Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN

MANAJEMEN NYERI POST OPERASI


DILANTAI 4F RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA

Proposal Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Keperawatan Medikal Bedah Program Profesi

Disusun Oleh:
ADITYA 211180
DESI RATNA SARI 211180
NURUL SETIYOWATI 21218157
ELISABETH BR.LUBIS 21218144
NAMAN 212181
SAYEKTI 2111

PROGRAM STUDI S1 PROFESI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya penulisan dan penyusunan proposal yang berjudul “MANAJEMEN
NYERI POST OPERASI dilantai 4F Rumah Sakit Pusat Pertamina” dapat
terselesaikan.
Proposal ini merupakan salah satu tugas mata ajar Keperawatan Medikal Bedah
dalam Program Studi Pendidikan Profesi (Ners) di STIKes PERTAMEDIKA. Tak
lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada:
1. Ibu Diana Rhismawati, M.Kep,Sp.KMB selaku pembimbing dalam pembuatan
proposal Pendidikan Kesehatan Keperawatan Medikal Bedah, yang telah
membimbing dan mengarahkan kelompok dalam menyelesaikan proposal ini.
2. Ibu ..........................................selaku kepala ruangan yang telah memberikan
arahan serta mengizinkan kami untuk dapat memberikan pendidikan kesehatan
mengenai managemen nyeri post operasi di lantai 4F RSPP.
3. Keluarga pasien di lantai 4F RSPP yang telah berpartisipasi.
4. Teman-teman yang sudah bersedia membantu.
5. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak
membantu dalam pembuatan proposal ini.

Proposal ini diharapkan dapat menambah, memperluas, dan memperkaya


pengetahuan kleuarga pasien tentang bagaimana menerapkan manajemen nyeri post
operasi di rumah sakit maupun di rumah. Penulis menyadari dalam pembuatan
proposal ini masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis berterima kasih bila
terdapat masukan yang konstruktif sebagai perbaikan proposal berikutnya.
Jakarta,

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Tujuan ....................................................................................................... 2
C. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ............................................................... 3
D. Sasaran ...................................................................................................... 3
E. Metode ...................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................................... 4
A. Definisi ..................................................................................................... 4
B. Etiologi .................................................... Error! Bookmark not defined.
C. Manfaat .................................................... Error! Bookmark not defined.
D. Mekanisme Manajemen Nyeri ................ Error! Bookmark not defined.
F. Cara Melakukan Manajemen Nyeri ........ Error! Bookmark not defined.
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 10
A. Kesimpulan ............................................................................................. 10
B. Saran ........................................................ Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Kebutuhan rasa nyaman adalah suatu keadaan yang membuat seseorang
merasa nyaman, terlindung dari ancaman psikologis, bebas dari rasa
sakit terutama nyeri (Purwanto dalam Karendehi, 2015). Nyeri adalah
sensasi yang sangat tidak menyenangkan dan sangat individual yang
tidak dapat dibagi dengan orang lain. Nyeri dapat memenuhi seluruh
pikiran seseorang dan mengubah kehidupan orang tersebut. Nyeri adalah
konsep yang sulit dikomunikasikan oleh klien (Berman, 2009).

Dari segi waktu berjalannya penyakit, nyeri dapat tergolong menjadi dua
yaitu nyeri akut dan nyeri kronik. Keduanya memiliki karakteristik yang
berbeda sehingga membuat terapi untuk kedua jenis nyeri tersebut dapat
dibedakan. Nyeri akut merupakan nyeri yang berlangsung dari beberapa
detik hingga kurang dari enam bulan biasanya dengan awitan tiba-tiba dan
umumnya berkaitan dengan cidera fisik dimana nyeri akut
mengindikasikan adannya kerusakan atau cidera telah terjadi dan tidak
ada penyakit sistemik, biasanya menurun sejalan dengan terjadinya nyeri
sedangkan nyeri kronis dapat berlangsung enam bulan atau lebih lama tanpa
diketahui penyebabnya dan mempengaruhi aktivitas normal pasien sehari-
hari. Nyeri kronis dapat terjadi tanpa trauma yang mendahului, dan
seringkali tidak dapat ditentukan adanya gangguan sistem yang mendasari
bahkan setelah dilakukannya observasi dalam jangka waktu yang lama.
Penilaian nyeri merupakan hal yang penting untuk mengetahui intensitas
dan menentukan terapi yang efektif. Intensitas nyeri sebaiknya harus dinilai
sedini mungkin dan sangat diperlukan komunikasi yang baik dengan pasien.

Rasa nyeri akan disertai respon stres yang antara lain berupa meningkatnya
rasa cemas, denyut jantung, tekanan darah, dan frekuensi napas. Nyeri yang
berlanjut atau tidak ditangani secara adekuat, memicu respon stres yang

1
berkepanjangan, yang akan menurunkan daya tahan tubuh dengan
menurunkan fungsi imun, mempercepat kerusakan jaringan, laju
metabolisme, pembekuan darah dan retensi cairan, sehingga akhirnya akan
memperburuk kualitas kesehatan (Hartwig & Wilson, 2006). Oleh karena
itu, penatalaksaan nyeri yang tepat dibutuhkan untuk menekan rasa nyeri dan
mencegah berbagai dampak negatif yang ditimbulkannya.

Penatalaksanaan untuk nyeri dapat dibedakan menjadi dua yaitu secara


farmakologis dan non farmakologis. Salah satu tindakan non farmakologis
adalah dengan memanajemenkan nyeri dengan sebaik-baiknya agar nyeri
dapat teratasi dan menghambat rasa sakit tersebut. Perawat dapat melakukan
upaya intensif untuk mengelola rasa nyeri tersebut. Sehingga rasa nyeri yang
menyertai tindakan medis, tindakan keperawatan, ataupun prosedur
diagnostik pada pasien dapat diminimalkan atau dilakukan tindak lanjut yang
teratur. Nyeri yang dirasakan oleh paien dikelola dengan melakaukan
pemantauan secara kontinyu dan terencana. Manajemen nyeri ini menjadi
salah satu elemen penilaian yang dipersyaratkan untuk dipenuhi pihak rumah
sakit.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, kelompok ingin memberikan
sebuah pendidikan kesehatan mengenai manajemen nyeri untuk mengurangi
rasa nyeri post operasi.

B. Tujuan
1. TujuanUmum
Setelah mengikuti proses pendidikan kesehatan tentang manajemen nyeri
selama ±30 menit, diharapkan klien dan keluarga mengerti mengenai
manajemen nyeri untuk mengurangi rasa nyeri.

2. TujuanKhusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, pasien dan keluarga diharapkan
mampu:

2
a. Memiliki pengetahuan mengenai manajemen nyeri pada berbagai
kondisi
b. Mampu menjelaskan pengertian nyeri
c. Menyebutkan tujuan manajemen nyeri non pharmakologis
d. Menyebutkan cara-cara sederhana mengatasi nyeri
e. Mendemostrasikan cara-cara mengatasi nyeri

C. TempatdanWaktuPelaksanaan
Tempat : Lantai 4F Rumah Sakit Pusat Pertamina
Waktu : 4 April 2019 jam 10:00 WIB – 10.30

D. Sasaran
Pasien dan keluarga di ruang rawat lantai 4F.

E. Metode
Ceramah, diskusi, mempraktekan atau mengajarkan ke pasien dan tanya
jawab.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno management, yang
memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Mendefinisikan
manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang
lain. Manajemen nyeri suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan, yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang nayat atau
berpotensi untuk menimbulkan kerusakan jaringan, pada orang lain ataupun
diri sendiri.
International Society for the Study of Pain mendefinisikan nyeri sebagai
suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait
dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial atau digambarkan
sebagai kerusakan itu sendiri (Gonce P, Fontaine D, Hudak C, Gallo B, 2012).
Nyeri juga merupakan mekanisme protektif bagi tubuh, yang timbul
bila jaringan rusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk
menghilangkan rasa nyeri tersebut. Nyeri merupakan pengalaman
sensoris dan emosional yang tidak menyen agkan yang dihubungkan
dengan kerusakan jaringan yang telah atau akan terjadi yang
digambarkan dengan kata-kata kerusakan jaringan (T o r r a n c e ,
2 0 0 1 ) . Pelaksanaan manajemen nyeri nonfarmakologi dengan bantuan
keluarga cukup efektif dalam meningkatkan intervensi masalah nyeri.
Pelibatan keluarga juga efektif dalam melakukakan intervensi mengatasi
masalah nyeri yang di observasi oleh perawat. Sebagian besar keluarga
melakukan lebih dari 50% ceklist tindakan intervensi manajemen nyeri yang
diberikan perawat (Reni Ilmiasih, 2009).
B. Etiologi atau Faktor Risiko
1. Trauma
a. Mekanik yaitu rasa nyeri timbul akibat ujung-ujung saraf bebas
mengalami kerusakan misalnya : benturan, gesekan, luka dan lain-
lain
b. Thermis yaitu nyeri timbul karena ujung saraf reseptor mendapat
rangsangan akibat panas, dingin misal karena api dan air
c. Khemis
d. Timbul karena kontak dengan zat kimia yang bersifat asam atau basa
yang kuat
e. Elektik
f. Timbul karena pengaruh aliran listrik yang kuat mengenai reseptor
rasa nyeri yang menimbulkan kekejangan otot dan luka bakar.
2. Neoplasma
a. Jinak
b. Ganas
3. Peradangan
Nyeri terjadi karena kerusakan ujung-ujung syaraf reseptor akibat adanya
peradangan atau terjepit oleh pembengkakan misalnya abses
4. Gangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh darah
5. Trauma psikologis

C. Manfaat Manajemen Nyeri


1. Menurunkan nyeri
2. Menolong individu untuk melupakan nyeri
3. Meningkatkan periode istirahat dan tidur
4. Meningkatkan keefektifan terapi nyeri lain
5. Menurunkan perasaan tak berdaya dan depresi yang timbul akibat nyeri

D. Sifat-sifat Nyeri
1. Nyeri melelahkan dan membutuhkan banyak energi
2. Nyeri bersifat subjektif dan individual
3. Nyeri tidak dapat dinilai secara objektif seperti sinar X atau lab darah
4. Perawat hanya dapat mengkaji nyeri paisen dengan melihat perubahan
fisiologis tingkah laku dari pernyataan klien
5. Hanya klien yang tau kapan nyeri timbul dan sperti apa rasanya
6. Nyeri merupakan mekanisme pertahanan fisiologis
7. Nyeri merupakan tanda adanaya kerusakan jaringan
8. Nyeri mengawali ketidakmampuan
9. Persepsi yang salah megenai nyeri menyebabkan manajemen nyeri

E. Mekanisme Manajemen Nyeri atau Pengontrolan Nyeri


Terdapat beberapa teori yang berusaha menggambarkan bagaimana
nosireseptor dapat menghasilkan rangsang nyeri. Sampai saat ini dikenal
berbagai teori yang mencoba menjelaskan bagaimana nyeri dapat timbul,
namun teori gerbang kendali nyeri dianggap paling relevan (Tamsuri, 2009).

Teori gate control dari Melzack dan Wall (2009) mengusulkan bahwa impuls
nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang
sistem saraf pusat. Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat
sebuah pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan tertutup.
Upaya menutup pertahanan tersebut merupakan dasar teori menghilangkan
nyeri.

Suatu keseimbangan aktivitas dari neuron sensori dan serabut kontrol desenden
dari otak mengatur proses pertahanan. Neuron delta-A dan C melepaskan
substansi C melepaskan substansi P untuk mentranmisi impuls melalui
mekanisme pertahanan. Selain itu, terdapat mekanoreseptor, neuron beta-A
yang lebih tebal, yang lebih cepat melepaskan neurotransmiter penghambat.
Apabila masukan masukan yang dominan berasal dari serabut beta-A, maka
akan menutup mekanisme pertahanan.

Diyakini mekanisme penutupan ini dapat terlihat saat seorang perawat


menggosok punggung klien dengan lembut. Pesan yang dihasilkan akan
menstimulasi mekanoreseptor, apabila masukan yang dominan berasal dari
serabut delta A dan serabut C, maka akan membuka pertahanan tersebut dan
klien mempersepsian sensasi nyeri. Bahkan jika impuls nyeri dihantarkan ke
otak, terdapat pusat kortek yang lebih tinggi di otak yang memodifikasi nyeri.
Alur saraf desenden melepaskan opiat endogen, seperti endorfin dan dinorfin,
suatu pembunuh nyeri alami yang berasal dari tubuh.

Neuromedulator ini menutup mekanisme pertahanan dengan menghambat


pelepasan substansi P. Tehnik distraksi, konseling dan pemberian plasebo
merupakan upaya untuk melepaskan endofrin (Potter, 2010)

F. Cara Melakukan Manajemen Nyeri


Dalam manajemen nyeri, terdapat empat teknik yang bisa digunakan, antara lain
a. Stimulas kutaneus/ kulit
Merupakan teknik reduksi nyeri dengan melakukan stimulasi pada kulit
untuk menghilangkan nyeri. Beberapa teknik untuk stimulasi kulit antara
lain :
 Kompres dingin.
Kompres dingin dapat memperlambat impuls-impuls motorik menuju
otot-otot pada area yang terasa nyeri
 Analgetic ointments/ balsem analgetik.
 Balsem analgetika yang berisi menthol dapat membebaskan nyeri.
Balsem ini dapat menyebabkan rasa hangat pada kulit yang
berlangsung beberapa jam.
 Counter iritan, seperti plester hangat
 Contralateral stimulation, yaitu massage kulit pada area yang
berlawanan dengan area nyeri

b. Distraksi
Merupakan teknik reduksi nyeri dengan mengalihkan perhatian kepada hal
lain sehingga kesadaran terhadap nyerinya berkurang. Sebagai contoh,
pasien yang sudah selesai mengalami operasi mungkin tidak akan nyeri
ketika melihat pertandingan sepakbola di televisi. Cara bagaimana distraksi
dapat mengurangi nyeri dapat dijelaskan melalui teori "Gate Control". Pada
spinacord, sel-sel reseptor yang menerima stimuli nyeri periferal dihambat
oleh stimuli sari serabut syaraf yang lain. Karena pesan-pesan nyeri menjadi
lebih lambat daripada pesan-pesan diversional, maka pintu spinal cord yang
mengontrol jumlah input ke otak menutup dan pasien merasa nyerinya
berkurang. Teknik distraksi dapat dilakukan diantaranya dengan cara :
 Nafas dalam lambat dan berirama
 Rhythmic singing and tapping
 Active listening
 Guided imagery (kekuatan imajinasi klien bisa dengan mendengarkan
musik yang lembut)

c. Anticipatory Guidance
Merupakan teknik reduksi yang dilakukan oleh perawat dengan cara
memberikan informasi yang dapat mencegah terjadinya missed interpretasi
dari kejadian yang dapat menimbulkan nyeri dan membantu pemahaman
apa yang diharapkan. Informasi yang diberikan kepada klien diantaranya :
 Penyebab nyeri
 Proses terjadinya nyeri
 Lama dan kualitas nyeri
 Berat-ringannya nyeri
 Lokasi nyeri
 Informasi tentang keamanan yang akan diberikan kepada klien
 Metode digunakan perawat pada klien untuk mengurangi nyeri
 Hal-hal yang diharapkan klien selama prosedur

d. Relaksasi
Merupakan teknik relaksasi terutama efektif untuk nyeri kronik. Ada 3 hal
yang perlu diperhatikan dalam teknik relaksasi yaitu : posisi yang tepat,
pikiran beristirahat, serta lingkungan yang tenang. Posisi klien diatur
senyaman mungkin dengan semua bagian tubuh disokong ( misalkan bantal
menyokong leher ) persendian diluruskan, serta otot-otot tidak tertarik.
Untuk menenangkan pikiran klien, klien dianjurkan pelan-pelan
memandang sekitarnya misalnya memandang atap turun ke dinding.
Steward ( 1979:959 ) menjelaskan teknik relaksasi sebagai berikut :
 Pasien menarik nafs dalam dan mengisi paru-paru dengan udara.
Perlahan-lahan udara dihembuskan sambil membiarkan tubuh
menjadi kendor dan merasakan betapa nyamannya hal itu.
 Pasien bernafas beberapa kali dengan irama normal.
 Pasien menarik nafas dalam lagi dan menghembuskan pelan-pelan
serta membiarkan hanya kaki dan telapak kaki yang kendor.
 Perawat menganjurkan pasien untuk mengkonsentrasikan pikiran
pasien pada kakiya yang terasa ringan dan hangat.
 Pasien mengulang langkah 4 dan mengkonsentrasikan pikiran pada
lengan, perut, punggung dan kelompok otot-otot yang lain.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Manajemen Nyeri mempunyai fungsi menenangkan pikiran dan katarsis
emosi, serta dapat merilekskan pikiran sehingga menjadi lebih tenang dan
mengurangi rasa nyeri yang ada pada klien. Selain itu pengontrolan nyeri
dapat berfungsi untuk mengatur hormon-hormon yang berhubungan dengan
stres antara lain Adenocorticotropin Hormon (ACTH), prolaktin, dan hormon
pertumbuhan serta dapat meningkatkan kadar endorfin sehingga dapat
mengurangi nyeri.

B. SARAN
Diharpakan managemen nyeri dapat dilakaukan setiap saat atau diterapkan di
rumah sakit agar dapat menguragi rasa nyeri yang hebat dan menimbulkan
rasa kecemasan terhadap klien.
DAFTAR PUSTAKA

Berman A.(2009). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Kozier & Erb.Jakarta:
EGC.

Djohan.(2009). Psikologi Musik. Yogyakarta: Galang Press.

Hartwig, Mary S., Wilson, Lorraine M. (2006). Nyeri. Dalam : Price, Sylvia A.,

Wilson, Lorraine M., eds. Patqfisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.Vol


1. Edisi 6. Jakarta: EGC.

Musbikin, I. (2009). Kehebatan musik untuk mengasah kecerdasan anak.


Jogjakarta: Power Books (IHDINA).

Prasetyo, SN. (2010). Konsep dan proses keperawatan nyeri. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
https://www.academia.edu/19388638/Manajemen_Nyeri
LAMPIRAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PERTAMEDIKA
(STIKes PERTAMEDIKA)
Program Profesi SI Keperawatan

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Studi : Keperawatan Medikal Bedah


Pokok Bahasan : Manajemen Nyeri
Sub Pokok Bahasan :
a. Pengertian manajemen nyeri
b. Etiologi nyeri
c. Manfaat manajmen nyeri
d. Mekanisme manajemen nyeri
e. Cara melakukan manajmen nyeri
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
Hari / Tanggal : Kamis, 4 April 2019
Waktu : Pukul 10.00 WIB – 10.30
Tempat : Lantai 4F Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP)

A. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan tentang manajemen nyeri
selama ± 30 menit, diharapkan klien dan keluarga mengerti mengenai
mamajemen nyeri serta dapat menurunkan intensitas nyeri terkait setelah
pemberian manajemen nyeri.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus


1. Kognitif
Klien dan keluarga dapat memahami pengertian, manfaat, mekanisme dan
langkah-langkah manajemen nyeri .
Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Pasien Dan Waktu
Keluarga
1. Pendahuluan
a. Memberikan salam sesuai waktu
a. Menjawab salam. 5 menit
pengajaran.
b. Melakukan pengenalan, dengan
b. Meperhatikan.
cara menyebutkan nama
pengajar dan berdinas dimana,
c. Melakukan pengenalan peserta, c. Mengangkat tangan

dengan cara mengabsen peserta saat namanya dipanggil.

satu persatu. d. Memperhatikan.

d. Melakukan kontrak waktu. e. Memperhatikan.

e. Memberitahukan tata tertib


(ketentuan diskusi).

2. Kegiatan Inti
a. Menjelaskan pengertian
a. Memperhatikan. 20 menit
manajemen nyeri.
b. Menjelaskan tentang etiologi
b. Memperhatikan.
nyeri.
c. Menjelaskan tentang manfaat
c. Memperhatikan.
manajemen nyeri
d. Menjelaskan tentang
d. Memperhatikan
mekanisme manajemen nyeri.
e. Mendemonstrasikan langkah-
e. Memperhatikan dan
langkah manajemen nyeri.
ikut
mendemonstrasikan.

3. Penutup
a. Memberikan kesempatan klien
a. Mengangkat tangan 5 menit
dan keluarga untuk beranya.
sebelum bertanya lalu
mengungkapkan
pertanyaan.
b. Memberikan pertanyaan lisan b. Menjawab pertanyaan.
mengenai materi yang sudah
diajarkan.
Pertanyaannya sebagai berikut:
1) Apa manajemen nyeri?
2) Apa etiologi nyeri?
3) Apa mamfaat manajemen
nyeri?
4) Bagaimana mekanisme
manajemen nyeri?
5) Bagaimana cara mengontrol
atau memanajemen nyeri?
c. Membuat kesimpulan mengenai c. Memperhatikan.
materi yang sudah diajarkan.

2. Afektif
Klien dan keluarga dapat menunjukan pemahaman mengenai manajemen
nyeri. Seperti klien dan keluarga dapat mengulang kembali pembelajaran
yang telah diajarkan terait manajemen nyeri.
3. Psikomotor
Keluarga dan klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol atau
manajemen nyeri dengan media seperti: leaflet dan metode mempraktikan

C. Materi Pelajaran
1. Mengenal manajemen nyeri dalam menurunkan nyeri (seperi: pengertian
manajemen nyeri, etiologi atau penyebab, manfaat manajemen nyeri, dan
mekanisme manajemen nyeri dalam menurunkan nyeri).
2. Mendemonstrasikan cara mengonrtol atau manajmen nyeri dengan
mengikuti cara-cara melakukan manajemen.

D. Kegiatan Belajar Mengajar


E. Metode
Ceramah,diskusi, memutarkan musik, dan tanya jawab.

F. Media Alat dan Sumber


Leaflet, speaker, laptop, infocus, ice gel, analgetic oitment, counter
oitment/plester hangat, massage oil, classical music.

G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a. Materi yang akan disampaikan sudah siap satu hari sebelum penyuluhan.
b. Dapat memimpin acara dan menjawab pertanyaan sesuai tugas masing-
masing.
2. Evaluasi Proses
a. Klien dan keluarga memperhatikan saat diberikan pendidikan kesehatan.
b. Klien dan keluarga aktif bertanya.
c. Klien dan keluarga mampu mengulangi materi yang disampaikan penyaji.
d. Klien dan keluarga mengikuti acara pendidikan kesehatan terkait terapi
music untuk menurukan nyeri dari awal sampai akhir.
3. Evaluasi Hasil
Klien dan keluarga mampu menjawab pertanyaan:
a. > 80% : Berhasil.
b. 50-80 % : Cukup.
c. < 50 % : Kurang Berhasil.

Anda mungkin juga menyukai

  • Just Note
    Just Note
    Dokumen1 halaman
    Just Note
    Uul Setya
    Belum ada peringkat
  • Untukmu
    Untukmu
    Dokumen1 halaman
    Untukmu
    Uul Setya
    Belum ada peringkat
  • Ebn Gerontik
    Ebn Gerontik
    Dokumen8 halaman
    Ebn Gerontik
    Uul Setya
    Belum ada peringkat
  • Hatiku
    Hatiku
    Dokumen1 halaman
    Hatiku
    Uul Setya
    Belum ada peringkat
  • Hernia Nucleus Pulposus
    Hernia Nucleus Pulposus
    Dokumen18 halaman
    Hernia Nucleus Pulposus
    Uul Setya
    100% (1)
  • Ebn Gerontik
    Ebn Gerontik
    Dokumen8 halaman
    Ebn Gerontik
    Uul Setya
    Belum ada peringkat
  • Final
    Final
    Dokumen20 halaman
    Final
    Uul Setya
    Belum ada peringkat
  • Final
    Final
    Dokumen16 halaman
    Final
    Uul Setya
    Belum ada peringkat
  • Final
    Final
    Dokumen16 halaman
    Final
    Uul Setya
    Belum ada peringkat
  • DRK PSA Final
    DRK PSA Final
    Dokumen6 halaman
    DRK PSA Final
    Uul Setya
    Belum ada peringkat
  • DRK
    DRK
    Dokumen8 halaman
    DRK
    Uul Setya
    Belum ada peringkat