Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen keperawatan secara singkat diartikan sebagai proses pelaksanaan
pelayanan keperwatan melalui upaya staf keperwatan untuk memberikan asuhan keperawatan,
pengobatan, dan rasa aman kepada pasien atau keluarga serta masyarakat.
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses yang dilaksanakan sesuai dengan
pendekatan system terbuka. Oleh karena itu manajemen keperawtan terdiri atas beberap
komponen oleh tiap-tiap komponen saling berinteraksi. Pada umumnya suatu system dicirikan
oleh lima komponen, yaitu input, proses, output, control,dan mekanisme umpan balik.
Aspek kesehatan merupakan kisaran hasil keperawatan yang berorientasi pada
beberapa dimensi pelayanan terhadap individu, keluarga, dan masyarakat melalui upaya
mencegah, mempertahankan, meningkatkan dan memulihkan. Aspek lingkungan merupakan
area kewenangan dan tanggung jawab keperawatan baik selama pasien berada dalam institusi
pelayanan maupun persiapan menjelang pulang.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah makalah ini adalah :
A. Leadership (kepemimpinan)
1. Apa pengertian kepemimpinan?
2. Apa saja gaya kepemimpinan?
3. Bagaimana penerapan kepemimpinan dalam keperawatan
B. Management
1. Apa pengertian management?
2. Apa saja prinsip-prinsip pada management?
3. Bagaimana filosofi managemen?
4. Dimana saja ruang lingkup managemen?
C. Change Process
1. Apa pengertian change process?
2. Apa saja model dari change process?

1
3. Bagaimana langkah-langkah chang process?
4. Apa saja jenis dari change process?

2
BAB II
TINJAUAN TEORI LEADERSHIP
A. LEADERSHIP
1. Pengertian
Kepemimpinan adalah seni membuat orang lain melakukan sesuatu yang Anda
inginkan dilakukan karena dia ingin melakukannya (Successful & Dynamics, n.d.).
Sedangkan pengertian Kepemimpinan adalah kompleks yang menggabungkan inovasi,
ketrampilan, nilai, etika, perubahan, hasil, dan dukungan pengikut (Successful &
Dynamics, n.d.). Menurut (Patronis Jones, 2007) Kepemimpinan sebagai proses
membayangkan yang baru dan lebih baik dunia, mengkomunikasikan visi itu kepada
orang lain, memotivasi orang lain dan menarik mereka untuk bergabung dalam upaya
untuk mewujudkan visi, berpikir dengan cara yang berbeda, menantang status quo,
mengambil risiko, dan memfasilitasi ubah, menurut (Rori Burke AND Steve Barron
2007, n.d.) Kepemimpinan adalah proses dimana pemimpin dapat mengarahkan
,memandu ,dan mempengaruhi perilaku untuk mencapai suatu tujuan. Kemudian
pengertian Kepemimpinan keperawatan adalah sejumlah energy yang sangat besar
untuk mewujudkan visi misi, pengikut terlibat secara efektif dalam pencarian, telah
pasif tentang masa depan mereka berharap untuk menciptakan dan menyerap kritik,
kemunduran, dan pertentangan pada jalan menuju kesuksesan. (Patronis Jones, 2007)

2. Gaya kepemimpinan
1) Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan
yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan
tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para
bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.

2) Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic


Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan
wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu
mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya

3
kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas
serta tanggung jawab para bawahannya.
3) Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para
bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang
dihadapi.

4) Gaya kepemimpinan karismatis


Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik
orang. Mereka terpesona dengan cara berbicaranya yang membangkitkan
semangat. Biasanya pemimpin dengan gaya kepribadian ini visionaris. Mereka
sangat menyenangi perubahan dan tantangan.
Mungkin, kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa di
analogikan dengan peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya. Mereka mampu
menarik orang untuk datang kepada mereka. Setelah beberapa lama, orang – orang
yang datang ini akan kecewa karena ketidak-konsisten-an. Apa yang diucapkan
ternyata tidak dilakukan. Ketika diminta pertanggungjawabannya, si pemimpin
akan memberikan alasan, permintaan maaf, dan janji.

3. Kepemimpinan yang efektif


Dari berbagai penjelasan diatas, maka seorang pemimpin yang efektif adalah
yang tidak hanya bekerja sendiri tanpa melibatkan siapapun. Melainkan mampu
memanfaatkan berbagai potensi yang mengelilinginya. Kepemimpinan efektif bukan
sekedar pusat kedudukan atau kekuatan akan tetapi merupakan interaksi aktif antar
komponen yang efektif.
Dari keempat gaya kepemimpinan diatas, tepat atau tidaknya gaya tersebut akan
disesuaikan dengan situas dan kondisi dari organisasi yang dijalankan.
Sifat kepemimpinan yang efektif menurut Keith Davis adalah:
a. Intelegensi yang tinggi (Intellegence)
b. Kematangan jiwa social (social Maturity)
c. Motivasi terhadap diri dan hasil (Inner motivation and achievement drives)

4
d. Menjalin hubungan kerja manusiawi (Human relation attitudes)

4. Penerapan kepemimpinan dalam keperawatan


Menurut Kron (1981), dalam bukunya "The Management of Patient Care "
memaparkan tentang kegiatan-kegiatan untuk mencapai kepemimpinan yang efektif
melalui :
1. Perencanaan dan pengorganisasian.
Adalah pekerjaan / kegiatan yang harus dilakukan oleh perawat. Untuk itu
diperlukan koordinasi sehingga semua kegiatan dapat dikerjakan dengan baik.
Adalah menjadi suatu kewajiban perawat menciptakan suasana yang memberikan
kenyamanan dan keamanan pada pasien melalui suatu pengorganisasian yang baik.

2. Membuat penegasan dan memberi pengarahan (making assigments and giving


directions)
Dengan berbagai metode dalam memberi penugasan di rumah sakit maka
diperlukan memberi pengarahan secara jelas dan singkat.

3. Memberi bimbingan (Providing guidence)


Bimbingan adalah suatu alat yang penting dalam keperawatan. Pemimpin
harus memiliki kemampuan untuk membantu stafnya dalam melaksanakan tugas-
tugas yang diberikan, sehingga pasien mendapat kepuasan dalam asuhan
keperawatan.

4. Mendorong kerja sama dan partisipasi (Encouraging cooperation and participation)


Kerjasama merupakan hubungan yang erat untuk dapat berpartisipasi,
misalnya perawat melakukan kesalahan maka berikan informasi dan jelaskan
melalui suatu diskusi. Hargai upaya yang telah dilakukan sehingga nanti dapat
mengkoreksi kesalahannya. Oleh karena itu proses kepemimpinan keperawatan
dalam kerja sama tim (team work) adalah sangat penting sehingga dapat
meningkatkan kerja sama antara perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan.

5
5. Mengkoordinasikan kegiatan ( Coordinating Activities)
Mengkoordinasikan kegiatan dalam suatu unit/ruangan merupakan kegiatan
yang penting dalam kepemimpinan keperawatan. diinformasikan kepada perawat
tentang kegiatan yang ada diruangan, dibutuhkan juga laporan tentang pencapaian
pekerjaan oleh staf perawat.

6. Observasi/supervisi (Observing or Supervising)


Mengawasi staf perawat dan pekerjaannya merupakan tanggung jawab yang
besar dari seorang pemimpin keperawatan. Dibutuhkan kemampuan untuk meneliti
asuhan keperawatan yang dibedakan pada pasien dengan aspek individunya. Untuk
dibutuhkan juga di dalam pengawasan / observasi tidak hanya penampilan fisik
tetapi kemungkinan emosi dan pengertian dari staf dalam memberi asuhan
keperawatan.

7. Evaluasi Hasil penampilan kerja (evaluating performance results)


Evaluasi merupakan proses berkelanjutan untuk menganalisa kekuatan dan
kelemahan staf dalam bekerja sehingga dapat mendorong mereka bekerja dengan
baik. Seorang pemimpin juga harus mengevaluasi dirinya sendiri baik sebagai
perawat ataupun sebagai peminpin secara jujur.

6
BAB III
TINJAUAN TEORI MANAGEMENT
A. MANAGEMENT
1. Definisi
Manajemen adalah progam untuk mencapai tujuan strategis dan manfaat progam
itu tidak dapat dicapai melalui satu proyek. Ini melibatkan beberapa proyek untuk mencapi
tujuan. (Successful & Dynamics, n.d.) sedangkan pengertian manajemen menurut
(Garrison, Morgan, dan Johnson). (Patronis Jones, 2007) Manajemen, salah satu tanggung
jawabnya kepemimpinan, adalah proses lima langkah yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, koordinasi, dan mengendalikan, menurut . (Rori Burke
AND Steve Barron 2007, n.d.) Manajemen adalah salah satu teknik manajemen khusus
yang memungkinkan manajer untuk memimpin dan mengolah tim , memangku
kepentingan dan peserta lainnya, sedangkan menurut (Rori Burke AND Steve Barron 2007,
n.d.) Manajemen adalah sebuah proses dimana seorang manajer dapat mengarahkan,
memandu, dan mempengaruhi perilaku dan pekerjaan untuk mencapai tujuan . oleh karena
itu, penting bahwa manajer memahami karakteristik dan fitur manajemen untuk dapat
menerapkan proses secara efektif. Menurut (Patronis Jones, 2007) Manajemen
keperawatan adalah peran informal yang melibatkan pembentukan tim, pembuatan
keputusan, komunikasi, negosiasi, delegasi, dan bimbingan. Tugas-tugas ini adalah untuk
memimpin dan mengelola dengan sukses.

2. Prinsip
Prinsip manajemen adalah dasar-dasar atau pedoman kerja yang bersifat pokok yang
tidak boleh diabaikan okeh setiap pimpinan dalam prakteknya harus diusahakan agar
prinsip-prinsip hendaknya tidak kaku melainkan harus luwes, yaitu bisa saja diubah-
ubah sesuai kebutuhan. Prinsip manajemen terdiri atas :
1. Pembagian kerja yang berimbang
Dalam membagi bagikan tugas dan jenisnya kepada semua kerabat kerja, semua
manajer hendaknya bersifat adil yaitu harus bersikap sama baik dan memberikan
beban kerja yang berimbang
2. Pemberian kewenangan

7
Pemberian kewenangan dan rasa tanggung jawab yang tegas dan jelas setiap
kerabat kerja atau karyawan hendaknya diberi wewenang sepenuhnya untuk
melaksanakan tugasnya dengan baik dan bertanggung jawab kepada atasan secara
langsung
3. Disiplin
Disiplin adalah kesediaan untuk melakukan usaha atau kegiatan nyata (bekerja
sesuai dengan jenis pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya)
berdasarkan rencana, peraturan dan waktu yang telah ditetapkan
4. Kesatuan perintah
Setiap karyawan atau kerabat kerja hendaknya hanya menerima satu jenis perintah
dari seorang atasan langsung, bukan dari beberapa orang yang sama-sama merasa
menjadi atasan para karyawan/kerabata kerja tersebut

5. Kesatuan arah
Kegiatan hendaknya mempunyai tujuan yang sama dan di pimpin oleh seorang
atasan langsung serta didasarkan pada rencana kerja yang sama (satu tujuan, satu
rencana, satu pimpinan)

3. Filosofi
Filosofi keperawatan adalah pernyataan keyakinan tentang keperawatan dan
manifestasi dari nilai-nilai dalam keperawatan yang digunakan untuk berfikir dan
bertindak (chitty,1997). Filosofi keperawatan di bangun diatas kepercayaan tentang
manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan sebagaimana terdapat dalam
paradigma keperawatan. Dari pengertian filosofi tersebut, maka dalam manajemen
keperawatan juga menekankan pada unsur-unsur paradigma keperawatan dalam
melakukan pengelolaan terhadap pasien, ketenagaan, peralatan, administrasi, dan lain-
lain yang berhubungan dengan pengelolaan organisasi dipelayanan, pendidikan dan
atau institusi pemerintah.
Total quality menegement (TQM) menurut W. Edwars Deming (2002) adalah
suatu dari filosofi manajemen, karakteristik filosofi tersebut meliputi :

8
1. Institusi diberikan keleluasaan, kewenangan dalam menentukan tujuan yang
hendak dicapai dan staf mempunyai otonomi dalam pengambilan keputusan
tentang tugas yang embankan
2. Institusi diajarkan untuk membuat keputusan dalam meningkatkan kualitas
kerja dan produktivitas kerja
3. Penekana TQM adalah memonitor kualitas dimana secara terus menerus
mengumpulkan data dengan pendekatan ilmiah kearah peningkatan kualitas
4. Rencana strategis untuk masa depan dapat melalui pembentukan suatu
komitmen tentang kualitas dan produktifitas
5. TQM terus berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat (Pasar) : baik secara
kualitas dan produktifitas untuk mencapai suatu kesepakatan dengan pihak
customer (internal dan eksternal)

Filosofi pelayanan keperawatan pada tatanan klinik/rumah sakit ditentyukan pada :


1. Hak pasien untuk mendapatkan pelayanan dan menentukan kehidupannya
2. Setiap pasien harus dihargai sama tanpa membeda bedakan agama, suku, warna
kulit, status dan jenis kelamin
3. Asuhan keperawatan yang diberikan harus dilanjutkan pada pemenuhan
kebutuhan individu
4. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai bagian integral dan pelayanan
kesehatan lainnya
5. Perlunya koordinasi dan kerjasama dalam memanfaatkan sumber daya yang ada
dalam mencapai tujuan organisasi
6. Perlunya evaluasi secara terus menerus terhadap semua pelayanan keperawatan
yang diberikan

4. Ruang lingkup manajemen keperawatan


Mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah industri besar yang
melibatkan berbagai aspek upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan kemudian
menjadi hak yang paling mendasar bagi semua orang dan memberikan pelayanan
kesehatan yang memadai akan membutuhkan upaya perbaikan menyeluruh sistem

9
yang ada. Pelayanan kesehatan yang memadai ditentukan sebagian besar oleh
gambaran pelayanan keperawatan yang terdapat didalamnya.
Keperawatan merupakan disiplin praktek klinis. Manajer keperawatan yang
efektif seyogyanya memahami hal ini dan memfasilitasi pekerjaan perawat
pelaksana. Kegiatan perawat pelaksana meliputi:
a. Menetapkan penggunakan proses keperawatan
b. Melaksanakan intervensi keperawatan berdasarkan diagnose
c. Menerima akuntabilitas kegiatan keperawatan yang dilaksanakan oleh
perawat
d. Menerima akuntabilitas untuk hasil – hasil keperawatan
e. Mengendalikan lingkungan praktek keperawatan

Seluruh pelaksanaan kegiatan ini senantiasa di inisiasi oleh para manajer


keperawatan melalui partisipasi dalam proses manajemen keperawatan dengan
melibatkan para perawat pelaksana. Berdasarkan gambaran diatas maka lingkup
manajemen keperawatan terdiri dari:
a. Manajemen operasional
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang keperawatan
yang terdiri dari tiga tingkatan manajerial, yaitu:
1) Manajemen puncak
2) Manajemen menengah
3) Manajemen bawah
Tidak setiap orang memiliki kedudukan dalam manajemen berhasil
dalam kegiatannya. Ada beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh orang – orang
tersebut agar penatalaksanaannya berhasil. Faktor – faktor tersebut adalah
1) Kemampuan menerapkan pengetahuan
2) Ketrampilan kepemimpinan
3) Kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin
4) Kemampuan melaksanakan fungsi manajemen

b. Manajemen asuhan keperawatan

10
Manajemen asuhan keperawatan merupakan suatu proses keperawatan yang
menggunakan konsep – konsep manajemen didalamnya seperti perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau evaluasi

11
BAB IV
TINJAUAN TEORI CHANGE PROCESS

B. CHANGE PROCESS
1. Pengertian
Menurut wibowo, dalam bukunya manajemen perubahan, manajemen
perubahan adalah suatu proses secara sistematis dalam menerapkan pengetahuan,
sarana dan sumber daya yang dipelukan untuk mengetahui perubahan pada orang yang
akan terkena dampak dari proses tersebut (Wibowo,2006) hlm.193)

Menurut Prof. Dr. J. Winardi, manajemen perubahan adalah upaya yang


ditempur manajer untuk memanajemen perubahan cara efektif , dimana diperlukan
pemahaman tentang persoalan motivasi, kepemimpinan, kelompok, konflik, dan
komunikasi. (Winardi, 2005) hlm. 61)

2. Model-model proses perubahan


1) Model Perubahan Lewin Kurt Lewin (1951)
Mengembangan model perubahan terencana yang disebut force-field model
yang menekankan kekuatan penekanan. Model ini dibagi dalam tiga tahap, yang
menjelaskan cara-cara mengambil inisiatif, mengelola dan menstabilkan proses
perubahan, yaitu: unfreezing, changing atau moving dan refreezing.
a. Pencairan (Unfreezing) Pencairan merupakan tahap pertama yang fokus pada
penciptaan motivasi untuk berubah.Pencairan merupakan usaha perubahan
untuk mengatasi resistensi individual dan kesesuaian kelompok. Proses
pencairan merupakan adu kekuatan antara faktor pendorong dan faktor
penghalang bagi perubahan status quo. Pencairan dimaksudkan agar seseorang
tidak terbelenggu oleh keinginan untuk mempertahankan status quo dan
bersedia membuka diri.

b. Changing atau Moving Changing atau moving merupakan tahap pembelajaran


di mana karyawan diberi informasi baru, model perilaku baru, atau cara baru

12
dalam melihat sesuatu. Tujuannya adalah membantu karyawan dalam
mempelajari konsep atau titik pandang baru.

c. Pembekuan kembali (Refreezing) Refreezing merupakan tahap dimana


perubahan yang terjadi distabilisasi dengan membantu karyawan
mengintegrasikan perilaku dan sikap yang telah berubah ke dalam cara yang
normal untuk melakukan sesuatu. Hal ini dilakukan dengan memberi karyawan
kesempatan untuk menunjukkan perilaku dan sikap baru.

2) Model Perubahan Tyagi Tyagi (2001)


Beranggapan bahwa model Lewin tersebut belum lengkap, karena tidak
menyangkut beberapa masalah penting. Pendekatan sistem dalam perubahan akan
memberikan gambaran menyeluruh dalam perubahan organisasi. Beberapa
komponen sistem dalam proses perubahan dimulai dengan:
a. Adanya kekuasaan untuk melakukan perubahan
b. Mengenal dan mendefinisikan masalah
c. Proses penyelesaian masalah
d. Mengimplimentasikan perubahan
e. Mengukur, mengevaluasi, dan mengontrol hasilnya

3) Model Perubahan Kreitner dan Kinicki Pendekatan sistem Kreitner dan Kinicki
(2001)
merupakan kerangka kerja perubahan organisasional yang terdiri dari tiga
komponen, yaitu:
a. Inputs Merupakan masukan dan sebagai pendorong bagi terjadinya proses
perubahan. Semua perubahan organisasional harus konsisten dengan visi, misi,
dan rencana strategis.Di dalamnya terkandung unsur masukan internal dan
masukan eksternal yang keduanya memiliki kekuatan, kelemahan, peluang dan
tantangan. Kondisi masukan ini sangat mempengaruhi jalannya proses
perubahan.

13
b. Target element of change Mencerminkan elemen di dalam organisasi yang
dalam proses perubahan. Sasaran perubahan diarahkan pada pengaturan
organisasi, penetapan tujuan, faktor sosial, metode, desain kerja dan teknologi,
dan aspek manusia.

c. Outputs Merupakan hasil akhir yang diinginkan dari suatu perubahan.Hasil


akhir ini harus konsisten dengan rencana strategik.Hasil perubahan dapat diukur
pada beberapa tujuan baik pada tingkat organisasional, tingkat kelompok
maupun tingkat individual.

4) Model Perubahan Burnes Burnes (2001)


Mengemukakan tiga macam model perubahan organisasional yang
dikelompokkan berdasarkan frekuensi dan besaran perubahan, yaitu:
a. The increamental model of change Model ini berpandangan bahwa perubahan
merupakan suatu proses yang berlangsung secara bertahap. Perubahan dapat
terjadi secara bergantian pada masing-masing bagian dalam organisasi secara
terpisah.Pada saat merespons suatu kondisi lingkungan internal dan eksternal,
maka pada saat itu pula terjadi perubahan.

b. The punchtuated equilibrium model Model keseimbangan terpotong terjadi bila


aktivitas organisasi menunjukkan stabilitas dalam jangka panjang sehingga
disebut periode equilibrium.Situasi tersebut kemudian terpotong oleh
gonjangan perubahan fundamental relatif jangka pendek, disebut sebagai
periode revolusioner.

c. The continuous transformation model Model transformasi berkelanjutan


merupakan model perubahan yang bertujuan untuk menjaga organisasi agar
tetap survive dengan mengembangkan kemampuan untuk mengubah dirinya
secara berkelanjutan. Rasionalisasi model ini adalah di mana lingkungan telah
berubah dan akan terus berubah dengan cepat, radikal dan tidak dapat
diprediksi.

14
8. Model Perubahan Conner
a. Daya tahan (resilience)
b. Sifat perubahan (the nature of change)
c. Proses perubahan (process of change)

9. Model Perubahan Victor Tan Victor Tan (2002)


Mengemukakan bahwa untuk mencapai keberhasilan dalam proses
perubahan organisasi, pemimpin harus dapat menenangkan pikiran dan hati orang.
Victor Tan mengintroduksi empat tahapan yang harus dilalui dalam proses
perubahan, yaitu sebagai berikut :
a. Membuka pikiran
b. Menenangkan hati
c. Memungkinkan tindakan
d. Menghargai prestasi

10. Model Perubahan Bridges dan Mitchell Bridges dan Mitchell (dalam Wibowo,
2006)
Berpendapat, bahwa perubahan memerlukan tahapan transisi reorientasi
psikologis yang berlangsung lambat, yaitu melalui tiga proses, sebagai berikut :
a. Saying goodbye Mengucapkan selamat tinggal pada cara lama. Di atas kertas
adalah logis bergeser ke arah self-managed team, tetapi hal ini mengakibatkan
orang tidak percaya lagi pada supervisor untuk membuat keputusan.

b. Shifting into neutral Merupakan tahap yang sulit, penuh ketidakpastian dan
kabingungan.Tahap sulit selama ini merupakan tahap yang sulit, terutama pada
saat merger dan akuisisi, dimana keputusan karier kebijakan dan aturan main
ditinggalkan, sedangkan dua kepemimpinan mengerjakan masalah kekuasaan
dan pengambilan keputusan.

15
c. Moving forward Merupakan tindakan bergeser ke depan dan berprilaku dengan
cara baru. Fase ini memerlukan orang yang memulai berprilaku baru,
meletakkan kompetensi dan nilai risiko.

11. Model Perubahan Kotter Untuk mengatasi kesalahan, proses perubahan dilakukan
melalui delapan tahap,yaitu sebagai berikut :
a. Menumbuhkan rasa urgensi
b. Menciptakan koalisi pengarahan
c. Membangin visi dan strategi
d. Mengkomunikasikan visi baru

3. Step change process


1. Identify the problem or opportunity.
2. Collect necessary data and information.
3. Select and analyze data.
4. Develop a plan for change, including time frame and resources.
5. Identify supporters or opposers.
6. Build a coalition of supporters.
7. Help people prepare for change.
8. Prepare to handle resistance.
9. Provide a feedback mechanism to keep everyone informed of the progress of
change.
10. Evaluate effectiveness of the change and, if successful, stabilize the change.
(effective leadership and management in nursing).

Proses perubahan langkah


1) Identifikasi masalah atau peluang.
2) Kumpulkan data dan informasi yang diperlukan.
3) Pilih dan analisis data.
4) Kembangkan rencana untuk perubahan, termasuk kerangka waktu dan sumber
daya.

16
5) Identifikasi pendukung atau penentang.
6) Bangun koalisi pendukung.
7) Bantu orang mempersiapkan diri untuk perubahan.
8) Bersiaplah untuk menangani resistensi.
9) Berikan mekanisme umpan balik untuk membuat setiap orang mendapat informasi
tentang kemajuan perubahan.
10) Evaluasi keefektifan perubahan dan, jika berhasil, stabilkan perubahan.
(kepemimpinan dan manajemen yang efektif dalam keperawatan)

4. Jenis perubahan
a. Perubahan terencana (planned change) dan perubahan tidak terencana
b. Menurut sifatnya yaitu: increamental change dan fundamental change
c. Tempered radical change
d. Structural change dan cyclical change
e. Planned change dan emergechange. (Nasution, 2010)

17
BAB V
PENUTUP

2.1 Kesimpulan
Leadership, management, dan change process akan selalu berkaitan, karena sebuah
kepemimpinan tidak akan berjalan dengan baik apa bila tidak terdapat seorang pemimpin yang
bertanggung jawab, ulet teliti dan tegas, serta selalu mengikuti prinsip yang sudah ditetapkan.
Selain itu sebuah proses perubahan sangatlah penting terhadap kepemimpinan agar hasil yang
sudah di kerjakan seorang pemimpin dan juga timnya dapat lebih maju dan berkembang.

18
DAFTAR PUSTAKA

Confusion, T., Enabling, F., Practice, A., & Role, N. (2010). Nursing Leadership.

Patronis Jones, R. a. (2007). Nursing leadership and management: Theories, processes and
practices.

Rori Burke AND Steve Barron 2007. (n.d.). www.it-ebooks.info.

Successful, C., & Dynamics, T. (n.d.). Program Management Leadership.

Nursalam. (2007). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional


Edidi 2. Jakarta: Salemba Medika.

19

Anda mungkin juga menyukai