangan di lantai 8 Gedung yang terpilih dan terlatih. Bukti nyata
Kominfo, Medan Merdeka Barat, Jakarta konten negatif akan di-screencapture,
Pusat yang berisi mesin-mesin pengais lalu diteruskan ke tim eksekutor untuk
konten negatif. Tak hanya berperan tindakan terakhir. Jika sebuah situs atau
pasif menerima laporan masyarakat, tim akun memang dianggap meresahkan
CD9 juga aktif mencari konten negatif dan melanggar aturan yang berlaku
dengan memanfaatkan mesin khusus di Indonesia, tim eksekutor CD9 akan
bernama “Ais”, berguna untuk membantu memblokirnya dengan berkoordinasi ke
tim CD9 menemukan situs dan akun penyedia jasa internet dan penyelenggara
penyebar konten pornografi, perjudian media sosial.
online, penipuan online, radikalisme,
dan sebagainya. Awalnya pemblokiran
sifatnya pasif (laporan), kecuali ada
permintaan khusus. Sekarang sifatnya
aktif dan pasif, intinya Trust+ dibubarkan
untuk berintegrasi dengan CD9. Konten

50 Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

2. FRAMEWORK PERLINDUNGAN 2. energi dan sumber daya mineral;


INFRASTRUKTUR INFORMASI KRITIS
3. transportasi;
NASIONAL (CIIP)
Kegiatan Penyusunan Peraturan Menteri 4. keuangan;
Perlindungan Infrastruktur Informasi Kritis 5. kesehatan;
Nasional ini adalah merujuk pada undang-
6. Teknologi Informasi dan komunikasi;
undang No.11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik Pasal 15 7. pangan; dan
ayat (1) yang menyebutkan bahwa “Setiap 8. pertahanan.
Penyelenggara Sistem Elektronik harus
Dengan adanya Penerapan Perlindungan
menyelenggarakan Sistem Elektronik
Infrastruktur Informasi Kritis Nasional
secara andal dan aman serta bertanggung
maka Penyelenggara Sistem Elektronik
jawab terhadap beroperasinya Sistem
untuk sektor strategis dapat :
Elektronik sebagaimana mestinya” dan
Pasal 40 ayat (3) yang menyebutkan • Menjaga penyelenggaraan layanan
bahwa, “ Pemerintah menetapkan dan data pada infrastruktur kritis
instansi atau institusi yang memiliki data agar dapat berlangsung secara aman
elektronik strategis yang wajib dilindungi”, (secure), handal (dependency) dan
serta Peraturan Pemerintah No 82 Tahun terpercaya (trusted),
2012 pasal 19 yang menyebutkan bahwa
“Penyelenggara Sistem Elektronik wajib Mencegah dampak yang serius pada
melakukan pengamanan terhadap aktifitas layanan publik, pertahanan
komponen Sistem Elektronik”. keamanan dan ekonomi nasional yang
disebabkan oleh kegagalan Teknologi
Peraturan ini nantinya akan diterapkan Informasi dan Komunikasi yang
pada semua sektor strategis yang meliputi mendukung Infrastruktur Informasi
sektor : kritis dari serangan siber, bencana
atau lainnya,
1. Sektor administrasi pemerintahan;

Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017 51
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

• Mengurangi risiko terjadinya Insiden Staf Kepresidenan (KSP). Melalui gerakan


Keamanan Informasi dan menjamin ini, diharapkan akan ada 100 kota dan
pemulihan dari dampak Insiden yang kabupaten yang siap menjadi smart city
terjadi. di tahun 2019. Kesiapan ini diukur melalui
tersedianya master plan pembangunan
Terdapat serangkaian kegiatan
smart city yang mendefinisikan langkah
dalam rangka penyusunan Kebijakan
pemerintah daerah ke depan. Kesiapan
Perlindungan Infrastruktur Informasi
tersebut juga bisa dilihat dari program
Kritis Nasional dengan melibatkan
quick win yang bisa diwujudkan secara
stakeholder terkait. Kegiatan tersebut
cepat dan langsung terasa ke masyarakat.
dilakukan dengan membahas dengan
beberapa pakar/narasumber dari Proses pemilihan kota/kabupaten
berbagai latar belakang. Diantaranya menggunakan 4 parameter, yaitu: 1) Indeks
yaitu Focus Group Discussion (FGD), Kota Berkinerja Tinggi (Kemendagri), 2)
Rapat Koordinasi dengan IPPS dan Indeks Kota Berkelanjutan (Bappenas), 3)
sector terkait, Simposium On Critical Indeks Kota Hijau (Kementrian PUPR), dan
Information Infrastructure Protection 4) Kemampuan Keuangan Daerah (KKD).
In Indonesia 2017, Sosialisasi dan
Pada Mei 2017, sudah terpilih 25 kota/
Diskusi Publik.
kabupaten yang ditunjuk mengikuti
Pada akhirnya kegiatan penyusunan gelombang pertama Gerakan Menuju
kebijakan Perlindungan Infrastruktur 100 Smart City. Masing- masing kota/
Informasi Kritis Nasional ini dimaksudkan kabupaten ini kemudian membentuk tim
untuk memberi pencerahan, mendorong kerja yang mendapat bimbingan dari
dan menambah kesadaran akan tim ahli dalam menyusun master plan
pentingnya keamanan informasi dan quick win. Penyusunan rencana itu
(cyber security) bagi instansi-instansi dilakukan dengan mempertimbangkan
penyelenggara layanan publik pada potensi maupun tantangan dari masing-
sektor strategis akan arti penting masing daerah.
keamanan informasi dalam melindungi
Peresmian Gerakan Menuju 100 Smart
data elektronik strategis yang dimilikinya.
City di Makassar ditandai dengan
Pada 2017 ini draft RPM sudah diserahkan penandatanganan Memorandum of
kepada Biro Hukum untuk diproses lebih Understanding (MoU) antara perwakilan
lanjut. Sedangkan pada 2018 akan dibuat Pemerintah Pusat dengan 25 pemimpin
dibuat Tool Evaluasi Kesiapan Penerapan daerah yang terpilih sebagai peserta
CIIP. tahap pertama. Ke-25 pemimpin daerah
ini telah melalui proses assessment yang
3. GERAKAN 100 KAB/KO SMART CITY
mengukur kesiapan visi, regulasi, SDM,
Gerakan Menuju 100 Smart City serta potensi di tiap daerah. Assessment
merupakan kerjasama antara ini dilakukan oleh tim ahli yang terdiri
Kemkominfo, Kementerian Dalam Negeri, dari elemen pemerintah, swasta, dan
Bappenas, Kementerian PUPR, dan Kantor akademisi.

52 Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

Sosialisasi Pencapaian Gerakan Menuju 100 Smart City

Ditjen Aplikasi Informatika telah menyusun pelaksanaan penandatangan Nota


Panduan Penyusunan Masterplan Smart Kesepahaman antara Dirjen Aplikasi
City yang digunakan oleh setiap tenaga Informatika dengan Bupati/Walikota
ahli yang ditugaskan menjadi pembimbing dari 25 Kabupaten/Kota terpilih pada
di masing-masing kota/kabupaten tanggal 22 Mei 2017 di Makassar.
terpilih. Buku Panduan Penyusunan
iii. Tahap Implementasi; pelaksanaan
Masterplan Smart City ini merupakan
Bimbingan Teknis sebanyak 4 (empat)
rujukan yang sistematis dan komprehensif
kali di 25 (dua puluh lima) Kota/
bagi daerah dalam melakukan visioning,
Kabupaten yang terpilih, pada kurun
menentukan strategi dan arah kebijakan,
waktu 5 bulan ( Juli s/d November
serta menyusun program dan kegiatan
2017).
prioritas Smart City-nya, khususnya untuk
membuat Rencana Induk (Masterplan) iv. Tahap Sosialisasi Pencapaian Gerakan
dan mengidentifikasi serta melaksanakan Menuju 100 Smart City yang telah
program unggulan (quick win). diselenggarakan pada Tanggal 15
November 2017 di hotel Santika-
Gerakan Menuju 100 Smart City
Hayam Wuruk. Beberapa kegiatan
dilaksanakan dalam 4 tahapan yaitu :
yang dilaksanakan, antara lain:
i. Tahap Assesment; pelaksanaan
a. Presentasi short video clip/
assesment terhadap 76 Kota/
showcase pencapaian kerja
Kabupaten yang telah dilaksanakan
dari tiap Kota/Kabupaten yang
Tanggal 2-4 Mei 2017di Pusat TIK
terpilih tahun 2017.
Nasional, dan terpilih 25 Kota/
Kabupaten. b. Peluncuran Buku Gerakan Menuju
100 Smart City (ditulis dan cetak
ii. Tahap Peluncuran/ Launching;
oleh KOMPAS Gramedia)

Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017 53
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

c. Penyerahan penghargaan atas keberhasilannya menyelesaikan


bagi 24 Kota/Kabupaten yang masterplan smart city dan perumusan serta
telah berhasil menyelesaikan pelaksanaan program unggulan (quick
Masterplan Smart City dan win), sedangkan Kabupaten Purwakarta
Program Quick Win Smart City dinyatakan tidak berhasil menyelesaikan
2017. rangkaian kegiatan bimbingan teknis,
program unggulan, dan dokumen
Dari 25 (dua puluh lima) Kota/Kabupaten
masterplan smart city.
yang dipilih melalui proses assessment,
terdapat 24 (dua puluh empat) Kota/ Berikut daftar program quick win dari
Kabupaten yang menerima penghargaan 24 kabupaten/kota yang telah berhasil
dirumuskan:

No Lokasi Quick Win

1 Kota Samarinda Revitalisasi Kawasan Citra Niaga.


Revitalisasi ini juga di dukung pemasangan WiFi di seluruh kawasan. program ini akan
mengembalikan kawasan tersebut sebagai landmark kebanggaan Kota Samarinda yang
mewakili arsitektur dan kultur lokal. Revitalisasi ini juga didukung pemasangan WiFi di
seluruh kawasan

2 Kota Tangerang Aplikasi Tangerang LIVE


Di akhir 2017, diharapkan ada 37 aplikasi yang akan diintegrasikan di sana, salah satunya
aplikasi SIP Puskesmas yang akan memudahkan warga untuk mengantre di layanan
kesehatan milik pemerintah

3 Kota Tangsel Peningkatan kualitas pada berbagai layanan masyarakat.


Contohnya Sistem Administrasi Kependudukan (SIAK) online untuk mengurus dokumen
kependudukan. Program lainnya adalah pengembangan sistem antrean online di RSUD
Tangsel yang kini menjadi aplikasi mobile.

4 Kota Makasar Restorasi Lorong atau Lorong Garden (Longgar).


Melalui program ini, gang-gang di Makassar dihiasi dengan tanaman hidroponik hasil
swadaya masyarakat. Dengan gang yang lebih asri, diharapkan terbentuk Smart Society
yang membuat area yang dulunya kumuh menjadi sarana interaksi.

5 Kota Tomohon Aplikasi SiCantik, aplikasi cerdas layanan terpadu


Integrasi layanan perizinan, aduan, dan informasi dalam satu kesatuan.

6 Kota Bandung BIMMA (Bandung Integrated Manpower Management Application System)


Penyediaan informasi tentang pencari dan penyedia kerja di Kota Bandung. Program
lainnya adalah aplikasi Moovit untuk membantu warga merencanakan perjalanan
menggunakan angkutan umum

7 Kota Bogor SIM RSUD


sistem pengecekan ketersediaan atau kapasitas kamar untuk rawat inap.

8 Kota Cirebon “Cirebon Brojol Aja Klalen”


Akte Lahir Langsung Jadi Kalo Kelahiran Lapor secara Online di mana akta kelahiran dan
akta keluarga bisa langsung jadi jika kelahiran dilaporkan secara online.

54 Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

No Lokasi Quick Win

9 Kota Bekasi Smart living


Penambahan dan revitalisasi ruang publik, pemasangan sensor kondisi lingkungan, dan
pengelolaan sampah terpadu.

10 Kota Jambi Program Kampung Bantar (pembangunan tingkat RT berbasis gotong-royong) serta
Bangkit Berdaya (subsidi pemerintah untuk pembangunan infrastruktur). Partisipasi
masyarakat ini pun ditingkatkan melalui aplikasi SiKesal (Sistem Informasi Keluhan
Masyarakat Online).

11 Kota Sukabumi program bantuan modal UMKM.


Melalui program ini, UMKM yang potensial akan mendapatkan bantuan modal berikut
subsidi bunga. Dana sendiri disalurkan melalui lembaga perbankan yang telah ada,
penerima bantuan tetap dituntut memiliki rencana bisnis yang baik.

12 Kab Lombok Timur Si Pepadu atau Aplikasi Pengaduan Masyarakat.


Untuk memudahkan interaksi dengan masyarakat, pemerintah Kabupaten Lombok
Timur membuat aplikasi yang mempermudah masyarakat menyalurkan dan aduan.
Aplikasi ini akan terus dimonitor tiap OPD sehingga pengaduan bisa langsung
ditindaklanjuti.

13 Kab Kutai Kartanegara smart parking


pengelolaan sistem perparkiran di obyek wisata, termasuk di dalamnya adalah program
pendataan jumlah pengunjung sehingga memudahkan Pemkab melakukan kebijakan

14 kab Banyuwangi e-Retribusi


Meningkatkan pendapatan daerah, sistem retribusi yang mudah dan transparan juga
mendidik warga untuk mematuhi aturan.

14 Kab Banyuasin sistem e-voting


sistem pemilihan kepala desa yang transparan, tahun 2017 ini Kabupaten Banyuasin
menyelenggarakan e-voting di 48 desa dan 19 kecamatan secara serentak

16 Kabupaten Pelalawan aplikasi SiPolan (Sistem Perijinan Online)


Pelaku usaha yang ingin membuka usaha di Pelalawan bisa melakukannya secara online,
bahkan disediakan PC khusus di kantor DPMSTP setempat

17 Kabupaten Sidoarjo program Berkas Mlaku Dewe (BMW)


Melalui program ini, warga tidak perlu lagi mendatangi kantor kecamatan untuk
mengurus dokumen kependudukan seperti KTP atau IMB. Mereka cukup mengurusnya di
kantor desa untuk mengurus dokumen yang diperlukan

18 kab Bojonegoro Sagasih (Sapa Keluarga dengan Kasih)


Sagasih bertujuan memantau kondisi kesehatan warga, memberikan perhatian
dan dukungan serta semangat warga yang sedang sakit. Quick win lain adalah
pembangunan seribu embung serta mewajibkan perusahaan untuk membuat biopori
pada luasan tertentu.

19 Kabupaten Badung aplikasi SITA


Dirancang untuk menjadi media promosi. Pada aplikasi ini, tersaji informasi seperti
objek wisata, hotel, agrotourism, kuliner serta tempattempat penting yang dibutuhkan
wisatawan ketika mengunjungi Kabupaten Badung.

20 Kab Siak Aplikasi layanan masyarakat, seperti alarm persalinan, e-Puskesmas, dan e-Rumah Sakit.
Mereka juga mencoba mengembangkan layanan perijinan online untuk mengakselerasi
investasi dan industri pariwisata di sana.

Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017 55
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

No Lokasi Quick Win

21 Kabupaten Mimika aplikasi sistem kependudukan


Sistem kependudukan terintegrasi ini akan mengintegrasikan data kependudukan
menggunakan aplikasi online yang menghubungkan antardistrik dengan Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil

22 Kab Gresik Si Bling


aplikasi Android untuk pelayanan pengujian laboratorium dengan sistem jemput bola.
Cara ini memangkas proses administrasi dan pengujian yang selama ini membutuhkan
waktu yang lama dan bertele-tele.

23 Kabupaten Sleman penerapan Satu Data UMKM Sleman


Program ini diharapkan akan menyediakan basis data yang shahih dan terintegrasi,
sehingga program pemberdayaan UMKM bisa lebih fokus

24 Kota Semarang Fasilitas Pusat Informasi Publik (PIP)


Fasilitas ini dibangun untuk memudahkan masyarakat mendapatkan informasi tentang
Kota Semarang, sekaligus menyediakan tempat berkumpulnya komunitas-komunitas yang
ingin melaksanakan pertemuan.

C Kinerja Anggaran
C.

A. Realisasi Keuangan Ditjen Aptika


Pada tahun 2017 Ditjen Aptika mendapatkan
Sampai dengan 31 Desember 2017 Ditjen
alokasi anggaran sebesar Rp 364.593.660.000,-
Aptika merealisasikan anggaran sebesar
dialokasikan untuk membiayai kegiatan –
Rp. 324.995.725.488,- dari pagu sebesar
kegiatan.
Rp. 364.593.660.000,- atau sebesar
89,14%.

NO KEGIATAN PAGU

1 Pembinaan dan Pengembanan e-Business 17.492.840.000

2 Pembinaan dan Pengembanan e-Government 10.811.911.000

3 Pembinaan, Pengembangan dan Kemitraan Industri Informatika 15.748.994.000

4 Pembinaan dan Pengembangan TIK untuk Pemberdayaan 22.890.878.000


Masyarakat
5 Pembinaan dan Pengembangan Sistem Keamanan Informasi 249.871.797.000
Elektronik
6 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Direktorat 47.777.240.000
Jenderal Aplikasi Informatika

JUMLAH 364.593.660.000

56 Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

Berikut realisasi anggaran per Kegiatan Tahun 2017 Ditjen Aptika mendapatkan
Tahun 2017 : total alokasi anggaran sebesar Rp.
364,593,660,000 dan sampai dengan
31 Desember 2017 Ditjen Aptika
merealisasikan anggaran sebesar Rp.
325,493,545,426,- atau sebesar 89,28
%. Di tahun 2017 terdapat 18 paket
pengadaan dengan nilai total Pagu Rp.
248,112,655,000,- dengan total kontrak
Rp. 211,647,900,550,- sehingga terdapat
nilai Efisiensi / Saving sebesar Rp.
34,056,887,450,- .

Laporan Kinerja Ditjen Aptika tahun 2017


ini juga melaporkan kegiatan-kegiatan
penting lainnya yang telah dilaksanakan
selain sembilan kegiatan utama diatas.
Akuntabilitas keuangan dilaporkan pada
Laporan Kinerja ini pada tahun 2017

Realisasi s/d 31
No Program Pagu %
Desember 2017

1 Pembinaan dan Pengembanan e-Business 17.492.840.000 13.008.550.924 74,37

2 Pembinaan dan Pengembanan e-Government 10.811.911.000 10.419.706.216 96,37


Pembinaan, Pengembangan dan Kemitraan
3 15.748.994.000 14.919.715.419 94,73
Industri Informatika
Pembinaan dan Pengembangan TIK untuk
4 22.890.878.000 22.596.612.883 98,71
Pemberdayaan Masyarakat
Pembinaan dan Pengembangan Sistem Keamanan
5 249.871.797.000 218.073.398.375 87,27
Informasi Elektronik
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis
6 47.777.240.000 45.977.741.671 96,23
Lainnya Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika

JUMLAH 364.593.660.000 324.995.725.488 89,14

Sumber: http://monev.anggaran.kemenkeu.go.id/smart/index.php/satker/proses_satker

No IKK Pagu Realisasi %

1 Perbaikan Peringkat Indeks ICT Indonesia Rp. 585,054,000 Rp. 419,669,000 71,7%

2 Jumlah technopreneur mandiri yang tercipta Rp. 16,407,873,000 Rp. 16,327,099,257 99,5%

3 Jumlah nama domain .id untuk UKM, sekolah, Rp. 12,176,637,000 Rp. 7,917,738,000 65,0%
komunitas, dan desa yang diberikan gratis dan
dimanfaatkan

Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017 57
PERENCANAAN AKUNTABILITAS
PENDAHULUAN PENUTUP
KINERJA KINERJA

No IKK Pagu Realisasi %

4 Jumlah Sertifikat Digital Rp. 6.041.096.000 Rp.5.626.186.931 93,1%

5 Fasilitasi UMKM Go Online Rp. 2,450,000,000 Rp. 2,432,889,156 99,5%

6 Fasilitasi Petani dan Nelayan Go Online Rp.7.265.622.000 Rp.7.046.947.465 96,9%

7 Jumlah dokumen peta ekosistem ekonomi Rp. 6,695,374,000 Rp. 6,429,157,800 96,0%
digital

8 Jumlah inisiatif roadmap e-Government tahap II Rp. 5,810,394,000 Rp. 5,558,802,000 95,6%
yang terlaksana

9 Jumlah peraturan perundang-undangan di Rp. 1,439,710,000 Rp. 1,412,000,000 98.0%


bidang aplikasi informatika

10 Terbangunnya sistem layanan yang terintegrasi Rp. 3,639,834,000 Rp. 3,310,015,053 90,94%

11 Pengadaan Sistem Monitoring dan Perangkat Rp. 219,241,630,000 Rp. 190,359,980,733 86,8%
Pengendali Situs Internet Bermuatan Negatif

  Total Rp 281.753.224.000 Rp 246.840.485.395 87,61%

Ditjen Aptika mendapatkan total alokasi (ULP) Direktorat Jenderal Aptika dengan
anggaran sebesar Rp. 364,593,660,000 total kontrak Rp. 211,647,900,550,-
dan sampai dengan 31 Desember 2017 sehingga terdapat nilai Efisiensi / Saving
Ditjen Aptika merealisasikan anggaran sebesar Rp. 34,056,887,450,- .
sebesar Rp. 325,493,545,426,- atau
Efesiensi terjadi karena selisih paket pagu
sebesar 89,28 %.
pengadaan dengan hasil proses lelang
Tahun 2017 di Direktorat Jenderal Aptika dan negosiasi harga yang dipengaruhi
terdapat 18 paket pengadaan dengan oleh pihak ekternal. Oleh karena itu nilai
nilai total Pagu Rp. 248,112,655,000,- sebenarnya realisasi kinerja Direktorat
semua paket-paket tersebut telah berhasil Jenderal Aptika (apabila dikurangi
dilelang oleh Unit Layanan Pengadaan dengan saving) adalah sebesar 98,47%

250.000.000.000

200.000.000.000

150.000.000.000 Pagu

100.000.000.000 Realisasi
Optimalisasi
50.000.000.000

0
Pengadaan Barang dan Jasa

58 Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2017

Anda mungkin juga menyukai