Zat antimikroba adalah senyawa yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme. Zat antimikroba dapat bersifat membunuh mikroorganisme
(microbicidal) atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme (microbiostatic).
Disinfektan yaitu suatu senyawa kimia yang dapat menekan pertumbuhan
mikroorganisme pada permukaan benda mati seperti meja, lantai dan pisau bedah.
Adapun antiseptik adalah senyawa kimia yang digunakan untuk menekan pertumbuhan
mikroorganisme pada jaringan tubuh, misalnya kulit. Efisiensi dan efektivitas disinfektan
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
§ Konsentrasi
§ Waktu terpapar
§ Jenis mikroba
Antibiotik adalah bahan yang dihasilkan oleh mikroorganisme atau sintetis yang dalam
jumlah kecil mampu menekan menghambat atau membunuh mikroorganisme lainnya.
Antibiotik memiliki spektrum aktivitas antibiosis yang beragam.
- Jenis antibiotik.
- pH medium.
http://ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-8-daya-kerja-antimikroba-dan.html
Pertama, golongan narrow spektrum antibiotic, yaitu antibiotik yang berkhasiat terhadap
sekelompok mikroba saja. Misalnya, penicillin hanya efektif terhadap bakteri gram
positif, sedangkan streptomycin efek kerjanya terutama terhadap bakteri gram negatif.
Golongan kedua adalah broad spectrum antibiotic, yaitu antibiotik yang berkhasiat baik
terhadap bakteri gram positif maupun gram negatif. Sebagai contoh adalah tetracyclin
dan chloramphenicol. Sampai saat ini penelitian mengenai antibiotik masih terus
berlangsung, terutama untuk mendapatkan antibiotik yang lebih manjur, aman dan dapat
membunuh ricketsia, protozoa, golongan fungi dan anti neoplastika. Usaha ini dilakukan
karena kini banyak kuman yang resisten terhadap antibiotik.
Antibiotik yang banyak digunakan dalam pengobatan antara lain: penicillin, golongan
amino glikosida (mencakup streptomycin, gentamycin, kanamycin, paramomycin dan
neomycin), chloramphenicol, tetracyclin, golongan makrolida dan fungistatika.
Misalnya trimethylamin, suatu amonia yang merupakan racun untuk menghalangi laju
pertumbuhan burung. Antibiotik dapat mempertinggi penyerapan dari berbagai zat
makanan, seperti Ca, P dan Mg.
Sebagai akibat dari mekanisme perbaikan penyerapan beberapa zat makanan tersebut,
antibiotik dapat menghemat beberapa zat makanan. Ini terjadi melalui pengaruh
penipisan dinding saluran pencernaan.
Antibiotik juga mampu mempertinggi konsumsi makanan atau air. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa caecum dari anak ayam yang diberi antibiotik biasanya lebih besar
dan berisi ekskreta basah lebih banyak daripada caecum anak ayam yang diberi ransum
sama tanpa antibiotik.
Antibiotik yang sering dicampur dalam pakan selain yang disebutkan di atas adalah
basitracin, neomycin, streptomycin, tylocin, erytromycin, oleondomycin, bambermycin
dan spiramycin.
Tetapi akibat penggunaan antibiotika pada hewan juga perlu diperhatikan. Sebab, adanya
residu obat di dalam bahan asal hewan yang dikonsumsi manusia dikhawatirkan dapat
menimbulkan resistensi kuman terhadap antibiotik.
http://omkicau.com/2008/11/23/perlunya-antibiotik-untuk-burung/
Antibiotik adalah suatu substansi kimia yang diperoleh dari atau dibentuk oleh berbagai
spesies mikroorganisme yang dalam konsentrasi rendah mampu menghambat
pertumbuhan mikroorganisme lainnya (Staf Pengajar FKUI, 1994). Menurut Irianto
(2007), antibiotika adalah zat yang dihasilkan oleh organisme (mikroorganisme) hidup
yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain, bahkan dapat
memusnahkannya.
antibiotik
Antibiotika tersebar di dalam alam dan memegang peranan penting dalam mengatur
populasi mikroba dalam tanah, air, limbah dan kompos. Antibiotika ini berbeda dalam
susunan kimia dan cara kerjanya. Dari sekian banyak antibiotika yang telah berhasil
ditemukan, hanya beberapa saja yang cukup dipakai untuk dapat dipakai dalam
pengobatan. Antibiotika yang kini banyak digunakan, kebanyakan diperoleh dari genus
Bacillus, Penicillium dan Streptomyces.
Fungsi membran
Membran sel memegang peranan vital dalam sel. Ia merupakan pembatas osmotik bagi
bebasnya difusi antara lingkungan luar dan dalam sel. Ia mempengaruhi konsentrasi
metabolit dan bahan gizi di dalam sel dan merupakan tempat berlangsungnya pernafasan
dan aktivitas biosintetik tertentu. Beberapa antibiotika diketahui mampu merusak atau
memperlemah satu atau lebih dari fungsi-fungsi ini, yang akan menyebabkan gangguan-
gangguan terhadap kehidupan sel. Hanya beberapa saja dari antibiotika golongan ini yang
dapat dipakai di klinik, karena kebanyakan bersifat toksik.
Salah satu contohnya penisilin mengganggu pembentukan dinding sel terutama pada
tahap terakhir. Penggunaan penisilin ini dapat menyebabkan terbentuknya sferoplas yaitu
kuman-kuman tanpa dinding sel atau kuman berbentuk L.
Sintesis protein
Sintesis protein merupakan hasil akhir dari dua proses utama, yaitu
a. transkripsi atau sintesis asam ribonukleat yang DNA-dependent
b. translasi atau sintesis protein yang RNA-dependent
Antibiotika yang mampu mengahambat salah satu proses ini, akan menghambat sintesis
protein. Tergolong di dalam antibiotika jenis ini adalah aktinomisin, rifampisin,
streptomisin, tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, dan klindamisin.
Metabolisme intermedier
Enzim-enzim seringkali dihambat oleh senyawa-senyawa yang mempunyai struktur mirip
dengn substrat asalnya. Penghambat-penghambat ini menyatu dengan enzim demikian
rupa sehingga mencegah kombinasi substrat enzim dan reaksi-reaksi katalitik. Hambatan
reaksi enzimatik oleh zat-zat tertentu ini merupakan dasar pemikiran kemoterapi. Banyak
dari penghambatan seperti ini bersifat analog dengan faktor-faktor pertumbuhan kuman
yaitu faktor-faktor organik yang diperlukan oleh semua kuman untuk pertumbuhannya.
Faktor-faktor pertumbuhan ini misalnya vitamin, asam amino, purin dan pirimidin.
Enzim-enzim esensial yang diperlukan dalam sintesis dan pemanfaatan faktor-faktor ini
dapat dihambat oleh substansi-substansi yang struktural mirip dengan metabolit-metabolit
tersebut. Penghambat-penghambat ini disebut anti-
metabolit.http://mawarmawar.wordpress.com/2009/02/27/antibiotik/
Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada
jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda mati. Desinfektan dapat pula
digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung dari toksisitasnya.
Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan alat-alat tersebut dari debris
organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat menghambat proses disinfeksi. (2)
Aldehid
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada kedokteran gigi, baik
tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid merupakan desinfektan yang kuat.
Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas dalam bidang
kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya 0,4% larutan pada detergen
digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2% klorheksidin glukonat pada larutan air
digunakan sebagai bahan antiplak (Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2%
digunakan sebagai desinfeksi geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+)
maupun Gram(-). Efektivitasnya pada rongga mulut terutama disebabkan oleh
absorpsinya pada hidroksiapatit dan salivary mucus.
Senyawa halogen
Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion halide. Walaupun
murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam dan cepat diinaktifkan
oleh bahan organik (misalnya Chloros, Domestos, dan Betadine).
Fenol
Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk membersihkan alat
yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organik. Zat ini bersifat
virusidal dan sporosidal yang lemah. Namun karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh
oleh zat ini, banyak digunakan di rumah sakit dan laboratorium.
Klorsilenol
Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan sebagai
antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya terbatas
sebagai desinfektan (misalnya Dettol). http://www.pdgi-online.com/v2/index.php?
option=com_content&task=view&id=577&Itemid=72&limit=1&limitstart=2